konversi sistem treasury pada pt bank xyz dosen :...
TRANSCRIPT
KONVERSI SISTEM TREASURY
PADA PT BANK XYZ
Dosen :
Dr. Ir. Imam Suroso, M.Sc
Disusun oleh:
Tommy Andika
K25161108
Kelas E62
Mata Kuliah :
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisannya adalah untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada triwulan 1 kelas E-62 MB-
IPB.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentunya tidak terlepas dari beberapa
kendala yang penulis alami terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc, yang senantiasa memberikan arahan
dan bimbingannya.
2. Rekan-rekan angakatan E-62 MB IPB yang telah membantu dalam diskusi
dan pembahasan tugas kuliah ini.
Sebagai seorang mahasiswa/i pasca sarjana yang masih di dalam proses
pembelajaran, penulis sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Jakarta, Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen ................................................................ 3
2.2. Konversi Sistem ................................................................................................... 3
2.3. Metode-Metode Konversi Sistem ........................................................................ 5
2.4. Metode Konversi File .......................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 8
BAB IV PENUTUPAN .................................................................................................. 11
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
4.2. Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Metode Konversi Langsung (Direct Conversion) ........................................ 8
Gambar 3.2. Metode Konversi Paralel (Parallel Conversion) .......................................... 9
Gambar 3.3. Metode Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) ..................................... 9
Gambar 3.4. Metode Konversi Pilot (Pilot Conversion) ................................................ 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan dilakukan untuk
mendukung strategi bisnis perusahaan, proses bisnis, struktur dan budaya
perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai bisnis dari perusahaan tersebut.
Dukungan strategis dari penerapan sistem informasi pada perusahaan tersebut
dalam bentuk peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan berbagai
tugas atau aktifitas harian perusahaan.
Sebuah sistem informasi merupakan sistem buatan manusia yang berisi
himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-
komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data,
menyimpan data, memproses data, dan menghasilkan informasi. Sebuah sistem
informasi melayani dua fungsi penting dalam sebuah perusahaan. Pertama, sistem
informasi mencerminkan dan mengamati aksi-aksi dalam sistem operasi, yaitu
dengan memproses, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi operasional.
Kedua, sistem informasi mendukung kegiatan-kegiatan manajerial, termasuk
pembuatan keputusan-keputusan manajemen. Kontribusi optimal dari suatu sistem
informasi akan dapat dicapai suatu perusahaan dengan menerapkan sistem
informasi yang terkomputerisasi (terotomatisasi).
PT Bank XYZ merupakan perusahaan yang sudah lama bergerak dibidang
perbankan. Salah satu divisi yang terdapat dalam struktur organisasi bank adalah
divisi treasury dan internasional. Divisi tersebut telah menggunakan sistem
treasury Opics produk Mysis International Financial Solutions selama hampir 10
Tahun dan linsensi akan berakhir pada 28 Mei 2017. Sistem Opics menunjang
bisnis di Divisi Treasury terutama unit Dealing Room dalam bertrasaksi valas,
pasar uang, dan pasar modal. Setiap akhir hari sistem Opics akan men-generate
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan valas, pasar uang, dan pasar modal
yang nantinya akan disinkronkan ke core banking system. Namun, selama masa
penggunaan kualitas service yang diberikan oleh pihak Mysis mengalami
penurunan, respon service lamban dan sistem sering mengalami gangguan
sehingga PT Bank XYZ melakukan tender pergantian sistem treasury. Terkait
dengan hal ini, tantangan manajemen saat ini adalah pemilihan metode konversi
sistem yang terbaik agar sistem yang baru dapat berjalan dengan baik dan tidak
mengganggu laporan keuangan serta kinerja bank.
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalahnya adalah apa sajakah metode-metode konversi sistem yang dapat
dilakukan sehingga manajemen mendapatkan deskripsi mengenai kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode dan dapat mengambil keputuan yang terbaik.
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penulisan yang hendak dicapai adalah memberikan deskripsi kepada manajemen
mengenai metode-metode konversi yang dapat dilakukan serta kelebihan dan
kekurangan masing-masing sehingga manajemen dapat mengambil keputusan
yang terbaik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen secara umum adalah kumpulan dari interaksi
sistem-sistem dan sub-sistem informasi terkoordinasi yang berguna bagi suatu
organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan secara efektif dan efisien
sehingga dapat memecahkan masalah bisnis dan mencapai tujuan perusahaan.
Beberapa ahli mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai berikut :
1) Menurut Bodnar dan juga Hopwood (1993) didalam buku Accounting
Information System adalah suatu Kumpulan perangkat keras serta juga
perangkat lunak yang dirancang untuk dapat mentransformasikan data
didalam bentuk informasi yang berguna.
2) Menurut Turban, McLean, serta Waterbe (1999) didalam buku
Information Technology for Management Making Connection for
Strategies Advantages adalah suatu Sistem yang mengumpulkan (collect),
memproses (Processing), menyimpan (save), menganalisa (analyze), serta
juga menyebarkan (spread) informasi untuk tujuan yang lebih spesifik.
3) Menurut Jogiyanto (2003) Sistem Informasi sebenarnya menunjukkan
sistem-sistem informasi fungsional, yaitu sistem-sistem informasi yang
diterapkan di fungsi-fungsi organisasi.
4) Menurut O’brien (2010) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu
sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan
operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu
organisasi. merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware,
software, communication network dan data resources (kelima unsur ini
disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan
menyebarkan informasi dalam organisasi.
2.2. Konversi Sistem
Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau
proses pengubahan dar sistem lama ke sistem yang baru. Adapun beberapa
definisi konversi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, konversi adalah perubahan
dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain; perubahan pemilikan
atas suatu benda, tanah, dan sebagainya; perubahan dari satu bentuk (rupa
dan sebagainya) ke bentuk (rupa dan sebagainya) yang lain.
4
2) Adapun pengertian Konversi sistem menurut Jogiyanto (2003) adalah
bahwa Konversi sistem atau implementasi sistem merupakan proses
mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan sistem yang baru
3) Menurut James A. O’Brien (2010) mengatakan bahwa operasi awal dari
sistem bisnis yang baru, dapat menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya
memerlukan proses konversi (convertion) dari penggunaan sistem yang
ada saat ini ke operasi aplikasi yang baru atau yang lebih baik.
Perusahaan atau organisasi melakukan pengalihan atau konversi sistem
yang lama disebabkan karena beberapa hal dintaranya :
1) Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem yang
lama sehingga mengakibatkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi
sesuai dengan yang diharapkan atau karena adanya pertumbuhan
organisasi yang menyebabkan timbulnya kebutuhan informasi yang
semakin luas, volume pengolahan data juga semakin meningkat dan terjadi
perubahan prinsip akuntansi yang baru sehingga perlu disusun sistem yang
baru. Sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi
semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2) Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan pasar
yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan
berhasil atau tidaknya strategi dan pengembangan sistem informasi
sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3) Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah.
Kesulitan dan kompleksitas dalam pengkonversian sistem tergantung dari
beberapa faktor. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus
(canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan
relatif lebih mudah. Jika konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi
baru, database baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru,
jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedurnya, maka konversi menjadi
agak sulit dan menantang. Fenomena kegagalan pada konversi sistem terjadi
karena:
1) Sistem yang dikembangkan tidak atau kurang sesuai dengan keinginan
user, karena proses investigasi, analisa design sistem yang dikembangkan
kurang tajam.
2) Adanya perilaku yang cenderung menolak atau sulit menerima setiap
perubahan dalam organisasi perusahaan, khususnya yang sistem informasi
baru yang memerlukan peningkatan pengetahun dan keterampilan.
3) Adanya kekhawatiran dari karyawan perusahaan apabila sistem informasi
baru (komputerisasi) diimplementasikan akan terjadi ‘lay-off’ karyawan
perusahaan (pengurangan pegawai).
5
4) Tidak dibarengi dengan ‘business re-engineering process’, sehingga
sistem komputerisasi kurang memberikan dampak effisiensi dan
efektivitas yang maksimal bagi perusahaan.
5) Perencanaan aktivitas implementasi tidak dipersiapkan secara
comprehensive dan integrated yang meliputi aktivitas :
Hardware, software and services acquisition
Software development or modification
End user training
System documentation & Conversion methode : pilot project, paralllel
cut-over, phase-in cut over, direct cut over (plunge).
2.3. Metode-Metode Konversi Sistem
Pemimilihan metode konversi sistem sangat tergantung dari kemampuan
perusahaan dalam menanggapi risiko kegagalan konversi dan biaya implementasi.
Terdapat empat metode konversi sistem menurut Jogiyanto (2003) yaitu :
1) Konversi Paralel
Pendekatan atau strategi konversi paralel (parallel conversion) dilakukan
dengan mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem yang lama
selama satu periode waktu tertentu. Kedua sistem ini dioperasikan bersama-sama
untuk meyakinkan bahwa sistem yang baru telah benar-benar beroperasi dengan
sukses sebelum sistem yang lama dihentikan. Kebaikan sistem ini adalah risiko
penerapan yang rendah, yaitu jika sistem yang baru gagal, sistem yang lama masih
tetap beroperasi. Kelemahan dari pendekatan ini adalah biaya yang harus
dikeluarkan. Karena dua sistem berjalan bersama-sama, maka biaya operasi
sistem-sistemnya menjadi mahal. Pendekatan ini banyak digunakan untuk sistem
yang kompleks dan besar.
2) Konversi Pilot
Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan
konversi lokasi (location convertion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi
sebagai suatu percontohan dan jika berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya.
Pendekatan ini biasanya dilakukan bila suatu sistem yang sejenis akan diterapkan
ke banyak bagian atau lokasi atau departemen. Kebaikan dari pendekatan ini
adalah risiko kegagalan penerapan sistem sedang yaitu kegagalan sistem mungkin
terjadi hanya terletak pada lokasi konversi yang awal saja, karena kesalahan pada
lokasi sebelumnya dapat dibetulkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
kesalahan pada lokasi berikutnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu
konversi dapat menjadi lama, karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh
lokasi tetap bertahap untuk masing-masing lokasi.
6
3) Konversi Bertahap
Pendekatan atau strategi konversi bertahap (phasing conversion atau
stepped conversion atau phased cut-over conversion) dilakukan dengan
menerapkan masing masing modul dari sistem secara bertahap dan urut.
Pendekatan ini dilakukan dengan menerapkan sebuah modul terlebih dahulu dan
jika sukses maka disusul oleh modul lainnya sampai semua modul selesai
diterapkan. Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko kegagalan penerapan
sistem sedang yaitu kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak pada modul
konversi yang awal saja, karena kesalahan pada modul sebelumnya dapat
dibetulkan terlebih dahulu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi
dapat menjadi lama, karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh modul tetapi
bertahap untuk masing-masing modul.
4) Konversi Langsung (Direct Conversion)
Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion atau direct
cutover atau cold turkey conversion atau abrupt cutover) dilakukan dengan
mengganti sistem yang lama langsung dengan sistem yang baru. Kebaikan dari
pendekatan ini adalah pada biaya konversinya yang tidak terlalu besar. Kelemahan
dari pendekatan ini adalah risiko yang harus ditanggung besar, karena kegagalan
sistem yang baru dapat berakibat fatal berhentinya kegiatan dari sistem karena
sistem yang lama juga sudah dihentikan.
2.4. Metode Konversi File
Konversi sistem berhasil tergantung pada seberapa bisanya profesional
sistem menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan
untuk sistem baru. Dengan mengkorversi suatu file, maksudnya adalah bahwa file
yang tetah ada (existing) harus dimodifikasi setidaknya dalam format file tersebut,
isi file tersebut, media penyimpanan dimana file ditempatkan. Dalam suatu
konversi sistem, kemungkinan beberapa file bisa mengalami ketiga aspek
konversi tersebut secara serentak. Terdapat dua metode dasar yang bisa digunakan
untuk menjalankan konversi file berikut ini:
1) Konversi File Total
Konversi File Total dapat digunakan bersama dengan semua metode
konversi file sistem di atas. Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada
media yang bisa dibaca komputer, maka bisa dituliskan program sederhana untuk
mengkonversi file dari format lama ke format baru. Umumnya pengkonversian
dari satu sistem komputer ke sistem yang lain akan melibatkan tugas-tugas yang
tidak bisa dikerjakan secara otomatis.
Rancangan file baru hampir selalu mempunyai field-field record
tambahan, struktur pengkodean baru, dan cara baru perelasian item-item data
(misalnya, file-file relasional). Seringkali, selama konversi file, kita perlu
mengkonstruksi prosedur kendali yang rinci untuk memastikan integritas data
7
yang bisa digunakan setelah konversi itu. Dengan menggunakan klasifikasi file
berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama
konversi:
File Master, Ini adalah file utama dalam database. Biasanya paling
sedikit satu file master diciptakan atau dikonversi dalam setiap
konversi sistem.
File Transaksi, File ini selalu diciptakan dengan memproses suatu sub-
sistem individual di dalam sistem informasi. Akibatnya, perlu dicek
secara seksama selama pengujian sistem informasi.
File Indeks, File ini berisi kunci atau alamat yang menghubungkan
berbagai file master. File indeks baru harus diciptakan kapan saja file
master yang berhubungan dengannya mengalami konversi.
File Tabel, File ini dapat juga diciptakan dan dikonversi selama
konversi sistem. File tabel bisa juga diciptakan untuk mendukung
pengujian perangkat lunak.
File Backup, Kegunaan file backup adalah untuk memberikan
keamanan bagi database apabila terjadi kesalahan pemrosesan atau
kerusakan dalam pusat data. Oleh karenanya, ketika suatu file
dikonversi atau diciptakan, file backup harus diciptakan.
2) Konversi File Gradual
Konversi File Gradual (sedikit demi sedikit) terutama digunakan dengan
metode paralel dan phase-in. Dalam beberapa contoh, akan bekerja untuk metode
pilot. Umumnya konversi file gradual tidak bisa diterapkan untuk konversi sistem
langsung. Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual
(sedikit demi sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka
menunjukkan beberapa aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak
menunjukkan aktivitas tidak pernah dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara
berikut :
Suatu transaksi diterima dan dimasukkan ke dalam sistem.
Program mencari file master baru (misalnya file inventarisasi atau file
account receivable) untuk record yang tepat yang akan di update oleh
transaksi itu. Jika record tersebut telah siap dikonversi, berarti peng-
update-an record telah selesai.
Jika record tersebut tidak ditemukan dalam file master baru, file
master lama diakses untuk record yang tepat, dan ditambahkan ke file
master baru dan di update.
Jika transaksi tersebut adalah record baru, yakni record yang tidak
dijumpai pada file lama maupun file baru (misalnya, pelanggan baru),
maka record baru disiapkan dan ditambahkan ke file master baru
8
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem treasury opics yang digunakan oleh PT Bank XYZ digunakan
untuk melakukan penginputan, pencatatan, dan perhitungan atas transaksi valuta
asing, transaksi pasar uang, dan transaksi pasar modal. Setiap akhir hari (end of
days) sistem akan men-generate transaksi tersebut dan mensinkronkan ke core
banking system untuk dicatat ke laporan keuangan bank. Namun, selama masa
penggunaan kualitas service yang diberikan oleh pihak Mysis mengalami
penurunan, respon service lamban dan sistem sering mengalami gangguan saat
proses end of day. Hal ini yang membuat manajemen PT Bank XYZ melakukan
tender pergantian sistem treasury opics yang akan jatuh tempo Mei 2017.
Fokus manajemen adalah mengurangi risiko-risiko kegagalan yang
mungkin akan terjadi saat konversi sistem yang lama ke sistem yang baru
mengingat bahwa transaksi dan portofolio dari transaksi valas, pasar uang dan
pasar modal yang besar sehingga menimbulkan risiko operasional kesalahan
dalam pencatatan laporan keuangan bank yang dapat berdampak negatif bagi
manajemen. Selain itu, waktu konversi yang relatif singkat juga menjadi perhatian
manajemen menimbang bahwa sistem yang lama akan jatuh tempo.
Ada 4 metode yang dapat dilakukan untuk mengkonversi sistem yang
lama dengan sistem yang baru , yaitu :
1) Metode Konversi Langsung (Direct Conversion)
Proses konversi langsung yakni sistem treasury yang baru
diimplementasikan dalam waktu yang bersamaan sistem treasury opics dimatikan.
Apabila proses konversi telah dilakukan maka untuk kembali ke sistem treasury
opics sudah tidak dapat dilakukan lagi.
Pendekatan metode konversi langsung akan bermanfaat apabila :
Sistem tersebut tidak mengganti sistem yang lain.
Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai.
Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduannya.
Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan
perbandingan antara sistem-sistem tersebut tidak berarti.
Kelebihan dari konversi langsung adalah relatif tidak mahal. Kelemahan
darikonversi langsung adalah mempunyai tingkat resiko kegagalan yang
SISTEM TREASURY
OPICS
SISTEM TREASURY
BARU
Gambar 3.1. proses konversi langsung (direct onversion)
9
tinggi. Apabila konversi langsung akan digunakan, maka aktivitas-aktivitas
pengujian dan pelatihan akan mengambil peran yang sangat penting.
Metode konversi langsung ini tidak cocok apabila diterapkan pada PT
Bank XYZ karena risiko yang sangat besar dan sangat fatal.
2) Metode Konversi Paralel (Parallel Conversion)
Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem treasury
opics dan sistem treasury baru beroperasi secara serentak untuk beberapa
periode waktu. Dalam model konversi paralel, output dari masing-masing
sistem tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi.
Kelebihan dari metode ini adalah mampu unutk memberikan derajad
proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru.
Sedangkan untuk kelemahannya adalah besarnya biaya untuk penduplikasian
fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut.
Metode konversi ini dapat menjadi pertimbangan bagi manajemen PT
Bank XYZ karena risiko kegagalan yang terukur walaupun akan memberikan
biaya yang relatif besar namun dikarenakan faktor risiko kegagalan lebih
difokuskan manajemen daripada faktor biaya maka metode konversi ini dapat
menjadi salah satu solusi terbaik.
3) Metode Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
Metode konversi bertahap ini dilakukan dengan menggantikan suatu
modul dari sistem treasury opics dengan sistem treasury baru. Jika terjadi sesuatu,
modul yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tidak
terjadi masalah, maka modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk
mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini,
akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru.
Kelebihan dari metode konversi ini adalah risiko kegagalan penerapan
sistem sedang yaitu kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak pada modul
SISTEM TREASURY OPICS
SISTEM TREASURY BARU
Gambar 3.2. metode konversi paralel (parallel onversion)
SISTEM TREASURY OPICS
SISTEM TREASURY BARU
Gambar 3.3. metode konversi bertahap (phase-In onversion)
10
konversi yang awal saja, karena kesalahan pada modul sebelumnya dapat
dibetulkan terlebih dahulu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi
dapat menjadi lama, karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh modul tetapi
bertahap untuk masing-masing modul.
Dari segi risiko kegagalan konversi dengan metode ini sangat baik namun
yang akan menjadi pertimbangan manajemen PT Bank XYZ adalah masalah
waktu mengingat bahwa sistem yang lama akan segera jatuh tempo. Hal ini dapat
diterapkan apabila pihak vendor dapat menjanjikan implementasi sistem baru
dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat.
4) Metode Konversi Pilot (Pilot Conversion)
Pendekatan konversi pilot dilakukan dengan cara menerapkan sistem
baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi
ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini
merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. Dengan metode
Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba
mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem,
sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi.
Metode ini secara umum sama dengan metode konversi bertahap namun
dalam skala yang lebih luas yakni per organisasi atau departemen. Sedangkan
sistem treasury opics pada PT Bank XYZ saat ini hanya digunakan di satu divisi
treasury dan internasional saja. Sehingga metode sama dengan metode konversi
bertahap (Pahse-In).
Berdasarkan penjabaran dari 4 metode konversi diatas, maka sesuai
dengan kebutuhan PT Bank XYZ yakni konversi dengan risiko kegagalan yang
relatif rendah dan waktu implementasi yang relatif singkat adalah metode
konversi paralel. Walaupun metode ini akan memakan biaya yang cukup besar
karena mengaktifkan dua sistem sekaligus dalam jangka waktu tertentu, namun
hal ini dirasakan sebanding dengan tingkat risiko yang relatif rendah dan waktu
implementasi yang relatif singkat serta tidak terganggunya kegiatan transaksi
valas, pasar uang, dan pasar modal di PT Bank XYZ.
SISTEM TREASURY OPICS
SISTEM TREASURY BARU
Gambar 3.4. metode konversi pilot (pilot onversion)
11
BAB IV
PENUTUPAN
4.1. Kesimpulan
1. Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang
lama atau proses pengubahan dar sistem lama ke sistem yang baru.
Terdapat 4 metode dalam melakukan konversi sistem antara lain : metode
konversi langsung (direct conversion), metode konversi paralel (parallel
conversion), metode konversi bertahap (phase-in conversion), dan metode
konversi pilot (pilot conversion).
2. Metode konversi yang sesuai dengan kebutuhan PT Bank XYZ yakni
konversi dengan risiko kegagalan yang relatif rendah dan waktu
implementasi yang relatif singkat adalah metode konversi paralel (parallel
conversion). Walaupun metode ini akan memakan biaya yang cukup besar
karena mengaktifkan dua sistem beramaan dalam jangka waktu tertentu,
namun hal ini dirasakan sebanding dengan tingkat risiko yang relatif
rendah dan waktu implementasi yang relatif singkat serta tidak
terganggunya kegiatan transaksi valas, pasar uang, dan pasar modal di PT
Bank XYZ.
4.2. Saran
Manajemen diharapkan berpartisipasi aktif dalam meninjau perkembangan
konversi sistem treasury dan melakukan pelatihan kepada sumber daya manusia
(SDM) yang terlibat dalam sistem treasury tersebut agar mampu menjalankan dan
mengoptimalkan fungsi dari sistem informasi baru yang diterapkan serta
melakukan audit pasca-implementasi secara bertahap untuk mengetahui apakah
sistem yang baru telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
.
12
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep
Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi
Yogyakarta : Yogyakarta.
O'Brien, J. A. and G.M. Marakas. 2010. Introduction to Information System (15th
ed.). New York: McGraw-Hill.
Setiawan, Parta. “Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut Ahli dan
Tujuannya”. Dalam http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-sistem-
informasi-manajemen-menurut-ahli-dan-tujuannya/
Tartiani, Yuni A T. 2015. “Konversi Sistem Informasi”. Dalam http://yuni52e.
blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/17/konversi-sistem-informasi-oleh-yuni-
astuti-tri-tartiani/