konsep kesejahteraan masyarakat dalam ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/skripsi dahlia via...

98
KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI KITAB TAFSIR TAHLILI CORAK ADABUL IJTIMA’I) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh : DAHLIANA SUKMASARI NIM. UT.160072 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

(STUDI KITAB TAFSIR TAHLILI CORAK ADABUL IJTIMA’I)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh :

DAHLIANA SUKMASARI

NIM. UT.160072

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

i

Dr. D.I. Ansusa Putra Lc M.A

Drs. Djunaidi, M.P‹I.I Jaınbi 27 Maret 2020

Dr. D.I. Ansusa Putra, Le, M.A,M.IIum

Alamat :Fak Ushuluddin dan Studi Agama Kepada YTH UIN STS Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak. USA

Muaro Jambi UIN STS Jambi

Di

Jambi

NOTA DINAS

Assalâom 'alnikıını WR. fYIl

Setelah ıneınbaca dan ınengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari Dahliana Sukmasari dengan judul “Knıısep Kesejahteraan Masyarakat dnlam

Perspektif Al-Qıır’aıı (Studi Kitab Tafsir Talılili Curak Adabull 1jtiuuı’ı” telah dapat diajukan untuk diınunaqashalıkan sebagai salah satu syarat untuk mcmperolclı gelar Saıjana Strata Satu (S.I) Jurusan Ilınu Al-Qur‟an dan Tafsir pada Fakultas Uslıuluddin dan Studi Agama UIN STS Jaıııbi.

Demikianlah yang dapat kami saınpaİkan kepada Bapak/lbu, scrrıoga bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

Pembiınbing II

NIP. 1986 l2l520ll0l 1004

Pem )mbing I

i. M.Pd.I

NIP. 195605

Page 3: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

ii

Page 4: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

iii

Page 5: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

iv

MOTTO

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah

orang-orang yang beruntung.”

Page 6: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil „alamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan

sehingga saya dapat menyelesaikan skipsi ini guna memperoleh Gelar Sarjana Strata

1 (S1) shalawat besertakan salam tidak lupa pula kita doakan kepada Allah semoga

disampaikan-Nya kepada nabi Muhammad SAW

Akhirnya sebuah perjalanan berhasil kutempuh Walau terkadang aku tersandung dan

terjatuh Namun keyakinan tak pernah rapuh berkat doa dan usaha

Ayahanda (Partahian)..

Kini study ku telah selesai berkat doa dan restumu dalam hidupku besar harapan

anakmu ini mentjadi kebanggaanmu semoga ananda dapat mewujudkan segera

mungkin apa yang diinginkan..aamiin.

Ibunda (Nur arbamma)..

Lelah menanti keberhasilanku, doamu membuat aku semangat kasih sayangmu

menjadikan aku tegar hingga mendapatkan hidup dengan penuh kesabaran, Walaupun

beragam cobaan yang menghalangi. Ibunda tiada lagi yang kuinginkan di dunia ini

selain terus berdoa dan berusaha tuk selalu membahagiakanmu.

Ku Persembahkan karya kecil ku ini

sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang kepada ayahanda dan ibunda tercinta

yang telah bersusah payah demi tercapainya cita-cita dan keberhasilan

Saudara-saudaraku terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa dan senyum

terindah yang pernah kumiliki, dan

tanpamu teman aku tak akan pernah berarti, tanpamu teman aku bukan siapa-siapa,

terimakasih ku ucapkan kepada teman-teman keluarga besar Ushuluddin terkususnya

teman-teman di Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, ,juga kepada semua-semua orang yang

telah menyemangati saya yang banyak membantu dalam segi materil dan moril.

Page 7: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

vi

ABSTRAK

Nama : Dahliana Sukmasari

Nim : UT-160072

Judul : Konsep Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi

Kitab Tafsir Tahlili Corak Adabul Ijtima’i)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh realitas yang memprihatinkan dan

memerlukan perhahian yaitu cara pandang masyarakat terhadap pencapaian

kesejahteraan yang terlalu materialistik. Hal ini mendorong penulis untuk

menganalisis kembali konsep kesejahteraan masyarakat yang termuat dalam Al-

Qur‟an yang dijabarkan oleh para mufassirin melalui tulisan-tulisannya. khususnya

pada kitab tafsir tahlili corak adabul ijtima‟I karya M. Quraish Shihab, Ahmad

Musthafa Al-Maraghi dan Buya Hamka.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah (library research) dalam

teknis deskriptif kualitatif eksploratif dengan menekankan pada sumber tertulis

terutama karya tafsir M. Quraish Shihab, Ahmad Musthafa Al-Maraghi dan Buya

Hamka (Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Azhar). dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan teknik penelusuran yakni menelusuri kata

kesejahteraan masyarakat yang terdapat dalam buku-buku perpustakaan, jurnal-jurnal

maupun web-site.

Hasilnya penulis menemukan bahwa hakikat kesejahteraan itu dapat diperoleh

apabila masyarakat terbebas dari jeratan kekufuran, kemiskinan, kebodohan dan rasa

takut. dan hal ini didapatkan apabila masyarakat memperkukuh keimanan dan ridak

mencampurkannya dengan segala bentuk kezhaliman lalu kemudian direalisasikan

melalui amal saleh atau amal kebajikan.. Akhirnya penulis merekomendasikan

kepada umat Islam untuk dapat menambah keimanan dengan cara lebih mengenal

Allah sehingga dapat menarik perhatian-Nya untuk memberikan anugrah

kesejahterann.

Page 8: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

vii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر بسم الله

له ة والسلام على خير الأنام وعلى االحمد لله الذي علم بالقلم علم الإنسان مالم يعلم , الصلا وأصحابه اولى الكرام "اما بعد"

Puji syukur kehadirat Allah swt. berkat rahmat hidayah serta inayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabatnya dan para

pengikut setianya.

Adapun tujuan penyusunan skripsi ini, untuk memenuhi persyaratan

penyelesaian pendidikan pada program strata satu jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi Tahun 2019/2020.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah ikut

berpartisipasi secara aktif maupun pasif dalam membantu proses penyelesaian skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis merasa sangat perlu menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak yang membantu, baik yang telah membimbing, mengarahkan,

memberikan petunjuk maupun yang senantiasa memotivasi.

1. Ayahanda Partahian Siregar dan ibunda Nur Arbamma Nasution sebagai

orang tua penulis yang telah berjuang merawat, membesarkan serta mencari

nafkah sehingga penulis dapat sampai pada tahap akhir perkuliahan. Tiada

kata-kata yang layak penulis berikan untuk mengemukakan penghargaan atas

jasa beliau. Tanpa doa yang ditujukan kepada penulis, penulis tidak mampu

menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini, penulis hanya dapat mendoakan

semoga beliau berdua senantiasa mendapatkan berkah, rahmat dari sisi Allah

swt. Dan tidak lupa pula kepada abang tersayang Aris Apriyanto SH dan

keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan bantuannya, baik moril

maupun materil sehingga proses pembelajaran selama di bangku kuliah dapat

berjalan lancar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA.,Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di

kampus ini.

3. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.,M.EI, Bapak Dr As‟ad Isma, M.Pd. Bapak

Bahrul Ulum, S, Ag.,MA. Selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Abdul Halim, S,Ag., M.Ag Dekan Fakultas Ushuluddin, dan Studi

Agama, Bapak Dr. Masiyan, M,Ag, Dr. Bapak Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil,

dan Bapak Dr. M. Ied Al Munir, S.Ag., M.Ag., M.Hum, selaku wakil Dekan

I, II dan III yang senantiasa membimbing penulis selama menempuh

perkuliahan.

5. Ibu Ermawati, S.Ag., M.Ag dan bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th., I.

M.H.I selaku ketua juru san Ilmu Hadis dan ketua Ilmu Al-Qur‟an bersama

Page 9: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

viii

sekertarisnya atas segala ilmu, petunjuk dan arahannya selama menempuh

jenjang perkuliahan di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.

6. Bapak Drs. Djunaidi, M.Pd.I dan bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc, M.A. M.

Hum. selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang dengan ikhlas

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi sejak awal hingga akhir.

7. Seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS

Jambi yang telah berjasa mengajar dan mendidik penulis selama menjadi

mahasiswa di UIN STS Jambi serta Staf Akademik yang dengan sabarnya

melayani penulis dalam menyelesaikan prosedur akademik yang harus dijalani

hingga ke tahap penyelesaian.

8. Bapak dan ibu kepala perpustakaan UIN STS Jambi beserta staf-stafnya yang

telah menyediakan referensi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Saudara-saudara seperjuangan, Mahasiswa Ilmu Al-Qur‟an dan Tafir Khusus

teman-teman seangkatan yang senantiasa memotivasi, memberikan kritik dan

semangat kepada penulis dan senantiasa menemani penulis baik dalam

keadaan suka maupun duka.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

sempat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan

bernilai ibadah di sisi Allah swt. dan semoga Allah swt. senantiasa meridai semua

amal usaha yang peneliti telah laksanakan dengan penuh kesungguhan serta

keikhlasan.

Pada kenyataanya walaupun menerima banyak bantuan dari berbagai pihak,

pada dasarnya yang bertanggung jawab terhadap tulisan ini adalah penulis sendiri.

Terakhir harus penulis sampaikan kepada mereka yang membaca dan berkenan

memberi saran, kritik atau bahkan koreksi terhadap kekurangan dan kesalahan yang

pasti masih terdapat dalam skripsi ini. Semoga dengan saran dan kritik tersebut.

Skripsi ini dapat diterima dikalangan pembaca yang lebih luas lagi di masa yang akan

datang. Semoga tulisan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Jambi, Maret 2020

Penulis

Dahliana Sukmasari

NIM.UT.160072

Page 10: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

ix

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................ Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................... iii

PENGESAHAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.

MOTTO ..................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

C. Batasan Masalah................................................................................................ 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 9

F. Metode penelitian ............................................................................................ 11

G. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 14

H. Metode Analisis Data ...................................................................................... 14

I. Sistematika Laporan Penelitian ....................................................................... 15

BAB II KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM AL-QUR’AN ............ 17

A. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat ............................................................ 17

B. Kesejahteraan Menurut Para Pakar ................................................................. 18

1. Pendapat Sastrawan ..................................................................................... 18

2. Pendapat Aristoteles .................................................................................... 18

3. Pendapat Ahli Pikir Zaman Sekarang.......................................................... 19

4. Menurut Al-Ghazali .................................................................................... 21

5. Menurut Hamka Berdasarkan Hadis Nabi ................................................... 22

C. Kesejahteraan dalam Al-Qur‟an ...................................................................... 23

BAB III AYAT DAN TAFSIRAN TENTANG KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT ....................................................................................................... 37

A. Tafsir Al-Maraghi ........................................................................................... 37

1. Q.S Al-An`ām ayat 82 ................................................................................. 37

2. QS. Al-A‟raf ayat 96 ................................................................................... 38

3. QS. An-Nūr 55 ............................................................................................ 40

B. Tafsir Al-Mishbah ........................................................................................... 43

1. QS Al-An‟am 82 ......................................................................................... 43

2. QS al-A‟raf 96 ............................................................................................. 46

3. QS. An-Nūr 55 ............................................................................................ 51

C. Tafsir Al-Azhar ............................................................................................... 57

1. QS. Al-An‟am 82 ........................................................................................ 57

2. QS al-A‟raf 96 ............................................................................................. 58

Page 11: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

x

3. QS An-Nūr 55 ............................................................................................. 61

BAB IV ANALISIS KITAB TAFSIR TAHLILI TENTANG

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM QS AL-AN’AM 82, AL-A’RAF

96, DAN AN-NŪR 55. .............................................................................................. 64

A. Hakikat Kesejahteraan Masyarakat ................................................................. 64

1. Beriman dan tidak Dzalim ........................................................................... 64

2. Mengerjakan Amal Saleh ............................................................................ 67

B. Indikator Kesejahteraan Masyarakat dalam Al-Qur‟an .................................. 69

1. Beriman kepada Allah ................................................................................. 72

2. Memiliki Harta (Kekayaan) ......................................................................... 73

3. Hidup Seimbangan ...................................................................................... 74

4. Berilmu dan Bekerja .................................................................................... 75

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 77

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 77

B. Saran ................................................................................................................ 78

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 79

CURRICULUM VITAE .......................................................................................... 83

Page 12: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ṭ ط ‟ ا

ẓ ظ b ب

„ ع t خ

gh غ th ز

f ف j ج

q ق ḥ ح

k ن kh ر

l ي d د

dz m ذ

r n ز

z h ش

w و s ض

‟ ء sh ش

ṣ y ص

ḍ ض

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ȋ ا Ā آ A ا

Aw ا و ȋ ا I ا

Ai ا Ū ا و U ا

C. Tā’ marbūṭah

Transliterasi untuk Tā‟ marbūṭah ini ada dua macam

1. Tā‟ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun maka

transliterasinya adalah h.

Arab Indonesia

ḥilmah دىح

Jaziyah جصح

Page 13: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

xii

2. Tā‟ marbūṭah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah t.

Arab Indonesia

Wizārat al-Tarbiyah وشازجارستح

Mir‟ātu al-zaman ساجاص

3. Tā‟ marbūṭah yang berharakat tanwin makan transliterasinya adalah

tan/tin/tun.

Arab Indonesia

فجعح

D. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

Swt. = subḥanahu wa ta„ala

Saw. = sallallāhu „alaihi wa sallam

As. = „alaihi al - salām

Cet. = Cetakan

Vol = Volume

Jil + Jilid

H = Hijriah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

QS. ……: 4 = QS. al-Baqarah 2: 4 atau QS. Ali „Imran 3: 4

Page 14: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang didambakan oleh semua manusia di dunia ini adalah

kesejahteraan baik tinggal di kota maupun yang di desa, Sejahtera lahir dan bathin.1

Kesejahteraan adalah sebuah tata kehidupan sosial, material maupun spiritual yang

diikuti dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman diri, setiap warga negara

dapat melakukan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang

sebaik-baiknya bagi diri sendiri, rumah tangga, serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak-hak asasi. Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2007) adalah

suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga

tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.2

Manusia adalah makhluk yang hidup dalam keberadaan makhluk lain, dan

hidup berdampingan dengan sesamanya. Ia selama hidup di dunia sejak lahir sampai

mati, memang tidak bisa lepas dari manusia lainnya. Karena itu manusia adalah

makhluk individu sekaligus makhluk sosial (yang bermasyarakat)3

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

1 Ical, ”Indikator Kesejahteraan”, Diakses melalui alamat http://www.kompasiana.com/icai/5

4ff1feda3331e4550f95f/indikator-kesejahteraan. Tanggal 09 nov 2019 2 Berita Resmi BPS 2007

3 Kaelany, Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 157.

Page 15: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

2

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurāt

49; 13)4

Meskipin manusia diciptakan dalam beribu-ribu tabiat dan selera dalam

keindividuan dan pribadi, namun ia difitrahkan untuk hidup bermasyarakat. Adalah di

luar jangkauan kemampuan manusia untuk hidup sendiri-sendiri. Para peneliti

menemukan, bahwa siksaan yang paling mencekam bagi manusia adalah

terkurungnya ia dalam penjara kesendirian. Demikian itu karena setiap individu pada

dasarnya sangat banyak tergantung pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberadaanya

dalam kelompok.5

Selain itu manusia juga membutuhkan lembaga atau institusi yang

memfasilitasi, melindungi dan mengatur berbagai norma-norma dan aturan-aturan

yang memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhannya, dalam istilah

modern lembaga tersebut dikenal dengan “Pemerintah”, Para pencetus kemerdekaan

bangsa Indonesia telah merumuskan kesejahteraan sebagai tujuan bangsa dalam

batang tubuh UUD 1945 dan telah menjabarkannya dalam bab perekonomian

nasional dan kesejahteraan sosial dalam pasal 33 UUD 1945 dengan menegaskan

bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, sayangnya

harapan dan cita-cita tersebut masih jauh dari kenyataan.6

Kesejahteraan di Indonesia dilaksanakan dengan filosofi‚ kesejahteraan adalah

hak bagi setiap warga negara atau welfare of all. Atas dasar filosofi tersebut, maka

fakir miskin sebagai warga negara Indonesia berhak atas kesejahteraan sebagaimana

warga negara Indonesia pada umumnya. Mereka memiliki hak untuk hidup sejahtera,

yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial untuk

4 Kementerian Agama RI, Al - Qur‟an dan Terjemahnya (Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi,

2015), 517 5 Kaelany, Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan, 157

6 Amiruddin Sodiq, “Konsep Kesejahteraan Dalam Islam”, Jurnal STAIN Kudus Equilibrium

Vol. 3 No. 2 (2015) 382

Page 16: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

3

dapat hidup secara layak dan mampu mengembangkan diri, serta mampu

melaksanakan fungsi sosialnya.7

Kesejahteraan hidup seseorang pada realitanya memiliki banyak indikator yang

dapat diukur. Pengukuran tingkat kesejahteraan seseorang juga sering mengalami

perubahan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1980-an terjadi perubahan dimana

kesejahteraan diukur dari income, tenaga kerja dan hak-hak sipil. Pada tahun 1990-an

terjadi perubahan lagi, Mahbub Ul-Haq merumuskan ukuran kesejahteraan dengan

Human Development Index (HDI). Dengan HDI, kesejahteraan tidak lagi ditekankan

pada aspek ekonomi saja, tetapi juga pada aspek kualitas sosial individu. HDI

merupakan gabungan dari tiga komponen, yaitu indeks harapan hidup, indeks

pendidikan, dan indeks pendapatan per kapita.8

Di antara aspek yang sering digunakan sebagai indikator ukuran kesejahteraan

adalah pendapatan, populasi, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, konsumsi,

perumahan, dan sosial budaya. Jika kita menggunakan indikator tersebut, maka akan

timbul pertanyaan apakah pemenuhan indikator tersebut menjamin seseorang

mendapatkan kesejahteraan?. Apabila iya, mengapa beberapa orang sudah memiliki

rumah mewah, kendaraan, deposito dan berbagai bentuk properti lainnya harus

merasa gelisah, takut, bahkan ada yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Berdasarkan fakta di atas, tampaknya ada yang kurang dalam mengukur

kesejahteraan masyarakat.

Dalam ekonomi Islam, kebahagiaan diberikan oleh Allah kepada siapapun (pria

dan wanita) yang ingin melakukan perbuatan baik bersama dengan iman kepada

Allah. Seperti yang disebutkan oleh Allah dalam Surat An-Nahl 97 sedangkan tiga

indikator untuk mengukur kesejahteraan dan kebahagiaan dalam Islam adalah tauhid,

konsumsi, dan hilangnya segala bentuk ketakutan dan kecemasan. Hal itu seperti

7 Widia Amelia,”Kesejahteraan Sosial dalam Persfektif Al-Qur‟an”, Skripsi (Makassar:

Program Strata 1 UIN Alauddin Makassar 2018). 4 8 Ziauddin Sardar, “Kesejahteraan dalam Perspektifislam Pada karyawan BANK Syariah”

Jurnal Ekonomi SyariahTeori danTerapan Vol.3No. 5 (2016) 394

Page 17: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

4

yang disebutkan Konsep Kesejahteraan dalam Islam Allah dalam Q.S Quraisy 3-

4.10.9

Dari perbedaan pemahaman tolak ukur kesejahteraan tersebut, baik itu dari

kerangka berpikir material, spiritual dan pelaku ekonomi konvensional. Dalam Islam

memiliki ukuran kesejahteraan yang berbeda. Ini bisa dipahami dari ayat Al-Qur‟an

yang menjelaskan tentang kesejahteraan salah satunya ialah QS Al-An‟am 82,

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-An‟am 6: 82)10

Al-Qur`an menggunakan beberapa istilah yang berarti kesejahteraan

masyarakat. Di antara istilah-istilah itu ada yang cakupan maknanya sudah jelas dan

lugas dan ada yang masih membutuhkan interpretasi. Secara kategoris istilah tafsir

dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Pertama, tafsir sebagai produk, ia merupakan

hasil dialektika seorang mufassir dengan teks dan konteks baik secara lengkap 30 juz,

maupun yang hanya sebagian ayat Al-Qur‟an. Kedua, tafsir sebagai proses, ia

merupakan aktifitas berpikir untuk menafsirkan objek (dalam hal ini teks Al-Qur‟an

dan realitas). Sebagai proses, maka ia bersifat dinamis untuk selalu „menghidupkan‟

teks secara terus-menerus dan tidak pernah mengenal titik henti. Hal ini

sesungguhnya merupakan konsekuwensi logis dari keinginan seorang mufassir untuk

mendialogkan teks Al-Qur‟an yang statis, dengan konteks yang selalu dinamis. Tafsir

sesungguhnya bersifat dinamis dan merupakan proses yang tak pernah mengenal titik

9 Asep Hilmi, “Konsep Hidup Sejahtera Perspektif Al-Qur‟an (Studi Komparatif Penafsiran M.

Quraish Shihab Dan Hamka)” Skripsi (Jakarta: Program Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2018). 8 10

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an, dan Terjemah, 138

Page 18: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

5

henti, terbukti secara historis kaum muslimin telah melakukan kajian tafsir, sejak

Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi‟in dan bahkan hingga sekarang ini.11

Sketsa penafsiran yang digambarkan Abdul Mustaqim, Ia mengklasifikasi

perkembangan metodologi tafsir menjadi tiga era, tafsir era formatif dengan nalar

quasi-kritis, tafsir era afirmatif dengan nalar ideologis dan tafsir era reformatif

dengan nalar kritis.12

Pertama, era formatif yang berbasis pada nalar quasi-kritis. Artinya, hasil

penafsiran masih diterima begitu saja sebagai kebenaran tanpa ada kritisisme di

dalamnya.13

Pergeseran episteme berikutnya adalah di era afirmatif penafsiran di era

ini lebih didominasi oleh kepentingan-kepentingan idiologi tertentu, sehingga Al-

Qur‟an seringkali diperlakukan hanya sebagai legitimasi idiologis, teologis atau

madzab tertentu. Posisi Al-Qur‟an di sini cenderung sebagai obyek, sedangkan

realitas dan mufassirnya sebagai subyek. Akibatnya sering terjadi pemaksaan gagasan

non qur‟ani dalam penafsiran Al-Qur‟an.14

Era reformatif ditandai dengan cara

berpikir kritis dan transformatif. Artinya, hasil penafsiran yang ada sudah mulai

dikritisi dengan nalar ilmiah, dan tafsir dibangun untuk kepentingan transformasi

umat. Di era reformatif yang berbasis pada nalar kritis, posisi Al-Qur‟an, realitas dan

mufassir menjadi objek subjek sekaligus.15

Akibat adanya pergeseran epistemolog tafsir tersebut menjadikan kata (ظلم)

zulum pada ayat di atas tidak lagi ditafsirkan dengan pendekatan teologi saja yaitu

“syirik” yang berarti kekal di neraka. Tetapi, dengan berkembangnya periode

penafsiran dan konsekuensi logis dari diktum yang dianut oleh umat Islam bahwa

Al-Qur‟an itu shalihun li kulli zaman wa makan16

kata (ظلم) zulum mengalami

pengembangan penafsiran yaitu dengan munculnya pendekatan adabul ijtima‟I/sosial

11

M.Jamil, “Pergeseran Epistemologi dalam Tradisi Penafsiran Al-Qur‟an” Jurnal Ilmiah Abdi

Ilmu, Vol. 4 No.1 Juni (2011) 1 12

Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LkiS, 2009), 31 13

M.Jamil, “Pergeseran Epistemologi alam Tradisi Penafsiran Al-Qur‟an”, 470 14

Ibid. , 475 15

Ibid. , 479 16

Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir , (Yogyakarta: Nun Pustaka, 2003) Kata Pengantar xi

Page 19: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

6

menafsirkan kata (ظلم) dzulum dengan perbuatan dosa yang dapat merugikan orang

lain. Tidak hanya itu Dalam sebuah jurnal bapak Dr. D.I. Ansusa Putra di jelaskan

bahwa dalam kisah Musa kata zalim disamakan juga dengan kata ketidak tahuan

(jahiliyyah)17

bahkan tirani.18

Pada ayat di atas kata al-amnu adalah konotasi dari kata sejahtera, dalam kamus

lengkap al-Fikr dimuat bahwa makna kata sejahtera dalam bahasa Arab adalah al-

amnu atau as-salāmu.19

Juga dalam kamus kontomporer Arab Indonesia amnu,

thuma‟ninah dan salām, berarti ketentraman, ketenangan, kedamaian.20

Jika kata zulum pada ayat ini dipahami dalam arti syirik, maka keamanan yang

dimaksud adalah kemanan dari siksa duniawi yang memunahkan orang-orang

durhaka dan dari siksa akhirat yaitu kekekalan di neraka. Jika kata zulum dipahami

dalam segala macam dosa, maka tentu saja keamanan yang dimaksud adalah

kesejahteraan hidup duniawi dan keberkahannya serta kabahagiaan akhirat dengan

peringkat sangat tinggi di akhirat nanti.21

Jika mereka tidak mencampur iman dengan

kezaliman secara mutlak, baik itu syirik dan kemaksiatan, maka mereka mendapatkan

rasa aman dan hidayah yang sempurna.22

17

Kata jâhilîyah berasal dari ja-ha-la yang mengandung arti lawan kata „ilm; kasar tabiatnya;

bersikap tidak ramah; berpaling dari/menjauh (jafâ); dungu; tolol; bodoh; naik darah (hamuqa).

Sinonim dari kata jahala adalah al-khiffah (kekurangan berfikir) atau istakhaffah (meremehkan;

menganggap ringan), fasakha (bodoh; lemah akalnya), dafuta (bodoh; dungu), safaha (merendahkan;

bodoh; tolol; jelek akhlaknya), ghalaza (kasar dalam perangai). Sedangkan antonimnya adalah al-„ilm

(pengetahuan); „alima (mengetahui); jâmalah (bersikap baik dan ramah); al-tuma‟nînah (ketenangan);

al-ma„rifah (pengetahuan); al-jusum (perkara-perkara besar). Lihat Luthviyah Romziana, Pandangan

Al-Qur‟an Tentang Makna Jâhilîyah Perspektif Semantik, Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 4,

Nomor 1, Juni (2014.) 113 18

Fir'aun adalah raja tirani yang terkenal di zamannya. Lihat D.I. Ansusa Putra, “New Concept

Of Ignorance: Epiatemological Approach To The Story Of Moses As Relevant Reference For

Contemporary Ulama”, Journal of Islam & Social Studies, Vol. 5, No 2 (2019). 118. 19

Achmad Sunarto, Kamus Lengkap Al-Fikr, (Surabaya: Halaim Jaya, 2002) 176. 20

Atabik Ali a. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Cet ke 9 (Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 1996) 225 21

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, volume 4, cet 3 (Jakarta: Lentera Hati, Jakarta, 2005)

173 22

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir Al-Qur‟an , Cet ke-VI (Jakarta, Darul Haq:

2016) 484

Page 20: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

7

Ayat ini menjelaskan rasa aman sentosa dapat terwujud ketika seseorang benar-

benar beriman dan bertaqwa lalu menjaga diri dari segala bentuk kezaliman (yang

sudah dijelaskan maksudnya diatas). Terpenuhinya kebutuhan ini merupakan unsur

pertama dan utama dari kesejahteraan. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat

meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Masyarakat sejahtera atas dasar iman dan

taqwa, menjadi tujuan akhir dalam kehidupan manusia di dunia ini.

Sebagai orang Islam, adanya pandangan yang berbeda dengan orang-orang

yang berpegang pada ekonomi konvensional dalam hal kesejahteraan adalah suatu hal

yang lazim, karena itu sangatlah menarik untuk membahas dan mengkaji konsep

kesejahteraan dalam Islam, Berkanaan dengan hal tersebut, tulisan ini akan mencoba

menjelaskan tentang kesejahteraan hidup di dunia melalui pendekatan studi kitab

tafsir tahlili bercorak adabul ijtima‟i, dengan judul “Konsep Kesejahteraan

Masyarakat Dalam Perspektif Al-Qur’an: Studi Kitab Tafsir Tahlili Corak

Adabul Ijtima’i”.

Page 21: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana dijelaskan di muka,

maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah hakikat kesejahteraan masyarakat berdasarkan tafsiran QS. Al-An‟am

82, al-A‟raf 96 dan an-Nūr 55?

2. Apa saja indikator kesejahteraan masyarakat berdasarkan tafsiran QS. Al-

An‟am 82, al-A‟raf 96 dan an-Nūr 55?

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya definisi kesejahteraan dan banyaknya ayat-ayat Al-

Qur`an yang berkaitan, maka bahasan kesejahteraan akan dibatasi “lebih kepada

aspek keimanan”. Demikian pula ayat-ayat Al-Qur`an yang terkait secara langsung

dengan konsep kesejahteraan dibatasi pada iman dan taqwa, sebagai titik tolak

penafsiran. Dengan demikian maka tidak keliru memposisikan QS al-An‟am 82,, al-

A‟raf ayat 96 dan an-Nūr 55. Dengan mempertimbangkan bahwa ketiga ayat ini

sudah dapat mewakili ayat lain yang memiliki bahasan yang sama.

Adapun kitab tafsir tahlili corak adabul ijtima‟I yang dijadikan sebagai rujukan

pada skripsi ini adalah kitab tafsir Al-Maraghi, kitab tafsir Al-Mishbah, dan kitab

tafsir Al-Azhar. Adapun alasan pemilihihan atas tiga penafsir tersebut karena

ketiganya adalah tafsir yang muktabarah pada masanya.

Pembatasan masalah sebagai digambarkan itu adalah suatu yang amat penting

agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan sekaligus mendapatkan apa yang

menjadi tujuan.23

Paling tidak, ada dua permasalahan pokok yang harus diteliti dalam

ayat-ayat ini. Pertama, kajian tekstual terhadap ayat-ayat itu seperti latar belakang

turunnya dalam konteks apa dia diturunkan, dan sebagainya semua itu berkaitan erat

dengan pemahaman sebuah teks. Kedua, bagaimana penafsiran ayat-ayat tersebut.

23

Nashruddin Baidan, dan Erwati Aziz, Metodologi khusus Penelitian Tafsir, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016), 137

Page 22: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana hakikat kesejahteraan masyarakat dalam QS

Al-An‟am ayat 82, Al-A‟raf ayat 96 dan An-Nūr ayat 55 menurut para

mufassir dalam kitab tafsir tahlili corak adabul ijtima‟i

b. Untuk mengetahui indikator kesejahteraan masyarakat yang dijelaskan

dalam QS Al-An‟am ayat 82, Al-A‟raf ayat 96 dan An-Nūr ayat 55

berdasarkan penafsiran para mufassir dalam kitab tafsir tahlili bercorak

adabul ijtima‟i

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memenuhi di antaranya

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi khazanah

keilmuan, khususnya yang berkaitan dengan judul dari penelitian ini.

b. Memberikan konstribusi pemikiran agar setiap pembaca semakin

mengarah dan mengacu pada Al-Qur‟an disetiap ucapan dan tingkah laku.

c. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan penulis dalam membuat

dan menyusun karya ilmiah yang baik dan benar.

E. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak

perlu dan mubazir atau melarikan karya orang lain atau yang disebut dengan plagiat.

dalam hal ini sejauh pengetahuan dan pengamatan penulis secara cermat dan

menyeluruh sudah banyak peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian atau

penulisan yang membahas tentang konsep kesejahteraan masyarakat dalam perspektif

Al-Qur‟an. Namun, sepanjang penelusuran penulis, belum ada penelitian yang secara

spesifik membahas tentang penafsiran ayat-ayat yang telah ditentukan oleh peneliti

Page 23: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

10

sebagai bahan penelitiannya. Diantara penelitian terdahulu yang pernah dilakukan

adalah:

Pertama, dalam bentuk buku yang disusun oleh Abdul Aziz Al-Badri dengan

judul: Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam. Buku ini berisikan tentang bagaimana

Islam mengatasi problematika sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat., bagaimana

Islam mendudukkan kedudukan Negara, dan individu dalam masyarakat berdasar

hokum-hukum Islam.24

Karya ini disajikan dengan metode istimbats terhadap nash-

nash hukum Islam ditambah dengan sajian fakta-fakta sejarah.25

Kedua, dalam bentuk jurnal yang ditulis oleh Sulaiman Kurdi mahasiswa

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

2017 yang berjudul Masyarakat Ideal dalam Al-Qur‟an (Pergulatan Pemikiran

Ideologi Negara dalam Islam antara Formalistik dan Substansialistik) tulisan ini

lebih memfokuskan kajiannya terhadap masyarakat ideal dalam Al-Qur‟an secara

keseluruhan.26

Ketiga, Amirus Sodiq, menulis jurnal yang berjudul ‚Konsep Kesejahteraan

dalam Islam (Equilibrium Vol. 3 No. 2 – 2015). Jurnal ini berbeda dengan skripsi

ini, terlihat dari perspektif yang digunakan. Amirus Sodiq menjelaskan tentang

indikator kesejahteraan dalam Islam dari dua persepektif yaitu Al-Qur‟an dan hadis.

Dalam pembahasannya, jurnal ini memaparkan kesejahteraan sosial yang terdapat

dalam QS Quraisy 3-4, QS al-Nisa 9, QS al-Nah 97 dan hadis-hadis yang mendukung

tentang ayat-ayat tersebut. Dan juga membahas tentang kesejahteraan berbasis zakat.

Sedangkan skripsi ini hanya dilihat dari perspektif Al-Qur‟an yaitu QS Al-An‟am

ayat 82, Al-A‟raf ayat 96 dan An-Nuur ayat 55. sekalipun dalam perkembangannya

akan mengutip ayat-ayat yang lain sebagai pendukung untuk memahami secara

menyeluruh.

24

Abdul Aziz Al-Badri, Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

1995). 10 25

Ibid. 26

Sulaiman Kurdi, “Masyarakat Ideal dalam Al-Qur‟an (Pergulatan Pemikiran Ideologi Negara

dalam Islam antara Formalistik dan Substansialistik)”, Jurnal Studi Islam dan Humaniora Masyarakat

Ideal 41-57 Vol. 14. No. 1 (2017).

Page 24: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

11

Keempat, Widia Amelia, Kesejahteraan Sosial dalam Persfektif Al-Qur‟an.

Skripsi ini berbeda denagan skripsi yang akan peneliti tulis, meskipun perspektif yang

digunakan sama-sama perspektif Al-Qur‟an tetapi dalam skripsi ini Widia Amelia

hanya memfokuskan penelitiannya pada QS Thaha 117-119 sedangkan dalam skripsi

yang akan peneliti tulis ini fokus ayatnya yaitu QS Al-An‟am ayat 82, Al-A‟raf ayat

96 dan An-Nuur ayat 55. Dan juga Widia Amelia dalam skripsinya melakukan

penafsiran sendiri dengan menggunakan metode tahlili sedangkan skirpsi yang akan

ditulis ini adalah studi kitab tafsir tahlili yang sudah ada sebelumnya.

Sebagaimana terlihat dari studi relevan ini bahwa belum ada di antara kajian

tersebut yang membahas tentang konsep Al-Qur`an dalam kesejahteraan msyarakat

berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang telah peneliti tentukan. Penulis menyoroti

konsep Al-Qur`an dalam kesejahteraan masyarakat berdasarkan tiga ayat yang telah

penulis tentukan dan juga penafsiran para mufassir terhadap ayat tersebut. Artinya

karya penulis tidaklah sama dengan karya di atas. Kekosongan akademis inilah yang

akan diisi oleh peneliti.

F. Metode penelitian

Kajian terhadap konsep kesejahteraan msyarakat dalam perspektif tafsir tahlili

corak adabul ijtima‟i menggunakan metode sebagai berikut.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Berangkat dari permasalahan yang diangkat dan data yang akan

dihimpun, maka tampak jelas bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan (library research) dengan subyek dan objeknya, semuanya berasal

dari bahan-bahan kepustakaan (literature) berupa kitab-kitab tafsir, kitab-kitab

hadis kitab-kitab ilmu tafsir dan ilmu hadis sebagainya serta buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian ini. Kondisi buku yang demikian sudah cukup

untuk dijadikan bahan baku penelitian, sehingga tidak sulit dalam melakukan

analisa untuk mengambil kesimpulan yang merupakan hasil penelitian. Jika

demikian, maka penelitian ini tidak memerlukan data lapangan karena yang

Page 25: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

12

ingin dicari ialah pemikiran, konsep atau teori yang dikemukakan oleh para

ulama dan ilmuan yang tertuang di dalam karya-karya tulis mereka. Jadi, tanpa

data lapangan hasil penelitian ini sudah cukup representative dan dapat

dijadikan pegangan.

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat penjelasan (explanatory research). Disebut

penelitian ini bersifat penjelasan karena penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan penjelasan tentang suatu kasus atau pemahaman dan tafsiran

terhadap suatu ayat dari berbagai ayat Al-Qur‟an.

2. Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat penulis

klasifikasikan dalam dua jenis, yaitu data primer dan data skunder. Adapun objek

utama dalam penelitian ini adalah penafsiran para mufassir terhadap teks ayat Al-

Qur‟an, dalam hal ini yang menjadi data primernya adalah Al-Qur‟an dan kitab tafsir

tahlili yang menggunakan pendekatan adabul ijtima‟i. Yaitu kitab tafsir Al-Mishbah,

kitab tafsir Al-Maraghi dan kitab tafsir Al-Azhar. Adapun alasan peneliti memilih

tiga tafsir ini karena ketiganya adalah tafsir kontemporer yang berkeinginan untuk

mengembalikan Al-Qur`an sebagai kitab petunjuk, mereka tidak lagi memahami kitab

suci sebagai wahyu yang mati sebagaimana telah dipahami oleh para ulama

tradisional selama ini. Melainkan sesuatu yang hidup. Al-Qur`an dipahami sebagai

kitab suci yang kemunculannya tidak lepas dari konteks kesejarahan manusia. Al-

Qur`an tidak diturunkan dalam ruang yang hampa budaya melainkan justru hadir

dalam zaman dan ruang yang sarat budaya.27

Secara harfiah tahlili berarti menjadi lepas atau terurai.28

Yang dimaksud

dengan tahlili ialah metode yang berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-

27

Mustaqim, Mazhibut Tafsir, 94. 28

Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014). 379.

Page 26: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

13

Qur‟an dari berbagai seginya, sesuai dengan pandangan kecenderungan, dan

keinginan mufassirnya.29

Metode tafsir tahlili juga dikenal dengan istilah metode tafsir analitik

(menganalisa secara mendalam) atau metode tafsir tazji‟iy (mengkaji satu persoalan

sampai pada detil-detilnya). Maksudnya adalah bahwa metode ini mengurai semua

aspek yang terkandung di dalam Al-Qur‟an, bahkan membedah sampai pada

persoalan juz‟I (persial) secara detil. Dengan menggunakan metode tahlili ini seorang

mufassir memiliki peluang seluas-luasnya untuk berkreasi dan mengeluarkan segala

kemampuan, bahkan semua kemauannya, di dalam menganalisa atau mengkaji suatu

ayat.30

Kitab tafsir tahlili yang dimaksud disini adalah kitab tafsir tahlili yang

bercorak adabul al-ijtima‟i. adapun alasan peneliti memilih corak tafsir tersebut

karena corak tafsir ini berusaha mengemukakan keindahan (balaghah) bahasa dan

kemukjizatan Al-Qur‟an, berusaha menjelaskan makna atau maksud yang dituju oleh

Al-Qur‟an, berupaya mengungkapkan betapa Al-Qur‟an itu mengandung hokum-

hukum alam raya dan aturan-aturan kemasyarakatan, dan bermaksud membantu

memecahkan segala problematika yang dihadapi umat Islam khususnya dan umat

manusia umumnya melalui petunjuk dan ajaran Al-Qur‟an dan teori-teori ilmiah yang

benar. Juga berusaha menjelaskan kepada umat bahwa Al-Qur‟an itu adalah Kitab

Suci yang kekal yang mampu bertahan selama perkembangan zaman dan kebudayaan

manusia sampai akhir masa, berupaya melenyapkan segala kebohongan dan keraguan

yang dilontarkan terhadap Al-Quran dengan argumen yang kuat yang mampu

menangkis segala kebatilan, karena memang kebatilan itu pasti lenyap.31

Adapun data skunder yang digunakan sebagai data pendukung penelitian ini

adalah karya-karya yang memiliki keterkaitan dengan poko-pokok pembahasan

pnelitian ini. Seperti buku ilmiah, majalah ilmiah, artikel-artikel ilmiah, journal

29

M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), 378. 30

Zulheldi. 6 Langkah Metode Tafsir Maudu‟i. (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), 11. 31

ibid. , 28

Page 27: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

14

ilmiah, dan sebagainya yang berhubungan dengan topic pembahasan sebagai

pelengkap data penelitian

G. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan penulis melakukan penelusuran

kepustakaan dengan mengkaji dan menelaah referensi yang bersumber dari tulisan-

tulisan yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang sedang penulis teliti.

persoalan yang sedang diteliti. penulis melakukan teknik penelusuran yakni

menelusuri kata kesejahteraan masyarakat yang terdapat dalam buku-buku

perpustakaan atau toko buku lainnya.

Berbagai macam cara untuk menemukan buku-buku yang menyangkut tema

penelitian, misalnya melalui katalog yang ada di perpustakaan atau melalui indeks

yang terdapat di belakang buku. Selanjutnya data yang terkumpul tersebut dianalisis

sehingga dapat memberikan pengertian dan kesimpulan sebagai jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang menjadi penelitian.

H. Metode Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data penulis akan menganalisa data yang

didapatkan dengan menggunakan analisis kualitatif. Tahap awal pada analisis ini

adalah orientasi atau deskripsi. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan semua data

yang sudah dikumpulkan berupa apa yang sudah ditelusuri, dilihat, didengar,

dirasakan, dan dibaca.32

Proses penelitian kualitatif pada tahap ke-2 disebut tahap reduksi/focus. Pada

tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap

pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap

1 untuk memfokuskan pada masalah yang telah peneliti tentukan. Pada tahap reduksi

ini peneliti menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting,

berguna, dan baru. data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan

32

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D, (Bandung: Al-Fabeta, 2018),

19.

Page 28: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

15

pertimbangan tersebut, maka data-data yang tersebut selanjutnya dikelompokkan

menjadi beberapa kategori yang ditetapkan sebagai focus penelitian.33

Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke-3 adalah tahap selective. Pada tahap

ini peneliti menguraikan focus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Pada tahap

ini setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi

yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara

mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan,

hipotesis atau ilmu yang baru.34

I. Sistematika Laporan Penelitian

Untuk menjabarkan hasil penelitian yang logis, ilmiah dan sistematis maka,

penelitian ini dibagi kepada lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Bab ini memuat

latar belakang masalah yang mengantarkan bahasan menuju pertanyaan inti dalam

penelitian. Di samping itu, bab ini juga berisi batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II, Membahas tentang hakikat kesejahteraan masyarakat. Meliputi

pengertian kesejahteraan masyarakat, Term-term yang semakna dengan kesejahteraan

masyarakat dalam Al-Qur‟an, indikator kesejahteraan masyarakat, Upaya-upaya yang

harus ditempuh, dan Pandangan para Ulama tentang Kesejahteraan Masyarakat

Bab III, yaitu ayat-ayat tentang kesejahteraan masyarakat dan membahas

penafsiran ayat-ayat yang bersangkutan dengan masyarakat sejahtera, bab ini

bertugas menjabarkan penafsiran para mufassir mengenai ayat tersebut.

Bab IV, merupakan bahasan inti yang diuraikan untuk membahas analisis kitab

tafsir tahlili QS. Al-An‟am 82, Al-A‟raf 96 dan an-Nūr 55 masyarakat sejahtera yang

telah dijelaskan oleh para mufassir dalam tafsirannya, serta bentuk aplikasinya dalam

perilaku keseharian sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat-sahabat

terdahulu.Akhirnya

33

Ibid. 34

Ibid., 20.

Page 29: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

16

Bab V, merupakan penutup penelitian, berisikan bahasan tentang kesimpulan

akhir penelitian, saran-saran penulis berkaitan dengan konsep Al-Qur`an dalam

perwujudan kesejahteraan masyarakat, serta kata penutup yang akan mengakhiri

penelitian.

Page 30: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

17

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

A. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Sejahtera, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merujuk pada situasi yang

aman sentosa, dan makmur. Aman berarti terbebas dari bahaya dan gangguan. Hidup

yang aman menandakan suatu kehidupan yang terbebas dari segala kesukaran dan

bencana. Sehingga, hidup yang sentosa adalah hidup dalam suasana aman, damai dan

tidak ada kekacauan. Dalam arti yang lebih luas kesejahteraan adalah terbebasnya

seseorang dari jeratan kemiskinan, kebodohan dan rasa takut sehingga dia

memperoleh kehidupan yang aman dan tenteram secara lahiriah maupun batiniah.35

Dalam KBBI masyarakat adalah sejumlah manusia yang terikat oleh suatu

kebudayaan yang mereka anggap sama.36

Menurut Charles Horton masyarakat adalah

sesuatu yang menyeluruh yang mencakup berbagai bagian yang berkaitan secara

sistematis-fungsional.37

Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang

tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya

pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap

individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan

kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.38

35

Amiruddin Sodiq, “Konsep Kesejahteraan Dalam Islam”, Jurnal STAIN Kudus Equilibrium

Vol. 3 No. 2 (2015) 384. 36

Dendy Sugono kepala pusat bahasa, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus

Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasionak,

2003), 405 37

Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Citra Niaga Rajawali Pers, 1993.) XIII 38

Justita Dura, “Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa, Kebijakan

Dana Kelembagaan Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat”, Jurnal Jibeka, Vol. 10, No.1, (Agustus,

2016), 2623

Page 31: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

18

B. Kesejahteraan Menurut Para Pakar

1. Pendapat Sastrawan

Seorang wazir masyhur pada masa Daulah Abbasiah Yahya bin Khalid Al-

Barmaky.39

ditanya apakah bahagia itu? beliau menjawab bahagia adalah sentosa

perangai, kuat ingatan, bijaksana akal, tenang dan sabar menuju maksud.40

Kebahagiaan itu pernah dinyanyikan oleh seorang ahli syair bernama Hatai‟ah

demikian:

ه ارم ى اي.و ع ج ج اد ياسع أ ز سد د و ع اس د ع س لأ ذم د الل ع ا.و خس ادذ اص س خ يالل ذ مى و

“Menurut pendapatkau, bukanlah kebahagiaan itu pada mengumpul harta

benda. Tetapi taqwa akan Allah itulah bahagia. Taqwa kepada Allah itulah yang

sebaik-baiknya disimpan. Pada sisi Allah sajalah kebahagiaan para orang yang

taqwa.” 41

Ahli syair yang lain yang amat masyhur dalam perkembangan agama Islam,

yaitu Zain bin Tsabit , ahli syair Rasulullah saw berkata:

ا. س صثخ س و ؤ س ا إ د و ع س ض ا ااضإل “jika petang dan pagi seorang manusia telah beroleh aman sentosa dari

gangguan manusia, itulah dia orang yang bahagia.”

2. Pendapat Aristoteles

Aristoteles berpendapat bahwa: “Bahagia bukanlah suatu perolehan untuk

manusia, tetapi corak bahagia itu berlain-lain dan berbagai ragam menurut perlainan

corak dan ragam orang yang mencarinya. Kadang-kadang sesuatu yang dipandang

bahagia oleh seseorang tidak oleh yang lain. Sebab itu menurut undang-undang

Aristoteles. Bahagia itu adalah suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap orang

menurut kehendak masing-masing.

39

Yahya bin Khalid AL-Barmaky pada tahun 778 menjadi guru bagi Harun Al-Rasyid. Lalu

setelah khalifah sebelumnya wafat Harun Al-Rasyid naik tahta sebagai khalifah kelima Bani

Abbasiyah, karena jasanya Harun al-Rasyid mengangkat Yahya sebagai Wazir atau Perdana Menteri.

Diah Violin, “Khalifah harun Ar-Rasyid mengangkat gurunya yahya bin khalid al Barmaky sebagai

wazir”, diakses melalui https://brainly.co.id/tugas/22024261 tanggal 24 Maret 2020. 40

Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1997), 22. 41

Ibid. , 21

Page 32: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

19

Beliau berpendapat bahwa bahagia itu bukan mempunyai arti dan satu

kejadian, melainkan berlainan coraknya menurut tujuan masing-masing manusia.

Adapun yang berdiri dengan sendirinya dan tujuan setiap manusia yang hidup ialah,

kebaikan umum. Bahagia itu adalah tujuan tiap-tiap diri. Kelak setelah tiap-tiap diri

beroleh bahagia yang dicarinya, barulah kemanusiaan umum itu melangkah menuju

kebaikan untuk bersama. Kata Aristoteles lagi; “Kebaikan umum itu ialah suatu

perkara yang bila telah tercapai, maka kita tidak berkehendak lagi kepada yang lain.

Tetapi bahagia itu anugrah Allah kepada tiap-tiap diri yang dipilih-Nya yang boleh

jadi orang lain tidak merasainya, meskipun yang peroleh bahagia dengan yang tidak

beroleh itu berkumpul setiap hari.” 42

3. Pendapat Ahli Pikir Zaman Sekarang

Ahli-ahli pikir zaman kini ada yang putus asa, yang kecewa dan ada yang

merasa sukar sekali mencari bahagia itu. salah satunya yaitu: Hendrik Ibsen, ahli pikir

bangsa Norwegia (1828-1906) berpercaya bahwa mencari kebahagiaan itu hanya

menghabiskan umur saja, karena jalan untuk menempuhnya sangat tertutup, setiap

ikhtiar untuk melangkah ke sana senantiasa bertarung. Karena mula-mula orang yang

menujunya menyangka bahwa perjalanan telah dekat, padahal dekat kepada jurang

tempat jatuh. Beliau berkata: “Kita belum mencapai bahagia, sebab tiap-tiap jalan

yang ditempuh menjauhkan kita dari padanya.”43

Coba kita berpikir sejenak patutlah beliau berkata demikian betapa banyaknya

kita lihat di dalam hidup ini manusia berikhtiar hendak mencapai bahagia dengan

bermacam-macam jalan, tetapi boleh dikatakan tiap-tiap menempuh itu terjatuh

ditengah jalan, ada pahlawan yang mula-mula menyangka bahwa bahagia akan

dicapai olehnya dengan jalan membela tanah airnya. setelah ia peroleh kemenangan

itu, lupalah ia kepada bahagia yang ditujunya, ia mencoba pulak hendak merusak

tanah air orang lain, Seketika orang miskin bercita-cita hendak kaya, karena apabila

harta telah cukup bahagia akan tercapai, sebab dapat membantu sesama hamba Allah.

42

Ibid. , 25 43

Ibid. , 26

Page 33: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

20

Tetapi setelah dia kaya dia menjadi sombong, harta bendanya disimpannya dan dia

mencari kikir, Sebelum ia menjadi Presiden atau Menteri atau anggota Parlemen, ia

berjanji dihadapan rakyat bahwa ia akan membantah segala sifat zalim dan aniaya,

tetapi setelah kursi diperolehnya, berkisarlah kezaliman menteri yang hilang kepada

Menteri yang baru, demikianlah antara lain contohnya.

Bertentangan dengan Leo Tolstoy, pujangga Rusia yang masyhur itu (1828-

1910) berpendapat bahwa yang menjadi sebab manusia berputus asa di dalam

mencari bahagia ialah karena bahagia itu diambilnya untuk dirinya sendiri, bukan

untuk bersama, padahal segala bahagia yang diborong untuk diri sendiri itu mustahil

berhasil, karena bahagia semacam itu tidak mungkin tidak menganggu bahagia orang

lain, orang lain yang terganggu itu tidak mungkin akan pasrah ia tersinggung, dan dia

akan mempertahankan diri oleh sebab itu bukan lagi ‟menuntut bahagia‟ memberi

keuntungan tetapi memberi kerugian bersama.44

Sebab itu pula nyatalah bahwa bahagia yang dituntut mestinya bukan buat diri

sendiri, tetapi buat bersama, buat masyarakat, karena “Allah adalah atas jama‟ah”

dari sebab bahagia dicari untuk bersama, dan segala manusia rindu mencapainya.

Disini timbullah persatuan keperluan dan persatuan keinginan, timbullah kecintaan di

antar sesama dan kehendak tolong-tolongan.45

Maka bahagia raya itu tidaklah akan didapat didalam hidup yang gelap,

melainkan pada kehidupan yang penuh nur, penuh cahaya gemilang. Hidup bercahaya

dan berseri ialah hidup yang sudi mengorbankan kesenangan dan kebahagiaan diri

sendiri untuk kesenangan dan kebahagiaan bersama, untuk menghilangkan segala

permusuhan dan kebencian yang melekat di dalam jantung, anak adam terbit lantaran

hawa nafsu dan syahwat yang semuanya itu membawa manusia ke pada gelap gulita

inilah yang menjadikan dunia penuh dengan lakon kesedihan dan sandiwara yang

menyeramkan. Hidup yang gilang gemilng itu ialah berkorban.46

44

Ibid. , 27 45

Ibid. 46

Ibid. , 28

Page 34: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

21

Betrand Russel filosof Inggris pun sependirian dengan Tolstoy dalam hal

ini.George Bernard Shaw bintang filsafat dari Irlandia itu dalam karangan

sandiwaranya “Manusia yang maju” menghilangkan keraguan yang bersarang di hati

manusia lantaran pengaruh pendapat ibsen di atas tadi.47

Kata beliau, “Jadi manusia tidak kuat mencari jalan menuju bahagia atau tak

kuat menyingkir dari jalan sengsara dan celaka, sekali-kali jangan ia putus asa. Ia

mesti berpegang teguh dengan keberanian, ia masih kuat. Tak boleh menyerahkan diri

kepada sengsaranya dan tidak beruntungnya. Ia mesti tahu bahwa manusia sudah

berpuluh-puluh anak keturunan yang menjadi korban, ada yang sesat dan telah jatuh.

Kita yang datang di belakang mendapat pengajaran baru daripada kejatuhan mereka.

Kita mesti memilih jalan lain, jangan jalan yang telah ditempuh orang-orang yang

telah tersesat.48

4. Menurut Al-Ghazali

Dalam mewujudkan kebahagiaan, Al-Ghazali menekankan pentingnya arti

cinta kepada Allah. pengetahuan tentang Tuhan merupakan kunci untuk mencintai

Allah karena tidak mungkin lahir cinta jika tidak mampu mengetahui dan merasakan

indahnya berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan.49

Dalam hal ini dapat diilustrasikan bahwa orang akan bahagia apabila dapat

berkenalan dengan raja. Hal itu karena raja mempunyai kekuasaan yang besar dalam

masyarakat dan dirinya sendiri sehingga timbulah rasa simpatik terhadap raja. Tetapi

ia akan lebih merasa bahagia apabila dapat berkenalan dengan raja segala raja, maka

tentu saja perkenalan itu berbeda bagi orang yang selalu dekat dengan raja dan orang

yang berjauhan dengan raja. bagi yang dekat dengan raja tentu akan lebih mencintai

rajanya daripada berjauhan sekalipun raja itu berpengaruh padanya.

Begitu juga cinta kepada Tuhan bila manusia tidak berkenalan dengan-Nya

dan dan berpengaruh dalam batin maka inilah yang dikatakan Al-Ghazali bahwa Ia

47

Ibid. 48

ibid. 49

Al-Ghazali, Kimia Kebahagiaan, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul “The

Alchemy of Happines” oleh Haidar Bagir, ( Bandung: Mizan, 1995), 105

Page 35: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

22

sendiri sajalah yang pantas untuk dicintai tetapi bila seseorang tidak mencintai-Nya

maka hal itu disebabkan karena ia tak mengenal-Nya. Bahagia menurut Al-Ghazali

akan dapat dicapai apabila manusia sudah bisa memumdukkam mafsu kebinatangan

dan setan dalam dirinya, serta menggantinya dengan sifat malaikat, Sedangkan

kebahagiaan tetinggi menurut Al-Ghazali adalah ketika manusia terbuka hijabnya

dengan Allah, ia bisa melihat Allah dengan mata batinnya atau dalam bahasa Al-

Ghazali telah sampai kepada tahap ma‟rifatullah.50

5. Menurut Hamka Berdasarkan Hadis Nabi

Dari Aisyah Radhiallahu „anha, bahwa pada suatu hari ia bertanya kepada

Rasulullah saw;”Ya Rasulullah dengan apakah kelebihan setengah manusia dari yang

setengahnya? Rasulullah menjawab ”Dengan akal” Kata Aisyah pula “Dan di

akhirat? “Dengan akal juga” kata beliau.“Bukankah seorang manusia lebih dari

manusia yang lain dari hal pahala lantaran amal ibadahnya?” kata Aisyah pula.

Rasulullah menjawab lagi. “Hai Aisyah bukankah amal ibadah yang mereka kerjakan

itu hanya menurut kadar akalnya? Sekedar ketinggian derajat akalnya, sebegitulah

ibadah mereka dan menurut amal itu pula pahala yang diberikan kepada mereka”51

Sabda Rasulullah pula “Allah telah membagi akal kepada tiga bagian, siapa

yang cukup mempunyai ketiga bagiannya sempurnalah akalnya kalau kekurangan

walau sebagian, tidaklah terhitung dia orang yang berakal.” Orang bertanya ‟Ya

Rasulullah, manakah bagian yang tidak macam itu?” Kata beliau “Pertama baik

ma‟rifatnya dengan Allah, kedua, baik taatnya bagi Allah, ketiga, baik pula sabarnya

atas ketentuan Allah.”52

Hamka menyimpulkan dalam bukunya Tasawuf Modern bahwa bahagia

manusia itu menurut derajat akalnya, karena akallah yang dapat membedakan antara

baik dengan buruk, akal yang dapat mengagak-agakkan segala pekerjaan, akal yang

menyelidiki hakikat dan kejadian segala sesuatu yang dituju dalam perjalanan hidup

50

Ibid, 112 51

Hamka, Tasawuf Modern, 29 52

Ibid.

Page 36: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

23

dunia ini. Bertambah sempurna bertambah indah dan murni akal itu, bartambah

pulalah derajat bahagia yang kita capai, sebab itu menurut kehendak hadits tadi,

kepada kesempurnaan akallah kesempurnaan bahagia.

Bertambah luas akal bertambah luaslah hidup bertambah datanglah bahagia.

Bertambah sempit akal bertambah sempit pula hidup. Bertambah datanglah celaka.

Oleh agama perjalanan bahagia itu telah diberi berakhir. Puncak penghabisan ialah

kenal akan Tuhan baik ma‟rifat kepada-Nya, baik taat kepada-Nya dan baik sabar atas

musibah-Nya tidak ada lagi hidup di atas itu.53

Orang-orang yang terlampau mengejar dunia tidak menyadari bahwa orang

yang terlampau gemar akan kesenangan dan kelezatannya dan paling giat mengejar

kemewahannya adalah juga (orang) yang paling besar kepayahan dan kesulitannya,

paling banyak menghadapi ancaman bahaya dan paling sering diliputi kerisauan,

kegundahan, dan kesedihan. Sebagai contohnya, para raja dan hartawan.54

C. Kesejahteraan dalam Al-Qur’an

Kesejahteraan masyarakat dalam Al-Qur‟an meliputi berbagai aspek baik fisik,

sosial dan spiritual. Aspek kesejahteraan ini, secara komprehensip bersifat interagtif

sehingga bila salah satu di antaranya tidak terpenuhi, maka dipastikan manusia

mengalami kekurangan kesejahteraan masyarakat. Al-Qur‟an menegaskan tentang

menyatunya nilai kesejahteraan masyarakat dengan nilai pengabdian dan menyembah

Allah. Sebagaimana firman Allah:

53

Ibid, 30 54

Abdullah Haddad, Menuju Kesempurnaan Hidup, (Bandung: Mizan, 1996) 57.

Page 37: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

24

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu

pun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib kerabat, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan

teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS

an-Nisa 4: 36).55

Islam sangat respek dengan tema-tema tentang kesejahteraan sosial. Dalam

bidang ekonomi, Islam mengatur distribusi kekayaan agar tidak hanya beredar di

kalangan atas. Ini sesuai dalam Al-Qur‟an:

“Apa saja harta rampasan fa‟i yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang

berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat

(rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang

dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang

kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka

terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.”

(QS Al-Hasyr 59: 7).56

Selain itu, kesejahteraan masyarakat akan tercipta dalam sistem masyarakat

yang stabil, khususnya adanya stabilitas keamanan. Stabilitas sosial-ekonomi tidak

55

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi, 2015),

84. 56

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 38

Page 38: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

25

mungkin terjamin tanpa adanya stabilitas keamanan (termasuk di dalamnya stabilias

politik). Hal ini sebagaimana doa Nabi Ibrahim dalam QS al Baqarah 2:126;

“[D]an (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri

Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezki berupa buah-buahan kepada

penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari

kemudian. Dia (Allah) berfirman: "Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri

kesenangan sementara, kemudian Aku paksa dia menjalani ke dalam azab

neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".(QS Al-Baqarah 2: 126).57

Mengenai kesejahteraan masyarakat dalam Al-Qur‟an menggunakan beragam

istilah seperti Sa‟ada (bahagia), faza/fauz (gembira), falaha (sentosa), roghodan

(suka/senang).58

Adapun dalam kamus lengkap al-Fikr makna kata sejahtera dalam

bahasa Arab dituliskan dengan kata al-amnu atau as-salām.59

Dalam Mu‟jam Al-Faẓ Al-Qur‟an Al-Karim makna kesejahteraan ditemukan

pada kata sa‟idun (berbahagia),60

sakinah امة ىاثثاخيطأح اهريء61

fauz (ظفس )62

wassalāmu ( الأاوالطءا ).dalam QS Maryam 33 dan thaha 47.63

raghadan64

Ringkasnya hubungan sejahtera dengan kata sa‟ada, sakinah, raghadan,

fauz,salām, amanu, dan falaha adalah hubungan tadhammun maksudnya ialah kata-

57

Ibid. ,19. 58

Al-Fairuzabadi, Qamus al-Muhit, Juz 4 (Bairut: Dar al-Fikr, 1983,), 230. 59

Achmad Sunarto, Kamus Lengkap Al-Fikr, (Surabaya, Halaim Jaya 2002) 176. 60

Jumhur Mesir Arabiyah, Mu‟jam Al-Fas Al-Qur‟an Al-Karim, (Mesir: Majmu‟Lughatul

„Arabiyah, 1989 M/1409 H), 571 61

Ibid. , 581 62

Ibid. ,866 63

Ibid. ,588 64

Ibid. ,507

Page 39: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

26

kata sa‟id dan lain-lainnya tadi ada dalam makna sejahtera, sedangkan hubungan

kata-kata tersebut dengan sejahtera adalah hubungan talāzum maksudnya begini

orang yang bahagia pasti sejahtera, orang yang aman pasti sejahtera.

Menurut Asep Usman Ismail.65

di antara istilah-istilah itu yang cakupan

maknanya luas dan mendalam, serta menggambarkan konsep kesejahteraan

masyarakat secara mendasar adalah istilah al-falāh yang melahirkan al-muflihūn,

masyarakat sejahtera atas dasar iman dan taqwa, menjadi tujuan akhir dalam

kehidupan manusia di dunia ini.66

1. Sa’ada

kata as-Sa‟ada dan kata as-sa‟ādatu artinya bahagia dan itu adalah perolehan

perkara yang diberikan oleh Allah kepada manusia atas tercapainya sebuah kebaikan.

kebalikan dari kata as-sa‟du atau as-sa‟ādatu adalah ج م از yaitu kesulitan atau اش

kesengsaraan.67

disebutkan dalam sebuah kalimat arab الل د artinya semoga Allah أ سع

membahagiakannya. juga dalam kalimat lainnya yang berbunyi rajulun sa‟iidun

artinya laki-laki yang bahagia, atau kalimat lainnya qouumun su‟adāu artinya kaum

yang bahagia, dan kebahagiaan paling agung adalah syurga. hal ini sebagaimana yang

difirmankan oleh Allah swt dalam ayat berikut:

“Adapun orang-orang yang bahagia maka tempatnya di dalam syurga” (QS

Hud 11: 108).68

“Dan diantara mereka ada yang celaka dan adapula yang bahagua” (QS Huud

11: 105).69

65

Pros. Dr. Asep Usman Ismail, Ma. Beliau adalah Dewan pakar Pusat Al-Qur‟an, Selain

menjabat sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beliau juga merupakan DLB di

Universitas Paramadina dan Universitas al-Thahiriyah. Beliau aktif memberi kuliah Tasawuf, Tafsir

dan ahlak. Di antara karya beliau yaitu Al-Qur‟an dan kesejahteraan Sosial. PSQ Ali Nurdin, “Cari

Ustadz”, diaksesmelalui https://www.cariustadz.id/ustadz/detail/Prof--DR--Asep-Usman-Ismail--MA

pada tanggal 24 februari 2020 66

Asep Usman Ismail, Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an, Jurnal Ilmu Kesejahteraan

Sosial, Vol. 4 No. ( 1 Juni 2015), 45 67

Ar-Raghib Al-Ashfahani, Kamus Al-Qur‟an, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul

“Al-Mufradat fi gharibil Qur‟an,” jil 1, oleh Ahmad Zaini Dahlan (Depek: Pustaka Khazanah Fawa‟id,

2017) 68

Kementerian Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemah, 233 69

Ibid,

Page 40: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

27

Kata ساعدجا artinya adalah memberikan pertolongan yang dapat menimbulkan

kebahagiaan. dan ungkapan yang berbunyi ه س عد و artinya adalah semoga Allah ر ثه

memberikan kepadamu kebahagiaan demi kebahagiaan, atau semoga Allah

memberikanmu pertolongan demi pertolongan. namun makna yang lebih tepat adalah

yang pertama. Kata اد yang bermakna menghibur, ini khusus digunakan bagi الإسع

orang yang menangis. disebutkan dalam sebuah kalimat arab د ف أ سع دذ إسر سع ل د

artinya aku memintanya untuk menghiburku lalu diapun menghiburku, kata اعد اس

artinya adalah pergelangan tangan bagian bawah (lengan) alasan dinamakannya

pergelangan tangan dengan اساعد karena pergelangan tangan selalu digambarkan

sebagai bentuk pertolongan. begitu juga dengan kedua sayap burung disebut dengan

اعد .sebagaimana ia juga dapat digunakan untuk mengartikan kedua tangan س

adapun kata ا عد ia adalah sejenis tumbuhan yang dapat menghambat susu, oleh اس

karena itu disebutkan dalam sebuah istilah Arab ا عد ااس و ول سع tempat

pengembalaan jangan seperti pohon sa‟dan kata as-sa‟dānatu artinya bisa burung

merpati, tali penjepit sandal, pekikan unta dan bintang yang sudah kita kenal.70

2. Sakinah

Sakīnah terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf sin, kaf dan nun yang

mengandung makna ketenangan atau antonym goncang dan gerak.71

menurut bahasa,

sakīnah artinya ketenangan, kedamaian, sakīnah berakar kata sakana, artinya menjadi

tenang, mereda, hening, tinggal. Al-Maraghi menjelaskan dalam tafsirnya makna kata

as-Sakīnah adalah ketenangan dan ketentraman jiwa, lawan kegunjangan dan

kegundahan.72

Dalam Islam kata sakinah menandakan ketenangan dan kedamaian

secara khusus, yaitu kedamaian dari Allah yang berada di dalam kalbu.73

Berbagai bentuk kata yang terdiri dari tiga ketiga huruf tersebut kesemuanya

bermuara kepada makna diatas, Rumah dinamai maskan, karena ia adalah tempat

untuk meraih ketenangan setelah sebelumnya penghuninya bergerak bahkan boleh

70

Al-Ashfahani, Kamus Al-Qur‟an, 71

Al-Mishbah, volum 5, 566 72

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, jilid 10, 200-201. 73

Ahsin W. Al-Hafidz. Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Hamzah, 2012), 263

Page 41: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

28

jadi mengalami kegoncangan di luar rumah. “Pisau” yang berfungsi untuk

menyembelih binatang dinamai sikkīn dari akar kata yang sama dengan sakīnah,

karena pisau adalah alat yang menghasilkan ketenangan bagi binatang setelah

sebelumnya ia bergejolak.74

Dalam Al-Qur‟an kata sakinah ditemukan 6 kali.75

Dari ayat-ayat yang

berbicara tentang sakinah dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain bahwa

sakinah dirasakan setelah sebelumnya terjadi situasi yang mencekam baik karena

bahaya yang mengancam jiwa, atau sesuatu yang mengeruhkan pikiran, masa kini,

atau masa lalu.

Sakinah tidak datang begitu saja tetapi ada syarat bagi kehadirannya, kalbu

harus siap dengan menanamkan kesabaran dan ketakwaan. Sakiinah diturunkan Allah

ke dalam kalbu dan ini diperoleh setelah beberapa pase, bermula dari mengosongkan

kalbu dari segala sifat tercela, memutuskan hubungan dengan masa lalu yang kelam

disusul dengan mujahadah/ perjuangan melawan sifat-sifat yang tercela dengan

mengedepankan sifat yang terpuji.

Sakinah bukan sekedar terlihat pada ketenangan lahir yang tercermin pada

kecerahan air muka, karena ini bias muncul akibat keluguan, ketidak tahuan atau

kebodohan, tetapi ia terlihat pada kecerahan air muka yang disertai dengan

kelapangan dada, budi bahasa yang halus, yang dilahirkan oleh ketenangan hati akibat

menyatukan pemahaman dan kesucian hati serta bergabungnya kejelasan pandangan

dengan tekad yang kuat. Ketika itu, seseorang pada tahap ini telah menguasai dan

memimpin sisi dalamnya sehingga tercipta keserasian dan keharmonisan antara

semua unsur yang berbeda bahkan yang bertentangan di dalam jiwanya.76

3. Fāza/Fauz

77

74

Al-Mishbah, volum 5, 567 75

Kata sakiinah terdapat pada Q.S al-Fath 48: 4, 18 dan 26 dan QS. At-Taubah 9: 26 dan 40 76

Al-Mishbah, volum 5, 567 77

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 583

Page 42: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

29

Kata mafāza terambil dari kata fauz. Kata yang digunakan ayat ini dapat berarti

kemenangan atau tempat dan waktunya. Ia digunakan oleh bahasa dalam arti

keselamatan dan keterbebasan dari bencanam disertai dengan perolehan kebajikan.

Al-Qur‟an menggunakan kata tersebut dalam dalam berbagai bentuknya untuk makna

pengampunan dosa dan perolehan surga bacalah.78

Al-Maraghi dalam menafsirkan kata mafāzā pada QS an-Naba ayat 31 yaitu

memperoleh kemenangan berupa kenikmatan dan pahala.79

dalam tafsirnya Al-

Maraghi pada QS Al-Ahzab ujung ayat 71 faqod fāza fauzan „adzimā menjelaskan

bahwa barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya lalu dia melakukan apa yang

diperintahkan dan menghentikan apa yang Dia larang , lalu berkata yang benar, maka

sesungguhnya dia memperoleh pahala besar dan kemuliaan pada hari penunjukkan

besar.80

Quraish shihab menafsirkan QS al-Ahzab 71 Dia pun mengampuni bagi kamu

dosa-dosa kamu. dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat keberuntungan dengan keberuntungan besar yakni

ampunan dan surga Ilahi.81

4. Raghadan

Raghadan artinya kelapangan hidup. Dan kata raghīdun artinya baik dan

luas.82

Kata raghadan disebutkan sebanyak tiga dalam Al-Qur‟an (QS al-Baqarah 35,

dan 58 dan An-Nahl 112).83

Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan makna ar-Raghad

ialah sejahtera, tidak ada kesusahan di dalamnya, atau bisa diartikan sebagai

longgar.84

Allah swt telah berfirman:

78

Quraish Shihab, Al-Mishbah, volume 15, 20 79

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, jilid 30, 25 80

Ibid, jilid 22, 76 81

Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, volum 11, 329 82

Ar-Raghib Al-Ashfahani, Kamus Al-Qur‟an, 80 83

Mu‟jam li-Alfaz Al-Qur‟an Al-Karim, 507 84

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, jil 1, 152.

Page 43: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

30

“Dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik” (QS. Al-Baqarah

2 : 35).85

“Rezekinya dating kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat (QS. An-

Nahl 16 : 112).86

Kalimat م ى ا د artinya kaum itu mendapatkan kelapangan hidup. Dan أ زغ

kalimat اش ر د dia menjadikan binatang ternaknya dalam kelapangan hidup. Dan أ زغ

kata اد سغ artinya adalah susu yang bercampur, dinamakan demikian karena susu ا

tersebut menunjukkan akan kelapangan hidup.87

5. Amanu

Jika ditelusuri hakikat dari rasa aman adalah tenangnya hati dan hilangnya rasa

kwatir, lafazh الاح ,ال dan الا pada dasarnya adalah lafazh-lafazh yang

berbentuk mashdar. Kemudian terkadang lafazh amānu dijadikan sebuah nama untuk

kondisi dimana manusia merasa aman di sana. Dan terkadang dijadikan sebagai

sebuah nama untuk sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang (amanah)88

seperti

firman Allah

....

“Kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu” (QS Al-Anfal 8:

27).89

yakni amanah yang dipercayakan kepada kalian, adapun firmannya:

….

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi.” (QS al-

Aḥzāb 33: 72).90

85

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 6 86

Ibid, 280 87

Ar-Raghib Al-Ashfahani, Kamus Al-Qur‟an, 80 88

Ibid. , 98-97 89

Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, 181 90

Ibid. , 427

Page 44: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

31

6. As-Salām

Terambil dari akar kata salima (س) yang pada mulanya berarti selamat dan

bebas dari bahaya. Kemudian berkembang dan menghasilkan arti-arti lain, seperti

memberi, menerima, patuh, tunduk, berdamai, tenteram, tidak cacat, dan ucapan

selamat. As-salam adalah salah satu dari al-Asmaa Al-Husna (nama-nama Allah yang

indah) yang artinya sejahtera/keselamatan.91

Nama As-Salām, disebut antara lain

dalam QS Al-Hasyr (59);23. Makna as-Salām menurut al-Ghazali adalah

keterhindaran zat Allah dari segala aib, keterhindaran sifat-Nya dari segala

kekurangan, dan keterhindarnya perbuatan-Nya dari segala kejahatan dan keburukan

dengan demikian tiada keselamatan/keterhindaran dari keburukan dan aib yang

terdapat di dunia ini kecuali merujuk kepada-Nya dan bersumber dari-Nya. Seseorang

meneladani sifat ini dituntun untuk menghindarkan hatinya dari segala aib dan

kekurangan, dengki dan hasud serta berkehendak untuk berbuat kejahatan.92

kata (سلا) salāma terambil dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf sīn, lām,

dan mīm. makna dasar yang terangkai dari huruf-huruf ini adalah luput dari

kekurangan, kerusakan, dan aib. dari sini kata selamat diucapkan misalnya bila terjadi

yang tidak diinginkan, namun tidak mengakibatkan kekurangan atau kecelakaan.

salām atau damai semacam ini adalah damai fasif. ada juga damai aktif. ketika anda

mengucapkan selamat kepada seseorang yang sukses dalam usahanya, maka ucapan

itu adalah cermin dari kedamaian yang aktif. di sini bukan saja ia terhindar dari

keburukan, tetapi lebih dari itu ia meraih suatu kebajikan/sukses.

Damai dan perdamaian atau salām menjadi tujuan hidup setiap muslim, karena

Allah swt mengajak ke Dar as-Salām (QS Yunus 25) bahkan Allah swt yang

merupakan pangkalan tempat kedamaian (QS al-Hasyr 23).Tanpa as-Salām yakni

Allah swt, atau tanpa salām, yakni damai dalam jiwa manusia serta dalam

interaksinya, maka segalanya akan kacau, rusak bahkan kehidupan akan terhenti.

91

Ahsin W. Al-Hafidz. Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Hamzah, 2012), 264 92

Ibid.

Page 45: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

32

sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, maka keduanya akan

rusak binasa (QS al-Anbiya 21: 22).93

7. Falaha

Kata al-falāḥ حفلاا terdapat dalam Al-Qur‟an secara implisit, yaitu pengambilan

dari lafal aflaha ( فخا ) bentuk fi‟il mādi, lafal yuflihu, yuflihūn, tuflihūn فخ, - - ,فذى-

وثفذ berupa fi‟il mudhari, dan lafal muflihūn, muflihūn فذى berupa isim fā‟il.94

Kata al-falāḥ حفلاا akar katanya adalah فخ dasarnya memiliki dua makna yaitu,

yang pertama bermakna syaqq (شك) artinya membelah atau membajak tanah, yang

kedua bermakna fawzun wa baqāun artinya beruntung dan kekal.95

Dari kata al-falhu ( حفا ) petani dinamai al-fallāḥun حفلاا karena dia mencangkul

untuk membelah tanah lalu menanam benih. Benih yang ditanam petani

menumbuhkan buah yang diharapkannya. Dari sini agaknya, memperoleh apa yang

diharapkan dinamai falāḥ ( حفلا ) dan hal tersebut tentu melahirkan kebahagiaan yang

juga menjadi salah satu makna al-falāḥ.96

Penggunaan kata fallāḥ ( حفلا ) yang berarti petani memberi kesan bahwa

seseorang yang melakukan kebaikan, janganlah bersegara cepat-cepat mengharapkan

hasil dalam waktu yang singkat. Ia harus berusaha susah payah dan sabar membajak

tanah, menanam benih, menyirami, memupuk, dan membasmi hama tanamannya, lalu

harus menunggu hingga memetik buah.97

Dengan demikian makna al-falāḥ ( حفلاا ) adalah keberhasilan berupa

keberuntungan dan kebahagiaan yang diharapkan setelah melakukan perbuatan baik.

Sedang lawan kata (antonim) dari aflaha adalah khāba (خاة) yang bermakna merugi

seperti sebidang tanah yang tak tersiram hujan (tandus) atau sesuatu yang tidak

93

al-Mishbah, volum 6 266 94

Lafaẓ aflaha, yuflihu, tuflihūn, tuflihū, muflihūn, dan muflihin terdapat dalam 40 ayat tersebar

dalam 24 surat, Lihat Muhammad Fuad Abd.al-Bāqī, al-Mu‟jam al Mufahras Li alfāẓ Al-Qur‟an

alKarim (Beirut: Dar-al Fikr, 1987 M/1407 H) , 562 95

Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu‟jam Maqāyis al-Lugah, juz IV, (T.t : Dar

al-Fikr t.t) , 450 96

M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah , Pesan, Vol.9 (Jakarta : Lentera Hati, 2007), 383 97

Dudung Abdullah, Wawasan Al-Qur‟an Tentangal-Falāḥ (Suatu Kajian Tafsir Mauḍū„Ī)”,

Disertasi, (Makassar: Program Pascasarjana Uin Alauddin Makassar, 2015), 46

Page 46: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

33

memberikan manfaat juga haram, atau juga berarti lenyaplah semua yang ia miliki

tanpa sedikitpun tersisa.98

Menurut al-Rāghib al-Aṣfaḥāni, memperoleh apa yang diharapkan itu bisa

dirasakan di dunia dan bisa di akhirat. Di dunia (duniawi) menjadikan hidup nyaman

berupa keleluasaan hidup, kekayaan dan kemuliaan.Sedangkan di akhirat (ukhrawi)

ada empat hal, yaitu a) kekal abadai tanpa mengalami kepunahan b) Kekayaan tanpa

kebutuha c) Kemuliaan tanpa kehinaan d) Ilmu tanpa ketidak tahuan.99

sehingga bisa

dirumuskan tidak ada kehidupan yang sempurna kecuali kehidupan akhirat.100

Sebagaimana dinyatakan di dalam Al-Qur`an:

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah kehdupan senda-gurau dan permainan. Dan

sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sejatinya, sekiranya mereka

mengetahui.” (Q.S. Al„Ankabut 29: 64).101

Konsep kesejahteraan atau al-falâh yang ditawarkan Al-Qur`an kepada manusia

memiliki dua dimensi yang berpasangan kokoh, selaras, serasi dan simponi, serta

bernilai fundamental dalam kehidupan orang-orang yang beriman kepada Al-Qur`an,

yakni dimensi lahir batin dan dimensi dunia akhirat. Kesejahteraan yang dibangun

Al-Qur`an berdiri di atas lima pilar utama, yakni terpenuhinya kebutuhan fisik-

biologis, kebutuhan intelektual, kebutuhan emosi, kebutuhan spiritual dan

kebutuhan sosial.102

Kelima kebutuhan ini, sebagaimana disebutkan di atas, memiliki dimensi lahir

dan batin, serta berpijak pada realitas kehidupan yang menjadi landasan, motif dan

perjuangan untuk mengembamgkan kualitas kehidupan dunia, tetapi tidak berhenti

98

Ibid. 99

Al-Rāgib al-Aṣfahānī,Mufradāt Alfāẓ al-Qur‟ān( Beirut : Dār al-Syāmiah, 1992 M/1412 H),

644 100

Ibid. 101

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 404 102

Ismail, Konsep Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an, 45

Page 47: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

34

pada pemenuhan kebutuhan fisik-biologis atau kehidupan kebendaan yang berhenti

pada dimensi waktu dan tempat, kini, di sini, di tempat ini. Kualitas hidup yang

menjadi indikator tingkat kesejahteraan yang ditawarkan Al-Qur`an tercermin pada

doa sapu jagat sebagai berikut:

“[D]an di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami

kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab

neraka” (QS al-Baqarah 2: 201).103

Hakikat doa tersebut menegaskan bahwa kebaikan hidup di dunia yang menjadi

sumber al–falāh tersebut dengan landasan iman dan ibadah merupakan modal yang

diinvestasikan untuk kehidupan akhirat, karena dalam pandangan Islam, akhirat itu

merupakan tempat untuk memetik, sedangkan dunia merupakan tempat untuk

menanam. Tidak ada seorang pun di antara umat manusia yang bisa memetik

kesejahteraan hidup di akhirat tanpa menanam di dunia. Manusia yang dalam

hidupnya hanya berorientasi untuk mendapatkan kesejahteraan dunia, tanpa beriman

kepada akhirat dan berorientasi untuk mendapatkan kesejahteraan di dunia tanpa

beriman kepada akhirat dan berorientasi untuk mendapatkan kesejahteraan di alam

keabadian.104

Hal ini, tercermin pada doa yang berikut:

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada

Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan

103

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 31 104

Ismail. Konsep Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an46.

Page 48: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

35

berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya

Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan di akhirat dia tidak

memperoleh bagian apapun dari kebaikan dan kesejahteraan)” (Q.S. Al-

Baqarah 2: 200).105

Manusia yang demikian adalah manusia yang totalitas hidupnya didedikasikan

untuk kesejahteraan dunia, tetapi etos kerja, perjuangan, dan jerih payahnya tidak

bermakna bagi kehidupan di akhirat. Al-Qur`an melukiskan nasib orang-orang kafir

di akhirat pada ayat yang berikut:

“Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di

tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi

apabila (air) itu didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah

baginya (kekal dalam azab Allah).” (Q.S. Al-Nur 24: 39).106

Di dalam Al-Qur`an, masyarakat sejahtera dinamakan al-muflihûn, yang secara

harfiah berarti orang-orang yang beruntung. Masyarakat sejahtera (al-muflihûn) yang

ditawarkan Al-Qur`an yang menjadi cita-cita dan perjuangan orang-orang beriman

tercermin pada ayat Al-Qur`an yang berikut:

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan

melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata

105

Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, 31 106

Ibid, 355

Page 49: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

36

mereka mendustakan (ayat- ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai

dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-A‟raf 7: 96).107

Al-Quran telah meletakkan mekanisme-mekanisme tertentu bagi yang ingin

mencapai al-falah ini. Secara mudahnya, mekanisme yang dikenal pasti sebagai

formula untuk mencapai kejayaan atau sejehateraan hidup adalah dengan menghayati

unsur-unsur murni seperti keimanan yang tinggi, amal soleh, taqwa, al-amr bi al-

ma`ruf wa al nahy `an al-munkar, akhlak yang terpuji dan nilai-nilai luhur yang

tercermin dalam setiap perlakuan manusia. Firman Allah SWT sebagai berikut:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(1). (yaitu) orang-

orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,(2) dan orang-orang yang

menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (3) dan

orang-orang yang menunaikan zakat,(4) dan orang-orang yang menjaga

kemaluannya, (5). kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka

miliki. Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.(6)” (Q.S al-

Mu‟miūun/23: 1-6)108

Oleh karena itu siapa saja yang mau melakukan amal kebaikan dan beriman

kepada Allah Swt. Maka Allah telah berjanji akan memberikan balasan berupa

kehidupan yang baik di dunia dan pahala di akhirat yang lebih baik dari apa yang

telah dikerjakannya. Kehidupan yang baik dapat diartikan sebagai kehidupan yang

aman, nyaman, damai, tenteram, rizki yang lapang, dan terbebas dari berbagai macam

beban dan kesulitan yang dihadapinya,

107

Ibid. ,163 108

Ibid. , 342

Page 50: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

37

BAB III

AYAT DAN TAFSIRAN TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

A. Tafsir Al-Maraghi

1. Q.S Al-An`ām ayat 82

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An‟ām 6: 82).109

Al-Maraghi menafsirkan kata aẓ-Ẓulma pada ayat di atas adalah sesuatu yang

membaurkan keimanan seseorang kepada Allah, sehingga keimanan itu berkurang,

yaitu syirik di dalam akidah atau ibadah.110

Umpamanya menjadikan penolong selain

Allah. Yang bersama-sama dengan-Nya atau tanpa Dia. Ia dimohon penolongannya.

Maka, ia diagungkan seperti Dia diagungkan, dan dicintai seperti Dia dicintai, karena

keyakinan bahwa ia kuasa untuk mendatangkan manfaat atau kemudaratan dengan

sendirinya, atau dengan pengaruh terhadap kehendak dan kekuasaan Allah.

Jadi, yang dimaksud disini bukan kezaliman manusia terhadap dirinya sendiri

karena melakukan sebagian kemudaratan, atau meninggalkan sebagian manfaat

karena tidak tahu atau meremehkan. Bukan pula kezaliman terhadap orang lain

dengan sebagian tindakan dan hukumnya. Maksud ini diketahui dari hadis yang

dijadikan penafsir sebagai penguat penjelasannya yaitu hadis riwayat Ahmad,

Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lain-lain dari Ibnu Mas`ud. Ia mengatakan, ketika

ayat ini diturunkan, hal itu terasa sulit bagi orang-orang. Mereka bertanya, “Ya

Rasulallah, siapakah di antara kita yang tidak berlaku zalim terhadap dirinya?”

Rasulullah ṣallallahu `alaihi wasallam, menjawab :”Ia bukan seperti yang beliau

109

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 138 110

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha

Putram 1992), 305

Page 51: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

37

maksudkan. Tidakkah kalian mendengar apa yang dikatakan oleh hamba yang shalih:

“Hai anakku, janganlah kamu persekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan

Page 52: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

38

Allah itu benar-benar kezaliman yang berat.”

Sedangkan yang dimaksud dengan keamanan Al-Maraghi menjelaskan bahwa

keamanan adalah keamanan dari azab Allah yang menimpa kepada orang yang

beriman dan ibadahnya diridhai oleh Allah. Yakni: sesungguhnya orang-orang yang

beriman kepada Allah Ta`ala dan tidak mencampurkan keimanannya dengan

lezaliman yang besar, yaitu mempersekutukan-Nya, hanya bagi merekalah tanpa yang

lainnya keamanan kekekalan di negeri azab (neraka). Sedang di balik itu mereka

berada antara harap dan cemas.111

Sampai pada titik ini, penulis melihat bahwa Al-Maraghi tidak banyak

mengeluarkan komentar dalam menafsirkan ayat ini. beliau berhenti hanya pada

maksud periwayatan hadis zhulum adalah syirik (menyekutukan Allah) dan aman

adalah keamanan dari kekekalan di negeri azab yakni neraka.

2. QS. Al-A’raf ayat 96

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah

Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi

mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A‟rāf 7: 96).112

Al-Maraghi menjelaskan akibat dari ketaatan kepada seruan Nabi Muhammad

shalallahu `alaihi wasallam untuk beribadah kepada Allah semata dan mereka mau

meninggalkan segala yang dilarang, seperti syirik dan berbuat kerusakan di muka

bumi dengan melakukan kekejian dan dosa-dosa, adalah Allah akan turunkan pada

mereka hujan yang bermanfaat yang dapat menyuburkan tanah dan memberikan

kemakmuran hidup dalam negeri serta Allah datangkan kepada mereka ilmu-ilmu,

bermacam-macam pengetahuan dan kepahaman tentang sunah-sunah alam semesta

111

Ibid. , 306 112

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah,163

Page 53: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

39

yang belum pernah dicapai oleh umat manusia sebelumnya. Kesimpulannya bahwa

andaikan mereka mau beriman niscaya Allah beri mereka kekayaan yang sangat luas

dari segala penjuru, dan Allah mudahkan mereka mendapat ganti dari hukuman-

hukuman yang telah menimpa mereka, sebagian dari langit dan ada pula dari bumi.113

Sebuah pedoman yang diakui oleh Al-Qur`an Karim ialah, bahwa iman yang

benar dan agama yang haq adalah penyebab datangnya kebahagiaan dunia, dan dalam

soal materi selain orang mukmin, orang kafirpun ikut pula merasakannya

sebagaimana firman Allah Ta`ala:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada

mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;

sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada

mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu

mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An‟ām 44).114

Al-Maraghi dalam menentukan kesejahteraan seseorang tidaklah semata-mata

menilai hanya dari materi saja karena dibukanya semua pintu kesenangan itu adalah

sebagai cobaan dan ujian bagi mereka, yang akibatnya di antara mereka ada yang

lupa daratan dan semakin jahat, bukannya bersyukur kepada pemberi nikmat.

Sehingga kesenangan itu berubah menjadi bencana, bukan nikmat, dan menjadi fitnah

bukan berkah. Lain halnya orang-orang yang beriman. Bagi mereka dibukakannya

pintu-pintu kesenangan oleh Allah menjadikan mereka bersyukur kepada-Nya dan

berterima kasih atas anugrah-Nya, lalu digunakan untuk hal-hal yang baik, bukan hal-

hal yang buruk, dan untuk kepentingan pembangunan, bukan kerusakan. Oleh

113

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, 28 114

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 132.

Page 54: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

40

karenanya, mereka mendapat balasan berupa semakin bertambahnya kenikmatan di

dunia dan pahala yang baik kelak di akhirat.115

بىا فأخذوبهم بمب كبوىا يكسبىن .... ولكه كذ

Akan tetapi penduduk kota-kota itu tidak beriman dan tidak bertakwa, bahkan

mendustakan. Maka kami hukum mereka atas perbuatan yang mereka lakukan yang

berupa kemusyrikan dan kemaksiatan yang merusak stabilitas masyarakat manusia.

Menurut AL-Maraghi Hukuman keras itu, sebenarnya merupakan dampak yang

lazim dari perbuatan maksiat yang mereka lakukan, berdasarkan sunnah-sunnah yang

telah Allah terapkan pada alam semesta, dan merupakan pelajaran bagi orang lain,

semisal mereka andaikan mau berfikir tentang hukum-hukum umum dari alam ini,

yang takkan berubah dan takkan berganti. 116

3. QS. An-Nūr 55

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan

orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan

bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar

akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi

aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan

115

Ibid. 116

Ibid. , 29

Page 55: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

41

sesuatu apapun dengan Aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)

itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nūr 24: 55)117

Dalam menafsirkan ayat di atas Al-Maraghi mula-mula mengingatkan kita

barang siapa menaati Rasul, berarti dia telah mengikuti jalan yang haq, dan barang

siapa mengikuti jalan yang haq, maka balasannya adalah surga yang penuh

kesenangan. dan janji Allah bahwa Dia akan menjadikan kaum mu`minin yang taat

kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai khalifah di bumi, meneguhkan kedudukan

mereka dengan pertolongan dan kemuliaan, serta menjadikan mereka merasa aman

setelah merasa takut kepada musuh, sehingga mereka hanya menyembah kepada

Allah semata dalam keadaan aman. Tetapi, barangsiapa mengingkari semua nikmat

ini sesudah itu, berarti dia telah durhaka kepada Tuhannya, dan kafir terhadap

nikmat-Nya.118

Al-Maraghi menjadikan kehidupan Rasul dan para sahabat sebagai contoh

nyata pemenuhan janji Allah atas orang mu‟min, Allah Ta`ala telah memenuhi janji-

Nya, Rasulullah ṣalallahu „alaihi wasallam tidak wafat hingga beliau menaklukkan

kota Makkah, Khaibar, Bahrain dan seluruh wilayah Jazirah Arab, memungut upeti

dari orang-orang Majusi Hajar dan sebagian penduduk Syam, serta menerima hadiah

dari Haraclius. Raja Romawi, Maquqis di Mesir dan Najasyi Raja Habsyah. Setelah

Rasulullah ṣalallahu „alaihi wasallam wafat urusan dipegang oleh Al-Khulafa` Ar-

Rashidin yang mengikuti jejak beliau. Mereka banyak menaklukkan wilayah Barat

dan Timur, merobek-robek kerajaan para kisra (gelar raja Persia) menguasai

kekayaan mereka dan memperbudak para pengikut kaisar (gelar raja Romawi).119

Hadis shahih dari Tabrani dan Hakim diriwayatkan dari Ubay bin Ka`ab ketika

Rasulullah ṣalallahu `alaihi wasallam. Para sahabatnya tiba di Madinah dan

dilindungi oleh orang-orang Anshar, maka orang-orang Arab memanah mereka

secara serempak sehingga mereka bermalam dengan selalu memegang senjata hingga

pagi. Mereka berkata, “lihatlah, kami akan tetap berjaga hingga kami dapat tidur

117

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 357 118

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, 229 119

Ibid, 229

Page 56: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

42

dengan aman dan tenang. Kami hanya takut kepada Allah!.120

Maka Allah

menurunkan ayat ini.121

....

Dan sungguh Dia akan mengubah keadaan mereka dari merasa sakut menjadi

merasa aman. Ar-Rabi` mengatakan dari Anas, bahwa lebih dari sepuluh tahun di

Makkah, nabi ṣalallahu `alaihi wasallam dan para sahabatnya menyeru manusia

kepada Allah semata dan beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan

suatu apapun. Mereka melakukan hal itu dalam keadaan takut dan belum diperintah

untuk berperang. Hingga ketika kemudian mereka diperintah untuk hijrah ke Madinah

dan telah datang ke sana, Allah menyuruh mereka untuk berperang. Mereka menjadi

takut, sehingga setiap berjalan dan tidur hingga pagi, mereka senantiasa memegang

senjata, namun mereka brnar-benar bersabar. Kemudian seorang lelaki di antara para

sahabat bertanya. “Ya Rasulullah, akankah selamannya kami dalam takut seperti ini?.

Akan datangkah suatu hari untuk kami merasa aman dan meletakkan senjata?”

Rasulullah ṣalallahu `alaihi wasallam, menjawab, “Kalian akan bersabar hanya

dalam waktu sebentar hingga seorang lelaki di antara kalian duduk di tengah orang

banyak dengan merangkak tanpa ada besi di dalamnya.” Kemudian Allah

menurunkan ayat: Wa‟adallahul-ladzina amanu...

Senada dengan ayat tersebut ialah firman Allah:

120

Muḥammad bin „Abdillāh Al-Ḥākim al-Naisābūrī, Al-Mustadrāk „alā al-Ṣaḥīhain (Beirut:

Dār al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1982), II, 435 121

Ahmat Hatta, Tafsir Qur‟an Perkata dilengkapi Asbabunnuzul dan Terjemah, (Jakarta:

Maghfirah, 2011) 357.

Page 57: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

43

“[D]an ingatlah (hai Para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi

tertindas di muka bumi (Mekkah), kamu takut orang-orang (Mekkah) akan

menculik kamu, Maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan

dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki

dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Anfāl 8: 26).122

Kemudian Allah mengemukakan alasan mengapa mereka diberi kekuatan dan

sebagainya. “Mereka beribadah kepada-Ku tanpa takut kepada seorang pun selain

Aku”.123

B. Tafsir Al-Mishbah

1. QS Al-An’am 82

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An‟ām 6: 82).124

Ayat 82 di atas dipahami oleh mayoritas ulama tafsir sebagaimana kelanjutan

dari ucapan Nabi Ibrahim as, sehingga ayat tersebut menjadi jawaban terhadap

pertanyaan yang diajukan tentang golongan siapa yang lebih berhak mendapat

keamanan. Ini diperkuat oleh ayat 83 yang secara tegas masih menunjuk kepada Nabi

Ibrahim as. Ada juga yang memahaminya sebagai kalimat baru yang tidak

berhubungan secara langsung dengan ayat sebelumnya, dengan kata lain dialog Nabi

Ibrahim as, dengan kaumnya berakhir dengan penutup ayat 81. 125

Ayat 82 di atas pernah membingungkan sementara sahabat Nabi “Siapakah di

antara kita yang tidak melakukan kezaliman atas dirinya?” yakni siapakah yang tidak

berdosa sehingga mencampurkan keimanannya dengan kezaliman? Jika demikian kita

semua dalam bahaya, tidak memperoleh keamanan, demikian lebih kurang ucapan

mereka. Nabi Shalallahu `alaihi wasallam menjelaskan bahwa, makna ayat ini bukan

122

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 180 123

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, 230 124

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 138 125

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol 4, cet 3 (Jakarta: Lentera Hati, Jakarta, 2005),

170.

Page 58: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

44

seperti makna yang kalian duga. Tidakkah kalian mendengar/mengetahui apa yang

diucapkan oleh hamba Allah yang shaleh (Luqman as) bahwa: “sesungguhnya syirik

adalah penganiayaan yang besar” (QS Luqman 31:13), yang dimaksud ayat ini

adalah syirik. Demikian penjelasan Rasul saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh

Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan lain melalui sahabat Nabi Abdullah bin Mas/ud.126

Firman-Nya (لم يلبسىا) tidak mencampuradukkan mengandung makna

melakukan dua hal yang serupa tetapi tidak sama dalam satu waktu, syirik atau

mempersekutukan Allah swt, adalah menggabung dua hal yang serupa, yang pertama

mengakui ketuhanan Allah Allah swt, serta kewajarannya untuk disembah, dan kedua

mengakui kewajaran selain-Nya untuk disembah, dan karena pennyembahan selain-

Nya adalah penempatan sesuatu bukan pada tempatnya, maka yang demikian dinamai

zhulum. Melakukan kedua hal itu secara bersamaan menjadikan keimanan mereka

kepada Tuhan bercampur dengan zhulum.127

M. Quraish Shihab juga menjelaskan pendapat lain az-Zamkasyari yang

berpendapat bahwa kata zhulum mancakup kedurhakaan selain syirik. Hanya saja

pendapat ini tidak sejalan dengan konteks ayat yang merupakan ucapan Nabi Ibrahim

as yang ketika itu baru berusaha meyakinkan kaumnya, tentang keesaan Allah. Atau

baru dalam proses pencarian Tuhan Yang Maha Esa, belum lagi berdakwah agar

menghindar dari kedurhakaan. Di sisi lain, pendapat tersebut tidak sejalan dengan

penjelasan Rasul saw kepada sahabat-sahabat beliau yang telah dikemukakan di

atas.128

Firman-Nya ( أولئك لهم المه ) mereka itulah yang mendapat keamanan,

mengandung makna bahwa mereka sangat wajar mendapat rasa aman yang sifatnya

istimewa yang hanya khusus bagi mereka. Seakan-akan segala keamanan dalam

126

Hadis ini terdapat dalam kitabnya Muḥammad bin „Īsā bin Saurah al-Tirmiżī, Al-Jāmi„ al-

Ṣaḥīḥ: Sunan al-Tirmiżī (Mesir: Maktabah wa Maṭba„ah Muṡṭafā al-Bābī al-Ḥalabī wa Aulādihi,

1975), V, 262. Aḥmad bin Muḥammad bin Ḥanbal al-Syaibānī, Musnad al-Imām Aḥmad bin Ḥanbal

(Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1996), VI, 68-69. Dan Aḥmad bin Muḥammad bin Ḥanbal al-Syaibānī,

Musnad al-Imām Aḥmad bin Ḥanbal, VII, 129 127

Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol 4, 172 128

Ibid.

Page 59: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

45

segala aspeknya akan mereka peroleh, karena itu para pakar bahasa menyatakan

bahwa redaksi semacam ini jauh lebih dalam dan mantap maknanya dari pada

seandainya ayat ini menyatakan ulāika humul āminūn mereka itulah orang-orang

yang aman.129

Jika kata zhulum pada ayat ini dipahami dalam arti syirik, maka keamanan yang

dimaksud adalah kemanan dari siksa duniawi yang memunahkan orang-orang

durhaka dan dari siksa ukhrawi yaitu kekelan di neraka. Jika kata zhulum dipahami

dalam segala macam dosa, maka tentu saja keamanan yang dimaksud adalah

kesejahteraan hidup duniawi dan keberkahannya serta kabahagiaan ukhrawi dengan

peringkat sangat tinggi di akhirat nanti.

Dan pendapat senada yang diungkapkan Syaikh Abdurrahman an-Nashir as-

Sa‟di dalam tafsirnya Allah berfirman untuk memberi keputusan kepada kedua

kelompok “orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan keẓaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan, dan mereka itu

adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Aman dari ketakutan, azab dan

kesengsaraan serta mendapatkan hidayah kepada jalan yang lurus. Jika mereka tidak

mencampur iman dengan kezhaliman secara mutlak, baik itu syirik dan kemaksiatan,

maka mereka mendapatkan rasa aman dan hidayah yang sempurna.130

Firman-Nya ( هتدون وهم م ) mereka itu adalah muhtadūn mengandung makna

bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui tujuan yang benar cara-cara

mencapai tujuan itu serta kemampuan untuk mencapainya. Ini karena kata hidayat

adalah petunjuk jalan menuju arah yang benar dan baik. Kata hidayat biasanya tidak

digunakan kecuali untuk sesuatu yang baik atau benar.

Nabi Ibrahim tidak berkata “Siapa di antara kita?” tetapi berkata: “manakah di

antara dua golongan?” agar perbandingan itu tidak hanya terbatas antara beliau

dengan kaum yang dihadapinya saja ketika itu, tetapi mencakup semua manusia yang

129

Ibid. 130

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di, Tafsir Al-Qur‟an , Cet ke-VI (Jakarta, Darul Haq:

2016) 484

Page 60: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

46

mengesakan Allah dan semua yang mempersekutukan-Nya kapan dan dimanapun. Di

sisi lain dengan kalimat ini beliau tidak mengklaim bahwa beliau adalah yang benar,

tetapi menyerahkan kepada mitra dialog untuk berfikir bersama siapa di antara kedua

kelompok yang benar. Ini serupa dengan pengajaran Allah swt kepada Nabi

Muhammad Saw, ketika beliau diperintahkan untuk menyampaikan kepada orang-

orang musyrik: “Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada

dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Katakanlah:”Kamu tidak akan

ditanya (tanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan

ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat” (QS. Saba` 34:24-25). Perhatikan

juga bagaimana beliau tidak diperintah untuk menamai apa yang mereka lakukan

sebagai dosa, tetapi menamainya apa yang kamu perbuat, walau dalam saat yang

sama menyatakan tentang perbuatan-perbuatan kaum muslim sebagai dosa yang kami

perbuat yakni dosa menurut dugaan kalian.131

2. QS al-A’raf 96

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah

Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi

mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A‟rāf 7: 96).132

Demikianlah siksa dijatuhkan Allah atas mereka yang durhaka, padahal jikalau

sekiranya penduduk negeri-negeri yang kami kisahkan keadaan mereka atau selain

mereka beriman kepada Rasul-Rasul mereka ketika para Rasul itu atau ajarannya

datang kepada mereka dan bertakwa, yakni melaksanakan perintah Allah dan

menjauhi larangan-Nya, pastilah Kami, yakni Allah melalui makhluk-Nya

131

Shihab, Tafsir Almishbah, 173. 132

Ibid, Vol 5, 163

Page 61: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

47

melimpahkan kepada mereka berkah-berkah yakni aneka kebajikan yang sangat

banyak dari langit dan bumi yang menghasilkan kesejahteraan lahir dan bathin, tetapi

mereka mendustakan para Rasul dan ayat-ayat Kami maka Kami siksa mereka

disebabkan apa, yakni kedurhakaan yang mereka terus-menerus lakukan sejalan

dengan kebejatan jiwa mereka.133

Kata ( لى ) jikalau digunakan dalam arti perandaian terhadap sesuatu yang

mustahil /tidak mungkin lagi akan terjadi. Ini berbeda dengan kata (اذا) apanila

digunakan untuk menggambarkan perandaian yang diduga keras akan terjadi.

Penggunaan kata Law disini menunjukkan melimpahnya keberkahan untuk penduduk

negeri-negeri yang durhaka itu adalah sesuatu yang mustahil. Kendati demikian ayat

ini dapat juga dipahami sebagai mengisyaratkan salah satu sunnah Allah yang lain,

yaitu bahwa Allah akan melimpahkan aneka anugrah dan keberkahan kepada

penduduk negeri yang beriman dan bertakwa. Sejarah Islam menunjukkan bahwa

penduduk Mekkah yang durhaka kepada Allah swt, mengalami masa-masa sulit

bahkan paceklik selama tujuh tahun, sedangkan penduduk Madinah hidup aman dan

sejahtera di bawah bimbingan Rasulullah ṣalallahu „alai wasallam.134

Keimanan menjadikan seseorang selalu merasa aman dan optimis, dan ini

mengantarkan hidup tenang dan dapat berkonsentrasi dalam usahanya, itu sebabnya

keimanan kepada Allah selalu ditekankan dalam segala hal, termasuk dalam upaya

memperoleh rizki. Sekian banyak ayat yang menyatakan bahwa Allah adalah

penjamin rezeki: “Tidak ada satu binatang melatapun di dunia ini kecuali Allah yang

menjamin rezeki-Nya” (QS. Hud: 6). Lebih jauh ditegaskan-Nya: “berapa banyak

binatang yang tidak dapat mengurus rezekinya, Allah yang memberi rezeki juga

kepadamu.” (QS. Al-Ankabut: 60)

Ini bukan anjuran menanti kedatangan rezeki tanpa usaha, tetapi tujuannya

adalah menanamkan rasa percaya diri, mengembangkan cinta kasih, serta kesenangan

bathin bila rezeki yang diharapkan belum kunjung tiba. Ketakwaan penduduk suatu

133

Ibid. 134

Ibid, .182

Page 62: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

48

negeri menjadikan mereka bekerja sama dalam kebajikan dan tolong menolong dalam

mengelola bumi serta menikmatinya bersama/semakin kukuh kerja sama dan semakin

tenang jiwa, maka akan semakin banyak pula yang dapat diraih dari alam raya ini.

Sebaliknya mempersekutukan Tuhan menjadikan perhatian tertuju kepada

sekian sumber yang berbeda-beda, dan ini mengakibatkan jiwa tidak tenang, sehingga

tidak dapat berkonsentrasi dalam usaha. Di sisi lain kedurhakaan mengakibatkan

kekacauan dan permusuhan, sehingga tenaga dan pikiran tidak lagi tertuju kepada

upaya meraih kesejahteraan, tetapi berupaya menggapai membentengi diri dari

ancaman sesama. Demikian Allah melimpahkan keberkatan bagi yang percaya dan

bertakwa dan menghalanginya bagi yang kafir dan durhaka.135

Sayyid Qutub tentang ayat ini dan ayat sebelumnya bahwa di dihadapan teks itu

kita berhenti menghadapi salah satu hakikat keagamaan, sekaligus merupakan hakikat

kehidupan umat manusia dan hakikat alam raya. Kita berhenti di hadapan satu faktor

dari sekian faktor yang mempengaruhi sejarah umat manusia, kendati diabaikan oleh

filsafat manusia bahkan diingkari secara total olehnya.136

Keimanan kepada Allah tulis Sayyid Qutub lebih jauh adalah bukti kegiaatan

fitrah manusia dan berfungsinya dengan baik alat-alatnya. Ia adalah bukti kebenaran

pengetahuan manusia, serta dinamisme organ-organnya. Ia menghasilkan kelapangan

dalam bidang rasa menyangkut hakikat wujud, dan semua itu adalah fator-faktor

utama untuk meraih sukses dalam kehidupan nyata. Keimanan kepada Allah adalah

pendorong yang sangat kukuh: ia menghimpun semua potensi manusia dan

mengarahkannya kepada satu tujuan sambil memberinya kebebasan untuk meraih

dukungan dari kekuatan Allah, dan melakukan aktifitas sesuai dengan kehendak-Nya.

Yaitu membangun dunia ini dan memakmurkannya, membendung kerusakan dan

penganiayaan serta mengembangkan kualitas hidup dan mengembangkannya. Semua

ini juga adalah faktor-faktor utama untuk meraih sukses dalam kehidupan nyata.

Keimanan kepada Allah membebaskan manusia dari ketundukan kepada hawa nafsu

135

Ibid. , 183 136

Ibid.

Page 63: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

49

dan perhambaan diri kepada manusia, dan tidak dapat disangkal bahwa manusia yang

bebas akibat ketundukannya kepada Allah semata, lebih mampu untuk menjadi

khalifah di bumi, kekhalifaan yang lurus bersinambung dan terus menerus, dibanding

mereka yang menjadi hamba-hamba hawa nafsu atau menjadi hamba-hamba sesama

manusia. Adapun ketakwaan kepada Allah, maka ia adalah kesadaran yang

bertanggung jawab yang memelihara manusia dari kecerobohan, ketidak adilan dan

keangkuhan. Ia merupakan pendorong gerak dan pendorong hidup. Ia yang

mengarahkan kegiatan manusia dengan hati-hati sehingga tidak bertindak sewenang-

wenang, tidak ceroboh dan tidak melampaui batas kegiatan yang bermanfaat.137

Thabathaba`i ketika menafsirkan ayat ini antara lain menulis bahwa alam raya

dan segala bagiannya yang rinci, saling berkaitan antara satu dengan yang lain

bagaikan satu badan dalam keterkaitannya pada rasa sakit atau masa sehatnya, juga

dalam pelaksanaan kegiatan dan kewajibannya. Semua saling pengaruh

mempengaruhi, dan semua pada akhirnya sebagaimana dijelaskan Al-Qur`an

bertumpu dan kembali kepada Allah swt. Apabila salah satu bagian tidak berfungsi

dengan baik atau menyimpang dari jalan yang seharusnya ia tempuh, maka akan

nampak dampak negatifnya pada bagian yang lain dan ini pada gilirannya akan

mempengaruhi seluruh bagian. Hal ini berlaku terhadap alam raya dan merupakan

hukum alam yang diterapkan Allah swt, yang tidak mengalami perubahan termasuk

terhadap manusia dan manusia pun tidak mampu mengelak darinya. Masyarakat

manusia yang menyimpang dari jalan lurus yang ditetapkan oleh Allah swt bagi

kebahagiaannya, penyimpangannya dalam batas tertentu itu menjadikan keadaan

sekelilingnya termasuk hukum-hukum sebab akibat yang berkaitan dengan alam raya

dan yang mempengaruhi manusia ikut terganggu dan ini pada gilirannya

menimbulkan dampak negatif. Bila itu terjadi, maka akan lahir krisis dalam

kehidupan bermasyarakat serta gangguan dalam interaksi sosial mereka, seperti krisis

moral, ketiadaan kasih sayang, kekejaman bahkan lebih dari itu akan bertumpuk

137

Ibid. , 183

Page 64: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

50

musibah dan bencana alam, seperti keenggenan langit menurunkan hujan atau bumi

menumbuhkan tumbuhan, banjir dan air bah, gempa bumi dan bencana alam lainnya.

Semua itu adalah tanda-tanda yang diberikan Allah swt, untuk memperingatkan

manusia kembali ke jalan yang lurus. Kalau mereka enggan kembali, maka di sanalah

hati mereka dikunci dan ketika itu mereka menduga bahwa kehidupan tidak lain

kecuali kehidupan material yang penuh dengan krisis, dan bahwa kehidupan tidak

lain kecuali upaya untuk menghadapi alam dan menundukkannya. Dan ketika itu

manusia mangatur hidupnya atas dasar pandangan tersebut, serta berusaha sekuat

tenaga dan pikirannya untuk menciptakan dengan ilmu dan teknologi apa yang dapat

menghalangi bencana alam. Tetapi sungguh manusia sangat kufur lagi angkuh ketika

mereka menduga bahwa ilmu dan teknologinya akan dapat mengalahkan kekuatan

Allah Yang Maha Kuasa. Betapa dia dapat mengalahkan-Nya sedang manusia dan

alam raya semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya dan Dia pula bukan selain-Nya

yang menghubungkan partikel-partikel kecil sampai dengan yang terbesar antara satu

dengan yang lain dan seluruh bagian jagad raya ini. Demikian lebih kurang

Thabathaba`i.138

Kata ( فتحىب ) yang diterjemahkan dengan Kami limpahkan terambil dari kata (

yang bermakna membuka. Kata ini pada hakikatnya bermakna menyingkirkan ( فتح

penghalang yang mencegah sesuatu untuk masuk. Jika Allah turun tangan

menyingkirkan penghalang, maka itu berarti pintu akan terbuka sangat lebar dan ini

mengantar melimpah dan masuknya segala macam kebajikan melalui pintu itu.139

Kata ( بزكبت ) adalah bentuk jamak dari kata ( بزكة ) yakni aneka kebajikan

rohani dan jasmani. Kata ( بزكة ) bermakna sesuatu yang mantap juga berarti

kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta bersinanbung. Kolam dinamai

birkah, karena air yang ditampung dalam kolam itu menetap mantap di dalamnya

tidak tercecer kemana-mana.140

138

Ibid. , 184 139

Ibid. 140

Ibid.

Page 65: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

51

Keberkatan Ilahi datang dari arah yang seringkali tidak diduga atau dirasakan

secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau bahkan diukur. Teks ayat ini dan

ayat-ayat lain yang berbicara tentang keberkahan tersebut merupakan curahan dari

berbagai sumber, dan langit dan dari bumi melalui segala penjurunya. Dari sini

segala penambahan yang tidak terukur oleh indera dinamai berkat. Keberkatan dari

langit dapat juga dipahami dalam arti keberkatan spiritual dan keberkatan bumi

adalah keberkatan material.141

3. QS. An-Nūr 55

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan

orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan

bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar

akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi

aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan

sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)

itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nūr 24: 55)142

Quraish Shihab menuliskan pendapat Al-Baqa`i dan Thahir Ibn `Asyur tentang

kaitan antara ayat ini dengan ayat sebelumnya, lalu menepisnya menandakan bukan

141

Ibid. 185 142

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 357

Page 66: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

52

itu yang terpenting. Apapun hubungannya, yang jelas ayat ini menyatakan. Dan Allah

telah menjanjikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan membuktikan

keimanannya dengan mengerjakan amal-amal yang shaleh yakni yang baik dan

bermanfaat sesuai tuntunan agama untuk menganugrahkan mereka kekuasaan, dan

Dia bersumpah bahwa Yang Maha Kuasa itu pasti akan menjadikan mereka

penguasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka

penguasa, dan pasti Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang mereka anut

yang telah dirhidai-Nya untuk mereka yakni agama Islam, dan Dia benar-benar akan

mengganti buat mereka sesudah ketakutan yang mencekam mereka dengan rasa

aman sentasa yang sangat mendalam.143

Kata ( مىكم ) dipahami oleh sementara para ulama dalam arti sebagian dari

kamu. Ada juga yang memahaminya hanya tertuju kepada masyarakat Nabi dan

sahabat-sahabat beliau, yang hidup pada abad pertama hijriah, sehingga kata ( الارض )

mereka pahami dalam arti kota Mekkah atau paling tinggi wilayah kekuasaan Khulafa

ar-Rashidin. Pendapat tersebut membatasi pengertian ayat ini, padahal tidak

ditemukan qarinah/indikator yang jelas untuk pembatasannya, karena itu pendapat

yang memahaminya dalam arti umum, bahkan memahaminya sebagai salah satu

hukum kemasyarakatan adalah pendapat yang lebih tepat.

Kata ( عمل ) dipahami dalam arti penggunaan daya. Manusia memiliki empat

daya pokok. Daya fisik, daya pikir, daya kalbu dan daya hidup. Dalam fisik

melahirkan keterampilan, daya pikir melahirkan ilmu dan teknologi, daya kalbu

mengantar kepada keimanan dan akhlak yang luhur, berimajinasi serta mendorong

lahirnnya seni, sedang daya hidup menjadikan seseorang mampu menghadapi aneka

tantangan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan. Penggunaan salah satu dari

daya ini dinamai `amal.

Kata ( صبلحبت ) terambil dari kata ( صلح ) yang biasa dipahami dalam arti baik

atau bermanfaat. Sesuatu yang saleh adalah yang terpelihara nilai-nilainya sehingga

143

Ibid.

Page 67: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

53

dapat tetap berfungsi dengan baik dan bermanfaat. seorang yang beramal saleh

dituntut untuk memelihara ciptaan Allah agar tetap berfungsi, juga dituntut untuk

melakukan kegiatan memulihkan nilai sesuatu yang berkurang atau hilang sehingga

menjadi baik dan bermanfaat lagi, bahkan jika dapat maka hendaknya ia melakukan

amal yang dapat melahirkan nilai tambah bagi sesuatu itu, sehingga kualitas dan

manfaatnya lebih tinggi dari semula.

Qurai Shihab menjelaskan maksud mengerjakan amal-amal shaleh pada ayat ini

tentu bukan semua amal saleh, tetapi sebagian besar dari amal-amal saleh itu yang

kadarnya cukup untuk menjadikan seseorang digelar sebagai orang saleh dan

kumpulan dari mereka dinamai masyarakat yang saleh. Memang amal-amal saleh

yang diamalkan oleh mayoritas anggota masyarakat akan memberi dampak bagi

perkembangan positif masyarakat itu, menjadikan mereka kuat dan sejahtera lahir dan

batin serta mengantar terjalinnya hubungan harmonis antar semua pihak sesuai

dengan tuntunan agama.144

Qurai Shihab menambahkan Thahir Ibn `Asyur menggaris bawahi sekian

banyak tuntunan agama baik dari Al-Qur`an maupun as-Sunnah yang menjadi syarat

pokok bagi tercapainya janji ini. Antara lain firman-Nya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Naḥl 16: 90).145

144

Ibid, 186 145

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 277

Page 68: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

54

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu.” (QS. An-Nisa‟ 4: 29).146

Juga firman-Nya yang mengandung kecaman kepada para pendurhaka agar

dihindari oleh kaum beriman, yakni:

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan

kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak,..” (QS.

Al-Baqarah 2: 205).147

dan firman-Nya

“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di

muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS. Muhammad 47:

22).148

Di sisi lain Rasul ṣalallahu „alaihi wasallam telah menjelaskan pula

kebijaksanaan yang harus ditempuh oleh para penguasa terhadap rakyat dan anggota

masyarakat secara umum, juga terhadap musuh dalam peperangan, perdamaian dan

perjanjian serta menjelaskan pula prinsip-prinsip interaksi antar anggota masyarakat.

Nah, jika para penguasa dan masyarakat umum mengindahkan tuntunan yang

dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya di atas, niscaya janji Allah ini pasti terlaksana.

Kalau ada masyarakat non-Muslim yang melaksanakan tuntunan di atas dan

menerapkannya dalam masyarakat mereka walau tanpa iman kepada Allah dan Rasul-

146

Ibid. , 83 147

Ibid. , 32 148

Ibid. , 509

Page 69: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

55

Nya, maka mereka juga akan meraih sukses serupa dengan yang dapat diraih kaum

muslimin karena tuntunan-tuntunan itu telah menjadi hukum-hukum kemsyarakatan

dan sunnatullah serta sebab-sebab yang menghasilkan janji itu. Memang ketiadaan

iman serta kedurhakaan mereka kepada Allah dalam bentuk syirik, atau mengingkari

kerasulan menjadikan mereka tidak memperoleh dukungan Allah dalam menolak

bencana, namun demikian mereka dapat berhasil karena Allah subhana wata`ala,

tidak menghalangi mereka mencapai sukses itu melalui kesungguhan mereka

berusaha. Inilah yang kita lihat dewasa ini pada banyak negara di dunia Barat.

Demikian lebih kurang uraian Ibn `Asyifa.149

Sementara ulama menjadikan ayat ini sebagai isyarat tentang kekuasaan yang

diraih oleh masyarakat Nabi dan keempat khalifah beliau. Kalaupun pendapat ini

diterima, namun redaksinya yang bersifat umum dapat mencakup semua generasi

sejak masa Nabi saw hingga akhir zaman. Karena seperti dikemukakan di atas, janji

ini berkaitan dengan syarat-syaratnya yang telah hukum-hukum kemasyarakatan,

sehingga kapan dan dimanapun syarat-syarat itu terpenuhi, janji ini akan terlaksana.

Di sisi lain perlu dicatat bahwa tidak semua masyarakat yang meraih kekuasaan,

dapat dinilai sebagai telah diridhai Allah, karena pemberian kekuasaan di samping

sebagai anugrah dan ganjaran juga sebagai ujian dna cobaan. Bukankah sebagian

penguasa dan masyarakat bersifat tirani dan durhaka kepada Allah swt.?

Firman-Nya ( كمب استخلف الذيه مه قبلهم ) sebagaimana Dia telah menjadikan orang-

orang sebelum mereka penguasa. Mencakup para penguasa yang taat sebelum

kehadiran Nabi Muhammad seperti Nabi Daud, Sulaiman, Yusuf as dan lain-lain.

Kata ( الارض ) pada ayat ini dapat dipahami dalam pengertian terbatas yakni

wilayah tertentu di pentas bumi ini.

Kata ( ىه ( مكبن) yang pada mulanya dari kata ( التمكيه ) terambil dari kata ( وليمك

yakni tempat: at-tamkin adalah pemantapan disuatu tempat, dan ini mengandung arti

kehadirannya tanpa gangguan berarti. Agama bila dimantapkan pada satu tempat

149

Ibid , 391

Page 70: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

56

maka, masyarakat di tempat itu memiliki kebebasan melaksanakan syariat agama itu

tanpa gangguan dari siapa pun. Pada awal masa Islam, kaum muslimin belum

memperoleh tamkin itu, sehingga mereka selalu dikejar-kejar, dan terpaksa

bersembunyi atau berhijrah guna menghindari dari ancaman lawan-lawan mereka.

Didahulukannya kata ( لهم ) buat mereka pada penggalan ayat di atas untuk memberi

penekanan bahwa pemantapan itu dilakukan Allah untuk mereka.

Firman-Nya (لىهم مه بعد خىفهم أمىب mengandung makna bahwa anggota ( وليبد

masyarakat mereka hidup dalam suasana penuh rasa aman tidak mengkhawatirkan

adanya serangan musuh dari dalam atau luar, bahkan hidup sejahtera terbutuhi

kebutuhan-kebutuhan pokok mereka, dalam kesehatan, pendidikan dan perlindungan

sosial secara umum, bertolak belakang dengan keadaan dan situasi yang mereka

alami sebelumnya.

Firman-Nya ( بدووىييع ) mereka menyembah-Ku merupakan uraian tentang

keadaan mereka yang dijanjikan oleh ayat ini merupakan kesimpulan syarat-syarat

peroleh janji itu dan yang sebelum ini telah diuraikan oleh Ibn `Asyur sebagaimana

penulis sadur di atas. Penggunaan bentuk kata kerja masa kini dan datang (mudhari`)

pada kata tersebut menuntut kesinambungan ibadah itu, atau dengan kata lain

kensistensi masyarakat memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan Allah dan yang

disimpulkan dalam kata beribadah kepada-Nya semata-mata.150

Penggunaan bentuk tunggal yang menunjuk Allah pada ayat ini mengisyaratkan

bahwa ibadah tersebut harus sepenuhnya tulus di arahkan kepada Allah swt, dan ini

ditegaskan lebih jauh dengan penggalan berikut yaitu (لا يشزكىن بي شيئب) yakni mereka

dalam beribadah itu tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, tidak juga sedikit

persekutuan pun.151

150

Ibid. , 391 151

Ibid. , 392

Page 71: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

57

C. Tafsir Al-Azhar

1. QS. Al-An’am 82

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka

dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka

itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An‟ām 6: 82).152

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanan mereka

dengan kegelapan adalah bagi mereka itu keamanan” (pangkal ayat 82)

Buya Hamka menegaskan apabila iman telah tumbuh hendaklah disiangi dan

disisipi terus, jangan dibiarkan masih ada sisa kegelapan di dalamnya. Apabila sekali

telah mengakui telah beriman bahwa diri bertuhan kepada Allah, hedaklah iman itu

dipupuk dan dipertinggi, dan mi‟rajkan jiwa kepada martabat yang lebih tinggi.

Sehingga cahaya itu bukan semata-mata diambil dari matahari lagi melainkan

langsung dari Allah. Dengan demikian maka kegelapan hilang dari dalam jiwa.

Dalam ayat ini Allah menjanjikan bahwa orang yang selalu menyiangi, sisip dan

membersihkan iman itu, mutunya bertambah tinggi akan di anugrahi oleh Allah

keamanan. Tegasnya iman menimbulkan aman dalam jiwa.153

lebih mempositifkan lagi lanjutan dari hilangnya rasa takut. Sesudah hilang rasa

takut dengan sendirinya timbul rasa aman dan tenteram, hilang segala kegelisahan

sebab kegelapan tidak ada lagi baik di luar maupun di dalam diri. Di lanjutan ayat

Allah berfirman ”dan mereka itulah orang-orang yang mendapat hidayah” (ujung

ayat 82). Itu adalah janji wajar dari Allah iman telah tumbuh rasa takut telah hilang

sebab tidak ada tempat takut kecuali Allah. Dengan sendirinya kegelapan dalam diri

152

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 138 153

Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003), 2095

Page 72: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

58

menjadi hilang, bila gelap jiwa telah hilang timbullah rasa aman. Dan jika jiwa telah

aman tentram maka terbukalah ilham dan petunjuk, jalan di muka menjadi terang .154

Di sini Ibrahim menjelaskan bagaimana iman yang benar. Inilah iman yang

timbul dari kesadaran dan jiwa yang terang. Dari perjalanan fikiran, dan dari hasil

penyelidikan fikiran yang memuaskan hati. Iman yang demikian tidak bisa dicampur

dengan kegelapan. Kegelapan ialah syirik, jahil dan kebodohan. Yang segala

perbuatan yang tidak beralasan, tidak berasal dari pokok agama lalu dikatakan agama,

Di sini kita ambil arti asal dari kalimat zhulum, yaitu kegelapan yang kemudian

makna dari akibat kegelapan itu yang lebih banyak terpakai yaitu aniaya. Sebab

perbuatan yang timbul tidak dari fikiran yang sehat adalah gelelapan dan adalah

aniaya. Dengan ayat ini tegas-tegas Allah berfirman dengan perantara lidah Ibrahim

disampaikan sebagai wahyu kepada Muhammad Saw bahwa beriman yang tidak

dicampuri dengan zhulum yang berarti kegelapan berarti juga aniaya dan berarti juga

syirik. Hanya beriman yang demikian lah yang akan mendapat keamanan dalam hati,

baik keamanan perasaan di atas dunia maupun keamanan dari azab di akhirat dan

mereka itulah yang mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah, sehingga tercapailah

kebennaran yang sejati dan sampai kepada apa yang dicita-citakan oleh tiap-tiap

manusia yang mengenal tujuan hidup yaitu ridha Allah Swt.155

2. QS al-A’raf 96

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah

Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi

mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A‟rāf 7: 96).156

154

Ibid. ,2095 155

Ibid. ,2096-2097 156

Kementerian Agama RI, Alqur‟an dan Terjemah, 163

Page 73: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

59

“dan jika penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa sesungguhnya

Kami bukakan kepada mereka berkat dari langit dan bumi” (pangkal ayat 96)

Menurut Buya Hamka Keimanan dan taqwa kepada Allah adalah kunci

pembuka rezeki. Sebab kalau orang sudah beriman dan bertaqwa. fikirannya sendiri

terbuka ilhampun datang sebab iman dan taqwa itu menimbulkan silaturrahmi

sesama manusia. Lantaran itu timbullah kerja sama yang baik sebagai khalifah Allah

di muka bumi. Dengan demikian turunlah berkat dari langit dan menyemburlah

berkat dari bumi. Berkat itu dua macamnya yaitu yang hakiki dan yang ma‟nawi.157

Yang hakiki ialah yang berupa hujan membawa kesuburan bumi, maka teraturlah

tumbuhan dan keluarlah segala hasil bumi. Atau terbukalah fikiran manusia menggali

harta dan kekayaan yang terpendam dalam bumi itu, seumpama besi, emas, perak

logam dan yang lain, atau mengatur perkebunan yang luas menyuburkan ekonomi

seumpama kopra, getah dan benang emas palm dan lain-lain. Yang ma‟nawi ialah

timbulnya fikiran-fikiran yang baru dan petunjuk dari Allah, baik berupa wahyu yang

dibawakan oleh Rasul atau ilham yang ditumpahkan Allah kepada orang-orang yang

berjuang dengan ikhlas dan dengan iman dan taqwa pusaka nenek moyang bias

dipertahankan.158

“akan tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksalah mereka dengan sebab

apa yang telah mereka usahakan”

Artinya, berkat dan nikmat itu bisa dicabut Allah kembali karena iman dan

taqwa tidak berpengaruh lagi atas jiwa penduduk negeri itu. Meskipun hujan turun

juga menurut musimnya, bukan lagi kesuburan yang akan dibawanya, melainkan

banjir yang menghalau melicin-tandaskan segala apa yang telah ditanam. Misalnya

karena tiap-tiap orang tidak ada iman dan taqwa berekut ingin cepat kaya lalu mereka

tebang hutan di sekeliling mereka, sehingga terjadi erosi.159

157

Hamka, Tafsir Al-Azhar, 2456 158

Ibid. 159

Ibid. , 2456

Page 74: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

60

Inilah yang pernah digambarkan dengan jelas di dalam Al-Qur‟an Surat Saba‟

(surat 34) tentang penduduk negeri Saba‟ yang makmur. “Baldatun ṭoyyibatun wa

rabbun ghafūr" Negeri yang subur dan Allah Yang Pengampun. kesuburan mereka

yang bertali dan berkelindan dengan ketaatan mereka kepada Allah. Sehingga mereka

dapat mengatur perairan dan waduk (bendungan) yang teratur. Tetapi setelah anak

cucu mendapat bekas usaha orang tua, mereka hidup dengan senang dan mewah di

atas tanah yang subur, semuanya malas memelihara baik-baik pusaka itu, sehingga

bendungan jadi rusak dan kebun-kebun yang subur menjadi susut penghasilannya.

Lalu mereka berganti menjadi orang perantau, tetapi perantauan kian lama kian jauh,

sehingga kampung pangkalan jadi tingggal dan akhirnya negeri Saba‟ musnah

penduduknya habis pindah porak poranda.160

Kalau iman dan taqwa tidak ada lagi silaturrahmi sesama manusiapun padam,

bahkan berganti dengan perebutan kekayaan untuk diri sendiri biar orang lain

teraniaya. Akhirnya meskipun mereka dapat menggali kekayaan bumi, mereka

gunakan kekayaan itu buat menindas yang lemah. Sebagaimana zaman sekarang

orang menggali pertambangan manggan dan uranium untuk bahan membuat bom

atom atau senjata nuklir yang lainnya.161

Di dalam ayat ini telah Nampak pedoman hidup yang jelas, bahwasanya hidup

beriman dan bertaqwa semata-mata karena hendak mengejar masuk surga di akhirat,

bahkan terlebih dahulu menuju berkat yang berlimpah ruah dalam dunia ini. Ayat ini

menunjukkan bahwa kemakmuran ekonomi kait berkait tali bertali dengan

kemakmuran iman. Betapapun melimpahnya kekayaan bumi yang telah dibongkar

manusia, tidaklah dia akan membawa berkat kalau iman dan taqwa tidak ada dalam

jiwa, maka segala bencana yang menimpa suatu ummat, bukanlah salah dari orang

lain melainkan dari sebab usaha yang salah timbul kesalahan karena iman dan taqwa

tidak ada lagi.162

160

Ibid. , 2457 161

Ibid. 162

Ibid.

Page 75: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

61

3. QS An-Nūr 55

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan

menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan

orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan

bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar

akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi

aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan

sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)

itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nūr 24: 55)163

Buya Hamka menjelaskan bahwa Ayar 55 ini adalah inti tujuan perjuangan

hidup dan inilah janji dan pengharapan yang telah dikemukakan Tuhan bagi setiap

Mu‟min dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keyakinan di permukaan bumi

ini. Dan pokok pendirian mesti dipegang teguh dan sekali-kali jangan dilepaskan baik

keduanya atau salah satu di antara keduanya. Pertama ialah iman atau kepercayaan.

kedua amal shaleh perbuatan baik, bukti dan bakti. Kalau iman tidak ada halauan

perkerjaan tidaklah tentu arahnya entah berakibat baik ataukah berakibat buruk, iman

sebagaimana yang telah barkali-kali diterangkan adalah pelita yang memberi cahaya

dalam hati, bersinar cahaya itu keluar dan dapatlah petunjuk, sehingga nyatalah apa

163

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 357

Page 76: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

62

yang dikerjakan. Oleh sebab itu iman dengan sendirinya menimbulkan amal yang

shaleh.164

Banyak pula amalan shaleh dikerjakan, tetapi jika tidak timbul dari pada iman,

bercampur aduklah di antara yang haq dan yang bathil, tetapi kalau keduanya telah

berpadu satu, amal shalih timbul dari iman dan iman menimbulkan amal, terdapatlah

kekuatan pribadi baik seorang diri ataupun masyarakat Mu‟min itu. Maka kepada

orang-orang seperti ini atau masyarakat seperti inilah Tuhan menjanjikan bahwa

mereka akan diberi warisan kekuasaan di permukaan bumi ini. Kendali bumi ini akan

diserahkan ke tangan mereka sebagaimana dahulu pun warisan demikian telah pernah

pula diberikan kepada ummat yang terdahulu dari mereka.165

Dengan sendirinya apabila kekuatan iman amal shaleh itu telah padu satu dan

telah menimbulkan hasil nyata dalam masyarakat, maka agama yang dipelukpun

menjadi kokoh dan teguh, berurat ke bumi, bercabang ke langit, tidak dapat diusik

dan diganggu orang lain. Sebab dialah agama yang diridhai Allah.

Kalau sekiranya selama ini dada rasa berdebar cemas ditimpa oleh takut rasa-

rasa akan ditimpa oleh bahaya juga, rasa-rasa agama ini akan di ancam orang juga

sehingga keamanan dalam hati tak pernah ada, namun apabila janji warisan itu telah

dikabulkan Tuhan, rasa ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya dan keamanan

tercapai, sebagai ganti dari ketakutan.166

Tetapi dasar pokok keamanan itu diperingatkan kembali oleh tuhan yaitu sifat-

sifat dan kelakuan yang dipunyai oleh ummat beriman dan beramal shaleh itu. Yaitu

mereka hanya beribadah kepada Allah. Mereka tidak mempersekutukan Tuhan

dengan yang lain. Selama hal ini masih dijaga terus dan dipelihara selama itu pula

janji pewarisan itu tidak akan dicabut oleh Tuhan. Tetapi kalau sesudah itu mereka

kafir lagi menolak dan ingkar lagi niscaya merekapun telah terhitung menjadi orang

164

Hamka, Tafsir Al-Azhar, 4963 165

Ibid. ,4963 166

Ibid.

Page 77: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

63

fasik. Jangan kecewa jika janji itu dicabut oleh Tuhan kembali.167

Itulah kandungan

QS an-Nūr 55 di atas yang dijelaskan Buya Hamka.

Untuk memperlihatkan bahwa janji Allah itu benar-benar nyata kepada

pembaca Buya Hamka memberikan contoh kisah-kisah orang beriman yang sudah

tidak asing lagi bagi kita, pertama yaitu manusia yang paling utama Nabi Muhammad

saw bersama sekalian pengikutnya dari Muhajirin dan Anshar selama 10 tahun di

Madinah ayat inilah bekal Abu Bakar menundukkan kaum Murtad, pegangan Umar

bin Khattab menundukkan dua kerajaan besar yaitu Persia dan Rum.168

Sekali Muhammad al-Fatih, pahlawan Turki telah menyebrang Tanduk Emas

dan merebut Konstatinopel dan meruntuhkan sisa terakhir dari kerajaan Byzantium di

tahun 1453. Seluruh umat Islam bersorak mengucap syukur tetapi sekali pula kaum

Muslimin diusir besar-besaran, dan masjid-masjid dijadikan gereja, menaranya

diambil penggantungkan loncenga oleh Raja Spanyol suami-istri di tahun 1492.169

Di tahun 1258 masuklah tentara Mongol dan Tartar ke negeri Baghdad sesudah

menghancur leburkan. Membunuh dan membakar negeri-negeri Islam di Asia

Tengah, mereka hancur leburkan Baghdad mereka bakari istana mereka lemparkan

beribu-ribu jilid kitab-kitab pengetahuan Islam ke sungai Dajlah sehingga berubah air

sungai itu menjadi hitam karena tinta yang luntur dan mereka bunuh

khalifah.170

Musuh Islam manyangka bahwa habislah Islam dengan runtuhnya

Baghdad dan terbunuhnya Khalifah. Tetapi dalam masa setengah abad saja sesudah

kejadian itu, cucu dari tentara Mongol penakluk itu sendirilah yang masuk ke dalam

Islam dan cucu-cucunya pula yang mendirikan kerajaan Islam Mongol di India.171

Sejak tahun 1511 bangsa-bangsa Barat Kristen telah menjajah negeri-negeri

Islam. Bangsa Kristen Belanda telah menguasai Indonesia selama 350 tahun. Orang

167

Ibid. 168

Ibid. 169

Ibid, 4965 170

Ibid. 171

Ibid.

Page 78: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

64

menyangka habislah sudah Islam di Indonesia. Rupanya karena pangaruh ayat 55

surat an-Nur ini tenaga Islam bangkit kembali dan penjajahan hapus sirna.172

Negeri-negeri Kristen membantu berdirinya Negara Israel di pusat kebudayaan

dan peradaban Arab. Yaitu Palestina, lebih satu juta orang Arab penduduk asli

Palestina terusir dari kampung halamannya. Tetapi kejadian ini pulalah yang menjadi

perangsang buat kebangkitan baru pada tanah-tanah Arab yang mengelilingi Palestina

agar bersatu padu. Di samping terusirnya satu juta Ummat Islam dari Palestina dan

hidup menumpang-numpang di negeri tetangganya, 75 juta ummat Islam di Indonesia

mencapai kemerdekaan, 75 juta ummat Islam pula di Pakistan dapat mendirikan

Negara.173

Di dalam memperjuangkan iman dan amal shaleh tidaklah selalu kita bertemu

jalan yang datar disirami minyak wangi, kiri kanan dipasangi gaba-gaba daun kelapa,

kadang-kadang kita terbentur, sebagaimana Nabi dan para sahabatnya pun pernah

terbentur. Kalau kita gagal sekali atau dua kali ataupun kalau kita kalah, bukanlah

berarti bahwa yang kita tuju dan kita cita-cita tidak benar. Mungkin cara kita

mencapai tujuan yang tidak kena jalannya.174

172

Ibid. 173

Ibid. ,4966 174

Ibid. ,4966

Page 79: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

64

BAB IV

ANALISIS AYAT TENTANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM

QS AL-AN’AM 82, AL-A’RAF 96, DAN AN-NŪR 55.

A. Hakikat Kesejahteraan Masyarakat

Hakikat kesejahteraan masyarakat yaitu seseorang/kelompok yang hidupnya

tidak ada rasa takut dan tidak pula bersedih. Rasa takut ialah kegoncangan hati

menyangkut sesuatu yang negatif di masa akan datang, sedangkan bersedih ialah

kegelisahan menyangkut sesuatu yang negatif yang pernah terjadi. Untuk mencapai

hal tersebut, Allah telah memerintahkan beberapa hal dalam QS al-An‟am 82, al-

A‟raf 96 dan an-Nūr 55 sebagai berikut;

1. Beriman dan tidak Dzalim

Menurut pengertian bahasa Arab iman ialah at-taṣdiqu bil qalbi, membenarkan

dengan (dalam) hati.175

Ibnu Katsir menunjuk beberapa ayat Al-Qur‟an yang memberi

pengertian bahwa ialah pengakuan dengan (dalam) hati, antara lain.

….

…. “Dia membenarkan Allah dan membenarkan orang-orang mu‟min”. (QS a-

Taubah 9: 61).176

Pernyataan saudara-saudara Yusuf kepada Ya‟kub:

”Dan engkau ayah sekali-kali tidak akan membenarkan kami (QS Yusuf 12:

17)177

…..

175

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Semarang: PT Putaka Rizki Putra, 2001), 5 176

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 196 177

Ibid. ,237

Page 80: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

65

“Melainkan mereka yang membenarkan dalam hati dan mengerjakan amalan

saleh” (QS. Al-„Ash 103:3).178

Adapun pengertian iman menurut syara‟ ialah

ا تاالأ زو اع ,و ا ج تا ك ارصد و ا س تا م ىي ا “Mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mengerjakan

dengan anggota tubuh”179

Tegasnya iman menurut batasan syara‟ ialah memadukan ucapan dengan

pengakuan hati dan perilaku. Dengan lain perkataan mengikrarkan dengan lidah akan

kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan itu dengan hati dan tercermin dalam

perilaku hidup sehari-hari dalam bentuk amal perbuatan. Iman dan aman sangat erat

hubungannya, dimana kalau tidak ada iman dalam jiwa manusia, sukar akan tercapai

keamanan dalam masyarakatnya. keamanan masyarakat berarti setiap orang

memperoleh haknya, di samping kesanggupan memenuhi kewajibannya.180

Dasar pertama untuk membangun kepribadian seorang muslim adalah akidah

yang benar, yang berdiri di atas keimanan yang benar (haq) yang mendorong kepada

tindakan yang lurus. Pada awalnya dalam menjalani kehidupan ini manusia dalam

keadaan bersih suci dan terbebas dari cela.181

Selain itu ia juga siap untuk menerima

kebenaran dan kebajikan Allah Swt. Menegaskan.

“[D]an Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat

bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada

orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Qs. Al-Isra 82.).182

Maksud berakidah secara benar adalah beriman kepada Allah, malaikat-

malaikatnya, kitab-kitab-Nya para Rasul-Nya, hari kiamat ketentuan dan takdir baik

atau buruk, manis ataukah pahir, hanya dengan hati yang istiqamahlah iman menjadi

sempurna, lurus serta menghasilkan buah. Maka dengan hati yang lurus imanpun

178

ibid. ,601 179

Ash-Shidqy, Al-Islam, 6 180

Fachruddin, Ensiklopedi Al-Qur‟an, (Jakarta: Rineka Karya, 1992), 100 181

Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004) 4 182

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah,, 290

Page 81: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

66

lurus. Kelurusan iman inilah yang akan memberi corak pada kepribadian seorang

Muslim dalam semua ibadah , pergaulan dan perilaku. Sehingga semua tubuhnya

menjadi baik, juga perkataan, perbuatan serta niatnya.183

Orang yang beriman tidak memiliki alasan untuk takut akan bencana duniawi

karena tauhid menarik belas kasihan Allah dan menyediakan perlindungan terhadap

siksaan duniawi. dan syirik (politeisme) tentu saja, adalah penyebab dari hukuman

dan bencana duniawi, dan merupakan penyebab hukuman abadi di akhirat.184

Sesungguhnya hakikat iman itu yang dengannya akan terealisasi janji Allah

secara pasti adalah hakikat sangat besar yang mencakup seluruh aspek aktivitas

manusia. Dan hakikat itu mengarahkan seluruh aktivitas manusia.maka ketika hakikat

itu bersemayam dalam hati, ia akan menampakkan dirinya dalam gambaran amal

yang penuh semangat, pembangunan dan kreativitas yang semuanya tertuju kepada

Allah. Orang yang melakukan itu semata-mata hanya mencari ridha Allah.185

Itulah iman yang meliputi seluruh aspek manusis getaran-getaran jiwanya,

degup-degup jantungnya, kesenangan-kesenangan ruhnya, kencenderungan-

kecenderungan fitrahnya, gerakan-gerakan tubuhnya, aktifitas-aktifitas anggota

badannya, serta perilaku-perilakunya terhadap Allah dalam memperlakukan

keluarganya dan manusia seluruhnya. Semua itu diarahkan hanya kepada Allah hal

itu terkandung dalam firman Allah di dalam ayat itu sendiri sebagai jalan menuju

khilafah, kekuasaan, keteguhan dan keamanan.186

Selama orang beriman tidak menyekutukan Allah dengan tuhan lain atau

dengan syahwat-syahwat mereka , mereka beriman dan beramal shaleh maka janji

allah itu pasti terlaksana bagi setiap orang dari umat ini yang menunaikan syarat itu

sampai hari kiamat kelak, sesuangguhnya kelambatan datangnya pertolongan,

kekuasaan, peneguhan, pengokohan, dan keamaan Allah di sebabkan oleh tidak

183

Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah, 4 184

Shabbir Ahmed Usmani, The Noble Qur‟an, (Delhi: Idara Isha‟at-E-Diniyat (P) LTD. 2002)

595. 185

Abdullah Haddad, Menuju Kesempurnaan Hidup, (Bandung: Mizan, 1996), 22 186

Ibid.,

Page 82: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

67

hadirnya syarat Allah itu dalam salah satu di antara-aspeknya yang luas atau dalam

beban taklif di antara taklif-taklif yang besar.187

Oleh karena itu Allah menambah komentar atas janji itu dengan perintah sholat,

zakat dan taat. Tujuannya agar tidak menjadikan Rasulullah dan umatnya sebagai

sasaran bagi kekuatan orang-orang kafir yang memerangi mereka dan memerangi

agama mereka yang diridhai Allah.188

“[D]an aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat 52: 6).189

Iman kepada Allah tidak akan terealisasikan dalam tataran perasaan dan amal

kecuali dengan disertai kesadaran untuk beribadah. Tanpa ibadah manusia tidak akan

mencapai taraf kemanusiaannya.. bentuk peribadahan yang wajib kepada seluruh

umat Islam adalah sama laki-laki maupun perempuan sama-sama diwajibkan

menjalankan ibadah. Tidak diragukan lagi bahwa faktor ini mempunyai peran yang

sangat besar untuk memperdalam makna kesatuan umat Islam. Lebih dari itu setiap

bentuk peribadatan dalam Islam mempunyai makna filosofis tersendiri yang akan

menegaskan makna kesatuan, kesolidan, dan kekuatan umat Islam. Satunya arah

kiblat memberikan gambaran bahwa hati umat Islam selalu bertemu paling tidak lima

kali dalam satu hari, hati mereka sama-sama menghadap dan terikat kesatu pusat.190

2. Mengerjakan Amal Saleh

Menurut Quraish Shihab amal saleh adalah pekerjaan yang apabila dilakukan

terhenti atau menjadi tiada (akibat pekerjaan tersebut) suatu mudharat (kerusakan)

atau dengan dikerjakannya diperoleh manfaat dan kesesuaian.191

Menurut

Muhammad Abduh disebutkan bahwa amal saleh adalah segala perbuatan yang

187

Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, (Jakarta: Gema Insani, 2004) 256 188

Ibid. ,257 189

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemah, 523 190

Said Hawwa, Al-Islam, di terjemah oleh Abdul Hayyie al-Kattani judul asli al-Islam.

(Jakarta: Gema Insani, 2004) 433 191

Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol 15 588.

Page 83: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

68

berguna bagi pribadi, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan.192

Menurut

Zamakhsyari adalah segala bentuk perbuatan yang sesuai dengan dalil akal, Al-

Qur‟an dan as-Sunnah.193

Dari beberapa pendapat terkait makna amal saleh di atas, dapat disimpulkan

bahwa amal saleh adalah segala perbuatan –sesuai petunjuk Al-Qur‟an dan as-Sunnah

yang jika dikerjakan dapat menimbulkan manfaat bagi diri sendiri, kelompok dan

masyarakat keseluruhan. Jadi kriteria amal saleh ialah sebuah ukuran yang menjadi

dasar penilaian suatu perbuatan –sesuai petunjuk Al-Qur‟an dan as-Sunnah yang jika

dikerjakan dapat menimbulkan manfaat bagi diri sendiri, kelompok dan masyarakat

keseluruhan.

Antara Iman dan amal saleh (perbuatan baik) dalam Al-Qur‟an dijalin berpilin

dengan eratnya, bagai tidak dapat atau tidak boleh diceraikan antara keduanya.

berulangkali, apabila disebut alladzina amanu (orang-orang yang beriman) disambung

dengan wa‟amilushshalihat (dan mereka mengerjakan amal shaleh.)para ahli ilmu

pernah memberikan perumpamaan amal saleh tanpa iman bagai pohon yang tiada

mempunyai urat tunggang, sebaliknya iman yang tiada melahirkan amal soleh bagai

pohon yang tiada berbuah.194

dengan perkataan lain tiada menghasilkan apa-apa.

Dalam Al-Qur‟an, kebahagiaan diberikan oleh Allah kepada siapapun (pria dan

wanita) yang ingin melakukan perbuatan baik bersama dengan iman kepada Allah.

Seperti yang disebutkan oleh Allah dalam Surat AnNahl ayat 97

192

Yusran, “Amal Saleh: Doktrin Teologi dan sikap sosial.” Jurnal al-Adyan Vol.1, No.2

(Desember 2015): h. 127 193

ibid. 194

Fachruddin, Ensiklopedi Al-Qur‟an, 95

Page 84: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

69

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan

dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

(QS. an-Nahl 16: 97).195

Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam

mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

B. Indika tor Kesejahteraan Masyarakat dalam Al-Qur’an

Kegiatan manusia mengatasi ledakan penduduk adalah sebagian dari usaha

menciptakan penduduk yang sejahtera. Semua manusia bercita-cita untuk mencapai

hidup yang bahagia dan sejahtera, namun kebanyakan mengira bahwa kesejahteraan

itu besar ketergantungan pada kemakmuran materi, harta atau uang, karena prinsip

yang demikian itu dikejarnya materi tanpa mengenal aturan dan pedoman agama yang

penting cita-cita tercapai apa saja dilakukan, dengan tanpa memperhatikan apa jalan

yang ditempuh dibolehkan atau dilarang. Maka muncullah akses-akses yang

membahayakan bukan saja pada diri pribadi, melainkan juga bagi orang lain dan

bahkan pada lingkungan. Itulah antara lain perlunya agama yang merupakan kendali

agar seseorang dalam rangka meraih kesejahtera tidak menempuh jalan yang

menyimpang

Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat subjektif, sehingga ukuran

kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain. Tetapi pada

prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila kita lihat

dalam Al-Qur‟an indikator kesejahteraan dari masa ke masa hingga saat ini tidak

mengalami perubahan. Al-Qur‟an telah menyinggung indikator kesejahteraan dalam

banyak surat di anataranya : Surat Quraisy ayat 3-4, “Maka hendaklah mereka

menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‟bah). yang telah memberikan makanan

kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa

takut”196

berdasarkan ayat di atas, maka kita dapat melihat bahwa indikator

195

Kementerian Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemah, 278 196

Ibid, , 602

Page 85: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

70

kesejahteraan ada tiga, yaitu: (1) Menyembah Tuhan (pemilik) Ka‟bah, (2)

Menghilangkan lapar dan (3) Menghilangkan rasa takut.197

Dalam Al-Qur‟an, menurut Asep Usman Ismail, masyarakat yang sejahtera

dinamakan al–muflihūn (افذى ( yang secara harfiah berarti orang-orang yang

beruntung. Indikator masyarakat sejahtera (al-muflihūn),198

yaitu “Mereka yang

beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki

yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka beriman kepada (Al-Qur‟an) yang

diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum

engkau, dan mereka yakin adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari

Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (meraih kesejahteraan

dunia dan akhirat) (QS al-Baqarah/2:4-5).199

Ayat lain yang menjadi rujukan bagi indikator kesejahteraan terdapat dalam Al-

Qur‟an surat An-Nisā‟ ayat 9 yang artinya adalah “Dan hendaklah takut kepada Allah

orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”.200

Berpijak pada ayat di atas, kita dapat menyimpulkan

bahwa kekhawatiran terhadap generasi yang lemah adalah representasi dari

kemiskinan, yang merupakan lawan dari kesejahteraan, ayat tersebut menganjurkan

kepada manusia untuk menghindari kemiskinan dengan bekerja keras sebagai wujud

ikhtiyar dan bertawakal kepada Allah,201

Pada ayat di atas, Allah juga menganjurkan kepada manusia untuk

memperhatikan generasi penerusnya (anak keturunannya) agar tidak terjatuh dalam

kondisi kemiskinan, hal itu bisa dilakukan dengan mempersiapkan atau mendidik

generasi penerusnya (anak keturunannya) dengan pendidikan yang berkualitas dan

197

Asep Usman Ismail, Al-Qur‟an dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Rintisan Pembangunan

Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan (Tangerang: Lentera Hati, 2012), 390. 198

Ibid.. 199

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 2 200

Ibid. ,78 201

Ibid. ,391

Page 86: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

71

berorientasi pada kesejahteraan moral dan material, sehingga kelak menjadi SDM

yang terampil dan berakhlakul karimah, mengingat anak adalah asset yang termahal

bagi orang tua dan juga berbicara dengan jujur dan benar, serta Allah Swt. Juga

menganjurkan untuk menyiapkan generasi penerus yang kuat, baik kuat dalam hal

ketaqwaannya kepada Allah Swt. Maupun kuat dalam hal ekonomi,202

Al-Qur‟an juga menyinggung tentang kesejahteraan yang terdapat pada surat

An-Nahl ayat 97 “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.203

yang dimaksud dengan kehidupan yang baik pada ayat di atas adalah memperoleh

rizki yang halal dan baik, ada juga pendapat yang mengatakan kehidupan yang baik

adalah beribadah kepada Allah disertai memakan dengan rizki yang halal dan

memiliki sifat qana‟ah, ada pendapat lain yang mengatakan kehidupan yang baik

adalah hari demi hari selalu mendapat rizki dari Allah Swt. Menurut Al-Jurjani, rizki

adalah segala yang diberikan oleh Allah Swt. Kepada hewan untuk diambil

manfaatnya baik itu rizki halal maupun haram. 204

Selanjutnya Ayat ke-20 dari Surat Al-hadid juga dijadikan sebagai rujukan bagi

kesejahteraan masyarakat, yang artinya “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan

dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-

megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,

seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian

tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi

hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

202

Ibid. 203

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an Terjemah. 278 204

Ismail, “Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an 390-394

Page 87: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

72

menipu”.205

Kita juga mengetahui bahwa berlomba-lomba dalam hal kemewahan

duniawi dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesombongan kebinasaan, seperti

yang terdapat dalam Surat At-Takatsur ayat 1-2 yang artinya “Bermegah-megahan

Telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur” 206

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa aspek-aspek yang sering dijadikan

indikator kesejahteraan seperti tingkat pendapatan (besarnya kekayaan), kepadatan

penduduk (jumlah anak), perumahan, dan lain-lain bisa menipu seseorang jika tidak

diiringi dengan pembangunan mental atau moral yang berorientasi pada nilai-nilai

ketuhanan. yang pada gilirannya manusia dikhawatirkan akan terjebak pada

persaingan kemewahan duniawi yang serba hedonis dan materialistik, dengan

demikian penanaman tauhid (pembentukan moral dan mental) merupakan indikator

utama bagi kesejahteraan.207

Berdasarkan ayat-ayat yang dikategorikan sebagai indikator kesejahteraan

masyarakat di atas dapat dirumuskan bahwa indikator kesejahteraan masyarakat di

antaranya ialah

1. Beriman kepada Allah

Percaya kepada kesesaan Tuhan merupakan pangkal yang paling pokok bagi

kesejahteraan hidup manusia, dengan mengesakan tuhan berarti pula menjauhi

sejauh-jauhnya perbuatan yang bernilai penyembahan dan penghambaan selain dari

pada-Nya. Jika manusia percaya akan Allah percaya pula ia akan rahmat, petunjuk

dan pertolongan Allah.kepada manusia. Bahwasanya ia juga menghendaki kejadian

manusia dan ia juga menghendaki agar manusia hidup yang baik, meskipun dalam

mencapainya perlu berusaha.208

Indikator ini merupakan representasi dari pembangunan mental, hal ini

menunjukkan bahwa jika seluruh indikator kesejahteraan yang berpijak pada aspek

materi telah terpenuhi, hal itu tidak menjamin bahwa pemiliknya akan mengalami

205

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 540 206

Ismail, Konsep Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an, 394 207

Sodiq, Konsep Kesejahteraan dalam Islam, 394 208

Khaelany, Islam Kependudukan & Lingkungan Hidup, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), 66

Page 88: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

73

kebahagiaan, kita sering mendengar jika ada orang yang memiliki rumah mewah,

kendaraan banyak, harta yang melimpah namun hatinya selalu gelisah dan tidak

pernah tenang bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,

padahal seluruh kebutuhan materinya telah terpenuhi. Karena itulah ketergantungan

manusia kepada Tuhannya yang diaplikasikan dalam penghambaan (ibadah) kepada-

Nya secara ikhlas merupakan indikator utama kesejahteraan (kebahagiaan yang

hakiki) seseorang.

2. Memiliki Harta (Kekayaan)

Keinginan Memiliki harta kekayaan merupakan fitrah manusia dan ini adalah

lanjutan dari naluri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setelah seseorang dapat

mencapai dan memenuhi segala kebutuhan pokoknya, keinginan itu meningkat tidak

hanya sekedar mempertahankan hidup, melainkan juga timbul keinginan yang lebih

menyenangkan. Makanan yang semula hanya sekedar alat untuk mempertahan hidup

kemudian meningkat kepada makanan yang lebih lezat dan nikmat.

Keinginan kepada kekayaan itu termasuk fitrah manusia yang tidak perlu

diselewengkan melainkan diberi pengarahan dan penyaluran yang telah diajarkan

oleh agama, dalam rangka ini perlu diperhatikan keseimbangan antara kepentingan

individu dan masyarakat, kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Kekayaan-

kekayaan itu adalah merupakan kesenangan hidup manusia.209

209

Ibid. , 64

Page 89: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

74

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah

kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

(surga).” (QS Ali-Imran, 3;14).210

“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”.(QS. Al-

Fajr, 89;20).211

Pemenuhan indikator ini harusnya dipenuhi setelah pemenuhan indikator

pertama Al-Maraghi menjelaskan dalam tafsirnya dibukanya semua pintu kesenangan

adalah sebagai cobaan dan ujian bagi mereka yang akhirnya antara mereka ada yang

lupa daratan dan semakin jauh. Kesenangan itu berubah menjadi bencana bukan

nikmat dan menjadi fitnah berbeda dengan orang yang sudah dilandasi dengan iman

bagi mereka dibukanya pintu-pintu kesenangan oleh Allah menjadikan mereka

bersyukur kepada-Nya. Lalu, digunakan untuk hal-hal baik, untuk kepentingan

pembangunan bukan kerusakan oleh karenanya mereka mendapat balasan berupa

penambahan kenikmatan di dunia dan pahala yang baik kelak di akhirat.212

3. Hidup Seimbangan

Hidup berkeseimbangan itu mencakup a). keseimbangan antara kepentingan

individu dan masyarakat b). keseimbangan amal perbuatan untuk dunia dan akhirat

dan c). keseimbangan lahir batin dan dalam segala perbuatan dengan tidak berlebihan.

dalam membelanjakan harta, menolong orang lain hendaklah juga diperhatikan

bagian sendiri, jangan sampai menyerahkan semua harta yang dimiliki, tetapi

akhirnya hidup meminta-minta,213

Allah berfirman:

210

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 51 211

Ibid. 593 212

BAB III Ayat dan Tafsirannya, 40 213

Khaelany, Islam Kependudukan & Lingkungan Hidup, 69

Page 90: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

75

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan

janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan

menyesal.” (QS. Al-Isrā‟ 17;29)214

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-

tengah antara yang demikian itu. “ (QS. Al-Furqān 25;67).215

4. Berilmu dan Bekerja

Berilmu dan bekerja atau bekerja dan berilmu adalah dua ungkapan yang sama

benarnya. Berilmu tidak beramal seperti pohon yang tidak berbuah. Sebaliknya

beramal atau bekerja tanpa ilmu seperti yang dihasilkan pohon yang buruk. Oleh

karena itulah Nabi mengatakan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban

orang muslim-mukmin baik laki-laki maupun perempuan. Kewajiban itupun taka da

batasnya tidak memandang umur dan waktu.216

Para ulama mengelompokkan ilmu menurut sudut pandang masing-masing,

meskipun prinsip dasarnya sama, bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi

setiap muslim. Sementara itu, al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin

mengklasifikasikan ilmu dalam dua kelompok yaitu:

a. Ilmu fadhu „ain. Yaitu ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib. Maka

orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktunya wajibnya berartilah dia

sudah mengetahui ilmu fardhu „ain.

b. Ilmu fardhu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan

dalam menegakkan urusan duniawi.

Lebih jauh al-Ghazali menjelaskan yang termasuk ilmu fardhu „ain ialah ilmu

agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam Rukun Islam.

214

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, 285 215

Ibid, 365 216

Khaelany, Islam Kependudukan & Lingkungan Hidup, 72

Page 91: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

76

Sementara yang termasuk dalam ilmu fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran,

ilmu berhitung untuk jual beli, dan sebagainya.217

Janganlah melakukan sesuatu yang tidak tahu ilmu tentangnya, sesungguhnya

pendengaran dan hati semuanya akan dimintainpertanggung jawabannya di sisi Allah

“Janganlah melakukan sesuatu yang tidak tahu ilmu tentangnya, sesungguhnya

pendengaran dan hati semuanya akan dimintainpertanggung jawabannya di sisi

Allah” (QS 17: 36).

217

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Dien, (Kairo: Dar asy-

Syaeb, 1981), hlm. 82

Page 92: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut;

1. Adapun hakikat kesejahteraan masyarakat ialah kondisi di mana terbebasnya

suatu masyarakat dari jeratan kekufuran, kemiskinan, kebodohan, dan rasa takut

sehingga dia memperoleh kehidupan yang aman dan tenteram secara lahiriah

maupun batiniah. Gambaran ini dapat diperoleh dalam kehidupan di dunia dan

juga di akhirat apabila setiap individu dapat menjaga keimanan mereka dan

tidak mencampur adukkannya dengan kezaliman (baik itu syirik maupun

pebuatan dosa lainnya) Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-An‟am 82, al-

A‟raf 96 dan An-Nur 55 Dalam QS Al-An‟am 82 ini di jelaskan bahwa

seseorang yang tidak mencampurkan keimanan dengan kezaliman Allah

janjikan keamanan di dunia dan di akhirat, Oleh karena itu, masyarakat

diharapkan dapat menjaga dan memupuk keimanan mereka disebabkan

masyarakat yang mentauhidkan Allah semata adalah masyarakat

berkesejahteraan. Lalu keimanan itu direalisasikan dengan amal saleh, seperti

dijelaskan pada pengertian iman, bahwa iman adalah dipercayai dengan hati,

diucapkan dengan lisan lalu dibuktikan dengan amal perbuatan, Qurai Shihab

menjelaskan dalam tafsirnya bahwa amal saleh yang disebutkan dalam QS an-

Nur 55 bukanlah semua amal saleh tetapi hanya amal-amal yang dapat

menjadikan seseorang disebut saleh.

2. Indikator kesejahteraan masyarakat di dalam Al-Quran banyak terdapat

dibanyak ayat yaitu meliputi kebutuhan materi dan non materi, dan yang paling

utama di antara keduanya adalah non materi, pemantapan mental atau bisa juga

dinamakan pemantapan iman dalam diri, merupakan pondasi awal yang harus

Page 93: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

78

dibentuk. jiwa yang tergantung kepada Allah akan dapat menarik kasih sayang

Allah untuk melimpahkan segala yang diinginkannya, tapi jika hal itu belum

terjadi dia tidak akan berputus asa karena dia tau bahwa Allah punya cara

sendiri untuk membuatnya selalu merasa bahagia, dalam skripsi ini dijelaskan

ada 4 indikator kesejahteraan di antaranya: beriman kepada Allah, memiliki

harta (kekayaan), hidup seimbang dan berilmu dan bekerja.

B. Saran

Secara umum, penelitian ini sebagai langkah awal untuk mengetahui tentang

kesejahteraan masyarakat dalam Al-Qur‟an khususnya pada QS Al-An‟ām 82, Al,

A‟raf 96 dan An-Nūr 55 di mana membahas tentang janji Allah kepada orang-orang

yang beriman akan memberikan kesejahteraan kepada siapa saja yang benar-benar

hanya mentauhidkan Allah semata. Kesejahteraan yang dimaksud di sini dari segala

sisi material maupun dari segi kejiwaan. Kesejahteraan kejiawaan akan melibatkan

kesejahteraan material.

Dari skripsi ini tentunya masih banyak perlu dikembangkan karena melihat

begitu banyaknya ayat Al-Qur‟an yang menyinggung tentang kesejahteraan sosial dan

penelitian-penelitian yang membahas tentang kesejahteraan sosial dalam Al-Qur‟an

masih sedikit.

Page 94: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

79

Daftar Pustaka

Buku

Al-Ashfahani, Ar-Raghib. Kamus Al-Qur‟an, Diterjemahkan dari buku aslinya yang

berjudul “Al-Mufradat fi gharibil Qur‟an,” jil 1, oleh Ahmad Zaini Dahlan,

Depok: Pustaka Khazanah Fawa‟id, 2017.

Al-Ragib al-Ashfahani, Mu‟jam Mufradat al Faz al - Qur‟an (Beirut: Dar al-Fikr,

t.th.

Al-Badri, Abdul Aziz. Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press, 1995

Al-Fairuzabadi, Qamus al-Muhit, Jus 4, Bairut: Dar al-Fikr, 1983.

Al-Farmawi, Abd Al-Hayy. Metode Tafsir Maudu‟iy suatu Pengantar. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 1994

Al-Ghazali, Kimia Kebahagiaan, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul

“The Alchemy of Happines” oleh Haidar Bagir, Bandung: Mizan, 1995.

Al-Hafidz, Ahsin W. Kamus Ilmu Al-Qur‟an, Jakarta: Hamzah, 2012

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya

Toha Putram 1992

As‟Sa‟di, Abdurrahman bin Nashir. Tafsir Al-Qur‟an , Cet ke-VI (Jakarta, Darul Haq,

2016.

Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Al-Islam, (Semarang: PT Putaka Rizki Putra,

2001)

Baidan, Nashruddin dan Erwati Aziz. Metodologi Khusus Penelitian Tafsir.

Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2016.

Fahrudin, Adi. “Pengantar Kesejahteraan Sosial” Cet. II; (Bandung: Refika

Aditama, 2014

Haddad, Abdullah. Menuju Kesempurnaan Hidup, Bandung: Mizan, 1996.

Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1997.

, Tafsir Al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003.

Page 95: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

80

Hawwa, Said. Al-Islam, diterjemah oleh Abdul Hayyie al-Kattani judul asli al-Islam.

Jakarta: Gema Insani, 2004

Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Hasyim, Ahmad Umar. Menjadi Muslim Kaffah, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004.

Ismail, Asep Usman. Al-Qur‟an dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Rintisan

Pembangunan Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan

Tangerang: Lentera Hati, 2012,

Kaelany, Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

. Islam Kependudukan & Lingkungan Hidup, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Al-Hadi Media

Kreasi, 2015

Mustaqim, Abdul . Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LkiS, 2009).

. Mazhibut Tafsir. Yogyakarta, Nun Pustaka Yogyakarta: 1003.

Muhdlor, Atabik Ali a. Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Cet ke 9

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996.

Muhammad, Ahsin Sakho. Keberkahan Al-Qur‟an Memahami Tema-Tema Penting

Kehidupan dalam Terang Kitab Suci. Jakarta: PT. Qaf Media Kreative, 2017.

Munawar, Ismail. dkk, Sistem Ekonomi Indonesia Tafsiran Pancasila dan UUD 1945

Jakarta: Erlangga, 2014

Qutb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 2004.

Shihab, M.Quraish. Tafsir Al-Mishbah, volume 4, cet 3, Jakarta: Lentera Hati,

Jakarta, 2005.

. Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Soekarno, Soerjono. Kamus Sosiologi, Jakarta: Citra Niaga Rajawali Pers, 1993.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. Bandung: Al-Fabeta,

2018

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur‟an. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014.

Sunarto, Achmad. Kamus Lengkap Al-Fikr, (Surabaya: Halaim Jaya, 2002)

Page 96: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

81

Tim Kepala Pusat Bahasa, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus

Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasionak, 2003.

Tim Kashino, Kamus Al-Munir, Surabaya: Kashino, 2000.

Usmani, Shabbir Ahmed. The Noble Qur‟an, Delhi: Idara Isha‟at-E-Diniyat (P) LTD.

2002

Zulheldi. 6 Langkah Metode Tafsir Maudu‟i. Depok: Raja Grafindo Persada, 2017

Skripsi

Amelia, Widia. “Kesejahteraan Sosial dalam Persfektif Al-Qur‟an”. Skripsi

(Makassar: Program Strata 1 UIN Alauddin Makassar 2018).

Hilmi, Asep. “Konsep Hidup Sejahtera Perspektif Al-Qur‟an (Studi Komparatif

Penafsiran M. Quraish Shihab Dan Hamka)” Skripsi (Jakarta: Program Strata 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018).

Jurnal

Ismail, Asep Usman Ismail. “Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-Qur‟an” Jurnal Ilmu

Kesejahteraan Sosial Vol. 4 No. 1 ( 2015),

Jamil, M. “Pergeseran Epistemologi Dalam Tradisi Penafsiran Al-Qur‟an” Jurnal

Ilmiah Abdi Ilmu, Vol. 4 No.1 Juni (2011)

Kurdi, Sulaiman. Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur‟an (Pergulatan Pemikiran Ideologi

Negara dalam Islam antara Formalistik dan Substansialistik),Jurnal Studi Islam

dan Humaniora Masyarakat Ideal 41-57 Vol. 14. No. 1 Juni (2017)

Putra, Ansusa. “New Concept Of Ignorance: Epiatemological Approach To The

Story Of Moses As Relevant Reference For Contemporary Ulama”, Journal of

Islam & Social Studies, Vol. 5, No 2 (2019).

Romziana, Luthviyah. “Pandangan Al-Qur‟an Tentang Makna Jâhilîyah Perspektif

Semantik”, Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 4, Nomor 1, Juni (2014.)

Sardar, Ziauddin. “Kesejahteraandalam Perspektifislam Padakaryawan BANK

Syariah” Jurnal Ekonomi SyariahTeori danTerapan Vol.3No. 5 (2016)

Page 97: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

82

Sodiq, Amiruddin. “Konsep Kesejahteraan Dalam Islam”, Jurnal STAIN Kudus

Equilibrium Vol. 3 No. 2 (2015)

Yusran, “Amal Saleh: Doktrin Teologi dan sikap sosial.” Jurnal al-Adyan Vol.1, No.2

(Desember 2015)

Web-site

Berita Resmi BPS 2007

Ical.”Indikator Kesejahteraan” Diakses melalui alamat. http://www.kompasiana.com

/ica/54ff1feda333112e4550f95f/indikato-kesejahteraan tanggal 09 nov 2019 jam

20.56.

Page 98: KONSEP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/3491/1/SKRIPSI DAHLIA VIA EMAIL...Ku Persembahkan karya kecil ku ini sebagai bukti cinta dan hormat dan kasih sayang

83

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

Dahliana Sukmasari di lahirkan di desa pagaran lobu sipange, kecamatan

Sayur Matinggi. Kabupaten Sidimpuan, Sumatra Utara pada hari kamis tepatnya pada

tanggal 02 januari 1997, putri dari bapak Partahian dan Ibuk Nur Arbamma, anak

pertama dari Sembilan bersaudara

Riwayat Pendidikan

Dahlia memperoleh Sarjana Agama dari Universitas Islam Negeri Jambi pada

tahun 2020, lulus dari Madrasah Aliyah Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah

Padangpanjang Sumatra Barat pada tahun 2016, sebelum itu telah lulus juga di SMP

Muhammadiyah Muara Bungo pada tahun 2013 dan SD Muhammadiyah Muara

Bungo pada tahun 2010.

Riwayat Organisasi

Dahlia juga mempunyai pengalaman keorganisasian di salah satu otonom

yaitu kepanitiaan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak Suci Putra

Muhammadiyah dan juga Kepanitiaan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).