konfigurasi dhcp

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah DHCP DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada tahun 1993, setelah melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi konfigurasi ke komputer. BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP, karena itu BOOTP bukan protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan oleh protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau sebaliknya. 1.2 Definisi DHCP DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server. Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan 1

Upload: zelvi

Post on 25-Jun-2015

4.981 views

Category:

Technology


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konfigurasi DHCP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada

tahun 1993, setelah melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi

konfigurasi ke komputer. BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol

pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP, karena itu BOOTP bukan

protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan oleh

protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau

sebaliknya.

1.2 Definisi DHCP

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara

otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya.

Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server,

sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client.

Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP

secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan

referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut

melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP

menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP

Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease)

nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari

daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default

gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak

dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung

pada jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut

dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka

nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat

1

Page 2: Konfigurasi DHCP

memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama

periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka

waktu disebut leased period.

1.3 Cara Kerja DHCP :

Gambar 1 Sistem Kerja DHCP

DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi

nomor IP. (Jika Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih

dari 1 maka proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-

sendiri) :

1. IP Least Request Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari

DHCP server).

2. IP Least Offer DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada

2 atau lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan

penawaran ke client tersebut.

3. IP Lease Selection Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama

diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui

peminjaman tersebut kepada DHCP Server

4. IP Lease Acknowledge DHCP Server yang menang memberikan jawaban

atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada

2

Page 3: Konfigurasi DHCP

Client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan

inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat

bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain

menarik tawarannya kembali.

1.4 Fungsi DHCP

Fungsi layanan DHCP adalah menberikan alamat IP secara terpusat pada

suatu subnet atau lebih. Dengan adanya layanan DHCP tidak diperlukan

konfigurasi alamat IP untuk setiap host secara khusus satu persatu. Pada

komputer klient perlu diset menjadi klient DHCP. Layanan DHCP tidak hanya

memberikan alamat IP pada masing – masing klient tapi juga mengatur

konfigurasi jaringan pada klient misalnya pengaturan defaul router, sever

DNS, server WINS, sever NIS, jadi dengan adanya DHCP pengaturan

komputer dapat terpusat.

1.5 Manfaat DHCP

1. DHCP memnungkinkan mengkonfigaurasi secara otomatis, sehingga dapat

sangat menyedarhanakan management jaringan.

2. DHCP dapat memberikan mekanisme bagi menagement lokal untuk

mayoritas client TCP/IP pada internetwork.contohnya parameter seperti

route default dapat dikonfigurasi secara tersentralisasi tanpa harus

mengunjungi tiap host dan melakukan perubahan secara manual.

3. Dengan DHCP satu server DHCP dapat melayani beberapa client pada

beberapa jalur dalam interwork

BAB II

DASAR TEORI

3

Page 4: Konfigurasi DHCP

1. Klik aplications, accessories, terminal

2. Setelah muncul terminal ketik “sudo su” untuk masuk ke root, lalu klik enter.

Masukkan password, lalu enter

3. Ketik “apt-get update” untuk meng-update DHCP3 Server

4. Tunggu hingga proses selesai

Gambar 2 Meng-update DHCP3

5. Setelah selesai meng-update DHCP3 Server, lalu ketik perintah “apt-get

install dhcp3-server” lalu enter untuk menginstal DHCP server

4

Page 5: Konfigurasi DHCP

Gambar 3 Penginstallan DHCP 3

6. Tunggu hingga proses selesai

Gambar 4 Proses Installasi DHCP 3

7. Untuk mengkonfigurasi DHCP3 Server gunakan perintah pertama “nano

/etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu ketik enter

5

Page 6: Konfigurasi DHCP

Gambar 5 Mengkonfigurasi DHCP 3

8. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu edit perintah

dengan menghilangkan tanda (#) hingga seperti gambar dibawah ini. Setelah

mengedit tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save

Gambar 6 Pengeditan file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”

9. Setelah itu gunakan perintah kedua “nano /etc/default/dhcp3-server”, lalu

ketik enter

6

Page 7: Konfigurasi DHCP

Gambar 7 Tampilan desktop “nano /etc/default/dhcp3-server”

10. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/default/dhcp3-server”, lalu edit

perintah seperti gambar dibawah ini. Tambahkan perintah eth0 diantara tanda

petik. Tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save

7

Page 8: Konfigurasi DHCP

Gambar 8 Pengeditan file “nano /etc/default/dhcp3-server”

11. Setelah mengkonfigurasi DHCP3 server, ketik perintah “/etc/init.d/dhcp3-

server restart”, untuk merestart DHCP. Seperti tampilan di bawah ini

8

Page 9: Konfigurasi DHCP

Gambar 9 Merestart DHCP3

12. Setelah anda melakukan konfigurasi DHCP pada server, langkah selanjutnya

adalah melakukan setting di komputer client. Langkah yang harus anda

lakukan adalah Pilih Network Connections, lalu pilih Local Area

Connections klik kanan lalu pilih propertaies.

Gambar 10 Network Connections

13. Lalu pilih Internet Protocol (TCP/IP). Pilih Properties untuk merubah IP

menjadi obtain.

Gambar 1.3 Local Area Connection Properties

9

Page 10: Konfigurasi DHCP

Gambar 11 Tampilan Internet Protocol

14. Lalu pilihlah obtain untuk mencari IP dari server. Lalu pilih OK.

Gambar 12 Internet Protocol (TCP/IP) Properties

15. Klik pada icon untuk melihat IP sudah terlihat atau belum.

16. Setelah itu muncul tampilan seperti di bawah ini

10

Page 11: Konfigurasi DHCP

Gambar 13 Local Area Connections Status

17. Pada Local Area Connection Status pilihlah Support untuk melihat IP sudah

masuk atau belum

Gambar 14 Local Area Connections Status (Support)

18. Setelah konfigurasi pada client selesai, ketik perintah “nano

/etc/dhcp3/dhcpd.conf”, untuk melakukan filtering.

11

Page 12: Konfigurasi DHCP

Gambar 15 Tampilan file proses filtering

19. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu edit perintah

dengan menghilangkan tanda pagar (#) hingga seperti gambar dibawah ini.

Setelah selesai mengedit tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save

Gambar 16 Pengeditan file filtering

12

Page 13: Konfigurasi DHCP

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan melakukan konfigurasi DHCP, kami dapat mengambil kesimpulan

diantaranya:

Menurut kami, DHCP memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan:

DHCP dapat memudahkan kita dalam mengkonfigurasikan IP Client

secara otomatis yang diberikan oleh DHCP Server.

Dengan DHCP kita tidak perlu melakukan pengisian IP pada client

secara manual.

Dengan DHCP pengaturan komputer dapat terpusat.

Kekurangan :

Adanya batas waktu yang ditentukan oleh DHCP dalam pemberian

waktu penggunaan IP yang telah diberikan oleh server

Jarak jangkauan akan berpengaruh pada sinyal yang ditangkap, semakin

jauh, sinyal akan kurang baik.

Jika server mati, semua komputer client akan mati.

3.2 Kesan dan pesan

a. Kesan selama melakukan konfigurasi DHCP yaitu :

Kami mengetahui cara pengisian IP secara otomatis

Kami mengetahui cara konfigurasi DHCP pada sistem operasi

LINUX.

b. Pesan dari kami selaku siswa yaitu :

Para guru agar selalu membimbing para siswa dalam mengkonfigurasi

DHCP dengan baik dan benar.

13

Page 14: Konfigurasi DHCP

Pihak guru juga harus selalu memberikan pelajaran terhadap siswa

yang belum mengerti tentang materi yang diberikan .

14