kti insan new

37
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS JABON DESA DUKUH SARI KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH DISUSUN OLEH : TAHUN 2011

Upload: sauliq-fukk

Post on 05-Jul-2015

709 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 1/37

 

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO

TINGGI DI PUSKESMAS JABON DESA DUKUH SARI

KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

TAHUN 2011

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 2/37

 

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2002: 89).

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam

keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin

terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi

adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila

disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan

tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat

merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke

endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan

tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan

ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001: 252).

Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan

optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998). Menurut

Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan

umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada

kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 3/37

 

Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 AKI di

Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35/1.000

kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) sekitar 20/1.000

kelahiran hidup (Depkes RI 2004).

Pada laporan tahunan mencakup data Puskesmas, Puskesmas pembantu, BPS tahun

2010 untuk wilayah Kecamatan Jabon jumlah hamil dengan risiko tinggi baru 58 orang. Dari

studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13-15 Juni 2011 di puskesmas Jabon desa

Dukuh sari kecamatan Jabon, didapatkan 2 ibu yang berisiko tinggi melahirkan bayi yang

 berkelainan yaitu di desa semambung ibu melahirkan bayi dengan Hidrocepalus pada umur 

40 hari meninggal dan di desa kedung pandan ibu melahirkan bayi dengan tanpa anus pada

umur 6 hari meninggal yang di karenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan

resiko tinggi. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Jabon tahun 2010 sebanyak 933 orang, yang

tergolong risiko tinggi sebanyak 58 orang. Sedangkan yang tidak tergolong risiko tinggi

sebanyak 875 orang.

Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara

 berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50 %. Kematian wanita subur usia disebabkan hal

yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO

memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin

sebenarnya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002: 3).

Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan menghadapi risiko untuk 

mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan

risiko yang dihadapi ibu di negara maju. Karena angka fertilitas di negara berkembang lebih

tinggi maka rentang risiko di Afrika I diantara 6000. tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 4/37

 

hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab

kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi

(Widyastuti, 2003: 1).

Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan

eklampsia ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup

 pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50% kematian ibu

disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan

infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi terhadap

kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah amenia, kurang

energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak (Prawirohardjo,

2003: 6).

Demikian tingginya resiko kehamilan pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan

dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi, maka perlu dilakukan upaya

optimal guna mencegah atau menurunkan frekuensi ibu hamil yang beresiko tinggi serta

 penanganannya perlu segera dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Dengan demikian pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin untuk mendeteksi

adanya tanda-tanda resiko tinggi menjadi sangat penting dalam usaha mewujudkan kehamilan

dengan ibu dan bayi yang sehat (PPIBU-UNFPA, 1998). Berdasarkan karakteristik ibu hamil

diketahui bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada kelompok 

usia < 20 tahun dan usia >35 tahun (PPIBI-UNFPA, 1998).

Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang

resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk 

menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 5/37

 

masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran untuk 

melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga

apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani secara

dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat

membantu menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia

dan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian ibu bisa menjadi 125 per 

100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2004).

Untuk mengatasi masalah di atas perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat

khususnya ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.Peran serta UNICEF dan pemerintah

Indonesia dalam pencegahan kehamilan resiko tinggi harus disosialisasi secara benar dan

luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat

Dari hasil survey di atas peneliti ingin mengetahui seberapa pengetahuan ibu hamil

tentang kehamilan risiko tinggi, untuk itu peneliti melakukan penelitian ini

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumusakan permasalahan penelitian

yaitu “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas

Jabon Desa Dukuh Sari Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo”.

 

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 6/37

 

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Tingkat Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Jabon Desa Dukuh Sari Kecamatan

Jabon Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian kehamilan risiko tinggi.

b) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang faktor kehamilan risiko tinggi.

c) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang cara menentukan kehamilan risiko

tinggi.

d) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan kehamilan risiko

tinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya pengetahuan ibu

hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik kelas

selanjutnya.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 7/37

 

3. Bagi Profesi

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada ibu hamil khususnya konseling tentang pengetahuan tentang

kehamilan risiko tinggi.

4. Bagi Ibu Dan Masyarakat

Sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat terhadap

 pentingnya pencegahan kehamilan resiko tinggi, sehingga derajat kematian ibu dan

 bayi bias teratasi

.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 8/37

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Pengetahuan

A. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

 penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003: 126).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan

terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman dan penelitian ternyata

 perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 127).

B. Tingkat Pengetahuan.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

5 Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 9/37

 

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Compresiension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar 

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

  benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpul kan, meramalkan dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan

rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving

cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek 

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 10/37

 

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat

 bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

 penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang

telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi

dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu

tidak mau ikut KB dan sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003: 128).

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 11/37

 

C. Cara Memperoleh Pengetahuan

1. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistimatik dan

logis. Cara penemuan pengetahuan ini antara lain :

a. Cara coba-salah ( Trial and Error )

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila

menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan

kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and

error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-coba.

 b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Misalnya, mengapa ibu yang

sedang menyusui harus minum jamu. Dari sejarah kita ketahui dan kita

 pelajari bahwa kekuasaan raja zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun

yang keluar dari mulut raja adalah kebenaran yang mutlak dan harus diterima

oleh masyarakat atau rakyatnya.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 12/37

 

Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai

kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa

 pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

 pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut

diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

 pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber 

 pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat

 pula menggunakan cara tersebut.

d. Melalui Jalan Pintas

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara

  berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya, baik melalui

induksi maupun deduksi.

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

  pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 13/37

 

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum

dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

 pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo 2002:8).

2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”

atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Balon (1561–1626). Ia adalah seorang tokoh yang

mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula ia mengadakan

  pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan

kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan

akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang

dikembangkan oleh Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan

 bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta

sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal

 pokok, yakni :

a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

 b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

saat dilakukan pengamatan.

c. Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-

ubah pada kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2002: 10)

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 14/37

 

d.

D. Karakteristik Ibu Hamil.

A. Umur 

Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa

tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001).

Menurut Hanafi (2002) umur dibedakan menjadi :

a. Umur ± 30 tahun menghentikan atau mengakhiri kehamilan.

 b. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.

(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah

satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993).

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

Pendidikan tinggi : Akademi / PT

Pendidikan sedang : SLTP / SLTA

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 15/37

 

Pendidikan rendah : SD / tidak sekolah

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk 

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa.

Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat

  perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001).

Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang

dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan,

 pencerna pesan dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau

 pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-

hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi

(Depkes RI, 1996). Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan

  banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya

memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan

yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang (Notoatmodjo, 1997).

Pekerjaan diklasifikasikan menjadi :

Bekerja : buruh, tani, swasta dan PNS

Tidak bekerja

d. Kehamilan

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 16/37

 

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari

 bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9

 bulan (Prawiroharjo, 2002: 89).

2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)

A. Definisi

Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan

optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998).

Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi

serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan

memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.

B. Faktor Resiko

Yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor 

 biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil

dan dalam kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain (Depkes RI,

1999). Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis dan faktor 

non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan, riwayat

kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah pengawasan antenatal

(Manuaba, 1998)

Menurut Rustam (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat mempengaruhi

kehamilan adalah :

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 17/37

 

a.Faktor non medis antara lain :

Status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat,

tradisi, kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan

kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana kesehatan yang serba kekurangan

merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama dinegara-negara

 berkembang yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas

dan mortalitas.

 b. Faktor medis antara lain :

Penyakit - penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan

tali pusat, komplikasi persalinan.

C. Cara Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi

Cara menentukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu dengan

menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamesa tentang umur, paritas,

riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan lengkap kehamilan

sekarang serta pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.

Rochayati, dkk (1998) mengemukakan kriteria kehamilan yaitu primi muda, primi tua,

 primi tua sekunder, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti, riwayat persalinan

  buruk, bekas seksio sesarea, pre-eklampsi, hamil serotinus, perdarahan antepartum,

kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.

Daely (1998) menggunakan kriteria yaitu komplikasi obstetrik yaitu usia yang terdiri

dari usia 19 tahun atau kurang dan usia 35 tahun keatas resiko tinggi, paritas yang

terdiri dari primigravida dan grandemulti (para lebih dari 6), jarak kehamilan yang

terdiri dari < 2 Tahun dan > 4 tahun, riwayat persalinan yang lalu yang terdiri dari l kali

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 18/37

 

abortus atau lebih, 2 kali partus prematus atau lebih, kematian janin dalam kandungan

atau kematian perinatal, perdarahan pasca persalinan, kehamilan mola, pernah ditolong

secara obstetri operatif, pernah operasi ginekologi, pernah inversio uteri : disproporsi

sefalo-pelviks, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklamsi, kehamilan ganda,

hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada infertilitas,

 persalinan terakhir 5 tahun atau lebih

Komplikasi medis yaitu anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,

 penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru, penyakit-penyakit lain dalam

kehamilan.

d. Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan

• Usia

1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia < 20

tahun. Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum

  berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan

kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta

 perkembangan fisik ibu terhambat.

2) Usia 20 – 35 tahun (usia reproduksi)

Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun waktu

reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan

 persalinan adalah usia 20-35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna

dalam menjalani fungsinya (BKKBN, 1999).

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 19/37

 

3) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi

kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot,

syaraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun

terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium.

Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi

ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah kejanin yang berisiko

meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran,

eklamsia, dan perdarahan.

• Paritas

Sulaiman, S (1983) mengklasifikasikan paritas adalah sebagai berikut

1. Primipara

Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak matur atau prematur 

2. Multipara

Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak 

3. Grandemulti

Adalah seorang wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih

Paritas merupakan salah satu faktor resiko tinggi pada kehamilan, kehamilan resiko

tinggi lebih banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara, keadaan endometrium

  pada daerah korpus uteri sudah mengalami kemunduran dan berkurangnya

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 20/37

 

vaskularisasi, hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka

implantasi plasenta pada kehamilan sebelumnya di dinding endometrium. Adanya

kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium

menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil

konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan oksigenisasi kepada hasil konsepsi kurang

maksimal dan mengganggu sirkulasi darah ke janin. Hal ini akan beresiko pada

kehamilan dan persalinan.

C. Jarak Kehamilan

1. Pengertian

Menurut Ramli (1997) jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang antara

dua objek bagian,. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan

(Depdikbud, 1998). Kehamilan adalah keadaan dimana terjadi proses pertumbuhan

dan perkembangan janin di dalam rahim mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

 permulaan persalinan (FKUI Padjajaran). Dari selang waktu antara dua kehamilan.

2. Kehamilan dengan jarak < 3 tahun

Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami

 perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya

trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta (Mansjoer, 1999)

Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah

endometrium pada bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur 

sehingga kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang

 berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.

3. Kehamilan dengan jarak > 3 tahun

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 21/37

 

Pada kehamilan dengan jarak > 3 tahun keadaan endometrium yang semula

mengalami trombosis dan nekrosis karena pelepasan plasenta dari dinding

endometrium (Korpus uteri) telah mengalami pertumbuhan dan kemajuan

endometrium.

Dinding-dinding endometrium mulai regenerasi dan sel epitel kelenjar-kelenjar 

endometrium mulai berkembang (FKUI Padjajaran) bila pada saat ini terjadi

kehamilan endometrium telah siap menerima sel-sel memberikan nutrisi bagi

 pertumbuhan sel telur.

4. Kehamilan dengan jarak > 4 tahun

Pada kehamilan dengan jarak > 4 tahun sel telur yang dihasilkan sudah tidak baik,

sehingga bisa menimbulkan kelainan-kelainan bawaan seperti sindrom down, saat

 persalinan pun beresiko terjadi perdarahan post partum. Hal ini disebabkan otot-otot

rahim tidak selentur dulu, hingga saat harus mengkerut kembali bisa terjadi gangguan

yang beresiko terjadi hemoragic post partum (HPP),

5. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan

kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang

lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu. Pengawasan

antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan

dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin

dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mengerti. Pengawasan

antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil. Oleh WHO dianjurkan

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 22/37

 

 pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada

trimester II dan 2 kali pada trimester III (Rumus l-l, 2-l, 3-2).

Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini, keadaan risiko

tinggi ibu dan janin, sehingga dapat :

a. Melakukan pengawasan yang lebih intesif 

 b. Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan

c. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. (Manuaba, 1998)

Tujuan Kunjungan Ulang :

Kunjungan 1, hingga usia kehamilan 16 minggu dilakukan untuk :

a. Penapisan dan pengobatan anemia

 b. Perencanaan persalinan

c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

Kunjungan II (24-28 minggu ) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk :

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

  b. Penapisan pre-eklampsi; gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran

 perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan

Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 23/37

 

a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

 b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c. Memantapkan rencana persalinan

d. Mengenali tanda-tanda persalinan

Konsep pemeriksaan pengawasan antenatal, Konsep pemeriksaan ini meliputi :

1) Anamnesa

a. Data biologis

 b. Keluhan hamil

c. Fisiologis

d. Patologis (Abnormal)

2) Pemeriksaan fisik 

a. Pemeriksaan fisik umum

 b. Pemeriksaan fisik khusus : Obstetri, periksa dalam dan USG

c. Pemeriksaan psikologis, pemeriksaan kejiwaan dalam menghadapi

kehamilan dan persalinan

4) Pemeriksaan laboratorium

a. Laboratorium rutin meliputi : darah lengkap, urine lengkap, dan tes

kehamilan

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 24/37

 

  b. Laboratorium khusus meliputi : Pemeriksaan protein darah dan

 pemeriksaan air ketuban

5) Diagnosis kehamilan

a. Kehamilan normal : tanpa keluhan dan hasil pemeriksaan

 b. Kehamilan dengan risiko : tinggi, sedang dan rendah

6) Penatalaksanaan lebih lanjut

a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan

 b. Menjadwalkan pemberian vaksinasi

c. Memberikan preparat penunjang kesehatan

Agar pendekatan risiko dapat berjalan dengan baik, petugas kesehatan tidak saja

harus mengetahui pentingnya mengenali faktor risiko, tetapi juga mengetahui tindak 

lanjut apa yang seharusnya diambil dan mampu melaksanakannya.

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep – 

konsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukkan

(Notoatdmojo, 2005).

Berdasarkan tentang tinjauan pustaka di atas tentang resiko tinggi kehamilan, maka

 peneliti membuat keragka konsep sebagi berikut :

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 25/37

 

 

Keterangan :

: Variabel Yang Tidak Di Teliti

: Variabel Yang Di Teliti

: Berpengaruh

: Saling Berhubungan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Pengetahuan :

• Usia

• Pendidikan

• Informasi

• Pengalaman

Manfaat Pengetahuan Ibu hamil

tentang kehamilan resiko tinggi :

1. Pengertian kehamilan resiko

tinggi

2. Faktor kehamilan resiko tinggi

3. Cara menentukan kehamilan

resiko tinggi

4. Penatalaksanaan kehamilan

resiko tinggi

Ibu Hamil

Baik CukupKurang

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 26/37

 

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang

telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian (Nursalam,

2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode

 penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi sekarang. (Notoatmodjo, 2005: 138)

B. Kerangka Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian

yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian), variabel yang

akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Aziz, 2003).

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 27/37

 

Masalah Penelitian

Keseluruhan ibu hamil Resiko Tinggi

Populasi

Sampel

Semua ibu hamil yang memenuhi criteria inklusi

 

Informed consent

kuesioner 

Data dikumpulkan, diediting, diskoring

Data dianalisa dengan menggunakan rumus analisa statistic deskriptif proporsi prosentase

Hasil:

1. 76% - 100% :Baik 

 

sampling

Purposive

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 28/37

 

2. 56% -75% :Cukup

3. 40% - 55% :Kurang

4. <40% :Tidak baik 

Kesimpulan

Gambar 3.1. Kerangka penelitian pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi

C. Sampling Desain

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang di

teliti (Nursalam, 2003). Populasi dalam peneitian ini adalah seluruh ibu hamil Resiko

Tinggi yang ada di Puskesmas Jabon Kabupaten Sidoarjo

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari popilasi yang dapat dipergunakan sebagai subyek 

 penelitian (Nursalam, 2003). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi

kriteria inklusi.

3. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam

 penelitian ini adalah :

1) Ibu hamil Resiko tinggi

2) Bisa membaca dan menulis.

3) Bersedia menjadi responden.

4. Sampling

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 29/37

 

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat mewakili

 populasi. Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,

agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian

(Nursalam, 2003). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik 

 Accidental Sampling yaitu teknik yaitu cara pengambilan sampel dengan berdasarkan

secara kebetulan bertemu. (Aziz Alimul, 2003:36)

Menurut Arikunto (2006: 134) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik 

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika

 jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Pada penelitian ini diambil 10% dari jumlah populasi.

Ukuran Sampel = 10% x 250

= 25 sampel

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yaitu ibu hamil yang

kebetulan bertemu dengan peneliti di Puskesmas Jabon Kabupaten Sidoarjo. Penelitian

dilakukan sampai target jumlah responden tercapai yaitu sebanyak 25 responden

D. Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap

sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeprapto, dkk. 2005: 54). Variabel juga merupakan

konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk 

 pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah Studi

  pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di puskesmas jabon kabupaten

sidoarjo

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 30/37

 

(diukur) untuk diobservasi atau pengukuran secara cermat terhadap situasi obyek atau

fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2003:108).

Tabel 3.2. Definisi Operasional pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan resiko tinggi

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

Pengetahuan

tentang ibu

tentang

Kehamilan

resiko tinggi

Hasil tahu ibu

hamil terhadap

suatu obyek 

melalui

 pengindraan

tentang

kehamilan

resiko tinggi.

• Manfaat Pengetahuan

Ibu hamil tentang

kehamilan resiko

tinggi bagi Bayi

• Manfaat Pengetahuan

Ibu hamil tentang

kehamilan resiko

tinggi bagi Ibu

• Manfaat PengetahuanIbu hamil tentang

kehamilan resiko

tinggi bagi Keluarga

• Manfaat Pengetahuan

Ibu hamil tentang

kehamilan resiko

tinggi bagi Negara

Q

U

I

S

I

O

 N

E

O

D

I

 N

A

L

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : 0%-55%

( Nursalam, 2003).

Lalu diberi skor :

Benar : 1

Salah : 0

F. Pengumpulan Data dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data

1) Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyak dan

  pengumpulan karakteristik yang di perlukan dalam suatu penelitian (Nursalam :

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 31/37

 

2003).Dalam penelitian ini, angket yang dipergunakan adalah angket tertutup artinya

angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal

memberikan tanda silang (X) pada pertanyaan yang sesuai dengan responden.

2) Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode quisioner.

Metode kuesioner atau angket yaitu “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal

yang diketahui” (Arikunto, 2004:140). Pertanyaan dapat diajukan secara langsung

kepada subjek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang

sudah tertulis..

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang

sudah disediakan jawabannya oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih.

Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam

memberikan jawaban, karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk 

menjawabnya hanya perlu waktu singkat.

3) Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Puskesmas jabon Kecamatan Jabon Kabupaten

Sidoarjo pada Juni 2011 sampai dengan Juli 2011.

2. Analisa Data

Data yang terkumpul melalui kuesioner ditabulasikan dan dikelompokkan sesuai

dengan sub variabel yang diteliti. Setiap jawaban benar diberikan skor 1 dan apabila

salah diberikan skor 0.

Hasil pengolahan data adalah prosentase kemudian diintrepretasikan dengan

menggunakan skala menurut (Nursalam, 2003; 120), dibagi menjadi 4 kriteria yaitu :

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 32/37

 

1. Baik, apabila didapat hasil jawaban yang benar 76-100 %

2. Cukup, apabila didapatkan hasil jawaban yang benar 56-75 %

3. Kurang, apabila didapatkan hasil jawaban yang benar ≤ 56 %

Hasil pengumpulan data kemudian diprosentasikan skor kelompok dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Nilai prosentase

Σ f = Frekuensi jawaban

 N = Jumlah responden

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada berbagai

 pihak yang terlibat untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuesioner diberikan kepada

responden yang diteliti dengan menekankan masalah etika, meliputi :

1. Persetujuan menjadi Responden ( Informed Consent )

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi

selama dan sesudah pengumpulan data. Jika subjek yang bersedia diteliti maka mereka

menandatangani lembar persetujan tesebut dan jika mereka menolak untuk diteliti maka

 peneliti tidak akan memaksanya dan tetap menghormati hak – haknya

2. Tanpa Nama ( Anonimity)

P = Σ f   x

100%

 

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 33/37

 

Untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam menjawab setiap pertanyaan

yang ada dalam kuesioner, menjaga ada unsur subyektifitas, dan untuk menjaga

kerahasiaan identitas responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar 

  pengumpulan data (kuesioner). Lembar kuesioner tersebut hanya diberi nomer kode

tertentu

3. Kerahasiaan (Confidentality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok 

data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.

H. Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian (Nursalam, 2003).

Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

a. Peneliti

Peneliti merupakan pemula yang belum pernah melakukan penelitian ataupun

membantu penelitian, sehingga masih banyak kekurangan dalam hasil penelitian.

b. Dalam pengumpulan data

Pengumpulan data dengan quisioner memiliki jawaban yang lebih banyak dipengaruhi

yang bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 34/37

 

LEMBAR KUISIONER 

a. Identitas Responden (initial)

  Nama Responden : ……………………………

Umur Ibu : …………………………...

Pendidikan Terakhir : ……………………………

Pekerjaan : ……………………………

 b. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada “benar” jika pernyataan itu benar, dan

“salah” jika pernyataan itu salah.

PERTANYAAN BENAR SALAH

1.Kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta

keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas

akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin

yang dikandungnya.

2.Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa

faktor biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki

ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan

timbulnya gangguan lain.

3.Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 35/37

 

mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada

kehamilan yang dihadapi.

4.Faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor 

 biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak 

sebelum hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan

timbulnya gangguan lain.

5. Faktor medis adalah pengawasan antenatal.

6. Faktor Non medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak 

kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan.

7. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan,

riwayat kehamilan dan persalinan.

8. Faktor non medis antara lain : Status gizi buruk, sosial ekonomi

yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan,

kebersihan lingkungan.

9. Komplikasi medis yaitu anemia, hipertensi, penyakit jantung,

diabetes melitus, obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati,

 penyakit paru, penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.

10. Cara menentukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu

dengan menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari

anamesa tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan

yang lalu, dan pemeriksaan lengkap kehamilan sekarang serta

 pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 36/37

 

11. Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan adalah

Pengetahuan dan Pengalaman.

12. Apakah Usia < 20 tahun bisa mengakibatkan kehamilan resiko

tinggi.

13. Apakah Usia 20 – 35 tahun berpengaruh tidak baik terhadap

 proses reproduksi.

14.Apakah Pada Usia > 35 tahun terlalu mudah untuk hamil.

15. Primipara Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak 

matur atau premature.

16. Multipara Adalah seorang wanita yang telah melahirkan 5 orang

anak atau lebih.

17. Grandemulti Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak 

matur atau premature.

18. Multipara Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari

satu anak .

19. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan

 pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

20. Pada penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi dianjurkan

 pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester I,

1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.

5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 37/37

 

Kisi – kisi

  No Indikator No. Soal Jawaban

Pengertian

Faktor resiko kehamilan resiko

tinggi

Cara menentukan kehamilan

resiko tinggi

Penatalaksanaan kehamilan resiko

tinggi

1, 2,3

4,5,6,7,8,9

10,11,12,13,14,15,16,17,1

8

19,20

B,S,B

B,S,S,B,B,B

BS,B,S,S,B,S,S,B

B,B