konflik dan tantangan gandhi

6
C. Konflik dan Tantangan yang Dihadapi Keluarga Mahatma Gandhi menikah pada usia muda. Pada usia 14 tahun Gandhi menghadapi pernikahan yang telah diputuskan oleh orang tuanya. Sebagai orang India yang taat pada ajaran-ajaran agamanya dan peraturan- peraturan bangsanya, Gandhi diharuskan mematuhi keputusan orang tuanya. Orang tua Gandhi sepakat untuk menikahkan Gandhi dengan seorang dara yang berusia 13 tahun, yakni Kasturbai. Meskipun tidak berdasarkan persetujuannya, Gandhi tetap menerima dan menjalani upacara perkawinannya. Sampai akhirnya ia sadar, bahwa kedudukannya sudah berubah menjadi seorang suami, sehingga ia dituntut untuk bertanggungjawab terhadap istrinya. Hal ini berdampak pada kekacauan pikiran Gandhi. Sebagai kompensasinya, Gandhi mulai menggunakan kekuasaan sebagai suami, antara lain dengan mengharuskan istrinya meminta izin kepadanya bila ingin bepergian. Alasan yang mendasari Gandhi berbuat demikian adalah karena ia sangat mencintai istrinya. Namun demikian, masa remaja Gandhi tidak begitu stabil, terutama dalam kehidupan seksualnya. Suatu peristiwa yang kelak akan mengubah cara hidup Gandhi adalah peristiwa yang terjadi menjelang ayahnya meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1885 ketika Gandhi menginjak umur 18 tahun. Sewaktu Gandhi sedang menemani ayahnya terbaring lemas, tiba-tiba muncul niatnya untuk ‘berdekatan’ dengan istrinya, sehingga Gandhi meminta pamannya untuk menggantikannya. Namun ketika Gandhi berada di kamar istrinya, ia diberitahu oleh pelayannya bahwa ayahnya telah tiada. Gandhi seketika menyesali kesembronoannya dan kemudian hari itu ia mengucapkan kaul ‘pengekangan diri’ (lepas). Pendidikan

Upload: kireiega

Post on 28-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konflik dan tantangan mahatma gandhi

TRANSCRIPT

C. Konflik dan Tantangan yang DihadapiKeluargaMahatma Gandhi menikah pada usia muda. Pada usia 14 tahun Gandhi menghadapi pernikahan yang telah diputuskan oleh orang tuanya. Sebagai orang India yang taat pada ajaran-ajaran agamanya dan peraturan-peraturan bangsanya, Gandhi diharuskan mematuhi keputusan orang tuanya. Orang tua Gandhi sepakat untuk menikahkan Gandhi dengan seorang dara yang berusia 13 tahun, yakni Kasturbai.Meskipun tidak berdasarkan persetujuannya, Gandhi tetap menerima dan menjalani upacara perkawinannya. Sampai akhirnya ia sadar, bahwa kedudukannya sudah berubah menjadi seorang suami, sehingga ia dituntut untuk bertanggungjawab terhadap istrinya. Hal ini berdampak pada kekacauan pikiran Gandhi. Sebagai kompensasinya, Gandhi mulai menggunakan kekuasaan sebagai suami, antara lain dengan mengharuskan istrinya meminta izin kepadanya bila ingin bepergian. Alasan yang mendasari Gandhi berbuat demikian adalah karena ia sangat mencintai istrinya. Namun demikian, masa remaja Gandhi tidak begitu stabil, terutama dalam kehidupan seksualnya. Suatu peristiwa yang kelak akan mengubah cara hidup Gandhi adalah peristiwa yang terjadi menjelang ayahnya meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1885 ketika Gandhi menginjak umur 18 tahun. Sewaktu Gandhi sedang menemani ayahnya terbaring lemas, tiba-tiba muncul niatnya untuk berdekatan dengan istrinya, sehingga Gandhi meminta pamannya untuk menggantikannya. Namun ketika Gandhi berada di kamar istrinya, ia diberitahu oleh pelayannya bahwa ayahnya telah tiada. Gandhi seketika menyesali kesembronoannya dan kemudian hari itu ia mengucapkan kaul pengekangan diri (lepas).PendidikanPerkawinan di bawah umur yang dialami Gandhi sempat menghalangi kelancaran studi Gandhi selama satu tahun. Setelah lulus sekolah menengah ia mengikuti tes masuk Universitas Samal Das College di Ahmedabad. Tetapi karena tidak puas, Gandhi mulai mencari informasi untuk melanjutkan studi di Inggris. Niat Gandhi sangat didukung oleh kakaknya, Laxmidas Mohandas Gandhi. Kakaknya menginginkan agar kelak Gandhi dapat menjadi seorang ahli hukum yang pandai, dan untuk mewujudkan hal ini Gandhi harus belajar di Inggris.Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, banyak tantangan yang harus Gandhi hadapi, salah satunya berasal dari keluarganya sendiri. Paman dan ibu Gandhi khawatir nantinya di Inggris Gandhi akan meninggalkan adat istiadat India. Sedangkan Kasturbai mengemukakan keraguan-keraguannya tentang akhlak kaum muda di Inggris yang dapat mempengaruhi Gandhi.Tantangan lain yang dihadapi Gandhi adalah kenyataan bahwa Gandhi adalah anggota suku kasta Modh Bania. Ketika kaum Modh Bania di Bombay mendengar tentang rencana perjalanan Mohandas Gandhi ke luar negeri, mereka menyatakan protes. Kaum-kaum tua mempermasalahkan bahwa belum pernah ada seorang Modh Bania yang pergi ke Inggris, karena umat Hindu tidak dapat beribadah disana. Dalam salah satu pertemuan antara Gandhi dengan suku kasta Modh Bania, Gandhi tetap bersikeras untuk berangkat ke Inggris. Seketika itu juga kepala suku menghukumnya dengan mengatakan mulai sekarang anak ini akan diperlakukan sebagai anak buangan. Namun seorang Rabi lain bernama Becharji Swami memberi penyelesaian dengan mengambil sumpah Gandhi bahwa ia tidak akan menyentuh anggur, wanita dan daging. Setelah memperoleh izin, Gandhi berangkat ke Inggris pada tanggal 4 September 1888.Awal mula tinggal di Inggris Gandhi menyesuaikan diri dengan membeli pakaian dan perlengkapan seperti orang-orang Inggris pada umumnya. Tetapi kemudian Gandhi sadar, bahwa dirinya tidak akan tinggal selamanya di Inggris, dan tujuan utamanya berada di negeri itu adalah untuk belajar ilmu hukum. Akhirnya Gandhi melepaskan kebiasaan barunya dan memusatkan perhatiannya dalam bidang studi. Dalam waktu relatif singkat yaitu 3 tahun, akhirnya Gandhi dapat menyelesaikan studinya dan kembali ke India pada tahun 1891.Perjuangan Hidup Gandhi di Afrika SelatanBerawal dari adanya informasi tentang banyaknya orang India yang diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil di Afrika Selatan (persoalan rasial), Gandhi memutuskan pergi ke Afrika Selatan untuk mengawali karirnya sebagai seorang pengacara dan membebaskan penderitaan bangsanya. Dalam perjalanan menuju Pretoria, Gandhi menggunakan moda transportasi kereta api dengan tiket kelas I dan berpakaian cara Inggris. Namun Gandhi diusir oleh orang-orang Inggris yang ada disana dan disuruh pindah ke gerbong barang. Perlakuan yang sama juga diterima Gandhi ketika ia hendak menginap di sebuah hotel. Gandhi ditolak karena berkulit hitam. Kejadian-kejadian yang telah menimpa dirinya memberikan sebuah pemahaman bahwa semua orang India di Afrika Selatan tanpa terkecuali dianggap sebagai buruh kasar hanya karena warna kulitnya. Sejak saat itu bangkitlah niat Gandhi untuk memperjuangkan bangsanya. Perjuangannya ini bukan berbentuk suatu revolusi fisik, melainkan suatu perjuangan yang menggunakan kekuatan jiwa, yang lebih dikenal dengan sebutan Satyagraha. Gandhi mengawali perjuangannya dengan hidup layaknya orang-orang India di Afrika Selatan. Ia meninggalkan cara hidupnya yang mewah dan hidup sederhana, mencintai kedamaian dan sangat membenci kekerasan. Setiap menolong orang, Gandhi tidak pernah mempersoalkan perbedaan warna kulit dan agama. Selain itu, Gandhi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang berbau politik seperti ceramah-ceramah di berbagai konferensi dan mempublikasikan wacana pemikirannya dengan menerbitkan jurnal mingguan Indian Opinion pada tahun 1904.Karena aksinya, Gandhi mendapat perlakuan yang tidak baik dari orang-orang kulit putih. Gandhi dikejar-kejar dan hendak ditangkap karena dianggap telah menghasut dan menyebarkan kebohongan. Dari kejadian ini Gandhi semakin membenci segala bentuk kekerasan. Gandhi tidak pernah menganjurkan kekerasan, dan hal ini dipedomani oleh penganut-penganut Gandhi. Sehingga ketika pemerintah Inggris di Afrika Selatan memperlemah sikap orang India dengan memasukkan Gandhi ke penjara, orang India terutama penganut Gandhi justru tekadnya bertambah untuk menjalankan cara-cara yang dianjurkan oleh Gandhi, yaitu melawan tanpa kekerasan.Berkat kesabaran Gandhi dalam menghadapi kesulitan hidup dan keluar masuk penjara untuk memperbaiki nasib bangsanya di Afrika Selatan, pemerintah Inggris akhirnya memperlunak sikap mereka terhadap orang India di Afrika Selatan. Mereka akhirnya sadar, dengan memperlunak sikap terhadap orang India, mereka akan mendapatkan bantuan orang India untuk memperlancar roda pemerintahan di Afrika Selatan. Dengan demikian, nasib orang India di Afrika Selatan berangsur membaik.Perjuangan Hidup Gandhi di IndiaPerjuangan Gandhi selanjutnya adalah di negaranya sendiri. Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris. Berita tentang keberhasilan perjuangan Gandhi di Afrika Selatan terdengar sampai ke India. Menurut anggapan orang-orang India di negerinya, Gandhi adalah pemimpin yang dibutuhkan untuk membentuk persatuan di India. Ia tidak masuk salah satu partai dan tidak termasuk kelompok agama manapun, walaupun ia beragama Hindu. Gandhi menginginkan agar negaranya terbebas dari segala macam bentuk penjajahan. Hal pertama yang ingin Gandhi hapuskan adalah penjajahan manusia terhadap manusia. Di India terdapat sistem kasta atau kelompok dalam masyarakat, seperti Brahmana (alim ulama), bangsawan, kelompok pedagang dan pegawai, serta kasta Sudra atau fakir miskin. Gandhi ingin mendidik bangsanya untuk bisa menghargai sesama manusia tanpa memandang kasta. Ia memulai dengan mendirikan Ashram atau perumahan yang memberikan kebebasan kepada siapapun untuk tinggal tanpa memandang dari kasta mana ia berasal. Pada tahun 1919, Gandhi memimpin suatu perlawanan terhadap pemerintah Inggris yang bersifat tanpa kekerasan. Berjuta orang India mogok kerja. Hal ini ditanggapi Inggris dengan perlakuan yang keras, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa. Kenyataan ini membuat Gandhi sedih, walaupun Gandhi menyadari itu adalah konsekuensi dari prinsip anti kekerasan yang ditanamkan Gandhi sebelum melakukan aksi mogok.Meskipun Gandhi dianggap sebagai pemimpin yang baik, bukan berarti para pengikutnya senantiasa patuh pada ajarannya. Terkadang mereka tidak mau mengikuti ajaran yang diperintahkan. Menanggapi keadaan seperti ini, Gandhi melakukan puasa dengan tujuan agar pengikutnya diberi kesadaran dan mau mematuhi ajarannya. Selama pengikutnya belum mau mematuhi, Gandhi akan terus berpuasa.Kemerdekaan India tercapai pada tahun 1947. Namun setelah itu terjadi ketegangan antara rakyat India yang beragama Islam dan yang beragama Hindu yang mengakibatkan lahirnya dua negara dalam India yaitu India dan Pakistan. Gandhi sangat tidak menyetujui peristiwa tersebut. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara. Gandhi juga memimpikan suatu negara India yang merdeka, dan bukan dua negara yang terpecah belah. Disinilah Gandhi memulai aksi puasanya, sehingga suasana kedamaian dapat tercapai tanpa kebencian.

Referensihttp://digilib.uin-suka.ac.id/4939/2/BAB%20II,III.pdfhttp://ferynopiansyah.blogspot.com/2012/04/kepemimpinan-yang-sukses-dan-gagal.html