industri kreatif

23
PENDAHULUAN Dunia telah mengalami berbagai perubahan sebagai dampak dari giobalisasi. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Nenny Anggraini dalam Jurnal Ekonomi Desember 2008 Vol XIII No. 3 menyebutkan bahwa peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang; gelombang pertama adalah abad pertanian. Gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ke tiga adalah abad informasi. Sementara ini baru berhenti disini. Namun teori- teori terus berkembang. Saat ini peradaban manusia ditandai dengan kompetisi yang sangat keras sebagai dampak dari globalisasi, maka masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu gelombang ke empat. Ada yang menyebutnya sebagai Knowledge-based economy, sebagai ekonomi berorientasi pada kreativitas. Seperti nampak pada gambar dibawah ini: Gambar 1.1 Pergeseran Ekonomi Dunia Barat Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Pertanian Industri Informasi Kreatif

Upload: herlina-pujiastuti

Post on 04-Aug-2015

277 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Industri Kreatif

PENDAHULUAN

Dunia telah mengalami berbagai perubahan sebagai dampak dari giobalisasi.

Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi berbagai bidang, salah satunya adalah dalam

bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi berjalan sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurut Nenny Anggraini dalam Jurnal Ekonomi Desember 2008 Vol XIII No. 3

menyebutkan bahwa peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang; gelombang pertama

adalah abad pertanian. Gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ke tiga

adalah abad informasi. Sementara ini baru berhenti disini. Namun teori- teori terus

berkembang. Saat ini peradaban manusia ditandai dengan kompetisi yang sangat keras

sebagai dampak dari globalisasi, maka masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu

gelombang ke empat. Ada yang menyebutnya sebagai Knowledge-based economy,

sebagai ekonomi berorientasi pada kreativitas. Seperti nampak pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1Pergeseran Ekonomi Dunia Barat

Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi

Pertanian Industri Informasi Kreatif

1 2 3 4

Sumber : Anggraini, 2008 : 144

Dari gambar di atas dapat dijelaskan, bahwa dinegara maju lahan pertanian telah

menyusut jauh, standar hidup yang tinggi menyebabkan biaya operasional pabrik besar

dinegara-negara maju menjadi semakin mahal sehingga pemanfaatan teknologi informasi,

mesin-mesin canggih yang optimal akan sangat membantu mengurangi biaya-biaya

Page 2: Industri Kreatif

manusia. Teknologi informasi telah mampu meratakan dunia bahkan melipat dunia,

melintas batas-batas jarak dan waktu. Negara-negara maju secara gegap gempita

mencanangkan lahirnya era globalisasi. Dengan Globalisasi segala sesuatu dapat

dikendalikan ibarat Remote Control. Dengan mengandalkan kekuatan modal besar, negara

maju dapat mendirikan pabrik-pabriknya dinegara lain yang tenaga kerjanya lebih murah,

dan tentu saja negara maju tidak perlu lagi disesaki dengan asap polusi industri dan limbah

industri. Dari realitas ini dan penelitian-penelitian statistik yang super canggih mereka

berhasil mengidentifikasi bahwa konsep-konsep dan gagasan kreatif adalah modal baru

bagi perkonomian di negara-negara maju. Setelah diteliti ternyata ekonomi kreatif telah

mampu menjadi sumber ekonomi yang tinggi. Dari situlah lahir era ekonomi dan industri

kreatif.

Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang lebih mengedepankan kreativitas, dan inovasi

sebagai motor penggerak ekonomi. Saat ini kita sedang mengalami peralihan era, dari era

industrial ke era ekonomi kreatif. Menurut Jakob Oetama dalam Nenny Anggraini (2008 :

145), pada era Ekonomi Kreatif tidak ada atribut yang cocok untuk abad ke-20 , karena

tidak lagi sesuai di abad ke-21 ini, sehingga diperlukan perubahan disegala bidang.

Selanjutnya dikatakan, bahwa daya yang paling penting saat ini adalah tumbuhnya

kekuatan ide. Itulah sebabnya, sebagian besar tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau

menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-

lain. Pada era ekonomi yang berbasis pada ide, potensi untuk sukses seperti Yahoo,

Google adalah jauh lebih besar karena ide bersifat menular. Ide dapat menyebar ke

populasi yang sangat besar dalam waktu yang cepat. Sekali sebuah ide, seperti program

komputer telah dikembangkan, biaya untuk penggandaan hampir nol, tetapi dengan

potensi keuntungan yang sangat besar. Di era ekonomi kreatif, tersedia modal yang sangat

banyak tetapi justru ide bagus yang sangat kurang. Jadi pemilik modal sepertinya

kehilangan kekuatan di abad ke-21 ini, sedangkan wirausahawan dan pemilik ide lah yang

memegang peranan yang tinggi.

Page 3: Industri Kreatif

PEMBAHASAN

1. INDUSTRI KREATIF

Wacana industri kreatif mulai mengemuka di tingkat global dalam lima

tahun terakhir ini, ketika negara-negara seperti Inggris mulai mencari sumber-

sumber perekonomian baru untuk menggantikan sektor industri manufaktur.

Pengembangan industri kreatif ini dianggap menjadi pilihan yang bisa

mengakomodasi hak intelektual setiap individu berdasarkan kreativitasnya.

Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan bahwa

kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota

atau daerah dapat dilihat dari tingkat bertalenta dan orang-orang kreatif atau

manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang

ada pada dirinya. Ada pula definisi Industri Kreatif dari visi Pemerintah,

sebagai berikut: Industri yang mengandalkan kreatifitas individu,

keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf

hidup dan penciptaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan

eksploitasi HAKI. (Diambil dari definisi U K Department of Culture, Media

and Sport, 1999 dalam Nenny, 2008 : 146).

Sedangkan UNESCO tahun 2003, mendefinisikan industri kreatif sebagai

suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk dan jasa yang orisinal,

berupa hasil karya sendiri. Nilai ekonomis dari hasil penciptaan ini menjadi

berlipat ganda ketika diadopsi dan dikomersialisasikan oleh industri jasa dan

pabrik. Demikian pula dengan definisi yang dikeluarkan oleh pemerintah

Inggris bahwa industri kreatif adalah industri yang berbasis kreativitas,

keterampilan dan bakat individual. Industri tersebut juga memiliki potensi

untuk menciptakan kesejahteraan dan pekerjaan melalui pengembangan dan

eksploitasi intelektual. Sektor industri yang termasuk ke dalam wilayah

industri kreatif ini adalah advertising, arsitektur, craft, desain/desain

Page 4: Industri Kreatif

komunikasi, fashion, film/video, software, musik, visual art, seni pertunjukan,

penerbitan, media (televisi/radio/web/cetak).

Sementara definisi lain menyatakan industri kreatif adalah kelompok

industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang masing-masing

memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan

intelektual (intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi yang dapat

menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan.

2. SUB SEKTOR INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA

Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia

berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen

Perdagangan Republik Indonesia adalah:

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi

satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses

kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset

pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material

iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak

(surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan

berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur

dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau

samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,

perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan

konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning,

urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail

konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan

barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang

tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya:

alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan

distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang

Page 5: Industri Kreatif

berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya,

antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga,

serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,

tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat,

dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam

jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain

interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan

dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain

alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan

aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk

fesyen.

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi

produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan

film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,

sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,

produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat

hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan

didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu

pembelajaran atau edukasi.

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,

pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet,

tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik

teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana

pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan

konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten

digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga

Page 6: Industri Kreatif

mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro,

surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket

pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan

foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi,

percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro

film.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait

dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan

komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan

piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur

piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain

portal termasuk perawatannya.

13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,

produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,

infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi

dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio

dan televisi.

14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha

inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan

ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk

baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi

baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan

dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra,

dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

14 sektor tersebut diperoleh dari suatu metoda penghitungan dengan cepat

dengan menggunakan data sekunder yaitu berbasis KBLI (Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia) tahun 2005. Dari situ maka didapati ada 14

subsektor yang bisa diserap angka-angka kotribusi ekonominya. Namun data

dari BPS tidak cukup, sehingga pemetaan yang dilakukan oleh Departemen

Perdagangan, mencari juga dari data lain seperti dari Asosiasi, publikasi di

media dan intenview. Mari Elka Pangestu dalam konvensi pengembangan

Page 7: Industri Kreatif

industri kreatif tahun 2009-2015 mengatakan bahwa sumbangan ekonomi

kreatif sekitar 4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp 170 triliun) dan 7% dari

total ekspor pada 2006.Pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada

2006, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6%.

Sektor ekonomi itu juga mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja setara

4,7% total penyerapan tenaga kerja baru. Kontributor tiga terbesar adalah (1)

fashion dengan kontribusi sebesar 29,85%, (2) kerajinan dengan kontribusi

sebesar 18,38%, dan (3) periklanan dengan kontribusi sebesar 18,38%. PDB

industri kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha utama yang

ada di Indonesia. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh

kelompok fashion, kerajinan, periklanan, dan desain.

3. INDUSTRI KREATIF VS EKONOMI KREATIF

Ada pendapat yang menyatakan bahwa ekonomi kreatif sama dengan industri

kreatif, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa antara ekonomi kreatif dan industri

kreatif itu berbeda. Mari coba kita lihat ke dua hal tersebut.

Menurut definisi Howkins dalam Anggraeni (2008 : 146), Ekonomi Kreatif adalah

kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Menurut Howkins,

Creative Economy adalah analisis komprehensif mengenai ekonomi baru berdasarkan

creative people, creative industry dan creative city. Jadi esensi dari kreatifitas adalah

gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat

memperoleh penghasilan yang sangat layak.

Gagasan yang dimaksud adalah gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh

HAKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro

biologi yang sedang meneliti varietas unggul padi yang belum pernah diciptakan

sebelumnya.

Sementara itu, Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan

bahwa kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota

atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktifitas kiaster orang orang bertalenta dan

orang-orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu

pengetahuan yang ada pada dirinya.

Page 8: Industri Kreatif

Jika direnungkan berdasarkan makna katanya, maka berdasarkan literatur yang

diperoleh diatas, dapat dicoba untuk mengambil kesimpulan atas beberapa

pemahaman dasar, yaitu :

Industri pada dasarnya tidak hanya berfokus kepada produksi dari barang atau

jasa, tetapi juga terhadap distribusi, pertukaran (sales, komersialisasi) serta

konsumsi dari barang dan jasa. Hanya saja industri selalu dikaitkan dengan

pabrikasi atau manufaktur (secondary industry), karena pada era industrialisasi

ditandai dengan perkembangan secara dramatis dari industri manufaktur ini.

Industri merupakan bagian dari ekonomi, atau bisa dikatakan industri merupakan

segmentasi dari ekonomi (dalam upaya manusia untuk memilah-milah aktivitas

ekonomi secara lebih mendetil).

Jika kita bicara tanpa melihat kelompok industrinya: seperti periklanan,

arsitektur, dll, kita dapat menyebutnya sebagai ekonomi kreatif (melihat

secara totalitas). Sedangkan industri jika kita lebih spesifik lagi berbicara

industri yang ada di dalam kelompok industri tersebut. Contoh jika kita bicara

kelompok industri kreatif kerajinan, maka didalamnya akan terdapat industri

furniture, industri batik, industri jasa perdagangan eceran, besar, ekspor, dan

industri –industri lainnya. Jadi ibarat berbicara sistem dan subsistem.

Ekonomi kreatif menurut definisi Departemen Perdagangan hingga saat

ini, maka akan meliputi seluruh industri yang termasuk dalam 14 kelompok

industri yang sudah diidentifikasikan.

Industri kreatif adalah industri-industri yang menjadi bagian dari

kelompok industri kreatif tersebut. Kelompok terkecilnya adalah industri itu

sendiri, misal: industri jasa periklanan, industri batik, industri furniture. Hal

ini yang coba sesuaikan dengan pendekatan KBLI (klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia)

Beberapa usulan dari Focus Group Discussion yang dilakukan Departemen

Perdagangan adalah sebaiknya dibedakan antara ekonomi kreatif dengan

industri kreatif. Ekonomi kreatif belum tentu industri kreatif karena ekonomi

kreatif juga menghitung aktifitas perdagangan domestik maupun ekspor dari

Page 9: Industri Kreatif

produk-produk kreatif. Industri kreatif sudah tentu ekonomi kreatif karena

didalam setiap industri kreatif selalu terdapat proses penciptaan dan atau ada

aktivitas R&D. Kekuatan industri kreatif ada pada R&D dan komersialisasi

(marketing). Usulan tersebut lebih melihat dari aktivitas yang dilakukan.

4. PROSES PENCIPTAAN NILAI INDUSTRI KREATIF

Rantai proses penciptaan nilai pada industri kreatif berbeda dengan sektor

manufaktur dan industri konvensional lainnya. Industri kreatif mengutamakan

desain dalam penciptaan produk. Industri kreatif membutuhkan kreativitas

individu sebagai input utama dalam proses penciptaan nilai.

Pemahaman mengenai rantai penciptaan nilai dalam industri kreatif akan

membantu pemegang kepentingan terkait untuk memahami posisi industri

kreatif dalam rangkaian industri. Rantai nilai yang menjadi pokok perhatian

dalam menentukan strategi pengembangan memiliki urutan sebagai berikut:

1. Kreasi, terdiri dari Edukasi, Inovasi, Ekspresi, Kepercayaan Diri,

Pengalaman dan Proyek, Proteksi, Agen Talenta.

2. Produksi, terdiri dari Teknologi, Jaringan Outsourcing Jasa, Skema

Pembiayaan

3. Distribusi, terdiri dari Negosiasi Hak Distribusi, Internasionalisasi,

Infrastruktur

4. Komersialisasi, terdiri dari Pemasaran, Penjualan, Layanan (Services),

Promosi

Page 10: Industri Kreatif

5. MENGAPA INDUSTRI KREATIF PERLU DIKEMBANGKAN DI

INDONESIA?

Pemerintah berniat mengembangan industri kreatif. Departemen

Perdagangan dan beberapa pemerintah daerah mulai aktif melakukan

pemetaan terhadap industri tersebut guna mengetahui potensinya dan kelak

membuat semacam cetak biru bagi kemajuan sektor yang diyakini dapat ikut

mendorong ekonomi nasional secara signifikan itu.

Bagi Indonesia industri kreatif sebetulnya juga sudah eksis sejak dahulu.

Indonesia memiliki potensi kekayaan seni budaya yang beragam sebagai

fondasi tumbuhnya industri kreatif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai

bahari baku industri kreatif, munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai

produk Indonesia, telah memunculkan juga berbagai bakat (talent) dari

masyarakat Indonesia di bidang industri kreatif. Yang perlu dilakukan

sekarang adalah mengembangkan industri kreatif tersebut. Dengan

dikembangkanmya industri kreatif, maka akan dapat memberikan kontribusi

yang ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif,

membangun citra dan identitas bangsa, sumberdaya dapat selalu terbarukan

yang berbasis pada pengetahuan, kreativitas dan komunitas hijau,

menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif

suatu bangsa dan dapat memberikan dampak sosial yang positif.

6. INDIKATOR KONTRIBUSI EKONOMI INDUSTRI KREATIF

Berbasis Nilai PDB

- Nilai Tambah Bruto Industri Kreatif

- Persentase Terhadap PDB

- Pertumbuhan Tahunan Nilai Tambah Bruto

Berbasis Ketenagakerjaan

- Jumlah Tenaga Kerja

- Persentase Jumlah Tenaga kerja

Page 11: Industri Kreatif

- Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja

- Produktivitas Tenaga Kerja

Berbasis Aktivitas Perusahaan

- Jumlah Perusahaan

- Nilai Ekspor

7. PELUANG BISNIS DI INDUSTRI KREATIF

Menjadi wiraswastawan atau entrepreneur harus bisa dan pandai melihat

peluang bisnis, ada banyak bidang bisnis yang bisa dijadikan peluang, salah

satunya adalah bisnis di industri kreatif. Kelebihan industri ini dibanding

yang lain adalah industri kreatif diperkirakan akan lebih mampu bertahan

menghadapi krisis karena berbasis ide dan kreativitas dari sumber daya

manusia yang tak ada batas.

Berbagai macam peluang usaha kreatif pun kini mulai bermunculan di

berbagai penjuru nusantara seiring dengan meningkatknya kreativitas

masyarakat di negara kita. Melihat kondisi tersebut, banyak orang mulai

tertarik menekuni bisnis kreatif untuk mendapatkan untung besar setiap

bulannya. Mulai dari menekuni bisnis periklanan yang semakin menjanjikan,

bisnis kerajinan yang semakin beragam, menekuni bisnis desain yang kian

menguntungkan, hingga terjun ke bidang perfilman, dan segudang kegiatan

kreatif lainnya seperti bisnis percetakan, pengembangan teknologi informasi,

bisnis riset dan pengembangan, bisnis fashion, dan lain sebagainya.

Maraknya peluang dan banyaknya pekerja kreatif yang bermunculan di

berbagai daerah, tentunya membuat persaingan pasar di industri tersebut

semakin hari semakin meningkat pesat.

Untuk dapat terus bertahan dalam dunia bisnis industri kreatif, para

pengusaha harus memiliki strategi dalam menjalankan usahanya. Berikut

adalah strategi yang dapat diterapkan :

Page 12: Industri Kreatif

1. Bidik target dan segmen pasar yang benar-benar potensial.

Dalam menjalankan sebuah usaha, penting bagi kita untuk menentukan

target serta segmen pasar yang akan di bidik. Sebab, hal ini akan sangat

mempengaruhi kita dalam menentukan desain produk, strategi pemasaran,

kisaran harga, cara pelayanan kepada konsumen, serta rencana

pengembangan produk agar lebih kreatif dan inovatif, dan akhirnya

konsumen tertarik dengan produk yang di tawarkan.

2. Kenali kelebihan dan kekurangan produk.

Sebuah usaha tentunya tidak bisa terlepas dari adanya resiko persaingan.

Karena itu, cermati kelebihan dan kekurangan produk dan bandingkan

dengan produk lainnya yang sejenis. Misalnya saja membandingkan desain

dan kualitas produk dengan milik kompetitor, membandingkan harga

produk dengan produk serupa di pasaran, serta membandingkan keunikan

strategi pemasaran yang digunakan para pekerja kreatif lainnya. Dengan

begitu, dapat dipelajari kekurangan dan kelebihan para kompetitor, dan

mulai menonjolkan kelebihan produk untuk menanamkan ciri khas dan

identitas tertentu yang membedakan produk dengan yang lain.

3. Jangan terpengaruh perang harga dan mengesampingkan kualitas produk.

Meskipun sekarang ini banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba

menawarkan harga murah ataupun diskon besar-besaran untuk menjaring

calon pelanggan. Sebaiknya jangan terpengaruh dan mengambil strategi

yang sama untuk menarik calon konsumen. Sebab, hal tersebut hanya akan

melunturkan ciri khas maupun identitas usaha yang dibangun, karena

biasanya untuk menekan biaya produksi yang lebih murah, para pelaku

usaha menurunkan kualitas produk yang mereka tawarkan. Untuk

Page 13: Industri Kreatif

menyiasati kondisi seperti ini, sebaiknya tingkatkan kreativitas dan

ciptakan produk unik yang pastinya terjaga kualitasnya.

4. Terus belajar dan ciptakan ide-ide segar.

Sebagai pelaku industri kreatif, tentunya harus memiliki wawasan yang

luas untuk menciptakan ide-ide segar dan mengembangkan kreasi produk

yang tawarkan. Karena itu, teruslah belajar untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Contohnya saja seperti

dengan membaca buku, mengamati trend pasar melalui majalah, tabloid,

dan surat kabar lainnya, mencari ide-ide segar melalui internet ataupun

bertemu dengan orang-orang baru untuk berbagi ilmu dan bertukar ide

dengan mereka.

Page 14: Industri Kreatif

PENUTUP

Indonesia perlu terus mengembangkan industri kreatif. Alasannya, industri kreatif

memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Selain itu, industri kreatif menciptakan

iklim bisnis yang positif dan membangun citra serta identitas bangsa. Peluang usaha dalam

industri bisnis mulai marak. Produk-produk Indonesia yang berasal dari industri kreatif

mulai diirik pasar mancanegara. Karena produk dari Indonesia memiliki kelebihan yaitu

sentuhan budaya yang sangat kental yang tidak dimiliki negara lain. Di sisi lain, industri

kreatif berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas

yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak sosial

yang positif. Meski demikian, untuk menggerakkan industri kreatif diperlukan beberapa

faktor. Di antaranya, arahan edukatif, memberikan penghargaan terhadap insan kreatif,

serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Page 15: Industri Kreatif

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nenny. (2008). “Industri Kreatif”. Jurnal ekonomi Desember 2008

Volume XIII No. 3 hal. 144-151. Dalam

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/18308144151.pdf. Diunduh pada 26

Juli 2012 pukul 10.43 WIB

Pangestu, Mari Elka. (2008). “Pengembangan Industri Kreatif”. Dalam

http://komunitaskreatifbali.files.wordpress.com/2008/10/hasil-konvensi-

pengembangan-ekonomi-kreatif.pdf. Diunduh pada 23 Oktober 2012 pukul

18.46 WIB

Simatupang, Togar. (2008). Perkembangan Industri Kreatif. SBM-ITB