perancangan dan implementasi load balancing dua jaringan ......zeroshell diinstal pada virtual...
TRANSCRIPT
8
1. Pendahuluan
SMAN 1 Bergas merupakan suatu instansi pendidikan yang memiliki
sebuah jaringan internet yang digunakan untuk kepentingan sekolah (kebutuhan
administrasi) dan kegiatan belajar mengajar (KBM). Kestabilan dan kehandalan
jaringan internet yang sering terputus menjadi suatu kendala yang mengganggu
pelaksanaan KBM dan administrasi. Noise dari radiasi matahari dan perangkat
buatan manusia menyebabkan kerusakan pada sinyal informasi nirkabel. Pada
kasus ini disebabkan oleh tower antena ISP terletak di dekat SUTET. [1].
Penelitian ini akan merancang dan mengimplementasikan load balancing
dan failover antara 1 ISP yang telah digunakan oleh pihak sekolah dengan 1 buah
modem 3G UMTS/ HSDPA yang akan dibangun dengan menggunakan Zeroshell.
Penelitian ini bertujuan untuk mensinergikan dua jaringan internet dan
menyeimbangkan load, sehingga menghasilkan koneksi internet yang stabil dan
dapat melakukan back up jaringan apabila salah satu koneksi terputus.
2. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu tentang Load balancing dan Failover Dua Modem 3G
Menggunakan Zeroshell di PT. Sarana Pesona Bumi Wisata bertujuan untuk
membangun sebuah sistem yang diharapkan bisa membantu layanan internet di
PT. Sarana Pesona Bumi Wisata dengan memanfaatkan dua modem 3G yang ada.
Gambar 1 Topologi jaringan load balancing PT. Sarana Pesona Bumi Wisata [2]
Jaringan pada Gambar 1 dibangun dengan menggunakan media kabel.
Zeroshell diinstal pada virtual machine, kemudian dilakukan konfigurasi profile,
koneksi modem, router, DHCP server, load balancing dan failover, dan
balancing rules.
Perbandingan antara sistem sebelum menggunakan load balancing dengan
sistem sesudah menggunakan load balancing dilakukan untuk mengetahui
pengaruh load balancing terhadap tingkat kestabilan yang terjadi pada jaringan
internet. Perbandingan tersebut dilakukan dengan cara menggunakan
speedtest.net.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa sistem load balancing dibuat
untuk mengoptimalkan bandwidth dua modem, sehingga mencapai koneksi
internet yang lebih stabil dalam ketersediaan konektivitas internet. Failover
9
digunakan untuk menjaga koneksi internet ketika salah satu gateway fault/ down.
Zeroshell ketika diinstall pada virtual machine menyebabkan kemampuannya
menjadi kurang maksimal, masih banyak bug, ketika akan melakukan koneksi
pertama kali sering terjadi kegagalan koneksi ke internet. Tujuan load balancing
dan failover dua modem tercapai, yaitu koneksi internet di PT. Sarana Pesona
Bumi Wisata menjadi lebih stabil [2].
Penelitian terdahulu yaitu mengenai Perancangan dan Implementasi
Sistem Jaringan Load Balancing dengan Metode Weight Round-Robin Allocation
bertujuan merancang dan mengimplementasikan sistem jaringan load balancing
dengan menggunakan metode weight round robin allocation. Penelitian yang
berupa simulasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan traffic jaringan
sebelumnya dengan traffic jaringan sesudah dilakukan load balancing.
Monitoring traffic dilakukan pada dua jaringan berbeda dengan menggunakan
website pendeteksi alamat IP (www.ip-adress.com). Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa router FreeBSD mampu membagi beban di dua jalur atau
gateway yang berbeda pada waktu yang sama. Sistem load balance dapat
mengoptimalisasikan koneksi internet dan juga dapat difungsikan sebagai backup
atau failover[3].
Load balancing atau penyeimbang beban dalam jaringan sangat penting
bila skala dalam jaringan komputer semakin besar, demikian juga traffic data yang
ada dalam jaringan komputer semakin lama semakin tinggi. Layanan load
balancing memungkinkan pengaksesan sumber daya dalam jaringan
didistribusikan ke beberapa host lainnya agar tidak terpusat, sehingga untuk
kinerja jaringan komputer secara keseluruhan bisa stabil.
Ketika sebuah server sedang diakses oleh pengguna, maka server tersebut
sedang terbebani karena harus melayani proses permintaan dari pengguna.
Semakin banyak pengguna yang mengakses server menyebabkan proses yang
dilakukan oleh server tersebut semakin banyak. Sesi-sesi layanan komunikasi
diminta oleh host, kemudian serverakan melayani permintaan servis dari host
tersebut. Apabila satu server saja terbebani lebih, maka server tersebut tidak bisa
melayani banyak pengguna karena kemampuan melakukan processing ada
batasnya. Solusi yang paling ideal adalah membagi-bagi beban yang datang ke
beberapa server, sehingga yang melayani pengguna tidak hanya terpusat pada satu
perangkat saja. Teknik ini disebut teknik load balancing.[4]
Beban traffic jaringan yang besar dapat dipisahkan secara paralel ke dalam
jalur berbeda sehingga menciptakan peningkatan bandwidth yang lebih besar dan
optimal.[5]
Load balancing akan menyeimbangkan permintaan akses internet secara
otomatis berdasarkan berat (bobot nilai) dari masing-masing gateway. Failover
merupakan backup koneksi yang siap untuk beroperasi apabila salah satu gateway
terputus. [6]
Algoritma Weight Round Robin Allocation yaitu algoritma yang didasari
oleh algoritma Round-Robin Scheduling. Algoritma ini berfungsi untuk
mengarahkan beban (load) yang lebih besar ke real server yang mempunyai
kemampuan untuk melayani lebih banyak request. Algoritma Weight Round
Robin Allocation adalah sebuah algoritma penjadwalan yang dapat diterapkan
10
dalam berbagai bidang, untuk pemakaian sumber daya secara bersama-sama pada
sebuah komputer atau suatu jaringan. Algoritma ini dieksekusi pada permulaan
dari setiap frame. Pada permulaan frame, Algoritma Weight Round Robin
Allocation menentukan alokasi bandwidth antara client berdasarkan besar paket
data yang di-request.Bagian kritis dari skema Algoritma Weight Round Robin
Allocation yaitu menentukan bobot dari setiap client. Bobot tersebut ditentukan
untuk menentukan prioritas relative dan kebutuhan QoS dari client. Parameter
yang menjadi acuan untuk menggambarkan kebutuhan QoS dari setiap client yaitu
minimum reseved traffic rate (MRTR) [3].
Multiplexer adalah rangkaian yang memiliki banyak masukan tetapi hanya
satu keluaran. Multiplexer biasa disebut MUX atau MPX. Sinyal kendali
digunakan untuk mengatur bagian mana atau alamat (address) mana yang
diaktifkan atau dipilih. Piranti multiplexer disebut juga pemilih data (data
selector) adalah sebuah rangkaian logika yang menerima beberapa masukan data
dan hanya satu diantaranya yang dilewatkan ke keluaran pada satu waktu [7].
Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator
merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa
(carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang
memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa
yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik [2].
Router adalah perangkat jaringan komputer yang mengirimkan paket antar
jaringan, sehingga host yang ada bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan
lain melalui sebuah proses yang disebut routing. Router memilih koneksi
berikutnya yang paling bagus untuk mengirim paket agar mendekati destinasi.
Router menggunakan internet protocol (IP) packet headers dan routing table,
seperti halnya protokol internal untuk menentukan jalur yang paling bagus untuk
masing-masing paket. Router mengimplementasikan protokol Network Address
Translation (NAT) yang memampukan berbagai perangkat jaringan untuk
berbagi-pakai sebuah alamat IP yang disediakan oleh Internet Service Provider
(ISP). Router juga mengimplementasikan Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) untuk semua perangkat. DHCP menempatkan alamat IP private pada
perangkat-perangkat [1].
Zeroshell merupakan distro Linux untuk server dan perangkat embedded
yang ditujukan untuk memberikan layanan jaringan utama yang membutuhkan
LAN [8].
3. Metode Penelitian
Metode yang pertama kali digunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah metode pengumpulan data. Data-data yang ada dikumpulkan melalui
observasi yang berupa wawancara dan pengamatan langsung ke lapangan, studi
literatur yang berupa pengamatan pada penelitian sejenis yang telah dilakukan,
kemudian dapat dijadikan referensi dan pembanding.
Metode selanjutnya yaitu metode pengembangan sistem yang terdiri dari
beberapa tahapan diantaranya analisis, desain dan implementasi. Tahap analisis
11
merupakan tahapan awal untuk menganalisa kebutuhan, analisis permasalahan
yang terjadi, analisis keinginan user, dan analisis sistem sebelumnya. Perancangan
dapat di lakukan setelah menganalisa sistem sebelumnya. Sistem server yang
dipakai saat ini ialah Mikrotik 3.20, pada mulanya menggunakan versi
routerboard kemudian diganti versi PC dan beralih lagi ke versi routernoard.
Gambaran topologi jaringan pada sistem sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Contoh Topologi Jaringan Sebelumnya
Berdasarkan Gambar 2 jaringan internet hanya menggunakan 1 ISP yang
langsung terhubung ke router. Berdasarkan pada topologi tersebut router bertugas
untuk mengatur jalannya paket data. Router terhubung juga dengan switch hub
yang diteruskan lagi pada wireless media. Switch hub digunakan untuk
menjangkau ruang-ruang laboratorium komputer yang terhubung menggunakan
kabel UTP. Kestabilan dan kehandalan jaringan internet yang sering terputus
menjadi suatu kendala yang mengganggu pelaksanaan KBM dan administrasi.
Berdasarkan pada analisa yang telah dilakukan, maka dibangunlah sebuah
sistem load balancing dan failover dengan menggunakan Zeroshell. Design
topologi jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.
12
Gambar 3 Rancangan Topologi Jaringan Sistem Load Balancing
Pada Gambar 3 load balancer menggunakan PC router dengan sistem operasi
Zeroshell sehingga dapat dibangun perancangan yang murah. Zeroshell digunakan
karena dapat dipakai secara cuma-cuma dan memiliki stabilitas yang baik.
Zeroshell juga telah menyediakan fitur-fitur yang dibutuhkan dalam perancangan
load balancing. Zeroshell juga mampu menampung lebih dari 2 gateway untuk di-
load balancing-kan dengan menggunakan switch hub sebagai penghubung antara
gateway dengan Zeroshell tanpa menggunakan lan card tambahan. Alamat IP
yang dikonfigurasikan dalam perancangan sistem load balancing ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Tabel Alamat IP
Network Interfaces IP Address
Eth00 192.168.0.75
Eth01 192.168.1.2
Tabel 1 menunjukkan alamat IP pada interface Eth00 dan Eth01. Eth00
merupakan interface yang menghubungkan dari server ke client, sedangkan Eth01
merupakan interface yang menghubungkan dari server ke ISP. Modem 3G
UMTS/ HSDPA akan dikenali melalui interface ppp0.
Perancangan sistem jaringan diintegrasikan dengan menggunakan 2
layanan jaringan internet (datautama.net dan modem 3G UMTS/ HSDPA 3). Load
balancer dirancang untuk mengatur traffic jaringan antara 2 buah jaringan.
Pengelolaan traffic menggunakan metode weight round robin, kemudian traffic
tersebut akan di-load balancing-kan antara 2 jaringan internet.
Hardware yang akan digunakan yaitu sebuah komputer berspesifikasi
minimum. Spesifikasi minimum untuk kebutuhan hardware yang disarankan untuk
13
menjalankan aplikasi untuk membangun sebuah sistem jaringan load balancing
adalah sebagai berikut:
1 komputer yang di gunakan sebagai router dengan spesifikasi sebagai
berikut:
a. Intel Pentium III, 651 MHz
a. 2 pci Ethernet card
b. Memory: 122456 kB
2 buah laptop sebagai client yang digunakan untuk uji coba
Kabel UTP
Access Point
Switch
Modem 3G UMTS/ HSDPA
Perangkat lunak dibutuhkan pada proses pengujian sistem. Analisis
kebutuhan sistem dibutuhkan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari
sistem agar nantinya dapat dilakukan perbaikan dan pengembangannya. Perangkat
lunak yang dibutuhkan dalam perancangan ini antara lain:
Sistem operasi Zeroshell, sebagai sistem operasi yang digunakan sebagai
router.
Mozilla Firefox sebagai browser yang digunakan dalam uji coba load
balancing.
Internet Download Manager, sebagai software penguji.
Implementasi sistem menggunakan model prototype, merupakan suatu
teknik untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai kebutuhan-kebutuhan
informasi pengguna secara cepat. Dengan metode prototyping ini pengembang
dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Secara
lengkap, alur model prototype dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Prototype Model (Pressman, 1997) [9].
Gambar 4 merupakan tahapan umum pada model prototype. Penjelasan
mengenai tahapan umum tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Listen to Costumer
Tahap ini merupakan tahapan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
di lapangan. Berdasarkan pengamatan, SMAN 1 Bergas menggunakan 1 buah
ISP dengan bandwidth up to 256 kbps untuk guru dan 56 kbps untuk siswa.
Koneksi internet digunakan untuk kebutuhan administrasi, antara lain dapat
dilihat pada Tabel 2.
14
Tabel 2 Daftar Kebutuhan Administrasi
Kebutuhan Administrasi Alamat Web
Uji Kompetensi Guru http://www.ujikompetensiguru.com
Sertifikasi guru http://sergur.kemdiknas.go.id
Dapodik http://116.66.201.163:8083/info.php
Paket aplikasi sekolah TI dan
BOS
http://www. pastibos.com
Pelatihan, diklat dan sertifikasi http://www.lpmpjateng.go.id
BPTIKP http://www. pdkjateng.go.id
Kemdiknas http://www.kemdiknas.go.id
Koneksi internet juga digunakan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar,
diantaranya pada saat mata pelajaran membuat blog, browsing materi sekolah
dan pemanfaata fasilitas e-learning (http://sman1bergas.edmodo.com).
Keadaan jaringan yang tidak stabil dan sering terputus menyebabkan SMAN 1
Bergas menambahkan daya untuk memperkuat sinyal dengan harapan kondisi
jaringan menjadi stabil dan tidak mudah terputus. Hasil analisa pengamatan
yang diperoleh, maka dibutuhkan load balancing dengan menggunakan
jaringan internet yang telah tersedia, yakni 1 ISP dan 1 modem 3G UMTS/
HSDPA.
2. Build / Reverse Mock-Up
Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pembuatan server yang
berfungsi sebagai router. Tahapan ini berfokus pada kebutuhan umum yang
diketahui pada tahap pertama dan pemanfaatan sumber daya yang ada.
Konfigurasi net balancer dilakukan pada Zeroshell. Tahapan ini menghasilkan
prototype 1.
3. Customer Test-Drives Mock-Up
Pada tahap ini dilakukan uji coba dan evaluasi prototype 1 oleh pengguna.
Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna, apakah
sistem yang dijalankan telah berjalan sesuai dengan kebutuhan, selain itu
evaluasi sistem juga dilakukan untuk mengenali kelemahan dari sistem yang
sudah ada, kemudian dari kelemahan tersebut dicari solusi untuk mengatasi
masalah yang ada. Evaluasi dilakukan dengan cara menggunakan internet yang
telah di-load balancing-kan, misalnya dengan cara mengunduh data dari suatu
website, atau menggunakan internet pada waktu yang bersamaan oleh beberapa
pengguna, kemudian kecepatan yang dicapai dan kecepatan mengunduh setelah
dilakukan load balancing dibandingkan dengan kecepatan yang dicapai
sebelum jaringan internet di-load balancing-kan. Jika hasil evaluasi belum
sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka dilakukan proses perbaikan dimulai
dari tahapan awal dan dilanjutkan ke tahap berikutnya [9].
Penyimpulan hasil penelitian dilakukan untuk masing-masing proses yang
ada dalam sistem load balancing, bagaimana load balancing dapat bekerja secara
optimal dengan menggunakan metode yang ada.
15
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Kondisi Traffic Bandwidth Sebelumnya
Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian yaitu mengetahui traffic
bandwidth sebelum dilakukan proses load balancing. Monitoring traffic dilakukan
pada jalur gateway datautama.net. Pada Gambar 5 bisa dilihat bahwa kondisi
bandwidth pada ISP point-to-point menunjukkan ketidakstabilan.
Gambar 5 Traffic Bandwidth Sebelumnya
Gambar 6 Uji Koneksi Melalui Ping
Pada Gambar 6 ialah uji koneksi dengan melakukan ping pada
www.google.com dan hasil yang diperoleh dari uji koneksi tersebut adalah traffic
16
jaringan yang tidak stabil, dapat dilihat dari request time out yang sering terjadi.
Koneksi internet yang kurang stabil juga dapat dilihat dari diagram ketersediaan
jaringan pada Gambar 7.
Gambar 7 Diagram Ketersediaan Jaringan
Gambar 7 merupakan diagram yang menunjukkan total uptime dan
downtime selama penelitian dalam waktu 3 hari, dimulai dari jam 08.00 – 13.00
WIB. Diagram tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi downtime sebesar 18%
dalam kurun waktu 3 hari. Penelitian tersebut dilakukan dengan monitoring
menggunakan PRTG network monitor.
4.2 Implementasi Sistem
Berdasarkan kegiatan pada tahap implementasi dihasilkan sebuah sistem
load balancing dan failover pada Zeroshell RouterOS. Sistem tersebut akan
menyeimbangkan permintaan akses internet secara otomatis berdasarkan beban
(bobot nilai) dari masing-masing gateway dan melakukan back up jaringan
apabila salah satu koneksi terputus.
Gambar 8 Login Zeroshell
Load balancing dibangun dengan melakukan konfigurasi-konfigurasi,
untuk melakukan konfigurasi tersebut maka Zeroshell dapat diakses melalui web
interface dengan mengetikkan IP Zeroshell yaitu 192.168.0.75 pada web browser
komputer client. 192.168.0.75 merupakan IP default Zeroshell. Login pertama kali
pada Zeroshell menggunakan username: admin dan password: Zeroshell, seperti
terlihat pada Gambar 8. Tahapan yang perlu dilakukan dalam konfigurasi load
Downtime 18%
Uptime 82%
Uptime & Downtime
17
balancing antara lain pembuatan dan pengaktifan profile, konfigurasi alamat IP,
konfigurasi modem 3G UMTS/ HSDPA, pengaktifan NAT, konfigurasi DHCP,
konfigurasi gateway, konfigurasi net balancer dan konfigurasi failover. Setelah
tahap konfigurasi, selanjutnya dilakukan pengujian load balancing dengan
menggunakan Internet Download Manager dan analisis pada Log Viewer yang
terdapat dalam Zeroshell.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Internet Download Manager
dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata kecepatan download data setelah
dilakukan implementasi load balancing. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan
melalui pengamatan pada kecepatan download file berkapasitas kurang lebih 360
MB tanpa menggunakan load balancing (hanya ISP Datautama.net) dan dengan
menggunakan load balancing kedua gateway (ISP Datautama.net dan modem 3G
UMTS/ HSDPA). Pengamatan dilakukan selama satu minggu dimulai dari tanggal
21-27 November 2013. Pada Gambar 9 merupakan printscreen dari salah satu
hasil pengamatan ketika menggunakan load balancing dan pada Gambar 10
merupakan printscreen ketika hanya menggunakan ISP Datautama.net.
Gambar 9 Kecepatan Download dengan load balancing
18
Gambar 10 Kecepatan Download Tanpa Load Balancing (ISP Point-to-point)
ISP point-to-point berjenis dedicated line berkapasitas 2MB dan modem
3G yang digunakan berjenis up to, maka kecepatan yang diperoleh tidak selalu
sama, tergantung pada traffic jaringan saat itu.
Tabel 3 Rata-rata Kecepatan Download dengan Menggunakan Load Balancing dan Tanpa Load
Balancing
Cara/ Jam 08.00 - 09.00 10.30 - 11.30 13.00 -
14.00
Load
Balancing
85.0225 91.574 77.7815
Tanpa load
balancing
63.9535 64.64516667 64.50766667
Tabel 3 merupakan rata-rata yang diperoleh dari perhitungan seluruh data
kecepatan download yang telah dikumpulkan selama 1 minggu. Berdasarkan
Tabel 3 diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan load balancing proses
download data lebih cepat daripada tanpa menggunakan load balancing.
Pengujian selanjutnya yakni dengan mengamati pada net balancer statistic
dan log viewer. Tujuan dari pengamatan pada net balancer statistic adalah untuk
mengetahui status dan rata-rata dari uptime, beban, traffic dan koneksi dari jalur
yang digunakan, seperti dapat dilihat pada Gambar 11.
19
Gambar 11 Net Balancer Statistic
Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa ada dua gateway yang aktif dengan
beban yang sama, namun traffic yang ditunjukkan berbeda. Uptime merupakan
penunjuk lamanya waktu pelayanan yang diberikan. Beban yang sama dengan
nilai 1 pada kedua gateway bekerja berdasarkan pada jalur yang diprioritaskan.
ISP1 merupakan jalur yang diprioritaskan karena terletak pada urutan pertama
meskipun beban yang diberikan sama dengan beban pada data3, yaitu 1. Pada
Gambar 11 dapat dilihat urutan gateway yang pertama adalah ISP1 (192.168.1.1),
maka ISP1 merupakan gateway yang diprioritaskan, namun kedua gateway tetap
bekerja karena keduanya memiliki traffic yang bekerja pada saat yang sama.
Permintaan yang berasal dari LAN didistribusikan oleh net balancer dengan
aturan weight round robin, jika pada suatu titik waktu tertentu hanya ada satu
pengguna LAN maka hanya akan dibuat satu koneksi TCP (contoh: hanya
menjalankan satu download dari web), traffic-nya akan mmengalir dari satu
gateway, sehingga tidak akan mendapat manfaat dari load balancing. Sebaliknya
jika LAN penuh sesak dengan pengguna, maka setiap permintaan dari LAN
menuju WAN pada waktu yang sama, secara keseluruhan, hubungan mereka akan
memiliki akses ke bandwidth yang lebih tinggi, sama dengan jumlah dari
bandwidth akses tunggal. Optimalisasi kinerja terjadi ketika traffic pada ISP1
penuh maka secara otomatis beban dialihkan ke gateway 2 yaitu 3data. Weight
value merupakan keseluruhan angka yang menunjukkan bobot dari link, fungsinya
jika net balancer diatur ke load balancing dan failover maka permintaan keluar ke
internet diurutkan secara proporsional, berdasarkan nilai weight-nya. Gateway
yang lebih tinggi maka akan lebih tinggi juga probabilitas untuk dilayani, jika
semua link memiliki kapasitas yang sama (bobot nilai sama dengan 1) untuk
semua gateway, maka permintaan akan diurutkan secara seragam berdasarkan
urutan link. Pengamatan dengan menggunakan log viewer bertujuan untuk
mengetahui perpindahan jalur internet yang digunakan, seperti dapat dilihat pada
Gambar 12. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa jalur internet secara otomatis
akan berpindah dari Eth01 ke ppp0 ketika interface Eth01 terputus, namun akan
kembali lagi ke Eth01 ketika Eth01 kembali berjalan normal. Berdasarkan
20
pengamatan pada log viewer maka dapat diketahui pula bahwa fungsi failover
telah berjalan.
Gambar 12 Log Viewer Failover
5. Simpulan
Berdasarkan dari tahap analisis, konfigurasi dan pengujian yang telah dilakukan
maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan bahwa:
1. Bandwidth pada kondisi jaringan sebelumnya tidak stabil, maka belum
bisa mencukupi beberapa kebutuhan akan internet di SMAN 1 Bergas,
sehingga dibutuhkanlah backup jaringan internet.
2. Konfigurasi load balancing dengan menggunakan zeroshell bisa dibilang
mudah dan praktis, kinerja yang dihasilkan pun berjalan optimal.
3. Load balancing berjalan sesuai dengan beban jaringan yang telah
ditentukan pada tahap konfigurasi.
4. Load balancing bekerja optimal melalui pembagian beban yang terjadi
ketika gateway utama penuh, maka beban dialihkan ke gateway 2.
5. Fungsi Failover sebagai backup berjalan secara otomatis ketika salah satu
jaringan terputus.
6. Koneksi internet berjalan lebih stabil dengan 2 jalur internet yang ada.
7. Untuk menjaga koneksi 2 jalur internet, maka SMAN 1 Bergas perlu
memastikan bahwa Zeroshell dalam keadaan menyala dan pulsa pada
modem 3G UMTS/ HSDPA tetap terisi.
21
6. Daftar Pustaka
[1] Geier, Jim. 2005. Wireless Network First-Step. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[2] Hidayat, Arief., Risanta, Heri. 2011. Load Balancing dan Failover Dua
Modem 3G Menggunakan Zeroshell di PT. Sarana Pesona Bima Wisata.
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM:
Yogyakarta.
[3] Putra, Putu Eka Raditya. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem
Jaringan Load Balancing dengan Metode Weight Round-Robin
Allocation. Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga.
[4] Rijayana, Iwan. 2005. Teknologi Load Balancing Untuk Mengatasi Beban
Server. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI
2005): Yogyakarta.
[5] Putra, Wijaya Kumala. 2008. Analisis dan Perancangan Routing Jaringan
WAN pada INHERENT di Universitas Kristen Satya Wacana. Universitas
Kristen Satya Wacana: Salatiga.
[6] Nuryadin. 2012. Multiple Koneksi Internet (Multi-WAN) dengan Load
Balance - Traffic dan Management Failover. http://artfiles.org/zeroshell.
org/load-balancing-failover-indonesian.pdf. Diakses tanggal 15 April
2013.
[7] Widjanarka, Wijaya. 2006. Teknik Digital. Jakarta: Erlangga
[8] Ricciardi, Fulvio. 2005. Firewall Router. http://zeroshell.org. Diakses
tanggal 4 januari 2013.
[9] Presman, Roger. 1997. Software Engineering A Practitioner’s Approach,
McGraw-Hill Inc.