konsep dasar keperawatan acne vulgaris

27
Tugas : KMB 3 Dosen : Azwar Sjarief, S.Kep.Ns Disusun Oleh: 1. Ryan Afri Aderia Ibnu Mas’ud 2. Sitti Nur Afni 3. Sri Murti Ningsih 4. Sulvira 5. Suria Alam 6. Tri Idayati 7. Umiarni 8. Wika Prastika 9. Wisna yanti 10. Yulia Dewi Rahmani 11. Yusna Suriak 12. Suandi

Upload: harry-pasha-saputra

Post on 07-Dec-2014

196 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

Tugas : KMB 3Dosen : Azwar Sjarief, S.Kep.Ns

Disusun Oleh:

1.Ryan Afri Aderia Ibnu Mas’ud

2.Sitti Nur Afni3.Sri Murti Ningsih4.Sulvira5.Suria Alam6.Tri Idayati

7.Umiarni8.Wika Prastika9.Wisna yanti10. Yulia Dewi

Rahmani11. Yusna Suriak12. Suandi

Page 2: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan puji syukur kehadirat

Tuhan atas berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan

Tugas Makalah ini yang berjudul “Askep Acne Vulgaris”.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik

itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengharapkan

kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang

akan datang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan

semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

Atas semua ini kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga

segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang

diberikan oleh Tuhan.

Palopo, April 2013

PENYUSUN

Page 3: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I KONSEP DASAR ACNE VULGARIS........................................................ 1

A. Pengertian..................................................................................................... 1

B. Anatomi Kulit............................................................................................... 1

C. Epidemiologi/ Insiden Kasus............................................................... 2

D. Etiologi............................................................................................................ 2

E. Patofisiologi ................................................................................................. 4

F. Manifestasi Klinik...................................................................................... 5

G. Klasifikasi Acne........................................................................................... 6

H. Pemeriksaan Fisik..................................................................................... 6

I. Penatalaksanaan........................................................................................ 7

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS.................................. 9

A. Pengkajian..................................................................................................... 9

B. Diagnosa Keperawatan........................................................................... 9

C. Rencana Keperawatan............................................................................. 10

D. Evaluasi.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13

Page 4: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

BAB I

KONSEP DASAR ACNE VULGARIS

A. Pengertian

Acne vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel

pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran

klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat

predileksinya (Mansjoer, 2000).

Acne vulgaris atau biasa di sebut juga dengan jerawat adalah peradangan

kronik folikel filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula,

pustula, dan kista pada daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu,

bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap,

2000).

Acne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang

mengenai pilosebasea ( polikel rambut ) yang rentan dan paling sering

ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Acne ditandai

dengan komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head),

papula, pustul, nodus, dan kista (Brunner & Suddarth, 2002 )

B. Anatomi Kulit

Kulit (cuties) adalah lapisan yang membungkus badan. Kulit terbagi

atas 3 bagian :

1. Kulit ari : epidermis

2. Kulit jasat : corium

3. Jaringan bawah kulit : subkutis

Page 5: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

Adapun kegunaan dari pada kulit :

1. Untuk menutupi badan dari luar supaya apa yang terletak di bawahnya

tidak mudah dihinggapi barang sesuatau yang dapat membahayaka.

2. Untuk mengatur panas badan

3. Untuk merasa

4. Untuk mengeluarkan ampas

C. Epidemiologi/ Insiden Kasus

Acne vulgaris biasanya terjadi pada seseorang antara usia 40 dan 60

tahun. Acne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan

dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun.

Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami

serangan acne. Acne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum

puberitas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi.

D. Etiologi

Penyakit ini belum diketahui secara pasti. Pada umumnya dikatakan

penyakit acne vulgaris adalah multifaktorial. Beberapa yang dianggap

sebagai penyebab timbulnya acne vulgaris adalah :

1. Genetik herediter

Faktor genetik ini berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar

sebasea dan dapat melibatkan anggota keluarga, dengan acne berat

berjaringan parut.

2. Sebum

Merupakan faktor utama yang menentukan timbulnya penyakit ini.

Pengeluaran seboroe yang hanya, selalu disertai dengan acne yang berat.

Page 6: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

3. Iklim

Musim dingin dapat mempengaruhi kambuhnya acne sedangkan

pada daerah tropis acne timbul bila suhunya panas dan rendah.

4. Kosmetika

Pemakaian kosmetika yang terus-menerus dalam waktu yang lama

dapat menyebabkan acne. Kosmetika tersebut adalah :

5. Pelembab / moistureizer

a. Krim muka misalnya :

Bedak dasar

Crem penahan sinar matahari (suns crem )

Crem malam

b. Bahan – bahan kimia

Bahan – bahan kimia tersebut jodida, bromida, kostikosteroid,

obat – obatan antikonvulsan seperti : phenobarbital, INH, teraciksin

dan vit. B 12 dapat menyebabkan kambuhnya acne atau from

eruption.

6. Psikis

Stres, emosi dan kurang tidur dapat menyebabkan tumbuh dan

kambuhnya acne.

7. Diet

Masih diperdebatkan, para ilmuan (spesialis) kulit di asia

menganggap berbagai makanan masih ada hubungannya dengan acne.

Makanan seperti lemak, kacang –kacangan, keju, susu, coklat dan

sejenisnya dapat merangsang kambuhnya acne. Penyelidikan terakhir

Page 7: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

menyatakan diet hanya sedikit pengaruhnya / tidak ada pengaruhnya

terhadap acne.

8. Endokrin

Androgen memegang peranan penting pada timbulnya acne.

Karena perangsang aktifitas glandula sebasea dan mempengaruhi proses

keratinisasi. Tak ada acne pada orang yang dikebiri. Estrogen

menghambat pruksi sebum progesteron dapat menimbulkan

kambuhnya acne vulgaris sebelum haid.

9. Bakteri

Pada lesi – lesi acne biasanya ditemukan :

a. Propionic bakterium acne / corine bakterium acne

b. Staphylokokkus epidermis

c. Pityrosporum ovaie

Yang terpenting ialah propionicbakterium acne, karena

mempengaruhi terbentuknya lipase yang penting dalam

pembentukan komedo.

10. Faktor gesekan

Pegangan, cubitan, tekanan dapat merangsang timbulnya acne

disebut acne mekanik.

E. Patofisiologi

Patofisiologi Acne vulgaris sangat kompleks, dipengaruhi banyak

faktor dan kadang – kadang kommoversial. Asam lemak bebas yang

terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum.

Lipase dari bakteri saprofit di tempat itu memecah lipid menjadi asam lemak

Page 8: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

yang bocor kedalam dermis dan menyebabkan reaksi inflamasi dan

pembentukan papula.

Pada usia kanak-kanak kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada

hakikatnya tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endocrine

khusus hormon-hormon androgen. Dalam usia pubertas hormone androgen

menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut

membesar serta mensekresikan suatu minyak alami yang disebut sebum

yang menembus naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar

pada permukaan kulit. Stimulasi androgen akan meningkatkan daya

responsive kelenjar sebasea sehingga acne terjadi ketika Duktus polisebasea

tersumbat oleh tumpukan sebum, sehingga akan terbentuk komedo.

Komedo ini dapat mengalami rupture dan menimbulkan reaksi

inflamasi yang disebabkan oleh perembesan isi folikel kedalam dermis.

Reaksi ini dapat terjadi akibat kerja bakteri kulit tertentu seperti propionik

bacterium acne yang hidup dalam folikel dan menguraikan. Gliserida dari

sebum menjadi asam lemak bebas serta gliserin.

F. Manifestasi Klinik

1. Penderitaan biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat

predileksi yaitu muka, bahu, dada, punggung bagian atas dan lengan

bagian atas

2. Dapat disertai rasa gatal, erupsi kulit berupa komedo, papula dan pustule

3. Memburuk pada musim dingin dan membaik pada musim panas

4. Mungkin mengalami eksaserbasi pada saat menstruasi, sering

memburuk pada kehamilan

Page 9: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

5. Mungkin bertambah parah akibat stress, bekerja dalam lingkungan yang

lembab, atau pemakaian kosmetik atau preparat untuk rambut yang

berlemak

G. Klasifikasi Acne

Klasifikasi yang biasa digunakan untuk menetapkan berat atau

ringannya acne vulgaris adalah klasifikasi yang didasarkan atas overall

grading menurut pillbusy dan kawan-kawan yang dibagi atas empat tingkat :

1. Tingkat I : komedo sedikit / banyak dengan / tanpa beberapa papula

2. Tingkat II : komedo, papel, pustula

3. Tingkat III : komedo, papel, pustula dan nodul

4. Tingkat IV : komedo, papel, pustula,. Nodulus, kista dan parut yang

luas (acne kongloblata)

H. Pemeriksaan Fisik

1. Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustula, dan nodul

pada distribusi sebaceous.

2. Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead

(komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan

apapun.

3. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan

peradangan yang nyata.

4. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang

jerawat; namun dada, punggung, dan lengan atas juga sering terkena

jerawat.

Page 10: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

5. Pada acne komedo (comedonal acne), tidak ada lesi peradangan. Lesi

komedo (comedonal lesions) merupakan lesi acne yang paling awal,

sedangkan komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi

precursor dari lesi peradangan (inflammatory lesions).

6. Acne peradangan yang ringan (mild inflammatory acne) bercirikan

adanya komedo dan papula peradangan.

7. Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki

komedo, papula peradangan, dan pustula. Acne ini memiliki lebih banyak

lesi dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan.

8. Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan, dan nodul

besar yang berdiameter lenih dari 5 mm. Seringkali tampak jaringan

parut (scarring).

I. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan acne adalah untuk mengurangi koloni bakteri,

menurunkan aktivitas kelenjar subasea , mencegah agar folikel tidak

tersumbat, mengurangi inflamasi, memerangi infeksi sekunder,

meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminasi factor-

faktor predisposisi terjafinya acne. Program terapiter tergantung pada tipe

lesi.

Pengobatan acne meliputi penghentian pemakaian make-up dan crim

pelembab yang terbuat dari minyak .terapi diet:pembatasan makanan yang

dapat maningkatkan intensitas acne. Higiene kulit:menggunakan pembersi

muka seperti sabun larva,dial atau netrogena

Page 11: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

Adapun pengobatan lain seperti:

1. Farmacoterapi topical

a. Benzoil peroksida

b. Asam vitamin A

c. Antibiotic topikal

2. Terapi sistemik

a. Antibiotic sistamik :tetrasiklin

b. Retinoid oral

c. Terapi hormon

3. Terapi bedah

a. Ekstraksi isi komedo

b. Drainase pustule dan kista

c. Eksisi saluran sinus dan kista

d. Penyuntikan kortikosteroid intra lesi

Page 12: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS

A. Pengkajian

1. Data subjektif

a. Pasien mengeluh gatal pada wajah

b. Pasien mengeluh nyeri bila disentuh

c. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat

d. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya

e. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi jerawatnya

2. Data objektif

a. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian

atas dan lengan bagian atas.

b. Terdapat pus

c. Terdapat darah

d. Pasien tampak cemas

e. Pasien tampak bertanya-tanya tentang wajahnya

f. Pasien tampak sering menggaruk-garuk wajahnya

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat

2. Nyeri b/d proses peradangan

3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya

4. Ansientas b/d kecacatan

5. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

Page 13: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

C. Rencana Keperawatan

1. Dx 1 : resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak

adekuat

Intervensi:

Observasi keadaan luka pasien

Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka

Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang

kontak dengan pasien

Kolaborasi pemberian antibiotic

Rasional:

Mengetahui keadaan luka pasien

Mencegah terpajan organism infeksius

Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran

infeksi

Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi

2. Dx 2 : Nyeri b/d proses peradangan

Intervensi:

Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)

Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi

Beri posisi yang nyaman

Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional:

Mengetahui derajat nyeri pasien

Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri

Page 14: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi

nyeri yang dirasakan

Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri

pasien

3. Dx 3 : Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya

Intervensi:

Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan pelembab

dan pelindung sinar matahari

Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya

Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan

Rasional:

Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian

Meningkatkan pengetahuan pasien

Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan

untuk mencapai penyembuhan optimal

4. Dx 4 : Ansientas b/d kecacatan

Intervensi:

Observasi derajat ansietas pasien

Informasikan pasien bahwa perasaannya normal

Berikan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat

Rasional:

Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE

yang tepat.

Page 15: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien

meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi.

Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu

menurunkan ansietas.

5. Dx 5 : Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

Intervensi :

Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar

luka

Ubah posisi dengan sering

Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab

Rasional :

Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya

Memperbaiki sirkulasi darah

Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat

kerusakan

D. Evaluasi

1. Dx 1 : “tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat”

2. Dx 2 : “ nyeri pasien dapat diatasi”

3. Dx 3: “pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan

bekas jerawatnya”

4. Dx 4: “ansietas pasien dapat diatasi”

5. Dx 5 : “tidak terjadi kerusakan integritas kulit”

Page 16: Konsep Dasar Keperawatan Acne Vulgaris

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.

Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Jakarta: FKUI.

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius.

Rohimin, Lukman. 2008. Asuhan Keperawatan Acne Vulgaris. Luknanrohimin.blogspot.com/asuhan-keperawatan-acnevulgaris, diakses tanggal 4 April 2013.