bab ii tinjauan pustaka a. obesitas 1. pengertian obesitasrepository.ump.ac.id/4307/3/wiji saputri...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Menurut Galih (2012) obesitas merupakan keadaan patologis karena
penimbunan lemak berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi
tubuh. Penderita obesitas adalah seseorang yang timbunan lemak bawah
kulit terlalu banyak. Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu
penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi
kebutuhannya. Perbandingan normal antara lemak tubuh dan berat badan
adalah sekitar 12-35% pada wanita dan pada pria 18-23%. Obesitas
merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit
degeneratif seperti diabetes militus, penyakit jantung koroner dan
hipertensi. Nuri Rahmawati (2009) Obesitas berhubungan dengan pola
makan, terutama makan makanan yang mengandung tinggi kalori, tinggi
garam, dan rendah serat. Selain itu terdapat faktor lain yang
mempengaruhi seperti faktor demografi, faktor sosio kultur, faktor biologi
dan faktor keturunan. Menurut dietz anak yang beresiko menderita
obesitas sebesar 80% jika kedua orangtuanya mengalami obesitas.
Sedangkan anak akan beresiko menderita obesitas sebesar 40% jika salah
satu orangnya mengalami obesitas.
10
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
11
Para ahli menetapkan angka indeks masa tubuh (BMI/Body Mas
Indeks). BMI untuk mengukur lemak tubuh berdasarkan pembagian berat
badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan meter (kg/ m2). Para ahli
sedang memikirkan klasifikasi BMI tersendiri untuk orang Asia , misalnya
di Singapura orang dengan BMI 27-28 mempunyai lemak tubuh yang
sama dengan BMI 30 pada orang kulit putih. Di India peningkatan BMI 22
menjadi 24, meningkat kejadian diabetes melitus 2 kali lipat. Dan bila
menjadi 28, kejadian diabetes meningkat 3 kali lipat (Faisal Yatim, 2005)
Salah satu cara mengetahu obesitas atau tidaknya seseorang dapat
dihitung dengan rumus Body Mas Indeks yaitu : Hasil dari perhitungan
tersebut kemudian dicocokan dengan kurva BMI. Interprestasinya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan
IMT menurut kriteria Asia Pasifik.
Table 2.1 kriteria obesitas
Klasifikasi IMT (kg/m2
)
Sangat kurus <17
Kurus 17,0-18,5
Normal 18,5-24,9
Gemuk 25,0-29,9
Obesitas I Ringam 30,0-34,9
Obesitas II Sedang 35,00-39,9
Obesitas III Berat >40
Sumber WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pasific
Perspestive:Redefinig Obesity and its Treatment (2006).
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
12
2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Obesitas
Pada dasarnya obesitas terjadi karena energi yang didapat lewat
makanan melebihi energi yang dikeluarkan anak. Ketidakseimbangan ini
didapat dari berlebihnya energi yang diperoleh atau berkurangnya energi
yang dikeluarkan untuk metabolisme tubuh, thermolegulasi, dan aktivitas
fisik (Galih, 2012).
Menurut Galih (2012) ada tiga penyebab obesitas, antara lain
disebabkan oleh :
a. Faktor Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis dapat herediter maupun nonherediter.
Variabel yang bersifat herediter (internal faktor) merupakan variabel
yang berasal dari faktor keturunan. Sedangkan faktor yang bersifat
nonherediter (eksternal faktor) merupakan faktor yang berasal dari luar
individu, misalnya jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan
yang dilakukan individu.
b. Faktor Psikologis
Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan ialah bagaimana
gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan
kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan
cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol
tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan
gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
13
c. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak
Salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas adalah kecelakaan
yang menyebaban cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa
lapar. Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah
merasa kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan
akibatnya badan individu menjadi gemuk.
3. Resiko Penderita Obesitas
Menurut Pingkan Palilingan (2010), banyak sekali resiko gangguan
kesehatan yang dapat terjadi pada anak dan remaja yang mengalami
obesitas. Anak dengan obesitas akan mengalami masalah dengan sistem
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yaitu hipertensi dan
displidemia (kelainan pada kolesterol). Bisa juga mengalami gangguan
fungsi hati dimana terjadi peningkatan SGOT dan SGPT serta hati yang
membesar. Bisa juga terbentuk batu empedu dan penyakit kencing manis
(diabetes militus). Pada sistem pernafasan dapat terjadi gangguan fungsi
paru, mengorok saat tidur dan sering mengalami tersumbatnya jalan nafas
(obstructive sleep apnea).
Obesitas juga bisa mempengaruhi kesehatan kulit dimana dapat
terjadi striae atau garis-garis putih terutama dibagian perut (white/purple
stripes). Selain itu, gangguan psikologis dapat terjadi dengan anak atau
remaja yang mengalami obesitas. Badan yang terlalu gemuk sering
membuat anak diejek oleh teman-temanya. Sehingga memiliki dampak
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
14
yang kurang baik pada perkembangan psikologis anak (Pingkan
Palilingan, 2010).
Selain masalah kosmetik, kegemukan merupakan masalah kesehatan
yang sangat serius. Di Amerika 300.000 kematian pertahun disebabkan
oleh karena faktor kegemukan. Kegemukan dapat memicu timbulnya
beberapa penyakit kronis yang sangat serius seperti :
a. Resistensi Insulin
Insulin dalam tubuh berguna untuk menghantarkan glukosa
sebagai bahan bakar pembentukan energi kedalam sel maka insulin
akan menjaga kadar gula tingkat yang normal. Pada orang gemuk
terjadi penumpukan lemak yang tinggi didalam tubuhnya, sementara
lemak masih resisten terhadap insulin. Sehingga untuk menghantarkan
glukosa kedalam sel lemak dan menjaga kadar gula darah tetap normal,
pankreas sebagai pabrik insulin dibagian pulau-pulau langerhans,
memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak. Lama kelamaan,
pankreas tidak sanggup lagi memproduksi insulin dalam jumlah besar
sehingga kadar gula darah berangsur naik dan terjadilah apa yang
disebut Diabetes Melitus tipe 2.
b. Tekanan darah tinggi
Hipertensi sangat umum terjadi pada orang gemuk. Para peneliti
di Norwegia menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah pada
perempuan gemuk lebih mudah terjadi jika dibndingkan dengan laki-
laki gemuk. Peningkatan tekanan darah juga mudah terjadi pada orang
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
15
gemuk tipe apel (central obesity konsentrasi pada lemak perut) bila
dibandingkan dengan mereka yang gemuk tipe buah pear (konsentrasi
lemak ada pinggul dan paha).
c. Serangan jantung
Penelitian terakhir menunjukan bahwa resiko terkena penyakit
jantung koroner pada orang gemuk tiga sampai empat kali lebih tinggi
bila dibandingkan dengan orang normal. Setiap peningkatan 1 kilogram
berat badan terjadi peningkatan kematian akibat penyakit jantung
koroner sebanyak 1% .
4. Cara Mengatasi Obesitas
Penanganan obesitas pada anak dan remaja ditujukan untuk
mencapai berat badan yang ideal dan pengurangan BMI secara aman dan
efektif serta mampu mencegah komplikasi jangka panjang akibat obesitas
seperti hipertensi, diabetes militus, dan penyakit kardiovaskuler. Karena
demikian kompleksnya permasalaha obesitas ini maka perlu ditangani
bersama antara dokter anak, psikologi, ahli gizidan tentu saja orangtua.
Oleh karena anak sedang dalam masa pertumbuhan maka menurunkan
berat badan anak harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat agar
tidak menganggu pertumbuhanya. Menurut Rahmatika (2008) bahwa ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani obesitas, antara lain:
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
16
a. Non Farmakologi
1) Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat
aerobik, yaitu olahraga yang menggunakan oksigen dalam sistem
pembentukan energinya. Atau dengan kata lain olahraga yang tidak
terlalu berat namun dalam waktu lebih dari 15menit. Contohnya
olahraga yang dianjurkan antara lain berjalan selama 20-30 menit
setiap harinya, berenang, bersepeda, jogging.
2) Diet
Karena diet berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi
dalam keluarga sehari-hari maka partisipasi seluruh anggota keluarga
untuk ikut mengubah pola makanan akan sangat bermanfaat.
Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan banyak mngandung lemak
terutama asam lemak tak jenuh dan mengurangi makanan yang
manis-manis.
3) Terapi Psikologis
Hal ini terutama ditujukan jika penyebab obesitas adalah
masalah psikologis seperti perceraian orangtua, ketidak harmonisan
dalam keluarga maupun rendahnya tingkat percaya diri anak. Selain
itu kegemukan juga menyebabkan anak menjadi minder dan
cenderung mengasingkan diri dari teman sebayanya.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
17
4) Operasi
Penanganan obesitas dengan cara operasi dilakukan apabila
keadaan penderita sudah tidak mungkin lagi untuk diberikan cara-
cara lain seperti olahraga dan diet. Cara ini dilakukan juga dengan
alasan untuk mendapatkan tubuh yang ideal dengan cara yang cepat.
Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat jaringan lemak
bawah kulit yang berlebihan pada penderita.
b. Farmakologi
1) Orlistat menginduksi penurunan berat badan dengan cara
menurunkan absopsi lemak dan mengembangkan profil lipid, control
glukosa dan metabolit yang lain. Nyeri perut atau colic, flatulence,
fecal urgency, banyak terjadi pada 80% individu dari ringan sampai
berat. Dan berkembang setelah 1-2 tahun terapi. Orlistat
bereinteraksi dengan absorbsi vitamin larut lemak dan siklosporine.
2) Sibutramin lebih efektif dari pada placebo tetapi pasien akan
berkurang berat badanya setelah 6bulan terapi. Mulut kering,
anorexia, insomnia, konstipasi mulai timbul 3kali lebih sering dari
pada placebo. Sibutramine tidak digunakan pada pasien dengan
stroke.
3) Dietilpropion (25mg sebelum makan atau 75mg pada sediaan lepas
lambat setiap pagi) lebih efektif daripada placebo dapat mengurani
berat badan dengan cepat. Adalah salah satu surpresan noradrenergic
yang aman dan dapat digunakan pada pasien dengan hipertensi
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
18
ringan sampai sedang atau angina tapi tidak dapat digunakan ada
pasien hipertensi berat atau penyakit kardiovaskuler yang signifikan
(Dipiro, 2005)
5. Beberapa Opsi Untuk Mengatasi Obesitas, Berikut Penjelasanya
a. Kurangi makanan yang mengandung lemak dan minyak
Kita tahu makanan seperti ini sangat banyak menghasilkan lemak
dalam tubuh. Banyak makanan yang mengandung jenis ini seperti
lemak hewan (sapi, lembu, dan kambing), makanan gorengan, dan
macam makanan yang diolah dengan menggunakan minyak. Dan kalau
hewan ditemukan dalam bentuk hidangan sup dan sejenisnya.
b. Perbanyak Olahraga
Olahraga menjadi bagian penting bagi tubuh karena dengan
olahraga tubuh akan mengubah lemak menjadi karbohidrat yang
dijadikan sangat sumber energi untuk beraktivitas, semakin banyak
beraktivitas maka semakin banyak lemak yang akan dibakar menjadi
energi. Maka dari itu olahraga memang sangat baik untuk membakar
lemak dalam tubuh sehingga membuat tubuh menjadi lebih sehat dan
bugar.
c. Kurangi porsi makan
Banyak makan sedikit gerak inilah menjadi salah satu efek
kegemukan. Ada kalanya kita makan sesuai porsi dan kegiatan kita
sehari-harinya. Jangan mengkonsumsi nasi terlalu berlebihan jika kita
tidak melakukan aktivitas berat. Karena ini biasanya tidak seimbang
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
19
antara makanan yang dimakan dengan pergerakan aktivitas yang
dilakukan. Makanlah makanan yang seimbang sesuai dengn aktivitas
sehari-hari.
d. Kurangi Mengemil Makanan
Mengemil artinya terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan,
seperti makanan instan, contohnya : kerupuk, cokelat biskuit, minum es,
dan lain-lain (Dewi Nur, 2013)
B. Percaya Diri
1. Definisi Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Anita Lie (2003) menjelaskan bahwa
kepercayaan diri merupakan salah satu faktor seseorang untuk dapat
mempertimbangkan dan membuat keputusan tertentu sendiri. Santrock
(2003) mendefinisikan kepercayaan diri merupakan sebuah dimensi
evaluatif yang menyeluruh dari diri seseorang sehingga seseorang dapat
melihat gambaran positif dari diri mereka. Percaya diri juga dapat disebut
sebagai harga diri atau gambaran diri. Hal ini diperkuat oleh Anita Lie
(2003) yang menjelaskan bahwa percaya diri adalah sikap yakin akan
kemampuan diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah.
Dengan kepercayaan diri seseorang akan merasa lebih berharga dan
mempunyai kemampuan untuk menjalani kehidupan.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
20
Dari pendapat yang ada diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan diri adalah suatu aspek kepribadian yang dimiliki oleh
seseorang berupa keyakinan dan kemampuan diri, kemandirian dan
mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
hidupnya. Individu yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi akan
mudah untuk masuk kedalam lingkungan tertentu sedangkan individu yang
kurang memiliki rasa percaya diri akan sulit untuk masuk pada lingkungan
pergaulan.
2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri
Sukria berpendapat bahwa orang yang mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi
yang cukup baik, bersikap positif, tidak mudah terpenaruh dengan orang
lain dalam bertindak dan mampu menentukan langkah-langkah pasti dalam
kehidupanya. M. Nur Ghufron (2011) juga menyatakan bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan diri yang positif adalah orang yang memiliki : 1)
Keyakinan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya
mencakup segala potensi dalam dirinya, ia mampu secara sungguh-
sungguh akan apa yang akan dilakukanya. 2) Optimis yaitu sikap optimis
yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi
segala hal tentang diri dan kemampuanya.
Menurut Marwati (2009) ada beberapa aspek kepercayaan diri yang
dapat diungkapkan : 1) Mandiri, adalah sikap tidak tergantung pada orang
lain dan merasa tidak perlu dukungan dari oranglain dalam melakukan
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
21
sesuatu. 2) tidak mementingkan diri sendiri dan toleran, dapat mengerti
kesukaran yang ada pada diri sendiri dan dapat menerima pendapat dari
orang lain.
Dari beberapa pemaparan para ahli dapat disimpulkan bahwa
kepercyaan diri dapat memiliki beberapa aspek yaitu : yakin akan
kemampuan diri sendiri, berani mengungkapkan pendapat, mandiri,
mampu bergaul secara fleksibel, dan mampu mengambil langkah pasti
dalam kehidupanya.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perkembangan
Kepercayaan Diri
Rasa percaya diri merupakan pengalaman masa kanak-kanak hingga
dewasa, terutama sebagai akibat dari hubungan dengan oranglain. Para ahli
kepercayaan ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri diperoleh melalui
proses yang berlangsung sejak usia dini. Adapun fakor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan diri, yang antara lain disebutkan oleh
Santrock (2003)
a. Faktor Internal
1) Konsep Diri
Terbentuknya kepercayaan diri pada diri seseorang diawali
dengan perkembangan konsep diri. Konsep diri merupakan evaluasi
terhadap sesuatu yang sangat spesifik dari diri kita. Pada dasarnya
apabila seserang sudah memiliki konsep diri yang baik, maka orang
tersebut juga kaan memiliki kepercayaan yang tinggi.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
22
a) Citra Tubuh
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2010) citra tubuh
adalah ide seseorang mengenai penampilanya dihadapan orang
(bagi) oranglain. Feldman (2010) menyatakan bahwa citra tubuh
merupakan gambaran dan evaluasi mengenai penampilan
seseorang. Dacey & Kenny (2009) menyatakan bahwa citra tubuh
adalah keyakinan seseorang akan penampilan mereka dihadapan
oranglain.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh
adalah penampilan seseorang terhadap dirinya untuk dihadapkan
atau ditujukan kepada oranglain. Citra tubuh juga
menggambarkan bagaimana seseorang dapat memandang dirinya
secara positif dan negatif.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh
(1) Jenis kelamin
Chase (2009) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah
faktor paling penting dalam perkembangan citra tubuh
seseorang. Deacy dan Kenny (2009) juga sependapat bahwa
jenis kelamin mmpengaruhi citra tubuh. Beerapa penelitian
yang sudah dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif
memandang citra tubuh dibandingkan pria.
Pria ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin
tampil percaya diri didepan teman-temannya dan mengikuti
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
23
trend yang sedang berlangsung. Sedangkan wanita ingin
memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk
menarik perhatian pasanganya. Usaha yang dilakukan pria
untuk membuat tubuh lebih berotot dipengaruhi oleh gambar
dimedia masa yang memperlihatkan model pria yang kekar dan
berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk menurunkan berat
badan (Anderson, 2008)
(2) Usia
Pada tahun perkembangan remaja, citra tubuh menjadi
penting (Papalia & Olds, 2008). Hal ini berdampak pada usaha
berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat badan.
Umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri daripada
remaja putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan
pada masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang
penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja putri
mengalami gangguan makan (eating disorder). Ketidakpuasan
remaja putri pada tubuhnya meningkat pada awal hingga
pertengahan usia remaja sedangkan pada remaja putra yang
semakin berotot juga semakin tidak puas dengan tubuhnya
(Papalia & Olds, 2008)
(3) Media Massa
Tinggeman (2009) mengatakan bahwa media yang
muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
24
figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi
gambaran tubuh seseorang. Tinggeman (2009) juga
menyatakan media massa menjadi pengaruh yang paling kuat
dalambudaya sosial.
Anak-anak dan remaja lebih banyak menghabiskan
waktunya dengan menonton televisi. Konsumsi media yang
tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi tayangan media
sering menggambarkan bahwa standar kecantikan perempuan
adalah tubuh yang kurus dalam hal itu berarti dengan level
kekurusan yang dimiliki, kebanyakan perempuan percaya
bahwa mereka adalah orang-orang yang sehat. Media juga
menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan
memiliki tubuh yang berotot.
(4) Keluarga
Menurut teori social leraning, orangtua merupakan
model yang paling penting dalam proses sosialisasi sehingga
mempengaruhi gambarantubuh anak anaknya melalui
modeling, feedback, dan intruksi. Fisher dan Strack (2007)
menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana
orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis
kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika
bayi lahir, orangtua menyambut bayi tersebut dengan
pengharapan akan adanya bayi ideal dan membandingkannya
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
25
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional
bayi adalah disayangi lingkungan yang dapat mempengaruhi
harga diri seseorang. Harapan fisik bayi oleh orangtua sama
seperti harapan anggota keluarga lain yait tidak cacat tubuh.
(5) Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung
membandingkan diri dengan oranglalin dan feedback yang
diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi
bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang
sering membuat orang merasa cemas dengan penampilanya
dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap
dirinya. Rosen (2010) menyatakan bahwa feedback terhadap
penampilan dan kompetensi teman sebaya dan keluarga dalam
hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana
pandangan dan perasaan mengenai tubuh. Menurut Dunn &
Gokee (2009) menerima feedback mengenai penampilan fisik
berarti seseorang mengembangkan persepsi tentang bagaimana
oranglain memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat
membuat mereka melakukan perbandingan sosial yang
merupakan salah satu proses pembentukan dalam penilaian diri
mengenai daya tarik fisik. Pikiran dan perasaan mengenai
tubuh bermula dari adanya reaksi oranglain. Dalam konteks
perkembangan, gambaran tubuh berasal dari hubungan
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
26
interpersonal. Perkembangan emosional dan pikiran individu
juga berkontribusi pada bagaimana seseorang melihat dirinya.
Maka, bagaimana seseorang berpikir dan merasa mengenal
tubuhnya dapat mempengaruhi hubungan dan karakteristik
psikologis (Chase, 2009)
(6) Dimensi Citra Tubuh
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
mengenai citra tubuh pada umumnya menggunakan
Multidimensional Body Self Relation Questionnaire
Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan oleh
Cash. Pengukuran gambaran tubuh dalam penelitian ini
menggunakan diemnsi-dimensi pada alat ukur yang
dikemukakan oleh Cash (2009) mengemukakan adanya citra
tubuh, yaitu :
(a) Apparance Evaluation (orientasi penampilan), yaitu
mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh,
apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan
tidak memuaskan.
(b) Apparance Orientation (orientasi Penampilan), yaitu
perhatian individu terhadap penampilan dirinya dan usaha
yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
penampilan dirinya.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
27
(c) Body Area Satisfaction (kepuasaan terhadap bagian tubuh),
yaitu mengukur kepuasan ndividu terhadap bagian tubuh
secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah
(pantat, paha, pinggul, kaki), tibuh bagian tengah
(pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan).
(d) Overwight Preocupation (kecemasan menjadi gemuk), yaitu
mengukur kecemasan terhdap kegemukan, kewaspadaan
individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan
diet untu menurunkan berat badan dan membatasi pola
makan.
(e) Self-Classified Weight (pengkategorian ukuran tubuh), yaitu
mengukur bagaimana individu mempersepsi dan menilai
berat badanya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.
2) Kondisi fisik
Kondisi fisik merupakan keadaan yang tampak secara
langsung dan melekat pada diri individu. Kepercayaan diri seseorang
berawal dari pengenalan diri secara fisik, bagaimana menilai,
menerima atau menolak gambaran dirinya. Individu yang merasa
puas dengan kondisi fisiknya cenderung memiliki kepercayaan diri
yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi fisik
berkorelasi sangat kuat dengan kepercayaan diri.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
28
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu hal yang pernah dialami oleh
seseorang individu dan dapat berpengaruh pada kehidupan
selanjutnya. Contoh dari pengalaman itu sendiri yaitu pengalaman
masa kecil, kejadian-kejadian masa kecil serta dukungan dari
lingkungan, rumah juga dapat mempengarui perkembangan
kepercayaan diri. Dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi
pada masa lampau, seseorang remaja akan terus mencoba
mengevaluasi diri mereka sehingga terjadi persetujuan dalam diri
mereka dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap
tingkat kepercayaan diri seseorang, tingkat pendidikan yang rendah
akan menjadikan orang tersebut tergantung dan berada dalam kuasa
orang lain yang lebih pintar darinya. Sebaliknya orang-orang yang
mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tinggi akan memiliki
tingkat kepercayaan tinggi yang lebih karena mereka tahu tugas-
tugas apa yang penting untuk mencapai tujuannya. Konsep ini
hampir sama dengan apa yang disebutkan Bandura mengenai
kualitas diri yang merupakan keyakinan individu untuk dapat
menguasai situasi tertentu dan menghasilkan sesuatu yang positif.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
29
b. Faktor Eksternal
1) Orang tua
Penilaian dan harapan orangtua berikan akan menjadi penilaian
individu dalam memandang dirinya. Jika individu tidak dapat
memenuhi sebagian besar harapan dan jika keberhasilanya tidak
diakui oleh oranglain maka akan memunculkan rasa tidak mampu
dan rendah diri. Keharmonisan serta partisipasi anak dalam aktivitas
keluarga juga mempengaruhi tingkat percaya diri seseorang.
2) Sekolah
Sekolah merupakan tempat panutan anak selain dalam
keluarga. Siswa yang banyak dihukum dan ditegur cenderung lebih
sulit untuk mengembangkan rasa percaya diri dibandingkan dengan
siswa yang dipuji dan mendapatkan penghargaan karena prestasinya.
Selain itu dukungan teman sekelas juga mempengaruhi kuat terhadap
perkembangan percaya diri remaja.
3) Teman sebaya
Pengakuan dengan teman-teman akan menentukan
pembentukan gambaran diri seseorang. Apabila individu merasa
diterima, disenangi, dihormati oleh temanya, maka akan cenderung
merasa percaya diri dan merasa terpacu untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Penerimaan dari lingkungan sosial
tentu saja akan membangkitkan suatu konsep diri yang kuat untuk
menghadapi lingkungan sosialnya. Disisi lain, penolakan dari
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
30
lingkungan sosial akan memberikan suatu konsep diri yang negatif
dalam diri individu sehingga muncul perasaan cemas dan tidak
percaya diri untuk melangkah.
4. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki
seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku untuk memperoleh hasil
seperti yang diharapkan. Ciri-ciri perilaku yang mncerminkan percaya diri
menurut Anita Lie (2003) adalah :
a. Yakin kepada diri sendiri yaitu seseorang yang percaya diri akan
memahami kemampuan yang dimiliki dan mengetahui apa yang
dilakukan.
b. Tidak bergantung pada orang lain yaitu orang yang percaya akan
bersikap mandiri dan berusaha mengerjakan sesuatu hal dengan
kemampuan dirinya sendiri.
c. Merasa diri berharga yaitu orang yang percaya diri memiliki self esteem
yang positif sehingga dari harga diri yang positif akan selalu diharapkan
oleh orang lain.
d. Tidak ragu-ragu yaitu orang yang percaya diri akan selalu
melaksanakan pekerjaan tanpa ragu-ragu.
e. Tidak menyombongkan diri, dengan kemampuan yang dimiliki
seseorang yang dimiliki seseorang yang percaya diri tidak lantas
menyombongkan diri kepada orang lain.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
31
f. Memiliki keberanian untuk bertindak yaitu seseorang yang percaya diri
akan selalu merasa berani dalam melakukan suatu tindakan.
Lautser (2004) juga menyebutkan ciri-ciri individu yang mempunyai
rasa percaya diri, sebagai berikut :
a. Tidak mementingkan diri sendiri
b. Tidak membutuhkan dukungan orang lain secara berlebihan
c. Bersikap optimis dan gembira
d. Tidak merisaukan diri untuk memperkesan yang menyenangkan dimata
orang lain.
e. Yakin akan kemampuan diri
Dari pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dalam
memandang individu yang memiliki kepercayaan diri diantaranya adalah
optimis, memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, mandiri,
berpikir positif, bangga dan puas dengan dirinya sendiri, mudah
beradaptasi dan mampu mengembangkan motivasi.
5. Ciri-ciri Individu yang Tidak Percaya Diri
Setiap individu berbeda antara satu dengan yang lain, masing-masing
memiliki ciri yang khas pada dirinya, dari perbedaan itu dapat diketahui
bahwa ada individu yang memiliki kepercayaan diri. Berikut ini
merupakan ciri-ciri individu yang kurang percaya diri menurut Dery
Iswidharmanjaya (2004) adalah :
a. Tidak bisa menunjukkan kemampuan diri
b. Kurang berprestasi dalam studi
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
32
c. Tidak berani mengungkapkan ide-ide
d. Membuang-buang waktu dalam mengambil keputusan
e. Apabila gagal cenderung menyalahkan orang lain
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri
menurut Maslow dalam (Iswidharmanjaya & Agung, 2004: 13) gambaran
mengenai orang yang kurang percaya diri antara lain pesimis, ragu-ragu
dalam menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan
membandingkan diri dengan orang lain.
Berdasarkan pemaparan mengenai individu yang kurang mempunyai
rasa percaya diri diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang kurang
mempunyai rasa percaya diri sering menilai diri tidak mampu, sulit untuk
menerima diri sendiri, pesimis, tidak mampu mengungkapkan ide-ide,
membuang waktu dalam mengambil keputusan dan sering memposisikan
diri sebagai terakhir sebagai imbas sering menyerah pada nasib. Seseorang
yang kurang mempunyai rasa percaya diri selalu memandang kekurangan
yang ada pada diri sendiri tanpa pernah menyadari kelebihan-kelebihan
yang sebenarnya ada dalam dirinya.
6. Pentingnya Rasa Percaya Diri
Kepercayaan diri yang dimiliki siswa merupakan faktor pendukung
dalam usaha belajar siswa dalam mencapai prestasi. Hal ini dikemukakan
Indriati (1994) yang mengutip hasil penelitian kumara yang membuktikan
adanya hubungan antara keputusan diri dengan prestasi belajar. Orang
yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan menghadapi setiap
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
33
perubahan dengan bangga, karena dia akan merasa mampu untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Seorang yang mempunyai
rasa percaya diri akan menghadapi setiap perubahan dengan bangga,
karena dia akan merasa mampu untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi juga akan terus berusaha untuk berprestasi dengan terus
mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Secara singkat Angelis
(2002), menyatakan bahwa orang yang kurang percaya diri cenderung
tidak menarik, kurang menunjukan kemampuan dan jarang menduduki
jabatan pemimpin. Orang yang kurang percaya diri selalu saja merasa
tidak puas dengan apa yang ada pada dirinya, memiliki prestasi kerja
rendah dan cenderung malas dalam studi, sehingga sering mengalami
kegagalan.
M. Nur Ghufron (2011) berpendapat bahwa kepercayaan diri yang
sangat berlebihan, bukanlah sifat yang positif. Pada umumnya akan
menjadikan orang tersebut kurang hati-hati dan cenderung seenaknya
sendiri. Hal ini menjadi sebuah tingkah laku yang menyebabkan konflik
dengan orang lain. Damon dalam (Santrock, 2003) juga menjelaskan
bahwa kurangnya percaya diri pada remaja hanya menyebabkan rasa tidak
nyaman secara emosional yang bersifat sementara.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri
dapat membantu seseorang untuk dapat disimpulkan bahwa rasa percaya
diri dapat membantu seseorang untuk dapat secara mudah menyesuaikan
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
34
dirinya, memotivasi diri hanya akan membuatnya merasa kurang dari
orang lain dan menarik diri dari pergaulan sehingga menghambat
komunikasi dengan orang lain.
7. Kepercayaan diri dalam aspek perkembangan pribadi dan sosial
remaja
Masa remaja mnurut Pinonka dan Syamsu Yusuf (2004) meliputi
masa remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja
akhir (18-22 tahun) menurut Panut Panuju dan Ida Umami (2005) yang
membagi batas remaja awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18
tahun dan remaja akhir dalam rentangan 17/18 tahun sampai 21/22 tahun,
Masa remaja adalah sebuah tahapan dalam kehidupan dimana seseorang
berada diantara tahap kanak-kanak dengan tahapan dewasa (Kathryn
geldard dan David Geldard, 2011) Harter dalam penelitianya (Santrock,
2003) menjelaskan bahwa penampilan fisik remaja berkolerasi kuat
dengan rasa percaya diri secara umum dan diikuti dengan penerimaan
sosial teman sebaya. Selain itu, dalam penelitianya Harter juga
menemukan adanya hubungan yang kuat antara penampilan diri dengan
harga diri. Hubungan itu tidak hanya terjadi pada masa remaja, namun
juga terjadi pada masa kanak-kanak sampai usia dewasa pertengahan.
Beberapa ahli meyakini bahwa remaja sering menggunakan
perbandingan sosial untuk mengevaluasi diri mereka dibandingkan dengan
anak-anak. Remaja menjadi instropektif dengan dirinya. Ketika
mengevaluasi dirinya remaja cenderung lebih tidak mengakui bahwa
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
35
dirinya banyak menggunakan perbandingan sosial, karena itu
membahayakan popularitas diri mereka (Santrock, 2003). Dalam
perkembanganya, remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman
sebaya, sehingga dalam melakukan evaluasi diri, remaja akan lebih banyak
meminta pendapat dari teman dan menjadikan teman sebagai pembanding
dalam pemahaman diri remaja. Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh
terhadap perkembangan kepercayaan diri individu. Lingkungan osial
adalah orang-orang yang berada disekitar kehidupan individu, misal teman
sebaya. Penerimaan dari lingkungan sosial tentu saja akan membangkitkan
suatu konsep diri yang positif dalam diri individu sehingga membentuk
rasa percaya diri yang kuat untuk menghadapi lingkungan sosialnya. Disisi
lain, penolakan dari lingkungan sosial akan memberikan suatu konsep diri
yang negatif dalam diri individu sehingga muncul perasaan cemas dan
tidak percaya diri untuk melangkah.
C. Latihan Percaya Diri
1. Definisi Latihan Percaya Diri
Latihan percaya diri adalah setiap orang memiliki hak untuk
mengungkapkan perasaanya, pendapat, apa yang diyakini serta sikapnya
terhadap orang lain dengan tetap menghormati dan menghargai hak-hak
orang tersebut (Corey, 2009)
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
36
Latihan percaya diri adalah suatu program belajar untuk mengajar
manusia mengekspresikan perasaan dan pikiranya secara jujur dan tidak
membuat orang lain menjadi terancam. (Nursalim, 2005).
Latihan percaya diri merupakan suatu proses membantu orang tidak
mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan mengucapkan
kata tidak, kesulitan mengungkapkan afeksi dan respon positif lainnya.
(Latipun, 2003)
Pendapat tersebut di dukung oleh (Corey, 2003) yang
mengungkapkan bahwa latihan percaya diri adalah salah satu tehnik yang
digunakan dalam situasi intrapersonal dimana individu mengalami
kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa apa yang dilakukan memang
sudah selayaknya atau sudah benar. Corey juga menambahkan bahwa
latihan percaya diri digunakan untuk membantu seseorang yang tidak
mampu mengungkapan perasaan marah, memiliki kesopanan yang
berlebihan, kesulitan mengatakan tidak dan kesulitan mengungkapkan
perasaan atau ide pikiran sendiri.
Pelaksanaan latihan percaya diri memiliki tujuan untuk
meningkatkan efektivitas perilaku sehari-hari remaja atau untuk
meningkatkan kualitas hidup remaja agar lebih baik. (Hetti Rahmawati,
2008) menambahkan bahwa indikator penting dalam keberhasilan latihan
percaya diri adalah berkurangnya tingkat kecemasan remaja serta
meningkatnya kemampuan remaja dalam mengekspresikan diri dalam
berbagai situasi sosial.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
37
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
latihan percaya diri merupakan suatu proses untuk menolong seseorang
agar dapat memahami tentang asertif untuk dapat mengembangkan diri
sehingga mampu menyampaikan perasaan-perasaan dan keinginan yang
akan disampaikan. Latihan percaya diri bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas kehidupan sosial dan untuk meningkatkan kemampuan
mengekspresikan diri dalam berbagai situasi sosial yang ada.
2. Prosedur Latihan Percaya Diri
Perilaku percaya diri bukanlah suatu yang sudah ada sejak lahir,
sehingga untuk membentuk dan membiasakan seseorang mempunyai rasa
percaya diri diperlukan latihan percaya diri yang ter tahap dan seharusnya
dimulai sejak dini. Latihan percaya diri menekankan pada proses
mempelajari respon-respon aktif pada berbagai situasi, pada dasarnya
latihan percaya diri merupakan penerapan tingkah laku seseorang dan
membantu individu-individu dalam mengembangkan cara berhubungan
lebih langsung dalam situasi intrapersonal (Corey, 2003).
Berikut ini dijelaskan sesi-sesi dalam latihan percaya diri :
a. Sesi pertama
Mengenal diri (menuliskan kelebihan dan kelemahan diri )
b. Sesi Kedua
Melatih kemampuan mengungkapkan pikiran atau ide dan perasaan
c. Sesi Ketiga
Melatih memahami percaya diri
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
38
d. Sesi Keempat
Melatih meningkatkan percaya diri
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam latihan percaya diri
Latihan percaya diri digunakan untuk membantu mengurangi rasa
takut yang berhubungan situasi sosial dan hubungan interpersonal klien.
Menurut Hetti (2008). Penggunaan latihan percaya diri perlu dilandasi
beberapa hal yaitu :
a. Saat klien memang benar-benar dalam keadaan dimana dia harus
mendapatkan latihan percaya diri
b. Klien mengalami kesulitan untuk merespon kejadian-kejadian yang
berpengaruh langsung terhadap kehidupanya
c. Klien kesulitan untuk mengekspresikan perasaanya terhadap orang-
orang terdekat dalam hidupnya
Hetti (2008) menjelaskan bahwa dalam latihan percaya diri terdapat
beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Terapis dan klien menentukan beberapa situasi yang memang menjadi
masalah klien, masalah yang dipilih harus jelas dan detail, sehingga
klien dapat memerankan seperti apa yang sebenarnya terjadi dalam
kehidupan nyata
b. Klien memerankan masing-masing melalui metode bermain peran dan
terapis disini memberikan komentar terhadap tingkah laku klien saat
bermain peran, terapis juga memberikan masukan untuk kemajuan
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
39
klien, khususnya dalam sikap tubuh, kontak mata, nada suara dan
sebagainya
c. Terapis mencoba memberikan arahan kepada klien untuk menerapkan
apa yang sudah dilatih dalam kehidupan nyata dengan memberikan
terget perilaku sebagai tolak ukur keberhasilan
d. Dalam pertemuan berikutnya diadakan diskusi mengenai hasil
penerapan ketrampilan yang dilatih dalam kehidupan nyata.
e. Pengaruh latihan percaya diri terhadap peningkatan percaya diri pada
remaja yang mengalami obesitas
D. Pengaruh Latihan Percaya Diri terhadap Peningkatan Percaya Diri pada
Remaja yang Mengalami Obesitas
Dari beberapa pemaparan ahli tentang kepercayaan diri, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu aspek
kepribadian yang berupa keyakinan diri akan kemampuan yang dimiliki,
kemandirian dan kekuatan untuk mencapai tujuan hidupnya. Seseorang yang
memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mudah untuk masuk dan
membaur dengan lingkungan sosial yang ada, sedangkan individu yang
percaya diri rendah akan sulit untuk membaur dengan lingkungan sosial yang
ada. Seseorang dikatakan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi apabila
aspek-aspek percaya diri sudah tercapai yaitu yakin akan kemampuan diri
sendiri, berani mengungkapkan pendapat, mandiri, mampu bergaul secara
fleksibel dan mampu mengambil langkah pasti dalam kehidupannya.
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
40
Dalam pelaksanaan bimbingan pribadi di MAN 1 dan MAN 2
Kabupaten Banyumas, guru BK masih kurang dalam penyampaian materi
tentang kepercayaan diri. Metode penyampaian layanan yang digunakan
masih kurang beragam, biasanya penyampaian materi hanya dengan
menggunakan tehnik ceramah dan diskusi. Padahal variasi pada pemberian
layanan sangat penting untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam
penggunaan metode yang sama pada materi yang sama. Sebagai solusi untuk
masalah kepercayaan diri tersebut, untuk meningkatkan kepercayaan diri
remaja yang mengalami obesitas maka digunakanlah metode latihan percaya
diri yang merupakan prosedur terapi tingkah laku yang digunakan untuk
membantu remaja dalam mengekspresikan perasaan dan menyampaikan ide-
ide yang dimiliki. Latihan percaya diri diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan diri remaja melalui kegiatan-kegiatan beragam dari latihan
percaya diri tersebut. Jika kepercayaan diri siswa tinggi, siswa dapat lebih
menunjukan kemampuan yang dimiliki dan dapat bersosialisasi dengan
lingkungan yang ada lebih baik lagi. Dengan demikian latihan percaya diri
dapat meningkatkan percaya diri remaja yang mengalami obesitas di MAN
KabupatenBanyumas .
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
41
41
41
E. Kerangka Teori
Penatalaksanaan Obesitas
Farmakolog Non Farmakolog
Jenis – Jenis (Rahmatika, 2008)
Olahraga
Diet
Terapi Psikologis
Kurangi Porsi Makan Faktor
Genetik
Faktor
Lingkung
ana
Faktor
Psikis
1. Definisi Obesitas
(Mayor, 2012)
2. Tanda dan Gejala
Obesitas
Dampak
obesitas Low Self
Esteem
Low Self Esteem latihan percaya
diri
1. Sesi kesatu mengenal diri
(menuliskan kelebihan dan
kelemahan ).
2. Sesi Kedua melatih
kemampuan mengungkapk-
an pikiran atau ide .
3. Sesi ketiga melatih
memahami percaya diri.
4. Sesi keempat meningkatkan
percaya diri
Remaja percaya diri
Ciri – ciri remaja percaya
diri (lautser, 2004) :
Tidak mementingkan diri
sendiri
Optimis
Yakin akan kemampuan
sendiri
Gamabar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Mager, (2004), Rahmatika
2008, Lautser 2004
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017
42
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang satu dengan
konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah
diuraikan pada tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Keterangan konsep
merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi
landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya.
Pada penelitian ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.2 kerangka konsep
F. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada pengaruh latihan percaya diri terhadap peningkatan percaya diri
pada remaja yang mengalami obesitas
Ho : Tidak ada pengaruh latihan percaya diri terhadap peningkatan percaya
diri pada remaja yang mengalami obesitas.
Percaya Diri Remaja
Obesitas sebelum latihan
percaya diri
Intervensi
Latihan Percaya
Diri
Percaya Diri
Remaja Obesitas
sesudah latihan
percaya diri
Pengaruh Latihan Percaya..., Wji Saputri, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017