kontak budaya

3
KONTAK BUDAYA Jika suatu kelompok masyarakat dengan tipe kebudayaan tertentu memiliki sikap terbuka dengan kebudayaan lain, maka akan terjadi kontak budaya. Suatu kontak budaya didahului oleh interseksi yang berjalan terus-menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai kebudayaan lainnya secara sadar atau tidak, individu-individu masyarakat tersebut akan mengikuti dan menggunakan perwujudan kebudayaan lain tadi. Kontak budaya adalah Perpaduan antara budaya satu dengan budaya lainnya. Indonesia salah satu contohnya, misalnya budaya Jawa dengan budaya sulawesi berbaur. Dari percampuran budaya itu kemudian membentuk budaya baru. Budaya itu buatan manusia dan telah menjadi kebiasaan secara turun-temurun. Studi tentang Hasil/ Akibat dari Kontak Budaya Hipotesis kontak menyatakan bahwa interaksi antar anggota kelompok yang berbeda dapat mengurangi prasangka dan permusuhan antar kelompok. Tetapi hasil penelitian selanjutnya secara progresif mempersempit rentangan keadaan yang memungkinkan anggapan ini terjadi. Bahkan kontak juga belum tentu memajukan hubungan interpersonal (Stroebe, Lenkert, dan Jones 1988). Ethnocentrism adalah biasa, semua kelompok relative lebih menyukai kelompok mereka sendiri daripada kelompok lain. Pada tingkat interpersonal, hasil penelitian terdapat secara menyebar dalam tipe-tipe kontak yang berbeda. Misal penelitian Furnham dan Bochner (1986) menyimpulkan bahwa pelajar asing tidak

Upload: ietha-del-castillo

Post on 03-Jul-2015

654 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTAK BUDAYA

KONTAK BUDAYA

Jika suatu kelompok masyarakat dengan tipe kebudayaan tertentu memiliki sikap terbuka

dengan kebudayaan lain, maka akan terjadi kontak budaya. Suatu kontak budaya didahului oleh

interseksi yang berjalan terus-menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai kebudayaan

lainnya secara sadar atau tidak, individu-individu masyarakat tersebut akan mengikuti dan

menggunakan perwujudan kebudayaan lain tadi.

Kontak budaya adalah Perpaduan antara budaya satu dengan budaya lainnya. Indonesia

salah satu contohnya, misalnya budaya Jawa dengan budaya sulawesi berbaur. Dari percampuran

budaya itu kemudian membentuk budaya baru. Budaya itu buatan manusia dan telah menjadi

kebiasaan secara turun-temurun.

Studi tentang Hasil/ Akibat dari Kontak Budaya

Hipotesis kontak menyatakan bahwa interaksi antar anggota kelompok yang berbeda

dapat mengurangi prasangka dan permusuhan antar kelompok. Tetapi hasil penelitian

selanjutnya secara progresif mempersempit rentangan keadaan yang memungkinkan anggapan

ini terjadi. Bahkan kontak juga belum tentu memajukan hubungan interpersonal (Stroebe,

Lenkert, dan Jones 1988). Ethnocentrism adalah biasa, semua kelompok relative lebih menyukai

kelompok mereka sendiri daripada kelompok lain.

Pada tingkat interpersonal, hasil penelitian terdapat secara menyebar dalam tipe-tipe

kontak yang berbeda. Misal penelitian Furnham dan Bochner (1986) menyimpulkan bahwa

pelajar asing tidak memiliki satupun sahabat karib dari tuan rumah, bahkan setelah bertahun-

tahun bermukim ditempat itu, sehingga secara sosial sangat terisolasi dari masyarakat tuan

rumah. Triandis juga menemukan penghentian terlalu awal pada para eksekutif Amerika yang

ditugaskan keluar negeri antara 25% - 40%. Temuan yang lain menunjukkan perceraian lebih

banyak terjadi pada perkawinan antar budaya daripada perkawinan dari budaya yang sama.

Penelitian pada perilaku menolong menunjukkan bahwa orang (lain) sebangsa lebih banyak

mendapatkan pertolonga daripada orang asing. Dapat disimpulkan bahwa hubungan lintas

budaya lebih sulit dikelola daripada hubungan dalam budaya yang sama (monokultur). Meskipun

demikian para ahli mengemukakan beberapa predictor spesifik yang menentukan keberhasilan

dalam kontak antar budaya, yaitu :

a. Predictor kultural

Page 2: KONTAK BUDAYA

Orang yang terisolasi dalam budaya yang secara eksklusif kolektif akan lebih menderita

ketika berada dalam kultur lain daripada mereka yang disosialisasikan pada budaya yang

cenderung mengarahkan pada perkembangan diri (self-direction) dan luwes interaksinya.

Studi oleh Carden dan Feicht (1991) menemukan mahasiswi Turki lebih mengalami

“homesickness” daripada mahasiswi Amerika ketika mereka harus tinggal di asrama yang

jauh dari kota asalnya.

b. Prediktor Demografi

Kelompok yang berasal dari status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta status

pekerjaan yang lebih tinggi memiliki sikap yang positif terhadap kelompok yang

berlainan budaya. Demikian pula, kelompok dari status budaya yang lebih tinggi

mempunyai sikap antar budaya yang lebih positif. Sekuritas kelompok dalam hierarki

sosial khususnya sekuritas ekonomi akan berhubungan dengan pengkuran tentang

prasangka pada kelompok laion dalam latar budaya.

Kemajuan teknologi, khususnya di bidang komunikasi dan transportasi telah memperlancar

kontak-kontak antar bangsa, interaksi sosial, tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan

gagasan dengan mudah dilakukan setiap orang tanpa mengenal batas lingkungan geografis,

politik maupun kebudayaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kita perlu

segera menanamkan sikap dan keterampilan pada anggota masyarakat sebagai bekal agar mereka

dapat menyerap baik unsur-unsur kebudayaan asing demi meningkatkan kesejahteraan bersama

menuju ke arah peradaban.

Dayakisni, Tri & Yuniardi, Salis. 2008. Psikologi Lintas Budaya. Malang : UMM Press