konservasi ikan praktikum
DESCRIPTION
KonservasiTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Segala puji syukur penulis ucapkan kehaderat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan Konservasi ini tepat pada waktunya.
Tugas Penggelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ini berupa makalah tentang Kearifan Lokal di Kepulauan Raja Ampat. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kedua orang tua kami karena telah memberikan semangat moril maupun materil. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Susianna, S.Pi, M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah Penggelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang telah banyak memberi bimbingan dalam proses pembuatan makalah ini.
Makalah tentang Kearifan Lokal di Kepulauan Raja Ampat ini belumlah sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan dapat lebih baik lagi.
Tanjungpinang, Juni 2015
Penulis
A. PENDAHULUANPengelolaan sumberdaya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi
mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya, dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan (FAO, 1997). Prinsip dasar yang mendasari ide pengelolaan sumber daya ikan adalah bahwa pemanfaatan sumberdaya harus didasarkan pada sistem dan kapasitas daya dukung (carrying capacity) alamiahnya (Saputra, 2009). Besar kecilnya hasil tangkapan tergantung pada jumlah stok alami yang tersedia di perairan dan kemampuan alamiah dari habitat untuk menghasilkan biomassa.
Salah satu pertanyaan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya tersebut sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga. Secara implisit pertanyaan tersebut mengandung dua makna, yaitu makna ekonomi dan makna konservasi atau biologi.
Pengelolaan sumberdaya perikanan umumnya didasarkan pada konsep “hasil maksimum yang lestari” (Maximum Sustainable Yield) atau juga disebut dengan “MSY”. Konsep MSY berangkat dari model pertumbuhan biologis yang dikembangkan oleh seorang ahli Biologi bernama Schaefer pada tahun 1957. Inti dari konsep ini adalah menjaga keseimbangan biologi dari sumberdaya ikan, agar dapat dimanfaatkan secara maksimum dalam waktu yang panjang. Pendekatan konsep ini berangkat dari dinamika suatu stok ikan yang dipengaruhi oleh 4 (empat) factor utama, yaitu rekrutment, pertumbuhan, mortalitas dan hasil tangkapan.
B. TUJUANTujuan utama pengelolaan sumberdaya ikan adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya ikan secara optimal dan lestari.2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para nelayan.
C. HASIL.Lembar Data Hasil Tangkap dan Stok Ikan
Jumlah anggota:
Jumlah ikan/ stok awal= jumlah
anggota x 2No
Kelas: (Pagi/ Sore)
Kelompok:
Perolehan tiap anggota setiap
aba-aba ke
Jumlah total
anggota
Nilai individuX 6,67 Sisa Stok
Nama Anggota 1 2 3 4 5 Aba Sisa Stok
0 24
1. Fizzi Pranata 4 1 2 3 4 14 93,38 1 102. Rani Seprianti 3 5 2 1 3 14 93,38 2 103. Anggun
Permatasari1 3 4 3 3 14 93,38 3 10
4. M. Halim 2 4 3 3 2 14 93,38 4 105. David
Simanjuntak4 2 1 3 4 14 93,38 5 10
6. Arendi 5 2 4 1 2 14 93,38dst
Nilai kelompok:
560,28/6= 93,38
Nilai Keberlanjutan
24/24*100=100
Nilai total 193,38
D. JAWABAN PERTANYAANPertanyaan :A. 1. Dari hasil praktikum permainan yang telah kalian, menurut kalian apa
makna nilai individu, nilai kelompok, dan nilai keberlanjutan dalam praktikum ini?
2. Bagaimana dengan masing - masing nilai yang didapat kelompok kamu?3. Jelaskan usaha yang dilakukan kelompok kamu agar mendapatkan nilai
yang tinggi!Jawab:
1. A. Nilai individu adalah nilai sumber daya hasil tangkapan yang mampu di dapatkan oleh individu itu sebanyak 5x tangkapan yang disini berperan sebagai nelayan.B. Nilai kelompok adalah nilai jumlah sumber daya yang di tampung
di ekosistem yang di dapatkan dari rata-rata setiap individuC. Nilai keberlanjutan adalah nilai yang menyatakan bahwa adanya
sumberdaya setelah sisa penangkapan.2. Nilai yang didapat dari individu dalam kelompok yaitu nilai sama
rata sebesar 93,38 per individu.3. Usaha yang dilakukan agar tiap individu dalam kelompok mendapat
nilai yang tinggi yaitu mengambil ikan (permen) di ekosistem dengan jumlah sebanyak mungkin, agar didapatkan nilai yang maksimal.
B.1. Apa yang dimaksud dengan Sumberdaya yang bersifat Common Property
dan Open Access?2. Apa implikasi sifat tersebut bagi penggunanya?3. Apa yang dimaksud dengan pemanfaatan yang berkelanjutan?4. Terkait dengan permainan, pelajaran apa yang bisa anda petik darinya?5. Beri contoh masing-masing 5 sumberdaya laut yang bersifat Common
Property dan Open Access
6. Beri contoh masing-masing 5 sumberdaya laut yang bersifat Non Common Property dan Open Access
Jawaban :A. DFG
B.1. Common property dalam pengelolaan perikanan adalah sumberdaya
perikanan milik semua orang atau bersifat umum maka sumberdaya tersebut tidak ada kepemilikan bagi seseorang. Karena bersifat common property maka pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya tersebut terbuka bagi setiap orang,Menurut Charles dalam Adrianto (2006), ada dua makna dalam rezim open access, pertama sumberdaya perikanan yang tidak terbatas ini diakses oleh hampir semua kapal yang tidak terbatas yang diyakini akan menghasilkan kerusakan sumberdaya dan masalah ekonomi. Makna kedua adalah bahwa tidak ada kontrol terhadap akses kapal, namun terdapat pengaturan terhadap hasil tangkapan, atau dengan kata lain dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, setiap orang dapat memanfaatkan dan masuk dalam industri perikanan. Sebagai suatu akses terbuka (open acces), berarti bahwa sumberdaya perikanan bebas di manfaaatkan oleh setiap orang.
2. Jj3. Pengelolaan perikanan keberlanjutan yaitu pengelolaan perikanan yang
berbasiskan ekosistem. Sesuai dengan tujuannya untuk memelihara keterpaduan ekosistem maka pengelolaan berbasis ekosistem memerlukan pola pembangunan yang menjamin hal-hal berikut ini :A. Hubungan antar dimensi ekologi (populasi, spesies, habitat, region)
harus diperhitungkan, tidak sekedar memperhatikan dampak pada satu level saja.
B. Perencanaan dan pengelolaan terhadap entitas ekologi dengan batas yang diketahui, dipadukan dengan batas sektoral, yursdiksi, dan batas administrasi lainnya.
C. Data dikumpulkan untuk pengelolaan berbasis ekosistem sebagai landasan bagi sektoral dan integrasi sektoral.
D. Pola pengelolaan harus terus dipantau dengan membandingkan antara kesehatan laut dan indikator berbasis ekosistem, dan dapat diadaptasi sesuai dengan adanya perubahan lingkungan maupun perubahan lainnya.
E. Sistem nilai alam dan kemanusiaan harus diperhitungkan dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan secara terpadu sehingga nilai keragaman biologi harus dimengerti dan diseleraskan sebagai bagian penting dalam proses perencanaan dan pengelolaan, sedangkan nilai
kemanusiaan memainkan peranan yang dominan dalam memutuskan pemanfataan laut.