kruris

2
Tinea Cruris (Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch) merupakan infeksi jamur Dermatofita pada kulit daerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah. Tinea Cruris ini disebabkan oleh Dermatophytes Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, and Microsporum canis, kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan peyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada derah genito- krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain. Tinea cruris lebih banyak terjadi pada laki-laki, kebersihan badan dan lingkungan yang kurang sangat pengaruh terhadap perkembangan penyakit ini. Penyakit ini masih banyak terdapat di indonesia dan masih merupakan salah satu penyakit rakyat. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang akan memudahkan infeksi. Tinea kruris biasanya timbul akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain. Biasanya lokasi pada daerah selangkangan atau sisi paha atas bagian dalam, dapat terjadi di kedua paha atau di salah satu paha saja. Keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat. Lesi berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa bintil-bintil kemerahan atau lenting- lenting kemerahan, atau kadang terlihat lenting-lenting yang berisi nanah. Bagian tengah menyembuh berupa daerah coklat kehitaman bersisik. 1.2 Epidemiologi Tinea kruris kasusnya sangat banyak di temukan di Indonesia, dan sering ditemukan infeksi yang mencapai sirkulasi sitemik. Hamzah pada penelitian di RSU dr. Abdul Moeloek Lampung terhadap 7611 pasien yang datang berobat ke Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin, menemukan 1173 menderita dermatofitosis, Lima puluh dua persen di antaranya menderita tinea kruris, Prevalensi tinea kruris pada komunitas umum di Jakarta sebesar 3,45%.7 Prevalensi tinea kruris pada komunitas pekerja lainnya juga cukup tinggi, seperti yang didapatkan Athuf dan

Upload: novianadia

Post on 16-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kruris

TRANSCRIPT

Page 1: kruris

Tinea Cruris (Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch) merupakan infeksi jamur Dermatofita pada kulit daerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah. Tinea Cruris ini disebabkan oleh Dermatophytes Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, and Microsporum canis, kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan peyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada derah genito-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain. Tinea cruris lebih banyak terjadi pada laki-laki, kebersihan badan dan lingkungan yang kurang sangat pengaruh terhadap perkembangan penyakit ini.

Penyakit ini masih banyak terdapat di indonesia dan masih merupakan salah satu penyakit rakyat. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang akan memudahkan infeksi. Tinea kruris biasanya timbul akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain.

Biasanya lokasi pada daerah selangkangan atau sisi paha atas bagian dalam, dapat terjadi di kedua paha atau di salah satu paha saja. Keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat. Lesi berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa bintil-bintil kemerahan atau lenting-lenting kemerahan, atau kadang terlihat lenting-lenting yang berisi nanah. Bagian tengah menyembuh berupa daerah coklat kehitaman bersisik.

1.2 Epidemiologi

Tinea kruris kasusnya sangat banyak di temukan di Indonesia, dan sering ditemukan infeksi yang mencapai sirkulasi sitemik. Hamzah pada penelitian di RSU dr. Abdul Moeloek Lampung terhadap 7611 pasien yang datang berobat ke Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin, menemukan 1173 menderita dermatofitosis, Lima puluh dua persen di antaranya menderita tinea kruris, Prevalensi tinea kruris pada komunitas umum di Jakarta sebesar 3,45%.7 Prevalensi tinea kruris pada komunitas pekerja lainnya juga cukup tinggi, seperti yang didapatkan Athuf dan Siregar pada penelitian terhadap pekerja penebangan kayu di Sumatera Selatan, yakni 5% dari jumlah subyek sebanyak 60 orang.9 Astono dan Sudarja pada penelitian terhadap 2000 pekerja industri plywood di Provinsi Kalimantan Selatan, menemukan 696 orang menderita penyakit kulit, 11% di antaranya menderita tinea kruris. Tinea cruris lebih banyak terjadi pada laki-laki, kebersihan badan dan lingkungan yang kurang sangat pengaruh terhadap perkembangan penyakit ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh frekuensi keringat yang berlebihan, dan tingkat pengetahuan masing-masing individu tentang kebersihan sehingga hal itu juga sangat membantu dalam pengobatan. Tinea cruris sering dialami oleh penduduk di daerah dengan iklim tropis. (Nadalo dan Montoya, 2006; Wiederkehr dan Schwartz, 2009)