korosi

6
PENDAHULUAN korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif, korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektro kimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari biji mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa nesi oksida atau besi sulfida, setelah di ekstraksi dan di olah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi(kembali menjadi senyawa besi oksida atau sulfida). korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan fenomene kimia pada bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Penelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel lain yang ada di dalam matrik logam itu sendiri. Jadi dilhat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. PENYEBAB KOROSI Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam TUGAS TBK II JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FTK. ITS SUNAWAN 4209100512 KOROSI

Upload: nawan

Post on 14-Jun-2015

1.847 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pencegahan korosi dibidang merine

TRANSCRIPT

Page 1: korosi

P E N D A H U L U A N

korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif, korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena

logam bereaksi secara kimia atau elektro kimia dengan lingkungan.

Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses

ekstraksi logam dari biji mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa nesi oksida atau besi sulfida, setelah di ekstraksi dan di olah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja

paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi(kembali menjadi senyawa besi oksida atau sulfida).

korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan fenomene kimia pada bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Penelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan

mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel lain yang ada di dalam matrik logam itu sendiri. Jadi

dilhat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.

P E N Y E B A B K O R O S I

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi

kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang

bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik

maupun organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat

memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai

bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam

T U G A S T B K I I J U R U S A N T E K N I K S I S T E M P E R K A PA L A N

F T K . I T S

S U N A WA N 4 2 0 9 1 0 0 5 1 2

KOROSI

Page 2: korosi

bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesa bahan organik, sebagai bahan anti beku di dalam

alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk. Bejana-bejana penyimpan ammoniak harus selalu diperiksa untuk mencegah terjadinya kebocoran dan pelepasan bahan ini ke udara.

M E K A N I S M E K O R O S I

Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia

melibatkan reaksi anodik di daerah anodik. Reaksi anodik (oksidasi) diindikasikan melalui peningkatan valensi atau produk elektron elektron. Reaksi anodik yang terjadi

pada proses korosi logam yaitu :

M --> Mn+ + ne

Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+) dalampelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh besi :

Fe-->Fe2+ + 2e

Reaksi katodik juga berlangsung di proses korosi. Reaksi katodik diindikasikan melalui penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari

reaksi anodik. Reaksi katodik terletak di daerah katoda. Beberapa jenis reaksi katodik yang terjadi selama proses korosi logam yaitu :

Pelepasan gas hydrogen : 2H- + 2e --> H2

Reduksi oksigen : O2 + 4H- + 4e --> H2O

O2 + H2O4 --> 4OHReduksi

gb.1. Mekanisme korosi

PA G E 2

Page 3: korosi

ion logam : Fe3++ e --> Fe2+

Pengendapan logam : 3Na+ + 3 e --> 3 Na

Reduksi ion hydrogen : O2 + 4H+ + 4 e --> 2H2O

O2+ 2H2O + 4e --> 4OHReaksi

katodik dimana oksigen dari udara akan larut dalam larutan terbuka. Reaksi korosi tersebut sebagai berikut :

NaCl.H2O

2 Fe + O2 -------------------> Fe2O3K L A S I F I K A S I K O R O S I

Tanpa disadari, setiap hari kita berurusan dengan korosi atmosferik, misalnya karat

pada pagar, mobil, atau peralatan rumah tangga lainnya. Korosi atmosferik merupakan hasil interaksi logam dengan atmosfer ambient di sekitarnya, yang terjadi

akibat kelembaban dan oksigen di udara, dan diperparah dengan adanya polutan seperti gas-gas atau garam-garam yang terkandung di udara. Atmosfer yang berpengaruh pada korosi atmosferik dapat dikategorikan menjadi :

Rural. Daerah rural paling tidak korosif karena hanya mengandung sedikit polutan,

dan lebih banyak dipengaruhi oleh embun, oksigen dan CO2.

Urban. Bahan korosif pada daerah urban adalah SOx dan NOx yang berasal dari

emisi kendaraan bermotor dan sedikit aktivitas industri.

Industri. Kondisi atmosfer daerah industri sangat berkaitan dengan polutan yang dihasilkan oleh industri, seperti SO2, klorida, phospat dan nitrat.

Pantai/laut. Pantai/laut merupakan daerah paling korosif, karena atmosfernya mengandung partikel klorida yang bersifat agresif dann mempercepat laju korosi.

Peralatan industri minyak bumi (misalnya anjungan produksi, kilang minyak, tangki timbun, sistem perpipaan, kapal tanker) umumnya berada di daerah industri atau laut

atau gabungan keduanya, di mana kondisi atmosfer mengandung polutan-polutan yang korosif berupa sulfur dan klorida, sehingga peralatan tersebut sangat rawan

terhadap serangan korosi atmosferik. Apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, dampak korosi atmosferik dapat berakibat mulai dari kegagalan peralatan hingga membahayakan keselamatan pekerja, misalnya tiang anjungan produksi lepas pantai

yang keropos, atau tangga tangki timbun yang berkarat.

PA G E 3

Page 4: korosi

M E N G O N T R O L D A N M E N C E G A H K O R O S I PA D A K A PA L

Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk

melindungi bagian-bagian kapal dari korosi dapat digunakan banyak cara, yang semuanya ditujukan agar logam tidak cepat rusak karena korosi. Kerusakan karena korosi bisa mencapai 1000 kali lipat lebih cepat pada logam dibandingkan karena

pengaruh yang lain. Karena itu timbul berbagai penelitian untuk melindungi logam ini dari pengaruh korosi, dari cara cara yang sederhana seperti hanya dengan melapis

permukaan logam dengan mengecat sampai cara cara yang paling modern dengan membuat logam paduan yang tahan terhadap korosi.

1. Melapisi permukaan logam dengan cat (AC / anti corrosion).2. Melapisi permukaan logam dengan proses pelapisan atau Elektroplating.

3. Membuat lapisan yang tahan terhadap korosi seperti Anodizing plant.

4. Membuat sistem perlindungan dengan anoda korban.

5. Membuat logam paduan yang tahan terhadap korosi.

gb.3. Zinc anode protection

gb.4. cathodic protection

PA G E 4

gb.2. pengecatan dengan AC

Page 5: korosi

K E S I M P U L A N

Korosi adalah suatu gejala kimia yang menyerang logam dan mengakibatkan

kerusakan pada logam tersebut, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi yaitu:

1. Kelembaman udara

2. Elektrolit

3. Zat terlarut pembentuk asam (CO2 SO2)

4. Adanya O2

5. Lapisan pada permukaan logam

6. Letak logam dalam deret potensial reduksi

Korosi pada kapal dapat dicegah dengan cara:

1. Melapisi permukaan logam dengan cat (AC)

2. Melapisi permukaan logam dengan proses pelapisan atau Electoplating

3. Membuat lapisan yang tahan terhadap korosi seperti Anodizing plant

4. Membuat sistem perlindungan dengan anoda korban

5. Membuat logam paduan yang tahan terhadap korosi

PA G E 5

Page 6: korosi

D A F TA R P U S TA K A

purwadaria, sunara, Ir.,Dr., (1996), “mekanisme Proteksi Katodik dan Kriteria Proteksi”,

Diklat Proteksi Katodik, Kelompok Study Korosi, Lembaga Penelitian ITB, Bandung

http://id.wilkipedia.org/wilki/korosi

www.39ipol.biz/id/wiki/Anoda.html

www.indonesianship.com/depan-isi2.asp?ID=790

PA G E 6