komplikasi

15
DM à penyakit yang sangat mudah ‘kerja sama’ menjadi ‘segitiga raja penyakit’ : DM – CVD – Stroke DM tahap komplikasi à dapat masuk semua jalur sistem tubuh manusia Komplikasi DM berat à kematian Mata Kadar gula darah yang tidak stabil dapat menyebabkan kerusakan pada organ mata. Kadar gula darah yang kerap kali berubah-ubah dapat menyebabkan masalah keseimbangan cairan pada lensa mata. Lensa mata bisa saja menyerap terlalu banyak cairan yang dapat membuat mata membesar dan membuat penglihatan menjadi kabur. Saraf mata dan pembuluh darah yang mengirimkan darah ke retina juga dapat rusak akibat adanya diabetes. Selain glaukoma dan katarak, diabetes juga dapat menyebabkan kebutaan. Kulit Komplikasi diabetes biasanya menyerang kulit. Infeksi yang disebabkan oleh jamur dan bakteri adalah hal utama pada komplikasi diabetes yang menyerang kulit. Rasa gatal juga sering timbul akibat adanya penyakit gula

Upload: yohanes-tjandra

Post on 05-Dec-2014

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPLIKASI

DM à penyakit yang sangat mudah ‘kerja sama’ menjadi ‘segitiga raja penyakit’ : DM

– CVD – Stroke

DM tahap komplikasi à dapat masuk semua jalur sistem tubuh manusia

Komplikasi DM berat à kematian

Mata

Kadar gula darah yang tidak stabil dapat menyebabkan kerusakan pada organ mata.

Kadar gula darah yang kerap kali berubah-ubah dapat menyebabkan masalah

keseimbangan cairan pada lensa mata. Lensa mata bisa saja menyerap terlalu

banyak cairan yang dapat membuat mata membesar dan membuat penglihatan

menjadi kabur. Saraf mata dan pembuluh darah yang mengirimkan darah ke retina

juga dapat rusak akibat adanya diabetes. Selain glaukoma dan katarak, diabetes

juga dapat menyebabkan kebutaan.

Kulit

Komplikasi diabetes biasanya menyerang kulit. Infeksi yang disebabkan oleh

jamur dan bakteri adalah hal utama pada komplikasi diabetes yang menyerang

kulit. Rasa gatal juga sering timbul akibat adanya penyakit gula dan hal-hal ini

diakibatkan oleh adanya sirkulasi darah yang buruk. Komplikasi diabetes yang

menyerang kulit atau yang biasa disebut diabetes dermopathy ditandai dengan adanya

bercak merah kecoklatan pada kulit. Komplikasi diabetes ini biasanya terjadi pada

mereka yang telah mengidap diabetes selama 10 hingga 20 tahun.

Tulang

Tahukah Anda bahwa kepadatan tulang dapat dipengaruhi oleh adanya penyakit

gula tipe 1? Tidak hanya kepadatan tulang, resiko terjadinya fraktur atau patah

tulang juga sangat tinggi bagi penderita diabetes. Sedangkan diabetes tipe 2

sepertinya terhindar dari adanya osteoporosis. Untuk mencegah terjadinya

Page 2: KOMPLIKASI

pengurangan kepadatan tulang, penderita diabetes tipe 1 dianjurkan untuk

mengonsumsi vitamin D atau diet yang tinggi kalsium.

Tekanan darah

Diabetes dapat mengakibatkan masalah pada jantung yang disebabkan oleh

tekanan darah yang tinggi. Resiko terhadap stroke menjadi dua kali lipat dalam

lima tahun sejak seseorang divonis mengidap diabetes mellitus tipe 2. Diabetes

menyebabkan terjadinya sirkulasi darah yang buruk sehingga mempengaruhi

tekanan darah dan gangguan pada jantung.

Kaki

Pasti Anda sering mendengar bahwa seorang penderita diabetes harus diamputasi

kakinya. Infeksi pada kaki sering kali membuat para penderita diabetes terpaksa

merelakan kakinya. Infeksi pada kaki ini disebabkan oleh adanya sirkulasi darah

yang buruk. Aliran darah ke kaki sering kali terganggu yang akhirnya

menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer pada kaki. Pembuluh darah ini

menyempit karena adanya timbunan lemak. Namun, penderita diabetes tidak dapat

merasakan sakit atau panas akibat penyempitan ini. Yang terjadi adalah infeksi

telah berkembang tanpa disadari oleh penderita.

Ginjal

Ketika insulin tidak diproduksi maka glukosa tidak akan diubah menjadi glikogen

sebagai energi, hasilnya adalah glukosa akan terus beredar di pembuluh darah.

Sebagai alat filter dalam tubuh, ginjal berfungsi untuk menyaring terlalu banyak

darah. Gula dalam darah yang terlalu banyak tentu saja memperkeras kerja ginjal.

Kerja keras ginjal yang terus menerus dapat membuat ginjal berhenti untuk bekerja

suatu saat nanti.

Informasi lengkapnya di: http://www.deherba.com/komplikasi-diabetes.html#ixzz2POmkB7YJ

Page 3: KOMPLIKASI

Komplikasi Diabetes Melitus      Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi para pasien untuk memantau kadar glukosa darahnya secara rutin.

Komplikasi akutKeadaan yang termasuk dalam komplikasi akut DM adalah ketoasidosis diabetik (KAD) dan Status

Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Pada dua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi (pada KAD 300-

600 mg/dL, pada SHH 600-1200 mg/dL), dan pasien biasanya tidak sadarkan diri. Karena angka kematiannya

tinggi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan yang memadai.

Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut DM, di mana terjadi penurunan kadar glukosa

darah sampai < 60 mg/dL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan

hipoglikemia. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat terlalu

banyak (paling sering golongan sulfonilurea) atau menyuntik insulin terlalu banyak, atau pasien tidak makan

setelah minum obat atau menyuntik insulin.

Gejala hipoglikemia antara lain banyak berkeringat, berdebar-debar, gemetar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan

jika berat, dapat hilang kesadaran sampai koma. Jika pasien sadar, dapat segera diberikan minuman manis

yang mengandung glukosa. Jika keadaan pasien tidak membaik atau pasien tidak sadarkan diri harus segera

dibawa ke rumah sakit untuk penanganan dan pemantauan selanjutnya.

Komplikasi kronikPenyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada

pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua jenis, yakni

pembuluh darah besar dan kecil.

Yang termasuk dalam pembuluh darah besar antara lain:

Pembuluh darah jantung, yang jika rusak akan menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung

mendadak

Pembuluh darah tepi, terutama pada tungkai, yang jika rusak akan menyebabkan luka iskemik pada kaki

Pembuluh darah otak, yang jika rusak akan dapat menyebabkan stroke

Kerusakan pembuluh darah kecil (mikroangiopati) misalnya mengenai pembuluh darah retina dan dapat

menyebabkan kebutaan. Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada pembuluh darah ginjal yang akan

menyebabkan nefropati diabetikum.

Saraf yang paling sering rusak adalah saraf perifer, yang menyebabkan perasaan kebas atau baal pada ujung-

ujung jari. Karena rasa kebas, terutama pada kakinya, maka pasien DM sering kali tidak menyadari adanya

luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko menjadi luka yang lebih dalam (ulkus kaki) dan perlunya

melakukan tindakan amputasi. Selain kebas, pasien mungkin juga mengalami kaki terasa terbakar dan

bergetar sendiri, lebih terasa sakit di malam hari serta kelemahan pada tangan dan kaki. Pada pasien yang

mengalami kerusakan saraf perifer, maka harus diajarkan mengenai perawatan kaki yang memadai sehingga

mengurangi risiko luka dan amputasi.

Read more: http://diabetesmelitus.org/komplikasi-diabetes-melitus/#ixzz2POyOIt61

Page 4: KOMPLIKASI

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1.Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

2.Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis

3.Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.

4.Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).

3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu

1.Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren,

2.Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3.Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible), Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati, proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4. Hidung : penciuman menurun

5.Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati periodontitis), gigi (caries dentis)

Page 5: KOMPLIKASI

6.Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik, kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum (gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

9. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson, pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11. Sendi : poliarthritis

12. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati, neuropati dan infeksi pada kaki.

Page 6: KOMPLIKASI

2.3 Patofisiologi KADKetoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.

Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin.Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya lipolisis akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit seperti sodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrsi terjadi  bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok hipovolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi (peranfasan Kussmaul).Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipid normal.Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi insulin yang lain adlah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.

Manifestasi klinis dari KAD adalah :1. Hiperglikemia

Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan menimbulkan:

Page 7: KOMPLIKASI

1. Poliuri dan polidipsi (peningktan rasa haus)2. Penglihatan yang kabur3. Kelemahan4. Sakit kepala5. Pasien dengan penurunan volume intravaskuler yang nyata mungkin akan menderita hipotensi

ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat berdiri).6. Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai denyut nadi lemah dan cepat.7. Anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen.8. Pernapasan Kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk mengurangi asidosis guna melawan

efek dari pembentukan badan keton.9. Mengantuk (letargi) atau koma.10. Glukosuria berat.11. Asidosis metabolik.12. Diuresis osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi dan penurunan elektrolit.13. Hipotensi dan syok.14. Koma atau penurunan kesadaran.

KOMPLIKASIKomplikasi-komplikasi Diabetes Melitus antara lain(9):

Page 8: KOMPLIKASI

a. Komplikasi Akut merupakan keadaan gawat darurat yang terjadi pada perjalananpenyakit Diabetes Melitus. Menurut Subekti (2004), komplikasi akut dapat dibedakanmenjadi 2 yaitu:(1). HipoglikemiaSuatu keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan gukosa darah.Gejala ini dapat ringan berupa koma dengan kejang.(2). Ketoasidosis DiabetikMerupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit DiabetesMelitus.(3). Hiperosmolar non ketotikGejala poliuri, polidipsi, letargi. Insulin masih cukup untuk mengatur lipolisis.Terjadi gangguan metabolisme karbohidrat dan protein. Tidak terjadi peningkatanproduksi benda keton. Terjadi hiperglikemi, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit.Kadar bikarbonat plasma dan pH darah dalam batas normal.b. Komplikasi Kronik merupakan komplikasi yang terjadi dalam waktu yang lama.Menurut Waspadji (2004), komplikasi kronik dibagi menjadi :(1). Mikroangiopatia. GinjalMengalami kegagalan ginjal karena fungsi ginjal makin menurun ditandai sembabmuka, tekanan darah tinggi dan pucat.b. Retina mataMengalami kebutaan atau pengurangan penglihatan karena terjadi kelainan yangtimbul pada retina akibat proses retinopati diabetic menyebabkan lensa, saraf, otot,selaput pembuluh darah mata dapat terganggu fungsinya.(2). Makroangiopatia. Jantung koroner atau penyakit jantung arteriosklerotik karena otot jantung kurangmendapatkan darah dari pembuluh darah jantung.

b. Pembuluh darah tepi. Terjadi penyempitan hingga penutupan pembuluh darahsehingga peredaran darah didalam tungkai dan kaki menjadi inadekuat menyebabkan

Page 9: KOMPLIKASI

kematian jaringan tungkai dan kaki.c. Gejala cerebrovascular diseas. Risiko stroke pada penderita DM meningkat 8x lipatdibanding orang sehat.

1. PENGERTIAN

Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik adalah suatu komplikasi akut dari diabetes

melitus di mana penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan

kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma. Ini terjadi pada

penderita diabetes tipe II 

4. PATOFISIOLOGI

Page 10: KOMPLIKASI

Sindrome Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik mengambarkan kekurangan hormon

insulin dan kelebihan hormon glukagon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan pergerakan

glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma. Peningkatan hormon

glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat meningkatkan kadar glukosa plasma.

Peningkatan kadar glukosa mengakibatkan hiperosmolar. Kondisi hiperosmolar serum akan

menarik cairan intraseluler ke dalam intra vaskular, yang dapat menurunkan volume cairan

intraselluler. Bila klien tidak merasakan sensasi haus akan menyebabkan kekurangan cairan.

Tingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga timbul glycosuria

yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan ( poliuria ). Dampak dari poliuria

akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan dan diikuti hilangnya potasium, sodium dan

phospat.

Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga

kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi

ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi

hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam

darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan

bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air

hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini

akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga

pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal menurun mengakibatkan sekresi

hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar hiperglikemik.

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel

sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi

menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan

merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.

Kegagalan tubuh mengembalikan ke situasi homestasis akan mengakibatkan hiperglikemia,

hiperosmolar, diuresis osmotik berlebihan dan dehidrasi berat. Disfungsi sistem saraf pusat

karena ganguan transport oksigen ke otak dan cenderung menjadi koma.

Hemokonsentrasi akan meningkatkan viskositas darah dimana dapat mengakibatkan

pembentukan bekuan darah, tromboemboli, infark cerebral, jantung.

5. KOMPLIKASI

Page 11: KOMPLIKASI

1. Koma.

2. Gagal jantung.

3. Gagal ginjal.

4. Gangguan hati.

1. . Makroangiopati (CVD, PJK, Neuropati dan ulkus/ gangren diabetic)

CVD dan PJK terjadi karena peninggian kadar lemak darah yang sering terdapat bersama DM

terutama LDL cholesterol yang tidak hanya mengendap di dinding pembuluh darah

sebagaimana dikira dahulu tetapi masuk ke dalam lapisan pembuluh darah (tunica intima).

Pada mulanya akan membentuk plak yang kemudiaan berkembang menjadi trombus/ emboli.

Konsekwensinya dinding pembuluh darah kaku dan menyempit, aliran didalamnya berkurang

sehingga jaringan/ alat tubuh yang bersangkutan kurang mendapat suplai sehingga terjadilah

CVD, insufisiensi koroner bahkan infark miokard.

Page 12: KOMPLIKASI

Neuropati terjadi karena penyempitan pada vaso nervorum mengakibatkan syaraf kurang

mendaptkan makanan. Neuropati ada 2 macam antara lain: somatik neuropati dan autonomic

neuropati. Somatik neuropati motorik berakibat kelemahan pada otot, sensorik menyebabkan

hipestesi atau parestesi. Autonomik neuropati menyebabkan hipotensi ortostatik atau impotensi.

Gangren diabetic biasanya terjadi pada ujung ekstremitas. Kadang–kadang terjadi bersamaan

atau dapat diperberat oleh ulkus diabetik.

 

1. 2. Mikroangiopati

Berupa retinopati dan nafropati. Pada retinopati, pembuluh retina mengalami penyempitan,

karena merupakan end artery (tak punya kolateral) sumbatan pada pembuluh retina berakibat

kebutaan. Nefropati berakibat fungsi ginjal makin lama makin mundur, tejadi albuminuri,

hematuri, ambang renal terhadap glukosa meningkat. Akhirnya terjadi gagal ginjal terminal yang

mengharuskan dialisis seumur hidup atau transplantasi ginjal.

Komplikasi kronik lainnya ialah katarak diabetik sebagai akibat tingginya kadar glukosa dalam

cairan lensa mata, sehingga cairan lensa tersebut menjadi keruh. Komplikasi lain rentan

terhadap infeksi sehingga penderita DM lebih mudah terserang TB paru, UTI, ulkus diabetic,

candidiasis dan caries. Karena tingginya glukosa di ujung–ujung syaraf perifir, penderita juga

mengeluh gatal–gatal/ pruritus terutama di daerah lipatan kulit pada mereka yang bertubuh

gemuk.