industri kreatif
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Dunia telah mengalami berbagai perubahan sebagai dampak dari giobalisasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi berbagai bidang, salah satunya adalah dalam
bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi berjalan sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut Nenny Anggraini dalam Jurnal Ekonomi Desember 2008 Vol XIII No. 3
menyebutkan bahwa peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang; gelombang pertama
adalah abad pertanian. Gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ke tiga
adalah abad informasi. Sementara ini baru berhenti disini. Namun teori- teori terus
berkembang. Saat ini peradaban manusia ditandai dengan kompetisi yang sangat keras
sebagai dampak dari globalisasi, maka masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu
gelombang ke empat. Ada yang menyebutnya sebagai Knowledge-based economy,
sebagai ekonomi berorientasi pada kreativitas. Seperti nampak pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.1Pergeseran Ekonomi Dunia Barat
Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi
Pertanian Industri Informasi Kreatif
1 2 3 4
Sumber : Anggraini, 2008 : 144
Dari gambar di atas dapat dijelaskan, bahwa dinegara maju lahan pertanian telah
menyusut jauh, standar hidup yang tinggi menyebabkan biaya operasional pabrik besar
dinegara-negara maju menjadi semakin mahal sehingga pemanfaatan teknologi informasi,
mesin-mesin canggih yang optimal akan sangat membantu mengurangi biaya-biaya
manusia. Teknologi informasi telah mampu meratakan dunia bahkan melipat dunia,
melintas batas-batas jarak dan waktu. Negara-negara maju secara gegap gempita
mencanangkan lahirnya era globalisasi. Dengan Globalisasi segala sesuatu dapat
dikendalikan ibarat Remote Control. Dengan mengandalkan kekuatan modal besar, negara
maju dapat mendirikan pabrik-pabriknya dinegara lain yang tenaga kerjanya lebih murah,
dan tentu saja negara maju tidak perlu lagi disesaki dengan asap polusi industri dan limbah
industri. Dari realitas ini dan penelitian-penelitian statistik yang super canggih mereka
berhasil mengidentifikasi bahwa konsep-konsep dan gagasan kreatif adalah modal baru
bagi perkonomian di negara-negara maju. Setelah diteliti ternyata ekonomi kreatif telah
mampu menjadi sumber ekonomi yang tinggi. Dari situlah lahir era ekonomi dan industri
kreatif.
Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang lebih mengedepankan kreativitas, dan inovasi
sebagai motor penggerak ekonomi. Saat ini kita sedang mengalami peralihan era, dari era
industrial ke era ekonomi kreatif. Menurut Jakob Oetama dalam Nenny Anggraini (2008 :
145), pada era Ekonomi Kreatif tidak ada atribut yang cocok untuk abad ke-20 , karena
tidak lagi sesuai di abad ke-21 ini, sehingga diperlukan perubahan disegala bidang.
Selanjutnya dikatakan, bahwa daya yang paling penting saat ini adalah tumbuhnya
kekuatan ide. Itulah sebabnya, sebagian besar tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau
menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-
lain. Pada era ekonomi yang berbasis pada ide, potensi untuk sukses seperti Yahoo,
Google adalah jauh lebih besar karena ide bersifat menular. Ide dapat menyebar ke
populasi yang sangat besar dalam waktu yang cepat. Sekali sebuah ide, seperti program
komputer telah dikembangkan, biaya untuk penggandaan hampir nol, tetapi dengan
potensi keuntungan yang sangat besar. Di era ekonomi kreatif, tersedia modal yang sangat
banyak tetapi justru ide bagus yang sangat kurang. Jadi pemilik modal sepertinya
kehilangan kekuatan di abad ke-21 ini, sedangkan wirausahawan dan pemilik ide lah yang
memegang peranan yang tinggi.
PEMBAHASAN
1. INDUSTRI KREATIF
Wacana industri kreatif mulai mengemuka di tingkat global dalam lima
tahun terakhir ini, ketika negara-negara seperti Inggris mulai mencari sumber-
sumber perekonomian baru untuk menggantikan sektor industri manufaktur.
Pengembangan industri kreatif ini dianggap menjadi pilihan yang bisa
mengakomodasi hak intelektual setiap individu berdasarkan kreativitasnya.
Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan bahwa
kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota
atau daerah dapat dilihat dari tingkat bertalenta dan orang-orang kreatif atau
manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang
ada pada dirinya. Ada pula definisi Industri Kreatif dari visi Pemerintah,
sebagai berikut: Industri yang mengandalkan kreatifitas individu,
keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf
hidup dan penciptaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan
eksploitasi HAKI. (Diambil dari definisi U K Department of Culture, Media
and Sport, 1999 dalam Nenny, 2008 : 146).
Sedangkan UNESCO tahun 2003, mendefinisikan industri kreatif sebagai
suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk dan jasa yang orisinal,
berupa hasil karya sendiri. Nilai ekonomis dari hasil penciptaan ini menjadi
berlipat ganda ketika diadopsi dan dikomersialisasikan oleh industri jasa dan
pabrik. Demikian pula dengan definisi yang dikeluarkan oleh pemerintah
Inggris bahwa industri kreatif adalah industri yang berbasis kreativitas,
keterampilan dan bakat individual. Industri tersebut juga memiliki potensi
untuk menciptakan kesejahteraan dan pekerjaan melalui pengembangan dan
eksploitasi intelektual. Sektor industri yang termasuk ke dalam wilayah
industri kreatif ini adalah advertising, arsitektur, craft, desain/desain
komunikasi, fashion, film/video, software, musik, visual art, seni pertunjukan,
penerbitan, media (televisi/radio/web/cetak).
Sementara definisi lain menyatakan industri kreatif adalah kelompok
industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang masing-masing
memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan
intelektual (intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi yang dapat
menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan.
2. SUB SEKTOR INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA
Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia
berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen
Perdagangan Republik Indonesia adalah:
1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi
satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses
kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset
pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material
iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak
(surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan
berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur
dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau
samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan
konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning,
urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail
konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).
3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang
tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya:
alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.
4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang
berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya,
antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga,
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat,
dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam
jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan
dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk
fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat
hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan
didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
pembelajaran atau edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet,
tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik
teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana
pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten
digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga
mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro,
surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket
pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan
foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi,
percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro
film.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait
dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan
komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan
piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur
piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain
portal termasuk perawatannya.
13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,
infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi
dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio
dan televisi.
14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha
inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan
ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk
baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi
baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan
dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra,
dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
14 sektor tersebut diperoleh dari suatu metoda penghitungan dengan cepat
dengan menggunakan data sekunder yaitu berbasis KBLI (Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia) tahun 2005. Dari situ maka didapati ada 14
subsektor yang bisa diserap angka-angka kotribusi ekonominya. Namun data
dari BPS tidak cukup, sehingga pemetaan yang dilakukan oleh Departemen
Perdagangan, mencari juga dari data lain seperti dari Asosiasi, publikasi di
media dan intenview. Mari Elka Pangestu dalam konvensi pengembangan
industri kreatif tahun 2009-2015 mengatakan bahwa sumbangan ekonomi
kreatif sekitar 4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp 170 triliun) dan 7% dari
total ekspor pada 2006.Pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada
2006, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,6%.
Sektor ekonomi itu juga mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja setara
4,7% total penyerapan tenaga kerja baru. Kontributor tiga terbesar adalah (1)
fashion dengan kontribusi sebesar 29,85%, (2) kerajinan dengan kontribusi
sebesar 18,38%, dan (3) periklanan dengan kontribusi sebesar 18,38%. PDB
industri kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha utama yang
ada di Indonesia. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh
kelompok fashion, kerajinan, periklanan, dan desain.
3. INDUSTRI KREATIF VS EKONOMI KREATIF
Ada pendapat yang menyatakan bahwa ekonomi kreatif sama dengan industri
kreatif, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa antara ekonomi kreatif dan industri
kreatif itu berbeda. Mari coba kita lihat ke dua hal tersebut.
Menurut definisi Howkins dalam Anggraeni (2008 : 146), Ekonomi Kreatif adalah
kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Menurut Howkins,
Creative Economy adalah analisis komprehensif mengenai ekonomi baru berdasarkan
creative people, creative industry dan creative city. Jadi esensi dari kreatifitas adalah
gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat
memperoleh penghasilan yang sangat layak.
Gagasan yang dimaksud adalah gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh
HAKI. Contohnya adalah penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro
biologi yang sedang meneliti varietas unggul padi yang belum pernah diciptakan
sebelumnya.
Sementara itu, Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan
bahwa kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota
atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktifitas kiaster orang orang bertalenta dan
orang-orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu
pengetahuan yang ada pada dirinya.
Jika direnungkan berdasarkan makna katanya, maka berdasarkan literatur yang
diperoleh diatas, dapat dicoba untuk mengambil kesimpulan atas beberapa
pemahaman dasar, yaitu :
Industri pada dasarnya tidak hanya berfokus kepada produksi dari barang atau
jasa, tetapi juga terhadap distribusi, pertukaran (sales, komersialisasi) serta
konsumsi dari barang dan jasa. Hanya saja industri selalu dikaitkan dengan
pabrikasi atau manufaktur (secondary industry), karena pada era industrialisasi
ditandai dengan perkembangan secara dramatis dari industri manufaktur ini.
Industri merupakan bagian dari ekonomi, atau bisa dikatakan industri merupakan
segmentasi dari ekonomi (dalam upaya manusia untuk memilah-milah aktivitas
ekonomi secara lebih mendetil).
Jika kita bicara tanpa melihat kelompok industrinya: seperti periklanan,
arsitektur, dll, kita dapat menyebutnya sebagai ekonomi kreatif (melihat
secara totalitas). Sedangkan industri jika kita lebih spesifik lagi berbicara
industri yang ada di dalam kelompok industri tersebut. Contoh jika kita bicara
kelompok industri kreatif kerajinan, maka didalamnya akan terdapat industri
furniture, industri batik, industri jasa perdagangan eceran, besar, ekspor, dan
industri –industri lainnya. Jadi ibarat berbicara sistem dan subsistem.
Ekonomi kreatif menurut definisi Departemen Perdagangan hingga saat
ini, maka akan meliputi seluruh industri yang termasuk dalam 14 kelompok
industri yang sudah diidentifikasikan.
Industri kreatif adalah industri-industri yang menjadi bagian dari
kelompok industri kreatif tersebut. Kelompok terkecilnya adalah industri itu
sendiri, misal: industri jasa periklanan, industri batik, industri furniture. Hal
ini yang coba sesuaikan dengan pendekatan KBLI (klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia)
Beberapa usulan dari Focus Group Discussion yang dilakukan Departemen
Perdagangan adalah sebaiknya dibedakan antara ekonomi kreatif dengan
industri kreatif. Ekonomi kreatif belum tentu industri kreatif karena ekonomi
kreatif juga menghitung aktifitas perdagangan domestik maupun ekspor dari
produk-produk kreatif. Industri kreatif sudah tentu ekonomi kreatif karena
didalam setiap industri kreatif selalu terdapat proses penciptaan dan atau ada
aktivitas R&D. Kekuatan industri kreatif ada pada R&D dan komersialisasi
(marketing). Usulan tersebut lebih melihat dari aktivitas yang dilakukan.
4. PROSES PENCIPTAAN NILAI INDUSTRI KREATIF
Rantai proses penciptaan nilai pada industri kreatif berbeda dengan sektor
manufaktur dan industri konvensional lainnya. Industri kreatif mengutamakan
desain dalam penciptaan produk. Industri kreatif membutuhkan kreativitas
individu sebagai input utama dalam proses penciptaan nilai.
Pemahaman mengenai rantai penciptaan nilai dalam industri kreatif akan
membantu pemegang kepentingan terkait untuk memahami posisi industri
kreatif dalam rangkaian industri. Rantai nilai yang menjadi pokok perhatian
dalam menentukan strategi pengembangan memiliki urutan sebagai berikut:
1. Kreasi, terdiri dari Edukasi, Inovasi, Ekspresi, Kepercayaan Diri,
Pengalaman dan Proyek, Proteksi, Agen Talenta.
2. Produksi, terdiri dari Teknologi, Jaringan Outsourcing Jasa, Skema
Pembiayaan
3. Distribusi, terdiri dari Negosiasi Hak Distribusi, Internasionalisasi,
Infrastruktur
4. Komersialisasi, terdiri dari Pemasaran, Penjualan, Layanan (Services),
Promosi
5. MENGAPA INDUSTRI KREATIF PERLU DIKEMBANGKAN DI
INDONESIA?
Pemerintah berniat mengembangan industri kreatif. Departemen
Perdagangan dan beberapa pemerintah daerah mulai aktif melakukan
pemetaan terhadap industri tersebut guna mengetahui potensinya dan kelak
membuat semacam cetak biru bagi kemajuan sektor yang diyakini dapat ikut
mendorong ekonomi nasional secara signifikan itu.
Bagi Indonesia industri kreatif sebetulnya juga sudah eksis sejak dahulu.
Indonesia memiliki potensi kekayaan seni budaya yang beragam sebagai
fondasi tumbuhnya industri kreatif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai
bahari baku industri kreatif, munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai
produk Indonesia, telah memunculkan juga berbagai bakat (talent) dari
masyarakat Indonesia di bidang industri kreatif. Yang perlu dilakukan
sekarang adalah mengembangkan industri kreatif tersebut. Dengan
dikembangkanmya industri kreatif, maka akan dapat memberikan kontribusi
yang ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif,
membangun citra dan identitas bangsa, sumberdaya dapat selalu terbarukan
yang berbasis pada pengetahuan, kreativitas dan komunitas hijau,
menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif
suatu bangsa dan dapat memberikan dampak sosial yang positif.
6. INDIKATOR KONTRIBUSI EKONOMI INDUSTRI KREATIF
Berbasis Nilai PDB
- Nilai Tambah Bruto Industri Kreatif
- Persentase Terhadap PDB
- Pertumbuhan Tahunan Nilai Tambah Bruto
Berbasis Ketenagakerjaan
- Jumlah Tenaga Kerja
- Persentase Jumlah Tenaga kerja
- Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja
- Produktivitas Tenaga Kerja
Berbasis Aktivitas Perusahaan
- Jumlah Perusahaan
- Nilai Ekspor
7. PELUANG BISNIS DI INDUSTRI KREATIF
Menjadi wiraswastawan atau entrepreneur harus bisa dan pandai melihat
peluang bisnis, ada banyak bidang bisnis yang bisa dijadikan peluang, salah
satunya adalah bisnis di industri kreatif. Kelebihan industri ini dibanding
yang lain adalah industri kreatif diperkirakan akan lebih mampu bertahan
menghadapi krisis karena berbasis ide dan kreativitas dari sumber daya
manusia yang tak ada batas.
Berbagai macam peluang usaha kreatif pun kini mulai bermunculan di
berbagai penjuru nusantara seiring dengan meningkatknya kreativitas
masyarakat di negara kita. Melihat kondisi tersebut, banyak orang mulai
tertarik menekuni bisnis kreatif untuk mendapatkan untung besar setiap
bulannya. Mulai dari menekuni bisnis periklanan yang semakin menjanjikan,
bisnis kerajinan yang semakin beragam, menekuni bisnis desain yang kian
menguntungkan, hingga terjun ke bidang perfilman, dan segudang kegiatan
kreatif lainnya seperti bisnis percetakan, pengembangan teknologi informasi,
bisnis riset dan pengembangan, bisnis fashion, dan lain sebagainya.
Maraknya peluang dan banyaknya pekerja kreatif yang bermunculan di
berbagai daerah, tentunya membuat persaingan pasar di industri tersebut
semakin hari semakin meningkat pesat.
Untuk dapat terus bertahan dalam dunia bisnis industri kreatif, para
pengusaha harus memiliki strategi dalam menjalankan usahanya. Berikut
adalah strategi yang dapat diterapkan :
1. Bidik target dan segmen pasar yang benar-benar potensial.
Dalam menjalankan sebuah usaha, penting bagi kita untuk menentukan
target serta segmen pasar yang akan di bidik. Sebab, hal ini akan sangat
mempengaruhi kita dalam menentukan desain produk, strategi pemasaran,
kisaran harga, cara pelayanan kepada konsumen, serta rencana
pengembangan produk agar lebih kreatif dan inovatif, dan akhirnya
konsumen tertarik dengan produk yang di tawarkan.
2. Kenali kelebihan dan kekurangan produk.
Sebuah usaha tentunya tidak bisa terlepas dari adanya resiko persaingan.
Karena itu, cermati kelebihan dan kekurangan produk dan bandingkan
dengan produk lainnya yang sejenis. Misalnya saja membandingkan desain
dan kualitas produk dengan milik kompetitor, membandingkan harga
produk dengan produk serupa di pasaran, serta membandingkan keunikan
strategi pemasaran yang digunakan para pekerja kreatif lainnya. Dengan
begitu, dapat dipelajari kekurangan dan kelebihan para kompetitor, dan
mulai menonjolkan kelebihan produk untuk menanamkan ciri khas dan
identitas tertentu yang membedakan produk dengan yang lain.
3. Jangan terpengaruh perang harga dan mengesampingkan kualitas produk.
Meskipun sekarang ini banyak pelaku usaha yang berlomba-lomba
menawarkan harga murah ataupun diskon besar-besaran untuk menjaring
calon pelanggan. Sebaiknya jangan terpengaruh dan mengambil strategi
yang sama untuk menarik calon konsumen. Sebab, hal tersebut hanya akan
melunturkan ciri khas maupun identitas usaha yang dibangun, karena
biasanya untuk menekan biaya produksi yang lebih murah, para pelaku
usaha menurunkan kualitas produk yang mereka tawarkan. Untuk
menyiasati kondisi seperti ini, sebaiknya tingkatkan kreativitas dan
ciptakan produk unik yang pastinya terjaga kualitasnya.
4. Terus belajar dan ciptakan ide-ide segar.
Sebagai pelaku industri kreatif, tentunya harus memiliki wawasan yang
luas untuk menciptakan ide-ide segar dan mengembangkan kreasi produk
yang tawarkan. Karena itu, teruslah belajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Contohnya saja seperti
dengan membaca buku, mengamati trend pasar melalui majalah, tabloid,
dan surat kabar lainnya, mencari ide-ide segar melalui internet ataupun
bertemu dengan orang-orang baru untuk berbagi ilmu dan bertukar ide
dengan mereka.
PENUTUP
Indonesia perlu terus mengembangkan industri kreatif. Alasannya, industri kreatif
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Selain itu, industri kreatif menciptakan
iklim bisnis yang positif dan membangun citra serta identitas bangsa. Peluang usaha dalam
industri bisnis mulai marak. Produk-produk Indonesia yang berasal dari industri kreatif
mulai diirik pasar mancanegara. Karena produk dari Indonesia memiliki kelebihan yaitu
sentuhan budaya yang sangat kental yang tidak dimiliki negara lain. Di sisi lain, industri
kreatif berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas
yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak sosial
yang positif. Meski demikian, untuk menggerakkan industri kreatif diperlukan beberapa
faktor. Di antaranya, arahan edukatif, memberikan penghargaan terhadap insan kreatif,
serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Nenny. (2008). “Industri Kreatif”. Jurnal ekonomi Desember 2008
Volume XIII No. 3 hal. 144-151. Dalam
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/18308144151.pdf. Diunduh pada 26
Juli 2012 pukul 10.43 WIB
Pangestu, Mari Elka. (2008). “Pengembangan Industri Kreatif”. Dalam
http://komunitaskreatifbali.files.wordpress.com/2008/10/hasil-konvensi-
pengembangan-ekonomi-kreatif.pdf. Diunduh pada 23 Oktober 2012 pukul
18.46 WIB
Simatupang, Togar. (2008). Perkembangan Industri Kreatif. SBM-ITB