konsep dasar lkm dalam puap 2009
DESCRIPTION
Konsep pengembangan LKM Agribisnis Gapoktan dalam program PUAPTRANSCRIPT
MEMBERDAYAKAN USAHA PETANI / MEMBERDAYAKAN USAHA PETANI / AGRIBISNIS PERDESAANAGRIBISNIS PERDESAANMELALUI PENDEKATANMELALUI PENDEKATAN
KEUANGAN MIKROKEUANGAN MIKRO((KONSEP DASAR LKM AGRIBISNISKONSEP DASAR LKM AGRIBISNIS))
ASLICHAN BURHAN EL - BLITARYPusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil - PINBUK
Gd. ICMI Center Lt.4, Jl. Warung Jati Timur No.1 Jakarta Selatan 12740 T. 79180980 F. 79192310
HP. 0815.880.2555
MENGAPA UPKM GAPOKTAN MENGAPA UPKM GAPOKTAN GAPOKTAN GAPOKTAN (PUAP)(PUAP)??
ALASAN KONDISI PERTANIAN
ALASAN KONDISI SOSIAL EKONOMI BANGSA
ALASAN POTENSI
ALASAN SEJARAH
ALASAN BEST PRACTICES
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah bekerja di sektor pertanian dan tinggal di perdesaan, sebagian besar usaha petani (97%) adalah tergolong usaha mikro. Mengapa bisnis usaha tani di Indonesia tidak berkembang secara berarti/significant dan merata ? Di antara jawabannya adalah :
Usaha tani umumnya adalah usaha mikro yg tidak mampu mendapatkan akses modal ke perbankan.
Tidak cukup banyak LKM yang profesional dan campin menjembatani perbankan dengan usaha tani/mikro
Pengusaha tani/mikro lemah dalam manajemen, informasi pasar, teknologi, SDM
Tidak ada pendampingan untuk mendapatkan akses, dan untuk pengelolaan usaha
ALASAN KONDISI PERTANIAN
PASAR PASAR
TE
KN
O-
LO
GI
PASAR
TE
KN
O-
LO
GI
BAHAN&ALAT
PASAR
TE
KN
O-
LO
GI
BAHAN&ALAT
PERANG-SANGPASAR
TE
KN
O-
LO
GI
BAHAN&ALAT
PERANG-SANG
PENGANG-KUTANJALAN
Pasar untuk hasil-hasil usaha taniSyarat mutlak pertama
Teknologi baru dalam usaha taniSyarat mutlak kedua
Persediaan bahan-bahan dan alat-alatProduksi usaha tani secara lokal
Syarat mutlak ketiga
Perangsang secukupnya bagi para petani
Syarat mutlak keempat
Jaringan Jalan dan Fasilitas Pengangkutan (Infrastruktur)
yang melengkapi roda itu
PASAR
PERANG-SANG
BAHAN&ALAT
TEKNO-LOGI
PENGANG-KUTANJALAN
LOKALITAAGRIBISNIS
FabrikanSumber Masukan
Hasil KajianKomoditas
PenguatanDaya Saing
Pasar Lokal/Interlokal/
Internasional
Sumber InformasiTeknologi Olahan Teruji
Lembaga KeuanganMikro Agribisnis
Kredit Produksi
PenyuluhanAgribisnis
Permintaan/Pasar
KelembagaanPOKTAN
Uji Tek.Adap. Lokal
Input Agrib.& Peralatan
Masalah di Tingkat Petani dan Kelompok Tani
Informasi Teknologi
Pengola-han Hasil
Pro-duksiProdukti-
vitas
MODAL Kerja
Sapro-tan Pemasaran
HasilOlah
Hasil
HARGAKELOMPOK TANI
Tidak tersedia
Informasi Teknologi
Maju
Belum Bermutu Paska Panen dan Pengolahan Hasil
Rendahnya Mutu dan Jumlah
ProduksiRendahnya
Produkti-vitas
Tidak tersedia Modal Kerja
Tidak tersedia Saprotan dan
Alat Pengolahan
Lembaga Pemasaran tidak dikuasai petani
Rendah Pendapatan
HARGA DITERIMA RENDAH
Masalah di Tingkat Petani dan Kelompok Tani
Access to…Finance
Information
PublicServices
Technology
Input/outputMarkets
Networks
Administration
Bureaucracy
Know-howSkills
Finance
Background: Key Constraints in SME’s Business Environment
Hernandi de Soto dalam bukunya The Mystery of Capital (2001) menggambarkan betapa besarnya sektor ekonomi informal dalam memainkan perannya dalam aktivitas ekonomi di negara berkembang.
Ia juga mensinyalir keterpurukan ekonomi di negara berkembang disebabkan ketidakmampuan untuk menumbuhkan lembaga permodalan bagi masyarakatnya yang mayoritas pengusaha kecil/mikro.
Kesimpulannya : 99,9% entitas pengusaha hanya mendapatkan fasilitas 14,5%
ALASAN KONDISI SOSIAL EKONOMI BANGSA
REALITAS POTENSI UMKM :
Mayoritas (99,9%) atau 44,6 juta unit usaha di Indonesia adalah UMKM
96,77% kesempatan kerja disediakan oleh KUMKM dan hanya 3,23% oleh usaha besar
54,2% sumbangan KUKM terhadap PDB
REALITAS KETERBATASAN BANK MENYENTUH SI KECIL UMKM :
LDR Bank (dana tabungan yang disalurkan sbg kredit) kurang dr 60%, sisanya disimpan di BI sbg SBI yg tanpa susah sdh berbunga.
Dari yg disalurkan, komposisinya :
- Nilai Rp 5 Milyar keatas 33,5%
- Rp. 500 Juta s/d Rp. 5 milyar 31%
- Rp. 50 Juta s/d Rp. 500 Juta 21%
- Rp. 0 s/d Rp. 50 Juta (Mikro) 14,5%
• Potensi ummat untuk BAITUL MAAL (ZISWAF) : hasil penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, potensi dana sosial umat Islam Indonesia tidak kurang dari 19 Triliun per tahun, sementara yang bisa dikonsolidasi melalui Lembaga Sosial Islam barulah sekitar 500 Miliar per tahun.
• Potensi ummat untuk BAITUT TAMWIL (Lembaga Keuangan) : ilustrasi data BRI : Simpedes 24 T (2002) 57 T (2005), Kupedes 12 T (2002) 27 T (2005), artinya rakyat di perdesaan pun memiliki potensi dana yang jauh lebih besar dari daya serap pinjamannya.
• Potensi Program Pemerintah yg dapat disinergikan : Depnakertrans (Penanggulangan Pengangguran, BMT Trans, LKM Tabung Tani), Depsos (LKM/BMT KUBE), Deptan (LKM/BMT Agribisnis, PUAP), Kemenkop (P3KUM melalui KJKS/BMT), Kemenpera (KPRS melalui BMT), Depkehut (Pemberdy. Masy. Pinggiran Hutan melalui Pengembangan BMT), DKP (PEMP Pola LEPM3 Syariah/BMT), BUMN (PKBL)
ALASAN POTENSI
Dimensi Nasional
Dimensi Internasional
ALASAN SEJARAH
Dimensi Nasional Keuangan Mikro
Masyarakat Indonesia sejak lama mengembangkan keuangan mikro, seperti: arisan, lumbung pitih nagari, lumbung desa, jimpitan, dsb.
Beberapa Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) mengembangkan LKM Non Bank yang secara riil juga memberikan pelayanan keuangan mikro, seperti : PINBUK dengan BMT (dan/atau BaiQi khusus di NAD) dan POKUSMA, BK3I dengan Credit Union/Kopdit, Alisa Khadijah dengan SUA, Majlis Ekonomi Muhammadiyah dengan BTM, Lembaga Ekonomi NU dengan Syirkah Muawanah, beberapa repikator Grameen, ASA, dsb.
Pemerintah melalui berbagai program dan proyek juga mengembangkan konsep keuangan mikro, seperti : BKD, LPD, IDT, PPK, P4K, Takesra – Kukesra, P2KP, UED-SP, P2FM, BMT-KUBE, PEMP, MAP, PEMP, LPT INDAK, P2KER, LEPMM, P3KUM, PERKASSA, KPRS, PUAP, PNPM dan sebagainya.
Berbagai lembaga keuangan berbentuk bank terlibat dalam pengembangan keuangan skala mikro: BRI Unit, Bukopin, Danamon Simpan Pinjam, BPR, dan BPRS.
Pendekatan keuangan mikro lintas pelaku: Program Hubungan Bank dengan KSM (PHBK) yang kemudian lebih riil berkembang Hubungan Bank dengan LKM (HBL) atau Linkage Program.
Forum stakeholder keuangan mikro, seperti : Gerakan Bersama Pengembangan Keuangan Mikro (GEMA PKM), Asosiasi BMT Se-Indonesia (ABSINDO), dsb.
Dimensi Internasional Keuangan Mikro Salah satu strategi pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs)
penurunan separo jumlah penduduk miskin dunia pada tahun 2015 adalah melalui pendekatan keuangan mikro.
Pemberian hadiah Nobel kepada Prof. Mohammad Yunus Banglades atas keberhasilannya memberdayakan yang miskin melalui Grameen Bank (2007)
Social Development Summit (Copenhagen, 1996) Micro credit Summit (Washington, 1997) International Leader Forum on Development Finance (Washington – 1997,
Maracas – 1998, Hyderabad – 1999, Johannesburg – 2000, Nairobi – 2001, Beijing – 2002).
Asia Pacific Banking With The Poor Network (Brisbane – 1997, Singapore – 1998, Bangkok – 1999)
Inasia (Dacca – 2000, Katmandu – 2001, Bangkok – 2002). Asia Pacific Development Center APDC (Kuala Lumpur – 1996, Washington –
1997, Bangkok – 2002). World Bank : Distance Learning on Microfinance, melibatkan Indonesia, Japan,
China, Vietnam, Singapore, US (2001).
No ProvinsiJml BMTBerasset
>Rp. 1 Milyar
Jml BMTBerasset
Rp. 500 Jt - 1Milyar
Jml BMTBerasset
Rp. 250 – 500Jt
Jml BMTBerasset
Rp. 50 – 250Jt
Jml BMTBerasset
< Rp. 50 JtTotal
123456789
1011121314151617181920212223242526
NADSumatera UtaraSumatera BaratRiauJambiBengkuluSumatera SelatanLampungJakartaJawa BaratJawa TengahYogyakartaJawa TimurBaliKalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan TimurKalimantan SelatanSulawesi Utr & GTOSulawesi TengahSulawesi TenggaraSulawesi SelatanNusa Tenggara BaratNusa Tengg. TimurMaluku & MalutPapuaTotal
2223-13757
755817-23-2-
101-13
138
78551131
36239
103261194111
5141-2
223
235317202
10141453
29021529
27145475
214
1171412
106
1.202
3787282355
381955
29322514
23037344
3127
8339477
1.260
779
153497
1624499
6212221924
298143
289
76156606512206542
16563751365
6001515102417621123
244938
2118
3.037
ALASAN BEST PRACTICES : Data Perkemb. BMT di Ind.
Pengertian Umum
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga intermidiasi keuangan pada level mikro baik formal maupun non formal yang didirikan dan dimiliki bersama oleh warga masyarakat untuk memecahkan masalah/kendala permodalan dan kebutuhan dana yang dihadapi para anggotanya, dalam rangka mengembangkan usaha produktif, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.”
Pengertian khusus LKM Agribisnis: Lembaga intermediasi keuangan bagi para anggota kelompok tani
dan warga yang terpilih dari lingkungan ikatan pemersatunya (tingkat desa) yang bersepakat untuk bekerjasama saling menolong dengan menabung secara teratur dan terus-menerus sehingga terbentuk modal bersama yang terus berkembang, guna dipinjamkan kepada para anggota untuk tujuan produktif dan kesejahteraan dengan tingkat bagihasil/jasa tabungan maupun pembiayaan yang layak dan bersaing”.
Tujuan Umum
Memacu pertumbuhan dan perkembangan usaha ekonomi anggota dan masyarakat sekitar
Tumbuhnya infrastruktur layanan keuangan yang kuat dan dimiliki oleh masyarakat perdesaan
Keluarga miskin petani pengusaha mikro dapat memperoleh pelayanan keuangan.
Arus pelarian dana keluar wilayah perdesaan dapat dicegah. Potensi ekonomi perdesaan dapat berkembang optimal Masyarakat miskin di perdesaan dapat membangun dirinya
sendiri. Program-program pengembangan perdesaan dapat
disinergikan.
Tujuan Khusus Mengenalkan lebih dekat dan membiasakan anggota dan/atau masyarakat
kepada budaya menabung dan berlaku produktif. Memecahkan bersama kebutuhan modal yang dihadapi masyarakat tani
sebagai bagian dari pelaku ekonomi negeri ini. Membantu memecahkan kebutuhan dana mendesak yang seringkali dihadapi
warga, menghindarkan mereka dari rentenir yang menjerat. Mengembangkan lembaga keuangan masyarakat yang dikuasai dan dikelola
oleh masyarakat sendiri secara sehat dan berkelanjutan. Mengembangkan jiwa dan semangat gotong royong untuk secara tulus
bekerjasama saling menolong. Membangun budaya surplus dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga
(merencanakan, mengalokasikan, mencatat, memonitor dan mengevaluasi penggunaan keuangan rumah tangga).
Membangun sikap hidup hemat, cermat dan bijaksana dalam penggunaan uang.
Membangun jiwa wirausaha dan ketekunan dalam usaha produktif guna meningkatkan pendapatan keluarga.
Membangun rasa percaya diri. Secara bersama-sama memperkuat posisi tawar terhadap pihak lain Menanamkan nilai, sikap dan perilaku demokratis
KARAKTERISTIK IDEAL UPKM GAPOKTANKARAKTERISTIK IDEAL UPKM GAPOKTAN
1. MANDIRI : Swadaya & mampu membiayai usahanya sendiri (cost recovery)
2. PROFESIONAL : - dikelola dengan penuh waktu, bukan
pekerjaan sambilan (full time).
- adanya fasilitas pendampingan & pelatihan berjenjang dilengkapi modul-modul aplikatif (continuous training & technical assistance)
- Produk simpanan dan pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat (deman’s driven)
- Menerapkan sistim, prosedur administrasi dan akuntansi standar Lembaga Keuangan yg dirancang sederhana, efisien dan efektif (simplicity)
- Pengelolaan & laporan keuagn secara terbuka (transparancy)
3. MENGAKAR DI MASYARAKAT : Diinisiasi, dimiliki dan dikelola olehmasyarakat setempat sehingga tumbuh rasa memiliki & tanggung jawab (sense of belonging & responsibility)
Tahapan Pendirian UPKM GAPOKTAN
P3 LKM
Modal Awal
Tokmas dan Pemilik danaPENGURUS
Calon Pengelola
Dinas Koperasi
Siapkan Legalitas
LKM- Beroperasi
Siapkan sarana &prasarana
Pelatihan/Magang
PINBUK: sebagaiLPSM / LPKM
Masyarakat TSM
Panitia Persiapan Pendirian UPKM GAPOKTAN (P3L)
Tokmas, Toga, Tok-ek/Aghniya
Musyawarah
Urunan Modal Awal
Modal Awal Swadaya
Tokmas dan Aghnia
Pemilihan PENGURUS
Calon PengelolaBadan Hukum
KSP/ Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Seleksi / pilih
Siapkan Legalitas
UPKM GAPOKTAN Beroperasi
Siapkan sarana kantor
&Prasarana
adm. Pelatihan/Magang
SK Ka. BPSDM/Pusat Pemby. Deptan
POKUSMA
Penyuluh Pendamping
Mensosialisasikn program
1 23
5
4
6
7
9
810
11
12
STRUKTUR ORGANISASI UPKM GAPOKTAN
BAG. PEMBUKUAN BAG. PEMBIAYAAN
LEMBAGA PENDAMPING
(PINBUK, dsb)
LEMBAGA PENDAMPING
(PINBUK, dsb)
MANAJER
PENGURUSKETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA
RAPAT ANGGOTA PENDIRI
Dewan Pengawas/
Syariah
Dewan Pengawas/
Syariah
BAG. PEMASARAN
KASIR
PRINSIP OPERASIONAL UPKM GAPOKTAN
BUNGA (Konvensional)
SYARIAH :
WADI’AH/Titipan
MUDHARABAH/Bagi Hasil
BUNGA (Konvensional)
SYARIAH :
JUAL BELI (Murabahah, Salam, Istishna')
SYIRKAH (Mudharabah, Musyarakah)
IJARAH/Sewa
PENGHIMPUNAN DANA(Funding Product)
PENYALURAN DANA(Lending Product)
Agency/wakalah
Jasa/Ujrah
FEE BASED INCOME(Services Product)
PENDEKATAN SISTEM OPERASI UPKM GAPOKTAN
ALTERNATIF :
KONVENSIONAL
SYARIAH
ALASAN PEMILIHAN MODELUPKM GAPOKTAN SYARIAH
(BAGI MUSLIM )
أهواء تتبع وآل فاتبعها األمر من شريعة على جعلناك ثميعلمون ال الذين
Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah,
Maka ikutilah syari’ah itu,Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak memahami syari’ah (Q.S.Al-Jatsiyah : 18)
SEMPURNA
AL-MAIDAH:3 AL-AN’AM:38 AN-NAHL:89
Kompreكافةhensif
gيُتjِض lَرlو jي jعoمlت ِن oمg oُك lي عlل gُتoمlمo تl وlأ oمg lُك ِدjين oمg lُك ل gُتoلlمo ك
l أ lَمoوl oي الtا ِدjين lَمl َال oْسj oِإل ا gمg lُك ل
tةlمoْح lَرlو وlهgًدtى ىoء} lش gِّل| |ُك ل tا lاِن oي jب ت lاَبl jت oُك ال lَكo lي عlل lا oن ل lَّز� وlِن lينjمj ل oْسgمo jل ل ى lر oْشg وlُب
ء} oى lش مjن jاَبl jت oُك ال فjي lا ْطoن م�افlر�
ISLAM A COMPREHENSIVE WAY OF LIVE
ISLAM
AQIDAH SYARIAH AKHLAQ
MUAMALAH IBADAH
SPECIAL RIGHT PUBLIK RIGHT
CRIMINAL LAWS CIVIL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS
INTERNATIONAL RELATION
ADMINISTATIVE FINANCE CONSTITUENCY
LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAP
DALIL AL - QUR’AN QS Ali Imran : 130 (Tahap III) Larangan memakan riba yang
berlipat ganda
QS AlBaqarah 275 – 279 (Tahap IV) Orang makan riba dianggap gila
seperti kemasukan syetan Anggapan jual beli sama dengan
riba Dihalalkan jual beli diharamkan
riba Ancaman pemakan riba Seruan meninggalkan sisa riba
QS. Ar Rum : 39 (Tahap I) Riba tidak menambah sedangkan
zakat akan menambah
QS An Nisa : 160 – 161 (Tahap II) Celaan bagi Yahudi karena
melanggar larangan memakan riba Riba adalah memakan harta orang
dengan cara bathil
Riba adalah salah satu di antara 7 dosa besar Tidak ada riba kecuali nasi’ah Emas dengan emas, perak dengan perak … sama dan kontan Dosa terkecil riba seperti dosa anak yang menziani ibu kandungnya Ada 73 pintu dosa bagi pemakan riba
DALIL AL - HADITS
MASA YUNANI KUNO
Bangsa Yunani Kuno mempunyai peradaban tinggi, peminjaman uang dengan memungut bunga dilarang keras ini tergambar pada beberapa pernyataan ahli filsafat di masa itu.
Plato (427-347 SM) mengecam sistem bunga berdasarkab dua alasan:Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat.Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin.
Aristoteles (384-322 SM) juga sangat membenci pembungaan uang:"Bunga uang tidaklah adil""Uang itu seperti ayam betina yang tidak bertelur""Meminjamkan uang dengan bunga adalah sesuatu yang rendah, hina”
MASA ROMAWI
Kerajaan Romawi melarang setiap jenis pemungutan bunga atas uang dengan mengadakan peraturan-peraturan keras guna membatasi besarnya suku bunga melalui undang-undang. Kerajaan Romawi adalah kerajaan pertama yang menerapkan peraturan guna melindungi para peminjam.
Larangan Riba Sebelum Islam
Menurut Agama Yahudi
Baik dalam Old Testament (Kitab Perjanjian Lama) maupun Undang Undang Talmud yang dipakai orang Yahudi, secara tegas melarang praktek bunga.
Kitab Exodus (Keluaran) Pasal 22 ayat 25 : “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatKu, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih utang terhadap dia : Janganlah engkau bebankan bunga uang terhadapnya”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) pasal 23 pasal 19 :"Janganlah engkau membungakan uang terhadap saudaramu baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan"
Kitab Levicitus (Imamat) pasal 25 ayat 36-37 :"Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah engkau berikan dengan meminta riba".
MENURUT AGAMA NASRANI
Dalam perjanjian baru (New Testament) di dalam Injil Lukas ayat 34 :"Jikalau kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya maka di mana sebenamya kehormatan kamu. Akan tetapi berbuatlah kebaikan dan berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya karena pahala kamu akan sangat banyak".
Thomas Aquinas, adalah ekonom yang masih lekat dan dekat dengan atau tidak memisahkan antara ajaran “ Gereja “ juga melarang pemberlakuan bunga pada proses ekonomi.
Mandiri Terpadu (Baitul Maal )= rumah harta = penggalangan & penyaluran dana ZIS, wakaf, dan sumbangan sosial kemanusiaan.
Balai usaha (Baitul Tamwil )= rumah pengembangan bisnis = Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dalam meningkatkan kwalitas hidup pelaku usaha mikro melalui kegiatan menabung dan pembiayaan sistim syariah/bagi hasil.
Sistim Bagi Hasil = sistim operasional yang sudah dikenal oleh masyarakat pedesaan yang menekankan pada nilai-nilai keadilan, transparansi, & kejujuran.
BMT dikembangkan terpadu dengan POKUSMA berbasis Rumpun (Rembug Himpunan) yakni pertemuan pendidikan dan penyuluhan anggota/ nasabah berkala seminggu sekali dihadiri 2-3 Kelompok
Apa & Bagaimana
BMT ?Model LKMA
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
PENGURUS Ketua :Sekretaris :Bendahara :Anggota :
PENGAWAS
MANAJER
Bag. Pembiayaan Bag. Pembukuan Kasir/ Teller Bagian Bagian Sektor RiilSektor Riil
Bagian Bagian PengolahanPengolahan
Bagian Bagian Pemasaran & GudangPemasaran & Gudang
Bagian Bagian AlsintanAlsintan
STRUKTURORGANISASI (contoh)
Unit Simpan Pinjam Unit Sektor Riil
Wassalam Muhammad Aslichan Burhan El-
Blitary 0815.880.2555, [email protected]
AKTIVITAS
• Direktur Eksekutif PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)
• Ketua V ABSINDO (Asosiasi BMT Se-Indonesia)
• Bendahara INKOPSYAH BMT (Induk Koperasi Syariah BMT)
• Sekjen ABDSI (Asosiasi Business Development Services Provider Indonesia)
• Komisaris PT. PINBUK Konsulindo
• Komisaris PT. USSI Prima Software (LKM Online Provider)
• Direktur PT. PINBUK Massa Makmoor (Franchise Bakso Kepala Sapi “Wong Malang Asli”, Ayam Tepung “Ahlan wa Sahlan”, Pisang Goreng Masir Bourgoe “Sohore – hore”)
• Ketua Ulul Albaab Edu-Foundation Group (PGTKIT, LPI Qurrota A’yun, Bina Insani, Bina Insan Mulia, Bina Insan Cendekia, Al-Iman, ‘Ebad El-Rahman, Ben Taqwa, Ben Sholeh, Ben Iman, Ben ‘Alim)