kreatinin

18
KREATININ I. Tujuan I.1 Untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan test kreatinin dalam serum. I.2 Untuk menginterprestasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. II. Prinsip Berdasarkan reaksi antara kretinin dengan asam pikrat dalam suasnaa basa akan membentuk kompleks kreatinn. Pikrat yang berwarna kuning jingga yang kadarnya dapat diukur dengan spektrofotometer UV – Visible . III. Reaksi 1

Upload: dittarestiany

Post on 16-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kreatinin biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: kreatinin

KREATININ

I. Tujuan

I.1 Untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan test kreatinin

dalam serum.

I.2 Untuk menginterprestasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh.

II. Prinsip

Berdasarkan reaksi antara kretinin dengan asam pikrat dalam

suasnaa basa akan membentuk kompleks kreatinn. Pikrat yang

berwarna kuning jingga yang kadarnya dapat diukur dengan

spektrofotometer UV – Visible .

III. Reaksi

1

Page 2: kreatinin

IV. Teori Dasar

Kadar kreatinin berbeda – beda setiap orang umumnya pada orang

yang mempunyai otot kekar, memiliki kadar kreatinin yang lebih

tinggi daripada yang tidak berotot. Hal ini, juga yang memungkinkan

peredaan nilai normal kreatinin pada wanita dan laki-laki. Nilai normal

kreatinin pada laki – laki 0,6 – 1,1 mg/100ml, 53 – 97 µmol/L

sedangkan pada wanita 0,5 – 0,9 mg/100ml, 44 – 80 µmol/L

Kreatinin terbuat dari zat yang disebut dengan kreatin, yang

dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang

disebut dengan metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah

menjadi kreatinin setiap hari, kreatini diangkat melalui aliran darah ke

dalam ginjal.

Kreatinin diproduksi di dalam hati dan disimpan sebagai fosfat

tinggi energi dalam otot rangka. Saat terjadi metabolisme otot kreatinin

dalam darah. Kadar kreatinin di dalam darah tidak hanya dipengaruhi

oleh fungsi ginjal namun juga oleh fungsi hati dan massa otot.

Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat

yang terjadi di otot yang merupakan zat racun dalam darah, terdapat

pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal.

Sejumlah besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan

ditapis keluar bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali ke

dalam darah.

Kreatin adalah asam organik bernitrogen yang terdapat secara

alami di dalam hewan vertebrata. Kreatin dapat membantu

menyediakan cadangan energi bagi jaringan otot dan saraf. Kreatin

ditemukan pertama kali oleh Derek Edward Bye pada tahun 1832

sebagai komponen dari otot rangka. Nama kreatin sendiri berasal dari

bahasa Yunani, dari kata Kreas yang berarti daging. Batas normal

ureum : 20 – 40 mg/dl. Batas normal kreatinin : 0,5–1,5 mg/dl (.

Kreatinin terbentuk akibat penguraian otot. Tingkat kreatinin dalam

darah mengukur fungsi ginjal. Tingkat yang tinggi biasanya karena

masalah dalam ginjal.

2

Page 3: kreatinin

Pemeriksaan pada kreatinin dalam darah merupakan slah satu

parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini

juga sangat membantu kebijakan untuk melakukan terapi pada

penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin

dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan

seseorang dengan gangguan ginjal yang memerlukan tindakan

hemodialisis.

Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh,

melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan

bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur

keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-

basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui

ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia sisa metabolisme

disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan)

sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang

disebut sebagai glomeruli. Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis

tiga hormon penting yaituerythropoietin atau EPO, yang merangsang

sumsum tulang untuk membuat sel-sel darah merah; renin, yang

mengatur tekanan darah; calcitriol, bentuk aktif vitamin D, yang

membantu mempertahankan kalsium untuk tulang dan untuk

keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh.

Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita

dalam melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan

fungsi ginjal secara cepat akut yang lain dapat menyebabkan

penurunan yang lebih lamban atau kronis. Keduanya menghasilkan

penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah. National

Kidney Foundation merekomendasikan tiga tes sederhana untuk

skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk

protein atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi

glomerulus (GFR) berdasarkan pengukuran kreatinin

serum. Mengukur urea nitrogen dalam darah memberikan informasi

tambahan.

3

Page 4: kreatinin

Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal.

Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi indikator yang cukup handal

bagi fungsi ginjal. Ginjal menjadi cacat dalam alasan apapun, tingkat

kreatinin dalam urin akan meningkat karena clearance miskin oleh

ginjal. Abnormal tingkt tinggi pada kreatin sehingga memperingtkan

kemungknan malfungsi atau kegagalan ginjal. Pemeriksaan jumlah

kreatinin urin lebih tepat dari fungi ginjal dapat diestimasi dengan

menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh

ginjal, dan ini disebut juga kretinin clearance.

Pemeriksaan pada kreatinin dapat menggunakan beberapa metode

yaitu :

1. Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah

kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk

senyawa kining jingga dan menggunakan alat ukur

spektrofotometer.

2. Kinetik, metode ini relatif sama halnya dlam pengukuran

dibutuhkan sekali pembacaan dan alat yang digunakan autonaly

zer.

3. Enzimatik darah, dasar metode ini adalah adanya substrat

dalam smple bereaksi dengan enzim membentuk senyawa

substrat menggunakan alat spektrofotometer. (Underwood,

1997)

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kreatinin, senyawa –

senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah

hingga menyebabkan overstimasi nilai kreatinin sampai 20% adalah

askorban, billirubrin, asam urat, aseto asetat, piruvat, sefalosforin,

metildopa. Senyawa – senyawa tersebut dapat memberi reaksi

terhadap reagen kreatinin dengan membentuk senyawa yang serupa

kreatinin sehingga dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi palsu.

4

Page 5: kreatinin

Kratinin merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin alam

otot dan merupakan metabolik zat aktif berdifusi ke dalam plasma dan

dieksresikan ke dalam urin. Kreatinin terutama disintesa di dalam hati

dan ginjal dari asam – asam amino.

Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan

untuk menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan

melakukan tes kreatinin klirens. Selain itu, tinggi rendahnya kadar

kreatinin darah juga memberikan gambaran tentang berat ringannya

gangguan fungsi ginjal yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari

7mg/dl serum. Namun, dianjurkan bahwa sebaiknya hemodialisis

dilakukan sedini mungkin untuk menghambat progresifitas penyakit.

(Soedeman, 1995)

Kadar kreatinin di dalam serum darah pria lebih banyak daripada

adar kreatinin di dalam serum darah wanita hal ini disebabkan,

perbedaan pada massa otot pria yang lebih banyak daripada otot

wanita. Kreatinin penting dalam pemeriksaan klinis karena merupakan

produk akhir metabolisme yang terakhir dn tidak dapat diubah

menjadi senyawa lain lagi. Kadar kreatinin dalam serum dan urin

tidak dipengaruhi oleh perubahan pola makan, oleh karena itu

pemeriksaan kadar kreatinin dapat digunakan untk mengetahui laju

filtrasi glomerolus yang lebih baik daripada urea. (Wahlefeld, 1990)

Kreatinin fosfat adalah senyawa yang tidak stabil. Kreatinin fosfat

membentuk struktur cincin secara sponstan menjadi kreatinin.

Kreatinin tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Senyawa ini

dieksresikan melalui urin. Kecepatan eskresi kreatinin relative konstan

dari hari ke hari. Oleh karena itu, ekskresi kretnin dari individu

manusia hampir selalu konstan seperti halnya kadar kalium di dalam

tubuh manusia. (Corwin, 2001)

5

Page 6: kreatinin

V. Alat dan Bahan

V.1 Alat – alat :

V.1.1 Tabung reaksi

V.1.2 Pipet piston

V.1.3 Spektrofotometer

V.2 Bahan – bahan :

V.2.1 Material pemeriksaan berupa serum

V.2.2 Heparin plasma

V.2.3 Urin

V.2.4 Reagensia

Reagensia Konsentrasi dalam

larutan

Larutan botol 1

Asam Pikrat 35 mmol/L

Larutan botol 2

NaOH 0,32 mol/L

Larutan botol 3

Standar Kreatinin 2mg/ 100ml atau

177µmol/L

6

Page 7: kreatinin

VI. Prosedur

VI.1 Cara pembuatan dan stabilitas larutan

Dicampurkan NaOH dri botol 2 dengan aquadest (1:4).

Campuran reagen tersebut ditambahkan dengan asam pikrat

dengan merbandngan (1:1) didiamkan selama 30 menit sebelum

penguuran dimulai. Lartan botol 3 digunakan tanpa pengenceran.

VI.2 Langkah Kerja

Pietkan ke dalam kuvet :

Sample atau standar 200µl

Working reagen 2000µl

Working reagent merupakan campuran dari R1 asam pikrat

dan juga R2 larutan basa NaOH dengan perbandingan 1:1. Panjang

gelombangnya 492nm dan diinkubasikan pada suhu 25oC, setelah

itu campurkan dan seltelah 30 detik baca absorbansinya (A1) lalu

setelah 2 menit baca kembali absorbansinya (A2).

VII. Data Pengamatan

VII.1 Larutan Standar

A1 = 0,019

A2 = 0,069

∆Astandar = 0,050

VII.2 Larutan Sample

A1 = 0,143

A2 = 0,182

∆Asample = 0,039

C = 2.0 x ∆ A sample∆ A standar

= 2.0 x 0,0390,050

=1,56mgdl

C = 176,8 x ∆ A sample∆ A standar

= 176,8 x 0,0390,050

= 137,9µmol/L

7

Page 8: kreatinin

VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang kreatinin, tujuan dari

praktikum kali ini untuk mengetahui fungsi ginjal melalui percobaan

pda kreatinin. Prinsip pada percobaan kreatinin yaitu berdasarkan

reaksi antara kretinin dengan asam pikrat dalam suasnaa basa akan

membentuk kompleks kreatinn. Pikrat yang berwarna kuning jingga

intensitas warna yang di dapat sebanding dengan konsentrasinya.

Dalam percobaan kreatinin yang digunakan sebagai R2 larutan

basa yaitu NaOH. Penambahan NaoH ini bertujuan untuk membuat

suasana basa pada larutan, agar reaksi antara asam pikrat dan kreatinin

dapat menghasilkan larutan kompleks berwarna kuning. Jika pada

percobaan kreatinin tidak dalam suasana basa maka tidak terbentuk

larutan kompleks yang berwarna kuning tersebut dan pada saat uji

kreatinin tidak dapat diuji dengan spekrofotometri UV Visible

tersebut.

Fungsi ginjal dapat dideteksi dengan percobaan kreatinin, karena

kreatinin dikeluarkan oleh tubuh sepenuhnya berada pada ginjal

apabila fungsi ginjal normal maka adar kreatinin akan meningkat

dalam darah karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin.

Kreatinin merupakan produk penguraian dari kreatin, dimana kreatin

tersebut disintesis pada hati.

Pada praktikum kali ini yang digunakan sebagai percobaan yaitu

serum darah, tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah dapat

digunakan sebagai indikator penting yang dapat menjadi acuan sebagai

seseorang yang menderita gagal ginjal. Pada orang yang mengalami

kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah akan naik karena

pembersihan kratinin oleh ginjal rendah. Pembersihan pada ginjal ini

disebut jugan dengan kreatinin klirens, kreatinin klirens ini merupakan

laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah yang

dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit.

8

Page 9: kreatinin

Sebelum melakukan pengukuran kreatinin pada sample serum

darah pasien terlebih dahulu harus mengetahui panjang gelombangnya

terkebih dahulu. Panjang gelombang tersebut adalah 492 nm dimana

panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang maksimum

untuk melakukan pengukuran pada kreatinin. Panjang gelombang juga

ditentukan dapat digunakan untuk menentukan absorbansi yang di

dapat sehingga absorbansi yang di dapat menunjukkan nilai absrobansi

yang maksimum.

Sample, standar yang dipipetkan ke dalam kuvet yaitu 200µl dan

working reagen yang digunakan sebanyak 2000µl yaitu campuran dari

asam pikrat NaOH dengan perbandingan 1:1. Pada saat pengujian ini

didiamkan terlebih dahulu selama 30 detik tujuannya agar reaksinya

berjalan dengan baik apabila langsung dicek dengan menggunakan

spektrofotometri dapat mengganggu pembacaan pada absorbansinya

karean reaksinya belum berjalan dengan baik. Hasil yang di dapat pada

pengukiran absorbansi pertama yaitu 0,143 setelah itu didiamkan

kembali selama 2 menit, dan pada saat pembacaan spektrofotometri

hasil absorbansinya yang di dapat yaitu 0,182 dari absorbansi pertama

ke absorbansi ke dua mengalami peningkata nilai absorbansi ini

tandanya reaksi tersebut telah berjalan dengan baik.

Dari hasil pasien yang di dapat kadar kreatininnya yaitu 1,56 mg/dl

melebih batas normal yaitu 0,6-1,1 akan tetapi, hasil kreatinin pasien

tidak terlalu jauh melebihi batas normal. Oleh karena itu, pasien belum

dikatakan mengalami gagal ginjal bisa saja hal ini dikarenakan oleh

pasien yang sedang mengkonsumsi obat-obatan, olahraga berlebih,

makan-makanan yang kaya dengan protein, dan sebagainya yang dapat

meningkatkan kadar kreatinin tersebut.

9

Page 10: kreatinin

IX. Kesimpulan

Dari hasil praktikum kreatinin ini dapat disimpulkan kadar

kreatinin Tn. Imam yaitu 1,56mg/dl dan melebihi kadar normal 0,6 –

1,1 mg/dl, tapi belum dikatakan fungsi ginjal pada TN. Imam

mengalami kerusakan hal ini dapat disebabkan karena olahraga yang

berlebih, karena konsumsi obat – obatan, serta makanan yang kaya

dengan protein, dan sebagainya.

10

Page 11: kreatinin

X. Daftar Pustaka

Sodeman, W.A. 1995. Sodeman Patofisiologi. Edisi 7, Jilid II.

Penerjemah: Andry Hartono. Hipokrates. Jakarta

Underwood. 1997. Patologi Umum & Sistematik. Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

Corwin, Elizabeth, J. 2001. Buku suku Patofisiologi. EGC. Jakarta

Available online at : www. Scribd.com [Diakases pada tanggal 24

Desember 2014]

11

Page 12: kreatinin

XI. Lampiran

XI.1 Mengapa kreatinin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

kerusakan pada ginjal? Jelaskan!

Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan

sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang

dengan gangguanfungsi ginjal memerlukan tindakan, Ginjal

mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. Pada

orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam

darah akan naik karena clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal

rendah. Tingginya kreatinin memperingatkan kemungkinan

malfungsi atau kegagalan ginjal. Ini adalah alasan memeriksa

standar tes darah secara rutin untuk melihat jumlah kreatinin dalam

darah.

Hal ini penting untuk mengenali apakah proses menuju ke

disfungsi ginjal (gagal ginjal, azotemia) akut atau kronik. Sebuah

ukuran yang lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi dengan

menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh

ginjal, dan ini disebut kreatinin clearance. Klirens kreatinin adalah

laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah yang

dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit.

Bersihan kreatinin biasanya dinyatakan dalam mililiter per

menit.  Karena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui

filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan

peningkatan kreatinin serum akibat berkurangnya laju bersihan

kreatinin.

12