kritisi kebijakan pemerintah.docx

7
Nama : FAHREZA MASYUDI Nim : 5133122010 Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum Soal 1. Kritisi kebijakan pemerintah, kaitkan dengan prinsip umum dan prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum! Jawab Dalam hal ini kebijakan pemerintah yaitu dengan memperbarui kurikulum sebelumnya dengan kurikulum 2013. Tentu hal ini membuat banyak perubahan dalam pendidikan Mengenai makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan kurikulum, kita dapat bertanya dalam untuk apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat dipandang sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam proses pembelajaran. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya saling berinteaksi. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu di revisi secara berkala agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Kurikulum 2013, tentu lahir bukan karena sekedar ingin trend mengganti sebuah kebijakan, tapi sebuah keharusan tuntutan keadaan Indonesia kini dan mendatang. Karena dengan

Upload: fahreza-masyudi

Post on 12-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zzzzzz

TRANSCRIPT

Page 1: kritisi kebijakan pemerintah.docx

Nama : FAHREZA MASYUDI

Nim : 5133122010

Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum

Soal

1. Kritisi kebijakan pemerintah, kaitkan dengan prinsip umum dan prinsip khusus dalam

pengembangan kurikulum!

Jawab

Dalam hal ini kebijakan pemerintah yaitu dengan memperbarui kurikulum sebelumnya

dengan kurikulum 2013. Tentu hal ini membuat banyak perubahan dalam pendidikan

Mengenai makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan kurikulum,

kita dapat bertanya dalam untuk apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat dipandang

sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam proses

pembelajaran. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang diharapkan dapat

dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya saling berinteaksi.

Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku selama jangka waktu

tertentu dan perlu di revisi secara berkala agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Kurikulum 2013, tentu lahir bukan karena sekedar ingin trend mengganti sebuah

kebijakan, tapi sebuah keharusan tuntutan keadaan Indonesia kini dan mendatang. Karena

dengan merubah kurikulum kita berharap ada perubahan dalam dunia pendidikan kita.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung bangsa yang berkualitas

dan bangsa yang maju,bangsa yang maju dapat dilihat banyak penduduk-penduduk

bangsanya bermutu dalam pendidikan sehingga dapat memberikan manfaat pada Negara

sendiri dan mengakat nilai derajat bangsa itu sendiri. Bedasarkan survey United Nations

Educational Scientific and Cultural Organization(UNESCO), menyatakan perkembangan

pendidikan diwilayah Asia Pasifik  untuk Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14

sedangkan penilaian data Kualitas pendidik di Indonesia menduduki peringkat level 14 dari

14 Negara masih berkembang . Padahal,jika  kita dapat bandingkan Negara Indonesia sebagai

Negara memiliki Sumber segala Potensi dengan Negara Vietnam sebagai Negara baru

merdeka, negara ini sudah menduduki tingkat atas dua tingkat dari indoensia didapati ukur

Page 2: kritisi kebijakan pemerintah.docx

dalam pendidikannya dengan masyrakat pandai membaca lebih cepat, sedangkan jika

Indoensia diukur dengan Perkembangan Pendidikan tingkat dunia Indonesia menduduki

peringkat 39 dari 42 negara berkembang didunia

            Perubahan kurikulum juga bukan sekedar karena peringkat kualitas pendidikan kita

yang rendah, tetapi juga tantangan masa depan yang semakin kompleks, tahun 2020-2030

kita akan berhadapan dengan Bonus Demografi dimana jumlah usia produktif akan

menjamur, daya saing dituntut tinggi, jika kualitas pribadi manusia Indonesia rendah akan

menjadi bencana. Oleh karenanya proses pendidikan tidak hanya sekadar mempersiapkan

anak didik untuk mampu hidup dalam masyarakat kini, tetapi mereka juga harus disiapkan

untuk hidup di masyarakat yang akan datang yang semakin lama semakin sulit diprediksi

karakteristiknya. Hal ini tentu berkaitan dengan prinsip umum kurikulum yaitu relevansi dan

fleksibilitas.

Dalam kajian sosiologis, kesulitan memprediksi karakteristik masyarakat yang akan

datang disebabkan oleh kenyataan bahwa di era global ini perkembangan masyarakat tidak

linier lagi. Perkembangan masyarakat penuh dengan diskontinuitas. Oleh karena itu,

keberhasilan kita di masa lalu belum tentu memiliki validitas untuk menangani dan

menyelesaikan persoalan pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.

Esensi Kurikulum 2013.

Pada dasarnya Kurikulum 2013 menuntut banyak perubahan mulai dari jumlah mata

pelajaran, manajemen sekolah dan guru, pengadaan buku dan silabus hingga penerapan

sistem pembelajaran berbasis tematik integratif. Sistem pembelajaran berbasis tematik

integratif ini telah dijalankan di banyak negara, seperti Inggris, Jerman, Prancis, Finlandia,

Skotlandia, Australia, Selandia Baru, sebagian Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura,

Hongkong, dan Filipina. Penambahan jam belajar di sekolah dianggap masih sesuai karena

dibandingkan negara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untuk anak usia 7-9

tahun. Semua unsur yang berperan di dalamnya harus mau berubah dan bekerjasama demi

menjawab tantangan zaman. Dilihat dari strategi, kurikulum baru ini akan menekankan pada

model pembelajaran tematik yang mengarah pada pendidikan karakter. Pendidikan bersifat

tematik menitikberatkan pada mata pelajaran yang membentuk sikap untuk siswa sekolah

dasar (character building), mengasah keterampilan untuk siswa SMP, dan membangun

pengetahuan untuk siswa SMA.

Page 3: kritisi kebijakan pemerintah.docx

Perbedaaan yang signifikan pada kurikulum baru, adalah adanya pengurangan mata

pelajaran dan penambahan jam belajar. Pemadatan mata pelajaran akan membuat kurikulum

ini mengharuskan anak-anak belajar lebih lama di sekolah. Untuk kelas I-III yang awalnya

belajar selama 26-28 jam dalam seminggu bertambah menjadi 30-32 jam seminggu.

Sedangkan untuk kelas IV-VI yang semula belajar selama 32 jam per minggu di sekolah

bertambah menjadi 36 jam per minggu. Selain itu administrasi pembelajaran juga berubah,

administrasi pembelajaran yang paling penting adalah silabus dan RPP. Untuk silabus sudah

disiapkan oleh pemerintah, sehingga guru tinggal membuat RPP. Di dalam pembuatan RPP

hal penting yang harus ditulis adalah proses pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan.

Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Dalam

penilaian autentik tidak hanya mengandalkan tes tulis, tapi banyak jenis model tes misal porto

folio. Salah satu perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum terdahulu adalah model rapor.

Pada kurikulum sebelumnya skala nilai dari 0 hingga 100, sedangkan untuk aspek afektif

menggunakan huruf A, B, C, D. Pada kurikulum 2013 skala nila tidak lagi 0 – 100,

melainkan 1 – 4 untuk aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif

menggunakan SB = Sangat Baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang. Skala nilai 1 – 4 dengan

ketentuan kelipatan 0,33.

guru adalah pihak yang mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan.

Hakikat kurikulum itu ada pada guru, jika guru tidak bisa mendalami kurikulum yang

berlaku, maka tujuan pendidikan yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaik apapun

kurikulum tersebut, tidak akan membuahkan hasil jika guru tidak mampu melaksanakannya.

Kurikulum 2013, sebenarnya merupakan suatu konsep kurikulum yang mendorong

pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran dan guru dengan segala keilmuannya tidak hanya berperan sebagai pengajar

tapi dituntut untuk menjadi inspirator. Pembelajaran lebih mengoptimalkan daya pikir dan

kreativitas siswa untuk menambah keterampilan dan pengetahuannya, belajar menemukan

melalui eksperimen. Perbedaan yang mendasar dengan kurikulum sebelumnya adalah, guru

tidak lagi menerapkan metode berceramah dan bukan hanya satu-satunya sumber

pengetahuan, bisa saja siswa mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya, seperti dari

internet. Dapat kita bayangkan jika masih ada guru yang “buta kayu” dengan perkembangan

teknologi internet dan masih menggunakan cara-cara lama dalam proses belajar mengajarnya.

Page 4: kritisi kebijakan pemerintah.docx

Peran Sekolah baik milik pemerintah maupun swasta amat vital dalam implementasi

kurikulum baru, karena diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan guru dalam

melaksanakan proses KBM, serta menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan lembaga

pendidikan. Orang tua juga siswa juga harus memahami Kurikulum 2013 dimaksud, dengan

mengetahui orang tua dapat mendukung dan memberikan pemahaman kepada anaknya

bagaimana perkembangan pelajaran yang di dapat, serta kegiatan ekstra yang diwajibkan

seperti Pramuka dan PMR, orang tua haruslah mendukung. Steakholder berikutnya yang tak

kalah penting adalah pemerintah. Peran pemerintah pusat maupun daerah bukan hanya

berperan memberikan kewajiban pendanaan untuk operasional sekolah dan tunjangan guru

sebagaimana diamanatkan UUD 1945, tetapi juga regulasi atau kebijakan-kebijakan yang

berpihak dalam peningkatan dunia pendidikan di daerah.

Secara umum kurikulum 2013 menyisakan berbagai kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurikulum 2013 tersebut bertentangan dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang berisi

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini karena penekanan pengembangan

kurikulum hanya didasarkan pada aspek orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum

2013 sendiri tidak didasarkan pada aspek evaluasi dari pelaksanaan system Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tahun 2006 sehingga dalam pelaksanaannya

bisa aja smembingungkan guru dan pemangku pendidikan.

2. Guru sebagai elemen penting juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses

upaya pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah justru melihat seolah-olah guru

dan siswa tersebut mempunyai kapasitas yang sama.

3. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi dari proses pembelajaran dengan hasil

dalam kurikulum 2013 itu sendiri. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan pada

ujian nasional (UN) masih juga diberlakukan. UN hanya mampu mendorong orientasi

pendidikan pada hasil dan justru sama sekali tidak memperhatikan proses upaya

pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada dikesampingkannya subjek mata

pelajaran yang tidak diujikan dalam UN tersebut. Padahal, mata pelajaran non-UN

juga mampu memberikan kontribusi yang besar untuk mewujudkan tujuan

pendidikan.

Page 5: kritisi kebijakan pemerintah.docx

4. Pemerintah mengintegrasikan subjek mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

untuk level jenjang pendidikan dasar.