kontribusi teknik analisis nuklir dalam kajian...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional TAN 2013 PTAPB – BATAN Yogyakarta 22 Oktober 2013
Kontribusi Teknik Analisis Nuklir Dalam Kajian Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia
30
KONTRIBUSI TEKNIK ANALISIS NUKLIR DALAM KAJIAN KUALITAS UDARA DI BERBAGAI KOTA DI INDONESIA
Muhayatun Santoso, Diah Dwiana Lestiani
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-PTNBR, BATAN Jl. Tamansari 71, Bandung, 40132
ABSTRAK KONTRIBUSI TEKNIK ANALISIS NUKLIR DALAM KAJIAN KUALITAS UDARA DI BERBAGAI KOTA DI INDONESIA. Pencemaran udara yang terjadi di berbagai kota di Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya aktivitas manusia terkait industri, transportasi dan urbanisasi. Berbagai upaya pengendalian pencemaran udara telah dilakukan sejak tahun 1980-an baik berupa program Langit Biru, uji emisi kendaraan maupun bensin bebas timbal. Akan tetapi hal ini belum efektif mengingat pencemaran udara yang telah melebihi daya dukung lingkungan perlu mendapatkan penanganan dan pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristik pencemaran udara di masing-masing daerah. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) BATAN Bandung bekerjasama dengan Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) melakukan kegiatan pemantauan dan kajian kualitas udara di Indonesia melalui penerapan teknik analisis nuklir di 15 kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Serpong, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Menado, Denpasar, Mataram, Ambon, dan Jayapura. Teknik analisis nuklir seperti analisis aktivasi neutron (AAN) dan X-ray Fluorescence (XRF) merupakan teknik analisis yang unggul dan andal dengan berbagai kelebihan mampu menganalisis multiunsur, selektif, sensitif dan limit deteksi hingga orde nanogram, bobot massa cukup dalam orde miligram, sehingga sangat sesuai dalam karakterisasi sampel partikulat udara. TAN menjadi terobosan baru dalam karakterisasi sampel lingkungan karena kemampuan tersebut sehingga mampu menghasilkan satu data set konsentrasi lebih dari 20 unsur yang merupakan kunci utama dalam melakukan identifikasi dan kuantifikasi jenis sumber pencemar dan estimasi lokasi sumber. Hasil-hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini berupa pemantauan di daerah Serpong, Surabaya, Palangka Raya, Pekanbaru dan kota lainnya menunjukkan bahwa melalui sinergi lintas kelembagaan, kontribusi teknik analisis nuklir dapat lebih diaplikasikan bagi lingkungan Indonesia menuju terciptanya udara yang lebih bersih. Kata kunci : teknik analisis nuklir, AAN, XRF, sumber pencemar ABSTRACT NUCLEAR ANALYTICAL TECHNIQUES CONTRIBUTION TO AIR QUALITY ASSESSMENT AT SEVERAL CITIES IN INDONESIA. Air pollution occurred in several cities in Indonesia showed an increasing trends in line with the increased human activities related industry, transportation and urbanization. Several efforts have been applied to control the air pollution since 1980’s such as Blue Sky program, vehicle emission test and unleaded gasoline, but these are not effective enough since the air pollution that has been exceeded the environmental capability need appropriate action and strategy due to its characteristic pollution in each region. Center of Nuclear Technology for Materials and Radiometry has conducted monitoring and assessment of air quality in Indonesia through application of nuclear analytical technique in cooperation with Environmental Management Center in 15 cities in Indonesia covering Jakarta, Serpong, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Menado, Denpasar, Lombok, Ambon, and Jayapura. Nuclear analytical technique such as neutron activation analysis (NAA) and X-Ray Fluorescence (XRF) is an excellence and reliable that simultaneous, selective, sensitive, and limit detection untill nanogram level, small weight of sample, and very suitable for characterization of airborne particulate sample. Nuclear analytical technique is a breakthrough for elemental analysis due to its capability to produce a large data set contains more than 20 elements as key element to identify and quantify pollutant source and estimation of source location. Several results of monitoring in Serpong, Surabaya, Palangka Raya, Pekanbaru and other cities have showed that through synergy between governmental institution has enable to utilize nuclear analytical technique for Indonesian environmental towards cleaner air. Key words: nuclear analytical technique, NAA, XRF, pollutant source
Prosiding Seminar Nasional TAN 2013 PTAPB – BATAN Yogyakarta 22 Oktober 2013
Kontribusi Teknik Analisis Nuklir Dalam Kajian Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia
31
PENDAHULUAN
encemaran udara yang terjadi di berbagai kota di Indonesia semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya aktivitas manusia. Beberapa faktor yang memiliki pengaruh besar sebagai penyebab pencemar udara diantaranya adalah pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi yang meningkatkan permintaan transportasi, pengembangan tataruang yang tidak seimbang yang meningkatkan jarak tempuh, perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi yang lebih tinggi, serta rendahnya tingkat kesadaran lingkungan hidup. Pencemaran udara memiliki dampak yang cukup signifikan pada gangguan kesehatan manusia, ekosistem, perubahan iklim dan pemanasan global. Dampak kesehatan dan kerugian secara financial akibat pencemaran udara telah banyak dikaji dalam berbagai penelitian. (1,2)
Sejak tahun 2000, pemerintah telah mengoperasikan sistem pemantauan kualitas udara kontinu otomatis atau Air Quality Monitoring System (AQMS) di 10 kota besar di Indonesia. Sistem pemantau-an tersebut memantau konsentrasi CO, SO2, NOx, O3 dan PM10 yang digunakan untuk menghitung Indeks Standar Pencemaran Udara. Tetapi karena keterbatasan biaya untuk operasional dan perawatan, tidak ada satu kota pun yang dapat mengoperasikan AQMS selama setahun penuh (3). Di samping itu parameter yang dipantau masih terbatas dan data tidak lengkap, sehingga tidak ada data pengamatan untuk parameter PM10 yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan penyusunan strategi dan rencana aksi yang spesifik untuk mengendalikannya. Oleh karena itu pemantauan partíkulat udara ambien PM2,5 dan PM10 sangat perlu dilakukan.
Berbagai upaya pengendalian pencemaran udara telah dilakukan sejak tahun 1980-an baik berupa program Langit Biru, uji emisi kendaraan maupun bensin bebas timbal. Akan tetapi hal ini belum efektif, mengingat pencemaran udara yang telah melebihi daya dukung lingkungan perlu dilakukan penanganan dan pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristik pencemaran udara di masing-masing daerah. Dalam konteks tersebut, Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan
Radiometri (PTNBR) BATAN Bandung melalui kegiatan riset yang ada terkait dengan aplikasi teknik analisis nuklir telah melakukan berbagai penerapan yang mengedepankan keunggulan teknik analisis nuklir sebagai solusi dalam mengatasi keterbatasan teknik analisis konvensional. Kontribusi teknik analisis nuklir untuk karakterisasi dan identifikasi sumber pencemar udara menjadi harapan dan terobosan baru di Indonesia dalam meningkatkan pemahaman kompleksitas permasalahan pencemaran udara serta merumuskan strategi yang tepat dan terarah dalam mengatasi pencemaran udara. PTNBR BATAN Bandung bekerjasama dengan Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) melakukan kegiatan pemantauan dan kajian kualitas udara di Indonesia melalui penerapan teknik analisis nuklir di 15 kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Serpong, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Menado, Denpasar, Mataram, Ambon, dan Jayapura. TATA KERJA
Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk melacak sumber pencemar meliputi sampling, analisis sampel, identifikasi dan kuantifikasi sumber pencemar serta estimasi lokasi sumber pencemar.
1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel partikulat udara difokuskan pada partikulat dengan ukuran lebih kecil dari 10 µm, dilakukan selama 24 jam menggunakan Gent stacked filter unit sampler. Alat ini merupakan dichotomous sampler yang menggunakan dua filter polikarbonat nuclepore halus dan kasar dengan pori-pori masing-masing 0,4 dan 8 µm. Partikulat kasar dikumpulkan pada filter kasar yang berpori-pori 8 µm, sedang partikulat halus dikumpulkan pada filter halus yang memiliki pori-pori 0,4 µm. Hasil sampling berupa partikulat halus dengan ukuran ≤ 2,5 µm (PM) dan partikulat kasar berukuran 2,5-10 µm (PM). Sampling dilakukan dengan laju alir berada pada rentang 15-18 L/min (4,5). Pelaksanaan sampling dimulai pada tahun 2011 untuk kota Bandung, Yogyakarta, Serpong, dan Jakarta, pada tahun 2012 sampling diperluas ke kota Palangkaraya, Semarang,
P
Prosiding Seminar Nasional TAN 2013 PTAPB – BATAN Yogyakarta 22 Oktober 2013
Kontribusi Teknik Analisis Nuklir Dalam Kajian Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia
32
Surabaya, Pekanbaru dan Denpasar, kemudian pada tahun 2013 sampling lebih diperluas ke kota Makasar, Ambon, Jayapura, Mataram, Menado dan Balikpapan. Selanjutnya pada sampel yang diperoleh dilakukan analisis yang meliputi penentuan konsentrasi massa, black carbon, dan analisis berbagai unsur dalam partikulat udara.
2. Analisis PM2.5 dan PM10
Penentuan konsentrasi massa dilakukan menggunakan metode gravimetri menggunakan neraca mikro, yang diperoleh dari pengurangan hasil penimbangan berat sampel pada filter halus dengan berat filter halus kosong atau berat sampel pada filter kasar dengan berat filter kasar kosong. Konsentrasi PM2,5 diperoleh dari hasil penimbangan massa partikulat udara pada filter halus, sedang PM10 diperoleh dari penjumlahan massa partikel udara dari filter halus dan kasar. Sebelum dilakukan penimbangan, filter dikondisikan pada ruang preparasi sampel dengan temperatur 18 - 25°C dengan kelembaban maksimum kurang dari 55%.
3. Analisis Black Carbon
Black Carbon (BC) merupakan bentuk impuritas dari karbon hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil atau pembakaran biomassa. Penyerapan sinar matahari di atmosfer lebih dari 90% didominasi oleh BC. Sumber utama BC adalah sumber antropogenik, termasuk pembakaran biomassa, kendaraan bermotor (bensin dan diesel) dan sumber industri seperti pembakaran batu bara. Pengurangan sumber pencemaran BC diyakini merupakan strategi yang baik dalam mengurangi dan memperkecil pemanasan global .
Penentuan BC di beberapa negara Asia Pasific menunjukkan bahwa BC umumnya memberikan kontribusi sekitar 10-40% dari PM2,5. Oleh karena itu penentuan BC menjadi parameter yang sangat penting dalam karakterisasi partikulat udara. Penentuan BC didasarkan pada penentuan reflektans dari filter sampel yang dilakukan menggunakan alat EEL smoke stain reflectometer, model 43D.
4. Analisis unsur
Penentuan kadar berbagai unsur pada sampel partikulat udara dilakukan menggunakan teknik analisis nuklir, yaitu
metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN), dan X-ray Flourescence (XRF). Pemilihan metode didasarkan pada teknik analisis unsur yang sangat selektif dengan kepekaan tinggi, simultan dan memiliki batas deteksi mencapai orde mikrogram bahkan nanogram. Dengan jumlah sampel yang relatif banyak mencapai ratusan buah filter dan berat sampel per filter yang hanya sedikit ~ 100 µg, teknik nuklir merupakan salah satu teknik analisis yang layak dipertimbangkan untuk analisis sampel partikulat udara dibandingkan dengan teknik analisis konvensional. Hampir 90% sampel filter partikulat udara di Amerika Utara dianalisis menggunakan teknik nuklir. Bahkan di Australia dalam 4 tahun terakhir telah menganalisis lebih dari 9000 buah sampel filter menggunakan teknik nuklir (6).
Dengan teknik analisis nuklir AAN, sampel diiradiasi dengan neutron termal di dalam reaktor atau akselerator. Nuklida yang stabil pada sampel (target nukleus) akan mengalami reaksi penangkapan neutron, sehingga membentuk nuklida yang bersifat radioaktif (compound nucleus). Pada umumnya, nuklida yang bersifat radioaktif ini akan mengalami peluruhan melalui emisi partikel beta dan gamma. Setelah sampel dikeluarkan dari reaktor, sampel akan melakukan emisi radiasi sebagai proses peluruhan radioaktif. Spektrometer beresolusi tinggi digunakan untuk mendeteksi sinar gamma yang tertunda (delayed gamma ray).
Penentuan kadar sampel secara kuantitatif dilakukan menggunakan metode relatif di mana sampel diiradiasi bersama dengan standar yang telah diketahui jumlah kadar unsur-unsurnya. Perbandingan standar dengan sampel akan menghasilkan nilai kuantitatif kadar unsur-unsur tertentu pada sampel. Adapun analisis kualitatif didasarkan pada spektrum yang dihasilkan menggambarkan nuklida-nuklida secara spesifik berdasarkan energi sinar gamma yang diemisikan. Iradiasi sampel dilakukan bergantung pada umur paro nuklida yang akan dianalisis, karena umur paro nuklida tersebut berkorelasi dengan waktu iradiasi yang dibutuhkan untuk aktivasi.
Selain teknik AAN juga dilakukan analisis menggunakan teknik nuklir lainnya seperti XRF. Unsur-unsur yang tidak dapat ditentukan dengan AAN karena tampang lintang neutron yang kecil seperti Pb dan Si dapat ditentukan dengan XRF. Adapun
Prosiding Seminar Nasional TAN 2013 PTAPB – BATAN Yogyakarta 22 Oktober 2013
Kontribusi Teknik Analisis Nuklir Dalam Kajian Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia
33
analisis menggunakan XRF telah dapat dilakukan di BATAN Bandung dengan adanya alat XRF khusus untuk analisis filter partikulat udara. Karakterisasi sampel partikulat udara menggunakan teknik analisis nuklir menghasilkan satu data set berisikan 25-30 unsur dari deret Na-U.
Identifikasi dan kuantifikasi jenis sumber pencemar dilakukan menggunakan reseptor modeling yang merupakan metode statistik yang didasarkan pada pemodelan matematika dan pendekatan suatu fenomena fisik. Reseptor modeling ini membutuhkan data set unsur yang terdiri dari minimal 20 unsur. Reseptor modeling Positive Matrix Factorization (PMF) melakukan estimasi dari matriks data unsur-unsur yang diperoleh sehingga dihasilkan source profile dan source contribution (7-9). Source profile dan source contribution tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber pencemar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Adapun identifikasi lokasi sumber pencemar dapat ditelusuri baik berasal dari sumber lokal atau dari lokasi jarak jauh. Partikulat udara yang diamati di lokasi sampling dapat berasal dari sumber pencemar yang berada di dekat daerah sampling (sumber lokal) ataupun yang berada di lokasi jarak jauh (sumber regional/transboundary pollution). Identifikasi ini menggunakan perhitungan air parcel back trajectory dan aplikasinya dalam reseptor modeling telah terbukti efektif untuk menentukan sumber pencemar jarak jauh. HASIL DAN PEMBAHASAN
Monitoring kualitas udara di Bandung dan Lembang telah dilakukan sejak tahun 2000. Hasil rata-rata tahunan PM2,5 dan PM10 untuk kedua lokasi sampling dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 di daerah sampling Bandung terjadi peningkatan konsentrasi PM2,5 dan PM10, sedangkan di daerah sampling Lembang terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2007. Nilai rata-rata tahunan PM2,5 perlu mendapatkan perhatian serius karena untuk daerah Bandung mulai tahun 2005 sudah berada di atas nilai baku mutu tahunan PM2,5 (15 µg/m3), sedangkan untuk lokasi Lembang konsentrasi PM2,5 telah mendekati nilai baku mutu tersebut. Kenaikan nilai rata-rata tahunan konsentrasi PM2,5 dan PM10 yang cukup signifikan di Bandung salah satunya
disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah sumber pencemar baik berupa meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dengan pertumbuhan 21–44% per tahun, maupun konsumsi bahan bakar fosil seperti batu bara untuk perindustrian. Rasio antara PM2,5 dan PM10 di daerah lokasi sampling kota Bandung berkisar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa PM2,5 mewakili hampir sekitar setengah dari total massa PM10 (10). Semakin tinggi fraksi PM2,5 akan berpotensi meningkatkan turunnya kualitas kesehatan masyarakat, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini perlu mendapat perhatian lebih karena merupakan parameter yang sangat kritis berdampak pada kesehatan.
Beberapa negara seperti Bangladesh, China, India, Malaysia, Philipina, Sri Lanka, Thailand dan Vietnam memiliki distribusi konsentrasi PM2,5 dan PM10-2,5 lebih tinggi dibandingkan Indonesia (11). Meskipun demikian konsentrasi PM2,5 dan PM10-2,5 perlu mendapatkan perhatian karena hasil penelitian selama periode 8 tahun menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2,5 dan PM10 dari tahun ke tahun, di mana nilai rata-rata tahunan kota Bandung untuk PM2,5 sejak tahun 2005 telah melebihi nilai baku mutu tahunan (15 µg/m3), sedang untuk Lembang sekalipun masih berada di bawah nilai ambang tetapi perlu diantisipasi terjadinya peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk pemantauan Black carbon pada PM2.5 di Bandung diperoleh nilai yang berada pada rentang 3,16-4,29 µg/m3. Rata-rata konsentrasi BC ini memberikan kontribusi sekitar 18-25% dari PM2.5.
Hasil pemantauan konsentrasi Pb di udara ambien Bandung telah menunjukkan terjadinya penurunan sebesar 40% di tahun 2007. Hal ini membuktikan efektivitas sebuah kebijakan pemerintah dalam penghapusan bensin bertimbal yang telah diberlakukan sejak Juli 2006 (12). Hasil pemantauan tahun 2012 untuk konsentrasi massa PM2.5 pada kota Bandung jika dibandingkan dengan beberapa kota lain ditampilkan pada Gambar 1.
ProsidingPTAPB –22 Oktob
Gambar
diketahuSurabaytahunan sedangkSerpongkarena tersebutPM2.5 di data yansampling
dilakukapemantadi daeraperumahdi daersignifikajika dibaBandunganalisis lebih tiperumahGambar sumber lebih daberasal (Gambamodelingdapat pencemaindustri logam Pindustri Melalui ksuatu tpermasadaerah Ttimbal.
menggumenghasyaitu inddust, sodari PL
g Seminar Nas– BATAN Yogyaber 2013
1. Komparasi
Dari Gamui bahwa Bya telah me
konsentraskan untuk g perlu men
mulai men. Adapun rerkota lain beng masih seg masih terus
Hasil seran hingga
auan di 26 titah kawasanhan, menunjrah Tangern ratusan hndingkan deg dan Jakaunsur Pb di nggi jika
han, yang3 (13). Hapencemar
ari 80% kondari proses
r 4). Berdasg dan pengo
ditunjukkanaran Pb byang terka
Pb, baik yanglegal maupukerjasama rititik terang
alahan lingkTangerang p
Hasil analisnakan silkan 5 fakdustri pengooil, diesel, pLTU dan p
sional TAN 201akarta
konsentrasi m
bar tersebBandung, Jaelebihi batasi PM2.5 (1kota Sema
ndapatkan pedekati batarata konsentlum ditampiledikit dan pes berjalan.
angkaian rtahun 201
tik lokasi samn industri djukkan konsrang berbedhingga ribuaengan daerahrta (Gambadaerah indudibandingka ditunjukk
asil analisis menunjukk
nsentrasi Pbs peleburan sarkan analisolahan data n bahwa berasal darait dengan g berasal daun industri pset ini, telah
g dalam pkungan yangada kasus p
sis unsur yreseptor ktor sumberolahan logampembakaran embakaran
3
massa PM2.5
but dapat akarta dan as ambang 15 µg/m3), arang dan engawasan
as ambang trasi massa kan karena elaksanaan
iset yang 11 berupa mpling baik
dan daerah sentrasi Pb da secara n kali lipat h Lembang, ar 2). Hasil ustri 5-8 kali an daerah kan pada
identifikasi kan bahwa b pada PM
logam Pb sis reseptor arah angin
sumber ri kegiatan
peleburan ari kawasan perumahan. h dihasilkan pemecahan g terjadi di pencemaran
ang diolah modeling
r pencemar m dan road
batu bara biomassa.
KontrKuali
34
Hasilhasil dasaterseLSM 40 rsatupdarahdirek
Gam
konstahunkota SerpditambahwlebihtinggSerp
ribusi Teknik Aitas Udara di B
l yang diperoanalisis Pb
ar di daeraebut yang d
yang menuresponden dpun yang mh di baw
kondasikan W
(a) Konsentras
(b) Ko
(c) Kon
mbar 2. KomBandan
Salah sentrasi Pb n 2012, pelain di Banong, d
mpilkan padawa konsentra tinggi dari i dibandinong yang
Analisis Nuklir Berbagai Kota d
oleh ini juga b pada anakah sekitar dilakukan olnjukkan bahdiperoleh hamemiliki kadwah baku WHO (10 ug/
si Pb di Bandun
onsentrasi Pb di
nsentrasi Pb di
mparasi konsdung-LembaSerpong
satu hasil di kota S
rbandingan dung, Jakar
dan Yogyaa Gambar 5asi Pb di kkota lainnyangkan den
teridentifi
Dalam Kajian di Indonesia
dikuatkan olk-anak sekollokasi indusleh salah sawa dari sekiasil tidak adar Pb dala
mutu yadL) (14).
ng dan Lembang
Jakarta
Serpong
sentrasi Pb ang, Jaka
pemantauurabaya padengan ko
rta, Semaranakarta, ya5 menunjukkkota Surabaa, bahkan lebngan daerikasi adan
leh lah stri atu tar
ada am
ang
g
di arta
uan ada ota-ng,
ang kan aya bih rah nya
PP2
pesutePbsele
Ga
Ga
Con
cent
ratio
n (n
g/ng
)
Prosiding SemiPTAPB – BATA22 Oktober 2013
encemaran Puatu fakta rindikasikan b yang perlecara seriusbih detail da
ambar 3. KopeSe
ambar 4. IdenSerp
BC Al As B
0.001
0.01
0.1
1
0.001
0.01
0.1
1
0.001
0.01
0.1
1
0.001
0.01
0.1
1
BC Al As Br C0.001
0.01
0.1
1
inar Nasional TN Yogyakarta 3
Pb. Hasil inibahwa
adanya peu mendapats untuk men komprehen
onsentrasi Perumahan (Rerpong (13)
ntifikasi jenis spong (13)
Br Ca Cl Cr Cu Fe K M
Ca Cl Cr Cu Fe K Mg M
TAN 2013
mengungkakota Sura
encemaran ltkan peman
emastikan snsif.
b di industrR1-R4) di d
sumber pence
Pb Ind
Mg Mn Na Ni P Pb S S
Two-
Power
Road
Bio
Mn Na Ni P Pb S Si
35
apkan abaya ogam tauan ecara
ri dan daerah
mar di
dustries
Si Ti V Zn
-Stroke
r Plants
d Dust
mass
Ti V Zn
Kontribusi TKualitas Uda
5
Gambar 5.
PePM2.5 yanRaya padaGambar 6diketahui bpada saat kali lebih tnormal.
Gambar 6.
Ke
Palangka pertengahadiperdalammassanya ditunjukkanperhitungabahwa dnegara tterdispersi hutan.
Teknik Analisisara di Berbaga
Komparasi hberbagai kota
emantauan g dilakukana tahun 206. Dari Gambahwa konskebakaran
tinggi diband
Konsentrasi mdi daerah P2012
ebakaran huRaya ya
an bulan m dispersi s
menggunan pada G
an selama 24ispersi tidatetangga te
di daerah
s Nuklir Dalam ai Kota di Indon
hasil konsentra di pulau Jaw
konsentrasin di kota P12 ditampilkmbar tersebsentrasi mashutan menin
dingkan pad
massa PM2.5 Palangka Ra
utan yang tang terjad
Septembesebaran kokan HYSPL
Gambar 7. 4 jam, diperoak mencapaerdekat, m
h sekitar ke
Kajian nesia
rasi Pb di wa.
massa Palangka kan pada ut dapat
ssa PM2.5 ngkat 7-8 a kondisi
dan PM10
aya tahun
terjadi di di pada er 2012 nsentrasi
LIT yang Dalam
oleh hasil ai lintas
melainkan ebakaran
ProsidingPTAPB –22 Oktob
Gambar
KESIMP
dalam mpermasauntuk tedan dikualitas Kegiatandengan Kementrmenggagperundadi udamemerlumampu dan apencema
telah gambaramemiliki terobosamenjawapencemakaraktermenggudata sesumber memungdan kuaada. Tidbahwa pencemamemecaudara ateknik mengataanalisis
g Seminar Nas– BATAN Yogyaber 2013
7. Dispersi kebakaran
PULAN
Kemampuanmengaplikasialahan lingkuerus dikembioptimalkan
udara pan yang dilakegiatan ya
rian Lingkunggas sngan terkait
ara. Penyusukan kajian s
berperan seaplikatif daran udara dBerdasarkandijelaskan,
an bahwa keunggul
an serta hab tantanaran udara isasi sampnakan teknit berisikan
pencemagkinkan dilaantifikasi sudaklah berl
proses ar yang me
ahkan permkan sulit dianalisis n
asi berbagakonvensiona
sional TAN 201akarta
konsentrasi n hutan di Pala
n BATAN kan teknik nungan berpobangkan, dim
dalam pada skala akukan telaang dilaksangan Hidup yaebuah parameter lo
sunan persecara mendecara nyatadalam pedi Indonesia. n beberapa
dapat mteknik ana
an dan harapan bangan per
di Indonespel partikuk ini, dapaberbagai kear tertenakukannya
umber penceebihan jika
identifikasi enjadi jawaasalahan plakukan tannuklir yangai keterbataal.
3
massa saat angka Raya
Bandung nuklir untuk otensi besar manfaatkan pengelolaan
nasional. ah sinergis nakan oleh ang sedang
peraturan ogam berat aturan ini dalam, agar a, signifikan engendalian
hasil yang
memberikan alisis nuklir merupakan aru dalam rmasalahan sia. Melalui ulat udara at diperoleh ey element tu yang identifikasi
emar yang dikatakan
sumber ban dalam
pencemaran pa aplikasi g mampu san teknik
KontrKuali
36
memmelamelaterkamenimanupemaudarakelamdiharsecaIndon DAFT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ribusi Teknik Aitas Udara di B
Kegiatanmonitoring kuainkan juga akukan reviait baku mungkatkan kusia dalamantauan daa di daembagaan yarapkan dapara berkesinesia tampak
TAR PUSTA
DOCKERY, SPENGLERM.E., FER1993. An pollution andNew Engla329:1753-17KATOUYANeffect of aOccupationaMedicine 62Kementrian dan BAPPERencana AkMAENHAUTCAFMEYERFilter Unit Collection oTwo Size FInstructions IAEA reportpp.249-263HOPKE, P.T., BIEGLSS., MAENHCOHEN, D. Gent stackeAerosol Sc27:726-735COHEN, STELCER, Accelerator atmosphericRadiation 71:759–767PAATERO, formulation factor aEnvironmenHOPKE, P.KBack TrajecAssess
Analisis Nuklir Berbagai Kota d
n ini bualitas udara
sebagai si peraturautu kualitasemampuan melakukanan pengeloerahnya. Sang telah t terus dijaganambungan k lebih biru la
AKA
D.W, POPER, J.D., WARRRIS, B.G.,S
association d mortality innd, Journal
759 NNI K, 200air pollutional and :432-433. Negara Ling
ENAS, Bukuksi Nasional 2T, W., FRR, J. The
(SFU) samof AtmospheFractions : D
for Installat no. NAHR
K., XIE, Y.,SKI, S., LAHAUT, W.,
1997. Chared filter unit cience and
D.D., GOE., HAWA
based c pollutionPhysics an
P., 1997. of robust
analysis. t 37, 23-35 K., 2004. Thctory Model
So
Dalam Kajian di Indonesia
ukan handi kota terkabahan dala
an pemerints udara se
sumber dan tatalaksa
olaan kualitSinergi lintdibangun
a dan berlanagar lan
agi.
E, C.A, XU, RE, J.H, FASPEIZER,F.
between n six US citiel of Medici
5. Long ten in EuropEnvironmen
gkungan Hidu Strategi d2006.
RANCOIS, Gent Stack
mpler for Tric Aerosols
Description ation and Us
RES-19, 199
RAUNEMANDSBERGEARTOXO, racterization PM10 sampl
d Technolo
ORTON, AS, O., 200
studies n processend Chemist
Least squarnon-negatAtmosphe
he Use of tHYSPLIT-4
ource/Recep
nya ait, am tah
erta aya ana tas tas ini,
njut ngit
X., AY, E., air es, ine
erm pe, ntal
dup dan
.F, ked The
in and se. 93,
AA, ER, P., of
er. ogy
D., 04.
of es, try,
res ive
eric
the to
ptor
Prosiding Seminar Nasional TAN 2013 PTAPB – BATAN Yogyakarta 22 Oktober 2013
Kontribusi Teknik Analisis Nuklir Dalam Kajian Kualitas Udara di Berbagai Kota di Indonesia
37
Relationships, Guidance Document written for the International Atomic Energy Agency.
9. GAO, N., M-D. CHENG and P.K. HOPKE, 1993. Potential Source Contribution Function Analysis and Source Apportionment of Sulfur Species Measured at Rubidoux, CA during the Southern California Air Quality Study, 1987, Anal. Chim. Acta 277:369-380.
10. SANTOSO, M., HOPKE, P.K., HIDAYAT, A., DWIANA, L.D., 2008. Sources identification of the atmospheric aerosol at urban and suburban sites in Indonesia by Positive Matrix Factorization, Sci Total Environ, 397:229–38
11. HOPKE, P.K., COHEN, D.D., BEGUM, B.A., BISWAS, S.K., NI, B.F., PANDIT, G.G., SANTOSO, M., CHUNG, Y.S., DAVY, P., MARKWITZ, A., WAHEED, S., SIDDIQUE, N., SANTOS, F.L., PABROA, P.C.B., SENEVIRATNE,.M.C.S., WIMOLWATTANAPUN, W., BUNPRAPOB, S., VUONG, T.B., HIEN, P.D., MARKOWICZ, A., 2008. Urban air quality in the Asian region. Sci. Total Environ., 404:103–112
12. MUHAYATUN SANTOSO, DIAH D LESTIANI, ANDREAS MARKWITZ and PHILIP K HOPKE. 2013. Lead in the Ambient Air at Urban dan Suburban Sites in Indonesia. Journal of Applied Sciences in Environmental Sanitation, Vol.8 no.1, 39-46, March 2013
13. MUHAYATUN SANTOSO, DIAH DWIANA L., RITA M., ESROM H., HALIMAH S., ANDREAS M., PHILIP K. HOPKE. 2011. Preliminary study of the sources of ambient air pollution in
Serpong Indonesia. Journal of Atmospheric Pollution Research, Vol 2, Issue 2,190-196
14. MUHAYATUN, Laporan Riset PKPP 2011.
TANYA JAWAB Sutisna Untuk analisis partikulat perlu “chemical species”, tapi hasil yang disajikan masih analisis elementer. Mohon penjelasan, karena “species” berkaitan dengan “speciation”? Muhayatun Yang dimaksud chemical species pada kegiatan ini adalah analisis yang dilakukan EELS issue untuk BC menggunakan reflektometer. Adapun saat ini NAT yang digunakan belum dapat menentukan chemical spesies, diharapkan pada Renstra 2015-2019 diarahkan pengembangan analisis ke spesies. Th. Rina M. Untuk konsentrasi Pb di udara daerah Serpong tahun 2011-2012 sudah banyak menurun, apakah merupakan efek dari tindakan instansi berwenang dalam menindaklanjuti temuan sebelumnya atas kegiatan yang menghasilkan Pb? Muhayatun Hasil pengukuran 2011-2012 terjadi penurunan konsentrasi Pb dibandingkan hasil 2008. Sosialisasi dan diseminasi telah dilakukan pada berbagai stakeholder terkait sehingga diharapkan penurunan ini dapat berlangsung secara kontinu di tahun-tahun ke depan.