komplikasi malaria

4
 1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11 atau setara dengan sopourus. Terjadi karena sumbatan mikrosirku lasi serebral oleh eritrosit t erinfeksi parasit dan toksin yang dihasilkan parasit. Edema serebri yang sering ditemukan pada otopsi karena  peningkatan permeabilitas kapiler akibat berbagai mediator, terutama kinin hingga plasma  bocor keluar dari vaskular. Namun, tesis tersebut diragukan karena saat diukur tekanan cairan serebrospinal, sering kali normal, juga adanya kebocoran plasma juga diragukan karena rasio kadar albumin dalam darah dengan cairan serebrospinal ternyata sama.. Hipotesis mekanis menyatakan malaria serebral terjadi akibat sumbatan mekanis pada mikrosirk ulasi a kibat penurunan kemampuan deformitas eritrosit terinfeksi sewaktu melewati kapiler karena sel menjadi kaku, namun pendapat tersebut sekarang tidak dianut lagi. Yang sekarang dianut adalah obstruksi mikrosirkulasi terjadi akibat sekuestrasi parasit karena sitoadherens. Obstruksi ini menyebabkan hipoksia dan iskemia yang akan mengganggu fungsi otak. Hipotesis sitokin menyatakan bahwa YNF dapat merusak dinding vaskular dan sel endotel hingga menimbulkan nekrosis dan mengganggu fungsi saraf termasuk koma melalui induksi iNOS untuk menghasilkan NO dalam jumlah banyak. Kadar laktat pada cairan cerebrospinal meningkat pada malaria serebri yaitu >2,2 mmol/l dan bila melebihi >6 mmol/l maka merupakan prognosis yang fatal. 2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/l. Penyebab bersifat multifaktorial yaitu penghancuran eritrosit yang terinfeksi maupun yang tak terinfeksi dan gangguan eritropoeiesis . Hemolisis terjadi akibat rusaknya eritrosit sewaktu pelepasan merozoit, penghancuran eritrosit terinfeksi maupun yang tak terinfeksi oleh RES di limpa karena deformitas eritrosit yang kaku sehingga tidak dapat melalui sinusoid limpa atau karena mekanisme imun. Pada sistem imun, eritrosit tersebut akan diselimuti oleh IgG yang kemudian dihancurkan di limpa. Diseritropoiesis diperantarai sitokin terutama TNF yang dapat mengganggu produksi eritrosit. Selain itu juga eritropoietin p ada penderita malaria berat tidak adeku at sehingga mendukung terjadinya anemia berat, namun masih banyak hal lain yang sampai sekarang masih menjadi penelitian untuk membahas tentang diseritropoiesis pada penderita malaria yg mengakibatkan anemia.

Upload: muhammad-rizki-bachtiar

Post on 15-Jul-2015

837 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komplikasi Malaria

5/13/2018 Komplikasi Malaria - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-malaria 1/4

 

1.  Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11 atau setara

dengan sopourus.

Terjadi karena sumbatan mikrosirkulasi serebral oleh eritrosit terinfeksi parasit dan

toksin yang dihasilkan parasit. Edema serebri yang sering ditemukan pada otopsi karena

 peningkatan permeabilitas kapiler akibat berbagai mediator, terutama kinin hingga plasma

 bocor keluar dari vaskular. Namun, tesis tersebut diragukan karena saat diukur tekanan cairan

serebrospinal, sering kali normal, juga adanya kebocoran plasma juga diragukan karena rasio

kadar albumin dalam darah dengan cairan serebrospinal ternyata sama..

Hipotesis mekanis menyatakan malaria serebral terjadi akibat sumbatan mekanis pada

mikrosirkulasi akibat penurunan kemampuan deformitas eritrosit terinfeksi sewaktu melewati

kapiler karena sel menjadi kaku, namun pendapat tersebut sekarang tidak dianut lagi. Yang

sekarang dianut adalah obstruksi mikrosirkulasi terjadi akibat sekuestrasi parasit karena

sitoadherens. Obstruksi ini menyebabkan hipoksia dan iskemia yang akan mengganggu

fungsi otak. Hipotesis sitokin menyatakan bahwa YNF dapat merusak dinding vaskular dan

sel endotel hingga menimbulkan nekrosis dan mengganggu fungsi saraf termasuk koma

melalui induksi iNOS untuk menghasilkan NO dalam jumlah banyak.

Kadar laktat pada cairan cerebrospinal meningkat pada malaria serebri yaitu >2,2

mmol/l dan bila melebihi >6 mmol/l maka merupakan prognosis yang fatal.

2.  Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit

>10.000/l.

Penyebab bersifat multifaktorial yaitu penghancuran eritrosit yang terinfeksi maupun

yang tak terinfeksi dan gangguan eritropoeiesis. Hemolisis terjadi akibat rusaknya eritrosit

sewaktu pelepasan merozoit, penghancuran eritrosit terinfeksi maupun yang tak terinfeksi

oleh RES di limpa karena deformitas eritrosit yang kaku sehingga tidak dapat melalui

sinusoid limpa atau karena mekanisme imun. Pada sistem imun, eritrosit tersebut akan

diselimuti oleh IgG yang kemudian dihancurkan di limpa.

Diseritropoiesis diperantarai sitokin terutama TNF yang dapat mengganggu produksi

eritrosit. Selain itu juga eritropoietin pada penderita malaria berat tidak adekuat sehingga

mendukung terjadinya anemia berat, namun masih banyak hal lain yang sampai sekarang

masih menjadi penelitian untuk membahas tentang diseritropoiesis pada penderita malaria yg

mengakibatkan anemia.

Page 2: Komplikasi Malaria

5/13/2018 Komplikasi Malaria - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-malaria 2/4

 

3.  Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12

ml/kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin

>3mg%.

Gangguan ginjal diakibatkan oleh anoksia akibat sumbatan kapiler aliran darah ke

ginjal. Sebagai akibatnya adalah penurunan filtrasi pada glomerolus yang secara klinis dapat

terjadi oligouria atau poliuria.

4.  Edema paru.

Sering terjadi pada dewasa dan jarang terjadi pada anak. Merupakan komplikasi

 paling berat dari malaria tropika dan sering menyebabkan kemaian. Edema paru terjadi

karena kelebihan cairan, kehamilan, malaria serebral, hiperparasitemia, hipotensi, asidosis,

dan uremi. Gejala awal adalah peningkatan respirasi >35X / menit. Pada pemeriksaan

radiologik dijumpai gambaran bronkovaskular tanpa pembesaran jantung.

5.  Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.

6.  Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg disertai keringat dingin atau

 perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.

7.  Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan

laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

8.  Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.

9.  Asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).

10.  Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat

antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.

11.  Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh

kapiler jaringan otak.

Page 3: Komplikasi Malaria

5/13/2018 Komplikasi Malaria - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-malaria 3/4

 

Sejarah

Memasuki milenium ke- 3. Infeksi malaria masih merupakan problem klinik bagi negara

tropik / subtropik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju. Malaria

merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik dan diperkirakan satu juta penduduk 

tiap tahunnya meninggal tiap tahunnya dan terjadi kasus malaria baru 200-300 juta/tahun.

Malaria berasal dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti ³udara jelek/salah´. Pada 1880

Laveran dapat membuktikan malaria disebabkan oleh parasit dan ronald Ross membuktikan

adanya parasit di sel darah merah dan membuktikan siklus plasmodium dan transmisi

 penularannya dan akhirnya Laveran dan Ross mendapat nobel.

Laporan kasus malaria yaitu demam dengan splenomegali telah ditulis dalam literatur 

kuno cina dan di Mesir. Pada abad 20 juga ditemukan peptisida untuk membunuh nyamuk 

yaitu DDT oleh paul Muller. Namun, hal ini tetap tidak menghilangkan wabah malaria di

seluruh dunia. Di Indonesia dengan adanya program KOPEM, malaria hanya dapat dikontrol

untuk daerah jawa dan bali. Sampai sekarang masih banyak kantung malaria khususnya di

daerah NTT, Irian, Maluku, Timor Timor, Kalimantan, Sumatra Barat, Sumatra Selatan

Yogyakarta, Jawa Barat dan Jepara.

Walaupun Kina sebagai obat pertama yang digunakan untuk mengobati demam yang

diduga oleh malaria, Obat malaria baru dapat disintesa secara kimiawi yaitu primakuin,

quinakuin, pirimetamine beberapa tahun setelah penggunaan kina. Sekarang WHO telah

menggunakan Artremisin Combination Therapy (ACT) untuk mengatasi masalah resistensi

 pengobatan malaria.

Distribusi dan Insiden

Infeksi Malaria tersebar lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika bagian

Selatan, Oceania, dan kepulauan Caribia. Lebih ddari 1,6 Triliun manusia terpapar oleh

malaria dengan dugaaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta/tahun.

Beberapa daerah yang bebas malaria yaitu Amerika Serikat, Kanada, negara di Eropa kecuali

Rusia, Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei dan Australia. Negara

tersebut terhindar dari malaria karena vektor kontrol yang baik walaupun di negara tersebut

dapat dijumpai malaria yang diimpor dari penduduk yang berasal dari daerah endemik atau

 penduduk asli yang mengunjungi daerah endemik dan balik ke negaranya.

P. falciparum dan P. Malariae umumnya dijumpai pada semua negara dengan malaria;

di Afrika, Haiti dan Papua dijumpai P. Falsiparum; P.vivax banyak di Amerika Latin.

Amerika Serikat, Asia Tenggara, negara oceania dan India umumnya P. Falsiparum dan P.

Page 4: Komplikasi Malaria

5/13/2018 Komplikasi Malaria - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komplikasi-malaria 4/4

 

Vivax. P. Ovale biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan Timur mulai dari

Kalimantan, Sulawesi Tengah ke Utara, Maluku, Irian Jaya, dan dari Lombok sampai NTT

dan Timor Timor merupakan daerah endemis malaria dengan P. Falsiparum dan P. Vivax.