konsep akrual, laba dan nilai wajar
DESCRIPTION
Analisa Laporan Keuangan (Konsep Akrual, Laba Dan Nilai Wajar)TRANSCRIPT
ANALISA LAPORAN KEUANGAN & PENILAIAN ASET
Tinjauan Pustaka
Konsep Akrual, Laba dan Nilai Wajar
Oleh :
Ernatalia Sari 125020300111001
Gadis Cornelia A. 125020300111005
Yuliana Pratiwi D. 125020300111111
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2014
KERANGKA AKUNTANSI AKRUAL
Konsep Akrual
Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai mengenai
konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin
dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan
beban saat terjadi tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat yang bersamaan.
Perbedaan utama akuntansi akrual dank as terletak pada perbedaa waktu pengakuan
konsekuensi arus kas atas suatu aktivitas dan kejadian usaha.
Akrual dan Arus Kas
Untuk melihat hubunga antara akrual dan arus kas, penting untuk mengenali beberapa
jenis arus kas.
1. Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow)
Mengacu pad akas dari aktvitas operasi perusahaan.
2. Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)
Mencerminkan dampak tambahan investasi dan divestasi terhadap asset operasional.
Berdasarkan definisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang membuat
laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Karena penggunaan jurnal berpasangan, akrual
memengaruhi neraca melalui peningkatan atau penurunan akun asset atau kewajiban dalam
jumlah yang sama.
Arti umum akrual adalah penyesuaian akuntansi yang mengubah arus kas operasi
menjadi laba bersih. Definisi ini menghasilkan identitas berikut :
Laba Bersih = Arus Kas Operasi + Akrual. Dalam definisi ini
Berdasarkan definisi ini juga, akrual terbagi menjadi 2, yaitu akrual jagka pendek
(short-term accruals)akrual jangka panjang (long-term accruals).
Perhatikan bahwa definisi akrual ini tidak mencakup akrual yang berasal dari proses
kapitalisasi dan biaya yang berhubungan dengan asset tetap (property, plant and equipment).
Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan Pengaitan
Akuntansi akrual mengatasi masalah tepat waktu maupun pengaitan yang selalu
terdapat pada akuntansi kas. Masalah tepat waktu dan pengaitan dengan arus kas disebabkan
oleh dua alasan. Pertama, dalam perekonomian kredit menekankan bahwa transaksi, sering
tidak bersamaan dengan transfer kas langsung. Kedua, biaya biasanya terjadi sebelum
manfaatnya dapat diakui, terutama biaya yang terkait dengan investasi pabrik dan peralatan.
Proses Akrual - Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban
1. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui baik pada saat direalisasikan, atau pada saat dapat direalisasikan.
2. Pengaitan Beban
Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan.
Akrual Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akrual jangka pendek (short-term accruals) mengacu pada perbedaan waktu yang
pendek antara laba dan arus kas. Akrual ini menyebabkan adanya pos modal kerja (working
capital accrual). Akrual jangka pendek berasal dari persediaan dan transaksi kredit.
Akrual jangka panjang (long-term accruals) disebabkan oleh kapitalisasi. Kapitalisasi
asset merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode ini karena manfaatnya
diharapkan terjadi pada periode masa depan. Proses ini menimbulkan asset jangka panjang
seperti bangunan, mesin, dan goodwill.
Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual mengatasi keterbatasan arus kas bebas dengan mengapitalisasi
investasi pada asset jangka panjang dan mengalokasi biayanta sepanjang periode masa
manfaat. Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi
keuangan suatu perusahaan dan untuk memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan sebagai
berikut :
Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya menghasilkan angka
laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja keuangan.
Kondisi keuangan. Akuntansi keuangan menghasilkan neraca yang lebih
merefleksikan secara akurat sumber daya yang tersedia bagi satu perusahaan untuk
menghasilkan arus kas di masa depan.
Prediksi arus kas masa depan. Laba akrual lebih unggul dalam memprediksi arus kas
masa depan daripada arus kas masa sekarang karena dua alas an. Pertama, melalui pengakuan
pendapatan yang mencerminkan konsekuensi arus kas masa depan. Kedua, akuntansi akrual
mengaitkan arus kas masuk dan keluar dengan lebih baik.
Mitos dan Fakta mengenai Akrual dan Arus Kas
Mitos
Karena nilai perusahaan bergantung pada arus kas masa depan, hanya arus kas kini
yang relevan untuk peniaian.
Semua arus kas memiliki niali relevan.
Semua penyesuaian akuntansi akrual tidak relevan dalam hal nilai
Arus kas tidak dapat dimanipulasi.
Semua laba dimanipulasi.
Tidak mungkin untuk terus-menerus meningkatkan laba untuk jangka waktu yang
panjang.
Fakta
Akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas.
Arus kas lebih andal dibandingkan akrual.
Angka paa akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi.
Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual.
KONSEP LABA
Konsep Laba Ekonomi
Laba Ekonomi (economic income) biasanya ditentukan dengan cara arus kas ditambah
dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya direpresentasikan dengan
perubahan nilai pasar asset usaha bersih.
Laba Permanen (permanent income) disebut juga dengan laba berkelanjutan
(sustainable) atau laba berulang (recurring), merupakan rata-rata laba stabil yang ditaksir
dapata diperoleh perusahaan sepanjang umurnya, dengan kondisi masa sekarang.
Laba Operasi (Operating Income) merujuk pada laba yang timbul dari kegiatan
operasi perusahaan.
Konsep Laba Akuntansi
Laba akuntansi atau laba dilaporkan (accounting income or reporte income)
ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.
Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan. Dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah
bahwa pendapatan :
Telah atau dapat direalisasikan (realized or realizable). Perusahaan harus telah
mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti ppiutang
yang sah.
Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh
kewajibannya kepada pembeli.
Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi. Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi
dengan laba ekonomi adalah sebagai berikut :
Konsep laba alternative
Biaya historis
Basis transaksi
Konsevatisme
Manajemen Laba.
Komponen Permanen, Sementara, dan Tidak Relevan dengan Nilai. Laba
akuntansi terdiri atas tiga komponen :
1. Laba Permanen
Komponen laba akutansi yang permanen (berulang) diharapkan akan terjadi
sepanjang waktu.
2. Komponen sementara
Komponen laba akuntansi yang sementara (tidak berulang) tidak diharapkan untuk
terjadi lagi, biasanya merupakan peristiwa yang terjadi satu kali (one time event)
terhadap nilai perusahaan.
3. Komponen yang tidak relevan dengan nilai (value irrelevant component)
Komponen yang tidak memiliki konten ekonomi, komponen ini adalah distorsi
akuntansi.
AKUNTANSI PENILAIAN WAJAR
Definisi nilai wajar (fair value) berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK), International Financial Reporting Standard (IFRS) dan Financial Accounting
Standards Board (FASB) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan PSAK
Mengacu pada paragraf 8 PSAK No. 55 mengenai “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran” yang berlaku untuk laporan keuangan yang
mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012, definisi nilai
wajar adalah:
“nilai suatu aset dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara
pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan dalam
transaksi wajar”.
2. Berdasarkan IFRS dan FASB
Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya IFRS dan FASB menyepakati
definisi Nilai Wajar (Fair Value) yang dituangkan dalam standar baru yang diberi
kode IFRS 13 mengenai “Fair Value Measurement” yang berlaku untuk laporan
keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2013. Berdasarkan paragraf 9 IFRS 13, definisi nilai wajar adalah:
“fair value as the price that would be received to sell an asset or paid to
transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the
measurement date”.
Dengan akuntansi penilaian wajar (fair value accounting) nilai asset dan
kewajiban ditentukan oleh nilai wajar (biasanya harga pasar) pada saat tanggal
pengukuran (kira-kira tanggal laporan keuangan).
Pertimbangan dalam Mengukur Nilai Wajar
1. Tanggal Pengukuran
2. Transaksi Hipotesis (Hyphothetical transaction)
3. Transaksi Berurutan (Orderly Transaction)
4. Pengukuran dengan dasar Pasar (Market based Measurement)
5. Harga Keluaran (Exit Price)
Teknik Valuasi
Teknik valuasi yang telah dipilih, maka harus digunakan secara konsisten, kecuali jika terjadi
perubahan keadaan yang mengakibatkan penentuan yang lebih akurat atas nilai wajar. Tiga
pendekatan dasar dari penilaian sebagai berikut :
Pendekatan pasar
Pendekatan laba
Pendekatan biaya
Kelebihan Akuntansi Penilaian Wajar
Merefleksikan informasi sekarang
Kriteria pengukuran yang konsisten
Komparabilitas (Comparability)
Tidak ada bias konservatif
Lebih bermanfaat dalam analisis ekuitas
Kekurangan Akuntansi Penilaian Wajar
Objektivitas rendah
Rentan terhadap manipulasi
Penggunaan input tingkat tiga
Tidak adanya unsur konservatif
Fluktuasi laba yang berlebihan
Implikasi Analisis
Terdapat beberapa masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis
laporan keuangan yang disiapkan dengan model penilaian wajar :
Fokus pada neraca
Harus menyatakan kembali laba
Menganalisis kegunaan input
Menganalisis kegunaan finansial
Status Terkini Penerapan Nilai Wajar
Pada saat sekarang, akuntansi penilaian wajar dapat diterapkan terutama pada aset dan
kewajiban yang bersifat keuangan dalam arti luas. Termasuk di dalamnya : surat berharga,
investasi, instrument keuangan, dan kewajiban utang.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam, K.R; John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan Edisi 10. Penerbit
Salemba Empat.
http://songketku-danurakhmat.blogspot.com/2012/07/nilai-wajar-fair-value.html
(diakses pada tanggal 23 September 2014)