krimse

6
ALASAN PEMBUATAN SEDIAAN KRIM (CREAM) I. Alasan Pembuatan Alasan pembuatan preparat ini untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut dan keadaan permukaan kulit. Karena emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a ( minyak dalam air ) atau emulsi a/m ( air dalam minyak ), tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukan ke dalam emulsi. Zat obat yang akan mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit. Tentu saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat yang digunakan dalam preparat yang di emulsikan menentukan banyaknya pelarut yang harus ada dan sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang dihasilkan . Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak daripada oleh air. Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit, karena ia mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya jika diinginkan preparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air, harus dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus dipilih suatu emulsi minyak dalam air. Seperti untuk absorpsi, abnsorpsi melalui kulit ( absorpsi perkutan ) bisa ditambah dengan mengurangi ukuran partikel dari fase dalam. II. Kelebihan Adapun kelebihan menggunakan sediaan cream adalah : 1.mudah menyebar rata 2.praktis 3.lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe

Upload: mira-ria-andriani

Post on 06-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nm

TRANSCRIPT

ALASAN PEMBUATAN SEDIAAN KRIM (CREAM)

I. Alasan Pembuatan

Alasan pembuatan preparat ini untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut dan keadaan permukaan kulit. Karena emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi m/a ( minyak dalam air ) atau emulsi a/m ( air dalam minyak ), tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukan ke dalam emulsi.Zat obat yang akan mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit. Tentu saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat yang digunakan dalam preparat yang di emulsikan menentukan banyaknya pelarut yang harus ada dan sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang dihasilkan .Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak daripada oleh air. Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit, karena ia mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya jika diinginkan preparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air, harus dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus dipilih suatu emulsi minyak dalam air. Seperti untuk absorpsi, abnsorpsi melalui kulit ( absorpsi perkutan ) bisa ditambah dengan mengurangi ukuran partikel dari fase dalam.

II. KelebihanAdapun kelebihan menggunakan sediaan cream adalah :1.mudah menyebar rata2.praktis3.lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe m/a ( minyak dalam air )4.cara kerja langsung pada jaringan setempat5.tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air )6.bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga pengaruh aborpsi biasanya tidak diketahui pasien.7.aman digunakan dewasa maupun anak anak.8.Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam minyak )9.Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada fase a/m ( air dalam minyak ) karena kadar lemaknya cukup tinggi.10.Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan deodorant.11.Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak.

III. KekuranganDi samping kelebihan tersebut, ada kekurangan di antaranya yaitu :1.mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m ( air dalam minyak )karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.2.susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream mesti dalam keadaan panas.3.mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak )4.gampang pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas.5.pembuatannya harus secara aseptic

etode Pembuatan1. Metode Pelelehan ( fusion)Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.2. Metode TriturasiZat yng tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya.Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang lain.Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain:. Kondisi temperatur /suhu. Kontaminasi dengan kotoran. Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah menguap.Dasar dasar proses pembuatan sediaan semi solid (termasuk krim) dapat dibagi:1. Reduksi ukuran partikel, skrining partikel dan penyaringan.Bahan padat dalam suatu sediaan diusahakan mempunyai ukuran yang homogen. Skrining partikel dimaksudkan untuk menghilangkan partikel asing yang dapat terjadi akibatadanya partikel yang terflokulasi dan aglomerisasi selama proses.2. Pemanasan dan pendinginanProses pemanasan diperlukan pada saat melarutkan bahan berkhasiat, pencampuran bahan- bahan semisolid pada proses pembuatan emulsi. Pembuatan sediaan semi solid dibutuhkan pemanasan, sehingga pada proses homogenisasi bahan- bahan yang digunakan tidak membutuhkan penanganan yang sulit, kecuali apabila didalam sediaan tersebut ada bahan-bahan yang termolabil.3. PencampuranPencampuran terdiri tiga macam:a. Pencampuran bahan padat.Pada prinsipnya pencampuran bahan padat adalah menghancurkan aglomerat yang terjadi menjadi partikel dengan ukuran yang serba sama.b. Pencampuran untuk larutan.Tujuan pencampuran larutan didasarkan pada dua tujuan yaitu: adanya transfer panas dan homogenitas komponen sediaan.c. Pencampuran semi solida.Untuk pencampuran sediaan semi solid dapat digunakan alat pencampuran dengan bentuk mixer planetary dan bentuk sigma blade. Alat dengan sigma blade dapat membersihkan salep/ krim yang menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses transfer panas lebih baik.4. Penghalusan dan Homogenisasi.Proses terakhir dari seluruh rangkaian pembuatan adalah penghalusan dan homogenisasi produk semi solid yang telah tercampur dengan baik.

EVALUASI SEDIAAN AKHIrDibagi dalam tiga kelompok :1. Evaluasi FisikHomogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian non newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik.Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.2. Evaluasi Kimia.Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.3. Evaluasi Biologi.

a. Kontaminasi mikroba.Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.b. Potensi zat aktif.Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

Cream adalah sediaan obat untuk pemakaian pada kulit. Sediaan ini digunakan pada kulit antara lain untuk efek fisik, yaitu kemampuan bekerja sebagai pelindung kulit, pelincir, pelembut, zat pengering dan lain-lain, atau efek khusus dari bahan obat yang ada. Pemakaian pada kulit yang memerlukan resep, umumnya mengandung obat tunggal yang dimaksudkan untuk melawan diagnosis khusus.Walaupun pada umumnya diinginkan dalam pengobatan penyakit, untuk obat yang dalam pemakaiannya mengandung bahan obat supaya meresap melalui permukaan dan masuk kedalam kulit, biasanya tidak dimasudkan (kecuali untuk system pengobatan melalui kulit) bahwa pengobatan masuk kedalam sirkulasi umum. Bagaimanapun juga sekali obat ini melewati epidermis, akan sampai pada pembuluh darah kapiler dan mengisi jaringan subkutan dan absorpsi masuk kedalam sirkulasi umum bukan tidak mungkin.Absorpsi bahan dari luar ke posisi di bawah kulit tercakup masuk kedalam aliran darah, disebut sebagai absorpsi perkutan. Cream pada umumnya merupakan, absorpsi perkutan dari bahan obat ada pada prepat dermatologi yang tidak hanya tergantung dari sifat kimia dan fisika dari bahan obat saja, tapi juga pada sifat apabila dimasukkan kedalam pembawa farmasetika dan pada kondisi dari kulit.Pada permukaan kulit ada lapisan dari bahan yang diemulsikan terdiri dari campuran kompleks dari cairan berlemak, keringat dan lapisan tanduk yang dapat terkelupas, yang terakhir dari lapisan sel epidermis yang telah mati yang disebut lapisan tanduk dan stratum corneum dan letaknya langsung dibawah lapisan yang diemulsikan. dibawah lapisan tanduk secara teratur ada lapisan penghalang lapisan yang hidup stratum germinativum, dan dermis atau kulit sesungguhnya.Pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut saraf timbul dari jaringan lemak subkutan masuk kedalam dermis dan sampai pada epidermis.Absorpsi perkutan suatu obat pada umumnya disebabkan oleh penetrasi langsung obat melaui stratum corneum 10-15m, tebal lapisan datar mengeringkan sebagaian demi sebagian jaringan mati yang membentuk permukaan kulit paling luar. Staratum corneum terdiri dari kurang lebih 40% protein (pada umumnya keratin) dan 40% air dengan lemak berupa perimbangannya terutama sebagai trigliserida, asam lemak bebas, kolestrol dan fosfat lemak. Kandungan lemak dipekatkan dalam fase eksraselular starum corneum dan begitu jauh membentuk membran yang mengelilingi sel. Komponen lemak dipandang sebagai faktor utama yang secara langsung bertanggung jawab terhadap rendahnya penetrasi obat melalui stratum corneum. Sekali molekul obat melalui stratum corneum kemudian dapat terus melalui jaringan epidermis yang lebih dalam dan masuk kedalam dermis apabila obat mencapai lapisan pembuluh kulit maka obat tersebut siap untuk diabsorpsi kedalan sirkulasi umum.Stratum corneum sebagai jaringan keratin akan berlaku sebagai membran buatan yang semi permiabel, dan molekul obat mempenetrasi dengan cara difusi pasif. Jadi, jumlah obat yang pindah, menyebrangi lapisan kulit tergantung pada konsentrasi obat, kelarutannya dalam air dan koefisien partisi minyak atau airnya. Bahan bahan yang mempunyai sifat larut dalam keduanya, minyak dan air merupakan difusi melalui stratum corneum seperti juga melalui epidermis dan lapisan kulit.Walaupun kulit dibagi secara histology kedalam stratum corneum, epidermis yang yang hidup, dan dermis secara bersama-sama dapat dianggap merupakan lapisan penghalang. Penetrasi lapisan ini dapat terjadi dengan cara difusi.1.Penetrasi transelular (menyebrangi sel);2.Penetrasi intraselular (antarsel);3.Penetrasi transappendageal (melaluifolikel rambut, keringat, kelenjar lemak dan perlengkapan pilo sebaceous