konsep

3
RESPONSIF TERHADAP LINGKUNGAN Merespon dampak negatif maupun potensi yang ada pada site dengan penerapan prinsip-prinsip berikut: ? Penggunaan cross ventilasi ? Pengolahan Landscape ? Penggunaan secondary skin ? Orientasi bangunan ? Pengolahan Bukaan untuk memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami ? Pengolahan Limbah Penggunaan cross ventilasi pada bangunan produksi: ? Untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi. ? Untuk alasan kesehatan, menyediakan oksigen yang cukup. ? Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada penghuni bangunan. ? Untuk konservasi energi melalui pengurangan dan meniadakan mekanikal ventilasi. Untuk mengurangi kemacetan yang biasanya terjadi pada jam masuk dan jam pulang karyawan maka pada site di atur untuk mengorganisir keluar masuknya karyawan dari area pabrik sehingga dapat mengurangi kepadatan angkutan umum yang ada di depan pabrik. selain itu juga pemberian wadah bagi para pedagang kaki lima dadakan yang biasa muncul pada saat gajian tiba. secondary skin difungsikan sebagai pembayangan sinar matahari dan ventilasi Untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami maka orientasi bangunan mengarah ke arah utara dan selatan, hal ini untuk menghindari panas sinar matahari dari arah barat dan timur. ENERGI PASIF Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dan memaksimalkan energi yang dapat diperbaharui. Penerapan pada bangunannya adalah sebagai berikut: ? Pemanfaatan cahaya matahari dengan mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik melalui panel surya ? Pemanfaatan air hujan dan pengolahan air untuk di daur ulang KENYAMANAN Bangunan pabrik dirancang dengan mempertimbangkan iklim maupun lingkungan sekitar untuk menciptakan kenyamanan bagi para karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas MUNCULNYA BEBERAPA NEGARA INDUSTRI BARU DALAM BIDANG TEKSTIL MEMBERI TEKANAN KEPADA INDUSTRI TEKSTIL LOKAL DAYA SAING HARUS DITINGKATKAN PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS PRODUKSI INDUSTRI GARMEN LOKAL MEMBUTUHKAN LOKASI YANG STRATEGIS: CILEUNGSI DAMPAK POSITIF: ? PENYERAPAN TENAGA KERJA ? PENINGKATAN KUALITAS & JUMLAH EKSPOR POTENSI: ? DEKAT DENGAN PUSAT KOTA (JAKARTA, BEKASI, BOGOR) ? KAWASAN INDUSTRI ? BANYAK SUMBER DAYA MANUSIA ? DEKAT DENGAN SUMBER AIR ? KETERSEDIAAN LAHAN ? PRASARANA MEMADAHI (JALAN TOL, PELABUHAN, LISTRIK, JARINGAN TELFON) ? DEKAT DENGAN PERUMAHAN DAMPAK NEGATIF: ? KEMACETAN ? PENCEMARAN LINGKUNGAN ? PENGGUNAAN ENERGI DALAM JUMLAH BESAR ARSITEKTUR BIOKLIMATIK APRILIA D P | I0212019 KERANGKA BERPIKIR

Upload: aprilia-dewi-pramarti

Post on 17-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konsep spa 5

TRANSCRIPT

  • RESPONSIF TERHADAP LINGKUNGAN

    Merespon dampak negatif maupun potensi yang ada pada site dengan penerapan prinsip-prinsip berikut:?Penggunaan cross ventilasi

    ?Pengolahan Landscape

    ?Penggunaan secondary skin

    ?Orientasi bangunan

    ?Pengolahan Bukaan untuk memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami?Pengolahan Limbah

    Penggunaan cross ventilasi pada bangunan produksi: ?Untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi. ?Untuk alasan kesehatan, menyediakan oksigen yang cukup. ?Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada penghuni bangunan. ?Untuk konservasi energi melalui pengurangan dan meniadakan mekanikal ventilasi.

    Untuk mengurangi kemacetan yang biasanya terjadi pada jam masuk dan jam pulang karyawan maka pada site di atur untuk mengorganisir keluar masuknya karyawan dari area pabrik sehingga dapat mengurangi kepadatan angkutan umum yang ada di depan pabrik. selain itu juga pemberian wadah bagi para pedagang kaki lima dadakan yang biasa muncul pada saat gajian tiba.

    secondary skin difungsikan sebagai pembayangan sinar matahari dan ventilasi

    Untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami maka orientasi bangunan mengarah ke arah utara dan selatan, hal ini untuk menghindari panas sinar matahari dari arah barat dan timur.

    ENERGI PASIF

    Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dan memaksimalkan energi yang dapat diperbaharui. Penerapan pada bangunannya adalah sebagai berikut:?Pemanfaatan cahaya matahari dengan

    mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik melalui panel surya

    ?Pemanfaatan air hujan dan pengolahan air untuk di daur ulang

    KENYAMANAN

    Bangunan pabrik dirancang dengan mempertimbangkan iklim maupun lingkungan sekitar untuk menciptakan kenyamanan bagi para karyawan sehingga dapat

    meningkatkan produktivitas

    MUNCULNYA BEBERAPA NEGARA INDUSTRI BARU DALAM BIDANG TEKSTIL MEMBERI TEKANAN KEPADA

    INDUSTRI TEKSTIL LOKAL

    DAYA SAING HARUS DITINGKATKAN

    PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS PRODUKSI INDUSTRI GARMEN LOKAL

    MEMBUTUHKAN LOKASI YANG STRATEGIS:CILEUNGSI

    DAMPAK POSITIF:?PENYERAPAN TENAGA KERJA?PENINGKATAN KUALITAS &

    JUMLAH EKSPOR

    POTENSI:?DEKAT DENGAN PUSAT KOTA

    (JAKARTA, BEKASI, BOGOR)?KAWASAN INDUSTRI?BANYAK SUMBER DAYA MANUSIA?DEKAT DENGAN SUMBER AIR?KETERSEDIAAN LAHAN?PRASARANA MEMADAHI (JALAN

    TOL, PELABUHAN, LISTRIK, JARINGAN TELFON)

    ?DEKAT DENGAN PERUMAHAN

    DAMPAK NEGATIF:?KEMACETAN?PENCEMARAN LINGKUNGAN?PENGGUNAAN ENERGI DALAM

    JUMLAH BESAR

    ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

    APRILIA D P | I0212019

    KERANGKA BERPIKIR

  • KAWASAN INDUSTRI MANUFAKTUR GARMEN DI

    CILEUNGSI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

    bioklimatik

    Peningkatan kualitas guna menarik konsumen untuk membeli produk lokal

    Kebutuhan akan tempat kegiatan industri garmen

    Kerusakan lingkungan akibat limbah industri yang tidak dikelola dengan

    baik

    Kemacetan yang terjadi disekitar Pabrik

    }A P 9APRILI D | I021201LATAR BELAKANG

    munculnya beberapa negara industri baru yang bergerak dalam industri tekstil dan garmen telah memberi tekanan yang cukup kuat terhadap kemampuan penetrasi ekspor tekstil Indonesia... kata Ernovian dalam acara pembukaan Pameran Seragam dan Pakaian Kerja, di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, 3/6/14. Mencermati kondisi tersebut, sewajarnya kita terus berupaya optimal agar industri TPT (tekstil dan produk tekstil) di Indonesia tidak menjadi industri yang ditinggalkan. Industri TPT merupakan salah satu sektor industri yang memberi kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional, diantaranya sebagai penyumbang devisa ekspor non-migas dan penyerap tenaga kerja.

    Oleh karena itu, kata Ernovian, API menilai peningkatan daya saing menjadi kunci untuk meningkatkan penetrasi produk Indonesia di pasar ekspor, serta terus mempertahankan pangsa produk dalam negeri di pasar domestik.

    kENAPA KAWASAN INDUSTRI MANUFAKTUR GARMEN?

    Dalam rangka meningkatkan penetrasi I ndones ia d i pasa r ekspo r se r t a t e rus mempertahankan pangsa produk dalam negeri di pasar domestik dalam bidang tekstil, peran sebuah industri garmen sangatlah penting. Dengan peningkatan kualitas produk tekstil dan inovasi yang dilakukan dalam bidang tersebut dapat meningkatkan daya saing baik di pasar ekspor maupun domestik.

    Untuk menarik konsumen agar lebih mencintai produk tekstil lokal diperlukan industri dengan hasil produk berkualitas tinggi namun dengan harga yang terjangkau.

    Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.(sumber: http://nswi.bkpm.go.id diakses tanggal 22 Februari 2015 pukul 9:34 PM)

    Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur diakses tanggal 28 Februari 2015 pukul 8:58 AM)

    Garmen adalah pakaian jadi. (sumber: kbbi)

    KENAPA DI CILEUNGSI?Letak daerah Cileungsi yang berada di pinggiran Kota Jakarta ini menjadi daya

    tarik bagi investor untuk mendirikan sebuah bangunan perindustrian di daerah ini. Selain banyaknya lahan kosong yang tersedia, harga tanah di Cileungsi pun tergolong murah selain itu akses sarana maupun prasarana untuk sebuah kawasan perindustrian pun sudah mulai terpenenuhi. Akses menuju gerbang tol tidak terlalu jauh, hal ini yang membuat pendistribusian barang menjadi lebih mudah dan tidak menghabiskan biaya transportasi yang berlebihan.

    Keberadaan kawasan industri di daerah Cileungsi cukup membantu untuk menaikkan pendapatan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran. Namun, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan akibat berdirinya sebuah pabrik, yakni pencemaran limbah industry yang di buang ke sungai dan kemacetan.

    ISU

    Arsitektur bioklimatik adalah suatu konsep terpadu pada rancangan bangunan dimana sistim struktur, ruang dan konstruksi bangunan tersebut dapat menjamin adanya kondisi nyaman bagi penghuninya. Penggunaan perangkat elektro-mekanik dan energi tak terbarukan adalah seminimal mungkin, sebaliknya memaksimalkan pemanfaatan energy dari alam sekitar bangunan tersebut.

    Arsitektur bioklimatik merupakan arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran minimalisasi penggunaan energy tanpa membatasi/mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan produktifitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi modern. Dicapai melalui sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrument hemat energy.

    Dengan demikian, maka pendekatan bioklimatik pada desain arsitektur pada hakekatnya bertitik tolak dari dua hal fundamental untuk menentukan strategi desain yang responsif terhadap lingkungan global yaitu kondisi kenyamanan manusia dan penggunaan energi secara pasif. Berikut contoh penerapan Arsitektur Bioklimatik:

    Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect of climate on the health and activity of living things - Yeang Kenneth

    arsitektur bioklimatik

    Perpustakaan di Universitas Indonesia Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan

    Menurut Badan Pusat Statistik, Suhu di Cileungsi memiliki rata-rata suhu sebesar 22.1 C dan memiliki curah hujan sepanjang tahun. Sinar Matahari yang terik dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan air hujan yang turun dapat diolah untuk dipakai.

    Menanggapi isu kemacetan dapat diatasi dengan pengolahan landscape dan tata alur transportasi karyawan. Kemudian untuk meningkatkan produktivitas karyawan bangunan harus dirancang sesuai kebutuhan dan memikirkan aspek kenyaman bagi karyawan.

    Hal tersebut sejalan dengan prinsip arsitektur bioklimatik yang menekankan pada aspek pemanfaatan iklim sebagi respon terhadap lingkungan, mengurangi pencemaran limbah industri terhadap lingkungan, penggunaan energy passive dan kenyamanan.

    KENAPA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK?Menanggapi dari isu dan potensi yang ada, prinsip-prinsip yang

    ada di dalam konsep arsitektur bioklimatik ini mampu menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada. Dalam menanggapi isu pencemaran lingkungan akibat limbah industri, konsep bioklimatik yakni responsive terhadap lingkungan dapat diterapkan sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Selain itu responsive terhadap lingkungan juga dapat diterapkan pada memanfaatan iklim sebagai pencahayaan alami dan penghawaan alami sehingga mengurangi penggunaan energy dengan cara memperhatikan keuntungan matahari, memperhatikan ventilasi, memperhatikan aliran udara panas.

    Kawasan Industri Manufaktur Garmen di Cileungsi dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pembuatan pakaian jadi di Cileungsi yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang berlandaskan pada pemikiran minimalisasi penggunaan energy tanpa membatasi/mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan produktifitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi modern.

  • U

    PERUMAHAN

    KAWASAN INDUSTRI

    POTENSI SITE?Dekat dengan pusat kota ( Bogor, Jakarta,

    Bekasi)?Dekat dengan permukiman?Jalan memadahi?Prasarana mudah dijangkau (listrik, Telfon,

    Pelabuhan, Jalan tol)?Topografi (lahan cenderung datar)?Dekat dengan Sungai/Sumber air bersih ?Kondisi lahan: non permukiman, non pertanian,

    dan non konservasi?Harga lahan relatif

    aLAMAT:jl. Raya Narogong Cileungsi, BogorLuasan site : 26 haBatas site:?Utara: Lahan kosong?Selatan: Sungai Cileungsi?Barat: Lahan kosong?Timur: Jalan Raya

    GAMBARAN UMUM:Pabrik garmen ini merupakan sebuah tempat industri pembuatan pakaian jadi. Dalam kawasan ini terdapat beberapa bangunan yaitu bangunan produksi, bangunan

    gudang, bangunan kantor, dan bangunan pendukung lainnya (kantin, tempat ibadah, tempat bazaar). Konsep arsitektur bioklimatik diterapkan pada bangunan ini menekankan pada respon bangunan terhadap iklim dan lingkungan. Pada bangunan produksi akan diterapkan pemanfaatan pencahayaan alami dan penghawaan alami, bentuk yang akan tercipta nantinya merupakan respon terhadap lingkungan sehingga bentuknya tidak seperti pabrik-pabrik pada umumnya. Karena pabrik ini merupakan sebuah pabrik garmen dimana limbahnya merupakan sisa kain, maka pencemaran yang terjadi akibat pabrik itu adalah pencemaran suara sebab mesin-mesin yang bekerja pada bagian cutting cukup bising. Untuk itu, pada bangunan produksi bagian cutting diterapkan cara-cara untuk mengurangi suara bising dari dalam bangunan, baik dalam penggunaan material dinding maupun penataan akustik bangunan.

    Untuk memanfaatkan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami, bangunan produksi dibangun satu lantai dan pada bagian atapnya terdapat skylight untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan sebagai penerangan. pada bagian sisi-sisinya terdapat ventilasi sebagai sarana untuk perputaran udara agar udara di dalam ruangan tetap berada di suhu yang standar. Penggunaan secondary skin juga dapat sekaligus digunakan sebagai ventilasi dan pembayangan matahari agar tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Untuk mengurangi penggunaan energi yang dipakai, pada bangunan ini juga memanfaatkan energi panas matahari yang diubah menjadi energi listrik melalu panel surya, listrik yang dihasilkan akan sedikit membantu pengurangan pemakaian listrik.

    Selain itu, permasalahan yang banyak di hadapi adalah kemacetan yang ditimbulkan oleh adanya sebuah pabrik pada saat jam masuk dan jam pulang karyawan. hal ini dikarenakan banyaknya karyawan yang menggunakan kendaraan bermotor pribadi dan penggunaan angkutan umum yang tidak terorganisir. Oleh karena itu, Pabrik ini akan menerapkan angkutan umum khusus yang disiapkan dari pabrik untuk mengangkut karyawan ketika jam masuk dan jam pulang dari titik-titik yang telah ditentukan nantinya. Kemacetan di sekitar pabrik juga sering terjadi ketika musim gajian tiba, banyak pedagang khaki lima dadakan yang menggelar dagangannya di depan pabrik. Untuk itu pada kawasan pabrik ini akan diberikan sebuah wadah berupa tempat bazaar.

    lokasi SITE

    pusat perbelanjaan lokal

    pabrik bahan baku diolah di pabrik garmen

    stasiun

    distribusi distribusi

    pelabuhan bandara pusat perbelanjaan luar kota/luar

    negeri

    keterangan:bahan baku diambil dari sebuah pabrik kemudian diolah pada pabrik garmen untuk menjadi pakaian jadi. kemuadian di pasarkan pada pusat perbelanjaan sekitar dan sebagian di distribusikan ke luar kota atau luar negeri melalui stasiun, pelabuhan, dan bandara. Oleh karena itu letak pabrik garmen harus berada di kawasan yang strategis dan memiliki prasarana yang memadahi.

    ALUR PENDISTRIBUSIAN PRODUK

    ?Stasiun Jatinegara?Stasiun Ps. Senen?Stasiun Tj.Priok

    ?Pelabuhan Tj.Priok?Pelabuhan Merak

    ?Bandara Soekarno-Hatta

    ?170 gedung pusat perbelanjaan di Jakarta

    ?13 mall di Bekasi?5 mall di Bogor

    A P 019APRILI D | I0212

    Page 1Page 2Page 3