kti insan new
TRANSCRIPT
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 1/37
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO
TINGGI DI PUSKESMAS JABON DESA DUKUH SARI
KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2011
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 2/37
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2002: 89).
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam
keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin
terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi
adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila
disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan
tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat
merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke
endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan
tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan
ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001: 252).
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998). Menurut
Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan
umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada
kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 3/37
Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 AKI di
Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35/1.000
kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) sekitar 20/1.000
kelahiran hidup (Depkes RI 2004).
Pada laporan tahunan mencakup data Puskesmas, Puskesmas pembantu, BPS tahun
2010 untuk wilayah Kecamatan Jabon jumlah hamil dengan risiko tinggi baru 58 orang. Dari
studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13-15 Juni 2011 di puskesmas Jabon desa
Dukuh sari kecamatan Jabon, didapatkan 2 ibu yang berisiko tinggi melahirkan bayi yang
berkelainan yaitu di desa semambung ibu melahirkan bayi dengan Hidrocepalus pada umur
40 hari meninggal dan di desa kedung pandan ibu melahirkan bayi dengan tanpa anus pada
umur 6 hari meninggal yang di karenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan
resiko tinggi. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Jabon tahun 2010 sebanyak 933 orang, yang
tergolong risiko tinggi sebanyak 58 orang. Sedangkan yang tidak tergolong risiko tinggi
sebanyak 875 orang.
Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara
berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50 %. Kematian wanita subur usia disebabkan hal
yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin
sebenarnya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002: 3).
Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan menghadapi risiko untuk
mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan
risiko yang dihadapi ibu di negara maju. Karena angka fertilitas di negara berkembang lebih
tinggi maka rentang risiko di Afrika I diantara 6000. tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 4/37
hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab
kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi
(Widyastuti, 2003: 1).
Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup
pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50% kematian ibu
disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan
infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi terhadap
kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah amenia, kurang
energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak (Prawirohardjo,
2003: 6).
Demikian tingginya resiko kehamilan pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan
dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi, maka perlu dilakukan upaya
optimal guna mencegah atau menurunkan frekuensi ibu hamil yang beresiko tinggi serta
penanganannya perlu segera dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Dengan demikian pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin untuk mendeteksi
adanya tanda-tanda resiko tinggi menjadi sangat penting dalam usaha mewujudkan kehamilan
dengan ibu dan bayi yang sehat (PPIBU-UNFPA, 1998). Berdasarkan karakteristik ibu hamil
diketahui bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada kelompok
usia < 20 tahun dan usia >35 tahun (PPIBI-UNFPA, 1998).
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang
resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk
menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 5/37
masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran untuk
melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga
apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat ditangani secara
dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia
dan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian ibu bisa menjadi 125 per
100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2004).
Untuk mengatasi masalah di atas perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat
khususnya ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.Peran serta UNICEF dan pemerintah
Indonesia dalam pencegahan kehamilan resiko tinggi harus disosialisasi secara benar dan
luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat
Dari hasil survey di atas peneliti ingin mengetahui seberapa pengetahuan ibu hamil
tentang kehamilan risiko tinggi, untuk itu peneliti melakukan penelitian ini
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumusakan permasalahan penelitian
yaitu “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas
Jabon Desa Dukuh Sari Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo”.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 6/37
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Jabon Desa Dukuh Sari Kecamatan
Jabon Kabupaten Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian kehamilan risiko tinggi.
b) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang faktor kehamilan risiko tinggi.
c) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang cara menentukan kehamilan risiko
tinggi.
d) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan kehamilan risiko
tinggi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya pengetahuan ibu
hamil tentang kehamilan risiko tinggi.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik kelas
selanjutnya.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 7/37
3. Bagi Profesi
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu hamil khususnya konseling tentang pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi.
4. Bagi Ibu Dan Masyarakat
Sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat terhadap
pentingnya pencegahan kehamilan resiko tinggi, sehingga derajat kematian ibu dan
bayi bias teratasi
.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 8/37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Pengetahuan
A. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003: 126).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan
terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 127).
B. Tingkat Pengetahuan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
5 Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 9/37
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah
merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Compresiension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpul kan, meramalkan dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan
rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving
cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 10/37
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang
telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi
dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu
tidak mau ikut KB dan sebagainya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003: 128).
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 11/37
C. Cara Memperoleh Pengetahuan
1. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum
diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistimatik dan
logis. Cara penemuan pengetahuan ini antara lain :
a. Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila
menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan
kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and
error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-coba.
b. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Misalnya, mengapa ibu yang
sedang menyusui harus minum jamu. Dari sejarah kita ketahui dan kita
pelajari bahwa kekuasaan raja zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun
yang keluar dari mulut raja adalah kebenaran yang mutlak dan harus diterima
oleh masyarakat atau rakyatnya.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 12/37
Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai
kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan
sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat
pula menggunakan cara tersebut.
d. Melalui Jalan Pintas
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara
berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 13/37
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum
dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo 2002:8).
2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”
atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Balon (1561–1626). Ia adalah seorang tokoh yang
mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula ia mengadakan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan
kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan
akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang
dikembangkan oleh Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan
bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok, yakni :
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-
ubah pada kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2002: 10)
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 14/37
d.
D. Karakteristik Ibu Hamil.
A. Umur
Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang
lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001).
Menurut Hanafi (2002) umur dibedakan menjadi :
a. Umur ± 30 tahun menghentikan atau mengakhiri kehamilan.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.
(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah
satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam
dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :
Pendidikan tinggi : Akademi / PT
Pendidikan sedang : SLTP / SLTA
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 15/37
Pendidikan rendah : SD / tidak sekolah
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa.
Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001).
Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang
dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan,
pencerna pesan dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998).
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau
pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-
hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi
(Depkes RI, 1996). Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan
banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya
memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan
yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang (Notoatmodjo, 1997).
Pekerjaan diklasifikasikan menjadi :
Bekerja : buruh, tani, swasta dan PNS
Tidak bekerja
d. Kehamilan
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 16/37
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9
bulan (Prawiroharjo, 2002: 89).
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
A. Definisi
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998).
Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi
serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan
memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
B. Faktor Resiko
Yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor
biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil
dan dalam kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain (Depkes RI,
1999). Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis dan faktor
non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan, riwayat
kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah pengawasan antenatal
(Manuaba, 1998)
Menurut Rustam (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat mempengaruhi
kehamilan adalah :
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 17/37
a.Faktor non medis antara lain :
Status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat,
tradisi, kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana kesehatan yang serba kekurangan
merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama dinegara-negara
berkembang yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas
dan mortalitas.
b. Faktor medis antara lain :
Penyakit - penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan
tali pusat, komplikasi persalinan.
C. Cara Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Cara menentukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu dengan
menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamesa tentang umur, paritas,
riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan lengkap kehamilan
sekarang serta pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.
Rochayati, dkk (1998) mengemukakan kriteria kehamilan yaitu primi muda, primi tua,
primi tua sekunder, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti, riwayat persalinan
buruk, bekas seksio sesarea, pre-eklampsi, hamil serotinus, perdarahan antepartum,
kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.
Daely (1998) menggunakan kriteria yaitu komplikasi obstetrik yaitu usia yang terdiri
dari usia 19 tahun atau kurang dan usia 35 tahun keatas resiko tinggi, paritas yang
terdiri dari primigravida dan grandemulti (para lebih dari 6), jarak kehamilan yang
terdiri dari < 2 Tahun dan > 4 tahun, riwayat persalinan yang lalu yang terdiri dari l kali
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 18/37
abortus atau lebih, 2 kali partus prematus atau lebih, kematian janin dalam kandungan
atau kematian perinatal, perdarahan pasca persalinan, kehamilan mola, pernah ditolong
secara obstetri operatif, pernah operasi ginekologi, pernah inversio uteri : disproporsi
sefalo-pelviks, perdarahan antepartum, pre-eklampsi dan eklamsi, kehamilan ganda,
hidramnion, kelainan letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada infertilitas,
persalinan terakhir 5 tahun atau lebih
Komplikasi medis yaitu anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, obesitas,
penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru, penyakit-penyakit lain dalam
kehamilan.
d. Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan
• Usia
1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia < 20
tahun. Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan
kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta
perkembangan fisik ibu terhambat.
2) Usia 20 – 35 tahun (usia reproduksi)
Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun waktu
reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah usia 20-35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna
dalam menjalani fungsinya (BKKBN, 1999).
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 19/37
3) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi
kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot,
syaraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun
terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium.
Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi
ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah kejanin yang berisiko
meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran,
eklamsia, dan perdarahan.
• Paritas
Sulaiman, S (1983) mengklasifikasikan paritas adalah sebagai berikut
1. Primipara
Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak matur atau prematur
2. Multipara
Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak
3. Grandemulti
Adalah seorang wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
Paritas merupakan salah satu faktor resiko tinggi pada kehamilan, kehamilan resiko
tinggi lebih banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara, keadaan endometrium
pada daerah korpus uteri sudah mengalami kemunduran dan berkurangnya
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 20/37
vaskularisasi, hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka
implantasi plasenta pada kehamilan sebelumnya di dinding endometrium. Adanya
kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium
menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil
konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan oksigenisasi kepada hasil konsepsi kurang
maksimal dan mengganggu sirkulasi darah ke janin. Hal ini akan beresiko pada
kehamilan dan persalinan.
C. Jarak Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Ramli (1997) jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang antara
dua objek bagian,. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan
(Depdikbud, 1998). Kehamilan adalah keadaan dimana terjadi proses pertumbuhan
dan perkembangan janin di dalam rahim mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (FKUI Padjajaran). Dari selang waktu antara dua kehamilan.
2. Kehamilan dengan jarak < 3 tahun
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami
perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta (Mansjoer, 1999)
Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah
endometrium pada bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur
sehingga kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang
berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.
3. Kehamilan dengan jarak > 3 tahun
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 21/37
Pada kehamilan dengan jarak > 3 tahun keadaan endometrium yang semula
mengalami trombosis dan nekrosis karena pelepasan plasenta dari dinding
endometrium (Korpus uteri) telah mengalami pertumbuhan dan kemajuan
endometrium.
Dinding-dinding endometrium mulai regenerasi dan sel epitel kelenjar-kelenjar
endometrium mulai berkembang (FKUI Padjajaran) bila pada saat ini terjadi
kehamilan endometrium telah siap menerima sel-sel memberikan nutrisi bagi
pertumbuhan sel telur.
4. Kehamilan dengan jarak > 4 tahun
Pada kehamilan dengan jarak > 4 tahun sel telur yang dihasilkan sudah tidak baik,
sehingga bisa menimbulkan kelainan-kelainan bawaan seperti sindrom down, saat
persalinan pun beresiko terjadi perdarahan post partum. Hal ini disebabkan otot-otot
rahim tidak selentur dulu, hingga saat harus mengkerut kembali bisa terjadi gangguan
yang beresiko terjadi hemoragic post partum (HPP),
5. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan
kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang
lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu. Pengawasan
antenatal menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin
dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mengerti. Pengawasan
antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil. Oleh WHO dianjurkan
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 22/37
pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II dan 2 kali pada trimester III (Rumus l-l, 2-l, 3-2).
Adapun tujuan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara dini, keadaan risiko
tinggi ibu dan janin, sehingga dapat :
a. Melakukan pengawasan yang lebih intesif
b. Memberikan pengobatan sehingga risikonya dapat dikendalikan
c. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu. (Manuaba, 1998)
Tujuan Kunjungan Ulang :
Kunjungan 1, hingga usia kehamilan 16 minggu dilakukan untuk :
a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II (24-28 minggu ) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Penapisan pre-eklampsi; gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
c. Mengulang perencanaan persalinan
Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 23/37
a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
c. Memantapkan rencana persalinan
d. Mengenali tanda-tanda persalinan
Konsep pemeriksaan pengawasan antenatal, Konsep pemeriksaan ini meliputi :
1) Anamnesa
a. Data biologis
b. Keluhan hamil
c. Fisiologis
d. Patologis (Abnormal)
2) Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
b. Pemeriksaan fisik khusus : Obstetri, periksa dalam dan USG
c. Pemeriksaan psikologis, pemeriksaan kejiwaan dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan
4) Pemeriksaan laboratorium
a. Laboratorium rutin meliputi : darah lengkap, urine lengkap, dan tes
kehamilan
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 24/37
b. Laboratorium khusus meliputi : Pemeriksaan protein darah dan
pemeriksaan air ketuban
5) Diagnosis kehamilan
a. Kehamilan normal : tanpa keluhan dan hasil pemeriksaan
b. Kehamilan dengan risiko : tinggi, sedang dan rendah
6) Penatalaksanaan lebih lanjut
a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan
b. Menjadwalkan pemberian vaksinasi
c. Memberikan preparat penunjang kesehatan
Agar pendekatan risiko dapat berjalan dengan baik, petugas kesehatan tidak saja
harus mengetahui pentingnya mengenali faktor risiko, tetapi juga mengetahui tindak
lanjut apa yang seharusnya diambil dan mampu melaksanakannya.
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep –
konsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukkan
(Notoatdmojo, 2005).
Berdasarkan tentang tinjauan pustaka di atas tentang resiko tinggi kehamilan, maka
peneliti membuat keragka konsep sebagi berikut :
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 25/37
Keterangan :
: Variabel Yang Tidak Di Teliti
: Variabel Yang Di Teliti
: Berpengaruh
: Saling Berhubungan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan :
• Usia
• Pendidikan
• Informasi
• Pengalaman
Manfaat Pengetahuan Ibu hamil
tentang kehamilan resiko tinggi :
1. Pengertian kehamilan resiko
tinggi
2. Faktor kehamilan resiko tinggi
3. Cara menentukan kehamilan
resiko tinggi
4. Penatalaksanaan kehamilan
resiko tinggi
Ibu Hamil
Baik CukupKurang
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 26/37
Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang
telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian (Nursalam,
2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi sekarang. (Notoatmodjo, 2005: 138)
B. Kerangka Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian
yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian), variabel yang
akan diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Aziz, 2003).
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 27/37
Masalah Penelitian
Keseluruhan ibu hamil Resiko Tinggi
Populasi
Sampel
Semua ibu hamil yang memenuhi criteria inklusi
Informed consent
kuesioner
Data dikumpulkan, diediting, diskoring
Data dianalisa dengan menggunakan rumus analisa statistic deskriptif proporsi prosentase
Hasil:
1. 76% - 100% :Baik
sampling
Purposive
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 28/37
2. 56% -75% :Cukup
3. 40% - 55% :Kurang
4. <40% :Tidak baik
Kesimpulan
Gambar 3.1. Kerangka penelitian pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi
C. Sampling Desain
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang di
teliti (Nursalam, 2003). Populasi dalam peneitian ini adalah seluruh ibu hamil Resiko
Tinggi yang ada di Puskesmas Jabon Kabupaten Sidoarjo
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari popilasi yang dapat dipergunakan sebagai subyek
penelitian (Nursalam, 2003). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi
kriteria inklusi.
3. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Ibu hamil Resiko tinggi
2) Bisa membaca dan menulis.
3) Bersedia menjadi responden.
4. Sampling
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 29/37
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,
agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian
(Nursalam, 2003). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik
Accidental Sampling yaitu teknik yaitu cara pengambilan sampel dengan berdasarkan
secara kebetulan bertemu. (Aziz Alimul, 2003:36)
Menurut Arikunto (2006: 134) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika
jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Pada penelitian ini diambil 10% dari jumlah populasi.
Ukuran Sampel = 10% x 250
= 25 sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yaitu ibu hamil yang
kebetulan bertemu dengan peneliti di Puskesmas Jabon Kabupaten Sidoarjo. Penelitian
dilakukan sampai target jumlah responden tercapai yaitu sebanyak 25 responden
D. Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeprapto, dkk. 2005: 54). Variabel juga merupakan
konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk
pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah Studi
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi di puskesmas jabon kabupaten
sidoarjo
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat diamati
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 30/37
(diukur) untuk diobservasi atau pengukuran secara cermat terhadap situasi obyek atau
fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2003:108).
Tabel 3.2. Definisi Operasional pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan resiko tinggi
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Alat
Ukur
Skala Skor
Pengetahuan
tentang ibu
tentang
Kehamilan
resiko tinggi
Hasil tahu ibu
hamil terhadap
suatu obyek
melalui
pengindraan
tentang
kehamilan
resiko tinggi.
• Manfaat Pengetahuan
Ibu hamil tentang
kehamilan resiko
tinggi bagi Bayi
• Manfaat Pengetahuan
Ibu hamil tentang
kehamilan resiko
tinggi bagi Ibu
• Manfaat PengetahuanIbu hamil tentang
kehamilan resiko
tinggi bagi Keluarga
• Manfaat Pengetahuan
Ibu hamil tentang
kehamilan resiko
tinggi bagi Negara
Q
U
I
S
I
O
N
E
R
O
R
D
I
N
A
L
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : 0%-55%
( Nursalam, 2003).
Lalu diberi skor :
Benar : 1
Salah : 0
F. Pengumpulan Data dan Analisa Data
1. Pengumpulan Data
1) Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyak dan
pengumpulan karakteristik yang di perlukan dalam suatu penelitian (Nursalam :
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 31/37
2003).Dalam penelitian ini, angket yang dipergunakan adalah angket tertutup artinya
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda silang (X) pada pertanyaan yang sesuai dengan responden.
2) Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode quisioner.
Metode kuesioner atau angket yaitu “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal
yang diketahui” (Arikunto, 2004:140). Pertanyaan dapat diajukan secara langsung
kepada subjek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang
sudah tertulis..
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih.
Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam
memberikan jawaban, karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk
menjawabnya hanya perlu waktu singkat.
3) Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Puskesmas jabon Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo pada Juni 2011 sampai dengan Juli 2011.
2. Analisa Data
Data yang terkumpul melalui kuesioner ditabulasikan dan dikelompokkan sesuai
dengan sub variabel yang diteliti. Setiap jawaban benar diberikan skor 1 dan apabila
salah diberikan skor 0.
Hasil pengolahan data adalah prosentase kemudian diintrepretasikan dengan
menggunakan skala menurut (Nursalam, 2003; 120), dibagi menjadi 4 kriteria yaitu :
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 32/37
1. Baik, apabila didapat hasil jawaban yang benar 76-100 %
2. Cukup, apabila didapatkan hasil jawaban yang benar 56-75 %
3. Kurang, apabila didapatkan hasil jawaban yang benar ≤ 56 %
Hasil pengumpulan data kemudian diprosentasikan skor kelompok dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Nilai prosentase
Σ f = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada berbagai
pihak yang terlibat untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuesioner diberikan kepada
responden yang diteliti dengan menekankan masalah etika, meliputi :
1. Persetujuan menjadi Responden ( Informed Consent )
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika subjek yang bersedia diteliti maka mereka
menandatangani lembar persetujan tesebut dan jika mereka menolak untuk diteliti maka
peneliti tidak akan memaksanya dan tetap menghormati hak – haknya
2. Tanpa Nama ( Anonimity)
P = Σ f x
100%
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 33/37
Untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam menjawab setiap pertanyaan
yang ada dalam kuesioner, menjaga ada unsur subyektifitas, dan untuk menjaga
kerahasiaan identitas responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Lembar kuesioner tersebut hanya diberi nomer kode
tertentu
3. Kerahasiaan (Confidentality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
H. Keterbatasan
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian (Nursalam, 2003).
Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:
a. Peneliti
Peneliti merupakan pemula yang belum pernah melakukan penelitian ataupun
membantu penelitian, sehingga masih banyak kekurangan dalam hasil penelitian.
b. Dalam pengumpulan data
Pengumpulan data dengan quisioner memiliki jawaban yang lebih banyak dipengaruhi
yang bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 34/37
LEMBAR KUISIONER
a. Identitas Responden (initial)
Nama Responden : ……………………………
Umur Ibu : …………………………...
Pendidikan Terakhir : ……………………………
Pekerjaan : ……………………………
b. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada “benar” jika pernyataan itu benar, dan
“salah” jika pernyataan itu salah.
PERTANYAAN BENAR SALAH
1.Kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta
keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas
akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin
yang dikandungnya.
2.Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa
faktor biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki
ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan
timbulnya gangguan lain.
3.Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 35/37
mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang dihadapi.
4.Faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor
biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak
sebelum hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan
timbulnya gangguan lain.
5. Faktor medis adalah pengawasan antenatal.
6. Faktor Non medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan.
7. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan,
riwayat kehamilan dan persalinan.
8. Faktor non medis antara lain : Status gizi buruk, sosial ekonomi
yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan,
kebersihan lingkungan.
9. Komplikasi medis yaitu anemia, hipertensi, penyakit jantung,
diabetes melitus, obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati,
penyakit paru, penyakit-penyakit lain dalam kehamilan.
10. Cara menentukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu
dengan menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari
anamesa tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan
yang lalu, dan pemeriksaan lengkap kehamilan sekarang serta
pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 36/37
11. Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan adalah
Pengetahuan dan Pengalaman.
12. Apakah Usia < 20 tahun bisa mengakibatkan kehamilan resiko
tinggi.
13. Apakah Usia 20 – 35 tahun berpengaruh tidak baik terhadap
proses reproduksi.
14.Apakah Pada Usia > 35 tahun terlalu mudah untuk hamil.
15. Primipara Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak
matur atau premature.
16. Multipara Adalah seorang wanita yang telah melahirkan 5 orang
anak atau lebih.
17. Grandemulti Adalah seorang yang telah melahirkan seorang anak
matur atau premature.
18. Multipara Adalah seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari
satu anak .
19. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
20. Pada penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi dianjurkan
pemeriksaan antenatal minimal 4 kali dengan 1 kali pada trimester I,
1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.
5/6/2018 Kti Insan New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-insan-new 37/37
Kisi – kisi
No Indikator No. Soal Jawaban
Pengertian
Faktor resiko kehamilan resiko
tinggi
Cara menentukan kehamilan
resiko tinggi
Penatalaksanaan kehamilan resiko
tinggi
1, 2,3
4,5,6,7,8,9
10,11,12,13,14,15,16,17,1
8
19,20
B,S,B
B,S,S,B,B,B
BS,B,S,S,B,S,S,B
B,B