komplikasi fraktur

6
KOMPLIKASI FRAKTUR Komplikasi lokal dibagi menjadi dini (terjadi pada minggu pertama setelah cedera) dan lanjut. Komplikasi Dini Komplikasi dini terjadi beberapa hari sampai satu minggu setelah cedera. 1. CEDERA VISCERAL Fraktur disekitar batang tubuh biasanya menyebabkan cedera viscera, seperti penetrasi ke paru pada kasus pneumothorax yang diawali dengan fraktur tulang dada, dan rupture bladder, atau urethra pada fraktur pelvis. Cedera tersebut membutuhkan pertolongan gawat darurat. 2. CEDERA VASKULAR Fraktur biasanya berhubungan dengan rusaknya arteri besar di sekitar lutut dan siku dan bisa juga di humerus atau femoralis. Arteri bisa terpotong, tertekan akibat fraktur tersebut. Meskipun tampak normal, akan tetapi sebenarnya pembuluh darah terhalangi oleh thrombus atau segmen arteri menjadi spasme. Cedera Vaskular Cedera Pembuluh Darah Fraktur iga pertama Subclavia Dislokasi bahu Axilla

Upload: arya-putra-syuhada

Post on 01-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Komplikasi

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPLIKASI FRAKTUR

KOMPLIKASI FRAKTUR

Komplikasi lokal dibagi menjadi dini (terjadi pada minggu pertama setelah cedera) dan lanjut.

Komplikasi Dini

Komplikasi dini terjadi beberapa hari sampai satu minggu setelah cedera.

1. CEDERA VISCERAL

Fraktur disekitar batang tubuh biasanya menyebabkan cedera viscera, seperti penetrasi ke

paru pada kasus pneumothorax yang diawali dengan fraktur tulang dada, dan rupture

bladder, atau urethra pada fraktur pelvis. Cedera tersebut membutuhkan pertolongan

gawat darurat.

2. CEDERA VASKULAR

Fraktur biasanya berhubungan dengan rusaknya arteri besar di sekitar lutut dan siku dan

bisa juga di humerus atau femoralis. Arteri bisa terpotong, tertekan akibat fraktur

tersebut. Meskipun tampak normal, akan tetapi sebenarnya pembuluh darah terhalangi

oleh thrombus atau segmen arteri menjadi spasme.

Cedera Vaskular

Cedera Pembuluh Darah

Fraktur iga pertama Subclavia

Dislokasi bahu Axilla

Fraktur supracondilar humerus Brachial

Dislokasi siku Brachial

Fraktur pelvis Presacral dan internal iliaka

Fraktur supracondilar femoralis Femoralis

Dislokasi lutut Popliteal

Tibia proksimal Popliteal atau cabangnya

Gambaran Klinik

Pasien mengeluhkan terjadi paraehsthesia di ujung jari kaki atau tangan. Cedera tampak

biru dan pucat atau sedikit sianosis dan nadi lemah atau tidak ada. Foto X-Ray akan

Page 2: KOMPLIKASI FRAKTUR

memperlihatkan fraktur. Jika dicurigai adanya cedera vascular dapat dikenali dengan

angiogram.

Penatalaksanaan

Semua penghalang harus segera disingkirkan. Jika hasil foto X-Ray menunjukkan jika

posisi tulang menekan arteri, segera direduksi. Sirkulasi dinilai setiap setengah jam. JIka

tidak ada perubahan, maka dilakukan operasi

3. CEDERA SARAF

Cedera saraf biasanya ditemukan pada fraktur humerus atau cedera dibawah siku atau

lutut. Pada cedera terttup, saraf jarang terkena dan sering sembuh sendiri. 90% selama 4

bulan. Jika masa penyembuhan lebih lama dari itu, dan terdapat tanda – tanda gangguan

saraf yang menghambat penyembuhan tersebut, maka saraf harus dieksplorasi.

Cedera Saraf

Cedera Pembuluh Darah

Dislokasi bahu Axilla

Fraktur supracondilar humerus Radius atau medius

Condilar medial siku Ulna

Dislokasi fraktur Monteggia Interosseous posterior

Dislokai panggul Sciatic

Dislokasi lutut Peroneal

Pada cedera terbuka terdapat banyak lesi sarag yang ditemukan. Araf dieksplorasi selama

debridement luka dan diperbaiki, adapula yang dilakukan setelahnya atau prosedur

“sekunder” 3 minggu kemudian. Eksplorasi dini harus dilakukan apabila tanda

terdapatnya cedera sarag muncul setelah manipulasi fraktur (Siegel dan Gelberman,

1991). Kompresi saraf akut terkadang muncul pada fraktur atau dislokasi pergelangan

tangan. Keluhan kesemutan atau paraesthesia di daerah distribusi saraf medius atau ulna

harus diperhatikan serius dan pasien dalam observasi. Jika tidak ada perubahan dalam

jangka waktu 48 jam setelah reduksi fraktur, saraf harus dieksplorasi dan dikompresi.

Page 3: KOMPLIKASI FRAKTUR

4. SINDROM KOMPARTEMEN

Fraktur didaerah tangan atau kaki dapat meningkatkan iskemi yang berat walaupun tidak

ada pembuluh darah besar yang hancur. Perdarahan, edema atau inflamasi (infeksi)

mungkin dapat meningkatkan tekanan kompartemen osteofacial. Terdapat aliran darah

kapiler yang menurun ditandai dengan adanya iskemia pada otot. Saraf masih bisa

regenerasi, tapi oto, sekal infark, maka tidak dapat kembali seperti semula, dan diganti

dengan jaringan fibrous inelastic (Kontraktur iskemik Volkmann).

Gejala Klinis

Cedera risiko tinggi ialah fraktur siku, tulang tangan, dan tibia 1/3 proksimal.; juga

fraktur multiple di kaki dan tangan, cedera tabrakan dan panas sirkumferensial. Gejala

klasik iskemia ada 5: “Pain, Paraesthesia, Pallor, Paralysis, dan Pulselessness”. Gejala

klasik yang pertama kali muncul ialah nyeri (pain). Sensasi kulit harus diperhatikan baik

– baik dan diperiksa berulang.

Penatalaksanaan

Untuk penatalaksanaan sindrom kompartemen, harus dilakukan dekompresi. Bidai,

balutan yang ketat harus segera dilepaskan, Penatalaksanaan secara umum,:

1. Terapi Non Medikamentosa / non bedah

a. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian

kompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran

darah dan akan lebih memperberat iskemia.

b. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gis harus dibuka dan pembalut

kontriksi dilepas

c. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambat

perkembangan sindroma kompartemen

d. Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah

e. Pada peningkatan isi kompartemen, diuretic dan penggunaan manitol dapat

mengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema selular, dengen

memproduksi kemali energy selular yang normal dan mereduksi sel otot yang

nekrosi melalui kemampuan dari radikal bebas.

Page 4: KOMPLIKASI FRAKTUR

2. Terapi Bedah

Fasciotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai >30 mmHg. Tujuan

dilakukan tindakan ini adalah untuk menurunkan tekanan dengan memperbaiki

perfusi otot. Jika tekanan < 30 mmHg maka tungkai cukup diobservasi dengan cermat

dan diperiksa lagi pada jam – jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik,

evaluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terlewati. Akan tetapi jika memburuk

maka segera dilakukan fasciotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi

adalah 6 jam.

5. NEKROSIS AVASKULAR

Terdapat daerah – daerah yang dapat meningkatkan iskemi dan nekrosis tulang setelah

cedera. Mereka ialah kepala femur (setelah fraktur keher femur atau dislokasi panggul),

bagian proksimal dari skafoid, luna (diikuti dislokasi) dan badan talus.

Gejala Klinis

Tidak ada gejala dari nekrosis avaskular tapi jika fraktur gagal bersatu atau jika tulang

kolaps, maka akan timbul nyeri. X-Ray menunjukkan karakteristik peningkatan densitas

tulang,

Penatalaksanaan

Penatalakanaan biasanya dilakukan ketika fungsi sendi telah baik. Pada orang tua dengan

nekrosis di kepala femur, arthroplasti menjadi pilihan. Pada orang muda, realignment

osteotomy mungkin jadi pilihan yang bijak. Nekrosis avaskular yang terjadi pada skafoid

atau talus hanya membutuhkan penatalaksanaan dengan obat – obatan simptomatik, tapi

vascular bone – grafting atau arthrodesis di pergelangan tangan atau pergelangan kaki

terkadang dibutuhkan.