konflik bersejarah waffenbruder - s3.amazonaws.com · ski berwarna hitam dan lambang kepala...

WAFFENBRUDER

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

WAFFENBRUDER Kisah Divisi SS ’Das Reich’ dalam Perang Dunia II

Nino Oktorino

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Konl ik BersejarahWAFFENBRUDER

Kisah Divisi SS ’Das Reich’ dalam Perang Dunia II

Oleh: Nino Oktorino

©2018 Penerbit PT Elex Media Komputindo

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh:

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718080387

ISBN: 978-602-04-5604-1

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

5PENDAHULUAN

7

PASUKAN KHUSUS FÜHRER

11

BLITZKRIEG

43

BARBAROSSA

73

MUNDUR DARI RUSIA

107

MUNDUR DARI BARAT

143

PERTEMPURAN TERAKHIR

171

PEJUANG YANG TERCEMAR

191

DAFTAR PUSTAKA

208

11

Pada masa awal kemunculan gerakan nasional sosialis di Jerman, para pemimpin NSDAP

(Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, atau Partai Buruh Nasionalis Sosialis Jerman) dikawal oleh gerombolan Sturmabteilung (Pasukan Tempur, atau SA). Ernst Röhm, seorang bekas kapten dalam tentara Kaiser dan sahabat Hitler, bertanggung jawab atas perekrutan anggotanya. Ia merekrut mereka dari antara para prajurit yang telah didemobilisasi dan tidak memiliki pekerjaan di kedai-kedai bir di München maupun dalam organisasi-organisasi Freikorps (Korps Bebas, milisi sayap kanan bekas prajurit) seperti Stahlhelm (Topi Baja) atau Bund

PASUKAN KHUSUS FÜHRER

1

◄ Sebuah batalion dari SSVT-Standarte ’Deutschland’

berparade di hadapan Hitler pada tahun 1937.

waffenbruder.indd 11waffenbruder.indd 11 2/9/2018 8:43:26 AM2/9/2018 8:43:26 AM

12

WAFFENBRUDER

der Frontsoldaten (Uni Prajurit Garis Depan). Namun, sekalipun anggota barisan baju cokelat meningkat jumlahnya, mereka merupakan bawahan Röhm, bukan Hitler yang mengepalai NSDAP. Itulah sebabnya kemudian Hitler memerlukan pengawal yang lebih setia.

BARISAN ORANG-ORANG TERPILIH

Pada bulan Maret 1923, Hitler membentuk sebuah barisan pengawal khusus yang baru, Stabswache (penjaga markas besar). Sebuah unit lain nya, ’Stoßtrupp Adolf Hitler’ (’Pasukan Tempur Adolf Hitler’), di-bentuk dua bulan kemudian, yang da pat dibedakan dengan SA dari topi hitamnya dan lambang kepala teng korak dengan dua tulang yang ber-silangan. Namun, barisan yang direkrut dari para anggota terpilih yang mengikat sumpah setia kepada Hitler ini tidak berusia lama. ’Stoßtrupp’ dibubarkan ketika pada bulan November tahun itu, akibat kudeta yang ga gal, pemimpin NSDAP ditangkap, diadili dan dijatuhi hu kuman li-ma tahun penjara. Selama di penjara, Hitler tidak melupakan pasukan penggempurnya, khususnya karena selama kerusuhan yang terjadi akibat putsch di Odeonplatz, München, pada bulan November itu, salah satu dari mereka, Ulrich Graf, mengorbankan nyawanya untuk melindungi Hitler saat polisi me nem baki para demonstran.

Ketika Hitler dibebaskan pada tahun berikutnya, sopir sekaligus ke-pala tukang pukulnya, Julius Schreck, menyusun kembali ’Stoßtrupp’ dengan nama baru, Schutzstaf el (Regu Pengawal, yang lebih dikenal dengan singkatan SS). Kelompok ini segera mendapatkan status elite, di mana hanya orang-orang yang bukan pemabuk, berusia antara 25 hingga 35 tahun, tanpa catatan kriminal serta sehat secara i sik dan

’Stoßtrupp Adolf Hitler’

dibentuk oleh sopir Hitler,

Julius Schreck (tengah,

berkumis) pada tahun

1923. Semua anggotanya

mengenakan seragam

dasar SA dengan topi

ski berwarna hitam dan

lambang kepala tengkorak,

yang sebelum dikenakan

oleh kelompok Freikorps

Brigade Erkardt pada

tahun 1919.


13

Pasukan Khusus Führer

emosional yang diterima untuk bergabung. Setelah perselisihan dalam NSDAP yang memaksa Röhm mengundurkan diri dari kepemimpinan SA, barisan baru tersebut perlahan-lahan dijadikan sebuah kelompok yang terlepas dari pasukan baju cokelat, yang pada saat itu dipimpin oleh Kapten Franz von Pfefer, dan menjadi sebuah organisasi nasional.

Pada bulan April 1926, Josef Berchtold, yang merupakan seorang bekas komandan ’Stoßtrupp’, memegang komando atas SS. Namun, ia tidak mampu melaksanakan tugasnya. Hal ini terutama diakibatkan oleh aktivitas komando SA, yang secara sengaja membatasi perekrutan SS. Penggantinya, Ehrhardt Heiden, juga tidak dapat meningkatkan ”staf keamanan”—pada tahun 1928, SS hanya memiliki 280 orang anggota. Satu tahun kemudian, seorang bekas peternak ayam bernama Heinrich Himmler mengambil alih kepemimpinan SS. Sekalipun penampilannya tidak meyakinkan, Reichsführer SS yang baru itu ternyata seorang ge-nius dalam berorganisasi. Perlahan-lahan dan secara diam-diam, tetapi dengan tangan besi, ia memperbesar kekuatan SS menjadi 1.000 orang. Bersama-sama dengan Alfred Rosenberg, seorang ideolog yang percaya hal-hal mistik dan anti-Semit, dan kepala teoritisi rasial, Richard Walter Darré, Himmler mengembangkan sebuah Aturan SS, yang berusaha memastikan bahwa organisasi baru itu hanya akan beranggotakan orang-orang yang dipilih secara hati-hati dan menjadi inti dari elite gerakan Nazi— berlawanan dengan SA, yang terutama berasal dari orang-orang kelas rendahan. Sejak tahun 1929, semua calon anggota SS harus membuktikan kemurnian rasialnya selama paling tidak tiga generasi. Dalam aturan yang baru itu, Himmler bahkan menggunakan haknya untuk mengatur per-nikahan anggotanya: Reichsführer SS dapat melarang seorang anggota SS untuk menikahi kekasihnya apabila calon pengantin wanita tidak bisa membuktikan dirinya memiliki garis keturunan Arya murni.

Semakin pentingnya arti SS, yang pada tahun 1930 telah memiliki 2.000 orang anggota, akhirnya menimbulkan konl ik dengan SA. Hal itu terjadi pada bulan Agustus 1930, ketika para pemimpin pasukan tempur di Berlin yang dipimpin oleh SA-Gruppenführer Walther Stannes (yang juga merupakan wakil pemimpin SA) menyampaikan tuntutan kepada Hitler agar mereka diberikan monopoli dalam pengamanan rapat-rapat akbar NSDAP, pembayaran atas jasa keamanan itu dan agar para komandan SA diizinkan untuk ikut menjadi kandidat partai dalam pemilihan anggota Reichstag. Hitler mengabaikan permintaan itu dan bahkan tidak mau menemui Stannes, yang membuat pasukan tempur merusak kantor NSDAP di Berlin dan menyerang beberapa anggota SS yang menjaganya. Setelah peristiwa itu, Hitler terpaksa memenuhi

Pasukan pengawal SS

menjaga Hitler saat

berpidato di Elbing, 5

November 1935. Hanya

anggota di tengah yang

mengenakan sulaman

kerah SS, sementara

sisanya kemungkinan masih

merupakan calon anggota.


14

WAFFENBRUDER

tuntutan Stannes. Konfrontasi lainnya pecah pada bulan April 1931, di mana anak buah Stannes sekali lagi menduduki markas besar partai di Berlin dan ruang editor Der Angrif , surat kabat partai. Kali ini Himmler mengirimkan anak buahnya di bawah SS-Gruppenführer Kurt Daluege. Dalam sebuah tawuran, SA berhasil mengalahkan SS, tetapi tidak se-mudah beberapa bulan sebelumnya. Di mata Hitler, peristiwa-peristiwa ini menjadi bukti lebih lanjut mengenai pengkhianatan SA dan penegasan akan kesetiaan SS. Dalam sebuah pidato di hadapan Reichswehr yang memuji kelompok kedua dalam menindas pemberontakan di Berlin, sang Führer menggunakan kata-kata yang mengesankan ”kehormatan anggota SS adalah kesetiaan” (”SS-Mann, deine Ehre heißt Treue”), sebuah kalimat yang kemudian menjadi moto resmi SS setelah tahun 1931.

Setelah peristiwa ini, perkembangan SS semakin meningkat. Ketika pada bulan Januari 1933 Hitler menjadi kanselir, barisan ”Pengawal Hitam” telah beranggotakan puluhan ribu orang. Sekalipun jumlah itu masih lebih kecil dibandingkan anak buah Röhm yang telah men-capai 300.000 orang, SS semakin dianggap penting, yang terlihat dari kebijakan Hitler untuk memercayakan keselamatan pribadinya di ta-ngan ”anak buah Himmler”. Pada tanggal 17 Maret 1933, sebuah unit pengawal pribadi baru dibentuk dengan sebutan SS-Stabswache di bawah salah satu kawan lamanya, Joseph ’Sepp’ Dietrich. Unit ini terdiri atas 120 orang sukarelawan terpilih yang sebelumnya telah bertugas dalam ’Stoßtrupp Adolf Hitler’. Beberapa bulan kemudian, dalam sebuah Rapat Umum Partai Nazi di Nürenberg, Hitler menamakan barisan pengawal tersebut menurut namanya sendiri—’Leibstandarte Adolf Hitler’ (Pengawal Adolf Hitler).

Bersamaan dengan pembentukan SS-Stabswache, unit-unit SS di tingkat lokal yang berkekuatan sebuah kompi ke bawah—yang mem-

SS-Gruppenführer

Daluege dan Reichsführer

SS Heinrich Himmler

mendampingi Ernst Röhm

menginspeksi barisan

SS di Berlin-Grunewald,

1933. Kesetiaan kepada

Hitler dan keinginan untuk

melepaskan organisasinya

dari kewenangan SA

membuat Himmler

menyediakan SS untuk

melikuidasi Röhm dan

kepemimpinan SA dalam

peristiwa ”Malam Pisau

Panjang.”


15


bawa senjata milik pribadi—memperoleh sta-tus Sonderkommando (detasemen khusus), se mentara formasi-formasi yang lebih besar di-namakan Politische Bereitschäfte (Regu Pemberi Tanda Bahaya Politik). Formasi-formasi ini dibentuk di Hamburg, Dresden, München, Ellwangen, Arolsen dan banyak kota lainnya, di mana mereka beroperasi sebagai regu-regu polisi bantu untuk mengintimidasi lawan-lawan politik Na zi—yang pada saat itu nyaris telah disingkirkan semuanya secara i sik. Sementara itu, sejumlah SS-Sonderkommando dikirim un tuk mem bangun dan mengoperasikan kamp-kamp bagi para tahanan politik, seperti di Papenburg dan Dachau. Diubah ke dalam

Pendahulu SS

’Leibstandarte Adolf

Hitler’: Anggota SS-

Stabswache di Sportpalast,

Berlin, 8 April 1933.

Sekalipun dianggap

sebagai sebuah unit

SSVT, ’Leibstandarte’

dikecualikan dalam

penomoran resimennya

dan kemudian menjadi

sebuah unit terpisah ketika

kebanyakan unit SSVT

dihimpun ke dalam Divisi

Verfügungstruppe.

SS-Wachverbände (Unit Penjaga), mereka menjadi dasar dari SS Totenkopfstandarten (Re simen Pimpinan Maut) yang kejam.

Pada tahun 1934, SA berulah lagi untuk merongrong kepemimpinan Hitler. Diprovokasi oleh Röhm, anggota SA menuntut sebuah ”revolusi kedua” guna menjadikan Jerman sebagai sebuah negara sosialis. Hal yang lebih genting adalah penentangan Röhm dan SA terhadap hak istimewa Reichswehr sebagai ”satu-satunya pemegang senjata”, sementara Hitler sangat membutuhkan dukungan tentara resmi untuk mendirikan ke-dik tatorannya maupun menjalankan ambisi teritorialnya sendiri di masa depan. Pihak SA juga berusaha menghambat perkembangan SS, yang benar-benar setia kepada Führer. Itulah alasan mengapa SA harus ”dihabisi secepat mungkin”.

Meyakini bahwa para pemimpin SA merencanakan suatu putsch, Hitler memutuskan untuk menyingkirkan lawan-lawannya di dalam Par tai Nazi. Dua kompi ’Leibstandarte’ bergerak ke Bavaria dan me-nahan Röhm berserta para pemimpin SA lainnya sementara anggota lain ’Leibstandarte’, Politische Bereitschaften, dan Totenkopfverbände ber tin dak sebagai regu tembak terhadap musuh-musuh politik Hitler di München, Berlin dan berbagai kota lainnya di Jerman. Pada tanggal 26 Juli, sebagai imbalan atas tindakannya yang terpuji selama peristiwa yang disebut ”Malam Pisau Panjang” itu, Hitler memberikan dan meningkatkan posisi SS men jadi sebuah organisasi independen dalam Partai Nazi. ’Leibstandarte’, Politische Bereitschaften, dan Totenkopfverbände telah membuktikan kepada Hitler bahwa mereka akan menghancurkan mu-suh-musuhnya, bahkan jika mereka merupakan bekas kawan-kawan


16

WAFFENBRUDER

po litiknya. Hitler sekarang melihat mereka sebagai dasar pembentukan pasukan keamanan dalam negeri yang dapat dipercaya untuk melindungi rezim Nazi dari musuh-musuh politiknya di masa damai dan mencegah terulangnya peng alaman tahun 1918, ”tusukan dari belakang”, pada masa perang.

INSPEKTION DER VERFÜGUNGSTRUPPE

Pada tanggal 16 Maret 1935, Hitler mengumumkan bahwa Jerman akan memperkenalkan kembali wajib militer, dengan maksud untuk membentuk Angkatan Darat yang terdiri atas 36 divisi dan menciptakan suatu Angkatan Udara yang terpisah, Luftwaf e. Atas bujukan Himmler, ia juga mengumumkan pembentukan SS Verfügungstruppe (Pasukan Khusus, atau SSVT). Unit SSVT dibentuk dari Politische Be reitschaften serta ’Leibstandarte’ dan sepenuhnya terdiri atas formasi-formasi militer bermotor, ditujukan untuk bertugas sebagai inti, yang bisa jadi, bagi se-buah divisi SS di masa depan.

Maklumat tersebut segera menyinggung para pemimpin Angkatan Darat Jerman, dan oposisi para jenderal menunda pembentukan serta upaya memperlengkapi divisi penuh SS pertama hingga tahun 1940. Dua bulan setelah maklumat Hitler, SSVT berkekuatan 8.459 orang, di mana 2.660 orang merupakan anggota ’Leibstandarte’, 759 orang ber-tugas di apa yang disebut sebagai SS-Junkerschule, sementara sisanya disusun ke dalam enam batalion dari Standarte SS ke-1 dan ke-2. Selain itu, terdapat pula 1.338 orang prajurit garnisun dan 2.241 orang penjaga di kamp-kamp konsentrasi.

Setelah Hitler berhasil diyakinkan dan SSVT mulai mengambil ben tuk sebagai sebuah realitas militer, adalah hal yang mendesak me-nyatukan unit-unit SSVT yang bertebaran dan kebanyakan tidak ter-latih agar menjadi sebuah ke kuatan tempur yang ei sien menurut con-toh Angkatan Darat. Pada mulanya, secara keseluruhan organisasi SS dikontrol oleh SS-Amt (Kantor SS), dan kemudian oleh SS-Hauptamt (Kantor Pusat SS, atau SS-HA), yang dibentuk pada tanggal 30 Juli 1935. Namun, tidak ada departemen dalam Kantor Pusat ini yang secara spesii k bertanggung jawab untuk mengawasi SSVT hingga pada tahun 1936 diputuskan untuk mendirikan Inspektion der Verfügungstruppe (Inspektorat SSVT). Jawatan ini merupakan sebuah bagian dari Kantor Pusat SS dan berkedudukan di Berlin.

Unit-unit bersenjata SS sendiri memerlukan perwira di semua ting-katan. Pada mulanya, mereka terutama terdiri atas anggota SS yang memiliki pengalaman memimpin di tingkat bawah dalam Angkatan

Seorang anggota SS-

Standarte 1 berjaga di

luar tugu peringatan

Feldherrnhalle di München,

1934. Ia masih mengenakan

topi baja model 1916

dengan tali pengikat yang

tidak lazim.


17


Darat Jerman atau Freikorps—orang-orang seperti Sepp Dietrich, se-orang bekas sersan mayor dalam Resimen Tank sekaligus bekas bintara polisi. Namun, untuk membentuk sebuah pasukan yang kredibel, diper-lukan suntikan bakat militer di tingkat yang lebih tinggi. Karena itu Himmler kemudian mulai merekrut para perwira senior.

Sosok paling penting di antara para perwira yang direkrut Himmler ini adalah Paul Hausser. Lahir pada tahun 1880 dari sebuah keluarga aristokrat Prusia, ia bergabung dengan Angkatan Darat Jerman sebagai seorang kadet pada tahun 1892. Setelah lulus dari akademi Lichterfelde dan menjadi seorang perwira infanteri pada tahun 1899, ia kemudian belajar di Kriegsakademie (Akademi Perang) Prusia dan dipilih untuk menjadi anggota Staf Umum—kelompok elite dalam Angkatan Darat Jerman. Diangkat menjadi seorang kapten tidak lama sebelum pecahnya Perang Dunia I, ia bertugas sebagai staf di sejumlah unit, termasuk sebagai staf pribadi Pangeran Rupprecht dari Bavaria. Ia mengakhiri perang sebagai seorang mayor, di mana ia sempat memimpin sebuah re simen infanteri dan unit pertahanan perbatasan perbatasan timur Jer-man. Bertugas dalam Reicshwehr pasca-perang, ia mencapai pangkat let nan jenderal sebelum dipensiunkan pada tahun 1934. Bergabung de ngan kelompok Stahlhelm sebagai seorang pemimpin daerahnya, ke -tika kelompok ini digabungkan ke dalam SA, Hausser dengan se nang hati menerima pangkat SA-Standartenführer ”cadangan”. Tidak la ma kemudian, saat Himmler mencari kandidat yang cocok untuk mengawasi pembentukan sebuah sistem pelatihan perwira bagi SS, Hausser dengan senang hati pula menyeberang ke SS, yang dilakukannya pada tanggal 15 November 1934. Ia menjadi anggota ke-239.795, sebuah nomor yang mencerminkan pertumbuhan pesat SS sejak tahun 1929.

SS-Brigadeführer Paul

Hausser mendengarkan

penjelasan komandan

sekolah saat menginspeksi

para kadet di SS-

Junkerschule Brunswick.


konflik bersejarah waffenbruder - s3.amazonaws.com · ski berwarna hitam dan lambang kepala...

Documents