kondisi dan harapan infrastruktur kabupaten toba samosir

21
1 INFRASTRUKTUR MASA KINI DAN HARAPAN INFRASTRUKTUR PADA MASA YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN TOBASAMOSIR Oleh: ROBERT SIHOTANG A. Permasalahan Pembangunan di Kabupaten Toba Samosir Salah satu penyebab keterbelakangan Kawasan Toba Samosir adalah dikarenakan oleh keterbatasan dukungan infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakatnya sangat rendah; Sebagai gambaran ketersediaan infrastruktur dikawasan tersebut saat ini yakni: 1. Masih banyak daerah terisolir, diakibatkan belum tersedianya jalan yang memadai; 2. Penyediaan air bersih rendah, masyarakat masih dominan meggunakan air baku dari Danau, Sungai dan Sumur-sumur dangkal yang berada di alur-alur yang dibuat oleh masyarakat sendiri; 3. Ketersediaan infrastruktur irigasi, hingga saat ini masyarakat petani sawah masih banyak “Mandabu Aek” setiap saat untuk mengairi sawahnya, pada hal penghasilan masyarakat yang utama adalah dari hasil pertanian sawah basah. Sedangkan dukungan untuk petani sangat minimal; 4. Dibidang sarana dan prasarana perhubungan, belum ada terminal yang memadai untuk melayani transportasi. Kondisi jalan masih meprihatinkan baik jalan nasional, jalan provinsi apalagi jalan kabupaten. Lapangan terbang di Sibisa belum berfungsi; 5. Dibidang industri, Toba Samosir saat ini banyak mengalami kemunduran, sebab di Tahun 1970 an di Kota Balige adalah merupakan Suatu Kawasan Industri seperti tenunan kain berupa Kain Sela, Mandar (sarung) dan Ulos , terdapat juga Pabrik Rokok sebagai industri rumah tangga. Yang mana pada saat itu sangat banyak menampung tenaga kerja. Namun saat ini yang ada hanya tinggal beberapa Industri Mandar (Kacukcak) sedangkan industri rumah tangga seperti bertenun ulos sudah jarang ditemui; 6. Dibidang kelestarian lingkungan, saat ini terdapat Pabrik Pulp Kertas di Porsea; yang dampak negatifnya sangat dirasakan masyarakat; Hutan-hutan banyak yang gundul, konstruksi jalan yang sudah ada menjadi lekas rusak karena daya rusak kendaraan lalu lintas (termasuk kendaraan berat milik pabrik pulp kertas untuk mengangkut bahan baku dan bahan jadi) yang melewati jalan di daerah tersebut tidak sebanding dengan pemeliharaan yang dilakukan; Sedangkan Hutan-hutan yang ada sangat diperlukan sebagai kawasan konservasi air, untuk mengairi sawah dan untuk mempertahankan tinggi air permukaan Danau Toba supaya PLTA di sungai Asahan tetap terjamin dipakai oleh perusahaan yang mengelolanya. Selain itu masih terjadi pencemaran lingkungan dengan bau udara yang tidak sedap yang membuat masyarakat disana tidak dapat lagi hidup dengan sehat, jauh dari rasa nyaman pada saat bernafas atau tidak terdapat lagi udara segar untuk menjalani kehidupannya; 7. Dibidang kesehatan; Rumah Sakit di seluruh Kabupaten Toba Samosir, jumlahnya hanya 3 (tiga) Unit dan setingkat kelas 3, terdiri dari 1 Unit dimiliki rumah sakit umum oleh pemerintah daerah di Porsea dan 2 Unit dimiliki oleh swasta yakni 1 Unit rumah sakit umum di Balige dan 1 Unit rumah sakit kusta di Laguboti; 8. Demikian juga penerangan listrik; Saat ini masih banyak desa-desa yang gelap, padahal disana terdapat PLTA Raksasa; Keterlambatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Toba Samosir sangat dipengaruhi oleh metode pendekatan pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah selama ini yang mengakibatkan pengalokasian dana pembangunan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan

Upload: robert-sihotang

Post on 04-Aug-2015

885 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Infrastruktur

TRANSCRIPT

Page 1: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

1

INFRASTRUKTUR MASA KINI DAN HARAPAN INFRASTRUKTUR PADA MASA YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN TOBASAMOSIR

Oleh: ROBERT SIHOTANG

A. Permasalahan Pembangunan di Kabupaten Toba Samosir

Salah satu penyebab keterbelakangan Kawasan Toba Samosir adalah dikarenakan oleh keterbatasan dukungan infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakatnya sangat rendah; Sebagai gambaran ketersediaan infrastruktur dikawasan tersebut saat ini yakni:

1. Masih banyak daerah terisolir, diakibatkan belum tersedianya jalan yang memadai; 2. Penyediaan air bersih rendah, masyarakat masih dominan meggunakan air baku dari

Danau, Sungai dan Sumur-sumur dangkal yang berada di alur-alur yang dibuat oleh masyarakat sendiri;

3. Ketersediaan infrastruktur irigasi, hingga saat ini masyarakat petani sawah masih banyak “Mandabu Aek” setiap saat untuk mengairi sawahnya, pada hal penghasilan masyarakat yang utama adalah dari hasil pertanian sawah basah. Sedangkan dukungan untuk petani sangat minimal;

4. Dibidang sarana dan prasarana perhubungan, belum ada terminal yang memadai untuk melayani transportasi. Kondisi jalan masih meprihatinkan baik jalan nasional, jalan provinsi apalagi jalan kabupaten. Lapangan terbang di Sibisa belum berfungsi;

5. Dibidang industri, Toba Samosir saat ini banyak mengalami kemunduran, sebab di Tahun 1970 an di Kota Balige adalah merupakan Suatu Kawasan Industri seperti tenunan kain berupa Kain Sela, Mandar (sarung) dan Ulos , terdapat juga Pabrik Rokok sebagai industri rumah tangga. Yang mana pada saat itu sangat banyak menampung tenaga kerja. Namun saat ini yang ada hanya tinggal beberapa Industri Mandar (Kacukcak) sedangkan industri rumah tangga seperti bertenun ulos sudah jarang ditemui;

6. Dibidang kelestarian lingkungan, saat ini terdapat Pabrik Pulp Kertas di Porsea; yang dampak negatifnya sangat dirasakan masyarakat; Hutan-hutan banyak yang gundul, konstruksi jalan yang sudah ada menjadi lekas rusak karena daya rusak kendaraan lalu lintas (termasuk kendaraan berat milik pabrik pulp kertas untuk mengangkut bahan baku dan bahan jadi) yang melewati jalan di daerah tersebut tidak sebanding dengan pemeliharaan yang dilakukan; Sedangkan Hutan-hutan yang ada sangat diperlukan sebagai kawasan konservasi air, untuk mengairi sawah dan untuk mempertahankan tinggi air permukaan Danau Toba supaya PLTA di sungai Asahan tetap terjamin dipakai oleh perusahaan yang mengelolanya. Selain itu masih terjadi pencemaran lingkungan dengan bau udara yang tidak sedap yang membuat masyarakat disana tidak dapat lagi hidup dengan sehat, jauh dari rasa nyaman pada saat bernafas atau tidak terdapat lagi udara segar untuk menjalani kehidupannya;

7. Dibidang kesehatan; Rumah Sakit di seluruh Kabupaten Toba Samosir, jumlahnya hanya 3 (tiga) Unit dan setingkat kelas 3, terdiri dari 1 Unit dimiliki rumah sakit umum oleh pemerintah daerah di Porsea dan 2 Unit dimiliki oleh swasta yakni 1 Unit rumah sakit umum di Balige dan 1 Unit rumah sakit kusta di Laguboti;

8. Demikian juga penerangan listrik; Saat ini masih banyak desa-desa yang gelap, padahal disana terdapat PLTA Raksasa;

Keterlambatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Toba Samosir sangat dipengaruhi oleh metode pendekatan pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah selama ini yang mengakibatkan pengalokasian dana pembangunan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan

Page 2: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

2

kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Pengelolaan potensi daerahnya sangat tidak didukung oleh penyelenggara pemerintahan, seperti dukungan terhadap potensi pertanian, parawisata, perikanan dan lain-lain. Meskipun pemerintah telah melaksanakan jurus jitunya pada saat Pemerintahan Orde Baru yakni pembangunan di Indonesia yang diselenggarakan secara bertahap dan bekesinambungan yang disebut: Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) selama 7 (tujuh) periode pembangunan daerah atau kawasan tersebut tetap tidak berkembang, malahan pada periode tersebut Kabupaten Tapanuli Utara yang mana di dalamnya termasuk kawasan Toba Samosir dicap sebagai Daerah Kemiskinan di Indonesia.

Dengan telah bergulirnya jaman reformasi dan otonomisasi saat ini, salah satu kabupaten yang dimekarkan dari induknya Kabupaten Tapanuli Utara, berdasarkan UU Nomor:12 Tahun 1998, Tentang: Pembentukan Kabupaten Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Tingkat II Mandailing Natal, tanggal: 23 Nopember 1998 terbentuk Kabupaten Toba Samosir yang meliputi Kawasan Toba dan Samosir, dan berdasarkan UU Nomor: 36 Tahun 2003, Tentang: Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara, Tanggal: 18 Desember 2003, Kabupaten Samosir memekarkan diri dari Kabupaten Toba Samosir menjadi Kabupaten Samosir. Wilayah Kabupaten Toba Samosir hanya meliputi: Kawasan Toba, luas wilayah 2.021,8 KM2, berada pada 2,003” s.d 2,040” LU dan 98,056” s.d 99,040” BT. Pemekaran tersebut diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan di Kabupaten Toba Samosir sebab alokasi dana bantuan pemerintah pusat sudah mengarah kelokasi sasaran, namun hingga saat ini masih diperlukan lagi bantuan dana yang lebih besar agar ketertinggalan seperti penyediaan infrastruktur dapat dipercepat atau pemenuhan kebutuhan dasar dapat dengan segera terpenuhi.

Pendekatan pemerataan pembangunan di Indonesia pada saat ini dihitung berdasarkan Dana Alokasi Umum (DAU), dimana komponen variabelnya terdiri dari: Jumlah penduduk, Luas daerah (daratan), Potensi daerah, dan Koefisien Kemahalan Bangunan. Komponen ini masih juga belum bisa mendongkrak percepatan pembangunan di Toba Samosir dikarenakan koefisien-koefisien tersebut senantiasa hampir sama dari tahun ke tahun untuk setiap daerah. Dengan perkataan lain bahwa daerah lain yang sudah lebih dulu maju tetap berada didepan, sedangkan daerah yang tertinggal selama ini tetap berada di belakang kemajuannya. Sebagai gambaran alokasi DAU per kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Dana Alokasi Umum (DAU) di Provinsi Sumatera Utara; Tahun 2008 s.d. 2012

Jumlah DAU ( dalam ribu Rp. )

No. Kabupaten / Kota

2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deliserdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara

727.910.822 422.761.735 327.408.429 779.762.110 395.779.328 578.103.405 583.480.637 394.434.140 393.414.349 639.593.433 528.954.580 290.589.335 338.051.601

761.054.820 446.552.354 327.828.550 784.016979 393.389.952 247.304.281 597.473.050 385.220.708 400.243.375 634.428.061 274.923.375 292.582.207 360.540.079

813.233.489 479.299.307 336.864.702 793.141.685 401.710.290 315.309.299 628.952.504 398.482.296 418.547.198 644.610.865 334.737.772 313.957.675 369.275.117

948.867.504 523.902.037 374.323.886 889.009.680 441.830.815 370.860.918 689.304.684 455.686.638 250.935.711 696.561.265 376.142.335 343.959.059 408.808.812

1.103.389.237

628.974.980 451.176.116

1.100.013.616 546.294.802 461.644.282 847.503.037 541.106.638 289.608.144 865.405.855 454.322.254 422.611.672 487.345.532

Page 3: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

3

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Barat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Bedagai Kab. Samosir Kab. Batubara Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kota Gunung Sitoli Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat

252.143.902 276.422.519 808.664.567 312.042.983 209.457.471 224.503.915 221.913.915 257.152.798 155.875.045 258.078.775 251.601.127 381.432.253 219.458.180 175.374.953

- - - - - - -

279.893.493 283.636.215 855.629.207 307.523.437 211.206.693 227.872.150 221.405.119 256.538.765 162.406.506 267.981.010 260.055.481 396.352.183 234.939.346 315.316.161 171.793.832 158.675.178 139.977.969 150.577.523

- - -

280.449.853 293.536.658 784.139.518 313.941.731 220.076.802 241.921.536 228.057.807 270.129.118 167.780.345 277.887.323 279.893.022 404.835.802 243.041.606 337.663.207 303.657.733 253.282.238 241.106.688 243.565.554

- - -

310.465.195 336.975.734 899.927.416 352.723.110 248.596.013 275.733.192 262.130.545 308.201.364 198.404.616 319.188.994 313.663.208 458.449.769 283.201.579 386.180.939 346.964.406 267.177.153 262.768.244 249.724.117 251.781.376 231.858.197 193.665.081

387.623.169 416.965.216

1.153.789.320 429.632.177 292.873.107 313.729.707 307.635.669 364.923.284 232.990.274 378.605.613 376.847.178 554.245.457 331.412.601 452.227.480 400.601.985 334.512.284 331.754.392 348.056.278 305.726.000 267.283.187 227.860.916

Jumlah 10.404.366.307 10.807.338.059 11.633.088.740 13.527.973.592 16.408.691.459

Sumber: Data Keuangan Daerah; Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

DAU salah satu komponen pendapatan daerah yang tercantum dalam APBD Kabupaten Toba Samosir, dimana DAU memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan daerah. Komponen belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan ke Pemprov/Pemkab/Kota/PemDesa,Belanja Takterduga) dan Belanja Langsung (Belanja Pegawai, Belanja Barang & Jasa serta Belanja Modal).

Tabel: 2. Data Realisasi Belanja Pada APBD Kabupaten Toba Samosir; Tahun: 2007 s.d. 2010 Komponen Belanja (Milyar)

Belanja Langsung No Tahun Total

Pendapatan (Milyar)

Total Belanja (Milyar)

Belanja Tidak

Langsung Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Surflus / (Defisit) (Milyar)

1 2 3 4 5

2007 2008 2009 2010 2011

355,594 391,654 434,295 429,499 428,412

383,846 436,568 490,243 456,920 418,103

159,438 198,501 253,033 283,906 300,963

27,556 34,144 27,491 23,409 12,893

79,674 95,251 76,719 60,378 39,091

117,178 108,702 133,000

89,226 65,156

(28.253) (44.913) (55.948) (27.420)

10.310

Sumber: Data Keuangan Daerah; Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

Alokasi dana untuk mendukung penanganan infrastruktur adalah Belanja Langsung yang terdiri dari komponen belanja barang digunakan untuk membiayai pemeliharaan asset Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan termasuk pemeliharaan infrastruktur yang ada saat ini, dan belanja modal digunakan untuk pengadaan asset dan peningkatan atau pembangunan infrastruktur. Penanganan infrastruktur tersebut meliputi infrastruktur Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Pekerjaan Umum dan bidang lainnya. Tabel: 2 menunjukkan bahwa Belanja Tidak Langsung meningkat jumlahnya dari Tahun 2007 sebesar Rp. 159,438 Milyar (±41% dari Total Belanja) menjadi Rp.300,963 Milyar (±72% dari Total Belanja) pada Tahun 2010, sedangkan Belanja Modal untuk peningkatan atau pembangunan infrastruktur berkurang dari tahun 2007 sebesar Rp. 117,178 Milyar (±30% dari Total Belanja) menjadi Rp. 65,156 Milyar (±15% dari Total Belanja) pada Tahun 2010; Serta Belanja Barang & Jasa yang dipergunakan untuk Pemeliharaan asset dan Pemeliharaan infrastruktur pada Tahun 2007 sebesar Rp. 79,674 Milyar

Page 4: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

4

(±20% dari Total Belanja) berkurang menjadi Rp. 39.091 Milyar (±9% dari Total Belanja) pada Tahun 2010. Kecenderungan tersebut memperlihatkan adanya perlambatan penanganan infrastruktur, baik pemeliharaan maupun pengadaan, peningkatan dan pembangunannya di Kabupaten Toba Samosir. Dengan keterbatasan dana pada APBD Kabupaten Toba Samosir, maka diperkirakan untuk penanganan infrastruktur akan membutuhkan waktu yang relatif sangat lama, sehingga semua jalan kabupaten menjadi mantap dengan lapis permukaannya aspal, penanganan penyediaan Air Bersih terpenuhi, Pengananan Sumber Daya Air untuk mengairi persawahan tidak dilakukan dengan Mandabu Aek, Sarana dan Prasarana Perkantoran tercukupi dan lain-lainnya.

B. Kondisi dan Keberadaan Infrastruktur yang ada saat ini:

Hasil pembangunan di Kabupaten Toba Samosir hingga saat ini, sebagai sumbangsih pembangunan yang diselengarakan sebagaimana disebutkan diatas, adalah sebagai berikut:

1. Bidang Jalan dan Jembatan:

Jumlah panjang jalan di Kabupaten Toba Samosir hingga Tahun 2010 adalah sebesar 1.433,75 Km meliputi Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten (Tabel 3).

Tabel 3. Panjang Jalan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2006 s/d 2010

Panjang Jalan (Km) No Tahun

Nasional Provinsi Kabupaten Jumlah Keterangan

1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009 2010

95 95 95 95 95

131 131 131 131 131

1.129,50 1.171,00 1.193,00 1.207,75 1.207,75

1.355,50 1.397,10 1.419,00 1.433,75 1.433,75

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Jalan kabupaten yang rusak terdapat sebesar 638,64 Km atau 52,88% ; Panjang jalan dalam kondisi mantap hanya sebesar 47,12% (Tabel: 5). Panjang jalan yang sudah beraspal baru 710,40 Km atau 58,83%, dan yang belum beraspal adalah sebesar 497,35 Km atau 41,17% (Tabel: 4). Pada umumnya jalan yang belum beraspal terdapat di perdesaan, yakni berada di Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Borbor, Kecamatan Nassau dan Kecamatan Pintu Pohan Meranti. Desa-desa di kawasan tersebut menjadi terpencil, dan masyarakat kesulitan mengangkut hasil-hasil pertanian dan perkebunan ke tempat pemasaran, seperti komoditi Kopi, Beras, Kemenyaan, Ubi Kayu, Jagung dan Karet. Demikian juga masih terdapat jembatan sepanjang 232,21 M’ untuk segera di Perbaiki, agar aksesibilitas tetap terbuka. Jenis permukaan jalan dirinci sebagaimana terlihat pada Tabel 6.

Tabel 4. Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2006 s/d 2010

Panjang Jalan Kabupaten (Km)

2009 2010 No Jenis Permukaan

Km % Km % 1 2 3

Aspal Kerikil Tanah

611,00 81,70

515,05

50,58 6,77

42,65

710,40 69,30

428,05

58,82 5,74

35,44 Jumlah 1.207,75 100,00 1.207,75 100,00

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Page 5: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

5

Tabel 5. Kondisi Jalan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 & 2010

Panjang Jalan Kabupaten (Km)

2009 2010 No Kondisi Jalan

Km % Km % 1 2 3 4

Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat

323,43 116,68 370,50 397,14

26.78 9,66

30,68 32,88

412,43 156,68 308,50 330,14

34,14 12,98 25,54 27,34

Jumlah 1.207,75 100,00 1.207,75 100,00 Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Tabel 6. Kondisi Jembatan (status kabupaten) di Kab. Toba Samosir Tahun 2006 s/d 2010

No Kondisi Jembatan Panjang Jembatan (M’)

%

1 2 3

Baik Sedang Rusak

2.150,60 280,70 232,21

80,74 10,54 8,72

Jumlah Tahun 2010 2.663,51 100,00 Tahun 2009 2.547,91 95,66 Tahun 2008 2.427,91 91,15

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Panjang jalan provinsi dan jalan nasional di Kabupaten Toba Samosir tidak berkembang dari Tahun 2006 hingga Tahun 2010. Panjang jalan nasional tetap sebesar 91 Km, dan jalan provinsi tetap 131 Km. Sesuai dengan Data IRMS Tahun 2009, di Kabupaten Toba Samosir kondisi mantap jalan provinsi hanya 47,38 Km atau 36,17% (Tabel 7) dan kondisi mantap jalan nasional sepanjang 15 Km atau 24,56% (Tabel 8). Pelayanan jalan tersebut sangat mengganggu kelancaran lalu-lintas keluar masuk Kabupaten Toba Samosir. Pada hal jalan nasional yang ada merupakan akses jalan satu-satunya menuju Medan sebagai Ibukota Provinsi yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan yang mana disekitarnya terdapat Bandara Polonia dan Pelabuhan Belawan. Sedangkan ruas jalan provinsi Silimbat - Parsoburan - Bts. Labuhan Batu dan ruas jalan Porsea menuju Pulau Raja (Kabupaten Asahan) sangat penting untuk mempermudah akses ke daerah-daerah disekitar jalan tersebut yang mana masih banyak daerahnya terpencil dan terisolasi hingga saat ini. Tabel 7. Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Toba Samosir

Kondisi Jalan Provinsi (Km) No Nomor Ruas

Nama Ruas Panjang

Baik Sedang Rusak Ringan

Rusak berat

1 2

3

03.070 03.106 03.119

Silimbat –Parsoburan Porsea - Tangga-Bandar Pulau - P. Rakyat Parsoburan-Bts. Labuhan Batu

39,01 51,49

40,50

0,00 0,00

0,00

3,00 15,38

29,00

36,01 36,11

7,50

0,00 0,00

4,00

Jumlah (Km) 131,00 0,00 47,38 79,62 4,00 Kondisi (%) 100,00 0,00 36,17 60,77 3,06

Sumber: IRMS Tahun 2009

Page 6: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

6

Tabel 8. Kondisi Jalan Nasional di Kabupaten Toba Samosir

Kondisi Jalan Nasional (Km) No Nomor Ruas

Nama Ruas Panjang

Baik Sedang Rusak Ringan

Rusak berat

1

2

067 068

Bts. Kab. Simalungun - Silimbat Silimbat - Bts. Taput

34,307

26,773

0,00

0,00

5,00

10,00

29,307

16,773

0,00

0,00 Jumlah ( Km) 61,080 0,00 15,00 46,08 0,00 ( % ) 0,00 24,56 75,44 0,00

Sumber: IRMS Tahun 2009

Jangkauan Daerah yang diperkirakan berdasarkan perbandingan antara panjang jalan dan luas wilayah dengan mempertimbangkan kondisi jalan pada Kabupaten Toba Samosir sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 10, adalah sebesar 0,27; sedangkan Jangkauan daerah pada Provinsi Sumatera Utara adalah: 0,30 dan Jangkauan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebesar: 0,43. Angka-angka tersebut memperlihatkan bahwa daerah di Kabupaten Toba Samosir lebih terisolir dibandingkan dengan daerah kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Dan apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dimana keadaannya saat ini hampir tidak terdapat lagi daerah terisolir, pada umumnya daerah-daerah di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Toba Samosir masih lebih terisolir dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat . Sebagaimana ditunjuk Tabel 9, daerah yang paling terisolir di Kabupaten Toba Samosir adalah: Kecamatan Parmaksian, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Nasau, Kecamatan Silaen, Kecamatan Uluan, Kecamatan Borbor, Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Bonatua Lunasi. Indikator ini juga dapat digunakan sebagai pembanding bahwa pembangunan antar kabupaten di Provinsi Sumatera Utara belum dilaksanakan secara merata.

Tabel: 9. Panjang Jalan dan Luas Wilayah serta Kepadatan Jalan Kabupaten menurut Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir.

No Kecamatan Panjang Jalan (Km)

Kondisi Jalan

Mantap (%)

Luas Wilayah (Km2)

Jangkauan Daerah

(Km/Km2)

Urutan jangkauan

daerah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nasaau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

140,00 52,14 96,50

308,50 88,70 77,00 40,35 31,00 38,90 36,91 10,40

141,70 53,25 44,00 2,50

45,40

47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12 47,12

91,05 24,45 73,90

408,70 176,65 335,50 132,58

25,20 36,98

237,27 22,20 89,90

109,00 32,80 45,98 59,64

0,72 1,00 0.62 0.36 0,24 0,11 0.14 0,58 0,50 0,07 0,22 0,74 0,23 0,63 0,03 0.36

3 1 5

10 11 15 14

6 8 7

13 2

12 4

16 9

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Page 7: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

7

Tabel 10. Panjang Jalan dan Luas Wilayah serta Jangkauan Daerah Prov. Jawa Barat, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Toba Samosir.

Data Jalan Jalan Nasional Jln. Provinsi Jln. Kab./Kota No Uraian

Panj. Jalan Km

Panjang Kondisi Mantap

Panjang Kondisi Mantap

Panjang Kondisi Mantap

Luas Daerah (Km2)

Jangkauan

Daerah Km/Km2

1 2 3 4

Prov. Jawa Barat Prov.Sumatera Utara Kab. Toba Samosir Kota Medan

18.614 34.124 1.396 3.017

1.351 2.505 61 140

95,35 86,76 24,56 86,76

2.527 2.753 127 11,94

95,05 78,83 36,17 78,83

14.735 28.866 1.207 3.017

80.00 60.38 47.12 99,29

35.846 71.680 2.352 265,10

0,43 0,30 0,27

11,80 Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

2. Bidang Sumber Daya Air

Infrastruktur sumber daya air yang ada saat ini adalah jenis irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana, tidak terdapat irigasi yang dikelola secara teknis. Kegiatan untuk mengairi persawahan merupakan beban terberat bagi masyarakat karena persawahan umumnnya sawah tadah hujan dan mengharapkan aliran sungai/kali kecil yang ada disekitar persawahan. Masyarakat petani sering diperhadapkan kepada perbaikan jaringan tali air ke persawahan dan bendungan-bendungan yang tidak permanen, karena sering mengalami kerusakan seperti ambrol dan rubuh pada saat musim penghujan, sedang pada saat tidak ada hujan masyarakat sangat sulit mendapatkan air untuk disuplay ke petak-petak persawahan. Istilah masyarakat disana untuk mengairi persawahan adalah dengan cara Mandabu Aek yang dilaksanakan setiap saat atau siang dan malam. Masyarakat petani sering tidur di areal persawahan untuk Mandabu Aek. Luas irigasi yang ada dirinci seperti terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Luas Irigasi dirinci menurut Kecamatan dan Jenis Irigasi.

Jenis Irigasi (Ha) No Kecamatan

Teknis Setengah Teknis

Sederhana Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nasaau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

811 530

1.244 145

0 0

158 223

0 0 0 0

253 0 0

454

853 30

769 872 276

0 1.930

559 976

0 700 847 426

0 299 706

1.664 560

1.913 917 276

0 2.088

782 976

0 700 847 679

0 299

1.160 Jumlah Total 0 3.818 9.242 13.060

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Page 8: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

8

3. Bidang Penyediaan Air Bersih

Di Kabupaten Toba Samosir, air bersih dapat dikatakan merupakan barang langka. Tabel 12 menunjukkan bahwa masyarakat yang telah dapat mendapat akses air bersih baru mencapai 11,56% dari jumlah Rumah Tangga (Kepala Keluarga), hanya terdapat dan terpusat di ibukota kecamatan seperti Porsea (48,60%), Ajibata (30,26%), Balige (28,20%), dan Laguboti (13,71%); Sedangkan masyarakat yang belum mendapat akses air bersih sebanyak 88,44% terdapat di kecamatan lainnya dan termasuk juga sebahagian besar di 4 kecamatan yang disebutkan diatas, masih menggunakan air baku dari danau atau sungai atau kali ataupun sumur-sumur gali yang dibuat oleh masyarakat di tempat-tempat rendah (alur-alur), dan dipikul untuk kebutuhan rumah tangga masing-masing yang dikomsumsi langsung tanpa ada pengolahan sebelumnya. Berdasarkan data Tahun 2009 dari Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum , cakupan pelayanan air minum perpipaan secara nasional sebesar 25,56% yang tersebar di perkotaan sebesar 43.96% dan perdesaan 11,54%. Sedangkan jumlah penduduk terhadap sumber air minum yang telah terakses secara nasional hingga saat ini sebesar 53,26%, yakni di perkotaan 59,87% dan perdesaan 46,61%. Bila dibandingkan ketersediaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir yang sudah terakses adalah masih berada di bawah capaian ketersediaaan air bersih secara nasional.

Tabel 12. Jumlah Desa/Kelurahan yang Diairi Air Bersih oleh Perusahaan Air Minum dan Jumlah Pelanggang Menurut Kecamatan.

No Kecamatan Jumlah Desa /

Kel.

Jumlah Penduduk

(KK)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Desa/Kel.

yang mendapat pelayanan air bersih

Jumlah Pelanggan

(KK)

Jumlah yang

dilayani (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nasaau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

35 6

23 22 15 10 23 10 17

7 14 12 17 10 11 12

8.555 1.042 4.515 3.849 1.584 1.779 3.175 1.806 3.148 1.649 1.447 2.543 2.064 1.827 1.790 1.737

36.654 4.290

18.399 15.453

6.790 7.219

12.105 7.404

12.810 7.070 5.714

10.275 8.150 6.983 7.221 6.632

15 0

11 0 0 0 0 0

13 0 0 0 0 3 0 0

2.413 0

619 0 0 0 0 0

1.530 0 0 0 0

553 0 0

28,20 0

13,71 0 0 0 0 0

48,60 0 0 0 0

30,26 0 0

JumlahTotal 2010 244 42.510 133.120 4.915 11,56 2009 216 4.701 2008 216 4.520

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

.

Page 9: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

9

4. Bidang Pelayanan Listrik

Masih terdapat desa yang gelap gulita dikarenakan aliran penerangan listrik belum ada, daerah tersebut pada umumnya berada pada daerah-daerah terisolir. Tabel 13 menunjukkan di Kabupaten Toba Samosir terdapat sebanyak 8.106 KK atau sebesar 19,06% belum mendapat penerangan listrik. Semua desa di Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi, total masih gelap, kemudian disusul oleh Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Borbor dan Nassau, Kecamatan Habinsaran; sebahagian besar masih gelap. Kecamatan Siantar Narumonda, Kecamatan Ajibata, sedikit di Kecamatan Silaen, Sigumpar dan Laguboti terdapat sedikit rumah tangga yang belum dialiri oleh PLN. Tabel 13. Banyaknya Pelanggan Listrik dan Jumlah KVA Tersambung pada PT. PLN Ranting Balige, Porsea dan Parapat menurut Kecamatan; Tahun 2010

No Kecamatan Pelanggan KVA Tersambung

Jumlah Penduduk

(KK)

Belum Terlayani

(KK)

Belum Terlayani

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Balige + Tampahan Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor + Nassau Nasau Silaen + Sigumpar Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

9.810 - 0

4.497 2.996 1.9230

- 4.687

- 6.063

663 1.227 3.607 1.642 1.651

0 0

6.563.590 -

2.751.850 1.795.250

746.560 -

2.112.740 -

4.362.195 553.410

1.313.530 1.262.560

742.820 1.173,5

0 0

9.597 -

4.515 3.849 3.363

- 4.981

- 3.148 1.649 1.447 2.543 2.064 1.827 1.790 1.737

0 -

18 853

1440 -

294 - 0

986 220

0 413 176

1.790 1737

0 -

0,39 22,16 42,81

- 5,90

- 0

59,79 15,20

0 20,00 9,63 100 100

Jumlah Total 38.166 22.205.628,5 42.510 8.106 19,06 Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

5. Bidang Perhubungan

Infrastruktur Terminal Kendaraan Umum, belum ada hingga saat ini dan Infrastruktur pelabuhan danau dan pelabuhan udara seperti di tunjukkan pada Tabel 14 dan 15.

Tabel 14. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Danau Kabupaten Toba Samosir

No Nama Pelabuhan Jenis Kegiatan Peran dan Fungsi Luas Lantai Luas Areal

1 2

Ajibata Balige

Dermaga Danau Dermaga Danau

Pelabuhan Lokal Pelabuhan Lokal

162 M2 98 M2

900 M2 774 M2

Sumber: Dinas Perhubungan Prov. Sumatera Utara

Tabel: 15. Sarana Pelabuhan Udara, Kabupaten Toba Samosir

No Nama Bandara Klasifikasi Status Penggunaan Panj. Landasan Keterangan

1 Sibisa Penyebaran tersier

Domestik 750 M Perkerasan aspal

Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara

Page 10: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

10

6. Bidang Energi

Tabel 16. Pembangkit Listrik Tenaga Air, Kabupaten Tobasamosir

No Nama PLTA Lokasi Kapasitas Keterangan

1 PLTA Asahan II Desa Sigura-gura 4 x 71,5 MW Kebutuhan PT. Inalum 2 PLTA Asahan I Desa Ambar Halim 2 x 90,0 MW Telah difungsikan oleh

PLN kelistrikan P.Sumatera 3 PLTA Asahan III Desa Meranti Utara 2 x 87,0 MW Sedang dibangun

Sumber: Wikepedia Bahasa Indonesia: Daftar Pembangkit Listrik di Indonesia

C. Potensi Daerah

1. Energi

Letak Danau Toba berada kurang lebih 900 m diatas permukaan laut (dpl), dengan sumber air yang cukup besar dialirkan melalui Sungai Asahan ke laut. Di aliran Sungai Asahan terdapat tiga lokasi air terjun yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Sampai saat ini baru PLTA Asahan II yang sudah beroperasi dengan kapasitas 150 MW. Proyek ini adalah kerjasama pemerintah indonesia dengan Jepang yang mana energi listrik dimanfaatkan untuk mengolah aluminium (PT Inalum). Proyek PLTA Asahan I yang terdapat di Desa Ambar Halim Kecamatan Pintu Pohan Meranti, dengan kapasitas 2 x 90 MW telah beroperasi dan digunakan oleh PT. PLN untuk pemenuhan listrik di Provinsi Sumatera Utara yang mendukung kelistrikan di P. Sumatera. Sedangkan PLTA Asahan III di Desa Meranti Utara sementara sedang dibangun dengan Kapasitas rencana sebesar 2 x 87 MW. Sementara di pedalaman Kecamatan Habinsaran, Nassau, Borbor, Lumbanjulu dan Balige (Tabel 16) banyak terdapat sumber daya air berupa air terjun. PLTA di Kecamatan Nasau pada Sungai Aek Hualu, dengan kapasitas 5 MW untuk kebutuhan listrik di Desa Desa Lumban Rau Utara, Desa Lumban Rau Tenggara, dan Desa Siantarasa.

Tabel 17. Data Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro di Kab. Toba Samosir No Nama Sungai / Air

Terjun Lokasi Head/H

(M) Debit/Q

(M) Ket.

1 Air Terjun Tanaman Eden 7 Tingkat

Ds. Sionggang Utara Kec. Lumban Julu

21 0.31 Survey Th. 2006

2 Air Terjun Dusun Parsunyian

Ds. Sionggang Utara Kec. Lumban Julu

23 0.95 Survey Th. 2006

3 Air Terjun Margumis Ds. Lbn Lobu Kec. Lumban Julu

25 1.75 Survey Th. 2006

4 Air Terjun Batu Rosak Ds. Sigodang Tua Kec. Lumban Julu

20 0.25 Survey Th. 2006

5 Air Terjun Siborngin Ds. Sigodang Tua Kec. Lumban Julu

30 0.55 Survey Th. 2006

6 Air Terjun Pandumaan

Ds. Huta Namora Kec. Balige

100 2.55 Survey Th. 2006

7 Sungai Pandumaan Ds. Huta Namora Kec. Balige

22 2.60 Survey Th. 2006

8 Sungai siboruon I Ds. Siboruon Kec. Balige 40 1.55 Survey Th. 2006 9 Sungai Siboruon II Ds. Siboruon Kec. Balige 21 1.55 Survey Th. 2006 10 Air Terjun Victoria Ds. Nassau Kec. Nassau 70 6.0 Survey Th. 2007 11 Air Terjun Aek

Kurungan Kec. Nassau 30 1.1 Survey Th. 2007

12 Air Terjun Simare Desa Sidulang 70 2.5 Survey Th. 2007 Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kab. Toba Samosir (RPJMD Toba Samosir 2011-20150)

Page 11: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

11

Tabel 18. Data Sungai Dan Debit Rata-rata Di Kabupaten Toba Samosir

No Kecamatan Sungai Debit Rata-Rata (M3/det)

Keterangan

1 Balige Aek Halian Aek Sibitara

5.7 1.2

2 Lumban Julu Aek Salak Aek Sitikko Aek Naborsahan Aek Siharsik-harsik Aek Simarotip Aek Tongguran Aek Sibaruang Aek Simarintop Aek Bulu Laga

0.9 0.3 0.2 0.6 0.9 0.3 1.5 0.8 1.5

3

Porsea Aek Mandosi Aek Bang

5.4 5.4

4 Habinsaran Aek Kualu 14 5 Silaen Aek Bolon

Aek Silimbat 1.9 1.6

Sumber: Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kab. Toba Samosir (RPJMD Toba Samosir 2011-20150)

2. Industri

Kabupaten Toba Samosir khususnya Kota Balige memiliki ciri khas yaitu bahwa sejak jaman Belanda sudah memiliki industri pabrik tenun yang menghasilkan kain songket (ulos) dan sarung. Saat ini masih terdapat 10 (sepuluh) unit pabrik tenun di Balige. Selain pabrik tenun, Kabupaten Toba Samosir juga memiliki pertenunan ulos tradisional yang menghasilkan ulos yang dijadikan bahan sandang dan digunakan sebagai salah satu pelaksanan upacara adat serta dijual sebagai cinderamata para wisatawan yang datang ke Toba Samosir. Hasil tenun ulos ini dengan kekhasannya dapat dipromosikan menjadi bahan ekspor ke luar negeri.

3. Kehutanan

Hutan menjadi sangat penting artinya untuk menjaga kelestarian kawasan Danau Toba. Kawasan hutan lindung menjadi sangat penting untuk sumber air Danau Toba. Selain hutan lindung, Kabupaten Toba Samosir memiliki hutan produksi yang dikelola PT. Toba Pulp Lestari. Sektor kehutanan juga memberi kontribusi yang besar terhadap PDRB dan lapangan kerja masyarakat Toba Samosir. Dari sektor kehutanan produksi hasil hutan yang terbesar adalah pulp dan eucalyptus masing-masing untuk Tahun 2009 sebanyak 210.897,76 m2 dan 85.870,55 m2 .

Kayu yang ditanam adalah jenis Eucalyptus yang sudah dicloning sehingga dapat dipanen pada umur 7 tahun dengan produksi sekitar 200 ton/Ha. Selain Hutan Tanaman Industri (HTI) Kabupaten Toba Samosir juga menghasilkan rotan dan kemenyan.

Page 12: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

12

5. Pariwisata

Kabupaten Toba Samosir terkenal dengan keindahan alam dan panorama kawasan Danau Toba, kekayaan seni budaya asli yang merupakan potensi daerah yang dapat dikembangkan untuk sektor kepariwisataan.

Sesuai dengan letak geografis Kabupaten Toba Samosir yang memiliki Danau Toba dan Kawasan Bukit Barisan, panorama alam yang indah serta bangunan purbakala dan budaya menjadi penarik bagi wisatawan. Untuk mengembangkan dan menjadikan Kabupaten Toba Samosir menjadi daerah tujuan wisata diperlukan pembangunan sarana dan prasarana untuk wisatawan.

Dilihat dari potensi yang ada, sektor pariwisata sebenarnya adalah sektor yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan di Kabupaten Toba Samosir. Danau Toba sudah terkenal ke seluruh dunia sebagai salah satu danau terindah, menawarkan keindahan dan keeksotisan pemandangannya bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Potensi objek wisata lainnya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir adalah wisata budaya, dimana adat dan budaya masih dilestarikan dengan baik oleh masyarakat, yang pada umumnya dihuni oleh masyarakat adat Batak Toba. Wisata rohani juga menawarkan potensi yang menjanjikan dimana terdapat makam Dr. I.L. Nommensen yang menyebarkan Agama Kristiani di daerah Tapanuli dan disebut juga sebagai Apostel Batak. Di samping itu juga terdapat wisata sejarah mengenai perjuangan Raja Sisingamangaraja dimana makam dan berbagai peninggalan beliau-beliau terdapat di Kabupaten Toba Samosir, serta terdapat juga Tugu Pahlawan Revolusi Mayjen D I. Panjaitan, yang dilengkapi dengau museum; Ada Museum Batak yang didirikan oleh Tokoh Masyarakat Batak yakni Letjen (Purn) T.B. Silalahi di Soposurung Balige, juga terdapat Tugu-tugu keluarga masyarakat yang dibangun dengan artistik dan permanen sebagai pengikat tali persaudaraan dan penghormatan kepada leluhur.

Tersedianya prasarana seperti Hotel/Akomodasi dan Restoran yang memenuhi standar usaha dan pelayanan menjadi faktor yang sangat penting dalam mendukung kepariwisataan.

Perkembangan kepariwisataan di tahun 2009 dapat dijelaskan melalui perkembangan indikator sebagai berikut : 1. Meningkatnya wisatawan yang berkunjung 2. Meningkatnya lama tinggal wisatawan menjadi rata-rata 2 hari 3. Meningkatnya belanja konsumsi wisatawan menjadi rata-rata $50 4. Meningkatnya jumlah masyarakat sadar wisata menjadi 1100 orang 5. Meningkatnya lokasi wisata yang layak kunjungan menjadi 7 lokasi 6. Meningkatnya usaha-usaha pariwisata yang memenuhi standar dan pelayanan seperti

Rumah Makan menjadi 69 unit

Tabel 19. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2005 - 2009

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN TAHUN MANCANEGARA NUSANTARA

TOTAL PERSENTASE KENAIKAN

2005 6.541 30.810 37.342 18.24% 2006 7.924 36.641 44.565 19.34% 2007 8.370 41.835 51.209 14.90% 2008 94.48 48.108 57.556 12.39% 2009 12.979 82.513 95.492 65.91%

Sumber : Renstra Disbudpar Tobasa 2011-2015

Page 13: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

13

6. Perikanan

Pada Tahun 2009 jumlah rumah tangga yang melakukan budi daya perikanan baik di kolam, sawah, jaring apung, kolam air deras dan pembenihan sebanyak 2.597 rumah tangga dengan produksi ikan sebesar 5.280,20 ton, sedangkan yang melakukan penangkapan di danau, sungai, dan rawa sebanyak 2.494 rumah tangga dengan produksi ikan tahun 2009 sebesar 1.142,00 ton.

Tabel: 20. Produksi Ikan dan Jenis Budi Daya Ikan Tahun 2009 (Ton)

TAHUN KOLAM SAWAH KOLAM AIR DERAS JARING APUNG 2007 229.8 425.4 2.9 4575.0 2008 230.8 408.0 3.0 2656.0 2009 254.0 448.0 3.2 120.8

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Toba Samosir

Kegiatan usaha perikanan umumnya dikelola dan diusahakan masyarakat sebagai usaha rumah tangga. Jenis ikan yang dibudidayakan sebagian besar terdiri dari ikan mas, mujahir, lele, nila, dan lain-lain. Kegiatan budidaya ini biasanya dilakukan di kolam, sawah, jaring apung, dan keramba. Kebutuhan benih ikan setiap tahunnya sekitar 20.000.000 ekor, sedangkan yang dapat dipenuhi baru 11.950.000 ekor, sehingga masih terdapat kekurangan 8.188.000 ekor. Untuk memenuhi keperluan benih ikan di Kabupaten Toba Samosir, diharapkan adanya investor untuk mengadakan penangkaran benih ikan.

8. Perkebunan

Perkebunan umumnya merupakan usaha yang dikelola secara swadaya oleh rakyat, kopi merupakan komoditi andalan dengan luas areal tanam pada tahun 2009 seluas 2.385,43 Ha tersebar di seluruh kecamatan dan Kecamatan Habinsaran merupakan daerah tanaman kopi terluas, yakni 944,25 Ha dengan produksi 785,45 ton Tahun 2009.

Pada sektor perkebunan, jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat meliputi kopi, , kelapa sawit, karet, kakao, kemenyan, kemiri yang pengembangannya masih secara konvensional. Sedangkan tanaman yang menjadi andalan serta hasilnya dikirim keluar daerah meliputi kopi, kelapa sawit, karet, kemiri dan kemenyan. Pada umumnya perkebunan yang ada di Kabupaten Toba Samosir dikelola oleh masyarakat, kecuali perkebunan teh yang dikelola oleh BUMN yaitu PT. Nusanatara IV yang berlokasi di Desa Sibosur, Kecamatan Habinsaran. Teh Sibosur termasuk produk teh yang kurang terkenal dikarenakan letak perkebunan ini diperbukitan pada ketinggian + 1400 m di atas permukaan laut.

Kopi merupakan komoditi tanaman perkebunan yang mempunyai prospek baik. Dilihat dari luas areal perkebunan, tanaman kopi merupakan lahan terluas dibanding dengan tanaman lainnya. Luas tanaman kopi tahun 2007 sebesar 3.237 Ha dan tanaman ini tersebar di seluruh kecamatan. Kecamatan Habinsaran merupakan daerah yang mempunyai lahan terluas yakni 2.370 Ha dengan produksi 1.093,1 ton/tahun.

Tabel 21. Total Area dan Produksi Sektor Perkebunan Tahun 2009

No Jenis Komoditi Total Area (Ha) Rata-rata Produksi(ton) 1 Kopi 2.385,43 3.160,49 2 Kelapa Sawit 803,60 12.413,00 3 Karet 442,00 584,80 4 Kemiri 157,48 281,76 5 Kemenyan 367,65 52,60

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka 2011

Page 14: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

14

9. Pertambangan

Potensi tambang yang telah diinventarisasi dan disertifikasi oleh direktorat Inventarisasi Sumber daya Mineral Bandung adalah batu gamping, teras, andesit, lempung dan diatomea.

Usaha pertambangan di Kabupaten Toba Samosir masih terbatas pada bahan tambang galian C, berupa pasir dan batu. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, Kabupaten Toba Samosir memiliki potensi berupa bahan galian/tambang yang sampai saat ini belum dieksploitasi.

Tabel 22. Potensi Bahan Galian Kabupaten Toba Samosir Lokasi Sumber Daya No Komoditi Kecamatan Desa

Bujur Lintang Sat Volume Balige -

- - - -

Simarmar Hutagaol Peatalum Hutagaol Peatalum

99010’28” 99089’44”

2031’08” 2030’69”

M2 M2

2.000.000

2.000.000

1 Batu Gamping

Balige - - - -

Tanggabatu Barat Paindoan Hutagaol Tanggabatu

99000’42” 99008’85” 99009’33” 99000’64”

2029’59” 2032’33” 2032’16” 2028’07”

M2 M2 M2 M2

225.000 50.000 30.000

300.000

Lumban Julu - - - - - - - - - - - -

Sionggang Sionggang Aek Natolu Aek Natolu Jangga Dolok JanggaToruan Jangga Toruan Jangga Toruan Paringgoran Paringgoran Paringgoran Sibadihon

99000’96” 99003’18” 99002’94” 99001’44” 99007’90” 99008’40” 99007’97” 99007’41” 99009’53” 99010’85” 99009’80” 99014’92”

2055’89” 2058’96” 2059’45” 2059’52” 2055’49” 2053’89” 2052’76” 2051’68” 2051’20” 2052’26” 2052’01” 2048’98”

M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2

80.000 90.000

120.000 80.000

750.000 1.500.000 1.000.000

750.000 750.000 625.000 500.000

40.000 Habinsaran -

- -

Matio Parsoburan Lumban Balik

99027’69” 99032’57” 99031’43”

2032’73” 2032’35” 2036’66”

M2 M2 M2

2.400.000 1.200.000 1.500.000

Silaen - -

Sibide Ombur

99023’41” 99023’27”

2042’93” 2033’41”

M2 M2

4.000.000 1.500.000

2 Trass

Pintu Pohan Meranti

- Siria-ria 99023’27” 2045’55” M2 5.000.000

Balige - Lumban Silintong 99003’92” 2034’22” M2 6.250 3 Andesit Porsea - Antara Lbn. Julu-

Porsea 99014’80” 2046’18” M2 1.000.000

Uluan - Sigaol 99006’63” 2040’91” M2 240.000 4 Lempung Pintu Pohan Meranti

- Siria-ria 980719’3” 2063’62” M2 1.250.000

5 Andesit Silaen - -

Ombur Batu Hoda

99013’20” 99014’20”

2020’23” 2023’04”

M3 359.296.875

6 Tawas Pintu Pohan Meranti

- Desa Meranti Barat

M3 12.250

Sumber: Direktorat Inventarisasi Sumber daya Mineral, Kementerian Pertambangan

Page 15: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

15

10. Pertanian

a. Tanaman Pangan

Sebagian besar penduduk Kab. Toba Samosir menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian sehingga menjadi sektor andalan dalam menggerakkan perekonomian daerah dengan kontribusi sekitar 26,35 % terhadap total PDRB Tahun 2009.

Perkembangan luas panen dan produksi tanaman padi cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2009 luas panen padi seluas 20.253 Ha, dengan jumlah produksi sebesar 105.389 ton (menurun 1,57 % dibandingkan Tahun 2008).

Dibidang pertanian, potensi yang dapat dikembangkan adalah tersedianya lahan kosong seluas ±40.000 Ha. Sesuai dengan kondisi alam, iklim dan kesuburan tanah, maka peluang untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian tanaman pangan/holtikultura, perkebunan dan kehutanan (khususnya pengembangan HTI) sangat baik.

Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Toba Samosir mencakup komoditi padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat,kacang tanah,sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman pangan lainnya. Sektor tanaman pangan yang menjadi andalan Kabupaten Toba Samosir khususnya adalah tanaman padi dan jagung.

b. Padi

Padi merupakan komoditi andalan Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan keadaan alam dan topografinya, maka sektor pertanian merupakan sektor yang paling potensial dalam mendukung perekonomian masyarakat. Luas panen padi sawah dan ladang Tahun 2009 di Kabupaten Toba Samosir seluas 23.775 Ha dengan rata-rata produksi 137.818 ton.

c. Jagung

Salah satu komoditi unggulan Kabupaten Toba Samosir adalah jagung. Keunggulan tanaman jagung, cocok untuk seluruh wilayah Kabupaten Toba Samosir.

Sejak tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sangat giat dengan program pengembangan tanaman jagung. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mengembangkan tanaman jagung, diantaranya dengan pengadaan traktor pengolah tanah di setiap kecamatan dan membantu pengadaan bibit untuk petani. Pada tahun 2009-2010 luas panen jagung 7.550 Ha dengan produksi 37.000 ton dengan komoditi jagung yang dikembangkan adalah jenis Hibrida.

Sedangkan untuk pengembangan tanaman masih tersedia lahan kosong di 14 kecamatan seluas 40.550 Ha. Dari data diatas masih diperlukan penanaman modal/investor untuk pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Toba Samosir.

11. Peternakan

Usaha peternakan dan perikanan umumnya juga dikelola sebagai usaha rumah tangga. Pada Tahun 2009 jumlah populasi ternak besar seperti sapi 1.044 ekor, kerbau 11.846

Page 16: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

16

ekor dan kuda 69 ekor sedangkan ternak kecil seperti kambing, domba dan babi mengalami kenaikan. Jumlah kambing tahun 2009 sebanyak 3.544 ekor, domba 3.423 ekor dan babi 23.862 ekor. Tersedianya lahan penggembalaan seluas 242.6 Ha yang tersebar di 14 Kecamatan menjadikan peternakan menjadi sektor usaha yang menjanjikan bagi Investor. Untuk memenuhi kekurangan daging ternak dan bibit ternak di Kabupaten Toba Samosir diperlukan pihak swasta untuk dapat melakukan usaha pembenihan dan penggemukan ternak.

D. Harapan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Toba Samosir

Berdasarkan Perpres Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera dan Rancangan RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun, bahwa Balige adalah sebagai PKW pusat Industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan sebagai PKW pusat parawisata cagar alam dan ilmu pengetahuan sebagai dasar Untuk mendukung pengembangan dan percepatan pembangunan infrastruktur yang tertinggal di kawasan Toba Samosir sehingga dapat terwujud apa yang diharapkan dalam RTRW tersebut termasuk juga dengan adanya dukungan potensi daerah. Harapan pengembangan infrastruktur sebagai berikut:

1. Perhubungan

Pembangunan dibidang perhubungan diperlukan untuk menunjang pegangkutan hasil pertanian menuju pusat industri pengolahan dan menunjang parawisata, serta mengurangi keterisolasian dan ketertinggalan yang masih terdapat di Kawasan Toba Samosir, diperlukan pembangunan antara lain: a. Pembangunan Bandara Sibisa; untuk mempermudah akses parawisata ke Kawasan

Danau Toba dan untuk membuka keterisolasian Pulau Sumatera bagian tengah sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder.

b. Pembangunan Dermaga/Pelabuhan: Ajibata; Porsea; Balige; untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah sehingga mempermudah pengangkutan hasil pertanian tanaman pangan dan akses parawisata di Danau Toba yakni Kabupaten Samosir dengan kawasan pesisir pantai Danau Toba di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Karo dan Simalungun menuju Balige sebagai pusat PKW.

c. Pengembangan sarana perhubungan mendukung pertanian dan wisata; d. Pembangunan Terminal di Ibukota Kecamatan: Balige; Porsea; Ajibata; Laguboti;

Borbor, Parsoburan; Nassau; Silaen; Tampahan; Siantar Narumonda; e. Penataan Trayek Pengangkutan Umum; f. Pembangunan Halte di perkotaan untuk tertib lalu-lintas; g. Pengadaan Kapal Cepat; h. Pengadaan Ferry;

2. Jalan & Jembatan

Pembangunan di Bidang Jalan dan Jembatan untuk: a. Membuka daerah terisolasi dan terpencil: Jalan kabupaten di Kec. Nasaau, Kec.

Habinsaran, Kec. Borbor, Kec. Siantar Narumonda; Kecamatan Balige; b. Pembangunan jalan baru yang menghubungkan Ibu Kota Kecamatan (sejajar dengan

Jaringan Jalan Lintas Sumatera), meliputi Ruas jalan Ajibata – Lumbanjulu –

Page 17: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

17

Lumbanlobu – Porsea – Siantarnarumonda - Pintupohan Meranti – Silaen – Habinsaran – Nassau – Borbor – Laguboti – Balige - Tampahan;

c. Mengurangi kesemrautan lalu-lintas Jalan Nasional di Kota Kota Balige; diperlukan pembangunan jalan Balige By Pass ( Hinalang – Tambunan);

d. Pembangunan jalan mendukung RTR Danau Toba; Pembangunan Lingkar Luar Danau Toba. Berada di pesisir Danau Toba dan langsung tidak ada bangunan penghalang pemandangan ke danau untuk memperindah pantai; yakni ruas jalan jalan Ajibata-Lumban Julu-Lumbanlobu-Porsea-Laguboti-Balige-Lbn.Silintong-Tarabunga-Bts. Tapanuli Utara (Muara) - menuju Sidikalang dan Tanah Karo menuju kota Medan sebagai konsep Kota Metropolitan (Mebidangro);

e. Pembangunan dan pemantapan jalan mendukung Pengembangan RTRW Pulau Sumatera; - Peningkatan Jalan Bts Simalungun-Silimbat; - Peningkatan Jalan Silimbat-Bts.Tapanuli Utara; - Pembangunan Akses Bandara Ajibata; - Pembangunan Jalan Toll Parapat-Balige; (sebagai salah satu sub ruas

pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dengan mempertahankan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana yakni: Medan-Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat-Tarutung-Sibolga.

e. Rounding Up Jalan dan Jembatan - Pemeliharaan Jalan Provinsi ( Ruas Silimbat-Parsoburan-Bts. Labuhan Batu, dan

Ruas Porsea-Bts. Asahan); - Peningkatan Jalan Provinsi ( Ruas Silimbat-Parsoburan-Bts. Labuhan Batu; dan

Ruas Porsea-Bts. Asahan); - Penggantian Jembatan pada ruas jalan provinsi; - Pemeliharaan Jembatan pada ruas jalan provinsi; - Pemeliharaan Jalan Kabupaten; - Peningkatan Jalan Kabupaten; - Penggantian Jembatan pada ruas jalan kabupaten; - Pemeliharaan Jembatan pada ruas jalan kabupaten;

f. Peningkatan status kewenangan penanganan jalan lokal menjadi jalan Nasional; - Ruas jalan lingkar luar Danau Toba yang berada di Kabupaten Toba Samosir;

g. Peningkatan status kewenangan penanganan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi;

3. Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih kepada masyarakat di Kabupaten Toba Samosir diharapkan capaiannya dapat menjangkau capaian secara nasional setiap tahunnnya atau capaian air bersih berdasarkan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 sebesar 68,87%. Ketertinggalan tersebut diharapkan dapat diadakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) karena sangat dibutuhkan masyarakat untuk pemenuhan dasar kebutuhannya, yakni melalui program/kegiatan:

a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Perkotaan:

- Dukungan penyediaan air baku - Peningkatan SPAM Kota/Ibu Kota Kecamatan (IKK); - Pengembangan IKK baru - SPAM yang bukan jaringan perpipaan

Page 18: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

18

b. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Pedesaan: - Pemberdayaan sistem air bersih untuk masyarakat (PAMSIMAS) - Air bersih untuk daerah rawan air dan terpencil; - SPAM yang bukan jaringan perpipaan

4. Irigasi dan Sumber Daya Air

Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi padi, diperlukan penanganan jaringan irigasi yang sudah ada dan pembangunan jaringan irigasi baru, sbb:

a. Membangun Irigasi Teknis pada lahan pertanian yang telah ada, untuk meningkatkan produksi beras;

b. Membangun Jaringan Irigasi pada daerah potensi pertanian yang kosong ±40.000 Ha; c. Mengganti bendungan sederhana pada daerah persawahan; d. Membangun pompanisasi pada daerah rawan air (persawahan tadah hujan/tagal

hambing); dengan menggunakan tenaga matahari/surya (PLTS) atau menggunakan kincir angin (PLTB);

e. Meningkatkan dan Pemeliharaan Daerah Irigasi yang sudah ada ; f. Memelihara Daerah Aliran Sungai (DAS) DanauToba; g. Menyediakan bangunan penanggulangan dan pengendalian banjir sungai dan pantai;

5. Pertambangan, Energi & Listrik

a. Membangun PLTA Hidromini pada daerah potensi air terjun; b. Membangun Pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik

Tenaga Surya (PLTS) atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) pada daerah terpencil dan terisolasi;

c. Pembangunan Pabrik Cat Tembok pada daerah potensi Batu Gamping sebagai bahan baku pokok Cat Tembok. ( Desa Hutagaol atau Simarmar Kecamatan Balige);

d. Pembangunan Pabrik Tegel, Genteng atau Batako pada daerah potensi Trass /Pozzolan. ( Kec. Pintu Pohan Meranti, Kec. Silaen, Kec. Habinsaran dan kec. Lumban Julu);

e. Pembangunan Pabrik Tawas di Desa Meranti Barat Kec. Pintu Pohan Meranti; f. Pengendalian dan kelestarian lngkungan daerah-daerah galian;

6. Perikanan

a. Pengembangan Perikanan dengan Jaring Apung di perairan Danau Toba di Kecamatan Balige, Laguboti, Sigumpar, Porsea, Uluan, Lumban Julu, Ajibata;

b. Pengadaan Penangkaran/Pembibitan Ikan (Ikan Mas, Nila) di Kecamatan Porsea;

7. Perkebunan

a. Mendirikan industri/pabrik pengolahan biji kopi sesuai dengan selera pembeli;

8. Pertanian

Peluang investasi yang ditawarkan adalah: a. Mendirikan industri pengeringan jagung sehingga biji jagung dapat disimpan lebih

lama; b. Mendirikan industri pemecah jagung kering sehingga menjadi bahan baku setengah

jadi yang memiliki nilai tambah;

Page 19: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

19

c. Mendirikan pabrik tepung jagung untuk memenuhi kebutuhan tepung jagung di Kabupaten Toba Samosir;

d. Pembangunan pabrik Arang Sekam Padi (Tersebar di setiap ibukota kecamatan); e. Perkebunan nanas di Kec. Lumban Julu, Uluan, Habinsaran, Borbor, Pintu Pohan

Meranti; f. Pengembangan ubi kayu untuk Tapioka diseluruh Kecamatan; g. Pengembangan ubi Jalar di seluruh Kecamatan; h. Pengembangan holtikultura sayur-sayuran di Kec. Ajibata, Lumban Julu, Balige, Pintu

Pohan Meranti; i. Pengembangan holtikultura Terong Belanda (Tiung) di Kec. Balige, Laguboti, Silaen,

Habinsaran, Borbor; j. Pengembangan Murbei (bahan baku sutera) di Kec. Habinsaran, Borbor, Lumban

Julu, Ajibata, Uluan, Pintu Pohan Meranti; k. Pengembangan Tanaman Jarak di Kec. Habinsaran, Borbor, Pintu Pohan Meranti,

Uluan, Lumban Julu;

9. Peternakan

Peluang Investasi di Sektor Peternakan : a. Penggemukan Ternak Besar (Kerbau, Sapi) dengan pola intensif (ranch mini) di

Kecamatan Borbor, Habinsaran, Porsea, Lumban Julu, Uluan; diharapkan akan menghasilkan daging dan industri susu murni.

b. Pengembangan ternak sedang (Babi) di semua Kecamatan; untuk pemenuhan kebutuhan lokal seperti upacara adat dan komsumsi sehari-hari.

10. Parawisata

a. Penyelenggaraan Perjalanan wisata di Kec. Balige dan Kec.Ajibata; b. Pengadaan Kapal wisata di Kec. Balige dan Kec. Ajibata; c. Pembangunan Hotel/Cottage/Villa di Balige, Ajibata dan Uluan; d. Pengembangan Objek wisata pantai di Kec. Uluan dan Kec. Balige; e. Pembangunan sekolah Kepariwisataan di Kec. Ajibata dan Kec. Balige; f. Pembangunan Restoran Terapung di Kec. Ajibata dan Kec. Balige; g. Pembangunan Gedung Pertunjukan budaya / Olah raga di Balige, Porsea,Laguboti,

Ajibata; h. Aktif mempromosikan potensi wisata Kawasan Toba Samosir, secara lokal, nasional

dan mancanegara;

Sarana dan prasarana wisata pantai dibangun di Lumban Silintong hingga Tarabunga, ditata seperti Pantai Sanur di Bali dan dilengkapi dengan sarana seperti: dayung, renang, sky air, volly pantai, water boom, Roller Coaster, layangan, dll; sedangkan hotel dapat dikonsep berada didaerah ketinggian sehingga dapat menikmati pemandangan langsung Danau Toba seperti di Kawasan Sibodiala. Di kawasan tersebut perlu dibangun sarana dan parasarana perkotaan seperti pertokoan (souvenir), restauran(kuliner), taman dan hiburan. Demikian juga perlu dibangun Kereta Gantung sebagai sarana transportasi dari lokasi hotel yang berada di tempat ketinggian menuju tempat wisata di Lumban Silintong.

11. Industri

Peluang Investasi di Sektor Industri : a. Pabrik Tapioka di Kec. Silaen;

Page 20: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

20

b. Pabrik Benang Sutera di Kec. Ajibata; c. Pabrik Penyulingan Minyak Jagung di Kec. Habinsaran; d. Pabrik Penyulingan minyak jarak di Kec. Lumban Julu; e. Pabrik pakan ikan dan ternak di Kecamatan Balige; f. Industri kerajinan tenun di Kec. Balige; g. Industri kerajinan kayu (Meubel) dan ukir-ukiran untuk souvenir di Kec. Balige, Ajibata; Pembangunan industri di Kabupaen Toba Samosir dapat didukung dengan adanya potensi sumber energi terbarukan PLTA di Sungai Asahan juga potensi PLTA sebagaimana tercantum pada Tabel: 16.

12. Perdagangan dan Koperasi

a. Membangun dan menata pasar tradisional di setiap ibu kota kecamatan; b. Melaksanakan promosi hasil atau produksi; c. Memfasilitasi UKM;

13. Lingkungan

a. Membangun dan menyediakan Sarana dan Prasarana Kebersihan di setiap Ibukota Kecamatan dan TPA yang dilakukan secara terpadu;

b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap AMDAL, kepada pabrik dan industri; c. Melakukan penanaman pohon untuk kelestarian lingkungan, hutan, terutama DAS

Danau Toba; d. Merehabilitasi kawasan hutan Bukit Barisan;

14. Olah raga

a. Membangun Sarana dan Prasarana Olah Raga; Sepak bola, Renang, Bola Voli, Dayung Sampan, dll

b. Melakukan pembinaan olah raga tingkat kecamatan dan kabupaten;

15. Perumahan a. Membangun perumahan bagi PNS, TNI dan Polri; b. Memfasilitasi pembangunan perumahan penduduk bagi pengembang perumahan;

16. Penataan Lingkungan permukiman dan Perkotaan

a. Penataan Lingkungan Perkotaan (Jalur Hijau, Taman, Trotoar, Drainase, Jalan setapak dan Persampahan, dll);

b. Penataan Kawasan Toba Samosir di sekitar pantai Danau Toba diharapkan mempunyai konsep Toba Water Front City;

c. Penataan Bangunan;

E. Penutup.

1. Guna mengejar ketertinggalan suatu daerah akibat ketersediaan infrastruktur minim dan tertinggal seperti di Kabupaten Toba Samosir, sebaiknya kondisi ketertinggalan infrastruktur wilayah diharapkan dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan koefisien DAU; dengan maksud agar wilayah tertinggal dapat lebih cepat menuntaskan ketertinggalannya bila dibandingkan dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju, terutama dalam mengejar pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Page 21: Kondisi Dan Harapan Infrastruktur Kabupaten Toba Samosir

21

2. Dana Alokasi Khusus untuk Kabupaten Toba Samosir, kiranya dapat lebih di perbesar agar penanganan infrastruktur untuk penanganan kewenangan pemerintah kabupaten dapat dipercepat, seperti di daerah terpecil dikarenakan jalan belum ada atau kondisinya rusak berat dan masih jalan tanah, pembuatan saluran-saluran irigasi pada daerah pertanian dan air minum masyarakat;

3. Kiranya Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPIPD), dapat teralokasikan di Kabupaten Toba Samosir, setiap tahunnya;

4. Perlu perhatian serius dari Pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara bahwa jalan nasional di Kabupaten Toba Samosir yang merupakan satu-satunya jalan keluar/masuk ke dan dari Kabupaten Toba Samosir ke Ibukota Provinsi di Medan ataupun ke dan dari Pelabuhan Sibolga sebagai pintu keluar dimana kondisinya harus selalu mantap sepanjang masa; Demikian juga Jalan Propinsi yang menghubungkan Kabupaten Toba Samosir menuju Kab. Labuhan Batu dan sebagai akses ke Kecamatan Silaen, Habinsaran, Borbor dan Nassau yang selama ini masih terpencil dan ruas jalan provinsi dari Porsea menuju Pulau Raja (Kabupaten Asahan) kondisinya diharapkan tetap dalam dalam kondisi mantap, agar akses ke Kabupaten Toba Samosir dapat dijangkau dengan mudah.

5. Diharapkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar mengalokasikan dana lebih besar ke Kabupaten Toba Samosir terutama untuk menangani Jalan, Air Bersih, Irigasi, Bandara Sibisa, Pembangunan PLTA di Sungai Asahan dan Lokasi Potensi PLTA Hidro Mini yang ada di Kab. Toba Samosir , study dan pembangunan sarana dan prasarana wisata, Jaringan listrik di daerah-daerah gelap gulita, study dan pembangunan jalan mendukung Jalan Lingkar Luar Danau Toba, Studi dan pembangunan Jalan Balige By Pass, Study dan Pengembangan Pelabuhan Udara Sibisa, Study dan Pembangunan Koneksitas Pelabuhan Tomok-Tiga Raja-Ajibata-Balige-Muara dan Pangururan dan study dan Pembangunan Jalan yang menghubungkan semua Ibukota Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir yang sejajar dengan Jalan Lintas Sumatera; dan lain-lainnnya;

6. Aliran listrik PLTA Asahan diharapkan dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya di Kabupaten Toba Samosir dengan mendatangkan banyak investor seperti untuk mendukung industri hasil pertanian, parawisata, pertambangan dan perkebunan yang bersumber bahan baku dari Kawasan Toba Samosir;

7. Diharapkan dengan segera membangun pabrik atau industri sesuai dengan potensi pertambangan;

8. Diharapkan ada kelanjutkan penanaman tanaman holtikultura pada lahan tidur; 9. Untuk mendukung pengairan sawah tadah hujan atau tagal hambing, perlu dibangun

dengan pompanisasi menggunakan tenaga matahari (PLTS) ataupun dengan tenaga Angin (PLTB);

Referensi: 1. Perpres Nomor 13 Tahun 2012 Tentang RTRW Pulau Sumatera 2. Rancangan Perda Provinsi Sumatera Utara, Tetang RTRW Provinsi Sumatera Utara 3. Sumatera Utara Dalam Angka; Tahun 2011; 4. Toba Samosir Dalam Angka; Tahun 2011;