dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...determinan manajemen akrual dan...

134
i DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien) Syahril Djaddang

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

i

DETERMINAN

MANAJEMEN AKRUAL

DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS

(Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

Page 2: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

ii

PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL

DAN VOLATILITAS LABA

PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS

(Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Djaddang, Syahril

Semarang, 2015 Penerbit Pustaka Magister

xiv, halaman

ISBN 978-602-8258-27-9

Hak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Lay-out/Setting: [email protected]

082324141209

Sanksi Pelanggaran pasal 72:

Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Ayat 1 : Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan

Pidana penjara masing-masing paling singkat (satu) bulan dan/atau denda paling

Sedikit Rp. 1.000.000,00(satu juta rupiah),atau pidana penjara paling lama 7(tujuh) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Ayat 2 : Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,memamerkan,mengedarkan atau menjual

kepada umum suatu ciptaan barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah)

Page 3: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

iii

Motto Dan Persembahan Keutamaan Ilmu Daripada Harta

Motto :

1. Sebab, Ilmu merupakan pusaka para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qorun, Firaun, dan

lainnya.

2. Sebab ilmu dapat menjaga kamu, sedangkan harta itu kamulah yang menjaganya.

3. Sebab, orang kaya harta banyak musuhnya, sedangkan orang kaya ilmu banyak sahabatnya.

4. Sebab, Harta kalau dibelanjakan menjadi berkurang, sedangkan ilmu kalau diberikan akan

bertambah..

5. Sebab, Karena orang kaya yang banyak harta dipanggil dengan sebutan bakhil, sedangkan orang

yang banyak ilmunya dipanggil disebut Agung.

6. Sebab, Ilmu tidak perlu dijaga dari pencuri, sebab harta perlu dijaga oleh pencuri.

7. Sebab, pada hari kiamat, orang yang banyak harta pasti akan dihisab, sedangkan orang yang

berilmu dapat memberikan syafaat pada hari kiamat.

8. Sebab, Harta dapat rusak dan habis, sedangkan ilmu tidak akan rusak dan tidak akan habis.

9. Sebab, harta dapat menjadikan padatnya perasaan, sedangkan ilmu dapat menerangi hati..

10. Sebab, Orang yang memilki harta sering mengakui sifat ketuhanan, sedangkan orang yang berilmu

dapat merealisasikan ibadah.

Ali bin Abi Thalib ra

Kupersembahkan karya ini untuk: 1. Alm.Ibu Hj.Ummi dan Alm. bapak Djaddang yang telah berpulang ke pangkuan NYA

Sejak tahun 1993 dan tahun 2014, Al-faatihah dan senantiasa memanjatkan doa yang tiada

putusnya semasa hidup beliau sampai akhir hayatnya.

2. Istriku tercinta, Hj.E.Sulistiawarni, SE.,Ak.CA…..motivasiku dan inspirasiku. Terima kasih atas

dukungan moril dan materi yang tak terhingga serta getaran doanya dalam setiap detik yang kau

panjatkan untuk suamimu yang sedang berjihad di ladang ilmu pengetahuan dan dijalanNYA..

anak-anakku, Sudaryadi Pratama, Muhammad Salim Noviansyah dan Muhammad Rafly

Adriansyah yang tetap sabar atas kurangnya perhatian dan waktu untuk bersama.

3. Bapak ibu mertua,Hj.Tjitjih dan Almarhum Drs.H.Sudayat,Akt. Terima kasih atas dukungan dan

doanya yang terus menerus.

4. Bapak ibu guru, dan dosen-dosenku yang menjadi pembuka pintu hidayah serta Ilmu

Pengetahuan

5. Adik Sariana, Sunardi,A.Md, E.Agus Suryadi,SH, E.Eyun Sudrajat,SKom, E.Ika Indriasari dan

kakak Ipar Drs. Sumardi Wiguna sebagai pemicu untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa

depan.

6. Almamater tercinta: Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Hasanuddin Makassar, SMA

Negeri1, SMP Negeri1 dan SD KH1 ParePare, Sulawesi Selatan.

Page 4: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

iv

Page 5: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas Limpahan

Rahmatnya, kelapangan rejeki, nikmat kesehatan, motivasi, karunia, kesabaran dan

kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan buku yang berjudul DETERMINAN

MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien).Dan

penulisan buku ini didasarkan pada hasil penelitian dan disertasi penulis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran perbedaan corporate

governance perusahaan terhadap volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan

unhedgers di Bursa Efek Indonesia dan model uji Manajemen Akrual memediasi

hubungan antara corporate governance dengan Volatilitas laba. Fokus penelitian ini pada

volatilitas laba dan manajemen akrual sebagai pemicu peran struktur kepemilikan,

komite audit independen dan kualitas audit untuk mengurangi perilaku oportunistik dalam

manajemen akrual dan mengurangi volatilitas laba dan dampaknya pada perusahaan

hedgers dan unhedgers.

Metode Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan tahunan yang

mengimplementasikan GC dan menerapkan manajemen akrual. Pengumpulan data

menggunakan metode dokumentasi, yaitu data yang dikumpulkan dari sumber dan

kemudian didokumentasikan sebagai penunjang penelitian. Pengujian dengan

menggunakan model persamaan struktural (SEM) melalui program-PLS Warp 4.0.

Hasil pengujian menunjukkan model kepemilikan manajemen atas hubungan

kelembagaan dan komite audit independen sebagai pengawasan internal dan faktor

pendorong perusahaan untuk mengurangi volatilitas laba dan peran kepemilikan

institusional dan komite audit independen sebagai alat monitoring dan kontrol untuk

mengurangi perilaku manajemen oportunistik dalam manajemen akrual. Ada perbedaan

lindung nilai keuangan sebagai trading antara perusahaan hedgers dan perusahaan

unhedgers sebagai spekulatif dalam mengurangi manajemen akrual pada hubungan

corporate governance dengan volatilitas laba. Ada mediasi parsial atas hubungan Komite

Audit Independen dengan Volatilitas laba dimediasi manajemen akrual antara perusahaan

hedgers dan unhedgers

Penulis membuka ruang untuk berdiskusi, serta menerima berbagai kritik dan saran

terkait dalam penulisan buku ini melalui media email ([email protected] atau

[email protected]). Insya Allah dengan IzinNya, penulis dengan senang

hati menjawab setiap sapaan dan pertanyaan yang sifatnya membangun.

Akhirnya, dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis persembahkan karya

ini kepada dunia ilmu pengetahuan. Semoga dapat memberikan warna dan menambah

khazanah tentang sebuah konsep baru manajemen akrual. Kebenaran dan kesempurnaan

Page 6: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

vi

adalah milik Allah, segala bentuk kesalahan terkait konsep, interpretasi, diksi maupun

redaksional adalah tanggung jawab dan milik penulis.

Semoga karya ini membawa manfaat bagi Amal Jariah yang mengalir diladang Ilmu

Pengetahuan. Billahittaufik Wal Hidayah. Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Semarang, November 2015

Penulis

Syahril Djaddang

Page 7: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT atas Limpahan Rahmatnya, kelapangan rejeki, nikmat

kesehatan, motivasi, karunia, kesabaran dan kemampuan kepada penulis untuk

menyelesaikan buku ini. Penulisan buku ini dapat terlaksana karena dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Atas restu dan doa mereka, sehingga penulis sampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.H. sebagai Rektor Universitas Diponegoro

beserta jajarannya; Prof. Dr. Purwanto, DEA sebagai Direktur Program Pasca Sarjana

beserta jajarannya; Prof. Dr. Anies M.Kes, PKK sebagai Direktur Program Pasca

sarjana periode sebelumnya beserta jajarannya; Prof. Dr. H. M.Nasir, M.Si., Akt

sebagai Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Periode 2010-2014. Dr. Suharnomo

Kaslan,SE,MM fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis saat ini beserta jajarannya, dan Prof. Dr. Augusty Ferdinand, M.B.A

mantan ketua program Doktor Ilmu Ekonomi dan Prof. H.Imam Ghozali, M.Com,

Ak, Ph.D sebagai ketua program Doktor Ilmu Ekonomi beserta jajarannya yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh dan penyelesaikan studi

pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

2. Prof. H.Imam Ghozali, M.Com, Ak, Ph.D sebagai Promotor dan Drs. H.Tarmizi

Achmad, Ak, M.B.A, Ph.D sebagai kopromotor yang bersedia meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan serta arahan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Pujiharto, M.Si, Ak. CA, Dr. Fuad, SET. M.Si, Dr.Agus Purwanto,Ak, M.Si, CA

dan Prof. Dr. Rahman,Ak, M.Si, CA selaku Penguji serta Almarhum Prof. Dr Arifin

Sabeni,Ak, M.Com yang pernah menjadi tim promotor dan memberikan motivasi,

bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Seluruh staf pengajar Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang yang telah memberikan bekal Ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Seluruh staf admisi Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang yang telah memberikan pelayanan administrasi sangat baik dengan penuh

keramahan, sehingga sangat membantu penulis selama menempuh perkuliahaan dan

seluruh tahapan ujian.

6. Dekan FEB UMB Prof. Dr. Wiwik Utami,MS, Ak, CA dan seluruh Dosen FEB-UMB

yang memberikan kesempatan kepada penulis separuh waktu untuk menempuh

Program Doktor Ilmu Ekonomi-Akuntansi di Univertas Diponegoro, dimana penulis

pernah mengabdi selama 17 tahun di FEB UMB Jakarta.

7. Rektor Universitas Pancasila Prof.Dr.Wahono Sumaryono,Apt beserta jajarannya;

Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan III. Mantan Dekan FEB UP Prof.Dr.Tri Wdya

Astuti,SE.,MM,CA dan Dekan FEB UP. Dr.Hj.Sri Widyastuti, SE.,MM, M.Si.

beserta jajarannya; Wakil Dekan bidang akademik Nana Nawasiah,SE,MM, Wakil

Page 8: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

viii

Dekan bidang keuangan Sri Ambarwati,SE,.Ak,MSM,CA dan Wadek III Laili Noor

Savitri,SE.,MM serta Ketua Program Magister Akuntansi Dr.H.Suratno,MM,CA

yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Program Doktor

Ilmu Ekonomi-Akuntansi di Undip.

8. Teman sejawat, Dr.Laela Pujianti, SE,M.Si,CA, Dr.Harimurti Wulanjani,SE,MM dan

Shanty Lyshandra,SE.,MM,CA, Kurnia,SE.,MM, Mulyadi,SE.,MM, Indah

Masri,SE,M.Si,CA dan dosen FEB UP yang tidak saya sebutkan satu persatu dalam

buku kecil ini serta seluruh karyawan FEB Universitas Pancasila yang telah

membantu dan memberi dukungan kepada penulis sejak pertengahan studi sampai

penyelesaian disertasi ini.

9. Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Ibnu

Khaldun Bogor Ibu Dr.Hj.Indu Purnahayu,SE.,MM,Ak.,CA memberi dukungan

kepada penulis pada akhir masa studi sampai penyelesaian disertasi ini.

10. Teman-teman pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro,

khususnya angkatan tahun 2011 atas kerjasama dan dukungan yang diberikan kepada

penulis selama masa studi sampai penyelesaian disertasi ini.

11. Managing Director KAP S.Mannan, M.Ardiansyah Syam & Rekan beserta

jajarannya; Manajer Audit Ibu Hj Ir.Hasnawati,Ak,CA,CPA dan adik-adik senior dan

yunior audit yang banyak memberikan dukungan materil dan moril serta perhatiannya

kepada penulis untuk penyelesaian disertasi ini.

12. Ketua STIE Swadaya Dr.(Cd) Hasanuddin Pasiama, M.S beserta jajarannya; Wakil

Ketua Drs.Supriasmono,MSE dan Kajur Manajemen dan Magister Management

Dr.Ilyas Saad,M.Ec beserta seluruh staf administrasi yang memberikan dukungan

materil dan moril atas penyelesaian disertasi ini.

13. kedua orang tua penulis Almarhum Bpk.Djaddang dan Ibu Hj.Ummi semoga amal

sholeh dan ilmu yang bermanfaat dari anakmu ini senantiasa mengalir dan

melindungimu di akhirat.....Aamiin YRA.

14. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga, Yaitu Istri tercinta

Hj.E.Sulistiawarni,Ak,CA, anak-anak kami yang tersayang; Sudaryadi Pratama,

Muhammad Salim Noviansyah dan Muhammad Rafly Adriansyah; Almarhum

Bpk.Drs.Sudayat,Ak, Ibu mertua Ibu Hj.Tjitjih dan saudara-saudaraku Sariana dan

Sunardi Djaddang, kakak dan adik-adik Ipar yang senantiasa memberikan dorongan,

motivasi, materi dan doa yang tak pernah putus-putusnya sampai sekarang....Aamiin

YRA. Keluarga besar Jamaah Masjid Al-Hidayah Panaragan Aspol Bogor yang telah

memberikan dukungan doa selama penulis menempuh pendidikan Doktor Ilmu

Ekonomi Akuntansi Undip.

Page 9: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................ i

Halaman Persetujuan ........................................................................ ii

Motto dan Persembahan .................................................................... iii

Kata Pengantar ........................................................................ v

Ucapan Terima Kasih ........................................................................ vii

Daftar Isi ....................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 GAP Penelitian ........................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah Penelitian .................................................... 8

1.4 Pertanyaan Penelitian .......................................................... 8

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................... 10

1.6 Orisinalitas Penelitian .......................................................... 10

Page 10: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

x

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL 12

2.1 Justifikasi Teori ................................................................ 12

2.1.1 Teori Akuntansi Positif ............................................................... 12

2.1,2 Teori Agency ............................................................... 14

2.1.3. Teori Efisien ............................................................... 14

2.1.4. Risiko (Volatilitas) .............................................................. 17

2.1.5 Laba Akuntansi (Akrual) ......................................................... 17

2.1.6 Risiko Hedging .......................................................... 18

2.1.7 Implementasi Risiko ........................................................... 19

2.1.8 Manajemen Laba ........................................................... 19

2.1.9 Discreationary Accrual dan Manajemen Akrual .................... 20

2.1.10 Corporate Governance........................................................... 22

2.1.11 Hedging ........................................................... 23

2.1.12 Instrument Derivatif yang dihedging .................................. 25

2.1.13 Hedging sesuai SAK ........................................................... 25

2.1.14 Hedging Keuangan ........................................................... 26

2.2. Ikhtisar Penelitian Terdahulu ............................................... 26

2.3. Model Penelitian ........................................................... 35

2.3.1 Model Teoritikal Dasar ......................................................... 35

Page 11: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

xi

2.3.2 Model Penelitian Empiris ..................................................... 37

2.4. Pengembangan Hipotesis ...................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN 49

3.1. Desain Penelitian .............................................................. 49

3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 49

3.3. Populasi dan Sample ............................................................... 50

3.4. Definisi Operasional Aktivitas Hedging Keuangan ................... 52

3.5. Variabel Penelitian dan Operasional ariable .............................. 52

3.6. Metode Analisis Data .............................................................. 55

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 61

4.1 Data dan Sampel ................................................................. 61

4.2 Statistik Deskriptif ................................................................ 61

4.3 Pengujian Hipotesis ............................................................... 63

BAB V Pembahasan Dan Temuan Penelitian 84

5.1. Pengujian Hipotesis Satu ....................................................... 84

5.2. Pengujian Hipotesis Dua ....................................................... 86

Page 12: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

xii

5.3 Pengujian Hipotesis Tiga ...................................................... 88

5.4 Pengujian Hipotesis Empat ................................................... 88

5.5 Pengujian Hipotesis Lima ..................................................... 92

BAB VI Kesimpulan, Implikasi Penelitian Dan Keterbatasa Penelitian

6.1. Simpulan ............................................................................ 94

6.2. Implikasi Teoritis ............................................................... 96

6.3. Implikasi Kebijakan ........................................................... 97

6.4. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 99

6.5. Agenda Penelitian Mendatang ........................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 25

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 13: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

xiii

Page 14: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Awal abad ke-20 terjadi perkembangan perusahaan dan mendirikan kelompok

perusahaan besar. Elemen penting bagi evolusi ini adalah banyak perusahaan berpaling

dari pembiayaan yang diperoleh dari pinjaman di Bank ke pembiayaan yang diperoleh

dari para investor dan pasar modal, untuk mengatasi volatilitas laba perusahaan yang

merugikan masyarakat, seperti; PT. Arwana Citra Mulia, Tbk., PT. Astra Internasional,

Tbk, PT. Bakrie Finance Corporation, Tbk, PT. Bank Lippo, Tbk dan Bank Century, PT.

Central Korporindo Internasional, Tbk, PT. Eratex Djaja Ltd, Tbk, Kimia Farma dan PT.

Telkom (Ismal (2006)). Pada kasus PT. Kimia Farma Tbk. Pada tahun 2002

mengindikasikan adanya praktik manajemen akrual dengan menaikan laba hingga Rp

32,7 milyar. PT. Indofarma pada tahun 2004 melakukan praktik manajemen akrual

dengan menyajikan overstated laba bersih senilai Rp 28,870 milyar, sebagai dampak dari

penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya,

sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated.

Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan merupakan laba yang dihasilkan

dengan metode akrual (IAI 2012). Dechow dkk. (1995) menyatakan laba akrual dianggap

sebagai ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas operasi

karena akrual mempertimbangkan masalah waktu, tidak seperti yang terdapat dalam arus

kas dari aktivitas operasional. Menurut Sabbaghi (2011) menyatakan bahwa korelasi

return saham dengan volatilitas laba selama krisis keuangan dan Bartram dkk. (2007)

menemukan bukti bahwa peningkatan korelasi pasar dalam periode krisis tidak didorong

oleh volatilitas laba. Pollet dan Wilson (2010) menyatakan bahwa volatilitas laba yang

tinggi terungkap dengan korelasi antara saham.. Lynch dkk. (2009) menunjukkan bahwa

korelasi aset keuangan adalah faktor yang berkontribusi terhadap gejolak/volatilitas laba.

Penelitian Novita dkk. (2009) menyatakan bahwa manajemen memilih untuk

menjaga nilai laba yang stabil dibandingkan dengan laba yang bergejolak (volatile atau

volatility earnings), sehingga manajemen akan menaikkan laba yang dilaporkan jika

jumlah laba yang sebenarnya menurun dari laba tahun sebelumnya. Manajemen akan

memilih menurunkan laba yang dilaporkan jika laba yang sebenarnya meningkat

dibandingkan laba tahun sebelumnya. Penelitian Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan

bahwa Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi

pihak-pihak minoritas (outside investors/minority shareholders) yang dilakukan oleh para

manajer dan pemegang saham pengendali (insider). Pendekatan corporate governance

memiliki arti bahwa mekanisme kunci dari corporate governance adalah proteksi investor

eksternal (outside investors), baik pemegang saham maupun kreditor, melalui

pelaksanaan sistem.

1

Page 15: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

2

Black dkk. (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang dikelola dengan baik dan

menguntungkan, serta investor dapat menilai earnings atau dividen lebih tinggi untuk

perusahaan yang menerapkan corporate governance. Hasil penelitian Pillania dan

Aluchna (2009) menunjukkan bukti bahwa investor menilai earnings atau arus dividen

untuk perusahaan yang menerapkan corporate governance. dalam memitigasi perilaku

manajemen yang oportunistik. Manajemen laba dilakukan karena adanya keleluasaan

kebijakan manajemen dalam menentukan praktik akuntansi suatu akun dalam neraca.

Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa praktik akrual dilakukan dengan mempermainkan

komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan

komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang melakukan

pencatatan dan menyusun laporan keuangan.

Penelitian Scott (2009) menemukan bahwa tujuan perusahaan untuk melakukan

praktik pengelolaan laba adalah; Pertama, manajemen perusahaan berusaha untuk

menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan informasi internal

perusahaan, dalam hal pengelolaan laba dilakukan secara efisien. Kedua adalah

manajemen perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri,

dalam hal ini pengelolaan laba bersifat oportunistik. Praktik pengelolaan laba yang

bersifat oportunistik yang membuat investor salah dalam mengambil keputusan investasi.

Pengelolaan laba oportunistik merupakan konsep teori keagenan (agency theory) yaitu

ketika semua pihak memiliki dorongan untuk mendahulukan kepentingannya sehingga

timbul adanya konflik antara prinsipal dengan agen. Penelitian ini fokus pada praktik

pengelolaan laba yang bersifat kontrak efisien yang berdampak pada volatilitas laba.

Kegagalan beberapa perusahaan di atas dan timbulnya kasus malpraktik keuangan

akibat krisis, sehingga peran Corporate Governance sebagai “internal control wrong”

atas kebobolan perusahaan secara internal. Pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan

emiten di pasar modal yang ditangani Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan aturan

tentang akuntansi lindung nilai untuk mereduksi ‘conflict of interest’ dan menerapkan

strategi akuntansi seperti; hedge keuangan untuk mengurangi volatilitas laba perusahaan

atas transaksi nilai wajar dan investasi neto mata uang asing (Herawati 2002).

Penelitian Guay dan Kothari (2003) menemukan bukti bahwa volatilitas laba dan

arus kas tinggi karena ketidaksempurnaan informasi di pasar modal. Perusahaan besar

menggunakan derivatif keuangan untuk aktivitas lindung nilai. Derivatif keuangan untuk

mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya investor

menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu instrumen

keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi gejolak/volatilitas laba. Manajer dapat

mengurangi volatilitas laba dan arus kas dengan melakukan diversifikasi arus kas melalui

pemilihan proyek, akuisisi, atau investasi yang fleksible. Proses asersi laporan keuangan

dapat mempengaruhi volatilitas laba yang dilaporkan dan pentingnya peran manajemen

akrual yang akan diharapkan memitigasi volatilitas laba perusahaan. Tujuan manajemen

Page 16: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

3

akrual meningkatkan kesejahteraan pemilik dalam jangka panjang (Fischer dan

Rosenzweig 1995) dan Scott (2009). Manajemen akrual dapat menimbulkan masalah

keagenan (agency cost) yang dipicu adanya perbedaan kepentingan antara manajemen

(agent) dengan pemegang saham (principal).

Praktik manajemen akrual dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring

untuk menyelaraskan (alignment) perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara

lain dengan; (1) Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen

(managerial ownership) Jensen dan Meckling (1976); (2) Kepemilikan saham

institusional karena dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan

signifikan dapat memonitor manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer

untuk melakukan manajemen akrual (Midiastuty dkk. 2003); (3) Peran monitoring yang

dilakukan dewan komisaris independent (Mulyaningsih 2013); (4) Kualitas Audit

diproksikan dari auditor yang kompeten dan bersikap independen sehingga menjadi pihak

yang memberikan kepastian terhadap angka-angka akuntansi sebagai asersi manajemen.

Deteksi atas manajemen akrual dalam laporan keuangan melalui penggunaan

akrual. Peran akrual sebagai ukuran kinerja perusahaan menjadi pertanyaan penting

dalam riset akuntansi. Laba akrual dipandang sebagai ukuran kinerja perusahaan yang

lebih superior daripada aliran kas karena akrual mengurangi masalah waktu dan

ketidakcocokan (mismatching) yang melekat dalam pengukuran aliran kas (Dechow dkk.

2011). Akuntansi akrual menjadi subjek kebijakan manajerial. Adanya ketidaksepakatan

(misalignment) antara manajer dan pemegang saham mendorong manajer untuk mengatur

laba secara oportunistik yang menyebabkan distorsi atas laba yang dilaporkan (Watts dan

Zimmerman 1986). Perusahaan yang melakukan manajemen akrual akan mengungkapkan

lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar tindakannya tidak mudah terdeteksi.

Lupitasari (2013) berpendapat bahwa tindakan manajemen laba (earnings management)

memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi, salah satu contohnya adalah

Enron sebuah kasus yang terjadi di Amerika, sedangkan contoh kasus yang terjadi di

Indonesia seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk tahun 2002 berawal dari

terdeteksinya manipulasi dalam pelaporan keuangan (Boediono 2005).

Barth dkk. (2008) memberikan bukti bahwa pasar modal menghargai perusahaan

yang mengalami peningkatan laba dan memberikan tambahan insentif atas kebijakan

hedging untuk menghindari volatilitas laba. Hedging/lindung nilai adalah strategi

manajemen risiko yang rasional dan ekonomis. International Accounting Standard Board

telah mengatasi banyak masalah dalam tiga tahapan untuk menggantikan IAS 39 dengan

IFRS 9 yang dikonvergensi dalam PSAK 50 dan PSAK 55. Aktivitas lindung nilai

dengan nilai wajar membuat pengukuran penggunaan derivatif keuangan lebih transparan,

memberikan gambaran lebih baik tentang eksposur risiko keuangan. Aktivitas hedging

dapat meningkatkan volatilitas laba jika instrumen derivatif keuangan tidak memenuhi

syarat untuk perlakuan akuntansi hedging.

Page 17: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

4

Perlakuan akuntansi hedging perusahaan berdampak pada laporan tahunan

perusahaan sebagai lindung nilai ekonomi atau perilaku hedging keuangan. Aktivitas

hedging keuangan dapat mengalami perubahan dalam instrumen derivatif keuangan dan

tingkat hedging. Perusahaan dapat menghentikan aktivitas hedging keuangan pada setiap

penurunan manfaat hedging, seperti penggunaan derivatif keuangan yang terkait dengan

volatilitas laba tinggi. Penelitian Indriyani (2015) dan PSAK 55 mengakui lindung nilai

atas nilai wajar, lindung nilai arus kas dan lindung nilai atas investasi bersih pada

kegiatan operasi luar negeri. Hedging atas nilai wajar mengacu pada lindung nilai

terhadap risiko perubahan nilai wajar kewajiban dan aset diakui atau komitmen yang

belum diakui. Lindung nilai arus kas mengacu pada eksposur variabilitas arus kas dari

aset atau kewajiban yang diakui.

Penelitian Intrisano (2012) menunjukkan bahwa kompensasi manajer adalah

penentu keputusan perusahaan hedgers dan unhedgers. Campbell dan Kracaw (1991)

meneliti perusahaan asuransi melalui hedging yang menunjukkan bahwa kontrak insentif

tertentu, pemegang saham akan dirugikan oleh perilaku manajer untuk melakukan

hedging karena manajer akan menyimpang dari usaha mengakuisisi perusahaan asuransi.

Kontrak hedging dilaksanakan, pemegang saham dapat berbagi keuntungan langsung

dengan manajer disebut perusahaan hedgers, sedangkan perusahaan unhedgers adalah

perusahaan yang tidak melakukan hedging keuangan dan cendrung melakukan

manajemen akrual untuk mengurangi volatilitas laba.

Bank Indonesia menyambut baik himbauan Pemerintah. Terbitlah Peraturan Bank

Indonesia Nomor 15/2013 pada 7 Oktober 2013. Merangkum beragam peraturan yang

pernah diterbitkan, peraturan ini menegaskan dukungan dan dorongan Bank Indonesia

bagi BUMN memanfaatkan fasilitas lindung nilai di pasar keuangan untuk pemenuhan

kebutuhan valuta asing. Di tengah gejolak, sinergi pun tercipta, seperti; apa yang terjadi

pada PLN ketika nilai rupiah anjlok pada 2008. Patokan kurs yang semula Rp 9.400 per

dolar AS pada 2007 naik menjadi Rp 10.900 per dolar AS pada 2008. Dari beban utang

6,6 miliar dolar AS, PLN menderita rugi kurs sampai Rp 9,3 triliun. Sejak April 2009

PLN sebenarnya sudah berniat melakukan lindung nilai (hedging) terhadap setengah dari

beban utangnya. Namun, sampai tahun ini PLN belum melakukan hedging karena ada

persoalan persepsi, soal tindakan tersebut dengan implikasi hukum. Beda persepsi itu

terkait dengan audit Badan Pemeriksa Keuangan. Penundaan hedging, menyebabkan PLN

kembali mengalami kerugian kurs pada September 2012, senilai Rp 9,16 triliun.

1.2 Gap Penelitian

Hasil yang beragam, terutama menghadapi kebijakan manajemen yang oportunistik

dalam kegiatan operasionalnya, sehingga menimbulkan volatilitas laba. Beberapa

kesenjangan hasil-hasil penelitian mengenai masing-masing komponen corporate

governance terhadap manajemen akrual dan volatilitas laba dikemukakan sebagai berikut:

Page 18: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

5

1.2.1 Pengaruh Corporate Governance terhadap Volatilitas Laba

Penelitian Amir dkk. (2010) menemukan bahwa direksi, Chief Executive Officer

(CEO) dan Chief Financial Officer pada perusahaan terdaftar di Swedia telah divonis

melakukan kejahatan. Penelitian ini konsisten antara peran direksi dan CEO berpengaruh

negatif terhadap volatilitas laba. Temuan ini meningkatkan peran corporate governance

atas karakteristik manajemen senior dalam pengambilan keputusan. Barnhart dan

Rosenstein (1998) mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok.

Pertama, berupa internal mechanisms (mekanisme internal) seperti; komposisi dewan

direksi/komisaris, kepemilikan manajerial, kualitas audit dan kompensasi eksekutif

berpengaruh positif terhadap gejolak/volatilitas laba. Kedua, external mechanisms seperti,

kepemilikan institusional, komite audit independen, pengendalian oleh pasar, dan level

debt financial berpengaruh negatif terhadap gejolak/volatilitas laba.

Penelitian Hardianto (2013) mekanisme corporate governance yang dibagi menjadi

dua kelompok yaitu internal dan external mechanisms. Internal mechanisms adalah cara

untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internal

seperti rapat umum pemegang saham, kepemilikan manajemen, komposisi dewan

komisaris, komposisi dewan direksi dan pertemuan dengan board of directors tidak

berpengaruh terhadap gejolak/volatilitas laba. Sedangkan external mechanisms adalah

cara mempengaruhi perusahaan dengan menggunakan mekanisme internal perusahaan

seperti kepemilikan institusional, komite audit independen dan pengendalian oleh pasar

dapat memitigasi gejolak volatilitas laba. Hasilnya adalah bahwa ketika kepemilikan

institusional tinggi, manajer cenderung untuk mengurangi investasi R & D untuk

menurunkan volatilitas laba. John Stanley dkk. (2009) menunjukkan bahwa pelaporan

keuangan dan kualitas audit berhubungan negatif dengan penurunan volatilitas laba.

1.2.2 Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Akrual

1.2.2.1 Struktur Kepemilikan dan manajemen Akrual

Pengaruh corporate governance dalam struktur kepemilikan perusahaan:

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas

audit terhadap manajemen akrual dijelaskan pada bagian berikut:

Kepemilikan Manajerial. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin

tinggi proporsi kepemilikan insider saham, semakin sedikit perbedaan kepentingan antara

manajemen dan eksternal, serta biaya agensi rendah dari ekuitas. Warfield dkk. (1995)

menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan besarnya

penyesuaian manajemen akrual dan berhubungan positif dengan keinformatifan laba.

Smith dan Kohlbeck (2008) memeriksa sampel dari perusahaan Australia selama periode

1993-1997 dan menemukan hubungan negatif antara kepemilikan saham manajerial

terhadap manajemen akrual. Peasnell dkk. (2005) menunjukkan bahwa peran direksi

dalam membatasi manajemen akrual hanya di perusahaan-perusahaan dengan

Page 19: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

6

kepemilikan manajerial rendah, yang menunjukkan hasilnya tidak konsisten dengan

prediksi dari teori keagenan bahwa insentif untuk mengelola laba di perusahaan-

perusahaan dengan kepemilikan saham manajerial rendah.

Kepemilikan saham manajer yang besar berpengaruh terhadap manajemen akrual.

Oleh karena itu peneliti memprediksi hubungan negatif antara kepemilikan manajerial

dan manajemen akrual (Nagata and Hachiya 2007); Nagata (2013) menjelaskan hubungan

negatif antara kepemilikan manajemen/insider dan manajemen akrual abnormal untuk

830 IPO di Jepang selama periode 1989-2000. Jensen (2005) menunjukkan bahwa

kepemilikan saham manajemen yang tinggi cenderung melakukan tindakan manajemen

akrual yang oportunistik untuk keuntungan jangka pendek pada biaya pemangku

kepentingan perusahaan.

Kepemilikan Institusional. Struktur kepemilikan dari perspektif proporsi saham

yang dimiliki oleh pemegang saham institusional terhadap manajemen akrual. Pincus dan

Rajgopal (2002a) menyatakan bahwa kepemilikan saham institusional mungkin memiliki

implikasi terhadap manajemen akrual, sebagai pemegang saham institusi besar

memainkan peran pemantauan. Kepemilikan saham institusional menemukan hubungan

negatif dengan manajemen akrual. Bushee (1998) menguji apakah investor institusional

mengurangi atau menambah insentif untuk mengelola laba jangka pendek melalui

investasi R & D. Kepemilikan institusi dan proporsi yang tinggi dari lembaga-lembaga

investasi yang ditandai dengan omset portofolio tinggi, diversifikasi, dan momentum

perdagangan. Lang dan McNichols (1997) menemukan bahwa kelembagaan adalah

responsif terhadap laba, yang dapat meningkatkan insentif bagi perusahaan untuk terlibat

dalam manajemen akrual.

Smith dan Kohlbeck (2008) menemukan hubungan negatif pada tingkat

kepemilikan manajerial yang tinggi dibandingkan dengan kepemilikan institusional.

Investor institusi jangka pendek mendorong perusahaan menerbitkan dan melaporkan

manajemen akrual yang meningkat dengan menjual hak over-valued dan saham yang ada.

Investor institusi jangka panjang akan membatasi upaya manajer untuk memanipulasi

laba atau melakukan manajemen akrual yang dilaporkan atas rights issue. Ningsaptiti

(2010) meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen akrual.

Komite audit independen dan Manajemen Akrual.

Penelitian Pamudji dan Trihartati (2010) meneliti pengaruh keefektifan komite

audit independen terhadap manajemen akrual, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keseluruhan karakteristik komite audit independen tidak signifikan terhadap manajemen

akrual, hal ini menunjukkan bahwa pembentukan komite audit hanya menggambarkan

bentuk ketaatan terhadap peraturan. Besarnya manajemen akrual dalam perusahaan

dengan komite audit independen, memiliki setidaknya satu anggota ahli akuntansi atau

Page 20: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

7

keuangan menjadi komite audit independen perusahaan (Bedard dkk. 2004); (Klein

2002) dan (Farber (2005)).

Kualitas audit dan Manajemen Akrual.

Kualitas audit yang diproksikan dengan akrual lancar dan telah digunakan beberapa

peneliti sebelumnya (Myers dkk. (2003)); (Manry dkk. 2008); (Giri, 2010) dan Rustiarini

(2013) berhasil membuktikan bahwa gender, kebangsaan, usia dan tingkat pendidikan

dapat mengurangi tingkat akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit. Piot dan

Janin (2007) dan Rustiarini (2013) menyatakan bahwa tingginya manajemen akrual

berhubungan positif dengan kegagalan audit. Manajemen akrual yang rendah

diasosiasikan dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor

sehingga dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Osma dan Noguer (2007)

menjelaskan antara kualitas audit berhubungan negatif terhadap manajemen akrual bagi

perusahaan di Spanyol.

1.2.3 Pengaruh Manajemen Akrual terhadap Volatilitas Laba Muid dan Nanang (2005) menguji pengaruh manajemen akrual terhadap

risiko/volatilitas laba dan investasi, hasilnya menunjukkan bahwa manajemen akrual

tidak terbukti menimbulkan volatilitas laba. Nguyena dan Faff (2010) menginvestigasi

hubungan antara penggunaan manajemen akrual dan volatilitas laba perusahaan dengan

menggunakan sampel perusahaan di Australia. Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan

ini tidak linier antara pengaruh manajemen akrual terhadap volatilitas laba, karena

penggunaan manajemen akrual berhubungan dengan pengurangan volatilitas laba.

Malpraktik yang melibatkan Kantor Akuntan Publik1) berkaitan dengan laporan

keuangan salah saji secara material akibat penipuan atau kecurangan. Kasus Enron diakui

telah menggelembungkan laba tidak layak dan menyembunyikan hutang melalui bisnis

partnership. Xerox didenda US$ 10 juta menyangkal atas kesalahannya untuk

menggelembungkan pendapatan dan laba dari tahun 1997 sampai 2000 dengan mengakui

________________________________________ Di Indonesia kasus-kasus serupa terjadi, misalnya kasus audit PT Telkom oleh KAP1) “Eddy

Pianto & Rekan” (Sumarna 2003). Dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT Telkom tidak

diakui oleh pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat (SEC), dan atas peristiwa ini audit

ulang diminta untuk dilakukan oleh KAP yang lainnya. Kasus lainnya yang menarik adalah

keterlibatan10 KAP (jumlah sample dalam peer review) yang melakukan audit terhadap bank beku

operasi dan bank beku kegiatan usaha ((Ludigdo 2006)). Bahkan dalam kasus ini KAP-KAP besar

disebut-sebut juga terlibat (lihat Media Akuntansi, 2002). Selain itu terdapat kasus penggelapan

pajak yang melibatkan KAP “KPMG Sidharta Sidharta & Harsono” (KPMG-SSH) yang

menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen/PTEC) untuk melakukan penyuapan

kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak

yang harus dibayarnya (Sinaga dkk., 2001).

Page 21: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

8

pendapatan atas kontrak-kontrak dimasa mendatang (Sinaga dan Ghozali 2012). Tindakan

kecurangan ini sering disebut manipulasi earnings yang berdampak pada munculnya

volatilitas laba yang timbul karena adanya tekanan atau dorongan untuk melakukan

kecurangan. Tekanan tersebut untuk memanipulasi earnings karena lemahnya

pengendalian internal, dengan cara sistem akuntansi akrual, dimana memberikan

kesempatan kepada manajer untuk membuat pertimbangan akuntansi yang akan

memberikan pengaruh positif kepada laba yang dilaporkan. DeAngelo (1986)

menyatakan konsep model akrual memiliki dua komponen, yaitu komponen

nondiscretionary dan discretionary.

DeMarzo dan Duffie (1995) memberikan bukti empiris terkait pengelolaan

risiko/volatilitas laba yang menunjukkan bahwa pengelolaan risiko dapat mengurangi

noise (gangguan) dan membantu investor untuk mengidentifikasi kemampuan manajer.

Perusahaan menggunakan metode hedge atau lindung nilai untuk mengatasi volatilitas

laba dengan menggunakan lindung nilai, perusahaan berusaha untuk mengurangi

munculnya risiko keuangan dengan menciptakan posisi yang mampu menutup kerugian

(offsetting position). Penelitian ini fokus pada volatilitas laba dipengaruhi oleh corporate

governance yang dimediasi oleh manajemen akrual karena hubungan kausalitas antara

Corporate Governance terhadap volatilitas laba secara lansung masih tidak konsisten.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, gap penelitian dan fenomena bisnis yang telah dibahas

pada bagian sebelumnya, terdapat perbedaan hasil mengenai kepemilikan manajemen,

kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas audit terhadap volatilitas

laba pada tataran praktis yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional, komite audit independen sebagai alat monitoring atas manajemen akrual dan

volatilitas laba. Berdasarkan pada permasalahan penelitian yang telah diuraikan

bersumber dari penelitian gap dan fenomena bisnis pada perusahaan hedgers dan

perusahaan unhedgers maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah Apakah

model penelitian empirik dapat mengatasi gap penelitian antara corporate governance

dan volatilitas laba dimediasi oleh manajemen akrual berdasarkan konsep opportunistik

dan kontrak efisien ?

1.4 Pertanyaan Penelitian

Studi ini mencoba untuk menganalisis hubungan corporate governance terhadap

volatilitas laba dalam menciptakan alat monitoring dan kontrak efisiensi yang dapat

mereduksi risiko/volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers di Indonesia.

Manajemen akrual digunakan untuk memediasi antara corporate governance terhadap

volatilitas laba dengan harapan bahwa perilaku opportunistik dapat direduksi dan kontrak

Page 22: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

9

efisiensi dapat ditingkatkan. Berkaitan dengan Gap dan masalah penelitian yang telah

diuraikan maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Corporate Governance terhadap volatilitas laba ?

2. Apakah terdapat pengaruh Corporate Governance terhadap manajemen akrual ?

3. Apakah terdapat pengaruh manajemen akrual terhadap volatilitas laba ?

4. Apakah terdapat perbedaan pengaruh Corporate Governance terhadap volatilitas laba

antara perusahaan hedgers dan unhedgers ?

5. Apakah manajemen akrual memediasi hubungan Corporate Governance dengan

volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan sebuah model

teoritikal dasar dan model penelitian empirik untuk mengisi gap penelitian mengenai

proporsi corporate governance dalam mereduksi volatilitas laba. Untuk mengisi gap

penelitian ini, penulis membangun sebuah konsep yaitu opportunistik manajemen akrual

dan kontrak efisien yang digunakan sebagai alat monitoring atas perilaku manajemen

akrual dan mengatasi volatilitas/gejolak laba dan berdampak pada perusahaan hedgers

dan perusahaan unhedgers. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis esensi dan

peran secara lansung maupun tidak lansung yang berkaitan dengan corporate governance,

manajemen akrual dan volatilitas laba sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif Kepemilikan Manajemen

terhadap Volatilitas Laba.

2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif Kepemilikan Institusional

terhadap Volatilitas Laba.

3. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif komite audit Independen dan

Kualitas Audit terhadap Volatilitas Laba.

4. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif Kualitas Audit terhadap

Volatilitas Laba.

5. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif Kepemilikan Manajemen

terhadap Manajemen Akrual.

6. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif Struktur Kepemilikan

Institusional terhadap Manajemen Akrual.

7. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif komite audit Independen

terhadap Manajemen Akrual.

8. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh negatif kualitas audit terhadap

Manajemen Akrual.

9. Untuk menguji pengaruh Manajemen Akrual terhadap Volatilitas Laba.

10. Untuk menguji perbedaan pengaruh Corporate Governance terhadap Volatilitas

Laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers.

Page 23: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

10

11. Untuk menganalisis Manajemen Akrual memediasi hubungan Corporate

Governance dengan Volatilitas Laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik bagi para

akademisi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan maupun manfaat secara operasional

bagi para praktisi.

1. Manfaat Dalam Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan kajian akuntansi keuangan khususnya Aktivitas hedging, volatilitas

laba dan manajemen akrual. Corporate Governance dengan menggunakan

kerangka dasar teori yang merupakan model integratif dari beberapa teori antara

lain Agency Theory, Positif Accounting Theory dan teori efisiensi yang berdampak

pada manajemen akrual dan volatilitas laba.

2. Manfaat Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

para praktisi, seperti investor dan calon investor. Khususnya, hasil penelitian ini

diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan

investasi dan juga sebagai bahan pertimbangan apakah kehadiran para investor

dalam melakukan monitoring kepada manajemen.

3. Manfaat Bagi Auditor

Memahami aktivitas hedging yang diproksikan dengan hedge arus kas

operasi, hedge derivatif mata uang asing, dan risiko perusahaan dapat menambah

wawasan dalam mempertimbangkan risiko audit.

4. Manfaat Bagi Standard Setter atau Regulator,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

pemerintah selaku regulator dalam memberikan ketegasan berupa manajemen

akrual, aktivitas hedging keuangan, dan volatilitas laba. Karena angka laba

mempunyai konsekuensi ekonomi dapat dipertimbangkan untuk mengatur luasnya

PSAK 55, tentang aktivitas hedging keuangan.

1.7 Orisinalitas Penelitian

Orisinalitas penelitian ini adalah pada perbedaan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya karena latar belakang yang mencakup gap penelitian dan fenomena bisnis

yang berbeda. Orisinalitas ilmiah penelitian dalam studi ini meliputi orisinalitas pada

model teoritikal dasar, orisinalitas pada model penelitian, dan orisinalitas pada

rekonstruksi konsep manajemen laba dengan laba akuntansi (akrual).

Untuk mengatasi volatilitas tersebut maka banyak perusahaan menggunakan

metode hedge atau lindung nilai. Dengan menggunakan lindung nilai, perusahaan

Page 24: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

11

berusaha keras untuk mengurangi munculnya risiko keuangan dengan menciptakan posisi

yang mampu menutup kerugian (offsetting position), secara khusus dengan bantuan

instrumen keuangan derivatif (Glaum dan Klöcker 2011).

Penelitian ini dikembangkan dan dibedakan sesuai dengan penelitian sebelumnya

dalam beberapa hal, yakni;

Pertama, Orisinalitas pada model teoritikal dasar dan empirik adalah dengan

menempatkan sintesa Manajemen Akrual sebagai rekonstruksi konsep manajemen laba

dengan laba akuntansi (akrual) yang diharapkan dapat memitigasi perilaku manajemen

yang opportunis dan mengatasi volatilitas/gejolak laba. Manajemen Akrual dibentuk dari

teori akuntansi positif, teori agency dan teori efisiensi.

Motivasi awal yang dilakukan untuk menganalisa determinan corporate

governance terhadap volatilitas laba dan manajemen akrual, karena sebagian besar

perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya mengaplikasikan lindung nilai/hedging

keuangan.

Kedua, Perbedaan peran corporate governance terhadap volatilitas laba pada

perusahaan hedgers dan unhedgers. Volatilitas laba merupakan ukuran laba operasional

yang naik atau turun dengan cepat. Volatilitas laba merupakan derajat penyebaran laba

atau indeks penyebaran distribusi laba perusahaan.

Tujuan perusahaan hedgers melakukan praktik pengelolaan laba berbasis

manajemen akrual adalah; manajemen perusahaan berusaha untuk menambah tingkat

transparansi laba dan efisiensi dalam mengkomunikasikan informasi internal perusahaan.

Pengelolaan laba dilakukan secara efisien, karena strategi yang dapat diimplementasikan

oleh manajer antara lain adalah melakukan pilihan metoda akuntansi serta melakukan

estimasi tertentu sebagai kebijakan akuntansi, khususnya hedging keuangan.

Tujuan perusahaan unhedgers melakukan manajemen laba berbasis manajemen

akrual dalam penelitian ini adalah manajemen perusahaan berusaha untuk

memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri yang bersifat opportunistik. Praktik

pengelolaan laba yang bersifat opportunistik inilah yang membuat investor salah dalam

mengambil keputusan investasi.

Ketiga, Peran komite audit independen memitigasi volatilitas laba dimediasi oleh

manajemen akrual sebagai alat monitoring. Pada perusahaan hedgers penggunaan

akuntansi derivatif keuangan untuk tujuan hedging berdampak pada volatilitas laba

sebagai trading karena underlying transaksi mata uang asing yang dihedge. Manajemen

akrual dapat digantikan oleh hedging sebagai hubungan subsitusi, artinya: ‘Peningkatan

penggunaan akuntansi derivatif/hedging keuangan akan menurunkan penggunaaan

manajemen akrual. Perusahaan unhedgers adalah perusahaan belum menerapkan hedging

keuangan untuk memitigasi manajemen akrual dan menurunkan volatilitas laba karena

biaya hedging tinggi dan payung hukum penerapan hedging keuangan yaitu peraturan BI

dan peraturan pemerintah kementerian keuangan masih pada BUMN.

Page 25: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

12

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1 Justifikasi Teori

Penelitian ini menggunakan teori akuntansi positif sebagai teori dasar (grand

theorytical), teori agensi sebagai teori pendukung utama (middle range theory) dan teori

relevan (relevant theory). Berikut menggunakan kajian perspektif opportunis dan kontrak

efisiensi sebagai bagian dari teori efisiensi. Agar memudahkan pemahaman, maka

pengembangan model teoritikal dasarnya disajikan sebagai berikut:

2.1.1. Teori Akuntansi Positif (Positif Accounting Theory)

Teori dasar digunakan dalam penelitian ini adalah Positif Accounting Theory

didasarkan pada proposisi bahwa manajer, pemegang saham dan regulator adalah rasional

dan berusaha untuk memaksimumkan utilitasnya, yang secara langsung terkait dengan

kompensasi dan kemakmuran pemilik. Pilihan akuntansi tergantung pada merepresentasi

insentif manajemen untuk memilih metoda akuntansi dengan rencana bonus, kontrak

utang.

Perilaku pengelolaan laba berbasis manajemen akrual dapat dijelaskan melalui

Positive Accounting. Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat

dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen yang dirumuskan oleh (Watts dan

Zimmerman 1990) mengenai motivasi manajemen melakukan manajemen akrual adalah

sebagai berikut:

1) Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis), Manajemen yang diberikan

janji untuk mendapatkan bonus sehubungan dengan performa perusahaan

khususnya terkait dengan laba perusahaan yang diperolehnya akan termotivasi

untuk mengakui laba perusahaan yang seharusnya menjadi bagian di masa

mendatang, diakui menjadi laba perusahaan pada tahun berjalan.

2) Hipotesis perjanjian utang (the debt covenant hypotesis), Dalam melakukan

perjanjian utang, perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan

yang diajukan oleh debitur agar dapat mengajukan pinjaman. Beberapa

persyaratan tersebut adalah persyaratan atas kondisi tertentu mengenai keuangan

perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat tercermin dari rasio-rasio

keuangannya..

3) Hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis), Hipotesis ini menjelaskan

akibat politis dari pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh

manajemen.

Positive Accounting Theory (PAT) mengambil sudut pandang bahwa perusahaan

mengorganisasikan diri dengan cara yang paling efisien, sehingga memaksimisasi

prospek perusahaan untuk bisa bertahan hidup.

Page 26: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

13

Positive Accounting. Theory (PAT) berargumen bahwa kebijakan akuntansi

perusahaan akan dipilih sebagai bagian dari problem yang lebih luas dari pencapaian tata

kelola perusahaan yang efisien. Tata kelola yang efisien tersebut membutuhkan trade off

antara biaya modal dengan cost contracting 1. Biaya modal bisa direduksi dengan

kebijakan akuntansi yang secara penuh memberi informasi kepada pasar, sehingga akan

mengurangi perhatian investor terkait dengan masalah adverse selection 2. Di sisi lain

kebijakan yang secara penuh memberikan informasi ini juga akan mereduksi korelasi

antara performa perusahaan dan usaha manajer, sehingga akan meningkatkan kos

pengendalian moral hazard 3. Total kos ini akan diminimisasi dengan trade off 4 antara

dua kos tersebut.

Kebijakan akuntansi yang tersedia bagi manajer untuk dilakukan diperkenankan

dalam Standar Akuntansi. Namun tidak ada alasan, selain alasan kos mengapa set tersebut

tidak bisa lebih dibatasi oleh kontrak. Pengakuan kemungkinan timbulnya perilaku

oportunistik ini mendasari asumsi penting dari PAT. Positive Accounting. Theory (PAT)

mengasumsikan bahwa manajer adalah orang yang rasional (seperti halnya investor) dan

akan memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan tujuan yang bisa dilakukan, yaitu

manajer akan berusaha untuk memaksimisasi expected utility.

Sudut Pandang Oportunistik dan Efisien dalam PAT

Hipotesis Positive Accounting Theory, menggunakan sudut pandang oportunistik.

Pandangan ini mengasumsikan bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi untuk

maksimisasi utilitas ekspektasian (expected utility) secara relatif terhadap remunerasi

yang diterima (bonus plan hypothesis), kontrak hutang (debt covenant hypothesis) dan

kos politik. Hipotesis tersebut juga bisa dinyatakan dalam bentuk efisien. Dalam sudut

pandang ini berasumsi bahwa kontrak kompensasi dan sistem pengendalian internal,

termasuk monitoring oleh komite audit independen, membatasi oportunistik manajer dan

memotivasi manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang meminimalisasi kos modal

perusahaan dan kos kontrak, maka apakah observasi atas kebijakan akuntansi yang dipilih

perusahaan dikendalikan secara oportunistik atau efisiensi.

_________________________________ Agency didefinisikan cost contracting1 yaitu, jumlah biaya monitoring, biaya ikatan, dan

kehilangan. Biaya agensi adalah biaya riil atau kumpulan kontrak perusahaan. Adverse selection 2

menggambarkan a). gaya hidup berisiko tinggi untuk mendapatkan asuransi jiwa. b). Sebuah

situasi di mana penjual memiliki informasi bahwa pembeli tidak (atau sebaliknya) tentang

beberapa aspek dari kualitas produk. Moral hazard3 atau perilaku jahat dalam ekonomi adalah

tindakan pelaku ekonomi yang menimbulkan kemudharatan baik untuk diri sendiri maupun orang

lain. Trade off 4 adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau

lebih, mengorbankan/kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk memperoleh aspek lain

dengan kualitas yang berbeda sebagai pilihan yang diambil.

Page 27: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

14

2.1.2. Teori Agensi (Agency Theory) Teori antara digunakan dalam penelitian ini adalah teori keagenan (Agency

Theory), Secara umum teori keagenan menjelaskan adanya hubungan antara pemegang

saham (principal) dan manajemen (agent). Jensen dan Meckling (1992) membahas

tentang teori keagenan (Agency Theory) dengan hubungan principal dan agent, serta

pemisahan kepemilikan (ownership) dan pengendalian (control) perusahaan. Principal

adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan agent adalah manajemen

yang menjalankan operasi perusahaan yang diamanahkan oleh pemilik (principal) untuk

meningkatkan kemakmuran prinsipal melalui peningkatan nilai perusahaan.

Prinsipal menyediakan dana dan sumber daya lainnya guna memenuhi kebutuhan

operasi perusahaan. Sebagai imbalannya agen akan memperoleh gaji, bonus dan berbagai

kompensasi lainnya. Jensen dan Meckling (1999) mendefinisikan hubungan agensi

sebagai berikut. We define an agency relationship as a contract under which one or more

persons (the principals) engage another person (the agent) to perform some service on

their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent. If

both parties to the relationship are utility maximizes, there is good reason to beliave that

the agent will not always act in the best interest of the principal.

Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi

antara manajer sebagai agen dan pemegang saham. Beaver dan Venkatachalam (2003)

dengan pemilihan metode akuntansi sesuai standar/peraturan yang berlaku. Jensen dan

Meckling (1976) menggambarkan hubungan agensi dimana terdapat kontrak yang

menjadi landasan satu pihak (principal/pemilik) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk

mengelola perusahaan atas nama perusahaan.

Asumsi masalah Oportunistik. Williamson (1979) menyatakan bahwa seorang

oportunistik2 yang diprediksikan akan berprilaku mementingkan dirinya sendiri,

menyembunyikan kebenaran, dan cendrung melakukan kecurangan. Oleh karena itu

untuk mengatasi hal tersebut diperlukan monitoring terhadap tingkah laku agen dan

pemberian insentif agar agen mau bertindak “baik”. Asumsi Ilmu ekonomi, ditemukan

fenomena agen tidak menyukai risiko, banyak manajer yang risk aversed3 (Lambert

2001). Penelitian tentang teori keagenan menemukan sikap agen yang jujur, netral

ataupun suka dengan risiko maka akan dianggap pengecualian (Jensen 1986), dengan

kebijakan hedging dapat mengurangi volatilitas laba perusahaan.

2.1.3 Teori Efisiensi

Secara umum, arti efisiensi dari unit produksi atau jasa mengacu perbandingan

antara input dan output yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Contoh

efisiensi perbankan merupakan salah satu indikator penting dalam nilai kinerja bank.

Ghozali (2014) menyatakan bahwa sebuah bank dengan kinerja efisiensi maksimum

Page 28: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

15

diperkirakan mampu melaksanakan fungsi intermediasi perbankan secara optimal dan

mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Farrell (1957) menyatakan bahwa efisiensi perusahaan terdiri dari dua komponen,

yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis mengekspresikan kemampuan

perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input yang tersedia, dengan struktur atas

harga dan teknologi produksi. Efisiensi alokatif didefinisikan sebagai kapasitas dari

perusahaan untuk memilih kombinasi input dan output yang meminimalkan biaya atau

memaksimalkan keuntungan. Kombinasi kedua ukuran yang berlaku untuk mengukur

efisiensi ekonomi. Kumbhakar dan Lovell (2003) mengatakan bahwa efisiensi teknis

merupakan salah satu komponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam

rangka mencapai efisiensi ekonomi perusahaan secara teknis. Teori Efisiensi menyatakan

tingkat efisiensi yang lebih tinggi dari competitor berpotensi untuk (1) memaksimumkan

laba dengan cara menjaga tingkat harga dan ukuran perusahaan (2) memaksimumkan laba

dengan jalan menurunkan harga dengan memperluas ukuran perusahaan (McShane dkk.

2011). Untuk memudahkan pemahaman, maka pengembangan model teoritikal dasarnya

disajikan sebagai berikut:

____________________________________________

Williamson (1979) menyatakan bahwa oportunistik2 adalah sifat suka mengejar

keuntungan sendiri dengan berbagai akal bulus (opportunism is perceived as self-interest

seeking with guile). Maka asumsi model of man dalam teori keagenan dianggap sebagai

seorang oportunistik. Risk aversed3 adalah penjelasan dari seorang investor yang, ketika

dihadapkan dengan dua investasi dengan return yang diharapkan mirip (tapi risiko yang

berbeda), akan lebih suka yang dengan risiko yang lebih rendah (Lambert, 2001).

Page 29: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

16

Gambar 2.1 Pengembangan Model Teoritikal Dasar:

Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien pada Perusahaan Hedgers dan

Perusahaan Unhedgers

Sumber: Wiliamson (1975); Jensen dan Meckling (1976); Watts dan Zimmerman

(1986); (Scott 2000 ; 2009); (Michael, 2005); (McShane dkk. 2011) dan

(Ghozali (2014) dimodifikasi dalam penelitian ini.

Dasar Teori Yang Digunakan

Konsep Dasar Penelitian

2.1.1. Teori

Akuntansi

Positif

Paradigma

Pemilihan

Kebijakan

Akuntansi

2.1.2. Teori

Agensi

Corporate Governance

- Mekanisme Internal

- Mekanisme Eksternal

Manajemen

Akrual

Volatilitas

Laba

Perspektif

Opportunistik

Perspektif

Kontrak Efisien

2.1.3. Teori

Efisiensi

Page 30: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

17

2.1.4 Risiko (Volatilitas)

Menurut Utomo (2004) definisi risiko adalah peluang terjadinya bencana, kerugian

atau hasil yang buruk. Risiko terkait dengan situasi dimana hasil negatif dapat terjadi dan

besar kecilnya kemungkinan terjadinya hasil tersebut dapat diperkirakan. Dua hal penting

yang terkait dengan risiko adalah risk event dan risk loss. Risk event adalah terjadinya

suatu keadaan yang mengakibatkan adanya potensi kerugian (bad outcome) sementara

risk loss adalah kerugian baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat dari

terjadinya risk event. Dalam ilmu ekonomi pada umumnya dan ilmu investasi pada

khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang

rasional tentunya tidak menyukai ketidakpastian atau risiko (Tandelilin 2010).

2.1.5 Laba Akuntansi (Akrual)

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi

adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi

dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepada manajemen dalam

Muqodim (2005 :111) dan (Kamily 2013). (Keroshinta dan Suwardjono 2013)

mendefinisikan laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian

secara struktural atau sintaktik karena laba tak didefinisi secara terpisah dari pengertian

pendapatan dan biaya.

Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa

komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah

pajak (Muqodim 2005:131). Sehingga dalam menentukan besar laba akuntansi investor

dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1. Belkaoui (2000:332)

mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu

perusahaan dan laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.

Laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan

(Suwardjono 2005: 456), antara lain sebagai :

1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang

diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).

2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.

3. Dasar penentuan besar pengenaan pajak.

4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.

6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.

7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

9. Dasar pembagian dividen.

Page 31: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

18

Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa

keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim

(2005 : 114) adalah:

a. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenaran

didasarkan pada transaksi yang didukung oleh bukti.

c. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi

memenuhi dasar konservatisme.

d. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan

pertanggungjawaban manajemen.

2.1.6 Risiko Hedging

Damodaran (2007) memberikan perspektif yang menarik tentang risiko Hedging

pada dasarnya setara dengan membeli put option terhadap kejadian tertentu. Tabel berikut

ini menyajikan perbedaan antara risiko hedging dan manajemen risiko.

Tabel 2.1

Perbedaan Risiko Hedging dan Manajemen Risiko

Perbedaan Risiko Hedging Manajemen Risiko

Pandangan Risiko

Bahaya Risiko Bahaya Risiko dan

kesempatan

Tujuan Melindungi terhadap sisi

negatifnya

Eksploitasi Terbalik

Pendekatan Keuangan, berorientasi

Produk

Strategi / berorientasi

proses lintas fungsional

Ukuran keberhasilan Mengurangi volatilitas laba,

arus kas dan nilai wajar

Nilai yang lebih tinggi

Jenis pilihan yang nyata Masukan Panggilan

Dampak utama pada nilai Tingkat diskonto yang lebih

rendah

Pengembalian kelebihan

tinggi & berkelanjutan

Situasi yang ideal Perusahaan swasta,

perusahaan publik dengan

leverage keuangan tinggi atau

biaya distress

Bisnis maju dengan

potensi signifikan untuk

kelebihan pengembalian

Sumber: Damodaran (2007).

Page 32: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

19

Manajemen risiko perusahaan hedgers, akan optimal jika beberapa

ketidaksempurnaan pasar membuat volatilitas tinggi. Lindung nilai, perusahaan dapat

mengurangi biaya kesulitan keuangan (Gadmor 2006) dan (Smith dan Stulz 1985) jumlah

pajak penghasilan badan dibayar. Ross (1997) dan Leland (1998) menunjukkan bahwa

melalui lindung nilai perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kesulitan keuangan dan

meningkatkan kapasitas utang dan terkait dengan keuntungan pajak.

2.1.7 Implementasi Risiko (Volatilitas).

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan

berdampak buruk terhadap pencapaian sasaran perusahaan (COSO’s 2004). Timbulnya

risiko dimulai dari penyusunan strategi dan penentuan capaian sasaran-sasaran kinerja.

Selanjutnya, COSO’s (2004) mendefinisikan Enterprise Risk sebagai : “A process,

effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, applied in

strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may

affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable

assurance regarding the achievement of entity objectives”.

Pengelolaan risiko telah dilakukan secara memadai, maka peran sistem

manajemen risiko sangatlah penting. Management system didefinisikan oleh Dubois dkk.

(2010) sebagai the framework of processes and procedures used to ensure that an

organization can fulfill all tasks required to achieve its objectives. Sistem manajemen

risiko dipertimbangkan oleh beberapa peneliti sebagai model dasar untuk mengelola

risiko portofolio yang dihadapi oleh perusahaan (Nocco dan Stulz (2006); (Hoyt dan

Liebenberg 2011) dan (Beasley dkk. 2008).

2.1.8 Manajemen laba Berbasis Akrual

Laba akuntansi (akrual) merupakan indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja operasional perusahaan (Siallagan dan Machfoedz 2006). Menurut

Schipper dan Vincent (2003) dijelaskan bahwa kualitas laba merupakan jumlah yang

dapat dikonsumsi dalam satu periode dengan menjaga kemampuan perusahaan pada awal

dan akhir periode untuk tetap sama, selain itu kualitas laba yang rendah dianggap sebagai

hal yang paling tidak diinginkan oleh para investor karena hal tersebut mengindikasikan

bahwa perusahaan kurang baik dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya

(Barragato dan Markelevich (2003); Hoitash dkk. 2007) menjelaskan bahwa para

penguna laporan keuangan khususnya investor amat sangat memperhatikan jumlah laba

yang diperoleh oleh perusahaan sebagai bagian dari pengambilan keputusan untuk

berinvestasi pada perusahaan.

Page 33: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

20

2.1.8.1 Definisi Manajemen

Pengertian manajemen akrual dalam artian yang luas dikemukakan oleh (Stubben

2010).“Accrual managements occurs when managers use judgement in financial

reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some

stakeholders about the underlying economics performance of the economy, or to

influance contractual outcomes that depend on reported accounting numbers” (yang

artinya manajemen akrual terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan

keuangan dan penataan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik menyesatkan

beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi atau untuk melihat pengaruh hasil kontrak

yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan).

Ada tiga faktor penyebab terjadinya praktik manajemen laba (Gumanti 2004),

yaitu:

1. Manajemen Akrual

Manajemen akrual biasanya dikaitkan dengan semua aktivitas yang dapat

mempengaruhi aliran kas dan keuntungan yang secara pribadi merupakan

wewenang dari para manajer. Menurut Djakman (2003) menyatakan bahwa

manajemen laba (earnings management) yang dilakukan melalui manajemen

akrual tidak sama dengan manipulasi laba (earnings manipulation). Manajemen

akrual dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan inheren dari kebijakan

akuntansi akrual dan masih berada dalam koridor prinsip akuntansi berterima

umum; sedangkan manipulasi laba merupakan tindak pelanggaran terhadap

prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan kinerja keuangan

perusahaan sesuai kepentingan manajer (Schroeder dkk. (2011).

2. Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib.

Manajemen laba berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan

suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan, yaitu

antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang diterapkan sampai saat

berlakunya kebijaksanaan tersebut.

3. Pembagian akuntansi secara sukarela

Manajemen Akrual berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti

atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode

yang tersedia dan diakui badan akuntansi.

2.1.9 Discretionary Accrual dan Manajemen Akrual

Discretionary Accrual merupakan model yang digunakan manajemen untuk

melakukan praktik meratakan laba. Motivasi yang lain diantaranya adalah untuk insentif,

regulasi, kontrak dan kandungan informasi; motivasi ini sama dengan motivasi transaksi

derivatif keuangan (Graham dan Rogers 2002); (Allayannis dan Weston 2006). Barton

Page 34: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

21

(2001) menggunakan persamaan varians laba adalah penjumlahan dari varian arus kas

dan varian akrual serta memperkuat hasil penelitian di atas dengan menunjukkan bahwa

derivatif keuangan dan discretionary accrual memiliki hubungan subsitusi.

Penelitian Healy (1996) menyatakan bahwa diskresione akrual adalah akrual

abnormal. Secara skematik rekonstuksi konsep Laba Akuntansi (Akrual) sebagai tesa

dengan Konsep Manajemen Laba sebagai anti tesa melahirkan konsep baru sebagai

sintesa yaitu Manajemen Akrual dapat digambarkan sebagai State of the Art, berikut:

Gambar 2.2

State of the Art Manajemen Akrual

Sumber : Dikonstruksi untuk penelitian ini

Laba Akuntansi

(Akrual)

(Suwardjono, 2005)

(Muqodim 2005)

( Ahmed Belkaoui 2000)

Manajemen Laba

(Jones, 1976)

(Decow, 1995)

(Kothari, 1998) Scott

(2014) (Healy dan

Wahlen 1999); (Fields

dkk. 2001); (Herusetya

2011) dan (Pujilestari

dan Herusetya

(2013),dll

Manajemen Akrual

(Artificial Smoothing)

Teori Agensi (Jensen dan

Meckling 1976;

Watts dan

Zimmerman

1986; Scott 2000 ;

2009)

Teori Efisiensi

(Michael, 2005;

Mc.Shane 2011;

Ghozali 2014)

Teori Akuntansi

Positif

(Wiliamson 1975)

Page 35: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

22

2.1.10 Corporate Governance (CG)

Windah dan Andono (2013) menjelaskan tentang konsep Corporate Governance

sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan

agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan

(stakeholders). Siallagan dan Machfoedz (2006) mengemukakan bahwa corporate

governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dan menguntungkan para pemegang saham.

Adapun proksi Corporate Governance yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara

pemegang saham dengan manajer, semakin meningkat proporsi kepemilikan saham

manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan. Menurut Morck dkk. (2004);

(McConnell dan Servaes 1995) dan (Kole 1995) menyatakan bahwa terdapat hubungan

non linier antara kepemilikan manajerial (insider ownership) dengan kinerja perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa untuk mengurangi konflik kepentingan

antara agent dan prinsipal dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan manajerial

dalam suatu perusahaan.

2. Kepemilikan Institusional

Potter (1995) menyatakan bahwa laporan keuangan periodik yang diterbitkan

manajemen sebagai sumber informasi bagi investor institusional dalam melakukan

aktivitas monitoring. Shleifer dan Vishny (1989) berpendapat bahwa kepemilikan

institusional yang cukup besar akan mempengaruhi nilai pasar perusahaan dan

mengurangi risiko perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi,

maka semakin efektif mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Barclay dkk.

(1993) yang menemukan pengaruh positif signifikan tingkat kepemilikan institusional

dalam jumlah besar terhadap Risiko perusahaan.

3. Komite Audit Independen

Peraturan mengenai komite audit dikeluarkan oleh Bapepam pada Mei 2000,

melalui SE-03/PM/2000. Berdasarkan peraturan ini dijelaskan bahwa komite audit harus

memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan

komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedang

anggota lainnya merupakan pihak ekstern yang independen dimana sekurang-kurangnya

satu diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan atau keuangan.

Penelitian Klein (2002) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang

membentuk komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan akrual

diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk

komite audit independen. Kandungan discretionary accruals tersebut berkaitan dengan

kualitas laba perusahaan. Asrida (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki

Page 36: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

23

komite audit akan memiliki peringkat surat utang yang lebih tinggi daripada perusahaan

yang tidak memiliki komite audit. Rachmawati dan Triatmoko (2007) menemukan hal

yang sebaliknya yaitu Keberadaan komite audit dan komposisi komisaris independen

tidak berpengaruh terhadap discretionary accrual (kualitas laba) dan nilai perusahaan.

4. Kualitas Audit

Menurut Widagdo dkk. (2002) menyatakan bahwa : “Kualitas hasil kerja adalah

jumlah respon yang benar yang diberikan seseorang dalam menyelesaikan sebuah

pekerjaan yang bandingkan dengan standar hasil kerja atau kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sedangkan menurut International Standard ISO 9001:20 yang disadur oleh

Charles A. Mills memberikan pemahaman mengenai pengertian kualitas audit (Feng dkk.

2007), yaitu sebagai berikut; “Audit quality is systematic and independent examination to

determine whether quality activities and related results company with planned

arrangements and whether these arrangements are implemented effectively and are

suitable to achieve objectives.”

2.1.11 Pengertian Hedging Akuntansi lindung nilai/hedging adalah seperangkat aturan khusus yang didesain

untuk memastikan bahwa keuntungan dan kerugian pada item-item yang dilindung nilai

dan instrumen lindung nilai dicatat dalam periode yang sama, sehingga mencegah muncul

volatilitas laba (earning volatility). Akuntansi derivatif dan aktivitas lindung nilai diatur

dalam IAS 39 (Financial Instrumen: Recognition and Measurement) dan IAS 32

(Financial Insstrument: Disclosure and Presentation) atau SFAS 133 (Accounting for

Derivatif Instrumen and Hedging Activities). Di Indonesia transaksi derivatif dan

aktivitas lindung nilai (hedging) diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006) yang merupakan

turunan dari IAS 32 dan PSAK 55 (revisi 2006) yang merupakan turunan dari IAS 39

(Chariri dan Hendro (2010)).

Hedging merupakan istilah yang sangat populer dalam perdagangan berjangka.

Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu

transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian

yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga, hedging adalah merupakan suatu mekanisme

yang dilaksanakan di Bursa berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas

suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar.

Hedging ini bertujuan untuk memperkecil atau menghilangkan risiko atas kerugian

dan ketidakpastian harga yang mungkin terjadi pada saat transaksi di pasar, dengan

melakukan hedging atas kerugian yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang

diperoleh atas transaksi yang dilakukan di Bursa berjangka. Para pelaku hedging ini

biasanya disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedger long) dan hedger

penjual (hedge short).

Page 37: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

24

Menurut Yudhistira (2014) prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset

awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedge,

hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging, hedger

memegang sejumlah aset awal dan sejumlah instrumen hedging tertentu. Portofolio yang

terdiri atas aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portofolio hedging. Portofolio

hedging ini mempunyai risiko yang lebih rendah dibanding risiko aset awal.

Merrick dkk. (2005) seperti dikutip oleh Kusmanto, hedging atau hedge

didefinisikan sebagai berikut: “A hedge is one or more traders perfomed in order to

protect an existing market exsposure against market movement”. Brailsford dkk. (2001)

seperti dikutip oleh Garcia dkk. (1995) pengertian hedging secara teknis adalah suatu

proses untuk mengambil posisi dalam pasar berjangka yang berlawanan di pasar dalam

jumlah besar dan kontrak yang sama.

Di bawah ini merupakan tabel yang dapat memberikan suatu gambaran kapan akan

melakukan hedging, sebagai berikut:

Tabel 2.2

Gambaran Aktivitas Hedging

VALAS

NO Aktivitas Hedging Apresiasi (FR > SR) Depresiasi (FR < SR)

1 Receivables (Inflow) Tidak perlu hedging,

karena pembayaran

ekspor menggunakan

mata uang asing, sehingga

apabila mata uangan asing

terapresiasi maka

eksportir Indonesia pun

mendapat keuntungan.

Perlu hedging, karena

pembayaran ekspor

menggunakan mata

uang asing, sehingga

perlu di hedging

apabila mata uang

asing terdepresiasi

agar eksportir tidak

mengalami kerugian.

2 Payable (Outflow) Perlu hedging, karena

Importir melakukan

pembayaran

menggunakan mata uang

asing, apresiasi mata uang

asing akan menyebabkan

Importir mengalami

mengalami kerugian

karena akan membayar

lebih mahal.

Tidak perlu hedging,

karena depresiasi mata

uang asing, akan

menyebabkan Importir

membayar lebih murah

sehingga importir pun

akan mendapatkan

keuntungan.

Sumber ; (Egelhoff dkk. 2013).

Page 38: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

25

2.1.12 Instrumen derivatif yang di Hedging Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: opsi, forward,

futures, dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga,

obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks (Sunaryo 2007).

2.1.12.1 Opsi (Option) Opsi merupakan suatu kontrak derivatif dengan disertai pilihan (hak) untuk

menjual atau membeli sesuatu sesuai dengan yang tertera di kontrak tersebut. Banyak dari

opsi yang diperdagangkan di bursa opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan

pribadi antara perusahaan dan bank (Kulatilaka dan Marcus 1994).

2.1.12.2 Kontrak Future Kontrak Future adalah pertukaran janji dagang untuk membeli atau menjual suatu

aset di masa depan pada harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Misalkan ada seorang

petani gandum, ada kekhawatiran bahwa harga gandum mungkin jatuh sampai titik

terbawah, maka petani tersebut melakukan kontrak future terhadap gandumnya.

2.1.12.3 Kontrak Forward Kontrak Forward adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di

masa depan pada harga yang disepakati. Kontrak forward adalah kontrak future yang

disesuaikan dengan kebutuhan. Contoh penerapan kontrak forward pada perusahaan.

Computer Parts Inc., telah memesan chip memori dari pemasoknya di Jepang. Tagihan

sebesar ¥53 juta harus dibayar pada tanggal 27 Juli. Perusahaan dapat mengatur dengan

banknya saat ini untuk membeli forward jumlah yen ini untuk pengiriman 27 Juli pada

harga forward ¥110 per dolar. Karena itu, pada 27 Juli, Computer Parts membayar pihak

bank ¥52 juta/(¥110/$) = $ 481.818 dan menerima ¥53 juta, yang dapat digunakan untuk

membayar pemasok Jepangnya. Dengan melakukan forward untuk menukar $ 481.818

dengan ¥53 juta, biaya dolarnya terkunci.

2.1.12.4 Swap Swap adalah perjanjian antara dua pihak untuk saling menukar aliran (arus) kas

(cash flow) secara periodik selama periode tertentu pada masa mendatang menurut aturan

yang disepakati. Misalkan, swap antara A dan B. Fixed-for-floating swap mengharuskan

A membayar aliran kas secara periodik berdasarkan suku bunga tetap sebesar 5,5 persen

dari 100 (USD) kepada B, sedangkan B membayar berdasarkan suku bunga mengambang

tertentu kepada A.

2.1.13 Hedging: Sesuai Standar Akuntansi Keuangan Lindung nilai/hedging berusaha untuk mengurangi risiko perubahan harga yang

merugikan aset dengan mengambil posisi instrumen keuangan derivatif yang saling

hapus. Palea dan Maino (2013) perusahaan dapat menggunakan akuntansi lindung nilai,

yang melibatkan pencatatan aset keuangan dan kewajiban keuangan pada nilai wajarnya.

Page 39: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

26

Untuk penghitungan pergerakan nilai wajar lindung nilai, perusahaan memiliki dua

pilihan. bisa mengenali gerakan dalam laporan laba rugi dan kerugian diakui selama masa

lindung nilai dan kemudian mentransfer keuntungan bersih atau kerugian kumulatif pada

laporan laba rugi pada saat realisasi, untuk dicocokkan dengan keuntungan atau kerugian

pada aset atau kewajiban. Praktek akuntansi Indonesia tidak menyediakan hedge

accounting selain lindung nilai atas investasi bersih dalam operasi asing.

2.1.14 Hedging Keuangan dan Manajemen Akrual

Barton (2001); (Pincus dan Rajgopal 2002b) dan (Shunko dkk. 2010) telah

menemukan bahwa hedging menampilkan hubungan negatif yang signifikan dengan

akrual diskresioner. Barton (2001) melaporkan bahwa insentif, remunerasi dan

kompensasi, termasuk mempengaruhi manajemen mengurangi kewajiban pajak

penghasilan, biaya regulasi dan biaya utang, menetapkan pengaturan keuangan tertentu,

menghindari pembatasan melanggar utang, dan mengurangi volatilitas laba, biaya dan

informasi agen yang merugikan.

Iatridis (2012) menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan hedging

untuk membatasi volatilitas arus dan menggunakan diskresioner akrual atau dalam kasus

tertentu baik hedging dan diskresioner akrual untuk menangani fluktuasi laba. Pilihan

antara hedging dan manajemen akrual mungkin juga tergantung pada bagaimana hedging

perusahaan, maka memerlukan pengembalian yang lebih tinggi untuk kompensasi atau

menuntut lebih banyak sumber daya, pengalaman sebelumnya dan keahlian (Mian 1996).

Berbeda dengan manajemen akrual, penggunaan lindung nilai akan cenderung

konsisten dengan konsep kualitas laba dan positif terkait dengan nilai perusahaan

(Bartram dkk. 2011). Manajemen laba berbasis akrual menyampaikan informasi pada

arus kas, yang akan meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan (Liang

2004). Manajemen akrual mendukung alokasi efisiensi risiko dan keseimbangan yang

diperoleh manajer untuk mengurangi biaya pemantauan tindakan manajerial didukung

oleh pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan dan prospek masa depan

keuangan (Dye 1988).

2.2 IKHTISAR HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Hubungan antar variable eksogen dengan variable endogen dan variable

mediating dapat dijelaskan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu, sebagai berikut:

2.2.1 Hubungan Proporsi Kepemilikan, Komite Audit Independen dan Kualitas

Audit dengan Manajemen Akrual.

Corporate governance yang efektif akan mengurangi manajemen akrual, contoh

perusahaan dengan sejumlah besar kepemilikan institusional akan enggan untuk

menerapkan praktik manajemen akrual karena akan terdeteksi lebih cepat (Chung dkk.

2002) dan (Yi dan Kim 2005). Klein (2002) mengurangi kemungkinan penipuan

Page 40: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

27

akuntansi (Xie dkk. 2003). Pencalonan komite independen dan komite kompensasi

mengurangi kegiatan manajemen akrual (Epps dan Ismail 2009).

Hedgers umumnya cendrung memiliki laba dari operasi dan terdaftar di pasar

saham asing, cenderung untuk diaudit oleh 'Big 5' auditor. Penemuan juga menunjukkan

bahwa hedging dan manajemen akrual menampilkan hubungan subsitusi / terbalik.

Accrual Discretionary tersebut berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional.

Studi ini menemukan bahwa lindung nilai negatif berhubungan dengan akrual

diskresioner. Lebih jelasnya state of the art hubungan Struktur Kepemilikan, Komite

Audit Independen dan Kualitas Audit dengan Manajemen Akrual secara empirik

disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.4

State of the Art Hubungan Proporsi Kepemilikan, Komite Audit Independen

dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Akrual.

No. Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1 1995 Warfield et al. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

semakin tinggi proporsi kepemilikan insider

saham, semakin sedikit perbedaan kepentingan

antara orang dalam dan orang luar dan biaya

agensi rendah dari ekuitas dan menemukan

bahwa kepemilikan manajerial berhubungan

negatif dengan besarnya penyesuaian akuntansi

akrual dan positif terkait dengan kualitas laba.

2. 2003 dan

2005

Koh dan Peasnell

et. al.

Menemukan hubungan negatif tetapi tidak

signifikan antara laba akrual dan ukuran

kepemilikan manajerial. Menunjukkan bahwa

peran direktur luar dalam membatasi

manajemen akrual terhadap kepemilikan

manajerial. Dan menemukan hubungan positif

antara peningkatan laba melalui akrual

diskresioner dan kepemilikan manajerial pada

tingkat yang lebih rendah, tapi hubungan

subsitusi terhadap kepemilikan institusional.

3 2011 George Iatridis Penelitian ini menunjukkan bahwa hedging

dan accrual discresionary menampilkan

hubungan subsitusi/terbalik dan hubungan

negatif kepemilikan institusional terhadap

manajemen akrual, serta efektif dengan

corporate governance.

Page 41: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

28

No. Tahun Peneliti Hasil Penelitian

4.

2007

Chen et. al.

Menemukan hubungan negatif antara peran

direktur independen terhadap manajemen akrual

bagi perusahaan di Taiwan.

5. 2007 Garcia Osma dan

Gill-de-Albornoz

Noguer

Akrual diskresioner, tidak menemukan bukti

hubungan antara independensi dewan terhadap

manajemen akrual atau antara komite audit

independen terhadap manajemen akrual bagi

perusahaan di Spanyol. Direktur kelembagaan

memainkan peran penting dalam menghambat

praktek manajemen akrual.

Sumber: dikembang dalam penelitian ini

2.2.2 Hubungan Corporate Governance dengan Volatilitas Laba

Konsep dasar Enterprise Risk adalah bahwa perusahaan harus mengurangi

eksposur risiko di bagian yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan

mengeksploitasi risiko informasi yang memiliki keuntungan, yang berarti bahwa risiko

total mungkin dapat meningkatkan alokasi risiko perusahaan (Stulz 1996). Schrand dan

Unal (1998) mengandaikan bahwa manajer perusahaan harus mengkoordinasikan

kegiatan risiko dengan hedging risiko ekonomi (risiko homogen), seperti investasi di

pasar yang efisien, sekaligus meningkatkan kegiatan usaha dan informasi laba

komparatif (Barney dan Hansen 1994).

Perusahaan dengan dewan independen akan memiliki agency cost (biaya agensi)

yang rendah bahkan mampu melakukan fungsi pengendalian dengan baik (Subramaniam

dkk. 2009), seperti nampak pada gambar 2.4. Konteks Hubungan Corporate Governance

dengan Risiko/Volatilitas Laba, berikut:

Gambar 2.3

Konteks Hubungan Corporate Governance dengan Volatilitas Laba

Sumber : Cohen et al, (2004); Subramaniam et al. (2009); Yatim (2002); Doyle et.al;

Zoort, et al (2010) dan Sutaryo, et al.(2007).

Volatilitas Laba

Corporate governance

- Mekanisme Internal

- Mekanisme Eksternal

Page 42: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

29

Corporate governance melalui kualitas audit berpengaruh positif terhadap risiko

(Yatim 2010). Faktor karakteristik perusahaan diantaranya adalah jumlah anak

perusahaan. Organisasi dengan jumlah anak perusahaan yang banyak berpotensi memiliki

risiko internal maupun eksternal lebih besar. Adapun state of the art hubungan Struktur

Kepemilikan, Komite Audit Independen dan Kualitas Audit dengan volatilitas laba secara

empirik disajikan sebagai berikut:

Page 43: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

30

Tabel 2.5

State of the Art Hubungan Proporsi Kepemilikan, Komite Audit Independen

dan Kualitas Audit dengan Volatilitas Laba

No. Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1. 2004 dan

2009

Cohen et al, dalam

Subramaniam et al,

dan Yatim

Perusahaan Auditor Big four cenderung

mendorong mekanisme pengendalian

internal yang lebih tinggi diantara auditee

apabila dibandingkan dengan perusahaan

bukan Big four. Hasil penelitian bahwa

corporate governance melalui kualitas

audit berpengaruh positif terhadap

volatilitas laba.

2.

3.

2009,

2002 dan

2010

2007

Subramaniam et al,

dan Zoort, et al dalam

Sutaryo, et al

Doyle et.al

Faktor komite audit dan dewan

independen merupakan mekanisme CG

yang penting untuk mengendalikan

perilaku manajemen dalam akuntabilitas

dan disclosure.

Hadirnya komite audit dan komisari

independen dapat meningkatkan kualitas

pengendalian karena tidak berafiliasi

dengan perusahaan dan merupakan

perwakilan independen dari kepentingan

shareholders.

Penelitian Zoort, et al (2002) dalam

Sutaryo, et al (2010) menunjukkan bahwa

frekuensi rapat yang tinggi berhubungan

negatif dengan masalah pelaporan

keuangan dan peningkatan kualitas audit.

Auditor eksternal yang berkualitas tinggi

berhubungan dengan kemungkinan

menurunkan masalah pelaporan keuangan

dan pengendalian internal untuk

memitigasi Volatilitas laba.

Sumber: dikembangkan dalam penelitian ini

2.2.3 Pengaruh Manajemen Akrual terhadap Volatilitas Laba

Penelitian yang menguji pengaruh manajemen akrual terhadap risiko/volatilitas

laba dan investasi, hasilnya menunjukkan bahwa manajemen akrual tidak terbukti

Page 44: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

31

menimbulkan risiko/volatilitas laba (Dul Muid 2005). Hubungan antara penggunaan

manajemen akrual dengan volatilitas laba perusahaan dengan menggunakan sampel

perusahaan-perusahaan di Australia dan hasilnya menunjukkan bahwa hubungan ini tidak

linier (Nguyen dan Faff 2010).

Nguyen dan Faff (2010) menjelaskan akuntansi derivatif keuangan terhadap hubungan

manajemen akrual dengan volatilitas laba diukur dengan volatilitas return saham harian.

Penelitian Baskoro dan Wardhani (2014) menemukan bahwa penelitian yang

menggunakan akrual diskresioner sebagai proxy manajemen akrual menunjukkan

probabilitas yang berada dalam tingkat signifikansi 10% terhadap volatilitas laba. Lebih

jelasnya state of the art hubungan manajemen akrual dengan volatilitas laba secara

empirik disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.6

State of the Art Hubungan Manajemen Akrual dengan Volatilitas Laba

No. Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1.

2.

3

2005

2010

2014

Muid dan Catur P

Hoa Nguyen and

Robert Faff

Baskoro dan

Wardhani

Menguji pengaruh manajemen laba akrual terhadap

risiko/volatilitas laba dan investasi, hasilnya

menunjukkan bahwa manajemen akrual tidak

terbukti menimbulkan risiko (volatilitas) laba.

Hubungan manajemen akrual dengan volatilitas

laba diukur dengan volatilitas return saham harian

dengan menggunakan sampel perusahaan di

Australia. Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan

ini tidak linier. Secara khusus, penggunaan

derivatif keuangan berhubungan dengan

pengurangan risiko/volatiliti.

Penelitian yang menggunakan akrual diskresioner

sebagai proxy manajemen akrual menunjukkan

probabilitas yang berada dalam tingkat signifikansi

10% terhadap volatilitas laba.

Sumber: Dikembang dalam penelitian ini

Page 45: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

32

2.2.4 Perbedaan Perusahaan Hedgers dengan Unhedgers terhadap Volatilitas

laba Penggunaan derivatif keuangan untuk tujuan hedging, bahwa risiko total, risiko

istimewa, dan risiko eksposur berpengaruh terhadap perubahan penurunan suku bunga

perusahaan, dan tidak menemukan bukti signifikan perubahan risiko/volatilitas laba

(Guay 1999). Perbedaan dalam risiko bagi perusahaan yang menggunakan derivatif

keuangan untuk tujuan hedging secara ekonomis dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak menggunakan derivative keuangan (Hentschel dan Kothari 2001).

Penelitian Schizer (2000) menemukan bahwa larangan kontrak hedging pada

transaksi eksekutif cukup langka. Pengelolaan hedging umumnya dillakukan

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar terdapat inovasi di pasar

keuangan yang telah menyebabkan hedging dan diversifikasi instrumen derivatif

keuangan, sehingga tersedia untuk para eksekutif perusahaan (Ofek dan Yermack 2000).

Ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat hedging operasional dan hedging

keuangan untuk menurunkan risiko keuangan (Hankins 2011).

Allayannis dan Weston (2006) memberikan bukti bahwa risiko mata uang asing

dihedging (kira-kira 4%) dari kenaikan nilai pasar. (Graham dan Rogers 2002)

menemukan hedging yang dapat menambahkan 1.1 % secara ekonomis signifikan

terhadap nilai pasar perusahaan (Graham dan Rogers 2002). Besarnya arus kas yang

dihasilkan oleh portofolio lindung nilai untuk menjelaskan perubahan nilai perusahaan

(Guay dan Kothari 2003). Penelitian ini Konsisten dengan menggunakan sampel

perusahaan minyak dan gas dan menemukan dampak hedging yang signifikan atas nilai

pasar (Jin dan Jorion 2007). Strategi hedging atas risiko yang dihedge dan risiko kuantitas

yang tidak dihedge secara non linear setelah dikurangi biaya kontrak keuangan dan

keuntungan dengan nilai perusahaan (Frestad 2009).

Transaksi hedging keuangan dapat mengurangi tingkat kompensasi manajerial

terkait dengan risiko yang di hedge, dan meningkatkan kemampuan dewan direksi untuk

mengukur kinerja manajerial dengan mengurangi ukuran kinerja perusahaan (DeMarzo

dan Duffie 1995); (Smith dan Stulz 1985) dan (Stulz 1984). Manajer memiliki insentif

yang lebih besar untuk hedging dan mengurangi risiko seperti faktor fundamental

perusahaan, terutama di perusahaan-perusahaan dengan pemantauan lebih ketat (Xie dkk.

2003) dan (DeMarzo dan Duffie 1995).

Lindung nilai operasional dalam (Smith dan Stulz 1985) dan (Van Mieghem 2011).

Akuisisi dapat mengurangi potensi volatilitas laba tanpa mempengaruhi eksposur. Jika

perusahaan mengelola total risiko, harus ada bukti trade-off antara derivatif dan

keputusan perusahaan yang mempengaruhi volatilitas laba. Kontribusi manajemen risiko

adalah untuk mengukur perubahan dalam volatilitas laba dan volatilitas arus kas, ada dua

alasan. Pertama, menyatakan bahwa angka laba adalah indikator kelancaran keuangan

(Rountree dkk. 2008). Perusahaan mengelola risiko untuk membatasi potensi volatilitas

Page 46: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

33

arus kas. Namun, bukti empiris memberikan dukungan langsung untuk hipotesis bahwa

perusahaan mengelola volatilitas agregat, bukan hanya eksposur transaksi tertentu (Smith

dan Stulz 1985); (Froot dan Stein 1998) dan (Van Mieghem 2007). Garfinkel dan

Hankins (2011) menemukan ada perbedaan dan hubungan negatif yang signifikan antara

tingkat hedging operasional dan hedging keuangan untuk menurunkan volatilitas

keuangan.

Derivatif keuangan digunakan untuk menurunkan akuisisi dan memberikan

manfaat lindung nilai operasional. Meskipun hasil ini berlaku untuk manajemen risiko

bank, ada alasan untuk percaya bahwa dapat memperpanjang untuk perusahaan

nonfinansial. Pertama, banyak perusahaan nonfinansial menggunakan derivatif untuk

lindung nilai, dan ada beberapa bukti bahwa lindung nilai dalam perusahaan terkait

dengan keputusan keuangan perusahaan lain (Chowdhry 1995; Graham dan Rogers

2002). Kedua, risiko suku bunga yang dapat dikelola dengan hedging. Perusahaan

memakai metode pergesaran resiko ada kemungkinan dampak peningkatan keuangan

perusahaan yang diakibatkan pergeseran volatilitas laba dan pengaruh signifikan dengan

memakai metode lindung nilai keuangan (Kuersten dan Linde 2011).

Peran derivatif keuangan sebagai instrumen lindung nilai untuk mengurangi

risiko/volatilitas (Nguyen dkk. 2010). Penggunaan derivatif keuangan yang mengarah ke

peningkatan volatilitas laba, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa, pengguna

derivatif keuangan mengalami tingkat risiko yang tinggi untuk perusahaan unhedgers.

Hal ini mengungkapkan bahwa ada hubungan non linear yang signifikan antara volatilitas

laba dan penggunaan derivatif keuangan. Ketatnya persyaratan yang ditetapkan dalam

PSAK 55 akan menyebabkan manajer perusahaan tidak dapat mengklasifikasikan

instrumen derivatif yang dimilikinya sebagai instrumen lindung nilai, karena tidak dapat

memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan dalam PSAK 55, padahal derivatif tersebut

sebenarnya ditujukan untuk lindung nilai (Oktavia 2011).

Perusahaan tidak dapat menerapkan akuntansi lindung nilai untuk mencatat

transaksi derivatif, sehingga setiap perubahan nilai wajar pada instrumen derivatif diakui

pada laporan laba rugi (Siahaan 2009). Hal ini menyebabkan laba perusahaan

berfluktuasi, karena volatilitas laba perusahaan meningkat. Investor cenderung lebih

menyukai volatilitas laba yang rendah (Fudenberg dan Tirole 1995); (Barton 2001) dan

(Kirschenheiter dan Melumad (2002). Penggunaan lindung nilai keuangan memiliki

dampak yang signifikan terhadap volatilitas laba perusahaan. Empat ratus dua puluh lima

perusahaan sampel di AS mengelola risiko dengan derivatif, dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak menggunakan derivatif, pengguna derivatif tidak menunjukkan

pengurangan risiko yang diukur dengan volatilitas return saham yang terkait dengan

penggunaan derivatif (Hentschel dan Kothari 2001).

Guay dan Kothari (2003) berpendapat bahwa kurangnya hubungan antara

penggunaan derivatif dengan volatilitas saham. Jumlah derivatif keuangan diadopsi oleh

Page 47: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

34

perusahaan relatif kecil dan portofolio derivatif tidak memiliki dampak terhadap

volatilitas saham (Hentschel dan Kothari 2001). Menggunakan sampel perusahaan besar

Australia selama dua tahun, riset ini memberikan kontribusi untuk penggunaan derivatif

keuangan dikaitkan dengan penurunan risiko/volatilitas laba perusahaan diprediksi akan

terkait dengan prilaku lindung nilai. Penggunaan derivatif keuangan tidak menurunkan

risiko perusahaan dengan tingkat penggunaan kurang dari 40%.

Di bawah ini disajikan tabel 2.7: Perbedaan Perusahaan Hedgers dan Unhedgers

terhadap Volatilitas Laba, berikut:

Tabel 2.7

State of the Art Perusahaan Hedgers dan Unhedgers terhadap Volatilitas Laba

No. Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1. 1999 Guay Penggunaan derivatif keuangan perusahaan unhedgers dan

perusahaan hedger dengan risiko total, risiko istimewa, dan

risiko eksposur berpengaruh terhadap perubahan penurunan

suku bunga perusahaan, dan tidak menemukan bukti signifikan

pada perubahan volatilitas laba perusahaan.

2. 2001 Hentschel

dan

Kothari

Menemukan perbedaan dalam risiko/volatilitas laba bagi

perusahaan yang menggunakan derivatif keuangan secara

ekonomi kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

menggunakan derivative keuangan perusahaan unhedgers.

3 2001 Allayannis

and

Weston

Perusahaan unhedgers Memberikan bukti bahwa risiko mata

uang asing dihedging dikaitkan (kira-kira 4%) dari kenaikan

nilai pasar.

4. 2009 Dennis

Frestad

Strategi hedging keuangan secara linear umumnya efisien

secara signifikansi mengurangi ekonomi biaya tinggi dan

volatilitas laba perusahaan hedgers dan risiko kuantitas.

Perusahaan unhedgers menghadapi hubungan non linear antara

nilai perusahaan dengan harapan diskon setelah dikurangi biaya

kontrak keuangan dan keuntungan..

5. 2011 Kristine

Watson

Hankins

Menemukan ada hubungan negatif yang signifikan antara

tingkat hedging operasional dan hedging keuangan untuk

menurunkan risiko/volatilitas laba pada perusahaan hedger dan

unhedgers melalui derivatif keuangan digunakan menurunkan

akuisisi dan memberikan manfaat hedging operasional.

Sumber: dikembang dalam penelitian ini

Page 48: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

35

2.3. MODEL PENELITIAN

Model penelitian ini digambarkan dalam model teoritikal dasar dan model

empirikal untuk menjelaskan hubungan antar variable eksogen dengan endogen

adalah sebagai berikut:

2.3.1. Model Teoretikal Dasar (Grand Theoretical Model)

Model teoritikal dasar digambarkan berdasarkan konsep dasar penelitian dan

hubungan antar variable eksogen dengan variable endogen serta beberapa hasil penelitian

empiris terdahulu adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Akrual

Pelaksanaan corporate governance merupakan salah satu cara untuk mengurangi

manajemen akrual dan menurunkan volatilitas laba. Kepemilikan saham manajemen,

kepemilikan institusi dan komite audit serta kualitas audit merupakan beberapa cara

bentuk pelaksanaan corporate governance, dapat menyelaraskan dua kelompok yang

berbeda yaitu pemegang saham dan manajer karena dapat mengurangi prilaku

opportunistik manajer perusahaan melalui manajemen akrual dan memitigasi

risiko/volatilitas laba. Penerapan corporate governance terhadap tindakan manajemen

akrual di perusahaan perbankan Indonesia tidak memiliki pengaruh yang signifikan

kecuali pada proksi kepemilikan manajerial (Farida dkk. 2010). Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian (Siregar dan Utama 2008) dan (Nuryaman dkk. 2012). Keberadaan

komite audit terbukti tidak dapat membatasi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan,

karena komite audit oleh perusahaan perbankan hanya dilakukan untuk pemenuhan

regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Corporate Governance (GCG) di

dalam perusahaan.

Agency theory oleh Jensen dan Meckling (1976) memperhatikan konsep Corporate

Governance dan Volatilitas Laba. Teori akuntansi positif merupakan grand theory dan

Agency teory merupakan teori pendukung (middle range teori) yang digunakan untuk

menjelaskan dan memprediksi manajemen akrual dan volatilitas laba. Berdasarkan uraian

sebelumnya, landasan teori yang digunakan adalah didasarkan pada Grand Theory yaitu

teori akuntansi positif (Williams 1989). Jensen dan Meckling (1976) kebebasan

manajemen dalam memilih metode akuntansi, maka dapat terjadi manajemen berbuat

praktik yang tidak sehat, isu manajemen akrual yang menjadi skandal akuntansi

menyebabkan para regulator untuk melindungi para pemilik modal dan pihak yang

berkepentingan, sehingga muncul isu corporate governance, isu tersebut direalisasikan

dalam bentuk hukum dan peraturan, bahwa kesepakatan antara pemilik dan manajemen

untuk mengelola dan mengendalikan harta perusahaan dalam upaya untuk

memaksimalkan kesejahteraan pemilik didasarkan pada teori keagenan (Agency Theory).

Page 49: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

36

2.3.1.2 Pengaruh Corporate Governance terhadap Volatilitas Laba

Volatilitas didefinisikan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan

yang terjadi pada masa yang akan datang dengan keputusan yang diambil pada berbagai

pertimbangan saat ini. Volatilitas tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalkan melalui

manajemen akrual dan corporate governance yang efektif. Volatilitas selalu melekat pada

setiap kegiatan operasi perusahaan, besarnya kecilnya risiko/volatilitas yang terjadi akan

mempengaruhi tujuan organisasi. Volatilitas laba yang rendah mengindikasikan bahwa

perusahaan memiliki risiko yang rendah (Fudenberg dan Tirole 1995); (Barton 2001);

(Kirschenheiter dan Melumad 2002; Fudenberg dan Tirole 1995). Hal ini tentunya akan

direspon positif oleh investor. Sebaliknya, laba perusahaan yang tidak stabil atau terlalu

berfluktuasi akan membuat investor beranggapan bahwa investasi yang akan

dilakukannya memiliki risiko, sehingga membuat investor enggan untuk berinvestasi di

dalam perusahaan.

Kirschenheiter and Melumad (2002) berpendapat bahwa kreditur lebih menyukai

laba yang relatif stabil. Volatilitas earnings yang rendah akan memberikan sinyal kepada

kreditur bahwa perusahaan memiliki risiko yang rendah, sehingga biaya bunga yang

harus dibayar oleh perusahaan kepada kreditur pun menjadi lebih rendah. Jika utang dapat

diperoleh dengan biaya yang rendah, maka arus kas bagi pemegang saham (investor) akan

meningkat (Smith dan Stulz 1985); (Trueman dan Titman, 1988); (Barton 2001).

Melindungi perusahaan yang terlibat dalam transaksi valuta asing dari risiko

tersebut dapat dilakukan melalui kontrak lindung nilai, dimana risiko tersebut dapat

dialihkan (Yovita 2011). Untuk mengetahui kegunaan pemakaian instrumen lindung nilai

(hedging) dalam memperkecil volatilitas laba perusahaan, maka penelitian atas pengaruh

hedging terhadap volatilitas laba perusahaan pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia selama tahun 2006–2010. Perusahaan yang menggunakan teknik lindung nilai

cenderung memiliki volatilitas laba yang kecil yang berarti risiko perusahaan kecil.

Aktivitas hedging keuangan disederhanakan dengan mengakui adanya nilai waktu tanpa

biaya pengolahan sehingga dampak dari akuntansi hedge menjadi jelas dalam mekanisme

lindung nilai (Chang dkk. (2010) dan (McKenzie dkk. 2000).

Teori Akuntansi Positif dapat dijelaskan bahwa menggunakan aktivitas hedging

merupakan keputusan manajemen untuk mengurangi volatilitas laba perusahaan, sebagai

teori dasar (Grand Theory). Berdasarkan kajian teoritis dan empiris terdahulu, maka

berikut ini disajikan gambar tentang model teoritikal dasar untuk menjelaskan bagaimana

corporate governance berpengaruh terhadap volatilitas laba dimediasi oleh manajemen

akrual, berikut;

Page 50: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

37

Gambar 2.5

Model Teoritikal Dasar - Konteks Hubungan Corporate Governance, dengan

Volatilitas Laba dan Manajemen Akrual Antara Perusahaan Hedgers dan

Perusahaan Unhedgers

Sumber : Dikembangkan dalam penelitian ini

2.3.2 Model Penelitian Empirik

Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris terdahulu menggambarkan kerangka

Penelitian Empirikal dasar, Dampak aktivitas Hedging atas hubungan Corporate

Governanc dengan Volatilitas Laba yang dimediasi oleh Manajemen Akrual. Berdasarkan

analisis dari pernyataan beberapa kajian literatur dan penelitian terdahulu di atas

dinyatakan dalam lima hipotesis dan disusun model penelitian empiris sebagaimana

diilustrasikan dalam gambar berikut: Gambar 2.6

Model Penelitian Empiris Antara Perusahaan Hedgers dan Perusahaan Unhedgers

Corporate Governance

- Mekanisme Internal

- Mekanisme Eksternal

Manajemen Akrual

(Artificial Smoothing)

Volatilitas Laba

H1a

H1b

H1c

H1d

((+)

H2d

H2c

H2a

H3

H2b

Volatilitas Laba (Y)

Manajemen Akrual

(Z)

Kepemilikan Manajerial

(X1)

Kepemilikan Institusional

(X2)

Komite Audit Independen

(X3)

KualitasAudit (X4)

Page 51: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

38

Sumber: Dikembangkan untuk penelitian

2.4. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.4.1 Pengaruh Proporsi Kepemilikan, Komite Audit independen, dan Kualitas Audit

terhadap Volatilitas Laba.

2.4.1.1 Kepemilikan Manajerial

Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan managerial berhasil

menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan

kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian tersebut

menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan

jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak memanipulasi Iaba.

Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya

perilaku oportunistik manajer akan meningkat dan memitigasi risiko/volatilitas laba

Shleifer dan Vishny (1989).

Hasil penelitian Lee (2008) dan Nuringsih (2010) menemukan adanya hubungan

negatif antara kepemilikan saham manajerial dengan risiko/volatilitas. Adanya hubungan

negatif dan tidak signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap risiko /volatilitas laba

(Wahidahwati 2002). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi

proporsi kepemilikan insider saham, semakin sedikit perbedaan kepentingan antara orang

dalam dan orang luar dan biaya agensi rendah dari ekuitas. Pada tingkat risiko tinggi

manajer cenderung menjadi risk seeker sehingga memilih proyek berisiko tinggi agar

mendapat return yang tinggi. Menghadapi volatilitas laba, manajer bekerja sama dengan

pihak kreditor sehingga terjadi peralihan kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham.

Pada tingkat risiko rendah manajer cenderung menjadi risk aversion sehingga tidak

mencari proyek berisiko tinggi. Berdasarkan dari teori agency dan beberapa hasil

penelitian di atas maka dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kepemilikan manajemen

akan memberikan implikasi positif pada penurunan volatilitas laba.

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan empiris terdahulu oleh Jensen dan

Meckling (1976), Shleifer dan Visny 1989), Chen dan Steiner (1999), Sounder, Strock

dan Lee (2008) dan Nuringsih (2010) dan (Wahidahwati 2002), sehingga pernyataan dari

beberapa kajian literatur dan penelitian terdahulu di atas dinyatakan dalam hipotesis 1a

serta disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H1a: Kepemilikan Manajemen berpengaruh negatif terhadap Volatilitas Laba.

2.4.1.2. Kepemilikan Institusional

Fitri dan Mamduh (2003) menyatakan bahwa hubungan antara kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional adalah negatif. Hubungan ini sesuai dengan

Page 52: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

39

penelitian. Risiko/volatilitas laba mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap

kepemilikan institusional. Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel

kepemilikan institusional terhadap volatilitas laba (Fitri dan Hanafi 2003). Semakin besar

kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak eksternal

terhadap perusahaan, sehingga menyebabkan rendahnya risiko perusahaan/volatilitas

laba. Hasil ini memperkuat asumsi bahwa kepemilikan institusional efektif digunakan

sebagai alat monitoring manajemen.

Kepemilikan institusional secara mayoritas akan mengurangi kemungkinan

perusahaan untuk diakuisisi, sehingga meningkatkan keinginan manajer untuk

memperbesar kepemilikan pada perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional

maka akan semakin meningkatkan pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan (Fitri

dan Hanafi 2003). Laporan keuangan periodik yang diterbitkan manajemen sebagai

sumber informasi bagi investor institusional dalam melakukan aktivitas monitoring

(Potter 1995). Kepemilikan institusional yang cukup besar akan mempengaruhi nilai

pasar perusahaan dan mengurangi volatilitas laba perusahaan. Semakin besar tingkat

kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif mekanisme kontrol terhadap

kinerja manajemen (Shleifer dan Vishny 1989).

Berdasarkan dari teori agency dan beberapa hasil penelitian di atas maka dapat

diasumsikan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional akan memberikan implikasi

positif pada penurunan volatilitas laba. Berdasarkan kajian teoritis, temuan empiris dan

ketidak konsistenan hubungan Kepemilikan Institusional terhadap volatilitas laba (Potter

1995); (Shleifer dan Vishny 1997) dan (Fitri dan Hanafi 2003). Adapun pernyataan dari

beberapa kajian literatur dan penelitian terdahulu di atas dinyatakan dalam hipotesis 1b

serta disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H1b : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Volatilitas Laba.

2..4.1.3. Komite audit Independen Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan perusahaaan memiliki komisaris independen

dan komite audit independen. Komite audit independen salah satu tugasnya mengawasi

proses pelaporan keuangan perusahaan dan mengadakan pertemuan secara rutin dengan

audit eksternal dan internal untuk memberikan pendapatnya secara profesional mengenai

laporan keuangan perusahaan, proses audit dan pengawasan internal.

Keberadaan komite audit akan mendorong perusahaan untuk menerbitkan laporan

keuangan yang lebih akurat, maka akan menurunkan default risk dan meningkatkan

peringkat surat utang perusahaan. Penggunaan variabel komite audit sebagai struktur

yang sistematis untuk memaksimalkan pengelolaan perusahaan yang baik (good

corporate governance), sehingga dapat meminimumkan masalah keagenan. Salah satu

cara untuk memperkecil biaya pengawasan yang ditanggung oleh pemegang saham

dengan melibatkan pihak ketiga atau komite audit independen dalam pengawasan (Jensen

Page 53: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

40

1986). Untuk mengurangi monitoring cost dan memperoleh pendanaan, perusahaan akan

menggunakan utang sebagai alternatif pilihan. Langkah manajemen di atas dapat

dijelaskan melalui konsep teori prospek yang menyatakan bahwa seorang cenderung

bersifat risk averse yang menguntungkan dan bersifat risk seeking pada kondisi yang

merugikan (Widanaputra dan Putu 2007).

Keberadaan komite audit independen di perusahaan diharapkan untuk

memaksimalkan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) tidak

hanya dilihat dari sisi pemegang saham tetapi juga kreditor. Perusahaan yang memiliki

komite audit independen berpengaruh negatif terhadap volatilitas laba dan memiliki

peringkat surat utang yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak memiliki komite

audit (Asrida 2011). Hasil ini juga mendukung bahwa komite audit menjalankan

fungsinya sebagai profesi yang memberikan pendapat kepada komisaris khususnya yang

berkaitan dengan transparansi laporan keuangan, sehingga kehadiran komite audit

independen dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan teori agency dan beberapa hasil penelitian di atas maka dapat

diasumsikan bahwa dengan adanya komite audit independen akan memberikan implikasi

pada penurunan volatilitas laba. Sumber referensi pada beberapa penelitian terdahulu dan

ketidak konsistenan hubungan Komite Audit dengan volatilitas laba, oleh Jensen (1986);

Widanaputra (2007) dan (Rianingsih 2008), sehingga pernyataan dari beberapa kajian

literatur dan penelitian terdahulu di atas dinyatakan dalam hipotesis 1c serta disajikan

pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H1c : Komite Audit Independen berpengaruh negatif terhadap Volatilitas Laba.

2..4.1.4. Kualitas Audit Penelitian Abumustafa dan Al-Abduljader (2011) menemukan bahwa Risk Based

Audit dipercaya lebih baik dibandingkan versi tradisionalnya, karena fokus pada

risiko/volatilitas laba diharapkan penyebab dari kemungkinan risiko keuangan dapat di

atasi, ketimbang hanya melihat catatan keuangan. Kualitas audit ini akan menekankan

kepada kualitas informasi keuangan sehingga akan memperbaiki proses pelaporan dan

tentunya merupakan nilai tambah bagi operasi perusahaan, dan meningkatkan mutu

corporate governance dengan kualitas audit untuk memitigasi risiko/volatilitas laba.

Dalam upaya mencapai kinerja yang ditargetkan oleh pemangku kepentingan,

manajemen perusahaan menghadapi risiko-risiko yang berasal dari beragam

ketidakpastian. Keberhasilan manajemen mencapai kinerja ditentukan oleh kemampuan

mengelola risiko perusahaan secara efisien. Keberadaan manajer risiko sebagai organ

manajemen dalam mengelola volatilitas laba perusahaan dengan para pemilik risiko (risk

owners). Pelaporan kepada manajemen atas risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan

adalah salah satu langkah yang dapat meningkatkan kualitas audit (Fraser dan Simkins

2009).

Page 54: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

41

Berdasarkan teori efisiensi dan konsep risiko dan beberapa hasil penelitian di atas

maka dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kualitas audit yang tinggi akan

memberikan implikasi pada penurunan risiko/volatilitas laba. Kajian teoritis, temuan

empiris terdahulu yang tidak konsisten antara hubungan kualitas audit dengan volatilitas

laba (Abumustafa dan Al-Abduljader 2011) dan (Fraser dan Simkins 2010:456), sehingga

pernyataan dari beberapa kajian literatur dan penelitian terdahulu di atas dinyatakan

dalam hipotesis 1d serta disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H1d : Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Volatilitas Laba.

2.4.2. Pengaruh Proporsi Kepemilikan, Komite Audit dan Kualitas Audit terhadap

Manajemen Akrual.

Manajemen yang memiliki saham perusahaan memiliki informasi lebih banyak

tentang perusahaan dibanding pemegang saham non-institusi lainnya. dengan memiliki

kesempatan untuk meminimalisir volatilitas labanya dan meningkatkan kinerja saham

perusahaan (Oktafia 2013).

2.4.2.1 Pengaruh aspek Kepemilikan Manajemen terhadap Manajemen Akrual.

Pengaruh struktur kepemilikan perusahaan: kepemilikan manajerial versus non-

manajerial, kepemilikan institusional terhadap individu, dan kepemilikan blockholder.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan insider

saham, semakin sedikit perbedaan kepentingan antara orang dalam dan orang luar serta

biaya agensi rendah dari ekuitas. Ada hubungan negatif tidak signifikan antara

kepemilikan saham manajerial dan manajemen akrual (Koh 2007).

Penelitian Peasnell dkk. (2005) menunjukkan bahwa peran direktur luar dalam

membatasi manajemen akrual. Kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan

kandungan informasi laba menemukan bukti bahwa kepentingan manajerial berhungan

negatif dengan discretionary acrual (Warfield dkk. 1995). Hal ini berarti kepemilikan

manajerial berhubungan negatif dengan manajemen akrual dimana kepemilikan saham

manajer yang besar dapat mengurangi manajemen akrual. Kepemilikan saham yang besar

di perusahaan, manajer kurang terlibat dalam manajemen akrual. Prediksi hubungan

negatif antara kepemilikan manajerial dan manajemen akrual. Ada hubungan negatif

antara kepemilikan manajemen (insider) dan manajemen akrual untuk 830 IPO di Jepang

selama periode 1989-2000 (Nagata and Hachiya 2007) dan (Nagata 2013).

Berdasarkan positive accounting theory dan beberapa hasil penelitian di atas maka

dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kepemilikan manajemen akan memberikan

implikasi pada penurunan prilaku opportunistik pada tindakan manajemen atas informasi

keuangan. Kajian teoritis dan temuan empiris terdahulu yang tidak konsisten antara

hubungan Kepemilikan manajemen dengan manajemen akrual oleh (Oktafia 2013);

Warfield et al. (1995); Koh (2003); Peasnell et al. (2005); (Nagata dan Hachiya 2007) dan

Page 55: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

42

(Nagata 2013), maka dinyatakan dalam hipotesis 2a dan disajikan pada gambar 2.3.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H2a: Kepemilikan Managerial berpengaruh negatif terhadap Manajemen Akrual.

2.4.2.2 Pengaruh aspek Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Akrual.

Perspektif proporsi saham yang dimiliki oleh pemegang saham institusional

terhadap individu. Rajgopal dkk. (1999) menyatakan bahwa kepemilikan saham

institusional memiliki implikasi atas manajemen akrual, pemegang saham institusi besar

memainkan peran pemantauan yang penting dan menemukan hubungan negatif antara

kepemilikan saham institusional dan manajemen akrual. Investor institusional

mengurangi atau menambah insentif untuk mengelola laba jangka pendek (Bushee dan

Noe 2000). Penelitian ini adalah ketika kepemilikan institusional tinggi, manajer

cenderung untuk mengurangi investasi dan penurunan laba.

Jika pengelolaan laba efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan

meningkatkan pengelolaan laba, tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan

bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi

manajemen akrual. Koh dan Hsu (2005) melaporkan hubungan negatif pada kepemilikan

institusional yang tinggi dengan manajemen akrual. Pemegang saham akan melakukan

pengawasan terhadap manajemen, bila biaya pengawasan tersebut tinggi maka pemegang

saham akan menggunakan pihak ketiga (debtholders atau bondholders) untuk membantu

melakukan pengawasan (Easterbrook 1984).

Temuan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen akrual

(Easterbrook 1984); (Bushee 1998a, 1998b); (Rajgopal et al. 1999) dan (Koh dan Hsu

2005). Temuan tersebut di atas menunjukkan bahwa kepemilikan institusional menjadi

mekanisme yang efektif dalam mengawasi kinerja manajer. Hasil penelitian yang tidak

konsisten di atas antara lain tidak menemukan hubungan konsentrasi kepemilikan

institusional pada manajemen akrual (Demsetz dan Villalonga 2001); (Darmawati 2003)

dan (Ujiyantho dan Pramuka 2007). Konsentrasi kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap tingkat laba akuntansi.

Berdasarkan teori positive accounting dan beberapa hasil penelitian di atas maka

dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional akan memberikan

implikasi pada penurunan prilaku opportunistik dan tindakan manajemen akrual atas

informasi keuangan. Kajian teoritis, temuan empiris terdahulu dan ketidak konsistenan

atas hubungan Kepemilikan Institusional pada manajemen akrual oleh Lang dan

McNichols (1997); (Easterbrook 1984); (Rajgopal et al. 1999); (Koh dan Hsu 2005);

(Bushee and Noe 2000); (Jensen 1993) dan (Ching et al. 2006), maka dinyatakan dalam

hipotesis 2b dan disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H2b: Kepemilikan Institusional berpengaruh secara negatif terhadap Manajemen

Akrual.

Page 56: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

43

2.4.2.3 Pengaruh Komite Audit Independen terhadap Manajemen Akrual.

Komite audit mempunyai peran penting dan strategis dalam memelihara

kredibilitas penyusunan laporan keuangan seperti menjaga sistem pengawasan

perusahaan yang memadai serta pelaksanaan corporate governance. Komite audit

berperan penting dalam menjamin terlaksananya corporate governance yang baik.

Beberapa peneliti menemukan bahwa keberadaaan komite audit independen berpengaruh

signifikan terhadap manajemen akrual (Bedard dkk. 2004); (Daryatno 2004); (Veronica

dkk. 2005) dan Siallagan dan Machfoedz (2006).

Hal ini memberi bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan

efektifitas kinerja perusahaan. Penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) tidak

menemukan adanya pengaruh keberadaan komite audit independen terhadap manajemen

akrual. Komite audit dapat mengurangi perilaku manajemen akrual (Ching dkk. 2006).

Menurut Klein (2002) dalam penelitiannya membuktikan bahwa besarnya

discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki komite audit yang

terdiri dari komisaris independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit

yang independen. Perusahaan memanipulasi laba lebih besar kemungkinannya apabila

memiliki dewan komisaris yang didominasi oleh manajemen dan memiliki Chief Executive

Officer (CEO) yang merangkap menjadi chairman of board (Dechow dkk. 1996).

Jika fungsi independensi direksi cendrung lemah, maka ada kecendrungan terjadinya moral

hazard yang dilakukan oleh para direktur perusahaan melalui pemilikan perkiraan-perkiraan

akrual yang berdampak pada manajemen akrual dan konsisten dengan hasil penelitian

komite audit dan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

manajemen akrual (Wedari 2004)..

Berdasarkan teori positive accounting dan beberapa hasil penelitian di atas maka

dapat diasumsikan bahwa dengan adanya komite audit independen akan memberikan

implikasi positif pada penurunan prilaku opportunistik dan tindakan manajemen akrual

atas informasi keuangan. Kajian teoritis, temuan empiris terdahulu antara komite audit

independen dengan manajemen akrual yang tidak konsisten oleh (Wedari 2004); (Klein

2002a); (Dechow et al 1996) dan (Ching dkk. 2006), maka dinyatakan dalam hipotesis 2c

dan disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H2c: Keberadaan komite audit Independen berpengaruh negatif terhadap

manajemen Akrual.

2.4.2.4 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Akrual.

Penelitian yang menunjukkan bahwa sebuah perusahaan audit besar dapat

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan. Teoh dan Wong (1993)

berargumen bahwa kualitas audit berhubungan dalam melakukan menajemen akrual dan

mengurangi risiko (volatilitas) laba. Kualitas audit berhubungan negatif dengan

Page 57: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

44

manajemen akrual. menunjukkan bahwa kualitas Audit dapat mengurangi manajemen

akrual (Lin dan Hwang 2010).

Praktik Corporate Governance akan membatasi pengelolaan laba yang opportunis.

Semakin tinggi kualitas audit, kemungkinan manajemen akrual yang dilakukan dan

cendrung mengurangi risiko/volatilitas laba. Ada hubungan negatif yang signifikan antara

kualitas audit dan akrual diskresioner (Lin dan Hwang 2010; Ching dkk. 2006), serta

tidak menemukan hubungan negatif dan signifikan antara kualitas audit dengan

manajemen akrual pada perusahaan yang terdaftar di bursa Hongkong dan Inggris

(Peasnell dkk. 2005) .

Perusahaan audit besar diharapkan lebih independen dan memberikan mutu audit

yang tinggi (Becker 1998). Perusahaan audit besar memiliki reputasi tinggi dan terkena

risiko litigasi yang lebih tinggi, oleh karena itu, perusahaan-perusahaan lebih cenderung

untuk melindungi diri dan kepentingan pemegang saham dengan mencegah perilaku para

manajer. Manajer akan cenderung untuk mengelola laba jika laporan keuangan diaudit

oleh auditor berkualitas tinggi.

Berdasarkan teori akuntansi positif dan beberapa hasil penelitian di atas maka

dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kualitas audit yang tinggi akan memberikan

implikasi pada penurunan prilaku opportunistik dan tindakan manajemen akrual atas

informasi keuangan. kajian teoritis, temuan empiris terdahulu yang tidak konsisten antara

Kualitas Audit pada manajemen akrual oleh (Teoh dan Wong 1993); (Lin dan Hwang

2010); (Becker 1998); (Ching dkk. 2006) dan (Lin dan Hwang 2010). Maka dinyatakan

dalam hipotesis 2d dan disajikan pada gambar 2.3. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H2d : Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Akrual.

2.4.3. Pengaruh Manajemen Akrual terhadap Volatilitas laba

Akrual diskresioner menunjukkan bahwa perusahaan dalam tahun pengamatan

dimana manajer perusahaan melakukan akrual diskresioner dan menghasilkan volatilitas

laba yang relatif rendah dibandingkan periode estimasi volatilitas (Hunt dkk. 2000).

Ebrahim (2007) mendefinisikan manajemen akrual sebagai sebuah kebijakan akuntansi

yang diarahkan sesuai dengan keinginan manajemen. Volatilitas laba seringkali

disinonimkan dengan ketidakpastian, karena volatilitas mengacu pada adanya variasi nilai

antara yang diperkirakan dengan nilai-nilai observasi.

Menurut Fudenberg dan Tirole (1995) dan Jayaraman (2008) volatilitas laba yang

timbul karena dapat menyebabkan investor mencabut investasinya. Adanya kemungkinan

perusahaan tidak membagikan dividen akibat volatilitas laba atau tidak mampu

membayarkan barang yang dibeli atau membayar pokok pinjaman yang diberikan kepada

perusahaan membuat pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditur maupun supplier

menghindari perusahaan dengan fluktuasi/volatilitas laba yang tinggi. Penelitian Ziliak

Page 58: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

45

dkk. (2011) yang menyatakan bahwa adanya kenaikan volatilitas laba dapat menurunkan

penawaran hutang terhadap perusahaan oleh kreditur.

Penelitian Dul Muid (2005) menguji pengaruh manajemen akrual terhadap

volatilitas laba dan investasi, hasilnya menunjukkan bahwa manajemen akrual tidak

terbukti menimbulkan risiko/volatilitas laba. Manajemen Akrual dapat dicapai dengan

cara seperti akrual untuk meningkatkan laba yang di write-off dalam satu periode dan

untuk meringankan biaya selama beberapa periode, mempercepat atau menunda

pengakuan pendapatan atau beban untuk menggeser pendapatan dari satu periode ke

periode lain dan selektif mengelompokkan pendapatan dan beban sebagai bagian dari

laporan laba rugi komprehensif untuk mempengaruhi akun yang berulang (lihat Fields

dkk. (2001).

Teori Akuntansi Positif mengatasi volatilitas laba perusahaan, dimana manajemen

bertindak secara optimal dan mendukung kepentingan investor (Lambert 2001). Adapun

teori agency, perilaku manajemen akrual akan meningkatkan biaya agensi karena manajer

menjaga kepentingannya dengan menerbitkan laporan keuangan yang tidak menunjukkan

gambaran ekonomi perusahaan secara akurat, sehingga stakeholders tidak dapat membuat

keputusan investasi yang optimal. Motivasi penggunaan manajemen akrual sebagai

subsitusi penggunaan derivatif keuangan berdampak pada menurunnya volatilitas laba.

Berdasarkan teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer bertindak

oportunistik untuk mempengaruhi reputasi dan pengaturan kinerja keuangan perusahaan

yang terbukti rendah dari yang diharapkan atau tidak sejalan dengan perkiraan analis

(Peasnell dkk. 2000). Kajian teoritis dan temuan empiris terdahulu yang tidak konsisten

antara hubungan Manajemen Akrual terhadap Volatilitas Laba oleh Ziliak dkk. (2011);

(Scott. W. 1997; Ebrahim, 2001), (Healy, 1985); (Lambert 2001); (Fudenberg dan Tirole

1995); (Fields dkk. 2001); (Jayaraman 2008); (Peasnell dkk. 2000); (Hunt dkk. 2000);

(Dul Muid 2005), maka dinyatakan dalam hipotesis 3 dan disajikan pada gambar 2.3.

Hipotesis yang diuji berikut:

H3 : Manajemen Akrual berpengaruh negatif terhadap Volatilitas Laba.

2.4.4. Perbedaan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit,

dan Kualitas Audit Terhadap Volatilitas Laba Pada Perusahaan Hedgers dan

Unhedgers.

Model hipotesis menguji perbedaan hubungan antara manajemen akrual dengan

perusahaan hedgers dan perusahaan unhedgers. Keputusan perusahaan untuk

menggunakan manajemen akrual dan lindung nilai tergantung pada Corporate

Governance, dan karakteristik keuangan perusahaan (Barton 2001). Xie dkk. (2003)

menyatakan bahwa keberadaan Corporate Governance yang efektif, seperti adanya

kepemilikan institusional, komite audit, akan mengurangi manajemen akrual.

Page 59: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

46

Penelitian Tangjitprom (2013) manajemen akrual biasanya mengacu pada upaya

manajer perusahaan dalam memanipulasi laba. Secara umum, manajemen akrual ini

dianggap negatif karena mungkin berasal dari oportunisme manajerial. Kebijaksanaan

manajemen akrual untuk mengambil alih keuntungan pribadi, misalnya, untuk

mendapatkan manfaat lebih dari kompensasi Kuang (2008); (Healy dan Palepu 1990);

(Baker dkk. 2009); (Bergstresser dan Philippon 2006). Penelitian Magrath dan Weld

(2002) dalam Tangjitprom (2013) telah mengusulkan gagasan bahwa manajer dapat

menggunakan manajemen akrual untuk mengurangi volatilitas laba. Ini dapat bermanfaat

bagi nilai perusahaan, karena dapat membantu untuk mengurangi risiko yang dirasakan

oleh investor. Konsisten dengan interpretasi informasi, komponen volatilitas yang tidak

terkait dengan governance dan berhubungan dengan efisiensi investasi perusahaan

(Ferreira dan Laux 2007). Ada perbedaan mekanisme tata kelola perusahaan dan tingkat

manajemen laba (Cornett dkk. 2009). Wang dkk. (2011) telah menunjukkan bukti bahwa

tingkat manajemen laba berkurang setelah pelaksanaan Sarbanes-Oxley Act. (Hazarika

dkk. 2012) menunjukkan bukti bahwa jumlah turnovers CEO berhubungan positif dengan

tingkat manajemen laba. Ini berarti peran dewan direksi dalam mencegah manajemen

laba agresif sebelum ada konsekuensi eksternal (Tangjitprom 2013).

Berdasarkan teori risiko, bahwa lindung nilai optimal dillakukan jika beberapa

ketidaksempurnaan pasar yang membuat volatilitas laba tinggi. Melalui lindung nilai,

perusahaan dapat mengurangi biaya kesulitan keuangan (Nance dkk. 1993) dan (Smith

dan Stulz 1985). Ross (1997) dan (Leland 2007) menunjukkan bahwa melalui lindung

nilai, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kesulitan keuangan dan meningkatkan

kapasitas utang serta menghindari pajak terkait. Ketika pendanaan eksternal lebih tinggi,

hedging juga dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup arus kas untuk

membiayai investasi (Froot 1993); (Myers dan Majluf 1984) dan (Guay dan Kothari

(2003).

Penelitian Hentschel dan Kothari (2001) menemukan ada perbedaan dalam

volatilitas laba bagi perusahaan yang menggunakan derivatif keuangan perusahaan

(hedgers) dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan derivative keuangan

perusahaan (unhedgers). Penelitian (Frestad 2009) derivatif keuangan secara linear

umumnya efisien secara signifikansi mengurangi ekonomi biaya tinggi dan memitigasi

volatilitas laba perusahaan hedger (Frestad 2009).

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan empiris terdahulu atas perbedaan

perusahaan hedgers dan unhedgers atas hubungan kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional, komite audit independen dan kualitas audit dimediasi oleh manajemen

akrual oleh (Barton 2001); (Xie et al, 2003); (Ross 1997); (Leland 1998); (Froot et al

1993); (Myers dan Majluf 1984); (Hentschel dan Kothari 2001), dan (Allayannis and

Weston 2001), maka dinyatakan dalam hipotesis 5 (lima) serta disajikan pada gambar 2.5.

berikut : Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

Page 60: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

47

H4a: Ada perbedaan pengaruh Kepemilkan Manajemen terhadap Volatilitas Laba antara

perusahaan hedgers dan unhedgers

H4b: Ada perbedaan pengaruh Kepemilkan Institusional terhadap Volatilitas Laba antara

perusahaan hedgers dan unhedgers

H4c: Ada perbedaan pengaruh Komite Audit Independen dengan Volatilitas Laba antara

perusahaan hedgers dan unhedgers

H4d: Ada perbedaan pengaruh Kualitas Audit dengan Volatilitas Laba antara perusahaan

hedgers dan unhedgers

2.4.5 Manajemen Akrual Memediasi Hubungan Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap

Volatilitas Laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers Penerapan manajemen risiko perusahaan tidak terlepas dari praktik CG secara

keseluruhan di perusahaan. CG diharapkan dapat mereduksi praktik manajemen akrual

dan risiko/volatilitas laba perusahaan (earnings volatility of the firm) secara

berkesinambungan melalui pola pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang.

Manajemen akrual efektif melalui penerapan risiko perusahaan terpadu sehingga memliki

kapasitas yang cukup dalam mengantisipasi volatilitas laba, karena kegagalan perusahaan

dalam memanfaatkan kesempatan yang ada (good things do not happen) maupun risiko

kegagalan perusahaan dalam menghindarkan peristiwa risiko yang berdampak buruk (bad

things that happen) terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Ada hubungan negatif antar manajemen akrual dengan imbal hasil disekitar tanggal

pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas inforrrnasi yang tepat

waktu dan relevan dan mengetahui keberadaan manajemen akrual dan investor individual

(Balsam dkk. 2002). Accrual diskresioner berhubungan negatif dengan kepemilikan

institusional. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan feedback dari

kepemilikan institusional yang dapat mengurangi manajemen akrual perusahaan (Jiang

dan Anandarajan 2009). Semakin baik corporate governance yang dimiliki suatu

perusahaan maka diharapkan semakin baik kinerja perusahan. Efektivitas corporate

governance akan meningkatkan hubungan antara manajer dengan Stakeholder. Fungsi

komite audit secara efektif, kontrol terhadap perusahaan akan semakin baik sehingga

diharapkan mengurangi agency problems. Firdaus (2008) menyatakan bahwa keberadaan

komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen akrual. Pendapat tersebut

memberikan bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja

perusahaan dan mereduksi praktik manajemen akrual.

Berdasarkan teori risiko/volatilitas menyatakan bahwa prilaku opportunistik atas

tindakan manajemen akrual merupakan eksposure yang dapat menyebabkan

Page 61: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

48

volatilitas laba. Kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional, komite audit

independen dan kualitas audit dapat memitigasi dan menurunkan prilaku opportunistik

manajemen atas informasi keuangan. Berdasarkan kajian teoritis dan temuan empiris

terdahulu oleh Balsam et al (2002); (Jiang dan Anandarajan 2009) dan (Firdaus 2008),

maka dikembangkan hipotesis 2e dan disajikan pada gambar 2.3. berikut: Hipotesis yang

diuji sebagai berikut:

H5a : Manajemen Akrual memediasi hubungan kepemilikan

Manajemen dengan Volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers

H5b : Manajemen Akrual memediasi hubungan kepemilikan

institusional dengan Volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers

H5c : Manajemen Akrual memediasi hubungan komite audit

independen dengan Volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers

H5d : Manajemen Akrual memediasi hubungan kualitas audit dengan

volatilitas laba antara perusahaan hedgers dan unhedgers.

Page 62: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada bab ini untuk menguji model teoritis dan

empiris. Sistematika dalam bab ini mencakup desain penelitian, jenis dan sumber data,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran

variable penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut

penjelasan setiap sub bab dalam bab ini. Penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasi,

karena penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dengan model kausalitas dengan

dua (2) model yaitu model pertama terdiri atas empat (4) variable exogen dan dua (2)

variable endogen. Model kedua, empat (4) variable exogen dan satu (1) variable endogen.

Variable endogen penelitian model pertama adalah Volatilitas Laba dan variable

eksogennya adalah Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, Komite Audit

Independen dan Kualitas Audit. Model statistik pertama yang diajukan dalam penelitian

ini dirumuskan dalam persamaan jalur II, berikut :

Ŋ1 = β0 + β1 ζ1+ β2 ζ2+ β3 ζ3 + β4 ζ4 + ζ1 (1)

Model kedua penelitian ini adalah 2 (dua) variable endogen yaitu; Manajemen

Akrual dan Volatilitas Laba serta empat (4) variable exogen yaitu; Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit Independen, dan Kualitas Audit

dan model ketiga penelitian ini adalah satu (1) variable enxogen yaitu; Manajemen

Akrual serta satu (1) variable endogen yaitu; Volatilitas Laba. Model statistik kedua dan

ketiga yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan dalam persamaan jalur II, berikut :

Ŋ1 = β0 + β1 ζ1 + β2 ζ2 + β3 ζ3 + β4 ζ4 + M ζ5 + ζ2 (2)

Ŋ2 = β0 + β1 ζ1 + β2ζ2 (3)

Notasi :

Ŋ1 = Volatilitas laba

Ŋ2/ ζ5 = Manajemen Akrual

ζ1 = Kepemilikan Manajemen,

ζ2 = Kepemilikan Institusionalt

ζ3 = Komite Audit Independen

ζ4 = Kualitas Audit

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan oleh peneliti dengan bantuan pihak lain. Data yang digunakan dalam

Page 63: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

50

penelitian ini bersumber dari laporan keuangan tahunan auditan yang diperoleh dari

beberapa publikasi dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) BEI, dan Indonesian

Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di Program Doktor Ilmu Ekonomi

bidang Akuntansi Universitas Diponegoro, dan Akses ke http://idx.go.id.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu data

dikumpulkan dari sumbernya dan kemudian didokumentasikan sebagai pendukung

penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan screening agar dapat digunakan

dalam penelitian. Data sekunder yang terdiri dari data Corporate Governance,

Manajemen Akrual, Volatilitas Laba dan Aktivitas hedging keuangan diperoleh dengan

membaca laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan jenis lain yang diterbitkan

perusahaan baik lewat Pusat Referensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesian Capital

Market Directory, Indonesia Stock Exchange (IDX) serta lewat media lainnya.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian meliputi seluruh perusahaan yang go public di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan Juni 2012. Perusahaan tersebut sahamnya aktif

diperdagangkan dan menerbitkan laporan tahunan, laporan keuangan, dan jenis lainnya.

Jumlah sampel sebesar jumlah sampel yang memenuhi kriteria.

Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Identifikasi perusahaan keuangan dan non keuangan yang go publik di Bursa

Efek Indonesia periode tahun 2008- 2012.

b. Perusahaan sampel mempunyai kepemilikan saham oleh manajemen,

kepemilikan institusional, Komite Audit Independen, Kualitas Audit dan

aktivitas hedging keuangan.

c. Laporan keuangan auditan dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia

untuk tahun buku 2008 – 2012. Laporan auditan adalah laporan keuangan

disertai dengan opini akuntan publik.

Sampel yang dipergunakan yang memenuhi kriteria di atas, dengan proses

pemilihan sampel berikut:

Page 64: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

51

TABEL 3.1

Tahapan Pengambilan Sampel Penelitian

Sumber: Indonesian Capital Market Directory, yang diolah kembali (2014)

Proses pemilihan sampel penelitian yang pertama adalah melakukan survey awal

untuk memeriksa ketersediaan data. Langkah yang dilakukan adalah;

1. Memeriksa jumlah perusahaan go publik yang listing dari tahun 2008 sampai

Juni tahun 2012 terutama yang menyajikan laporan keuangan.

2. Perusahaan yang diteliti meliputi perusahaan keuangan maupun non-

keuangan. Perusahaan tersebut melaksanakan Aktivitas hedging keuangan,

manajemen akrual dan mengungkapkan penerapan Corporate Governance

dalam laporan tahunan.

3. Mencari data perusahaan dengan kepemilikan manajemen dan kepemilikan

institusional; komite audit independen dan kualitas audit untuk perusahaan

hedge dan unhedgers. Hasil pencarian data total sebanyak 812 perusahaan

memiliki kelengkapan dokumen; Jumlah data sementara yang memenuhi

kriteria sebanyak 810 data. Data perusahaan yang melaksanakan aktivitas

hedging keuangan sebanyak 45 dan manajemen akrual sebanyak 765

perusahaan;

NO

Langkah

Pengambilan Sampel

Perusahaan

Hedgers

(Tahun)

Perusahaan

Unhedgers

(Tahun)

Total

Perusahaan

2008

2009

2010

2011

Juni

2012

2008

2009

2010

2011

Juni

2012

1 Total Perusahaan yg

listing di BEI

berdasarkan ICMD

9

10

13

16

5

384

387

389

412

441

2.066

2 Dokumen laporan

keuangan tidak

lengkap

(1)

(2)

(2)

(2)

-

(249)

(231)

(150)

(202)

(422)

(1254)

3 Total perusahaan

yang dianggap

memiliki kelengkapan

dokumen

8

8

11

14

5

136

158

241

212

19

812

4 Jumlah perusahaan

yang dinyatakan tidak

menerapkan CG

(2)

(2)

5 Total Sampel

digunakan dalam

penelitian ini

45

765

810

Page 65: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

52

3.4 Definisi Operasional Aktivitas hedging keuangan pada Perusahaan

Hedgers. Aktivitas hedging keuangan pada penelitian ini tidak termasuk dalam variable

utama karena hanya digunakan pada uji beda multi group atau multi sampel pada

perusahaan hedgers atau perusahaan yang melakukan lindung nilai atas nilai wajar aset,

lindung nilai atas arus kas, dan lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri

dalam bentuk derivatif dan hutang valuta asing sesuai dengan praktik akuntansi Indonesia

PSAK 55 tentang hedging. Perusahaan unhedgers merupakan perusahaan yang tidak

melakukan hedging keuangan.

Aktivitas hedging keuangan dioperasionalkan sebagai sinkronisasi kebijakan

hedging dengan derivatif valuta asing dan hutang valuta asing (Allayannis & Weston

2001); (Keloharju & & Niskanen 2001); (Nandy 2003); (Aabo 2006); (Clark & Judge

2008); (Klimczak 2008); (Otero dkk. 2008); (Schiozer & Saito 2009); (Gonzales 2010)

dan (Paranita 2014), mencerminkan motivasi untuk menggunakan lindung nilai serta

efek menguntungkan dari lindung nilai pada laporan keuangan, adapun pengukuran

aktivitas hedging (HED) keuangan, berikut;

Aktivitas HEDGE = Hedge Ratio x Foreign Debt Ratio = (Nilai Derivatif Valuta

Asing/Total Aset) x (Hutang Valuta Asing/Nilai Derivatif Valuta Asing) = Hutang

Valuta Asing/Total Aset (Paranita, 2014). Hedge rasio, yaitu membandingkan nilai

kontrak berjangka dibeli atau dijual dengan nilai komoditas kas yang dihedge

(Phung 2014)

3.5 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

3.5.1 Variabel Exogen Variabel exogen dalam penelitian ini adalah Corporate Governance diproksi dalam

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas

audit dan dioperasionalkan sebagai berikut :

Operasionalisasi variabel disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Page 66: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

53

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Operasional Pengukuran Justifikasi

Variabel

Eksogen

Kepemilikan

Manajerial (X1)

Kepemilikan

Institusional

(X2)

Komite Audit

Independen

(X3)

Kualitas Audit

(X4)

Kepemilikan Manajerial adalah proporsi

kepemilkan saham pihak manajemen yang

secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan.

Kepemilikan Institusional adalah persentase

kepemilikan saham oleh institusi yang

sophisticated atau lembaga keuangan.

Komite Audit Independen adalah anggota

komite audit yang terdiri dari anggota

independen yang diangkat oleh Dewan

Komisaris yang tidak menjalankan tugas-tugas

eksekutif dan tidak ada kaitannya dengan

kepemilikan perusahaan. Komite Audit terdiri

dari sekurang-kurangnya satu orang anggota

komisaris independen.

Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan dengan

tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki

seorang auditor sehingga dipandang dapat

meningkatkan kualitas audit.

Persentase saham yang dimiliki oleh

Direktur dan komisaris Perusahaan pada

akhir tahun dibagi dengan jumlah saham

yang telah diterbitkan oleh perusahaan pada

akhir tahun.

Prosentasi saham yang dimiliki institusi

dibagi dengan jumlah saham yang beredar

pada akhir tahun. Skala Ratio.

Komite Audit Independen, formula yang

digunakan:

Jumlah anggota independen/jumlah anggota

atau

Proporsi komite audit yang berasal dari luar

perusahaan (Outsider).

Kualitas audit yang diproksikan dengan

akrual lancar, yang dirimuskan sbb;

Akrual Lancar = (ΔAL – ΔKAS) – (ΔLL -

ΔLJP)

Keterangan:

ΔAL= Perubahan aset

lancar

Δkas=Perubahan kas dan ekuivalen kas

ΔLL=Perubahan

ΔLJP=Perubahan liabilitas lancar

dalam utang wesel jangka

pendek dan utang jangka panjang

yang akan jatuh tempo.

(Morck et al.,1988;

Griffith, 1999,

Bhagat dan Black,

2002;

Florackis dan

Ozkan, ).

Chaganti dan Da

mampour,

1991; Charfeddine

dan Elmarzougui,

2010; Chung dan

Zhang, 2011).

(Muth dan

Donaldson 1998)

dan (Setia-Atmaja

dkk. 2011)

(Myers et al., 2003;

Manry et al., 2008;

dan Giri, 2010), dan

Rustiarini (2010)

Variabel

Endogen

Volatilitas Laba

(Y2)

Variabel

Mediating

Manajemen

Akrual (Y1)

Sebuah ukuran risiko berdasarkan deviasi

standar dari Laba Operasional.

Discretionary accrual adalah pengukuran akrual

abnormal (laba atau beban yang bebas, tidak

diatur) dan merupakan pilihan kebijakan

manajemen.dalam pemilihan metode akuntansi.

Deviasi standar (σi) dari Jumlah laba

operasi dikurang rerata Laba Operasi

perusahaan dibagi

n-1.

Menggunakan proksi volatilitas laba

perusahaan.

Discretionary accrual modified Jones &

Model Dechow Dechev (DD) DACt =

(TACt/At-1) - NDAt

Chen R.Carl Steiner

T. dan Whyte

(1999).

Carpenter, M.A dan

Sanders (2002).

Titman dan Wessels

(1988); Badhuri

(2002) dan Nurinsih

(2010).

Dechow et al.

(1995), Jiraporn

(2004), dan Thesima

dan Shuto (2008)

Sumber : data olah tahun (2014) dan dimodifikasi.

Page 67: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

54

3.5.2 Variabel Endogen

Variabel endogen (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah volatilitas laba.

Volatilitas laba adalah dioperasionalkan sebagai:

Volatilitas laba merupakan ukuran laba operasional yang naik atau turun dengan

cepat dan derajat penyebaran laba atau indeks penyebaran distribusi laba perusahaan.

Pengukuran risiko keuangan menggunakan proksi volatilitas laba perusahaan (Nuringsih

2010), dengan formula berikut :

Notasi :

σi = Standar Deviasi

∑X = Jumlah Laba Operasi

Xrata2 = Rata-rata laba operasi

n-1 = Jumlah Laba Operasi lima tahun kurang satu

3.5.3 Variabel Intervening (Mediating Variabel)

Variabel mediating dalam penelitian ini adalah Manajemen Akrual. Manajemen

laba akuntansi (akrual) dioperasionalkan sebagai;

Manajeman Akrual adalah “Suatu usaha yang dilakukan oleh pegawai perusahaan

untuk mempengaruhi laporan jangka pendek” secara umum dilakukan dengan

memanipulasi laporan keuangan dengan menggunakan teknik serta metode akuntansi

tertentu terkait dengan laba perusahaan (Schroeder dkk. 2011).

Variabel ini diproksi dengan discretionary accrual. Discretionary accrual adalah

akrual yang bebas dan memberikan kebebasan manajemen untuk memilih sebuah metode

atau kebijakan akuntansi yang dapat berpengaruh terhadap laba tanpa mempengaruhi

opini auditor terhadap laporan keuangan. Variabel ini diukur dengan accrual modified

Jones (Jones 1991) sebagamana digunakan juga oleh beberapa peneliti berikutnya oleh

(Dechow dkk. 1995) dan (Davidson dkk. 2004).

Model ini digunakan sebagai variable manajemen akrual dalam penelitian ini

sering digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Adapun discretionary accrual dapat

diturunkan dari beberapa persamaan berikut:

TACCi,t = Net income - Cash flow from operation ....................................... (1)

(TA = NIjt – CFOpjt).

σi = √(∑X - Xrata2) / (n-1)

Page 68: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

55

Notasi:

TA = Total Akrual pada perusahaan j pada akhir tahun t.

NI = Net Income before extra ordinary items (Laba bersih sebelum

pos luar biasa) perusahaan j dalam periode t.

CFOp = Cash flow from Operation (Aliran kas bersih dari operasi).

Penelitian Dechow dkk. (1995) mempresentasikan versi modifikasi dari model

Jones dan menyimpulkan bahwa versi modifikasi adalah yang terbaik dalam akrual

diskresioner. Model dimodifikasi menyesuaikan total pendapatan, perubahan piutang.

Beberapa penelitian terbaru memodifikasi model Jones. Penelitian ini menggunakan

model Jones modified Dechow sebagai proxy akrual diskresioner sebagai berikut: Total

accruals diestimasi dengan persamaan berikut:

TACCi,t= β1ӿ [ 1 ]+β2 ӿ[(ΔREVi,t – ΔRECi,t)]+β3ӿ[PPEi,t]+Ԑi,t ……..…...(2)

TAi,t -1 TAi,t TAi,t -1 TAi,t -1

Semua variabel dibagi dengan total aset tertinggal untuk menghindari bias skala

potensi dan masalah heteroskedastisitas.

Notasi:

TACCi,t = Total accrual pada perusahaan i pada akhir tahun t

TAi,t-1 = Jumlah Aktiva perusahaan j pada akhir tahun i-1

A = Konstanta

β1β2β3 = Parameter variabel penelitian / koefisien regresi

ΔREVi,t = Perubahan pendapatan perusahaan i dari periode t-1 ke t

ΔRECi,t = Perubahan piutang dagang perusahaan i dari periode i,t-1 ke t

ΔTAi,t = Jumlah aktiva tetap perusahaan i pada periode t

PPEi,t = Jumlah aktiva tetap perusahaan i pada akhir periode t

Ԑi,t = Error perusahaan i pada periode t

Discretionary accrual diukur dengan residual dari persamaan total akrual di atas.

3.6 Metode Analisis Data

Untuk penelitian ini menggunakan alat analisis Struktur Equation Modeling SEM-

PLS dengan Program WarpPLS 4.0. adalah Variance atau component based Struktur

Equation Modeling (WarpPLS) digunakan untuk menguji hipotesis. Alat analisis ini

Page 69: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

56

dipilih karena ada beberapa kelebihan yaitu didesain untuk dapat menyelesaikan

persoalan seperti jumlah sampel yang kecil, data tidak terdistribusi normal secara

multivariate, adanya missing value, dan adanya problem multikolonieritas antar variabel

eksogen (Latan dan Ghozali 2012).

Menurut Ghozali dan Latan (2014) menyatakan bahwa tahapan model analisis

menggunakan SEM-PLS dengan WarpPLS 4.0 setidaknya harus melewati lima proses

tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Konseptualisasi model

Tahap ini peneliti harus mendefinisikan secara konseptual konstruk yang diteliti

dan menentukan dimensionalitasnya. Indikator penelitian ini pembentuk

konstruk laten berbentuk formative. Konstruk dengan indikator formative

mengasumsikan bahwa setiap indikatornya mendefinisikan atau menjelaskan

karakteristik domain konstruknya.

2. Menentukan metode analisis algorithm

Metode analisis analisis algorithm yang digunakan untuk estimasi model.

Dalam WarpPLS 4.0 ada empat pilihan metode analisis algorithm yaitu

WarpPLS Regression, WarpPLS Regression, PLS Regression dan Robust Path

Analysis. Setelah menentukan metode analisis algorithm yang digunakan,

kemudian menentukan berapa jumlah sampel yang harus dipenuhi. Penelitian

ini analisis algorithm yang digunakan adalah PLS Regression dengan number of

data resamples yang digunakan sebesar 810.

3. Menentukan metode resampling

Dalam penelitian ini metode resampling yang digunakan adalah

jackknifing. Metode resampling jackknifing memiliki kelebihan yaitu

jackknifing memiliki parameter yang lebih stabil dalam estimasi dengan analisis

yang menyesatkan. Köck dan Paramythis (2011) metode Jackknifing juga

dianggap merupakan alat analisis yang lebih baik daripada bootstrapping untuk

mengatasi masalah yang terkait dengan kehadiran outlier karena kesalahan

dalam pengumpulan data.

4. Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram).

Atas dasar model teoritik maka sebuah diagram alur dapat dikembangkan pada

gambar 3.1 sebagai berikut:

Page 70: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

57

GAMBAR 3.1

Path Analysis – Model Specification

Sumber : data olah tahun (2014)

Konstruk-konstruk yang dibangun dalam gambar 3.1. dapat dibedakan dalam dua

kelompok kontruk yaitu konstruk exogen dan kontruk endogen yang diuraikan berikut ini:

1. Konstruk Exogen (Exogenous Construct). Konstruk exogen dikenal sebagai

source variable atau independent variable yang tidak diprediksi oleh variable

lain dalam model. Dalam gambar di atas terdapat 4 (empat) konstruk eksogen

yaitu Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership), Kepemilikan

Institusional (Institusional Ownership), Komite Audit Independen dan Kualitas

Audit.

2. Konstruk Endogen (Endogen Construct). Konstruk Endogen adalah faktor-

faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk Endogen

dapat diprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk

eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

Kepemilikan Manajemen

(X1)

Kepemilikan

Institusional

(X2)

Komite Audit

(X3)

Kualitas Audit

(X4)

Manajemen Akrual

(M)

Volatilitas

Laba (Ŋ)

ζ2

ζ1

Page 71: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

58

Gambar 3.1. Konstruk endogen dalam kode tersebut adalah, Volatilitas Laba

dan Manajemen Akrual. Adapun konversi diagram alur ke dalam persamaan,

berikut:

a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan. Persamaan jalur yang dibangun sebagai berikut:

Persamaan Struktur 1 :

Ŋ1 = β0 + β1 ζ1+ β2 ζ2+ β3 ζ3 + β4 ζ4 + ζ1 (1)

Persamaan Struktur II :

Ŋ1 = β0 + β1 ζ1 + β2 ζ2 + β3 ζ3 + β4 ζ4 + M ζ5 + ζ2 (2)

Persamaan Struktur III Ŋ2 = β0 + β1 ζ5 + ζ2

(3)

Notasi :

Ŋ1 = Volatilitas laba

ζ1 = Kepemilikan Manajemen,

ζ2 = Kepemilikan Institusionalt

ζ3 = Komite Audit Independen

ζ4 = Kualitas Audit

Ŋ2/ζ5 = Manajemen Akrual

5. Evaluasi Model.

SEM berbasis variance menggunakan WarpPLS 4.0 dapat dilakukan dengan

menilai hasil pengukuran model (measurement model). Untuk variabel laten

dengan indikator formative melihat nilai signifikansi t statistiknya atau p-

value. Evaluasi model dalam penelitian ini dilakukan untuk beberapa

pengujian, sebagai berikut :

5.1. Uji Beda Perusahaan Hedge dan Unhedgers Terhadap Hubungan

Corporate Governance Dan Volatilitas Laba.

Uji beda pengaruh Corporate Governance terhadap volatilitas laba

dibedakan untuk perusahaan hedge dengan perusahaan unhedge, dimana

perusahaan hedge adalah tipe industri dengan kelompok 1 (satu) dan

perusahaan unhedge adalah tipe industri dengan kelompok 2 (dua). Penelitian

ini menggunakan analisis multiple group atau multi sampel dengan program

SEM-WarpPLS 4.0, dimana langkah-langkah sama dengan yang sudah

disebutkan sebelumnya. Nilai t statistic dapat dihitung dengan menggunakan

formula (Ghozali dan Latan 2012), berikut :

Page 72: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

59

Notasi:

Pathsampel1 : Koefisien jalur untuk kelompok 1 perusahaan hedgers

Pathsampel2 : Koefisien jalur untuk kelompok 2 perusahaan unhedgers

se²sampel 1 : nilai standar error koefisien kelompok 1 (hedgers)

se²samapel 2 : nilai standar error koefisien kelompok 2 (unhedgers)

5.2. Model Mediasi Manajemen Akrual Atas Hubungan Antara

Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan institusional, Komite audit

independen dan Kualitas Audit terhadap Volatilitas Laba.

Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan institusional, Komite

audit Independen dan Kualitas Audit terhadap volatilitas laba adalah tidak

lansung (indirect effect) melalui manajemen akrual sebagai pemediasi

(mediating/intervening variabel). Model ini sesuai dengan Agency theory yang

menyatakan Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap Manajemen

Akrual dan Volatilitas Laba.

Terdapat tiga tahapan model untuk efek mediasi (Baron dan Kenny 1986) dan

(Köck dan Paramythis 2011), yaitu :

a. Model Pertama, menguji pengaruh variabel eksogen Kepemilikan

Manajemen, Kepemilikan institusional, Komite audit Independen dan

Kualitas Audit terhadap variabel endogen yaitu Volatilitas Laba (Y)

dimana harus signifikan pada P < 0.05.

b. Model Kedua, Menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

mediasi manajemen akrual (M) dan harus signifikan pada P < 0.05.

c. Model Ketiga, Menguji secara serentak pengaruh variabel eksogen

Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan institusional, Komite audit

Independen dan Kualitas Audit dan dimediasi oleh manajemen akrual (M)

terhadap variabel endogen volatilitas laba (Y).

Pada pengujian tahap terakhir diharapkan pengaruh variabel eksogen Kepemilikan

Manajemen, Kepemilikan institusional, Komite audit Independen dan Kualitas Audit

terhadap variabel endogen yaitu volatilitas laba (Y) koefisiennnya menurun menjadi nol,

sedangkan pengaruh variabel mediasi (M) terhadap variabel endogen yaitu volatilitas laba

(Y) harus signifikan pada P < 0.05. Hal ini dikatakan terjadi mediasi sempurna (perfect

t = Pathsampel1 – Pathsampel2

Ѵse²sampel1 + se²samapel2

Page 73: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

60

mediation). Sedangkan apabila pengaruh X terhadap Y menurun tidak sama dengan nol

dengan memasukkan variabel M, maka dikatakan terjadi mediasi parsial (partial

mediation). Cara lain untuk mengetahui besarnya variance indirect effect kita dapat

menghitungnya dengan menggunakan rumus Variance Accounted For (VAF). Nilai VAF

berkisar antara 0 sampai 1. Semakin tinggi VAF menunjukkan bahwa pengaruh efect

mediasi yang sempurna. VAF dapat dihitung dengan menggunakan formula (Ghozali dan

Latan 2012), berikut :

VAF = a x b X 100 %

axb+c

Notasi :

VAF = Variance Accounted For

a = Hubungan Variabel eksogen dengan Variabel mediating.

b = Hubungan Variabel mediating dengan Variabel endogen.

c = Hubungan lansung Variabel eksogen dengan Variabel endogen

Page 74: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

61

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data dan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu

sehingga sampel yang dipilih relevan dengan tujuan penelitian, dimana peneliti

menetapkan kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

tersebut telah melakukan aktivitas hedging keuangan dan menunjukkan bahwa

kompensasi manajer adalah penentu keputusan perusahaan hedgers dan unhedgers.

Adapun Perhitungan sampel diperoleh sebanyak 45 perusahaan hedgers dan 765

perusahaan unhedgers, dimana perhitungannya disajikan dalam tabel berikut ini :

TABEL 4.1

Tahapan Pengambilan Sampel Penelitian

No Pengambilan Sampel Perusahaan

Hedge

Perusahaan

Unhedgers

Total

Perusahaan

1 Jumlah perusahaan yang

terdaftar di BEI tahun 2008 –

Juni 2012

53

894

947

2 Data Perusahaan tidak

lengkap

(8)

(129)

(137)

3 Total Sampel perusahaan 45 765 810

Sumber: Indonesian Capital Market Directory, yang diolah kembali (2014)

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik variabel penelitian.

Oleh sebab itu penjelasan mengenai statistik deskriptif variabel penelitian ini sebagai

berikut :

Page 75: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

62

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

MAK KM KINST KAI KUA Vol Lab

MAK 1.000 -0.005 -0.036 -0.043 0.012 -0.020

KM -0.005 1.000 -0.127 0.018 0.021 -0.054

KINST -0.036 -0.127 1.000 -0.040 0.042 0.008

KAI -0.043 0.018 -0.040 1.000 0.020 -0.103

KUA 0.012 0.021 0.042 0.020 1.000 -0.006

Vol Lab -0.020 -0.054 0.008 -0.103 -0.006 1.000

(Mean) 20.930 0.027 0.481 0.621 0.435 6.431.990

(SD) 4138.73 0.076 0.282 0.110 3.357 2.855.280

(Min) -9829.00 0.000 0.000 0.200 0.667 851.035

(Max) 9141.00 0.700 1.000 0.667 78.490 3.829.704

(Median 20.930 0.000 0.546 0.667 0.324 5.046.178

(Mode) 20.930 0.000 0.000 0.667 -0.330 2.344.965

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Keterangan :

MAK : Manajemen Akrual

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KUA : Kualitas Audit

VL : Volatilitas Laba

Tabel 4.2 Statistik deskriptif tentang variabel penelitian menggambarkan bahwa

variabel manajemen akrual memiliki rata-rata sebesar 20.930 dibulatkan menjadi 21

artinya rata-rata perusahaan yang melakukan manajemen akrual adalah 21 kali selama

periode tahun 2008 - Juni 2012 dari total 810 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa

gambaran prilaku oportunistik manajemen atas tindakan manajemen akrual selama

periode tersebut. Pada tabel 4.2, rata-rata skor kepemilikan manajemen adalah sebesar

0.027, artinya kepemilikan manajemen perusahaan memitigasi manajemen akrual yang

berdampak pada line man effect sebesar 2,7% melalui internal monitoring manajemen

sehingga dapat memitigasi volatilitas laba. Nilai Maksimum kepemilikan manajemen

perusahaan sampel adalah 0.70 atau 70% dan kepemilikan institusional adalah satu (1)

Page 76: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

63

artinya Investor institusi masing-masing memiliki 1 lembar saham yang beredar dan

minimum nihil atas jumlah kepemilikan manajemen dan kepemilikan istitusional.

Tabel 4.2. juga menjelaskan mengenai rata-rata kepemilikan institusional

perusahaan sampel adalah 0.481 atau 48,1 %, artinya kepemilikan institusional optimal

memitigasi manajemen akrual dan mereduksi volatilitas laba karena jumlah saham

institusional relatif tinggi sebagai eksternal monitoring atas prilaku opportunistik

manajemen pada masing-masing perusahaan sampel. Berdasarkan tabel 4.2. rata-rata skor

komite audit Independen 0.621 berarti bahwa perusahaan sampel memiliki rata-rata

komite audit independen 1 orang pada setiap perusahaan sampel dan sebagai alat

eksternal monitoring prilaku opportunistik manajemen untuk memitigasi manajemen

akrual dan volatilitas laba. Sedangkan kualitas audit memiliki rata-rata sebesar 0.435 atau

43,5% lebih baik untuk memitigasi manajemen akrual dan mereduksi volatilitas laba.

Rata-rata dari volatilitas laba dalam penelitian ini diproksikan dengan standar

deviasi dari laba operasional menunjukkan nilai sebesar 6.431990 hal ini berarti bahwa

terjadi keefektifan dalam mengontrol laba operasional oleh manajer relatif rendah pada

perusahaan sampel.

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang diajukan. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan alat analisis

Structural Equation Modeling (SEM) dengan program WarpPLS 4.00, berikut ini

disajikan pengujian hipotesis dari tiap-tiap model penelitian.

4.3.1 Pengujian Full Model dengan Single Mediator.

Untuk dapat menjawab hipotesis penelitian maka harus dilakukan pembuatan SEM

Model yang menggambarkan hubungan kausalitas dengan single mediasi antar variabel.

Maka setelah melakukan run-test diperoleh SEM model sebagai berikut:

Page 77: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

64

Gambar 4.1.

Full Model dengan Single-Mediator

Sumber : Data diolah digunakan dalam penelitian ini

Gambar 4.1 di atas, menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel, dimana

Kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusional, komite audit independen dan

Page 78: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

65

kualitas audit merupakan variabel independen dan volatilitas laba adalah variabel

dependen dimediasi oleh manajemen akrual.

4.3.1.1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Volatilitas Laba (Pengujian

Hipotesis Satu).

Hasil Pengujian Path coefficients dan P value untuk melihat besarnya koefisien dan

tingkat signifikansi hubungan Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komite

audit independen dan kualitas audit terhadap Risiko volatilitas laba adalah sebagai berikut

:

Tabel 4.3.

Hasil Path coefficients dan P Value

Path

Direct Effect

Koefisien P-Value

KM V.LABA -0.06 0.02**

KINST V.LABA -0.07 0.01**

KAI V.LABA -0.11 P<01***

KUA V.LABA -0.03 0.16

MAK V.LABA -0.06 0.04**

Sumber : data diolah digunakan dalam disertasi ini

Keterangan :

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

*Signifikan pada Level 10%

**Signifikan pada level 5%

*** Signifikan 1%

Dari hasil olah data untuk pengujian hipotesis (H1a – H1d) di tabel 4.3

menunjukkan bahwa pada persamaan model variabel Kepemilikan Manajemen

berpengaruh secara signifikan dan negatif sebesar -0,06 terhadap Volatilitas laba yang P-

Valuenya sebesar 0,02 (P<0,05). Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model

pertama menghasilkan kesimpulan yang konsisten dan signifikan dengan hipotesis satu

(H1a diterima) yaitu Kepemilikan Manajemen berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap volatilitas laba, dimana kepemilikan manajemen perusahaan sebesar 0.02 atau 2

%, dapat menurunkan volatilitas laba karena karakteristik perusahaan sampel masih rata-

Page 79: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

66

rata perusahaan keluarga dan mempunyai hubungan istimewa yang berdampak pada line

man effect melalui internal monitoring yang dominan.

Variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh secara negatif sebesar -0.07 dan

signifikan terhadap volatilitas laba yang P-valuenya sebesar 0,01 (<0,05). Oleh karena itu

pengujian terhadap persamaan model dua menghasilkan kesimpulan yang konsisten dan

signifikan dengan hipotesis satu (H1b diterima) yaitu Kepemilikan institusional

berpengaruh negatif sebesar -0.071 terhadap volatilitas laba, karena kepemilikan institusi

sebesar 0,01 atau 1 % maka semakin kecil kendali yang dilakukan oleh pihak eksternal,

yang menyebabkan menurunnya volatilitas laba perusahaan. Hasil ini memperkuat asumsi

bahwa kepemilikan institusional sangat efektif digunakan sebagai alat monitoring

manajemen.

Untuk variabel Komite audit independen berpengaruh secara positif sebesar -0,11

dan signifikan terhadap volatilitas laba yang P- valuenya sebesar (P < 01), karena hasil

ini juga mendukung bahwa komite audit menjalankan fungsinya sebagai profesi yang

memberikan pendapat kepada komisaris dan dewan direksi khususnya yang berkaitan

dengan pengendalian internal yang efektif, berjalannya sistem informasi akuntansi yang

memadai, opini auditor independen dan transparansi laporan keuangan, sehingga

menunjukkan kehadiran komite audit independen dapat memberikan laporan keuangan

yang transparan, akuntabilitas, dan berkualitas dalam mengurangi volatilitas laba

perusahaan. Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model tiga menghasilkan

kesimpulan konsisten dan signifikan dengan hipotesis satu (H1c diterima) yaitu Komite

audit independen berpengaruh negatif terhadap volatilitas laba, bahwa keberadaan komite

audit independen merupakan jaminan untuk meningkatkan kinerja perusahaan akan

semakin baik, sehingga pasar menganggap keberadaan komite audit independen

merupakan faktor yang mereka pertimbangkan dalam melakukan investasi.

Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan komite audit dapat memperkuat

hubungan terhadap volatilitas laba. Sedangkan variabel Kualitas audit berpengaruh secara

negatif sebesar -0.03 dan tidak signifikan terhadap volatilitas laba yang P- valuenya

sebesar 0,16 (P> 0,10). Dan pengujian terhadap persamaan model empat menghasilkan

kesimpulan tidak konsisten dengan hipotesis satu (H1d ditolak) yaitu Kualitas audit

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volatilitas laba, karena kualitas audit

menekankan kepada kualitas informasi keuangan sehingga akan memperbaiki proses

pelaporan keuangan dan merupakan nilai tambah bagi operasi perusahaan, tetapi tidak

dapat mengurangi fluktuasi/volatilitas laba. Fluktuas/volatilitas laba perusahaan cendrung

dipengarungi oleh faktor makro ekonomi, seperti inflasi, mekanisme pasar dan kebijakan

pemerintah.

Pengukuran kualitas audit yang memadai, terletak pada perilaku Akuntan Publik

dalam melaksanakan Audit. Pada Kantor Akuntan Publik kriteria yang ditetapkan sebagai

audit yang berkualitas dan memadai adalah kepatuhan dan sikap profesional auditor untuk

Page 80: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

67

mengikuti aturan yang telah ditetapkan beserta program audit yang ditentukan melalui

program audit.

4.3.1.2 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Akrual (Pengujian

Hipotesis Dua).

Hasil Pengujian Path coefficients dan P value untuk melihat besarnya koefisien dan

tingkat signifikansi atas hubungan Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional,

komite audit independen dan kualitas audit terhadap Manajemen akrual sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Path coefficients dan P Value

Path

Direct Effect

Koefisien P-Value

KM MAK -0.04 0.11

KINST MAK -0.05 0.05**

KAI MAK -0.07 0.01**

KUA MAK 0.02 0.23

Sumber : data diolah digunakan dalam disertasi ini

Keterangan :

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

**Signifikan pada level 5%

Dari hasil olah data untuk pengujian hipotesis dua (H2a – H2d) di tabel 4.4

menunjukkan bahwa pada persamaan model dua menunjukkkan bahwa variabel

Kepemilikan Manajemen berpengaruh secara negatif sebesar -0,04 dan tidak signifikan

terhadap Manajemen Akrual yang P- valuenya sebesar 0,11 (P> 0,05), karena

kepemilikan manajemen perusahaan sebesar 0,027 atau 2,7%, tidak dapat memitigasi

manajemen akrual dimana karakteristik perusahaan sampel rata-rata masih mempunyai

hubungan istimewa yang kurang berdampak pada line man effect melalui internal

monitoring atas pelaporan keuangan, jadi manajemen perusahaan masih cendrung

melakukan rekayasa laba untuk rencana kenaikan bonus dan menghindari pajak.

Pengujian terhadap persamaan model pertama menghasilkan kesimpulan yang

tidak konsisten dan signifikan dengan hipotesis dua (H2a ditolak) yaitu Kepemilikan

Manajemen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Manajemen akrual.

Page 81: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

68

Variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh secara negatif sebesar -0,05 dan

signifikan terhadap Manajemen Akrual yang P- valuenya sebesar 0,05 (P< 0,10). Oleh

karena itu pengujian terhadap persamaan model dua menghasilkan kesimpulan yang

konsisten dengan hipotesis dua (H2b diterima) yaitu Kepemilikan institusional

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Manajemen Akrual, karena rata-rata

kepemilikan institusi sebesar 48 % atau 0,48 adalah semakin besar kendali yang

dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan dan memitigasi manajemen akrual.

Hasil ini memperkuat asumsi bahwa kepemilikan institusional efektif digunakan sebagai

alat monitoring manajemen akrual.

Untuk variabel Komite audit independen berpengaruh secara negatif sebesar -0,07

dan signifikan terhadap Manajemen Akrual yang P- valuenya sebesar 0,01 (P<0.05). Oleh

karena itu pengujian terhadap persamaan model tiga menghasilkan kesimpulan yang

konsisten dan signifikan, karena keberadaan komite audit independen rata-rata sebanyak

dua orang merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik, sehingga

pasar menganggap keberadaan komite audit independen merupakan faktor yang mereka

pertimbangkan dalam memitigasi manajemen akrual. Hal ini mengindikasikan bahwa

keberadaan komite audit dapat memperkuat hubungan dengan manajemen akrual. Dan

hipotesis dua (H2c diterima) yaitu Komite audit independen berpengaruh negatif

terhadap Manajemen Akrual.

Sedangkan variabel Kualitas audit berpengaruh positif sebesar 0.02 dan tidak

signifikan terhadap Manajemen Akrual yang P- valuenya sebesar 0,23 (P> 0,05). Oleh

karena itu pengujian terhadap persamaan model empat menghasilkan kesimpulan tidak

konsisten dengan hipotesis dua (H2d ditolak) yaitu Kualitas audit berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap Manajemen Akrual, karena kualitas audit akan menekankan

kepada kualitas informasi keuangan sehingga akan memperbaiki proses pelaporan

keuangan dan tentunya tidak memitigasi perilaku opportunistik manajemen untuk

melakukan manajemen akrual dan kualitas audit bukan jaminan manajemen dalam

memitigasi manajemen akrual, karena manajemen akrual dapat dimitigasi melalui aspek

monitoring/ pengawasan oleh institusi dan komite audit independen.

4.3.1.3 Pengaruh Manajemen Akrual Terhadap Volatilitas Laba (Pengujian

Hipotesis tiga).

Sedangkan hasil Pengujian Path coefficients dan P value untuk melihat besarnya

koefisien dan tingkat signifikansi pada hubungan manajemen akrual terhadap volatilitas

laba adalah berikut:

Page 82: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

69

Tabel 4.5

Hasil Path coefficients dan P Value

Path

Direct Effect

Koefisien P-Value

MAK V.LABA -0.06 0.04**

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Dari hasil pengujian hipotesis tiga (H3) di tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel

Manajemen akrual berpengaruh signifikan terhadap volatilitas laba secara negatif sebesar

-0,06 yang P- valuenya sebesar 0,04 (P< 0,05). Oleh karena itu pengujian terhadap

persamaan hipotesis tiga menghasilkan kesimpulan yang konsisten (H3 diterima) yaitu

Manajemen akrual berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Volatilitas laba, karena

manajemen akrual merupakan prilaku opportunistik manajemen dalam merekayasa laba

dan kebijakan manajemen untuk memitigasi volatilitas laba. Adapun R Square pada tabel

4.8 berikut :

4.3.1.4 Nilai R-Squared

Tabel 4.6

R-Squared Coefficients

Dependen dan Mediating

Variabel

R – Square

Volatilitas Laba 0.02

Manajemen Akrual 0.01

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Hasil output R-Squared seperti dapat dilihat pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat

bersarnya R-Squared 0.01 yang memiliki arti bahwa pengaruh variabel Kepemilikan

Manajemen, Kepemilikan Institusional, Komite audit Independen dan kualitas audit

terhadap volatilitas Laba sebesar 2 % dan sisanya 98 % dipengaruhi oleh variabel diluar

model penelitian ini. Sedangkan nilai R-Squared Manajemen Akrual sebesar 0.01 yang

memiliki arti bahwa pengaruh variabel corporate governance terhadap Manajemen

Akrual adalah sebesar 1% dan sisanya 99% dipengaruhi oleh variabel dari luar model

penelitian ini.

4.3.1.5 Perbedaan Pengaruh Corporate Governance Terhadap Volatilitas Laba

Antara Perusahaan Hedgers dan Unhedgers (Pengujian Hipotesis empat).

Sedangkan hasil Pengujian Path coefficients dan P value untuk melihat besarnya

koefisien dan tingkat signifikansi pada Uji beda multigroup atas hubungan corporate

Page 83: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

70

governance dengan volatilitas laba dan manajemen akrual dijelaskan pada perbedaan

pengujian perusahaan hedgers dan unhedgers, berikut;

4.3.1.5.1 Pengujian Perbedaan Perusahaan hedgers

Pengujian hipotesis empat (H4) adalah menguji ada perbedaan pengaruh

kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas

audit terhadap Volatilitas Laba ketika dimediasi oleh Manajemen Akrual. Untuk

menjawab hipotesis keempat maka dilakukan pengujian pada perusahaan hedgers dan

perusahaan unhedgers, menggunakan analisa multi group dengan WarpPLS 4.0 untuk

mengetahui nilai Path coefficient dan P value sehingga besarnya koefisien dan tingkat

signifikansi. Hasil pengujian adalah berikut;

Gambar 4.2.

Model Hubungan CG terhadap VL dan Manajemen Akrual

Perusahaan hedgers

Sumber : Data diolah digunakan dalam penelitian ini

Page 84: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

71

Gambar 4.2. di atas, menunjukkan perbedaan pengaruh perusahaan hedgers antar

variabel, dimana Kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusional, komite audit

independen dan kualitas audit merupakan variabel independen dan volatilitas laba adalah

variabel dependen, yang dimediasi oleh manajemen akrual.

Hasil pengujian Path coefficient dan P-value untuk melihat besarnya koefisien dan

tingkat signifikansi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Path coefficient dan P value Perusahaan hedgers

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Keterangan :

MAK : Management Accrual

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

***Signifikan pada level 1%

NO

Hubungan antara

Variabel

Koefisien

P-Value

SE

1

1

MAK V.LABA 0.18 0.04 0.096

1

2

KM V.LABA -0.51 0.01*** 0.096

1

3

KINST V.LABA 0.08 0.21 0.096

1

4

KAI V.LABA -0.41 0.01*** 0.096

1

5

KUA V.LABA 0.06 0,28 0.096

1

6

KM MAK -0.27 0.01*** 0.096

2

7

KINST MAK -0.34 0.01*** 0.096

2

8

KAI MAK 0.11 0.14 0.096

2

9

KUA MAK -0.29 0.01*** 0.096

Page 85: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

72

Hasil pengujian pengaruh manajemen akrual terhadap volatilitas laba pada tabel

4.7 dapat dilihat bahwa koefisien jalur sebesar 0.18, p value sebesar 0,04 (p > 0,05) dan

standar error koefisien jalur sebesar 0,096. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh

Kepemilikan Manajemen terhadap volatilitas laba pada tabel 4.7 dapat dilihat koefisien

jalur sebesar -0.51, p value sebesar 0.01 (p< 0,05) dan standar error koefisien jalur

sebesar 0,096, dan pengujian pengaruh kepemilikan institusi terhadap volatilitas laba

koefisien jalurnya sebesar 0.08, p valuenya sebesar 0.21 (p<0.10) dan standar erornya

koefisien jalur sebesar 0,096, Komite audit independen terhadap volatilitas laba pada

tabel 4.7 dapat dilihat bahwa koefisien jalur sebesar -0.41, p value sebesar 0.01 (p< 0,05)

dan standar error koefisien jalur sebesar 0,096, sedangkan pengujian pengaruh Kualitas

audit terhadap volatilitas laba pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa koefisien jalur sebesar

0.06, p value sebesar 0.28 (p > 0.05) dan standar error koefisien jalur sebesar 0,096.

Manajemen akrual tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Volatilitas

laba dan Kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan dan negatif, Kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan dan positif, Komite audit independen

berpengaruh signifikan dan negatif, Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dan

positif terhadap volatilitas laba. Sedangkan variable kepemilikan manajemen,

institusional dan kualitas audit berpengaruh signifikan dan negatif terhadap manajemen

akrual dan variable komite audit independen tidak berpengaruh signifikan dan positif

terhadap manajemen akrual.

4.3.1.5.2 Pengujian Perbedaan Perusahaan Unhedgers

Untuk menjawab hipotesis penelitian maka harus dilakukan model yang

menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel eksogen yaitu kepemilikan

manajemen, kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas, sedangkan

variabel endogen yaitu Volatilitas laba. Maka setelah melakukan run test diperoleh model

hubungan CG terhadap volatilitas laba Perusahaan Unhedgers sebagai berikut :

Page 86: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

73

Gambar 4.3

Model Hubungan CG terhadap VL dan Manajemen Akrual Perusahaan

unhedgers

Sumber : Data diolah digunakan dalam penelitian ini

Gambar 4.3 di atas, merupakan variabel menunjukkan hubungan kausalitas antar

variabel, dimana CG merupakan variabel independen dan volatilitas laba adalah variabel

dependen. Untuk menjawab hipotesis penelitian empat (H4), maka harus dilakukan

pembuatan Tabel hasil Path coefficient dan P value Perusahaan Unhedge yang

menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel eksogen yaitu CG dan variabel

endogen yaitu Volatilitas laba. Maka setelah melakukan run test diperoleh perhitungan

pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Page 87: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

74

Tabel 4.8

Hasil Path coefficient dan P value Perusahaan unhedgers

NO

Hubungan antar

variabel

Koefisien

P-Value

SE

1 MAK V.LABA -0.08 0.01*** 0.033

2 KM V.LABA -0.06 0.04** 0.033

3 KINST V.LABA 0.12 0.01 0.033

4 KAI V.LABA -0.03 0.14 0.033

5 KUA V.LABA -0.03 0.16 0.033

6 KM MAK -0.04 0.09* 0.033

7 KINST MAK -0.05 0.07* 0.033

8 KAI MAK -0.09 0.01*** 0.033

9 KUA MAK 0.02 0.26 0.033

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Keterangan

MAK : Management Accrual

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

*Signifikan pada level 10%

**Signifikan pada level 5%

***Signifikan pada level 1%

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap

Volatilitas laba pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa koefisien jalur sebesar -0,06, p value

sebesar 0,04 (p< 0,05) dan standar error koefisien jalur sebesar 0,033 adalah signifikan

dan negatif. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh kepemilikan institusional koefisien

jalur sebesar 0,12, p value sebesar 0,01 (p< 0,01) dan standar error koefisien jalur sebesar

0,033 adalah tidak signifikan. Pengaruh Komite audit independen terhadap volatilitas laba

dapat dilihat bahwa koefisien jalur sebesar -0,03, p value sebesar 0,14 (p> 0,05) dan

standar error koefisien jalur sebesar 0,033, adalah tidak signifikan dan negatif dan

pengujian pengaruh Kualitas audit terhadap volatilitas laba pada tabel 4.8 dapat dilihat

bahwa koefisien jalur sebesar -0,03, p value sebesar 0,16 (p> 0,05) dan standar error

koefisien jalur sebesar 0,033 adalah tidak signifikan dan negatif terhadap volatilitas laba.

Page 88: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

75

Kepemilikan Manajemen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Volatilitas

laba, Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan dan positif terhadap Volatilitas

laba, komite audit independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

volatilitas laba dan Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

Volatilitas laba. Dan variable manajemen akrual berpengaruh negatif dengan nilai

koefisien -0,08 dan signifikan dengan nilai p valuenya 0,01 terhadap volatilitas laba.

Variable kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan Komite audit

independen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap manajemen akrual serta variable

kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap Manajemen akrual.

4.3.1.6. Pengujian Perbedaan Pengaruh Corporate Governance Antara Perusahaan

hedgers dan Unhedgers dengan Multigroup. Untuk menguji apakah ada perbedaan dampak Aktivitas hedging keuangan dan

peran Corporate Governance terhadap Volatilitas laba perusahaan hedge dan Unhedge,

maka dapat dihitung nilai t statistik sebagai berikut :

t = Pathsampel1 – Pathsampel2

Ѵse²sampel1 + se²samapel2

Dimana:

Pathsampel1 : Koefisien jalur untuk kelompok 1 perusahaan Hedge

Pathsampel2 : Koefisien jalur untuk kelompok 2 perusahaan Unhedge

se²sampel 1 : nilai standar error koefisien kelompok 1 (Hedge)

se²samapel2 : nilai standar error koefisien kelompok 2 (Unhedge)

Selanjutnya hasil pengujian Path Coefficients dan P value untuk melihat besarnya

koefisien dan tingkat signifikan adalah sebagai berikut :

Page 89: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

76

Tabel 4.9

Uji Beda Antara Perusahaan hedgers dan unhedgers dengan Multigroup

No

Keterangan

Hubungan antara

Variabel

Perusahaan

HEDGERS

(Pathsampel1)

Perusahaan

UNHEDGERS

(Pathsampel2)

Hasil

1. Path Coefisien MAK V.Laba 0.18 -0.08 Ada beda

2 KM V.Laba -0.51 -0.06 Ada beda

3

3

KINST V.Laba 0.08 0.12 Ada beda

4

4

KAI V.Laba -0.41 -0.03 Ada beda

5

5

KUA V.Laba

0.06

-0.03

Ada beda

6

6

KM MAK -0.27 -0.04 Ada beda

7

7

KINST MAK -0.34 -0.05 Ada beda

8

8

KAI MAK 0.11 -0.09 Ada beda

9

9

KUA MAK -0.29 0.02 Ada beda

1

10 Standar Error MAK V.Laba 0.096 0.033 _

1

11

KM V.Laba 0.096 0.033 _

1

12

KINST V.Laba 0.096 0.033 _

1

13

KAI V.Laba 0.096 0.033 _

1

14

KUA V.Laba 0.096 0.033 _

1

15

KM MAK 0.096 0.033 _

1

16

KINST MAK 0.096 0.033 _

1

17

KAI MAK 0.096 0.033 _

Sumber : Data diolah digunakan dalam penelitian ini

Page 90: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

77

Adapun hasil uji beda pengaruh antar variabel kelompok perusahaan hedgers dan

unhedge dapat dijelaskan pada tabel 4.9 di atas adalah berikut :

1. Hubungan Variabel Manajemen akrual terhadap volatilitas laba

= t Pathsampel1 – Pathsampel2

Ѵse²sampel1 + se²samapel2

(0.18) – (-0.08) 0.26 0.26

= ------------------------ = -------------------- = -------- = 26

Ѵ(0.096)² + (0.033)² Ѵ (0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = 26 > t. Tabel 1.96 (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur ber beda

secara signifikan antara variabel MAK dan Volatilitas Laba pada perusahaan hedgers dan

unhedgers.

2. Hubungan Variabel Kepemilikan Manajemen terhadap Volatilitas laba

(-0.51) – (-0.06) -0.45 - 0.45

= -------------------------- = ------------------- = ---------- = -45

Ѵ(0.096) ² +( 0.033)² Ѵ(0.009+ 0.001) 0.01

t.statistik = -45 < - 1.96 t.Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda

secara signifikan antara variabel KM dengan V.Laba pada perusahaan hedgers dan

Unhedgers.

3. Hubungan Variabel Kepemilikan Institusional terhadap Volatilitas laba

(0.08) - (0.12) -0.04 -0.04

= ---------------------- = -------------------- = ----------- = -4

Ѵ(0.096)²+(0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = -4 < -1.96 t.Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda

secara signifikan antara variabel KINST dengan V.Laba pada perusahaan hedgers dan

unhedgers.

Page 91: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

78

4. Hubungan Variabel Komite Audit Independen terhadap volatilitas Laba

(-0.41) - (-0.03) -0.38 -0.38

= -------------------------- = ---------------------- = -------- = -38

Ѵ(0.096)² + (0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = -38 < -1.96 t. Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda

secara signifikan antara variabel KAI dengan V.laba pada perusahaan hedgers dan

Unhedgers.

5. Hubungan Kualitas Audit terhadap volatilitas Laba

(0.06) - (-0.03) 0.09 0.09

= ----------------------- = ------------------- = --------- = 9

Ѵ(0.096)² + (0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = 9 > 1.96 t. Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda secara

signifikan antara variabel KUA dengan V.laba pada perusahaan hedgers dan Unhedgers.

6. Hubungan Variabel Kepemilikan Manajemen terhadap Manajemen akrual

(-0.27) - (-0.04) -0.23 -0.23

= ---------------------- = --------------------- = -------- = -23

Ѵ(0.096)² +(0.040)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = -23 < -1.96 t.Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda secara

signifikan antara variabel KM dengan MAK pada perusahaan hedgers dan Unhedgers.

7. Hubungan Variabel Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen akrual

(-0.34) - (-0.05) -0.29 -0.29

= -------------------------- = --------------------- = -------- = -29

Ѵ(0.096)²+ (0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

Page 92: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

79

t.statistik = -29 < -1.96 t.Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda

secara signifikan antara variabel KINST dengan MAK pada perusahaan hedgers dan

Unhedgers.

8. Hubungan Variabel Komite audit independen terhadap Manajemen akrual

(0.11) - (-0.09) 0.2 0.2

= ---------------------- = ---------------------- = --------- = 20

Ѵ(0.096)²+(0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = 20 > t.tabel 1.96 (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda secara

signifikan antara variabel KAI dengan MAK pada perusahaan hedgers dan Unhedgers.

9. Hubungan Variabel Kualitas audit terhadap Manajemen akrual

(-0.29) - (0.02) -0.31 -0.31

= --------------------- = -------------------- = -------- = -31

Ѵ(0.096)²+(0.033)² Ѵ(0.009)+(0.001) 0.01

t.statistik = -31< -1.96 t.Tabel (alpha 5%) menunjukkan kedua jalur berbeda secara

signifikan antara variabel KINST dengan MAK pada perusahaan hedgers dan Unhedgers.

4.3.1.7 Manajemen Akrual sebagai Pemediasi Hubungan Antara Corporate

Governance dengan Volatilitas Laba Pada Perusahaan Hedgers dan

UnHedgers (Pengujian Hipotesis Lima).

Untuk mengetahui signifikansi indirect and total effect akan muncul besarnya

variance indirect effect yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Variance

Accounted For (VAF) dan pengujian Effect size yang dapat dikelompokkan menjadi 3

kategori yaitu lemah (0.02), medium (0.15) dan besar di atas (0.35) (kock,2013; Hair,

2013). Untuk melihat besarnya Effect size dan tingkat signifikansi atas hubungan

Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komite audit independen dan kualitas

audit terhadap Volatilitas laba dimediasi oleh Manajemen akrual sebagai berikut :

Page 93: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

80

Tabel 4.10

Hasil Indirect and Total Effect Perusahaan Hedgers dan Unhedgers

Indirect effects for paths with 2 segments

-------------------------------------------------

MAK KM KINST KAI KUA V.LABA

MAK

KM

KINST

KAI

KUA

V.LABA 0.002 0.003 0.004 -0.001

P values of indirect effects for paths with 2 segments

---------------------------------------------------------------

MAK KM KINST KAI KUA V.LABA

MAK

KM

KINST

KAI

KUA

V.LABA 0.459 0.447 0.426 0.476

Effect sizes for path coefficients

**************************

MAK KM KINST KAI KUA V.LABA

MAK 0.002 0.003 0.005 0.001

KM

KINST

KAI

KUA

V.LABA 0.003 0.004 0.005 0.012 0.001

Sumber : data diolah digunakan dalam penelitian ini

Keterangan :

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

V.LABA : Volatilitas Laba

Page 94: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

81

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya variance indirect effect kita dapat

menghitungnya dengan menggunakan rumus Variance Accounted For (VAF). Nilai VAF

berkisar antara 0 sampai 1. Semakin tinggi VAF menunjukkan bahwa pengaruh efect

mediasi yang sempurna. VAF dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ghozali dan

Latan 2014), berikut :

VAF = a x b X 100 %

axb+c

1. Untuk variabel Kepemilikan Manajemen nilai VAF, berikut :

= 0.004 X 0.002 X 100% = 0.0027

0.004X 0.002 + (0.003)

Jadi besarnya pengaruh indirect effect untuk model di atas adalah sebesar 0.27 %

atau hubungan kepemilikan manajemen terhadap volatilitas laba tidak dimediasi oleh

manajemen akrual karena nilai VAF adalah nihil masih berkisar antara 0 - 1, dan tidak

signifikan pada P Value nya 0.459 > 0.05, berarti tidak ada mediasi (no mediation)

manajemen akrual antara hubungan kepemilikan manajemen dengan volatilitas laba.

2. Variabel KINST nilai VAF = 0.005 X 0.003 X 100% = 0.003

0.005 X 0.003+(0.003)

Jadi besar pengaruh indirect effect untuk hubungan variabel KINST dengan

Volatilitas Laba adalah sebesar 0.30 %, yang berarti mediasi tidak didukung (no

mediation) yang VAF nya sebesar 0.005 yang berkisar antara 0 – 1 dan tidak signifikan

0.447> 0,05.

3. Variabel KAI nila VAF = 0.012 X 0.005 X 100% = 0,0196

0.012 X 0.005+(0.003)

Besarnya pengaruh indirect effect atas hubungan variabel Komite Audit

Independen terhadap Volatilitas Laba adalah sebesar 1.96 %, yang berarti ada mediasi

parsial atau partial mediation yang VAF nya sebesar 0.0196 (0.02) yang berkisar antara 0

– 1.

4. Variabel KUA nila VAF = 0.001 X 0.001 X 100% = 0,00033

0.001 X 0.001+(0.003)

Page 95: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

82

Besarnya pengaruh indirect effect atas hubungan variabel Kualitas Audit dengan

Volatilitas Laba adalah sebesar 0.033 %, yang berarti mediasi tidak didukung yang VAF

nya sebesar 0.00033 (0.000).

Adapun tabel di bawah ini merupakan hasil perhitungan VAF, sebagai berikut:

Tabel 4.11

Variance Accounted For (VAF) Inderect Effect

Sumber : Data diolah dalam penelitian ini (2014)

Keterangan:

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional`

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

Adapun hasil pengujian hipotesis penelitian dapat dirangkum pada tabel 4.12

model penelitian empiris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12

Rangkuman Hasil Pengujian hipotesis

No HUBUNGAN Hipotesis P.Value & VAF Hasil

1 KM terhadap VL H1a 0.022** Diterima

2 KINST terhadap VL H1b 0.011** Diterima

3 KAI terhadap VL H1c 0.001*** Diterima

4 KUA terhadap VL H1d 0.161 Ditolak

5 KM terhadap MAK H2a 0.105 Ditolak

6 KINST terhadap MAK H2b 0.051* Diterima

7 KAI terhadap MAK H2c 0 .011** Diterima

8 KUA terhadap MAK H2d 0.229 Ditolak

Relationship

Indirect Effect

Hasil P-Value VAF

KM MAK V.Laba 0.459 0.50 %. No Mediation

KINST MAK V.laba 0.447 0.27 % No Mediation

KAI MAK V.laba 0.426 1.96 % Partial

Mediation

KUA MAK V.laba 0.476 0.033 % No Mediation

CG MAK V.Laba 0.274 0.735 % No Mediation

Page 96: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

83

No HUBUNGAN Hipotesis P.Value & VAF Hasil

9 MAK terhadap VL H3 0.036** Diterima

10 KM terhadap VL H4a t.statistik = -45 < -

1.96 (alpha 5%)

Ada beda

11 KINST terhadap VL H4b t.statistik = -4 < -

1.96 (alpha 5%)

Ada beda

12 KAI terhadap Risiko VL H4c t.statistik = -38 <

-1.96 (alpha 5%)

Ada beda

13 KUA terhadap VL H4d t.statistik = 9 >

1.96 (alpha 5%)

Ada beda

14 Hubungan KM dengan VL

dimediasi oleh Manajemen

Akrual

H5a 0.50 %. Mediasi

tidak

didukung

15 Hubungan KINST dengan VL

dimediasi oleh Manajemen

Akrual

H5b 0.27 % Mediasi

Tidak

didukung

16 Hubungan KAI dengan Risiko VL

dimediasi oleh Manajemen

Akrual

H5c 1.96 % Mediasi

Parsial

17 Hubungan KUA dengan V.Laba

dimediasi oleh Manajemen

Akrual

H5d 0.033 % Mediasi

tidak

didukung

Sumber : Data diolah digunakan dalam penelitian ini

Keterangan:

MAK : Manajemen Akrual

KM : Kepemilikan Manajemen

KINST : Kepemilikan Institusional

KAI : Komite Audit Independen

KUA : Kualitas Audit

*Effect Mediation 0.13 & 0.53

*Signifikan pada level 10%

**Signifikan pada level 5%

***Signifikan pada level 1%

Page 97: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

84

BAB V

PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan pembahasan konseptual yang berhubungan dengan

pokok kajian penelitian. Pembahasan dilakukan berdasarkan pendekatan-pendekatan baik

teoritis maupun hasil temuan empiris dan asumsi-asumsi dasar yang dapat dijadikan

pertimbangan pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini. Pembahasan hasil penelitian

ini sekaligus memberikan penjelasan terhadap temuan-temuan atas pertanyaan penelitian

yang diajukan pada bab sebelumnya.

5.1 Pengujian Pengaruh Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite

audit independen dan kualitas audit terhadap Volatilitas Laba

Pengujian hipotesis pertama (H1a – H1d) di tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada

persamaan model menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajemen berpengaruh

signifikan dan negatif sebesar -0,06 terhadap volatilitas laba yang P-valuenya sebesar

0,02 (P < 0,05). Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model pertama

menghasilkan kesimpulan yang konsisten dengan hipotesis satu (H1a diterima), karena

fungsi internal monitoring atas kepemilikan manajemen secara efektif dapat menurunkan

risiko/volatilitas laba dan hipotesis ini menjelaskan bahwa manajer adalah rasional dan

berusaha untuk memaksimumkan utilitasnya, terkait dengan kompensasi dan

kemakmuran pemilik dan pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen

sesuai teori akuntansi positif dan mengurangi konflik kepentingan antara manajemen

yang oportunistik dengan pemilik seperti yang digambarkan pada teori agensi untuk

mengurangi risiko/volatilitas laba.

Kepemilikan Institusional berpengaruh secara negatif sebesar -0,07 dan signifikan

terhadap volatilitas laba yang P- valuenya sebesar 0,01 (P< 0,05). Oleh karena itu

pengujian terhadap persamaan model dua menghasilkan kesimpulan yang konsisten

dengan hipotesis satu (H1b diterima) yaitu Kepemilikan institusional berpengaruh

negatif terhadap volatilitas laba. Karena kepemilikan saham institusional berfungsi

sebagai eksternal monitoring secara efektif dapat menurunkan risiko/volatilitas laba dan

mengurangi konflik kepentingan antara perilaku manajemen yang oportunistik dengan

pemilik seperti yang dijelaskan pada teori agensi dan secara rasional tidak hanya

memakmurkan kepentingan pemilik dari pemilihan kebijakan akuntansi yang sesuai

dengan teori akuntansi positif.

Komite audit independen berpengaruh secara negatif sebesar -0,11 dan signifikan

terhadap volatilitas laba yang P-valuenya sebesar 0,01 (P< 0,05). Oleh karena itu

pengujian terhadap persamaan model tiga menghasilkan kesimpulan yang konsisten

dengan hipotesis satu (H1c diterima) yaitu Komite audit independen berpengaruh negatif

Page 98: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

85

terhadap volatilitas laba, karena keberadaan komite audit independen dapat berfungsi

sebagai eksternal monitoring menurunkan risiko/volatilittas laba. Berdasarkan teori

agensi yang meminimalkan konflik kepentingan antara manajemen yang oportunistik

dengan pemilik dan merupakan jaminan untuk meningkatkan kinerja perusahaan,

sehingga pasar menganggap keberadaan komite audit independen merupakan faktor yang

mereka pertimbangkan untuk melakukan investasi pada perusahaan hedgers dan

unhedger.

Kualitas audit berpengaruh secara negatif sebesar -0.03 dan tidak signifikan

terhadap volatilitas laba yang P- valuenya sebesar 0,16 (P> 0,05). Dan pengujian

terhadap persamaan model empat menghasilkan kesimpulan tidak konsisten dengan

hipotesis satu (H1d ditolak) yaitu Kualitas audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap volatilitas laba, karena kualitas audit menekankan kepada kualitas informasi

keuangan sehingga akan memperbaiki informasi keuangan dan merupakan nilai tambah

bagi operasi perusahaan, tetapi tidak dapat mengurangi risiko/volatilitas laba pada

perusahaan hedgers dan unhedgers karena risiko/volatilitas laba cendrung dipengarungi

oleh faktor makro ekonomi, seperti inflasi, mekanisme pasar dan kebijakan pemerintah.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Teoh dan Wong (1993) bahwa

kualitas audit berhubungan negatif terhadap menajemen akrual dan mengurangi

risiko/volatilitas laba. Praktik Corporate Governance yang diproksi dengan kualitas audit

diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang opportunis. Semakin tinggi kualitas

audit, semakin besar kemungkinan perusahaan mengurangi risiko (volatilitas) laba.

Berdasarkan teori efisiensi dan konsep risiko dan hasil penelitian di atas maka dapat

diasumsikan bahwa dengan adanya kualitas audit yang tinggi belum memberikan

implikasi pada penurunan risiko/volatilitas laba dan informasi keuangan yang efisien.

Hasil penelitian ini juga dapat dijelaskan dengan menggunakan teori agensi dan

risiko. Konsep risiko menjelaskan bahwa dengan adanya corporate governance yang

diproksi dengan kualitas audit akan memberikan dampak untuk mengurangi volatilitas

laba. Teori agensi dalam corporate governance akan menghasilkan fungsi pengawasan

(monitoring) internal terhadap kinerja manajerial sehingga perusahaan akan mencegah

manajer untuk melakukan tindakan menurunkan volatilitas laba.

Berdasarkan konsep volatilitas dan beberapa hasil penelitian di atas maka dapat

diasumsikan bahwa dengan adanya kualitas audit yang tinggi belum memberikan

implikasi pada penurunan risiko/volatilitas laba. Konsep risiko menjelaskan bahwa

dengan adanya corporate governance yang diproksi dengan kualitas audit yang tinggi

akan mengurangi volatilitas laba, sehinga masih terjadi kontradiksi antara kualitas audit

yang tinggi dan bukan merupakan jaminan menurunkan risiko/volatilitas laba.

Page 99: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

86

5.2 Pengujian Pengaruh Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite

audit independen dan kualitas audit terhadap Manajemen akrual

Hipotesis dua (H2a-H2d) dalam penelitian ini adalah ingin membuktikan

pengujian hipotesis dua (H2a – H2d)) di tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada persamaan

model dua menunjukkkan bahwa variabel Kepemilikan Manajemen berpengaruh secara

negatif sebesar -0,04 dan tidak signifikan terhadap Manajemen Akrual yang P- valuenya

sebesar 0,11 (P> 0,10). Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model pertama

menghasilkan kesimpulan yang tidak konsisten dengan hipotesis dua (H2a ditolak),

karena kepemilikan manajemen sebesar 2.8 % pada total perusahaan hedgers dan

unhedgers yang p valuenya sebesar 0.11 (p > 0,10) bukan sebagai internal monitoring.

Pada perusahaan unhedgers signifikan negatif menurunkan manajemen akrual yang p

valuenya 0.09 (p < 0.10) dan kepemilikan manajemen pada perusahaan hedgers sebesar

0.7 %, karena masing–masing perusahaan tersebut kepemilikan saham manajemen relatif

kecil untuk memitigasi perilaku manajemen yang opportunistik yang p valuenya (P<

0,01) dan signifikan negatif dengan koefisien (-0,27), sehingga kedua tipe kebijakan

perusahaan hedgers dan unhedegers belum optimal dalam mencegah manajer melakukan

tindakan manajemen akrual, karena fungsi pengawasan (monitoring) terletak pada

kepemilikan saham mayoritas.

Hasil penelitian Claessens et al. (2000), menyatakan bahwa di Indonesia sebagian

besar kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh keluarga, seperti PT Mahaka Group

Tbk, PT. Bakrie Tbk, dan lain-lain. Menurut Hu dan Izamida (2008), kepemilikan saham

mayoritas oleh manajemen memiliki kepemilikan dalam jumlah yang signifikan akan

menyebabkan manajerial entrenchment effect, dimana jumlah kepemilikan saham

manajemen yang signifikan akan mempertahankan posisi mereka dalam perusahaan dan

belum menginginkan adanya pengawasan dari pihak lain, dan cendrung melibatkan

stakeholder dalam konsep monitoring.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Nagata dan Hachiya (2006)

melaporkan hubungan negatif antara kepemilikan manajemen (insider) dan manajemen

akrual untuk 830 IPO di Jepang selama periode 1989-2000. Penelitian ini konsisten

dengan penelitian Koh (2003) meneliti sampel dari perusahaan Australia selama periode

1993-1997 dan menemukan hubungan negatif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan

saham manajerial dan manajemen akrual. Peasnell et al. (2005) menunjukkan bahwa

peran direktur dengan kepemilikan manajerial yang rendah dalam membatasi manajemen

akrual.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan teori keagenan bahwa insentif untuk

mengelola laba di perusahaan dengan kepemilikan saham manajerial lebih rendah.

Watfield at al (1995) menguji kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan

kandungan informasi laba menemukan bukti bahwa kepentingan manajerial berhungan

negatif dengan discretionary acrual.

Page 100: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

87

Kepemilikan Institusional berpengaruh secara negatif terhadap manajemen akrual.

Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model dua menghasilkan kesimpulan yang

konsisten dengan hipotesis dua (H2b diterima) yaitu Kepemilikan institusional

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Akrual, karena kepemilikan

institusional pada perusahaan sampel berfungsi sebagai eksternal monitoring yang efektif

oleh pihak eksternal terhadap manajemen akrual untuk memitigasi perilaku oportunistik

manajemen.

Persamaan model dua menghasilkan kesimpulan yang konsisten dengan hipotesis

dua (H2c diterima) yaitu Komite audit independen berpengaruh negatif terhadap

Manajemen Akrual. Karena fungsi komite audit independen dapat menurunkan prilaku

oportunistik dalam manajemen akrual dan menggunakan tori agensi untuk memitigasi

konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan.

Kualitas audit berpengaruh positif sebesar 0.02 dan tidak signifikan terhadap

Manajemen Akrual. Oleh karena itu pengujian terhadap persamaan model empat

menghasilkan kesimpulan tidak konsisten dengan hipotesis dua (H2d ditolak) yaitu

Kualitas audit independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Manajemen

Akrual untuk total perusahaan hedgers dan unhedgers. Pada perusahaan hedgers, kualitas

audit signifikan dan negatif yang koefisiennya -0.29 memitigasi manajemen akrual dan p

valuenya (P< .01) sebagai alat monitoring internal dan perusahaan unhedgers tidak

signifikan yang p valuenya ( P= 0.26) dan koefisiennya 0.02 tidak menurunkan

manajemen akrual dan bukan merupakan alat monitoring eksternal.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Koh (2003) yang menemukan

hubungan negatif yang signifikan antara kualitas audit dan akrual diskresioner, dan

konsisten dengan penelitian Ching et al. (2006) dan Peasnell et al. (2005) tidak

menemukan hubungan negatif dan signifikan antara kualitas audit dengan manajemen

akrual pada perusahaan yang terdaftar di bursa Hongkong dan Inggris, karena

menggunakan jasa audit yang berkualitas merupakan salah satu upaya perusahaan untuk

mengurangi perilaku manajemen perusahaan yang memaksimalkan kepentingan

pribadinya.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian mengenai praktik

Corporate governance diproksi dengan kualitas audit memiliki hubungan yang signifikan

terhadap manajemen akrual (Watfield et al 1995, Gabrielsen et al 1997, Wedari 2004)

dan sesuai dengan teori akuntansi positif, karena pemilik, manajemen dan regulator hanya

memakmurkan kepentingannya yang berarti tidak menurunkan perilaku manajemen

akrual pada perusahaan unhedgers, karena perusahaan unhedgers kuaalitas audit masih

menekankan pada proses informasi keuangan yang oportunis, sedangkan pada perusahaan

hedgers dapat menurunkan perilaku manajemen akrual dan membuat informasi keuangan

yang efisien.

Page 101: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

88

Audit berkualitas belum memiliki tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi

pada perusahaan unhedgers. Bukti ini menunjukkan bahwa kualitas audit yang lebih

rendah berhubungan dengan fleksibilitas akuntansi yang lebih tinggi. Dengan adanya

kualitas audit yang baik, maka akan tercipta suatu pengendalian seperti preventive

control, detective control dan reporting control pada perusahaan hedgers.

5.3 Pengujian Pengaruh Manajemen akrual terhadap Volatilitas laba

Hasil pengujian hipotesis tiga (H3) di tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel

Manajemen akrual berpengaruh negatif sebesar -0,06 dan signifikan terhadap volatilitas

laba yang P- valuenya sebesar 0,04 (P< 0,05). Oleh karena itu pengujian terhadap

persamaan model ketiga menghasilkan kesimpulan yang konsisten dengan hipotesis tiga

(H3 diterima) yaitu Manajemen akrual berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Volatilitas laba.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Muid dan Catur P (2005) menguji

pengaruh manajemen akrual terhadap volatilitas laba dan investasi, hasilnya

menunjukkan bahwa manajemen akrual tidak terbukti menimbulkan risiko (volatilitas)

laba. Dan penelitian Fields, Lys, & Vincent, 2001) menyatakan bahwa manajemen akrual

dapat dicapai dengan cara laba yang di write-off dalam satu periode dan untuk

meringankan biaya selama beberapa periode, mempercepat atau menunda pengakuan

pendapatan atau beban untuk menggeser pendapatan dari satu periode ke periode lain.

Adapun teori agency dalam manajemen akrual akan meningkatkan biaya agensi,

karena manajer menjaga kepentingannya dengan menerbitkan laporan keuangan yang

tidak menunjukkan gambaran ekonomi perusahaan secara akurat, sehingga stakeholders

tidak dapat membuat keputusan investasi yang optimal. Motivasi penggunaan manajemen

akrual sebagai subsitusi penggunaan derivatif keuangan berdampak pada menurunnya

volatilitas laba. Jika perusahaan menggunakan manajemen akrual dan derivatif keuangan

untuk tujuan lindung nilai eksposur, diharapkan bahwa penggunaan tersebut akan

mengakibatkan penurunan volatilitas laba.

5.4. Perbedaan peran corporate governance terhadap volatilitas laba pada

perusahaan hedgers dan unhedgers

Pengujian dampak Aktivitas hedging keuangan terhadap Volatilitas laba yang

dibedakan berdasarkan tipe operasi keuangan perusahaan hedgers. Dalam penelitian ini

tipe perusahaan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perusahaan hedgers dan

unhedgers. Penelitian ini sejalan dengan Scott (2009) menemukan bahwa tujuan

perusahaan untuk melakukan praktik pengelolaan laba adalah; manajemen perusahaan

berusaha untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan

informasi internal perusahaan, dalam hal pengelolaan laba dilakukan secara efisien pada

perusahaan hedgers, karena trategi yang dapat diimplementasikan oleh manajer dalam

Page 102: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

89

manajemen laba berbasis manajemen akrual antara lain adalah melakukan pilihan metoda

akuntansi serta melakukan estimasi tertentu sebagai kebijakan akuntansi, khususnya

discretionary accruals.

Pada perusahaan hedgers; Kepemilikan manajemen merupakan mekanisme internal

monitoring memitigasi perilaku opportunistik sebagai hubungan subsitusi dengan

aktivitas hedging keuangan, yang artinya aktivitas hedging keuangan dilakukan dapat

menurunkan perilaku opportunis melalui manajemen akrual dan gejolak/volatilitas laba

dan kualitas audit sebagai mekanisme internal memitigasi perilaku opportunis melalui

manajemen akrual.

Kepemilikan institusi merupakan mekanisme eksternal monitoring memitigasi

perilaku opportunistik sebagai hubungan subsitusi dengan aktivitas hedging keuangan,

yang artinya aktivitas hedging keuangan dilakukan dapat menurunkan perilaku

opportunis melalui manajemen akrual dan Komite audit independen memitigasi

gejolak/volatilitas laba karena fungsi komite audit sebagai full power sebagai mekanisme

eksternal monitoring.

Perusahaan dengan kategori hedgers menunjukkan pengaruh negatif kepemilikan

manajemen dan komite audit independen terhadap penurunan volatilitas laba dan

menunjukkan pengaruh negatif kepemilikan manajemen, komite audit independen dan

kualitas audit terhadap manajemen akrual, hal ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan

yang masuk dalam kategori hedgers melaksanakan Aktivitas hedging sebagai suatu

aktivitas trading yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kontrak efisiensi dalam

menurunkan perilaku oportunistik dan manajemen akrual sebagai bentuk subsitusi untuk

mengurangi volatilitas laba.

Tujuan perusahaan unhedgers melakukan manajemen laba berbasis manajemen

akrual dalam penelitian ini adalah manajemen perusahaan berusaha untuk

memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dalam hal ini pengelolaan laba bersifat

oportunistik.. Praktik pengelolaan laba yang bersifat oportunistik inilah yang membuat

investor salah dalam mengambil keputusan investasi. Pengelolaan laba oportunistik, tidak

lepas dari sebuah konsep teori keagenan (agency theory) yaitu ketika semua pihak

memiliki dorongan untuk mendahulukan kepentingannya sehingga timbul adanya konflik

antara prinsipal dengan agen.

Pada perusahaan unhedgers; Kepemilikan manajemen dan komite audit

independen merupakan mekanisme internal monitoring memitigasi perilaku opportunistik

sebagai aktivitas spekulatif. Untuk mereduksi prilaku opportunistik. Bentuk

komplementer dalam mengurangi volatilitas laba yang artinya aktivitas hedging keuangan

dilakukan dapat menurunkan perilaku opportunistik melalui manajemen akrual dan

kepemilikan manajemen dapat memitigasi gejolak/volatilitas laba.

Kepemilikan institusi merupakan mekanisme eksternal monitoring memitigasi

perilaku opportunistik sebagai hubungan subsitusi dengan aktivitas hedging keuangan,

Page 103: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

90

yang artinya aktivitas hedging keuangan dilakukan dapat menurunkan perilaku

opportunistik melalui manajemen akrual. Sedangkan kualitas audit tidak dapat memitigasi

perilaku opportunistik dan menurunkan gejolak/volatilitas laba, karena kualitas audit

hanya menekankan pada kualitas informasi keuangan dan gejolak/volatilitas laba

dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi seperti; inflasi, mekanisme pasar dan pajak.

Berdasarkan hasil pengujian pada table 4.9 dapat dilihat Hubungan corporate

governance dengan volatilitas laba dan manajemen akrual sebagai berikut:

Hubungan Variabel Kepemilikan Manajemen terhadap Volatilitas laba,

menunjukkan kedua jalur berbeda secara signifikan antara variabel kepemilikan

manajemen dengan volatilitas laba pada perusahaan hedgers dan unhedgers, karena rerata

perusahaan unhedgers mempunyai kepemilikan saham manajemen sebesar 2.8 % dan

kepemilikan saham manajemen perusahaan hedgers 0.7 % relatif berbeda.

Hubungan Variabel Kepemilikan Institusional terhadap Volatilitas laba,

menunjukkan kedua jalur berbeda secara signifikan antara variabel KINST dengan

volatilitas laba pada perusahaan hedgers dan unhedger,. karena rerata perusahaan

unhedgers mempunyai kepemilikan saham institusi sebesar 48.1 % dan kepemilikan

saham institusi perusahaan hedgers 47,1 % relatif berbeda.

Hubungan Variabel Komite Audit Independen terhadap volatilitas Laba,

menunjukkan kedua jalur berbeda antara variabel KAI dengan Volatilitas laba pada

perusahaan hedgers mempunyai rerata 0.556 dibulatkan menjadi 1 orang komite audit

independen dan perusahaan unhedgers mempunyai rerata 0.625 dibulatkan menjadi 1

orang komite audit pada masing-masing perusahaan, yang berfungsi untuk monitoring

atas gejolak/volatilitas laba.

Hubungan Kualitas Audit terhadap volatilitas laba, menunjukkan kedua jalur

berbeda secara signifikan antara variabel KUA dengan volatilitas laba pada perusahaan

hedgrs dan unhedgers, karena transaksi-transaksi akrual pada perusahaan hedgers sebesar

27.2 % dan perusahaan unhedgers sebesar 44.4 % dari total transaksi pada perusahaan

hedgers dan perusahaan unhedgers.

Hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh Kepemilikan

manajemen, Kepemilikan Institusional, Komite audit independen, dan kualitas audit

terhadap volatilitas laba memberikan hasil yang berbeda dan pengaruh Kepemilikan

manajemen, kepemilkan institusi, kualitas audit terhadap manajemen akrual memberikan

hasil yang berbeda antara perusahaan dengan kategori hedgers dengan perusahaan dengan

kategori unhedgers. Tujuan akuntansi lindung nilai, hanya asset, liabilitas, komitmen

pasti, atau prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang melibatkan pihak

eksternal dari entitas pelapor yang dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai.

Oleh karena itu, akuntansi lindung nilai dapat ditetapkan pada transaksi antar entitas

dalam kelompok usaha yang sama hanya dalam laporan keuangan tersendiri sebagai

Page 104: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

91

informasi tambahan dalam laporan keuangan konsoslidasi dari entitas dan tidak dalam

laporan keuangan konsolidasian dari kelompok usaha tersebut.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori agency (agency theory)

yang menegaskan bahwa manajemen perusahaan terus berupaya untuk meningkatkan laba

dan memakmurkan pemilik melalui manajemen akrual, sehingga Aktivitas hedging

keuangan digunakan untuk mereduksi ‘conflict of interest dan volatilitas laba. Hasil

pengujian selanjutnya adalah untuk melihat apakah ada perbedaan dampak aktivitas

hedging keuangan terhadap volatilitas laba dan manajemen akrual pada perusahaan

hedgers, yaitu menggunakan pair-wise test, dimana subsample dianggap sebagai variabel

moderator. Hasil menunjukkan bahwa nilai t statistic lebih tinggi dari nilai t table,

sehingga hipotesis keempat (H4) diterima, yaitu bahwa ada perbedaan aktivitas hedging

keuangan atas hubungan CG terhadap volatilitas laba dan manajemen akrual pada

perusahaan hedgers dan unhedgers.

Perusahaan yang melakukan aktivitas hedging keuangan di indonesia pada jenis

industri pelayaran, perbankan, konstruksi, perminyakan dan perhotelan seperti PT Arpeni

Pratama Ocean Line Tbk, PT Bank BumiPutera Indonesia Tbk, PT Berlian Laju Tanker

Tbk, PT Pelayaran Tempuran, Tbk, PT Perusahaan Gas Negara, PT Petrosa, PT. Plaza

Indonesia dan PT United Tractor, dengan motif spekulasi bukan untuk tujuan hedging

atau lindung nilai keuangan untuk mengurangi manajemen akrual dan volatilitas laba

karena payung hukum perusahaan yang menerapkan hedging belum sepenuhnya

diterapkan pada perusahaan publik masih sebatas di BUMN melalui peraturan BI dan

keputusan menteri keuangan untuk melindungi risiko keuangan dan biaya hedging sangat

tinggi, jadi sepenuhnya bukan merupakan suatu keharusan.

Motivasi utama perusahaan hedgers adalah menjaga keutuhan modal. Di

kelompok spekulan, ada yang bertujuan memperoleh keuntungan dari pergerakan harga di

pasar. Seperti para pengusaha dan investor dalam aset riil. Tidak ada jaminan modal awal

tetap utuh, karena selalu ada kemungkinan rugi atau unsur spekulasi dari investasi saham

dan kepemilikan manajemen dan komite audit sebagai mekanisme internal monitoring

untuk mengatasi gejolak/volatilitas laba dan kepemilikan institusional dan kualitas audit

sebagai mekanisme eksternal monitoring untuk mengatasi perilaku opportunis

manajemen akrual. Sedangkan pada perusahaan unhedgers sebagai spekulatif atas

aktivitas hedging keuangan untuk melindungi volatilitas laba dengan kepemilikan

manajemen dan komite audit sebagai internal monitoring serta komite audit independen

sebagai mekanisme eksternal monitoring dalam mengatasi prilaku opportunis manajemen

akrual.

Kelompok spekulan saham dapat dibagi dua, yaitu yang takut risiko dan risk

taker. Yang dimaksud spekulan adalah investor saham bernyali seperti perusahaan

hedgers, yaitu melakukan diversifikasi dengan mengoleksi belasan saham berkapitalisasi

Page 105: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

92

besar dan masuk LQ 45. Semakin kecil risiko dan return investasi merupakan perusahaan

hedgers. Semakin tinggi risiko dan return merupakan spekulan risk taker.

5.5 Pengujian Pengaruh corporate governance terhadap volatilitas laba ketika

dimediasi oleh Manajemen akrual antara Perusahaan Hedgers dan Unhedgers. Hasil Pengujian Effect size dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu lemah

(0.02), medium (0.15) dan besar (0.35) (kock,2013; Hair, 2013). Untuk melihat besarnya

Effect size dan tingkat signifikansi atas hubungan Kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional, komite audit independen dan kualitas audit terhadap volatilitas laba

dimediasi oleh Manajemen akrual

Untuk pengujian hipotesis H5 yaitu; manajemen akrual memediasi hubungan

Kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusional, Komite Audit independen dan

Kualitas Audit. Hasil estimasi menunjukkan bahwa indirect and total effect pada

perusahaan hedgers dan unhedgers pengaruh Kepemilikan manajemen terhadap

volatilitas laba tidak dimediasi oleh manajemen akrual adalah 0,005; kepemilikan

institusional terhadap volatilitas laba tidak dimediasi oleh manajemen akrual sebesar

0.003; hubungan komite audit independen dengan volatilitas laba merupakan mediasi

parsial (lemah) oleh manajemen akrual adalah 0.019 (0.02) dan hubungan kualitas audit

dengan volatilitas laba tidak dimediasi oleh manajemen akrual karena Variance

Accounted Factor sebesar 0,033. Hasil ini tergolong mediasi tidak didukung dimana

kepemilikan manajemen dan institusional dan kualitas audit tidak ada mediasi untuk

menurunkan volatilitas laba karena kepemilikan manajemen dan institusional dapat secara

langsung memitigasi volatilitas laba dan kualitas audit terbukti langsung dan tidak

langung tidak memitigasi volatilitas laba.

Kualitas audit di Indonesia dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan kualitas

informasi keuangan yang relevan dan reliabel dan memitigasi perilaku manajemen akrual

yang digunakan sebagai pengambilan keputusan investasi oleh investor dan calon

investor, pemberian kredit oleh kreditor, penetapan harga barang dan jasa oleh produsen

pada perusahaan hedgers, sedangkan perusahaan unhedgers belum dapat memitigasi

perilaku manajemen akrual dan masih menekankan pada efisien informasi keuangan dan

kualitas informasi keuangan.

Komite audit independen dimediasi secara parsial manajemen akrual terhadap

volatilitas laba. Karena komite audit independen punya peran penting dari perspektif

praktis sebagai alat monitoring eksternal dalam memitigasi volatilitas laba dan kontrak

efisien antara manajemen dan stakeholders lainnya untuk menurunkan perilaku

oportunistik manajemen, yang berarti masih ada pemediasi lain selain komite audit

independen untuk meningkatkan kontrak efisien dan menurunkan volatilitas laba.

Pada perusahaan Hedgers; Pengaruh kepemilikan manajemen (P. 0.24 > 0.05),

kepemilikan institusi (P. 0.19 > 0.05), komite audit independen (P.0.39 > 0.05) dan

Page 106: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

93

kualitas audit (P. 0.23 > 0.05) terhadap volatilitas laba tidak dimediasi oleh manajemen

akrual karena corporate governance secara lansung yang diproksi oleh kepemilikan

manajemen dan komite audit independen menurunkan volatilitas laba dan kepemilikan

manajemen, kepemilikan institusi dan kualitas audit secara lansung mengurangi perilaku

oportunistik manajemen akrual.

Pada perusahaan Unhedgers; Pengaruh kepemilikan manajemen yang (P. 0.44 >

0.05), kepemilikan institusi (P. 0.43 > 0.05), komite audit independen (P.0.38 > 0.05) dan

kualitas audit (P. 0.47 > 0.05) terhadap volatilitas laba tidak dimediasi oleh manajemen

akrual karena corporate governance secara lansung yang diproksi oleh kepemilikan

manajemen menurunkan volatilitas laba dan kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusi dan komite audit secara lansung mengurangi perilaku oportunistik dalam

manajemen akrual.

Page 107: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

94

BAB VI

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan pembahasan yang disajikan di bab-bab sebelumnya,

dapat disimpulkan beberapa temuan yang terkait dengan hipotesis penelitian,

antara lain:

1. Kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap volatilitas laba, artinya

semakin besar kepemilikan manajemen memberikan pengaruh penurunan volatilitas

laba. Sebaliknya semakin kecil kepemilikan manajemen, maka memberikan pengaruh

menaikkan volatilitas laba. Hasil penelitian ini searah dengan perspektif kontrak

efisiensi (Teori Efisiensi) yang menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan

kontrak yang efisien dapat menjadikan kualitas laba yang tercermin dalam kualitas

informasi keuangan yang relevan dan reliable dan kualitas laba dapat digunakan

sebagai alat pengukuran kinerja yang efisien dan (Teori Agensi) yang menyatakan

bawah konflik antara manajemen dengan pemilik dapat dimitigasi dengan mekanisme

internal monitoring dengan kepemilikan manajemen.

2. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap volatilitas laba. Artinya

Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan

oleh pihak eksternal terhadap perusahaan, sehingga menyebabkan rendahnya

volatilitas laba perusahaan. Hasil ini memperkuat asumsi bahwa kepemilikan

institusional efektif digunakan sebagai alat monitoring manajemen dan meningkatkan

kepercayaan investor institusi dalam berinvestasi.

3. Komite audit independen berpengaruh negatif terhadap volatilitas laba. Artinya,

dengan melaksanakan fungsi dan tanggung jawab yang diembannya, diharapkan

komite audit independen dapat berperan untuk mengurangi perilaku oportunistik

(accrual manipulasi) yang dilakukan oleh para manajer dan mereduksi volatilitas

laba. Dengan demikian, kualitas corporate governance melalui komite audit

independen sebagai mekanisme internal menurunkan volatilitas laba.

4. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap volatilitas laba, artinya kualitas audit

yang cenderung mendorong kualitas mekanisme pengendalian internal karena

tingginya transaksi akrual tidak berfungsi menurunkan volatilitas laba. Kualitas audit

yang digambarkan pada perusahaan sampel tidak memitigasi volatilitas laba atas

operasi perusahaan karena volatilitas laba cendrung dipengaruhi oleh makro ekonomi,

mekanisme pasar dan kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan. Hasil

pengujian ini menjawab pertanyaan penelitian yang pertama.

Page 108: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

95

5. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen

akrual. Artinya kepemilkan manajemen tidak menurunkan manajemen akrual, Hasil

penelitian ini konsisten dengan prediksi (Teori Agensi) bahwa insentif untuk

mengelola laba dengan kepemilikan saham manajerial lebih rendah dan belum dapat

digunakan sebagai mekanisme internal monitoring atas perilaku oportunistik

manajemen.

6. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan dan negatif terhadap manajemen

akrual. Artinya bahwa semakin besar kepemilikan institusional (outsider ownership)

dapat menurunkan manajemen akrual dan peran kepemilikan institusional memitigasi

manajemen akrual dan berfungsi sebagai mekanisme eksternal monitoring.

7. Komite audit independen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap manajemen

akrual. Artinya komite audit independen dapat memitigasi perilaku opportunistik

manajemen. Komite audit independen memainkan peran penting dalam menghambat

praktek manajemen akrual perusahaan.

8. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen akrual.

Artinya Kualitas audit pada penelitian ini belum dapat digunakan sebagai sumber

informasi keuangan untuk menurunkan perilaku manajemen akrual dan berfungsi

sebagai alat untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan.

9. Manajemen akrual berpengaruh terhadap volatilitas laba. Artinya hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku oportunistik manajemen akrual akan

dapat mereduksi volatilitas laba. Hasil pengujian ini menjawab pertanyaan penelitian

yang ketiga.

10. Perbedaan antara perusahaan hedgers dan unhedgers terhadap hubungan corporate

governance terhadap volatilitas laba. Hasil pengujian di atas dapat disimpulkan

bahwa fungsi hedging keuangan dalam menurunkan volatilitas laba memberikan hasil

yang berbeda antara perusahaan dengan kategori hedgers dan kategori unhedgers,

sebagai berikut:

a. Perusahaan dengan kategori Hedgers; Kepemilikan manajemen merupakan

mekanisme internal monitoring memitigasi perilaku opportunis melalui manajemen

akrual dan menurunkan risiko/volatilitas laba, sedangkan kualitas audit sebagai

mekanisme internal memitigasi perilaku opportunis melalui manajemen akrual.

Kepemilikan Institusional merupakan mekanisme eksternal monitoring memitigasi

perilaku opportunistik melalui manajemen akrual dan komite audit independen

sebagai mekanisme eksternal berfungsi menurunkan risiko/volatilitas laba.

b. Perusahaan dengan kategori unhedgers; Kepemilikan manajemen merupakan

mekanisme internal monitoring memitigasi perilaku opportunis melalui manajemen

akrual dan risiko/volatilitas laba. Kepemilikan Institusional dan komite audit

independen merupakan mekanisme eksternal monitoring memitigasi perilaku

Page 109: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

96

opportunistik melalui manajemen akrual. Hasil pengujian ini menjawab pertanyaan

penelitian yang keempat.

11. Manajemen akrual memediasi hubungan corporate governance yang diproksi Komite

audit independen dengan volatilitas laba. Hal ini menunjukkan bahwa dengan komite

audit independen yang efektif dan kontrak yang efisien dengan pihak eksternal dapat

menurunkan risiko/volatilitas laba. Hasil pengujian ini menjawab pertanyaan

penelitian kelima.

12. Beberapa catatan penting dari temuan penelitian ini adalah:

a. Perusahaan hedgers;

Hubungan antara kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komite

audit independen dan kualitas audit terhadap Volatilitas laba tidak dimediasi oleh

manajemen akrual, karena kepemilikan manajemen dan komite audit independen

dapat menurunkan risiko/volatilitas laba, sedangakan kepemilikan institusi dan

kualitas audit sebagai mekanisme monitoring memitigasi perilaku oportunistik

manajemen.

b. Perusahaan unhedgers;

Hubungan antara kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komite

audit independen dan kualitas audit terhadap Volatilitas laba tidak dimediasi oleh

manajemen akrual karena kepemilikan manajemen secara lansung menurunkan

volatilitas laba sebagai mekanisme internal sedangkan kepemilikan manajemen

dan kepemilikan institusi sebagai mekanisme internal dan eksternal memitigasi

perilaku oportunistik manajemen.

6.2 IMPLIKASI TEORITIS

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu, maka

hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi implikasi teroritis sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusional dan komite audit independen pada perusahaan hedgers memberikan

pengaruh pada penurunan volatilitas laba, hal ini sesuai dengan teori akuntansi

positif yang menyatakan bahwa manajer harus mengembangkan hubungan dengan

outsider dengan para investor. Perusahaan unhedgers, hanya kepemilikan

manajemen berfungsi sebagai alat monitoring yang efisien dalam mengatasi

gejolak/volatilitas laba.

b. Perusahaan hedgers, variabel kepemilikan manajemen serta komite audit independen

memiliki peran sebagai alat monitoring perusahaan di mata pemangku kepentingan

dan sebagai mekanisme monitoring perilaku oportunistik manajer sehingga dapat

mengurangi manajemen akrual.

Page 110: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

97

c. Perusahaan unhedgers, variabel kepemilikan manajemen, Kepemilikan institusi dan

komite audit independen memiliki peran sebagai alat monitoring perusahaan di mata

pemangku kepentingan dan sebagai mekanisme monitoring perilaku oportunistik

manajer sehingga dapat mengurangi manajemen akrual.

d. Hal ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan tambahan pada teori agensi (agency

theory) karena adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Adanya

teori akuntansi positif dan teori agensi ini yang menjadi dasar dalam mengatur

hubungan dalam bentuk kontrak efisien antara agen dan principal sehingga tidak

terjadi pemaksimalan kepentingan pada salah satu pihak dan dapat mengendalikan

risiko/volatilitas laba perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa perbedaan kepentingan

yang harus diatur tidak hanya dengan shareholder namun bagaimana memasukkan

kepentingan stakeholder dalam strategi perusahaan. Inti dari teori akuntansi positif

dan teori agensi adalah bagaimana mengatasi perbedaan kepentingan antara agen dan

principal, dimana tidak lagi terjadi pemaksimalan masing-masing pihak.

6.3 IMPLIKASI KEBIJAKAN

Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi kepada pihak manajemen

perusahaan, investor maupun calon investor dan juga pihak pemerintah. Implikasi ini

sangat penting karena untuk dapat mengatasi polemik antara kalangan pelaku usaha dan

pemerintah tentang perlunya mandatory dan payung hukum tentang aktivitas hedging

keuangan pada perusahaan unhedgers dan corporate governance, karena corporate

governance, sudah menjadi isu global dan mendapat perhatian luas dari kalangan pelaku

bisnis dan dunia usaha.

Pasar modal Indonesia semakin berkembang dan tetap menjadi daya tarik bagi

para investor baik investor lokal maupun investor internasional sehingga dapat

meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

6.3.1 Implikasi Kebijakan bagi Perusahaan Implikasi bagi perusahaan hedgers, variable kepemilikan institusional menurunkan

perilaku opportunistik manajemen akrual dan tidak menurunkan risiko/volatilitas laba,

karena kepemilikan institusi masih fokus sebagai alat monitoring perilaku opprtunistik

manajemen akrual. Komite audit independen dapat mengatasi risiko/volatilitas laba dan

meningkatkan kontrak efisien serta tidak memitigasi perilaku opportunistik manajemen

karena komite audit independen belum berfungsi secara efisien menurunkan manajemen

akrual. Kualitas audit dapat memitigasi perilaku opportunistik manajemen akrual tidak

menurunkan risiko/volatilitas laba perusahaan, karena manajemen masih fokus pada

persistensi peningkatan kinerja keuangan untuk tujuan kemamkmuran pemilik dan

Page 111: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

98

kesejahteraan manajemen, seperti; bonus yang tinggi, penghindaran pajak dan biaya

politik.

Implikasi bagi Perusahaan unhedgers, kepemilikan institusi dan komite audit

independen dapat memitigasi perilaku opportunistik manajemen dan tidak mengatasi

risiko/volatilitas laba, karena kepemilikan institusional dan komite audit independen

berfungsi sebagai alat monitoring perilaku manajemen akrual dan kontrak efisien.

Variabel kualitas audit tidak mengatasi risiko/volatilitas laba dan tidak memitigasi

perilaku opportunistik manajemen, karena belum berfungsi sebagai alat monitoring.

Perusahaan perlu merumuskan strategi dalam pelaksanaan aktivitas hedging dan

corporate governance sesuai dengan karakteristik perusahaan dan lingkungan bisnis yang

dihadapi oleh perusahaan.

6.3.2 Implikasi Kebijakan bagi Investor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aktivitas hedging dan corporate

governance mereduksi manajemen akrual yang menurunkan risiko/volatilitas laba..

Perusahaan melaksanakan hedging keuangan merupakan alat monitoring untuk

mengurangi prilaku opportunistik maanajemen akrual dan meningkatkan kontrak yang

efisien serta mereduksi risiko/volatilitas laba perusahaan dan sebagai sarana dalam

meraih keuntungan (profit centre). Hal ini dapat dijadikan acuan bagi investor untuk

mempertimbangkan perusahaan yang melaksanakan aktivitas hedging dan corporate

governance yang diproksi dalam kepemilikan manajemen dan komite audit independen

sebagai bagian yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi, karena

perusahaan yang menerapkan hedging berarti memitigasi volatilitas laba perusahaan.

6.3.3 Implikasi Kebijakan bagi Pemerintah

Implementasi hasil kebijakan adalah berkenaan dengan besaran biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan, misalkan BUMN enggan melakukan hedging karena

khawatir dinilai merugikan negara. Oleh karena itu, kementerian BUMN menerbitkan

Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013 tentang transaksi Lindung Nilai

yang dilansir 23 September 2013. PBI Nomor 15/8/PBI/2013, payung hukum bagi

BUMN untuk melakukan heging telah mencukupi.

Implikasi kebijakan bagi pihak perusahaan adalah bahwa perusahaan perlu

melaksanakan aktivitas hedging keuangan sebagai salah satu strategi perusahaan, karena

dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas hedging dan corporate governance

dapat menjadi mekanisme monitoring yang dapat mereduksi manjemen akrual yang pada

akhirnya dapat menurunkan volatilitas laba perusahaan. Sehingga dengan temuan ini

diharapkan perusahaan dapat merubah paradigma bahwa aktivitas hedging keuangan

hanya merupakan beban yang dapat mengurangi laba perusahaan, akan tetapi sebagai alat

monitoring untuk mengurangi prilaku opportunistik dan sarana kontrak efisien untuk

Page 112: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

99

mengendalikan risiko/volatilitas laba.

Perusahaan dapat menggunakan acuan pelaksanaan hedging keuangan misalnya

dengan menerapkan lindung nilai sesuai dengan PSAK 55 dan FAS 39 yang wajib, yaitu

yang mengatur mengenai pelaksanaan aktivitas hedging dan akuntansi derivatif

keuangan. Dengan menggunakan acuan tersebut maka perusahaan memiliki standardisasi

kelayakan pewrusahaan hedgers, sehingga pelaksanaan aktivitas hedging dapat menjadi

keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat memberikan implikasi positif pada

penurunan risiko/volatilitas laba perusahaan.

6.4 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini belum mampu secara lengkap memberikan jawaban atas

permasalahan-permasalahan yang muncul berkaitan dengan fenomena yang terjadi

berkaitan dengan determinan volatilitas laba dimediasi oleh manajemen akrual pada

perusahaan hedgers dan unhedgers di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini masih

memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai peluang bagi kajian

penelitian selanjutnya.

Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah data penelitian yaitu pada jumlah

sampel yang menggunakan perusahaan hedgers belum teridentifikasi sesuai dengan

karakteristik perusahaan keuangan dan non keuangan dari periode pengamatan 2008 -

2012, hanya sekitar kurang lebih 5 % perusahaan yang go publik yang melaksanakan

aktivitas hedging di Indonesia.

Keterbatasan berikutnya adalah pada proksi pengukur variabel yaitu yang hanya

menggunakan satu proksi pengukuran. Contohnya pada variabel manajemen akrual dalam

penelitian ini menggunakan proksi model jones (1991) dan modifikasi Decow (1995).

Pengukuran variable volatilitas laba menggunakan standar deviasi dari laba operasional.

Beberapa pengukuran lain seperti volatilitas saham harian dan lain-lain. Variabel kualitas

audit menggunakan akrual lancar dan beberapa pengukuran lainnya seperti; earning

surprise benchmark, spesialisasi industri dan karakteristik kualitas audit lainnya, seperti

fairness dan informativeness Sehingga dengan banyaknya proksi pengukuran perlu

dilakukan robust test untuk melihat konsistensi hasil penelitian apabila variabel

menggunakan proksi yang lain.

Keterbatasan lain adalah dalam penelitian ini memiliki nilai koefisien determinasi

yang masih cukup rendah untuk tiap pengujian hipotesis yaitu berada pada kisaran

dibawah 10%. Ini menggambarkan variabel exogen memberikan pengaruh yang rendah

terhadap variabel endogen. Oleh karena itu perlu dicari variasi model empiris penelitian

yang menggunakan proksi lain sehingga dapat memberikan hasil analisis penelitian yang

lebih akurat.

Page 113: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

100

6.5 AGENDA PENELITIAN MENDATANG

Karena banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini maka untuk mengatasinya

agenda penelitian mendatang (future research) diperlukan perbaikan dalam beberapa hal,

yaitu :

a. Perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa proksi dalam model untuk

mengukur suatu variable utama, sehingga hasil dari pengujian hipotesis menjadi

akurat dan robust.

b. Periode penelitian yang lebih diperpanjang sehingga dapat memberikan gambaran

kondisi perusahaan, dimana semakin panjang periode penelitian dapat dilihat apakah

terjadi perubahan hasil hipotesis karena periode tertentu.

c. Aktivitas hedging keuangan yang dapat menjadi penelitian ini ditemukan hasil

bahwa aktivitas hedging diasumsikan merupakan komplementer pada perusahaan

unhedgers dan subsitusi bagi perusahaan hedgers. Aktivitas hedging sebagai

mekanisme monitoring, dimungkinkan pada penelitian mendatang aktivitas hedging

keuangan dan hedging operasional digunakan sebagai variabel exogen dan

moderator yang dapat mereduksi manajemen akrual dan menurunkan volatilitas laba,

sehingga dengan memposisikan keduanya sebagai variabel exogen dan moderator

akan diperoleh hasil yang mana pengekang perilaku oportunistik manager dan

kontrak efisien untuk menurunkan risiko/volatilitas laba.

d. Pengukuran variabel kualitas audit pada penelitian ini dengan akrual lancar dan

diharapkan pada penelitian mendatang menggunakan pengukuran lain, seperti; big6

dan non big6, earning surprise benchmark, spesialisasi industri dan karakteristik

kualitas audit lainnya, seperti fairness dan informativeness untuk mereduksi prilaku

opportunistik manajemen dan meningkatkan kontrak efisien.

e. Diharapkan pada penelitian mendatang memakai variable pemediasi dan selain

manajemen akrual, seperti; Kualitas laba akuntansi, regulasi hedging keuangan dan

operasional untuk mengatasi risiko/volatilitas laba.

Page 114: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

101

Page 115: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

102

DAFTAR PUSTAKA

Abumustafa, N. I., dan S. T. Al-Abduljader. 2011. Investigating the implications of

derivative securities in emerging stock markets: The Islamic perspective. Journal

of Derivatives & Hedge Funds 17 (2):115-121.

Allayannis, G., dan J. P. Weston. 2006. Earnings volatility, cashflow volatility, and rm

value. University of Virginia and Rice University working paper.

Amir, E., Y. Guan, dan D. Oswald. 2010. The effect of pension accounting on corporate

pension asset allocation. Review of accounting studies 15 (2):345-366.

Asrida, P. D. 2011. Pengaruh Keberadaan Komite Audit pada Hubungan Positif Risiko

Perusahaan dengan Konservatisma Akuntansi.

Baker, T. A., D. L. Collins, dan A. L. Reitenga. 2009. Incentives and Opportunities to

Manage Earnings around Option Grants*. Contemporary Accounting Research

26 (3):649-672.

Balsam, S., E. Bartov, dan C. Marquardt. 2002. Accruals management, investor

sophistication, and equity valuation: Evidence from 10–Q filings. Journal of

Accounting Research 40 (4):987-1012.

Barclay, M. J., C. G. Holderness, dan J. Pontiff. 1993. Private benefits from block

ownership and discounts on closed-end funds. Journal of Financial Economics

33 (3):263-291.

Barney, J. B., dan M. H. Hansen. 1994. Trustworthiness as a source of competitive

advantage. Strategic Management Journal 15 (S1):175-190.

Barnhart, S. W., dan S. Rosenstein. 1998. Board Composition, Managerial Ownership

and Firm Performance: An Empirical Analysis, 33 FIN. REV. I.

Baron, R. M., dan D. A. Kenny. 1986. The moderator–mediator variable distinction in

social psychological research: Conceptual, strategic, and statistical

considerations. Journal of personality and social psychology 51 (6):1173.

Page 116: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

103

Barragato, C., dan A. Markelevich. 2003. Earnings Quality Following Corporate

Acquisitions. Paper read at American Accounting Association 2004 Mid Atlantic

Region Annual Meeting.

Barth, M. E., W. R. Landsman, dan M. H. Lang. 2008. International accounting standards

and accounting quality. Journal of Accounting Research 46 (3):467-498.

Barton, J. 2001. Does the use of financial derivatives affect earnings management

decisions? The Accounting Review 76 (1):1-26.

Bartram, S. M., G. W. Brown, dan J. Conrad. 2011. The effects of derivatives on firm risk

and value. Journal of Financial and Quantitative Analysis 46 (04):967-999.

Bartram, S. M., S. J. Taylor, dan Y.-H. Wang. 2007. The Euro and European financial

market dependence. Journal of banking & Finance 31 (5):1461-1481.

Baskoro, M. P., dan R. Wardhani. 2014. Analisis Pengaruh Volatilitas Laba Dan

Manajemen Laba Riil Dan Akrual Terhadap Kebijakan Investasi.

Beasley, M., D. Pagach, dan R. Warr. 2008. Information conveyed in hiring

announcements of senior executives overseeing enterprise-wide risk management

processes. Journal of Accounting, Auditing & Finance 23 (3):311-332.

Beaver, W., dan M. Venkatachalam. 2003. Differential pricing of components of bank

loan fair values. Journal of Accounting, Auditing & Finance 18 (1):41-68.

Becker, C. L. D., Mark L Jiambalvo, James Subramanyam, KR. 1998. The effect of audit

quality on earnings management. INTERNATIONAL REVIEWS OF

IMMUNOLOGY 16:1-24.

Bedard, J., S. M. Chtourou, dan L. Courteau. 2004. The effect of audit committee

expertise, independence, and activity on aggressive earnings management.

Auditing: A Journal of Practice & Theory 23 (2):13-35.

Bergstresser, D., dan T. Philippon. 2006. CEO incentives and earnings management.

Journal of Financial Economics 80 (3):511-529.

Page 117: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

104

Black, H. R., W. J. Elliott, G. Grandits, P. Grambsch, T. Lucente, W. B. White, J. D.

Neaton, R. H. Grimm Jr, L. Hansson, dan Y. Lacourcière. 2003. Principal results

of the controlled onset verapamil investigation of cardiovascular end points

(CONVINCE) trial. Jama 289 (16):2073-2082.

Boediono, G. S. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium

Nasional Akuntansi VIII:172-189.

Brailsford, T., K. Corrigan, dan R. Heaney. 2001. A comparison of measures of hedging

effectiveness: a case study using the Australian All Ordinaries Share Price Index

Futures contract. Journal of Multinational Financial Management 11 (4):465-

481.

Bushee, B. J. 1998. The influence of institutional investors on myopic R&D investment

behavior. Accounting Review:305-333.

Bushee, B. J., dan C. F. Noe. 2000. Corporate disclosure practices, institutional investors,

and stock return volatility. Journal of Accounting Research:171-202.

Campbell, T. S., dan W. A. Kracaw. 1991. Intermediation and the market for interest rate

swaps. Journal of Financial Intermediation 1 (4):362-384.

Chang, C.-Y., J.-Y. Lai, dan I.-Y. Chuang. 2010. Futures hedging effectiveness under the

segmentation of bear/bull energy markets. Energy Economics 32 (2):442-449.

Chariri, A., dan S. K. S. Hendro. 2010. Menguji Kualitas Standar Akuntansi Hasil Adopsi

IFRS: Studi Empiris pada PSAK No. 55 (Revisi 2006). Simposium Nasional

Akuntansi.

Ching, K. M., M. Firth, dan O. M. Rui. 2006. Earnings management, corporate

governance and the market performance of seasoned equity offerings in Hong

Kong. Journal of Contemporary Accounting & Economics 2 (1):73-98.

Chowdhry, B. 1995. Corporate hedging of exchange risk when foreign currency cash

flow is uncertain. Management Science 41 (6):1083-1090.

Chung, R., M. Firth, dan J.-B. Kim. 2002. Institutional monitoring and opportunistic

earnings management. Journal of corporate finance 8 (1):29-48.

Page 118: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

105

Cornett, M. M., J. J. McNutt, dan H. Tehranian. 2009. Corporate governance and

earnings management at large US bank holding companies. Journal of corporate

finance 15 (4):412-430.

COSO’s, E. 2004. Enterprise Risk Management.

Damodaran, A. 2007. Strategic risk taking: a framework for risk management: Pearson

Prentice Hall.

Darmawati, D. 2003. Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi Empiris.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi 5 (1):47-68.

Daryatno, A. 2004. Pengaruh Corporate Governance pada Nilai Perusahaan dengan

Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi

VII Denpasar Bali:2-3.

Davidson, W. N., P. Jiraporn, Y. S. Kim, dan C. Nemec. 2004. Earnings management

following duality-creating successions: Ethnostatistics, impression management,

and agency theory. Academy of Management journal 47 (2):267-275.

DeAngelo, L. E. 1986. Accounting numbers as market valuation substitutes: A study of

management buyouts of public stockholders. Accounting Review:400-420.

Dechow, P. M., A. P. Hutton, J. H. Kim, dan R. G. Sloan. 2011. Detecting Earnings

Management: A New Approach.

Dechow, P. M., R. G. Sloan, dan A. P. Sweeney. 1995. Detecting earnings management.

Accounting Review:193-225.

———. 1996. Causes and consequences of earnings manipulation: An analysis of firms

subject to enforcement actions by the sec*. Contemporary Accounting Research

13 (1):1-36.

DeMarzo, P. M., dan D. Duffie. 1995. Corporate incentives for hedging and hedge

accounting. Review of Financial Studies 8 (3):743-771.

Demsetz, H., dan B. Villalonga. 2001. Ownership structure and corporate performance.

Journal of corporate finance 7 (3):209-233.

Page 119: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

106

Djakman, C. D. 2003. Manajemen Laba dan Pengaruh Kebijakan Multi Papan Bursa Efek

Jakarta. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI di

Surabaya:16-17.

Dubois, É., P. Heymans, N. Mayer, dan R. Matulevičius. 2010. A systematic approach to

define the domain of information system security risk management. In Intentional

Perspectives on Information Systems Engineering: Springer, 289-306.

Dul Muid, D. M. N., Catur. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Reaksi Pasar dan

Risiko Investasi Pada perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi

dan Auditing (JAA) 1 (Nomor 1):139-161.

Dye, R. A. 1988. Earnings management in an overlapping generations model. Journal of

Accounting Research:195-235.

Easterbrook, F. H. 1984. Two agency-cost explanations of dividends. The American

Economic Review:650-659.

Ebrahim, A. 2007. Earnings management and board activity: an additional evidence.

Review of Accounting and Finance 6 (1):42-58.

Egelhoff, W. G., J. Wolf, dan M. Adzic. 2013. Designing Matrix Structures to Fit MNC

Strategy. Global Strategy Journal 3 (3):205-226.

Epps, R. W., dan T. H. Ismail. 2009. Board of directors' governance challenges and

earnings management. Journal of Accounting & Organizational Change 5

(3):390-416.

Farber, D. B. 2005. Restoring trust after fraud: Does corporate governance matter? The

Accounting Review 80 (2):539-561.

Farida, Y. N., Y. Prasetyo, dan E. Herwiyanti. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate

Governance terhadap Timbulnya Earnings Management dalam Menilai Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi

12 (2):69-80.

Farrell, M. J. 1957. The measurement of productive efficiency. Journal of the Royal

Statistical Society. Series A (General):253-290.

Page 120: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

107

Feng, M., M. Terziovski, dan D. Samson. 2007. Relationship of ISO 9001: 2000 quality

system certification with operational and business performance: A survey in

Australia and New Zealand-based manufacturing and service companies. Journal

of Manufacturing Technology Management 19 (1):22-37.

Ferreira, M. A., dan P. A. Laux. 2007. Corporate governance, idiosyncratic risk, and

information flow. The Journal Of Finance 62 (2):951-989.

Fields, T. D., T. Z. Lys, dan L. Vincent. 2001. Empirical research on accounting choice.

Journal of accounting and economics 31 (1):255-307.

Firdaus, Y. 2008. Mekanisme corporate governance untuk mengantisipasi terjadinya

manajemen laba, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

Fischer, M., dan K. Rosenzweig. 1995. Attitudes of students and accounting practitioners

concerning the ethical acceptability of earnings management. Journal of Business

Ethics 14 (6):433-444.

Fitri, I., dan M. M. Hanafi. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional,

Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan.

Simposium Nasional Akuntansi VI.

Fraser, J., dan B. Simkins. 2009. Enterprise risk management: Today's leading research

and best practices for tomorrow's executives. Vol. 3: John Wiley & Sons.

Frestad, D. 2009. Why most firms choose linear hedging strategies. Journal of Financial

Research 32 (2):157-167.

Froot, K. A. 1993. Currency hedging over long horizons: National Bureau of Economic

Research.

Froot, K. A., dan J. C. Stein. 1998. Risk management, capital budgeting, and capital

structure policy for financial institutions: an integrated approach. Journal of

Financial Economics 47 (1):55-82.

Fudenberg, D., dan J. Tirole. 1995. A theory of income and dividend smoothing based on

incumbency rents. Journal of Political economy:75-93.

Page 121: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

108

Gadmor, S. M. 2006. Hedging with derivatives in the oil industry, Simon Fraser

University.

Garcia, P., J.-S. Roh, dan R. M. Leuthold. 1995. Simultaneously determined, time-

varying hedge ratios in the soybean complex. Applied Economics 27 (12):1127-

1134.

Garfinkel, J. A., dan K. W. Hankins. 2011. The role of risk management in mergers and

merger waves. Journal of Financial Economics 101 (3):515-532.

Ghozali, I. 2014. An Efficiency Determinant of Banking Industry in Indonesia. Research

Journal of Finance and Accounting 5 (3):18-26.

Ghozali, I., dan H. Latan. 2012. Partial Least Square Konsep, Teknik, Dan Aplikasi

Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Glaum, M., dan A. Klöcker. 2011. Hedge accounting and its influence on financial

hedging: when the tail wags the dog. Accounting and Business Research 41

(5):459-489.

Graham, J. R., dan D. A. Rogers. 2002. Do firms hedge in response to tax incentives? The

Journal Of Finance 57 (2):815-839.

Guay, W., dan S. P. Kothari. 2003. How much do firms hedge with derivatives? Journal

of Financial Economics 70 (3):423-461.

Guay, W. R. 1999. The impact of derivatives on firm risk: An empirical examination of

new derivative users. Journal of accounting and economics 26 (1):319-351.

Gumanti, T. A. 2004. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi

Dan Keuangan 2 (2):pp. 104-115.

Hankins, K. W. 2011. How do financial firms manage risk? Unraveling the interaction of

financial and operational hedging. Management Science 57 (12):2197-2212.

Hardianto, E. B. 2013. Pengaruh Risiko Manipulasi Laba, Risiko Corporate Governance

Dan Risiko Auditor Tenure Terhadap Perencanaan Audit (Studi Empiris Pada

Akuntan Publik Di Kap Se-Jawa Timur).

Page 122: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

109

Hazarika, S., J. M. Karpoff, dan R. Nahata. 2012. Internal corporate governance, CEO

turnover, and earnings management. Journal of Financial Economics 104 (1):44-

69.

Healy, P. 1996. Discussion of a market-based evaluation of discretionary accrual models.

Journal of Accounting Research:107-115.

Healy, P. M., dan K. G. Palepu. 1990. Effectiveness of accounting-based dividend

covenants. Journal of accounting and economics 12 (1):97-123.

Healy, P. M., dan J. M. Wahlen. 1999. A review of the earnings management literature

and its implications for standard setting. Accounting Horizons 13 (4):365-383.

Hentschel, L., dan S. P. Kothari. 2001. Are corporations reducing or taking risks with

derivatives? Journal of Financial and Quantitative Analysis 36 (01):93-118.

Herawati, Y. 2002. Perbandingan penerapan PSAK No. 39 dan peraturan perpajakan

untuk aktiva yang dibiayai secara build, operate and transfer (BOT), Petra

Christian University.

Herusetya, A. 2011. Efektifitas Pelaksanaan Corporate Governance dan Audit Eksternal

Auditor dengan Spesialisasi Industri dalam Menghambat Manajemen Laba.

Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 13 (2).

Hoitash, R., A. Markelevich, dan C. A. Barragato. 2007. Auditor fees and audit quality.

Managerial Auditing Journal 22 (8):761-786.

Hoyt, R. E., dan A. P. Liebenberg. 2011. The value of enterprise risk management.

Journal of Risk and Insurance 78 (4):795-822.

Hunt, A., S. Moyer, dan T. Shevlin. 2000. Earnings volatility, earnings management, and

equity value. Unpublished working paper. University of Washington.

IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Juni 2012.

Iatridis, G. 2012. Hedging and earnings management in the light of IFRS implementation:

Evidence from the UK stock market. The British Accounting Review 44 (1):21-

35.

Page 123: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

110

Indriyani, E. 2015. Analisis Penerapan PSAK 50/55/60 (Revisi 2011) Atas Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai Piutang Pada Perusahaan Perbankan Milik Negara

Tahun 2012-2013. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie 3 (02).

Intrisano, C. 2012. How Firm Can Hedge from Currency Risk. China-USA Business

Review 11 (9):1295-1306.

Ismal, R. 2006. Indonesian bond market: redemption in August–December 2005. Bulletin

of Economy, Monetary and Banking 9.

Jayaraman, S. 2008. Earnings volatility, cash flow volatility, and informed trading.

Journal of Accounting Research 46 (4):809-851.

Jensen, M. C. 1986. Agency cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers.

Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review 76 (2).

Jensen, M. C. 2005. Agency Costs Of Overvalued Equity. In Center For Publ Ic

Leadership. Amerika Serikat.

Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs And Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3

(4):305-360.

Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1992. Specific and general knowledge and

organizational structure.

———. 1999. Freedom, Capitalism and Human Behavior Chapter 4: Capitalism.

Harvard Business School NOM Unit Working Paper (1999).

Jiang, W., dan A. Anandarajan. 2009. Shareholder rights, corporate governance and

earnings quality: The influence of institutional investors. Managerial Auditing

Journal 24 (8):767-791.

Jin, Y., dan P. Jorion. 2007. Does hedging increase firm value? Evidence from the gold

mining industry. In Working Paper, California State University-Northridge and

University of California-Irvine.

Jones, J. J. 1991. Earnings management during import relief investigations. Journal of

Accounting Research:193-228.

Page 124: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

111

Kamily, M. H. 2013. Dampak Laba Akuntansi Terhadap Pembagian Dividen Kas Pada

Perusahaan Perkebunan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

Keroshinta, R., dan P. Suwardjono. 2013. Pengaruh Penilaian Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Likuiditas Saham Sebagai Variabel

Pemoderasi, Universitas Gadjah Mada.

Kirschenheiter, M., dan N. D. Melumad. 2002. Can “Big Bath” and Earnings Smoothing

Co‐exist as Equilibrium Financial Reporting Strategies? Journal of Accounting

Research 40 (3):761-796.

Klein, A. 2002. Audit committee, board of director characteristics, and earnings

management. Journal of accounting and economics 33 (3):375-400.

Köck, M., dan A. Paramythis. 2011. Activity sequence modelling and dynamic clustering

for personalized e-learning. User Modeling and User-Adapted Interaction 21 (1-

2):51-97.

Koh, P.-S. 2007. Institutional investor type, earnings management and benchmark

beaters. Journal of Accounting and Public Policy 26 (3):267-299.

Koh, P.-S., dan G. C. Hsu. 2005. Does the presence of institutional investors influence

accruals management? Evidence from Australia. Corporate Governance: An

International Review 13 (6):809-823.

Kole, S. R. 1995. Measuring managerial equity ownership: a comparison of sources of

ownership data. Journal of corporate finance 1 (3):413-435.

Kuang, Y. F. 2008. Performance‐vested Stock Options and Earnings Management*.

Journal of Business Finance & Accounting 35 (9‐10):1049-1078.

Kuersten, W., dan R. Linde. 2011. Corporate hedging versus risk-shifting in financially

constrained firms: The time-horizon matters! Journal of corporate finance 17

(3):502-525.

Kulatilaka, N., dan A. J. Marcus. 1994. Valuing employee stock options. Financial

Analysts Journal 50 (6):46-56.

Page 125: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

112

Kumbhakar, S. C., dan C. K. Lovell. 2003. Stochastic frontier analysis: Cambridge

University Press.

Lambert, R. A. 2001. Contracting theory and accounting. Journal of accounting and

economics 32 (1):3-87.

Lang, M. H., dan M. F. McNichols. 1997. Institutional trading and corporate earnings and

returns.

Latan, H., dan I. Ghozali. 2012. Partial Least Square Konsep, Metode dan Aplikasi

Menggunakan Program WarpPLS 2.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang.

Lee, S. W. 2008. Ownership structure, regulation, and bank risk-taking: evidence from

Korean banking industry. Investment Management and Financial Innovations

5:70-74.

Leland, H. E. 1998. Agency Costs, Risk Management, and Capital Structure (Digest

Summary). Journal of finance 53 (4):1213-1243.

———. 2007. Comments on “Hedging errors with Leland's option model in the presence

of transactions costs”. Finance Research Letters 4 (3):200-202.

Liang, P. J. 2004. Equilibrium earnings management, incentive contracts, and accounting

standards*. Contemporary Accounting Research 21 (3):685-718.

Lin, J. W., dan M. I. Hwang. 2010. Audit quality, corporate governance, and earnings

management: A meta‐analysis. International Journal of Auditing 14 (1):57-77.

Ludigdo, U. 2006. Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi

Interpretif. SNA IX Padang:23-28.

Lupitasari, D. M., Marsono. 2013. Pengaruh Diversifikasi Operasional Dan Diversifikasi

Geografis Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Dan

Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011), Fakultas

Ekonomika dan Bisnis.

Page 126: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

113

Lynch, A. L., U. S. Murthy, dan T. J. Engle. 2009. Fraud Brainstorming Using Computer-

Mediated Communication: The Effects Of Brainstorming Technique And

Facilitation The Accounting Review 84 (4):1209-1232.

Magrath, L., dan L. G. Weld. 2002. Abusive earnings management and early warning

signs. CPA JOURNAL 72 (8):50-54.

Manry, D. L., T. J. Mock, dan J. L. Turner. 2008. Does increased audit partner tenure

reduce audit quality? Journal of Accounting, Auditing & Finance 23 (4):553-572.

McConnell, J. J., dan H. Servaes. 1995. Equity ownership and the two faces of debt.

Journal of Financial Economics 39 (1):131-157.

McKenzie, M. D., T. J. Brailsford, dan R. W. Faff. 2000. New insights into the impact of

the introduction of futures trading on stock price volatility: CFA Institute.

McShane, M. K., A. Nair, dan E. Rustambekov. 2011. Does enterprise risk management

increase firm value? Journal of Accounting, Auditing & Finance 26 (4):641-658.

Merrick, J. J., N. Y. Naik, dan P. K. Yadav. 2005. Strategic trading behavior and price

distortion in a manipulated market: anatomy of a squeeze. Journal of Financial

Economics 77 (1):171-218.

Mian, S. L. 1996. Evidence on corporate hedging policy. Journal of Financial and

Quantitative Analysis 31 (3).

Midiastuty, P. P., dan M. u. Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate

Governance dan Indikasi Manajemen Laba: Simposium Nasional Akuntansi

(SNA) VI, Surabaya.

Morck, R., D. Wolfenzon, dan B. Yeung. 2004. Corporate governance, economic

entrenchment and growth: National Bureau of Economic Research.

Muid, D., dan C. Nanang. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Reaksi Pasar dan

Risiko Investasi Pada perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi

dan Auditing (JAA) 1 (Nomor 1):139-161.

Page 127: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

114

Mulyaningsih, M. 2013. Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen

Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muth, M. M., dan L. Donaldson. 1998. Stewardship theory and board structure: A

contingency approach. Corporate governance 6 (1):5-28.

Myers, J. N., L. A. Myers, dan T. C. Omer. 2003. Exploring the term of the auditor-client

relationship and the quality of earnings: A case for mandatory auditor rotation?

The Accounting Review 78 (3):779-799.

Myers, S. C., dan N. S. Majluf. 1984. Corporate financing and investment decisions when

firms have information that investors do not have. Journal of Financial

Economics 13 (2):187-221.

Nagata, K. 2013. Does earnings management lead to favorable IPO price formation or

further underpricing? Evidence from Japan. Journal of Multinational Financial

Management 23 (4):301-313.

Nance, D. R., C. W. Smith Jr, dan C. W. Smithson. 1993. On the determinants of

corporate hedging. Journal of finance:267-284.

Nguyen, H., dan R. Faff. 2010. Are firms hedging or speculating? The relationship

between financial derivatives and firm risk. Applied Financial Economics 20

(10):827-843.

Nguyen, H., R. Faff, dan A. Hodgson. 2010. Corporate usage of financial derivatives,

information asymmetry, and insider trading. Journal of futures markets 30 (1):25-

47.

Nguyena, H., dan R. Faff. 2010. Are Firms Hedging Or Speculating? The Relationship

Between Financial Derivatives And Firm Risk. Applied Financial Economics

20:827–843.

Ningsaptiti, R. H., Tahrir. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Mekanisme

Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006-2008), Perpustakaan

FE UNDIP.

Page 128: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

115

Nocco, B. W., dan R. M. Stulz. 2006. Enterprise risk management: theory and practice.

Journal of Applied Corporate Finance 18 (4):8-20.

Novita, D. I., P. Boolchand, M. Malki, dan M. Micoulaut. 2009. Elastic flexibility, fast-

ion conduction, boson and floppy modes in AgPO3–AgI glasses. Journal of

Physics: Condensed Matter 21 (20):205106.

Nuringsih, K. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang dan Kepemilikan

Institusional Terhadap Kepemilikan Manajerial dan Pengaruhnya Terhadap

Risiko. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 12 (1):17-28.

Nuryaman, N., R. Rusmin, dan J. N. Ginting. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi FE Untar 14 (2).

Ofek, E., dan D. Yermack. 2000. Taking stock: Equity‐based compensation and the

evolution of managerial ownership. The Journal Of Finance 55 (3):1367-1384.

Oktafia, Y. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. EL-

MUHASABA.

Oktavia, O. 2011. Peralataan Laba dan Kaitannya dengan Nilai Perusahaan. Akuntansi

Krida Wacana 11 (2).

Osma, B. G., dan B. G. d. A. Noguer. 2007. The effect of the board composition and its

monitoring committees on earnings management: Evidence from Spain.

Corporate Governance: An International Review 15 (6):1413-1428.

Palea, V., dan R. Maino. 2013. Private equity fair value measurement: a critical

perspective on IFRS 13. Australian Accounting Review 23 (3):264-278.

Peasnell, K. V., P. Pope, dan S. Young. 2000. Accrual management to meet earnings

targets: UK evidence pre-and post-Cadbury. The British Accounting Review 32

(4):415-445.

Peasnell, K. V., P. F. Pope, dan S. Young. 2005. Board monitoring and earnings

management: do outside directors influence abnormal accruals? Journal of

Business Finance & Accounting 32 (7‐8):1311-1346.

Page 129: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

116

Phung, A. 2014. Behavioral Finance: Key Concepts—Mental Accounting. Investopedia.

com, available at www. investopedia.

com/university/behavioral_finance/behavioral5. asp.

Pillania, R. K., dan M. Aluchna. 2009. Does good corporate governance matter? Best

practice in Poland. Management Research News 32 (2):185-198.

Pincus, M., dan S. Rajgopal. 2002a. The Interaction Between Accrual Management And

Hedging: Evidence From Oil And Gas Firms. The Accounting Review 77

(1):127–160.

———. 2002b. The interaction between accrual management and hedging: Evidence

from oil and gas firms. The Accounting Review 77 (1):127-160.

Piot, C., dan R. Janin. 2007. External auditors, audit committees and earnings

management in France. European accounting review 16 (2):429-454.

Pollet, J. M., dan M. Wilson. 2010. Average correlation and stock market returns. Journal

of Financial Economics 96 (3):364-380.

Potter, J. 1995. The Role of the Institutional Shareholders’ Committee. Corporate

Governance & Corporate Control:283.

Pujilestari, R., dan A. Herusetya. 2013. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen

Laba Transaksi Real-Pengakuan Pendapatan Strategis. Jurnal Akuntansi Dan

Keuangan 15 (2):75-85.

Rachmawati, A., dan H. Triatmoko. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas laba dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X:1-26.

Rajgopal, S., M. Venkatachalam, dan J. J. Jiambalvo. 1999. Is institutional ownership

associated with earnings management and the extent to which stock prices reflect

future earnings? Available at SSRN 163433.

Ross, S. A. 1997. Hedging long run commitments: Exercises in incomplete market

pricing. ECONOMIC NOTES-SIENA-:385-420.

Rountree, B., J. P. Weston, dan G. Allayannis. 2008. Do investors value smooth

performance? Journal of Financial Economics 90 (3):237-251.

Page 130: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

117

Rustiarini. 2013. Komite Audit Dan Kualitas Audit : Kajian Berdasarkan Karakteristik,

Kompetensi Aktivitas Komite Audit: Research Internal Universitas Mahasaraswati

Denpasar.

Sabbaghi, O. 2011. Asymmetric volatility and trading volume: The G5 evidence. Global

Finance Journal 22 (2):169-181.

Schipper, K., dan L. Vincent. 2003. Earnings quality. Accounting Horizons 17:97.

Schizer, D. M. 2000. Executives and hedging: The fragile legal foundation of incentive

compatibility. Columbia Law Review:440-504.

Schrand, C., dan H. Unal. 1998. Hedging and coordinated risk management: Evidence

from thrift conversions. The Journal Of Finance 53 (3):979-1013.

Schroeder, R. G., M. W. Clark, dan J. M. Cathey. 2011. Financial accounting theory and

analysis: text and cases: John Wiley and Sons.

Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th ed: Prentice Hall, NJ.

Scott, W. R. 2014. Financial accounting theory: Pearson Education Canada.

Setia-Atmaja, L., J. Haman, dan G. Tanewski. 2011. The role of board independence in

mitigating agency problem II in Australian family firms. The British Accounting

Review 43 (3):230-246.

Shleifer, A., dan R. W. Vishny. 1989. Management entrenchment: The case of manager-

specific investments. Journal of Financial Economics 25 (1):123-139.

———. 1997. A survey of corporate governance. The Journal Of Finance 52 (2):737-

783.

Shunko, M., L. Debo, L. Nan, dan N. Secomandi. 2010. Optimal Managerial

Compensation and Financial Hedging in Commodity Procurement.

Siahaan, H. 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokrasi.

Siallagan, H., dan M. u. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas

Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX 60.

Page 131: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

118

Sinaga, D. M., dan I. Ghozali. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan

Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit, Fakultas Ekonomika dan

Bisnis.

Siregar, S. V., dan S. Utama. 2008. Type of earnings management and the effect of

ownership structure, firm size, and corporate-governance practices: Evidence

from Indonesia. The International Journal of Accounting 43 (1):1-27.

Smith, C. W., dan R. M. Stulz. 1985. The determinants of firms' hedging policies.

Journal of Financial and Quantitative Analysis 20 (04):391-405.

Smith, P. A., dan M. J. Kohlbeck. 2008. Accounting For Derivatives And Hedging

Activities: Comparison Of Cash Flow Versus Fair Value Hedge Accounting.

Issues In Accounting Education 23 (1):103–117.

Stanley, J., F. Todd De Zoort, dan G. Taylor. 2009. The association between insider

trading surrounding going concern audit opinions and future bankruptcy.

Managerial Auditing Journal 24 (3):290-312.

Stubben, S. R. 2010. Discretionary revenues as a measure of earnings management. The

Accounting Review 85 (2):695-717.

Stulz, R. M. 1984. Optimal hedging policies. Journal of Financial and Quantitative

Analysis 19 (02):127-140.

———. 1996. Rethinking risk management. Journal of Applied Corporate Finance 9

(3):8-25.

Subramaniam, N., L. McManus, dan J. Zhang. 2009. Corporate governance, firm

characteristics and risk management committee formation in Australian

companies. Managerial Auditing Journal 24 (4):316-339.

Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba “Teori dan Empiris: PT Gramedia, Widiasarana

Indonesia, Jakarta.

Sumarna, A. 2003. Sarjana Akuntansi dan Potensi yang Perlu Digali. Media

Akuntansi:17.

Sunaryo, T. 2007. Manajemen Risiko Finansial: Penerbit Salemba.

Page 132: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

119

Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.

Tangjitprom, N. 2013. The role of corporate governance in reducing the negative effect of

earnings management. International Journal of Economics and Finance 5 (3).

Teoh, S. H., dan T. Wong. 1993. Perceived auditor quality and the earnings response

coefficient. Accounting Review:346-366.

Ujiyantho, M. A., dan B. A. Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance,

Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X:26-

28.

Utomo, L. L. 2004. Instrumen Derivatif: Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko

Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 2 (1):pp. 53-68.

Van Mieghem, J. A. 2007. Risk mitigation in newsvendor networks: Resource

diversification, flexibility, sharing, and hedging. Management Science 53

(8):1269-1288.

———. 2011. Risk Management and Operational Hedging: An Overview. Chap 1:1-35.

Veronica, S., Y. S. Bachtiar, dan K. adalah stafpengajar di Departemen Akuntansi. 2005.

The Role of Corporate Governance in Preventing Misstated Financial Statement.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2 (1):159-173.

Wahidahwati, W. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional

pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. The

Indonesian Journal of Accounting Research 5 (1).

Wang, J.-L., H.-J. Sheu, H. Chung, dan 王若蓮. 2011. Corporate governance reform and

earnings management. Investment Management and Financial Innovations 8 (4).

Warfield, T. D., J. J. Wild, dan K. L. Wild. 1995. Managerial ownership, accounting

choices, and informativeness of earnings. Journal of accounting and economics

20 (1):61-91.

Watts, R. L., dan J. L. Zimmerman. 1986. Positive accounting theory.

Page 133: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

120

———. 1990. Positive accounting theory: a ten year perspective. Accounting

Review:131-156.

Wedari, L. K. 2004. Analisis pengaruh proporsi Dewan Komisaris dan keberadaan

Komite Audit terhadap aktivitas manajemen laba pada perusahaan publik di

Indonesia, Universitas Gadjah Mada.

Widagdo, R., S. Lesmana, dan S. A. Irwandi. 2002. Analisis Pengaruh atribut-atribut

kualitas Audit terhadap kepuasan Klien. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 5.

Widanaputra, A., dan G. Putu. 2007. Pengaruh Konflik Antara Pemegang Saham dan

Manajemen Mengenai Kebijakan Dividen Terhadap Konservatisma Akuntansi.

Disertasi Program Doktor Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah

Mada, Yogyakarta.

Williams, P. F. 1989. The logic of positive accounting research. Accounting,

Organizations and Society 14 (5):455-468.

Williamson, O. E. 1979. Transaction-cost economics: the governance of contractual

relations. Journal of law and economics:233-261.

Windah, G. C., dan F. A. Andono. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil Survei The Indonesian Institute

Perception Governance (IICG) Periode 2008-2011. CALYPTRA: Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya 2 (1).

Xie, B., W. N. Davidson, dan P. J. DaDalt. 2003. Earnings management and corporate

governance: the role of the board and the audit committee. Journal of corporate

finance 9 (3):295-316.

Yatim, P. 2010. Board structures and the establishment of a risk management committee

by Malaysian listed firms. Journal of Management & Governance 14 (1):17-36.

Yi, C. H., dan J.-B. B. Kim. 2005. Ownership structure, business group affiliation, listing

status, and earnings management: Evidence from Korea. Business Group

Affiliation, Listing Status, and Earnings Management: Evidence from Korea

(January 2005).

Page 134: dosen.univpancasila.ac.iddosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak

DETERMINAN MANAJEMEN AKRUAL DAN VOLATILITAS LABA PADA PERUSAHAAN

HEDGERS & UNHEDGERS (Perspektif Opportunistik dan Kontrak Efisien)

Syahril Djaddang

121

Yovita, F. M. U., Dwi Cahyo. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja

Modal (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Se Indonesia Periode 2008–

2010), Universitas Diponegoro.

Yudhistira, T. 2014. Optimal Hedge Ratio Dan Efektivitas Hedging: Aplikasi Pada

Turkdex-Bist 30 Index Futures Contract Dan Turkdex-Bist 100 Index Futures

Contract. Jurnal Manajemen:1-13.

Ziliak, J. P., B. Hardy, dan C. Bollinger. 2011. Earnings volatility in America: Evidence

from matched CPS. Labour Economics 18 (6):742-754.