konsep ttg pola tarifpuskesmas

24
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA N0M0R….TAHUN 200.. TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Jo Peraturan Pemerintah Nornor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah; maka Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang mengatur tarif Puskesmas dan tarif pelayanan kesehatan perlu diadakan perubahan dan disesuaikan terhadap Undang-Undang tersebut b. Untuk maksud huruf a diatas, perlu menetapkan Retribusi. Pelayanan Kesehatan Dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tinght II Kutai yang diatur dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Drt Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara R.I. Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lernbaran Negara Nomor 33 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yankes 2005 1 KONSEP

Upload: tius

Post on 17-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

WORD

TRANSCRIPT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARAN0M0R.TAHUN 200.. TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMASDALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI KARTANEGARAMenimbang:a.bahwa dengan telah ditetapkannya UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 Jo Peraturan Pemerintah Nornor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah; maka Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang mengatur tarif Puskesmas dan tarif pelayanan kesehatan perlu diadakan perubahan dan disesuaikan terhadap UndangUndang tersebut

b. Untuk maksud huruf a diatas, perlu menetapkan Retribusi. Pelayanan Kesehatan Dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tinght II Kutai yang diatur dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat:1. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UndangUndang Drt Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara R.I. Tahun 1953 Nomor 9) sebagai UndangUndang

2.UndangUndang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lernbaran Negara Nomor 33 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037)

3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

4. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan Pertanggungan dan Pengawasan Keuangan Daerah (Lembaran NegaraTahun 1975 Nomor 5)

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan-Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan kepada Daerah

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan titik berat pada Daerah Tingkat II8. Peraturan Pernerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan kepada 26 (dua puluh enam) Daerah Tingkat II Percontohan ;9. Peraturan Pernerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah

10. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 285 Tahun 1977, Nomor 179/Menkes/SK/V11/77 tentang Pelaksanaan Pemungutan Biaya Pelayanan Kesehatan ;

11. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalarn Negeri Nomor 684.a/Menkes/SKB/IX/1987 dan Nomor 87 Tahun 1987 tentang Pedoman Pelaksanaan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan

13. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri, masingniasing Nomor 93/A/MENKES/SKB/II/1996 dan Nomor 17 Tahun 1996 tentang Peclornan Pelaksanaan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat.

14. Keputusan Bersarna Menteri Kesehatan RI dan Menteri Dalam Negeri Nomor 510/Menkes/SKB/VI/1996 dan Nomor 97 A Tahun 1996, tentang tarif dan tatalaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Umurn Daerah bagi peserta PT (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia dan Anggota Keluarganya

15. Keputusan Meteri Kesehatan RI Nomor 582 /Menkes/SKI/VI/1997 tentang Pola Tarif Puskesmas Pemerintah

16. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 21 Tahun 1985 tentang Penyidikan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara

17. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004 tentang Pedoman Kelembagaan Dan Pengelolaan Puskesmas Daerah;

18. Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Puskesmas Daerah;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor .. Tahun .. tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARAMEMUTUSKAN

Menetapkan:PERATURAN KUTAI KARTANEGARA NOMOR .. TAHUN .TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKES MAS DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTA NEGARABAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dengan

1 . Daerah adalah Kabupaten Kutai Kartanegara2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara3.Kepala Daerah adalah Bupati Kutai Kartanegara4.Dewan Perwakilan Rakyat adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kutai Kartanegara5.Dinas Kesehatan Kabupaten adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

6.Puskesmas adalah Puskesmas diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.7.Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang memiliki ruang rawat inap.

7.Tarip adalah sebagian atau keseluruhan biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan non medik yang dibebankan kepada masyarakat (Privat) sebagai imbalan atau jasa pelayanan yang diterimanya ;

8. Pelayanan Privat adalah pelayanan yang harus dibiayai oleh masyarakat.

9. Pelayanan Publik adalah pelayanan yang harus dibiayai oleh pemerintah. 10.Pola tarip adalah Pedoman dasar peraturan tarip yang diterapkan dengan unit cost yang berlaku di Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara11.Rawat jalan adalah pelayanan terhadap penderita yang datang dan atau melaksanakan rujukan, baik ke unit pelaksana fungsional maupun ke unit pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk keperluan observasi, diagnose, pengobatan, perawatan lainnya tanpa tinggal diruang rawat inap ;

12. Rawat inap adalah pelayanan terhadap penderita yang datang/masuk dan atau melaksanakan rujukan baik ke unit pelaksana fungsional maupun ke unit pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk keperluan diagnose, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit, dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk tinggal di ruang rawat inap

13.Jasa Puskesmas adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha diagnose, pengobatarn, perawatan, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan pemulihan kesehatan

14. Jasa pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka diagnose, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan pemulihan kesehatan15. Tindakan medik dan terapi adalah pembedahan, tindakan pengobatan menggunakan alat dan atau tindakan diagnostik lainnya

16. Visite dokter adalah pelayanan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka meman tau/mengikuti perkembangan penyakit. 17. Penunjang diagnostik adalah pelayanan untuk penunjang penegakan diagnose18.Akomodasi adalah penggunaan pasilitas rawat inap dengan atau tanpa makan di Puskesmas ;

19. Bahan dan alat adalah obat, bahan kimia, alat kesehatan, dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangka diagnose, pengobatan, perawatan rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya termasuk bahan makanan

20. Bahan makanan adalah makanan dan gizi yang diberikan oleh Puskesmas21. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungannya

22. Unit cost adalah hasil perhitungan total biaya operasional pelayanan yang diberikan Puskesmas Kabupaten Kutai Kartanegara23. Tindakan medik adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala penyakit, menyembuhkan dan mencegah akibat lanjutan dari suatu penyakit yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang diberi wewenang 23. Poliklinik umum adalah tempat pelayanan rawat jalan yang dilayani oleh tenaga medik/ dokter umum;24. Poliklinik Spesialis adalah tempat pelayanan rawat jalan yang dilayani oleh tenaga medik spesialis ,25. Peserta tertanggung PT (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Purnawirawan ABRI yang mempunyai tanda pengenal PT (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia beserta keluarganya yang tercantum dalam Kartu Tanda Pengenal yang syah26. Peserta tertanggung Perum Astek adalah karyawan perusahaan swasta dan atau buruh kontraktor yang menjadi peserta tertanggung Perum Astek sesuai dengan PP Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja ;27. Orang yang kurang mampu adalah mereka yang kurang marnpu secara ekonomis yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari pihak yang berwenang (dalam hal ini Kepala Desa/Kelurahan) yang diketahui Pejabat Kecarnatan setempat.28. Orang/ Keluarga Miskin (Gakin) adalah adalah keluarga yang tidak mampu secara ekonomis yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Miskin (Kartu Askes Gakin) dari PT Askes berdasarkan usulan Kepala Desa/Kelurahan dan Puskesmas dan mereka yang dipelihara oleh Panti Sosial / Rumah Yatim Piatu / Rumah Jompo Pemerintah atau Badan Swasta yang sudah disyahkan sebagai Badan Hukurn

29. Penderita Tahanan adalah penderita yang sedang dalam tahanan yang berwajib30. Veteran adalah mereka yang mempunyai tanda anggota Veteran RI beserta anggota keluarganya yang tercantum dalam kartu Tanda Pengenal yang syah ;31. Perintis Kemerdeban adalah penderita yang dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 1960 beserta anggota keluarganya yang tercantum dalarn Kartu Tanda Pengenal yang syah ,32. Pelayanan Rujukan Spesialis adalah Pelayanan Kesehatan yang dilayani oleh tenaga - tenaga Spesialis atau ahli dibidangnya masingmasing.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dipungut retribusi atas pelayanan kesehatan di Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pasal 3

(1). Obyek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayananan kesehatan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah yang dinikmati oleh Orang Pribadi atau Badan melalui Puskesmas ;

(2).Subyek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah Orang Pribadi atau Badan yang menerima/menggunakan/menikmati pelayanan kesehatan

BAB III

KEBIJAKSANAAN TARIP

Pasal 4

(1).Pemerintah Daerah dan masyarakat bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat;

(2).Biaya penyelenggaraan Puskesmas diperoleh dari Pemerintah Daerah dan masyarakat (publik dan privat) dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat;(3).Tarip Puskesmas ditetapkan dengan azas gotong royong adil dan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah namun juga memperhatikan kepentingan peningkatan pengembangan dan pelayanan Puskesmas ;

(4).Tarip pelayanan Puskesmas ditetapkan atas dasar jenjang pelayanan, klasifikasi Puskesmas dan tingkat kecanggihan pelayanan perawatan ;

(5). Tarip Pelayanan Puskesmas dibedakan berdasar pelayanan publik dan pelayanan privat.(5).Tarip Puskesmas untuk peserta Asuransi Kesehatan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

Pasal 5

(1). Tarip Puskesmas untuk pelayanan privat diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas perawatan dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, Puskesmas setempat lainnya serta kebijaksanaan subsidi silang (2).Tarip pelayanan privat, termasuk rawat inap ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas, dengan mempertimbangkan ayat (1) diatas dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Kesehatan.(3). Tarip pelayanan publik diusulkan oleh Pimpinan Puskesmas dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.BAB IVJENIS PELAYANAN YANG DIKENAKAN TARIP

Pasal 6

(1).Pelayanan yang dikenakan tarip terdiri atas

a.Rawat jalan, gawat darurat, dan pelayanan medik gigi

b. Rawat inap (Puskesmas Rawat Inap)

c. Pelayanan kebidanan (kecuali Imunisasi TT Bumil)

d. Pemeriksaan penunjang diagnostik (kecuali laboratorium P2M)

c. Pemeriksaan tindakan medik dan terapi

f. Pemeriksaan kesehatan

g. Pelayanan Mobil Ambulance / Mobil Jenazah.

(2).Komponen tarip untuk setiap jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini terdiri :

a. Komponen biaya jasa Puskesmas

b. Komponen biaya jasa pelayanan

c. Komponen biaya bahan dan alat pakai habis

d. Komponen biaya obat/barang farmasi dan bahan makanan

e. Komponen biaya administrasi (3).Segala jenis pelayanan kesehatan yang belum termasuk salah satu kelompok pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

BAB V

KELAS PERAWATAN PUSKESMAS RAWAT INAPPasal 7

(1). Kelas perawatan Puskesmas terdiri atas

Kelas I

Kelas II

Kelas III

(2). Jumlah tempat tidur dan standar fasilitas masingmasing kelas perawatan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan.BAB VI

DASAR PERHITUNGAN TARIP PELAYANAN KESEHATAN PRIVATPasal 8

(1).Penetapan. tarip pelayanan kesehatan diperhitungkan berdasarkan unit cost masing -masing jenis pelayanan kesehatan

(2).Besarnya unit cost biaya pelayanan kesehatan (Privat) ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas berdasarkan usulan Pimpinan Puskesmas.

(3). Besarnya unit cost sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dilaporkan kepada Bupati setiap tahun paling lambat 3 (tiga) bulan sejak unit cost ditetapkan.(5).Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini terdiri atas

a.Rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan medik gigi

b. Rawat inap ;

c. Pelayanan kebidanan dan ginekologi

Persalinan normal ;

Persalinan dengan tindakan

d.Penunjang diagnostik

1 . Laboratorium klinik:

-Sederhana

-Sedang;

Canggih

2.Radiodiagnostik :

Sederhana

Sedang;

Canggih3. Diagnostik elektromedik

-Sederhana

-Sedang;

-Canggih

e. Tindakan medik dan terapi kecilf. Pemeriksaan kesehatan ;

g. Mobil Ambulance dan Jenazah.

BAB VII

TARIP RAWAT JALAN, GAWAT DARURAT DAN PELAYANAN MEDIK GIGI (PRIVAT)Pasal 9

(1). Untuk menentukan besarnya tarip rawat jalan diperhitungkan komponen biaya jasa Puskesmas dan komponen biaya jasa pelayanan yang dinyatakan dalam bentuk karcis harian;

(2).Tarip kunjungan rawat jalan adalah 1 (satu) kali kunjungan untuk beberapa poliklinik , yang diperhitungkan berdasarkan unti cost rawat jalan. (3). Karcis poliklinik dimaksud ayat 1 (satu) mencakup pembayaran atas jasa pelayanan medik, jasa Puskesmas. (5).Besarnya komponen biaya jasa Puskesmas pada rawat jalan ditetapkan sebesar 1/3 kali unit cost rawat jalan

(6).Besarnya komponen biaya jasa pelayanan pada rawat jalan ditetapkan sebesar 2/3 kali unit cost rawat jalan

(7).Biaya pelayanan penunjang diagnostik, tindakan medik dan terapi, konsul dan bahan farmasi dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan dan pelayanan tersebut.

Pasal 10

(1).Besarnya tarip rawat darurat ditetapkan sebesar 2 (dua) kali besarnya tarip pada karcis harian pasien rawat jalan;

(2).Biaya pelayanan penunjang diagnostik, tindakan medik dan terapi, kosul dan bahan farmasi dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan dan pelayanan tersebut.

Pasal 11 (1). Pelayanan medik gigi dan mulut meliputi: Pemeriksaan / tindakan medik gigi dan mulut sederhana, kecil, sedang. (3)Besarnya tarip pelayanan medik gigi dan mulut rawat jalan untuk tindakan sederhana, kecil ditetapkan sebesar 2 kali besarnya tarip pada karcis harian.(4).Besarnya jasa ditetapkan sebagai berikut

a. Jasa Puskesmas 1/3 kali tarip pelayanan medik gigi

b. Jasa pelayanan 2/3 kali tarip pelayanan medik gigi

(5).Biaya pelayanan penunjang diagnostik, tindakan medik dan terapi, bahan farmasi dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan dan pelayanan tersebut

BAB VIII

TARIP RAWAT INAP

Pasal 12

(1). Untuk menentukan besarnya tarip rawat inap diperhitungkan komponen biaya jasa Puskesmas dan komponen jasa pelayanan berdasarkan kelas perawatan ;

(2).Jumlah hari perawatan dihitung mulai dari penderita masuk Puskesmas sampai penderita keluar, dengan ketentuan apabila hari masuk dihitung maka keluar tidak dihitung.

Pasal 13

(1).Unit cost rawat inap kelas II dijadikan dasar perhitungan biaya untuk menetapkan tarip kelas perawatan lainnya dengan pengaturan sebagai berikut

Kelas III

: kali unit cost kelas II

Kelas II

: 1 kali unit cost kelas II

Kelas I

: 3 kali unit cost kelas II

(2). Komponen biaya jasa Puskesmas ditetapkan sebagai berikut

Kelas III: kali dari perhitungan biaya

Kelas II: 1/3 kali dari perhitungan biaya

Kelas I: 1/3 kali dari perhitungan biaya

(3). Komponen biaya jasa pelayanan ditetapkan sebagai berikut

Kelas III: kali dari perhitungan biay a

Kelas II: 2/3 kali dari perhitungan biaya

Kelas I: 2/3 kali dari perhitungan biaya

(4).Biaya pelayanan penunjang diagnostik, visite dokter, tindakan medik dan terapi, dan bahan farmasi dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan pelayanan tersebut.

BAB IX

TARIP PELAYANAN KEBIDANAN DAN GINEKOLOGI

Pasal 15

(1). Biaya persalinan normal dihitung atas dasar ratarata unit cost persalinan

(2).Biaya persalinan dengan tindakan pervagina ditetapkan sebesar maksimal biaya persalinan pada ayat (1) diatas ditambah 50 % (3). Jasa Puskesmas diperhitungkan sebesar 1/3 dari perhitungan biaya (4). Jasa pelayanan diperhitungkan sebesar 2/3 dari perhitungan biaya

(3).Tarip rawat inap pelayanan bayi baru lahir ditetapkan sebesar 50 % dari tarip pelayanan rawat ibu ;

(6).Biaya pelayanan penunjang diagnostik, biaya rawat inap dan bahan farmasi dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan pelayanan tersebut.

BAB X

TARIP PELAYANAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Pasal 16

(1).Besarnya unit cost pelayanan penunjang diagnostik diperhitungkan sebesar unit costnya masing-masing pelayanan penunjang(2).Tarip pelayanan penunjang diagnostik pasien rawat jalan disamakan dengan tarip pemeriksaan sejenis rawat inap kelas III

(3).Tarip pelayanan penunjang diagnostik pasien rawat jalan yang berasal dari rujukan swasta disamakan dengan tarip pemeriksaan sejenis pasien rawat inap kelas I

Pasal 17

(1).Komponen tarip pelayanan penunjang diagnostik sebagaimana dimaksud pada pasal

16 ayat (2) terdiri atas :

a. Komponen biaya Puskesmas

b. Kornponen biaya jasa pelayanan

c. Kornponen biaya bahan dan alat pakai habis

(2). Komponen biaya jasa Puskesmas ditetapkan 1/3 dari unit cost masing-masing pelayanan penunjang diagnostik.(3). Komponen biaya jasa pelayanan ditetapkan 2/3 dari unit cost masing-masing pelayanan penunjang diagnostik.

BAB XI

PEMERIKSAAN KESEHATAN

Pasal 23

(1).Tarip pelayanan pemeriksaan kesehatan untuk pemberian Surat Keterangan Kesehatan ditetapkan sebesar tarip rawat jalan ;

(2). Tarip pemeriksaan kesehatan (general check up) ditetapkan sebesar tarip rawat jalan ditambah biaya pelayanan penunjang diagnostik yang dibayar tersendiri sesuai dengan tarip yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan, tindakan pelayanan tersebut.

BAB XIIPENGUNAAN MOBIL AMBULANCE DAN MOBIL JENAZAH

Pasal 24

(1).Besar biaya tarip penggunaan mobil ambulance dan mobil jenazah ditetapkan berdasarkan komponen biaya sesuai dengan jarak tempuh ditambah biaya tunggu

(2). Komponen biaya jasa Puskesmas ditetapkan sebesar 50 % dari komponen biaya

(3).Komponen biaya jasa pelayanan ditetapkan sebesar 50 % dari komponen biaya.

BAB XIII

TARIP RESTREBUSI IZIN KERJA DAN ATAU IZIN USAHA PELAYANAN KESEHATAN SWASTAPasal 25(1).Unit cost jasa pemeriksaan tiap pasien di praktek swasta dijadikan dasar perhitungan biaya untuk menetapkan tarip restribusi izin praktek.a. Izin praktek perorangan Dokter Spesialis : 3 kali perhitungan biaya

b. Izin praktek berkelompok Dokter Spesialis : 6 kali perhitungan biaya

c. Izin praktek perorangan Dokter Umum/Gigi : 3 kali perhitungan biaya

d. Izin praktek berkelompok Dokter Umum/Gigi : 6 kali perhitungan biaya

e. Izin praktek perorangan Bidan : 3 kali perhitungan biaya

f. Izin praktek berkelompok Bidan : 6 kali perhitungan biaya

(2). Unit cost pelayanan administrasi perizinan usaha pelayanan kesehatan swasta dijadikan dasar perhitungan biaya untuk menetapkan tarip restribusi izin usaha dan izin kerja pelayanan kesehatana. Izin usaha Penyalur Alat Kesehatan : 4 kali perhitungan biayab. Izin usaha Pedagang Besar Farmasi : 6 kali perhitungan biaya

c. Izin Rumah Sakit

: 10 kali perhitungan biayad. Izin Klinik atau Balai Pengobatan Umum : 4 kali perhitungan biayae. Izin Laboratorium

: 2 kali perhitungan biaya

f. Izin usaha Klinik Fisioterafi

: 1 kali perhitungan biayag. Izin Balai Kesehatan Ibu dan Anak

: 2 kali perhitungan biayah. Izin usaha Apotik

: 3 kali perhitungan biayai. Izin usaha Toko Obat

: 2 kali perhitungan biayaj. Izin usaha Toko Optik

: 2 kali perhitungan biayak. Tanda Daftar Tukang Gigi

: 1/2 kali perhitungan biayal. Izin Kerja Apoteker

; 1 kali perhitungan biayam. Izin Kerja Assisten Apoteker

: 1/2 kali perhitungan biayan. Izin Kerja Opticien

: 2/3 kali perhitungan biayao. Izin Operasional Pest Control

: 1 kali perhitungan biayap. Sertifikasi Laik Sehat Hotel

: 2 kali perhitungan biayaq. Sertifikasi Laik Sehat Kolam Renang : 2 kali perhitungan biayar. Sertifikasi Warung Makanan/Kantin : 1/2 kali perhitungan biayas. Sertifikasi Rumah Makan

: kali perhitungan biaya

t. Sertifikasi Restoran

: 1 kali perhitungan biaya

u. Izin Penyehatan Jasa Boga

: 2 kali perhitungan biaya

v. Izin Usaha Jasa Boga

: 3 kali perhitungan biaya

w. Izin Operasional Jasa Boga:

- Golongan A

: 4 kali perhitungan biaya- Golongan A2

: 5 kali perhitungan biaya- Golongan A3

: 6 kali perhitungan biaya- Golongan B

: 18 kali perhitungan biaya

- Golongan C

: 20 kali perhitungan biaya

x. Izin Pabrik Makanan dan Minuman : 6 kali perhitungan biaya

y. Tanda Daftar Pengobatan Tradisional : kali perhitungan biayaBAB XIVPENGELOLAAN KEUANGAN PUSKESMASPasal 26(1).Penerimaan jasa Puskesmas seluruhnya merupakan pendapan daerah dan harus disetor ke kas daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(2). Untuk jasa pelayanan diberikan kepada Puskesmas sebesar 100 % (seratus persen) yang diperhitungkan dari penerimaan jasa pelayanan

(3).Peneriman jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diberikan kepada dan dikelola langsung oleh Puskesmas(4).Pengelolaan penerimaan jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diatur dengan Surat Keputusan Kepala Daerah

(5).Untuk jasa Puskesmas dan jasa pelayanan rawat jalan dinyatakan dalam bentuk karcis dan disetor ke kas daerah sesuai jumlah karcis yang keluar dan 70 % dari jumlah tersebut dikembalikan kepada Puskesmas sebagai jasa pelayanan dan diatur sebagaimana ayat (2).

Pasal 27(1). Pimpinan Puskesmas diberi wewenang untuk membebaskan sebagian atau seluruhnya biaya pelayanan Puskesmas atas dasar surat keterangan tidak mampu dari pejabat yang berwenang

(2).Biaya pelayanan kesehatan terhadap pasien sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dibebankan kepada pasal pengeluaran yang khusus tersedia untuk keperluan tersebut dalam APBD.

Pasal 28(1).Dalam rangka pembinaan pengembangan Puskesmas atas usulan Pimpinan Puskesmas, Kepala Daerah dapat membentuk Badan Penyantun Puskesmas;

(2).Biaya yang timbul sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dibebankan pada anggaran Puskesmas dan sumber lain yang syah.

BAB XV

PENGELOLAAN KEUANGAN IZIN KERJA DAN IZIN USAHAPasal 29(1).Penerimaan jasa Pelayanan Izin Kerja dan Izin Usah dinyatakan dalam bentuk kwitansi dan di setor ke kas daerah sesuai jumlah kwitansi yang keluar dan 75 % dari jumlah tersebut dikembalikan kepada Dinas Kesehatan sebagai jasa pelayanan.

(2). Peneriman jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberikan kepada dan dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan(3).Pengelolaan penerimaan jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diatur dengan Surat Keputusan Kepala Daerah

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 30Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terhutang.

BAB XVIIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 31Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan PerundangUndangan yang berlaku.

Pasal 32(1).Dalam melaksanakan tugas penyidik, para penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 peraturan daerah ini berwenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka

d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan atau selanjutnya melalui penyidik memberitatahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;

h. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan

(2). Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan

a. Pemeriksaan rumah

b. Pemasukan rumah

c. Penyitaan benda ;

d. Pemeriksaan surat

e. Pemeriksaan saksi

f. Pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB XVIIIKETENTUAN LAINLAIN

Pasal 33(1).Halhal yang menyangkut kerjasama rujukan maupun kerja sama lainnya yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas dengan memberikan laporan kepada Kepala Daerah ;.

(2).Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, 29, 30, 31 dan Pasal 32 tidak berlaku bagi

a.Mereka yang tidak mampu, dapat dirawat tanpa dipungut biaya dan harus dapat menunjukan surat keterangan dari Kelurahan/desa dan diketahui pejabat kecamatan setempat hanya berlaku untuk 3 (tiga) bulan;

b.Mereka yang berada di Panti Asuhan, rumah jompo dan rumah penderita cacat dengan menunjukan surat keterangan tidak marnpu dari Pirnpinan Panti asuhan, Rumah Jompo dan Rumah Penderita cacat

c.Peserta Asuransi Kesehatan ;

d.Murid TK, SD, SMTP, SMA dengan menunjukan Surat Keterangan dari Kepala Sekolah/Pimpinan masingmasing;

e.Anggota veteran, werdhatama dan keluarganya yang tertanggung;

f.Kader Kesehatan yang aktif terdaftar dan memiliki Kartu Tanda Pengenal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Puskesmas setempat ;

g.Mereka yang terkena musibah bencana alam dalam batas waktu tertentu;

h.Pasien yang mendapat pelayanan pengobatan Program ;

(3). Untuk Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun, serta Purnawirawan ABRI beserta keluarganya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB XIXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 34(1).Halhal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah ;

(2).Dengan berlakuya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor . Tahun .. tentang pungutan biaya dalam pelayanan kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Peraturan Daerah Nomor Tahun .. tentang Pola Tarip Puskesmas dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 35Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tingkat II Kutai

Ditetapkan di : Tenggarong

Pada tanggal: ..DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHBUPATI KUTAI KARTANEGARA KAB. KUTAI KARTANEGARA

H. BACHTIAR EFFENDI, BcHK DRS. H. SYAUKANI. HR.,MM KONSEP

PAGE 1yankes 2005