kualifikasi water system

30
i LAPORAN TUGAS KHUSUS PELATIHAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. OTSUKA INDONESIA (PERSERO) Tbk, Jl Sumber Waras No 25 Lawang, Malang ( Periode 1 April - 30 April 2013 ) Kualifikasi Operational Pengolahan Air ( Operational Qualification Water System ) Disusun Oleh : Andi Junaidi, S.Farm 1241012062) UNAND Henry Himawan, S.Farm (KI00121744) UMS Zulpakor Oktoba, S.Si (12340126) ISTN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER MALANG 2013

Upload: setiahendry

Post on 22-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

water system

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN TUGAS KHUSUS

    PELATIHAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

    DI PT. OTSUKA INDONESIA (PERSERO) Tbk,

    Jl Sumber Waras No 25 Lawang, Malang

    ( Periode 1 April - 30 April 2013 )

    Kualifikasi Operational Pengolahan Air

    ( Operational Qualification Water System )

    Disusun Oleh :

    Andi Junaidi, S.Farm 1241012062) UNAND

    Henry Himawan, S.Farm (KI00121744) UMS

    Zulpakor Oktoba, S.Si (12340126) ISTN (12340126)

    PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

    MALANG

    2013

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas anugrah dan

    karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Khusus

    Pelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PPKPA) di PT. Otsuka Indonesia

    (Persero) Tbk dengan judul Kualifikasi Operasional Pengolahan Air dengan

    baik dan lancer tepat pada waktunya.

    PPKPA ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk

    memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker agar setiap

    calon Apoteker mendapatkan pengetahuan dan gambaran yang jelas mengenai

    industri farmasi yang merupakan salah satu tempat pengabdian profesi Apoteker.

    Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para

    staf QA Sie Kualifikasi, Kalibrasi, dan Validasi yang telah meluangkan waktu

    untuk memberikan bimbingan dan dukungan moril serta saran selama pelaksanaan

    penyusunan laporan tugas khusus ini.

    Dengan segala kerendahan hati, kami sadari bahwa laporan tugas khusus

    ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diperlukan kritik dan saran dari

    pembaca yang membangun demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

    dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dunia kefarmasian.

    Lawang , Juni 2013

    Tim Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN

    I.A Latar Belakang ................................................................................................ 1

    I.B Tujuan ............................................................................................................ 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    II.A Kualifikasi Operasional ................................................................................ 4

    II.B Water System .................................................................................................. 5

    II.C Water System di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk ................................ 8

    II.D Tanggung Jawab Pelaksanaan Kualifikasi Operasional ............................... 14

    II.E. Standar Kualitas Air ...................................................................................... 15

    II.F Analisa Air ...................................................................................................... 16

    BAB III METODOLOGI

    III.A Waktu & Tempat Observasi/Pengumpulan Data ........................................ 20

    III.B Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 20

    BAB IV HASIL DATA PENGAMATAN ................................................................. 21

    BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 22

    BAB VI KESIMPULAN & SARAN

    V.A Simpulan........................................................................................................ 24

    V.B Saran-Saran ................................................................................................... 24

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25

    Lampiran ......................................................................................................................... 26

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Tahapan Operasional Pada Penukar Ion ...................................................... 11

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Proses Pretreatment ........................................................................................ 8

    Tabel 2. Proses Pemurnian (Purefication) .................................................................... 10

    Tabel 3. Proses Distribusi ............................................................................................. 14

    Tabel 4. Standar Air ....................................................................................................... 15

    Tabel 5. Syarat Purified water ...................................................................................... 16

    Tabel 6. Parameter Uji Kimia ........................................................................................ 18

    Tabel 7. Parameter Uji Kimia di User point ................................................................. 19

    Tabel 8. Parameter Uji Mikrobiologi ............................................................................ 19

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.A Latar Belakang

    Air banyak terdapat di alam dan dua pertiga dunia kita terdiri atas air.

    Meskipun demikian, air murni tidak pernah terdapat di alam dan yang relatif agak

    murni adalah air hujan. Air hujan mengandung gas-gas yang terlarut sewaktu ia

    jatuh dari langit. Air alam lainnya seperti air sungai, mengandung zat-zat terlarut

    yang jumlah dan macamnya tergantung dari pada keadaan lingkungan

    disekitarnya.

    Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan

    langsung atau tak langsung. Penggunaan air di industri biasanya untuk

    mendukung beberapa sistem, antara lain :

    Sistem pembangkit uap (boiler)

    Sistem pendingin

    Sistem pemroses (air proses)

    Sistem pemadam kebakaran

    Sistem air minum

    Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam industri berbeda-beda

    tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut. Air yang berasal dari alam

    pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga harus

    menjalani proses pengolahan lebih dahulu.

    Secara umum masing-masing pengolahan dapat diterangkan sebagai

    berikut :

    a. Pengolahan Eksternal

    Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan air yang bertujuan

    untuk mengurangi atau menghilangkan impurities. Jenis-jenis proses

    pengolahan eksternal ini antara lain :

  • 2

    Sedimentasi

    Filtrasi

    Pelunakan (softening)

    Deionisasi (Demineralization)

    Deaerasi

    b. Pengolahan Internal

    Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan pada titik

    penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan (conditioning) air kepada

    kriteria kondisi sistem dimana air tersebut akan digunakan. Usaha untuk

    mencapai tujuan pengolahan internal dilakukan dengan penambahan berbagai

    bahan kimia ke dalam air yang diolah. Bahan bahan kimia tersebut, akan bereaksi

    dengan impurities sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam penggunaan air

    tersebut.

    Didalam Industri farmasi, air merupakan kebutuhan penting dalam proses

    produksi dan kegiatan lain. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang

    secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan

    kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut

    dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih

    industri, setiap industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan

    kebutuhan industri. Karena setiap proses industri maupun segala aktivitas

    membutuhkan air sebagai bahan baku utama atau bahan penolong. Kontinuitas

    kualitas air yang dihasilkan oleh sistim pengolahan air di industri farmasi menjadi

    hal yang wajib dilakukan untuk menjamin produk obat yang dihasilkan sesuai

    dengan standar yang berlaku secara terus menerus. Oleh karena itu perlu dibuat

    protokol kualifikasi operasional atau kajian tentang pengolahan air di PT. Otsuka

    Indonesia (Persero) Tbk.

    I.B Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan tugas khusus tentang kualifikasi

    operasional/Operational Qualification (OQ) water system adalah :

  • 3

    1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai

    segala aspek pengolahan air di industri farmasi khususnya di PT.

    Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, sesuai dengan yang dipersyaratkan.

    2. Memahami dan mengetahui proses penyusuan protokol kualifikasi

    operasinal Water system di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk,

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.A Kualifikasi

    Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas

    atau sistem yang digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai

    dengan kriteria yang diinginkan dan konsisten.

    Validasi/kualifikasi mesin,

    peralatan produksi dan sarana penunjang terdiri dari 4 tingkatan, yaitu:

    a. Kualifikasi Rancangan (Design Qualification)

    Kualifikasi rancangan adalah unsur pertama dalam melakukan validasi

    terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Tujuannya adalah untuk

    menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan atau

    bangunan yang akan dipasang atau dibangun sesuai dengan ketentuan

    atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku.

    Kualifikasi ini dilakukan sebelum instalasi (pemasangan) alat/mesin/

    prasarana produksi.

    b. Kualifikasi Instalasi (Installation Qualification)

    Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem

    atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera

    pada dokumen pembelian, manual alat yang bersangkutan dan

    pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah

    ditetapkan. Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi

    (pemasangan baru), modifikasi atau pemindahan alat yang bersangkutan.

    c. Kualifikasi Operasional (Operational Qualification)

    Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem

    atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai

    dengan spesifikasi yang diinginkan. Kualifikasi operasional dilakukan

  • 5

    setelah kualifikasi instalasi (pemasangan baru), modifikasi atau

    pemindahan alat yang bersangkutan.

    d. Kualifikasi Kinerja (Performance Qualification)

    Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem

    atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja sesuai dengan spesifikasi

    yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai dengan tujuan

    penggunaan.

    Kualifikasi alat bertujuan untuk mendokumentasikan bahwa peralatan

    yang dikualifikasi dapat beroperasi pada batas operasional yang ditetapkan dan

    bekerja dengan hasil yang konsisten serta memenuhi persyaratan yang telah

    ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan kualifikasi dari suatu peralatan sangat

    penting untuk menunjang proses pembuatan obat yang baik agar sesuai dengan

    pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

    PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, senantiasa selalu melakukan

    serangkaian kegiatan kalibrasi, kualifikasi dan validasi pada setiap aspek penting

    dalam pembuatan obat salah satunya berupa kualifikasi peralatan yang pada

    akhirnya akan tercapai dan terjaga mutu yang tinggi dari setiap produk yang

    dihasilkan. Sebelum pelaksanaan kualifikasi, harus disusun protokol kualifikasi

    sebagai dokumen kualifikasi yang berfungsi sebagai panduan pelaksanaan

    validasi. Verifikasi installation qualification dan operation qualification juga

    diperlukan sebagai dasar dilakukannya kualifikasi lanjutan untuk melihat kinerja

    (performance) dari alat.

    II.B Water System

    Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-GMP.

    Hal tersebut disebabkan air merupakan bahan baku dalam jumlah besar, terutama

    untuk sediaan sirup obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain. Bila tercemar,

    beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien). Tujuan dari sistem pengolahan air

    untuk produksi adalah menghilangkan cemaran sesuai dengan standar kualitas air

  • 6

    yang telah ditetapkan. Dalam pengolahan air dilakukan pengelompokan jenis-jenis

    air antara lain:

    Raw water

    Air baku atau raw water adalah air yang dapat diperoleh dari lingkungan,

    seperti air hujan, air sungai, air danau, air laut yang perlu dilakukan

    pengolahan sebelumnya (pemurnian) sebelum dikonsumsi atau di gunakan

    untuk keperluan industri. Karena air merupakan solvent universal dan

    praktis hampir semua zat dapat dikatakan larut (dalam kadar tertentu) di

    dalamnya. Dengan sifatnya ini, air akan mudah terkontaminasi oleh

    senyawa lain.

    Apapun sumber yang akan digunakan sebagai sumber air industri, maka

    air baku perlu dikondisikan dengan mengolah terlebih dahulu melalui

    water treatment yang memadai. Raw water digunakan untuk pemadam

    kebakaran, menyiram tanaman, dan lain-lain. Dengan pembuatan dari air

    sumur, air PDAM, dan lain-lain.

    Potable Water

    Portable water digunakan untuk mencuci pakaian, cuci alat non-steril,

    pembersihan ruangan, cuci tangan, kamar mandi, dan lain-lain. Metode

    pembuatan air jenis ini yaitu dengan cara mengolah raw water dengan iron

    removal, sand filter, chlorinasi, carbon filter.

    Drinking Water

    Air yang sehari hari kita minum dan berasal dari sumber alam yang

    tersedia seperti air sungai, danau, payau, tanah, dan laut. Treatment yang

    dilakukan seperti softening (penghilangan kesadahan/zat Calsium dan

    Magnesium dihilangkan), penghilangan ion (ion spesifik yang dihilangkan

    seperti bebas klorin), reduksi partikel (reduksi jumlah partikel dan ukuran

    partikel yang tidak sesuai seperti lumpur, pasir), dan treatment

    antimikroba (penghilangan mikroba biasanya dengan pemanasan ataupun

    UV panjang gelombang 365).

  • 7

    Purified Water

    Air dengan spesifikasi purified water digunakan untuk cuci akhir

    kontainer, produksi sirup/tablet/coating, dan lain-lain. Pembuatannya

    dilakukan dengan mengolah potable water dengan Deionisasi yang

    dilanjutkan dengan filtrasi pada ukuran 3, 1 kemudian 0,2. Setelah

    disaring dilanjutkan dengan penyinaran UV untuk membunuh bakteri.

    Dalam skala pembuatan air jenis ini, ada istilah Reverse Osmosis yaitu

    potable water melewati pori-pori dengan diameter mikrometer.

    Highly purified water

    Sama halnya purified water, air jenis ini juga hendaknya disiapkan dari

    sumber air yang dapat diminum. Highly purified water ini ditemukan

    hanya di Pharmacope Eropa (European pharmacopoeia) karena

    spesifikasinya yang unik. grade airnya harus sama dengan standar kualitas

    dari water for injections (WFI) termasuk limit for endotoxins, tetapi beda

    dalam hal pengolahannya (water-treatment methode), yakni tidak

    menggunakan destilasi. HPW (highly Purified Water) biasanya disiapkan

    menggunakan kombinasi dari berbagai metode seperti RO (Reversed

    osmosis), Ultrafiltrasi, dan Deionisasi. -Nb: mengenai RO akan dibahas

    lebih lanjut ditulisan berikutnya.

    Water for Injection

    Water For Injections merupakan air yang digunakan untuk produksi

    sediaan injeksi. Dengan demikian, syaratnya sangat ketat. Water for

    Injection bukanlah air steril dan bukan final dosage form. WFI merupakan

    produk ruah intermediet (intermediate bulk product). Di dalam

    pharmacopoeial WPU, Water For Injection merupakan kualitas paling

    tinggi dari jenis airair lainnya untuk industri farmasi. Cara/teknik

    pemurnian termasuk bagian dari spesifikasi dari WFI. International

    pharmacopoeia dan European Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi

    sebagai tahap final purifikasi. (Bebas pirogen, bebas endotoksin, bebas

    mikroba, bebas kandungan kimia, dan bebas partikel, serta menggunakan

    destilasi sebagai tahap akhir pemurnian). Spesifikasi air jenis ini

  • 8

    difungsikan dalam pencucian akhir kontainer sterile, cuci vial/ampul,

    produksi steril, dan laboratorium.

    II.C Water System di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk,

    Pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, diklasifikasikan

    menjadi 3 proses yaitu sebagai berikut :

    Pretreatment

    Pemurnian (Purefication)

    Distribution

    a. Pretreatment

    Merupakan tahap paling awal dalam pengolahan air di PT. Otsuka

    Indonesia (Persero) Tbk, dimana raw water atau air baku di ambil dari

    sumber air waras lawang dengan kedalaman 100-150 meter dengan

    menggunakan pompa air. Kemudian akan dilakukan beberapa proses (Tabel 1)

    pre treatment sampai dihasilkan out put berupa Portable Water.

    Tabel 1. Proses Pretreatment

    Alat Fungsi Proses Titik Kritis Metode Uji

    Deep

    Well

    Bahan baku air

    (Raw water) dari 4

    deep well (Sumur

    artesis)

    Pengambilan air

    dengan Water Pump

    Flow rate,

    Pressure Gauge

    (4 bar)

    Uji

    Mikrobiologi

    Uji Kimia*)

    Iron

    Removal Mengurangi Fe

    Oksidasi Fe2+

    Fe 3+

    (mengendap)

    Hasil uji

    konduktivitas,

    Cek Visual

    Reservoir/

    Basin

    Mengurangi

    mikroba

    Pengendapan/

    Sedimen

    (+) NaOCl

    Visual, Hasil uji

    Mikro, kadar

    NaOCl

    Sand

    Filter

    Mengurangi

    partikel

    Menyaring partikel

    ukuran tertentu

    Regenerasi sand

    filter (NaOCl &

    AP kadar 5%),

    Pressure (5 bar)

    Output Potable Water (PW)

    *) Lihat Parameter uji Mikrobiologi dan Kimia

  • 9

    b. Treatment / Purification

    Merupakan proses inti dalam water system dimana air dimurnikan

    dengan metode resin penukar ion (ion exchanger) yang nantinya akan

    menghasilkan air yang memenuhi persyaratan untuk proses produksi. Pengolahan

    yang pertama yaitu dengan melewatkan air sumber tersebut ke Sand Filter,

    kemudian ke Carbon Filter yang berfungsi untuk filtrasi dan menyerap senyawa-

    senyawa yang bermolekul besar. Air yang sudah melewati filter dideionisasi

    dengan cara melewatkan di tabung Kation dan Anion selama waktu tertentu

    dengan tujuan ion-ion yang ada di dalam air dapat hilang. Tabung kation akan

    menarik ion-ion negatif dalam air, lama waktu air dalam tabung kation 40 menit.

    Sedangkan tabung anion akan menarik ion-ion positif dalam air dengan waktu 60

    menit. Air masuk ke Mixed Bed (Resin yang terdapat campuran kation dan anion)

    untuk diolah lagi agar sisa dari Kation dan Anion sebelumnya bisa diminimalkan

    dan menjadi aquadem yang lunak. Air kemudian akan dialirkan

    menuju Conductivity Sensor dengan filter 1 m, air tersebut diharapkan

    mempunyai konduktivitas < 30, jika tidak sesuai maka alarm akan berbunyi.

    Tabung kation, tabung anion, serta mixed bed harus sering dicek dan dilihat

    efektifitasnya, karena suatu saat akan menjadi jenuh. Air yang telah melewati

    pengolahan ini dinamakan Aqua Demineralisasi (Aquadem). Aquadem kemudian

    ditampung di tangki, yang mana aquadem tersebut akan diolah kembali

    menjadi Purified Water untuk proses filling produk, dan lain-lain. Untuk

    menjadi Purified Water, maka air tersebut akan diolah dengan melewatkan air ke

    dalam membran dengan ukuran mikro agar kualitas air lebih terjamin dan

    menekan kontaminasi. Membran filter yang pertama yaitu cartridge 5 m.

    Tabel. 2 Proses Pemurnian

    Alat Fungsi Proses Titik Kritis Metode Uji

    Carbon

    Filter Mengurangi

    partikel

    Menyerap Bau, rasa, dari Klorine

    Pengambilan

    air dgn Water

    Pump

    Presure

    Gauge

    Dosis Klorin

    Uji

    Mikrobiologi

    Uji Kimia

  • 10

    (NaOCl)

    Anion tank Mengurangi

    kesadahan air dgn

    Penukar ion antara

    fase air & fase solid

    resin

    Mengikat

    ion Mg+

    Regenerasi

    resin anion

    dgn NaOH

    Uji

    kandungan

    kimia

    Kation tank Mengikat ion

    Ca+

    Regenerasi

    resin kation

    dgn HCl

    Uji

    kandungan

    kimia

    Mix Bed Mengurangi

    kesadahan air

    Ion exchange Regenerasi

    resin anion

    kation dgn

    HCl & NaOH

    Uji

    kandungan

    kimia

    Output Purified water (DMW, DIW)

    Tahapan-tahapan dalam resin penukar ion dapat ditunjukan sebagai berikut:

    Gambar. 1 Tahapan Operasional Pada Penukar Ion

    Operasi Sistem Pertukaran Ion

    Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :

  • 11

    1. Tahap layanan (service)

    2. Tahap pencucian balik (backwash)

    3. Tahap regenerasi, dan

    4. Tahap pembilasan

    Tahap Layanan

    Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion, seperti

    ditunjukkan oleh reaksi-reaksi. Prinsip tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi

    ion yang dihilangkan terhadap waktu, atau volume air produk yang dihasilkan.

    Hal yang penting pada tahap layanan adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan

    beban pertukaran ion (ion exchange load). Tahap layanan ini dilakukan dengan

    cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).

    Tahap Pencucian Balik

    Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik

    habis. Sebagai pencuci digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai sasaran

    sebagai berikut :

    1) Pemecahan resin yang tergumpal

    2) Penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin

    3) Penghilangan kantong-kantong gas dalam unggun, dan

    4) Pembentukan ulang lapisan resin Pencucian balik dilakukan dengan

    pengaliran air dari bawah ke atas (up flow). Pada tahap ini terjadi

    pengembangan unggun antara 50 hingga 70%.

    Tahap Regenerasi

    Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan

    ion awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke

    tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat

    menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan

    yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal,

    maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan

    Maintanance

  • 12

    selama tahap layanan. Jadi secara teoritik, jumlah larutan regenerasi (dalam

    ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan

    (kebutuhan larutan regenerasi teoritik). Operasi regenerasi agar resin mempunyai

    kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya

    dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal.

    Perbandingan kapasitas operasi yang dihasilkan pada tingkat regenerasi tertentu

    dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang dapat dihasilkan pada

    tingkat regenerasi itu disebut efisiensi regenerasi. Efisiensi regenerasi resin

    penukar kation asam kuat yang diregenerasi dengan H2 anion basa kuat yang

    diregenerasi dengan NaOH antara 20-50%, oleh sebab itu pemakaian larutan

    regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan teoritik. Pada resin penukar kation

    asam lemah dan resin penukar anion basa lemah efisiensi dapat mendekati harga

    100%, atau dengan kata lain kebutuhan larutan regenerasi untuk resin penukar

    golongan lemah lebih sedikit. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan dua alasan.

    Pertama, hubungan ikatan kuat resin golongan lemah dengan ion H dan ion OH

    lebih besar dibandingkan dengan resin golongan kuat. Kedua, nilai koefisien

    selektivitas untuk regenerasi adalah kebalikan dari koefisien selektivitas untuk

    pertukaran awal.

    Tahap Pembilasan

    Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi

    yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk

    dengan aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu :

    1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan

    2. Tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion.

    Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam

    dan dibuang, sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan

    digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.

  • 13

    c. Distribution

    Proses distribusi pada water system dimulai setelah proses treatment atau

    purification, dimana dalam proses ini meliputi distribusi drinking water maupun

    purified water. Distribusi air untuk produksi di PT. Otsuka Indonesia (Persero)

    Tbk dilakukan dengan sistem looping yaitu air mengalir selama 24 jam dengan

    suhu air dijaga pada 700C. Proses looping dikontrol dari gedung water system

    (GWS) yang menjadi pusat pengaturan looping air. Dalam proses looping air juga

    dilakukan sanitasi untuk memastikan tidak adanya mikroorganisme yang tumbuh

    sehingga berbahaya apabila digunakan dalam produksi. Sanitasi digunakan ozon

    (O3) dan lampu UV, keduanya sama-sama berfungsi untuk memecah dinding sel

    mikroorganisme dan menginaktivasinya. Selain mikroorganisme, ukuran partikel

    dalam air untuk produksi juga perlu diperhatikan, sehingga digunakan filter

    ukuran 5 m untuk memastikan tidak adanya partikel berukuran besar.

    Kontrol kualitas air pada proses distribusi dilakukan dengan pengujian secara

    mikrobiologi dan kimia untuk memastikan air dalam proses distribusi selalu

    memenuhi persyaratan. Uji dilakukan setiap minggu pada peralatan untuk

    distribusi dan user point. Hasil dari uji ini akan dijadikan dasar tindakan apabila

    ada parameter uji yang tidak memenuhi persyaratan, sehingga dapat dicari solusi

    penyelesaiannya.

    Tabel. 3. Proses Distribusi

    Alat Fungsi Proses Titik Kritis Metode

    Uji

    GWS*)

    Mengalirkan air ke

    user point

    Water Looping 24 jam, 700 C

    UV lamp Sterilisasi

    mikroorganisme di air

    Inaktivasi

    Mikroorganisme

    Uji Kandungan

    Mikrobiologi

    Ozonisasi Sterilisasi mikroorganisme

    Sanitasi

    Memecah

    Dinding Sel

    Uji

    Kandungan

    Mikrobiologi

    Output User Point

    *) GWS : gedung water system

  • 14

    Tahap lanjut setelah proses distribusi sebagai berikut :

    Alat Fungsi Proses Titik Kritis Metode

    Uji

    Finn Aqua

    Generator

    Destilasi air shg

    dihasilkan WFI

    Destilasi Parameter WFI

    Filter 0,5 Menyaring partikel uk

    > 0,5 pada DIW

    Filterisasi

    Output User Point

    II.E Tanggung Jawab Pelaksanaan Kualifikasi Operasional

    a. Pemastian Mutu (QA)

    1. Bersama sama dengan bagian Teknik/utilities dan QC menyusun

    protokol IQ/OQ serta pelaporannya.

    2. Bersama sama dengan Teknik/utilities menentukan desain sesuai

    dengan tujuan penggunaan peralatan

    3. Bersama-sama dengan bagian Teknik/utilities dan QC menentukan

    parameter uji, kriteria penerimaan, dan analisa hasil serta membuat

    kesimpulan hasil pengujian.

    b. Pengawasan Mutu (QC)

    1. Bersama-sama dengan bagian Teknik/utilities melakukan pengujian

    terhadap parameter- parameter uji yang telah ditentukan.

    c. Teknik/Utilities

    1. Bersama-sama bagian QA menentukan desain peralatan sesuai dengan

    kriteria desain yang telah ditentukan.

    2. Bersama-sama dengan bagian QA melakukan pengujian terhadap

    parameter-parameter uji yang telah ditentukan.

    II.E Standar Kualitas Air

    Air yang digunakan dalam industri farmasi harus memenuhi persyaratan-

    persyaratan tertentu sehingga dapat digunakan dalam proses produksi obat. Ada

    bermacam-macam mutu air tergantung dari kebutuhan yang berbeda di suatu

    Industri Farmasi. Pengawasan mutu air terutama mutu mikrobiologis dan kimia

  • 15

    perlu mendapatkan perhatian penting di Industri Farmasi terutama dalam

    menentukan sistem pengolahan air apa yang harus digunakan diIndustri Farmasi

    tersebut.

    Berikut adalah standar air yang digunakan untuk produksi sesuai dengan

    persyaratan CPOB.

    Tabel. 4 Standar Air

    Parameter Purified Water

    Highly Purified

    Water Water For Injection

    (Eur. Pharm &

    USP)

    (European

    Pharmacopeia)

    (Eur.

    Pharm) USP

    Konduktivitas

    (25o C)

    1.3 S/cm 1.3 S/cm 1.3 S/cm

    Logam berat - 0.1 ppm 0.1ppm -

    Nitrat - 0.2 ppm 0.1 ppm -

    Total Carbon

    organik < 500 ppb < 500 ppb < 500 ppb

    Batas mikroba < 100 cfu/ml < 10 cfu/ml < 10 cfu/ml

    Endotoksin - < 0.25 Eu/ml < 0.25 Eu/ml

    Tabel.5 Syarat Purified water

    Parameter Reference

    Appearance Liquid

    Odor Odorless

    Colour Colourless

    Max. Ph Eur B9

    pH (FI IV) 5,0 7,0

    Heavy Metals 0.1 ppm Pb

    Conductivity (on line) 20C, Max. 4.3 S/cm

    Nitrate 0.2 ppm

    Total komponen organic 0.5 ppm

    Bacteria < 100 CFU

    Farmakope Eropa/US/ FI

    II.F Analisa Air

    Adanya zat-zat terlarut dan tersuspensi dalam air menyebabkan air

    mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu, yang dapat diukur dari sifat-sifat

    sebagai berikut :

  • 16

    1. Keasaman (acidity)

    Keasaman menyatakan kapasitas air untuk menetralkan basa atau alkali.

    Keasaman biasanya disebabkan oleh CO2, asam-asam organik, asam-asam

    mineral atau hasil reaksi hidrolisa.

    2. Alkalinitas / basa (alkalinity/basidity)

    Alkalinitas menyatakan kapasitas air untuk menetralkan asam. Penyebab

    alkalinitas adalah bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3

    2-) dan hidroksida

    (OH-)

    3. pH

    pH menyatakan pengukuran aktivitas ion hidrogen (H+)

    4. Salinitas (salinity)

    Besaran ini digunakan untuk menggolongkan kandungan mineral yang

    terlarut dalam air. Salinitas klorida menyatakan konsentrasi total dari

    keberadaan klorida, Cl-, dalam air. Harga salinitas tinggi pada air garam

    atau batuan garam (brine). Salinitas NaCl adalah hal yang serupa, kecuali

    kandungan klorida ditentukan dengan analisis yang dinyatakan sebagai

    NaCl.

    5. Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solids / TDS)

    TDS menunjukkan jumlah ion terlarut yang disajikan pada analisis air.

    TDS ditentukan dengan cara pemanasan secara perlahan-lahan penguapan

    sejumlah kecil air sampel (50-100 ml), kemudian sisa garam kering

    ditimbang. Hasilnya dinyatakan sebagai mg/1 atau ppm. Jumlah TDS hasil

    evaporasi ini biasanya lebih kecil daripada penjumlahan ion-ion yang

    ditentukan pada analisis, hal ini terjadi karena adanya zat yang hilang pada

    saat terjadi evaporasi.

    6. Densitas (density)

    Densitas adalah berat per satuan volume yang dinyatakan sebagai g/l,

    pound/gallon, kg/m, dan lain-lain.

    7. Specific Gravity (Sp.Gr.)

    Specific Gravity adalah nisbah antara densitas air yang dianalisis terhadap

    air murni (tidak ada garam-garam terlarut) pada temperatur tertentu.

  • 17

    Karena merupakan perbandingan maka specific gravity tidak bersatuan.

    Specific gravity biasanya diukur dengan hidrometer. Hidrometer

    dikalibrasi pada suhu 4C dimana densitas air murni tepat 1,000 g/l.

    8. Padatan Tersuspensi Total

    Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solids / TSS) TSS

    merupakan berat dari zat-zat yang tidak larut, zat-zat tersuspensi yang

    disaring dari volume sampel tertentu, dan lebih sering dinyatakan dengan

    mg/l.

    9. Kekeruhan (turbidity)

    Turbidity merupakan sifat optik air yang berhubungan dengan penyerapan

    dan penyebaran cahaya. Pengukuran turbidity secara empirik

    menunjukkan seberapa jauh pengukuran tersebut dipengaruhi oleh jumlah

    dan jenis zat-zat tersuspensi. Konsentrasi aktual dari zat yang tersuspensi

    tidak dapat ditunjukkan dan tidak ada hubungan antara pembacaan

    turbidity dengan berat padatan tersuspensi. Walaupun demikian

    pengukuran turbidity dapat dengan mudah dilakukan dengan

    menggunakan turbiditymeter dan perubahan jenis atau jumlah padatan

    tersuspensi.

    10. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

    BOD menyatakan harga kebutuhan oksigen terlarut selama proses

    penguraian zat-zat organik secara biokimia aerobik.

    11. Chemical Oxygen Demand (COD)

    COD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi selama terjadinya

    oksidasi zat zat organik secara kimia pada suatu kondisi tertentu. Nilai

    COD biasanya dipakai untuk memantau unit pengolahan dan aliran air

    buangan tapi tidak dapat secara langsung menunjukkan jumlah zat-zat

    organik yang dapat dioksidasi secara biologik.

    Parameter Uji Kimia

    Adapun parameter uji kimia yang dilaksanakan di PT. Otsuka Indonesia

    (Persero) Tbk, sebagai berikut :

  • 18

    Tabel. 6 Parameter Uji Kimia

    Parameter Uji Syarat Ket

    Pemerian Sesuai spek

    Pemantauan

    Harian

    7 hari sekali

    pH 5.0 7.0

    Klorida (Cl) Negatif

    Sulfat (SO4-) Negatif

    Amonia 0.3 ppm

    Kalsium (Ca) Negatif

    CO2 Negatif

    Logam Berat Max. 0.1 ppm

    Zat mudah teroksidasi Negatif

    Zat padat total < 0.001 %

    Konduktivitas < 2.1 S/cm

    Untuk tahap distribusi di user point dilakukan pemantauan dan pengujian diambil

    dari beberapa titik sampel dibeberapa lokasi diarea produksi, dapat dilihat dalam

    tabel. 7 Berikut ini :

    Tabel. 7 Parameter Uji

    Lokasi Sampel Jenis Pengujian Ket

    DIW (Prod. 1 & II) Pemerian

    1 Minggu

    Sekali

    DIW. R. Cuci Dispensing pH( Syarat 5.0-7.0)

    DIW. R. Cuci Botol Klorida (Syarat, Sesuai)

    API (Prod. Steril) Sulfat (syarat, Sesuai)

    DIW (Prod. Steril) Amonia (syarat max. 3.0 ppm)

    DIW IPC Kalsium (Syarat, sesuai)

    DIW R. Cuci Bin Lt.3 CO2 (Syarat, sesuai)

    Parameter Uji Mikrobiologi

    Adapun parameter uji mikrobiologi yang dilaksanakan di PT. Otsuka

    Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut :

  • 19

    Tabel. 8 Parameter Uji Mikrobiologi

    Parameter Lokasi Alert Limit

    (kol/100mL)

    Syarat Max.

    (Kol/100ml) Ket.

    Coliform

    (kol/100mL)

    Sumur (A,B,C,D) 8 10

    1 Bulan

    Sekali DW, Kation-Anion, AP,

    Mixbed, UV, DIW

    Sebelum UV

    - 0

    Prod. Steril (API, DIW) 1 minggu

    sekali

    Prod. II Non steril :

    DIW,

    Bakteri aerob

    (Kol/mL)

    DW, Kation-Anion, AP 400 500 1 Bulan

    Sekali

    Mixbed,UV, DIW

    sebelum UV 80 100

    Prod. II Steril :

    API, DIW

    Prod. II Non steril :

    DIW

    80 100 1 minggu

    sekali

    Endoktoksin

    (EU/mL) API - < 0.25

  • 20

    BAB III

    METODOLOGI

    III.A Waktu & Tempat Observasi/Pengumpulan Data

    Waktu pelaksanaan observasi lapangan dan pengumpulan data yaitu dari

    tanggal 7 april sampai dengan 25 april 2013.

    Adapun tempat dalam pelaksanaan observasi dan pengumpulan data ini

    yaitu dibagian Utilities Pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk di

    Jl Sumber Waras 25, Kalirejo, Lawang, Malang.

    III.A Metode Pengumpulan Data

    Untuk pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan studi

    literatur, dan wawancara dengan petugas utilities.

  • 21

    BAB IV

    DATA HASIL PENGAMATAN

    IV.A Protokol Kualifikasi Operasional

    Kualifikasi operasional untuk water system dibuat dalam dokumen

    kualifikasi peralatan (lampiran 1, 2, dan 3). Dimana dokumen ini akan berisi hal-

    hal yang diperlukan untuk melaksanakan kualifikasi operasional alat-alat pada

    water system. Selain itu dalam dokumen ini juga dilampirkan daftar periksa

    kualifikasi operasional yang berupa check list apa saja yang perlu dilakukan untuk

    membuktikan bahwa peralatan dapat melakukan operasional dengan baik, sesuai

    dengan kenyataan dilapangan dan check list yang telah dibuat.

    Dokumen ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan

    keputusan apabila ada permasalahan mengenai water system atau kualitas air yang

    dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil akhir pengisian

    dokumen yang dilakukan oleh supervisor kualifikasi akan dicek ulang oleh asisten

    manajer kalibrasi, kualifikasi dan validasi (KKV), yang kemudiaan akan diberikan

    persetujuan oleh Manajer teknik/utilities, Manajer produksi, dan Manajer

    pemastian mutu.

  • 22

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Pemurnian air menggunakan sistem ion exchange, sistem ini

    menggunakan carbon aktif yang berturut-turut diikuti dengan pemasangan tangki

    anion, tangki kation dan tangki mix bed di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk,

    memiliki dua sistem sejenis yang akan digunakan secara bergantian dalam water

    system.

    Tangki karbon filter berbentuk tabung yang berisi karbon yang sudah

    diaktifkan dengan konduktivitas meter yang berfungsi sebagai media filtrasi.

    Karbon filter berfungsi untuk menghilangkan kandungan klorin sisa dari proses

    klorinasi. Air yang sudah tidak mengandung klorin akan dialirkan ke dalam

    tangki kation yang berisi resin kation. Resin kation bekerja dengan mengikat ion

    Ca+ dari air dengan cara pengikatan oleh ion kation. Resin kation yang digunakan

    dapat mengalami kejenuhan yang di tandai dengan nilai konduktivitas > 10

    S/cm. Sehingga perlu dilakukan regenerasi menggunakan asam klorida (HCl).

    Kemudian air akan memasuki tangki anion yang berisi resin anion, didalamnya

    akan terjadi pengikatan ion Mg+ atau kandungan organik serta silica dari air.

    Resin anion juga perlu diregenerasi jika angka konduktivitas > 10 S/cm

    menggunakan sodium hidroksida (NaOH).

    Air selanjutnya dialirkan ke tangki mix bed, di dalamnya terdapat resin

    kation dan anion. Mixbed berfungsi untuk menghilangkan sisa Ca+

    dan Mg+ dari

    proses ion exchanger yang mungkin masih belum sempurna dalam proses kation-

    anion exchanger sebelumnya. Mix bed juga perlu dilakukan regenerasi dengan

    menggunakan asam hidroklorik untuk resin kation, dan natrium hipoklorit untuk

    resin anion. Dalam sekali melakukan regenerasi diperlukan HCl dan NaOH

    sebanyak 175-200 L.

    Hasil akhir dari proses treatment/purification adalah purified water yang

    merupakan air yang telah memenuhi persyaratan air untuk industri. Purified

    water yang dihasilkan jika digunakan selama 24 jam, maka air harus dikontrol

  • 23

    agar kualitasnya tetap baik, maka dilakukan sistem Looping, yaitu purified water

    akan diputar agar tetap berjalan, tidak stagnan ditempat, yang dapat menimbulkan

    tumbuhnya mikroorganisme. Ditambah dengan penyinaran sinar UV untuk

    membunuh mikroorganisme.

    Sistem looping akan berjalan seiring waktu untuk menjaga

    kualitas purified water tersebut. Setelah sekian lama digunakan air tersebut juga

    akan diamati oleh alat TOC analyzer yang berfungsi untuk mengetahui kadar

    bakteri dalam air, syarat yang diperbolehkan yaitu nilai < 500 ppBc jika lebih dari

    itu harus dilakukan sanitasi. Cara sanitasi yaitu air dipanaskan dengan

    menggunakan pemanas yang didalam tabungnya berisi oli, karena dengan

    menggunakan oli suhu yang dihasilkan lebih stabil.

    Kran-kran penyaluran purified water diminimalkan dead lock-nya dan

    juga sambungan-sambungan pipa tidak terdapat tonjolan tetapi harus rata untuk

    menghindari diamnya air pada sistem looping karena akan menyebabkan

    tumbuhnya mikroorganisme yang tidak dikehendaki.

    Proses pembuatan air PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk,

    merupakan suatu rangkaian proses yang terpadu. Air industri yang diproduksi

    memiliki standar kualitas tertentu. Apabila terjadi penyimpangan antara

    kondisi aktual air dengan standar acuan, maka perlu dilakukan treatment, baik

    berupa regenerasi, pembersihan atau maintenance. Proses yang dilakukan

    dijamin dengan adanya kualifikasi yang dilakukan sesuai dengan protokol

    kualifikasi operasional peralatan water system yang telah disusun.

  • 24

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.A Kesimpulan

    Kualifikasi operasional merupakan bagian terpenting dalam proses

    pemastian mutu air sebagai sumber bahan baku air untuk bahan baku di area

    produksi.

    1. Kualifikasi operasional water system merupakan bagian terpenting dalam

    proses pembuatan protap di bagian Utilities.

    2. Kualifikasi operasional dilakukan setelah kualifikasi instalasi selesai

    dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualifikasi operasional hendaklah

    mencakup: Kalibrasi, Prosedur pengoperasian dan pembersihan, Pelatihan

    operator dan ketentuan perawatan preventif.

    V.B Saran

    Berdasarkan temuan dilapangan, adapun saran yang direkomendasikan

    adalah sebagai berikut :

    1. Seyogyanya dilakukan pemeliharaan rutin terhadap label/penandaan yang

    terdapat pada alat-alat dalam komponen water system.

    2. Pemeliharaan protap yang tersebar di area utilities komponen water system

    dan senantiasa dilakukan evaluasi dan pembaruan terhadap protap yang

    sudah tidak relevan lagi.

    3. Standar kualitas air perlu diperhatikan agar diperoleh produk yang

    berkualitas.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan POM., 2012. Pedoman Cara Pembuatan obat yang Baik. Kementrian

    Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

    Priambodo., B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama:

    Yogyakarta.

    Spellman, Frank R., 2003, Handbook of Water and Wastewater Treatment

    Plant Operations Lewis Publishers, Boca Raton

    Hammer, Mark, J. 1977. Water and Waste-water Technology. Canada: John

    Wiley & Son, Inc.

    Spellman, Frank, R. 2003. Handbook of Water and Wastewater Treatment.

    United States of America: Lewis Publishers

    Manual Book Installation Qualification For Purified Water Storage and

    Distribution System

    Browser di search engine www.google.com keyword: water system, water system

    for industries pharmacy, water treatment

  • 26