kondisi ketahanan pangan ind-nhfil
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
1/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI2015
INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI2015
AKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZIAKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZISEIMBANG DAN AMANSEIMBANG DAN AMAN
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
2/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
JUSTIFIKASI 1: PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIAJUSTIFIKASI 1: PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA
1.1. Universal Declaration of Human Right Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International(1948) dan The InternationalCovenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yangCovenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yangmenyebutkan bahwa menyebutkan bahwa everyone should have an adequate standard of everyone should have an adequate standard of living, including adequate food, cloothing, and housing and living, including adequate food, cloothing, and housing and that thethat thefundamental right to freedom from hunger and malnutritionfundamental right to freedom from hunger and malnutrition ..
2.2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996 1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabatyang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat
tinggi dari 186 negara peserta, dimanatinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satuIndonesia menjadi salah satudi antara penandatangannyadi antara penandatangannya . Isinya adalah pemberian tekanan pada. Isinya adalah pemberian tekanan padahuman right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhanhuman right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan
pangan secara cukup) pangan secara cukup) , dan perlunya aksi bersama antar negara untuk, dan perlunya aksi bersama antar negara untukmengurangi kelaparanmengurangi kelaparan
3.3. Millenium Development GoalsMillenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015(MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015setiap negara terasetiap negara tera mm suksuk Indonesia menyepakati menurunkanIndonesia menyepakati menurunkankemiskinan dan kelaparan separuhnyakemiskinan dan kelaparan separuhnya
4.4. Hari Pangan Sedunia tahun 2007Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnyamenekankan pentingnyapemenuhanpemenuhan Hak Atas PanganHak Atas Pangan ..
1.1. Universal Declaration of Human Right Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International(1948) dan The InternationalCovenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yangCovenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yangmenyebutkan bahwa menyebutkan bahwa everyone should have an adequate standard of everyone should have an adequate standard of living, including adequate food, cloothing, and housing and living, including adequate food, cloothing, and housing and that thethat thefundamental right to freedom from hunger and malnutritionfundamental right to freedom from hunger and malnutrition ..
2.2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996 1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabatyang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat
tinggi dari 186 negara peserta, dimanatinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satuIndonesia menjadi salah satudi antara penandatangannyadi antara penandatangannya . Isinya adalah pemberian tekanan pada. Isinya adalah pemberian tekanan padahuman right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhanhuman right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan
pangan secara cukup) pangan secara cukup) , dan perlunya aksi bersama antar negara untuk, dan perlunya aksi bersama antar negara untukmengurangi kelaparanmengurangi kelaparan
3.3. Millenium Development GoalsMillenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015(MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015setiap negara terasetiap negara tera mm suksuk Indonesia menyepakati menurunkanIndonesia menyepakati menurunkankemiskinan dan kelaparan separuhnyakemiskinan dan kelaparan separuhnya
4.4. Hari Pangan Sedunia tahun 2007Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnyamenekankan pentingnyapemenuhanpemenuhan Hak Atas PanganHak Atas Pangan ..
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
3/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
JUSTIFIKASI 2 : KONDISI OBYEKTIF INDONESIAJUSTIFIKASI 2 : KONDISI OBYEKTIF INDONESIA
1.1. MMasalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, danasalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, danketerjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuanketerjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuanserta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan giziserta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizimerupakan permasalahan berbagai sektor danmerupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggungmenjadi tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat jawab bersama pemerintah dan masyarakat ..
2.2. JumlahJumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagaidalam bebagaiwilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.wilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.
3.3. Penanganan ketahanan panganPenanganan ketahanan pangan memerlukan perencanaan lintasmemerlukan perencanaan lintassektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelassektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur dan terukur sehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjangsehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjang
4.4. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 200Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 200 66 para Gubernur para Gubernur selaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkanselaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkanbeberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalahbeberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalahuntukuntuk penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015 dan telahdan telahdideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggaldideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggal21 Nopember 20021 Nopember 200 66 di Istana Bogor.di Istana Bogor.
1.1. MMasalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, danasalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, danketerjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuanketerjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuanserta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan giziserta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizimerupakan permasalahan berbagai sektor danmerupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggungmenjadi tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat jawab bersama pemerintah dan masyarakat ..
2.2. JumlahJumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagaidalam bebagaiwilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.wilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.
3.3. Penanganan ketahanan panganPenanganan ketahanan pangan memerlukan perencanaan lintasmemerlukan perencanaan lintassektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelassektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur dan terukur sehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjangsehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjang
4.4. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 200Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 200 66 para Gubernur para Gubernur selaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkanselaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkanbeberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalahbeberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalahuntukuntuk penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015 dan telahdan telahdideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggaldideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggal21 Nopember 20021 Nopember 200 66 di Istana Bogor.di Istana Bogor.
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
4/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
4
JUSTIFIKASIJUSTIFIKASI 33 ::PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG MENUNTUTPERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG MENUNTUT
KEMANDIRIANKEMANDIRIAN
1.1. Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis danHarga pangan internasional mengalami lonjakan drastis dansemakin tida menentusemakin tida menentu
2.2. Negara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkanNegara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkankebutuhannya sendirikebutuhannya sendiri
3.3. Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vsKompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vspakan vs energipakan vs energi
4.4. Resesi Ekonomi global diambang pintuResesi Ekonomi global diambang pintu
5.5. Serbuan pangan asing (westernisasi diet) berpotensi besar Serbuan pangan asing (westernisasi diet) berpotensi besar penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan padapenyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan padaimpor impor
1.1. Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis danHarga pangan internasional mengalami lonjakan drastis dansemakin tida menentusemakin tida menentu
2.2. Negara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkanNegara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkankebutuhannya sendirikebutuhannya sendiri
3.3. Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vsKompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vspakan vs energipakan vs energi
4.4. Resesi Ekonomi global diambang pintuResesi Ekonomi global diambang pintu
5.5. Serbuan pangan asing (westernisasi diet) berpotensi besar Serbuan pangan asing (westernisasi diet) berpotensi besar penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan padapenyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan padaimpor impor
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
5/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Perkembangan Harga pangan duniaPerkembangan Harga pangan dunia
0
20
40
60
80
100
120
140
0
200
400
600
800
U S $ / b a r r e l U S $ / t o n
Corn
Wheat
Rice
Oil (right scale)
Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.
(As of Sept. 2008)(As of Sept. 2008)
N e w t r e
n d ?
N e w t r e
n d ?
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
6/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Produksi pangan dunia tidak meningkatProduksi pangan dunia tidak meningkat
Source: Data from FAO 2003, 2005-07.Source: Data from FAO 2003, 2005-07.* Forecast.* Forecast.
Million tonsTotal
Million tons
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
7/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Stok pangan dunia menurunStok pangan dunia menurun
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
8/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
7 0
1974 2007
Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita)Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
9/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Negara yang Berisiko karena Krisis PanganNegara yang Berisiko karena Krisis PanganDuniaDunia
Source: United Nations World Food Programme,2008
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
10/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Food Protests (2008)Food Protests (2008)
Source: United Nations World Food Programme
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
11/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Haiti food riot, April 2008
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
12/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Mexico Argentina
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
http://www.flickr.com/photos/theroadtothehorizon/2413595527/ -
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
13/73
Pakistani women buy subsidized flour in Lahore. The price of staple foods andfuel has risen drastically in the country in the last few months. Many people inPakistan are now dependent on state subsidies.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
14/73
In Manila, the capital of the Philippines, soldiers stand guard during thesale of government rice. With the price of rice soaring, the government islooking at ways to ensure none of its citizens starve.
Philippines
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
http://www.flickr.com/photos/theroadtothehorizon/2445903557/http://www.flickr.com/photos/theroadtothehorizon/2445903557/ -
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
15/73
Bangladesh: Food queues have become longer as prices have gone up.Fights over food frequently break out in the queues.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
16/73
1
1
4
4
2 0 0 0
2 0 0
1
2 0 0
2
2 0 0
3
2 0 0
4
2 0 0
5
2 0 0
6
2 0 0
7
2 0 0
8
2 0 0
9
2 0
1 0
2 0
1 1
2 0
1 2
2 0
1 3
2 0
1 4
2 0
1 5
2 0
1 6
2 0
1 7
2 0
1 8
2 0
1 9
2 0
2 0
2 0
2 1
2 0
2 2
2 0
2 3
2 0
2 4
2 0
2 5
2 0
2 6
2 0
2 7
2 0
2 8
2 0
2 9
2 0
3 0
2 0
3 1
2 0
3 2
2 0
3 3
2 0
3 4
2 0
3 5
2 0
3 6
2 0
3 7
2 0
3 8
2 0
3 9
2 0
4 0
2 0
4 1
2 0
4 2
2 0
4 3
2 0
4 4
2 0
4 5
2 0
4 6
2 0
4 7
2 0
4 8
2 0
4 9
2 0
5 0
U S $ / t
rice wheat maize soybean sugarcane
RAMALAN KRISIS PANGANRAMALAN KRISIS PANGANMENDATANGMENDATANG
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
17/73
NERACA PANGAN DUNIA, 2025NERACA PANGAN DUNIA, 2025
RegionPopulation
2025
Consumption/Capita
Demand2025
Production
2025
Balance2025
South Asia 2021 237 549.7 524.6 -25.1
East andSoutheast Asia
2387 338 1040.9 914.0 -126.9
Latin America 690 265 217.9 171.2 -46.7
Europe 799 634 506.5 619.4 112.9
North America 410 780 319.5 558.2 238.7
World 8039 363 3046.5 2977.7 -68.8
SOURCE: www.worldbank.org
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
http://www.worldbank.org/http://www.worldbank.org/ -
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
18/73
BERBAGAI ESPON KEBIJAKAN PEMERINTAHBERBAGAI ESPON KEBIJAKAN PEMERINTAHTradeTraderestrictionrestriction
TradeTradeliberaliz.liberaliz.
Consumer Consumer subsidysubsidy
SocialSocialprotectionprotection
IncreaseIncreasesupplysupply
AsiaAsiaBangladeshBangladesh XX XX XX XXChinaChina XX XX XX XX
IndiaIndia XX XX XX XX XXIndonesiaIndonesia XX XX XX XXMalaysiaMalaysia XX XX XXThailandThailand XX XX XX
Latin AmericaLatin AmericaArgentinaArgentina XX XX XX XX
BrazilBrazil XX XX XXMexicoMexico XX XX XXPeruPeru XX XX XXVenezuelaVenezuela XX XX XX XX
AfricaAfricaEgyptEgypt XX XX XX XX
EthiopiaEthiopia XX XX XX XXGhanaGhana XX XXKenyaKenya XXNigeriaNigeria XX XX XXTanzaniaTanzania XX XX XX
Source: IMF, FAO, and news reports, 2007-08.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
19/73
PERUBAHAN KONDISI GLOBALPERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG YANGTIDAK MENENTUTIDAK MENENTU MENUNTUTMENUNTUTKETAHANAN PANGAN YANGKETAHANAN PANGAN YANG
BERKELANJUTAN DIBERKELANJUTAN DI INDONESIAINDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
20/73
PP anduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baikanduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baikinstansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi daninstansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi dankabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi,kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi,petani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyediapetani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyedia
jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkanlebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergislebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergisberbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahananberbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahananpangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015pangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015
PP anduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baikanduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baikinstansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi daninstansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi dankabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi,kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi,petani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyediapetani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyedia
jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkanlebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergislebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergisberbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahananberbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahananpangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015pangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015
TUJUAN UMUMTUJUAN UMUM INDONESIA TAHANINDONESIA TAHANPANGAN DAN GIZI 2015PANGAN DAN GIZI 2015
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
21/73
1.1. Meningkatkan pemahaman seluruh stakeholders terkait danMeningkatkan pemahaman seluruh stakeholders terkait danmasyarakat dalam peran sertanya untuk pemantapan ketahananmasyarakat dalam peran sertanya untuk pemantapan ketahanan
pangan.pangan.2.2. Meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasiMeningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi
pangan dan gizi agar: (i) mampu menetapkan prioritas penangananpangan dan gizi agar: (i) mampu menetapkan prioritas penangananmasalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepatmasalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepatsesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun dansesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun danmemfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantaumemfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantaudan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi.dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi.
3.3. Meningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan secaraMeningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan secaraterpaduterpadu untuk diimplementasikan karena terinci dengan jelas untukuntuk diimplementasikan karena terinci dengan jelas untukmembangun sinergi, integrasi dan koordinasi yang baik mulai darimembangun sinergi, integrasi dan koordinasi yang baik mulai dariperencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidangperencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidangtugas masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yaitutugas masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yaitumewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
22/73
LANDASAN HUKUMLANDASAN HUKUM
1.1. UU No 23 tahun 1992 tentang KesehatanUU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2.2. UU No. 7 tahun 1996 tentang PanganUU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan3.3. PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan PanganPP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan4.4. PP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi PanganPP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan5.5. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan DaerahPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan DaerahKabupaten/KotaKabupaten/Kota
6.6. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah7.7. Perpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan PanganPerpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan8.8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 2009Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 20099.9. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh PresidenRevitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh Presiden
tanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunantanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunan
ketahanan panganketahanan pangan
10.10. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-200911.11. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-201012.12. Arahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan PanganArahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan Pangan ,, 18 April 200618 April 200613.13. Komitmen Gubernur pada 20 November 2006Komitmen Gubernur pada 20 November 2006
1.1. UU No 23 tahun 1992 tentang KesehatanUU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2.2. UU No. 7 tahun 1996 tentang PanganUU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan3.3. PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan PanganPP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan4.4. PP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi PanganPP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan5.5. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan DaerahPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan DaerahKabupaten/KotaKabupaten/Kota
6.6. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah7.7. Perpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan PanganPerpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan8.8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 2009Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 20099.9. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh PresidenRevitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh Presiden
tanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunantanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunanketahanan panganketahanan pangan
10.10. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-200911.11. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-201012.12. Arahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan PanganArahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan Pangan ,, 18 April 200618 April 200613.13. Komitmen Gubernur pada 20 November 2006Komitmen Gubernur pada 20 November 2006
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KONDISI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI SAAT INI
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
23/73
23
KONDISI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI SAAT INIKONDISI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI SAAT INI
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
PRODUKSI PANGAN INDONESIAPRODUKSI PANGAN INDONESIA
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
24/73
PRODUKSI PANGAN INDONESIAPRODUKSI PANGAN INDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
25/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
26/73
Trend Produksi pangannabati untuk padi dan
jagung konstan,sedangkan komoditaslaiinya cenderungmenurun
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ)PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
27/73
PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ )PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ )
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
28/73
Trend Produksi panganhewani meningkat
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIAKETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
29/73
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIAKETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITAKETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
30/73
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITAKETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA(KAL/KAPITA/HARI)(KAL/KAPITA/HARI)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITAKETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
31/73
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITAKETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA(KKAL/KAPITA/HARI)(KKAL/KAPITA/HARI)
Minimum2200
Minimum
57 gram
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KONSUMSIKONSUMSIKONSUMSIKONSUMSI
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
32/73
KONSUMSIKONSUMSI
1 6 5 0
1 7 0 01 7 5 0
1 8 0 0
1 8 5 0
1 9 0 0
1 9 5 0
2 0 0 0
2 0 5 0
2 1 0 0
1 9 9 61 9 9 92 0 0 22 0 0 32 0 0 42 0 0 52 0 0 7
k k
a l k
a p
h a r
i
K o ta D e s aK o ta + D
4 2
4 4
4 6
4 8
5 0
5 2
5 4
5 6
5 8
6 0
1 9 9 6 1 9 9 9 2 00 2 2 0 0 3 2 00 4 20 0 5 2 0 0 7
g r a m
/ k a p
i t a / h a r i
K o t a De s a K o t a+ De
2000200020002000
ProteinProteinProteinProteinEnergiEnergiEnergiEnergi
52525252
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
33/73
0
20
40
60
80
100
120
P e r s e n
A K E
Propinsi
Rata-rata Tingkat Kecukupan Energi (% AKE) di Berbagai Propinsi diIndonesia (Susenas 2007, diolah)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
34/73
7.6
18.2
4.8
15.8
5.0
15.8
2.3
22.4
4.5
32.0
2.5
32.2
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Pe rse ntase Rum a hta ngga Raw an Konsum sibe rdasa rka n Tingkat Kecukupan Energi
Sangat raw an (< 70% A KE)Raw an ringan-sedang (70-90%
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
35/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
36/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
37/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Beras (gram/kapita/hari) Konsumsi Ketela (gram/kapita/hari)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
38/73
0 100 200 300 400 500 600
MyanmarLaos
Viet NamBangladesh
CambodiaIndonesiaPhilippines
ThailandTimor-LesteMadagascar
Sri LankaNepal
Guinea-BissauChina
Korea, Republic of Sierra Leone
GuyanaGuineaMalaysia
IndiaSenegal
orea, Dem People'sSuriname
CubaSolomon Islands
Cte d'IvoireBrunei Darussalam
MauritiusVanuatu
JapanCosta Rica
ComorosLiberia
Perunited Arab Emirates
KuwaitMaldivesEcuador
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Congo, Dem Republic of Angola
Congo, Republic of Mozambique
GhanaBeninTanzania, United Rep of
LiberiaCentral African Republic
MadagascarParaguay
TogoGuineaNigeria
RwandaUgandaBurundi
CameroonCte d'Ivoire
GabonZambiaMalawi
ComorosSierra LeoneTimor-Leste
IndonesiaBrazilChad
ColombiaSao Tome and Principe
PhilippinesKenya
MalaysiaLaos
Venezuela, Boliv Rep of Dominican Republic
SenegalFrench Polynesia
Thailand
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi SayuranKonsumsi Sayuran (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari) Konsumsi BuahKonsumsi Buah (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
39/73
Konsumsi SayuranKonsumsi Sayuran (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
00 100100 200200 300300 400400 500500 600600 700700
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
ChinaChina
IndonesiaIndonesia
JapanJapan
Korea, Republic of Korea, Republic of
JapanJapan
MalaysiaMalaysia
PhilippinesPhilippines
ThailandThailand
Viet NamViet Nam
(g p(g p ))
00 2020 4040 6060 8080 100100 120120 140140 160160
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
JapanJapan
IndonesiaIndonesia
MalaysiaMalaysia
ThailandThailand
PhilippinesPhilippines
Viet NamViet Nam
Korea, Republic of Korea, Republic of
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Ikan lautKonsumsi Ikan laut
Konsumsi dagingKonsumsi daging (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
40/73
(gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
00 1010 2020 3030 4040 5050 6060
MalaysiaMalaysia
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
JapanJapan
Viet NamViet Nam
IndonesiaIndonesia
Korea, Dem People's RepKorea, Dem People's Rep
Myanmar Myanmar
00 5050 100100 150150 200200 250250
IsraelIsrael
United Arab EmiratesUnited Arab Emirates
United States of AmericaUnited States of America
ChinaChina
MalaysiaMalaysia
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
Viet NamViet Nam
JapanJapan
ThailandThailand
PhilippinesPhilippines
IndonesiaIndonesia
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi TelurKonsumsi Telur (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari) Konsumsi SusuKonsumsi Susu (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
41/73
Konsumsi Telur Konsumsi Telur (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
00 1010 2020 3030 4040 5050 6060
JapanJapan
ChinaChina
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
AmericaAmerica
MalaysiaMalaysia
IsraelIsrael
ThailandThailand
BrazilBrazil
PhilippinesPhilippines
Saudi ArabiaSaudi Arabia
IndonesiaIndonesia
00 2020 4040 6060 8080 100100 120120 140140
JapanJapan
ThailandThailand
MalaysiaMalaysia
IndonesiaIndonesia
PhilippinesPhilippines
Brunei DarussalamBrunei Darussalam
ChinaChina
Viet NamViet Nam
(g p )
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi KedelaiKonsumsi Kedelai (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
42/73
0 5 0 5 20 25 30
Korea, Dem People's RepIndonesiaSeychelles
JapanKorea, Republic of
UgandaChinaBrazil
YemenColombia
CubaNigeria
Costa RicaMyanmar Thailand
BelizeBrunei Darussalam
RwandaPeru
Viet Nam
Konsumsi KedelaiKonsumsi Kedelai (gram/kapi(gram/kapi ta/hari)ta/hari)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
43/73
0
20
40
60
80
100
1999 2002 2003 2004 2005 2007
Skor PP
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
POLA PANGAN HARAPANPOLA PANGAN HARAPANPOLA PANGAN HARAPANPOLA PANGAN HARAPAN
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
44/73
P a d i - p a d i a n ,
U m b i- u m b i a
P a n g a n h e w a n
M i n y a k + L e m a
B u a h / b i ji b e r m i n
K a c a n g 2 a
Gu l a , 9
S a y u r + b u a h
L a i n - l a i n ,
P a d i - p a d i a n ,
U m b i - u m b i a n ,
P a n g a n h e ,
2 4 0
M i n ya k+ Le m a ,
B u a h / b i jb e r m i n y a k ,
K a c a n g 2 a n ,
G u l a , 1
S a y u r + b u a h ,
L a i n - l a i n ,
Fakta 2007Fakta 2007Fakta 2007Fakta 2007 AnjuranAnjuranAnjuranAnjuran
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KEAMANAN PANGANKEAMANAN PANGANKEAMANAN PANGANKEAMANAN PANGAN
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
45/73
Persentase Pe langgaran Produk Pangan
1 5 , 6 5
4 6 , 2
2 5 , 9 1
2 6
1 2 , 1 8
6 , 7 1
1 6 , 2 2
3 0 , 4 5
5 , 6 5
2 , 6 2
5 7 , 9 7
3 7 , 7 6 4 0
, 8
2 1 , 4 5
4 , 1 3 5
, 4 9 1 1
, 7 1 1 6
, 3 7
6 , 5 2 9 ,
8 1 7 , 1 7
8 , 4 3
9 , 1
7 , 8
1 6 , 9 4
1 3 , 6 1 1 1
, 3 1
5 , 7 2
2 3 , 5 5
1 0 , 6 4
0
10
20
30
40
50
60
70
2001 2002 2003 2004 2005Tahun
P e r s e n t a s e
Pemanis buatan TMS Pengawet TMS
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
46/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
STATUS GIZI MASYARAKATSTATUS GIZI MASYARAKAT STATUS GIZI MASYARAKATSTATUS GIZI MASYARAKAT
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
47/73
6.3
31.7
7.23
28.34
11.56
20.02
10.51
19
8.11
18.25
7.53
17.13
8
19.3
8.31
19.19
8.8
19.2
0
5
0
5
20
25
30
35
0
989 992 995 998 999 2000 2002 2003 2005
G Buruk G Kurang
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005)Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005) Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005)Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005)
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
48/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
49/73
ISUISU STRATEGISTRATEGI SSKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
ISUISU STRATEGISTRATEGI SSKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
1.1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasisPemantapan ketersediaan pangan berbasiskemandiriankemandirian
1.1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasisPemantapan ketersediaan pangan berbasiskemandiriankemandirian
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
50/73
kemandiriankemandiriankemandiriankemandirian1.1. Kapasitas produksi domestik,Kapasitas produksi domestik, ((aa )) llaju paju p eningkatan produksi pangan cenderungeningkatan produksi pangan cenderung
melandai dengan rata-rata pertummelandai dengan rata-rata pertum buhan kurang satu persen sedangkanbuhan kurang satu persen sedangkan
pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (
bb
))
belum berkembangnyabelum berkembangnya
kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatankapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambataninrastruktur pertanian ; (c) pinrastruktur pertanian ; (c) p etani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yangetani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yangberjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologipermodalan, teknologi , sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus, sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasusterhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e)terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) lambatnyalambatnyapenerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomipenerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petanidan masalah sosial petani
2.2. Kelestarian sumberdaya lahan dan air Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungs lahan pertanianSaat ini tingkat alih fungs lahan pertanianke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000ha/5 th .ha/5 th . KKondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerahondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerahtangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibattangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibatpembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejakpembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejaktahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancamanper tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancamantanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musimtanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musimkemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m per tahundi Jawa akan mencapai 14,1 miliar m per tahun
1.1. Kapasitas produksi domestik,Kapasitas produksi domestik, ((aa )) llaju paju p eningkatan produksi pangan cenderungeningkatan produksi pangan cenderungmelandai dengan rata-rata pertummelandai dengan rata-rata pertum buhan kurang satu persen sedangkanbuhan kurang satu persen sedangkanpertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun ( bb )) belum berkembangnyabelum berkembangnyakapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatankapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambataninrastruktur pertanian ; (c) pinrastruktur pertanian ; (c) p etani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yangetani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yangberjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologipermodalan, teknologi , sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus, sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasusterhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e)terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) lambatnyalambatnyapenerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomipenerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petanidan masalah sosial petani
2.2. Kelestarian sumberdaya lahan dan air Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungs lahan pertanianSaat ini tingkat alih fungs lahan pertanianke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000ha/5 th .ha/5 th . KKondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerahondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerahtangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibattangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibatpembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejakpembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejaktahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancamanper tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancamantanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musimtanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musimkemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m per tahundi Jawa akan mencapai 14,1 miliar m per tahun
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
51/73
3.3. CC adangan panganadangan pangan .. AAdanya kondisi iklim yang tidak menentu sehinggadanya kondisi iklim yang tidak menentu sehinggasering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidaksering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidakmerata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidakmerata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidakterduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistemterduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistempencadangan pangan yang baikpencadangan pangan yang baik . Saat ini belum optimalnya :(1). Saat ini belum optimalnya :(1) sistemsistemcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencanacadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana
alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan,alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan,lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3)lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3)kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangankelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadanganpangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melaluipangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melaluiLembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaLembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
3.3. CC adangan panganadangan pangan .. AAdanya kondisi iklim yang tidak menentu sehinggadanya kondisi iklim yang tidak menentu sehinggasering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidaksering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidakmerata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidakmerata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidakterduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistemterduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistempencadangan pangan yang baikpencadangan pangan yang baik . Saat ini belum optimalnya :(1). Saat ini belum optimalnya :(1) sistemsistemcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencanacadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana
alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan,alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan,lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3)lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3)kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangankelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadanganpangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melaluipangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melaluiLembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaLembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
2.2. Peningkatan kemudahan dan kemampuanPeningkatan kemudahan dan kemampuanmengakses panganmengakses pangan
2.2. Peningkatan kemudahan dan kemampuanPeningkatan kemudahan dan kemampuanmengakses panganmengakses pangan
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
52/73
mengakses panganmengakses panganmengakses panganmengakses pangan
1.1. Pengentasan kemiskinan danPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakatpemberdayaan ekonomi masyarakat ..Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golonganMasyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golonganmasyarakat miskin, yang diperkirakanmasyarakat miskin, yang diperkirakan sekitar 14.7 persen atau sekitar 34.9 jutasekitar 14.7 persen atau sekitar 34.9 jutapada tahun 2008pada tahun 2008 .. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, sekitar 68 persen tinggalDari jumlah penduduk miskin tersebut, sekitar 68 persen tinggaldi pedesaandi pedesaan damana umumnya adala petani.damana umumnya adala petani.
2.2. KKelancaran distribusi dan akses panganelancaran distribusi dan akses pangan .. Masalah yang dijumpai adalahMasalah yang dijumpai adalah : (1): (1)infrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasaraninfrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasarandan distribusi antar dan keluar daerah dandan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerahisolasi daerah , (4) sistem informasi, (4) sistem informasipasar, (5)pasar, (5) keterbatasanketerbatasan Lembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusiLembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusikarena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) kasus penimbunan komoditas pangankarena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) kasus penimbunan komoditas panganoleh spekulan, (8)oleh spekulan, (8) adanyaadanya penurunan akses panganpenurunan akses pangan panganpangan karenakarena terkenaterkenabencanabencana
3.3. Penjaminan Stabilitas Harga PanganPenjaminan Stabilitas Harga Pangan . Isu ini stabilitas harga pangan penting. Isu ini stabilitas harga pangan penting
karenakarena :: (1)(1) mm asa panen yan tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggiasa panen yan tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggipada masa panen dan rendah pada waktu musim panenpada masa panen dan rendah pada waktu musim panen , (b) h, (b) h arga pangan duniaarga pangan duniasemakin tidak menentu,dan indonesa sangat rentang terhadap pengaruh pasar semakin tidak menentu,dan indonesa sangat rentang terhadap pengaruh pasar duniadunia . Disamping itu dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkan. Disamping itu dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkanposisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakatposisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakat
1.1. Pengentasan kemiskinan danPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakatpemberdayaan ekonomi masyarakat ..Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golonganMasyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golongan
masyarakat miskin, yang diperkirakanmasyarakat miskin, yang diperkirakan sekitar 14.7 persen atau sekitar 34.9 jutasekitar 14.7 persen atau sekitar 34.9 jutapada tahun 2008pada tahun 2008 .. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, sekitar 68 persen tinggalDari jumlah penduduk miskin tersebut, sekitar 68 persen tinggaldi pedesaandi pedesaan damana umumnya adala petani.damana umumnya adala petani.
2.2. KKelancaran distribusi dan akses panganelancaran distribusi dan akses pangan .. Masalah yang dijumpai adalahMasalah yang dijumpai adalah : (1): (1)infrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasaraninfrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasarandan distribusi antar dan keluar daerah dandan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerahisolasi daerah , (4) sistem informasi, (4) sistem informasipasar, (5)pasar, (5) keterbatasanketerbatasan Lembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusiLembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusikarena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) kasus penimbunan komoditas pangankarena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) kasus penimbunan komoditas panganoleh spekulan, (8)oleh spekulan, (8) adanyaadanya penurunan akses panganpenurunan akses pangan panganpangan karenakarena terkenaterkenabencanabencana
3.3. Penjaminan Stabilitas Harga PanganPenjaminan Stabilitas Harga Pangan . Isu ini stabilitas harga pangan penting. Isu ini stabilitas harga pangan penting
karenakarena :: (1)(1) mm asa panen yan tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggiasa panen yan tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggipada masa panen dan rendah pada waktu musim panenpada masa panen dan rendah pada waktu musim panen , (b) h, (b) h arga pangan duniaarga pangan duniasemakin tidak menentu,dan indonesa sangat rentang terhadap pengaruh pasar semakin tidak menentu,dan indonesa sangat rentang terhadap pengaruh pasar duniadunia . Disamping itu dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkan. Disamping itu dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkanposisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakatposisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakat
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Peningkaan K3. Peningkaan K uantitas dan kualitas konsumsi panganuantitas dan kualitas konsumsi panganmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokalmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
3. Peningkaan K3. Peningkaan K uantitas dan kualitas konsumsi panganuantitas dan kualitas konsumsi panganmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokalmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
53/73
menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokalmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokalmenuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
1.1. KKonsumsi beras masih cukup tinggi yaitu sebesar 105,2 kg/kap/thn (Susenas 2005),onsumsi beras masih cukup tinggi yaitu sebesar 105,2 kg/kap/thn (Susenas 2005),Walaupun Kualitas konsumsi terus meningkat dan pada tahun 2005 mencapai 79,1Walaupun Kualitas konsumsi terus meningkat dan pada tahun 2005 mencapai 79,1dan 2007 mencapai 83.1, namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemakdan 2007 mencapai 83.1, namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemakdan vitamin/mineral masih jauh dari harapan.dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahanKonsumsi pangan dengan bahanbaku terigu mengalami peningkatan yang sangat tajam yakni sebesar sebesar 19,2baku terigu mengalami peningkatan yang sangat tajam yakni sebesar sebesar 19,2persen untuk makanan mie dan makan lain berbahan terigu 7.9 persen pada periodepersen untuk makanan mie dan makan lain berbahan terigu 7.9 persen pada periode1999-2004. Pada saat ini konsumsi pangan hewani penduduk Indonesia baru1999-2004. Pada saat ini konsumsi pangan hewani penduduk Indonesia barumencapai 6,6 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibanding Malaysiamencapai 6,6 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibanding Malaysia
dan Filipina yang masing-masing mencapai 48 kg/kap/tahun dan 18 kg/kapita/tahundan Filipina yang masing-masing mencapai 48 kg/kap/tahun dan 18 kg/kapita/tahun2.2. Faktor penyebab belum berkembangannya adalah : (1) belum berkembangnyaFaktor penyebab belum berkembangannya adalah : (1) belum berkembangnya
teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepungteknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepungumbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnyaumbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya , (2) belum, (2) belumberkembangnyaberkembangnya bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomibisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melaluimelaluipenguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swastapenguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta , (3) belum optimalnya, (3) belum optimalnyausaha perubahan perlakuusaha perubahan perlaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dinidiversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dinimelalui jalur pendidikan formal dan non formalmelalui jalur pendidikan formal dan non formal , (4) rendahnya citra pangan lokal, (5), (4) rendahnya citra pangan lokal, (5)belum optomalnyabelum optomalnya Pengembangan program perbaikan gizi yangPengembangan program perbaikan gizi yang cost effectivecost effective ,,diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dandiantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan danprogram suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin Aprogram suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A
1.1. KKonsumsi beras masih cukup tinggi yaitu sebesar 105,2 kg/kap/thn (Susenas 2005),onsumsi beras masih cukup tinggi yaitu sebesar 105,2 kg/kap/thn (Susenas 2005),Walaupun Kualitas konsumsi terus meningkat dan pada tahun 2005 mencapai 79,1Walaupun Kualitas konsumsi terus meningkat dan pada tahun 2005 mencapai 79,1dan 2007 mencapai 83.1, namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemakdan 2007 mencapai 83.1, namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemakdan vitamin/mineral masih jauh dari harapan.dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahanKonsumsi pangan dengan bahanbaku terigu mengalami peningkatan yang sangat tajam yakni sebesar sebesar 19,2baku terigu mengalami peningkatan yang sangat tajam yakni sebesar sebesar 19,2persen untuk makanan mie dan makan lain berbahan terigu 7.9 persen pada periodepersen untuk makanan mie dan makan lain berbahan terigu 7.9 persen pada periode1999-2004. Pada saat ini konsumsi pangan hewani penduduk Indonesia baru1999-2004. Pada saat ini konsumsi pangan hewani penduduk Indonesia barumencapai 6,6 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibanding Malaysiamencapai 6,6 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibanding Malaysia
dan Filipina yang masing-masing mencapai 48 kg/kap/tahun dan 18 kg/kapita/tahundan Filipina yang masing-masing mencapai 48 kg/kap/tahun dan 18 kg/kapita/tahun2.2. Faktor penyebab belum berkembangannya adalah : (1) belum berkembangnyaFaktor penyebab belum berkembangannya adalah : (1) belum berkembangnya
teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepungteknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepungumbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnyaumbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya , (2) belum, (2) belumberkembangnyaberkembangnya bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomibisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melaluimelaluipenguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swastapenguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta , (3) belum optimalnya, (3) belum optimalnyausaha perubahan perlakuusaha perubahan perlaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dinidiversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dinimelalui jalur pendidikan formal dan non formalmelalui jalur pendidikan formal dan non formal , (4) rendahnya citra pangan lokal, (5), (4) rendahnya citra pangan lokal, (5)belum optomalnyabelum optomalnya Pengembangan program perbaikan gizi yangPengembangan program perbaikan gizi yang cost effectivecost effective ,,diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dandiantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan danprogram suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin Aprogram suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
4.4. Peningkatan status gizi masyarakatPeningkatan status gizi masyarakat4.4. Peningkatan status gizi masyarakatPeningkatan status gizi masyarakat
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
54/73
1.1. JJ umlah anak balita dengan status gizi buruk diperkirakan sebesar 8.81umlah anak balita dengan status gizi buruk diperkirakan sebesar 8.81persen (sekitar 5 juta jiwa) dan gizi kurang sebesar 19,0 persen danpersen (sekitar 5 juta jiwa) dan gizi kurang sebesar 19,0 persen dan
beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguanbeberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguanakibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA) masih terjadiakibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA) masih terjadi (2005)(2005) .. MMasalah kurang energi kronis (KEK) adalah 16,7 persen pada 2003.asalah kurang energi kronis (KEK) adalah 16,7 persen pada 2003.Pada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapatPada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapatmasalah kegemukan (IMT>25) dan obesitas (IMT>27).masalah kegemukan (IMT>25) dan obesitas (IMT>27).
2.2. Peningkatan staus gizi harus dilakukan denganPeningkatan staus gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangidalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritaspada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibupada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibuhamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahunhamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahuntanpa mengabaikan kelompok usia lainnyatanpa mengabaikan kelompok usia lainnya . Hal ini dapat ditempuh. Hal ini dapat ditempuhmelalui : (1)melalui : (1) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatankomunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
, (2) p, (2) p enguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasaenguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan DasaWismaWisma ; (3) p; (3) p eningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembagaeningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembagapemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizipemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi
1.1. JJ umlah anak balita dengan status gizi buruk diperkirakan sebesar 8.81umlah anak balita dengan status gizi buruk diperkirakan sebesar 8.81persen (sekitar 5 juta jiwa) dan gizi kurang sebesar 19,0 persen danpersen (sekitar 5 juta jiwa) dan gizi kurang sebesar 19,0 persen dan
beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguanbeberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguanakibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA) masih terjadiakibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA) masih terjadi (2005)(2005) .. MMasalah kurang energi kronis (KEK) adalah 16,7 persen pada 2003.asalah kurang energi kronis (KEK) adalah 16,7 persen pada 2003.Pada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapatPada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapatmasalah kegemukan (IMT>25) dan obesitas (IMT>27).masalah kegemukan (IMT>25) dan obesitas (IMT>27).
2.2. Peningkatan staus gizi harus dilakukan denganPeningkatan staus gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangidalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritaspada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibupada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibuhamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahunhamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahuntanpa mengabaikan kelompok usia lainnyatanpa mengabaikan kelompok usia lainnya . Hal ini dapat ditempuh. Hal ini dapat ditempuhmelalui : (1)melalui : (1) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatankomunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan
, (2) p, (2) p enguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasaenguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan DasaWismaWisma ; (3) p; (3) p eningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembagaeningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembagapemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizipemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
5.5. Peningkatan mutu dan keamanan panganPeningkatan mutu dan keamanan pangan 5.5. Peningkatan mutu dan keamanan panganPeningkatan mutu dan keamanan pangan
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
55/73
1.1. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan panganSaat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan
(penyedap, pewarna pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan(penyedap, pewarna pemanis, pengawet, pengental, pemucat dananti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatananti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan ..
2.2. MMasih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakatasih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakatkonsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dankonsumen maupun produsen (khususnya industri kecil danmenengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknyamenengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknya
kasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupunkasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupunolahan.olahan.
3.3. BB elum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturanelum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturankeamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahankeamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahandan pengendalian keamanan pangan harus dilakukandan pengendalian keamanan pangan harus dilakukan
1.1. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan panganSaat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan
(penyedap, pewarna pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan(penyedap, pewarna pemanis, pengawet, pengental, pemucat dananti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatananti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan ..
2.2. MMasih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakatasih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakatkonsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dankonsumen maupun produsen (khususnya industri kecil danmenengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknyamenengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknya
kasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupunkasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupunolahan.olahan.
3.3. BB elum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturanelum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturankeamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahankeamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahandan pengendalian keamanan pangan harus dilakukandan pengendalian keamanan pangan harus dilakukan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KEBIJAKAN DAN STRATEGIKEBIJAKAN DAN STRATEGIKEBIJAKAN DAN STRATEGIKEBIJAKAN DAN STRATEGI
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
56/73
KEBIJAKAN DAN STRATEGIKEBIJAKAN DAN STRATEGIMENUJUMENUJU INDONESIA TAHANINDONESIA TAHAN
PANGAN DAN GIZI 2015PANGAN DAN GIZI 2015
KEBIJAKAN DAN STRATEGIKEBIJAKAN DAN STRATEGIMENUJUMENUJU INDONESIA TAHANINDONESIA TAHAN
PANGAN DAN GIZI 2015PANGAN DAN GIZI 2015
1.1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirianPemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2.2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengaksesPeningkatan kemudahan dan kemampuan mengaksespanganpangan
3.3. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi panganPeningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi panganmenuju gizi seimbangmenuju gizi seimbang
4.4. Peningkatan status gizi masyarakatPeningkatan status gizi masyarakat 5.5. Peningkatan mutu dan keamanan panganPeningkatan mutu dan keamanan pangan
1.1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirianPemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2.2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengaksesPeningkatan kemudahan dan kemampuan mengaksespanganpangan
3.3. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi panganPeningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi panganmenuju gizi seimbangmenuju gizi seimbang
4.4. Peningkatan status gizi masyarakatPeningkatan status gizi masyarakat 5.5. Peningkatan mutu dan keamanan panganPeningkatan mutu dan keamanan pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
1.1. Arah kebijakanArah kebijakan Pemantapan ketersediaanPemantapan ketersediaanb b k db b i k di i
1.1. Arah kebijakanArah kebijakan Pemantapan ketersediaanPemantapan ketersediaanb b i k di ib b i k di i
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
57/73
1.1. Menjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalamMenjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuaikaidah kesehatan dan gizi seimbangkaidah kesehatan dan gizi seimbang
2.2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukanMengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukan
dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakatdan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakathingga di tingkat desa dan atau komunitashingga di tingkat desa dan atau komunitas
3.3. Meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melaluiMeningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melaluipenetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tatapenetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tataruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan sertaruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
sumberdaya lahan dan air.sumberdaya lahan dan air.
1.1. Menjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalamMenjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuaikaidah kesehatan dan gizi seimbangkaidah kesehatan dan gizi seimbang
2.2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukanMengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukan
dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakatdan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakathingga di tingkat desa dan atau komunitashingga di tingkat desa dan atau komunitas
3.3. Meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melaluiMeningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melaluipenetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tatapenetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tataruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan sertaruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
sumberdaya lahan dan air.sumberdaya lahan dan air.
pangan berbasis kemandirianpangan berbasis kemandirianpangan berbasis kemandirianpangan berbasis kemandirian
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
2.2. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan kemudahan danPeningkatan kemudahan dank kk k
2.2. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan kemudahan danPeningkatan kemudahan dank kk k
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
58/73
1.1. Meningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yangMeningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yangmiskinmiskin
2.2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdaganganMeningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdaganganpangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusipangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusidan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerahdan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerah
3.3. Mengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan danMengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan danpemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan danpemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan danmendorong peningkatan nilai tambahmendorong peningkatan nilai tambah
4.4. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaanMeningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaanekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skemaekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skema
distribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yangdistribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yangmengalami kerawanan panganmengalami kerawanan pangan
1.1. Meningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yangMeningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yangmiskinmiskin
2.2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdaganganMeningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdaganganpangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusipangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusidan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerahdan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerah
3.3. Mengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan danMengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan danpemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan danpemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan danmendorong peningkatan nilai tambahmendorong peningkatan nilai tambah
4.4. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaanMeningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaanekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skemaekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skema
distribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yangdistribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yangmengalami kerawanan panganmengalami kerawanan pangan
kemampuan mengakses pangankemampuan mengakses pangan kemampuan mengakses pangankemampuan mengakses pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3.3. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan kuantitas danPeningkatan kuantitas dankualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbangkualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang
3.3. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan kuantitas danPeningkatan kuantitas dankualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbangkualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
59/73
1.1. Meningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses panganMeningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses panganuntuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutuuntuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutuyang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbangyang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbang
2.2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasiMendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasiperan serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagaiperan serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagaiimplementasi pemenuhan hak atas pangan;implementasi pemenuhan hak atas pangan;
3.3. Mengembangkan program perbaikan gizi yangMengembangkan program perbaikan gizi yang cost effectivecost effective ,,diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasidiantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasipangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besipangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besidan vitamin Adan vitamin A
4.4. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhanMengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan
hak atas pangan dan gizihak atas pangan dan gizi
5.5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuanMeningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuanpangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskinpangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskinterutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.terutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.
1.1. Meningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses panganMeningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses panganuntuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutuuntuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutuyang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbangyang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbang
2.2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasiMendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasiperan serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagaiperan serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagaiimplementasi pemenuhan hak atas pangan;implementasi pemenuhan hak atas pangan;
3.3. Mengembangkan program perbaikan gizi yangMengembangkan program perbaikan gizi yang cost effectivecost effective ,,diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasidiantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasipangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besipangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besidan vitamin Adan vitamin A
4.4. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhanMengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhanhak atas pangan dan gizihak atas pangan dan gizi
5.5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuanMeningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuanpangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskinpangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskinterutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.terutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.
p g j g gp g j g gp g j g gp g j g g
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
60/73
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
5.5. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan mutu danPeningkatan mutu dank gkeamanan pangan
5.5. Arah kebijakanArah kebijakan Peningkatan mutu danPeningkatan mutu dankeamanan pangankeamanan pangan
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
61/73
1.1. Meningkatkan pengawasan keamanan panganMeningkatkan pengawasan keamanan pangan
2.2. Melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidangMelengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidangmutu dan keamanan panganmutu dan keamanan pangan
3.3. Meningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritelMeningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritelterhadap keamanan panganterhadap keamanan pangan
4.4. Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,
5.5. Mengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yangMengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yang
aman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau olehaman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau olehusaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.usaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.
1.1. Meningkatkan pengawasan keamanan panganMeningkatkan pengawasan keamanan pangan
2.2. Melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidangMelengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidangmutu dan keamanan panganmutu dan keamanan pangan
3.3. Meningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritelMeningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritelterhadap keamanan panganterhadap keamanan pangan
4.4. Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,
5.5. Mengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yangMengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yangaman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau olehaman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau olehusaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.usaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.
keamanan pangankeamanan pangan keamanan pangankeamanan pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
SASARANSASARANSASARANSASARAN
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
62/73
1. Mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gram/hari,terutama protein yang diiringi dengan menurunnya ketergantunganimpor pangan maksimal 5 persen pada tahun 2015 serta tersedianyacadangan pangan pemerintah untuk kondisi darurat karena bencanaalam dengan cadangan minimal 3 bulan dan berkembangnyacadangan pangan masyarakat
2. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai
rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panendengan perbedaan maksimum 10 persen
3. Turunnya jumlah penduduk miskin minimal 1 persen per tahun danberkurang 50 persennya menjadi 8 persen pada tahun 2015.
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai
gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari danprotein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, sertameningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola PanganHarapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2015
1. Mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gram/hari,terutama protein yang diiringi dengan menurunnya ketergantunganimpor pangan maksimal 5 persen pada tahun 2015 serta tersedianyacadangan pangan pemerintah untuk kondisi darurat karena bencanaalam dengan cadangan minimal 3 bulan dan berkembangnyacadangan pangan masyarakat
2. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai
rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panendengan perbedaan maksimum 10 persen
3. Turunnya jumlah penduduk miskin minimal 1 persen per tahun danberkurang 50 persennya menjadi 8 persen pada tahun 2015.
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai
gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari danprotein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, sertameningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola PanganHarapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2015
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
SASARANSASARANSASARANSASARAN
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
63/73
5.5. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsiMeningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsimasyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuanmasyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuankeamanan pangan sampai 90 persenkeamanan pangan sampai 90 persen
6.6. Prevalensi Kerawanan konsumsi pangan tingkat berat menurun hinggaPrevalensi Kerawanan konsumsi pangan tingkat berat menurun hingga1.5 persen pada tahun 2015;1.5 persen pada tahun 2015;
7.7. Gizi kurang bukan masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensiGizi kurang bukan masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensigizi kurang setinggi-tingginya 19% pada tahun 2015gizi kurang setinggi-tingginya 19% pada tahun 2015
8.8. Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan dan gizi di pedesaan ,Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan dan gizi di pedesaan ,khususnya PKK, Posyandu dan lembaga cadangan pangan komunitaskhususnya PKK, Posyandu dan lembaga cadangan pangan komunitas
9.9. Terimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan danTerimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan danGizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.Gizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.
5.5. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsiMeningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsimasyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuanmasyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuankeamanan pangan sampai 90 persenkeamanan pangan sampai 90 persen
6.6. Prevalensi Kerawanan konsumsi pangan tingkat berat menurun hinggaPrevalensi Kerawanan konsumsi pangan tingkat berat menurun hingga1.5 persen pada tahun 2015;1.5 persen pada tahun 2015;
7.7. Gizi kurang bukan masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensiGizi kurang bukan masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensigizi kurang setinggi-tingginya 19% pada tahun 2015gizi kurang setinggi-tingginya 19% pada tahun 2015
8.8. Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan dan gizi di pedesaan ,Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan dan gizi di pedesaan ,khususnya PKK, Posyandu dan lembaga cadangan pangan komunitaskhususnya PKK, Posyandu dan lembaga cadangan pangan komunitas
9.9.
Terimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan danTerimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan danGizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.Gizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
A.A. Strategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasisStrategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasisA.A. Strategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasisStrategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasisSTRATEGISTRATEGISTRATEGISTRATEGI
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
64/73
g p gg p gKemandirianKemandirian
g p gg p gKemandirianKemandirian
1.1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik,Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembanganmelalui : (1) pengembangan
produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi danproduksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi danproduktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3)produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3)pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4)pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4)peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5)peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5)peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petanipeningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2.2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air,Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alihmelalui : (1) pengendalian alihfungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2)fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2)sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dansertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan danair pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanianair pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanianramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5)ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) pp emantapanemantapan
kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7)penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7)pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangkapengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka Early Warning Early Warning SystemSystem (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9)(EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9)perbaikan dan peningkatan jaringan pengairanperbaikan dan peningkatan jaringan pengairan
1.1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik,Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembanganmelalui : (1) pengembangan
produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi danproduksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi danproduktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3)produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3)pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4)pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4)peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5)peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5)peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petanipeningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2.2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air,Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alihmelalui : (1) pengendalian alihfungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2)fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2)sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dansertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan danair pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanianair pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanianramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5)ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) pp emantapanemantapan
kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7)penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7)pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangkapengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka Early Warning Early Warning SystemSystem (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9)(EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9)perbaikan dan peningkatan jaringan pengairanperbaikan dan peningkatan jaringan pengairan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
-
8/6/2019 Kondisi Ketahanan Pangan Ind-nhfil
65/73
3.3. Penguatan cadangan pangan pemerintah danPenguatan cadangan pangan pemerintah danmasyarakat/komunitas,masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistemmelalui: (1) pengembangan sistemcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi daruratcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi daruratbencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembanganbencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangancadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur,cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur,tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkantanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkankelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembagakelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembagacadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangancadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangansistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomisistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha EkonomiPedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaPedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
3.3. Penguatan cadangan pangan pemerintah danPenguatan cadangan pangan pemerintah danmasyarakat/komunitas,masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistemmelalui: (1) pengembangan sistemcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi daruratcadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi daruratbencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembanganbencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangancadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur,cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur,tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkantanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan
kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembagakelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembagacadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangancadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangansistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomisistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha EkonomiPedesaan ataupun lembaga usaha lainnyaPedesaan ataupun lembaga u