konseling _ maya

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai. Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran,pembinaan hubungan baik,pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konseling? 2. Sebutkan langkah-langkah dalam konseling? 3. Apa fungsi dari konseling? 1

Upload: ridhailham

Post on 13-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Konseling _ MAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas

sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina

hubungan, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh

keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling

yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling

yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan

bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.

Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran,pembinaan

hubungan baik,pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara

professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk

memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi

kebutuhan klien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konseling?

2. Sebutkan langkah-langkah dalam konseling?

3. Apa fungsi dari konseling?

4. Sebutkan teknik konseling?

5. Apa saja keterampilan dasar konseling kebidanan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari konseling

2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam konseling

3. Untuk mengetahui fungsi dari konseling

4. Untuk mengetahui teknik konseling

5. Untuk mengetahui keterampilan dasar konseling kebidanan

1

Page 2: Konseling _ MAYA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel”. yang secara

etimologis konseling  berarti “to give advice” (Homby: 1958:246)atau memberi

saran dan nasihat.Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan

bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara

dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/konselor

dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap

dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu

mengarahakn dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah

perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial.

Menurut Burks dan Stefflre, konseling merupakan suatu hubungan

profesional antara seorang konselor  terlatih dan seorang klien. Hubungan ini

biasanya dilakukan orang perorang.

Menurut  American Psychological Assosation (APA), konseling

merupakan suatu hubungan timbal balik antara konselor (bidan) dengan konseli

yang bersifat profesional baik secara individu ataupun kelompok,yang dirancang

untuk membantu konseli mencapai perubahan yang  berarti dalam kehidupan.

Menurut Gustad (1953), konseling merupakan suatu proses yang

mempunyai orientasi pada belajar,dilakukan dalam lingkungan sosial dari

seseorang kepada orang lain (konselor kepada konseli), dengan memberikan

bantuan secara profesinal (memilki pengetahuan dalam bidangnya), serta

membantu konseling dengan metode yang disesuaikan kebutuhan masalah yang

dihadapi klien,  agar klien dapat memahami dan menggunakan pengertiannya atas

tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan dihayati,

akhirnya konseli dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan

bahagia

 Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008: 802) konseling berarti

pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang dengan

2

Page 3: Konseling _ MAYA

menggunakan metode psikologis. Sedangkan dalam situs Wikipedia bahasa

Indonesia, konseling adalah “proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

seorang ahli (konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah

(konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini

pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan

konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian

mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien ( client centered  ).

Shertzer dan Stone ( 1980 ) telah membahas berbagai definisi yang

terdapat di dalam literatur tentang konseling. Dari hasil bahasannya itu, mereka

sampai pada kesimpulan, bahwa Counseling is an interaction process which

facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the

establishment and/or clarification of goals and values of future behavior.

Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang

bersifat pribadi antar konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri

dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan

berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif

perilakunya ( Achmad, 2006: 10 ).

B. Langkah-langkah Dalam Konseling

1. Langkah awal

Merupakan langkah penting dalam proses konseling dalam kebidanan,

keberhasilan langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya dalam proses

konseling dalam kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang

konselor adalah sebagai berikut :

Mengeksplorasi perasaan,fantasi, dan ketakutan sendiri.

Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.

Menentukan alasan klien minta pertolongan.

Membuat kontrak bersama.

Mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan perbuatan klien.

Mengidentifikasi masalah klien.

Merumuskan tujuan bersama klien.

3

Page 4: Konseling _ MAYA

2. Langkah inti

Langkah kedua dari proses konseling kebidanan adalah langkah inti atau

langkah pokok. Langkah ini menentukan apakah bantuan yang diberikan benar-

benar sesuai dengan kebutuhan klien dan apakah konseling berhasil dengan baik.

Tugas bidan pada langkah inti adalah sebagai beikut :

Mengeksplolarasi stressor yang tepat.

Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakain koping

mekanisme yang konstruktif.

Mengatasi penolakan prilaku maladaptif.

Memberikan beberapa berapa alternatif pilihan pemecahan masalah .

Melaksanakaan alternatif yang dipilih klien.

Merencanakan tindak lanjut dari alternatif pilihan.

3. Langkah Akhir

   Setelah melakukan kegiatan pokok dalam proses konseling, meskipun bidan

bukan orang yang paling berhak untuk mengakhiri proses konseling, akan tetapi

bidan harus dapat melakukan terminasi atau pengakhiran. Tugas bidan pada

langkah akhir adalah

Menciptakan realitas perpisahan.

Membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan.

Saling mengeksplorasi perasaan, kehilangan, sedih, marah, dan perilaku

lain.

Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling.

Apabila masih diperlukan, melakukan rencana tindak lanjut dengan

membuat

C. Fungsi Konseling

Fungsi konseling adalah :

a. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.

b. Pemahaman : untuk menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh

individu atau klien sesuai dengan  kepentingan individu atau kelompok

yang mendapatkan pelayanan tersebut.

4

Page 5: Konseling _ MAYA

c. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,

kultural dan lingkungan .

d. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien

e. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta

peningkatan derajat kesehatan.

f. Advokasi : untuk mengasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran

atas hak-hak dan atau kepentingan pendidikan atau informasi atau

perkembangan atau perawatan biologis-psikologis-sosial-spiritual yang

dialami klien atau pengguna pelayanan konseling

D. Teknik Konseling

Teknik konseling ada 3 yaitu :

1. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan

konseling adalah dari konselor.

2. Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan

untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.

3. Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan

masalah konseling.

E. Keterampilan Dasar Konseling

1. Keterampilan Atending

Keterampilan atending merupakan usaha pembinaan untuk menghadirkan

klien dalam proses konseling. Keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh konselor

karena keberhasilan membangun kondisi awal akan menentukan proses dan hasil

konseling yang diselenggarakan. Penciptaan dan pengembangan atending dimulai

dari upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar dan mampu

mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang dirasa klien.

Aspek-aspek keterampilan atending adalah:

a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka)

Duduk dengan badan menghadap klien

Tangan kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang

5

Page 6: Konseling _ MAYA

sedang dikomunikasikan secara verbal.

Merespon dengan ekspresi wajah, seperti senyum spontan atau anggukan

kepala sebagai tanda setuju.

Badan tegak lurus tetapi tidak kaku atau kalau perlu bisa dicondongkan ke

arah klien untuk menunjukkan kebersamaan.

b. Kontak mata

Melihat klien terutama pada waktu bicara.

Menggunakan pandangan spontan yang menunjukkan minat atau

keinginan untuk merespon.

c. Mendengarkan

Memelihara perhatian penuh yang terpusat pada klien.

Mendengarkan apapun yang dikatakan klien.

Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-kata, perasaan dan

perilakunya)

Memahami keseluruhan pesannya.

2. Keterampilan Mengundang Pembicaraan Terbuka

Keterampilan ini digunakan ketika konselor melakukan wawancara dengan

klien. Ajakan terbuka untuk berbicara memberi kesempatan klien agar

mengeksplorasi dirinya sendiri dengan dukungan pewawancara.

Pertanyaan terbuka membuka peluang klien untuk mengemukakan ide

perasaan dan arahnya tanpa harus menyesuaikan dengan setiap kategori yang telah

ditentukan oleh pewawancara. Contoh-contoh pertanyaan yang disarankan

adalah:

a) Membantu memulai wawancara

  “Apa yang akan Anda bicarakan hari ini?”

b) Membantu menguraikan masalah

 ”Cobalah Anda menceritakan lebih banyak lagi tentang hal itu!”

 ”Bagaimana perasaan Anda pada saat kejadian itu?”

c) Membantu memunculkan contoh-contoh perilaku khusus sehingga

pewawancara dapat memahami dengan lebih baik apa yang dijelaskan oleh

klien.

6

Page 7: Konseling _ MAYA

  ”Apa yang Anda rasakan pada saat Anda menceritakan hal ini kepada saya?”

  ”Bagaimana perasaan Anda selanjutnya pada saat itu?”

3. Keterampilan Paraprase

Paraprase adalah suatu keterampilan dasar dalam konseling yang bertujuan

untuk memperbaiki hubungan antar pribadi. Esensi dari keterampilan ini adalah

pengulangan kata-kata atau pemikiran-pemikiran kunci dari klien yang

dirumuskan oleh konselor sendiri. Maksud dari kegiatan paraprase adalah:

1) Menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien, dan

konselor     berusaha memahami apa yang dinyatakan klien.

2) Mengkristalisasi komentar klien dengan lebih singkat sehingga membantu

mengarahkan wawancara.

3) Memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi konselor.

Kegiatan paraprase bukan merupakan upaya untuk membaca apa yang

terlintas di benak, tetapi suatu bantuan untuk memperoleh klarifikasi

tambahan yang cermat.

Cara memparaprase adalah sebagai berikut:

a. Dengarkan pesan utama klien.

b. Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan utamanya secara

sederhana    dan singkat.

c. Amati pertanda atau meminta respon dari klien tentang kecermatan

paraprase.

Berikut paraprase yang tidak disarankan:

Analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang pesan klien yang

dimaukkan dalam respon konselor. Respon konselor hanya tertuju kepada bagian

kecil dari pesan klien, bukan tema utamanya. Pemakaian kata-kata paraprase atau

prase yang tidak tepat dalam wawancara (kata-kata teknis, istilah psikologi yang

berlebihan)

4. Keterampilan Refleksi  Perasaan

Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespon

keadaan perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi. Kemampuan ini

7

Page 8: Konseling _ MAYA

akan mendorong dan merangsang klien untuk mengemukakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya.

Merefleksi perasaan klien merupakan suatu teknik yang ampuh, karena

melalui tindakan keterampilan tersebut akan terwujud suasana keakraban dan

sekaligus pemberian empati dari konselor kepada klien. Esensi dari keterampilan

ini adalah untuk mendorong dan merangsang klien agar dapat mengekspresikan

bagaimana perasaan tentang situasi yang sedang dialami.

Aspek-aspek keterampilan refleksi perasaan adalah:

a) Mengamati  perilaku klien

Pengamatan ini terutama ditujukan pada postur tubuh dan ekspresi wajah

klien.

b) Mendengarkan dengan baik

Penekanannya pada usaha mendengarkan dengan cermat intonasi suara klien

dan kata-kata yang diucapkan.

c) Menghayati pesan yang dikomunikasikan klien.

Tindakan ini dimaksudkan untuk memahami dan menangkap isi pembicaraan

klien.

d) Mengenali perasaan-perasaan yang dikomunikasikan klien.

e) Menyimpulkan perasaan yang sedang dialami klien.

f) Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk melukiskan perasaan klien.

g) Mengecek kembali perasaan klien.

Untuk meyakinkan apakah respon yang diberikan konselor tepat atau

tidak, konselor hendaknya melakukan pengecekan kembali dengan cara

mengamati jawaban dan ekspresi klien setelah respons itu disampaikan.

5. Keterampilan Konfrontasi

Konfrontasi dalam wawancara konseling dimaknai sebagai pemberian

tanggapan terhadap pengungkapan kontradiksi dari klien. Konfrontasi yang efektif

tidak menyerang klien, tetapi merupakan tanggapan khusus dan terbatas tentang

perilaku klien yang tidak konsisten. Penggunaan keterampilan ini mensyaratkan

beberapa tingkat kepercayaan dalam hubungan konseling yang telah

dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan lain. Nada suara, cara

8

Page 9: Konseling _ MAYA

mengintroduksi konfrontasi, sikap badan dan ekspresi wajah, serta tanda-tanda

non verbal lainnya merupakan faktor-faktor utama dalam menerapkan

keterampilan ini. Adapun keterampilan-keterampilan konselor sebagai berikut :

1. Keterampilan Interpersonal

Konselor yang efektif mampu mendemonstrasikan perilaku mendengar,

berkomunikasi, empati, kehadiran hati dan sensitivitas terhadap suara. Ini

semua berpangkal pada mendengar dalam arti mendengar dengan hati.

Hobson (1985) menyatakan bahwa ikatan antara konselor dan klien tumbuh

dari penciptaan”bahasa perasaan” bersama yaitu cara berbicara  bersama yang

mengeluarkan ekspresi klien.

2. Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi terdiri dua yakni keterampilan komunikasi non

verbal dan keterampilan komunikasi verbal. Gibson dan Mitchell membagi

komunikasi non verbal atas keterampilan yakni:

1) Pergerakan anggota tubuh

2) Nada suara

3) Gaya berbicara

4) Posisi ruangan konseling

3. Keterampilan Diagnostic

Keterampilan ini mensyaratkan konselor terampil dalam mendiagnosa dan

memahami klien, memperhatikan klien, dan pengaruh lingkungan yang

relevan.

4. Keterampilan Memotivasi

Tujuan konseling biasanya untuk membantu perubahan perilaku dan sikap

klien. Untuk memenuhi tujuan ini, seorang konselor harus mempunyai

keterampilan memotivasi klien.

5. Keterampilan Manajemen

Keterampilan manajemen adalah perhatian terhadap lingkungan dan

pengaturan fisik

9

Page 10: Konseling _ MAYA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan

hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara

professional(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk

memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi

kebutuhan klien. Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu

masalah yang dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus

berusaha mengambangkan potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara

efektif.

Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah

yang dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha

mengambangkan potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif.

Berdasarkan hal tersebut, ada dua fungsi dalam tujuan konseling kebidanan yang

harus diperhatikan bidan, yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi kuratif, bertujuan membantu memecahkan masalah yang dihadapi

klien dalam proses perkembanganya atau membantu mengatasi masalah klien.

2. Fungsi preventif, tidak hanya mengatasi masalah yang telah terjadi, tetapi juga

menjaga agar masalah tidak bertambah serta muncul masalah baru yang dapat

mengganggu diri klien dan orang lain.

B. Saran

Konseling dapat mengubah cara berpikir mahasiswa dalam menggali ilmu

terlebih dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.

Supaya mahasiswa lebih disiplin serta mengefisienkan waktu dalam menjalankan

tugasnya.

10