kreatif

20
KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Kreativitas Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. · Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010). · Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam Basuki, 2010). · Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010).

Upload: yayu-maria-ulfah

Post on 15-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Kreativitas Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010). Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam Basuki, 2010). Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010). Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).Definisi Kreativitas menurut Clark (dalam Basuki, 2010): Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan : Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting) (Jung 1961, Clark 1986).

Menurut Jhon W. SantrockKreativitas yaitu: kreativitas merupakan kemampuan berfikir tentang sesuatu yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem.Jadi, dari beberapa defenisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas adalah: kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik serta dengan cara-cara yang baru yang hasilnya bisa berguna bagi dirinya dan juga orang lain. Kreativitas didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua alasan, pertama karena kreativitas konstruk hipotetis dan yang kedua definisi kreativitas tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Berdasarkan penekanannya definisi kreativitas dibedakan ke dalam empat dimensi; person, proses, produk dan prosess. Rhodes (1961) menyebutnya The Four Ps Of Creativity, berdasarkan analisis faktor Guilford menemukan lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Selain itu definisi kreativitas juga dibedakan ke dalam definisi konsensual dan konseptual. Definisi konsensual menekankan segi produk kreatif yang dinilai derajat reativitasnya oleh pengamat yang ahli. Menurut Amabile (1983: 33) mengemukakan bahwa suatu produk atau respons seseorang dikatakan kreatif apabila menurut penilaian orang yang ahli atau pengamat yang mempunyai kewenangan dalam bidang itu bahwa itu kreatif. Dengan demikian, kreativitas merupakan kualitas suatu produk atau respons yang dinilai kreatif oleh pengamat yang ahli.

Definisi konsensual didasari asumsi-asumsi sebagai berikut:a) produk kreatif atau respons-respons yang dapat diamati merupakan manifestasi dari puncak kreativitas,b) kreativitas adalah sesuatu yang dapat dikenali oleh pengamat luar dan mereka dapat sepakat bahwa sesuatu itu adalah produk kreatif,c) kreativitas berbeda derajatnya, dan para pengamat dapat sampai pada kesepakatan bahwa suatu produk lebih kreatif dari pada yang lainnya. Definisi ini sering digunakan dalam bidang keilmuan dan kesenian, baik yang menyangkut produk, orang, proses maupun lingkungan tempat orang-orang kreatif mengembangkan kreativitasnya. Definisi konseptual bertolak dari konsep tertentu tentang kreativitas yang dijabarkan ke dalam kriteria tentang apa yang disebut kreatif. Walaupun sama-sama menekankan pada produk, tetapi definisi ini tidak mengandalkan semata-mata pada konsensus pengamat dalam menilai kreativitas, tetapi pada kriteria tertentu. Menurut Amabile dalam Dedi Supriadi (1994: 9) sesuatu produk dinilai kreatif apabila: a) produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, b) lebih bersifat heuristik, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Jadi definisi ini lebih didasarkan atas pertimbangan penilai yang biasanya lebih dari satu orang, dalam definisi ini pertimbangan subyektif sangat besar. Definisi kreativitas yang mewakili definisi konsensual dan definisi konseptual dikemukakan oleh Stein (1967) yaitu The creative work is a novel work that is accepted as tenable or useful or satisfying by a group in some point in time. Dimensi kreativitas menurut definisi ini tercermin pada kriteria kreativitas, yaitu novel, tenable, useful, dan satisfying.

2.2 Kriteria KreativitasPenentuan kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu: dimensi proses, person dan produk kreatif. Proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses kreatif dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Menurut Rothernberg (1976) proses kreatif identik dengan berpikir Janusian (Dedi Supriadi, 1994), yaitu suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru. Dimensi person sebagai kriteria kreativitas identik dengan kepribadian kreatif (creative personality). Kepribadian kreatif menurut Guilford dalam Dedi Supriadi (1994: 13) meliputi kognitif, dan non kognitif (minat, sikap, kualitas temperamental). Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang tidak kreatif. Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif. Produk kreatif yaitu menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini merupakan paling ekplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai kriteria puncak (the ultimate criteria) bagi kreativitas. Kriteria kreativitas pendapat lainnya dibedakan atas dua jenis, yaitu concurent criteria yang didasarkan kepada produk kreatif yang ditampilkan oleh seseorang selama hidupnya atau ketika ia menyelesaikan suatu karya kreatif; kedua concurent criteria yang didasarkan pada konsep atau definisi kreativitas yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator perilaku kreatif.

2.3 Asumsi Tentang KreativitasTerdapat enam asumsi tentang kreativitas, yaitu:1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda, tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas.2. Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupungagasan (creative ideas)3. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal)4. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjangatau menghambat perkembangan kreativitas.5. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh, dan merupakan perkembangan dari hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya (kretaivitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinsi-kombinasi bari dari nilai-nilai yang telah ada).

2.4 Alat Ukur KreativitasPotensi kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan yaitu: 1. Analisis ObjektifPendekatan ini dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat di observasi objek fisiknya.Kelebihan analisis objektif adalah metode ini secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada objeknya. Yaitu karya kreatif. Kelemahannya adalah metode ini tidak mudah untuk melukiskan kreativitas suatu produk berdasarkan rincian yang benar-benar bebas dari subjektivitas.

2. Pertimbangan SubjektifPertimbangan subjektif diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Pertimbangan subjektif digunakan dengan cara meminta sekelompok pakar untuk menilai kreativitas orang-orang tertentu yang sesuai dengan bidangnya.

3. Inventori KepribadianInventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kercendrungan kepribadian kreatif seseorang atau kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif dilihat melalui sikap, motivasi, minat, gaya berfikir dan kebiasaan dalam berprilaku.

4. Inventori BiografisInventori biografi digunakan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, melalui identitas pribadi, lingkungan dan pengalaman hidupnya. Dan digunakan juga dalam bidang kegiatan kreatif, khususnya ilmu dan seni.

5. Tes KreativitasTes kreatifitas banyak digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berfikir kreatif. Bentuk tesnya adalah tes kreatif verbal dan tes kreatif figural.

a. Tes Kreatif VerbalTes Kreatif verbal terdiri dari 2 kata, yaitu kreatif dan verbal. verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi.Adapun menurut para ahli kreativitas verbal adalah:1). Azwar (1996)Kreativitas verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi.2). Sinolungan (2001)Kreativitas verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang diawali dengan pembentukan ide melalui kata-kata, serta mengarahkan fokus permasalahan pada penguasaan bahasa atau kata-kata, yang akan menentukan jelas tidaknya pengertian mengenai ide yang disampaikan3). Munandar, (1999)Kreativitas verbal sebagai kemampuan berpikir kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam bentuk verbal. Bentuk verbal dalam tes Torrance berhubungan dengan kata dan kalimat.Jadi dapat disimpulkan bahwa tes kreativitas verbal adalah: tes yang mengacu pada kemampuan akan penguasaan kata, bahasa serta penentuan jelas atau tidaknya mengenai ide-ide yang disampaikan.

b. Tes Kreatif Figural (Tes Lingkaran)Tes kreatif figural merupakan adaptasi dari circle test. Tes kreatif figural adalah: tes yang mengukur aspek fleksibelitas, orsinalitas dan elaborasi dari kemampuan berfikir kreatif.Aspek fleksibelitas maksudnya adalah; Anak mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda. Untuk gambar lingkaran, contohnya, anak mengasosiasikannya sebagai piring, bulan, bola, telur dadar dan sebagainya. Anak juga diminta untuk membuat sebanyak mungkin objek mati maupun hidup pada gambar lingkaran tadi.. Namun, tes kreativitas ini bukan dimaksudkan sebagai tes menggambar, melainkan sebagai tes gagasan, sehingga unsur "keindahan" tidak diprioritaskan.Sementara itu aspek orsinalitas maksudnya adalah: Anak mampu memberikan jawaban yang jarang/langka dan berbeda dengan jawaban anak lain pada umumnya. Dari bentuk lingkaran yang sama, contohnya, anak mahir menggambarkannya sebagai wajah orang.Selain itu, aspek elaborasi maksudnya yaitu: Anak mampu memberikan jawaban secara rinci sekaligus mampu memperkaya dan mengembangkan jawaban tersebut. Dia bisa melengkapi gambar wajah tersebut dengan mata, hidung, bibir, telinga, leher, rambut sampai aksesoris semisal kalung dan jepit rambut. Makin detail ornamen atau organ-organ yang digambarkannya, berarti mencirikan ia anak yang kreatif.Jadi, anak yang kreatif tak sekadar mengemukakan ide, tapi juga dapat mengembangkan gagasan yang dilontarkannya.

2.5 Pengukuran KreativitasKreativitas atau bakat kreatif dapat diukur secara langsung dan tidak langsung, dan dapat menggunakan metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian kreatif, dan dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif. Sesuai dengan definisi USOE (U. S Office of Education) yang membedakan enam jenis bakat dikembangkan alat identifikasi untuk masing-masing bidang tertentu. Untuk mengukur kemampuan intelektual umum, tes individual lebih cermat, tetapi lebih banyak memakan waktu dan biaya. Yang sudah dugunakan di Indonesia adalah tes Stanford-Binet dan Wechsler intelligence Scale for Children. Tes inteligensi kelompok lebih efisien dalam ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah kita tidak tahu apakah prestasi anak sudah optimal. Di Indonesiayang sudah banyak digunakan adalah tes Progressive Matrices, Culture-Fair Intelligence Test dan Tes Inteligensi Kolektif Indonesia yang khusus dikontruksi untuk Indonesia. Tes Potensi Akademik (TPA) yang khusus dirancang untuk Indosnesia, dapat digunakan untuk mengukur bakat akademik, misalnya sejah mana seseorang mampu mengikuti pendidikan tersier.Tes untuk mengukur bakat kepemimpinan belum banyak digunakan di Indonesia, demikian pula tes untuk mengukur bakat dalam salah satu bidang seni atau bakat psikomotorik. Tes luar negeriyang mengukut kreativitas adalah tes dari Guilford yang mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerncian dalam berpikir.Tes Torrance untuk mengukur berpikir kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) dapat digunakan mulai usia prasekolah sampai tamat sekolah menengah, mempunyai bentuk verbal dan figural. Tes ini telah digunakan di Indonesia untuk tujuan peneltian. Tes lainnya untuk mengukur berpikir kreatif dan termasuk baru ialah Tes Berpikir Kreatif-Produksi Menggambar (TRest forCreative Thinking-Drawing Production) dari Jellen dan Urban (1985). Penilaiannya mencakup sembilan dimensi.Tes yang khusus di konstruksi di Indonesia ialah Tes Kreativitas Verbal (Utami Munandar,1977). Tes ini disusun berdasarkan model Struktur Intelekdari Guilford, dengan dimensi operasi berpikir divergen, dimensi konten, dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk. Untuk setiap kategori produk ada satu sub-tes. Ada enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifatyang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap sub-tes terdiri dari empat butir. Pada bentuk parallel (ada dua bentuk) hanya dua butir. Tes ini seperti tes Guilford mengukur kelancara, kelenturan, orisionalitas, dan elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 telah dilakukan penelitian pembakuan TKVyang menghasilkan nilai baku untuk umur 10 18 tahun, dan pengukuran Creative Questient.Tes Kreativitas Figural diadaptasi dari Torrance Circles Test, dan dibukukan untuk umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. TKF kecuali mengukur aspek kreativitas tersebut di muka, juga mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk kombinasi antara unsure-unsuryang diberikan.Skala Sikap Kreatif yang juga khusus disusn di Indonesia mengukur dimensi efektif dari kreativitas, yaitu sikap kreatif, yang dioperalisasi dalam tujuh dimensi. Skala ini disusun untuk anak SD dan SMP. Skala Penilaian Anak Berbakat oleh Guru disusun oleh Renzulli dan terdiridari empat sub-skala, yaitu untuk mengukur fungsi kognitif (belajar), motivasi, kreativitas dan kepemimpinan. Sub-skala untuk kreativitas meliputi 10 butir untuk dinilai guru. Akibat kesuliatan dalam menggunakan alatdari Renzulli, maka disusun Alat Sederhana untuk Identifikasi Kreativitas, dengan format untuk Sekolah Dasar dan format untuk Sekolah Menengah. Disnilah dimensi kreativitas digabungka dengan dimensi laindari keberbakatan. Skala Nominasi Keberbakatan yang dapat digunakan oleh guru, teman sebaya, dan diri sendiri dikembangkan oleh Lydia Freyani Akbar untuk siswa SD. Ketiga skala tersebut ternyata mempunyai hubungan yang bermakan dengan pengubah keberbakatan. Sama dengan inteligensi, pengukuran kreativitas bisa diobyektifkan. Yaitu dengan memberikan suatu hal (misalnya: pinsil) untuk merangsang pemikiran manfaat dari benda tsb. (misalnya: untuk menulis, menggambar, mengorek, menggaris, melempar, batas halaman buku, mencungkil, dsb.). Makin banyak alternatif yang bisa dikembangkan, makin tinggi skornya, yang juga berarti makin kreatif. Skor kreativitas itu dinamakan CQ (creative quotient), yang diperoleh juga dengan cara membandingkan prestasi seseorang dengan kelompok sebayanya.Pencarian pengukuran proses kreatif,pemikiran primer didapat menggunakan deretan pemikiran divergent.Pada satu waktu,antara peneliti dan pembelajar menggunakan tes proses kreatif untuk beberapa decade,dan tes pemikiran divergent menjadi popular mengukur dari proses dan potensial kreatif.Tes pemikiran divergent meminta individu untuk menghasilkan beberapa respon tepat khusus, perbedaannya jelas menstandarisasi tes prestasi atau kemampuan membutuhkan satu jawaban yang benar.Diantara tes pemikiran divergent pertama yang dikeluarkan oleh Guilford(1967) structure of the intellect(SOI)divergent production test,Torrances (1962,1974) test of creative thinking (TTCT). Hampir semua dari tes-tes ini digunakan secara luas dalam penelitian dan pelajaran kreatifitas.The SOI test,terdiri dari beberapa tes yang subjeknya diminta menunjukkan fakta-fakta beberapa hasil area yang berbeda.Tes SOI ini mempresentasikan beberapa aspek dari (1)ketepatan,(2)kelenturan, (3)keaslian,(4)Inovasi ide terdahulu.Getzels dan Jackson (1962) and Wallach dan kogan (1965) mengembangkan deretan pemikiran divergent yang hampir sama dengan SOI tes.Sebagai contoh,The Instances Test meminta student list as many things that move on wheels,(Wallach dan Kogan, 1965) di variasi dari penggunan tes,student memberikan respon yang tepat ceritakan pada saya cara berbeda penggunaan kursi.Tes lainnya dari deretan tes kreatif memasukkan asosiasi kata,melekatkan angka atau bilangan,penyelesaian cerita, problem bangunan tugas-tugas dan interpretasi susunan gambar dan warna,dan interpretasi bermacam masalah . (Sternberg J.Robert, (1999),Handbook of Creativity, Cambridge University Press,United State of America)

2.6 Contoh-contoh Alat Ukur KreativitasTes yang mengukur kreatifitas secara langsung, sejumlah tes kreatifitas telah disusun,diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking : TTCT) yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural.Yang terakhir sudah ada yang diadaptasi untuk Indonesia, yaitu tes lingkaran (circles test) dari Torrance. Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figu-ral.Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran,dan tes ini kemudian disebut tes kreatifitas figural.Ditentukan nilai baku untuk usia 10 sampai dengan 18 tahun. Tahun 1977 diperkenankan tes kreatifitas pertama yang khusus dikonstruksikan untuk Indonesia,yaitu Tes Kreatifitas Verbal oleh Utami Munandar,berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford.Tes yang mengukur unsur-unsur kreatifitas, kreatifitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional,terdiri dari berbagai dimensi,yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian),dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori,seperti misalnya dimensi kognitif dari kreatifitas-berfikir divergen-mencakup antara lain, kelancaran, kelenturan dan orisinilitas dalam berfikir,kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain.Untuk masing-masing unsure dikonstruksi tes tersendiri, misalnya untuk orisinalitas. Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas adalah : tes menulis cerita. Tes penggunaan batu bata yang meminta subjek untuk memikirkan berbagai macam penggunaan yang tidak lazim untuk batu bata,tes purdue yang biasanya digunakan dikawasan industry juga meminta subjek untuk memberi macam-macam gagasan untuk penggunaan benda-benda yang berkaitan dengan industry. Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif, dari berbagai hasil ditemukan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreatifitas;dari ciri-ciri ini disusun skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut.beberapa tes mengukur ciri-ciri tersebut. Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, diantaranya adalah:1. Tes mengajukan pertanyaan, yang merupakan bagian dari tes Torrance untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berfikir.2. Tes Risk Taking digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan risiko terhadap kreatifitas.3. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi untuk ketidakteraturan,sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif4. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory.

Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreatifitas,dirancang beberapa pendekatan alternatif: Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara laporan diri dan prestasi kreatif dimasa depan.Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku kreatif. Bagian dari berfikir kreatif. Asumsi kita adalah bahwa kreatif proses yang bergerak salah satunya karena suatu masalah telah teridentifikasi atau karena orang berlomba-lomba untuk menghasilkan sesuatu yang sebelumnya dianggap belum ada dan tidak mungkin,atau karena seseorang ingin mengetahui apa yang mungkin jika suatu aktifitas telah berjalan,orang kemudian harus mulai berfikir tentang berbagai arah tujuannya. Sekarang kita sampai pada inti dari proses ide kreatif,dalam konteks ini,(Guilford (1950) mengacu pada munculnya ide-ide ini tampak nyata ketika ide ini digunakan pada kesempatan sehingga berguna atau bermanfaat,Guilford berpendapat juga bahwa kelancaran ide/gagasan adalah kapasitas untuk menghasilkan sebuah angka besar Dari ide-ide dalam periode waktu yang diberikan,yang relavan dengan beberapa situasi,ini menjadi salah satu karakter berfikir positif. Selain itu untuk menjadi lancar dalam menghasilkan ide,pemikir kreatif juga harus menjadi pemikir yang fleksibel.Pendapat Guilford,berfikir negative dapat mungkin memerlukan bahwa menjauh dari suatu kebiasaan berfikir dan meninggalkannya kemudian masuk dalam pola fikir yang baru. Pemikir kreatif selalu menghasilkan ide yang original.Orang yang menghasilkan banyak ide-ide original, dalam pandangan Guilford adalah orang yang juga menghasilkan solusi yang kreatif untuk sebuah masalah.Guilford menyatakan kelancaran flexibilitas, originalitas dan combinasi pengukuran kedalam cara berfikir divergen. Sejauh ini bahwa Guilford menggunakan keahliannya dengan tes IQ dan pengembangan tes untuk mengukur kapasitas berfikir,lebih lanjut lagi persamaan psikometri dengan IQ,Guilford percaya bahwa masing-masing orang mempunyai kemampuan berfikir kreatif. Ini berarti kemampuan berfikir divergen, terditribusi dengan normal diantara populasi. Orang yang menghasilkan kemajuan - kemajuan kreatifitas (Picasso, Edison, Mozart) menjadi bagian dari kapasitas berfikir divergen untuk derajat yang luar biasa,tetapi tiap orang mempunyai beberapa kemampuan,jika satu dari kemampuan ini tidak dites dengan membuat suatu asumsi,ini bisa jadi bukan tes kreatifitas dan kepribadian kreatif,oleh karena itu tes yang lain harus diasumsikan sebagai kelanjutan diantara proses-proses. (Weisberg W.Robert,(2006), Creativity-Understanding Innovation in problem solving, science, inventions, and the arts, John Wiley & Sons,Inc)2.8 Bimbingan Keterbakata Definisi Keberbakatan :Mendefinisikan keberbakatan merupakan suatu yang komplek. Renzulli (Davis and Rimm, 1989) menegaskan bahwa untuk mendefinisikan anak berbakat harus : (1) didasarkan atas riset tentang karakteristik individu berbakat, (2) memberikan bimbingan dalam proses identifikasi, (3) memberikan arah dan berkaitan secara logik dengan pemrograman praktek, dan (4) mampu menggerakkan penelitian yang akan menguji validitas definisi. Karena itu tidak ada definisi yang berdasarkan teori dapat diterima secara universal. Lima Katagori Keberbakatan (Giftedness): Stankowski a. Definisi after-the-fact menekankan keunggulan dalam salah satu profesi sebagai kriteria keberbakatan. Gifted adalah individu yang secara konsisten berprestasi unggul dalam suatu bidang aktivitas kemanusiaan yang sangat berharga. b. Definisi IQ menentukan keberbakatan berdasarkan skala IQ, misalnya anak yang ber-IQ:140. c. Definisi presentase menentukan keberbakatan berdasarkan proporsi yang pasi dalam sekolah. Bisa didasarkan skor tes intelligensi, IPK, Nilai bidang studi, terutama bidang studi Matematika dan Sains. Misalnya, 1-5 % dari populasi sekolah. d. Definisi talent menfokuskan siswa yang luar biasa dalam bidang seni, musik, matematika, sains, atau olahraga, dan atau lainnya. e. Definisi kreativitas menekankan pentingnya kemampuan kreatif yang superior sebagai kriteria utama dalam keberbakatan. PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kreativitas adalah merupakan suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas pada seorang individu seperti dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, kesemapatan, dan waktu. Kreativitas perlu dikembangan, banyak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas. Guru sebagai tenaga pengajar memegang peranan dalam pengembangan kreativitas. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam pengembangan kreativitas pada seorang remaja diantaranya: membantu remaja untuk memahami latar belakang mereka, menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif, remaja diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol, mengembangkan imajinasi remaja dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja.

http://guru-tampan.blogspot.com/2014/06/mengukur-kreativitas-seseorang.html