komplikasi
DESCRIPTION
komplikasi bedahTRANSCRIPT
KOMPLIKASI
Pembedahan merupakan semua jenis tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif yaitu dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Penatalaksanaan infeksi odontogen dengan insisi dan drainase termasuk juga bagian dari pembedahan. Perlu diketahui tindakan pascabedah ini dapat menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Keluhan dan gejala yang sering adalah nyeri (Sjamsuhidajat, 1998).
Maka dari itu perawatan pembedahan yang akan dilakukan harus mempertimbangkan dan mengantisipasi komplikasi pembedahan dari penyakit itu sendiri atau yang timbul karena kelainan.
a) DemamDemam sering terjadi pada pasien bedah pascaoperasi oleh sebab-sebab
infeksi atau non-infeksi (Schwartz,dkk, 2000). Beberapa contoh penyebab demam pascabedah karena sebab infeksi yaitu:
Abses Osteomilitis Tromboflebitis supuratif Bakterimia
Sedangkan contoh penyebab demam pascabedah karena sebab noninfeksi, yaitu:
Demam karena obat Cedera kepala Infark miokardium
b) Infeksi LukaMenurut Schwartz dkk. Sebagian besar luka menjadi infeksi di ruang operasi
saat luka masih dalam keadaan terbuka, namun adanya bakteri dalam luka pada akhir dari prosedur perawatan pembedahan tidak selalu menyebabkan infeksi luka. Bakteri penyebab infeksi yang sering yaitu Staphylococcus aureus.
Kemungkinan faktor penyebab infeksi luka terjadi, yaitu karena: Buruknya teknik sterilisasi Luka traumatik Usia Diabetes Pasien dengan infeksi lain Lamanya pembedahan Pemakaian drain Perawatan di rumah sakit prabedah yang lama Multiantibiotik
Manifestasi klinis infeksi umumnya terjadi 3-4 hari setelah operasi. Tanda dan gejala yang terjadi termasuk demam, edema dan kemerahan pada luka, nyeri, dan trombosis pada pembuluh darah sekitarnya.
Penatalaksanaan ketika terdapat komplikasi infeksi luka yang terjadi yaitu dcengan dilakukan drainase bedah. Prinsip secara umum untuk obat antimikroba tidak perlu diberikan kecuali jika jenis bakterinya Streptococcus pyogenes atau Streptococcus hemoliticus. Demikian juga dengan pasien dengan infeksi di sekitar wajah atau disertai bakteremia sistemik atau selulitis yang meluas perlu terapi antimikroba. Antibiotik yang dikonsumsi menyesuaikan dengan hasil biakan dan tes sensitivitas dari luka (Schwartz,dkk, 2000).
Sumber : Schwartz, dkk. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
c)