kondisi perekonomian kabupaten nunukan

17
Kondisi Perekonomian Kabupaten Nunukan arifuddinali / 14 Desember 2013 Rate This Kebijakan desentralisasi pemerintah pusat melalui Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, ikut memacu pergerakan ekonomi daerah kearah kondisi pertumbuhan dan pemerataan perekonomian yang semakin baik yang mendukung tercapainya pembangunan wilayah dan masyarakat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan dari berbagai aktifitas ekonomi suatu wilayah (BPS Kabupaten Nunukan Tahun 2005). Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola 4 faktor produksi yaitu sumberdaya alam, sumberdaya

Upload: nhor-ainhyjaeshin

Post on 09-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perekonomian Kabupaten Nunukan

TRANSCRIPT

Kondisi Perekonomian Kabupaten Nunukanarifuddinali / 14 Desember 2013 Rate ThisKebijakan desentralisasi pemerintah pusat melalui Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, ikut memacu pergerakan ekonomi daerah kearah kondisi pertumbuhan dan pemerataan perekonomian yang semakin baik yang mendukung tercapainya pembangunan wilayah dan masyarakat.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan dari berbagai aktifitas ekonomi suatu wilayah (BPS Kabupaten Nunukan Tahun 2005). Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola 4 faktor produksi yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya modal (kapital) dan manajemen. Sehingga, nilai PDRB menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan dalam kurun waktu tertentu.Perkembangan PDRB mulai tahun 2000 s/d 2005 cenderung mengalami fluktuasi. Hal ini merupakan dampak dari perkembangan produksi barang dan jasa dari 9 sektor penyusun PDRB. Pertumbuhan PDRB dengan migas baik berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku sangat besar dibandingkan tanpa migas. Hal ini mengindikasikan hasil produksi migas beserta produksi turunan lainnya memiliki nilai yang sangat tinggi, walaupun biaya ekplorasi maupun ekploitasinya juga membutuhkan investasi yang mahal namun hal ini dapat tertutupi oleh nilai produksi sehingga mampu menghasilkan profit yang tinggi.Perkembangan nilai PDRB Kabupaten Nunukan 2000 s/d 2005 (jutaan rupiah) disajikan sebagai berikut.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten NunukanTahun 2000 s/d 2005 (dalam jutaan rupiah)Tahun 2000Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 637.676 Tanpa Migas 432.194Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 637.676 Tanpa Migas 432.194Tahun 2001Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 904.881 Tanpa Migas 552.770Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 855.532 Tanpa Migas 508.464Tahun 2002Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 1.019.135 Tanpa Migas 635.770Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 935.858 Tanpa Migas 559.687Tahun 2003Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 1.124.931 Tanpa Migas 698.130Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 991.752 Tanpa Migas 597.835Tahun 2004Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 1.284.077 Tanpa Migas 804.897Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 1.082.855 Tanpa Migas 675.652Tahun 2005Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas 2.102.176 Tanpa Migas 1.024.653Atas Dasar Harga Konstan Dengan Migas 1.183.680 Tanpa Migas 782.878Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan indikator PDRB harga konstan baik berdasarkan perhitungan migas maupun tanpa migas periode tahun 2000 s/d 2005 berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun dari tahun 2002 s/d 2004. Pertumbuhan maksimal dengan migas dan tanpa migas berturut-turut sebesar 34,16% dan 17,65%, terjadi pada tahun 2001. Pertumbuhan minimal terjadi pada tahun 2004 berturut-turut 9,19% dan 13,02%. Pertumbuhan dengan migas pada tahun 2004 relatif kecil dibandingkan tanpa migas. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor migas di kabupaten Nunukan belum berkembang dengan baik sehingga kontribusinya dalam pembentukan struktur perekonomian regional (PDRB) relatif kecil dibandingkan sektor-sektor non migas lainnya yang menunjukkan perkembangan yang lebih baik (dihitung dari data PDRB non migas).Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Nunukan Tahun 2000 2005 Tahun 2000 Dengan Migas 15,93 Tanpa Migas 9,25 Tahun 2001 Dengan Migas 34,16 Tanpa Migas 17,65 Tahun 2002 Dengan Migas 9,39 Tanpa Migas 10.07 Tahun 2003 Dengan Migas 5,97 Tanpa Migas 6,82 Tahun 2004 Dengan Migas 9,19 Tanpa Migas 13,02 Tahun 2005 Dengan Migas 9,31 Tanpa Migas 15,87Struktur perekonomian daerah masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi sektor ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, kontribusi yang diberikan dalam pembentukan nilai total PDRB berdasarkan harga konstan sebesar 62,44% atau senilai Rp. 1.312,63 miliar. Peringkat kedua disusul oleh sektor pertanian sebesar 20,88% atau senilai Rp. 438,86 miliar. Peringkat terakhir ditempati oleh sektor industri pengolahan sebesar 0,03%. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri pengolahan mengalami perkembangan yang stagnan atau tetap, relatif tidak mengalami kenaikan yang signifikan terhadap perkembangan total PDRB, dimana tahun pertumbuhan rata-ratanya hanya sebesar 0,03% pada periode 2000 2005.Struktur Perekonomian Kabupaten Nunukan 2002-2005 (%)Tahun 2002Sektor Pertanian : 38,25Pertambangan dan penggalian : 38,49Industri pengolahan : 0,03Listrik, gas dan air minum : 0,53Bangunan : 5,72Perdagangan, hotel dan restoran : 9,65Angkutan dan komunikasi : 2,23Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan : 0,18Jasa-jasa : 4,91TOTAL : 100,00Tahun 2003Sektor Pertanian : 37,08Pertambangan dan penggalian : 38,85Industri pengolahan : 0,04Listrik, gas dan air minum : 0,6Bangunan : 6,77Perdagangan, hotel dan restoran : 9,37Angkutan dan komunikasi : 2,3Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan : 0,17Jasa-jasa : 4,82TOTAL : 100,00Tahun 2004Sektor Pertanian : 33,22Pertambangan dan penggalian : 42,93Industri pengolahan : 0,04Listrik, gas dan air minum : 0,65Bangunan : 6,27Perdagangan, hotel dan restoran : 9,82Angkutan dan komunikasi : 2,33Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan : 0,16Jasa-jasa : 4,58TOTAL : 100,00Tahun 2005Sektor Pertanian : 20,88Pertambangan dan penggalian : 62,44Industri pengolahan : 0,03Listrik, gas dan air minum : 0,45Bangunan : 3,92Perdagangan, hotel dan restoran : 7,52Angkutan dan komunikasi : 1,67Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan : 0,11Jasa-jasa : 2,98TOTAL : 100,00Sektor PertanianTahun 2002 - 38,25%Tahun 2003 37,08Tahun 2004 33,22Tahun 2005 20,88Rata-Rata 32,36Pertambangan dan penggalianTahun 2002 - 38,49Tahun 2003 38,85Tahun 2004 42,93Tahun 2005 62,44Rata-Rata 45,68Industri pengolahanTahun 2002 - 0,03Tahun 2003 0,04Tahun 2004 0,04Tahun 2005 0,03Rata-Rata 0,04Listrik, gas dan air minumTahun 2002 - 0,53Tahun 2003 0,6Tahun 2004 0,65Tahun 2005 0,45Rata-Rata 0,56BangunanTahun 2002 - 5,72Tahun 2003 6,77Tahun 2004 6,27Tahun 2005 3,92Rata-Rata 5,67Perdagangan, hotel dan restoranTahun 2002 - 9,65Tahun 2003 9,37Tahun 2004 9,82Tahun 2005 7,52Rata-Rata 9,09Angkutan dan komunikasiTahun 2002 - 2,23Tahun 2003 2,3Tahun 2004 2,33Tahun 2005 1,67Rata-Rata 2,13Keuangan, persewaan, & jasa perusahaanTahun 2002 - 0,18Tahun 2003 0,17Tahun 2004 0,16Tahun 2005 0,11Rata-Rata 0,16Jasa-jasaTahun 2002 - 4,91Tahun 2003 4,82Tahun 2004 4,58Tahun 2005 2,98Rata-Rata 0,321. Potensi Pertambangan1.1 Minyak dan Gas BumiMinyak bumi yang diproduksi oleh PT. Perkasa Equatorial Sembakung Ltd mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Selama tahun 2003, minyak bumi yang diproduksi sebesar 2.294.252 BBL yang berarti mengalami peningkatan sebesar 9% dari tahun sebelumnya sebesar 2.104.500 BBL. Pada tahun 2005, mengalami penurunan menjadi 1.759.899 BBL (11,4%). Untuk produksi gas alam cair sebenarnya sudah ada namun dalam pemasarannya PT. Perkasa Equatorial Sembakung belum mampu melakukannya. Produksi Migas periode tahun 2002 2005 disajikan pada Tabel 7. Potensi batu bara telah diekploitasi oleh beberapa perusahaan pertambangan sejak tahun 2004 dan cenderung mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya.Produksi Minyak Bumi (MMSTB) dan Gas Bumi (MMSCR),Tahun 2002-2005Tahun 2000Produksi (BBL)Minyak Bumi 1.160.938Gas Alam Cair- -Tahun 2001Produksi (BBL)Minyak Bumi 1.950.910Gas Alam Cair- -Tahun 2002Produksi (BBL)Minyak Bumi 2.104.500Gas Alam Cair- -Tahun 2003Produksi (BBL)Minyak Bumi 2.294.252Gas Alam Cair- -Tahun 2004Produksi (BBL)Minyak Bumi 1.986.387Gas Alam Cair- -Tahun 2005Produksi (BBL)Minyak Bumi 1.759.899Gas Alam Cair- -Jumlah Produksi Tambang/Mineral Tahun 2004 2005 (Ton) Batubara Tahun 2004 420.460 Ton Tahun 2005 1.087.141 Ton Timah Besi/baja Tembaga Biji nikel Tembaga Emas2. Pertanian Dalam Arti Luas 2.1 Kehutanan Luas hutan secara keseluruhan di Kabupaten Nunukan adalah 1.236.810 ha pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005 menjadi 1.236.837 ha. Dengan demikian, dalam kurun waktu 1 tahun, kawasan hutan mengalami konversi untuk aktivitas sebesar 27 ha.Hutan di Kabupaten Nunukan mampu memproduksi kayu bulat. Selama tahun 2004, kayu bulat yang diproduksi dalam wilayah UPTD-KPH Nunukan sebesar 245.162,18 m3. Kemudian mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi 82.973,53 m3. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah untuk membatasi ekploitasi sumberdaya kehutanan.Jumlah pemegang HPH selama tahun 1996 s/d 2004 tidak bertambah, yakni sebanyak 4 (empat) pemegang dengan luas areal hutan yang ada pada kurun waktu tersebut sebesar 731.482 ha. Setelah itu pada tahun 2005 jumlah pemegang HPH mengalami penurunan menjadi 1 (satu). Luas kawasan hutan menurut tata hutan kesepakatan pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 10 berikut, sedangkan produksi hasil hutan beserta jumlah HPH yang diterbitkan disajikan pada Tabel 11 dan 12.Luas Kawasan Hutan Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan, Tahun 2005Tahun 2004Taman Nasional : 282.794 Ha 22,86 %Hutan Lindung : 92.447 Ha 7,47 %Hutan Produksi Terbatas : 135.037 Ha 10,92 %Hutan Produksi : 272.594 Ha 22,04 %Kawasan Non Kehutanan : 453.937 Ha 36,70 %Jumlah : 1.236.810 Ha 100 %Tahun 2005Taman Nasional : 282.794 Ha 23,00 %Hutan Lindung : 92.447 Ha 7,00 %Hutan Produksi Terbatas : 135.064 Ha 11,00 %Hutan Produksi : 272.594 Ha 22,00 %Kawasan Non Kehutanan : 453.937 Ha 37,00 %Jumlah : 1.236.837 Ha 100 %Tabel 10.Produksi Kayu Bulat dalam Wilayah UPTD-KPH Nunukan Tahun1997-2005Tahun Produksi (M3)1997- 307.455,461998- 223.310,261999- 357.187,472000- 548.437,902001- 593.510,182002- 635.899,122003- 619.819,262004- 245.162,182005- 82.973,53Jumlah Pemegang dan Luas Hak Pengusahaan Hutan dalam Wilayah UPTD-KPH NunukanTahun Pemegang HPH Luas Areal (Ha)1996- 4 731.4821997 4 731.4821998 4 731.4821999- 4 731.4822000- 4 731.4822001- 4 731.4822002- 4 731.4822003- 4 731.4822004- 4 731.4822005- 1 22.2202.2 Tanaman pangan Kabupaten Nunukan memiliki beberapa komoditas untuk tanaman padi dan palawija, yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Luas lahan padi dan palawija tahun 2005 masih didominasi oleh padi sawah seluas 7.946 ha, padi ladang seluas 2.087 ha dan ubi kayu seluas 841 ha. Lahan padi sawah banyak terdapat di daerah Kecamatan Krayan dengan luas 2.428 ha, lahan padi ladang dan ubi kayu banyak terdapat di Kecamatan Lumbis. Produksi terbesar selama tahun 2005 adalah padi sawah sebesar 26.391 ton, disusul ubi kayu sebesar 11.370 ton, kemudian padi ladang sebesar 5.163 ton.Padi sawah banyak diproduksi di Kecamatan Krayan sebesar 11.288 ton, sedangkan produksi ubi kayu dan padi ladang terbesar pada Kecamatan Lumbis dengan masing-masing nilai produksi sebesar 3.411 ton dan 2.494 ton.Selama tahun 2005, lahan tanaman sayur-sayuran terluas secara keseluruhan dimiliki oleh tanaman cabe dengan luas lahan seluas 420 ha, kacang panjang seluas 284 ha, kemudian kangkung seluas 186 ha. Untuk kacang panjang lahan terluas terdapat di Kecamatan Krayan dengan luas 78 ha, lahan cabe terluas terdapat di Kecamatan Nunukan dengan luas 134 ha, sedangkan lahan kangkung terluas terdapat di Kecamatan Nunukan seluas 64 ha. Tahun 2005 produksi sayuran didominasi oleh ketimun sebanyak 2.129 ton, terung 1.992 ton dan sawi 1.904 ton. Produksi ketimun dan sawi terbesar diperoleh di Kecamatan Nunukan sebesar 1.036 ton dan 885 ton. Kecamatan Krayan memiliki jumlah produksi terung terbesar sejumlah 988 ton. Produksi buah-buahan tahun 2005 didominasi oleh pisang sebanyak 2.502,5 ton, pepaya 545,0 ton dan rambutan 469,0 ton.Produksi dan Luas Lahan Padi dan Palawija 2004 2005 (ha)Tahun 2004Komoditi : Luas (ha) Produksi (ton)Padi sawah : 6.415 28.579Padi ladang : 1.688 3.941Jagung : 274 - 430Kedelai : 40 - 42Kacang tanah : 139 143Kacang hijau : 73 - 66Ubi kayu : 687 9.170Ubi jalar : 119 992Jumlah : 9.435 43.363Tahun 2005Komoditi : Luas (ha) - Produksi (ton)Padi sawah : 7946 26.391Padi ladang : 2.087 5.163Jagung : 981 - 1.976Kedelai : 55 - 61Kacang tanah : 205 - 213Kacang hijau : 70 70Ubi kayu : 841 - 11.370Ubi jalar : 180 - 1.603Jumlah : 12.365 46.847Tabel 13.Produksi dan Luas Lahan Tanaman Sayuran 2004 2005Tahun 2004Komoditi : Luas (ha) - Produksi (ton)Bawang merah : 5 18Bawang daun : 25 220Kubis : 3 90Petai/sawi : 152 2210Kacang panjang : 267 604Cabe : 410 1047Tomat : 191 1599Terong : 235 1682Buncis : 181 2196Ketimun : 138 1730Labu siam : 68 1366Kangkung : 221 1936Bayam : 181 314Jumlah : 2070 15012Tahun 2005Komoditi : Luas (ha) - Produksi (ton)Bawang merah : 10 62Bawang daun : 59 545Kubis : 15 450Petai/sawi : 142 1904Kacang panjang : 284 608Cabe : 420 1004Tomat : 204 1342Terong : 248 1992Buncis : 150 1390Ketimun : 164 2129Labu siam : 45 602Kangkung : 186 1761Bayam : 202 342Jumlah :2129 141312.3 PerkebunanSektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor yang diharapkan mampu menggerakkan perekonomian wilayah Kabupaten Nunukan. Hal ini tidak bisa lepas dari kemampuan lahan yang tersedia untuk berbagai komoditas.Luas lahan perkebunan di Kecamatan Nunukan selama tahun 2005 seluas 14.179,5 ha yang mengalami penambahan luas sebanyak 21,65 %. Tanaman kelapa sawit memiliki lahan terluas dengan luas 30.155,7 ha, kemudian tanaman kakao dan kopi dengan luas masing-masing 12.659,0 ha dan 3.404,6 ha. Lahan kelapa sawit terluas terdapat di Kecamatan Nunukan dengan luas 20.234,0 ha, lahan kakao terluas terdapat di Kecamatan Sebatik dengan luas 10.735,0 ha sedangkan untuk lahan tanaman kopi terluas terdapat di Kecamatan Nunukan dengan luas 1.573,0 ha. Produksi tanaman perkebunan selama tahun 2005 juga didominasi tanaman kakao sebanyak 17.073,35 ton, kemudian kelapa dalam sebanyak 7.406,60 ton dan kopi sebanyak 1.686,94 ton. Kecamatan Sebatik memiliki produksi terbesar baik untuk tanaman kakao sebesar 13.991,12 ton dan tanaman kelapa dalam sebesar 6.264,92 ton. Untuk produksi terbesar tanaman kopi terdapat di Kecamatan Nunukan sebesar 1.388,89 ton.Luas, Produksi dan Nilai Produksi Tanaman PerkebunanKomoditi2004

Luas (ha)Produksi (ton)Nilai

(Rp.000)

Kelapa dalam2.5176.430,8016.077.000

Kopi1.453,81.41216.944.000

Kakao11.12215.889,60178.762.500

Lada101154,053.851.250

Cengkeh22,50,5514.85

Panilli3--

Kelapa sawit22.961--

Kayu manis4--

Kemiri53,54,0038.4

Tebu24,56,7067

Jambu mete87,00280

Aren1119105

Pala52,7049.95

Jumlah38.28623.926,40216.189.950

Komoditi2005

Luas (ha)Produksi (ton)Nilai

(Rp.000)

Kelapa dalam2.534,27.406,6024.731.250

Kopi3.404,61.686,948.001.750

Kakao12.659,017.073,35173.693.740

Lada186,5221,601.512.450

Cengkeh45,050,0017.7

Panilli59,4--

Kelapa sawit30.155,71.600,00-

Kayu manis4,0--

Kemiri64,5635,0329.59

Tebu38,032,563.95

Jambu mete8,06,67354.6

Aren11,06,3390.865

Pala5,03,0049.175

Jumlah49.174,928.722,08208.485.070

2.4 Peternakan Peningkatan jumlah populasi 2002 2003 yang paling signifikan adalah unggas ayam ras pedaging dan petelor. Ayam ras pedaging jumlahnya meningkat dari 30.507 ekor menjadi 352.465 ekor dan ayam ras petelor meningkat drastis dari 992 ekor menjadi 173.690 ekor. Unggas itik mengalami penurunan sebanyak 2.718 ekor dari 12.900 ekor pada tahun 2002 menjadi 10.182 ekor pada tahun 2003. Produksi telur yang dihasilkan pada tahun 2003 dari jenis unggas itik tersebut adalah sebesar 30,75 ton. Pada tahun 2004, ternak babi merupakan hewan yang jumlahnya terbanyak yaitu 4.843 ekor, kemudian kerbau 3.130 ekor dengan daerah penghasil terbesar adalah kecamatan Krayan. Ternak sapi potong terdapat di 7 kecamatan, dengan daerah penghasil terbesar adalah Nunukan sebanyak 1.191. Sedangkan kambing banyak diternakkan di Kecamatan Sebatik sebesar 665 ekor.2.5 Perikanan Produksi perikanan selama tahun 2005 sebesar 6.558,94 ton mengalami penurunan sebesar 1.893,02 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi perikanan tersebut didominasi oleh perikanan laut yang terdapat dalam kawasan pesisir yaitu Sembakung-Nunukan-Sebatik sebesar 4.150,23 ton, sedangkan untuk perikanan darat sebesar 137,86 ton. Produksi perikanan budidaya tambak mendominasi produksi hasil perikanan darat sebesar 2.248,64 ton, diikuti kolam 18,61 ton dan produksi karamba 1,92 ton. Nilai produksi perikanan pada tahun 2005 sebesar Rp 102.066.684.000,- dimana perikanan laut memberikan kontribusi sebesar Rp 56.352.650.000,- sedangkan perikanan darat sebesar Rp 27.279.920.000,-. Rumah tangga perikanan selama tahun 2005 berjumlah 2.614 unit.

2. Kapasitas Keuangan Daerah Perkembangan kemampuan keuangan daerah sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi nasional, kebijakan fiskal Pemerintah Pusat serta kebijakan Pemerintah Daerah sendiri. Namun demikian, kebijakan Pemerintah Pusat masih merupakan faktor dominan dalam menentukan kemampuan keuangan daerah. Hal ini dikarenakan kapasitas keuangan daerah masih sangat bergantung kepada Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum (DAU). Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya mampu memberikan proporsi 2,05 % s/d 4,12 % dari seluruh pendapatan daerah.Otonomi Daerah menuntut adanya kemandirian dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, demikian juga dalam hal keuangan daerah. Untuk itu, dalam rangka semakin mengurangi ketergantungan keuangan daerah dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Nunukan perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang kreatif dan cerdas dalam meningkatkan PAD tanpa harus mengganggu kepentingan sektor riil yang efeknya akan menggangu perkembangan ekonomi secara keseluruhan.Dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah PAD Kabupaten Nunukan menunjukkan kinerja peningkatan, yaitu dari 6,01 milyard pada tahun 2001 naik menjadi 16,51 milyard pada tahun 2005. Namun secara proporsi terhadap total pendapatan daerah jumlahnya relatif kecil, yaitu berkisar pada angka 2,05% s/d 4,12%. Demikian pula Pendapatan Daerah dari Dana Perimbangan menunjukan kinerja peningkatan, yaitu dari 268,02 milyar pada tahun 2001 naik menjadi 565,79 milyar pada tahun 2005 dengan tingkat poporsi terhadap Total Pendapatan Daerah berkisar pada angka 89,36% s/d 92,01%. Untuk Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah menunjukkan kinerja fluktuatif dengan proporsi terhadap Total Pendapatan Daerah berkisar 0,25% s/d 7,08%. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.Pendapatan Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2001 s/d 2005(Dalam jutaan rupiah)Tahun 2001PAD = 6.011,41 2,05 %Dana Perimbangan = 268.082,54 = 91,34%Lain-lain Pendpt. Drh yg Sah = 19.403,05 = 6,61%Jumlah = 293.497,00 = 100,00 %Tahun2002PAD = 11.862,70 = 3,55%Dana Perimbangan = 298.242,19 = 89,36%Lain-lain Pendpt. Drh yg Sah = 23.637,20 = 7,08%Jumlah = 333.742,09 = 100,00%Tahun 2003PAD = 15.704,26 = 3,61%Dana Perimbangan = 419.089,16 = 96,39Lain-lain Pendpt. Drh yg Sah = 0 = 0Jumlah = 434.793,42 = 100,00%Tahun 2004PAD = 16.266,50 = 4,12%Dana Perimbangan = 377.850,09 = 95,63Lain-lain Pendpt. Drh yg Sah = 1.000,00 = 0,25%Jumlah = 395.116,59 = 100,00%Tahun 2005PAD = 16.518,85 = 2,69%Dana Perimbangan = 565.795,62 = 92,01%Lain-lain Pendpt. Drh yg Sah = 32.608,60 = 5,30%Jumlah = 614.923,07 = 100,00Dari uraian di atas dapat disimpulkan kemandirian Keuangan Daerah masih rendah. Proporsi Pendapatan Daerah masih didominasi oleh Pendapatan yang berasal dari Dana Perimbangan.A