kondidi sosial masyarakat dieng

6
2.6 Sosial Ekonomi Kawasan dieng di kabupaten Banjarnegara terletak di wilayah administrasi Kecamatan Batur, Berdasarkan data BPS kabupaten Banjarnegara tahun 2010, Kecamatan batur terdiri dari 8 Desa yaitu. Batur Sumberejo Pasurenan, Bakal, Dieng Kulon, Karangtengah, Kepakisan dan Pekasiran. Pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 39.094 jiwa yang tersebar di 8 desa, terdiri dari, 19.661 jiwa penduduk laki-laki dan 19.433 jiwa penduduk perempuan, dengan perbandingan rasio jenis kelamin atau sex rasio sebesar 101,17 persen. Kepadatan penduduk per kilometer perseginya mencapai angka ratarata sebesar 829 jiwa. Sedangkan dari persebaran penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbesar adalah Desa Batur yakni 10.948 jiwa dan Desa Pasurenan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 2.756 jiwa. Kelompok umur 15 tahun sampai dengan 19 tahun baik laki maupun perempuan merupakan kelompok umur tertinggi yang terdiri dari 2.039 jiwa laki-laki dan 2.087 jiwa perempuan. Sedangkan pada Balita atau kelompok umur 0 tahun.sampai dengan 4 tahun, lebih rendah yakni 1.649 untuk lakilakidan 1.468 jiwa untuk perempuan dibanding kelompok umur diatasnya yang kurang dari 15 tahun. Hal ini dimungkinkan adanya pengendalian penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). Sedangkan sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan sektor-sektor

Upload: mohamad-ikhsan-nurulloh

Post on 11-Jul-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dieng

TRANSCRIPT

Page 1: Kondidi Sosial Masyarakat Dieng

2.6 Sosial Ekonomi Kawasan dieng di kabupaten Banjarnegara terletak di wilayah

administrasi Kecamatan Batur, Berdasarkan data BPS kabupaten Banjarnegara tahun 2010, Kecamatan batur terdiri dari 8 Desa yaitu. Batur Sumberejo Pasurenan, Bakal, Dieng Kulon, Karangtengah, Kepakisan dan Pekasiran. Pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebesar 39.094 jiwa yang tersebar di 8 desa, terdiri dari, 19.661 jiwa penduduk laki-laki dan 19.433 jiwa penduduk perempuan, dengan perbandingan rasio jenis kelamin atau sex rasio sebesar 101,17 persen.

Kepadatan penduduk per kilometer perseginya mencapai angka ratarata sebesar 829 jiwa. Sedangkan dari persebaran penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbesar adalah Desa Batur yakni 10.948 jiwa dan Desa Pasurenan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 2.756 jiwa. Kelompok umur 15 tahun sampai dengan 19 tahun baik laki maupun perempuan merupakan kelompok umur tertinggi yang terdiri dari 2.039 jiwa laki-laki dan 2.087 jiwa perempuan. Sedangkan pada Balita atau kelompok umur 0 tahun.sampai dengan 4 tahun, lebih rendah yakni 1.649 untuk lakilakidan 1.468 jiwa untuk perempuan dibanding kelompok umur diatasnya yang kurang dari 15 tahun. Hal ini dimungkinkan adanya pengendalian penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).

Sedangkan sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan sektor-sektor lainnya, di Kecamatan Batur digolongkan masih cukup rendah yaitu hanya 51,19 persen dari total pendudukKecamatan Batur yang berusia 5 Tahun keatas. Hal initerlihat pada angka tingkat pendidikan yang masihdidominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) dan SekolahLanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang mencapai 46,20persen. Sedangkan tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA) dan tamatan Akademi maupun Perguruan Tinggi(AK/PT) masing-masing hanya sebesar 4,43 persen dan 0,56persen.Selanjutnya untuk yang masih sekolah atau belum tamat SD, tidak tamat SD dan yang tidak pernah sekolah atau

Page 2: Kondidi Sosial Masyarakat Dieng

tidak mengenyam pendidikan sama sekali masing masingsebesar 24,92 persen, 12,66 persen dan 11,22 persen. Angka tingkatpendidikan tertinggi adalah Desa Dieng Kulon yakni 68,96 persen disusul Desa Pasurenan dan Desa Sumberejo masingmasingsebesar 62,94 persen dan 60,86 persen. Sedangkan desa dengan angka pendidikan terendah adalah Desa Pekasiran, yakni hanya 35,77 persen.

Disadari bahwa jumlah penduduk yang besar juga akanmembawa efek permasalahan yang besar pula. Pendudukdengan segala permasalahannya yang begitu kompleksmengharuskan upaya penanganan yang handal dan optimalagar segala permasalahan yang ada dapat diatasi, dan efek yang timbul dari penanganan itu bisa ditekan sekecilmungkin. Artinya, melakukan penanganan salah satupermasalahan jangan sampai menimbulkan permasalahanbaru lainnya. Sebagai contoh : menangani masalah ketenagakerjaan justru menimbulkan pengangguran, menanganimasalah kemiskinan justru menimbulkan kecemburuansosial dan lain sebagainya.Tidak mudah, perlu disediakan alat atau instrumenyang memadai pada tiap tingkatan dalam pelaksanaannya,baik dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaankegiatan sampai pada tingkat pengawasan.Suatu perencanaan tidak akan lepas dari data statistik,maka perencanaan akan sedikit dibahas disini. Perencanaantanpa data bisa berarti sebagai pemborosan, penyimpangan,dan timbulnya masalah baru pada saat pelaksanaannya. Sehingga perencanaan yang baik sangat memerlukan data yang baik.Uraian pada halaman ini merupakan gambaran betapakompleksnya permasalahankependudukan. Banyaknya Pencari Kerja 745 orang yang tercatat pada pengambilan kartu kuningdari sekitar 15.560 usia produktif yang tercatat sebagai buruh lepas harian.

Berbagai permasalahan sosial dalam angka-angkatelah disajikan dengan cukup jelas pada tabel-tabel padahalaman sebelumnya. Salah satu permasalahan sosial yang cukup mendasar adalah masalah kemiskinan, maka pada bagian ini akansedikit dibahas masalah tersebut. Banyak permasalahan

Page 3: Kondidi Sosial Masyarakat Dieng

yang menyebabkan terjadinyakemiskinan, diantaranya adalah rendahnya tingkatpendidikan sehingga mempengaruhi bagaimana caramengelola sumber daya alam yang tersedia menjadi sumberkehidupan yang memadai. Ketimpangan pembangunanberbagai sektor antara daerah perkotaan dengan daerahpedesaan juga memberikan andil yang cukup besarterjadinya kemiskinan tersebut.Persoalan yang cukup rumit tentunya. Kemiskinanadalah lingkaran setan yang saling berkait antara persoalan yang satu dengan persoalan lainnya. Disini tidak akanmembahas lebih jauh tentang lingkaran persoalan tersebut,tetapi hanya akan membatasi pada masalah bagaimanamenyiapkan data yang baik dan akurat sehingga dapatdigunakan untuk menangani masalah itu secara tuntas.Persentase penduduk miskin atau yang biasa disebutdengan ―Rumah Tangga Miskin‖ hasil Pendataan SosialEkonomi Tahun 2005 mencapai 42,06 persen. SedangkanPendataan Program Perlindungan Sosial 2008 (PPLS08)yang dilaksanakan pada bulan September 2008 yangditujukan untuk memutakhirkan angka kemiskinan tahun-tahunsebelumnya telah menghasilkan angka untukpermasalahan yang sama sebesar 31,47 persen. Dengan katalain bahwa Kecamatan Batur selama Tahun 2005-2008 telahmampu menurunkan angka kemiskinannya sebesar 10,59 persen.

Pertanian masih menjadi sektor andalan dan strategis bagi perkembangan dan laju pertumbuhan ekonomi nasional.Berdasarkan data, sektor ini merupakan penyumbang terbesar pendapatan, baik ditingkat nasional maupun ditingkat regional. Sektor ini menyumbang 66,65 persen dari total Pendapatan di Kecamatan Batur atau 66,48 persen menurut PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan 66,82 persen menurutPDRB Atas Dasar Harga Konstan. Artinya separoh lebihtingkat kehidupan penduduk ditopang atau tergantung disektor ini.Akan menjadi persoalan, ketika ketersediaan data mengenai sektor ini masih banyak dipertanayakan kebenaranmaupun validitasnya. Sebagai contoh : sudah benarkahangka Luas Lahan yang tersedia, Luas tanam, dan yang palingsensitif adalah mengenai angka produksi?

Page 4: Kondidi Sosial Masyarakat Dieng

Kesalahan ditingkat penyediaan data akan memberikan dampak yang sangat luas, karena begitu besar pengaruh sektor yang satu ini terhadap sektor-sektor terkait lainnya.Sadar akan hal itu, statistik akan tetap pada komitmennya yaitu menjadi lembaga yang independen dan bertanggung jawab sebagai lembaga pemerintah yang diberi tugas dan dipercaya sebagai penyedia data statistik yang berkualitas, jujur, dan bertanggung jawab untuk perencanaan pembangunan. Berdasarkan apa yang telah diuraiakan, berikut disajikan angka-angka dari sektor tersebut yang telah dikemas baik dalam bentuk gambar/grafik maupun tabel : Hasil sensus pertanian ST03 menunjukkan, bahwa jumlah rumah tangga yang menggunakan lahan untuk perumahan dan pekarangan sebanyak 7.694 dengan luas lahan 7.819.435 m² atau sekitar 781,435 hektar. Dari perkembangannya, seiring dengan laju pembangunan diberbagai sektor selama periode 2003 – 2008, angka tersebut telah mengalami peningkatan yang cukup besar baik jumlah rumah tangga maupun lahan yangdigunakan yakni sebanyak 8.310 rumah tangga dengan luas lahan yang digunakan sebesar 845,787 hektar Itu berarti bahwa luas lahan pertanian mengalami pengurangan yang cukup besar, terbanyak dari lahan kering yang berlalih fungsi dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman maupun pembangunan fasilitas sosial lainnya.

Seiring dengan makin menyempitnya lapangan usaha di sektor pertanian, maka lapangan usaha di sektor industri yang masih terbuka luas mulai mendapat tempat yang seharusnya bagi dunia usaha. Menurut hasil sensus ekonomi 2006 (SE06), tenaga kerja yang terserap di sektor ini mencapai 1,16 persen dari total angkatan kerja di Kecamatan Batur, dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 104 unit yang terbagi dalam beberapa skala usaha dari industri rumah tangga, industri kecil, dan industri sedang. Hampir 95 persen lebih usaha industri di Kecamatan Batur merupakan usaha rumah tangga, sedangkan usaha industri yang berskala kecil maupun sedang hanya mencapai sekitar 4,81 persen. Untuk sektor energi dan Air minum sejauh ini belum bisa menyentuh minat maupun memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap sektor usaha maupun

Page 5: Kondidi Sosial Masyarakat Dieng

ketenaga kerjaan di Kecamatan Batur. Secara rinci angka-angka tersebut disajikan dalam

Sektor perdagangan merupakan penyumbang terbesar kedua setelah Sektor Pertanian, yakni mencapai sekitar 14,64 persen dari total pendapatan. Kecamatan Batur memiliki 2.366 usahaperdagangan,terdiri dari 2.052 usaha perdagangan barangbarangmentah dan 314 usaha perdagangan barang-barang siap saji atau konsumsi yang tersebar di 13 desa denganmenyerap tenaga kerja mencapai jumlah 3.104 tenaga kerja.Sarana dan prasarana perdagangan yang ada belum begitu memadai, karena baru tersedia1 buah pasartradisional baik permanen maupun semi permanen, dan lima kelompok pertokoan.