kromatografi kolom sederhana
DESCRIPTION
KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA. Any Guntarti. Kromatografi Kolom Sederhana. Bergerak / aliran karena gaya grafitasi ↓ Pemilihan fase diam + fase gerak ↓ Kepolaran ↓ Pita-pita kromatogram ↓ Terbentuk fraksi-fraksi ↓ Dianalisis dengan KLT / KK↓. Pemisahan Secara Kromatografi. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KROMATOGRAFI KOLOM SEDERHANA
Any Guntarti
Kromatografi Kolom SederhanaBergerak / aliran karena gaya grafitasi
↓Pemilihan fase diam + fase gerak
↓Kepolaran
↓Pita-pita kromatogram
↓Terbentuk fraksi-fraksi
↓Dianalisis dengan KLT / KK↓
Pemisahan Secara Kromatografi
Mikhail Tswett↓
Pigmen tumbuhan↓
Pita-pita
Pengisian Kolom
Fase diam
Pasir
Kapas / glass wool
• fase diam homogen• fase diam ukuran sama• fase diam bentuk seragam• bebas gelembung udara
Tehnis : fase diam + pelarut → bubur (fase gerak)
Kolom kromatografi sederhana (learning kolom)
CHCl3 : MeOH : H2O = 6,5 :2,5:0,4
Profil KLT preparatif di bawah UV 254 nm fase diam silika danfase gerak = kloroform: metanol: air = 6,5: 2,5: 0,4
Isolat yang diambil
Isolasi hasil fraksi dengan KLT Preparatif
Identifikasi kemurnian isolat dengan KLTCHCl3:MeOH:H2O= 6,5:2,5:0,4
Gambar KLT hasil purifikasi pada lampu UV 254 nm.fase diam = silika GF 254 nm, fase gerak= kloroform: metanol: air = 6,5: 2,5: 0,4
A B
A: isolat hasil isolasi I
B: isolat hasil isolasi II
Hasil spektra Spektrofotometri UV
Hasil spektra Infra Red
408.
4042
8.60
454.
51
603.
3467
7.34
1125
.61
1548
.63
1636
.87
2298
.27
2349
.20
3469
.93
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
%T
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Wavenumbers (cm-1)
Gambar. berbagai metode pemisahan
• Contoh:
11
Klasifikasi Sistem Kromatografi
Umum Tehnik Spesifik
Fase diam Keseimbangan
1. K. Cair
(LC)
LLC LSC IEC
Cair pd padatan
Padatan
Resin
Partisi
Adsorbsi
Tukar ion
2. K. Gas
(GC)
GLC GSC Gas terikat
Cair pd padatan
Padatan
Padatan
Partisi
Adsorbsi
P / A
SKALA PRIORITAS / DERET ELUOTROPIK
n.PentanaIso oktanaSiklo hexanaCCl4XylenaToulenaBenzenaCHCl3AsetonEtil asetatAnilinAsetonitrilIso propanolEtanolMetanolAsam asetat
Pelarut Kekuatan / E0
00.010.040.180.260.290.320.400.560.580.620.650.820.880.95besar
Kromatografi
Fase diam fase gerak ↓ ↓ Statinary phase mobile phase
Pemisahan ↓ Perbedaan laju migrasi
Polaritas senyawa
Hukum Distribusi Kromatografi↓
perbedaan distribusi komponen di dalam FG & FD
↓koefisien distribusi / partisi (K)
↓K = CS /CM
CS : kons. Molar komponen dlm FDCM: kons. Molar komponen dlm FG
Secara ideal : CS & CM ↓
kurva linier
0
CS
CM
Macam-macam bentuk kesetimbangan CS & CM
DB
A
C
CM
CS
Kurva A : ideal → tidak saling campur → kromatografi Linier
B/C : ada asosiasi & desosiasi D : ada reaksi isoterm adsorpsi
↓Kromatografi → cenderung kurva A → konsentrasi relatif rendah
Elusi dalam kolom kromatografi
D
Sp Solvent
E
E
B + E
A + E
E
sign
alko
lom
tR
Elusi : proses terbawanya komponen dlm suatu camp, shg ada pemisahan komponen yg dibawa oleh FG dari ujung atas kolom → bawahtR : waktu yg diperlukan oleh komponen untuk bermigrasi sepanjang kolomVr : volume FG yg dibutuhkan untuk membawa komponen dari titik awal kolom → akhir kolom
F : laju alir FG yang menyatakan jumlah vol FG per satuan waktu ↓ F = VR / tR
tR = VR / F
Dalam kolom yang ideal ↓ Komp. yang tidak teretensi ↓ t = 0 ↓Komp. di atas memerlukan waktu untuk bermigrasi → tM : waktu FG melewati kolom VM : fraksi volum kolom yang dilalui komponen →
tR’ = tR – tM
VR’ = VR – VM terkoreksi
Untuk menerangkan proses pemisahan dlm kromatografi ada 2 macam teori :
1. Teori Lempeng (Plate Theory) ↓ Martin & Synge (1941) ↓ Efisiensi kolom ↓Apabila jumlah kesetimbangan makin besar→ efisiensi >> → menambah jumlah lempeng (N) → tebal lempeng teoritik → HN & H → menyatakan efisiensi ↓ Secara matematis : N = L / HKelemahan teori : tidak mampu mengidentifikasi variabel-variabel yangmempengaruhi pelebaran pita kromatogram
2. Teori Kinetik ( Kinetics Theory)
Dapat mengatasi kelemahan teori Plate.
→ teori laju / rate theory
↓Partikel komponen bermigrasi diantara FG & FD
↓ Migrasi sangat tidak teratur
↓ Energi thermal ↓
Gerakan partikelnya random ↓
Ditribusi simetrik Gauss
H.E.T.P
H = 16 L x (Wb / tR)2
N = 16 x (tR / Wb)2 = (4tR/W)2
Simetrik Gauss → t (waktu) lama →puncak lebar
Menurut Van Deemter ↓
Ada 3 proses secara stimultan yg mempengaruhi variabilitas laju
migrasi komponen diantara FG & FD :
1. Difusi Eddy (Eddy diffusion)2. Difusi longitudinal (longitudinal diffusion)3. Proses transfer massa ↓Pada tebal lempeng teoritik (H) → merupakan fungsi linier variabilitas laju migrasi komponen ↓ Persamaan Van Deemter H = A + B /µ + C.µ
A = koefisien Difusi Eddy B = koefisien Difusi longitudinalC = (CS + CM) = koefisien total
Difussi longitudinal ↓ Pelebaran pita ↓Molekul komponen dlm FG → bermigrasi dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah
↓ Kontribusi variabilitas laju migrasi yg menurun secara hiperbolik
terhadap kenaikan kecepatan linier FG (µ)
↓ Pada tebal lempeng teoritik
DM = koefisien difusi komponen FG Ψ = kualitas packing FD ↓ 0,6
HLD = 2ΨDM
µ=
B
µ
Pelebaran pita Transfer Massa ↓ Konstribusi H akan naik apabila kec. Linier FG naik ↓ Makin cepat kec. FG akan makin singkat proses transfer
massa → pemisahan rendah
• Pelebaran pita diffuse Eddy ↓ Akibat tidak homogen pori dalam packing kolom ↓ Ada yang jalannya pendek dan ada yang panjang
Composite curve
C standar
C mobile
A
B
H min
H. Opt
H
Proses migrasi
H = A + B / µ + C.µ → Persamaan Van Deemter
Kromatografi camp. 2 komp, yang mengalami retensi & tidakW
t (waktu)
Sin
yal a
nalit
ik
tM
tA
0
Profil konsentrasi komp. A & B dalam kolom pada jarak migrasi yang berbeda
A Bkon
sen
tra
si
Jarak migrasi
VARIABEL TERMODINAMIKA PADA PEMISAHAN
Mempengaruhi kualitas kolom
1. Waktu Retensi
2. Faktor-faktor kapasitas kolom (k’) Ratio jumlah molekul komponen dalam FD terhadap jumlah molekul komponen dalam FG
V =tR
tM
x µ Laju migrasi komponen
Lanjutan…
k’ =nS
nM
[ CS x VS ]
[ CM x VM ]=
k’ =VS
VMx k
k’ =( tR – tM)
tM
tR’
tM
=
Pengalaman : k’ < 1 ↓ Tidak memisah
Disarankan : k’ semakin besar ↓ Pemisahan ↑ ↓ k’ > 10 ↓ Tidak ekonomis
3. Faktor selektivitas (α) ↓ Ratio koef. Distribusi 2 komponen yang akan
dipisahkan ↓ Menggambarkan kemampuan pemisahan suatu kolom ↓ α = KB / KA
KB / KA = koef. Distribusi komp. B / A
Dimana : KB = koef. Distribusi komponen B yg teretensi kuat dalam kolom
KA = koef. Distribusi komponen A yg teretensi lemah dalam kolom
Ada hubungan dengan k’↓
α = KB’ / KA’
↓
α =(tR)B - tM
(tR)A - tM
4. Resolusi Kolom (Rs)
ΔZ = jarak puncak A & puncak BWA = lebar dasar kromatogram A
WB = lebar dasar kromatogram B
RS=ΔZ
0,5WA + 0,5WB
2 ΔZ
( WA + WB ) =
WA + WB
2 [ (tR)B – (tR)A ]RS=
Disarankan RS ≥ 1,5↓
Hubungan dengan faktor-faktor lain
RS =VN
4x
( α – 1)
α xk’B
( 1 + k’B )
Sesungguhnya sedekah itu dapat menghilangkan
murka Alloh & dapat menghilangkan kematian
yang buruk(HR. at-Tirmidzi)
Sesungguhnya sedekah itu dapat menghilangkan
murka Alloh & dapat menghilangkan kematian
yang buruk(HR. at-Tirmidzi)
33
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
Any Guntarti
POMPA
DC18
Injektor
SKEMA HPLC
Integrator
Kolom analitik
Ke penampungan
Instrumen HPLC
1. Reservoir Fase Gerak↓
Bisa lebih dari 1↓
dari gelas / stainless steel↓
Daya tampung 1- 2 LDilengkapi degasser (menghilangkan gas terlarut) →
gas NO2 & O2 → membuat gelembung-gelembung di dalam kolom & detektor
↓ - Pelebaran pita analit - Respon detektor terganggu
• Degassing → pompa vakum dihubungkan reservoir &
diaduk / dipanaskan
Solven disaring dengan kertas Millipore
Pemisahan dengan 1 jenis FG dengan konsentrasi konstan
→ Elusi Isokratik
Bila dengan 1 atau lebih FG yang polaritasnya berbeda →
Elusi Gradien
Digunakan FG segar → mendapatkan hasil yang
reprodusibilitas optimum dalam pemisahan
2. Pompa
Tekanan ≥ 1000 psi (4000 – 6000psi)
Kec. Alir 1-3ml/menit
Bahan harus resisten secara kimiawi
Ex : dari teflon & stainless steel
Tidak ada pulsa getaran
Kontinyu
3. Peredam Pulsa Fase Gerak
Ada beberapa detektor sensitive terhadap
variasi kec. Alir FG → ex : index refraksi,
elektrokimia & konduktometer
Peredam aliran dengan gas yang ditekan
4. Sistem Injeksi Sampel
Menentukan presisi perhitungan → reprodusibilitas
sampel
Sampel dimasukkan dengan tekanan tinggi →
merupakan pita dengan sampel tipis → pelebaran
diperkecil
Konvensional atau automatik
Injektor Automatik
5. Kolom Kromatografi
Bentuk tabung, permukaan dalam rataDari gelas / stainless steelLapisan luar kadang dilapisi logam → menahan tekanan ad 6000 psi, rx kimia dari FGSambungan kolom → tidak menyebabkan FG stagnantPanjang kolom (10 – 30) cmAnalisis pemisahan cepat (3 – 8) cmInternal diameter (4 – 5)mmPartikel diameter (3 – 5) µmGuard kolom → sebelum kolom analitik
Kolom dari stainless steel
6. Detektor
Pemilihan didasarkan pada problem pemisahan↓
Harus sensitif (menghindari pelebaran)
Ada 2 macam :
1. Berdasarkan sifat umum larutanRefraktif indeks → control temperaturKurang sensitive
2. Berdasarkan sifat solut/analit/sampel
UV – VisFluorescenceElektrokimia
↓Sinyal analit yang berbeda dari FG
↓Lebih sensitif (µg – ng)
↓Dikembangkan dengan derivatisasi pre & post kolom
Derivatisasi/modivikasi Instrumen HPLC
50
Alur sampel ke Detektor
7.Interpretasi output dari Detektor/integrator
• Direkam berupa rangkaian puncak-puncak• Puncak untuk data kualitatif dan kuantitatif
Profil kromatogram
Dalam gambar, area di bawah puncak Y < dibanding dengan area dibawah puncak X. Hal ini mungkin disebabkan :a.Karena Y lebih sedikit dari Xb.Y mengabsorbsi sinar UV pada panjang gelombang lebih sedikit dibanding dengan X.
Rangkaian HPLC pada spektrometer massa
Pada saat detektor menunjukkan puncak, beberapa senyawa sementara melewati detektor dan pada waktu yang sama dapat dialihkan pada spektrometer massa. Pengalihan ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat dibandingkan pada data komputer dari senyawa yang polanya telah diketahui. Ini berarti bahwa identifikasi senyawa dalam jumlah besar dapat ditemukan tanpa harus mengetahui waktu retensinya.
Fase Normal HPLC• Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan
pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm panjang 150 sampai 250 mm.
Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding dengan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.
Fase Balik/Reverse Phase HPLCSilika dimodifikasi menjadi non polar berupa atomkarbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polardigunakan berupa campuran air dan alkoholseperti metanol.
Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan bereaksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom.
Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam HPLC.
Hasil Analisis dengan menggunakan HPLC