komunikasi intercultural

Upload: enone-apip

Post on 07-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    1/26

    1 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    KOMUNIKASI INTERCULTURAL DALAM

    PELAYANAN KEPERAWATAN

    A.Definisi komunikasi interculturalDefinisi yang pertama dikemukakan didalam buku Intercultural

    Communication: A Reader dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya

    (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus

    dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari

    budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).

    Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya

    merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh

    beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13).

    Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural

    communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2

    (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses

    komunikasi.

    Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

    penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Hafied

    Cangara)

    Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

    ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan

    yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E. B

    Taylor)

    Berikut ini adalah beberapa, definisi komuniksi antarbudaya ;

    1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan

    Richard E. porter, Intercultural Communication Reader- komuniksi anatarbudaya

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    2/26

    2 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    adalah komuniksi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara

    suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial.

    2. Samovar dan Porter juga mengatkan bahwa komunikasi anatarbudaya terjadi di

    antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya

    berbeda.

    3. Lustig dan Koester dalam Intercultural Communication Competence ,

    mendefinisikan komunikais antarbudaya sebagai suatu proses komuniksi simbolik,

    interpretif, transaksioanl, kontestual yangh dilakuakn oleh sejumlah orang- yang

    karena memiliki perbedaan derajat keprntingan tertentu memberikan interpretasi

    dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku

    tertentu sebagai makan yang dipertukarkan (Liliweri, 2004:10-11).

    Adapun definisi lain tentang komunikasi lintas budaya sendiri didefinisikan sebagai :

    1. Komunikasi yang dilakukan oleh dua kebudayaan atau lebih,2. Komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi antar unsur

    kebudayaan itu sendiri, seperti komunikasi antar masyarakatnya.

    Jika kita gabungkan dari kedua pengertian tentang Komunikasidan kebudayaan

    (budaya) maka akan mendapatkan pengertian sebagai berikut :

    Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan

    suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa

    antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi

    satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk

    menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses

    akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan

    yang baru).

    B.Konsep hubunganDalam konsep hubungan manusia, dikenal konsep 3P, yakni penerimaan,

    persetujuan, dan penghargaan. :

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    3/26

    3 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Pertama, seseorang akan menyadari potensi dirinya jika keberadaannya di suatu

    lingkungan diterima secara optimal. Penerimaan dari lingkungan terhadap seseorang

    ternyata dapat membuat orang tersebut merasa dirinya berharga di tengah

    lingkungannya.

    Menerima seseorang berarti menerima apa adanya tanpa syarat karena

    demikianlah adanya. Sang Pencipta menerima kedatangan hamba Nya dalam doa

    doa dan ibadah. Menerima orang lain dimulai dari penerimaan terhadap dirinya sendiri,

    menerima kekurangan dan kelemahannya, serta mampu bangkit untuk meraih yang

    terbaik.

    Seseorang akan mampu menerima orang lain pada saat ia mampu bersahabat dengan

    dirinya sendiri.

    Kedua, persetujuan. Kesulitan seseorang adalah langsung menyetujui pendapat

    orang lain yang berbeda dengan dirinya sendiri. Sekalipun berbeda, mungkin cara

    terbaikadalah dengan menyetujuinya terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan.

    Prinsip yang digunakan disini adalah prinsip mengeluarkan air yang masuk

    ke telinga. Untuk mengelurakan air dari telinga, terlebih dahulu dengan memasukan

    air ke telinga untuk selanjutnya dikeluiarkan secara bersama sama.

    Keinginan untuk mengubah pendapat orang lain agar sama dengan kita, adalah

    dengan terlebih dahulu menyetujui apa yang menjadi pendapatnya dan bersama sama

    mengarahkannya pada saat yang tepat dan efektif.

    Ketiga, penerimaan dan persetujuan akan menghasilkan hubungan

    antarmanusia yang kuat ketika tiap tiap orang mampu memberikan penghargaan

    yang setinggi- tingginya, apa pun keadaannnya . Itulah sebabnya, manusia yang

    menghargai hidup tidak akan jemu-jemunya berbuat kebaikan. Bahkan, berbuat baikkepada orang yang memusuhi kita sekalipun ibarat kita sudah meletakkan bara api

    diatas kepala kita sendiri.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    4/26

    4 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    C. KarakteristikBudayaKarakteristik secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari

    kata character. Arti character sendiri adalah watak, sifat, dan peran. Karakter bisa

    diartikan sebagai suatu sifat ataupun cirri-ciri yang khusus (yang membedakannya

    dengan yang lain). Characteristic adalah sifat yang khas, yaitu sebuah keistimewaan

    atau ciri kahas yang membantu dalam mengenal seseuatu, memisahkannya dengan yang

    lain, atau mendeskripsikan secara jelas dan nyata; sebuah tanda yang berbeda.

    Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

    karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia

    dengan belajar.Kebudayaan bisa dikatakan sebagai suatu sistem dalam masyarakat

    dimana terjadi interaksi antar individu/kelompok dengan idnividu/kelompok lain

    sehingga menimbulkan suatu pola tertentu, kemudian menjadi sebuah kesepakatan

    bersama (baik langsung ataupun tidak langsung).

    Implikasi Karakteristik Kebudayaan

    Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar

    dan dapat berubah, itu terjadi hanya jika ada jaringan interaksi antarmanusia dalam

    bentuk komunikasi antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang terus menerus.

    Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi;

    komunikasi adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas

    total dari seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk

    mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain.

    Disini Edward T. Hall menegaskan bahwa hanya manusialah yang memiliki

    kebudayaan, sedengakan biantang tidak.Karaktersitik dari kebudayaan membentuk

    perilaku perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep subkultur.

    Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah komunitasdalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi mempunyai

    kebudayaan khsus, apakah itu dari segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang

    digunakan sehari-hari.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    5/26

    5 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Dalam mempelajari kebudayaan tedapat beberapa pendekatan: materi,

    behaviorisme, dan ideasional. Pendekatan materi yakni memandang kebudayaan

    sebagai materi: pada produk yang dihasilkan sehingga bisa diobservasi. Pendekatan

    behavirosime kebudayaan dipandang sebagai suatu pola tindakan dan perilaku atau

    sebagai suatu sistem adaptif. Sedangakan pada pendekatan ideasional kebudayaan

    dipandang sebagai suatu ide, yaitu keseluruhan pengetahuan yang memungkinkan

    prosuk dan perilaku ditampakkan.

    Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik

    kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh

    melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan

    universal.

    Adapun karakteristik budaya itu sendiri antara lain adalah :

    1. Kebudayaan itu bisa di pelajari.Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara

    belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur

    genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang

    digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkahlakunya

    digerakan oleh insting. Sebaliknya kelakuan yang didorong oleh insting tidak

    dipelajari. Semut yang dikatakan bersifat sosial tidak dikatakan memiliki

    kebudayaan, walaupun mereka mempunyai tingkahlaku yang teratur. Mereka

    membagi pekerjaannya, membuat sarang dan mempunyai pasukan penyerbu

    yang semuanya dilakukan tanpa pernah diajari atau tanpa pernah meniru dari

    semut yang lain. Pola kelakuan seperti ini diwarisi secara genetis. Sehubungan

    dengan itu, proporsi dari kelakuannya manusia yang di peroleh melalui proses

    belajar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan binatang-binatang lain.

    Manusia mempunyai masa kanak-kanak yang paling panjang dari semua

    makhluk hidup. Mengenai jumlah dan rumitnya pola-pola kelakukan yang di

    pelajari dan diteruskannya kepada anaknya dengan cara yang unik untuk

    meneruskannya kebudayaan yaitu melalui bahasa.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    6/26

    6 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    2. Kebudayaan itu bersifat logis. Artinya suatu kebudayaan dikatakan logis manakala kebudayaan itu

    merupakan hasil pikiran yang masuk akal dan dapat diterima dengan akal sehat

    manusia. Sehubungan dengan itu hendaknya suatu kebudayaan dalam

    sosialisasinya atau prakteknya dalam kehidupan bermasyarakat haruslah tidak

    bertentangan dengan pikiran manusia. Sebab kebudayaan inilah yang akan

    memberikan gambaran tentang sistem sosial masyarakat yang bersangkutan.

    3. Kebudayaan merupakan dasar dari identitas pribadi dan masyarakat Dalam kehidupan bermasyarakat sikap dan tingkahlaku seseorang

    maupun masyarakat itu sendiri dapat di lihat dari kebudayaannya karena setiap

    tingkahlaku dan tutur kata atau cara-cara berlaku seseorang atau masyarakatmencerminkan kebudayaannya masing-masing. Pada dasarnya dalam suatu

    kebudayaan terdapat suatu sistem simbolik yang nantinya menjadi identitas

    pribadi bagi masyarakat atau etnis tertentu. Setiap interaksi yang dilakukan

    seseorang tidak akan lepas dari pola-pola kebudayaannya karena sejak kecil

    manusia telah mempelajari kebudayaannya. Olehnya itu kebudayaan suatu

    masyarakat dapat menjadi identitas tersendiri baik secara individu maupun

    kelompok.

    4. Kebudayaan menggabungkan yang tampak dan tidak tampak. Jika kita berada dalam lingkungan suatu masyarakat atau etnis tertentu

    banyak hal yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian mereka yang mungkin

    jarang kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita baik itu sistem sosialnya

    maupun sistem kepercayaannya. Kaitannya dengan konsep kebudayaan yang

    salah satu karakteristiknya yaitu mampu menggabungkan sesuatu yang tampak

    dan tidak tampat. Yang tampak seperti wujud kebudayaan berupa artefak yaitu

    hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat

    berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan

    didokumentasikan. Sedangkan yang tidak tampak seperti wujud kebudayaan

    berupa gagasan (wujud ideal) seperti ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,

    peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    7/26

    7 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    disentuh. Kedua wujud kebudayaan ini tergabung menjadi satu dalam suatu

    konsep kebudayaan masyarakat tertentu.

    5. Kebudayaan itu bersifat dinamis Benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukan

    kedalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada

    kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis,

    ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa adanya gangguan dari

    kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila

    tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang

    akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya

    akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian darikebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam lingkungan

    kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan membuat

    kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan

    yang terjadi tersebut. Jelas bahwa kebudayaan manusia bukanlah suatu hal yang

    timbul atau yang bersifat sederhana.

    Tiap masyarakat mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda dari

    kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu merupakan suatu kumpulan

    yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki bersama dan kebudayaan

    yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian kepada lingkkungan

    tertentu.

    D. Elemen komunikasi lintas budayaAda lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita

    perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message),

    bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan(receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilah yang diuraikan dengan amat

    menarik melalui penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut.

    Seperti penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokoh karakter Ulysses yang

    diambil dari karya Shakespeare yang berjudul Troilus and Cressida yang berbunyi:

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    8/26

    8 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    No man is the lord of anything, Though in and of him there be much

    consisting, Till he communicate his parts to others.

    E. Komunikasi Yang Efektifkemudian yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif lainnya yaitu

    Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara

    yang baik dalam kontak sosial yang baik pula.

    Ada lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Dan lima prinsip ini

    disingkat dengan REACH. Sesuai dengan singkatannya, komunikasi efektif

    dimaksudkan agar tersampaikannya atau teraihnya pesan atau isi dari komunikasi itu.

    Kelima prinsip dari REACH itu adalah: Respect, Empathy, Audible, Care, dan Humble.

    1. Reach berarti rasa hormat dan saling menghargai orang lain. Pada prinsipnya,manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik

    atau memarahi seseorang, maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri

    dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan

    sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama

    yang menghasilkan sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas

    kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

    2. Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi ataukondisi yang dihadapi oleh orang lain.Salah satu prasyarat utama dalam memiliki

    sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih

    dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

    3. Audible bermakna antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jikaempati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima

    umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat

    diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa

    pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima

    pesan.

    4. Care berarti perhatian akan apa yang disampaikan oleh pembicara sehinggamembuat pembicara merasa diperhatikan . Care berarti juga menyimak secara

    seksama apa isi pembicaraan dari lawan bicara.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    9/26

    9 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    5. Humble berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yangefektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan

    prinsip pertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari

    oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

    Demikianlah lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Setelah

    mengetahui hal ini, ada hal yang perlu Anda ketahui dalam bagaimana menjadi

    pendengar yang baik. Menurut Imam Ghazali, untuk menjadi pembicara yang baik

    haruslah menjadi pendengar yang baik. dan dalam berkomunikasi yang efektif, menjadi

    pendenagr yang baik itu ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Hal ini dikarenakan

    kita harus mengenal lebih dalam suasana hati sang pembicara. Dan dalam

    berkomunikasi yang efektif ini Anda harus mengetahui ragam menjadi pendengar. Ada

    lima ragam pendengar, yaitu:1. Menasehati dan Mengevaluasi

    2. Menganalisis dan Menginterpretasi

    3. Memperkuat dan Mendukung

    4. Bertanya dan Probing

    5. Mengerti dan Paraphasing

    Poin penting dalam komunikasi efektif ialah respons dari komunikan Ketika

    komunikan memahami pesan yang disampaikan. responsnya pun akan sesuai dengan

    tujuan dan harapan komunikator. Namun, dalam praktiknya pesan kerap kali menjadi

    aspek penting atau dalam pepatah berarti -the medium is the message' Ide atau gagasan

    (content) acap kali gagal sampai manakala sarana komunikasinya salah sasaran.

    Berikut ini cara-cara dalam melakukan komunikasi yang efektif.

    1. Menguasai ragam komunikasi.Mulai dari menulis sampai berbicara Teknik komunikasi yang dipakai

    bergantung pada siapa yang dihadapi Penguasaan ragam komunikasi

    meminimalisasi terjadinya ketidaktepatan memakai cara komunikasi.

    2. Bersikap empatiMemposisikan diri Anda dalam situasi yang dialami orang lain Dengan cara ini

    kita mampu lebih bersikap objektif dalam berkomunikasi.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    10/26

    10 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    3. TerbukaDalam artian bersedia untuk dikoreksi kalau itu memang keliru Siap meminta

    maaf jika terbukti salah

    4. FleksibelAnda tidak harus melulu serius dengan pembawaan gaya yang formal dan kaku.

    Anda sekali-kali memakai gaya informal dengan selipan rasa humor agar terlihat

    santai dan fresh

    5. Lugas dan ringkasPergunakan kata yang to the point dan diringkas sepadat mungkin dalam

    susunan kata yang pendek Pemakaian kata yang bertele-tele membuat

    komunikasi menjadi membosankan.

    6.

    Memahami komunikasi nonverbal.Anda perlu tahu gestur tubuh dari komunikan. Terkadang. bahasa tubuh lebih

    bermakana ketimbangan bahasa verbal karena sulit dimanipulasi.

    7. Pendengar yang baik Apakah Anda menyimak dengan saksama ketika rekanAnda berbicara? Pastikan Anda bisa melakukan hal tersebut

    8. KonsistenTidak plin plan dan mengubah begitu saja apa yang sudah diucapkannya saiki

    dele, sesok tempe, (sekarang kedelai. besok tempe) kata orang Jawa.

    9. Egalitermenghilangkan sekat-sekat pembatas yang mungkin muncul Mulai dari struktur

    formal (atasan-bawahan) hingga aspek cultural

    F. Teknik komunikasi berdasarkan tingkat usiafaktor kematangan sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam

    berkomunikasi .

    1. Kematangan ini di dukung oleh kesempurnaan indra2. Kesempurnaan dan kematangan otak3. Kematangan psikologi

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    11/26

    11 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Komunikasi dalaam berbagai tingkat usia di bagi dalam 6 tingkat , yaitu :

    1. komunikasi pada bayi2. komunikasi pada prasekola3. komunikasi pada usia skola4. komunikasi pada usia remaja5. komunikasi pada usia dewasa6. komunikasi pada usia lansia

    1. komunikasi pada bayi

    Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melaluigerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di

    samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal.

    Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi

    untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons

    untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut

    dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat

    objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan

    tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara

    yang asing bagi dirinya

    Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal

    seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap

    panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam

    buku.

    Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang

    spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat

    cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi

    non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan

    lain-lain.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    12/26

    12 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Usia 3 bulan kemampuan koordinasi mata meningkat,mampu melhat objek dengan jelas

    dalam jarak relative jauh.

    Usia 4 bulan :bayi mampu mengenali objek dan mengikuti gerakannya

    Usia 6 bulan: mampu mengidentifikasi warna

    Tujuan Komunikasi pada bayi :

    y memberi rasa aman kepada bayiy memenuhi kebtuhan bayi akan kasih sayangy melatih bayi mengembangkan bicara,mendengar dan menrima rangsangan

    2. Komunikasi Usia Pra Sekolah

    Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan

    perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang

    lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan

    kata-kata ulangan.

    Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai

    sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan

    dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin

    tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat,

    mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi

    harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada

    usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996).

    Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi

    tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh

    alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika

    tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan

    sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong, mengalihkan aktivitas

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    13/26

    13 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah

    diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur

    jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung,

    duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi

    dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa

    disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan

    perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan

    fikiran anak si saat melakukan komunikasi

    Tujuan komunikasi pra sekolah :

    y melatih keterampilan penggunaan panca indray melatih keterampilan kognitif psikomotor dan afektify sebagai bentuk pemblajaran dan permainan dalam melakukan dengan orang lainy mengembangkan konsep diri.Merupakan unsur yang sangat penting untuk membangun efektifitas dalam proses

    komunikasi. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983

    menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam

    komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi :

    1. Sikap berhadapanMerupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau

    berhadapan langsung dengan anak, sikap ini mempunyai arti bahwa

    komunikator siap berkomunikasi

    2. Sikap mempertahankan kontakBertujuan mengahargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk

    tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang

    diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat

    mengalihkan perhatian dengan lainnya

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    14/26

    14 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    3. Sikap membungkuk ke arah pasienSikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang

    menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara

    membungkuk sedikit ke arah klien.

    4. Sikap terbukaMerupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat,

    tangan menunjukkan keerbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama

    dalam proses komunikasi.

    5. Sikap tetap relaksMerupakan sikap yang menunjukkan keseimbangan antara ketegangan

    dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien selama komunikasi. Sikap ini

    diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan

    tanpa adanya sebuah paksaan.

    6. Gerakan mata untuk memberikan perhatian pada anak7. Ekspresi muka merupakan ekpresi nonverbal yang banyak dipengaruhi oleh

    budaya

    8. SentuhanMerupakan cara interaksi yang mendasar karena dengan setuhan dapat

    memperhatikan perasaan menerima dan mengahargai. Sentuhan merupakan

    elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan kemandirian. Sentuhan

    sangat penting karena sebagai alat komunikasi dalam memperlihatkan

    kehangatan, kasih saying yang pada kemudian hari (dewasa) dapat

    mengembangakannya.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    15/26

    15 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Cara Komunikasi Dengan Anak

    Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak antara lain:

    1. Melalui orang lain atau pihak ketigaCara komunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan

    kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dan

    melibatkan orang tua yang duduk di sampingnya

    2. BerceritaMelalui cara ini pesan yang ingin disampaikan kepada anak akan mudah

    diterima, tetapi cerita yang disamapikan hendaknya sesuai dengan pesan yang

    ingin disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan dan gambar.

    3. MemfasilitasiDalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan

    tidak boleh dominan tetapi anak harus diberikan respon terhadap pesan yang

    disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan

    merefleksikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang jelek buat

    anak.

    4. BiblioterapiDengan pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk

    mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku yang sesuai dengan

    pesan yang disampaikan.

    5. Meminta untuk menyebutkan keinginanHal ini penting untuk mengetahui keluhan anak dan keinginan tersebut

    dapat menunjukkan perasaan dan fikiran pada saat itu

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    16/26

    16 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    6. Pilihan pro dan KontraPenting untuk menentukan atau mengetahui perasaan dan fikiran anak,

    dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negative

    sesuai pendapat anak

    7. Penggunaan SkalaPenggunaan skala atau peringkat dalam mengungkapkan perasaan sakit

    pada anak, seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain,

    dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan sakitnya

    8. MenulisMelalui ini anak mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,

    marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel,

    marah dan diam. Dilakukan jika anak sudah mempunyai kemampuan untuk

    menulis.

    9. MenggambarSeperti halnya menulis, dapat digunakan untuk mengekspresikan,

    perasaan jengkel marah bisanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak

    akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang

    maksudnya.

    10.BermainSebagai alat yang efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi.

    Melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang sekitarnya

    dapat terjalin dan pesan-pesan dapat disampaikan.

    3. Komunikasi Pada Usia Sekolah

    Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan

    anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    17/26

    17 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca

    disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah

    mulai berfikir tentang kehidupan.

    Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih

    memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata

    sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak

    atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional

    dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan

    prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan

    menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi

    secara efektif.

    Komunikasi pada masa sekolah ini di kembangkan dalam bentuk verbal dan non

    verbal, sebagai upaya untuk mengembangkan pelajaran tentang aktifitas mandri,

    tanggung jawab,dan konsep abstrak

    4. Komunikasi Pada Usia Remaja

    Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan

    kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah

    mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan

    tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir

    sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat

    masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

    Berbagai masalah remaja yang muncul saat ini, baik yang berhubungan dengan

    perilaku seks, kecanduan obat, dan kenakalan remaja lainnya disebabkan antara lain

    oleh kurangnya perhatian dan bekal yang diterima remaja dari orang tuanya atau orang

    dewasa yang berada di sekitarnya. Semuanya ini berawal dari masalah komunikasi

    orang tua dan orang dewasa dengan remaja itu sendiri. Berkomunikasi dengan remaja

    membutuhkan ketrampilan tersendiri yang berbeda dengan ketrampilan berkomunikasi

    dengan anak-anak ataupun orang dewasa.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    18/26

    18 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Paling tidak ada lima tujuan dilakukannya komunikasi efektif dengan remaja:

    a) Membangun hubungan yang harmonis dengan remajab) Membentuk suasana keterbukaan dan mendengarc) Membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalahd) Membuat remaja mau mendengar dan menghargai orang tua dan orang dewasa

    saat mereka berbicara

    e) Membantu remaja menyelesaikan masalahDalam berkomunikasi, orang tua dan orang dewasa biasanya ingin segera

    membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, sehingga cenderung :

    a) Lebih banyak bicara daripada mendengarb) Merasa tahu lebih banyakc) Cenderung memberi arahan dan nasihatd) Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang

    dialami para remaja

    e) Tidak memberi kesempatan agar remaja mengemukakan pendapatf) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan

    memahaminya

    g) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harusdilakukan terhadap remaja

    Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah

    pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan

    rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya

    kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

    Komunikasi, baik verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah

    satu aspek yang penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber

    rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua

    dan anak dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing pihak dapat saling

    memberi dan menerima informasi, perasaan dan pendapat sehingga dapat diketahui apa

    yang diinginkan, dan konflikpun dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    19/26

    19 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    akan menumbuh kembangkan bahwa anak dapat diterima dan dihargai sebagai

    manusia. Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan

    kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Dari penelitian diperoleh bukti

    adanya kecenderungan psikopatologi pada anak, disebabkan karena adanya hambatan

    dalam proses komunikasi antara anak orang tua, terutama ibunya.

    Dalam proses perkembangan kepribadian anak, orang tua juga berperan sebagai

    pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan

    menjadi landasan yang kuat bagi bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi anak. Keluarga

    merupakan wahana bagi anak untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Melalui pola

    asuh orang tua anak mengenal nilai-nilai moral, mengenal tindakan yang baik dan yang

    buruk sebelum ia mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya.

    Keberhasilan orang tua dalam mengembangkan nilai-nilai moral bukan disebabkankarena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut

    yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya.

    Kenyataannya banyak orang tua yang kurang dapat berkomunikasi dengan

    anaknya, terutama dengan remaja. Banyak orang tua kurang menyadari bahwa respon

    (verbal maupun nonverbal) dalam menanggapi anaknya, menyebabkan hambatan dalam

    berkomunikasi.

    Respon yang sering diutarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan

    terputusnya komunikasi, antara lain adalah: memerintah; mengancam-memperingatkan;

    mendesak-memberi kotbah; menasehati-menyelesaikan masalah; memberi kuliah-

    mengajari; menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan; mencemooh-membuat malu;

    menyelidiki-mengusut; menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan; dan

    memuji-menyetujui;

    Ungkapan-ungkapan tersebut diatas membuat anak: menghentikan

    pembicaraaan; mempertahankan diri; menyerang-berdebat; merasa rendah diri; benci

    dan marah; merasa bersalah; merasa diperlakukan seperti anak kecil; merasa tidak

    dimengerti; merasa perasaan-perasaannya tidak dibenarkan; merasa sedang

    diinterogasi. Rasanya semua kriteria tersebut sering dilakukan orang tua dalam

    otoritasnya sebagai orang yang harus dipatuhi.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    20/26

    20 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    Agar komunikasi dengan anak tidak terputus perlu kiranya orang tua memahami

    cara berkomunikasi yang efektif, antara lain:

    1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untukmembicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan

    mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa

    diterima dan dihargai

    2. Mendengar Aktif, kemampuan orang tua untuk menguraikan perasaan anakdengan tepat, jadi orang tua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak

    lewat bahasa verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar

    aktif, anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong anak tidaktakut terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan hubungan yang

    sangat dengan orang tua; memudahkan anak memecahkan

    3. Komunikasi dengan empatik, prinsip Komunikasi Empatik: Berusahamengerti lebih dahulu, baru dimengerti . Dalam mendengarkan empatik,

    kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan

    anak remaja kita. Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan

    telinga, tapi dengan mata dan hati. Hati kita merasakan, memahami,

    menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang sedang dialami oleh

    anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang

    diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak

    kiri. Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara

    emosional sekaligus intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab,

    mengendalikan atau memanipulasi orang lain.

    5. Komunikasi Pada Usia Dewasa

    Pada usia ini terjadi puncak kematang fisik mental dan social.teknik komunikasi

    yang di kembangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan komunikasi sebagai

    media transfer informasi

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    21/26

    21 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    materi komunikasi pada masa ini adalah:

    y pekerjaan dan tugasy kegiatan kerumahtanggaany kegiatan propesionaly kegiatan social

    6.Komunikasi Pada Usia Lansia

    komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena

    lansia itu pada dasarnya adalah unik.

    lansia itu unik pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta

    lingkungan sosial yang berbeda. perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi

    yang tidak efektif antara perawat dengan lansia

    hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:

    1. perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran2. normal agging process3. perubahan sosial4. pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

    Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain

    pemahaman yang memadahi tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan/perawat

    juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi yang dilakukan dapat

    berlangsung lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

    Beberapa teknik komunikasi yang dapat terapkan antara lain:

    1. Teknik AsertifAsertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara

    dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan

    memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi dapat

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    22/26

    22 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika komunikasi. Sikap ini

    akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang

    terapeutik dengan klien lansia.

    2. ResponsiveReaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien

    merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui

    adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera

    menanyakan tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan

    pertanyaan, apa yang sedang bapak/ibu fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya

    bantu?. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan

    dari klien.3. Fokus

    Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap

    materi komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengunggkapkan pertanyaan-

    pertaanyaan di luar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya

    mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena

    umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak relevan

    untuk kepentingan petugan kesehatan.

    4. SupportifPerubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis

    secara terhadap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini

    perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan

    mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia mengungkapkan

    perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai selama lansia berbicara.

    Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia

    tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan

    klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuan.

    5. KlarifikasiDengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses

    komunikasi tidak berlangsung dengan lancer. Klarifikasi dengan cara

    mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    23/26

    23 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan

    dipersepsikan sama oleh klien.

    6. Sabar dan IkhlasSeperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya mengalami

    perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan.

    Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan

    perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak

    terapeutik, solutif, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional

    dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.

    G.Komunikasi pada gangguan system inderaHambatan Komunikasi Pada Klien Yang Buta

    - Kesulitan melakukan komunikasi secara visual dengan bahasa tubuh- Klien kesulitan menangkap atau memahami informasi dalam bahasa visual- Klien tidak dapat melihat dan mengetahui tindakan apasaja yang dilakukan

    padanya, dan klien hanya dapat merasakannya saja.

    Teknik Komunikasi Pada Klien Yang Mengalami Gangguan Penglihatan

    Berikut adalah teknik-teknik yang perlu diperhatiakn selama berkomunikasi dengan

    klien yang mengalami gangguan penglihatan :

    1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalamikebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat

    ketika anda berada didekatnya.

    2. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda.3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak

    memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda

    memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    24/26

    24 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata kata sebelummelakukan sentuhan pada klien.

    5. Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutuskomunikasi.

    6. Orientasikan klien dengan suara suara yang terdengar disekitarnya.7. Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan /

    ruangan yang baru.

    Syarat-Syarat Komunikasi Pada Klien Dengan Gangguan Penglihatan

    Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dengan gangguan sensoripenglihatan, perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga terjalin

    hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dan klien, untuk itu syarat yang harus

    dimiliki oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan sensori

    penglihatan adalah :

    1. Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, dansaluarannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.

    2. Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harusdisampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.

    3. Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepadaindiviu lain pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang disampaikan

    itu merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu serta berguna untuk

    sipasien.

    4. Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal iniakan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.

    5. K

    etenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan disampaikan,perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun memancing emosi pasien,

    karena dengan adanya ketenangan maka iinformasi akan lebih jelas baik dan

    lancar.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    25/26

    25 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    2 0 1 0 - 2 0 1 1

    6. Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatankomunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan

    menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima.

    7. Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuatsederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya. Meskipun

    informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau diberikan secara sederhana,

    berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.

    Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Pada Klien Gangguan

    Penglihatan

    Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan

    lancar dan mencapai sasarannya, maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    1. Dalam berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara2. Periksa lingkungan fisik3. Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi4. Komunikasikan pesan secara singkat5. Komunikasikan hal-hal yang berharga saja.6. Dalam merencanakan komunikas, berknsultasilah dengan pihk lain agar

    memperoleh dukungan.

  • 8/6/2019 Komunikasi Intercultural

    26/26

    26 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n

    K e l o m p o k 1

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, RemajaRosdakarya.

    2. Effendy, Onong Uchjana, 2003,Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

    3. Vardiyansah, 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.4. Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta.5. Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan