kompetensi profesional guru pai bersertifikat pendidik...

105
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI BERSERTIFIKAT PENDIDIK (Studi Kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd) Oleh: MUHAMAD ARIF USMAN NIM. 11111221 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

BERSERTIFIKAT PENDIDIK

(Studi Kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMAD ARIF USMAN

NIM. 11111221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

iii

iv

v

vi

MOTTO

“Dan di antara tanda-tanda

kebesaran-Nya ialah terciptanya langit dan bumi serta perbedaan bahasa-

bahasamu sekalian dan warna-warnamu, sesungguhnya yang demikian itu

terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui”

(Q.S Ar.Rum:22)

Perbedaan ada bukanlah untuk dipersatukan,

Melainkan untuk disandingkan.

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa

mendoakan dengan tiada henti-hentinya,

dan memberikan dukungan secara moril

maupun materil. Terimakasih untuk semua

pengorbanan, kesabaran dan ketulusanmu;

Kakak-kakakku tersayang, Mas Agus, Mas

Ikhsan, Mas Yuli dan adikku satu – satunya

Halimah ;

Para dosenku, terimakasih atas ilmu dan

bimbingan;

Teman-teman seperjuangan, khususnya PAI

angkatan 2011, good luck and success;

Someone, thanks for care, spirit, support and

everything.

viii

ix

x

ABSTRAK

M. Arif Usman. 2018.Kompetensi Profesional Guru PAI Bersertifikat

Pendidik (Studi Kasusdi MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembibing:

Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru PAI.

Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimana kompetensi

profesional guru PAI bersertifikat pendidik itu. (2) kendala- kendala apa

yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional

guru PAI bersertifikat pendidik studi kasus di MTs Terpadu Al-Mustaqim

Timpik. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) Bersertifikat Pendidik studi kasus di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik Tahun 2018. Adapun tujuan dari

penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada adalah untuk

mendeskripsikan bagaimana kompetensi profesional guru Pendidikan

Agama Islam Bersertifikat Pendidik dan kendala-kendala yang dihadapi

guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional guru PAI

bersertifikat pendidik studi kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Tahun 2018.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari

fenomena objek yang diteliti yaitu kompetensi profesional guru PAI

bersertifikat pendidik dan kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam

mengembangkan kompetensi profesional guru. Untuk mengumpulkan data

yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

instrumen penelitian antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Setelahpenelitianinidilakukan,

penulismemperolehhasilpenelitianbahwa (1) kompetensi profesional guru

PAI bersertifikat pendidiksudahadapeningkatan. Peningkatan kompetensi

profesional diantaranya guru mampu menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi, mampu menggunakaan media pembelajaran (2) Kendala

yang dihadapi oleh guru PAI untuk mengembangkan kompetensi

profesional guru bersertifikat pendidik adalah kurangnya sarana dan

prasarana kurang memadai. Walaupun masih terdapat kekurangan seperti

kurangnya sarana dan prasarana dalam mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya. Maka saran untuk meningkatkan kompetensi guru ialah

dengan perbanyak program pelatihan, seminar, diklat, dan workshop

tentang peningkatan kompetensi guru, serta harus membuat pembelajaran

lebih kreatif dengan mengembangkan dan menguasai materi, strategi dan

xi

metode pembelajaran.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11

A. Kompetensi Profesional Guru PAI ............................................... 11

B. Sertifikasi Guru .............................................................................. 23

C. Kajian Pustaka ................................................................................ 35

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 38

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 38

C. Sumber Data .................................................................................. 38

D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 40

E. Analisis Data ................................................................................. 42

F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 42

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................ 44

A. Gambaran Umum MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............... 44

B. Paparan Data ................................................................................. 48

1. Kompetensi Profesional Guru PAI pasca sertifikasi di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............................................... 48

2. Kendala- Kendala yang Dihadapi Guru PAI pasca sertifikasi 56

C. Analisis Data ................................................................................. 57

1. Kompetensi Profesional Guru PAI pasca sertifikasi di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............................................... 57

2. Kendala- Kendala yang Dihadapi Guru PAI pasca sertifikasi 60

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 62

A. Kesimpulan.................................................................................... 62

B. Saran .............................................................................................. 62

C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Responden

2. Pedoman Wawancara

3. Berita Wawancara

4. SKK

5. Lembar Konsultasi

6. Surat Penelitian

7. Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah wadah untuk mendidik peserta didik agar

kemampuan yang dibawa sejak lahir dapat tumbuh dan berkembang.

Pendidikan merupakan aspek penting dalam membudayakan manusia. Yang

dimaksud dengan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan, dan sikap yang

dilakukan oleh pendidik sewaktu mengasuh peserta didik. Pendidik ialah

subjek yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Peserta didik itu

sendiri adalah pihak yang merupakan objek dalam pendidikan. Dilihat dari

aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dengan

peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan.

Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama

pendidikan(Sukmadinata, 1997:191).

Bagi manusia, pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan

kualitas hidup dalam segala bidang, sehingga dalam sepanjang sejarah hidup

umat manusia di muka bumi ini, hampir tidak ada manusia yang

menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan kualitasnya. Selain

itu, pendidikan juga merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat manusia, dan berlangsung saepanjang hayat, yang dilaksanakan

di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah(Arifin, 1995:72).

2

Dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu,

sebagaimana terkandung dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11:

(11)

Artinya: “... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat”.(QS. Al-Mujadalah:11) ( Depag RI, 2002: 434).

Dalam berlangsungnya pendidikan guru memiliki peran yang sangat

penting. Guru merupakan sosok yang secara langsung turut dalam proses

pendidikan. Keberhasilan proses serta hasil akhir dari pembelajaran

tergantung pada guru. Maka tak dapat di elakkan lagi bahwasanya guru

merupakan kunci sukses tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya kualitas

guru merupakan masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia. Sumber

daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak

didukung oleh guru yang berkualitas.

Kompetensi guru dalam merencanakan proses pembelajaran merupakan

faktor utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketrampilan penguasaan

materi dalam proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tugas dan

tanggung jawab sebagai guru(Usman, 2010:5).

Dalam perkembangannya, kompetensi guru menjadi suatu bekal yang

harus dimiliki oleh setiap guru. Penekanan keharusan guru mempunyai

kompetensi, merupakan hal yang sangat wajar dalam dunia pendidikan. Saat

ini banyak siswa yang mengeluh bosan dan malas belajar disebabkan oleh

3

strategi yang digunakan dalam mengajar sangat monoton, tidak bervariasi,

ditambah lagi hubungan guru dengan peserta didik yang tidak baik.

Profesi guru saat ini masih banyak dibicarakan orang baik dari para

pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Bahkan dari kalangan

bisnispun mengkritisi para guru karena kualitas para lulusan dianggap kurang

memuaskan. Para orang tua muridpun terkadang mencemooh dan menuding

guru tidak kompeten, tidak berkualitas, kurang profesional dan lain-lain.

Sehingga dari kalangan guru sendiri nyaris tidak bisa membela diri.

Sertifikasi profesi merupakan jantung reformasi pendidikan.

Kedudukan guru sebagai pendidik profesional secara implisit disebutkan

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, begitupun juga dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74

Tahun 2008 tentang Guru, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan

diberikan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru

profesional dituntut memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1)

atau diploma (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial

dan kepribadian), memiliki sertifkasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional(Abubakar, 2015:117).

4

Program sertifikasi tentunya memberikan harapan kesejahteraan bagi

guru di Indonesia dan diharapkan dengan peningkatan kesejahteraan tersebut

mampu menjadikan semangat baru bagi guru Indonesia dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, pada kenyataannya banyak pakar pendidikan menyatakan

bahwa pemberian sertifikasi bagi guru tidak menjamin peningkatan mutu

pendidikan nasional karena sertifikasi guru cenderung pendekatan formalitas

dan tidak menyentuh substansi masalah pendidikan di Indonesia. Realitas

pelaksanaan sertifikasi guru dan pendidikan di Indonesia pada saat ini

merupakan fenomena yang harus dikaji kembali bagaimana efisiensi dari

sertifikasi, dampaknya bagi guru dan peserta didik serta bagaimana masa

depan pendidikan di Indonesia.

Kompetensi profesional dikalangan guru-guru khususnya di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik sudah tidak asing lagi. Meskipun begitu

hingga sekarang ini masih ditemui sedikit banyak Guru Pendidikan Agama

Islam yang kurang berupaya meningkatkan kualitas pribadi, yaitu masalah

kompetensi profesional.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha secara

komprehensif menelaah tentang kompetensi profesional guru PAI yang

bersertifikat pendidik. Maka skripsi ini penulis beri judul: KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU PAI YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

STUDI KASUS MTS TERPADU AL- MUSTAQIM TIMPIK

KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018.

5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang di atas yang menjadi fokus penelitian

dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana Kompetensi Profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik

studi kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab.

Semarang Tahun 2018?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan

kompetensi profesional yang bersertifikat pendidik studi kasus MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun

2018?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI yang bersertifikat

pendidik studi kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan

Kab. Semarang Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi guru PAI dalam

mengembangkan kompetensi profesional yang bersertifikat pendidik studi

kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang

Tahun 2018.

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan

praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan bagi

guru atau tenaga pengajar khususnya.

2. Secara Praktis

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dalam

pelaksanaan program sertifikasi, diantaranya:

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai

pendidik profesional;

b. Meningkatkan proses atau kualitas mengajar;

c. Meningkatkan profesionalisme;

d. Menjaga profesi guru dari praktik-praktik oknum yang merusak

martabat guru.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian,

penulis tegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, antara lain:

7

1. Kompetensi Profesional Guru PAI

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan(Kunandar, 2007:51).

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi.

Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dalam Standar Nasional

Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap

terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan

demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan

pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa

didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu,

diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan

dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Pengertian Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan

yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba

8

Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek

kehidupan manusia, baik dunia maupun di akhirat( Arifin, Cet. 4,

2009:8).

Sedangkan yang dimaksud dengan guru PAI adalah guru yang

mengajar mata pelajaran Akidah akhlak, Al-Qur’an dan Hadist, Fiqh atau

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru PAI

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam

penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan

Agama Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

2. Sertifikasi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikat adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat

pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian

tersebut, sertifikat guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian

pengangkut bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,

setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga

sertifikasi. Dengan kata lain,sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi

9

yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang

sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. National Commission On

Education Services (NCES) memberikan pengertian sertifikasi secara

lebih umum. Certification is a procedure where by the state evaluates

and reviews a teacher candidate‟s credentials and providen him or her a

license to teach(Mulyasa, 2008:34).

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk

meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi

dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru

merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin

memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi

yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah

ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi

pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru

atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan

profesi pada jenis dan jenjang pendidikantertentu.

Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru yang telah

lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji

pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

guru.

10

Kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam

penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan

Agama Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan setelah lolos dalam proses uji

kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan

kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi

dalam beberapa bab, yakni:

Bab I, dalam bab ini berisi tentang pendahuluan. Hal ini mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II, dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka yang mencakup

landasan teori dan kajian pustaka.

Bab III, dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan

pengecekan keabsahan data.

Bab IV, dalam bab ini berisi tentang paparan data dan analisis data.

Bab V, bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

penulis lakukan dilanjutkan dengan saran-saran serta penutup.

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kompetensi Profesional Guru PAI

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru PAI

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan yang

harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalitasnya( Yamin, Cet. 11, 2007: 211).

Untuk terwujudnya tujuan pendidikan yang diinginkan maka yang

diperlukan guru adalah memiliki kompetensi dalam tugas mereka sebagai guru

sehingga mereka mampu melaksanakan tugas yang dipikulnya dengan baik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional artinya adalah

“bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya ( lawan amatir)”( P dan K, 1999: 789).

Profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai

kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter,

hakim, dan sebagainya( Usman, Cet. 7, 2010: 14-15). Jadi Profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kecakapan yang memiliki

standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kompetensi profesional yaitu kemampuan memahami konsep, struktur,

dan metode keilmuan lain yang berhubungan dengan materi ajar, kemampuan

menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, kemampuan

12

menerapkan hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, kemampuan

menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari- hari, dan kemampuan

berkompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional( Musfah, 2011: 54).

Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesional guru adalah

kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya

(Syah, 2002: 230).

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap

terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian

upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak

akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang

profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang

mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam

menjalankan tugas profesionalnya.

Pengertian Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah,

sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan

manusia, baik dunia maupun di akhirat( Arifin, Cet. 4, 2009: 8).

Sedangkan yang dimaksud dengan guru PAI adalah guru yang mengajar

mata pelajaran Akidah akhlak, Al-Qur’an dan Hadist, Fiqh atau Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah.

Definisi guru PAI adalah orang yang mendidik dan merasa bertanggung

jawab dalam membimbing dan mengasuh anak didik agar kelak setelah selesai

13

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

serta menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru PAI adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam

penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan Agama

Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan.

2. Indikator Kompetensi Profesional Guru

Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dalam Depdiknas (2007)

indikator kompetensi profesional adalah sebagai berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu.

1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

1. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

2. Mengelolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

14

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

1. Melakukan refleksi terhadap kinerja dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.

3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan

diri.

1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

3. Ruang lingkup kompetensi profesional guru

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru secara

umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi

profesional guru sebagai berikut.

a. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan

peserta didik.

15

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawab

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembalajaran yang bervariasi

e. Mampu menggunakan dan menggunakan berbagai alat media dan sumber

belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik( Mulyasa, 2008: 135).

Memahami uraian di atas, nampak bahwa kompetensi profesional

merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitananya dalam

pelaksanaan tugas mengajar. Sementara itu, dalam Standar Nasional

Pendidikan, Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c, sebagaimana dikemukakan di

awal bab di atas. Dikemukakan bahwa yang di maksut kompetensi profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang di tetapkan dalam standar nasional pendidikan.

4. Bentuk-bentuk KompetensiProfesional Guru

Menurut Uzer Usman(2010: 28),

sepertidisebutkandalambukunya,bentuk-bentukkompetensi profesional yaitu

sebagaiberikut:

a. Menguasai landasankependidikan

16

Uzer Usman menyebutkan bahwa untuk memenuhi kompetensi

profesional yang baik, seorang guru harus menguasai landasan

kependidikan sebagai berikut:

1. Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

a) Mengkaji tujuan pendidikannasional.

b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar danmenengah.

c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah

dengan tujuan pendidikannasional.

d) Mengkajikegiatan-kegiatanpengajaranyangmenunjang pencapaian

tujuan pendidikannasional.

2. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

a) Mengkaji peranansekolah sebagai pusat pendidikan dan

kebudayaan.

b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai

pusat pendidikan dankebudayaan.

3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan

dalam proses belajarmengajar

a) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan

keterampilan, dansikap.

b) Mengkaji prinsip-prinsipbelajar.

c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar

mengajar.

17

b. Menguasai bahanpengajaran

Kemudian yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai

bahan pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah

a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar danmenengah.

b) Menelaah buku teks pendidikan dasar danmenengah.

c) Menelaah buku pedoman khusus bidangstudi.

d) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks

dan buku pedomankhusus.

2. Menguasai bahanpengayaan

a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang

studi/matapelajaran.

b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru

(Usman, 2010: 28).

c. Menyusun programpengajaran

Selanjutnya adalah dapat menyusun program-programpengajaran

dengan baik seperti dibawah ini:

1. Menetapkan tujuanpembelajaran

a) Mengkaji ciri-ciri tujuan pembelajaran.

b) Dapat merumuskan tujuanpembelajaran.

18

c) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan

pembelajaran/pokokpembahasan.

2. Memilih dan mengembangkan bahanpembelajaran.

a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingindicapai.

b) Mengembangkanbahanpembelajaransesuaidengantujuan

pembelajaran yang ingindicapai.

3. Memilih dan mengembangkan strategi belajarmengajar.

a) Mengkaji berbagai metodemengajar.

b) Dapat memilih metodemengajar.

c) Merancang prosedur belajar mengajar yangtepat.

4. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yangsesuai.

a) Mengkaji berbagai media pengajaran.

b) Memilih media pengajaran yangtepat.

c) Membuat media pengajaran yangsederhana.

d) Menggunakan mediapengajaran.

5. Memilih dan memanfaatkan sumberbelajar.

a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumberbelajar.

b) Memanfaatkan sumber belajar yangtepat( Usman, 2010: 28- 29).

19

d. Melaksanakan programpengajaran.

Dilanjutkan dengan melaksanakan program pengajaran yang terkait

dengan mata pelajaran yang bersangkutan, seperti:

1. Menciptakan iklim belajar mengajar yangtepat

a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yangtepat

b) Mengkajifaktor-faktoryangmempengaruhisuasanabelajar mengajar

c) Menciptakan suasana belajar mengajar yangbaik

d) Menangani masalah pengajaran danpengelolaan

e) Mengatur ruangan belajar

f) Mengkaji berbagai tata ruangbelajar

g) Mengkaji kegunaan sarana dan prasaranakelas

h) Mengatur ruang belajar yangtepat

2. Mengelola interaksi belajarmengajar

a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajarmengajar

b) Dapat mengamati kegiatan belajarmengajar

c) Menguasai berbagai keterampilan dasarmengajar

d) Dapat menggunakanberbagaiketerampilankegiatanbelajar mengajar

e) Dapat mengatur murid dalam kegiatan belajarmengajar( Usman,

2010: 29).

20

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

Terakhir adalah menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui

hasil yang didapatkan, dengan cara:

1. Menilai prestasi murid untuk kepentinganpengajaran

a) Mengkaji konsep dasarpenilaian

b) Mengkaji berbagai teknikpenilaian

c) Menyusun alatpenilaian

d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan

taraf pencapaianmurid.

e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid

2. Menilai proses belajar mengajar yang telahdilaksanakan

a) Menyelenggarakanpenilaianuntukperbaikanprosesbelajarmengajar

b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar

mengajar( Usman, 2010: 28- 29).

5. Pentingnya Guru yang Profesional dalam Proses BelajarMengajar

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan

melatih.Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai

hidup.Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan

21

pada siswa.Dan tugas guru juga adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh

guru yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjadi seorang guru (pengajar

dan pendidik).Jadi tugas guru secara garis besar meliputi empat hal yaitu tugas

profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.

a. TugasProfesi

Tugas profesi guru adalah mengajar, mendidik, melatih, dam menilai

atau mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar( Usman, 2010: 7).

b. TugasKeagamaan

Guru dalam pendidikan Islam juga mengemban tugas keagamaan,

yaitu tugas dai yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran

(amar ma‟ruf nahi munkar). Ia harus dapat mencurahkan segenap

kemampuan yang dimilikinya untuk mengajak dan membawa peserta

didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah Swt. Tentu saja untuk

dapat melaksankan tugas ini seorang guru harus bertakwa kepada Allah Swt

dan memiliki akhlakul karimah karena ia ditiru dan dijadikan figur teladan

oleh para pesertadidiknya.

c. TugasKemanusiaan

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.Ia harus mampu menarik

simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang

diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.

Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka

22

kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih

pengajarannya itu kepada siswanya( Arikunto, Cet. 4, 2003: 3).

d. TugasKemasyarakatan

Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan guru harus bisa

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sekolah maupun dilingkungan

tempat ia tinggal. Ia harus pandai bergaul, sopan santun, berakhlak mulia,

serta dapat berkomunikasi baik dengan masyarakat. Sehingga menjadikan

suasana yang nyaman dan tenang serta menjadi panutan di

lingkunganmasyarkat.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai

tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi

siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Guru adalah seorang

pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan

iklim belajar yang menarik, aman, nyaman, dan kondusif. Keberadaannya

ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan

kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang

tidak kondusif akan mengakibatkan tidak baik (berdampak negatif) yang

ingin dicapai.

Karena dengan kondisi yang tidak kondusif siswa akan menjadi bosan,

gelisah, resah, dan jenuh. Akan tetapi sebaliknya, jika suasana belajar tercipta

kondusif, maka dapat dengan mudah mencapai tujuan dari proses belajar

mengajar, bahkan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi para

siswa( Yamin, 2007: 110).

23

Guru profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan,

membangun generasi muda menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan.

Dari penjelasan diatas jelas bahwa guru profesional mempunyai peranan

penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena hitam putihnya proses belajar

mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu guru itu sendiri.

B. Sertifikasi Guru

1. Pengertian SertifikasiGuru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah

bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen

sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru

dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang

telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan

oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji

kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi

seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

National Commission On Educational Services (NCES) memberikan

pengertian sertifikasi secara lebih umum. Certification is a procedure where

by the state evaluates and reviews a teacher candidate's credentials and

24

providen him or her a license to teach( Mulyasa, 2008: 34).Dalam hal ini

sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seseorang calon

guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.Hal ini diperlukan

lulusan lembaga pendidikan tenaga keguruan sangat bervariasi, baik

dikalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut

bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang

kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional( SISDIKNAS, 2003: 52- 53).

Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat)

dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan

sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan

tugas. Bagi guru agar dianggap layak dalam mengemban tugas profesi

mendidik, maka ia harus memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik

tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.

Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan Pasal 1 ayat (11) UUGD

(Undang-Undang Guru dan Dosen) adalah proses pemberian sertifikat

pendidik untuk guru dan dosen. Ada pun berkaitan dengan sertifikasi guru,

dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (7), bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru, dan dalam Pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat

pendidik adalah sebagai tenaga profesional. Sedangkan dalam Pasal 11

ayat(2), menyatakan sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat diperoleh

melalui program sertifikasi( Guru dan Dosen, 2005: 3- 7).Untuk itu, guru

25

memperoleh sertifikat pendidik minimum yang telah ditentukan (S-l/D-4) dan

terbukti telah menguasai kompetensi tertentu (empat kompetensi

dasar).Berkaitan dengan ketentuan tersebut, maka untuk menjadi guru

diperlukan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimal (ijazah S1/D4) dan

penguasaan kompetensi minimal sebagai guru.Kedua hal tersebut dapat

dibuktikan dengan sertifikasi pendidikan.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik,

adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga

kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru,

yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum dan menguasai kompetensi

minimal sebagai agen pembelajaran.

2. Dasar Hukum dan TujuanSertifikasi

Landasan hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi

guru dalam jabatan adalah sebagaiberikut:

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

26

e. Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

No.I.UM.01.02-253.

f. Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi bagi Guru dalamJabatan.

g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan melalui JalurPendidikan.

h. Keputusan Mendiknas Nomor 057/O/2007 tahun 2007 tentang Penetapan

Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru DalamJabatan.

i. Keputusan Mendiknas Nomor 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan

Perguruan tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui

Jalur Pendidikan.

Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam proses sertifikasi: Pertama,

mereka para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang

menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam

jabatannya( Trianto dan Titik, 2006: 19- 20).

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan

kompetensi profesional.Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji

kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan

meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi

pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi

27

kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik.Sertifikat ini sebagai bukti

pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar

untuk melakukan pekerjaan profesi pada jenis dan jenjang pendidikantertentu.

Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi

akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu

kaligajipokoksebagaiupayapemerintahdalammeningkatkan kesejahteraan guru.

3. Model-model Instrumen SertifikasiGuru

Eloknya, setifikasi guru dilakukan secara berkesinambungan, untuk

mengetahui perkembangan profesionalisme guru.Dengan demikian, hasil uji

kompetensi dalam sertifikasi guru dapat digunakan setiap saat, baik untuk

kenaikan jabatan, penempatan, maupun pemberian penghargaan bagi para

guru.

Sertifikasi guru dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian dan lembaga-

lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetesan. Untuk mendapatkan

hasil yang optimal, sertifikasi guru dilakukan dengan berbagai macam model

instrument sertifikasi guru seperti, tes tulis, tes kinerja, self appraisal,

portopolio, dan peer appraisal. Untuk dapat sukses dalam mengikuti uji

kompetensi dalam rangka sertifikasi guru, para calon peserta sewajarnya

memahami instrumen sertifikasiguru.

28

Dengan demikian, diharapkan dapat ditarik kesimpulan yang utuh dan

tepat terhadap setiap guru yang mengikuti uji kompentensi dalam rangka

sertifikasi guru, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan, karena hanya

dinilai dari salah satu segi.

4. Prinsip Sertikasi Guru

Adapun prinsip-prinsip sertifkasi menurut Depdiknas, dalam buku 1

Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi dijelaskanbahwa:

a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel

Objektifyaitumengacukepadaprosesperolehansertifikatpendidik,danm

emenuhistandarpendidikannasional.Transparanyaitu mengacu kepada

sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan

pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil

sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggung

jawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif,

finansial, danakademik.

b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan

kompetensi dan kesejahteraanguru

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan

mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru

yang telah lulus uji sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu

kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan

29

kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang

berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus

bukan pegawai negeri sipil (swasta).Dengan peningkatan mutu dan

kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam

rangkamemenuhiamanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

d. Dilaksanakan secara terencana dansistematis

Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif

dan efisien harus direncanakan secara matang dan sistematis.Sertifikasi

mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru.Jumlah

peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru

serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan

profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh

pemerintah.Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka

disusunlahkuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan

30

Kabupaten/Kota.Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas

jurnal data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

e. Menghargai pengalaman kerjaguru

Pengalaman kerja guru di samping lamanya guru mengajar juga

termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah

dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta

aktifitas lain yang menunjang profesionalitas guru. Hal ini diyakini bahwa

pengalaman kerja guru dapat memberikan tambahan kompetensi guru

dalam mengajar. Dalam beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja

lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran

dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu,

pengalaman kerja guru perlu masih mendapat penghargaan sebagai salah

satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikasi guru( DEPDIKNAS,

2008: 9- 11).

5. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik, maka langkah nyata

yang harus dilakukan adalah peningkatan kualitas hasil proses pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang harus jadi perhatian adalah peran

pengelola dan penyelenggara pendidikan, khususnya guru. Guru harus benar-

benar adalah seorang sosok yang kompeten pada bidangnya. Guru yang

31

bertugas sebagai fasilitator pendidikan haruslah orang-orang yang mempunyai

kualitas diri tinggi, jika kita menginginkan hasil proses pendidikan dan

pembelajaran yang maksimal.

Sertifikasi guru dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui

perkembangan profesionalisme guru.Dengan demikian, hasil uji kompetensi

dalam sertifikasi guru dapat digunakan setiap saat, baikuntuk kenaikan jabatan,

penempatan maupun pemberian penghargaan bagi para guru.

Sertifikasi guru dapat dilakukan oleh Pemerintah pusat maupun

Pemerintah Daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian dan lembaga-

lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetesan. Instrumen yang

digunakan biasanya alat test dan nontest( Mulyasa, 2005: 203).

Dengan demikian, diharapkan dapat ditarik suatu kesimpulan yang utuh

dan tepat terhadap setiap guru yang mengikuti uji kompetensi dalam rangka

sertifikasi guru, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, karena hanya dinilai

dari salah satu segi. Adapun pihak-pihak yang berperan adalah sebagai berikut:

a. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

merupakan kepanjangan tangan pemerintah, bertugas menyiapkan

perangkat kebijakan yang berkaitan dengan kuota sertifikasi guru dan

proses pelaksanaansertifikasi.

b. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bertugas menyiapkan perangkat

kebijakan berkaitan dengan penetapan perguruan tinggi penyelenggara

sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan profesi, dan perangkat

32

penilaian sertifikasiguru.

c. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai

skala prioritas guru peserta sertifikasi, dan menetapkan peserta sertifikasi

guru berdasarkan seleksiinternal.

d. Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang telah ditetapkan

Pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi guru bertugas melaksanakan

proses penilaian guru secara objektif, transparan, dan akuntabel sesuai

dengan standar dan indikator penilaian yang telah ditetapkan, dan

mengeluarkan sertifikat pendidik bagi guru yang telah

memenuhipersyaratan.

Mekanisme pengujian sertifikasi guru meliputi tiga alur: Pertama, para

guru harus memenuhi syarat administrasi; Kedua, sebagai bahan pertimbangan

pendukung kepada guru diwajibkan mencatat dan mengumpulkan semua

aktivitas yang dilakukan baik saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran

dalam bentuk portofolio. Aktifitas-aktifitas dalam bentuk portofolio tersebut

sebagai refleksi dari empat komponen dasar guru sebagai agen pembelajaran

yaitu, kompetensi pedagogik, kompotensi profesional, kompetensi personal,

dan kompetensi sosial( Trianto dan Titik, 2006: 83- 84); Ketiga, kesiapan

mengikutidiklat.

Adapun langkah atau tahapan penyelenggara sertiflkasi adalah: (1)

Penetapan jumlah peserta sertifikasi, (2) penyusunan kuota sertifikasi, (3)

Rekrutmen peserta sertifikasi, (4) Penyusunan portofolio oleh guru, (5)

33

Pelaksanaan sertifikasi guru, dan (6) Pemberian sertifikat pendidik(Guru,

2008: 18- 19).

6. Efektifitas dan Manfaat SertifikasiGuru

Efektifitas sertifikasi menurut Amir Fajar yakni Guru/Dosen lebih

memahami hak dan kewajibannya dalam (UU No. 14/2005 pasal 14 ayat 1

antara lain:

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraansosial.

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi

kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaanintelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkankompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugaskeprofesionalan.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada pesertadidik sesuai kaidah

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang- undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalammelaksanakan

tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasiprofesi.

34

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan

kebijakanpendidikan.

j. Memperolehkesempatanuntukmengembangkan danmeningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi.

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya(Fajar,

2006: 10).

Tujuan sertifikasi dijelaskan oleh Samani adalah untukmenentukan

tingkat kekayaan seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran di sekolah dan sekaligus memberikan sertifikat pendidik bagi

guru yang telah memenuhi persyaratan dan lulus uji sertifikasi. Dengan kata

lain tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan

guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional( Samani, dkk., 2006: 10).

Manfaat uji sertifikasi guru dalam kerangka makro upaya peningkatan

kualitas layanan dan hasil pendidikan sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dan praktik-praktik layanan pendidikan yang

tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itusendiri.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan profesional yang akan dapat menghambat upaya

peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di

Negeriini.

35

c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga

berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layananpendidikan.

d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan

tekanan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan-

ketentuan yang berlaku.

e. Memperoleh tunjangan profesi guru yang lulus ujiansertifikasi.

C. KAJIAN PUSTAKA

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dan penelitian -

penelitian sebelumnya sebagai tahap perbandingan, baik mengenai kekurangan

atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari

buku – buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan informasi yang ada

sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah.

1. Skripsi saudara Mustakim (2005) dengan judul Kompetensi ProfesionalGuru

PAI MTs Al Hidayah Purwasaba Mandiraja. Dalam penelitiannya,saudara

Mustakim lebih menekankan pada seluruh indikator keahlian profesional

seperti kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran. Komponen dan indikator kompetensi tersebut yang dijadikan

sebagai tolak ukur dalam penelitiannya.

2. Skripsi saudari Farha Zahratun K (2011) yang berjudul

KompetensiProfesional Guru Rumpun Pendidikan Agama Islam Di SMK

36

Muhammadiyah 1 Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam

penelitian ini saudari Farhasendiri lebih menekan pada Guru rumpun PAI

pada profesional yang mengajar mata pelajaran Qur’an hadits, Aqidah,

Akhlak dan Tarikh yang mengampu mata pelajaran berbeda beda yang

mengampu 1 mata pelajaran atau 2 mata pelajaran dalam rumpun PAI atau 1

saja mata pelajaran rumpu PAI pada sekolah menengah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Setyono Jurusan PAI Fakultas Ilmu

Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013

yang berjudul: Kompetensi Profesional Guru dalam Mengelola Sumber

Belajar pada Pembelajaran PAI kelas XI SMA N 5 Yogyakarta. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Pembelajaran PAI kelas XI dilakukan

dengan membuat perencanaan terlebih dahulu kemudian baru dilaksanakan

pembelajaran. Perencanaan disusun dalam bentuk RPP dan silabus yang

dibuat sekali pada awal semester. Pembelajaran PAI kelas XI IPA dilakukan

di dalam kelas dengan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di kelas

seperti LCD proyektor, whiteboard, Al-Qur‟an dan buku paket. Sedangkan

pembelajaran PAI di luar kelas memanfaatkan ruang perpustakaan, masjid

dan ruang multimedia, 2) Kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola

sumber belajar sudah cukup baik karena hampir semua sumber belajar yang

ada di SMA N 5 Yogyakarta digunakan untuk membantu pembelajaran.

Pembelajaran PAI kelas XI IPA oleh Pak Arif telah memanfaatkan ruang

kelas, ruang perpustakaan dan masjid sebagai tempat belajar siswa. Selain itu

Pak Arif juga menggunakan berbagai sarana prasarana dan sumber belajar

37

seperti LCD, proyektor, whiteboard, Al-Quran, dan buku PAI. Pembelajarm

PAI kelas XI IPS oleh Ibu Mardiyahmemanfaatkan ruang kelas dan ruang

multimedia sebagai ruang belajar siswa serta mengoptimalkan buku PAI dan

whiteboard sebagai sumber belajar di kelas.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat ditemukan persamaan dan

perbedaan dengan penelitian ini bahwa persamaannya adalah sama-sama meneliti

tentang kompetensi profesional guru PAI . Adapun perbedaan dari masing-

masing penelitian di atas adalah objek yang diteliti berbeda, yakni ketiga

penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan yakni tingkatan sekolah

yang berbeda. Kedua penelitian di atas dilakukan pada tingkat sekolah menengah

kejuruan serta penelitian yang ketiga di SMA Negeri sedangkan penelitian yang

akan dilaksanakan peneliti yang pertama di sekolah Madrasah Tsanawiyah.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Menurut Nana Syaodih dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian

Pendidikan, penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok(Sukmadinata, 2007:60).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengambil tempat di

MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik. Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 12 Februari sampai 3 Maret 2018.

C. Sumber Data

1. SumberPrimer

Sumber primer yang dimaksuddisiniadalahsumber yang

berasaldariseseorangataulebih, informasi-

informasipenelitiandiperoleh.Adapunsumber-

sumbertersebutpenelitidapatkandari:

a. GuruPAI

Guru PAI adalahsalahsatusumber yang

akanmemberikaninformasikepadapeneliti yang

39

menyangkutsemuahal yang berkaitandenganperan guru dalam

proses belajarmengajarsiswamenyangkutkompetensiprofesional

guru PAI pascasertifikasidalampembelajaran.

b. Kepala/Wakil KepalaSekolah

Penelitiakanmemperolehbeberapainformasidarikepalasekolah/wakil

mengenaikompetensiprofesional guru PAI

pascasertifikasibagipesertadidik.

c. ParaGuru

Untukmemintainformasidaripara guru yang

berlainanbidangmengenaikompetensiprofesional guru PAI

pascasertifikasi.

d. ParaSiswa

Untukmendapatkanrespondarisiswamengenaikinerja guru PAI

dalamkeprofesionalanpascasertifikasi.

2. SumberSekunder

Sumbersekunderadalahsumber yang berasaldaribuku-

bukutentangkompetensiprofesional guru PAI pascasertifikasi. Dan

bukutentangpetunjuk- petunjukpelaksanaanpenelitianyaitubuku-

bukuSuharsimiArikunto yang

berjudulProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek,

sertabukuPedomanPenulisanSkripsiFakultasIlmuTarbiyahdanKeguru

an.

40

D. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur yang digunakandalammengumpulkan data

dalampenelitianiniadalah:

1. Observasi

Observasi (pengamatan) adalahalatpengumpulan data yang

dilakukandengancaramengamatisecarasistematikgejala-gejala yang

terjadidilapangan yang berkaitandengankompetensiprofesional guru

PAI pascasertifikasi di MTs Terpadu Al- MustaqimTimpik.

Penelitianinimenggunakanobservasipartisipan (participant observer)

penilitiikutsertadalamkegiatan yang sedangberlangsung. Susan

stainbackmenyatakandalamobservasipartisipatif,

penelitimengamatiapa yang dikerjakan orang, mendengarkanapa yang

merekaucapkan, danberpatisipasidalamaktifitasmereka( Sugiyono,

2008:

311).Sebelumterjunlangsungkelapanganpenelitimenyiapkanpedomano

bservasi yang

nantinyaakanmemudahkanpenelitidalammelakukanpengamatandanme

ngumpulkan datadilapangan.

2. Wawancara

41

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(peneliti) untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai.

Disini yang menjadiobjek yang diwawancaraiyaitu guru PAI, guru

bidangstudilain, kepala/wakilkepalasekolah, danmurid.

Berkaitandenganmasalah yang ditelitimengenaikompetensiprofesional

guru PAI pascasertifikasi di MTs Terpadu Al-

MustaqimTimpik.Penelitianinimenggunakanteknikwawancara semi

struktur.Sebelummelakukanwawancarapenelitimenyusundanmenyiapk

anpedomanwawancara.Jeniswawancarainisudahtermasukdalamkategor

i in-depth interview,

atauwawancaramendalamdimanapelaksanaannyalebihbebasbiladiband

ingkandenganwawancaraberstruktur.Tujuandariwawancarajenisiniadal

ahuntukmenemukanpermasalahansecaralebihterbuka, dimanapihak

yang diajakwawancaradimintapendapat, dan ide-

idenya.Dalammelakukanwawancara,

penelitiperlumendengarkansecaratelitidanmencatatapa yang

dikemukakanolehinforman.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data yang dibutuhkan peneliti sebagai

pelengkap penelitian. Teknik ini digunakan untuk mencari tahu

kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi melalui arsip-arsip

atau data- data tentang latar belakang pendidikan dan pengalaman

mengajar di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik. Dokumen yang

42

dikumpulkan bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental seseorang. Beberapa dokumen yang bisa dikumpulkan

adalah dokumen yang berbentuk tulisan (transkip, buku-buku tentang

pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, catatan, arsip-arsip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya),

dokumen bisa yang berbentuk gambar maupunelektronik.

E. Analisis Data

Penelitianinimenggunakanpendekatandeskriptifkualitatif.Menurut

Nana Syaodihdalambukunya yang berjudulMetodePenelitianPendidikan,

penelitiankualitatifadalahsuatupendekatanpenelitian yang

ditujukanuntukmendeskripsikandanmenganalisisfenomena, peristiwa,

aktivitassosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupunkelompok( Sukmadinata, Cet. 3, 2007: 60).

Tujuanpenelitianiniadalahuntukmelukiskan variable kondisi “apa yang

ada” dalamsuatusituasi( Furchan, 2007: 447).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Teknikanalisis data yang

digunakandalampenelitianiniberlandaskanpersfektifkependidikan Islam

dansosial.Analisisbersamaandengan proses pengumpulan data. Analisis

data yang penelitilakukanmenggunakancaratriangulasi.

Triangulasiadalahteknikpemeriksaankeabsahan data yang

43

memanfaatkansesuatu yang lain di luar data itu( Moleong, Cet. 8, 1997:

178).

Triangulasidalampengujiankredibilitasinidiartikansebagaipengecekan

data dariberbagaisumberdanteknik.

Triangulasisumberuntukmengujikredibilitas data

dilakukandengancaramengecek data yang

telahdiperolehmelaluibeberapasumber.Triangulasiteknikuntukmengujikre

dibilitas data dilakukandengancaramengecek datakepadasumber yang

samadenganteknikyang berbeda.Misalnya data

diperolehdenganwawancara, laludicekdenganobservasi( Sugiyono, Cet.

9, 2010: 373).

44

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

1. Sejarah Berdirinya MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Pada tahun 2009 berdirilah sekolah yang diberi nama MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik yang beralamatkan di jl. Sruwen-

Simo , tepatnya di Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten

Semarang. Kepala sekolah yang bernama Bpk Alim Rois, S.HI.

Sampai saat ini tahun ajaran 2017/2018 jumlah seluruh siswa di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik sebanyak 133 siswa. Jumlah guru

dan karyawan di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik berjumlah 16

orang.

2. Profil MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

A. Profil Madrasah

1. Nama Sekolah : Mts TERPADU AL-MUSTAQIM

2. No Statistik Madrasah : 121233220033

3. NPSN : 20364449

4. Akreditasi Madrasah : B (84) tahun 2012

5. Alamat Lengkap : Dusun Timpik, Kecamatan

Susukan, Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah

6. NPWP Madrasah : 02.899.359.0-505.000

7. No Rekening : BRI : 3789-01-018900-53-0

45

8. Nama Kepala Madrasah : Alim Rois, S.HI

9. No Tlp/Hp : 085640490008

10. Nama Yayasan : Yayasan Al-Mustaqim

11. Alamat Yayasan : Dsn. Timpik Ds. Timpik Kec.

Susukan Kab. Semarang

12. No. SK Pendirian : AHU-0014005.AH.01.04. Tahun

2015

3. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi Sekolah

Visi dari MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik yaitu:

“Terwujudnya Madrasah Tsanawiyah Pilihan yang berkualitas,

unggul, dan berprestasi.”

b. Misi Sekolah

Misi dari MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik yaitu:

1) Menumbuhkan semangat dalam aktifitas keagamaan dan

nilai-nilai religius;

2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

yang didasari IPTEK dan IMTAQ;

3) Membentuk generasi yang cerdas, berwawasan luas, kreatif,

inovatif, dan berakhlakul karimah;

4) Menciptakan lingkungan madrasah yang islami, sehat,

bersih,dan nyaman.

46

4. Data Sarana Prasarana

Sarana Pendukung Belajar/Mengajar

Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung dalam

kegiatan belajar mengajar banyak membantu dan memperlancar

jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

Sarana dan prasarana yang dimaksud dalam konteks ini adalah

segala sesuatu yang tersedia sebagai sarana pelengkap dalam

aktivitas belajar mengajar di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik.

Sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

DATA SARANA DAN PRASARANA

No Jenis Prasarana Jumlah Jml ruang

Kondisi

baik

Jml ruang

Kondisi kurang

baik

1 Ruang Kelas 6 4 2

2 Perpustakaan 1 1

3 Gedung Serba Guna 1 1

4 Mobil Antar Jemput 1 1

5 R. Boarding 1 1

6 R. Lab Kesenian 1 1

7 R. Lab Komputer 1 1

8 R. Lab Bahasa 1 1

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1

12 R. Konseling

13 Tempat Beribadah 1 1

14 R. UKS 1 1

15 Jamban 4 4

47

16 Gudang 1 1

17 R. Sirkulasi

18 Tempat Olah Raga 1

19 R. Osis

5. Data Ekstra Kurikuler

a. Qiro’ah/ Tilawatul Qur’an,

b. Seni Musik/ Hadrah,

c. Bela Diri,

d. Membaca Kitab Kuning,

e. Olahraga, dan

f. Pramuka.

6. Kegiatan Pesantren

a. Kajian Al- Qur’an,

b. Jama’ah Dziba’iyah,

c. Mujahadah, dan

d. Kajian Kitab- Kitab.

7. Data Siswa Tiga Tahun Terakhir

Tahun

ajaran

Kelas7 Kelas8 Kelas9

Jml

Siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

Rombel

Jml

Siswa

Jml

Rombel

52 2 49 2 29 1

43 2 55 2 49 2

35 2 45 2 53 2

48

B. PaparanData

1. Kompetensi profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Pendidikan mengacu pada usaha-usaha yang dilakukan oleh

orang tua dan guru pendidikan agama untuk membuat anak memiliki

prilaku terpuji dan prilaku tersebut bersifat tetap dalam diri anak.

Ibarat membuat sebuah guci keramik yang membutuhkan beberapa

tahapan agar bisa menghasilkan keramik yang berkualitas baik.

Dimana pengrajin harus memilih kualitas tanah liat yang baik,

dicampur air, kemudian dibentuk dengan kelembutan tangan si

pengrajin, kemudian dijemur dan dibakar lalu diukir seindah

mungkin. Begitu pun dengan membentuk prilaku yang baik pada

anak bukanlah hal yang dapat dengan mudah dilakukan. Butuh proes

yang panjang dan tahapan-tahapan yang harus dilalui yang

berlangsung secara terus menerus dan juga peran dari semua orang

yang terkait seperti orang tua, guru, teman, dan lingkungansekitar.

Pendidikan adalah suatu proses menanamkan, membentuk, dan

mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri mereka. Pendidikan

juga suatu proses yang mengajarkan dan membentuk anak menjadi

anak yang berprilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang

berlaku serta kemampuan intelektual yang matang.

Nilai-nilai tersebut pertama kali dibentuk dan berkembang di

keluarga kemudian melalui jalur pendidikan yang dinamakan

49

sekolah. Selain untuk menambah pengetahuan anak juga

bertanggung jawab terhadap perkembangan moral dan prilaku anak.

Perkembangan moral dan prilaku pada anak dilakukan dengan

menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak. Sehingga anak

berprilaku baik bukan karena paksaan tapi karena kebiaaan dan ciri

khas pada anak.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan

peranan yang penting, peranan guru itu belum dapat digantikan oleh

teknologi seperti radio, televisi, tape recorder, internet, komputer

maupun teknologi yang paling modern. Banyak unsur-unsur

manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan

dan keteladanan, yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran

yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik. ( Ramayulis,

2008: 74)

Maka untuk itu diperlukan guru-guru yang profesional yang

mampu menanamkan nilai-nilai luhur dan kemampuan intelektual

yang baik pada anak. Hal ini menjadi kebutuhan yang sangat penting

di samping untuk menambah ilmu pengetahuan peserta didik. Untuk

mendapatkan guru yang profesional maka diperlukan uji

keprofesionalannya tersebut. Dengan adanya sertifikasi guru

diharapkan guru yang sudah di sertifikasi benar-benar guru yang

sudah memenuhi kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru.

50

Adapun untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI

yang bersertifikat pendidik, maka dapat dilihat dari hasil wawancara

yang telah peneliti lakukan dengan para responden.

Kompetensi dikalangan guru-guru khususnya di MTs Terpadu

Al- Mustaqim Timpik sudah tidak asing lagi. Meskipun begitu

hingga sekarang ini masih ditemui sedikit banyak Guru Pendidikan

Agama Islam yang kurang berupaya meningkatkan kualitas pribadi,

yaitu masalah kompetensi profesional. Berikut adalah data informan

Guru PAI di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik.

1. Irsyadi, S.Pd

2. Dra. Marfu’ah

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat

memberikan harapan dan kemungkinan lebih baik di masa yang akan

datang, sangat diperlukan demi tercapainya masa depan yang cerah

dan lebih baik. Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada

murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan

diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh

karena itu, murid harus selalu belajar untuk memperdalam

pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.

Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih

baik jika ia menjadi spesial bagi semua siswanya. Guru harus

merupakan kumpulan orang-orang pintar di bidangnya masing-

masing dan juga dewasa dalam bersikap. Namun yang lebih penting

51

lagi bagaimana caranya guru tersebut dapat menularkan

kepintarannya dan kedewasaannya tersebut pada para siswa

dikelasnya. Sebab guru adalah jembatan bagi lahirnya anak-anak

cerdas dan dewasa di masa mendatang.( Musfah, 2011: 54)

Bapak Alim mengucapkan dari hasil penelitian bahwa:

“Kinerja keprofesionalan guru PAI yang bersertifikat pendidik

disini sudah meningkat sebelum disertifikasi. Hal ini terlihat

ketika mereka menunjukkan pada pribadi mereka dengan datang

dan pulang sekolah tepat waktu, melengkapi dokumen-dokumen

seperti pembuatan silabus maupun RPP serta selalu memberikan

yang terbaik dalam diri mereka dalam mengajar di kelas yang

mereka ajarkan. Kalau dulu sebelum sertifikasi hal yang paling

terlihat dalam ketiak profesionalan mereka ialah pada saat

pembuatan RPP setiap mereka ingin mengajar. Mereka selalu

menunda-nunda dalam membuatnya. Tapi hal ini tidak terjadi

lagi setelah mereka sudah disertifikasi. Kalo tidak membuat,

maka akan diberikan hukuman tegas dari kepala sekolah”(

Wawancara, 21/2/18)

Jawaban dari para responden itu sejalan dengan UU nomor 16

tahun 2007 bahwa:

“Kompetensi Profesional ialah kemampuan menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampunya. Kemampuan menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

dan kemampuan mengembangkan materi pembelajaran

secarakreatif.( Uu, No. 16: 2007)

Perihal perkembangan RPP dan silabus adalah suatu yang

fundamental dalam sebuah proses pembelajaran. Karena itu adalah

pedoman bagi seorang guru untuk mencapai hasil yang memuaskan.

52

Maka hal senada pun disampaikan juga oleh Bapak Irsyadi setelah

uji sertifikasi. Seperti yang tertulis dalam wawancara bahwa:

“Setelah adanya sertifikasi guru maka kami pun mendapatkan

pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan silabus dan RPP di

setiap pembelajaran. Contohnya kalau di RPP dahulu tidak ada

yang namanya eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Nah

ketiganya ini masuk dalam inti kegiatan di setiap RPP. Dulu hal

ini belum ada. Dan di sosialiasasikan melalui pelatihan yang

kami dapatkan. Dan sungguh hal ini menjadikan pembelajaran

lebih terarah dan sesuai dari pada tujuan pembelajaran. “ (

Wawancara: 13/2/18)

Pendapat dari salah satu guru PAI diperkuat oleh salah satu

guru yaitu Bapak Agus, S.Pdi yang mengatakan bahwa:

“Guru PAI pasca uji sertifikasi lebih meningkat. Mereka

memberikan pembelajaran dengan beberapa metode, strategi,

dan juga media pembelajaran, mereka juga setelah selesai

memberikan materi, selalu mengevaluasi pada materi yang telah

mereka ajarkan.”( Wawancara: 14/2/18)

Ucapan dari Pak Agus pun sesuai dengan wawancara dengan

Bapak Irsyadi yang sudah disertifikasi bahwa:

“Kami para guru PAI yang telah disertifikasi memang selalu

berupaya meningkatkan mutu pengajaran kami. Diantaranya

ialah kami selalu mengikuti perkembangan dalam proses

pembelajaran yaitu dengan memperkaya proses belajar mengajar

dengan menggunakan beberapa metode yang sudah kami

sebutkan didalam RPP. Hal ini kami dapatkan setelah kami

mendapatkan pelatihan-pelatihan bagaimana membuat

pembelajaran lebih mengasyikkan di dalam kelas. Kalau dulu

sebelum sertifikasi kami hanya terpaku pada metode ceramah,

diskusi dan tanya jawab. Dan juga adanya tambahan seperti

elaborasi, eksplorasi dan konfrmasi yang belom lama

53

disosialisakan. Dan hal semacam ini akan terus

berkembang.”(Wawancara: 13/2/18)

Guru PAI yang bersertifikat pendidik juga harus bisa

mendayagunakan sumber pembelajaran supaya siswa dapat dengan

mudah memahami materi pembelajaran, hal ini sesuai dengan

wawancara dengan Ibu Marfu’ah yang sudah sertifikasi bahwa:

“Ya jelas itu, karena dengan metode yang bervariasi dapat

memudahkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran

yang saya sampaikan, ditambah lagi dengan PLPG

meningkatkan pemahaman saya dalam mengimplementasikan

berbagai macam metode pembelajaran”(Wawancara: 21/2/17)

Ucapan dari guru PAI sesuai dengan wawancara dengan Bapak

Alim, S.Hi bahwa:

“Pasca sertifikas guru PAI memanfaatkan media atau alat yang

kiranya dapat membantu pemahaman siswa, seperti

menggunakan LCD Proyektor dalam melakukan proses belajar

mengajar.” (Wawancara:21/2/17)

Menurut siswa kelas 3 dan 2 di sekolah ini yaitu Jessi dan

Rifani yang diajarkan guru PAI yang sudah sertifikasi tersebut

mengatakan bahwa:

“Materi yang diajarkan oleh bapak/ibu guru PAI dapat di

mengerti dengan mudah, karena mereka mengajarkan dengan

asyik menggunakan beberapa macam metode, strategi serta

media. Melakukan feed back pada pembelajaran yang lalu

sebelum pembelajaran yang akan diajarkan, Melakukan evaluasi

setelah memberikanpembelajaran.” (Wawancara:17/2/17)

Guru juga dituntut untuk datang kesekolah dan masuk ketika

sudah waktunya mengajar dikelas. Sesuai dengan yang dikatakan

salah seorang siswa bahwa:

54

“Masuk tepat waktu. Jika terlambat 15 menit maka kami akan

datang ke ruang guru untuk memanggil guru yang bersangkutan.

Selesai mengajar pun sesuai dengan waktu selesai guru

mengajar.” (Wawancara:17/2/17)

Pernyataan dari salah satu siswa tersebut juga sesuai dengan

hasil wawancara dari bapak Agus yang mengatakan seperti berikut:

“Iya, karena kedatangan dan waktu pulang itu merupakan sikap

dari disiplin dan guru yang sudah sertifikasi itu dituntut untuk

disiplin.” (Wawancara: 14/2/17)

Secara akademis kompetensi profesional guru PAI memiliki

ruang lingkup yang harus dicapai. Ruang lingkupnya antara lain

menguasai materi mata pelajaran Agama Islam yang sesuai dengan

standar nasional Pendidikan. Ruang lingkup berikutnya adalah guru

dituntut untuk mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai

taraf perkembangan peserta didik. Guru PAI yang bersertifikat

pendidik juga harus mampu menangani dan mengembangkan bidang

studi yang menjadi tanggung jawabnya serta mengerti dan dapat

menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Sehubungan

dengan hal ini seorang guru PAI Ibu Maefu’ah menuturkan dari

hasil wawancara sebagai berikut:

“Ya pasti itu karena kami sebagai guru PAI dituntut untuk dapat

menguasai dan menerapkan semua standar kompetensi

profesional yang harus dimiliki oleh setiap guru untuk mencapai

hasil belajar siswa yang lebih baik lagi” (Wawancara/21/2/17)

55

Penuturan Ibu Marfu’ah juga didukung oleh bapak Irsyadi dari

hasil wawancara bahwa:

“Dalam yang bersertifikat pendidik saya diberi pelatihan tentang

kompetensi-kompetensi guru dengan menggunakan berbagai

macam metode, setelah saya terapkan pada kelas siswa lebih

mudah menyerap materi yang saya sampaikan, jadi dengan yang

bersertifikat pendidik sangat membantu dalam peningkatan hasil

belajar siswa.” (Wawancara:13/2/17)

Guru pasti mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi

pembelajaran karena banyak sekali kompetensi-kompetensi untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan standar nasional

pendidikan. Hal ini serupa dengan yang disampaikan oleh bapak

Irsyadi bahwa:

“Banyak, diantaranya: dalam penerapan metode dan strategi

yang sesuai, materi yang terlalu banyak, anak cepat bosan

karena materi yang banyak,maka kami sebagai guru harus pintar

dalam mensiasati supaya siswa tidak mudah bosan dalam

menerima materi pelajaran.” (Wawancara:13/2/17)

Selain sesuai dengan disiplin ilmu, kompetensi juga meliputi

banyak uraian. Diantaranya penguasaan materi ajar, juga penguasaan

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,

pemahaman dan pengambangan karakteristik anak didik untuk

mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Marfu’ah bahwa:

“Untuk mengingatkan siswa agar mata pelajaran yang sudah

dipelajari dapat diterapkan dan bisa memahaminya saya selalu

melakukan evaluasi pembelajaran dan mengaktualisasikan

kemampuan siswa supaya menjadi lebih baik lagi.”

(Wawancara:21/217)

56

2. Kendala - kendala yang dihadapi guru PAI yang bersertifikat

pendidik

Kendala- kendala terbesar yang dihadapi guru PAI dalam

meningkatkan kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru

adalah kurangnya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung

dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Bapak Irsyadi bahwa:

“Iya mas, karena dengan menggunakan media dapat

mempermudah pemahaman materi dan mengingat suatu materi

yang telah saya sampaikan. Walaupun sarana prasarana untuk

mendukung dalam penyampaian materi pelajaran belum

lengkap.”(Wawancara: 13/2/18).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Marfu’ah bahwa:

“Iya, kendalanya dari segi fisik yang membutuhkan stamina

ekstra tetapi dalam pengembangan kompetensi profesional sudah

menjadi kebiasaan bagi para guru pengajar khususnya guru

pendidikan agama.”(Wawancara: 21/2/18).

Selain itu pihak sekolah ingin meningkatkan kompetensi

profesional guru dengan menyediakan media pembelajaran untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi

masih sedikitnya media pembelajaran yang memadai yang dapat

menghambat guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Kendala lain yang dihadapi pihak sekolah adalah keterbatasan sarana

prasarana yang dimiliki.

Hal ini disampaikan Bapak Irsyadi dalam hasil wawancara

bahwa:

57

“Iya mas, karena dengan menggunakan media dapat

mempermudah pemahaman materi dan mengingat suatu materi

yang telah saya sampaikan. Walaupun sarana prasarana untuk

mendukung dalam menyampaikan materi pelajaran belum

lengkap.”(Wawancara: 13/2/18).

C. Analisis Data

1. kompetensi profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik

Analisis kompetensi profesionalan para guru PAI yang

bersertifikat pendidik ialah mereka selalu berupaya meningkatkan

mutu kompetensi profesional mereka. Dilihat dari kesiapan mereka

dalam melakukan kegiatan proses belajar di mulai dari kesiapan

mereka menguasai bahan

ajar/materiyangakandiajarkan.Kemampuanmerekadalammengemban

gkanmateri dengan hal-hal yang menunjang seperti metode, strategi,

media sampai ilmu-ilmu lain yang dihubungkan pada materi yang

hendak mereka ajarkan.Kemampuan mereka dalam mengelola kelas

agar selalu dalam keadaan yang kondusif dan menyenangkan.

Mereka juga sudah lebih disiplin dibandingkan dengan

sebelum sertifikasi guru. Mereka di tuntun untuk datang dan masuk

kelas tepat waktu pada saat pelajaran dimulai serta melengkapi

dokumen-dokumen.seperti RPP dan silabus yang sudah menjadi

kewajiban mereka sebelum proses pembelajaranberlangsung.

Pengembangan kompetensi profesional guru PAI di MTs

Terpadu Al- Mustaqim Timpik sangat mendukung untuk

meningkatkan pengetahuan yang luas sehingga guru lebih

58

profesional dalam menjalankan tugasnya. Seperti mengembangkan

metode yang bervariasi agar dalam proses belajar mengajar siswa

tidak merasa jenuh.

Guru PAI yang bersertifikat pendidik sudah dapat

memaksimalkan dalam menyampaikan materi dan memudahkan

pemahaman materi pembelajaran kepada siswa dengan

menggunakan mentode yang bervariasi ketika menyampaikan materi

pembelajaran. Guru PAI yang bersertifikat pendidik juga sudah

melakukan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk meningkatkan

hasil belajar yang lebih baik.

Guru pasti memiliki kendala dalam memberikan materi

pelajaran, kendala-kendala yang dihadapi guru antara lain adalah

minimnya alat atau media pelajaran sehingga guru dalam

memberikan materi pelajaran menjadi terbatas sehingga guru harus

lebih pandai dalam menyampaikan materi pelajaran supaya tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan

semestinya.

Kesimpulan jawaban dari responden antara lain sebagai

berikut:

Dan juga dari beberapa jawaban yang ditelitiyaitu:

Pertama, mereka para guru PAI sudah bisa menggunakan

berbagai macam strategi pembelajaran di setiap proses belajar

mengajar. Seperti dengan memberikan game yang masih ada

59

kaitannya dengan pembelajaran. Dengan memberikan gambar-

gambar yang menariksebelum menyampaikan materi

pelajaran.Kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan dan

menganalisa gambar tersebut. Kegiatan ini dapat membuat suasana

belajar mengajar lebih mengasyikkan, tidak membuat jenuh para

siswa dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran yang

disampaikan pun akan lebih optimal. Sehingga tujuan pembelajaran

pun tercapai dengan baik.

Kedua, Mengikuti perkembangan dalam pembuatan

silabus/RPP.Guru PAI di sekolah ini pun aktif dalam mengikuti

perkembangan dalam permbuatan silabus/RPP.Yang dimana hal ini

pun semakin memantapkan mereka para guru untuk memberikan

pengajaran sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga memberikan

kesan untuk selalu memberikan yang terbaik dalam proses belajar

mengajar. Kesan yang dimaksud disini adalah keterampilan dalam

penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara

sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan

yang lainnya.Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di

kelas.Berdasarkan hasil pengamatan guru PAI MTs Terpadu Al-

Mustaqim Timpik Kec.Susukan dalam menyampaikan materi cukup

efektif karena guru dapat menguasai materi dengan baik walaupun

masih menggunakan buku paket dalam penyampaian materi

60

pelajaran kepadasiswa.

Ketiga, Mengevaluasi setelah selesai memberikan

pembelajaran. Karena dengan adanya evaluasi guru bisa mengetahui

hasil dari pencapaian peserta didik pada saat mengikuti proses

belajar mengajar. Serta mengetahui kekurangan dari para peserta

didik yang belum mendapatkan hasil memuaskan untuk diberikan

kegiatan tambahan yang menunjang kepada peningkatan hasil

belajar.

a. Menyampaikan rangkuman dari materi pelajaran yang

telahdijelaskan.

b. Mengadakan Tanya jawab kepada siswa berkaitan dengan materi

yang baru sajadijelaskan.

c. MemberikanPR.

Jadi berdasarkan jawaban dari responden sudah dapat

dinyatakan bahwa guru PAI yang bersertifikat pendidik telah

meningkatkan kompetensi profesional mereka.

2. Kendala kendala yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan kompetensi

profesional di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Kendala- kendala terbesar yang dihadapi guru PAI dalam

meningkatkan kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru

adalah kurangnya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung

dalam menyampaikan materi pelajaran.

61

Selain itu pihak sekolah ingin meningkatkan kompetensi

profesional guru dengan menyediakan media pembelajaran untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi

masih sedikitnya media pembelajaran yang memadai yang dapat

menghambat guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Kendala lain yang dihadapi pihak sekolah adalah keterbatasan sarana

prasarana yang dimiliki.

Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian ini, dari instrumen yang

digunakan dalam bentuk observasi dan wawancara dengan pertanyaan-

pertanyaan yang meminta para responden untuk memberikan jawaban

langsung mengenai adakah peningkatan kompetensi profesional guru

PAI yang bersertifikat pendidik.Untuk itu maka peneliti dapat

menyimpulkan hasil bahwasanya adanya peningkatan kompetensi guru

PAI yang bersertifikat pendidik di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik

Kec.Susukan.

Adapun kendala kendala yang dihadapi guru PAI bersertifikat

pendidikan adalah kurangnya sarana prasarana yang memadai dalam

menyampaikan materi pelajaran yang dapatmenghambat guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan maka peneiti

mengambil kesimpulan sebagai berikut

1. kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidik studi kasus

MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik meningkat.

2. kendala kendala yang dihadapi guru PAI bersertifikat pendidik dalam

mengembangkan kompetensi profesional adalah kurangnya sarana

prasarana dalam menyampaikan materi pelajaran.

B. Saran

1. Saran untuk KepalaSekolah

Perbanyak program ilmiah, pelatihan, seminar, diklat, dan

pelatihan-pelatihan dan sejenisnya untuk meningkatkan kompetensi

guru yang akan berdampak positif baik bagi guru maupun siswa

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

63

2. Saran untukGuru

a. Sebaiknya guru dalam mengajar jangan hanya menggunakan satu

pegangan buku saja, dengan tujuan agar dapat menambah

wawasan keilmuan dalammengajar.

b. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal ini guru harus

lebih menguasai materi, strategi dan metodepembelajaran.

c. Guru harus selalu mengikuti perkembangan zaman dan

mengetahui hal- hal baru yang berhubungan dengan spesialisasi

ilmu yang diajarkan, sehingga ilmu atau informasi yang

disampaikan selalu sesuai dengan perkembanganzaman.

64

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyimi, Ahmad. Mukhtar Al-Ahadits An-Nabawiyyah wa Al-Hikam Al-

Muhammadiyyah. Surabaya: Dar „Ilmu.

Arifin, H.M. Kapita Selekta Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

Ke-3, 1995.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. Ke-9, 1995.

Daradjat, Zakiah. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang, Cet. Ke-4,

2005.

Departemen P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka,Cet. Ke-10, 1999.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi

III. Cet. Ke-2,2002.

Echols, John M. dan Shadily, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia, Cet. Ke-21, 1996.

El-Moekry, Mukhotim. Menjadi Guru Profesional Dan Tranformatif:

Strategi Membangun Komitmen Guru Dalam Mendidik Dengan

Pendekatan Metode Alternatif Qurani. Lamongan: Darul Ulum

Education Center, 2009.

Fajar, Arnie. Peranan Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru. Dalam Makalah Seminar nasional

Sosialisasi Sertifikasi Guru dalam memaknai UU no. 14 tahun 2005.

Bandung: Disdik Jawa Barat, 2006.

Furchan, H. Arief. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-4, 2006.

Jalaludin. Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-2,

2002.

Jurnal Ilmiah Manahij. Berfikir Kiritis Transformatif. Kutai Timur: STAIS,

Volume 1, Nomor 1, 2008.

65

Jurnal Penamas. Kompetensi Guru dan Peningkatan Kualiatas Pendidikan.

Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, Volume XVIII,

Nomor 3, 2005.

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke-8, 1997.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik,

Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.

Ke-9, 2006.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2008.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan Dan

Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011.

Nata, Abudin. Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru dengan

Murid: Study Pemikiran Tasawuf al-Ghazaly. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, Cet. Ke-1,2001.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Th. 2005, Tentang Standar Nasional

Pendidikan (www. Setjendiknas.or.id)

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Cet. Ke- 25, 2011.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Ridla, M. Rasyid. Tadris Jurnal Pendidikan Islam. Pamekasan: Jurusan

Tarbiyah STAIN, Volume 3, Nomor 1, 2008.

Samani, Mukhlis. dkk. Mengenai Sertifikasi Guru di Indonesia. Surabaya:

SIC, 2006.

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008. Buku I: Pedoman Penetapan

Peserta Sertiflkasi Guru. Depdiknas: Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2008.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru: Analisis

Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen. Jakarta: Elsas. Cet.

Ke-1, 2006.

Soetjipto dan Raffis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet.

Ke-3, 2007.

66

DATA RESPONDEN

Responden Jabatan

Alim Rois, S.Hi Kepala Sekolah

M. Agus Wahid, S.Pdi WaKa Prasarana

Dra. Marfu’ah Guru PAI

Irsyadi, S.Pd Guru PAI

M. Rifani Susanto Siswa

Jessi Aulia Siswa

67

PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

1. Bagaimana perkembangan kompetensi profesional guru PAI pasca

sertifikasi ? Jelaskan!

2. Bagaimana perkembangan kompetensi personal guru PAI pasca

sertifikasi ? Jelaskan!

3. Bagaimana perkembangan kompetensi pedagogik guru PAI pasca

sertifikasi ? Jelaskan!

4. Bagaimana perkembangan kompetensi sosial guru PAI pasca sertifikasi

? Jelaskan!

5. Apakah kendala pengembangan kompetensi bagi guruPAI?

PEDOMAN WAWANCARA GURU PAI

1. Apakah ada peningkatan kompetensi profesional pasca

sertifikasi?Jelaskan!

2. Apakah ada peningkatan kompetensi pedagogic pasca

sertifikasi?Jelaskan!

3. Apakah ada peningkatan kompetensi personal pasca

68

sertifikasi?Jelaskan!

4. Apakah ada peningkatan kompetensi sosial pasca sertifikasi?Jelaskan!

5. Apakah kendala guru PAI dalam pengembangankompetensi?

PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

1. Apakah guru bidang materi PAI masuk tepat waktu ketika

sudahwaktunya guru tersebut masuk mengajar di kelas?

2. Apakah materi yang disampaikan bapak/ ibu guru PAI dapat di

mengerti oleh anda?

3. Metode apa yang paling anda suka ketika guru PAI

menyampaikanmateri?

4. Apakah guru PAI memberikan metode yang bervariatif ketika

menyampaikan pesan?

5. Sejauh ini apakah metode-metode tersebut membantu anda dalam

memahami materi atau bahan ajar yang disampaikan?

69

PEDOMAN WAWANCARA GURU BIDANG STUDI LAIN

1. Menurut bapak/ibu apakah guru yang mengajar PAI disekolah

meningkat keprofesionalannya pasca sertifikasi?

2. Apakah guru PAI pasca sertifikasi datang dan pulang dari sekolah sesuai

dengan peraturan disekolah?

3. Bagaimana menurut bapak/ibu sosok dari kepribadian guru pai serta

hubungan sosialnya dengan para guru bidang studilain?

70

BERITA WAWANCARA

Nara Sumber :Alim Rois, S.In

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal : Senin, 21 Februari 2018

Wawancara : 09.00 – 09.30 Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Bagaimana perkembangan kompetensi profesional guru PAI pasca

sertifikasi? Jelaskan!

Jawab:

Perkembangan guru PAI pasca sertifikasi adanya peningkatan sebelum

disertifikai guru diantaranya, dokumen-dokumen yang dituntut oleh

para guru PAI pasca sertifikasi sudah dilengkapi seperti pembuatan

RPP serta silabus sudah lebih baik dibandingkan sebelum

disertifikasiguru.

2. Bagaimana perkembangan kompetensi kepribadian guru PAI pasca

sertifikasi? Jelaskan!

Jawab:

Para guru PAI disini mempunyai kepribadian yang baik, baik yang

sudah disertifikasi ataupun yang belum disertifikasi. Akhlak, budi

pekerti dan sopan santun mereka hadirkan dalam diri mereka, baik

71

didalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.

Apalagi bagi sebagian guru PAI yang sudah disertifikasi. Mereka

sekarang lebih tenang, dikarenakan tuntutan ekonomi mereka telah

terpenuhi. Jadi mereka bisa mengajar dengan tenang dan senang tanpa

harus memikirkan lagi beban ekonomimereka.

3. Bagaimana perkembangan kompetensi pedagogik guru PAI pasca

sertifikasi ? Jelaskan!

Jawab:

Jelas adanya perbedaan guru PAI yang sudah disertifikasi dengan

yang belum disertifikasi seperti kesiapan mereka dalam mengajar di

kelas. Mereka yang sudah disertifikasi lebih bisa memahami setiap

materi yang akan mereka ajarkan. Karena mereka yang telah

disertifikasi mendapatkan tambahan ilmu untuk mengembangkan

pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, seperti pelatihan-pelatihan

bagi para guru PAI yang sudah disertifikasi. Mengikuti perkembangan

dalam membuat silabus danRPP.

4. Bagaimana perkembangan kompetensi sosial guru PAI pasca sertifikasi

? Jelaskan !

Jawab:

Sosial mereka terhadap para guru bidang studi lain, peserta didik serta

seluruh karyawan di sekolah ini sangat baik.

72

5. Apakah kendala pengembangan kompetensi bagi guruPAI?

Jawab:

Mengenai kendala, para guru PAI yang sudah disertifikasi saya kira

kendala itu tidak ada. Karena sampai saat ini mereka membuat

program sesuai dengan peraturan. Apalagi ditambah dengan

pelatihan-pelatihan yang memudahkan mereka untuk mengajar di kelas

maupun menyelesaikan dokumen-dokumen yang harus mereka

selesaikan.

73

BERITA WAWANCARA

Narasumber : Sriyanto, S.Pdi

Jabatan : Guru Kelas 8

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Ja 2018

Waktu : 09.30-10.00WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Menurut bapak apakah guru yang mengajar PAI disekolah ini telah

meningkat keprofesionalannya pasca sertifikasi?

Jawab:

Pastinya meningkat karena sudah menjadi tuntutan bagi mereka untuk

meningkatkan kompetensi profesionalitas mereka. Seperti kelengkapan

dokumen serta penyempurnaan RPP mereka.

2. Apakah guru PAI pasca sertifikasi datang dan pulang dari sekolah

sesuai dengan peraturan disekolah?

Jawab:

Mereka datang dan pulang sesuai dengan peraturan sekolah yang

berlaku dan itu berbeda sebelum mereka sertifikasi. Kalau sebelum

disertifikasi mereka bel sekolah pulang maka mereka pulang. Tetapi

74

sekarang mereka tidak bisa seperti itu karena mereka harus pulang

sesuai peraturan yang berlaku.

3. Bagaimana menurut bapak, sosok dari kepribadian guru PAI serta

hubungan sosialnya dengan para guru bidang studilain?

Jawab:

Kepribadian guru-guru PAI maupun guru-guru bidang studi lainnya

terbilang baik. Karena mereka adalah contoh pusat perhatian bagi

para peserta didik apalagi guru PAI, mereka sudah seharusnya

menjadipusatperhatianlebihbesardariparagurubidangstudilain.Danpar

aguruPAIdisini mempunyai kriteria itu semua. Dan saya kira

kekurangannya hanya ada ketika mereka berbuat yang melanggar

peraturan yang berlaku sebagai guru disini.

4. Bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI pasca sertifikasi?

Jawab:

Pastinya meningkat karena mereka telah dibekali berbagai pelatihan

agar dapat memberikan pembelajaran yang menarik serta efektif. Dan

pengajaran mereka lebih bervariatif karena adanya metode, strategi,

dan media disetiap mereka mengajar dan itu tidak monoton atau

kaku.

75

BERITA WAWANCARA

Narasumber : Agus, S.Pdi

Jabatan : Guru Bidang TIK

Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret

Waktu : 10.00 – 10.30WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Menurut bapak apakah guru yang mengajar PAI disekolah bapak

meningkat keprofesionalannya pasca sertifikasi ?

Jawab:

Meningkat, karena dituntut untuk lebih baik dan lebih disiplin. Kinerja

mereka juga dituntut konsistensinya.

2. Apakah guru PAI pasca sertifikasi datang dan pulang dari sekolah

sesuai dengan peraturan disekolah?

Jawab:

Mereka dituntut untuk datang dan pulang sekolah sesuai peraturan

sekolah.

3. Bagaimana menurut bapak sosok dari kepribadian guru pai serta

hubungan sosialnya dengan para guru bidang studilain?

Jawab:

Oh,, jelas lebih bagus daripada kemarin karena mereka sekarang lebih

tenang dan nyaman ketika mereka mengajar maupun tidak mengajar.

Mereka yang sudah disertifikasi saya yakin kebutuhan ekonomi

mereka cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka. Semua guru disini

pribadi mereka baik, baik yang sudah disertifikasi ataupunbelum.

4. Bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI pasca sertifikasi? Jawab:

76

Meningkat, Karena mereka sudah dibekali dengan pelatihan-

pelatihan. Dan juga tuntutan dalam diri mereka untuk meningkatkan

kompetensi pedagogik mereka. Sejauh yang saya lihat mereka guru

PAI yang sudah disertifikasi selalu menggunakan strategi, metode, dan

media pembelajaran yang berbeda-beda di setiap materi. Mereka juga

menguasai materi serta mereka juga melakukan evaluasi setiap materi

yang telah diajarkan

77

BERITA WAWANCARA

Narasumber : MuhammadRifani Susanto

Jabatan : Peserta Didik Kelas 9

Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Januari 2018

Waktu : 08.30 – 09. 00WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Apakah guru bidang materi PAI masuk tepat waktu ketika sudah

waktunya guru tersebut masuk mengajar di kelas?

Jawab:

Iya mereka selalu hadir tepat waktu dan selesai juga tepat waktu.

2. Apakah materi yang disampaikan bapak/ ibu PAI dapat di mengerti

oleh anda?

Jawab:

Materi yang diajarkan oleh bapak/ibu guru PAI dapat di mengerti

dengan mudah karena mereka mengajarkan dengan asyik

menggunakan beberapa macam metode, strategi serta media.

Melakukan motivasi sebelum pembelajaran, melakukan feed back

pada pembelajaran yang lalu sebelum pembelajaran yang akan

diajarkan, Melakukan evaluasi setelah memberikan pembelajaran.

3. Metode apa yang paling anda suka ketika guru PAI menyampaikan

materi? Jawab:

Biasanya ada ceramah, tanya jawab, diskusi, poster coment, zigsaw,

serta demonstrasi.

4. Sejauh ini apakah metode-metode tersebut membantu anda dalam

memahami materi atau bahan ajar yangdisampaikan?

Jawab:

78

Sangat membantu sekali. Kegiatan belajar di kelas tidak

membosankan.

5. Bagaimana kepribadian bapak/ibu guru PAI disni?

Jawab:

Mereka baik, sangat perhatian dengan setiap para siswa, berwibawa,

sangat menyenangkan ketika di kelas maupun di luar kelas.

79

BERITA WAWANCARA

Narasumber : Friska

Jabatan : Peserta Didik Kelas 8

Hari/Tanggal :Rabu, 7 Maret 2018

Waktu : 09.00 – 09.30WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Apakah guru bidang materi PAI masuk tepat waktu ketika sudah

waktunya guru tersebut masuk mengajar di kelas?

Jawab:

Masuk tepat waktu. Jika terlambat 15 menit maka kami akan datang

ke ruang guru untuk memanggil guru yang bersangkutan. Selesai

mengajar pun sesuai dengan waktu selesai guru mengajar.

2. Apakah materi yang disampaikan bapak/ ibu PAI dapat di mengerti

oleh anda?

Jawab:

Materi yang diajarkan oleh bapak/ibu guru PAI dapat di mengerti

dengan mudah, karena mereka mengajarkan dengan asyik

menggunakan beberapa macam metode, strategi serta media.

Melakukan feed back pada pembelajaran yang lalu sebelum

pembelajaran yang akan diajarkan, Melakukan evaluasi setelah

memberikanpembelajaran.

3. Metode apa yang paling anda suka ketika guru bidang PAI

menyampaikan materi?

Jawab:

4. Banyak metode yang diajarkan oleh guru PAI. Tergantung pada materi

80

yang akan dibahas. Biasanya ada ceramah, tanya jawab, diskusi,

poster coment, zigsaw, serta demonstrasi.Sejauh ini apakah metode-

metode tersebut membantu anda dalam memahami materi atau

bahan ajar yangdisampaikan?

Jawab:

Sangat membantu sekali. Saya jadi lebih mudah memahami pelajaran

yang kami sedang pelajari.

5. Bagaimana kepribadian guru PAI di sekolah ini? Jawab:

Mereka baik, sopan, bijaksana, mengerti siswa, menyenangkan.

81

BERITA WAWANCARA

Narasumber : Irsyadi, S.Pd

Jabatan :Guru Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Februari 2018

Waktu : 13.00 – 13.30WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Apakah ada peningkatan kompetensi profesional pasca sertifikasi?

Jelaskan! Jawab:

Pasti meningkat. Memilih materi yang akan diajarkan dengan

menyesuaikan tingkat perkembangan peserta didik, menerapkan

konsep keilmuan dengan menggunakan beberapa metode , strategi

serta media pembelajaran.

2. Apakah ada peningkatan kompetensi pedagogik pasca sertifikasi?

Jelaskan! Jawab:

Itu sudah pasti. Karena kami sekarang mempunyai banyak cara untuk

memberikan yang terbaik untuk siswa yang kami ajarkan. Dan juga

bekal dari beberapa pelatihan sehingga saya bisa mengkreasikan

proses belajar mengajar. Menjadikan cara belajar lebih berbeda, lebih

bervariasi. Saya selalu berkomunikasi dengan para murid untuk

mengetahui sifat dan karakteristik setiap murid yang sayaajarkan.

3. Apakah ada peningkatan kompetensi kepribadian pasca sertifikasi?

Jelaskan! Jawab:

Iya pasti meningkat. Karena kebutuhan ekonomi saya jelas sudah

terpenuhi. Jadi saya bisa mengajar cukup satu sekolah dan dengan itu

pula saya bisa menkonsentrasikan hidup saya di sekolah tersebut.

82

Memberikan yang terbaik yang saya mampu. Selalu berusaha menjaga

sikap dan prilaku

4. Apakah ada peningkatan kompetensi sosial pasca sertifikasi?Jelaskan!

Jawab:

Oh untuk sosial saya, yang menilai kan orang lain. Jadi saya tidak tahu

pasti soal itu. Yang terpenting saya bisa bergaul dengan baik di

lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dan yang

terpenting saya selalu berusaha untuk memperbaiki pribadisaya.

5. Apakah kendala guru PAI dalam pengembangankompetensi? Jawab:

Kendalanya pada diri saya sendiri. Jadi saya berusaha untuk tidak

membuat kesalahan dalam menyampaikan materi, membuat

dokumen-dokumen yang harus saya lengkapi serta aturan-aturan

yang harus saya patuhi.

83

BERITA WAWANCARA

Narasumber : Dra. Marfu’ah

Jabatan : Guru Bidang Studi Fiqh

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Maret 2018

Waktu : 11.00 – 11.30WIB

Tempat : MTs Terpadu Al- Mustaqim

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorangguru?

Jawab:

Ada 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogic, kepribadian, sosial,

dan professional.

2. Apakah ada peningkatan kompetensi profesional pasca sertifikasi?

Jelaskan! Jawab:

Adanya peningkatan setelah disertifikasi. Kinerja pembelajaran lebih

baik dari sebelum sertifikasi. Waktu jam mengajar dipenuhi, dokumen-

dokumen seperti silabus dan RPP dipenuhi. Karena sudah tuntutan.

Hak dijamin kewajiban harus dipenuhi. Menerapkan konsep keilmuan

dengan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Apakah ada peningkatan kompetensi pedagogik pasca sertifikasi?

Jelaskan! Jawab:

Jelas meningkat. Karena saya sekarang mempunyai banyak cara untuk

memberikan yang terbaik untuk siswa yang saya ajarkan. Dan juga

dari beberapa pelatihan sehingga saya bisa mengkreasikan pola

belajar mengajar yang sesuai dengan materi. Menjadikan cara belajar

lebih berbeda, lebih bervariasi. Menambah wawasan pembelajaran

84

dengan memperbanyak informasi melalui media informasi dan buku-

buku yang terkait dengan materi yang diajarkan.

4. Apakah ada peningkatan kompetensi kepribadian pasca sertifikasi? Jelaskan!

Jawab:

Pasti meningkat. Karena sudah menjadi kewajiban saya juga untuk

menutupi hal-hal yang kurang baik dalam pribadi kita. Untuk

kebutuhan ekonomi saya jelas terpenuhi. Jadi saya mengajar cukup

satu sekolah dan dengan itulah pun saya bisa berusaha memberikan

yang terbaik. Saya termasuk disiplin dalam mengajar dan tidak

membeda-bedakanmurid.

5. Apakah ada peningkatan kompetensi sosial pasca sertifikasi? Jelaskan!

Jawab:

Oh untuk sosial saya yang menilai kan orang lain. Saya hanya bisa

melakukan yang saya mampu, bisa berkomunikasi dengan baik di

lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat serta berprilaku

santun. Dan memberikan contoh yang baik juga di sekolahini.

6. Apakah kendala guru PAI dalam pengembangan kompetensi? Jawab:

Buat saya tidak ada kendala. Selama adanya sosialisai serta pelatihan

dalam hal perkembangan dalam meningkatkan kompetensi guru

85

86

87

88

89

90

91