kontrakutr presentasi
DESCRIPTION
kontrakturTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSKONTRAKTUR
AYU AKSARA17120100059
PENDAHULUANKontraktur merupakan salah satu komplikasi dari
penyembuhan luka
Kontraktur adalah jenis scar yang terbentuk dari sisa kulit yang sehat di sekitar luka, yang tertarik kesisi kulit yang terluka
Prognosis kemajuan tergantung pada kecepatan intervensi dini saat munculnya gejala awal dari ruang gerak sendi yang terbatas
IDENTITAS PASIENNama : An. R
Nomor M.R. : 32 79 **
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. KH Dahlan Beji Kukusan
RT 006 / RW 005
Tanggal dan jam MRS : 19/5/2014, 11:30 WIB
ANAMNESAAnamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan
alloanamnesa pada tanggal 19 Mei 2014, 11.30 WIB
Keluhan utama:
Jari telunjuk, jari manis, dan jari kelingking tangan kanan dan lutut kiri tidak bisa diluruskan setelah sembuh luka bakar 4 bulan yang lalu.
ANAMNESA
4 bulan yang lalu
•Luka bakar akibat terkena minyak panas•Dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama 5 hari pasang infus dan diberi krim luka bakar
Sekarang•Tidak bisa meluruskan jari telunjuk,jari manis dan jari kelingking serta lutut kiri, ada kulit tumbuh, nyeri (-), bengkak (-), ruam (-), cairan keluar (-), sakit bila dipaksa lurus•Kesemutan di jari-jari tangan (-), demam (-)
ANAMNESARiwayat penyakit dahulu:
Riwayat alergi makanan, alergi obat, maupun penyakit jantung, asma, darah tinggi, dan asma disangkal oleh pasien. Pasien belum pernah dioperasi sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga:
Ayah memiliki penyakit hipertensi. Ibu dan kakak tidak mempunyai penyakit keturunan.
ANAMNESARiwayat Kebiasaan:
Pasien tidak mempunyai kesulitan untuk BAB, biasanya BAB setiap hari. Pasien tidak memiliki kebiasaan meokok, minum minuman beralkohol, dan menggunakan narkoba
Riwayat Sosial Ekonomi :
Keadaan sosial ekonomi pasien menengah. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu pasien adalah seorang rumah tangga.
PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Sakit ringanTingkat kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vitalTekanan darah : 130/90 mmHgNadi : 65 kali/menitPernapasan : 12 kali/menitSuhu badan : 36.8o C
PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALIS
KEPALA DAN LEHER :
Kepala
Normosefali, tidak tampak adanya benjolan ataupun bekas luka.
Mata
Sklera ikterik, -/- konjungtiva anemis -/-, refleks cahaya langsung +/+, tidak langsung +/+
Leher
Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIKTELINGA HIDUNG TENGGOROKAN :
Telinga
Dalam batas normal
Hidung
Mukosa hidung dalam batas normal, sekret (-), darah (-)
Tenggorokan
Tonsil T1/T1, mukosa faring tidak hiperemis, lidah bersih
PEMERIKSAAN FISIKTHORAX :
Paru
Inspeksi: gerak napas simetri kanan dan kiri, lesi (-), massa (-)
Palpasi: gerakan napas simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi: suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi: tidak tampak iktus kordis
Palpasi: iktus kordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: S1S2 regular, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIKABDOMEN :
Inspeksi: datar dan tidak tampak lesi
Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi: bising usus (+) dan melemah pada quadran kanan bawah.
PEMERIKSAAN FISIKEkstrimitas atas dan bawah
Akral hangat, tidak tampak edema, tidak tampak sianosis, capillary refill time < 2 detik.
STATUS LOKALIS
R: digiti II, IV, V manus dekstra
L: kontraktur (+), hematoma (-)
F: nyeri (+) jika digerakkan, sensasi sensoris (+), akral hangat, CRT < 2 detik
M: ROM terbatas, kekuatan motorik digiti III 5
R: genu sinistra
L: kontraktur (+), warna kulit kehitaman sesuai dengan penyembuhan luka bakar
F: nyeri (+) jika digerakkan, sensasi sensoris (+), akral hangat, CRT < 2 detik
M: ROM terbatas, kekuatan motoric pedis 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUMEAn. R mengeluh bahwa jari telunjuk, jari manis, dan
jari kelingking kanan serta lutut kiri pasien tidak dapat diluruskan.
Ini terjadi setelah pasien mengalami luka bakar 4 bulan yang lalu akibat tersiram minyak panas.
Pasien kemudian di rawat di rumah sakit selama 5 hari dan diberi krim luka bakar. Tetapi pasien tidak dipasang spalk untuk luka bakar di jari-jari tangan dan lutut kiri tidak diberi papan.
Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal. Pemeriksaan fisik generalis dalam batas normal.
Status lokalis:
R: digiti manus II, IV, V dekstra
L: kontraktur (+), hematoma (-)
F: nyeri (+) jika digerakkan, sensasi sensoris (+), akral hangat, CRT < 2 detik
M: ROM terbatas, kekuatan motorik digiti III 5
R: genu sinistra
L: kontraktur (+), warna kulit kehitaman sesuai dengan penyembuhan luka bakar
F: nyeri (+) jika digerakkan, sensasi sensoris (+), akral hangat, CRT < 2 detik
M: ROM terbatas, kekuatan motoric pedis 5
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan hasilnya menunjukkan leukositosis (12,700/µL) dan thrombositosis (543,000/µL).
DIAGNOSISKontraktur dermogen pada digiti II, III, IV manus
dekstra
Kontraktur tendogen pada genu sinistra
PENATALAKSANAANPuasa IVFD RL 15 tpmKonsul AnestesiDilakukan operasi
Kontraktur dermogen digiti II, IV, V manus dekstra Operasi dengan menggunakan teknik multiple Z-plasty dan full thickness skin graft dari inguinal (pada tanggal 20 Mei 2014)
Kontraktur tendogen genu sinistra Operasi dengan menggunakan teknik multiple Z-plasty dan split thickness skin graft dari femoral (pada tanggal 13 Juni 2014)
Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
Inj. Tramadol 3 x 0.5 @
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOTO HASIL KONTROL
FOTO HASIL KONTROL
PROGNOSISAd Vitam : bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISIKontraktur didefinisikan sebagai pengikatan
permanen kulit yang dapat mempengaruhi otot dan tendon yang berada dibawahnya yang akan membatasi ruang gerak, serta kemungkinan defek maupun degenerasi saraf di daerah tersebut
Kontraktur terjadi ketika jaringan ikat normal yang bersifat elastis digantikan oleh jaringan fibrous yang tidak elastis
Pada luka bakar, kontraktur biasanya muncul ketika garis skar vertical dengan garis tension kulit, dan melintasi persendian.
ETIOLOGI1. Immobilisasi eksternal—terjadi ketika sendi dalam
posisi stasioner dalam periode waktu yang lama, terjadi adhesi antar jaringan ikat sendi.
2. Trauma—jaringan ikat di sekitar sendi mengalami tarikan atau robekan
3. Penyakit sendi— diantaranya adalah rheumatoid arthritis.
4. Defek Neurologis—trauma pada sistem saraf sentral maupun perifer dapat menghasilkan impuls abnormal yang berakibat restriksi pada jaringan sendi
PATOFISIOLOGIProses penyembuhan luka:
1. Fase inflamasi / fase eksudasi (hari 1 – hari 5) Komponen vaskuler
Luka pembuluh darah terputus perdarahan vasokonstriksi retraksi ujung pembuluh darah
Sel mast produksi serotonin dan histamin permeabilitas kapiler eksudasi cairan, penyebukan sel radang, vasodilatasi lokal edema Komponen hemostatik
Trombosit keluar dari darah saling lengket dengan jala fibrin membekukan darah Komponen seluler
Leukosit diapedesis oleh daya kemotaksis mengeluarkan enzim hidrolitik memmbantu mencerna bakteri dan debris
2. Fase proliferasi (dari fase inflamasi – akhir minggu 3)
Komponen epitelisasi
Sel basal terlepas dari dasar berpindah mengisi permukaan luka diisi oleh sel baru migrasi ke arah yang lebih rendah berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka
Komponen kontraksi luka
Tujuan utama: penutupan luka atau memperkecil permukaan luka
Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belu, berdiferensiasi produksi mukopolisakarida, asam aminoglisin dan prolin (bahan dasar kolagen) serat dibentuk dihancurkan kembali penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengkerut
Reparasi jaringan ikat
Luka dipenuhi sel radang, fibroblast dan kolagen disertai dengan peningkatan vaskularisasi membentuk jaringan granulasi
3. Fase remodelling (akhir minggu 3 – bulanan)
Terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebihan
Dinyatakn berakhir jika semua tanda radang lenyap
Edema dan sel radang diserap, sel menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap, kolagen berlebih diserap, dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada
Menghasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar
PATOFISIOLOGIProses ini disebabkan oleh aktifnya miofibroblas
yang terdistribusinya granulasi di seluruh jaringan yang ada pada luka.
Kontraksi dari miofibroblas luka menyusut. Hal ini juga diikuti dengan deposisi kolagen dan saling berhubungan untuk mempertahankan kontraksi.
Kontraksi: proses aktif biologis untuk menurunkan dimensi area anatomi dan jaringan yang dapat menyebabkan perlambatan kesembuhan dari luka terbuka.
Kontraktur: produk akhir dari proses kontraksi; mengganggu secara fungsional dan estetik.
KLASIFIKASIKlasifikasi kontraktur berdasarkan derajat
keparahan:
I: gejala berupa keketatan namun tanpa penurunan gerakan ruang lingkup gerak maupun fungsi.
II: sedikit penurunan gerakan ruang lingkup gerak atau sedikit penurunan fungsi namun tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan, tanpa penyimpangan arsitektur normal daerah yang terkena.
III: terdapat penurunan fungsi, dengan perubahan awal arsitektur normal pada daerah yang terkena..
IV: kehilangan fungsi dari daerah yang terkena.
KLASIFIKASIBerdasarkan jaringan yang menyebabkan
ketegangan, kontraktur dibagi menjadi :Kontraktur dermogen/dermatogenKontraktur tendogen / desmogenKontraktur artrogen
KONTRAKTUR DERMOGENErat hubungannya dengan:
Parut (scar)Hypertropic scarKeloid
Setiap penyembuhan luka memberikan jaringan parut, hipertropic scar dan keloid, penyebabnya adalah infeksi, ketegangan, kehilangan kulit luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kontraktur :Banyaknya jaringan parut pada luka yang sembuh per
primam per secundamPosisi luka terhadap garis langerBentuk jaringan parutPosisi jaringan parut terhadap sendi
KONTRAKTUR TENDOGENDupuytren kontraktur
Terutama di negara-negara dingin. Gangguan pada tendo dan fasia, laki laki lebih sering daripada wanita.
Penyebab belum jelas :Trauma kronisKebiasaaan minum alkoholPemakaian obat yang lamaPenyakit endokrin, syaraf, artritisPenyakit menururn
Gejala:Dimulai nyeri / tidakNodul – nodul kecil, nyeri tekan menyebar seluruh telapak
tangan mengikuti lokasi fasia palmaris
Kontraktur VolkmanPenyebab belum jelasTerdapat fibrosis otot-otot ekstrinsik pada volar
antebrachiiPenyebab :
Manipulasi operatorPemasangan Toumiquet dan gips sirkuler terlalu kerasPerdarahan, hematomBengkak sehingga gangguan aliran a. Brachialis dan
syarafnya terganggu akibat oksigenasi berkurang, terjadi fibrosis daerah distal.
Posisi tangan kontraktur Volkman :Pergelangan tangan fleksiMetacarphal joint extensi Interphalang fleksi
Kontraktur Tendo AchilesAkibat posisi salahMisal: luka bakar tungkai bawah, luka daerah fleksor
yang luasUsaha penderita mengurangi nyeri :
tiduran terusmeluruskan sendi pergelangan kaki sehingga tendo
achiles memendek
Trigger FingerPenyebab : proses yang mendahului (inflamasi/artritis
sendi)Tendo tak dapat meluncur dengan baik dalam selaput
tendoSendi interphalang tak bisa diluruskan oleh kerena
perlekatan tendo pada selaput sarung tendoflexor yang menyempit.
DIAGNOSISKeterbatasan ruang sendi dapat diukur dengan
gonlometer.
Secara klinis kontraktur sendi dapat berupa trauma yang ditandai dengan kerusakan otot, kapsul, ligamen, tendong, kulit dan syaraf di sekitar sendi
Sinar X dapat bermanfaat untuk mendiagnosis kontraktur karena penyempitan ruang sendi yang terlihat mengindikasikan sendi yang rapat dan kontraksi
PENATALAKSANAAN1. Skin flap : Suatu teknik operasi untuk dapat memperbaiki skar dan kontraktur dimana kulit dan subkutan dll dipindah dari suatu bagian badan ke bagian badan yang lain dengan suatu pedicle vascular.
2. Metode Z-plasti: suatu teknik operasi untuk memperbaiki skar dan kontraktur.
Pada metode ini, kulit di sekitar jaringan parut akan dibuat flap dalam bentuk segitiga-segitiga kecil yang biasanya mengikuti bentuk huruf Z. Kemudian flap dijahit kembali sesuai garis dan lipatan asli kulit. Metode Z-plasti berguna pula mengurangi tekanan pada jaringan yang terjadi kontraktur.
3. Skin graft
Pada prosedur skin graft, jaringan kulit diambil dari bagian yang sehat kemudian ditransplantasikan ke bagian tubuh yang terkena jejas. Jaringan kulit yang diambil yaitu segmen epidermis dan dermis dipisah sempurna dari blood supply donor sebelum ditanam di daerah lain tubuh (resipien). Macam-macam:
Split Thickness Skin Graft (STSG)Thin STSG: terdiri dari epidermis dan ¼ bagian lapisan
dermis Intermediate STSG: terdiri dari epidermis dan ½ bagian
dermis Thick STSG: terdiri dari epidermis dan ¾ bagian dermis.
Full Thickness Skin Graft (FTSG): terdiri dari epidermis dan ¾ bagian dermis.
KEUNTUNGAN KERUGIAN
STSG - Kemungkinan take lebih besar- Dapat dipakai untuk menutup
defek yg luas- Donor dapat diambil dari
daerah tubuh mana saja- Daerah donor dapat
reepitelisasi
- Kecenderungan kontraksi lebih besar
- Kecendurangan terjadi perubahan warna
- Permukaan kulit mengkilat
- Secara estetik kurang baik
THIN STSG - Vaskularisasi mudah terjadi dan transplantasi lebih bertahan lama
- Penyembuhan daerah donor lebih cepat dan bisa digunakan kembali
- Kecenderungan kontraksi lebih besar
- Kurang menyamai tekstur kulit asli
THICK STSG - Lebih sedikit tejadi kontraksi, lebih tahan terhadap trauma
- Lebih menyamai kulit normal
- Vaskularisasi lebih sedikit- Penyembuhan daerah
donor lebih lambat
FTSG - Kecenderungan kontraksi lebih kecil
- Kecenderungan terjadi prubahan warna kecil
- Secara estetik lebih baik dari STSG
- Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas
- Donor harus dijahit atau ditutup oleh STSG bila luka agak luas
- Donor terbatas
PENCEGAHAN1. Posisi yang mencegah kontraktur
Dimulai dari hari pertama sampai beberapa bulan
Dapat mempengaruhi panjang jaringan dengan menurunkan ruang lingkup gerak sebagai akibat dari parut jaringan.
Pasien harus selalu melakukan kebiasaan posisi pada stadium awal penyembuhan.
2. Bidai
Membantu mempertahankan posisi yang mencegah kontraktur
Dilakukan dengan posisi yang diregangkan sehingga memberikan suatu latihan peregangan awal yang lebih mudah
Bidai adalah satu-satunya modalitas terapeutik yang tersedia dan berlaku yang dapat mengatur tekanan pada jaringan lunak sehingga dapat menimbulkan remodeling jaringan.
3. Peregangan dan mobilisasi awal
Sendi yang terkena luka bakar harus digerakkan dan diregangkan beberapa kali setiap harinya
4. Melakukan aktivitas sehari-hari
5. Pijat dan pemberian moisturizer
Moisturizer memberi kelembaban kepada luka luka tidak kering tidak retak dan pecah parut
Pijat dengan pola sedikit memutar dapat meningkatkan kesegarisan luka parut
6. Terapi tekanan
Pemberian tekanan pada area luka bakar diduga dapat mengurangi parut mempercepat maturasi parut dan mendorong reorientasi terbentuknya serat kolagen
TERIMA KASIH