konsentrasi hukum bisnis program studi ilmu...

116
PERLINDUNGAN HUKUM DAN SENGKETA RAHASIA DAGANG (Analisis Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Mohamad Nurdiyansyah 1111048000040 KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2015 M/1436 H

Upload: buingoc

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

PERLINDUNGAN HUKUM DAN SENGKETA RAHASIA DAGANG

(Analisis Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Mohamad Nurdiyansyah

1111048000040

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2015 M/1436 H

Page 2: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan
Page 3: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan
Page 4: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan
Page 5: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

ABSTRAK

Mohamad Nurdiyansyah. NIM 1111048000040. Perlindungan Hukum dan Sengketa

Rahasia Dagang (Analisis Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010). Program Studi Ilmu Hukum,

Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M. x + 78 halaman + 29 halaman lampiran.

Skripsi ini menganalisis mengenai perlindungan pemilik rahasia dagang ketika terjadi

sengketa rahasia dagang yang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000. Dan lebih

jelas lagi diatur dalam pasal 11 Undang-undang No.30 Tahun 2000 yang menjelaskan bahwa

pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapa pun yang

melakukan pelanggaran rahasia dagang. Gugatan tersebut dapat berupa ganti rugi dan

penghentian semua perbuatan serta gugatan diajukan ke pengadilan negeri.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan

metode pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan kasus (case

approach). Pendekatan perundang-undangan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 30

tahun 2000 tentang rahasia dagang. Sedangkan Pendekatan kasus adalah pendekatan yang

dilakukan dengan cara menelaah suatu kasus yang telah menjadi putusan pengadilan

berkekuatan hukum tetap, dalam hal ini yaitu putusan Mahkamah Agung Nomor 1713

K/Pdt/2010.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Undang-undang No.30 tahun 2000 tersebut juga

tidak memberikan rumusan mengenai pemilik Rahasia Dagang Namun jika kita kaitkan dengan

makna yang tersurat dalam dalam Undang-undang hak cipta (yang membedakan pencipta dari

pemegang hak cipta) ) tampaknya Undang-undang rahasia dagang ini juga membedakan antara

pemilik rahasia dagang dan pemegang rahasia dagang, berdasarkan pada originator rahasia

dagang tersebut.

Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan negeri dikarenakan

sifat rahasia dagang yang tidak diketahui oleh umum serta persidangan di pengadilan niaga

selalu terbuka untuk umum sehingga sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

negeri karena dapat melakukan persidangan secara tertutup untuk umum.

Kata Kunci : Pemilik rahasia dagang, gugatan sengketa rahasia dagang di ajukan ke

pengadilan negeri

Pembimbing : Prof. Dr. H. Abdullah Sulaiman, SH,. MH

Page 6: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar, atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

(SH) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik materil maupun immateril,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Asep Saefudin Hidayat, SH., MH, dan Drs. Abu Tamrin, SH., MH selaku Ketua

Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. H.Abdullah Sulaiman, SH,. MH, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu disela-sela kesibukan dalam memberikan nasihat, kritik dan saran

untuk membangun penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dedy Nursamsi SH., M.Hum, dosen penasihat akademik yang telah memberikan nasihat

dan arahan.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah ikhlas berbagi ilmu

pengetahuan dan pengalamanya kepada penulis.

6. Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas pengorbanan kedua orang tuaku tercinta M.

Asep dan Juarsih, yang telah memberikan segala dukungan baik materil maupun immateril

serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studi S1.

7. Adikku tersayang Tomy Himawan dan Tita Damayanti yang telah memberikan dukungan

untuk menyelesaikan studi S1.

8. Abdulrohman dan Siti Khodijah selaku pemberi motifasi bagi saya dalam sehari-harinya

dan terima kasih atas dukungannya.

9. Teman-teman Ilmu Hukum angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik

konsentrasi Hukum Bisnis maupun konsentrasi Hukum Kelembagaan Negara.

10. Rudi Hartono, Andrio, Idham, Lisanul Fikri, Syawal Ritonga, Ilyas Aghnini, Rifky

Alpiandi, Febyo Hartanto, Kurnialif Triono, Dadan Gustiana, Nevo Amaba, Syawal

Page 7: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Ritonga, Muhammad Bara, Angga, serta sahabat-sahabat penulis saat kuliah. Bersama

mereka penulis berproses bersama dan menjadi keluarga. Terima kasih atas bantuan,

pengalaman dan kenangan bersama kalian.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan berkah dan karunia-

Nya serta membalas kebaikan mereka. Amin.

Demikian ini penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya

apabila terdapat kata-kata di dalam penulisan skripsi ini yang kurang berkenan bagi pihak-

pihak tertentu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 1 September 2015

Penulis

Mohamad Nurdiyansyah

Page 8: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

DAFTAR ISI

Halaman

Judul Skripsi.................................................................................................. i`

Lembar Pengesahan Pembimbing............................................................... ii

Lembar Pengesahan Panitia........................................................................ iii

Lembar Pernyataan...................................................................................... iv

Abstrak.......................................................................................................... v

Kata Pengantar............................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............. .................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................ 7

D. Tinjauan Kajian Terdahulu.......................................................... .... 8

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual................................................... 9

F. Metode Penelitian.......................................................... .................. 15

G. Sistematika Penulisan.......................................................... ............ 19

BAB II POLITIK HUKUM LAHIRNYA UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DI

INDONESIA

A. Sejarah Rahasia Dagang.......................................................... ........ 21

B. Pengertian Rahasia Dagang.......................................................... ... 26

C. Ruang Lingkup Rahasia Dagang...................................................... 29

D. Unsur-unsur Rahasia Dagang.......................................................... 31

BAB III KETENTUAN PENGATURAN KEPEMILIKAN RAHASIA DAGANG

A. Profil PT BPE dan PT HCMI.......................................................... 36

B. Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang............... 45

C. Lisensi Rahasia Dagang.......................................................... ......... 47

D. Hubungan Rahasia Dagang dengan Perjanjian Kerja................... .. 50

E. Pelanggaran Rahasia Dagang.......................................................... 54

Page 9: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

BAB IV KETENTUAN PENGATURAN KOMPETENSI ABSOLUT DALAM

SENGKETA RAHASIA DAGANG PADA PUTUSAN MA NOMOR 1713

K/Pdt/2010

A. Posisi Kasus.......................................................... ........................... 56

B. Dasar Pertimbangan Hakim MA dalam Memberikan

Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010........................................ .... 63

C. Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang.......................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................... ............................ 72

B. Saran.......................................................... ...................................... 75

DAFTAR PUSTAKA.......................................................... ................................. 76

LAMPIRAN.......................................................... ................................................ 79

Page 10: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangannya masalah perdagangan dan industri

nasional maupun internasional tidak hanya berkaitan dengan barang dan

jasa semata-mata tetapi, didalamnya juga terlibat sumber daya lain berupa

informasi yang berguna bagi kegiatan usaha dan bernilai ekonomi tinggi

dalam menjalankan kegiatan usaha industri maupun perdagangan.

Berkenaan dengan hal itu maka para investor dan pelaku bisnis

merasa sangat berkepentingan terhadap adanya perlindungan Rahasia

Dagang miliknya melalui sistem perlindungan HKI (Hak Kekayaan

Intelektual) sesuai dengan standar internasional. Bagi mereka perlindungan

yang memadai terhadap Rahasia Dagang pada umumnya merupakan salah

satu dasar pertimbangan untuk melakukan perdagangan dan investasi di

suatu negara.1

Dipandang dari sudut pandang hukum hal ini sangat beralasan,

sebab pelanggaran terhadap Rahasia Dagang akan sangat merugikan para

penemu atau pemilik hak tersebut. Rahasia Dagang merupakan faktor yang

sangat penting dalam upaya persaingan dagang yang jujur (fair cmpetition),

1 Ahmad M. Ramli, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, (Bandung:

Mandar Maju,2000), h.1

.

Page 11: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

2

sekaligus merupakan komoditas yang sangat berharga dan memilik nilai

ekonomis tinggi.2

Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang, Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa Rahasia Dagang adalah

informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan atau

bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan

dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Sedangkan yang

dimaksud dengan hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang

yang timbul berdasarkan Undang-Undang Rahasia Dagang.

Berdasarkan pengertian diatas, maka bisa kita simpulkan bahwa

Rahasia Dagang adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk

perusahaan, karenanya harus dijaga kerahasiaannya. Keberhagaan

informasi ini karena informasi tersebut dapat mendatangkan keuntungan

ekonomis bagi perusahaan.3

Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila

informasi tersebut sejatinya bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan

dijaga kerahasiaanya melalui upaya-upaya sebagaimana mestinya.

1. Bersifat Rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui

oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

2 Ibid., h. 2.

3 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika,2009), h.122.

Page 12: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

3

2. Mempunyai Nilai Ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan

informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha

yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara

ekonomi.

3. Informasi Dijaga Kerahasiaannya, apabila pemilik atau para pihak yang

menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Sedangkan yang dimaksud dengan pelanggaran Rahasia Dagang,

apabila seseorang memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut

dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang No. 30 tentang Rahasia

Dagang. Disamping itu ada juga yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia

Dagang yakni apabila:

1. Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia

Dagang tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan

keamanan, kesehatan atau keselamatan masyarakat.

2. Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan

Rahasia Dagang milik orang lain semata-mata untuk kepentingan

pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan. Maksud dari

rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini adalah suatu

tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu

teknologi yang sudah ada.4

Dalam hal ini seorang pemilik Rahasia Dagang harus dapat

menunjukan bahwa informasi yang dimilikinya mempunyai eksistensi dan

4 Yusran Isnaini. Buku Pintar HAKI – Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan

Intelektual. (Bogor : Ghalia Indonesia. 2010) h. 102

Page 13: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

4

nilai komersial tidak diketahui umum dan memerlukan biaya-biaya untuk

merahasiakannya. Dalam proses pengadilan seseorang yang merasa hak atas

informasi yang dirahasiakannya dilanggar harus dapat membuktikan bahwa

telah terjadi pengambilalihan Rahasia Dagang secara tidak sah oleh

tergugat Dalam Hukum Perdata Internasional hal seperti ini dikategorikan

sebagai unjust enrichment.5

Dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000

tentang Rahasia Dagang, Indonesia merasa telah melaksanakan kewajiban

meberikan perlindungan terhadap pemegang hak undisclosed information

dari praktek persaingan curang.6 Undang-Undang Rahasia Dagang ini

dibuat dalam rangka memajukan industri yang mampu bersaing dalam

lingkup perdagangan nasional dan internasional, dimana diperlukan adanya

jaminan perlindungan terhadap Rahasia Dagang, terutama dari tindakan

persaingan curang.7 Lingkup tujuan diatas termasuk pula tindakan hukum

terhadap pengusaha yang melakukan pelanggaran terhadap kepemilikan

Rahasia Dagang.

Ada contoh kasus yang dialami Thomas Marshall (export) Ltd. V.

Guinlee 1976, dimana pihak tergugat yang sebelumnya meletakkan jabatan

sebelum habis 10 tahun jabatannya kemudian mendirikan perusahaan

saingan. Informasi yang menjadi persoalan menyangkut sumber-sumber

5 Sudargo Gautama, Arbitrase Bank Dunia Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia

dan Jurisprudensi Indonesia Dalam Perkara Hukum Perdata, (Bandung: Biancipta, 1994), h.1 – 2.

6 Insan Budi Maulana, Langkah Awal Mengenal Undang-Undang Rahasia Dagang, (

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), h. 3.

7 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,

(Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2004), h. 63.

Page 14: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

5

pemasok dan nama-nama pejabat serta kontrak-kontrak lainnya di Eropa

dan Timur Jauh. Hakim memenangkan pihak penggugat dan ia menyatakan

bahwa diperlukan empat unsur dalam mengkaji kualitas kerahasiaan yaitu:

pertama, pembocoran informasi akan merugikan pemilik iinformasi atau

akan menguntungkan pihak lain; kedua, pihak pemilik informasi harus

yakin bahwa informasi itu benar-benar rahasia dan belum diketahui

masyarakat luas; ketiga, keyakinan pemilik informasi atas hal itu harus

bersifat wajar; dan keempat, informasi itu harus dinilai dari segi-segi

kebiasaan dan praktik-praktik perdagangan atau industri khusus yang

terkait.8

Sedangkan di Indonesia contoh kasusnya adalah putusan MA

Nomor 1713 K/Pdt/2010 yaitu sengketa antara PT Basuki Pratama

Engineering (BPE) dengan PT Hitachi Industri Machinery Indonesia

(HCMI). Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010 permohonan kasasi oleh PT

BPE dikabulkan oleh Mahkamah Agung dikarenakan gugatan yang

diajukan PT BPE adalah ranah Rahasia Dagang dan membatalkan putusan

Pengadilan Pengadilan Tinggi Bandung No. 328/PDT/2009 serta

menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara ini.

Salahnya penerapan hukum yang digunakan Pengadilan Negeri

Bekasi menimbulkan bahaya dari ketidakterlindungan Rahasia Dagang

cukup berdampak negatif bagi berlangsungnya suatu usaha mengingat suatu

perusahaan dapat bertahan dalam dunia usaha adalah dengan memenangkan

8 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual,(Bandung: PT.Alumni, 2003),

h.382.

Page 15: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

6

persaingan yang ada. Oleh karena itu terbuka pemanfaatan, pencurian

informasi bisnis guna mendapatkan Rahasia Dagang dari lawan bisnisnya.

Sehingga rawan terjadi kecurangan dalam persaingan usaha yang jauh dari

prinsip keadilan dan kejujuran.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk memilih judul ‘’Perlindungan Hukum Dan Sengketa

Rahasia Dagang (Analisis Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010)’.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang akan penulis bahas tidak terlalu meluas

sehingga dapat mengakibatkan ketidakjelasan maka penulis membuat

pembatasan masalah yakni, membahas perlindungan pemilik Rahasia

Dagang di Indonesia serta penegakannya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah dan pembatasan masalah yang telah

diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut:

a. Bagaimana politik hukum peraturan perundang-undangan Rahasia

Dagang di Indonesia ?

b. Bagaimana pengaturan mengenai pemilik dan pemegang hak

Rahasia Dagang berdasarkan Undang-Undang No.30 Tahun 2000?

c. Bagaimana pengaturan mengenai persoalan kompetensi absolut

sengketa Rahasia Dagang pada putusan MA Nomor 1713

K/Pdt/2010 ?

Page 16: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Secara umum tujuan penulisan ini adalah untuk mendalami

tentang permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dalam

perumusan masalah. Secara khusus tujuan penulisan ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui politik hukum dibuatnya peraturan perundang-

undangan Rahasia Dagang.

b. Untuk mengetahui pengaturan mengenai pemilik hak Rahasia

Dagang.

c. Untuk mengetahui pengaturan mengenai kompetensi absolut

sengketa Rahasia Dagang pada putusan MA Nomor 1713

K/Pdt/2010.

2. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dalam hukum HKI, utamanya mengenai segala

aspek yang menyangkut perlindungan hukum terhadap

pemegang atau pemilik hak Rahasia Dagang.

b. Selain itu adanya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan

koleksi karya ilmiah dengan memberikan kontribusi juga bagi

perkembangan hukum bisnis.

Page 17: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

8

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penilitian ini, penulis akan

menyertakan beberapa hasil penilitian terdahulu sebagai perbandingan

tinjauan kajian materi yang akan dibahas, sebagai berikut:

Skripsi yang disusun oleh Gema Satriani dari Universitas Sumatera

Utara Medan 2006 dengan judul perlindungan hukum Rahasia Dagang

dalam ruang lingkup haki menurut Undang-Undang No.30 Tahun 2000.

Pada skripsi ini menjelaskan tentang perlindungan Rahasia Dagang dan

penegakannya secara khusus yaitu berdasarkan Undang-Undang No.30

Tahun 2000 saja.

Buku dari Tim Lindesy yang berjudul “Hak Kekayaan Intelektual‘’

yang diterbitkan oleh PT Alumni Bandung, pada tahun 2013. Pada buku

tersebut tidak diuraikan secara jelas mengenai sanksi terhadap pelanggaran

Rahasia Dagang dan upaya hukum yang dapat ditempuh untuk melindungi

Rahasia Dagang.

Sebagai perbandingan sekaligus pembeda, pada skripsi ini penulis

fokus terhadap perihal akibat dari adanya pelanggaran di dalam Rahasia

Dagang dan perlindungan Rahasia Dagang. Yang menyebabkan meruginya

para pemilik hak Rahasia Dagang, karena para pihak lain yang dianggap

kurang bertanggung jawab. Jadi terdapat perbedaan pembahasan dan

masalah yang diangkat penulis dengan penelitian-penelitian yang sudah

ada.

Page 18: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

9

E. Kerangka Teoritis

Hukum tentang Rahasia Dagang mulai dikembangkan pada abad ke

-19. Satu kasus yang berkaitan dengan Rahasia Dagang adalah kasus Prince

Albert V. Strange. Kasus Rahasia Dagang yang terjadi pada tahun 1849 ini

adalah sebagai berikut: Ratu Victoria dan Pangeran Albert memiliki

kegemaran membuat lukisan-lukisan pada logam. Ratu dan suaminya

membuat lukisan-lukisan pada logam itu untuk hobi dan kesenangan mereka

yang hanya diperuntukkan bagi kepentingan pribadi mereka semata-mata,

meskipun kadang-kadang lukisan itu mereka berikan sebagai kenang-

kenangan bagi teman-teman dekat mereka.

Suatu saat lukisan itu diserahkan kepada seorang ahli cetak untuk di

gravir dan ahli gravir itu secara diam-diam membuat tiruan-tiruan yang

kemudian diserahkan kepada tergugat ( Pangeran Albert) yang berniat

memamerkan karya-karya tersebut dalam suatu pameran yang terbuka

untuk umum yang penyelenggaraannya dikomersialkan. Pengadilan

memutuskan untuk melarang pameran tersebut karena kepemilikan atas

lukisan-lukisan itu diperoleh berdasarkan pelanggaran atas kepercayaan

yang telah diberikan dan kerahasiaan yang terangkum dalam sebuah

kontrak.9

9 Ahmad M. Ramli, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, h.32.

Page 19: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

10

Rahasia Dagang sebagai suatu aset yaitu lebih tepatnya intangible

asset memiliki beberapa teori dalam perlindungannya. Perlindungan

Rahasia Dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut :10

1. Teori hak milik merupakan salah satu teori mengenai perlindungan

Rahasia Dagang karena Rahasia Dagang merupakan salah satu asset.

Sebagai hak milik Rahasia Dagang bersifat eksklusif dan dapat

dipertahankan terhadap siapapun yang berupaya menyalahgunakan atau

memanfaatkan tanpa hak. Pemilik memiliki hak untuk memanfaatkan

seluas-luasnya selama tidak melanggar Undang-Undang yang berlaku.

Prinsip Hak milik ini juga dikenal dalam BW dalam Pasal 570

menyatakan bahwa : “Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan

suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap

kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan

dengan Undang-Undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh

suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu

hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tidak mengurangi

kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum

berdasarkan atas ketentuan Undang-Undang dan dengan pembayaran

ganti rugi”.

2. Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan dalam

proses pengadilan mengenai Rahasia Dagang. Dalam sistem hukum

Indonesia yang mengadopsi prinsip hukum Eropa Kontinental dianut

10 Gunawan Widjaja, Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang, ( Jakarta

:Business News ,2001 ), h.120.

Page 20: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

11

bahwa kontrak atau perjanjian pada umumnya merupakan sumber

perikatan ( Pasal 1233 BW ). Sesuai dengan Pasal 1338 BW bahwa

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang.

Dengan demikian perjanjian-perjanjian yang dibuat para pihak tidak

dapat ditarik kembali secara sepihak dan pelanggaran atas hal tersebut

merupakan wanprestasi.

Prinsip perlindungan berdasarkan hukum kontrak ini sangat relevan

dengan bentuk perlindungan berdasarkan system hukum perburuhan

atau hukum ketenagakerjaan. Hubungan antara pengusaha dan

karyawan merupakan salah satu masalah penting berkenaan. Berkenaan

dengan Rahasia Dagang. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan dari

satu perusahaan ke perusahaan lain menyebabkan perlunya pengaturan

Rahasia Dagang ini diintegrasikan ke dalam Undang-Undang

Ketenagakerjaan. Teori ini pun terkait dengan masalah “orang dalam”

perusahaan (insider trading). Perlu ditegaskan di sini bahwa suatu

perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan karyawannya yang

isinya melarang penggunaan teknologi atau informasi yang telah

diketahui secara umum atau merupakan public domain adalah suatu

tindakan yang dianggap sebagai cacat hukum.11

3. Teori Perbuatan Melawan Hukum dapat menjadi dasar dari

perlindungan atas Rahasia Dagang. Hal ini merupakan salah satu jalan

keluar sebagai konsekuensi perlindungan atas HKI yang tidak

11 Ahmad M. Ramli, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, h.50-51.

Page 21: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

12

didaftarkan seperti halnya Rahasia Dagang.12 Dalam kaitannya sebagai

dasar terhadap perlindungan Rahasia Dagang, maka teori perbuatan

melawan hukum ini menggolongkan pelanggaran Rahasia Dagang

adalah sebagai perbuatan melawan hukum, dimana pelanggaran

terhadap Rahasia Dagang berarti pelanggaran terhadap penggunaan

informasi Rahasia Dagang sesuai isi Pasal 13 dan 14 Undang-Undang

No.30 Tahun 2000.

Perkembangan kebijakan dan kepedulian mengenai perlindungan

aset-aset intelektual atau HKI, termasuk Rahasia Dagang di Barat dilandasi

beberapa teori, yang dikenal sebagai teori “reward”, teori “recovery” ,teori

“incentive”, dan teori “risk” yang dimaksud dengan teori-teori ini adalah;13

1. Teori reward menyatakan ,sebenarnya bahwa pencipta atau penemu yang

menghasilkan penemuan yang harus dilindungi harus diberi penghargaan

atas jerih payahnya menghasilkan penemuan. Terkandung pengertian

dari masyarakat mengenai penghargaan atas jerih payah seseorang atau

suatu pengakuan atas keberhasilan yang dicapai. Teori reward

mendalilkan bahwa apabila individu-individu yang kreatif diberi insentif

berupa hak eksklusif, maka hal ini akan merangsang individu-individu

lain untuk bereaksi.

2. Teori recovery menyatakan bahwa penemu atau pencipta setelah

mngeluarkan jerih payah dan waktu serta biaya , harus memperoleh

12 Ibid., h. 52.

13 P. Cita Citrawinda, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan

Rahasia Dagang di Bidang Farmasi, (Jakarta: Chandra Pratama, 2005), h. 126.

Page 22: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

13

kesempatan untuk memperoleh kembali sesuatu dari apa yang telah

dikeluarkannya

3. Teori incentive menyatakan bahwa dalam rangka menarik upaya dan

dana bagi pelaksanaan dan pengembangan kreativitas penemuan, serta

menghasilkan sesuatu yang baru, diperlukan adanya suatu intensif yang

dapat memacu agar kegiatan-kegiatan penelitian yang dapat dimaksudkan

dapat terjadi.

4. Teori risk yang mengakui bahwa kekayaan intelektual adalah hasil karya

yang mengandng resiko, kekayaan intelektual yang merupakan hasil dari

suatu penelitian mengandung resiko yang memungkinkan orang lain telah

lebih dahulu menemukan cara tersebut atau pun memperbaikinya dan

dengan demikian wajar untuk memberikan perlindungan terhadap upaya

atau kegiatan yang mengandung resiko tersebut.

F. Kerangka Konseptual

Undang-Undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang yang

terdiri dari sebelas Bab dan sembilan belas pasal ini mengatur pengertian

atau definisi dari Rahasia Dagang dalam rumusan Pasal 1 angka (1), dengan

rumusan sebagai berikut:14

“Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum

di bidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena

berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik

Rahasia Dagang”.

14 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2001), h.77-78.

Page 23: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

14

Pengertian hak Rahasia Dagang dibedakan dari pengertian tentang

Rahasia Dagang, yang diatur dalam rumusan Pasal 1 angka (2), yang

berbunyi; “ Hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang

timbul berdasarkan Undang-undang ini” . jika kita baca rumusan Undang-

Undang Rahasia Dagang lebih lanjut, dapat kita temui 3 pasal yang

mengatur mengenai hak atas Rahasia Dagang ini, yaitu ketentuan Pasal 4,

Pasal 6 dan Pasal 7. Ketiga pasal tersebut secara eksplisit menyatakan

bahwa pemilik Rahasia Dagang (dalam Pasal 4) dan pemegang Rahasia

Dagang dalam Pasal 6 dan Pasal 7), berhak untuk ;15

1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya

2. Memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Rahasia

Dagang tersebut.

Rahasia Dagang dapat dilanggar dengan cara-cara sebagai berikut;16

Pasal 11 menjelaskan bahwa pemilik informasi rahasia atau

penerima lisensi dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri terhadap

siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud Pasal 4.

Pasal 13 menjelaskan bahwa pelanggaran suatu Rahasia Dagang

dapat terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkannya atau

mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis maupun yang

tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan.

15 Ibid, h. 84.

16 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung :PT. Alumni, 2013), h. 250.

Page 24: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

15

Pasal 14 menjelaskan bahwa seseorang dapat dianggap melangar

suatu Rahasia Dagang apabila dia memperolehnya dari pihak lain dengan

cara yang tidak layak atau sah atau dengan cara yang bertentangan dengan

hukum yang ada.

Kalau disimak pertimbangan hukum dibentuknya Undang-Undang

Rahasia Dagang ada dua alasan mengapa Indonesia perlu memiliki undang-

undang yang khusus mengatur dan melindungi Rahasia Dagang, yaitu untuk

memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagagangan

nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi

dan inovasi masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum terhadap

Rahasia Dagang sebagai bagian dari dari sistem HKI.17

G. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini dibutuhkan data yang akurat, yang

dititikberatkan pada data sekunder yang diperoleh dari penelitian

kepustakaan dan data primer dari penelitian lapangan yang mendukung data

sekunder, sehingga permasalahan pokok yang diteliti dapat ditemukan.

Agar data yang dimaksud dapat diperoleh dan dibahas, peneliti

menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini, digunakan dua metode penelitian, yaitu penelitian hukum

normatif (yuridis normatif).

17 OK. Saidin , Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada,2013), h. 542.

Page 25: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

16

Penelitian Hukum Normatif (yuridis normatif) adalah penelitian

hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data

sekunder belaka.18 Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi

berbagai peraturan perundang-undangan di bidang hukum kekayaan

intelektual khususnya di bidang Hak Rahasia Dagang.

Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif

(cara berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu

yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan

kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus).

Dalam kaitannya dengan penelitian hukum normatif, akan

digunakan beberapa pendekatan, yaitu:19

a. Pendekatan Perundang-undangan (statuteapproach)

Pendekatan Perundang-undangan (statuteapproach) adalah

suatu pendekatan yang dilakukan terhadap berbagai aturan hukum

yang berkaitan dengan pengaturan dan perlindungan terhadap Hak

Rahasia Dagang, di antaranya: Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana,Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang

No. 30 Tahun 2000, Konvensi Paris dan TRIPs.

b. Pendekatan Konsep (conceptual approach)

Pendekatan Konsep (conceptual approach) digunakan

untuk memahami konsep-konsep tentang : pengertian pemilik atas

18 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 13-14.

19 Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, (Malang:

BayumediaPublising, 2007), h.300

Page 26: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

17

hak Rahasia Dagang, pengertian pelanggaran dalam Rahasia

Dagang dan pengertian Rahasia Dagang beserta syaratnya. Dengan

didapatkan konsep yang jelas maka diharapkan penormaan dalam

aturanhukum ke depan tidak lagi terjadi pemahaman yang ambigu.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek

pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas.20

Data yang diperoleh dari penelitian diupayakan memberikan

gambaran atau mengungkapkan berbagai faktor yang berhubungan erat

dengan gejala-gejala yang diteliti, kemudian dianalisa mengenai

penerapan atau pelaksanaan peraturan perundang-undangan untuk

mendapatkan dara atau informasi mengenai pelaksanaannya serta

hambatan-hambatan yang dihadapi.

3. Sumber Data

Dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan

difokuskan pada pokok-pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam

penelitian ini tidak penyimpangan dan kekaburan dalam pembahasan.

Data yang digunakan hanyalah data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang dikumpulkan dalam penelitian kepustakaan.

Penelitian kepustakaan adalah teknik untuk mencari bahan-bahan

atau data-data yang bersifat sekunder yaitu data-data yang erat

20 Rony Hanitijo, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 35

Page 27: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

18

hubungannya dengan bahan primer dan dapat dipakai untuk

menganalisa permasalahan.

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum sifatnya mengikat21, yaitu:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

3. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

4. Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan objek

penelitian.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer22, yaitu:

1. Berbagai hasil penelitian mengenai Hak atas Rahasia Dagang

2. Berbagai buku yang membahas mengenai Hak atas Rahasia

Dagang

3. Berbagai artikel dan makalah dalam majalah dan jurnal

c. Bahan hukum tersier , bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdiri

dari:

1. Kamus Hukum

2. Kamus bahasa Indonesia

3. Kamus bahasa Inggris

4. Dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan objek

penelitian untuk diterapkan dalam penelitian ini.

21 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, h. 52

22 Ibid, h.53

Page 28: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

19

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yang diperoleh dari data yang bersumber dari studi

kepustakaan maupun dari penelitian lapangan. Analisis deskriptif

kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan

menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut

kualitas dan kebenarannya, kemudian dianalisa secara interpretatif

menggunakan teori maupun hukum positif yang telah dituangkan,

kemudian secara induktif ditarik kesimpulan untuk menjawab

permasalahan yang ada.

5. Metode penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan

metode penulisan sesuai dengan sistematika penulisan yang ada

pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran garis besar mengenai tiap-tiap bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan

(Review) Kajian Terdahulu, Kerangka Konseptual, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan yang berkenaan dengan

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Page 29: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

20

Bab II Politik Hukum Lahirnya Undang-Undang Rahasia Dagang di

Indonesia

Pada bab ini akan dijelaskan tentang Sejarah Rahasia Dagang,

Pengertian Rahasia Dagang, Ruang Lingkup Rahasia Dagang, dan

Unsur-unsur Rahasia Dagang

Bab III Ketentuan Pengaturan Kepemilikan Rahasia Dagang

Pada bab ini mejelaskan tentang Profil PT BPE dan HCMI, Pemilik

Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang, Lisensi Rahasia

Dagang, Hubungan Rahasia Dagang dengan Perjanjian Kerja dan

Pelanggaran Rahasia Dagang

Bab IV Ketentuan Pengaturan Kompetensi Absolut Dalam Sengketa

Rahasia Dagang Pada Putusan MA Nomor 1713K/Pdt/2010

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis putusan Ma Nomor

1713K/Pdt/2010 tentang pelanggaran Rahasia Dagang dan

penyelesain sengketa Rahasia Dagang

Bab V Penutup

Kesimpulan dan Saran

Page 30: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

21

BAB II

POLITIK HUKUM LAHIRNYA UNDANG-UNDANG

RAHASIA DAGANG DI INDONESIA

A. Sejarah Rahasia Dagang di Indonesia

Dalam melakukan kerjasama internasional Indonesia resmi menjadi

anggota Organisasi HKI Dunia/World Intellectual Property Organization

(WIPO) pada tahun 1979 dengan meratifikasi Convention Establising the

World Intellectual Property Organization melalui Keputusan Presiden No.

24 Tahun 1979 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No.

15 Tahun 1997 dan melalui Keputusan Presiden yang sama diratifikasi pula

Paris Convention sedangkan Bern Convention diratifikasi sesuai Keputusan

Presiden No. 18 Tahun 1997.1

Indonesia juga menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia/

World Trade Organization (WTO) dengan menandatangani Agreement

Estabilishing The World Trade Organization dan meratifikasinya dalam

Undang-Undang No. 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Estabilishing The World Trade Organization yang berarti pula

berkewajiban mempedomani persetujuan tersebut ke dalam legislasi

nasionalnya. Sesuai dengan kesepakatan internasional bahwa pada tanggal

1 Januari 2000 Indonesia sudah harus menyesuaikan dengan standar TRIPs

(Trade Related Aspects of Intellectual Property Right, Inculding Trade in

Counterfeit Good) dalam hal definisi, administrasi dan penegakkan HKI,

1 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual,(Bandung: PT.Alumni,

2003), h.5.

Page 31: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

22

penerapan semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam persetujuan TRIPs

tersebut adalah merupakan konsekuensi untuk seluruh anggota WTO

termasuk Indonesia.2

Momentum kehadiran Rahasia Dagang secara utuh di Indonesia

tidak dapat dilepaskan dari keikutsertaan Indonesia dalam berbagai

perjanjian internasional khususnya TRIPs (Trade Related Aspect of

Intellectual Property Rights, Inculding Trade in CounterfeiBt Good).

Adanya pengaturan Rahasia Dagang dalam TRIPs menunjukan bahwa telah

ada kesepakatan, minimal bagi anggota peserta WTO (World Trade

Organisation) . Perlindungan Rahasia Dagang dalam suatu negara akan

mendorong masuknya investasi, inovasi dan kemajuan teknologi. Para

investor akan merasa aman dan dihargai karena ada perlindungan atas

Rahasia Dagangnya dan akan berpengaruh langsung pada keseluruhan

perekonomian negara. Rahasia Dagang merupakan bagian dari HKI,

sehingga hal ini diatur dalam Persetujuan TRIPs menggunakan istilah

Undiscloused Information untuk menunjukan informasi yang harus

dirahasiakan. Pengaturannya dapat dijumpai dalam Section 7 Protection of

Undiscloused Information, Pasal 39 Persutujuan TRIPs.3

Ketentuan Pasal 39 Persetujuan TRIPs ini didasarkan untuk

menjamin perlindungan yang efektif untuk mengatasi persaingan curang

sebagaimana diatur dalam Pasal 10 bis Paris Convention. Untuk itu negara-

negara WTO wajib memberikan perlindungan terhadap informasi yang

2 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung :PT. Alumni, 2013), h. 31.

3 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, h.385.

Page 32: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

23

dirahasiakan dan data yang diserahkan kepada pemerintah atau badan

pemerintah.

Meskipun perlindungan terhadap pemilik hak Rahasia Dagang tidak

harus selalu diatur dalam suatu undang-undang khusus, karena bisa saja

perlindungan itu diatur dalam satu undang-undang yang bersifat umum,

yang didalamnya juga memberikan perlindungan terhadap pemilik hak

Rahasia Dagang sebagaimana diterapkan di beberapa negara maju seperti,

Amerika Serikat, Jerman, Jepang atau Australia. Namun Indonesia

menganggap perlu membuat secara khusus Undang-Undang Rahasia

Dagang yang memberikan perlindungan terhadap pemilik hak tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 2000 Indonesia mengundanggkan

Undang-Undang No.30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. sebagai

landasan dasar diingatkan pada waktu membuat Undang-Undang No.30

tahun 2000 tentang Rahasia Dagang ada ketentuan yang penting dalam

kerangka Undang-Undang Dasar 1945, yakni Pasal 5 angka (1), Pasal 20

angka (1) dan Pasal 33 yang dikenal sebagai pasal-pasal perlindungan

tentang pihak ekonomi lemah dari masayarakat di dalam republik indonesia4

Pembahasan 3 (tiga) rancangan Undang-Undang tentang Rahasia

Dagang , Desain Industri, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu hingga

menjadi undang-undang dapat dianggap cukup lama dan berlangsung

selama setahun sejak diajukan pemerintah kepada DPR pada tanggal 17

4 Sudargo Gautama, Komentar Undang-Undang Rahasia Dagang, (Bandung: Citra Aditya

Bakti ,2003), h, 4.

Page 33: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

24

Desember 1999 hingga disetujui untuk menjadi undang-undang pada rapat

pleno DPR tanggal 4 Desember 2000.5

Ada 2 aspek yang mendasari latar belakang lahirnya Undang-

Undang Rahasia Dagang . Aspek pertama adalah telah diratifikasinya

Agreement Estabilishing the World Trade Organization (Persetujuan

Pmbentukan Organisasi Perdagangan Dunia) dimana didalamnya tercakup

Agreement Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights, dengan

Undang-Undang No.7 Tahun1994. Didalam TRIPs inilah ditulis tentang

perlunya dibuat dan diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang.

Aspek kedua adalah yang mendasari Undang-Undang No.30 tahun

2000 adalah mengingat Undang-Undang No.5 tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan persaingan tidak sehat (lembaran negara Republik

Indonesia tahun 1999 No.33 Tambahan lembaran negara Republik

Indonesia No.3817).

Adanya perlindungan HKI dan khususnya Rahasia Dagang yang

baik diharapkan dapat mengurangi dampak terjadinya persaingan curang

atau persaingan tidak sehat. Bahkan menurut sejarah penamaannya pada

saat pembahasan undang-undang tersebut pernah diajukan dengan nama

(rancangan undang-undang anti persaingan curang). Jadi ternyata lahirnya

Undang-Undang No.30 tentang Rahsaia Dagang tersebut sejalan dengan

5 P. Cita Citrawinda, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan

Rahasia Dagang di Bidang Farmasi, (Jakarta: Chandra Pratama, 2005), h. 56-57.

Page 34: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

25

pokok pemikiran dalam TRIPs, yang menjadi bagian dari perjanijian

pembentuk WTO.6

Kalau disimak pertimbangan hukum dibentuknya Undang-Undang

Rahasia Dagang ada dua alasan mengapa Indonesia perlu memiliki undang-

undang yang khusus mengatur dan melindungi Rahasia Dagang, yaitu untuk

memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagagangan

nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi

dan inovasi masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum terhadap

Rahasia Dagang sebagai bagian dari dari sistem HKI.7

Dasar hukum dari segi formal maupun segi material bidang Rahasia

Dagang adalah Pasal 5 angka 1,Pasal 20 dan Pasal 23 Undang-Undang

Dasar RI Tahun 1945, sehingga lingkup perdagangan nasional dan

internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi

masyarakat Indonesia dengan memberikan perlindungan hukum terhadap

Rahasia Dagang sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual.

Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing The World Trade

Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)

disahkan dengan Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1994 (lembaran Negara

RI Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3564)

yang mencangkup Agreement on Trade Related aspect of Intellectual

Property Rights (Persetujuan TRIPS), yang merupakan lampiran dari

6 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2001), h.5.

7 OK. Saidin , Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada,2013), h. 542.

Page 35: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

26

agreement tersebut di atas, antara lain mewajibkan kepada negara anggota

seperti Indonesia mempunyai dan melaksanakan peraturan perundang-

undangan di bidang Hak Kekayaan Intelektual termasuk Rahasia Dagang.8

B. Pengertian Rahasia Dagang

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Rahasia Dagang, ada

baiknya mengetahui terlebih dahulu pengertian dari Rahasia Dagang

tersebut. Jika telah mengetahui pengertian tersebut, maka untuk menuju

pada tahap pembahasan akan lebih memudahkan untuk semakin mengerti

dan memahami hal tersebut.

Istilah Rahasia Dagang itu sendiri di beberapa Negara berbeda-beda

satu dengan yang lainnya. Istilah Rahasia Dagang dikenal secara luas dalam

sistem Anglo Saxon dan dipergunakan baik dalam produk-produk hukum

dan kepustakaan hukum. Sarjana-sarjana hukum terkemuka Amerika

Serikat, seperti Robert Merges, Pamela Samuelson, Richard M Buxbaum

menggunakan istilah Rahasia Dagang meskipun telah lahir istilah baru yaitu

informasi yang dirahasiakan yang diakomodasi dalam TRIPs tersebut. Di

Prancis, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat dan banyak Negara lainnya

menyatakan bahwa pengetahuan dalam bidang industri dapat merupakan

suatu trade secret atau Rahasia Dagang, walaupun proses umum atau

metode itu berkaitan dengan hal yang dapat dipatenkan atau secara umum

dapat diketahui oleh masyarakat luas9

8 Pipin Syarifin, Peraturan Hak Kekayan Intelektual di Indonesia , (Bandung : Pustaka

Bani Quraisy, 2004), h.51.

9 Insan Budi Maulana, Langkah Awal Mengenal Undang-Undang Rahasia Dagang, (

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), h. 18.

Page 36: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

27

TRIPs dalam hal ini memberikan istilah agak berbeda dengan

menyatakan sebagai informasi yang dirahasiakan, istilah ini pada prinsipnya

merupakan pedoman dari istilah Rahasia Dagang. Dengan catatan bahwa

kesepakatan GATT-WTO dalam TRIPs tampak bermaksud memperluas

istilah Rahasia Dagang ini. Berbeda dengan penggunaan istilah yang

digunakan dalam Sistem Hukum Amerika Serikat, Sistem Hukum Inggris

memberikan istilah yang lebih mendekati terminologi yang digunakan

TRIPs dengan menyebutkannya sebagai informasi rahasia (confidential

information) untuk Rahasia Dagang, sedangkan hukum dan praktek

pengadilan Australia justru menggunakan istilah yang sama dengan

Amerika Serikat yaitu Rahasia Dagang.10

Terlepas dari semua perbedaan tentang penyebutan istilah Rahasia

Dagang itu sendiri, pada prinsipnya Rahasia Dagang merupakan bagian dari

informasi rahasia. Informasi Rahasia adalah informasi yang tidak boleh

diketahui siapa saja, kecuali petugas atau pejabat yang diberi wewenang

untuk melaksanakan dan menyimpan informasi rahasia tersebut. Informasi

rahasia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut pemilik atau

sumbernya, yaitu :11

a. Rahasia Pribadi (private secret), dimiliki seseorang yang patut

dirahasiakan, misalnya catatan harian pengusaha melalui sekretarisnya,

kisah kehidupan pribadi masa lalu, kiat sukses dalam pemasaran.

10 Ahmad M. Ramli, H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang, (Bandung:

Mandar Maju,2000), h. 33-34.

11 Ibid ,h. 36.

Page 37: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

28

b. Rahasia Politik (political secret), dimiliki oleh negara atau partai politik

misalnya rahasia jabatan, strategi penguasaan suatu wilayah,

pembatasan ruang gerak partai politik, strategi mempertahankan

kekuasaan.

c. Rahasia Pertahanan dan Keamanan (defence and security secret),

dimiliki negara, misalnya strategi pengembangan militer, pembangunan

pabrik senjata, pertahanan negara yang efektif, daerah kawasan militer.

d. Rahasia Dagang (trade secret), dimiliki perusahaan atau pengusaha,

misalnya penemuan teknologi, proses produksi dan pemasaran,

manajemen perusahaan, formula produk berkualitas, program komputer,

dan komputerisasi data prospek perusahaan.

Pengertian yang tercantum dalam ketentuan Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, Pasal 1 angka (1) yaitu :

“Rahasia Dagang adalah informasi di bidang teknologi dan atau bisnis yang

tidak diketahui umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam

kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang”.

Pada prinsipnya bahwa Rahasia Dagang merupakan segala

informasi yang tidak diketahui oleh umum dalam rangka kegiatan

perdagangan. Informasi yang sangat strategis sifatnya ini memiliki potensi

mengandung nilai ekonomis yang tinggi karena dapat digunakan untuk alat

bersaing dengan para competitor.

C. Ruang Lingkup Rahasia Dagang

Page 38: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

29

Ada 3 perbedaan pokok antara Rahasia Dagang dengan bentuk

HAKI lainnya seperti hak cipta, paten dan merek. Ketiga perbedaan itu

dapat diuraikan sebagai berikut :12

a. Bentuk HKI lain tidak bersifat rahasia. Bentuk HKI lain mendapat

perlindungan karena merupakan sejenis kekayaan yang dimiliki orang

lain. Kecuali kalau informasi mengenai suatu penemuan diungkapkan,

perlindungan paten tidak dapat diperoleh dari negara. Kalau karya-karya

yang dilindungi hak cipta atau sebuah merek tidak digunakan secara

umum, maka tidak ada nilai komersialnya. Rahasia Dagang mendapat

perlindungan karena sifat rahasianya menyebabkan informasi itu

bernilai. Rahasia Dagang terdiri informasi yang hanya bernilai

komersial kalau kerahasiannya tidak hilang.

b. Rahasia Dagang mendapat perlindungan meskipun tidak mengandung

nilai kreativitas atau pemikiran baru. Yang penting adalah Rahasia

Dagang tersebut tidak diketahui secara umum. Misalnya, sebuah sistem

kerja yang efektif, barangkali tidak begitu kreatif, tetapi keefektifan dan

kerahasiaannya menyebabkan informasi itu bernilai komersial.

c. Bentuk HKI lain selalu berupa bentuk tertentu yang dapat ditulis,

digambar atau dicatat secara persis sesuai dengan syarat pendaftaran

yang ditetapkan oleh instansi pemerintah. Rahasia Dagang tidak

semestinya ditulis. Yang penting, bukan bentuk tulisan atau pencatatan

informasi yang persis, tetapi penggunaan konsep, ide atau informasinya

12 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, h. 238-239.

Page 39: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

30

sendiri yang dapat diberikan kepada pihak lain secara lisan. Hal ini

berbeda dengan hak paten atau merek.

Selain itu, perlindungan terhadap Rahasia Dagang tidak memiliki

jangka waktu yang terbatas dan cara untuk mendapatkannya dapat

dilakukan secara lebih fleksibel karena tidak terikat dengan syarat-syarat

formal seperti halnya yang terjadi dalam sistem hukum paten, yang

memerlukan pemenuhan formalitas dan proses pemeriksaan.

Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang, lingkup Rahasia Dagang

melingkupi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau

informasi lain dibidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai

ekonomi dan tidak diketahui oleh masyrakat.

R. Mark Haligan memberikan beberapa contoh ruang lngkup

Rahasia Dagang yang didasarkan pada hukum Amerika Serikat

diantaranya, Informasi teknikal/penelitian dan pengembang: informasi

teknologi, informasi yang berhubungan dengan riset dan pengembangan,

formula-formula, senyawa-senyawa /bahan campuran, proses-proses,

catatan-catatan, dan yang lainnya.13

Informasi yang dilindungi Rahasia Dagang mencakup informasi

bisnis atau informasi teknologi yang dapat berupa formula kimia (Chemical

formula), proses industri, informasi harga, barang atau produk yang

13 Tomi Suryo Utomo, “Hak Kekayaan Intelektual (HKI)” (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010). H, 166.

Page 40: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

31

dihasilkan, daftar konsumen dan informasinya, bahan pasokan, dan metode

penjualan.14

D. Unsur – Unsur Rahasia Dagang

Jika kita perhatikan rumusan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang

Rahasia Dagang, akan dapat kita tarik kesimpulan bahwa Rahasia Dagang

terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:15

a. Adanya pengertian mengenai informasi

Undang-Undang Rahasia Dagang sama sekali tidak memberikan

definisi atau pengertian tentang informasi. Dengan demikian maka

apakah ini berarti pengertian informasi harus dapat kita cari dari

pengertian yang seumumnya. Jika kita lihat pengaturan yang diberikan

di Amerika Serikat dan pembatasan dalam pengertian disebutkan dalam

huruf e khususnya yang berkaitan dengan kewajiban penjagaan

informasi dan bukti keberdaan informasi yang berharga, dapat dikatakan

bahwa informasi yang dimaksudkan disini adalah informasi yang

bersifat tertulis.

b. Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak diketahui oleh

umum

Informasi akan dianggap rahasia jika informasi itu merupakan

sebuah konsep, ide atau informasi yang hanya diketahui pemilik serta

tidak dapat diperoleh oleh pihak lain dan belum diketahui secara umum.

14 Rahmi Jened, “Hak Kekayaan Intelektual” (Surabaya: Airlangga University Pres, 2010)

h. 217-218.

15 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, h.78.

Page 41: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

32

Jika informasi diumumkan kepada masyarakat, kerahasiaan dari

informasi tersebut akan hilang. Misalnya menurut hukum Australia,

perusahaan umum wajib mengungkapkan informasi tertentu agar pelaku

pasar dapat memperoleh gambaran secara layak mengenai aktivitasnya.

Sifat kerahasiaan dari informasi itu dianggap hilang ketika diungkapkan.

Akan tetapi apabila dokumen harus diserahkan ke pengadilan untuk

keperluan terbatas, informasi dalam dokumen tersebut tetap dianggap

rahasia, karena pengungkapan itu terbatas dan tidak untuk masyarakat.16

c. Informasi tersebut berada dalam lapangan teknologi dan/atau

bisnis

Limitasi yang diberikan dalam definisi Rahasia Dagang oleh

Undang-Undang No.30 Tahun 2000 adalah informasi tersebut harus

berada dalam bidang teknologi atau bisnis. Undang-Undang Rahasia

Dagang juga tidak memberikan rumusan atau penjelasan lebih lanjut

tentang arti di bidang teknologi dan/ atau bisnis. Rumusan Pasal 2

Undang-Undang Rahasia Dagang yaitu:

“Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,

metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang

teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak

diketahui oleh masyarakat umum.”

Ini berarti informasi dalam bidang teknologi dan/ atau bisnis ini

adalah informasi yang merupakan suatu proses yang dapat berupa sistem

atau prosedur atau tata cara jalannya suatu kegiatan usaha, baik yang

16 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, h. 240-241.

Page 42: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

33

berhubungan dengan teknologi (dalam bentuk formulasi produk barang)

maupun sistem kegiatan jalannya usaha itu sendiri (dalam bentuk

produk jasa). Mengenai makna teknologi adalah bahwa teknologi yang

dimaksud disini adalah proses pembuatan produk, yang dalam hal

tertentu, jika memenuhi persyaratan perolehan paten dapat merupan

teknologi yang dapat dipatenkan. Sedangkan kata bisnis mengandung

arti yang sangat luas meliputi baik metode pengolahan, pola penjualan,

pola pendistribusian, atau barang dan lain-lain yang dianggap unik dan

berharga.

d. Memiliki nilai ekonomi

Rumusan Pasal 3 angka (3) Undang-Undang No.30 Tahun 2000

merumuskan bahwa:

‘’Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan

informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau

usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan

secara ekonomi.”

Makna menjalankan kegiatan yang bersifat komersial,

menunjukan bahwa informasi tersebut akan bermanfaat dan

menguntungkan jika dilakukan secara massal, dan tidak hanya

diperuntukkan dan dipergunakan secara terbatas. Hal ini menunjukan

kembali bahwa dalam Rahasia Dagang, yang dirahasiakan adalah suatu

sistem, prosedur, tata cara, proses, formula dan bukan produk itu sendiri.

Melalui rangkaian kegiatan dengan mempergunakan sistem, tata cara,

proses dan/ atau formula yang dirahasiakan, produk, baik barang atau

Page 43: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

34

jasa yang dihasilkan ini diharapkan dapat memberikan keuntungan

secara ekonomis.

e. Kewajiban menjaga kerahasiaannya oleh pemiliknya

Ketentuan Pasal 3 angka (4) Undang-Undang No. 30 Tahun

2000 menyatakan bahwa :

“Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para

pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak

dan patut.”

Agar pengajuan gugatan terhadap pelanggaran kerahasiaan

berhasil, pemilik Rahasia Dagang harus membuktikan penerima

Rahasia Dagang memiliki kewajiban untuk menjaga sifat kerahasiaan

dari informasi tersebut karena informasi itu diberikan secara rahasia.

Keadaan dimana informasi diperoleh akan menentukan apakah ada

kewajiban untuk menjaga kerahasiaan. Secara umum diatur bahwa ada

kewajiban untuk menjaga kerahasiaan jika dianggap layak bagi

seseorang yang berada dalam posisi yang sama dengan penerima

informasi, mengakui informasi tersebut diberikan kepadanya secara

rahasia.17

Kecenderungan dipilihnya bentuk perlindungan melalui Rahasia

Dagang setidak-tidaknya dilandasi oleh dua alasan, pertama karena

seringkali substansi yang diinginkan untuk mendapat perlindungan

merupakan hal yang tidak dapat diberi paten, seperti halnya daftar

pelanggan perusahaan, data keuangan, nota-nota bisnis dan lain-lain.

17 Ibid. 242.

Page 44: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

35

Kedua, mungkin juga hal yang ingin dilindungi sebenarnya

memungkinkan untuk diberi hak paten, tetapi investor lebih memilih bentuk

perlindungan Rahasia Dagang karena berbagai alasan seperti jangka waktu

perlindungan yang tidak terbatas, nilai kerahasiaan yang lebih terjamin,

mahalnya biaya di kantor paten dan formalitas pendaftaran yang lebih

rumit.18

18 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/viewFile/2447/1984

diakses pada tanggal 20 Juni 2015.

Page 45: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

36

BAB III

KETENTUAN PENGATURAN KEPEMILIKAN RAHASIA

DAGANG

A. Profil PT. Basuki Pratama Engineering dan PT. Hitachi Construction

Machienery Indonesia

1. PT.Basuki Pratama Engineering

a. Sejarah1

PT. Basuki Pratama Engineering, didirikan pada tanggal 16

Juli 1981 oleh dua bersaudara yakni Johannes Sujanto Basuki dan

Stefanus Widagdo Basuki. Dengan hanya mempekerjakan beberapa

pekerja dalam suatu bengkel kecil, PT. Basuki Pratama Engineering

memulai usahanya dalam memproduksi Kiln Dryer System. Dengan

memiliki standar kualitas dan efisiensi yang tinggi, produk yang

dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering dapat diterima dengan

baik pada pasar lokal, baik perusahaan-perusahaan maupun pabrik-

pabrik yang ada.

PT. Basuki Pratama Engineering merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang manufaktur. “Desain menjadikan produk

berkualitas”, itulah moto dari PT. Basuki Pratama Engineering.

Sekarang, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama

Engineering sudah diekspor ke beberapa negara. Dengan

1 http://www.basuki.com/ diakses pada tanggal 20 Juni 2015.

36

Page 46: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

37

memelihara kualitas dari produk, PT. Basuki Pratama Engineering

akan terus menjadi “pemain” kuat di pasarnya. PT. Basuki Pratama

Engineering, disamping menghasilkan produk yang sangat

berkualitas, juga memperhatikan kepuasan dari konsumennya. Saat

ini PT. Basuki Pratama Engineering menjadi pemimpin pasar untuk

Kiln Dryer System, mempekerjakan ± 400 karyawan yang

profesional, dengan lahan pabrik ± 14000m2 yang bertempat di

kawasan industri Pulogadung.

Disamping memproduksi Kiln Dryer System, PT. Basuki

Pratama Engineering juga memproduksi boilers, pollution control

system, heaters, timber impregnation plant and centrifugal fan.

b. Tata Kelola Perusahaan2

1) President Directors

Bertanggung jawab atas keseluruhan operasional di PT

Basuki Pratama Engineering. Membawahi: General Manager

Operation, Sales Director Area I & II, Finance & Administration

Director, QA/QC (Quality Assurance / Quality Control).

2) General Manager Operation

Bertanggung jawab atas berjalannya pabrik secara

keseluruhan, membawahi:

a) Engineering, bertanggung jawab atas kelancaran produksi

dari aspek technical.

2 http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01064-TI-bab%201.pdf diakses pada tanggal

20 Juni 2015.

Page 47: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

38

b) Fabrication

1. PPC , bertanggung jawab atas perencanaan produksi.

2. Production ,bertanggung jawab atas pelaksanaan

produksi.

3. Installation & Maintenance ,bertanggung jawab atas

perawatan dan perbaikan mesin.

3) Sales Director Area I

Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Jakarta,

Semarang, dan sekitarnya.

4) Sales Director Area II

Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Surabaya

dan Bandung

5) Finance & Administration Director

Bertanggung jawab mengurusi finansial dan pembukuan

serta yang mengurusi administrasi kepegawaian, membawahi:

a. Procurement / Sub-contracting ,bertanggung jawab atas

pengadaan barang serta bertanggung jawab atas ekspedisi.

b. Accounting ,bertanggung jawab atas pembukuan, invoice,

account payable, dll

c. Finance ,bertanggung jawab atas finansial perusahaan

d. Personnel & General Affair ,mengurusi personalia (absen,

gaji, lembur, dll) dan bertanggung jawab atas urusan

kerumah-tanggaan (makan, minum, seragam, mobil dinas,

ruangan, dll).

Page 48: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

39

6) QA / QC ,bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas ke

pelanggan serta bertanggung jawab langsung dalam kontrol dan

pengecekan kualitas produk.

c. Proses Produksi3

Pada dasarnya di PT. Basuki Pratama Engineering, proses produksi

terdiri dari 5 tahapan: Cutting, Machining, Assembly/Welding,

Finishing, Elektrik.

1) Cutting

Yaitu proses pemotongan material mentah menjadi ukuran yang

diinginkan.

2) Machining

Aktifitas pengerjaan point-point tertentu pada part yang

membutuhkan tingkat ketelitian (presisi) yang tinggi.

3) Assembly/Welding

Aktifitas menyambungkan dua part atau lebih dengan

menggunakan mesin las.

4) Finishing

Proses menghilangkan scrap yang masih menempel pada part

after-assembly/welding.

5) Elektrik

Pemasangan sistem electric pada produk yang dihasilkan.

d. Sistem Kerja4

3 Ibid

4 ibid

Page 49: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

40

Sistem kerja yang diterapkan pada PT Basuki Pratama

Engineering, adalah dengan mematuhi peraturan K3 yang ditetapkan

dan memastikan lingkungan dan alat kerja yang mereka gunakan

aman (5K). Kebijakan PT Basuki Pratama Engineering tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yaitu:

1) Melakukan perbaikan kinerja bidang keselamatan dan kesehatan

kerja dengan mengembangkan sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja secara berkesinambungan untuk mencegah

dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2) Menetapkan tujuan dan sasaran dibidang keselamatan dan

kesehatan kerja sesuai kebutuhan dan kepentingan serta

meninjaunya secara berkala.

3) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam

pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dan 5K terdiri dari:

1) Ketertiban

Menata mana yang perlu dan mana yang tidak perlu, yang tidak

perlu kita buang.

2) Kerapihan

Meletakkan barang yang kita perlukan sehingga siapapun

mengetahui letaknya dengan mudah.

3) Kebersihan

Membiasakan diri membersihkan barang dan tempat kerja setiap

waktu.

Page 50: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

41

4) Kelestarian

Menjaga agar ketertiban, kerapihan, dan kebersihan tetap tertib,

rapi, bersih dan tetap terpelihara.

5) Kedisiplinan

Menjaga diri agar segala sesuatu yang telah ditetapkan berjalan

dengan baik dan benar.

2. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia

a. Sejarah5

PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah sebuah

perusahaan Joint Venture yang berdiri pada tanggal 15 Mei 1991 oleh

PT. Hitachi Construction Machinery Co. Ltd – Japan, Itochu

Corporation – Japan, Hitachi Construction Machinery Singapore Pte.

Ltd, PT. Murinda Iron Steel dan PT. Anggaputra Dhananjaya.

Sejak awal berdirinya, produk utama yang dihasilkan adalah

Hydrolic Excavator dan Wheel Loaders yang mendapatkan lisensi

dari Hitachi Construction Machinery Co. Ltd – Japan dan tambahan

produk-produk fabrikasi Engineering yaitu berbagai macam jenis

seperti Heavy Equipment dan juga Pressure Vessel serta Boiler

produk. Bekerjasama dengan pemerintah untuk mensupport

industrialisasi di Indonesia.

PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia telah

disertifikasi oleh ISO 9001, Quality Management System sejak 1997

dan mengimplementasikan ISO 14001 dimulai pada 2000 untuk

5 https://sankerenti.wordpress.com/2009/06/05/kerja-praktek-di-hitachi-construction-

machinery-indonesia/ diakses pada tanggal 21 Juni 2015.

Page 51: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

42

Environment Management System (EMS) untuk memastikan bahwa

produk-produk Hitachi dibuat dengan berkonsentrasi pada keamanan

dan lingkungan.

PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah salah

satu di Indonesia pemasok terbesar dan produsen excavator,

mempekerjakan 1.606 staf yang berkualitas dan memproduksi 5.500

unit excavator per tahun.

b. Visi dan Misi6

Visi dari PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia

adalah "INSPIRE NEXT", berarti bahwa perusahaan kami selalu

berpikir untuk masa depan dengan teknologi maju dan ramah

lingkungan.

Misi HCMI terdiri dari 3 bagian, yang diantaranya sebagai

berikut :

1) Tujuan utama kami adalah untuk menyediakan pelanggan kami

dengan layanan dan produk terbaik kami, tidak hanya untuk

kinerja tetapi juga untuk karakteristik reliabilitas, ketahanan dan

keamanan.

2) Kami berkomitmen untuk kekuatan maka manajemen kami

untuk mengambil peluang keuntungan.

3) Kami akan berusaha untuk mengembangkan produk dalam

respon langsung terhadap kebutuhan pelanggan kami atau untuk

mencapai kepuasan pelanggan dan langkah maju bergandengan

6 Ibid

Page 52: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

43

tangan dengan pelanggan kami untuk membangun masa depan

yang lebih baik bagi negara dan dunia.

Dalam rangka mendukung Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan

Kebjakan Lingkungan. PT. Hitachi Construction Machinery

Indonesia juga mengeluarkan mutu perusahaan tujuan dan beberapa

departemen harus menentukan tujuan mereka. Untuk memastikan

pencapaian kualitas objektif orang yang bertanggung jawab akan

ditunjuk dalam pencapaian sasaran mutu dan kemajuan akan ditinjau

secara berkala.

c. Sistem Kerja

HCMI berkomitmen untuk memberikan kualitas tinggi

Produk dengan harga yang kompetitif dan pengiriman jadwal untuk

memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk Mencapai kebijakan ini:7

1) HCMI wajib untuk selalu meningkatkan dan memelihara Sistem

Manajemen Mutu sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam

ISO 9001: 2008 standar.

2) HCMI wajib meningkatkan moral yang terus menerus dimana

semua karyawan selalu bekerja keras dengan nyaman dan

berpartisipasi secara aktif dalam mencapai target perusahaan.

3) HCMI akan dapat menjadi Perusahaan Internasional dunia dan

selalu memberikan pelanggan puas.

7 http://www.hitachi-cmid.com/qualitypolicy.htm diakses pada tanggal 21 Juni 2015.

Page 53: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

44

4) HCMI akan mengembangkan dan memperkenalkan teknologi

baru yang didukung oleh program pelatihan yang efektif dan

untuk memastikan perbaikan terus-menerus.

Sistem Manajemen kualitas :8

H: High quality products on time delivery.

C: Customer satisfaction from reliable good value products and

services.

M: Motivate the employees to participate actively in achieving

company's targets.

I: International world wide company by continual improvements

through working target determination.

PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia, pembuatan

berbagai macam Mesin Konstruksi, Komponen dan produk Mesin,

berkomitmen untuk mencegah polusi udara, air dan pencemaran

tanah, dengan meminimalkan dampak lingkungan dari produksi

kami melalui perbaikan terus-menerus dari Sistem Manajemen

Lingkungan.9

H: Have foremost regards for health and safety of our employees

and emergency response.

C: Cut energy consumption, noise, wastes and conserve other

resources, while practicable.

8 Ibid

9 Ibid

Page 54: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

45

M: Maintain to adhere the environmental legislation, regulation

and other requirements to which our company subscribes.

I: Innovate environmental awareness among employees through

training, education and participation.

B. Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang

Sebelum membahas mengenai makna pemilik Rahasia Dagang dan

pemegang Rahasia Dagang, maka akan dibahas terlebih dahulu makna dari

Hak Rahasia Dagang.

Pengertian hak Rahasia Dagang dibedakan dari pengertian tentang

Rahasia Dagang, yang diatur dalam rumusan Pasal 1 angka (2), yang

berbunyi; “ Hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang

timbul berdasarkan Undang-undang ini” . jika kita baca rumusan Undang-

Undang Rahasia Dagang lebih lanjut, dapat kita temui 3 pasal yang

mengatur mengenai hak atas Rahasia Dagang ini, yaitu ketentuan Pasal 4,

Pasal 6 dan pasal 7. Ketiga pasal tersebut secara eksplisit menyatakan

bahwa pemilik Rahasia Dagang (dalam Pasal 4) dan pemegang Rahasia

Dagang dalam Pasal 6 dan Pasal 7), berhak untuk ;10

1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yng dimilikinya

2. Memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Rahasia

Dagang tersebut.

10 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2001), h.84.

Page 55: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

46

Khusus untuk ketentuan Pasal 4 yang berlaku bagi pemilik Rahasia

Dagang, Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 memberikan juga hak kepada

pemilik rahasaia dagang untuk melarang pihak lain untuk menggunakan

Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa Undang-Undang

Rahasia Dagang membedakan antara pemilik Rahasia Dagang dan

pemegang Rahasia Dagang, namun demikian Undang-Undang No.30 tahun

2000 tersebut tidak memberikan rumusan atau pengertian dari pemilik

Rahasia Dagang maupun pemegang Rahasia Dagang. Namun jika kita

kaitkan makna yang tersurat dalam dalam Undang-Undang Hak Cipta (

yang membedakan pencipta dari pemegang hak cipta) dan Undang-Undang

Paten (yang membedakan penemu dari pemegang paten ) tampaknya

Undang-Undang Rahasia Dagang ini juga membedakan antara pemilik

Rahasia Dagang dan pemegang Rahasia Dagang, berdasarkan pada

originator Rahasia Dagang tersebut. Dapat kita katakan bahwa pemilik

Rahasia Dagang adalah penemu atau originator dari informasi-informasi

yang dirahasiakan tersebut, yang disebut Rahasia Dagang. Sedangkan

pemegang Rahasia Dagang adalah pemilik Rahasia Dagang dan pihak-pihak

yang memperoleh hak lebih lanjut dari pemilik Rahasia Dagang, yang

terjadi sebagai akibat berlakunya ketentuan Pasal 5 angka (1) Undang-

Undang Rahasia Dagang.11 Dimana dalam Pasal 5 angka (1) dari Undang-

Undang Rahasia Dagang, dikatakan rahasia dagang dapat beralih atau

11 Ibid, h. 85

Page 56: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

47

dialihkan dengan cara pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau

sebab-sebab lain yang dibenarkan peraturan perundang-undangan.

Pemilik Rahasia Dagang juga memiliki kewajiban yaitu dalam

segala bentuk pengalihan hak Rahasia Dagang wajib dicatatkan pada

Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Rahasia Dagang (Pasal 5 angka (3)). Dalam perjanjian

lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Rahasia Dagang (Pasal 8 angka

(1)). Dalam penjelasannya menegaskan bahwa yang wajib dicatatkan pada

Direktorat Jenderal itu hanyalah mengenai data yang bersifat administratif

dari dokumen pengalihan hak, data yang bersifat adminstratif dari perjanjian

lisensi dan tidak mencangkup subtansi Rahasia Dagang yang

diperjanjikan.12

C. Lisensi Rahasia Dagang

Undang-Undang No.30 Tahun 2000, secara tegas membedakan

antara pengalihan Rahasia Dagang dengan perjanjian pemberian lisensi

Rahasia Dagang, sebagai mana dapat dilihat dari rumusan Pasal 1 angka (5)

yaitu:

“Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang

kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak

(bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu

Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan

syarat tertentu.”

12 Pipin Syarifin, Peraturan Hak Kekayan Intelektual di Indonesia , (Bandung : Pustaka

Bani Quraisy, 2004), h.58.

Page 57: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

48

Rumusan mengenai pengertian Lisensi tersebut dapat kita pilah ke dalam

beberapa unsur, yang meliputi:13

a. Adanya izin yang diberikan oleh pemegang hak Rahasia Dagang

Adanya izin merupakan syarat mutlak adanya Lisensi. Undang-

Undang No.30 Tahun 2000 mensyaratkan bahwa izin tersebut harus

diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang, yang dalam hal ini dapat

berarti pemilik Rahasia Dagang (sebagai originator) atau pemegang

Rahasia Dagang (yang memperoleh Hak Rahasia Dagang) sebagaimana

diatur dalam ketentuan Pasal 5 Undang-Undang No.30 Tahun 2000).

b. Izin tersebut diberikan dalam bentuk perjanjian

Ketentuan ini membawa konsekuensi bahwa Lisensi harus

dibuat secara tertulis antara pihak pemberi lisensi (pemegang Hak

Rahasia Dagang) dengan pihak penerima Lisensi. Ini berarti perjanjian

pemberian lisensi ini merupakan perjanjian formal, dalam arti harus

memenuhi bentuk yang tertulis.

c. Izin tersebut merupakan pemberian hak untuk menikmati manfaat

ekonomi (yang bukan bersifat pengalihan Hak Rahasia Dagang)

Tidak ada suatu pengertian yang jelas maupun pasti dari

rumusan yang diberikan tersebut, hanya saja dalam penjelasan Pasal 6

yang lengkapnya yaitu:

“Berbeda dengan perjanjian yang menjadi dasar pengalihan Rahasia

Dagang, Lisensi hanya memberikan hak secara terbatas dan dengan

13 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, h.88.

Page 58: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

49

waktu yang terbatas pula. Dengan demikian, Lisensi hanya diberikan

untuk pemakaian atau penggunaan Rahasia Dagang dalam jangka waktu

tertentu. Berdasarkan pertimbangan bahwa sifat Rahasia Dagang yang

tertutup bagi pihak lain, pelaksanaan Lisensi dilakukan dengan

mengirimkan atau memperbantukan secara langsung tenaga ahli yang

dapat menjaga Rahasia Dagang itu.

Hal itu berbeda, misalnya, dari pemberian bantuan teknis yang biasanya

dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek, pengoperasian mesin baru

atau kegiatan lain yang khusus dirancang dalam rangka bantuan teknik.

Dapat kita tarik kesimpulan sederhana bahwa dalam Lisensi

dikenal adanya batas waktu, yang secara esensial (menurut Undang-

Undang No.30 Tahun 2000 ) berbeda dari pengalihan Hak Rahasia

Dagang.

d. Izin tersebut diberikan untuk Rahasia Dagang yang diberi

perlindungan

Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Rahasia Dagang

yang dilindungi adalah Rahasia Dagang yang pemegang hak Rahasia

Dagangnya bukanlah mereka yang melanggar ketentuan Undang-

Undang Rahasia Dagang. Selain itu yang pasti adalah bahwa Rahasia

Dagang tersebut harus memenuhi syarat pengertian Rahasia Dagang

menurut Undang-Undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

e. Izin tersebut dikaitkan dengan waktu dan syarat tertentu

Adanya klausa dengan waktu tertentu dan syarat tertentu ini

tampaknya merupakan esensi pembeda antara perjanjian pengalihan

Page 59: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

50

Hak Rahasia Dagang dengan Lisensi, oleh karena pernyataan waktu

tertentu ini beberapa kali diulang dalam beberapa rumusan untuk

membedakannya dengan perjanjian pengalihan.

Rumusan penjelasan Pasal 7 Undang-Undang No.30 Tahun 2000, yang

berbunyi ;

“Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan prinsip bahwa Lisensi

bersifat non eksklusif.”

Artinya, Lisensi tetap memberikan kemungkinan kepada pemilik

Rahasia Dagang untuk memberikan Lisensi kepada pihak ketiga

lainnya. Apabila akan dibuat sebaliknya, hal ini harus dinyatakan secara

tegas dalam perjanjian Lisensi tersebut.

D. Hubungan Rahasia Dagang dan Perjanjian Kerja

Dalam praktik, kewajiban untuk menjaga kerahasiaan timbul karena

adanya hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Salah satu

hubungan yang sering memunculkan kewajiban menjaga kerahasiaan

adalah hubungan antara majikan dan pegawai. Kebanyakan kasus di bidang

pelanggaran Rahasia Dagang melibatkan salah seorang pegawai yang telah

menggunakan informasi yang diperoleh dari tempat kerja majikannya

selama atau setelah masa perjanjian berakhir.14

Secara perdata, buruh yang membocorkan rahasia perusahaan dapat

dikenakan tuntutan telah melakukan wanprestasi (jika masih bekerja di

tempat pemilik Rahasia Dagang) atau perbuatan melawan hukum. Dasar

untuk melakukan penuntutan wanprestasi adalah klausul perjanjian

14 Tim Lindsey, Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung :PT. Alumni, 2013), h. 252.

Page 60: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

51

mengenai kewajiban melindungi Rahasia Dagang yang terdapat dalam

perjanjian kerja. Klausul perjanjian tersebut dapat menjadi dasar hukum

dalam melakukan gugatan berdasarkan Pasal 1338 KUHPer (Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata) yang menyatakan semua perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Adapun

untuk perbuatan melawan hukum, dasar hukumnya adalah Pasal 1365

KUHper. Tuntutan atas dasar wanprestasi lebih mudah dalam hal

pembuktian dibandingkan dengan perbuatan melawan hukum karena

berdasarkan pada perjanjian kerja yang memuat Rahasia Dagang.15

Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang

Ketenagakerjaan Tahun 2003, Dalam Pasal 1 angka (14), dalam Undang-

Undang Ketenagakerjaan Tahun 2003 disebutkan bahwa perjanjian kerja

adalah perjanjian antara pekerja /atau buruh dengan pengusaha atau pemberi

kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Kemudian dalam Pasal 1 angka (15) Undang-Undang Ketenagakerjaan

2003 disebutkan bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha

dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur

pekerjaan, upah, dan perintah.16 Ini berarti jika terdapat kewajiban para

pihak dalam perjanjian kerja maka di dalamnya dapat dimuat ketentuan

untuk menjaga Rahasia Dagang merupakan kewajiban dari karyawan, apa

saja yang termasuk Rahasia Dagang yang harus dilindungi dan sebagainya.

15 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika,2009), h.132-

133..

16 F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja,, ( Jakarta:Sinar Grafika/2006 ), h.7.

Page 61: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

52

Unsur-Unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian kerja yang

ditentukan dalam peraturan perundangan antara lain sebagai berikut :

a. Adanya pekerjaan, yaitu prestasi yang harus dilakukan sendiri oleh

pihak penerima kerja dan tidak boleh dialihkan kepada pihak lain (

bersifat individual ).

b. Adanya unsur di bawah perintah, di mana dengan dengan adanya

hubungan kerja yang terbentuk, tercipta pula hubungan subordinasi

antara pihak pemberi kerja dengan pihak penerima kerja.

c. Adanya upah tertentu, yaitu merupakan imbalan dari pekerjaan yang

dilakukan oleh pihak penerima kerja yang dapat berbentuk uang atau

bukan uang .

d. Adanya waktu, yaitu adanya suatu waktu untuk melakukan pekerjaan

dimaksudatau lamanya pekerja melakukan pekerjaan yang diberikan

oleh pemberi kerja.

Selain dari keharusan adanya unsur-unsur di atas, dimungkinkan

untuk dilakukannya perjanjian lain berdasarkan kesepakatan dari kedua

belah pihak mengenai hal-hal lain yang dipandang perlu, selama tidak

bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Suatu perjanjian kerahasiaan informasi setidaknya memuat hal-hal

berikut:

a. Apa saja yang menjadi informasi rahasia dan alasan kerahasiaan

b. Kepada siapa informasi tersebut diberikan dan alasan diberikan

c. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan terhadap

informasi tersebut.

Page 62: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

53

d. Kapan informasi dianggap disalahgunakan atau dilanggar

e. Kapan informasi tersebut dianggap tidak lagi menjadi rahasia

(dilepaskan)

Perjanjian kerja merupakan salah satu dari perjanjian untuk

melakukan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1601

KUHPerdata. Sebagai perjanjian yang mempunyai ciri-ciri khusus (yakni

mengenai perburuhan), pada prinsipnya perjanjian kerja juga merupakan

perjanjian sehingga sepanjang mengenai ketentuan yang sifatnya umum,

terhadap perjanjian kerja berlaku ketentuan umum.

Informasi Rahasia Dagang dapat diungkapkan atau dimanfaatkan

bersama-sama sesuai dengan kesepakatan yang diatur dalam suatu

perjanjian kerahasiaan. Informasi rahasia dapat dihasilkan dalam proyek-

proyek penelitian yang disponsori. Dalam hal ini pihak sponsor pada

umumnya akan meminta perguruan tinggi atau lembaga litbang. Dan

inventor /creator untuk menjaga kerahasiaan informasi terkait. Informasi

Rahasia Dagang sangatlah bernilai baik secara sendiri atau digunakan

bersama dengan bentuk-bentuk kekayaan intelektual lainnya.

Perjanjian baik tertulis dan tidak tertulis yang dibuat oleh pemilik

Rahasia Dagang dengan pegawai atau pihak ketiga menyebabkan pihak lain

terikat untuk menjaga kerahasiaan sebuah informasi. Jika kewajiban

tersebut dilanggar, pihak yang terikat untuk menjaga Rahasia Dagang

dianggap telah melakukan pelanggaran.17

17 Tomi Suryo Utomo, “Hak Kekayaan Intelektual (HKI)” (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010). h, 172.

Page 63: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

54

E. Pelanggaran Rahasia Dagang

Seorang dianggap tidak sah dan melanggar Rahasia Dagang orang

lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan

cara-cara yang tidak layak, seperti wanprestasi (ingkar janji), pencurian,

penyadapan, spionase, membujuk untuk membocorkan Rahasia Dagang

melalui penyuapan,paksaan dan lain-lain. Yang bukan dikatakan

pelanggaran tersebut adalah kegiatan rekayasa ulang untuk mengurangi

bagian-bagian suatu produk yang diperoleh secara sah guna dianalisa untuk

mengetahui komposisi, cara pembuatan, cara kerja, bentuk maupun metode

pembuatannya. Praktik seperti ini diakui sah sepanjang digunakan sebagai

dasar bagi pengembangan atau penyempurnaan lebih lanjut atas produk

yang bersangkutan.

Menurut Pasal 13-14 Undang-Undang Rahasia Dagang yang

dimaksud pelanggaran Rahasia Dagang adalah apabila seseorang dengan

sengaja :

a. mengungkapkan Rahasia Dagang;

b. mengingkari kesepakatan untuk menjaga Rahasia Dagang;

c. mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga

Rahasia Dagang; atau,

d. memperoleh Rahasia Dagang dengan cara yang bertentangan dengan

hukum.

Pengecualian dari Pelanggaran Rahasia Dagang menurut Pasal 15

Undang-Undang Rahasia Dagang :

Page 64: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

55

a. Pengungkapan atau penggunaan Rahasia Dagang didasarkan pada

kepentingan pertahanan keamanan, kesehatan, atau keselamatan

masyarakat.

b. Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan

Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk

kepentingan pengembangan lebih lanjut dari produk yang bersangkutan.

Page 65: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

56

BAB IV

KETENTUAN PENGATURAN KOMPETENSI ABSOLUT

DALAM SENGKETA RAHASIA DAGANG PADA PUTUSAN

MA NOMOR 1713 K/Pdt/2010

A. Posisi Kasus

Putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010 merupakan kasus antara PT.

Basuki Pratama Engineering (BPE) selaku badan hukum, yang beralamat di

Jalan Pulo Lentut No. 2 Kawasan Industri Pulo Gadung, Kelurahan Rawa

Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur sebagai pemohon kasasi

melawan I.PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI}, II.Shuji

Sohma (ex direktur PT. HCMI), III.Gunawan Setiadi Martono (ex direktur

PT. HCMI), IV.Calvin Jonathan Barus (ex karyawan PT.BPE) , V.Faozan

(ex karyawan PT.BPE), VI.Yoshapat Widiastanto (ex karyawan PT.BPE),

VII.Agus Riyanto (ex karyawan PT.BPE), VIII.Aries Sasangka Adi (ex

karyawan PT.BPE), IX.Muhamad Syukri(ex karyawan PT.BPE) ,

X.Roland Pakpahan (ex karyawan PT.BPE) sebagai termohon kasasi semua

termohon kasasi berkedudukan/bertempat tinggal di Jalan Raya Bekasi Km

28,5 Rawapasung Bekasi 1733, Jawa barat.

Terjadinya kasus ini bersumber dari adanya dugaan pelanggaran

Rahasia Dagang penggunaan metode produksi dan atau metode penjualan

mesin boiler secara tanpa hak oleh PT HCMI dkk. Berdasarkan hal ini PT

BPE sebagai pemohon kasasi dahulu penggugat telah mengajukan gugatan

terhadap PT HCMI dkk dan tergugat lainnya sebagai termohon kasasi

Page 66: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

57

dahulu tergugat di depan persidangan Pengadilan Negeri Bekasi hal ini

berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 bahwa pemegang

Hak Rahasia Dagang atau penerima Liensi dapat menggugat siapa pun yang

dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4. Oleh karena itu PT BPE mengajukan gugatan kepada PT

HCMI dkk dan tergugat lainnya. Ketentuan Pasal 11 Undang-Undang No.30

Tahun 2000 ini disusun untuk memberikan kesempatan bagi pemilik

Rahasia Dagang untuk melindungi Rahasia Dagangnya.

Penggugat, adalah pemilik dan pemegang hak atas Rahasia Dagang

metode produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia, karena

penggugat sudah memproduksi mesin boiler sejak tahun 1991. Metode

proses produksi itu bersifat rahasia perusahaan.

Bahwa sebagai perusahaan yang berfokus sebagai produsen mesin

boiler, perusahaan PT BPE memiliki metode produksi termasuk juga

rancang bangun proses produksi mesin boiler yang harus dilakukan sebelum

dilakukannya proses produksi. Seluruh detail metode produksi, informasi

maupun detail spesifikasi mesin boiler dicantumkan dalam cetak biru.

Sehingga cetak biru tersebut dianggap sebagai Rahasia Dagang karena tidak

diketahui oleh masyarakat umum dan memiliki nilai ekonomis serta PT BPE

telah melakukan upaya menjaga kerahasiaannya.

Bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas

karyawan PT BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja

lagi di perusahaan, mereka telah bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI.

Page 67: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

58

Tergugat, sekitar tiga sampai dengan lima tahun lalu mulai

memproduksi mesin boiler dan menggunakan metode produksi dan

metode penjualan milik penggugat yang selama ini menjadi Rahasia

Dagang PT BPE.

PT BPE, sangat keberatan dengan tindakan tergugat I baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama memproduksi mesin boiler

dengan menggunakan metode produksi dan metode penjualan mesin boiler

penggugat secara tanpa izin dan tanpa hak.

Berdasarkan gugatan tersebut PT HCMI dkk sebagai tergugat

mengajukan eksepsi yang pada pokoknya beriskan bahwa gugatan

penggugat tentang HKI sehingga dianggap sebagai perkara khusus,yakni

perkara perdagangan/niaga dan harus diajukan ke pengadilan khusus yakni

pengadilan niaga.

Eksepsi PT HCMI dkk tersebut dikabulkan dalam putusan

Pengadilan Negeri Bekasi No.280/Pdt.G/2008/PN.BKS, tanggal 4 April

2009 yang amar putusannya sebagai berikut:

1. Mengabulkan eksepsi tergugat

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi secara absolut tidak berwenang

untuk memeriksa dan mengadili perkara

3. Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima

4. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara

Salah satu pertimbangan majelis hakim menyatakan gugatan

penggugat adalah tentang desain industri. Pasalnya, isi gugatan

menguraikan tentang tahapan pembuatan mesin boiler. Yakni, informasi

Page 68: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

59

yang rinci, detail dan spesifik mengenai bagian atau produk alam bentuk dua

dimensi, ukuran produk jumlah bagian produk dan jenis bahan, kreasi

tentang bentuk konfigurasi yang dapat dipakai untuk menghasilkan suatu

produk, barang komoditas industri sebagaimana dituangkan dalam cetak

biru atau blue print.1

Dengan adanya putusan tersebut pihak PT BPE sangat keberatan

sehingga mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung, akan tetapi

PT BPE kembali kalah ketika putusan Pengadilan Tinggi Bandung No.

328/PDT/2009/PT.BDG tanggal 5 Januari 2010 yang isi amar putusannya

yaitu :

1. Menerima permohonan banding dari pembanding semula penggugat

2. Menguatkan putusan sela Pengadilan Negeri Bekasi

No.280/Pdt.G/2008/PN.BKS.

3. Menghukum pembanding semula penggugat untuk membayar ongkos

perkara dalam kedua tingkat peradilan

Dengan adanya putusan pihak PT BPE masih merasa keberatan atas

pertimbangan hukum pada putusan tersebut. Akhirnya melalui kuasa

hukumnya PT BPE yaitu Insan Budi Maulana mengajukan permohonan

kasasi di Mahkamah Agung pada tanggal 19 Maret 2010.

1 http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol21750/sengketa-rahasia-dagang-

hitachibasuki-pratama-kembali-berlanjut diakses pada tanggal 30 Juni 2015.

Page 69: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

60

Keberatan tersebut mengenai judex facti2 telah salah dalam

menerapkan hukum karena telah melanggar Undang-Undang No. 30 Tahun

2000 tentang Rahasia Dagang.

Selain itu, Putusan pengadilan harus memuat alasan-alasan dan

dasar-dasar putusan, namun judex facti tidak cukup mempertimbangkan

alasan dan bukti yang termuat dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim

judex facti. Judex facti juga melakukan kekhilafan atau kekeliruan dalam

pertimbangan hukum karena jelas-jelas melanggar dan bertentangan

dengan:

1. Pasal 50 angka (1) Undang-Undang No 49 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman menegaskan putusan pengadilan harus memuat

alasan dan dasar putusan. Juga memuat pasal tertentu dari peraturan

perundang-undangan yang relevan dan sumber hukum tak tertulis yang

dijadikan dasar untuk mengadili.3

2. Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI yaitu: 4

Putusan Mahkamah Agung No 638K/Sip/1969 menegaskan putusan

yang tidak lengkap atau kurang cukup dipertimbangkan menjadi alasan

untuk kasasi, dan putusan demikian harus dibatalkan.

Putusan Mahkamah Agung No 67 K/Sip/1972 juga mengandung kaidah

hukum “putusan judex factie harus dibatalkan jika judex factie tidak

2 Judex facti adalah hakim mengenai fakta-fakta (bukan hakim kasasi). J.C.T Simorangkir,

Kamus Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 78.

3 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4eba3e97b3807/bahasa-hukum-

onvoldoende-gemotiveerd diakses pada tanggal 30 Juni 2015. 4 Ibid

Page 70: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

61

memberikan alasan atau pertimbangan yang cukup dalam hal dalil-dalil

tidak bertentangan dengan pertimbangan-pertimbangannya.

Putusan MA RI No. 1860 K/Pdt/1984 tanggal 14 Oktober 1985,

menegaskan: putusan yang dijatuhkan dianggap tidak cukup

pertimbangannya, karena tidak mempertimbangkan secara seksama

dalam persidangan;

3. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 01 Tahun 1963 bagian B

tanggal 31 Mei 1963. Nomor 01 Tahun 1963 Bagian B, maka Majelis

Hakim Agung dalam Putusan Kasasi harus pula mempertimbangkan apa

yang menjadi dasar alasan judex facti Pengadilan Tinggi tersebut

berpendapat demikian itu.

Berdasarkan hal tersebut, judex facti yang tidak cukup pertimbangan

atau kurang cukup mempertimbangkan apa yang menjadi dasar alasan

putusan, sehingga mengakibatkan adanya kesalahan dalam penerapan

hukumnya dan telah jelas-jelas merupakan kekhilafan judex facti atau suatu

kekeliruan yang nyata. Oleh karena itu, cukup alasan dan dasar hukumnya

bagi Pemohon Kasasi untuk mengajukan permohonan kasasi.

Dalam kedua putusan tersebut pertimbangan hakim mengenai

perkara tersebut adalah mengenai HKI sehingga perkara yang berkaitan

dengan HKI harus diajukan ke pengadilan niaga. Sehingga putusan

Pengadilan Negeri Bekasi menolak mengadili perkara tersebut dan

Pengadilan Tinggi Bandung menguatkan putusan sela Pengadilan Negeri

Bekasi. Penulis tidak setuju dengan kedua putusan tersebut karena perkara

ini jelas berkaitan dengan Rahasia Dagang dan putusan tersebut telah

Page 71: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

62

melanggar Pasal 11 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang. Rahasia Dagang dengan Desain Industri jelas berbeda jika kita lihat

Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang yaitu:

“lingkup Rahasia Dagang melingkupi metode produksi, metode

pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain dibidang teknologi

dan/atau bisnis yang emmiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh

masyrakat.”

Dan dibandingkan dengan pengertian Desain Industri menurut Pasal

1 Undang-Undang Desain Industri yaitu:5

“Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,

atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang

memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi

atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Rahasia Dagang

dalam perkara ini adalah metode produksi mesin boiler dan metode

penjualan mesin boiler dan untuk mendaptkan perlindungan hukumnya

tidak perlu didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI sedangkan yang

dimaksud desain industri dalam perkara ini adalah desain mesin boilernya

sehingga untuk mendapatkan perlindungan desain industri perlu didaftarkan

ke Direktorat Jenderal HKI.

5 OK. Saidin , Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada,2013), h. 467.

Page 72: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

63

B. Dasar Pertimbangan Hakim MA dalam Memberikan Putusan MA

No.1713 K/Pdt/2010

Pada kasus ini hakim Mahkamah Agung dalam memutuskan perkara

antara PT BPE dengan HCMI yaitu judex facti Pengadilan Negeri Bekasi

dan Pengadilan Tinggi Bandung telah keliru dalam menerapkan hukum

yaitu dengan pertimbangan tentang :

1. Bahwa gugatan penggugat adalah mengenai Rahasia Dagang

Dalam hal ini judex facti bahwa gugatan ini berkaitan dengan Hak

Kekayaan Intelektual yaitu Desain Industri kurang tepat. Karena dalam

gugatan yang diajukan oleh PT BPE yaitu berkaitan dengan metode

produksi dan metode penjualan mesin boiler dan bukan tentang desain

industri mesin boiler sehingga gugatan ini masuk dalam ranah Hak

Kekayaan Intelektual khususnya Rahasia Dagang. Menurut penulis

penyebab adanya penjelasan mengenai mesin boiler dalam gugatan ini

dikarenakan bahwa Rahasia Dagang sangat berkaitan dengan benda

yang diproduksi atau dijualnya karena tanpa adanya benda yang

diproduksi dan dijual maka tidak akan ada metode penjualan dan metode

produksi tersebut.

2. Bahwa gugatan tentang Rahasia Dagang adalah kewenangan

Pengadilan Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Undang-

Undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

Bahwa judex facti tentang gugatan bukan kewenagan Pengadilan Negeri

Bekasi karena bukan pengadilan niaga sangat tidak tepat. Karena ada

keunikan tersendiri yang dimilik Rahasia Dagang yaitu tidak ada jangka

Page 73: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

64

waktu perlindungannya serta mengenai pelanggaran Rahasia Dagang

yang dapat merugikan pemilik atau pemegang hak Rahasia Dagang

dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Negeri baik secara perdata

maupun pidana, hal ini sangat berbeda dan Hak Kekayaan Intelektual

lainnya yang mengharuskan gugatannya diajukan ke Pengadilan Niaga.

3. Putusan judex facti harus dibatalkan serta memerintahkan judex facti

untuk mengadili pokok perkara

Dalam hal ini Pengadilan Negeri Bekasi berwenang mengadili perkara

ini karena domisili para termohon kasasi adalah di Bekasi maka

berdasarkan hukum, gugatan atas pelanggaran Rahasia Dagang diajukan

ke Pengadilan Negeri Bekasi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Hakim Mahkamah Agung

dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada

hari Selasa tanggal 6 September 2011 oleh H.Atja Sondjaja, SH., Hakim

Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

Majelis, Prof. Dr. Takdir Rahmadi, SH, LL.M., dan Timur P. Manurung,

SH., MH., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Anggota

mengadili perkara tersebut dalam Putusan Nomor. 1713 K/Pdt/2010 yaitu

mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT Basuki Pratama

Engineering dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor

328/PDT/2009 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor

280/Pdt.G/2008/PN.BKS.., tanggal 14 April 2009, selanjutnya mengadili

sendiri yaitu menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi berwenang untuk

memeriksa dan mengadili perkara Nomor 280/Pdt.G/2008/PN.BKS.dan

Page 74: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

65

memerintahkan Pengadilan Negeri Bekasi untuk memeriksa dan mengadili

pokok perkara dan menghukum Termohon Kasasi/Penggugat untuk

membayar biaya dalam semua tingkat peradilan, dalam tingkat kasasi

sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Dengan adanya putusan ini maka PT BPE mendapat perlindungan

hukum sebagai pemilik Rahasia Dagang berdasarkan Undang-Undang

Rahasia Dagang sehingga perkara pelanggaran Rahasia Dagang ini dapat

dilanjutkan di Pengadilan Negeri Bekasi untuk membuktikan apakah benar

terjadi pembocoran Rahasia Dagang atau tidak.

C. Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang

Disini penulis akan mencoba menjelsakan jenis-jenis penyelesain

sengketa Rahasia Dagang berkaitan dengan putusan Mahkamah Agung

Nomor 1713/K/Pdt/2010 yang salah satu amar putusannya menyatakan

bahwa Pengadilan Negeri Bekasi berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara No. 280/Pdt.G/2008/PN.BKS.

Pada umumnya penyelesain sengketa yang berkaitan dengan Hak

Kekayaan Intelektual diselesaikan melalui Pengadilan Niaga namun

walaupun Rahasia Dagang merupakan bagian dari Hak Kekayaan

Intelektual ,sengketa Rahasia Dagang harus diselesaikan di Pengadilan

Negeri. Alasan utamanya adalah karena pemeriksaan sengketa Rahasia

Dagang harus diselesaikan secara tertutup dikarenakan Rahasia Dagang

bersifat rahasia, memiliki nilai ekonomi dan harus dijaga kerahasiaannya.

Sedangkan pada Pengadilan Niaga tidak mengenal adanya persidangan

Page 75: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

66

secara tertutup, oleh karena itu Undang-undang menentukan penyelesaian

Rahasia Dagang di Pengadilan Negeri.6

Penyelesaian sensgketa terkait Rahasia Dagang, hal tersebut diatur

dalam Pasal 11 dan Pasal 12 Undang-Undang No.30 Tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang. menurut ketentuan tersebut, terdapat 2 cara menyelesaikan

sengketa Rahasia Dagang yakni:

1. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan

Perlindungan Rahasia Dagang secara perdata diatur menurut Pasal 11

Undang-Undang Rahasia Dagang pemegang hak Rahasia Dagang atau

penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan

tanpa hak melakukan pelanggaran Rahasia Dagang untuk melakukan :

a. Gugatan ganti rugi

Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik

Indonesia, tanggal 5 Maret 1975 No. 1078 K/Sip/1975 dan

Mahkamah Agung RI tanggal 17 Oktober 1973 No.325 K/Sip/1973,

gugatan ganti rugi harus dirinci secara jelas. Dan apabila gugatan

ganti rugi tersebut tidak dirinci secara jelas maka haruslah ditolak

seluruhnya atau dinyatakan tidak diterima.7 Pengadilan dapat

memutuskan bahwa tergugat yang menyalahgunakan informasi

rahasia penggugat harus memberi ganti rugi kepada penggugat atas

kerugian yang dialaminya. Seringkali sangat sulit menghitung

kerugian komersial secara akurat yang dialami penggugat sebagai

6 http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/viewFile/2447/1984 diakses

pada tanggal 20 Juni 2015.

7 Jeremias Lemek, Penuntun Membuat Gugatan, ( Yogyakarta : Liberty.2010 ), hlm.95

Page 76: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

67

akibat penyalahgunaan informasi. Perhitungan jumlah ganti rugi

yang layak sering akan melibatkan bukti-bukti sebagai berikut.

Jumlah uang yang dikeluarkan penggugat dalam

menghasilkan informasi. Jumlah uang yang dapat diminta

penggugat dari tergugat untuk tujuan yang sama dengan tindakan

tergugat. Memerlukan saksi ahli dari seorang akuntan atau

konsultan ekonomi yang mengenal pasar yang menjadi tujuan untuk

menjelaskan harga yang biasanya dapat diminta bagi penggunaan

informasi tersebut. Laba yang tidak diperoleh penggugat sebagai

akibat tindakan tergugat. Ini sulit untuk ditentukan secara pasti.

Akan tetapi, kalau pencipta informasi atau konsep berusaha

menggunakan informasi atau konsep untuk meraih kontrak bernilai

dengan pihak lain, kemudian tergugat menyalahgunakan informasi

atau konsep rahasia untuk meraih kontrak yang sama, jelas terlihat

pencipta informasi mengalami kerugian yang sama dengan nilai

kontrak. Dalam konteks ini, kerugian yang mungkin dialami mudah

dihitung.8 Dipandang dari hukum Islam mengenai ganti rugi

dijelaskan pada surat Al- Baqarah ayat 94 :

8 OK. Saidin , Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), h. 461-

462..

Page 77: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

68

Artinya:

Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut

dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu barangsiapa yang

menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan

serangannya terhadapmu, bertakwalah kepada Allah dan

ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Tafsir ayat ini mengungkapkan bahwa jika orang lain melakukan

aniaya kepada kita hendaklah dibalas dengan perlakuan yang sama

dan tidak melampui batas dari padanya, dengan kata lain jika orang

lain melakukan kerugian maka mintalah kerugian itu sesuai dengan

kadarnya.

b. Penghentian semua perbuatan berkaitan dengan pemanfaatan tanpa

hak

Bila terbukti terjadi pelanggaran Rahasia Dagang hukuman

selain adanya ganti rugi ada sanksi lain yaitu penghentian semua

perbuatan berkaitan dengan usaha yang terkait dengan cara

perolehan Rahasia Dagang yang dengan cara memanfaatkan tanpa

hak. Yaitu apabila seseorang mengambil Rahasia Dagang dari

perusahaan lain kemudian mendirikan usaha baru sejenis dengan

Page 78: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

69

memanfaatkan Rahasia Dagang yang didapat dari perusahaan lain

maka bisa saja terjadi sanksi yang demikian.

Sedangkan untuk prosesnya diajukan ke pengadilan Negeri.

Perlindungan hukum Rahasia Dagang secara pidana diatur dalam Pasal

17 angka (1) Undang-Undang Rahasia Dagang yakni, apabila

seseorang terbukti melakukan Pelanggaran Rahasia Dagang seseorang

dengan cara sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari

kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis

untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan atau apabila ia

memperoleh atau menguasai suatu Rahasia Dagang dengan cara yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/ atau

denda paling banyak Rp 300.000.000,00.

Menurut ketentuan Pasal 17 angka (2) Undang-Undang No.30

Tahun 2000 tindak pidana tersebut dalam Pasal 17 angka (1) adalah

delik aduan. Ini berarti proses jalannya suatu perkara pidana baru

berlangsung jika ada pengaduan dari pihak yang dirugikan. Hal ini

masih mencerminkan sifat kepentingan perdata dari pihak yang

dirugikan, yang dalam hal ini adalah pemilik Rahasia Dagang dan

pemegang Rahasia Dagang.9

2. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan

9 Gunawan Widjaja, SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2001), h.97.

Page 79: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

70

Selain penyelesaian sengketa melalui pengadilan seperti yang

disebutkan dalam Pasal 12 Undang-Undang Rahasia Dagang

memungkinkan adanya penyelesaian melalui non-pengadilan artinya

dapat melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa.

Diantaranya dapat diselesaikan melalui , konsiliasi, mediasi, negosiasi.

Dalam Pasal 1 angka (1) UU No.30 Tahun 1999 disebutkan

bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar

peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat

secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa”.

Putusan arbirase umumnya mengikat para pihak. Penaatan

terhadapnya dipandang tinggi. Biasanya putusannya bersifat final dan

mengikat.10 Itu karena arbitrase dilaksanakan antara para pihak sendiri

atas kesadaran akan penyelesaian sengketa. Putusan arbitrase

merupakan suatu putusan yang diberikan oleh arbitrase ad-hoc maupun

lembaga arbitrase atas suatu perbedaan pendapat, perselisihan paham

maupun persengketaan mengenai suatu pokok persoalan yang lahir dari

suatu perjanjian dasar (yang memuat klausula arbitrase) yang diajukan

pada arbitrase ad-hoc, maupun lembaga arbitrase untuk diputuskan

olehnya.11

Menurut Pasal 1 angka (10) UU Arbitrase dan APS, Alternatif

Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda

10 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006

), h.39.

11 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, ( Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2003 ), h.98-99.

Page 80: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

71

pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni

penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi,

mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Pengertian masing-masing lembaga penyelesaian sengketa di

atas sebagai berikut:12

a. Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “personal” antara

suatu pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan

pihak konsultan, dimana pihak konsultan memberikan pendapatnya

kepada klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kliennya.

b. Negosiasi adalah suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak

tanpa melalui proses pengadilan dengan tujuan mencapai

kesepakatan bersama atas dasar kerja sama yang lebih harmonis dan

kreatif.

c. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses

perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan

dibantu oleh mediator.

d. Konsiliasi adalah dimana penengah akan bertindak menjadi

konsiliator dengan kesepakatan para pihak dengan mengusahakan

solusi yang dapat diterima.

e. Pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis dan sesuai

dengan bidang keahliannya

12 Frans Hendra Winarta. Hukum Penyelesaian Sengketa. (Jakarta: Sinar Grafika., 2012),

h 7-8.

Page 81: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

dapat ditarik kesimpulan diantaranya sebagai berikut:

1. Politik hukum lahirnya Undang-Undang Rahasia Dagang di Indonesia.

Ada 2 aspek yang mendasari latar belakang lahirnya Undang-

Undang Rahasia Dagang . Aspek pertama adalah telah diratifikasinya

Agrrement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan

Pmbentukan Organisasi Perdagangan Dunia) dimana didalamnya

tercakup Agreement Trade Related Aspect of Intellectual Property

Rights, dengan Undang-Undang No.7 Tahun1994. Didalam TRIPs

inilah ditulis tentang perlunya dibuat dan diatur ketentuan mengenai

Rahasia Dagang. Aspek kedua adalah yang mendasari Undang-Undang

No.30 tahun 2000 adalah mengingat Undang-Undang No.5 tahun 1999

tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat.

2. Ketentuan kepemilikan Rahasia Dagang berdasarkan Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2000.

Bahwa di dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang tidak memberikan rumusan atau pengertian mengenai

pemilik Rahasia Dagang akan tetapi hanya dijelaskan mengenai hak

pemilik Rahasia Dagang yang diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang

No.30 Tahun 2000. Namun demikian Undang-Undang No.30 tahun

Page 82: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

73

2000 tersebut juga tidak memberikan rumusan pemegang Rahasia

Dagang

Namun jika kita kaitkan dengan makna yang tersurat dalam

dalam Undang-Undang Hak Cipta (yang membedakan pencipta dari

pemegang hak cipta) dan Undang-Undang Paten (yang membedakan

penemu dari pemegang paten) tampaknya Undang-Undang Rahasia

Dagang ini juga membedakan antara pemilik Rahasia Dagang dan

pemegang Rahasia Dagang, berdasarkan pada originator Rahasia

Dagang tersebut. Dapat kita katakan bahwa pemilik Rahasia Dagang

adalah penemu atau originator dari informasi-informasi yang

dirahasiakan tersebut, yang disebut Rahasia Dagang. Sedangkan

pemegang Rahasia Dagang adalah pemilik Rahasia Dagang dan pihak-

pihak yang memperoleh hak lebih lanjut dari pemilik Rahasia Dagang,

yang terjadi sebagai akibat berlakunya ketentuan Pasal 5 angka (1)

Undang-Undang Rahasia Dagang

3. Pengaturan mengenai kewenangan kompetensi absolut sengketa

Rahasia Dagang pada putusan MA Nomor 1713 K/Pdt/2010

Putusan Mahkamah Agung dalam putusan Nomor 1713

K/Pdt/2010 yang mengabulkan permohonan kasasi PT BPE

berdasarkan pertimbangan yakni bahwa gugatan penggugat adalah

mengenai Rahasia Dagang, bahwa gugatan tentang Rahasia Dagang

adalah kewenangan Pengadilan Negeri. Menurut penulis pertimbangan

tersebut sudah sangat tepat dikarenakan gugatan yang diajukan oleh PT

BPE mengeneai metode penjualan dan produksi sehingga masuk dalam

Page 83: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

74

ranah Rahasia Dagang dan Pengadilan Negeri Bekasi berwenang untuk

memeriksa dan mengadili perkara No.280/Pdt.G/2008/PN.BKS ,hal ini

sangat berbeda dengan sengketa HKI lainnya yang diselesaikan oleh

Pengadilan Niaga. Menurut penulis penyebab sengketa Rahasia Dagang

harus diselesaikan di pengadilan negeri dikarenakan sifat Rahasia

Dagang yang tidak diketahui oleh umum serta persidangan di

Pengadilan Niaga selalu terbuka untuk umum sehingga sengketa

Rahasia Dagang harus diselesaikan di Pengadilan Negeri karena dapat

melakukan persidangan secara tertutup untuk umum.

Berdasarkan Pasal 11 dan Pasal 12 UU Rahasia Dagang,

terdapat 2 cara menyelesaikan sengketa Rahasia Dagang, yakni:

a. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan

a) Mengajukan Gugatan perdata yang disertai tuntutan kompensasi

ataupun ganti rugi atas pelanggaran Rahasia Dagang;

b) Melaporkan sebagai tindak pidana akibat adanya tindak pidana

terhadap pemegang hak atau penerima lisensi hak Rahasia

Dagang;

b. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan

a) Melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa apabila

terjadi sengketa dalam melaksanakan perjanjian yang berkaitan

dengan Rahasia Dagang

Page 84: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

75

B. Saran

1. Mengingat bahwa perlindungan terhadap Rahasia Dagang ini

diharapkan dapat melindungi kepentingan subjek Rahasia Dagang

karena seharusnya Undang-Undang No.30 tahun 2000 memberikan

kemudahan bagi subjek hukum yang berkepentingan untuk melindungi

Rahasia Daganya maka hendaknya Undang-undang ini memberikan

pengertian yang jelas pada pasal-pasalnya.

2. Seharusnya Hakim Pengadilan Negeri lebih teliti dalam menilai suatu

gugatan mengenai Rahasia Dagang. Karena ini sangant berpengaruh

kepada terjaminnya perlindungan Rahasia Dagang terhadap hak

Rahasia Dagang yaitu pemilik Rahasia Dagang atau pemegang hak

Rahasia Dagang.

Page 85: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

76

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Adolf, Huala. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta : Sinar Grafika,

2006.

Citrawinda, P Cita. Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi:

Perlindungan Rahasia Dagang di Bidang Farmasi. Jakarta: Chandra

Pratama, 2005.

Djumialdji, F.X. Perjanjian Kerja. Jakarta:Sinar Grafika, 2006.

Gautama, Sudargo. Arbitrase Bank Dunia Tentang Penanaman Modal Asing di

Indonesia dan Jurisprudensi Indonesia Dalam Perkara Hukum Perdata.

Bandung: Biancipta, 1994.

Gautama, Sudargo. Komentar Undang-Undang Rahasia Dagang. Bandung: Citra

Aditya Bakti , 2003.

Hanitijo, Rony. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Isnaini, Yusran. Buku Pintar HAKI – Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan

Intelektual. Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.

Ibrahim, Johny. Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif. Malang:

Bayumedia Publising, 2007.

Jened, Rahmi. “Hak Kekayaan Intelektual”. Surabaya: Airlangga University Pres,

2010.

Lemek, Jeremias. Penuntun Membuat Gugatan. Yogyakarta : Liberty, 2010.

Lindsey, Tim. Hak Kekayaan Intelektual. Bandung :PT. Alumni, 2013.

Maulana, Insan Budi. Langkah Awal Mengenal Undang-Undang Rahasia Dagang.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001.

Ramli, Ahmad M. H.A.K.I: Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang. Bandung:

Mandar Maju, 2000.

Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya

Hukum. Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2004

Saidin, OK. Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights).

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Page 86: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

77

Simorangkir, J.C.T. Kamus Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat). Jakarta: Rajawali Pers, 2001

Sutedi, Adrian. Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Syarifin, Pipin. Peraturan Hak Kekayan Intelektual di Indonesia. Bandung :

Pustaka Bani Quraisy, 2004

Usman, Rachamadi. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Bandung: PT.Alumni,

2003.

Utomo, Tomy Suryo. “Hak Kekayaan Intelektual (HKI)”.Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010.

Widjaja, Gunawan. Pemilik Rahasia Dagang dan Pemegang Rahasia Dagang.

Jakarta :Business News ,2001.

. SERI HUKUM BISNIS : RAHASIA DAGANG. Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada,2001.

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Winarta, Frans Hendra. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar Grafika,

2012.

Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang

Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan APS

Website :

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/viewFile/2447/1984.

diakses pada tanggal 20 Juni 2015.

http://www.basuki.com/. diakses pada tanggal 20 Juni 2015.

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01064-TI-bab%201.pdf. diakses pada

tanggal 20 Juni 2015.

https://sankerenti.wordpress.com/2009/06/05/kerja-praktek-di-hitachi-

construction-machinery-indonesia/. diakses pada tanggal 21 Juni 2015.

Page 87: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

78

http://www.hitachi-cmid.com/qualitypolicy.htm. diakses pada tanggal 21 Juni

2015.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol21750/sengketa-rahasia-dagang-

hitachibasuki-pratama-kembali-berlanjut. diakses pada tanggal 30 Juni

2015.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4eba3e97b3807/bahasa-hukum-

onvoldoende-gemotiveerd. diakses pada tanggal 30 Juni 2015.

Page 88: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A NNo. 1713 K/Pdt/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam perkara:

PT. BASUKI PRATAMA ENGINEERING, badan hukum yang

didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia,

berkedudukan di Jl. Pulo Lentut No. 2 Kawasan Industri Pulo

Gadung, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta

Timur, dalam hal ini memberi kuasa kepada: INSAN BUDI

MAULANA dan kawan kawan, para Advokat berkantor di

Mayapada Tower, Lantai 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta

12920;

Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding;

m e l a w a n :

1. PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA,

suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-

Undang Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jl. Raya

Bekasi Km. 28,5 Rawapasung Bekasi 17133, Jawa Barat;

2. SHUJI SOHMA, eks. Direktur PT. Hitachi Construction

Machinery Indonesia; beralamat tinggal di Jl. Raya Bekasi Km.

28,5 Rawapasung, Bekasi 17133, Jawa Barat;

. GUNAWAN SETIADI MARTONO, eks. Direktur PT. Hitachi

Construction Machinery Indonesia; beralamat tinggal di Jl.

Raya Bekasi Km. 28,5 Rawapasung, Bekasi 17133, Jawa

Barat;

. CALVIN JONATHAN BARUS, eks. Karyawan Penggugat (PT.

Basuki Pratama Engineering);

5. FAOZAN, eks. Karyawan Penggugat (PT. Basuki Pratama

Engineering);

6. YOSHAPAT WIDIASTANTO, eks. Karyawan Penggugat (PT.

Basuki Pratama Engineering);

7. AGUS RIYANTO, eks. Karyawan Penggugat (PT. Basuki

Pratama Engineering);

8. ARIES SASANGKA ADI, eks. Karyawan Penggugat (PT.

Basuki Pratama Engineering);

Hal 1 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 89: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

9. MUHAMMAD SYUKRI, eks. Karyawan Penggugat (PT. Basuki

Pratama Engineering);

10.ROLAND PAKPAHAN, eks. Karyawan Penggugat (PT. Basuki

Pratama Engineering);

Ketujuhnya bertempat tinggal di Jl. Raya Bekasi Km. 28,5

Rawapasung, Bekasi 17133, Jawa Barat;

Para Termohon Kasasi dahulu para Tergugat/para Terbanding;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang para

Termohon Kasasi dahulu sebagai para Tergugat di muka persidangan Pengadilan

Negeri Bekasi pada pokok atas dalil-dalil:

I. Penggugat adalah pioner produsen mesin boiler di Indonesia dan merupakan

salah satu asset industri strategis nasional;

1. Bahwa Penggugat merupakan perusahaan nasional yang berdiri sejak

tahun 1981 dan bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin industri,

dengan produksi awal, mesin pengering kayu (kiln drying system)

(bukti P-1);

2. Bahwa untuk memproduksi mesin pengering kayu diawal usahanya,

Penggugat menggunakan mesin boiler yang pada saat itu masih

menggunakan teknologi yang sangat sederhana, sebagai salah satu mesin

penunjang produksi;

3. Seiring dengan perkembangan usahanya, Penggugat tidak hanya

memproduksi mesin pengering kayu tetapi juga mulai memproduksi

mesin boiler, setidak-tidaknya sejak tahun 1991, menggunakan teknologi

sederhana yaitu menggunakan bahan bakar kayu (bukti P-2A, bukti P-2B dan bukti

P-2C);

4. Bahwa Penggugat senantiasa melakukan pengembangan-pengembangan

dan inovasi-inovasi pada metode produksi mesin boiler untuk meningkatkan

efektifitas dan juga untuk efisiensi penggunaan bahan bakar. Sebagai contoh,

melalui serangkaian penelitian dan riset, Penggugat telah mencoba menggunakan

bahan bakar yang paling sederhana yaitu kayu, kemudian minyak, dan akhirnya

batu bara sebagai bahan bakar paling efisien untuk saat ini. Perkembangan dan

inovasi dalam metode produksi mesin boiler ini dilakukan oleh Pengugat selain

agar hasil produksi dari mesin boiler efektif dan efisien, sehingga memiliki daya

saing tinggi dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri juga untuk membuat

Hal 2 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 90: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dan menemukan spesifikasi yang tepat yang sesuai untuk setiap mesin boiler yang

diproduksi oleh perusahaan Penggugat;

5. Bahwa sejak diberikannya ijin industri mesin boiler dari Departemen

Perindustrian 12 (dua belas) tahun yang lalu, yaitu tahun 1996 (bukti P-3A),

produksi mesin boiler menjadi fokus utama perusahaan Penggugat,

terlebih perusahaan Penggugat telah dicanangkan sebagai salah satu

industri nasional strategis oleh Presiden Republik Indonesia pada saat

itu, yaitu H. M. Soeharto (bukti P-3B);

6. Selain itu, sebagai saIah satu produsen mesin boiler besar di Indonesia,

perusahaan Penggugat juga tergabung dalam Asosiasi Ketel Uap dan Bejana

Bertekanan Indonesia/Indonesian Boiler and Pressure Vessel lndustry Association

(AKUBBI) (bukti P-4);

II. Penggugat adalah pemilik dan pemegang hak atas rahasia dagang metode

produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia;

1. Bahwa sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam Pasal 2 UU Rahasia

Dagang, lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi,

pengolahan, penjualan atau informasi lainnya di bidang teknologi atau bisnis yang

memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum;

2. Bahwa sebagai perusahaan yang berfokus sebagai produsen mesin boiler,

perusahaan Pemohon memiliki metode produksi termasuk juga rancang bangun

proses produksi mesin boiler yang harus dilakukan sebelum dilakukannya proses

produksi. Tahapan ini sedikitnya memerlukan

waktu 6 (enam) bulan dan diawali dengan proses di bawah ini, yaitu:

A. Pengukuran dan penentuan peralatan/sizing equipment, meliputi kegiatan

sebagai berikut:

• Konsep pemilihan bahan bakar;

• Benchmark;

• Konsep bahan baku;

• Kemampuan produksi/bengkel.

B. Engineering Process, yang meliputi:

• Desain dalam ukuran sebenarnya;

• Jenis bahan baku;

• Jenis pembakaran/Burner;

• Peralatan penunjang, dan lain sebagainya;

C. Perincian cetak biru/blue print, yang meliputi:

• Daftar bahan/bill of materials;

Hal 3 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 91: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Jenis bahan;

• Ukuran bahan;

• Teknik pembuatan;

• Persyaratan lain/requirements;

D. Shop Drawings;

• Bagian perbagian;

• Cara perakitan;

• Sistem produksi/Work Production System;

• Prosedur pengelasan (konsep desain)/Welding Procedures

(conceptual design);

• Cara pengetesan/uji coba;

E. Diagram instrument and piping/Piping and Instrument Diagram;

• Nama instrumen;

• Process instrumen;

• Flow process;

F. Produksi;

Metode-metode tersebut di atas, karena sifatnya rahasia, maka hanya akan

kami jelaskan pada saat pembuktian di hadapan Majelis Hakim (vide Pasal

3 ayat (2) UU Rahasia Dagang);

3. Tahapan selanjutnya setelah metode perancangan, seluruh detil metode

produksi, informasi maupun detil spesifikasi pembuatan mesin boiler dicantumkan

dalam cetak biru/blueprint, yang selanjutnya menjadi panduan dalam pembuatan

mesin boiler secara utuh;

4. Bahwa dalam merancang dan/atau memproduksi suatu mesin boiler,

melibatkan beberapa engineer dengan berbagai keahlian di bidang teknik untuk

merancang bagian/produk dari mesin boiler dengan spesifikasi konsumen atau

Hal 4 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 92: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

standar yang disepakati. Masing-masing engineer memiliki latar belakang keahlian

yang berbeda-beda. Hal ini perlu dilakukan, karena merancang mesin boiler

merupakan suatu pekerjaan yang rumit dan membutuhkan detil rancangan bagian

per bagian sebelum secara keseluruhan bagian tersebut terintegrasi menjadi suatu

mesin boiler utuh. Pada setiap rancangan bagian pada mesin boiler mengandung

informasi yang rinci, detil dan spesifik mengenai bagian/produk dalam bentuk 2

(dua) dimensi, ukuran produk, jumlah bagian produk dan jenis bahan, oleh karena

itu, waktu yang dibutuhkan untuk proses perancangan sedikitnya adalah 6 (enam)

bulan;

5. Selanjutnya cetak biru/blueprint milik Penggugat tersebut memuat

informasi tentang metode produksi mesin boiler, antara Iain kualitas

bahan, ukuran bahan, rancang bangun dan teknik produksi yang tidak

diketahui oleh masyarakat umum dan memiliki nilai ekonomis, maka

cetak biru tersebut merupakan rahasia dagang Penggugat. Hal ini

sesuai dengan pengertian rahasia dagang yang diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU

Rahasia Dagang, yaitu:

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang

teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam

kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang;

5. Selanjutnya cetak biru/blue print sebagai rahasia dagang Penggugat,

selain hanya diketahui oleh kalangan terbatas dan mempunyai nilai

ekonomi karena sangat diperlukan untuk memproduksi mesin boiler

Penggugat, juga dijaga kerahasiannya oleh Penggugat dengan upaya

sebagaimana mestinya, yaitu antara lain:

• Informasi yang dimiliki untuk membuat cetak biru yang akan

digunakan dalam memproduksi mesin boiler, hanya dikuasai oleh

para pihak tertentu saja yang terlibat dalam proses rancang

bangun dan produksi mesin boiler;

• Dalam setiap cetak biru yang dibuat dan dimiliki Penggugat

tercantum bahwa tanpa ijin Penggugat cetak biru tersebut tidak

dapat diperbanyak maupun digunakan untuk kepentingan yang

lain;

• Bahwa ruangan maupun perangkat komputer yang digunakan

untuk menyimpan informasi yang akan digunakan dalam cetak

biru dilengkapi dengan password/kata sandi yang personal:

Selain hal di atas, metode penjualan yang dilindungi sebagai rahasia

dagang adalah: data pelanggan, cara pemasaran termasuk negosiasi

Hal 5 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 93: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dengan caIon konsumen dan pelanggan, tata cara pemberian diskon,

Iayanan purnajual dan lain sebagainya;

6. Berdasarkan uraian tersebut di atas, sudah sepatutnya Penggugat sebagai

pemilik dan pemegang hak atas rahasia dagang tersebut memiliki hak eksklusif

untuk menggunakan sendiri, memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain

untuk menggunakan atau mengungkapkan rahasia dagang sebagaimana

ketentuan Pasal 4 UU Rahasia Dagang, yaitu:

Pemilik rahasia dagang memiliki hak untuk:

a. Menggunakan sen diri rahasia dagang yang dimilikinya;

b. Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan

Rahasia Dagang atau mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak

ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial;

II. Tergugat I, Tergugat II dan/atau Tergugat III atas bantuan dan bekerja sama

dengan Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII,

Tergugat IX dan Tergugat X telah dengan sengaja mengungkapkan dan

menggunakan rahasia dagang metode produksi dan metode penjualan mesin

boiler secara tanpa ijin dan tanpa hak dari Penggugat sejak tahun 2005;

II.A. Penggugat merupakan perusahaan nasional yang senantiasa menggunakan

sumber daya manusia nasional;

1. Bahwa sebagai perusahaan industri nasional strategis, perusahaan

Penggugat menyadari bahwa potensi sumber daya manusia nasional

Indonesia sangat baik. Untuk itu, perusahaan Penggugat tidak ragu

untuk mempekerjakan dan metibatkan anak-anak bangsa untuk dididik dan

dilibatkan dalam proses produksi mesin-mesin oleh perusahaan Penggugat. Hal ini

dibuktikan dengan jumlah mayoritas karyawan perusahaan Penggugat, baik dalam

tingkat produksi maupun manajerial adalah Warga Negara Indonesia, yaitu:

- Calvin Jonathan Barus/Tergugat IV;

- Faozan/Tergugat V;

- Yoshapat Widiastanto/Tergugat VI;

- Agus Riyanto/Tergugat VII;

- Aries Sasangka Adi/Tergugat VIII;

- Muhammad Syukri/Tergugat IX;

- Roland Pakpahan/Tergugat X;

2. Bahwa Tergugat IV sampai dengan Tergugal X merupakan eks

karyawan perusahaan Penggugat, dengan rincian data-data karyawan

sebagai berikut:

Hal 6 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 94: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a. Tergugat IV bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 01

September 1995 sampai dengan 02 September 2003. Sebelum

bekerja pada perusahaan Penggugat dan dengan latar belakang

pendidikan Mechanical Engineering, Tergugat IV belum memiliki

keahlian dalam desain maupun proses produksi boiler, karena

sebelumnya Tergugat IX bekerja diproses penggilingan kelapa

sawit;

Setelah bekerja di perusahaan Penggugat dan ditempatkan pada

departemen design engineering, divisi engineering dengan jabatan

product engineer, barulah Tergugat IV memahami desain maupun

proses produksi boiler dan dilibatkan dalam tim desain dan

produksi boiler oleh Penggugat. Karena berdasarkan jabatan

tersebul, deskripsi pekerjaan Tergugat IV meliputi proses mekanik

khususnya pada thermal oil yang tidak secara spesifik pada

proses pembuatan mesin boiler;

Pada tanggal 02 September 2003, Tergugat IV mengajukan

pengunduran diri dari perusahaan Penggugat dengan jabatan

terakhir design engineer (bukti P-5) dan selanjutnya diketahui telah

bekerja pada Tergugat I;

b. Tergugat V mulai bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 02

Januari 1994 pada bagian service engineer yang berstatus karyawan

percobaan (bukti P-6). Selama masa percobaan kurang Iebih 3

(tiga) bulan, Penggugat diberikan pelatihan berupa intern training

untuk instalasi/pemasangan dan perbaikan/service sebagaimana

terbukti dalam penilaian masa percobaan atas nama Tergugat V

(bukti P-6A). Selanjutnya dengan Iatar belakang perbengkelan yang dimiliki

oleh Tergugat V, Penggugat mengangkat Tergugat V sebagai service

engineer pada divisi instalasi dengan tanggung jawab pekerjaan meliputi

instalasi/pemasangan dan perbaikan/service;

Mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat, bahwa selama

masa kerja Tergugat V pada perusahaan Penggugat, Tergugat V

pernah mendapatkan 3 (tiga) kali surat peringatan sehubungan

dengan kesalahan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh Tergugat

V. Pada tanggal 04 Agustus 2003, Tergugat V yang terakhir menjabat

sebagai service engineer mengundurkan diri dari perusahaan Penggugat

dan diketahui bekerja pada Tergugat I;

Hal 7 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 95: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

c. Tergugat VI mulai bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 01

November 1995 sebagai site engineer dengan status karyawan

percobaan. Selama masa percobaan kurang lebih 3 (tiga) bulan,

Penggugat diberikan pelalihan berupa product knowledge sebagaimana

terbukti dalam penilaian masa percobaan atas nama Tergugat VI (bukti

P-7A). Dari bukti tersebut, jelas bahwa pada saat Tergugal VI mulai bekerja

di perusahaan Penggugat, Tergugat VI belum memiliki pengetahuan tentang

mesin boiler apalagi desain produk dan metode produksi mesin boiler;

Pengetahuan mengenai mesin boiler baru di dapat Tergugat VI

setelah Tergugat VI diangkat sebagai staff engineering pada divisi

engineering oleh Penggugat, yang memiliki wewenang, kewajiban

dan tanggung jawab pekerjaan pada intrumentasi elektrik;

Pada tanggal 04 Agustus 2003, Tergugat VI yang menjabat sebagai

service engineer mengundurkan diri dari perusahaan Penggugat

(bukti P-7B) dan diketahui bekerja pada Tergugat I;

d. Tergugat VII merupakan karyawan Penggugat sejak 9 Januari 1995

sampai dengan 30 Agustus 2003 (bukti P-8). Selama bekerja

sebagai karyawan Penggugat, Tergugat VII bekerja di bagian

marketing/penjualan yang tugasnya memasarkan mesin boiler;

e. Tergugat VIII mulai bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 9

Agustus 2001 sampai dengan 9 Agustus 2005 (bukti P-9A).

Tanggung jawab pekerjaan Tergugat VIII terbatas pada instalasi

elektrik;

Mohon perhatian Majelis Hakim, bahwa pemutusan hubungan

kerja Tergugat VIII dikarenakan Tergugat VIII tertangkap tangan

mengambil data-data milik perusahaan Penggugat yang diakui

secara tegas dalam surat pernyataan yang dibuat oleh Tergugat VIII (bukti

P-9B). Selanjutnya diketahui Tergugat VIII telah bekerja pada Tergugat I;

f. Tergugat IX merupakan eks karyawan Penggugat yang mulai

bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 02 Agustus 1993. Latar

belakang pendidikan Tergugat IX adalah sarjana muda politeknik

engineering (Teknik Mesin). Sebelum bekerja di perusahaan Penggugat,

Tergugat IX tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai proses

produksi mesin boiler, karena pengalaman kerja Tergugat IX sebelumnya

adalah service otomotif sebagaimana dinyatakan oleh Tergugat IX dalam

surat keterangan lingkungan kehidupan karyawan alas nama Tergugat IX

(bukti P-10). Pada awal bekerja, Tergugat IX ditempatkan di divisi instalasi

Hal 8 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 96: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dengan jabatan project engineer yang memiliki ruang lingkup pekerjaan

antara lain inspeksi control kualitas (QC) khususnya inspeksi pengelasan

(welding);

Selanjutnya, terhitung sejak 28 Marel 2002, Penggugat memberikan

promosi kepada Tergugat IX sebagai welding engineer untuk produksi

pressure vessel dan boiler. Di divisi produksi pressure vessel dan boiler

itulah Penggugat mengasah dan memberikan banyak pengetahuan yang

spesifik mengenai produksi boiler termasuk bagian-bagian dari proses

produksi mesin boiler milik Penggugat;

Pada tanggal 30 Maret 2002 Tergugat IX mengundurkan diri dari

perusahaan Penggugat dan kemudian diketahui Tergugat IX telah

bekerja pada Tergugat I;

g. Tergugat X mulai bekerja pada perusahaan Penggugat sejak 06

November 2000 dengan jabatan product engineer pada divisi

engineering berstatus karyawan percobaan yang memiliki tanggung jawab

pekerjaan dalam proses mekanik generator;

Pada tanggal 15 Agustus 2003, Tergugal X mengundurkan diri dari

perusahaan Penggugat (bukti P-II) dan kemudian diketahui

bekerja pada Tergugat I;

II.B. Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII,

Tergugat VIII, Tergugat IX dan/atau Tergugat X diduga

telah melanggar rahasia dagang metode produksi dan metode penjualan

mesin boiler Penggugat sejak tahun 2005;

1. Mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat, sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya, Tergugat IV sampai dengan Tergugat X adalah

bekas karyawan Penggugat namun ternyata sejak para Tergugat tidak

bekerja lagi di perusahaan Penggugat, para Tergugat diketahui telah

bekerja di perusahaan Tergugat I mulai tahun 2003;

2. Bahwa Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat

VIII, Tergugat IX secara bersama-sama dengan Tergugat X yang pada

saat mulai bekerja di perusahaan Penggugat belum memiliki keahlian/ ketrampilan

khusus untuk membuat atau melakukan metode produksi dan/atau metode

penjualan mesin boiler, para Tergugat baru memiliki keahlian/ ketrampilan khusus

untuk membuat bagian-bagian yang mendukung produksi mesin boiler setelah

Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII, Tergugat IX dan

Tergugat X bekerja di perusahaan Penggugat dan diberikan pelatihan maupun

penugasan atau penelitian di perusahaan Penggugat;

Hal 9 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 97: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa ternyata, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII,

Tergugat VIII, Tergugat IX dan/atau Tergugat X telah mengungkapkan kepada

Tergugat I cetak biru yang memuat metode pruduksi dan/atau metode penjualan

mesin boiler yang merupakan rahasia dagang Penggugat;

4. Hal ini diketahui hahwa Tergugat I sebagai perusahaan penanaman modal

asing dan bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin eskavator (bukti P-5)

sekitar 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun yang Ialu mulai memproduksi mesin

boiler dan menggunakan metode produksi dan metode penjualan milik Penggugat

yang selama ini menjadi rahasia dagang Penggugat;

5. Bahwa Penggugat sangat keberatan dengan tindakan Tergugat I, baik

secara sendiri-sendiri dengan Tergugat II dan/atau Tergugat Ill, atas

perintah atau atas inisiatif sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama karena

Tergugat I, Tergugat II dan/atau Tergugat III telah memproduksi mesin boiler

dengan menggunakan metode produksi dan metode penjualan mesin boiler

Penggugat secara tanpa ijin dan tanpa hak dan Penggugat sebagai pemilik dan

pemegang hak rahasia dagang metode produksi mesin boiler di Indonesia (vide

Pasal 4 UU Rahasia Dagang);

Pasal 11 UU Rahasia Dagang secara tegas mengatur:

Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat

siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, berupa:

a. gugatan ganti rugi; dan/atau

b. penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;

6. Bahwa tindakan para Tergugat baik sendiri maupun secara bersama-

sama merupakan pelanggaran Rahasia Dagang metode produksi dan

metode penjualan mesin boiler milik Penggugat, dan berdasarkan

ketentuan Pasal 11 juncto Pasal 4 UU Rahasia Dagang tersebut di atas,

Penggugat berhak mengajukan gugatan ganti rugi terhadap para

Tergugat;

III. Para Tergugat wajib membayar ganti rugi materill dan immateriil sebesar

Rp. 127.717.253.471,286,- (seratus dua puluh tujuh milyar tujuh ratus tujuh

belas juta dua ratus lima puluh tiga ribu empat ratus tujuh puluh satu rupiah dua

ratus delapah puluh enam sen) kepada Penggugat atas pelanggaran rahasia

dagang mesin boiler milik Penggugat;

1. Bahwa atas tindakan pelanggaran hak rahasia dagang mesin boiler

milik Penggugat yang dilakukan para Tergugat, maka Penggugat berhak

menuntut ganti kerugian secara material dan immaterial kepada para

Hal 10 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 98: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Tergugat (vide Pasal 11 Pasal 4 UU Rahasia Dagang) baik secara sendiri-

sendiri atau secara tanggung-renteng, yang dapat diperinci sebagai

berikut:

a. Kerugian materiil sebesar Rp. 27.717.253.471,286,- (dua puluh tujuh

milyar tujuh ratus tujuh belas juta dua ratus lima puluh tiga ribu empat ratus tujuh

puluh satu rupiah dua ratus delapan puluh enam

sen) yaitu kerugian yang diderita Penggugat akibat pelanggaran

rahasia dagang mesin boiler oleh para Tergugat dan keuntungan yang seharusnya

diperoleh Penggugat sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, berupa:

i. Estimasi total penjualan produk mesin boiler oleh Tergugat I,

Tergugat II dan/atau Tergugat III setidak-tidaknya sejak tahun

2005 sampai dengan tahun 2007, sebesar Rp. 110.400.000.000,-

(seratus sepuluh milyar empat ratus juta rupiah) dengan perincian:

a. Penjualan produk mesin boiler oleh Tergugat I, Tergugat II dan/atau

Tergugat III pada tahun 2005 sebesar 10 unit @ Rp.

2.760.000.000,- = Rp. 27.600.000.000,- (dua puluh tujuh milyar enam

ratus juta rupiah) (bukti P-13);

b. Penjualan produk mesin boiler oleh Tergugat I, Tergugat II dan/atau

Tergugat III pada tahun 2006 sebesar 15 unit @ Rp.

2.760.000.000,- = Rp. 41.400.000.000,- (empat puluh satu milyar

empat ratus juta rupiah) (bukti P-14);

c. Penjualan produk mesin boiler oleh Tergugat I, Tergugat II dan/atau

Tergugat III pada tahun 2007 sebesar 15 unit @) Rp.

2.760.000.000,- = Rp. 41.400.000.000,- (empat puluh satu milyar

empat ratus juta rupiah) (bukti P-15);

Yang berarti selama 3 (tiga) tahun Tergugat I telah menjual 40 (empat

puluh) unit dengan jumlah penjualan seluruhnya

sebesar Rp. 110.400.000.000,- (seratus sepuluh milyar empat ratus juta

rupiah);

Estimasi keuntungan yang diperoleh para Tergugat dari hasil penjualan

produk mesin boiler oleh Tergugat I, Tergugat II dan/atau Tergugat III dari

tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yang merupakan kerugian bagi

Penggugat (profit loss), sebesar 20% x Rp. 110.400.000.000,- (seratus

sepuluh milyar empat ratus juta rupiah) = Rp. 22.080.000.000,- (dua

puluh dua milyar delapan puIuh juta rupiah);

Hal 11 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 99: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ii. Bunga yang patut rnenurut undang-undang yaitu sebesar 6% setiap

tahun, yang diperhitungkan dari keuntungan yang seharusnya diperoleh

Penggugat sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yaitu:

Tahun 2005, Rp. 27.600.000.000,- x 20% x 6% x 3 = Rp. 99.360.000,-

Tahun 2006, Rp. 41.400.000.000,- x 20% x 6% x 2 = Rp. 993.600.000,-

Tahun 2007, Rp. 41.400.000.000,- x 20% x 6% = Rp. 496.800.000,-;

Dengan total bunga seharga Rp. 1.589.760.000,- (satu milyar lima ratus

delapan puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah);

iii. Bahwa selama ini Penggugat telah mengeluarkan biaya promosi,

pemasaran serta penjualan produk mesin boiler sejak tahun 1991 sampai

dengan diajukannya gugatan ini sebesar Rp. 5.237.467.356,43 (lima

milyar dua ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus enam puluh tujuh ribu

tiga ratus lima puluh enam rupiah empat puluh tiga sen) (bukti P-16);

Dengan adanya biaya-biaya tersebut di atas, para Tergugat telah

memetik manfaat menjadi free rider (pembonceng) tanpa mengeluarkan

biaya apapun unluk menjual produk mesin boiler. Berdasarkan hak

ekonomi (economical rights), dari promosi itu para Tergugat telah

memperoleh keuntungan/laba. Dan untuk itu laba tersebut seharusnya

menjadi Iaba Penggugat. Adalah hal yang wajar apabila Penggugat

meminta 20% dari biaya promosi yang telah dikeluarkan Penggugat yang

telah dimanfaatkan para Tergugat sebagai ganti rugi, yaitu senilai:

% x Rp. 5.237.467.356,43 = Rp. 1.047.493.471,286 (satu milyar empat

puluh tujuh juta empat ratus sembilan puluh tiga ribu empat ratus tujuh

puluh satu rupiah dua ratus delapan enam sen);

iv. Biaya konsultasi hukum dan penanganan perkara ini yang diperkirakan

sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah);

b. Kerugian immaterial:

Bahwa sebagai produsen mesin boiler sejak tahun 1991, Penggugat telah

memiliki reputasi yang baik serta telah membangun kepercayaan sesama

produsen dan terhadap para pembeli. Oleh karena itu Penggugat telah

memiliki goodwill yang besar di kalangan pengusaha dan konsumen yang

menggunakan/membeli produk Penggugat;

Dengan adanya tindakan para Tergugat berakibat menurunnya/

berkurangnya goodwill dan merosotnya reputasi Penggugat akibat

pelanggaran rahasia dagang mesin boiler oleh para Tergugat, khususnya di

wilayah Indonesia yang diperkirakan sebesar Rp. 100.000.000.000,-

(seratus milyar rupiah);

Hal 12 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 100: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

III. Tuntutan ganti rugi juga diatur dalam Pasal 45 perjanjian Trips/Agreement on

Trade-Related Aspects of intellectual Property Rights;

1. Selain itu, sangat patut dan beralasan apabila Majelis Hakim yang

memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo memerintahkan para Tergugat

membayar ganti kerugian materiil dan immaterial kepada Penggugat sesuai

perincian di atas karena Pasal 45 Perjanjian Trips mengatur tentang kerugian

(damages), dengan memberikan kewenangan kepada badan Pengadilan untuk

memerintahkan pelanggar hak kekayaan intelektual membayar ganti kerugian

kepada pemegang hak kekayaan intelektual;

Ketentuan Pasal 45 Perjanjian Trips wajib dilaksanakan oleh semua peserta

yang telah meratifikasinya termasuk Indonesia sebagai anggota organisasi

perdagangan dunia (WTO) yang meratifikasi melalui Undang-Undang No. 7

Tahun 1994;

Pasal 45 Perjanjian Trips menyatakan:

Article 45: Damages

1. The judicial authorities shall have the authority to order the infringer to pay

the right holder damages adequate to compensate for the injury the right

holder has suffered because of an infringement of that person's intellectual

property right by an infringer who knowingly, or with reasonable grounds to

know, engaged in infringing activity;

2. The judicial authorities shall also have the authority to order the infringer

to pay the right holder expenses, which may include appropriate attorney

fees. In appropriate cases, members may autorize the judicia authorities to

order recovery of profits and/or payment of pre-estabilished damages even

where the infringer did not knowingly, or with reasonable grounds to know,

engage in infringing activity;

Dalam terjemahan bah asa Indonesia:

Pasal 45: Kerugian;

1. Pihak Pengadilan memiliki wewenang untuk memerintahkan pelanggar

untuk membayar ganti rugi kepada pemegang hak sebagai kompensasi atas

kerugian yang ditanggung pemegang hak akibat pelanggaran terhadap hak

kekayaan intelektual pihak tersebut oleh si pelanggar yang mengetahui atau patut

mengetahui, telah melakukan pelanggaran tersebut;

2. Pihak Pengadilan juga berwenang untuk memerintahkan pelanggar untuk

membayar biaya-biaya kepada pemegang hak, yang juga dapat termasuk biaya

pengacara yang sesuai. Dalam kasus-kasus tertentu, para anggota dapat

memberikan wewenang kepada pihak Pengadilan untuk memerintahkan pemulihan

Hal 13 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 101: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

keuntungan dan/atau pembayaran ganti rugi yang telah ditentukan sebelumnya

sekalipun pelanggar tidak mengetahui atau patut mengetahui, telah melakukan

kegiatan pelanggaran;

Berdasarkan ketentuan PasaI 45 Perjanjian Trips di atas juncto Pasal 11

UU Rahasia Dagang dan karena reputasi Penggugat sebagai perusahaan

industri nasional strategis, maka sudah selayaknya Majelis Hakim yang

terhormat mengabulkan tuntutan ganti kerugian materiil dan immateriil

yang diajukan Penggugat;

2. Sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim yang terhormat, berkaitan

dengan tuntutan ganti rugi, Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat dalam perkara pelanggaran merek Stihl, merek

dan merek 038 telah mengeluarkan putusan yang telah berkekuatan

hukum tetap, nomor: 28/Merek/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang mengabulkan tuntutan

ganti rugi yang diajukan oIeh Andreas Stihl AG & Co.KG (Penggugat) sebesar Rp.

3.392.000.000,- (tiga milyar tiga ratus sembilan puluh dua juta rupiah) Tjing Poei

Eng (Tergugat I) dan Teng Tjoe Hoat (Tergugat II) karena terbukti melanggar hak

atas merek dagang Stihl, merek dagang 070 dan merek dagang 038 (bukti P-17);

3. Berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang diajukan Penggugat maka sangat

beralasan bagi majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini untuk

mengabulkan tuntutan ganti rugi materiil dan immaterial yang diajukan Penggugat;

IV. Permohonan sita jaminan dan provisi:

1. Bahwa untuk menjamin agar para Tergugat membayar ganti kerugian

kepada Penggugat, dan untuk mencegah Tergugat I mengalihkan,

memindahkan atau mengasingkan barang-barang miliknya kepada pihak

lain, baik yang berupa barang-barang bergerak maupun yang tidak

bergerak, yaitu:

• Sebidang tanah berikut bangunan di atasnya yang terletak di Jalan

Raya Bekasi Km. 28,5 Rawapasung Bekasi, Jawa Barat;

• Sebidang tanah berikut bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Raya

Cibitung Km 48,8 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat;

maka, Penggugat mohon dengan hormat kepada Ketua Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk meletakkan sita jaminan

terhadap barang-barang milik Tergugat I tersebut di atas;

2. Bahwa agar para Tergugat melaksanakan putusan ini dengan sebaik-baiknya,

maka Penggugat mohon agar para Tergugat dihukum untuk membayar secara

tanggung renteng, denda keterlambatan sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh

juta rupiah) setiap hari keterlambatan apabila para Tergugat lalai atau sengaja

Hal 14 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 102: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tidak melaksanakan putusan ini terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum

tetap (in kracht van gewijsde);

3. Bahwa karena gugatan yang diajukan Penggugat ini didukung oleh bukti-bukti

otentik dan bukti yang sah menurut hukum (vide bukti P-l sampai dengan bukti

P-17), maka Penggugat mohon agar putusan dalam perkara ini dapat

dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada perlawanan atau kasasi

(uitvoerbaar bij voorraad);

Dalam Provisi:

4. Bahwa untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi akibat pelanggaran

rahasia dagang mesin boiler yang masih dilakukan oleh para Tergugat terutama

oleh Tergugat I, Penggugat mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim untuk

mengeluarkan putusan provisi yang memerintahkan para Tergugat baik secara

sendiri-sendiri ataupun bersama-sama unluk menghentikan pemakaian, produksi,

peredaran dan/atau perdagangan, serta menarik kembali dari pasaran seluruh

produk mesin boiler yang menggunakan rahasia dagang Penggugat, dalam waklu

7 (tujuh) hari sejak putusan provisi dibacakan/ dikeluarkan (vide Pasal 11 juncto

Pasal 4 UU Rahasia Dagang);

Ketentuan mengenai provisi juga telah diatur dalam perjanjian Trips

yang diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang

No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World

Trade Organization (persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia);

Berdasarkan bukti-bukti dan/atau saksi-saksi yang diajukan Penggugat,

sangat layak apabila Majelis Hakim mengeluarkan putusan provisi yang

yang memerintahkan para Tergugat baik secara sendiri-sendiri ataupun

bersama-sama untuk menghentikan pemakaian, produksi, peredaran dan/atau

perdagangan, serta menarik kembali dari pasaran seluruh produk mesin boiler

yang menggunakan rahasia dagang Penggugat;

Sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim, Pengadilan Niaga Jakarta

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam putusannya yang telah

berkekuatan hukum tetap, nomor: 28/Merek/2007/PN.Niaga.Jkt.Pst. tentang

perkara pelanggaran merek Stihl, merek 070 dan merek 018, telah

mengabulkan permohonan provisi Penggugat (Andreas Stihl AG & Co KG)

dengan memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II menghentikan produksi,

promosi, peredaran dan/atau perdagangan produk mesin gergaji dan/atau suku

cadangnya dengan menggunakan merek Stihl, merek 070 dan/atau merek 038

yang palsu/tiruan;

Hal 15 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 103: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

5. Bahwa agar para Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan

sebaik-baiknya, maka Penggugat mohon agar para Tergugat dihukum

untuk membayar secara tanggung renteng, denda keterlambatan sebesar

Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan apabila

para Tergugat lalai atau sengaja tidak melaksanakan putusan provisi ini

terhitung sejak putusan provisi ini oleh Pengadilan Negeri Bekasi;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada

Pengadilan Negeri Bekasi agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan terhadap

harta milik Tergugat I/objek sengketa dan selanjutnya menuntut kepada Pengadilan

Negeri tersebut supaya memberikan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu

sebagai berikut:

Dalam Provisi:

1. Memerintahkan para Tergugat baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-

sama untuk menghentikan pemakaian, produksi, peredaran dan/atau perdagangan

serta menarik kembali dari pasaran seluruh produk mesin boiler yang

menggunakan rahasia dagang mesin boiler;

2. Menghukum para Tergugat membayar secara tanggung renteng, denda

keterlambatan sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) setiap hari

keterlambatan apabila para Tergugat lalai atau sengaja tidak melaksanakan

putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini diputuskan oleh Pengadilan

Negeri Bekasi;

Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Penggugat sebagai pemegang hak rahasia dagang metode

produksi dan melode penjualan mesin boiler di Indonesia;

3. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II dan/atau Tergugat III telah

menggunakan, memproduksi dan/atau menggunakan rahasia dagang

metode produksi dan/ atau metode penjualan mesin boiler Penggugat;

4. Menyatakan Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat

VIII, Tergugat IX dan/atau Tergugat X baik secara langsung maupun tidak

langsung telah mengungkapkan rahasia dagang metode produksi dan

metode penjualan mesin boiler milik Penggugat;

5. Menyatakan Tergugat I telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi dan metode penjualan mesin boiler milik Penggugat;

6. Menyalakan Tergugat II lelah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi dan metode penjualan mesin boiler milik Penggugat;

Hal 16 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 104: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

7. Menyatakan Tergugat III lelah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi dan .metode penjualan mesin boiler milik Penggugat,

8. Menyatakan Tergugat IV lelah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milik Penggugat;

9. Menyatakan Tergugat V telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milik Penggugat;

10.Menyatakan Tergugat VI telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milik Penggugat;

11. Menyatakan Tergugat VII telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi dan metode penjualan mesin boiler milik Penggugat;

12.Menyatakan Tergugat VIII telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milik Penggugat;

13.Menyatakan Tergugat IX telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milikPenggugat;

14.Menyatakan Tergugat X telah melakukan pelanggaran rahasia dagang

metode produksi mesin boiler milik Penggugat;

15.Menghukum para Tergugat untuk membayar ganti kerugian materiil dan

immaterial secara tanggung renteng sebesar Rp. 127.717.253.471,286

(seratus dua puluh tujuh milyar tujuh ratus tujuh belas juta dua ratus lima

puluh tiga ribu empat ratus tujuh puluh satu rupiah dua ratus delapan puluh

enam sen) kepada Penggugat;

16.Menghukum para Tergugat untuk membayar secara tanggung renteng,

denda keterlambatan sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)

setiap hari keterlambatan apabila para Tergugat Ialai atau sengaja tidak

melaksanakan putusan ini terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum

tetap (in kracht van gewijde);

17.Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta benda milik Tergugat

I yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Bekasi;

18.Menguatkan putusan provisi atau menyatakan sah putusan provisi yaitu

memerintahkan para Tergugat untuk segera menghentikan pemakaian,

produksi, peredaran dan/atau perdagangan serta menarik kembali dari

pasaran seluruh produk mesin boiler yang merupakan hasil pelanggaran

rahasia dagang milik Penggugat;

19.Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada

perlawanan atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);

20.Menghukum para Tergugat secara tanggung-renteng untuk membayar

seluruh ongkos perkara;

Hal 17 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 105: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Apabila Pengadilan Negeri Bekasi berpendapat lain, mohon putusan yang

seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, IV, V, VI, VII,

VIII, IX, dan X, telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil

sebagai berikut:

1. Gugatan Penggugat. pada pokoknya adalah mengenai permasalahan-

permasalahan hukum yang menyangkut hak atas kekayaan intelektual (HKI),

khususnya informasi-informasi yang menurut Penggugat merupakan rahasia

dagang;

2. Sehubungan dengan hal ini, mohon dipahami bahwa Indonesia adalah

anggota World Trade Organization atau WTO (vide Undang-Undang nomor

Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the World Trade

Organization), don karenanya Indonesia tunduk pada perjanjian Trips

(Agreement on Trade Related aspects of Intellectual Property Rights);

3. Menurut Bab 11 Trips, HKI meliputi: hak cipta dan hak-hak terkait lain, merek

dagang, indikasi geografis, desain produk industri, paten, desain lay-out dari

rangkaian elektronik terpadu, perlindungan terhadap informasi yang

dirahasiakan (rahasia dagang), dan pengendalian atas praktek-praktek

persaingan curang dalam perjanjian lisensi. Itu sebabnya Direktorat Jenderal

HKI (Ditjen HKI) memiliki Direktorat hak cipta, desain industri, desain tata letak

sirkuit terpadu dan rahasia dagang;

4. Sebagai konsekuensi keikutsertaan Indonesia pada perjanjian pembentukan

WTO dan Trips ini, Indonesia telah membuat dan mengundangkan berbagai

Undang-Undang yang terkait dengan HKI, yakni:

a. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;

b. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;

c. Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu;

d. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten;

e. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek; dan

f. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;

5. Undang-Undang Rahasia Dagang pun jelas mengakui bahwa salah satu

tujuan

dibuatnya Undang-Undang ini adalah untuk menindak-Ianjuti Trips. Alinea

kedua penjelasan umum undang-undang ini jelas menyebutkan:

Hal 18 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 106: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap rahasia dagang sesuai pula

dengan salah satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights (persetujuan Trips) yang merupakan lampiran dari

Agreement Establishing the World Trade Organization (persetujuan

pembentukan organisasi perdagangan dunia), sebagaimana telah diratifikasi

oleh Indonesia dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1994;

6. Menurut sistem Peradilan Indonesia, permasalahan-permasalahan yang

menyangkut HKI dianggap sebagai perkara khusus, yakni perkara

perdagangan/niaga, dan harus diperiksa oleh Pengadilan khusus (yang

memiliki hakim-hakim yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus), yakni

Pengadilan Niaga. Saat ini Pengadilan Niaga-Pengadilan Niaga yang sudah

dibentuk di beberapa Pengadilan Negeri di Indonesia, khususnya Pengadilan

Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sudah banyak mengadili

perkara-perkara yang menyangkut HKI;

7. Menurut hukum yang berlaku (vide antara lain ketentuan Penjelasan Pasal

15

ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman),

Pengadilan Niaga adalah salah satu Pengadilan khusus yang berada di

lingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang untuk menyelesaikan perkara

niaga. Pembentukan Pengadilan Niaga dilakukan secara bertahap berdasarkan

Keputusan Presiden;

8. Saat ini baru ada 5 Pengadilan Niaga yang sudah dibentuk. Pengadilan

Negeri

Bekasi tidak/belum memiliki Pengadilan Niaga, dan karenanya Pengadilan

Negeri Bekasi tidak berwenang menjalankan fungsi Pengadilan niaga

sebagaimana dimaksud oleh Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman;

9. Sangat disayangkan, meskipun Penggugat sebenarnya memahami/

mengakui

bahwa perkara a quo seharusnya diajukan ke Pengadilan Niaga (vide

halaman 19 gugatan Penggugat, permohonan provisi - butir 5 dan 2, walau

Penggugat mencoba mengubah pernyataan ini pada persidangan tanggal

Februari 2009, namun Penggugat tetap mendaftarkan perkara a quo ke

Pengadilan Negeri Bekasi;

10. Mohon perhatian Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi Yang Terhormat

bahwa perkara a quo, atau setidak-tidaknya permasalahan HKI yang

menyangkut mesin boiler produksi Penggugat, sebenarnya sudah diperiksa dan

diadili oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada

Hal 19 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 107: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tahun 2006 (perkara mana sudah diputus oleh Mahkamah Agung dengan

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap) dan kemudian pada tahun 2008

(perkara mana saat ini sedang diperiksa oleh Mahkamah Agung di tingkat

kasasi). Tindakan Penggugat yang terus-menerus berupaya menekan para

Tergugat, khususnya Tergugat I, melalui lembaga Peradilan ini - menurut

hemat para Tergugat dapat dikategorikan sebagai tindakan penyalahgunaan proses

Peradilan (abuse of court process). Penggugat seharusnya menghormati

kewenangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk

menyelesaikan perkara ini, atau setidak-tidaknya mau menunggu putusan yang

akan dijatuhkan oleh Mahkamah Agung dalam perkara ini;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Bekasi telah

menjatuhkan putusan, yaitu putusan No. 280/Pdt.G/2008/PN.BKS tanggal 14 April

2009, yang amarnya sebagai berikut:

1. Mengabulkan eksepsi Tergugat I, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat

VI, Tergugat VII, Tergugat VIII, Tergugat IX dan Tergugat X;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi secara absolut tidak

berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara No. 280/

Pdt.G/2008/PN.Bks;

3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp. 1.186.000,- (satu juta seratus delapan puluh enam ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat

putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi

Bandung dengan putusan No. 328/PDT/2009/PT.BDG tanggal 5 Januari 2010;

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

Penggugat/Pembanding pada tanggal 08 Maret 2010, kemudian terhadapnya oleh

Penggugat/Pembanding, dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa

khusus tanggal 17 Maret 2008, diajukan permohonan kasasi secara lisan pada

tanggal 19 Maret 2010 sebagaimana ternyata dari Akte permohonan kasasi

No. 07/K/2010/PN.Bks. jo. No. 280/Pdt.G/2008/PN.Bks,- yang dibuat oleh Wakil

Panitera Pengadilan Negeri Bekasi, permohonan tersebut diikuti oleh memori

kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri tersebut pada tanggal 31 Maret 2010;

Bahwa setelah itu oleh para Tergugat/para Terbanding yang pada tanggal

16 April 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pembanding,

diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Bekasi pada tanggal 28 April 2010;

Hal 20 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 108: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam

tenggang-tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

Judex Facti salah menerapkan hukum karena telah melanggar

Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

(Undang-Undang Rahasia Dagang);

1. Berdasarkan Pasal 30 ayat (l) UU MARI, Mahkamah Agung dalam tingkat

kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-Pengadilan dari

semua lingkungan peradilan, karena:

a. tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

b. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

c. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-

undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan;

2. Selanjutnya berdasarkan Pasal 33 ayat (1) juncto Pasal 56 ayat (2) huruf b UU

MARI menyatakan bahwa Mahkamah Agung memutus pada tingkat pertama

dan terakhir semua sengketa tentang kewenangan mengadili (a) antara

Pengadilan di lingkungan Peradilan yang satu dengan Pengadilan di lingkungan

Peradilan yang lain dimana 2 (dua) Pengadilan atau lebih menyatakan tidak

berwenang mengadili perkara yang sama;

3. Bahwa pertimbangan putusan 328 halaman 3 dan 4 menyatakan sebagai

berikut:

..., Pengadilan Tinggi berpendapat pertimbangan-pertimbangan Hakim Tingkat I

dalam memutus eksepsi absolut dalam perkara tersebut telah tepat dan benar

dan pertimbangan-pertimbangan Hakim Tingkat I tersebut diambil alih dan

dijadikan pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara

tersebut di tingkat banding. Sehingga dengan demikian putusan sela

Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 14 April 2009 nomor: 280/Pdt.G/2008/

PN.Bks dapatlah dikuatkan;

4. Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat tidak sependapat dan sangat keberatan

terhadap pertimbangan tersebut, karena bertentangan dengan Undang-

Undang yang berlaku, dengan alasan lebih rinci sebagai berikut:

a. Surat gugatan Pemohon Kasasi/Penggugat adalah gugatan ganti rugi

berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia

Hal 21 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 109: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dagang atas dugaan pelanggaran rahasia dagang yang dilakukan oleh

para Termohon Kasasi/para Tergugat;

b. Sebagaimana dinyatakan dengan jelas dan tegas oleh Pasal 11 UU

Rahasia Dagang, gugatan pelanggaran rahasia dagang diajukan ke

Pengadilan Negeri. Untuk lebih jelasnya, berikut kami sampaikan

uraian Pasal 11 UU Rahasia Dagang sebagai berikut:

1) Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat

siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 berupa:

a). gugatan ganti rugi; dan/atau b). penghentian semua perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;

2) Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan ke Pengadilan

Negeri;

5. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dan fakta bahwa domisili para

Termohon Kasasi/para Tergugat adalah di Bekasi, maka berdasarkan

hukum, gugatan ganti rugi atas pelanggaran rahasia dagang oleh para

Termohon Kasasi/para Tergugat diajukan kepada Pengadilan Negeri Bekasi

sudah tepat;

6. Seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung dapat membaca dan

memeriksa dengan cermat Undang-Undang Rahasia Dagang sehubungan

dengan kompetensi Pengadilan dalam perkara a quo, karena Undang-Undang

Rahasia Dagang jelas dan tegas menyatakan kewenangan Pengadilan Negeri,

yang dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri Bekasi. Selain itu, berdasarkan

kewenangannya, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung juga dapat

memeriksa dan mempelajari surat gugatan yang diajukan oleh Penggugat/

Pemohon Banding/Pemohon Kasasi agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Bandung dapat mengetahui dengan pasti apa landasan hukum, latar belakang

dan tuntutan Penggugat/Pemohon Banding/Pemohon Kasasi sehubungan

dengan perkara a quo;

7. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Bandung telah melanggar Undang-Undang Rahasia Dagang,

tidak cermat dan salah menerapkan hukum, sehingga karenanya putusan PT

harus dibatalkan;

Judex Facti telah salah menerapkan hukum, karena pertimbangan putusan 328

terlalu singkat, tidak cukup, tidak seksama, dan di bawah standar;

Hal 22 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 110: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Bahwa dalam memeriksa permohonan banding, Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi Bandung berdasarkan fungsi dan kewenangannya seharusnya

memeriksa dengan seksama apakah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh

Majelis Hakim Tingkat Pertama telah dijalankan sesuai dengan prinsip umum

persidangan, terutama penerapan hukumnya;

2. Namun demikian, alih-alih melakukan pemeriksaan perkara dengan seksama,

Pengadilan Tinggi hanya mengambil alih pertimbangan hukum Majelis Hakim

Tingkat Pertama, sehingga pertimbangan Pengadilan Tinggi tidak lebih dari 2

(dua) paragraf dalam putusan 328;

. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung yang hanya terdiri

dari 2 (dua) paragraf tersebut (bahkan tidak mencapai setengah halaman)

mengakibatkan putusan kabur, tidak konkret dan di bawah standar serta

bertentangan dengan Undang-Undang Rahasia Dagang. Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Bandung sama sekali tidak memberikan dasar hukum yang

jelas dalam memberikan pertimbangannya. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Bandung juga tidak menyatakan bagian mana dari pertimbangan Majelis Hakim

Tingkat Pertama yang sudah tepat dan benar. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Bandung hanya serta-merta mengambil alih pertimbangan hukum Majelis

Hakim Tingkat Pertama;

4. Ironisnya pertimbangan yang diambil alih tersebut jelas dan nyata

bertentangan dengan hukum tertulis, dalam hal ini Undang-Undang Rahasia

Dagang, yang seharusnya berdasarkan fungsi dan wewenangnya,

pertimbangan tersebut diperbaiki oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Bandung, karena esensi upaya hukum adalah upaya atau alat untuk

memperbaiki atau mencegah kekeliruan dalam suatu putusan;

5. Mohon perhatian Mahkamah Agung yang mulia, bahwa M. Yahya Harahap,

SH dalam bukunya Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses Pemeriksaan

Perkara Perdata dalam Tingkat Banding, halaman 171 menyatakan sebagai

berikut:

Sehubungan dengan kewenangan PT (baca: Pengadilan Tinggi) mengambil alih

pertimbangan dan menguatkan putusan PN, tidak selamanya dapat dibenarkan.

Tergantung pada keadaan tertentu. Apabila pengambilalihan itu dianggap

sangat menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku, putusan PT yang

menguatkan putusan PN, dikategori sebagai putusan yang bercorak

onvoldoende gemotiveerd (insufficient judgement). Seperti yang dikatakan

Putusan MA No. 4299K/Sip/1970: putusan PT yang hanya mengambil alih atau

sekedar mempertimbangkan hal-hal penyimpangan keberatan memori banding

Hal 23 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 111: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tanpa memeriksa perkara itu kembali, mengenai fakta-fakta dan penerapan

hukum, dikategori putusan yang onvoldoende gemotiveerd atau tidak cukup

pertimbangan;

6. Dengan membaca secara cermat dan seksama perkara a quo baik Undang-

Undang Rahasia Dagang maupun surat gugatan a quo kesalahpahaman dan

pencampuradukan permasalahan antara rahasia dagang sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Rahasia Dagang dengan Undang-Undang Desain

Industri sebagaimana dikemukakan dalam pertimbangan Pengadilan Negeri

halaman 35-36 yang telah diambil alih oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Bandung menjadi pertimbangannya sendiri seharusnya tidak perlu terjadi,

dengan alasan sebagai berikut:

a. Definisi rahasia dagang sebagaimana Pasal 1 angka 1 Undang-Undang

Rahasia Dagang adalah: Informasi yang tidak diketahui oleh umum di

bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena

berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh

pemilik rahasia dagang;

b. Selanjutnya ruang lingkup rahasia dagang berdasarkan Pasal 2

Undang-Undang Rahasia Dagang meliputi, lingkup perlindungan

rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,

metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau

bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum;

c. Dengan demikian, yang dilindungi oleh UU Rahasia Dagang adalah

informasi, konsep, ide maupun metode yang digunakan, bukan

wujud nyatanya, yang dalam perkara a quo, informasi rahasia

tersebut secara konkret terdapat di cetak biru/blueprint mesin boiler Pemohon

Kasasi/Penggugat. Oleh karenanya gugatan Pemohon Kasasi/Penggugat termasuk

tetapi tidak terbatas pada uraian di halaman 5 dan 6 senantiasa merujuk pada

metode produksi mesin boiler. Bahkan judul gugatan yang tercantum pada halaman

1 surat gugatan Pemohon Kasasi/Penggugat adalah gugatan ganti rugi atas

pelanggaran rahasia dagang sehubungan dengan metode produksi mesin boiler

berdasarkan Pasal 11 juncto Pasal 4 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang;

d. Sehingga sangat aneh dan tidak masuk akal apabila PN Bekasi dan

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung sampai pada kesimpulan

bahwa gugatan a quo adalah tentang desain industri, bahkan PN

Bekasi sampai merumuskan sendiri definisi cetak biru/blueprint, padahal Pemohon

Hal 24 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 112: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kasasi/Penggugat sama sekali tidak mempermasalahkan desain industri dalam

surat gugatan;

7. Permohonan banding yang diajukan oleh Pemohon Banding/Penggugat

adalah banding terhadap putusan sela yang dijatuhkan oleh Pengadilan

Negeri Bekasi, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung seharusnya

dapat dengan gamblang rnelihat bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah

melanggar Undang-Undang Rahasia Dagang karena Pasal 11 Undang-Undang

Rahasia Dagang dengan jelas dan tegas menyatakan kompetensi Pengadilan

Negeri untuk memeriksa sengketa rahasia dagang. Apalagi, halaman 4 putusan

328, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung mencantumkan pertimbangan

sebagai berikut:

Mengingat peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku

khususnya Pasal 134 HIR, UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

8. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Bandung yang terlalu singkat dan tidak konkret tersebut

dikategorikan sebagai putusan yang tidak cukup pertimbangan, sehingga

karenanya harus dibatalkan;

Judex Facti melanggar prinsip objektivitas, dan asas Audi et

alteram partem;

1. Mohon perhatian Mahkamah Agung yang terhormat, bahwa dalam memori

banding, Pemohon Banding/Penggugat PN Bekasi sangat keberatan dengan

putusan PN 280 karena Majelis Hakim PN Bekasi dalam memberikan

pertimbangan dan mengambil keputusan, Majelis Hakim PN Bekasi telah

melanggar prinsip objektifitas dan asas Audi et alteram partem;

2. Pemohon Kasasi/Pemohon Banding/Penggugat tidak diberikan kesempatan

yang sama dengan para Termohon Kasasi/para Terbanding/para Tergugat

untuk memberikan tanggapan atas Duplik sehubungan dengan eksepsi yang

diajukan oleh para Termohon Kasasi/para Terbanding/para Tergugat;

3. Hal ini dapat dibuktikan dari catatan rekapitulasi agenda sidang di

Pengadilan

Negeri Bekasi sebagai berikut:

a. Tanggal 8 Agustus 2008 pendaftaran gugatan ganti rugi pelanggaran

rahasia dagang oleh Pemohon Kasasi/Penggugat di Pengadilan

Negeri Bekasi yang deregister dengan No. 280/Pdt.G/PN.BKS;

Hal 25 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 113: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

b. Tanggal 16 September 2008 sidang pertama yang tidak dihadiri oleh

para Termohon Kasasi/para Tergugat;

c. Tanggal 4 Maret 2009 pengajuan eksepsi absolut oleh Termohon

Kasasi/Tergugat I, IV, V, VI, VII, VIII, IX dan X;

d. Tanggal 10 Maret 2009 penyampaian tanggapan atas eksepsi absolut

oleh Pemohon Kasasi/Penggugat;

e. Tanggal 17 Maret 2009, penyampaian tanggapan atas tanggapan

Pemohon Kasasi/Penggugat oleh Termohon Kasasi/Tergugat I, IV, V,

VI, VII, VIII, IX dan X;

f. Tanggal 24 Maret 2009, dengan agenda pembacaan putusan sela

yang ditunda oleh Majelis Hakim PN Bekasi karena belum siapkan

putusan sela;

g. TanggaI 31 Maret 2009, Majelis Hakim PN Bekasi kembali menunda

sidang;

h. Tanggal 07 April 2009, Majelis Hakim PN Bekasi kembali menunda

sidang;

i. Tanggal 14 April 2009, Pembacaan Putusan Sela yang ternyata telah

diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Bekasi pada hari Senin, 6 April 2009 (vide halaman 36 Putusan Sela

No. 280);

4. Berdasarkan rekapitulasi jadual sidang tersebut di atas, dapat dilihat dengan

jelas bahwa para Termohon Kasasi/para Terbanding/para Tergugat diberikan

(dua) kali kesempatan untuk menanggapi, sedangkan, Pemohon Kasasi/

Pemohon Banding/Penggugat hanya diberikan 1 (satu) kali kesempatan

sebelum Majelis Hakim PN Bekasi akhirnya memutuskan untuk memberikan

putusan sela yang pembacaannya juga 3 (tiga) kali ditunda;

5. Selain itu, yang juga menurut Pemohon Kasasi/Pemohon Banding/Penggugat

sangat aneh dan mencurigakan adalah Majelis Hakim PN Bekasi dalam

memberikan pertimbangan mengenai kewenangan PN Bekasi, telah

mempertimbangkan pokok perkara, bahkan mempertimbangkan perkara

desain industri Pemohon Kasasi/Pemohon Banding/Penggugat dengan para

Termohon Kasasi/para Terbanding/para Tergugat di Pengadilan Niaga (yang

sama sekali berbeda subjek perkaranya), padahal proses pemeriksaan

perkara di Pengadilan Negeri Bekasi selain bukan tentang desain industri

mesin boiler sebagaimana diperiksa oleh Pengadilan Niaga, juga belum

sampai pada tahap pembuktian;

Hal 26 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 114: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

. Padahal, Majelis Hakim tingkat banding memiliki kewajiban untuk menegakkan

prinsip umum proses persidangan, antara lain melalui pemeriksaan dengan

seksama konsistensi putusan PN dengan apa yang tercantum dalam berita

acara persidangan, karena pelanggaran terhadap prinsip tersebut

mengakibatkan putusan batal sejak semula. Namun pada kenyatannya, Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Bandung sama sekali tidak mempertimbangkan

keberatan Pemohon Kasasi/Pemohon Banding/Penggugat tersebut;

7. Dengan hanya mengambil alih pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama

tanpa memberikan alasan maupun pertimbangan yang cukup, maka Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Bandung selain telah melanggar kewajibannya

menegakkan prinsip umum proses persidangan, juga telah melegalisasi

pelanggaran yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Bekasi dalam perkara a

quo;

8. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sepatutnya Mahkamah Agung yang

terhormat membatalkan putusan PT 328 karena melanggar prinsip

objektivitas dan asas Audi et Alteram Partem dalam memeriksa perkara.

Apalagi, Undang-Undang Rahasia Dagang juga telah jelas menyatakan

kewenangan Pengadilan Negeri untuk memeriksa gugatan pelanggaran

Rahasia Dagang (vide Pasal 11 UU Rahasia Dagang juncto Pasal 118 HIR);

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut, Mahkamah

Agung berpendapat:

Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex Facti

salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

• Bahwa gugatan Penggugat adalah mengenai rahasia dagang;

• Bahwa gugatan tentang rahasia dagang adalah kewenangan

Pengadilan Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Undang-

Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;

• Bahwa karena itu putusan Judex Facti harus dibatalkan serta

memerintahkan Judex Facti untuk mengadili pokok perkaranya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, menurut pendapat

Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi

yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. BASUKI PRATAMA ENGINEERING

tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 328/PDT/

2009/PT.BDG tanggal 5 Januari 2010 yang menguatkan putusan Pengadilan

Negeri Bekasi putusan No. 280/Pdt.G/2008/PN.BKS tanggal 14 April 2009 serta

Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar sebagaimana yang

akan disebutkan di bawah ini;

Hal 27 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 115: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penggugat dikabulkan, dan para Termohon Kasasi/para Tergugat berada

dipihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua

tingkat peradilan;

Memperhatikan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 dan Undang-Undang

No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang

No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun

2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. BASUKI

PRATAMA ENGINEERING tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 328/PDT/2009/

PT.BDG tanggal 5 Januari 2010 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri

Bekasi No. 280/Pdt.G/2008/PN.BKS. tanggal 14 April 2009;

MENGADILI SENDIRI:

• Menyatakan Pengadilan Negeri Bekasi berwenang untuk memeriksa

dan mengadili perkara No. 280/Pdt.G/2008/PN.BKS;

• Memerintahkan Pengadilan Negeri Bekasi untuk memeriksa dan

mengadili pokok perkara;

Menghukum para Termohon Kasasi/para Tergugat untuk membayar biaya

perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini sebesar

Rp 500.000,- (lima ratus juta rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

pada hari Selasa, tanggal 6 September 2011 oleh H. Atja Sondjaja, SH., Hakim

Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof.

Dr. Takdir Rahmadi, SH., LL.M., dan Timur P. Manurung, SH., MM., Hakim

Agung, masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh

Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Bongbongan Silaban, SH.,

LL.M., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

Hakim-Hakim Anggota: K e t u a :

ttd/H. Atja Sondjaja, SH.ttd/Prof. Dr. Takdir Rahmadi, SH., LL.M.ttd/Timur P. Manurung, SH., MM.

Biaya biaya: Panitera Pengganti:

1. M e t e r a i …………. Rp 6.000,- ttd/Bongbongan Silaban, SH.,LL.M.

2. R e d a k s i …………. Rp 5.000,- Untuk Salinan:

Hal 28 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 116: KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29975/1/MOHAMAD... · Penyebab sengketa rahasia dagang harus diselesaikan di pengadilan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Administrasi kasasi…. Rp 489.000,- Mahkamah Agung RI J u m l a h = Rp 500.000,- a.n. Panitera ========== Panitera Muda Perdata,

PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,MH.Nip. 19610313 198803 1 003

Hal 29 dari 29 Hal. Put. No. 1713 K/Pdt/2010

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29