konsep nyeri

13
2.2. Konsep nyeri 2.2.1. Definisi nyeri Menurut Mc Caffery (1980) bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri terseut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia mersasakan nyeri (Potter dan Perry,2005). Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu, nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individualis. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan /atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada fungsi ego seorang individu (Mohan,1994). Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Cloncy dan Mc. Vicar,1992) Nyeri adalah keadaan subyektif dimana seseorang memperlihatkan tidak nyaman secara verbal maupun non verbal, keadaannya dapat akut (mempunyai lama yang pasti) atau kronis (bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun) (Barbara engram,1998). Menurut Long (1996) nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat

Upload: lalu-fathul-aziz

Post on 11-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: konsep nyeri

2.2. Konsep nyeri

2.2.1. Definisi nyeri

Menurut Mc Caffery (1980) bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang

nyeri terseut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia mersasakan nyeri (Potter dan

Perry,2005).

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh

stimulus tertentu, nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individualis. Stimulus nyeri dapat

berupa stimulus yang bersifat fisik dan /atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada

fungsi ego seorang individu (Mohan,1994).

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang

merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa

terjadi kerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji

nyeri (Cloncy dan Mc. Vicar,1992)

Nyeri adalah keadaan subyektif dimana seseorang memperlihatkan tidak nyaman secara verbal

maupun non verbal, keadaannya dapat akut (mempunyai lama yang pasti) atau kronis (bisa

berbulan-bulan sampai bertahun-tahun) (Barbara engram,1998).

Menurut Long (1996) nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya

orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Wahit

Iqbal Mubarak,2007)

2.2.2. Proses Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik untuk

memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis,

yakni : persepsi dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf

perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute

saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan

nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak

mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri

Page 2: konsep nyeri

mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyer dan memproses informasi

tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya

mempersepsikan nyeri (Mc. Nair,1990)

Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar di sepanjang serabut saraf perifer

afferent yang mentransmisikan impuls sensorik ke karnudorsalis di medulla spinalis. Serabut

saraf tersebut bersinap dengan neuro traktus spinotalamus yang menyilang kemudian menuruni

medulla spinalis ke thalamus. Kemudian impuls motorik menyebar melalui sebuah lengkung

refleks bersama serabut saraf afferent (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi

stimulus.

Kontraksi otot menyebabkan individu menarik diri dari sumber nyeri sebagai usaha untuk

melindungi diri. Artinya apabila serabut-serabut superfisial di kulit distimulasi, maka individu

akan menjauh dari sumber nyeri. Apabila jaringan internal, seperti membrane mukosa atau otot

terstimulasi, maka otot akan memendek dan memanjang.

Neurofisiologis nyeri itu sendiri dapat diistilahkan dengan neuro regulator, yang terdiri dari :

1. Neurotransmitter, yang terdiri dari :

a. Substansi P, terdapat di neuron karena dorsalis (peptid eksitator), dimana zat ini dibutuhkan

untuk mentransmisi impuls nyeri dari perifer ke pusat otot yang lebih tinggi, sehingga

menyebabkan vasodilatasi dan edema.

b. Serotonin adalah suatu zat yang dilepaskan di batang otak dan kornu dorsalis untuk

menghambat transmisi nyeri.

c. Prostaglandin, adalah zat yang dihasilkan dari pemecahan fosfolipid dalam membrane sel,

yang diyakini meningkatkan sensitivitas nyeri.

2. Neuromodulator, yang terdiri dari :

a. Endorphin dan dinorfin : merupakan suplai alamiah tubuh yang berupa substansi seperti

morfin, diaktifkan oleh stress dan nyeri, dilokalisasikan oleh stess dan nyeri, dilokalisasikan

di dalam otak, medulla spinalis dan saluran pencernaan, yang memberikan efek analgesic

apabila agens ini menyatu dengan reseptor opiate di otak, dan terdapat dalam kadar yang

lebih tinggi pada individu yang tidak terlalu merasa nyeri dibanding yang lain dengan cedera

yang sama.

Page 3: konsep nyeri

b. Bradikinin : yang dilepas dari plasma yang keluar dari pembuluh darah di jaringan sekitar

pada lokasi cedera jaringan, terikat pada reseptor pada saraf perifer, meningkatkan stimulus

nyeri, dan terikat pada sel-sel yang menyebabkan reaksi rantai yang menghasilkan

protglandin (Potter dan Perry,2005).

2.2.3. Teori Transmisi Nyeri

1. Pemisahan (specifity)

Reseptor nyeri tertentu akan menyatukan impuls ke seluruh jaras nyeri menuju otak. Proses ini

tidak memperhitungkan aspek fisiologis persepsi dan respons nyeri.

2. Pola (pattern)

Nyeri terjadi karena efek gabungan dari intensitas stimulus dan jumlah impuls pada ujung dorsal

medulla spinalis. Ini tidak termasuk aspek fisiologis.

3. Teori Gate Control

Banyak teori yang menjelaskan fisiologi nyeri, namun yang paling sederhana adalah teori Gate

control yan ditemukan oleh Melzack dan Well (1965). Dalam teori, kedua orang ahli ini

menjelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG) pada medulla spinalis bekerja layaknya pintu

gerbang yang memungkinkan atau menghalangi masiknya impuls nyeri menuju otak. Pada

mekanisme nyeri, stimulus nyeri ditransmisikan melalui serabut saraf berdiameter besar yang

juga melewati gerbang tersebut dapat menghambat transmisi impuls nyeri dengan cara menutup

gerbang itu. Impuls yang berkonduksi pada serabut berdiameter besar bukan sekedar menutup

gerbang, tetapi juga merambat langsung ke korteks agar dapat diidentifikasi dengan cepat

(Long,1996).

4. Transmisi dan Inhibisi

Stimulus yang mengenai nosiseptor melalui transmisi impuls saraf. Transmisi impuls nyeri

menjadi efektif oleh adanya neurotransmitter yang spesifik. Inhibisi impuls nyeri menjadi efektif

oleh adanya : 1) Impuls menuju serabut besar yang memblok impuls pada serabut-serabut lambat

dan 2) system supresif opiate endogen (Wahit Iqbal Mubarak,2007).

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Karena nyeri merupakan sesuatu yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman

nyeri individu, diantaranya :

1. Usia

Page 4: konsep nyeri

Terdapat perbedaan respons nyeri antara anak-anak dan lansia. Anak-anak kecil kesulitan untuk

mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan rasa nyeri kepada orang tua atau petugas

kesehatan sedangkan lansia terkadang memilih sumber nyeri lebih dari satu. Kemampuan lansia

untuk mengekspresikan rasa nyeri dipengaruhi oleh pengalaman dan masa lalu.

2. Jenis kelamin

Beberapa kebudayaan menganggap bahwa seorang lak-laki harus berani sedangkan perempuan

boleh menangis dalam situasi yang sama.

3. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu

mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.

4. Makna nyeri

Makna seseorang nyeri yang di kaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara

seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang

budaya individu tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda,

apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan.

5. Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya

pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu

konsep yang perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri seperti relaksasi,

teknik imajinasi terbimbing dan masase. Dengan memfokuskan perhatian dan kosentrasi klien

pada stimulus yang lain, maka perawat menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer.

6. Ansietas dan kecemasan

Hubungan antara nyeri dan cemas bercifat complex, kecemasan seringkali meningkatkan

persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan cemas, stimulus nyeri

mengaktifkan bagian system limbic yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya

kesemasan. System limbic dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk

atau menghilangkan nyeri.

7. Keletihan

Page 5: konsep nyeri

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan

koping.

8. Pengalaman sebelumnya.

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak sel;alu berarti

bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.

Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh

atau menderita nyeri yang berat, maka kecemasan atau bahkan rasa takut dapat muncul.

Sebaliknya, apabila individu mengalami nyeri dengan jenis yang sama berulang-ulang. Tetapi

kemudian nyeri tersebut berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk

menginterprestasikan sensasi nyeri. Akibatnya klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-

tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

9. Gaya koping.

Apabila klien mengalami nyeri dirumah sakit maka klien merasa tidak berdaya da kesepian.

Klien merasa kehilangan control terhadap lingkungan atau kehilangan control terhadap hasil

akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

10. Dukungan keluarga dan social.

Individu yang mengalami nyeri seringkali tergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat

untuk memperoleh dukungan bantuan.

2.3. Konsep Relaksasi

2.3.1. Definisi Relaksassi

Relaksasi merpakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi

memebrikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri. Teknik relaksasi

dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit (Potter dan Perry,2005).

Sedangkan menurut Stewart (1967) bahwa teknik relaksasi dapat dilakukan dengan menraik

nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara dan hembuskan perlahan-lahan sambil

membiarkan tubuh menjadi kendur dan merasakan betapa nyaman hal tersebut. Teknik ini dapat

dilakukan beberapa kali, diselangi dengan bernafas normal dan menarik nafas dalam lagi, serta

Page 6: konsep nyeri

dapat ditambahkan pula dengan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung, dank

elompok otot-otot lain (Robert Priharjo,1993).

2.3.2. Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Model teknik relaksasi sangat banyak, salah satunya adalah teknik relaksasi nafas dalam. Latihan

nafas ini dapat dikerjakan dalam berbagai posisi karena distribusi udara dan sirkulasi paru-paru

bervariasi dalam hubungannya dengan posisi dada.

Adapun cara melakukan relaksasi nafas dalam adalah :

1. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.

2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendur dan merasakan

betapa nyamannya hal tersebut.

3. Pasien bernafas beberapa kali dengan irama normal.

4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan perlahan-lahan dan membiarkan hanya

kaki dan telapak tangan yang kendur. Perawat meminta pasien untuk mengkonsentrasikan

pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.

5. Pasien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung

dan kelompok otot-otot lainnya.

6. Setelah pasien merasa rileks, pasien dianjurkan bernafas secara pelan-pelan. Bila nyeri

menjadi hebat, pasien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

2.3.3. Manfaat Teknik Relaksasi

1. Meningkatkan pemahaman mengenai ketegangan otot.

2. Meningkatkan kemampuan untuk menguasai kegiatan yang terjadi dengan sendirinya.

3. Menguasai kemampuan untuk menguasai kegiatan kognitif meliputi pemusatan perhatian

(konsentrasi).

4. Menurunkan ketegangan otot.

5. Menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan keringat.

6. Menurunkan perasaan cemas dan emosi lain yang negative.

7. Menurunkan kekhawatiran.

2.3.4. Tujuan Relaksasi

1. Memberikan perasaan nyaman.

2. Mengurangi stress, khususnya stress ringan.

3. Memberikan ketenangan.

Page 7: konsep nyeri

2.3.5. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri

Pernafasan pernafasan yang dalam dapat memberikan energy yang cukup karena pada waktu

menghembuskan nafas mengeluarkan CO2 dan pada saat bernafas mendapat O2 yang sangat

diperlukan tubuh untuk membersihkan darah dan mencegah kerusakan jaringan otak akibat

keurangan O2 (hipoksia). Jika jumlah udara segar yang masuk ke paru-paru tidak mencukupi,

darah tidak dapat dibersihkan atau dioksigenasi sebagaimana mestinya sehingga hasil

pembakaran yang seharusnya dibuang tetap berada di sirkulasi darah dan perlahan-lahan dapat

meracuni system tubuh (Martha David, 1995).

Dalam keadaan tubuh yang kaya O2 diharapkan metabolism di dalam tubuh akan berjalan baik

dan otak akan relaksasi sehingga impuls nyeri yang diterima akan diolah dengan baok dan akan

diterjemahkan dengan persepsi nyeri yang berkurang. Perubahan kapasitas difusi oksigen selam

latihan nafas dalam ata panjang sekitar 3 kali lipat (Guyton,1987).

2.4. Kosep Kompres Hangat

2.4.1. Definisi

Kompres hangat merupakan kompres dengan menggunakan air hangat. Kompres hangat

membantu menurunkan nyeri, karena akan memperbesar pembuluh darah (vasodilatasi) dan akan

meningkatkan suplai darah ke seluruh tubuh. Jangan menggunakan air dingin, karena air dingin

dapat menyempitkan pembuluh darah.

2.4.2. Tujuan Kompres Hangat

1. Menurunkan intensitas nyeri dan memberikan rasa nyaman.

2. Menurunkan proses penyembuhan luka, radang yang setempat.

3. Penurunan aktivitas.

4. Menaikkan suhu setempat.

2.4.3. Metode Kompres Hangat

Kompres hangat diletakkan pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang bagian

belakang) dengan cara sebagai berikut :

1. Isi wadah dengan air, periksa ketepatan temperature air kira-kira 380C atau kira-kira

panasnya nyaman untuk bagian dalam pergelangan tangan.

2. Isi kantong air panas sepertiga sampai setengahnya untuk menghindari berat yang tidak

diperlukan.

Page 8: konsep nyeri

3. Keringkan kantong air panas tersebut dengan handuk.

4. Bungkus kantong air panas tersebut agar kulit responden tidak bersentuhan dengan plastic.

5. Kompreskan kantong tersebut pada area yang terasa kram (perut atau pinggang bagian

belakang) dalam waktu 10 menit.

2.4.4. Pengaruh Kompres Hangat

1. Pelebaran pembuluh darah dan memperbaiki peredaran darah dan di dalam jaringan tersebut.

2. Pada otot, panas memiliki efek menghilangkan ketegangan.

3. Peningkatan sel darah putih secara total dan fenomena reasksi peradangan serta adanya

dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan

tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkatkan sedangkan PH

darah akan mengalami penurunan.

4. Efek lain kompres hangat adalah memberikan perasaan nyaman dengan menurunkan

intensitas sementara terhadap nyeri.

2.4.5. Manfaat Kompres Hangat

1. Memperbesar pembuluh darah (vasodilatasi)

2. Mengurangi rasa sakit.

3. Meningkatkan suplai darah ke seluruh tubuh.

4. Memberika rasa nyaman.

2.4.6. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri

Kompres hangat merupakan stimulasi kutaneus. Menurut teori gate control mengatakan bahwa

stimulasi kutaneus mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan

cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A berdiameter kecil.

Gerbang sinap menutup impuls nyeri (Potter dan Perry, 2005). Panas meredakan iskemia dengan

menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi. Orgasme dapat meredakan nyeri dengan

mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi,

dan meredakan vasokongesti pelvis (Bobak, 2004).

2.4.7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pemberian kompres hangat yaitu :

1. Kantong air hangat sama sekali tidak boleh diletakkan pada bagian tubuh yang telanjang,

harus dilapisi kain flanes atau handuk.

Page 9: konsep nyeri

2. Suatu kantong air hangat yang diletakkan diatas bagain tertentu hanya boleh berisi

sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.

3. Pemakaian kantong air hangat, terutama pada penggunaan yang berlangsung lama, jangan

lupa memeriksa kulit penderita.

4. Hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut

mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.

5. Hangat tidak diberikan di abdomen jika ada keraguan adanya apendisitis karena akan

meningkatkan rupturnya apendik (Steven, 1997).