komunikasi terapetik pada lansia

3
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA Menciptakan hubungan saling percaya dan ‘supportive relationship’ thd lansia menjadi penting karena lansia umumnya merasa sulit, lemah, bingung terhadap lingkungan/orang baru dikenal Komponen penting dalam membina hubungan terapetik dgn lansia mencakup kesabaran, menjadi pendengar aktif dan menciptakan lingkungan yang nyaman saat interaksi Tehnik dan sikap komunikasi terapeutik pada lansia 1. Tunjukkan penghargaan panggil nama/sebutan yang disukai 2. Mulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri sendiri 3. Jelaskan tujuan dan lama waktu interaksi kontrak yang jelas 4. Mengingatkan waktu ditengah-tengah interaksi dapat membantu mengarahkan komunikasi dan membuat lansia merasa ‘aman’ karena ada perawat yang mengontrol situasi 5. Berikan waktu menjawab yang lebih lama, terutama pada lansia yang lebih tua. Jangan berasumsi mereka menjawab lambat karena kurang pengetahuan/pemahaman/memori 6. Gunakan bahasa yang tepat dan tidak asing, hindari singkatan, bahasa slang, jargon, bahasa asing dan bahasa medis yang sulit dimengerti 7. Sesuaikan kata-kata yang dipilih berdasarkan latar belakang sosial budaya dan tingkat pendidikan

Upload: hellda-ocktaviyana

Post on 31-Oct-2015

286 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Terapetik Pada Lansia

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Menciptakan hubungan saling percaya dan ‘supportive relationship’ thd lansia menjadi

penting karena lansia umumnya merasa sulit, lemah, bingung terhadap lingkungan/orang

baru dikenal

Komponen penting dalam membina hubungan terapetik dgn lansia mencakup kesabaran,

menjadi pendengar aktif dan menciptakan lingkungan yang nyaman saat interaksi

Tehnik dan sikap komunikasi terapeutik pada lansia

1. Tunjukkan penghargaan panggil nama/sebutan yang disukai

2. Mulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri sendiri

3. Jelaskan tujuan dan lama waktu interaksi kontrak yang jelas

4. Mengingatkan waktu ditengah-tengah interaksi dapat membantu mengarahkan

komunikasi dan membuat lansia merasa ‘aman’ karena ada perawat yang mengontrol

situasi

5. Berikan waktu menjawab yang lebih lama, terutama pada lansia yang lebih tua. Jangan

berasumsi mereka menjawab lambat karena kurang pengetahuan/pemahaman/memori

6. Gunakan bahasa yang tepat dan tidak asing, hindari singkatan, bahasa slang, jargon,

bahasa asing dan bahasa medis yang sulit dimengerti

7. Sesuaikan kata-kata yang dipilih berdasarkan latar belakang sosial budaya dan tingkat

pendidikan

8. Ajukan pertanyaan singkat dan ‘to the point’ terutama untuk lansia yang memiliki

kesulitan berpikirabstrak/konseptual

9. Tehnik yang paling tepat untuk validasi adalah klarifikasi, focusing, restating

10. Lakukan re-phrasing bila lansia tidak menjawab dengan tepat/enggan menjawab

11. Berikan ‘nonverbal cues’ : kontak mata, anggukan kepala, duduk dekat, sentuhan

(punggung, lengan,tangan) untuk sentuhan perhatikan aspek budaya’ keyakinan dan

adanya halusinasi tactile

12. Lansia umumnya sensitif tehdap lawan bicara, apakah tulus, menghargai, peduli

perawat harus kontrol perasaan dan pikiran negatif yag muncul

Page 2: Komunikasi Terapetik Pada Lansia

13. Banyak lansia merasa butuh menceritakan banyak hal jangan buru-buru dihentikan,

jadikan sumber yang tepat untuk menggali data tentang memori jangka panjang,

kemampuan membuat keputusan, penilaian, afek, orientasi

14. Hati-hati dengan penjelasan yang disalahartikan berikan penjelasan berulang

15. Jangan berasumsi bhw lansia memahami tujuan interaksi lebih baik jelaskan dengan baik

16. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tidak berisik

17. Perawat bicara pelan dan suara tidak tinggi

18. Pilih waktu pagi untuk mengurangi kelelahan

19. Untuk mengevaluasi keabsahan data, lakukan komunikasi dgn keluarga

20. Perhatikan faktor-faktor seperti pengobatan, nutrisi, tingkat kecemasan

Sumber: fontaine (2009), stuart (2009), townsend (2009) buku psychiatric nursing