konsep negara
DESCRIPTION
Ilmu negaraTRANSCRIPT
![Page 1: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/1.jpg)
Konsep Negara
REP | 18 April 2011 | 01:32 Dibaca: 6209 Komentar: 0 0
Tulisan ini akan membahas tentang negara dilihat dari definisi, fungsi, unsur, dan hal-hal yang berkaitan dengan konsep negara.
State (negara)
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu.
Definisi orang para ahli politik tentang negara :
1. Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan(authority) yang mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat ( The state is an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community.”[1]
2. Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”[2]
3. Max Weber “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.”[3]
4. Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”[4]
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap kekuasaan yang sah.
![Page 2: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/2.jpg)
Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah penertiban.
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (all—encompassing, all-embracing). Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah, pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Pemerintahan yang BerdaulatPemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.
Tujuan dan Fungsi Negara
![Page 3: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/3.jpg)
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.”[5] Dan menurut harold L. Laski “Menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal.”[6]
Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
1. Melaksanakan penertiban (Law and Order)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan
Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara,[7] yaitu:
1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
Keseluruhan fungsi negara diatas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Kesimpulan
Negara merupakan lembaga tertinggi dalam masyarakat atau bangsa yang merupakan wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan dan keadilan secara utuh. Sebuah Negara harus memiliki unsur pokok yaitu wilayah, rakyat, pemerintahan yang berdaulat baik keluar maupun kedalam, kemudian mendapat pengkuan internasional.
Di dalam sebuah Negara juga terdapat sebuah pemerintahan (Government) dan Tata pemerintahan (Governance) yang saling mempengaruhi satu sama lainnya bisa dikatakan jika menciptakan Tata Pemerintahan (Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang baik juga akan tercipta. Dan di dalam suatu Negara juga terdapat sebuah bentuk-bentuk pemerintahan yang sangat mempengaruhi perkembangan Negara itu sendiri. Dan bentuk-bentuk pemerintahan di dalam suatu Negara sangat identik dengan kekuasaan.
![Page 4: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/4.jpg)
1. Pengertian Negara Hukum.
Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropah Kontinental dikembangkan
antara lain oleh Immanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain
dengan menggunakan istilah Jerman, yaitu “rechtsstaat’. Sedangkan dalam tradisi
Anglo Amerika, konsep Negara hukum dikembangkan atas kepeloporan A.V. Dicey
dengan sebutan “The Rule of Law”. Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum
yang disebutnya dengan istilah ‘rechtsstaat’ itu mencakup empat elemen penting,
yaitu:
1. Perlindungan hak asasi manusia.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan tata usaha Negara.
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Rule
of Lawitu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan
kostitusionalisme. Dalam arti sederhana rule of Law diartikan oleh Thomas Paine
sebagai tidak ada satu pun yang berada di atas hukum dan hukumlah yang
berkuasa. Oleh karena itu, konstitusi dan negara (hukum) merupakan dua lembaga
yang tidak terpisahkan.
Secara sederhana yang dimaksud negara hukum adalah negara yang
penyeleggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya
negara dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus
dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Dalam
negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban
hukum. (Mustafa Kamal Pasha,2003).
Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
(supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak
boleh mengabaikan tiga dasar hukum, yaitu keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.
Oleh karenanya negar dalam melaksakan hukum harus memperhatikan tiga hal
tersebut. Dengan demikian hukum tidak hanya sekedar formalitas atau prosedur
belaka darikekuasaan. Apabila negara berdasarkan hukum maka pemerintahan
negara itu harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai
landasan penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi negara merupakan sarana
pemersatu bangsa. Hubungan antar warga negara dengan negara, hubungan anatar
lembaga negar dan kinerja masing-masing elemen kekuasaan berada pada satu
sistem aturan yang disepakati dan dijunjung tinggi.
1. 2. Ciri-ciri Negara Hukum
Negara hukum yang muncul pada abad ke-19 adalah negara hukum formil atau
negar hukum dalam arti sempit. Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa
negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law.
![Page 5: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/5.jpg)
Istilah Rechtsstaat diberikan oleh para ahli hukum Eropa Kontinental sedang
istilah Rule of Law diberikan oleh para ahli hukum Anglo Saxon.
Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-
ciriRechtsstaat sebagai berikut.
1. Hak asasi manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasai manusia
yang biasa dikenal sebagai Trias Politika
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberikan ciri-ciri Rule of
Lawsebagai berikut.
1. Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga
seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi
pejabat.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan.
Ciri-ciri Rechtstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep negara
hukum formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat
bahwa peranan pemerintah hanya sedikit, karena ada dalil bahwa “pemerintah yang
sedikit adalah pemerintah yang baik”.
Di samping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai
pendapat mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Montesquieu, negara yang paling baik ialah negara hukum, sebab di dalam
konstitusi di banyak negara terkandung tiga inti pokok, yaitu
1. Perlindungan HAM
2. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara, dan
3. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.
Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri-ciri khas negara hukum,
yaitu
1. Pengakuan dan perlindungan terhadap HAM
2. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.
3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.
Menurut Prof. DR. Sudargo Gautama, SH. mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur
dari negara hukum, yakni:
1. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya
negara tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi
oleh hukum, individual mempunyai hak terhadap negara atau rakyat
mempunyai hak terhadap penguasa.
2. Azas Legalitas
![Page 6: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/6.jpg)
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih
dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
c. Pemisahan Kekuasaan
Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah dengan pemisahan kekuasaan
yaitu badan yang membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan
mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
1. 3. Prinsip-Prinsip Negara Hukum
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara hukum
diantaranya adalah : supremasi hukum, persamaan dalam hukum, asas legalitas,
pembatasan kekuasaan, organ eksekutif yang independent, peradilan bebas dan
tidak memihak. peradilan tata usaha negara, peradilan tata negara, perlindungan
hak asasi manusia, bersifat demokratis, sarana untuk mewujudkan tujuan negara,
dan transparansi dan kontrol sosial.
1. Tujuan Negara Hukum
Seperti kita ketahui bahwa masalah negara hukum pada hakikatnya tidak lain
daripada persoalan tentang kekuasaan. Ada dua sentra kekuasaan. Di satu pihak
terdapat negara dengan kekuasaan yang menjadi syarat mutlak untuk dapat
memerintah. Di lain pihak nampak rakyat yang diperintah segan melepaskan segala
kekuasaannya. Kita menyaksikan bahwa apabila penguasa di suatu negara hanya
bertujuan untuk memperoleh kekuasaan sebesar-besarnya tanpa menghiraukan
kebebasan rakyatnya, maka lenyaplah negara hukum. Dengan demikian nyatalah
betapa penting tujuan suatu negara dalam kaitannya dengan persoalan kita.
Menurut Van Apeldoorn tujuan hukum ialah mengatur tata tertib masyarakat secara
damai dan adil. Perdamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum dengan
melindungi kepentingan-kepentingan manusia tertentu, kehormatan, kemerdekaan,
jiwa, harta dan sebagainya terhadap yang merugikannya. Kepentingan dari
perorangan dan kepentingan golongan manusia selalu bertentangan satu sama lain.
Pertentangan kepentingan selalu menyebabkan pertikaian. Bahkan peperangan
antara semua orang melawan semua orang, jika hukum tidak bertindak sebagai
perantara untuk mempertahankan kedamaian. Hukum mempertahankan
perdamaian dengan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan
mengadakan keseimbangan diantaranya karena hukum hanya dapat mencapai
![Page 7: Konsep Negara](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf920e550346f57b931351/html5/thumbnails/7.jpg)
tujuan (mengatur pergaulan hidup secara damai) jika ia menuju peraturan yang adil.
Artinya, peraturan yang mengandung keseimbangan antara kepentingan-
kepentingan yang dilindungi sehingga setiap orang memperoleh sebanyak mungkin
yang menjadi bagiannya.
Menurut Montesqueu, negara yang paling baik ialah negara hukum, sebab di dalam
konstitusi di banyak negara mempunyai tiga inti pokok yaitu:
1. Perlindungan HAM
2. Ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara
3. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.
Disamping itu salah satu tujuan hukum adalah memperoleh setinggi-tingginya
kepastian hukum (rechtzeker heid). Kepastian hukum menjadi makin dianggap
penting bila dikaitkan dengan ajaran negara berdasar atas hukum. Telah menjadi
pengetahuan klasik dalam ilmu hukum bahwa hukum tertulis dipandang lebih
menjamin kepastian hukum dibandingkan dengan hukum tidak tertulis.