korelasi body mass index (bmi) dan triceps … · 8. phebe hendra m.si., ph.d., apt selaku dosen...

109
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS SKINFOLD THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Putu Dyana Christasani NIM : 078114125 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Upload: lebao

Post on 24-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS SKINFOLD

THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Putu Dyana Christasani

NIM : 078114125

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

ii

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS SKINFOLD

THICKNESS TERHADAP RASIO KADAR LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Putu Dyana Christasani

NIM : 078114125

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 3: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

iii

Page 4: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

iv

Page 5: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sejak terbentuk dalam rahim seorang ibu, tercipta suatu kehidupan baru Kehidupan tumbuh, dengan berbagai pilihan di hadapannya Kehidupan kian dewasa, dengan keajaiban-keajaiban dalam tiap langkahnya Kehidupan menjadi sempurna, karena hidup dalam anugerah dan kasih karunia…

However, let him who boasts and glories boast and glory in the Lord.

For it is not the man who praises and commends himself

who is approved and accepted,

but it is the person whom the Lord accredits and commends.

2 Corinthians 10 : 17-18

Karya ini kupersembahkan untuk :

Allah Bapa di Surga,

Bapak dan Mama tercinta,

Adikku Eriek De Sona,

Sahabat-sahabatku,

dan Almamaterku..........

Page 6: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

vi

Page 7: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

vii

Page 8: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYesus Kristus atas anugerah

dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul ”Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness

terhadap Rasio Kadar LDL/HDL” ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung yang berupa materi, moral maupun spiritual dari awal hingga akhir

penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ipang Djunarko, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah membantu dalam memberikan izin penelitian.

3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran

Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang telah membantu memberikan izin

keyalakan etik penelitian.

4. Para dosen dan karyawan Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membantu dan berpartisipasi sebagai responden dalam

penelitian ini.

Page 9: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

ix

5. Laboratorium Pramita Utama yang telah bersedia bekerja sama dalam

pemeriksaan kadar kolesterol darah.

6. dr. Fenty, M.Kes., SpPK selaku dosen pembimbing dalam penyelesaian skripsi

atas bimbingan, waktu, nasihat, semangat, saran, dan ilmu yang telah diberikan

dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

7. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan

banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penusunan

skripsi ini.

8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan

banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penusunan

skripsi ini.

9. Bapak Wayan Sujana Raharja, Mama Gusti Sayu Suniarti, dan Made Eriek De

Sona atas cinta, semangat, dan dukungannya kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

10. Stefan Mardikus atas dukungan, pengertian, cinta, nasihat, dan semangat kepada

penulis selama proses menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta maupun dalam proses penyelesaian skripsi.

11. Ridho Prayogie, Paulus Febrianto Silor, Fetri Anastasia, Margareta Sisca

Ganwarin, Paulina, Eka Yulniati, Elisabeth Eskaria Candra Kusuma, dan Eric

Fran atas kerjasama, semangat, dan tawa dari awal hingga akhir penyusunan

skripsi ini.

12. Teman-teman angkatan 2007 terutama kelas FKK B untuk segala keceriaan,

semangat, tawa, dukungan, dan kebersamaan selama perkuliahan.

Page 10: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

x

13. Teman-teman kost Difa : Evina, Eka, Sari, Septi, Lenny, Kak Grace, Kak Ayu,

Cece, Jesty, Lia, Cecil, Ayu, Putri, Oki, Melan, Defi, Riza, Kak Galih, Kak Dini,

dan Ina untuk kebersamaan, cerita dan tawanya setiap hari.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis yang jauh dari sempurna, memohon maaf apabila ada kata-kata yang

kurang berkenan di hati pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membaca, khususnya dalam bidang kefarmasian dan perkembangan dunia

kesehatan.

Penulis

Page 11: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vii

PRAKATA ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

INTISARI .................................................................................................. xviii

ABSTRACT ............................................................................................... xix

BAB I. PENGANTAR .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

2. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5

3. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ....................................................... 8

Page 12: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xii

A. Obesitas ............................................................................................... 8

B. Metode Antropometri .......................................................................... .. 11

1. Body Mass Index (BMI) ................................................................ 11

2. Triceps Skinfold Thickness ............................................................ 12

C. Kolesterol LDL dan HDL ................................................................... 14

D. Landasan Teori .................................................................................... 17

E. Hipotesis .............................................................................................. 18

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 19

B. Variabel Penelitian .............................................................................. 19

C. Definisi Operasional ............................................................................ 20`

D. Subyek Penelitian ................................................................................ 22

E. Lokasi Penelitian ................................................................................. 23

F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 24

G. Teknik Sampling ................................................................................. 25

H. Instrumen Penelitian ............................................................................ 26

I. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 27

1. Observasi Awal ............................................................................. 27

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ................................................. 27

3. Pembuatan Leaflet, Informed Consent, dan Data Calon Subyek

Penelitian ....................................................................................... 28

4. Pengukuran Parameter .................................................................. 30

5. Pengolahan Data ............................................................................ 30

Page 13: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xiii

6. Analisis Data Penelitian ................................................................ 30

J. Teknik Analisis Data Statistik ............................................................. 30

K. Kesulitan Penelitian ............................................................................ 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 33

A. Karakteristik Subyek Penelitian .......................................................... 33

1. Umur ............................................................................................. 34

2. Body Mass Index (BMI) ................................................................ 35

3. Triceps Skinfold Thickness ............................................................ 36

4. Kadar LDL .................................................................................... 37

5. Kadar HDL .................................................................................... 37

6. Rasio Kadar LDL/HDL ................................................................. 38

B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar LDL/HDL

pada Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal 39

1. Perbandingan Rerata Kadar LDL pada BMI Normal dan BMI

Tidak Normal ................................................................................ 40

2. Perbandingan Rerata Kadar HDL pada BMI Normal dan BMI

Tidak Normal ................................................................................ 40

3. Perbandingan Rerata Rasio Kadar LDL/HDL pada BMI Normal

dan BMI Tidak Normal ................................................................. 41

C. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap kadar LDL,

HDL, dan Rasio Kadar LDL/HDL ...................................................... 41

1. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar

LDL ............................................................................................... 41

Page 14: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xiv

2. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar

HDL ............................................................................................... 44

3. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar

LDL/HDL ...................................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 51

A. Kesimpulan ......................................................................................... 51

B. Saran .................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 52

LAMPIRAN ............................................................................................. 56

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 90

Page 15: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi Nilai Body Mass Index ....................................... 12

Tabel II Nilai Standar Triceps Skinfold Thickness .............................. 14

Tabel III Kategori Kolesterol LDL berdasarkan The National

Cholesterol Education Programme, Adult Treatment

Panel III 2002 ...................................................................... 16

Tabel IV Kategori Kolesterol HDL berdasarkan The National

Cholesterol Education Programme, Adult Treatment

Panel III 2002 ....................................................................... 16

Tabel V Kategori Risiko Rasio Kadar LDL/HDL menurut The

National Cholesterol Education Programme, Adult

Treatment Panel III 2002 ..................................................... 17

Tabel VI Data Karakteristik Subyek Penelitian .................................. 33

Tabel VII Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar

LDL/HDL pada BMI Normal dan BMI Tidak Normal ....... 40

Tabel VIII Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kadar LDL ........................................................................... 42

Tabel IX Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kadar HDL ........................................................................... 45

Tabel X Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kadar LDL/HDL ………………………………….. 48

Page 16: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rumus Body Mass Index ...................................................... 11

Gambar 2 Skinfold Caliper .................................................................... 13

Gambar 3 Pengukuran Skinfold Thickness pada Bagian Triceps ........... 14

Gambar 4 Bagan Pengambilan Subyek Penelitian ................................. 23

Gambar 5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 24

Gambar 6 Histogram Distribusi Umur .................................................. 34

Gambar 7 Histogram Distribusi BMI..................................................... 35

Gambar 8 Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness ................. 36

Gambar 9 Histogram Distribusi Kadar LDL.......................................... 37

Gambar 10 Histogram Distribusi Kadar HDL ......................................... 38

Gambar 11 Histogram Distribusi Rasio Kadar LDL/HDL ...................... 39

Gambar 12 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kadar LDL ............. 43

Gambar 13 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness

terhadap Kadar LDL ............................................................ 44

Gambar 14 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kadar HDL ............. 46

Gambar 15 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness

terhadap Kadar HDL ............................................................. 47

Gambar 16 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Rasio Kadar

LDL/HDL ............................................................................. 49

Gambar 17 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness

terhadap Rasio Kadar LDL/HDL .......................................... 50

Page 17: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Wakil Rektor I .............................. 57

Lampiran 2 Suran Izin Penelitian dari Dekan........................................... 58

Lampiran 3 Ethical Clearance.................................................................. 59

Lampiran 4 Informed Consent .................................................................. 60

Lampiran 5 Surat Peminjaman Gedung .................................................... 61

Lampiran 6 Kartu Hasil Pengukuran Antropometri dan Tekanan Darah 63

Lampiran 7 Leaflet Penelitian ................................................................... 64

Lampiran 8 Foto Skinfold Caliper ............................................................ 65

Lampiran 9 Foto Timbangan Berat Badan Merek Tanita® ...................... 66

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian ........................................................ 67

Lampiran 11 Data Validasi Alat ................................................................ 68

Lampiran 12 Data Statistika ...................................................................... 69

Page 18: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xviii

INTISARI

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh

yang berlebih, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.

Obesitas dapat diketahui dengan pengukuran body mass index (BMI), triceps

skinfold thickness, serta rasio kadar LDL/HDL dalam darah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif yang bermakna antara

body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar

LDL/HDL dalam darah.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

rancangan cross-sectional yang dilakukan pada 70 dosen dan karyawan pria di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan secara

non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Data diuji normalitasnya

menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan uji korelasi. Uji hipotesis

menggunakan taraf kepercayaan 95% (p<0,05).

Hasil penelitian menunjukkan korelasi body mass index (BMI) dan

triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah memiliki

nilai signifikansi (p) berturut-turut 0,000 dan 0,009. Disimpulkan bahwa terdapat

korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold

thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah.

Kata Kunci : Obesitas, body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, rasio

kadar HDL/HDL

Page 19: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

xix

ABSTRACT

Obesity is a state of excessive fat accumulation in the body which can

increase the risk of cardiovascular disease. Obesity can be identified by some

parameters, such as body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, and the

ratio of LDL/HDL in the blood. This study aims to explore the significant

correlation between the body mass index (BMI) and the triceps skinfold thickness

with the ratio of LDL/HDL in the blood.

Analytic observational with cross-sectional design research was

conducted in 70 male lecturer and staff at the Sanata Dharma University

Yogyakarta. Sampling was carried out using non-random sampling method with

purposive sampling type. The normality of the data was analyzed using the

Kolmogorov-Smirnov test and continued with corelation test (p<0.05) to find the

correlation between those variables.

The results showed a significant correlation of the body mass index

(BMI) and triceps skinfold thickness with ratio of LDL/HDL in the blood, each

has a value of significance (p) 0.000 and 0.009. These result indicated that there

was a correlation between the body mass index (BMI) and the triceps skinfold

thickness with the ratio of LDL/HDL in the blood.

Key Words : Obesity, body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, the

ratio of HDL/HDL

Page 20: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak

tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat

membahayakan kesehatan (Subardja, 2004). Menurut Mayer (cit., Effendi, 1992)

obesitas merupakan keadaan patologis karena terjadi penimbunan lemak yang

berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.

Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa obesitas di seluruh

dunia telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan (Flegal, Cole,

Bellizi, and Dietz, 2000). Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti di

negara Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Data

kenaikan obesitas untuk Amerika Serikat mencapai 31% pada tahun 2000 dari

15% pada dua dekade sebelumnya (Arief, 2007). Hal ini tidak hanya terjadi di

negara-negara maju, di beberapa negara berkembang obesitas justru telah menjadi

masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70% dari penduduk dewasa

Polynesia di Samoa masuk kategori obesitas (WHO, 1998). Prevalensi obesitas

meningkat sangat tajam di kawasan Asia-Pasifik. Sebagai contoh, 1,5% dari

penduduk Korea Selatan tergolong obesitas. Di Thailand, 4% penduduknya

mengalami obesitas (Inoue, Zimmet, and Caterson, 2000).

Survei nasional yang dilakukan pada tahun 1996/1997 di ibukota seluruh

propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa 6,8% penduduk laki-laki dewasa

mengalami obesitas. Pada kelompok umur 40-49 tahun obesitas mencapai

Page 21: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

2

puncaknya yaitu 23% pada laki-laki (Depkes, 2004). Pada tahun 2002 prevalensi

obesitas telah mencapai kisaran 22-24%, sekitar 48-53 juta penduduk (Arief,

2007).

Prevalensi obesitas di Yogyakarta berdasarkan nilai body mass index

(BMI) pada orang dewasa sudah terlihat tinggi dengan persentase 15,5%. Semua

kabupaten di Yogyakarta memiliki persentase kegemukan pada orang dewasa

yang tinggi, rata-rata di atas 10%. Dari lima kabupaten di Yogyakarta, Kota

Madya Yogyakarta memiliki prevalensi paling tinggi yaitu sebesar 24%

(Riskesdas, 2007).

Obesitas meningkatkan risiko kematian untuk sebagian besar penyebab

kematian. Orang yang mempunyai berat badan 40% lebih berat dari berat badan

rata-rata populasi mempunyai risiko kematian 2 kali lebih besar dibandingkan

orang dengan berat badan rata-rata populasi (Lew and Garfinkel, 1979).

Orang dewasa yang mengalami obesitas mempunyai resiko lebih tinggi untuk

menderita berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler (kolesterol tinggi,

dislipidemia, dan hipertensi), resistensi endokrin, dan diabetes melitus tipe 2

(WHO, 1998).

Antropometri menurut Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25

dinyatakan sebagai pengukuran tubuh. Indeks antropometri merupakan rasio dari

suatu pengukuran terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan

dengan umur (Susilowati, 2008). Terdapat berbagai metode pengukuran

antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai screening obesitas. Metode

tersebut antara lain pengukuran body mass index (BMI), lingkar pinggang, lingkar

Page 22: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

3

panggul, skinfold thickness (tebal lipatan kulit), serta perbandingan lingkar

pinggang dan lingkar panggul (Susilowati, 2008).

Body mass index (BMI) merupakan quetelet’s index, yang telah dipakai

secara luas, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). Pengukuran

body mass index (BMI) merupakan metode yang praktis dalam menentukan

derajat obesitas secara klinis (Dipiro, 1999). Menurut Welborn, Knuiman, and Vu

(2000) BMI merupakan indeks yang tepat untuk mengukur obesitas dan dapat

memprediksi kematian pada laki-laki di semua umur. Metode antopometri lain

yang dinilai praktis adalah skinfold thickness (tebal lipatan kulit) yang diukur

dengan skinfold caliper pada kulit lengan bagian depan (bisep), kulit lengan

bagian belakang (trisep), subskapula, dan daerah pinggang bagian depan yang

penting untuk menilai kegemukan (Ostman, Britton, and Jonsson, 2002).

Nooyens et al. (2007) melakukan penelitian prediktabilitas kegemukan

tubuh meliputi pengukuran BMI, skinfold thickness, dan lingkar lengan atas pada

remaja laki-laki dan perempuan. Pengukuran skinfold thickness yang dilakukan

meliputi pengukuran triceps, biceps, subscapular, dan supralium skinfold

thickness. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dari ke empat

pengukuran skinfold thickness, triceps skinfold thickness adalah pengukuran yang

paling baik untuk menggambarkan prediksi berat badan pada remaja laki-laki saat

usia mencapai 37 tahun.

Selain metode antropometri, screening obesitas juga dapat dilakukan

dengan pengukuran profil lipid dalam darah. Third dan Glueck dari Cincinnati,

USA, melakukan penelitian terhadap 16 kelompok keluarga yang memiliki kadar

Page 23: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

4

HDL rendah, tujuannya untuk melihat apakah orang dengan kadar HDL rendah

memiliki risiko penyakit kardiovaskuler. Hasilnya menunjukkan bahwa 15 dari 16

kelompok keluarga tersebut sebagian anggotanya terkena penyakit jantung

koroner. Kadar HDL yang rendah akan mempengaruhi rasio kadar LDL/HDL

dalam darah. Dari penelitian tersebut juga diperoleh hasil rasio kadar LDL/HDL

yang amat tinggi, yaitu mendekati 5. Rasio kadar LDL/HDL diatas 3 dianggap

memiliki risiko tinggi terhadap pengakit kardiovaskuler (Soeharto, 2001).

Penelitian epidemiologis telah menunjukkan bahwa konsumsi asam lemak

menimbulkan pengaruh negatif karena dapat meningkatkan kadar LDL. Rasio

kadar LDL/HDL merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang lebih

relevan dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Semakin besar rasio kadar

LDL/HDL maka semakin besar risiko penyakit kardiovaskuler (Silalahi, 2000).

Penelitian Nakanishi, Nakamura, Suzuki, Matsuo, and Tatara (2000) terhadap

1217 pria di Jepang menunjukkan bahwa BMI memiliki korelasi yang signifikan

dengan kadar LDL (p<0,001), HDL (p<0,001), rasio kadar LDL/HDL (p<0,001), dan

memiliki kaitan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian terhadap 172

pria di Ankara, Turkey menunjukkan bahwa pria dengan berat badan berlebih

memiliki nilai rasio kadar LDL/HDL yang lebih tinggi dari pria dengan berat badan

normal (Sanlier and Yabanci, 2007).

Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah berpengaruh pada tingkat kejadian

obesitas dan risiko penyakit kardiovaskuler, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi positif yang bermakna antara body mass index

(BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL. Penelitian

Page 24: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

5

ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karena belum pernah di

lakukan di tempat tersebut.

1. Perumusan masalah

Adakah korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI)

dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan informasi yang diperoleh, penelitian mengenai korelasi

body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar

LDL/HDL belum pernah dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait

dengan penelitian ini antara lain:

a. “Body Mass Index and Alternative Indicies of Obesity in Relation to Height,

Triceps Skinfold and Subsequent Mortality : the Busselton Health Study”.

Penelitian ini dilakukan oleh Welborn, Knuiman, dan Vu. Mereka menganalisis

data cross sectional dari survei terhadap 3334 laki-laki dengan umur rata-rata 43

tahun, BMI rata-rata 24,8 kg/m2 di Busselton, Australia. Hasil penelitian: BMI

merupakan indeks yang tepat untuk mengukur obesitas pada laki-laki di semua

umur dan dapat memprediksi kematian pada laki-laki.

b. “Associations of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical

Impedance Analysis with Cardiovascular Risk Factors in Japanese Male Office

Workers”.

Penelitian ini dilakukan oleh Nakanishi, Nakamura, Suzuki, Matsuo dan Tatara.

Mereka melakukan survei pada 1217 pekerja kantor laki-laki berusia 25-59 tahun

di Jepang. Hasil penelitian: dari analisis korelasi risiko kardiovaskular faktor BMI

Page 25: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

6

berkorelasi signifikan dengan SBP, DBP, LDL, HDL, rasio LDL/HDL, Log TG,

dengan nilai p<0,001. Dari analisis regresi bertahap menggunakan %BF sebagai

faktor independen, %BF juga bermakna dikaitkan dengan masing-masing faktor

risiko penyakit kardiovaskular.

c. “Relationship between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine levels in

University Students”.

Penelitian ini dilakukan oleh Sanlier dan Yabanci. Mereka melakukan penelitian

terhadap 172 pria dan 183 wanita yang diklasifikasikan berdasarkan body mass

index (BMI) menjadi 3 kelompok yaitu kekurangan berat badan, berat badan

normal dan kelebihan berat badan. Dilakukan pengukuran antropometri, kadar

lipid darah dan kadar dialisis homosistein. Hasil penelitian: Rata-rata persentase

massa lemak (FM%), triceps, biseps, suprailiac dan jumlah ketebalan lipatan kulit

(skinfold thickness) secara signifikan lebih tinggi pada wanita daripada pria

(p<0,001). Ada korelasi negatif antara berat badan dan HDL (r=-0,33, p<0,01).

Siswa dengan berat badan berlebih memiliki nilai VLDL, trigliserida (TG), rasio

TC/HDL dan rasio LDL/HDL yang lebih tinggi dari siswa normal dan

underweight (p<0,05).

3. Manfaat penelitian

Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

mampu memberikan gambaran awal mengenai rasio kadar LDL/HDL dalam

darah. Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

merupakan pengukuran antropometri yang ekonomis, praktis dan dapat dilakukan

oleh segala lapisan masyarakat.

Page 26: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

7

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif

yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah.

Page 27: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan

lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal

dan dapat membahayakan kesehatan. Definisi obesitas adalah suatu keadaan yang

terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan

total lebih besar daripada normal atau obesitas adalah peningkatan jumlah energi

yang ditimbun sebagai lemak akibat proses adaptasi yang salah (Subardja, 2004).

Menurut Mayer (cit., Effendi, 1992) obesitas merupakan keadaan

patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang

diperlukan untuk fungsi tubuh. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan

yang didefinisikan sebagai ukuran lipatan kulit yang melebihi 85% (Papalia, Olds,

Feldman, and Rice cit Dariyo, 2004). Menurut Dariyo (2004) yang dimaksud

dengan kegemukan (obesitas) adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal

yang sebenarnya.

Berdasarkan penyebabnya obesitas dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu:

a. Obesitas Primer

Suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa terdeteksi

penyakit secara jelas, tetapi semata-mata disebabkan oleh interaksi faktor genetik

dan lingkungan. Obesitas primer ini sering ditemukan pada anak (Subardja, 2004).

Page 28: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

9

b. Obesitas Sekunder

Merupakan suatu bentuk obesitas yang jelas kaitannya atau timbulnya

bersamaan sebagai bagian dari penyakit atau sindrom yang dapat dideteksi secara

klinis. Obesitas sekunder ini jarang terjadi pada anak dan hanya sekitas kurang

dari 1% saja (Subardja, 2004).

Penyebab obesitas secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Faktor genetik

Obesitas pada orang tua merupakan faktor genetik yang berperan besar.

Apabila kedua orang tua mengalami obesitas, anak mereka berpeluang mengalami

obesitas sebesar 80%. Apabila salah satu orang tua mengalami obesitas, kejadian

obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak mengalami obesitas,

peluangnya menjadi 14% (Kusumawardhani, 2006).

b. Faktor lingkungan

Beberapa faktor lingkungan yang menjadi penyebab obesitas adalah

aktifitas fisik, asupan makanan, dan sosial ekonomi. Aktivitas fisik merupakan

komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy

expenditure. Hasil penelitian di negara maju menunjukkan hubungan antara

aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas

fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg

(Kopelman, 2000).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak yang

berlebihan berkaitan dengan obesitas. Penelitian di Amerika dan Finlandia

menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko

Page 29: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

10

peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah

lemak. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy

density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek

termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung

protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat

sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi lemak

yang berlebihan (Kopelman, 2000).

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, gaya hidup, dan pola makan,

serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi. Data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat

adanya perubahan gaya hidup yang mengarah pada penurunan aktivitas fisik,

seperti: ke kantor atau sekolah menggunakan kendaraan dan kurangnya aktivitas

berolah raga. Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah

terjangkau akan berisiko menimbulkan obesitas (Kopelman, 2000).

Menurut pola distribusi lemak tubuh, obesitas diklasifikasikan menjadi

dua, yaitu :

a. Upper body obesity (obesitas tubuh bagian atas)

Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominasi penimbunan lemak

tubuh di jaringan lemak pada truncal. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak

didapatkan pada pria, dikenal sebagai android obesity (bentuk apel). Lemak pada

obesitas tipe ini banyak disimpan di pinggang dan rongga perut. Tipe obesitas ini

berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler

daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin, Brochu, and Marceau, 2007).

Page 30: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

11

b. Lower body obesity (obesitas tubuh bagian bawah)

Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya

akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak

terjadi pada wanita, sering disebut gynoid obesity (bentuk pir). Penumpukan

lemak pada obesitas tipe ini terjadi di bagian bawah, seperti pinggul, pantat, dan

paha. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada

wanita (Bergman, Van, and Mittelman, 2001).

B. Metode Antropometri

Pengukuran antropometri adalah pengukuran pada variasi dimensi fisik

dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang

berbeda (Jelliffe, 1966). Kata antropometri berasal dari kata Yunani anthropo

yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran. Bidang antropometri

meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia (Cahyono, 2008). Antropometri

menurut Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25 dinyatakan sebagai

pengukuran tubuh. Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran

terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur

(Susilowati, 2008).

1. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index (BMI) adalah alat ukur praktis yang dihasilkan dari

studi epidemiologi untuk mengkorelasikan resiko penyakit dengan jumlah lemak

dari tubuh. Rumus BMI adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Rumus Body Mass Index (Agrats, 2003).

Page 31: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

12

Penilaian BMI berkaitan dengan penilaian risiko penyakit, karena

merupakan ukuran antara lemak total tubuh yang dibandingkan dengan berat

tubuh. Penilaian BMI pada orang yang sangat berotot harus diperhatikan karena

derajat kegemukan dapat overestimate pada orang tersebut (Agrats, 2003).

Tabel I. Klasifikasi Nilai Body Mass Index (WHO, 2010)

Classification BMI(kg/m2)

Principal cut-off

points

Additional cut-off

points

Underweight <18,50 <18,50 Severe thinness <16,00 <16,00

Moderate thinness 16,00 – 16,99 16,00 – 16,99

Mild thinness 17,00 – 18,49 17,00 – 18,49

Normal range 18,50 – 24,99 18,50 – 22,99

23,00 – 24,99

Overweight ≥25,00 ≥25,00 Pre-obese 25,00 – 29,99 25,00 – 27,49

27,50 – 29,99

Obese ≥30,00 ≥30,00 Obese class I 30,00 – 34,99 30,00 – 32,49

32,50 – 34,99

Obese class II 35,00 – 39,99 35,00 – 37,49

37,50 – 39,99

Obese class III ≥40,00 ≥40,00

2. Triceps skinfold thickness

Pengukuran lemak tubuh (subkutan) dengan pengukuran skinfold

thickness (lapisan bawah kulit) merupakan pendekatan cara pengukuran yang

tidak langsung dari lemak tubuh yang disimpan dan pada akhirnya mengestimasi

total lemak tubuh (Gibson, 1993).

Skinfold thickness merupakan pengukuran yang secara tidak langsung

mampu menilai dua komponen penting dari tubuh yaitu: lemak dan massa lemak

bebas. Pengukuran ini penting karena lemak adalah tempat penyimpanan utama

Page 32: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

13

cadangan energi dan massa lemak bebas, biasanya otot, merupakan tempat

cadangan protein di tubuh (Cogill, 2001).

Skinfold thickness menggambarkan ketebalan lemak yang terletak tepat

di bawah kulit (subkutan lemak), yang merupakan indikator dari total lemak

tubuh. Pengukuran dapat dilakukan di beberapa bagian, antara lain: lengan bagian

depan (bisep), lengan bagian belakang (trisep), bagian bawah bahu (subskapular),

dan pinggang bagian depan (supralium). Alat untuk mengukur skinfold thickness

disebut skinfold caliper. Penggunaan skinfold caliper memerlukan pelatihan dan

pengawasan untuk memastikan keakuratan dan ketepatan pengukuran (Cogill,

2001).

Gambar 2. Skinfold Caliper (Milton Tools, 2010)

Triceps skinfold thickness merupakan indeks yang mampu

menggambarkan total lemak tubuh karena hampir setengah penyimpanan lemak

tubuh berada di lapisan bawah kulit. Triceps skinfold thickness diukur pada lengan

atas posterior pada titik tengah antara akromion dan olekranon. Triceps skinfold

thickness diukur dalam posisi pasien duduk atau berdiri (Mitsumoto, 2009).

Page 33: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

14

Tabel II. Nilai Standar Triceps Skinfold Thickness (Williams and Wilkins,

2008)

TEST STANDARD

Triceps skinfold thickness Men 12,5 mm

Women 16,5 mm

Gambar 3. Pengukuran Skinfold Thickness pada Bagian Trisep

(Goldberg, 2008)

C. Kolesterol LDL dan HDL

Lipid plasma tersusun dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%),

kolesterol (14%), kolesterol ester (36%) dan asam lemak bebas (4%). Asam lemak

bebas secara metabolik paling aktif di lipid plasma (Murray, 2003).

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh

dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks,

hormon korteks adrenal, vitamin D, dan membuat garam empedu yang membantu

usus untuk menyerap lemak. Apabila dalam jumlah yang cukup, kolesterol sangat

berguna bagi tubuh, namun apabila terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah

akan berbahaya bagi tubuh. Kelebihan kolesterol akan menyebabkan zat tersebut

bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh

darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyempitan dan pengerasan pembuluh

Page 34: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

15

darah hingga penyumbatan dan pemblokiran aliran darah (atherosclerosis)

(Nilawati, Krisnatuti, Mahendra, dan Djing, 2008).

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Agar kolesterol dapat dikirim

keseluruh tubuh, maka perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang

disebut lipoprotein. Meskipun terdapat berbagai jenis lipoprotein, namun dalam

rangka evaluasi terjadinya atherosclerosis yang dapat memicu timbulnya penyakit

jantung koroner, pada umumnya sebagai langkah awal dokter ingin mengetahui

profil lemak yang terdiri dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida

(Soeharto, 2002).

Low Density Lipoprotein (LDL) mengandung paling banyak kolesterol

dari semua lipoprotein dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah.

Sel-sel dalam tubuh memperoleh kolesterol dari LDL, namun jumlah kolesterol

yang bisa diserap sebuah sel ada batasnya. Orang yang mengonsumsi banyak

lemak jenuh memiliki kadar LDL yang tinggi di dalam darah (Nilawati dkk.,

2008). Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B).

Low Density Lipoprotein (LDL) dinamakan kolesterol jahat, karena kadar LDL

yang tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri (Soeharto, 2002).

The National Cholesterol Education Programme, Adult Treatment Panel

III 2002 menetapkan klasifikasi kolesterol LDL sebagai berikut :

Page 35: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

16

Tabel III. Kategori Kolesterol LDL berdasarkan The National Cholesterol

Education Programme, Adult Treatment Panel III 2002

(NCEP, 2002)

Kolesterol LDL Kategori

<100 mg/dl level kolesterol LDL optimal

Antara 100 - 129 mg/dl level kolesterol LDL mendekati optimal

Antara 130 - 159 mg/dl garis batas level kolesterol LDL tinggi

Antara 160 - 189 mg/dl level kolesterol LDL tinggi

≥190 mg/dl level kolesterol LDL sangat tinggi

High Density Lipoprotein (HDL) mengangkut kolesterol lebih sedikit.

High Density Lipoprotein (HDL) sering disebut sebagai kolesterol baik, karena

dapat membuang kelebihan LDL di pembuluh arteri kembali ke liver untuk

diproses dan dibuang. High Density Lipoprotein (HDL) mencegah kolesterol

mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari atherosclerosis dan penyakit

jantung koroner. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A

(apolipoprotein-A) (Soeharto, 2002).

The National Cholesterol Education Programme, Adult Treatment Panel

III 2002 menetapkan klasifikasi kolesterol HDL sebagai berikut :

Tabel IV. Kategori Kolesterol HDL berdasarkan The National Cholesterol

Education Programme, Adult Treatment Panel III 2002

(NCEP, 2002)

Kolesterol HDL Kategori

< 40 mg/dl level kolesterol HDL rendah

≥60 mg/dl level kolesterol HDL tinggi

Indikator yang relevan untuk menilai risiko terjadinya atherosclerosis

selain kolesterol LDL dan HDL adalah rasio kadar LDL/HDL. Nilai rasio kadar

LDL/HDL yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya atherosclerosis walaupun

kadar LDL di dalam darah normal (Nilawati dkk., 2008).

Page 36: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

17

The National Cholesterol Education Programme, Adult Treatment Panel

III 2002 menetapkan kategori risiko rasio kadar LDL/HDL sebagai berikut :

Tabel V. Kategori Risiko Rasio Kadar LDL/HDL menurut The National

Cholesterol Education Programme, Adult Treatment Panel III 2002 (NCEP,

2002)

D. Landasan Teori

Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

merupakan suatu pengukuran antropometri yang mudah dilakukan dan ekonomis.

Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi subyek

penelitian untuk melihat body mass index (BMI). Digunakan skinfold caliper

untuk melihat skinfold thickness (tebal lipatan kulit) subyek penelitian.

Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness dapat

digunakan untuk menilai profil lipid seseorang di dalam darah. Dalam hal ini

profil lipid tersebut meliputi rasio kadar LDL/HDL dalam darah. Rasio kadar

LDL/HDL memiliki relevansi yang erat dengan faktor risiko penyakit

kardiovaskuler.

Menurut Nakanishi et al. (2000) BMI memiliki korelasi yang signifikan

dengan kadar LDL, HDL, rasio kadar LDL/HDL, dan memiliki kaitan dengan faktor

risiko penyakit kardiovaskuler. Menurut Sanlier and Yabanci (2007) pria dengan

berat badan berlebih memiliki nilai rasio kadar LDL/HDL yang lebih tinggi dari pria

dengan berat badan normal. Dengan mengetahui adanya korelasi positif yang

Risk Ratio of LDL to HDL

Men Women

Very low (1/2 average) 1 1,5

Average risk 3,6 3,2

Moderate risk (2x average) 6,3 5,0

High Risk (3x risk) 8 6,1

Page 37: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

18

bermakna antara pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold

thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah diharapkan mampu

memberikan gambaran awal faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

E. Hipotesis

Terdapat korelasi positif yang bermakna antara body mass index (BMI)

dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam darah.

Page 38: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara potong lintang/cross-sectional. Penelitian

observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara

fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun

antar faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Data penelitian yang diperoleh diolah

secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian.

Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index (BMI) dan

triceps skinfold thickness sebagai faktor risiko terhadap rasio kadar LDL/HDL

sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk

mengetahui korelasi antara faktor efek dengan faktor risiko. Studi cross-sectional

mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan

hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

2. Variabel tergantung

Rasio kadar LDL/HDL dalam darah

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur

Page 39: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

20

b. Variabel pengacau tak terkendali : patologi, aktivitas, dan gaya hidup

subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini

adalah usia dari subyek penelitian. Pengukuran antropometri meliputi

pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness. Hasil

pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah rasio kadar LDL/HDL dalam

darah.

2. Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran berat badan dalam kg dibagi

kuadrat tinggi badan dalam m2 yang umum digunakan untuk menggolongkan

orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan),

normal, overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas (kegemukan).

Pengukuran body mass index dilakukan dengan cara menimbang berat badan

dan mengukur tinggi badan subyek penelitian.

3. Skinfold thickness adalah ketebalan lemak yang terletak persis di bawah kulit

(subkutan lemak), yang merupakan indikator dari total lemak tubuh. Triceps

skinfold thickness adalah ketebalan subkutan lemak yang diukur pada

pertengahan lengan bagian bawah yaitu otot trisep antara olekranon pada siku

dan akromial pada skapula. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan

dengan cara menjepit subkutan lemak yang berada dibagian bawah lengan

dengan menggunakan skinfold caliper.

Page 40: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

21

4. Rasio kadar LDL/HDL adalah hasil bagi kadar LDL direk hasil pemeriksaan

laboratorium maupun LDL indirek hasil perhitungan menggunakan formula

Friedewald dengan kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium darah.

5. Standar yang digunakan meliputi :

a. Body Mass Index (BMI)

Menurut WHO (2010), penilaian BMI adalah sebagai berikut:

Classification BMI(kg/m2)

Principal cut-off

points

Underweight <18,50

Severe thinness <16,00

Moderate thinness 16,00 – 16,99

Mild thinness 17,00 – 18,49

Normal range 18,50 – 24,99

Overweight ≥25,00

Pre-obese 25,00 – 29,99

Obese ≥30,00

Obese class I 30,00 – 34,99

Obese class II 35,00 – 39,99

Obese class III ≥40,00

b. Triceps skinfold thickness

Menurut Williams and Wilkins (2008), nilai standar triceps skinfold

thickness adalah :

TEST STANDARD

Triceps skinfold thickness Men 12,5 mm

Page 41: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

22

c. Rasio kadar LDL/HDL

Menurut National Cholesterol Education Programme, Adult

Treatment Panel III 2002 penilaian rasio kadar LDL/HDL adalah :

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan kampus I, II, III,

dan IV Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi serta bersedia untuk menjadi subyek penelitian. Kriteri inklusi

dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan pria kampus I, II, III, dan IV

Universitas Sanata Dharma rentang usia 30-50 tahun yang bersedia ikut dalam

penelitian, sedangkan kriteria eksklusi meliputi subyek penelitian dengan penyakit

jantung koroner, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, dan menderita

penyakit hati akut maupun kronis.

Jumlah subyek penelitian awal dalam penelitian adalah 45 orang untuk

kampus I, II dan IV Universitas Sanata Dharma Mrican dan Pringwulung, serta 62

orang untuk kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan. Ukuran minimum

sampel dalam suatu penelitian korelasi adalah 30 subyek (Gay cit Sevilla, Jesus,

Twila, Bella, dan Gabriel, 2006). Kelebihan jumlah subyek penelitian

dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat hadir

maupun yang diketahui tidak berpuasa pada saat pengambilan data.

Risk Ratio of LDL to HDL

Men

Very low (1/2 average) 1

Average risk 3,6

Moderate risk (2x average) 6,3

High Risk (3x risk) 8

Page 42: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

23

Saat pengambilan data berlangsung, 24 orang subyek penelitian tidak

hadir pada saat pengambilan data, 13 orang subyek penelitian di drop out karena

tidak berpuasa, dan 70 orang subyek penelitian menjalani pengukuran body mass

index (BMI), triceps skinfold thickness, dan pemeriksaan profil lipid darah.

O

Gambar 4. Bagan Pengambilan Subyek Penelitian

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma terletak di

Mrican, kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, dan kampus

IV terletak di Pringwulung. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai Agustus

2010. Pengambilan data antropometri dan uji laboratorium dilakukan pada tanggal

107 Orang Subyek Penelitian

45 orang

dosen dan karyawan

kampus I, II dan IV USD Mrican

dan Pringwulung

62 orang dosen dan karyawan

kampus III USD

Paingan

3 orang tidak puasa

4 orang tidak hadir

10 orang tidak puasa

20 orang tidak hadir

32 orang menjalani pengukuran

antropometri dan uji laboratorium

kolesterol darah

38 orang menjalani pengukuran

antropometrik dan uji laboratorium

kolesterol darah

70 orang menjalani pengukuran antropometri dan uji laboratorium

kolesterol darah

38 orang menjalani pengukuran

antropometri dan uji laboratorium

kolesterol darah

Page 43: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

24

12 Juli 2010 di kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan dan tanggal 24

Agustus 2010 di kampus I Universitas Sanata Dharma Mrican.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dikerjakan secara berkelompok. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri yang meliputi

lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), body mass index

(BMI), dan triceps skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar hs-CRP

dalam darah.

Keterangan : *Penelitian ini memiliki fokus pada korelasi BMI dan triceps

skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL

Gambar 5. Ruang Lingkup Penelitian

Korelasi Pengukuran

Antropometrik Terhadap

Profil Lipid, Kadar hs-

CRP dalam Darah, dan

Tekanan Darah

LP,RLPP terhadap kadar trigliserida

LP,RLPP terhadap rasio kolesterol

total/HDL

LP,RLPP trhadap kadar hs-CRP

BMI, triceps skinfold thickness, LP,

dan RLPP terhadap tekanan darah

BMI, triceps skinfold thickness terhadap kadar trigliserida

BMI, triceps skinfold thickness

terhadap rasio kolesterol total/HDL

BMI, triceps skinfold thickness

terhadap rasio kadar LDL/HDL *

BMI, triceps skinfold thickness

terhadap kadar hs-CRP

LP,RLPP terhadap rasio LDL/HDL

..*8

Page 44: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

25

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah

secara non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling karena

tidak semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai subyek penelitian. Purposive

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-

mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi. Kemudian peneliti

menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi

menjadi sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive

ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2002).

Purposive sampling biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya

alasan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil

sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, dimana

peneliti menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat

yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakter

tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key

subjects).

Page 45: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

26

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat (Kasjono dan

Yasril, 2009).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran merek

Butterfly®, timbangan berat badan merek Tanita

®, alat pengukur tinggi badan

merek ONDA measuring tape MT01®, skinfold caliper merek pi zhi hou du ji

®,

Alat pengukur profil lipid darah bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset

System, leaflet, dan informed consent. timbangan berat badan merek Tanita®

dan

alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01®

berfungsi

sebagai alat untuk mengukur body mass index (BMI). Skinfold caliper merek pi

zhi hou du ji®

untuk mengukur tebal lipat kulit pada bagian trisep. Alat pengukur

profil lipid darah bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset System digunakan

untuk mengukur profil lipid darah, meliputi kadar LDL dan HDL.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus

dipenuhi dalam validitas dan reliabilitas instrumen penelitian adalah presisi.

Presisi dinilai berdasarkan coefficient of variation (CV) yang dihitung dari

simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata dikalikan 100%, jika CV kurang dari

2% maka alat memiliki presisi yang baik (Mulja dan Hanwar cit Wulandari,

Friamita, dan Patramurti, 2006 ).

Page 46: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

27

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini telah divalidasi, yaitu :

timbangan berat badan merek Tanita®

dengan nilai CV hasil validasi adalah

0,000%, alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® dengan

nilai CV=0,063%, skinfold caliper merek pi zhi hou du ji®

dengan nilai

CV=0,000%. Hasil validasi alat secara keseluruhan memenuhi syarat validitas

yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam lampiran.

Pemeriksaan profil lipid dilakukan oleh laboratorium Pramita Utama.

Alat yang digunakan dalam pengukuran profil lipid bermerek Aechitect c

Systems™ dan Aeroset System. Alat ini telah dikalibrasi dan distandarisasi,

dengan CV=2,2% (standar CV<4%) untuk pengukuran kadar LDL dan CV=1,4%

(standar CV≤4%) untuk pengukuran kadar HDL.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

karyawan dan dosen pria kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma

yang berusia 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan subyek penelitian pada saat pengukuran parameter.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu

darah. Permohonan izin yang kedua ditujukan ke WR I Universitas Sanata

Dharma, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata

Page 47: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

28

Dharma, Kepala Urusan Rumah Tangga, Kepala BAPSI, dan para Dekan

Fakultas di kampus I, II, III dan IV Universitas Sanata Dharma. Permohonan

kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dan Laboratorium Pramita

Utama. Permohonan kerjasama yang diajukan ke calon subyek penelitian

berupa informed consent.

3. Pembuatan leaflet, informed consent, dan data calon subyek penelitian

a. Leaflet.

Menurut Effendy dalam Kamus Komunikasi, selebaran atau

leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak

untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau

peristiwa. Dalam penelitian ini leaflet digunakan untuk membantu peneliti

menjelaskan tentang gangguan kesehatan yang dapat muncul sebagai

akibat dari obesitas dan kadar kolesterol darah yang berada di atas atau di

bawah kadar optimal, pengukuran antropometri sebagai metode praktis

deteksi kesehatan, dan macam-macam tes laboratorium kolesterol darah.

b. Informed consent.

Informed consent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi

Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gajah Mada. Informed consent digunakan sebagai bukti

tertulis pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam

penelitian. Subyek penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk ikut

dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan

menandatangangani informed consent.

Page 48: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

29

c. Data calon subyek penelitian.

Data calon subyek penelitian berupa tabel yang berisi data nama,

usia, alamat rumah, alamat kantor, dan nomor handphone maupun telepon

rumah subyek penelitian. Data ini berfungsi untuk mempermudah peneliti

mengingatkan subyek penelitian untuk berpuasa satu hari sebelum

pengukuran parameter dilakukan.

d. Pencarian subyek penelitian.

Pencarian subyek penelitian dilakukan dengan memohon ijin

secara tertulis kepada WR I Universitas Sanata Dharma maupun para

Dekan Fakultas, Ketua Jurusan Program Studi MIPA, Kepala

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Kepala Urusan Rumah Tangga,

dan Kepala BAPSI untuk melibatkan dosen maupun karyawan dalam

penelitian ini. Setelah memperoleh ijin untuk melibatkan dosen dan

karyawan dalam penelitian, kemudian dilakukan presentasi secara

berkelompok maupun dengan cara mendatangi langsung calon subyek

penelitian secara perseorangan dan menjelaskan tentang maksud dan

tujuan dari penelitian. Calon subyek penelitian yang bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian di data nama, usia, nomor handphone,

alamat rumah, dan diminta untuk menandatangani informed consent yang

berisi pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam

penelitian.

Page 49: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

30

4. Pengukuran parameter

Pengukuran parameter dilakukan pada waktu dan tempat yang

berbeda, yakni tanggal 12 Juli 2010 di kampus III Universitas Sanata Dharma

Paingan dan tanggal 24 Agustus di kampus I Universitas Sanata Dharma

Mrican. Satu hari sebelum pelaksanaan, peneliti mengingatkan subyek

penelitian untuk berpuasa selama minimal 8-10 jam. Parameter yang diukur

adalah body mass index (BMI), triceps skinfold thickness, dan rasio kadar

LDL/HDL dalam darah.

5. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu

menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian

dilakukan interpretasi.

6. Analisis data penelitian

Data yang diperoleh diolah secara statistik. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi

normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai p>0,05. Data

kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data

terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak

normal. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai p<0,05. Taraf

kepercayaan yang digunakan sebesar 95%.

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal

Page 50: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

31

suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai p>0,05. Rerata rasio kadar

LDL/HDL pada BMI normal dibandingkan dengan BMI tidak normal. Data

dikatakan memiliki perbedaan yang bermakna apabila nilai p<0,05. Data

kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data

terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak normal.

Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai p<0,05. Taraf kepercayaan yang

digunakan sebesar 95%.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah pada saat permohonan izin dan

kerja sama dengan subyek penelitian. Pencarian subyek penelitian pertama kali

dilakukan dengan meminta partisipasi dosen dan karyawan pria maupun wanita di

kampus III Universitas Sanata Dharma. Peneliti mengalami kesulitan meminta

izin dari masing-masing fakultas maupun prodi untuk melaksanakan penelitian.

Selain itu terbatasnya kemampuan peneliti untuk mengontrol kejujuran subyek

penelitian untuk berpuasa minimal selama 8-10 jam sebelum pengukuran profil

lipid.

Pelaksanaan penelitian pada tanggal 12 Juli 2010 merupakan penelitian

pertama, di mana subyek penelitian yang memenuhi kriteria hanya 32 subyek, dari

42 subyek yang hadir untuk berpartisipasi dalam penelitian. Sepuluh subyek

penelitian dari 42 subyek yang datang terpaksa di drop out karena tidak berpuasa

sehingga hasil pengukuran profil lipid tidak sesuai dengan keadaan fisiologis yang

sebenarnya.

Page 51: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

32

Berdasarkan pertimbangan kurangnya subyek penelitian yang dapat

memperkuat penelitian ini maka dilakukan penelitian yang kedua pada tanggal 24

Agustus 2010. Pada penelitian yang kedua diperoleh 38 subyek penelitian yang

memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi dari 45 subyek penelitian yang hadir.

Data total dari dua kali penelitian didapatkan sebanyak 70 subyek penelitian.

Page 52: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif

yang bermakna antara body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness

dengan rasio kadar LDL/HDL dalam darah. Penelitian ini termasuk salah satu

rangkaian penelitian untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri yang

meliputi lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), body

mass index (BMI), dan triceps skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar

hs-CRP dalam darah.

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Total subyek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini

sebanyak 70 orang. Data yang diperoleh setelah dilakukan penelitian terhadap

subyek penelitian diolah secara komputerisasi. Uji distribusi data body mass index

(BMI), triceps skinfold thickness, LDL, HDL, dan rasio kadar LDL/HDL

dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan untuk

menentukan sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan

berdistribusi normal jika memiliki nilai p>0,05 dan sebaliknya data dikatakan

berdistribusi tidak normal jika nilai p<0,05.

Tabel VI. Data Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Pria (n = 70)

(Mean ± SD)

p

Umur (tahun) 39,6 ± 5,2 0,197

BMI (kg/m2) 25,53 ± 3,66 0,200

Triceps skinfold thickness (mm) 16,0 (5,0 – 59,0)* 0,000

LDL (mg/dL) 123,6 ± 27,9 0,200

HDL (mg/dL) 41,0 (26,0 – 67,0)* 0,020

Rasio LDL/HDL 3,0 ± 0,8 0,200

Keterangan : *Median (minimum-maksimum)

Page 53: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

34

1. Umur

Karakteristik umur berdasarkan tabel VI berada pada rentang 39,6±5,2

tahun. Rentang umur tersebut sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 30-50 tahun.

Umur merupakan faktor risiko obesitas yang tidak dapat diubah. Seiring dengan

bertambahnya umur, prevalensi obesitas mengalami peningkatan. Peningkatan

umur akan meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak

pusat (Chang et al., cit Demerath et al., 2007). Pada umur lebih tua terjadi

penurunan massa otot dan perubahan beberapa jenis hormon yang memicu

penumpukan lemak perut. Kantachuvessiri, Sirrivichayakul, Kaewkungwal,

Tungtrongchitr, and Lotrakul (2005) menyatakan kecenderungan obesitas dialami

oleh seseorang yang berumur lebih tua diduga akibat lambatnya metabolisme,

rendahnya aktivitas fisik, seringnya frekuensi konsumsi pangan, dan kurangnya

perhatian pada bentuk tubuh. Penelitian Sugiyanti (2009) menyebutkan sampel

dengan umur 35-55 tahun berpeluang mengalami obesitas sentral berturut-turut

1,863 dan 2,136 kali lebih besar dibandingkan dengan sampel yang berumur 15-

34 tahun.

Gambar 6. Histogram Distribusi Umur

Page 54: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

35

Distribusi umur berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa umur berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,197.

Histogram menggambarkan bahwa distribusi data simetris tidak condong ke kiri

maupun ke kanan, yang memperjelas bahwa sebaran data berdistribusi normal.

2. Body Mass Index (BMI)

Karakteristik body mass index (BMI) berdasarkan data tabel VI berada

pada rentang 25,53±3,66 dengan BMI terbesar adalah 35,10 kg/m2 dan yang

terkecil adalah 17,42 kg/m2. Menurut Oyewole and Oritogun (2009) BMI

merupakan parameter antropometri yang penting untuk memperkirakan risiko

penyakit kardiovaskuler pada orang dewasa. Adanya pertambahan umur

mempengaruhi peningkatan nilai BMI. Penelitian Nakanishi et al. (2000)

menyatakan bahwa BMI cenderung mengalami peningkatan mulai umur 25-50

tahun. Namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh gaya hidup masing-masing

individu.

Gambar 7. Histogram Distribusi BMI

Distribusi BMI berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

bahwa BMI berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,200. Histogram pada

Page 55: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

36

gambar 7 menggambarkan bahwa distribusi data simetris tidak condong ke kiri

maupun ke kanan, yang memperjelas bahwa sebaran data berdistribusi normal.

3. Triceps skinfold thickness

Triceps skinfold thickness berada pada rentang 16,0 (5,0-59,0), dengan

nilai terbesar adalah 59,0 mm dan nilai terkecil adalah 5,0 mm. Rentang tersebut

menunjukkan nilai triceps skinfold thickness lebih tinggi dari normal (12,5 mm).

Menurut Oyewole and Oritogun (2009), triceps skinfold thickness merupakan

parameter antropometri yang penting untuk memperkirakan risiko penyakit

kardiovaskuler pada orang dewasa. Berdasarkan penelitian Sardinha, Going,

Teixeira, and Lohman (1999) nilai triceps skinfold thickness berubah secara

signifikan pada pria seiring bertambahnya usia.

Gambar 8. Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data triceps skinfold

thickness berdistribusi tidak normal yang dilihat dari nilai p=0,000. Histogram

pada gambar 8 menunjukkan sebaran data tidak merata dan cenderung miring ke

kiri, dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi triceps skinfold thickness

tidak normal.

Page 56: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

37

4. Kadar LDL

Karakteristik kadar LDL berada pada rentang 123,6±27,9 mg/dL.

Rentang ini menunjukkan bahwa kadar LDL berada pada level tinggi. Nilai kadar

LDL yang tinggi dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung

koroner. Low Density Lipoprotein (LDL) akan berakumulasi di dinding arteri

sehingga membentuk plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan

rongga pembuluh darah menyempit atau disebut atherosclerosis (Anwar, 2003).

Gambar 9. Histogram Distribusi Kadar LDL

Distribusi LDL berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa LDL berdistribusi normal yang dilihat dari nilai p=0,200.

Histogram pada gambar 9 menggambarkan bahwa distribusi data simetris tidak

condong ke kiri maupun ke kanan dan frekuensinya tidak terlalu tinggi atau terlalu

rendah, sehingga dapat disimpulkan data kadar LDL berdistribusi normal.

5. Kadar HDL

Karakteristik kadar HDL berada pada rentang 41,0 (26,0-67,0), dengan

nilai maksimum adalah 67,0 mg/dL dan nilai minimum adalah 26,0 mg/dL. Nilai

ini menunjukkan kadar HDL dalam darah masih dalam batas normal. Kelebihan

Page 57: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

38

kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL ke hepar untuk

kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu, sehingga

kadar HDL yang tinggi dapat membantu pencegahan atherosclerosis (Anwar,

2003).

Gambar 10. Histogram Distribusi Kadar HDL

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa HDL berdistribusi

tidak normal yang dilihat dari nilai p=0,020. Histogram pada gambar 10

menggambarkan sebaran data HDL tidak merata dan cenderung condong ke kiri

dengan frekuensi yang tidak seimbang, ada yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Dengan demikian dikatakan bahwa distribusi data kadar HDL tidak normal.

6. Rasio kadar LDL/HDL

Karakteristik rasio kadar LDL/HDL berada pada rentang 3,0±0,8.

Rentang ini menunjukkan bahwa rasio kadar LDL/HDL berada pada average risk.

Nilai kadar LDL yang tinggi mempengaruhi nilai rasio kadar LDL/HDL dalam

darah. Menurut Soeharto (2001) rasio kadar LDL/HDL diatas 3 dianggap

memiliki risiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Page 58: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

39

Gambar 11. Histogram Distribusi Rasio Kadar LDL/HDL

Distribusi rasio kadar LDL/HDL berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan bahwa data rasio kadar LDL/HDL berdistribusi normal yang dilihat

dari nilai p=0,200. Histogram pada gambar 11 menunjukkan bahwa distribusi data

simetris baik ke kanan maupun ke kiri, dengan demikian dapat disimpulkan rasio

kadar LDL/HDL berdistribusi normal.

B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar LDL/HDL

pada Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal

Body mass index (BMI) dikatakan normal apabila berada pada rentang

nilai antara 18,5-24,9, sedangkan body mass index (BMI) dikatakan tidak normal

apabila memiliki nilai dibawah dan diatas normal yaitu memiliki nilai <18,5 dan

≥25 (WHO, 2010). Body mass index (BMI) normal dan body mass index (BMI)

tidak normal dibandingkan terhadap kadar LDL, HDL dan rasio kadar LDL/HDL

untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna diantara keduanya.

Perbandingan rerata data diuji menggunakan uji t apabila data terdistribusi normal

atau uji Mann-Whitney apabila data terdistribusi tidak normal.

Page 59: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

40

Tabel VII. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar

LDL/HDL pada BMI Normal dan BMI Tidak Normal

BMI normal (n = 32)

(Mean ± SD)

BMI tidak normal (n = 38)

(Mean ± SD)

p

LDL(mg/dL) 117,4 (72,4-160,4)* 128,7 (62,0-211,8)* 0,061

HDL(mg/dL) 46,2 ± 8,4 39,0 ± 6,2 0,052

Rasio Kadar

LDL/HDL

2,6 ± 0,7 3,3 ± 0,8 0,451

Keterangan : p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

*Median (minimum-maksimum)

1. Perbandingan rerata kadar LDL pada BMI normal dan BMI tidak

normal

Tabel VII menunjukkan bahwa kadar LDL pada BMI normal memiliki

perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar LDL pada BMI tidak normal

(p=0,061). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sanlier and Yabanci

(2007) pada 172 pria yang menunjukkan bahwa kadar LDL pada BMI normal

memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar LDL pada BMI tidak

normal, dengan nilai p=0,10.

2. Perbandingan rerata kadar HDL pada BMI normal dan BMI tidak

normal

Kadar HDL pada BMI normal memiliki perbedaan yang tidak bermakna

dengan kadar HDL pada BMI tidak normal, yang ditunjukkan dengan nilai

p=0,052. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sanlier and Yabanci (2007)

pada 172 pria yang menunjukkan bahwa kadar HDL pada BMI normal memiliki

perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar HDL pada BMI tidak normal,

dengan nilai p=0,52. Penelitian Alboqai, Saraireh, and Diab (2006) pada 306 pria

dengan rentang umur 30-50 tahun menyatakan bahwa kadar HDL pada BMI

Page 60: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

41

normal memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar HDL pada BMI

tidak normal (p=0,056).

3. Perbandingan rerata rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dan BMI

tidak normal

Rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal memiliki perbedaan yang tidak

bermakna dengan kadar HDL pada BMI tidak normal, yang ditunjukkan dengan

nilai p=0,451. Penelitian pada 527 pria dilakukan oleh Bertsias, Mammas,

Linardakis, and Kafatos (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang

tidak bermakna antara rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dengan rasio

kadar LDL/HDL pada BMI tidak normal.

C. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap kadar LDL, HDL

dan Rasio Kadar LDL/HDL

Body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness dikorelasikan

dengan LDL, HDL, dan rasio kadar LDL/HDL untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan positif yang bermakna antara BMI dengan kadar LDL, HDL, dan rasio

kadar LDL/HDL maupun triceps skinfold thickness dengan kadar LDL, HDL, dan

rasio kadar LDL/HDL. Data diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson

apabila terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila terdistribusi tidak

normal.

1. Korelasi BMI dan triceps skinfold thickness terhadap kadar LDL

Korelasi BMI dengan kadar LDL diuji secara statistik menggunakan

analisis Pearson, hal ini dikarenakan data BMI dan kadar LDL berdistribusi

normal. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar LDL diuji secara

Page 61: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

42

statistik menggunakan analisis Spearman, hal ini dikarenakan data triceps skinfold

thickness berdistribusi tidak normal sedangkan LDL berdistribusi normal.

Tabel VIII. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar

LDL

Korelasi Kekuatan Korelasi p

BMI terhadap kadar LDL 0,150 0,217

Triceps skinfold thickness terhadap kadar

LDL

0,131 0,279

a. Korelasi BMI terhadap kadar LDL.

Tabel VIII menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang tidak

bermakna antara BMI dan kadar LDL (p=0,217). Penelitian Sanlier and Yabanci

(2007) pada 172 pria, menyatakan bahwa terdapat korelasi bermakna yang lemah

antara BMI dan kadar LDL yang ditunjukkan dengan nilai kekuatan

korelasi=0,21 (p<0,05). Penelitian Hu et al. (2000) dilakukan pada 739 pria

dengan rentang umur 45-74 tahun. Hasil penelitian menyatakan bahwa BMI dan

kadar LDL memiliki korelasi yang bermakna namun sangat lemah dengan

kekuatan korelasi=0,09 (p<0,05). Menurut Nakanishi et al. (2000) terdapat

korelasi yang lemah antara BMI dan kadar LDL dengan kekuatan korelasi=0,228

(p<0,05) pada 1217 pria di Jepang dengan rentang umur 25-59 tahun. Penelitian-

penelitian tersebut menunjukkan nilai korelasi BMI dengan kadar LDL yang

rata-rata sangat lemah. Menurut NCEP (2001) kadar LDL memiliki kemampuan

empat kali lebih rendah dibandingkan kadar HDL untuk memprediksi

perkembangan atherosclerosis, sehingga diperoleh nilai korelasi LDL dengan

BMI yang tidak bermakna.

Page 62: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

43

Gambar 12. Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kadar LDL

Gambar 12 menunjukkan data memiliki sebaran yang tidak merata dan

beberapa data tidak berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada

rentang BMI antara 20-30 dan rentang kadar LDL antara 100-150 mg/dL.

b. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar LDL.

Data pada tabel VIII menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang

tidak bermakna antara triceps skinfold thickness dan kadar LDL (p=0,279).

Menurut Freedman, William, Sathanur, and Gerald (2009) terdapat korelasi

bermakna yang sangat lemah antara triceps skinfold thickness dengan kadar LDL

dalam darah yang ditunjukkan dengan kekuatan korelasi=0,17 (p<0,05). Sanlier

and Yabanci (2007) melakukan penelitian terhadap 172 pria dan memperoleh

hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna namun sangat lemah antara triceps

skinfold thickness dengan kadar LDL dalam darah yang ditunjukkan dengan

kekuatan korelasi=0,02 (p<0,05).

Page 63: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

44

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan nilai korelasi triceps skinfold

thickness dengan kadar LDL yang rata-rata sangat lemah. Menurut NCEP (2001)

kadar LDL memiliki kemampuan empat kali lebih rendah dibandingkan kadar

HDL untuk memprediksi perkembangan atherosclerosis, sehingga diperoleh nilai

korelasi LDL dengan triceps skinfold thickness yang tidak bermakna.

Gambar 13. Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kadar LDL

Gambar 13 menunjukkan bahwa data memiliki sebaran yang tidak

merata dan beberapa data tidak berada di sekitar garis linier. Data paling banyak

tersebar pada rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang

kadar LDL antara 100-150 mg/dL.

2. Korelasi BMI dan triceps skinfold thickness terhadap kadar HDL

Korelasi BMI dengan kadar HDL diuji secara statistik menggunakan

analisis Spearman, hal ini dikarenakan BMI berdistribusi normal sedangkan kadar

HDL berdistribusi tidak normal. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar

HDL diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman karena distribusi data

triceps skinfold thickness dan kadar HDL tidak normal.

Page 64: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

45

Tabel IX. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar

HDL

Korelasi Kekuatan Korelasi p

BMI dengan kadar HDL -0,479 0,000

Triceps skinfold thickness dengan kadar

HDL

-0,310 0,009

a. Korelasi BMI terhadap kadar HDL.

Tabel IX menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang bermakna

dengan kekuatan korelasi yang sedang antara BMI dengan kadar HDL, yang

ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan kekuatan korelasi=-0,479. Penelitian

Sanlier and Yabanci (2007) menyatakan bahwa terdapat korelasi negatif yang

bermakna antara BMI dan kadar HDL dengan kekuatan korelasi=-0,16 (p<0,05).

Bertsias et al. (2003) mengemukakan bahwa BMI memiliki korelasi yang

bermakna dengan kadar HDL sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler, dengan

nilai p=0,010. Bogalusa Heart Study, sebuah studi untuk melihat faktor risiko

penyakit kardiovaskuler menyatakan bahwa semakin tinggi nilai BMI akan

mempengaruhi penurunan kadar HDL dalam darah. Kenaikan BMI disertai

penurunan kadar HDL memiliki risiko yang tinggi terhadap penyakit

kardiovaskuler (Freedman et al., 2009).

Page 65: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

46

Gambar 14. Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kadar HDL

Gambar 14 menunjukkan bahwa data memiliki sebaran yang merata dan

sebagian besar berada disekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada

rentang BMI antara 20-30 dan rentang kadar HDL antara 30-60 mg/dL.

b. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar HDL.

Tabel IX menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang bermakna

dengan kekuatan korelasi yang lemah antara triceps skinfold thickness dengan

HDL (p=0,009 dan kekuatan korelasi=-0,310). Hasil penelitian Sanlier and

Yabanci (2007) menyebutkan bahwa terdapat korelasi negatif yang bermakna

antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL dengan kekuatan korelasi=-0,33

(p<0,05). Menurut Freedman et al. (2009) terdapat korelasi bermakna yang sangat

lemah antara triceps skinfold thickness dengan kadar HDL dalam darah yang

ditunjukkan dengan kekuatan korelasi=-0,16 (p<0,05). Meningkatnya nilai triceps

skinfold thickness yang disertai menurunnya kadar HDL dalam darah memiliki

hubungan yang erat dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

Page 66: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

47

Gambar 15. Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kadar HDL

Data pada gambar 15 memiliki sebaran yang kurang merata namun

banyak yang berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada

rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang kadar HDL antara

30-60 mg/dL.

3. Korelasi BMI dan triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar

LDL/HDL

Korelasi BMI terhadap rasio kadar LDL/HDL diuji secara statistik

menggunakan analisis Pearson, hal ini dikarenakan data BMI dan rasio kadar

LDL/HDL berdistribusi normal. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap rasio

kadar LDL/HDL diuji secara statistik menggunakan analisis Spearman, hal ini

dikarenakan data triceps skinfold thickness berdistribusi tidak normal sedangkan

rasio kadar LDL/HDL berdistribusi normal.

Page 67: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

48

Tabel X. Korelasi BMI dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar

LDL/HDL

Korelasi Kekuatan Korelasi p

BMI dengan Rasio LDL/HDL 0,408 0,000

Triceps skinfold thickness dengan Rasio

Kadar LDL/HDL

0,307 0,010

a. Korelasi body mass index (BMI) terhadap rasio kadar LDL/HDL.

Data pada tabel X menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang

bermakna dengan kekuatan korelasi yang sedang antara BMI dengan rasio kadar

LDL/HDL, yang ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan kekuatan korelasi=0,408.

Hasil penelitian Nakanishi et al. (2000) menyebutkan bahwa terdapat korelasi

positif yang bermakna antara body mass index (BMI) dengan rasio kadar

LDL/HDL dalam darah dengan kekuatan korelasi=0,373 (p<0,001). Penelitian

Lopez, Villalpando, Salmeron, Ortiz, and Sanchez (2006) dilakukan terhadap 113

pria yang bertujuan untuk mencari hubungan antara BMI dengan profil lipid.

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara BMI

dengan rasio kadar LDL/HDL dalam darah dengan kekuatan korelasi=0,383

(p<0,05). Penilaian hubungan BMI dengan profil lipid, salah satunya rasio kadar

LDL/HDL merupakan prediktor penyakit kardiovaskuler yang cukup baik dan

relevan untuk digunakan.

Page 68: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

49

Gambar 16. Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Rasio Kadar LDL/HDL

Gambar 16 menunjukkan bahwa data memiliki sebaran yang kurang

merata namun berada di sekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada

rentang BMI antara 20-30 dan rentang rasio kadar LDL/HDL antara 1,5-4,5.

b. Korelasi triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL.

Tabel X menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna

dengan kekuatan korelasi yang lemah antara triceps skinfold thickness dengan

rasio kadar LDL/HDL, dengan nilai p=0,010 dan kekuatan korelasi=0,307.

Penelitian Nooyens et al. (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

triceps skinfold thickness dan rasio kadar LDL/HDL sebagai prediktor tingginya

lemak tubuh pada orang dewasa.

Page 69: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

50

Gambar 17. Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kadar LDL/HDL

Gambar 17 menunjukkan bahwa data memiliki sebaran yang kurang

merata namun berada disekitar garis linier. Data paling banyak tersebar pada

rentang triceps skinfold thickness antara 10-30 mm dan rentang rasio kadar

LDL/HDL antara 1,5-4.

Page 70: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi yang

sedang antara body mass index (BMI) terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam

darah dan terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi yang

lemah antara triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL dalam

darah.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan subyek penelitian yang lebih

banyak dan menambahkan wanita sebagai subyek penelitian.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan beberapa parameter skinfold

thickness, sehingga diperoleh data yang lebih lengkap untuk menggambarkan

korelasi positif yang bermakna antara pengukuran antropometri terhadap rasio

kadar LDL/HDL dalam darah.

Page 71: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

52

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, 2009, Metabolic Syndrome and Diabetic Vascular Disease, UNPAD,

Bandung, pp.39-41.

Agrats, S., 2003, Obesity, Scientific American Medicine, Web MD, USA.

Alboqai, O., Saraireh, R., Saif, M., and Diab, M., 2006, Generalized Obesity,

Serum Lipids and Lipoproteins in Adult Males in Semi-Urbancommunity

in The North of Jordan, JRMS, 13(1), 39-45.

Anwar, B., 2003, Manfaat Diet pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3498/1/gizi-bahri.pdf,

diakses tanggal 3 Desember 2010.

Arief, I., 2007, Management of Obesity in Cardiovascular Medicine,

http://www.pjnhk.go.id, diakses tanggal 30 Maret 2010.

Bergman, Van C., and Mittelman, S., 2001, Central Role of Adipocytes in

Metabolic Syndrome, J Investig Med, 49:119-126.

Bertsias, G., Mammas, I., Linardakis, M., and Kafatos, 2003, Overweight and

Obesity in Relation to Cardiovascular Disease Risk Factors Among

Medical Students in Crete, Grece, BioMed Central, 1-9.

Boivin, Brochu, and Marceau, P., 2007, Regional Differences in Adipose Tissue

Metabolism in Obese Men, Metabolism, 56:533-540.

Cahyono, 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta, pp. 68-69.

Cogill, B., 2001, Anthropometric Indicators Measurement Guide, Connecticut

Ave., NW, Washington D.C, pp. 78.

Dariyo, A., 2004, Psikologi Perkembangan Remaja, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 2004, Profil Kesehatan Indonesia 2001, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp.39.

Demerath, E., Sun, S., Rogers, N., Lee, M., Reed, D., Choh, A., et al., 2007,

Anatomical Patterning of Visceral Adipose Tissue: Race, Sex, and Age

Variation, Obesity, 15:2984-2993.

Dipiro, J., 1999, A Pathophysiologic Approach 7th

edition, Mc Graw Hill, USA.

Effendi, Y., 1992, Tinjauan Sekilas tentang Obesitas, Jurnal Jurusan Gizi dan

Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol.1, No.1, Institut Pertanian

Bogor, Bandung.

Page 72: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

53

Flegal, Cole, T., Bellizi, M., and Dietz, W., 2000, Establishing a Standard

Definition for Child Overweight and Obesity Worldwide: International

survey, BMJ, 320:1240-1243.

Freedman, D., William, H., Sathanur, R., and Gerald, S., 2009, Risk Factors and

Adult Body Mass Index Among Overweight Children: The Bogalusa Heart

Study, Pediatrics, 123;750-757.

Gibson, S., 1993, Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford

University Press, New York, pp.23.

Goldberg, 2008, Baseline Skinfold Calliper, Fabrication Enterprises Inc., New

York, pp. 1-3.

Hu, F., Wang, B., Chen, C., Jin, Y., Yang, J., Stampfer, M., et al., 2000, Body

Mass Index and Cardiovascular Risk Factors in Rural Chinese Population,

American Journal of Epidemiology, volume 15, 88-97.

Inoue, S., Zimmet, P., and Caterson, I., 2000, The Asia-Pacific Perspective:

Redefining Obesity and its Treatment, Health Communication, Australia.

Jelliffe, D., 1966, The Assessment of the Nutritional Status of the Community,

World Health Organization Monograph, Series No. 53, Geneva, pp. 50-84.

Kantachuvessiri, A., Sirivichayakul, C., KaewKungwal, J., Tungtrongchitr, R.,

and Lotrakul, M., 2005, Factors Associated with Obesity among Workers in

A Metropolitan Waterworks Authority, Southeast Asian J Trop Med Public

Health, 36:1057-1065.

Kasjono, H., dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,

Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 20.

Kopelman, P., 2000, Obesity as A Medical Problem, http://

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10766250, diakses tanggal 2 Januari 2011.

Kusumawardhani, A., 2006, Food Addiction in Obesity, Majalah Kedokteran

Indonesia, Volume:56, hal. 205-208.

Lew, E., and Garfinkel, L., 1979, Variations in Mortality by Weight among

750,000 Men and Women, Journal of Chronic Diseases, 32:563-576.

Lopez, G., Villalpando, C., Salmeron, J., Ortiz, M., and Sanchez, V., 2006,

Triglycerides and High-Density Lipoprotein Cholesterol are Associated with

Insulinemia in Adolescents, Salud Pública de México, vol.48, no.4.

Milton Tools, 2010, Skinfold Caliper with Dial, http://www.milton-

tools.com/product.asp, diakses tanggal 8 Desember 2010.

Page 73: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

54

Mitsumoto, H., 2009, Amyotrophic Lateral Sclerosis: A Guide for Patients and

Families, Demos Medical Publishing, New York, pp. 428.

Murray, 2003, Harper’s Ilustrated Biochemistry, Mc Graw Hill , USA, pp.129.

Nakanishi, N., Nakamura, K., Suzuki, K., Matsuo, Y., and Tatara, K., 2000,

Associations of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical

Impedance analysis with Cardiovascular Risk Factor in Japanese Male

Office Workers, Industrial Health 2000, 38, 273-279.

National Cholesterol Education Program, 2002, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Cholesterol in Adult (Adult Treatment Panel III),

http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/atp3full.pdf, diakses tanggal

3 Desember 2010.

National Cholesterol Education Program, 2001, NCEP Blood Lipid Guidelines,

http://www.exrx.net/Testing/LDL%26HDL.html, diakses tanggal 17

Desember 2010.

Nilawati, S., Krisnatuti, D., Mahendra, B., dan Djing, O., 2008, Care Yourself,

Kolesterol, Penebar Plus, Jakarta, pp. 12-16.

Nooyens, A., Koppes, L., Visscher, T., Twisk, J., Kemper, H., Schuit, A., et al.,

2007, Adolescent Skinfold Thickness is a better Predictor of High Body

Fatness in Adults than is Body Mass Index, The Amsterdam Growth and

Health Longitudinal Study, Amsterdam

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

pp. 145.

Ostman, J., Britton, M., and Jonsson, E., 2002, Obesity as Health problem in

Children and Adolescents in Treating and Preventing Obesity, Evidence Based Review, Wiley-VCh GmbH and Co. KgaA, pp. 34.

Oyewole, O., and Oritogun, K., 2009, Relationship between Anthropometric

Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolecents, Ogun State, South-

West Nigeria, Int. J. Biomed. & Hlth. Sci, Vol 5, No.4, 193.

Riskerdas, 2007, Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I Yogyakarta 2007,

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,

Jakarta, pp. 55.

Sanlier, N., and Yabanci, N., 2007, Relationship between Body Mass Index,

Lipids, and Homocysteine Levels in University Student, J Pac Med Assoc,

Vol.57, No.10.

Sardinha, L., Going, S., Teixeira, P., and Lohman, T., 1999, Receiver Operating

Characteristic Analysis of Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness,

Page 74: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

55

and Arm Girth for Obesity Screening in Children and Adolescents, Am J

Clin Nutr, 70: 1090-5.

Sevilla, C., Jesus A., Twila G., Bella P., dan Gabriel G., 2006, Pengantar Metode

Penelitian, UI Press, Jakarta.

Silalahi, J., 2000, Fats, Oils and Fat Subtitues in Human Nutrion, Indon Food and

Nut Progress, 56-66.

Soeharto, I., 2001, Pencegahan dan Penyembuhan Jantung Koroner, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 154-155.

Soeharto I., 2002, Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik, dan

Proses Terjadinya Serangan dan Stroke, PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, pp. 164.

Subardja, D., 2004, Obesitas Primer pada Anak, Diagnosis, Patogenesis, dan

Patofisiologis, PT Kiblat Buku Utama, Bandung, pp. 12, 22.

Sugiyanti, E., 2009, Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di

Sulawesi Utara, Gorontalo dan DKI Jakarta,

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/11550/2/I09esu.pdf, diakses

tanggal 28 November 2010.

Susilowati, 2008, Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi,

www.eurekaindonesia.org/antropometri-gizi.pdf, diakses tanggal 29 Maret

2010.

Welborn, T., Knuiman, M., and Vu, H., 2000, Body Mass Index and Alternative

Indices of Obesity in Relation to Height, Triceps Skinfold and Subsequent

Mortality: The Busselton Health Study, International Journal of Obesity,

Vol.24:1;108-115

Williams and Wilkins, 2008, Nurse's Five-Minute Clinical Consult: Signs and

Symptoms, Wolters Kluwer Health, USA, pp. 602.

World Health Organization, 1998, Obesity: Preventing and Managing the Global

Epidemic, Geneva.

World Health Organization, 2010, Global Data Base on Body Mass Index: BMI

Classification, http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html,

diakses tanggal 3 Desember 2010.

Wulandari, D., Friamita, R., dan Patramurti, C., 2006, Penetapan Kadar Cafein

dalam Campuran Paracetamol, Salisilamida, dan Cafein secara Spektrofotometri Derivatif, http://www.scribd.com/doc/39824621/Devi,

diakses tanggal 5 Desember 2010.

Page 75: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

56

LAMPIRAN

Page 76: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

57

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Wakil Rektor I

Page 77: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

58

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Dekan

Page 78: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

59

Lampiran 3. Ethical Clearance

Page 79: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

60

Lampiran 4. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP

PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI

PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini

dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya

dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak

berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan

alasan apapun.

Yogyakarta,…………….

Saksi Yang membuat pernyataan

(…………………………….) (………………………………..)

Page 80: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

61

Lampiran 5. Surat Peminjaman Gedung

Page 81: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

62

Page 82: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

63

Lampiran 6. Kartu Hasil Pengukuran Antropometri dan Tekanan Darah

Page 83: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

64

Lampiran 7. Leaflet Penelitian

Page 84: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

65

Lampiran 8. Foto Skinfold Caliper

Alat Skinfold Caliper

Kalibrasi Skinfold Caliper

Page 85: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

66

Lampiran 9. Foto Timbangan Berat Badan Merek Tanita

Page 86: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

67

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Pengambilan Darah

Pemeriksaan Triceps Skinfold Thickness

Penimbangan Berat Badan

Page 87: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

68

Lampiran 11. Data Validasi Alat

Validasi Alat Pengukuran Tinggi Badan (Onda Measuring Tape MT01)

Tinggi Badan Mean SD CV (%)

168,800

168,920 0,107 0,063

169,000

168,800

169,000

169,000

Validasi Alat Pengukuran Berat Badan (Tanita-HA-622)

Berat Badan Mean SD CV (%)

55,500

55,500 0 0

55,500

55,500

55,500

55,500

Validasi Alat Pengukuran Tebal Lemak Kulit

Berat Badan Mean SD CV (%)

16,000

16,000 0 0

16,000

16,000

16,000

16,000

Page 88: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

69

Lampiran 12. Data Statistika

Data Normalitas Umur

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 39.57 .627

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 38.32

Upper Bound 40.82

5% Trimmed Mean 39.50

Median 40.00

Variance 27.553

Std. Deviation 5.249

Minimum 30

Maximum 50

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness .154 .287

Kurtosis -.859 .566

Page 89: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

70

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Umur .095 70 .197 .970 70 .089

a. Lilliefors Significance Correction

Data normalitas menunjukkan bahwa umur berdistribusi normal dengan

nilai p=0,197 (p > 0,05).

Umur

Page 90: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

71

Data Normalitas Body Mass Index (BMI)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BMI 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

BMI Mean 2.55309E1 .437225

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.46587E1

Upper Bound 2.64032E1

5% Trimmed Mean 2.54886E1

Median 2.56374E1

Variance 13.382

Std. Deviation 3.658089E

0

Minimum 17.419

Maximum 35.103

Range 17.684

Interquartile Range 4.733

Skewness .052 .287

Kurtosis -.127 .566

Page 91: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

72

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BMI .056 70 .200* .991 70 .888

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data normalitas menunjukkan bahwa BMI berdistribusi normal dengan

nilai p=0,200 (p > 0,05).

BMI

Page 92: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

73

Data Normalitas Triceps Skinfold Thickness

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Triceps 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Triceps Mean 1.87929E1 1.316541

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.61664E1

Upper Bound 2.14193E1

5% Trimmed Mean 1.78611E1

Median 1.60000E1

Variance 121.330

Std. Deviation 1.101497E1

Minimum 5.000

Maximum 59.000

Range 54.000

Interquartile Range 11.500

Skewness 1.409 .287

Kurtosis 1.977 .566

Page 93: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

74

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Triceps .164 70 .000 .872 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Data normalitas menunjukkan bahwa triceps skinfold thickness

berdistribusi tidak normal dengan nilai p=0,000 (p < 0,05).

Triceps

Page 94: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

75

Data Normalitas LDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

LDL Mean 1.23563E2 3.337016

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.16906E2

Upper Bound 1.30220E2

5% Trimmed Mean 1.23554E2

Median 1.27700E2

Variance 779.497

Std. Deviation 2.791948E

1

Minimum 62.000

Maximum 210.800

Range 148.800

Interquartile Range 36.600

Skewness -.055 .287

Kurtosis .338 .566

Page 95: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

76

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDL .089 70 .200* .968 70 .074

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data normalitas menunjukkan bahwa LDL berdistribusi normal dengan

nilai p=0,200 (p > 0,05).

LDL

Page 96: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

77

Data Normalitas HDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

HDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

HDL Mean 4.22857E1 .971039

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.03485E1

Upper Bound 4.42229E1

5% Trimmed Mean 4.18968E1

Median 4.10000E1

Variance 66.004

Std. Deviation 8.124293E

0

Minimum 26.000

Maximum 67.000

Range 41.000

Interquartile Range 11.250

Skewness .781 .287

Kurtosis .455 .566

Page 97: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

78

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

HDL .116 70 .020 .953 70 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Data normalitas menunjukkan bahwa HDL berdistribusi tidak normal

dengan nilai p=0,020 (p < 0,05).

HDL

Page 98: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

79

Data Normalitas Rasio Kadar LDL/HDL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

LDLperHDL 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

LDLperHDL Mean 3.00313 .097137

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.80934

Upper Bound 3.19691

5% Trimmed Mean 2.98481

Median 2.91950

Variance .660

Std. Deviation .812706

Minimum 1.478

Maximum 5.131

Range 3.654

Interquartile Range 1.240

Skewness .264 .287

Kurtosis -.523 .566

Page 99: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

80

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDLperHDL .080 70 .200* .979 70 .292

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Data normalitas menunjukkan bahwa rasio kadar LDL/HDL berdistribusi

normal dengan nilai p=0,200 (p > 0,05).

LDLperHDL

Page 100: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

81

Data Perbandingan Rerata Kadar LDL pada BMI normal dan BMI Tidak

Normal

Mann-Whitney Test

Ranks

KriteriaBMI N Mean Rank Sum of Ranks

LDL BMI normal 32 30.53 977.00

BMI tidak normal 38 39.68 1508.00

Total 70

Test Statisticsa

LDL

Mann-Whitney U 449.000

Wilcoxon W 977.000

Z -1.875

Asymp. Sig. (2-tailed) .061

a. Grouping Variable: KriteriaBMI

Data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna

antara rerata kadar LDL pada BMI normal dan BMI tidak normal dengan nilai

p=0,061 (p>0,05).

Page 101: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

82

Data Perbandingan Rerata Kadar HDL pada BMI normal dan BMI Tidak

Normal

Group Statistics

KriteriaBMI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HDL BMI normal 32 4.62188E1 8.438523 1.491734

BMI tidak normal 38 3.89737E1 6.227606 1.010251

Data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna

antara rerata kadar HDL pada BMI normal dan BMI tidak normal dengan nilai

p=0,052 (p>0,05).

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F

Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

HDL Equal variances

assumed 3.913 .052 4.126 68 .000 7.245066 1.755998 3.741025 10.749106

Equal variances not

assumed

4.021 56.074 .000 7.245066 1.801632 3.636069 10.854063

Page 102: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

83

Data Perbandingan Rerata Rasio Kadar LDL/HDL pada BMI normal dan

BMI Tidak Normal

Group Statistics

KriteriaBMI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LDLperHDL BMI normal 32 2.60502 .675474 .119408

BMI tidak normal 38 3.33837 .772630 .125337

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F

Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

LDLper

HDL

Equal variances

assumed .575 .451 -4.187 68 .000 -.733343 .175135 -1.082819 -.383868

Equal variances

not assumed

-4.236 67.892 .000 -.733343 .173112 -1.078793 -.387894

Data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna

antara rerata rasio kadar LDL/HDL pada BMI normal dan BMI tidak normal

dengan nilai p=0,451 (p>0,05).

Page 103: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

84

Data Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar LDL

Correlations

BMI LDL

BMI Pearson Correlation 1 .150

Sig. (2-tailed) .217

N 70 70

LDL Pearson Correlation .150 1

Sig. (2-tailed) .217

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tidak bermakna antara

BMI dan kadar LDL dengan nilai p=0,217 (p>0,05)

Diagram sebar korelasi BMI terhadap kadar LDL

Page 104: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

85

Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar LDL

Correlations

LDL Triceps

Spearman's rho LDL Correlation Coefficient 1.000 .131

Sig. (2-tailed) . .279

N 70 70

Triceps Correlation Coefficient .131 1.000

Sig. (2-tailed) .279 .

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tidak bermakna antara

triceps skinfold thickness dan kadar LDL dengan nilai p=0,279 (p>0,05)

Diagram sebar korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar LDL

Page 105: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

86

Data Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar HDL

Correlations

BMI HDL

Spearman's rho BMI Correlation Coefficient 1.000 -.479**

Sig. (2-tailed) . .000

N 70 70

HDL Correlation Coefficient -.479** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang bermakna dengan

kekuatan yang sedang antara BMI dan kadar HDL dengan nilai p=0,000 dan

r=-0,479

Diagram sebar korelasi BMI terhadap kadar HDL

Page 106: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

87

Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar HDL

Correlations

HDL Triceps

Spearman's rho HDL Correlation Coefficient 1.000 -.310**

Sig. (2-tailed) . .009

N 70 70

Triceps Correlation Coefficient -.310** 1.000

Sig. (2-tailed) .009 .

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang bermakna dengan

kekuatan lemah antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL dengan nilai

p=0,009 dan r=-0,310

Diagram sebar korelasi triceps skinfold thickness terhadap kadar HDL

Page 107: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

88

Data Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar LDL/HDL

Correlations

LDLperHDL BMI

LDLperHDL Pearson Correlation 1 .408**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

BMI Pearson Correlation .408** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna dengan

kekuatan yang sedang antara BMI dan rasio kadar LDL/HDL dengan nilai

p=0,000 dan r=-0,408

Diagram sebar korelasi BMI terhadap rasio kadar LDL/HDL

Page 108: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

89

Data Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar LDL/HDL

Correlations

LDLperHDL Triceps

Spearman's rho LDLperHDL Correlation Coefficient 1.000 .307**

Sig. (2-tailed) . .010

N 70 70

Triceps Correlation Coefficient .307** 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .

N 70 70

Data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna dengan

kekuatan lemah antara triceps skinfold thickness dan rasio kadar LDL/HDL

dengan nilai p=0,010 dan r=-0,307

Diagram sebar korelasi triceps skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL

Page 109: KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN TRICEPS … · 8. Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis

90

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Korelasi Body Mass

Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kadar LDL/HDL” memiliki nama lengkap Putu

Dyana Christasani, lahir di Palasari, 3 April 1989.

Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Wayan

Sujana Raharja dan Gusti Sayu Suniarti.

Awal pendidikannya ditempuh di TKK

Swastisari Palasari (1993-1995). Selanjutnya penulis

menempuh pendidikannya di SDK Budi Rahayu

Palasari (1995-2001) dan SMPK Wana Murni Palasari

(2001-2004). Pendidikan SMA ditempuh penulis di

SMAK Santo Yoseph Denpasar (2004-2007). Setelah

lulus dari pendidikan tingkat SMA, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(2007-2010). Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten

praktikum Biokimia pada semester genap periode 2008/2009 dan asisten

praktikum Patologi Klinik pada semester ganjil periode 2010/2011. Penulis juga

mengikuti beberapa kepanitiaan diantaranya sebagai seksi acara Pengobatan

Gratis 2007, seksi humas Seminar dan Aksi Anti Tembakau 2008.