konsti pas i

17
Konstipasi Definisi Konstipasi atau sembelit adalah terhambatya defekasi dari kebiasaan defekasi normal, pengertian ini dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses yang kurang, atau fesesnya keras dan kering. Obstipasi bersinonim dengan konstipasi. (de jong,2004) Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besarberupa berkurangnya frekuensi buang air besar, sensasi tidak puas, terdapat rasa sakit, perlu extra mengejan atau feses yang keras (IPD) Etiologi Pola hidup: diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, kurang olah raga. Obat-obatan; antikolinergik, penyakit kalsium, aluminium hidroksida, suplemen besi dan kalsium, opiat (kodein, morfin) Kelainan struktural kolon; tumor, striktur, hemoroid, abses perineum, megakolon. Penyakit sistemik; hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, Penyakit neurologik: hirschprung, lesi medula spinalis, neuropati otonom.

Upload: a-farid-wajdy

Post on 29-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsti Pas i

Konstipasi

Definisi

Konstipasi atau sembelit adalah terhambatya defekasi dari kebiasaan defekasi normal,

pengertian ini dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses yang kurang, atau

fesesnya keras dan kering. Obstipasi bersinonim dengan konstipasi. (de jong,2004)

Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besarberupa berkurangnya frekuensi buang

air besar, sensasi tidak puas, terdapat rasa sakit, perlu extra mengejan atau feses yang keras

(IPD)

Etiologi

Pola hidup: diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang tidak

teratur, kurang olah raga.

Obat-obatan; antikolinergik, penyakit kalsium, aluminium hidroksida, suplemen besi

dan kalsium, opiat (kodein, morfin)

Kelainan struktural kolon; tumor, striktur, hemoroid, abses perineum, megakolon.

Penyakit sistemik; hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus,

Penyakit neurologik: hirschprung, lesi medula spinalis, neuropati otonom.

Disfungsi otot dasar pelvis.

Idiopatik transit kolon yang lambat, pseudo obstruksi kronik.

Irritable bowel syndrom tipe konstipasi

Faktor intrinsik; tumor, invaginasi, volvulus, dan skibala. Sfasme sfingter anus pada

fisura anus atau proktitis

Faktor ekstrinsik; tumor intraabdomen (kista ovarium, perlekatan dan kehamilan).

Obstipasi kadang tanpa keluhan, terutama pada orang lanjut usia.

Page 2: Konsti Pas i

Pengeluaran feses yang tertumpuk di rektum dalam volume besar dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya hemoroid, fisura anus, dan tukak. Konstipasi juga berperan

dalam proses terjadinya divertikulosis kolon dan volvulus sigmoid.

Pendekatan diagnostik

Anamnesis yang akurat untuk mendeteksi adanya penurunan berat badan, perdarahan

saluran cerna, riwayat kanker dalam keluarga, pola buang air besar sebelumnya.

Pemeriksaan fisik untuk menilai keadaan sistemik dan lokal, terutama tanda adanya

massa intra abdomen, peristaltik usus dan tidak boleh dilupakan adalah colok dubur.

Dengan pemeriksaan ini dapat ditemukan adanya inflamasi, tumor, dan tanda

patologis lain.

Data laboratorium penunjang terutama untuk menyingkirkan kelainan sistemik.(CBC,

TSH, glukosa puasa, elektrolit, kalsium)

Kolonoskopi.

Barium enema.

Pemeriksaan transit kolon.

Manometri anorektal.

Pemeriksaaan radiologi kolon dan kolonoskopi kolon merupakan pemeriksaan yang

harus dipertimbangkan pada gejala konstipasi jika rektoskopi tidak menunjukkan

kelainan.

Page 3: Konsti Pas i
Page 4: Konsti Pas i
Page 5: Konsti Pas i
Page 6: Konsti Pas i

Tatalaksana konstipasi

NON FARMAKOLOGIS

a. Modifikasi diet sehari-hari dan Bulk-Forming Agent

Page 7: Konsti Pas i

Terapi yang terpenting bagi pasien dengan konstipasi adalah memodifikasi

diet sehari-hari dengan meningkatkan jumlah konsumsi serat. Serat yang dimakan

tidak diserap oleh saluran pencernaan akan memberikan bentuk pada feses. Terapi

konsumsi serat berfungsi untuk meningkatkan frekuensi defekasi. Serat juga berfungsi

untuk menurunkan tekanan intralumunal pada kolon dan rectum.

Untuk memenuhi kebutuhan pasien, harus diterangkan untuk menambah

intake serat secara bertahap dari 20-25 gram per hari sampai satu atau dua minggu.

Diawali dengan mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti buah dan sayur. Jika

pendekatan ini tidak efektif maka dicobakan dengan pemberian suplementasi. Pasien

yang menggunakan suplementasi serat kurang baik, karena memmiliki efek samping

seperti sering buang gas, distensi perut, kembung, rasa yang tidak enak.

Percobaan terapi ini dilakukan selama 1 bulan sebelum dapat

menimbulakan efek pada fungsi bowel. Pasien harus diterangkan mengenai masalah

yang mengkin timbul seperti distensi abdomen dan flatus yang muncul beberapa hari

setelah terapi ini.

b. Biofeedback therapy

Selama biofeedback untuk konstipasi Karena gangguan defekasi, pasien

menerima feedback secara visual dan auditory atau keduanya dalam memfungsikan

sphincter ani dan otot pelvic floor. Biofeedback dapat digunakan untuk melatih pasien

untuk merelaksasi otot pelvic floor mengkoordinasikan dengan maneuver untuk

membantu feses sampai ke rectum. Biofeedback dapat dilakukan dengan

elektromiografi atau cateter manometri. Simulasi pengelauaran feses dengan balon

atau fecom (silicon-filled artificial stool) sering digunakan untuk menekan koordinasi

normal agar proses defekasi dapat bejalan sempurna .

c. Tindakan bedah

Untuk konstipasi yang tidak dapat disembuhkan, reseksi total kolon dan

ileorectostomi harus dianjurkan hanya jika pasien tidak memiliki gangguan defekasi

dan jika seluruh terapi medikamentosa tidak berhasil. Reseksi kolon umumnya

diterapkan pada pasien dengan konstipsi waktu transit yang pendek

Komplikasi pasca operatif yang paling sering adalah obstruksi pada usus

halus, diare dan inkontinensia. Biasanya diare dan inkontinensia diasakan meningkat

Page 8: Konsti Pas i

pada tahun pertama pasca operasi. Psien dengan dismotilitas saluran cerna bagian atas

atau gangguan psikis tidak dapat sembuh total. Bedah rectal harus dianjurkan pada

pasien dengan rektokel fungsional yang signifikan dan pada wanita yang

membutuhkan tekanan vagina dengan jari untuk membantu defekasi .

TERAPI FARMAKOLOGIS

Klasifikasi obat

Klasifikasi awal untuk obat yang digunakan pada pasien konstipasi adalah

laxative dan cathartic. Secara umum produk ini menginduksi untuk terjadinya

defekasi dengan berbagai mekanisme yang berkaitan dengan diare, termasuk skeresi

elektrolit, menurunkan abrobsi dan elektrolit, meningkatkan osmolaritas intraluminal,

dan menignkatkan tekanan hydrostatic di usus.

Klasifikasi obat laxative yaitu: (a) golongan obat yang dapat menyebabkan

pelunakan feses dalam 1-3 hari (bulk forming laxative, docusate, lactulose);

(b)golongan obat yang dapat melunakan dalam 6-12 jam (diphenylmethane

derivatives dan anthraquinone derivatives); (c) golongan obat yang dapat

menefakuasi feses dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, castor oil, dan

polyethylene glycol-electrolyte lavage solution)

a. Emollient laxative

o Merupakan agen surfaktan, docusat dalam garam

o Bekerja dengan menfasilitasi pencampuran air dengan material lemak

sehingga meningkatkan sekresi usus kecil dan usus besar.

o melunakan feses selama 1-4 hari

o tidak efektif untuk mengobati tapi untuk mencegah terjadinya keaadaan

seperti ini.

b. Lubricant

o mineral oil yang biasa digunakan sebagai lubricant laxative dengan

penggunaan sehari-hari

o diambil dari petroleum refining, yang bekerja dengan melapisi stool dan

mempermudah keluarnya

Page 9: Konsti Pas i

o dapat diberikan melalui per oral atau per rectal dengan dosis 15-45 ml.

memberikan efek 2-3 hari setelah pemakaian.

o Memiliki efek samping yang ;lebih besar karena dapat terjadi benda asing

di jaringan lymphoid.

c. Lactulose dan Sorbitol

o Laktulose adalah disakarida yang digunkan secara per oral atau per rectal

o Di metabolism oleh bakteri dan mempengaruhi osmotic sehingga cairan

tertahan di kolon

o Cairan yang tertahan menybabkan terjadinya penurunan pH dan

meninigkatkan peristaltic kolon.

o Sorbitol adalah monosakarida, memberikana efek osmotik

o Direkomendasikan untuk konstipasi fungsional

d. diphenylmethane derivatives dan anthraquinone derivatives

o bisacodyl golongan diphenylmethane derivatives.

o Stimulasi mucosal nerve plexus

o Dapat digunakan untuk abdominal cramping

o Senna atau sennasoid adalah golongan anthraquinone derivatives

o Stimulasi plexus aurbach

e. Saline cathartics

o Tersusun atas ion-ion yang kurang diabasorbsi sperti magnesium, sulfate,

phosphate, dan citrate, yang memberikan eefek osmotic pada penahanan air

di sal. Cerna.

o Magnesium menstimulasi pengeluaran hormone CCK yang berfungsi untuk

stimulasi motilitas usus dan sekresi cairan

o Dapat diberikan secara per rectal

o Digunakan untuk acute efacuation

f. Castor oil

o Dimetabolisme di sal.cerna menjadi ricinoleic acid, yang menstimulasi

proses sekresi, menurunkan absorbsi glukosa dan promotes intestinal

motility, terutama di usus halus.

o Bekerja menggerakkan usus setelah 1-3 jam

o Tidak digunakansecara rutin, karena strong purgative action

Page 10: Konsti Pas i

g. Glycerin

o Merupakan obat perangsang, yang mempengaruhi osmotic rectum

o Onset kerjanya kurang dari 30 menit

o Merupakan laxative yang sangat aman, meskipun dapat menybabkan iritasi

rectal

o Untuk intermitten konstipasi khususnya pada anak

h. polyethylene glycol-electrolyte lavage solution

o digunakan untuk membersihkan sal.cerna sebelum dilakukan operasi

o digunakan sebanyak 4 liter, diberikan selama 3 jam utnuk mendapatkan

complete evacuation

Page 11: Konsti Pas i

OBSTIPASI

definisi

Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh

terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi

dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi).

Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya. konstipasi disebabkan

selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Gejala

obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang

disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.

Penyebab dari obstipasi ada 2 yaitu:

Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus akibat adanya kanker dalam

dinding usus.

Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan

usus oleh massa intraabdomen.

Macam-macam obstipasi:

- obstipasi obstruksi total memilki ciri-ciri tidak keluarnya feses atau flatus, dan pada

pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat

pada rectum.

- obstipasi obstruksi parsial memilki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama

beberapa hari, tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi

parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

Pendekatan diagnose

Anamnesa menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat

menstimulasi terjadinya obstipasi, dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya,

nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting. Contoh: adanya penurunan

berat bedan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat

obstruksi neoplasma.

Pemeriksaan fisik

Page 12: Konsti Pas i

pemeriksaan abdomen seperti inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi untuk

melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi

kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus.

pemeriksaan region femorak dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia

atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon, sigmoid.

Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan

rectum yang mungkin meneybabkan obstruksi dan memberikan gambaran

tentang isi rectum.

- Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hb, urin dan lain sebagainya yang dianggap perlu.

Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa udara

menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara

menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara

menandakan obstruksi parsial.

Pemeriksaan elektrolit darah, hematocrit, hitung leukosit.

Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan menentukan sebab obstipasi.

Penanganan obstipasi

1. Perawatan medis meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh,

nasogastric decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi,

dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit.

2. Mengatasi obstruksi sesuai penyebab obstruksi dan untuk mencegah perforasi usus

akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan

tindakan segera, dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakibatkan perforasi usus

karena peningkatan tekanan feses yang besar.

3. Diet pada obstruksi total dianjurkan tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat

diberikan makanan cair dan obat-obatan.

Page 13: Konsti Pas i

SUMBER:

1. BUKU AJAR ILMU BEDAH

2. IPD FKUI

3. FARMAKOLOGI GODMEN & GILMEN

4. WWW.ROME CRITERIA.ORG

5. CONTOH MAKALAH OBSTIPASI