koperasi

13
1 ARTIKEL ILMIAH STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN KOPERASI SEBAGAI PELAKU EKONOMI DI KABUPATEN BUNGO (Studi Kasus Pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bungo) OLEH: Nor Chasanah A1A108022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2013

Upload: harun-surya

Post on 19-Jun-2015

815 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

pengembangan Koperasi

TRANSCRIPT

Page 1: Koperasi

1

ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN

KOPERASI SEBAGAI PELAKU EKONOMI

DI KABUPATEN BUNGO (Studi Kasus Pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan Perdagangan

Kabupaten Bungo)

OLEH:

Nor Chasanah

A1A108022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JANUARI 2013

Page 2: Koperasi

2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN

KOPERASI SEBAGAI PELAKU EKONOMI

DI KABUPATEN BUNGO

(Studi Kasus Pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan Perdagangan

Kabupaten Bungo)

Oleh: Nor Chasanah

RINGKASAN

Koperasi adalah satu badan usaha dalam perekonomian Indonesia, yang

merupakan wadah kerjasama yang dibentuk dari, oleh dan untuk anggota. Dalam

era reformasi sekarang ini eksistensi koperasi ternyata semakin pudar. Pada satu

sisi koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan salah satu pilar

ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada sisi

lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan

mengentaskan kemiskinan dilakukan melalui program-program pemberdayaan

ekonomi rakyat. Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi diharapkan

akan mendukung upaya pemerintah tersebut. Pemerintah dalam hal ini dituntut

untuk dapat menghasilkan program dan kebijakan yang dapat mendukung

pemberdayaan koperasi.

Hasil penelitian ini yaitu Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Bungo dalam memberdayakan koperasi sebagai pelaku ekonomi

menggunakan tingkatan strategi fungsional karena menerapkan (1) Strategi

functional ekonomi (2) Strategi functional manajemen (3) Strategi isu stratejik.

Sedangkan jenis strategi yang digunakan adalah strategi integrasi, dimana

pemerintah dapat melakukan pengawasan dan mengontrol dan memungkinkan

melakukan intervensi kepada pelaku usaha (koperasi) dan pasar. Tingkat

keberdayaan koperasi di Kabupaten Bungo sebagai pelaku ekonomi sudah sangat

baik ini ditandai dengan peningkatan jumlah anggota, peningkatan asset,

peningkatan modal koperasi dan peningkatan volume usaha yang setiap tahunnya

meningkat. Tingkat pemberdayaan koperasi di kabupaten Bungo diantaranya

yaitu pemberian pinjaman dana bergulir, pembinaan dan pelatihan serta pola

kemitraan.

Kata kunci : strategi pemberdayaan, tingkat keberdayaan, tingkat pemberdayaan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,

menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-

seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut Sonny Sumarsono, (2008:11) koperasi

didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan

hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-

murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama,

bukan keuntungan.

Page 3: Koperasi

3

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi serta memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagaimana diatur

dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Menurut Tjakrawerdaja (2009) peran dan fungsi koperasi adalah untuk

menghimpun kekuatan ekonomi yang diproduksi oleh rakyat banyak guna

menjawab tantangan ekonomi global. Koperasi secara kolektif berusaha

meningkatkan proses produksi untuk menjadi lebih produktif dan efesien

sekaligus mensejahterakan anggotanya. Di sini koperasi diharapkan mengambil

peran dalam pemberdayaan di sektor ekonomi rakyat agar unit ekonomi dan usaha

kecil yang dimilikinya tidak terhenti atau terpuruk.

Untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi harus diberdayakan dengan baik

dan benar. Dan dalam pengelolaan pemberdayaan koperasi tersebut tentunya

memiliki suatu strategi tertentu guna mewujudkan apa yang telah menjadi tujuan

koperasi itu sendiri. Menurut Kumorotomo (2008) pemberdayaan koperasi

merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

serta menciptakan pembangunan yang merata dan adil. Dalam hal ini koperasi

hendaknya diarahkan untuk berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi,

pencipta lapangan kerja baru dan penumbuh daya-saing.

Dalam era reformasi sekarang ini eksistensi koperasi ternyata semakin

pudar. Pada satu sisi koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan

salah satu pilar ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian serius dari

pemerintah. Pada sisi lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi

pengangguran dan mengentaskan kemiskinan dilakukan melalui program-program

pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan demikian, melalui pemberdayaan

koperasi diharapkan akan mendukung upaya pemerintah tersebut. Pemerintah

dalam hal ini dituntut untuk dapat menghasilkan program dan kebijakan yang

dapat mendukung pemberdayaan koperasi.

Berkaitan dengan berbagai permasalahan ekonomi seperti pengangguran

dan kemiskinan yang hingga kini masih menunjukkan angka tertinggi dalam

masalah ekonomi di Kabupaten Bungo, Pemerintah Kabupaten Bungo melalui

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan Perdagangan berupaya untuk

memberdayakan usaha perkoperasian melalui berbagai program bantuan dan

pembinaan yang merupakan strategi bagi pemerintah dalam upaya

memberdayakan koperasi agar mandiri dan tumbuh berkembangan sehingga dapat

pula memberdayakan ekonomi anggota/masyarakat sekitarnya.

KAJIAN PUSTAKA

1. Strategi

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan

kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan

ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik,

ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut Stephanie K. Marrus, Strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Page 4: Koperasi

4

jangka panjang organisasi, diserta penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

agar tujuan tersebut dapat dicapai. Hamel & Prahalad (1995) mengatakan strategi

merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus -

menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

oleh para pelanggan di masa depan.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi, yaitu:

(a) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki dan menentukan misi untuk

mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut. (b) Melakukan

analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam menjalankan

misinya. (c) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors)

dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya. (d)

Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi

dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang

dihadapi. (e) Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005)

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins

(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.Keseluruhannya disebut

Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy

dan functional strategy. Jenis-jenis strategi antaralain (1) Strategi Integrasi, yaitu

integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya

disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan

perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing. (2)

Strategi Intensif, yaitu: penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut

sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika

posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan. (3)

Strategi Diversifikasi, yaitu terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu

diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa

baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah

produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut

diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut

diversifikasi konglomerat. (4) Strategi Defensif yaitu, disamping strategi

integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi

rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika

suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset

untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi

memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan

fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya

menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah

untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi

dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di

seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli

terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa

yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

(David, p.231, 2004)

Page 5: Koperasi

5

2. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Koperasi

Pemberdayaan usaha mikro ditujukan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat yang berusaha dalam skala usaha mikro. Pemerintah telah

memberikan berbagai fasilitas bantuan antara lain: (a) Kredit usaha dari dana

Surat Utang Pemerintah (SUP- 005) (b) Perkuatan permodalan dengan pola

kemitraan. (c) Linkage Program antara Bank Umum dengan koperasi (d)

Pembiayaan produktif konvensional dan syariah (e) Bantuan dana bergulir

sektoral (f) bantuan sarana pasar.

Pemberdayaan kelembagaan koperasi dapat dilakukan dengan mengembangkan

dan menguatkan koperasi-koperasi yang sudah ada atau menumbuhkan yang

belum ada tetapi potensial untuk memunculkan (contohnya, pengembangan

kelompok tani menjadi koperasi tani). Pengembangan dan penguatan

koperasi/KUD memerlukan ragam program aksi yang mencakup aspek penerapan

prinsip-prinsip perkoperasian, pengembangan organisasi dan manajemen

perkoperasian, pengembangan usaha dan permodalan dan pembinaan

perkoperasian.

3. Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi

Fungsi koperasi menurut Baswir (dalam Atmadji, 2007) salah satu fungsi

koperasi dalam bidang ekonomi antara lain dalam berusaha koperasi lebih

berperikemanusiaan artinya tidak semata-mata mencari keuntungan, pembagian

(SHU) lebih adil sesuai dengan jasa anggota terhadap koperasi, koperasi bukan

perkumpulan modal, jadi koperasi harus menghindari praktek monopoli, dengan

motif pelayanan pada anggota maka koperasi menawarkan barang dan jasa

dengan harga yang relatif lebih murah tanpa mengabaikan kualitas, koperasi

berfungsi meningkatkan penghasilan para anggotanya dengan membagikan

keuntungan koperasi kepada para anggotanya sesuai kontribusi yang diberikan

anggota kepada kepada koperasi, menyederhakan sistem tataniaga dengan

mengurangi mata rantai perdagangan yang tidak perlu, menumbuhkan sikap

jujur dan terbuka dalam pengelolaan perusahaan, menjaga terciptanya

keseimbangan antara penawaran dan permintaan, dan mendidik masyarakat

untuk mengalokasikan pendapatan secara efektif dan efisien.

Adapun peranan koperasi yaitu : (a) Meningkatkan taraf hidup sederhana

masyarakat Indonesia. (b) Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia.

(c) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara

menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.

Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat

dibagi menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan

manfaat koperasi di bidang sosial.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Deskriptif

kualitatif, dimana dalam memperoleh informasi dan data-data diperoleh dari

laporan program kerja Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

dan hasil wawancara. Wawancara bertujuan untuk menanyakan masalah yang

diteliti. peneliti ini dilakukan di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan

Perdagangan Kabupaten Bungo. Waktu yang dipakai dalam penelitian ini adalah

bulan Oktober-Desember 2012.

Page 6: Koperasi

6

Dalam penelitian ini dipergunakan metode pengumpulan data, antara lain:

Observasi, Wawancara, Dokumentasi. Teknik Analisis Data yang dipakai

adalah: (a) Analisis Domain, (b) Analisis Taksonomi (c) Analisis Kompensional

(d) Analisis Tema Budaya. Berdasarkan beberapa analisis data di atas, maka

dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian ini menggunakan analisis tema

budaya karena pada analisis tema budaya ini merupakan hasil dari analisis

domain, taksonomi, dan kompensional tersebut.

Tahapan penelitian meliputi (1) Tahap orientasi (2) Tahap Eksplorasi (3) Tahap

pengujian keabsahan data. Dalam memeriksa keabsahan data yang terkumpul,

penulis menggunakan teknik triangulasi. Moleong (2007:330) mengemukakan

triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu. Ada empat macam triangulasi, yaitu dengan

menggunakan sumber,metode, penyidik, dan teori. Sedangkan menurut sugiyono

(2007:330) triangulasi adalah sebagai tehnik pengumpilan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

sudah ada.

HASIL DAN PEMBHASAN

a. Profil Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bungo

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No.38/2007 tentang

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,

telah ditegaskan bahwa koperasi dan usaha kecil-menengah merupakan salah satu

dari 26 urusan wajib yang harus diselenggarakan dengan baik oleh pemerintah

daerah. Demikian juga, ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No.41/2007

tentang struktur organisasi dan tata-kerja pemerintah daerah telah mengatur bahwa

urusan koperasi hendaknya dikelola oleh sebuah satuan direktif yang berbentuk

dinas.

Pelaksanaan dari dua PP diatas kemudian oleh Pemerintah Kabupaten

Bungo dengan membentuk Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) berupa Dinas

Koperasi yang digabungkan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang

selanjutnya SKPD tersebut menjadi Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bungo.

Tujuan dengan dibentuknya Dinas Koperasi dan Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bungo adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat Kabupaten Bungo. Ini adalah bentuk komitmen Kabupaten

Bungo terhadap fasilitas dan pemberdayaan koperasi yang diwujudkan dengan

perangkat kelembagaan yang khusus dimaksudkan bagi koperasi.

b. Strategi Pemberdayaan Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi

Strategi pemerintah daerah kabupaten bungo melalui Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam memberdayakan Koperasi

tertuang dalam Rencana Strategi (Renstra) Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian

dan Perdagangan tahun 2007-2012. Renstra merupakan penjabaran teknis

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfungsi

sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah

kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 7: Koperasi

7

(SKPD) pada masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati selaku Kepala

Daerah dan Pemerintah Kabupaten Bungo selama 5 tahun.

Di samping itu Renstra Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bungo merupakan perangkat dokumen dasar dalam

pengukuran kinerja atas pelayanan publik di Bidang Koperasi, Bidang UMKM,

Bidang Industri dan Bidang Perdagangan yang akan dievaluasi setiap akhir tahun

dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai

umpan balik guna melihat sejauhmana capaian dapat direalisasi sebagai wujud

dari tanggungjawab pelaksanaan tugas dinas. Dengan demikian sekaligus sebagai

alat kontrol bagi pimpinan dalam membuat keputusan strategis bagi kepentingan

masyarakat Kabupaten Bungo pada khususnya, dan pembangunan daerah pada

umumnya

Dengan demikian strategi akan dapat memberikan kesan pandang dalam

melaksanakan tujuan dan sasaran, dengan demikian dapat dipormulasikan sebagai

berikut :

(a) Kebijakan

Kebijakan merupakan kumpulan keputusan-keputusan yang menentukan

secara teliti tentang bagaimana strategi akan dilaksanakan atau dengan kata lain

kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu,

mengatur sesuatu mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian

tujuan dan sasaran, mengarahkan pada kondisi-kondisi dimana setiap pejabat dan

pelaksana di organisasi mengetahui tentang apakah mereka memperoleh

dukungan atau tidak untuk bekerja dan mengimplementasikan keputusan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bungo periode 2007 s/d 2012 ,

menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) sebagai berikut:

1. Meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan

adopsi penerapan teknologi

2. Mengembangkan UKM dengan pendekatan klaster pada sektor agribisnis dan

agroindustri yang didukung adanya pemberian kemudahan dalam pengelolaan

usaha, sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk

memperoleh efisiensi kolektif

3. Mengembangkan UKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi,

perkuatan keterkaitan industry, percepatan pengalihan tekonologi, dan

peningkatan kualitas SDM

4. Meningkatkan system dan strategi dalam menumbuhkan wirausaha baru

berbasis ilmu pengatahuan dan teknologi

5. Mendorong perkuatan struktur industry pada sub-sektor yang memiliki potensi

keuntungan kompetitif

(b) Program

Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk

mengimplementasikan strategi organisasi, penentu jumlah dan jenis sumber daya

yang diperlukan. Penjabaran Program operasional harus memiliki tingkat

kerincian yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam kebijakan.

Program yang dilaksanakan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bungo untuk Periode 2007 s/d 2012 dalam

memberdayakan koperasi : (1) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi

Industri (2) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Page 8: Koperasi

8

(c) Kegiatan

Penetapan tujuan dan sasaran yang merupakan bagian dari rencana strategik,

adalah upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pencapaian kinerja dapat

diukur dengan baik apabila terdapat satuan pengukuran yang memadai. Oleh

karena itu diperlukan suatu program aksi yang dapat menunjang organisasi Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bungo dalam

upaya meningkatkan nilai kinerjanya yaitu berupa rencana kegiatan. Rencana

kegiatan tersebut antara lain: (1) Kegiatan Pembinaan Kemampuan Teknologi

Industri (2) Kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Prgram Pembangunan

Koperasi (3) Kegiatan Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi

berprestasi (4) Kegiatan Pelatihan Pembukuan Simpan Pinjam (5) Kegiatan

Pelatihan Auditor bagi pengawas Koperasi/KUD

c. Tingkat Keberdayaan Koperasi di Kabupaten Bungo

Berikut ini disajikan data perkembangan koperasi di Kabupaten Bungo Tahun

2007 sampai dengan Tahun 2011.

Table 1.

Data perkembangan Koperasi di Kabupaten Bungo

tahun 2007 - 2012

NO URAIAN Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Jumlah Koperasi ( Unit )

248

256

265

273

295

2

Jumlah Koperasi Aktif (

Unit )

170

170

181

189

201

3

Jumlah Koperasi Tidak

Aktif ( Unit )

87

84

84

84

94

4 Jumlah Anggota ( Org )

24,755

25,514

26,514

26,982

27,369

5

Jumlah Asset ( Rp.000,-

)

19,422,640

21,759,960

22,442,600

24,664,000

47,886,987,000

6

Jumlah Modal Sendiri (

Rp.000,- )

18,415,760

20,592,680

21,211,480

22,762,000

20,768,182,000

7

Jumlah Modal Pinjaman

( Rp.000,- )

18,180,044

19,324,950

20,556,205

21,984,000

14,529,949,000

8

Volume Usaha / Omset (

Rp.000,- )

98,550,460

106,335,620

108,292,440

116,846,000

122,497,314,000

9

Sisa Hasil Usaha (

Rp.000,- )

3,224,376

3,884,208

4,198,000

4,266,000

4,468,718,000

Berdasarkan data diatas dapat dijabarkan bahwa perkembangan koperasi di

kabupaten bungo setiap tahunnya meningkat yaitu, 248 pada tahun 2007, tahun

2008 berjumlah 256, tahun 2009 berjumlah 265, tahun 2010 273 buah, dan tahun

2011 berjumlah 295 buah. Jumlah masyarakat yang menjadi anggota koperasi di

Kabupaten Bungo pada tahun 2007 adalah sebanyak 24.755 orang. Jumlah

tersebut meningkat pada tahun 2008 sebanyak 25.514 orang untuk tahun 2009

jumlah anggota bertambah lagi menjadi 26.514 orang dan tahun 2010 adalah

Page 9: Koperasi

9

sebanyak 26.982 orang. Hingga akhir tahun 2011 jumlah anggota koperasi

sebanyak 27.369 orang.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah asset koperasi di Kabupaten

Bungo setiap tahunnya mengalami peningkatan, secara berturut setiap tahunnya

Rp. 19.622.940.000,-pada tahun 2007, Rp. 21.759.960.000,- pada tahun 2008,

22.442.600.000,- pada tahun 2009, 24.664.000.000,- tahun 2010, dan menjadi

47.886.987.000,- pada tahun 2011. Modal koperasi mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Secara berturut-turut modal koperasi yang berasal dari modal sendiri

yaitu; Rp. 25,852,000,000,- pada tahun 2011, Rp. 22,762,000,000,- pada tahun

2010, Rp. 22,762,000000,- pada tahun 2009, Rp. 20,592,680000,- pada tahun

2008, Rp. 18,415,760000,- pada tahun 2007. Data diatas juga menunjukkan,

perkembangan jumlah Volume Usaha/Omset koperasi di Kabupaten Bungo yaitu:

Rp. 129,764,000.000,- pada tahun 2011, Rp. 116,846,000,000,- pada tahun 2010,

Rp. 108,292,440,000,- pada tahun 2009, Rp. 106,335,620,000,- pada tahun 2008,

Rp. 98,550,460,000,- pada tahun 2007. SHU koperasi dapat dijabarkan yaitu: Rp.

4,929,000,000- pada tahun 2011,Rp. 4,266,000,000,- pada tahun 2010, Rp.

4,198,000, 000,- pada tahun 2009, Rp. 3,884,208,000,- pada tahun 2007, Rp.

3,224,376, 000,- pada tahun 2007.

d. Tingkat Pemberdayaan Koperasi di Kabupaten Bungo

1. Penguatan Sistem Permodalan

Penguatan sistem permodalan yang dilakukan oleh Pemerintah pada

koperasi di Kabupaten Bungo meliputi:

Program Bantuan Dana Modal Usaha dan Dana Bergulir yang berasal dari

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Bantuan dana modal usaha dan dana bergulir pada koperasi di Kabupaten

Bungo yaitu:

Tabel 2

Perkembangan jumlah Bantuan dana modal usaha dan dana bergulir

Koperasi di Kabupaten Bungo Tahun 2007-2011 (dalam ribuan rupiah)

N

No

Tahun Jumlah SHU (Rp)

1

1

2011 60,000,000,-

2

2

2010 150,000,000,-

Program Bantuan Dana Bergulir dari Disperindagkop Kabupaten Bungo

Program bantuan dana bergulir bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Bungo setiap tahunnya sama besarnya yaitu sebesar

Rp. 300.000.000,-. Dana bergulir disini maksudnya adalah dana pinjaman yang

diperbantukan kepada koperasi untuk usaha-usaha koperasi dan koperasi harus

mengembalikan kembali ke Pemerintah dalam jangka waktu tertentu dengan

tingkat bunga 0 %. Selanjutnya dana yang dikembalikan ke Pemerintah

digulirkan/dipinjamkan kembali ke koperasi yang lain

Page 10: Koperasi

10

2. Pembinaan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah merupaka

suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja koperasi, baik itu

menejerial usaha, administrasi usaha, dan strategi pengembangan usaha. Secara

berturut-turut pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh koperasi antara

lain: (1) Pelatihan Menejeria Pengurus Koperasi (2) Pelatihan Auditorial, (3)

Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi (3) Pelatihan dan penguatan

kelembagaan koperasi (4) Pemberian Bantuan Alat-alat produksi (5) Pembinaan

door to door

Disamping pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

kabupaten, para koperasi juga diikut sertakan pada pelatihan yang diadakan oleh

pemerintah di tingkat provinsi yaitu: (1) Pelatihan Menejemen Koperasi, (2)

Pelatihan Bimbingan dan Teknis Koperasi (3) Pemberian Bantuan alat-alat

produksi

PEMBAHASAN Berdasarkan temuan dilapangan baik data maupun hasil wawancara strategi

yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam memberdayakan koperasi sebagai

pelaku ekonomi di Kabupaten Bungo sudah berhasil ini ditandai dengan

peningkatan jumlah anggota, peningkatan asset, peningkatan modal koperasi dan

peningkatan volume usaha yang setiap tahunnya meningkat. Keberhasilan ini

adalah karena stretegi yang digunakan berhasil dan tepat guna. Strategi yang

paling berhasil dalam meperdayakan koperasi.

Disamping adanya strategi yang tepat guna, pemberdayaan koperasi juga

didukung oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten bungo sebagai

pengawas pemerintah dan pengesahan anggaran. Menurut Drs. Sadikun bentuk

dukungan dari DPRD Kabupaten bungo adalah pengesahan anggaran yang sudah

diajukan oleh dinas melalui bupati kepada Dewan.

Dalam melaksanakan pemberdayaan koperasi, Dinas Koperai, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan dibantu oleh pihak ketiga, seperti Dewan Koperasi

wilayah, Lembaga swadaya Masyarakat, perbankan serta pihak-pihak lain.

Keberhasilan koperasi dalam memberdayakan koperasi tidak diiringi dengan

keadaan koperasi yang benar-benar berperan sebagai pelaku ditengah-tengah

perekonomian masyarakat. Ini ditandai dengan temuan data bahwa terdapat

koperasi yang tidak aktif. Disamping merehabilitasi koperasi agar aktif kembali,

pemerintah juga melakukan langkah-langkah pencegahan agar koperasi yang aktif

menjadi tidak aktif. Ini bertujuan agar peran dan fungsi koperasi dapat sebagai

pelaku ekonomi yang bisa membantu perekonomian masyarakat melalui kinerja

koperasi itu sendiri. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam

memberdayakan, Diskoperindag Kabupaten Bungo tentu terdapat faktor

pendukung dan penghambatnya. Faktor pendukung merupakan faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dalam memberdayakan koperasi sedangkan faktor

penghambat adalah faktor penunda keberhasilan dalam memberdayakan koperasi.

Faktor pendukung dalam memberdayakan koperasi juga tertuang dalam

Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bungo tahun 2007-2012. Faktor pendukung tersebut antara lain:

1. Adanya komitmen yang tinggi dari Kepala Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan beserta Staf.

Page 11: Koperasi

11

2. Adanya Struktur dan uraian tugas yang jelas, serta Rencana Kerja yang

terarah merupakan suatu kekuatan penting dalam mewujudkan Visi dan Misi

yang ditetapkan.

3. Tersedianya data informasi mengenai Koperasi, UMKM, Perindustrian dan

Perdagangan merupakan dasar untuk menentukan langkah dan penyusunan

program pembangunan selanjutnya.

4. Adanya dukungan pimpinan dalam pelaksanaan tugas baik rutin maupun

proyek, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan

program yang telah dibuat.

5. Didalam pengajuan program pembangunan sektor Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan sangat diperlukan dukungan dari pihak

Legislatif.

6. Tersedianya Dana untuk melaksanakan berbagai program-program Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bungo.

Secara umum faktor pendukung dalam pemberdayaan koperasi adalah

dukungan finansial/pendanaan dalam menjalankan program kerja yang sudah

ditetapkan.

Sedangkan faktor penghambat dalam memberdayakan koperasi juga

tertuang dalam Renstra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bungo tahun 2007-2012. Faktor pendukung tersebut antara lain:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia relatif terbatas, hal ini dapat dilihat dari

kurang berkembangnya Kewirausahaan, serta kemampuan dalam

memanfaatkan peluang usaha.

2. Masih terbatasnya pembinaan kelapangan untuk membina Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan

3. Belum memadainya tenaga kerja yang terampil baik tenaga pengola Usaha

maupun Tenaga Operasional / Tehnis

4. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan tugas.

5. Kurangnya Informasi potensi komoditi unggulan.

6. Akurasi data base yang masih rendah.

7. Masih terbatasnya penyebaran informasi teknologi, informasi pasar

khususnya yang berkenaan dengan penggunaan teknologi proses, mutu

produk, disain dan harga.

Kondisi objektive mengatakan bahwa faktor penghambat dalam

memberdayakan koperasi yaitu:

1. Faktor keadaan koperasi yang sangat jauh lebih kurang 80 KM

2. Medan jalan menuju koperasi yang tidak bagus

3. Mata pencarian anggota yang tidak tetap

4. Dana pembinaan yang terbatas

5. Anggota dari dinas yang sedikit untuk turun kelapangan sedangkan jumlah

koperasi ratusan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang sudah dikemukakan diatas pada BAB IV maka diperoleh

kesimpulan bahwa:

a. Profile Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bungo

dalam memberdayakan Koperasi di Kabupaten Bungo

Page 12: Koperasi

12

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bungo

merupakan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) kabupaten bungo yang

dibentuk berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat kabupaten bungo. Ini

adalah bentuk komitmen Kabupaten Bungo terhadap fasilitas dan pemberdayaan

koperasi yang diwujudkan dengan perangkat kelembagaan yang khusus

dimaksudkan bagi koperasi

b. Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bungo dalam

memberdayakan koperasi sebagai pelaku ekonomi

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Bungo dalam

melaksanakan pemberdayaan koperasi menggunakan tingkatan strategi fungsional

karena menerapkan (1) Strategi functional ekonomi (2) Strategi

functional manajemen (3) Strategi isu stratejik. Sedangkan jenis strategi yang

digunakan adalah strategi integrasi, dimana pemerintah dapat melakukan

pengawasan dan mengontrol dan memungkinkan melakukan intervensi kepada

pelaku usaha (koperasi) dan pasar

c. Tingkat keberdayaan koperasi di Kabupaten Bungo sebagai pelaku ekonomi

Tingkat keberdayaan koperasi koperasi sebagai pelaku ekonomi di Kabupaten

Bungo sudah sangat baik ini ditandai dengan peningkatan jumlah anggota,

peningkatan asset, peningkatan modal koperasi dan peningkatan volume usaha

yang setiap tahunnya meningkat.

d. Tingkat pemberdayaan koperasi dî Kabupaten Bungo

Tingkat pemberdayaan koperasi di kabupaten Bungo diantaranya yaitu pemberian

pinjaman dana bergulir, pembinaan dan pelatihan serta pola kemitraan.

Meskipun dalam penelitian ini diperoleh hasil melalui data-data dan

wawancara, namun ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Bungo, yaitu

meskipun terdapat peningkatan jumlah koperasi namun perlu ada pengawasan dan

pembinaan yang lebih intensif terhadap koperasi yang sudah ada sehingga dapat

beroperasi secara optimal, agar koperasi terus bekerja aktif perlu dilakukan sebuah

stimulus positif misalnya melalui kegiatan lomba koperasi tingkat kabupaten, atau

bisa juga pameran koperasi sehingga koperasi bekerja lebih aktif dan berjalan

sebagaimana mestinya.

DAFTAR RUJUKAN

J. David, Hunger dan Wheelen, Thomas .L. 2001. Manajemen Strategis. Online :

http://jurnal sdm.blogspot.com/search/label/Manajemen%20Stratejik diakses pada

tanggal 13 Oktober 2011

Suwandi, Ima. Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial , Penerbit

Bharata

Kartasapoetra, G, dkk. 2007. Koperasi Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta

Moleong, Lexy. 2007. Metode penelitian kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Page 13: Koperasi

13

Ninik Widiyanti, Y.W. Sunindhia. 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia.

Rineka Cipta, Jakarta

Sitio, Arifin & Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga,

Jakarta

Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta, Jakarta

[email protected]