analisis profesionalisme guru bersertifikat …/analisis...bersertifikat pendidik di smk negeri 1...

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh: TRI HASTUTI K7408278 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: vutuong

Post on 09-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT

KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI

Oleh:

TRI HASTUTI

K7408278

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Tri Hastuti

NIM : K7408278

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi BKK Administrasi

Perkantoran

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Analisis Profesionalisme Guru

Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atass perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Tri Hastuti

Page 3: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT

KABUPATEN BOYOLALI

Oleh:

TRI HASTUTI

K7408278

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I,

Dra. C. Dyah Indrawati S.i , M.Pd

NIP 19611122 198903 2 001

Pembimbing II,

Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

NIP 19751223 200701 1 002

Page 5: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi Tanda Tangan

Ketua : Dr. Djoko Santoso Th, M.Pd ____________

Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd, S.E, MAB ____________

Anggota I : Dra. C. Dyah Indrawati S.i , M.Pd ____________

Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 19903 1 002

Page 6: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Tri Hastuti. ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT

PENDIDIK DI SMK NEGERI 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI .

Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui guru yang bersertifikat

pendidik apakah sudah melaksanakan tugasnya sesuai standart profesionalisme

yang ditentukan dan Untuk mengetahui dampak guru yang telah bersertifikat

pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan

metode etnografi. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten

Boyolali. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari kepala sekolah, guru yang

bersertifikat pendidik, dan siswa. Teknik pengambilan sample atau cuplikan

dengan menggunakan”Purposive Sampling”dan”Snow-Ball Sampling”. Teknik

pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Uji

validitas data dengan menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri kabupaten Boyolali sudah menguasai

materi pelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari pengembangan dan penyampaian

materi pelajaran ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di kelas menjadi

lebih hidup karena guru menguasai materi pelajaran. Manajemen pengelolaan

kelas yang baik dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi membuat

pembelajaran lebih berarti. Penyampaian materi pelajaran yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari (kontekstual) menjadikan pembelajaran lebih bermakna

bagi siswa. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten

Boyolali belum menguasai TIK dalam mendukung pembelajaran, hal tersebut

dikarenakan keterbatasan sarana prasarana dan kurangnya kompetensi guru dalam

bidang tersebut dan masalah manajemen waktu. Guru bersertifikat pendidik SMK

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali belum melaksanakan PTK karena

kendala manajemen waktu. Dampak sertifikasi yang terjadi di SMK Negeri 1

Sawit Boyolali adalah; guru yang bersertifikat pendidik belum melaksanakan

tugasnya dengan maksimal Hal ini dapat dilihat dari hasil pemebelajaran

siswa,masih adanya siswa yang belum tuntas atau mengulang yaitu sebanyak 10

orang siswa.

Kata Kunci: Guru Bersertifiksat Pendidik, Profesionalisme Guru.

Page 7: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Tri Hastuti. AN ANALYSIS OF PROFESSIONALISM OF THE

EDUCATOR-CERTIFIED TEACHERS AT STATE VOCATIONAL HIGH

SCHOOL 1 OF SAWIT, BOYOLALI REGENCY. Skripsi: The Faculty of

Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, July 2012.

The objectives of this research are to investigate: (1) the implementation

whether the educator-certified teachers have implemented their duties based on

the determined professionalism standard, and (2) what impacts arise from the

duties implemented by the educator-certified teachers at State Vocational High

School 1 of Sawit, Boyolali regency.

This research used the qualitative research method with the ethnographic

approach. It was conducted at State Vocational High School 1 of Sawit, Boyolali

regency. The sources of the data of the research were School Principal of the

school, the educator-certified teachers, and the students. The samples of the

research were taken by using the purposive sampling and snow ball sampling

technique. The data of the research were gathered through in-depth interview,

observation, documentation. The data of the research were validated by using the

data source and method triangulations. They were then analyzed by using the

interactive technique of analysis.

The results of the research are as follows: 1) The educator-certified

teachers at State Vocational School 1 of Sawit, Boyolali have mastered the

teaching material as indicated by the development and delivery of the teaching

material during the lesson. In addition, the teaching and learning process in the

class becomes livelier, and the good class management makes the class more

meaningful. As well, the contextual or daily life-related learning material delivery

makes the lesson more meaningful to the students. In general, the educator-

certified teachers, however, have not mastered the Information and

Communication Technology to support the teaching and learning process due to

the limited facilities and infrastructures of the school and their lack of competency

in the related field as well as their poor time management. As result, they have not

by and large done the Classroom Action Research due to the constraints in time

management.

Keywords: The educator-certified teachers and professionalism of the educator-

certified teachers

Page 8: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Buatlah sesenang mungkin ibu kita, supaya kalimat yang keluar dari

mulutnya adalah kalimat pujian bukan kalimat cacian.

(Ust. H. Jefri Al-Bukhori)

Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.

Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa

yang tidak mungkin menjadi mungkin.

(Adri Wongso)

Hidup harus semangat, walaupun rintangan sebesar apapun yang

menghadang tetap semangat.

(Penulis)

Page 9: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku.

Kakak-kakakku tersayang dan keluarga besarku yang membanggakan.

Reky Aspriyadi terimakasih karena membuatku mengerti arti dari kata

“kehidupan” , “kasih sayang” , dan “keikhlasan”.

My best friend Augustha Monika, Sari Fatmawati,. Sahabatku yang selalu

memberiku semangat dan selalu mendengarkan keluh kesahku tentang

skripsi, cinta, dan segala masalah yang ada di hidupku.

Seluruh teman-teman PAP ’08 ( Khususnya Kelas B ) Terimakasih atas

kerjasama dan kekompakannya.

Dosen ku yang selalu membimbinngku selama ini.

Almamaterku

Page 10: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang member

ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul Analisis Profesionalisme Guru Bersertifikat Pendidik Di

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu,

peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui

permohonan ijin menyusun skripsi.

3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah

memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

5. Dra. C. Dyah Indrawati S.i, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar

senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Anton Subarno, S.Pd M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar

senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang

telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

Page 11: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Drs. Jasmanto selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten

Boyolali yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

9. Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali yang telah

membantu dalam perijinan dan pengumpulan data.

10. Para siswa SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali yang telah bersedia

untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah

membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

Page 12: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................................viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................... 7

1. Kajian Teori............................................................................7

a. Hakikat Profesi Guru.......................................................7

b. Kompetensi Profesionalisme Guru.................................12

2. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 21

B. Kerangka Berpikir ................................................................... 23

Page 13: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 24

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................ 24

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 25

D. Teknik Sampling ........................................................................ 26

E. Pengumpulan Data ..................................................................... 27

F. Uji Validitas Data ...................................................................... 28

G. Analisis Data .............................................................................. 29

H. Prosedur Penelitian .................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ......................................... 33

1. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Sawit ....................... 33

2. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Sawit ............................ 35

3. Keadaan Guru, Karyawan, Fasilitas, dan Siswa ................. 37

B. Deskripsi Temuan Penelitian .................................................. 41

1. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1

Sawit Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran ........... 41

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1

Sawit Kabupaten Boyolali tentang Teknologi yang

Mendukung Pembelajaran ................................................... 45

C. Pembahasan .............................................................................. 53

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 71

B. Implikasi .................................................................................... 72

C. Saran .......................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75

LAMPIRAN .................................................................................................. 77

Page 14: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 23

Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data.................................................. 29

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ........................................................... 32

Gambar 4.Skema Struktur Organisasi.............................................................35

Page 15: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Gambar 1. Tabel 1 Perincian Jumlah Guru dan Karyawan.............................38

Gambar 2. Tabel 2 Perincian Jumlah Prasarana...............................................39

Gambar 3. Tabel 3 Keadaan Jumlah Siswa......................................................40

Page 16: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Jadwal Penelitian .................................................................................... 77

2. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................ 78

3. Field Note ................................................................................................ 83

4. Identitas Sekolah....................................................................................122

5. Daftar Guru Bersertifikasi.......................................................................123

6. Data Pokok PSMK 2012 SMK Negeri 1 Sawit......................................124

7. Foto-Foto ................................................................................................ 132

8. Surat Permohonan izin Penyusunan Skripsi............................................137

9. Surat keputusan dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi...............138

10. Surat Permohonan Izin Observasi .......................................................... 139

11. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................ 140

Page 17: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan guru di Indonesia langsung atau tidak langsung

berkaitan dengan profesionalisme guru yang masih belum memadai,

sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif menyangkut semua aspek

terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi,

dan administrasinya. Dalam hal ini, ditengarai bahwa profesionalisme guru

di Indonesia masih sangat rendah, dan secara makro merupakan penyebab

rendahnya mutu pendidikan nasional secara keseluruhan. Peningkatan

mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu

pendidikan (Muslich, 2007: 8).

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada

guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Civil Effect dari

program sertifikasi adalah diberikannya tunjangan profesi bagi guru dan

dosen yang telah bersertifikat (Murtiyasa, 2008). Permasalahannya

sekarang, dapatkah program sertifikasi guru meningkatkan

profesionalisme guru? Guru profesional di samping mereka berkualifikasi

akademik juga dituntut memiliki kompetensi, artinya memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasainya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam

Undang-undang Guru dan Dosen disebutkan kompetensi profesi pendidik

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan

kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian pendidik yang

Page 18: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial adalah kemampuan

pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik

dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang

ditetapkan (Team Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008: 15-18).

Memang harus diakui, bahwa istilah sertifikasi guru ini dalam

dunia pendidikan kita adalah hal yang sangat baru. Bagi negara-negara

maju seperti USA, Inggris, Jepang dan Korea Selatan, sertifikasi guru

bukanlah hal baru, bahkan di negara tetangga kita, Singapura, sertifikasi

pada guru sudah dikenal sejak lama. Kondisi pendidikan di Indonesia

sangat memprihatinkan, dalam kenyataan sulit mengalami kemajuan yang

berarti, bahkan dalam skala global kualitas pendidikan kita jauh di bawah

negara-negara tetangga. Berdasarkan data Human Development Index,

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh tiap-tiap negara

Australia menempati peringkat ke-7, Singapura peringkat ke-22, Malaysia

peringkat ke-56, Thailand peringkat ke-67, Philipina peringkat ke-77,

sedangkan Indonesia menempati urutan ke-105 (Trianto dan Tutik, 2007:

14).

Menyadari kondisi diatas, pemerintah melakukan berbagai upaya

untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain

dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen (UUGD) yang

ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah

(RPP) tentang guru dan dosen, yang kesemuanya itu dilakukan untuk

meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Mulyasa (2007: 9),

mengemukakan tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru

dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu (a)

rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (b) kurangnya

kemahiran dalam mengelola kelas, (c) rendahnya kemampuan melakukan

Page 19: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

(d) rendahnya motivasi berprestasi, (e) kurang disiplin, (f) rendahnya

komitmen profesi, (g) serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.

Pelaksanaan sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan

profesionalisme guru dalam jabatan dilaksanakan dalam bentuk penilaian

portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan

pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas

profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu (Team Kreatif Pustaka

Pendidikan, 2008: 83). Portofolio, memang telah menjadi dasar penentuan

sebesar apa profesionalitas dan kompetensi guru. Akan tetapi dalam

pelaksanannya pun sebenarnya masih harus banyak perbaikan dan

ketelitian. Apalagi penyusunan berkas pada portofolio juga dipahami

bersama sangat rentan adanya rekayasa atau pemalsuan. Penyusunan

portofolio juga harus diperhatikan lagi agar benar-benar mencerminkan

kinerja guru bukan hanya masalah masa kerja guru.

Selain itu juga melalui Persyaratan Khusus Untuk Guru yang

Mengikuti Penilaian Portofolio dan PLPG dengan ketentuan syarat sebagai

berikut; 1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma

empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki

izin penyelenggaraan. 2) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau

bukan PNS) minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit

yang bersangkutan sudah menjadi guru. 3) Guru dan guru yang diangkat

dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki

kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila; a) pada 1 Januari 2011 sudah

mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun

sebagai guru, atau b) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka

kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK

kenaikan pangkat). .(Permendiknas No. 11 Th 2011)

Page 20: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Mengenai masa kerja, belum tentu guru yang sudah mengajar

selama puluhan tahun memiliki kemampuan yang lebih baik dalam proses

pembelajaran. Guru-guru muda juga banyak yang memiliki metode dan

strategi yang jauh lebih bagus. Karena banyak guru yang telah lama

mengajar jika tidak ada pengembangan yang kontinu tentu akan semakin

ketinggalan informasi tentang pendidikan dalam hal proses pembelajaran

(Ahmad Makki, 2008).

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta

mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki

stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi, mempunyai etos kerja yang tinggi, dan

mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta

memiliki kemampuan mengembangkan diri (Permendiknas no.22 tahun

2006). Oleh karena itu, diperlukan guru-guru yang profesional untuk

mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan sesuai dengan Permendiknas

no.22 tahun 2006.

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali merupakan SMK negeri

yang yang telah berdiri sejak tahun 2007, pada akreditasi sekolah tahun

2010 mendapatkan peringkat B. Sekolah ini termasuk sekolah baru 6 tahun

berdiri perlu banyak sekali pembenahan dari segi sarana dan prasarana,

dengan keterbatasan ini guru dintuntut untuk lebih kreatif dalam

memberdayakan sarana dan prasarana demi menunjang tujuan dari sekolah

dan tujuan pendidikan pada khususnya.

Setiap guru dan mata pelajaran mempunyai karakterisitik masing-

masing yang bersifat abstrak menjadi alasan ketertarikan peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini. Sehingga guru harus mampu menguasai

materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi.

Selain itu, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru khususnya

Page 21: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

yang telah bersertifikat pendidik untuk terus berusaha meningkatkan

kualitas pembelajaran dan pada akhirnya meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Guru-guru yang sudah bersertifikat pendidik di

SMK Negeri 1 Sawit mempunyai karakteristik tertentu dalam mereka

menyampaikan pembelajaran kepada siswa sehingga penelitian tertarik

untuk meneliti dengan judul “Analisis Profesionalisme Guru Bersertifikat

Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali”

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Bagaimana guru yang bersertifikat pendidik melaksanakan tugasnya

sesuai standart profesionalisme yang ditentukan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui guru yang bersertifikat pendidik apakah sudah

melaksanakan tugasnya sesuai standar profesionalisme yang ditentukan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bahan pengembangan wawasan konseptual dalam pemahaman

arti penting dan tujuan sertifikasi untuk guru.

Page 22: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Bahan pertimbangan peneliti selanjutnya dalam bidang yang

sama dengan objek cakupan yang lebih luas

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bagi guru SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali,

diperolehnya informasi tentang ciri-ciri profesionalisme guru

bersertifikat pendidik.

b. Bagi siswa SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali, dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

yang dipimpin oleh guru bersertifikat pendidik yang profesional.

c. Bagi Kepala SMK Negeri 1 sawit Kabupaten Boyolali, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja guru

bersertifikat pendidik mengenai profesionalisme guru.

d. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora)

Kabupaten Boyolali, hasil penelitian ini digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan pemerintah

tentang profesionalisme guru dan sertifikasi guru dalam rangka

pembenahan dunia pendidikan khususnya peningkatan mutu

guru.

Page 23: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Hakikat Profesi Guru

1) Definisi Profesi

Menurut Uno (2007: 15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti

suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat

dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sementara itu,

Kunandar (2007: 45), mengemukakan bahwa profesi adalah suatu keahlian

(skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan

kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang

diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Sedangkan menurut Popa

(2006), yang membedakan antara profesi dengan pekerjaan adalah pengetahuan

khusus, komitmen untuk melayani klien dan otonomi dalam prakteknya.

Definisi profesi diatas dapat memberikan pengertian bahwa suatu

profesi adalah kegiatan seseorang untuk menghidupi kehidupannya. Profesi

biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan

kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang

ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2) Karakteristik Profesi

Heystek and Lethoko (2001) mengemukakan bahwa beberapa

karakteristik profesi yaitu sebagai berikut (1) pendapatan tinggi, prestis/gengsi,

dan kehormatan; (2) pengetahuan khusus berdasarkan penelitian ilmiah dan

teori-teori; (3) pelatihan dan kualifikasi yang tinggi dalam jangka panjang; (4)

otonomi dan mekanisme dibuat oleh anggotanya dalam menentukan standar

kompetensi; (5) mempunyai kode etik; (6) mengutamakan pelayanan (public

Page 24: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

service); dan (7) pengawasan kondisi pelayanan. Sementara itu, Usman (2008:

15), mengemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab guru begitu kompleks,

maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain sebagai berikut.

a) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam.

b) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan

bidang profesinya.

c) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

d) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakannya.

e) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

f) Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya.

g) Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya,

guru dengan muridnya.

h) Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

Rumusan pengertian di atas dapat memberikan pengertian bahwa dalam

suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan teknik serta prosedur

yang bertumpu pada landasan intelektual yang dipergunakan langsung bagi

kemaslahatan orang lain. Dapat pula dikatakan bahwa suatu pekerja profesional

pada hakikatnya adalah seorang yang melakukan pelayanan atau pengabdian

yang dilandasi dengan kemampuan profesional serta falsafah hidup yang

mantap. Seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mantap sebagai

tenaga kependidikan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang

mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan

pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan

efisien.

Page 25: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Guru Profesional

Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu,

pada pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan/materi

pelajaran yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan

kata lain, guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta

didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Agung, 2006).

4) Tugas, Peran, dan Kode Etik Guru

a) Tugas Guru

Menurut Usman (2008: 6-8), guru memiliki banyak tugas, baik yang

terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila kita

kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu dalam bidang profesi, tugas

kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai

profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati

sehingga menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan,

hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang

Page 26: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama

adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para

siswanya. Para siswa enggan menghadapi guru yang tidak menarik.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di

lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid

di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya

dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Tampaknya masyarakat

mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat,

yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di

belakang memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing

madya mangun karsa, tut wuri handayani.

b) Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Usman (2008: 9-12) mengemukakan bahwa peran guru yang dianggap

paling dominan dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1) Guru sebagai demonstrator

Sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya serta

senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan

dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa.

2) Guru sebagai pengelola kelas

Sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya

mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan ini diatur

dan diawasi agar menjadi lingkungan yang baik sehingga kegiatan belajar

mengarah pada tujuan pendidikan.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

Page 27: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu

mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang

pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa

narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.

4) Guru sebagai evaluator

Guru sebagai penilai hasil belajar siswa hendaknya terus menerus

mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.

Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik

(feed back) terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini dijadikan

titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar

selanjutnya.

c) Kode Etik Guru

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang

tergolong kedalam suatu profesi adalah memiliki kode etik. Begitu pula

dengan profesi guru. Beberapa kode etik guru yang telah dirumuskan oleh

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah sebagai berikut.

1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk

manusia pembangunan yang berpancasila.

2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menetapkan kurikulum sesuai

dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3) Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi

tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk

penyalahgunaan.

4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan

dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya demi kepentingan anak

didik.

5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah

maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

Page 28: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

6) Guru secara sendiri maupun bersama-sama mengembangkan mutu

profesi.

7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik

berdasarkan lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keseluruhan.

8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan

organisasi profesi sebagai sarana pengabdian.

9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan.

b. Kompetensi Profesionalisme Guru

Hamalik (2008: 42-43), mengemukakan bahwa profesionalisme guru

mengandung pengertian yang meliputi unsur-unsur kepribadian, keilmuan dan

keterampilan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi profesional

guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu walaupun tekanan yang lebih besar

terletak pada unsur keterampilan sesuai dengan peranan yang dikerjakannya. Peran

guru sebagai pendidik dan pengajar dapat dilaksanakan bila guru memenuhi

syarat-syarat kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru akan mampu mendidik dan

mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab

yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistis, bersikap jujur, serta

bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan terutama terhadap inovasi

pendidikan.

Guru profesional di samping mereka berkualifikasi akademik juga dituntut

memiliki kompetensi, artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan

kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

(1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

Page 29: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(2) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

(3) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat. Kompetensi

profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan (Team Kreatif Pustaka

Pendidikan, 2008: 15-18).

(4) Kompetensi profesional merupakan penguasaan substansi keilmuan yang

terkait dengan bidang studi dan penguasaan struktur serta metode keilmuan.

Penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi meliputi

pemahaman materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; pemahaman

struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan

materi ajar; pemahaman hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan

penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,

penguasaan struktur serta metode keilmuan merupakan penguasaan langkah-

langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau

materi bidang studi (Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat

Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan modifikasi dalam

(Kunandar, 2007: 77).

Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2008 tentang guru Bab II Pasal 3

ayat (7), kompetensi profesional yang merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan

budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan (1) materi

pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan

Page 30: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu;

dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,

yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

c. Sertifikasi Guru

1) Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan

untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai

agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2)

meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat

guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru (Team Kreatif Pustaka

Pendidikan, 2008: 5). Selanjutnya, manfaat sertifikasi guru dapat dirinci

sebagai berikut.

a) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang

dapat merusak citra profesi guru.

b) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan tidak profesional.

c) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)

dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

d) Meningkatkan kesejahteraan guru.

2) Prinsip Sertifikasi

a) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan

mutu guru dan kesejahteraan guru.

c) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.

e) Menghargai pengalaman kerja guru.

Page 31: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

f) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

3) Syarat dan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru

a) Persyaratan Peserta

1) Persyaratan Umum

(a) Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan

Kementerian Pendidikan Nasional kecuali guru pendidika agama.

Sertifikasi guru bagi guru pendidikan agama dan semua guru yang

mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama

dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama

(Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris

Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007,

Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).

(b) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:

bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat

sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru (1 Desember 2008), atau

bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus

pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.

(c) Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai

guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan),

sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK

dari Bupati/Walikota atau dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota.

(d) Pada tanggal 1 Januari 2012 belum memasuki usia 60 tahun.

(e) Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

.(Permendiknas No. 11 Th 2011)

Page 32: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Persyaratan Khusus Untuk Guru yang Mengikuti Penilaian

Portofolio dan PLPG

a) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma

empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal

memiliki izin penyelenggaraan.

b) Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS)

minimal 6 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit yang

bersangkutan sudah menjadi guru

c) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV

apabila:

pada 1 Januari 2011 sudah mencapai usia 50 tahun dan

mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau

mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif

setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan

pangkat).

3) Persyaratan Khusus untuk Guru yang mengikuti Pemberian

Sertifikat Secara Langsung (PSPL)

(a) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau

doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang

kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran

atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan

guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan

sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit

kumulatif setara dengan golongan IV/b.

Page 33: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(b) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau

yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

.(Permendiknas No. 11 Th 2011)

b) Penetapan Peserta

1) Ketentuan Umum

(a) Semua guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas

satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan sebagaimana

tersebut di atas mempunyai kesempatan yang sama untuk

ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru.

(b) Penetapan peserta untuk jenis dan jenjang pendidikan TK, SD,

SMP, SMA, dan SMK dilakukan oleh dinas pendidikan

kabupaten/kota, sedangkan untuk satuan pendidikan SLB

dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi.

(c) Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang sudah

mengikuti sertifikasi guru pada tahun sebelumnya tetapi belum

lulus, dapat mendaftarkan kembali sebagai peserta.

(d) Penetapan peserta dilakukan dan secara transparan melalui

NUPTK Online yang sudah menampilkan data guru yang

memenuhi persyaratan dan mengikuti urutan prioritas yang telah

ditentukan.

(e) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota harus memberikan

alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan apabila ada

peserta yang seharusnya belum mendapat giliran tetapi ditetapkan

sebagai peserta.

(f) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menunda

seseorang yang seharusnya sudah masuk kuota karena alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan, misalnya mendapatkan sangsi

Page 34: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kepegawaian yang dibuktikan dengan surat keterangan dari

instansi yang berwenang.

(g) Calon peserta sertifikasi guru tahun 2011 tidak akan

dialihtugaskan pada jabatan lain baik fungsional maupun

struktural pada tahun 2012, kecuali diangkat dalam jabatan

pengawas.

(h) Penetapan peserta final hasil verifikasi akhir diumumkan secara

terbuka melalui pertemuan dengan kepala sekolah, papan

pengumuman di LPMP dan dinas pendidikan provinsi/

kabupaten/kota, atau media lain.

(i) Dinas pendidikan kabupaten/kota mencetak Format A1 dan

menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru

beserta Daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2011 setelah

seluruh proses penetapan peserta selesai.

2) Apabila ada guru calon peserta sertifikasi yang mengundurkan diri,

keikutsertaannya dapat diganti oleh guru calon peserta sertifikasi yang

lain sesuai urutan prioritasnya. .(Permendiknas No. 11 Th 2011)

c) Urutan Prioritas Penetapan Peserta

Guru yang dapat langsung masuk mengisi kuota sertifikasi guru

adalah sebagai berikut.

(a) Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi

persyaratan dan belum memiliki sertifikat pendidik.

(b) Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan,

terluar7yang memenuhi persyaratan,

(c) Guru dan kepala sekolah berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi atau

peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional, atau guru yang mendapat

penghargaan internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru

dalam jabatan pada tahun 2007 s.d 2010.

Page 35: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(d) Guru yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat secara

langsung,

(e) Guru SD dan SMP yang telah terdaftar dan mengajar pada sekolah

yang menjadi target studi sertifikasi guru,

Guru lainnya yang tidak masuk ketentuan di atas ditetapkan sebagai

peserta sertifikasi guru berdasarkan kriteria urutan prioritas sebagai berikut:

(1) masa kerja sebagai guru, (2) usia, (3) pangkat dan golongan, (4) beban

kerja, (5) tugas tambahan, (6) prestasi kerja.(Permendiknas No. 11 Th

2011)

4) Mekanisme Sertifikasi Guru

Menurut Trianto dan Tutik (2007:27), mekanisme sertifikasi guru

dapat dilakukan melalui dua bentuk, yaitu sertifikasi bagi calon guru

untuk menjadi guru professional dan sertifikasi bagi guru yang sudah

memiliki jabatan (sertifikasi guru dalam jabatan). Penjelasanya sebagai

berikut:

a)Sertifikasi bagi calon guru

Sertifikasi bagi calon guru dapat ditempuh setelah yang

bersangkutan memiliki kualifikasi pendidikan minimal (S1/D4) baik yang

berlatarbelakang kependidikan maupun non-kependidikan dengan syarat

bahwa kesarjanaan tersebut relevan dengan jenjang dan jenis pendidikan

serta mata pelajaran yang akan diampu (Trianto dan Tutik 2007:27).

Sertifikasi bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi,

dipadukan dengan uji kompetensi guru pada akhir pendidikan profesi dan

dilakukan secara terintegrasi.

b)Sertifikasi guru dalam jabatan

Berbeda dengan sertifikasi bagi calon guru, sertifikasi guru dalam

jabatan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, Pertama, bagi

guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan minimum S1/D4, maka

yang bersangkutan harus mengikuti program peningkatan kualifikasi

Page 36: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

akademik sesuai dengan bidang studi pada perguruan tinggi yang

terakreditasi yang dilanjutkan dengan pendidikan profesi guru dengan

memperhatikan penilaian hasil belajar melalui pengalaman sampai lulus

sebelum mengikuti sertifikasi melalui uji kompetensi untuk mendapatkan

sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program

pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Kedua, bagi guru yang memiliki kesarjanaan non-kependidikan

yang belum memiliki akta IV sampai berlakunya UUGD, maka yang

bersangkutan harus mengikuti terlebih dahulu pendidikan profesi guru

dengan mempertimbangkan penilaian hasil belajar melalui pengalaman

sebelum mengikuti sertifikasi melalui uji kompetensi untuk mendapatkan

sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki program

pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Ketiga, bagi guru yang memiliki kesarjanaan atau diploma empat

kependidikan dan non-kependidikan yang sudah memiliki akta IV

langsung mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi untuk

mendapatkan sertifikat pendidik dari perguruan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan terakreditasi yang ditetapkan

oleh pemerintah.

5) Sertifikat Pendidik

Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut

bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan

jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah

sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari

lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus

pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan

Page 37: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tugas. Menurut Trianto dan Tutik (2007: 11), guru yang dianggap baik

dalam mengemban tugas profesi mendidik maka ia harus memiliki

sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan

dosen yang telah memenuhi persyaratan.

Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan pasal 1 ayat (11)

UUGD adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah

memenuhi persyaratan. Mulyasa (2007: 33-34), sertifikat pendidik adalah

bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen

sebagai tenaga profesional. Sementara itu, Kunandar (2007: 79),

sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada

guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.

Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan

tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan

sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Menurut Kunandar (2007: 79),

dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang

dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang

sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. Sertifikasi guru

merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan

martabat guru, menjawab arus globalisasi dan menyiasati sistem

desentralisasi.

2. Hasil penelitian yang relevan

Pamela Esprivalo Harrell and Mary Harris. Penelitian tersebut berjudul

“Teacher Preparation without Boundaries: A Two-Year Study of an Online Teacher

Certification Program” Journal of Technology and Teacher Education tahun 2006;

14, 4; Academic Research Library. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa

Page 38: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

program sertifikasi guru secara online yang bernama The Online Post Baccalaureate

Program berhasil dengan baik dalam mencapai tujuan selama 2 tahun

pelaksanaannya. Penelitian ini mengindikasikan keberhasilan program sertifikasi

online dalam (a) pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh jumlah beragamnya

kandidat yang memasuki program itu termasuk etnis dan gender; (b) meningkatkan

jumlah calon guru yang disiapkan oleh University of North Texas (UNT) dalam

waktu singkat untuk matematika dan science; (c) mendapatkan sikap calon guru yang

setidaknya sama dengan program tradisional calon guru yang berkualitas dengan

indikator meliputi ujian sertifikasi negara dan menilai dokumen portofolio; dan (d)

calon guru puas dengan program sertifikasi online.

Simona Popa dan Clementina Acedo. Penelitian yang berjudul “Redefining

Profesionalism: Romanian Secondary Education Teachers and the Private Tutoring

System” International Journal of Educational Development 26 tahun 2006 98-110.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa profesionalisme guru didefinisikan kembali

sebagai seorang yang mempunyai status sosial tinggi, penghasilan tinggi, memiliki

pengetahuan khusus, memiliki otonomi dan komitmen profesional. Namun,

kenyataannya tak satupun bisa diperoleh di sekolah-sekolah umum di Rumania.

Karena banyak lulusan universitas yang memilih pekerjaan selain guru untuk

memperoleh gaji yang lebih besar, bahkan banyak guru yang pindah profesi yang

menghasilkan gaji yang lebih besar. Tetapi dengan memberikan “pengajaran privat”

hal tersebut bisa diperoleh.

S.Michael Putman, Lawrence L.Smith, and Jerrell C.Cassady. Penelitian

tersebut berjudul “Promoting Change Through Professional Development: The Place

of Teacher Intentionality in Reading Instruction” Literacy Research and Instruction

tahun 2009 48, 3 Academic Research Library. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

model INTENT (Intentional Teaching Model) dibuat untuk memberikan sebuah

metode pengembangan profesional yang bertujuan untuk meningkatkan perubahan

guru dalam praktek membaca. Model tersebut juga efektif dalam mempromosikan

perubahan profesional guru dan meningkatkan prestasi siswa. Dengan menggunakan

Page 39: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

prinsip model INTENT, kita yakin tujuan dari kebijakan guru dapat berhasil dengan

baik dan hasilnya akan meningkatkan prestasi siswa, yang pada akhirnya juga

meningkatkan kualitas bidang pendidikan.

B. Kerangka Berfikir

Masih banyak guru yang bersertifikat pendidik yang belum optimal dalam

melaksanakan tugasnya yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang

arti pemberian sertifikat pendidik bagi guru. Yang mana tujuan utama dari pemberian

sertifikat pendidik ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas dan juga

kompetensi guru dalam hal mendidik siswanya, hal ini sesuai dengan pada Peraturan

Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 Bab II Pasal 3 ayat (7) tentang kompetensi

profesional yang merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang

ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan budaya yang diampunya.

Secara garis besar rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengatahui guru

yang bersertifikat pendidik dalam melaksanakan tugasnya apakah sesuai dengan

standar profesionalisme yang telah ditentukan pemerintah sebelumnya dan juga

sejauh mana dampaknya terhadap kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri

1 Sawit Kabupaten Boyolali dan juga sejauh mana profesionalitas para guru yang

bersertifikat pendidik di SMK Sawit dalam meningkatkan dan juga menggembangkan

diri mereka dalam proses belajar mengajar. Dan sejauh mana mereka kepekaan

mereka terhadap perkembangan jaman yang terus berganti yang dibarengi dengan

tuntutan masyarakat unntuk memeperoleh pendidikan yang bermutu.

Gambar. 1. Kerangka Berfikir.

Guru bersertifikat

sertifikasi pendidik

Aspek kopetensi guru profesional bersertifikat

pendidik, meliputi:

1. kompetensi pedagogik

2. kompetensi kepribadian

3. kompetensi sosial

4. kompetensi profesional

Penerapan kompetensi professional guru

dalam pembelajaran

Page 40: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali yang

beralamat di Jalan Jogja-Solo Km 15 Mendosari Sawit. Waktu dalam penelitian ini

selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Pebruari 2012 hingga April 2012.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode etnografi karena penelitian ini dilaksanakan pada kondisi

yang alamiah dan bersifat budaya. Peneliti langsung ke sumber data yaitu

profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten

Boyolali dan peneliti adalah instrumen kunci. Maksud penggunaan metode ini adalah

untuk memahami sudut pandang guru SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali

dalam tugasnya sebagai guru profesional yang telah bersertifikat pendidik dalam

mengembangkan profesionalismenya, hubungannya dengan dunia pendidikan, untuk

mendapatkan pandangannya mengenai dunianya.

Metode penelitian etnografi melibatkan aktivitas mengenai dunia orang yang

telah belajar melihat, mendengar, berbicara, berpikir dan bertindak dengan cara yang

berbeda. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna

tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami (Spradley, 2007:

5). Etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti

belajar dari masyarakat. Para peneliti pada tahap awal menjadi orang yang dibimbing

oleh masyarakat, karena tanpa belajar dari masyarakat tentu peneliti akan susah untuk

beradaptasi.

Page 41: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Data dan Sumber Data

Lofland dalam Moleong (2007:157) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Data yang akan dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian

ini berupa data kualitatif, yaitu data yang berkaitan dengan pandangan-pandangan

tentang ciri-ciri profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri

Kabupaten Boyolali. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah informasi-informasi mengenai penguasaan guru bersertifikat

pendidik di SMK Negeri Kabupaten Boyolali tentang materi pelajaran dan

penguasaan teknologi yang mendukung pembelajaran.

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam

penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari

beragam sumber data dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian

ini meliputi informan atau narasumber, tempat dan peristiwa/aktivitas, dan

arsip/dokumen.

1. Informan atau narasumber, yang terdiri dari guru bersertifikat pendidik, siswa,

dan kepala sekolah di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali

a) Guru bersertifikat pendidik diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai penguasaan materi pelajaran yang meliputi pemahaman materi

ajar secara luas dan mendalam; pemahaman materi yang menaungi atau

koheren dengan materi ajar; pemahaman hubungan konsep antarmata

pelajaran terkait; dan penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari. Selain itu, guru bersertifikat pendidik diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai penguasaan teknologi yang mendukung

pembelajaran yang meliputi penguasaan TIK dan langkah-langkah

pelaksanaan PTK.

b) Siswa diharapkan dapat memberikan informasi tentang penguasaan guru

bersertifikat pendidik terhadap materi pelajaran meliputi penyampaian

standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), manfaat serta tujuan

Page 42: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

belajar, keterkaitan antara mata pelajaran yang diampu dengan mata

pelajaran lain, penerapan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari dan

penguasaan guru bersertifikat pendidik terhadap TIK yang mendukung

pembelajaran, apakah guru memanfaatkan TIK atau tidak dalam kegiatan

belajar mengajar.

c) Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

penguasaan guru bersertifikat pendidik tentang penyampaian materi

pelajaran kepada peserta didik, pemanfaatan TIK dalam mendukung

pembelajaran serta langkah-langkah pelaksanaan PTK yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Tempat dan peristiwa/aktivitas, yang terdiri dari kegiatan belajar mengajar di

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali. Sumber data tempat dan

peristiwa/aktivitas ini diharapkan dapat memberikan berbagai informasi tentang

kondisi riil yang terjadi di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

3. Arsip dan dokumen yang berupa perangkat pembelajaran, dokumentasi kegiatan

belajar mengajar dan monografi SMK Sawit Kabupaten Boyolali.

D. Teknik Pengambilan Sampel Atau Cuplikan

Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses suatu pemusatan

atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (Sutopo, 2002:55).

Sampel (cuplikan) adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian. Teknik pengambilan sampel (cuplikan) dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling, cuplikan tidak digunakan dalam usaha untuk melakukan

generalisasi statistik atau sekedar mewakili populasinya, tetapi lebih mengarah pada

generalisasi teoritis. Teknik cuplikan ini dengan berbagai alasannya ini sering juga

dinyatakan sebagai criterion-based selection dari pada probability sampling ( Goetz

& LeComte, 1984 dalam Sutopo, 2002:56) . Cuplikan ini memberikan kesempatan

maksimal pada kemampuan peneliti untuk menyusun teori yang dibentuk dari

lapangan (grounded theory) dengan sangat memperhatikan kondisi lokal dengan

kekhususan nilai-nilai (idiografis). Kadang-kadang cuplikan sangat bersifat terbuka

Page 43: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

seperti halnya pada jenis cuplikan yang disebut ”Snow-Ball Sampling” (ying, 1987),

yang berupa penggunaan sampling tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama

yang dijumpai, dan selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan

sampling berikutnya sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam, ibarat bola

salju yang menggelinding, semakin jauh semakin besar. Sampel dalam penelitian ini

adalah guru yang mempunyai sertifikat pendidik yang mengajar di SMK Negeri 1

Sawit Kabupaten Boyolali.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan pendekatan etnografi yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara mendalam (in-depth

interviewing), dengan wawancara mendalam bisa digali apa yang tersembunyi

disanubari seseorang, apakah yang menyangkut masa lampau, masa kini, maupun

masa depan (Bungin, 2008: 67). Wawancara ini dimaksudkan untuk lebih

memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat

penelitian (Pawito, 2007: 133). Teknik wawancara ini akan dilakukan pada

semua informan, yaitu guru bersertifikat pendidik, kepala sekolah, dan siswa di

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

2. Observasi

Observasi yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung yang tidak mengikutsertakan peneliti di dalam kegiatan yang diamati,

tetapi hadir di tengah-tengah kegiatan tersebut. Observasi ini dalam penelitian

kualitatif sering disebut sebagai observasi berperan pasif (Spradley, 2007).

Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk

mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi dalam proses

pembelajaran di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali, kegiatan pokok warga

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali, dan kegiatan informan sehari-hari di

lingkungan kerja.

Page 44: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Mencatat Dokumen (Content Document)

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2007: 240). Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data-

data yang bersumber dari dokumen atau arsip yang terdapat di SMK Negeri 1

Sawit Kabupaten Boyolali, yaitu perangkat pembelajaran, dokumentasi kegiatan

belajar mengajar, PTK yang telah dilaksanakan dan monografi SMK Negeri 1

Sawit Kabupaten Boyolali.

F. Uji validitas data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan

digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi merupakan cara yang paling umum

digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini

Patton (1984) menyatakan bahwa ada empat macam tehnik triangulasi, yaitu; (1)

triangulasi data (data triangulation), (2) triangulasi peneliti (investigator

triangulation), (3) triangulasi metodelogis (methodological triangulation) dan (4)

triangulasi teoritis (theoretical triangulation). Triangulasi ini merupakan teknik yang

didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk

menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Teknik

triangulasi dalam penelitian ini adalah tehnik triangulasi data, menurut istilah Patton

ini juga sering disebut sebagai triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar

dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang

tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenaranya bila

digali dari beberapa sumber data yang berbeda ( Sutopo, 2002:78-79).

Penelitian ini menggunakan triangulasi data dengan jalan wawancara

mendalam, observasi dan mencatat dokumen. Data yang diperoleh berfungsi untuk

penguatan keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data (cross cek data

Page 45: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

hasil pengamatan). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan kepala

sekolah itu sendiri.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif yaitu suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur

kegiatan (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya)

yang terjadi secara bersamaaan (Miles dan Huberman dalam Pawito, 2007). Dalam

teknik analisis ini, tiga alur analisisnya yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan serta verifikasinya, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk

interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Peneliti dalam melaksanakan proses ini aktivitasnya tetap bergerak di antara

alur analisis dengan pengumpulan datanya selama proses pengumpulan data masih

berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga alur analisis tersebut

sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu

yang masih tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, proses analisis

interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif.

Sumber: Milles and Hubberman, 1984:15

Penyajian

data

Kesimpulan-kesimpulan:

Penarikan/Verifikasi

Reduksi

data

Pengumpulan

data

Page 46: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Reduksi data dilakukan dengan mengklasifikasikan data yang sejenis dan

memberi kode. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan data-data yang

sudah diklasifikasikan sesuai dengan pokok masalah. Penarikan kesimpulan atau

verifikasi dilakukan dengan mengambil kesimpulan-kesimpulan atau keputusan-

keputusan yang sebenarnya sudah dimulai dilakukan bersamaan dengan reduksi dan

penyajian data. Pawito (2007: 106), peneliti dalam kaitan ini masih harus

mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang

telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah

mengenai gejala atau realitas yang diteliti.

H. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap; yaitu:

1. Tahap Awal

Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan penelitian, yaitu:

a) Mengurus surat ijin penelitian ke jurusan

b) Menentukan lokasi penelitia : yaitu di SMK Negeri 1 Sawit Kabuten

Boyolali

c) Meninjau lokasi terpilih sebagai lokasi penelitian untuk secara sepintas

mempelajari keadaannya, serta kemungkinan memilih informan yang tepat,

khususnya warga lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Sawit Kabuten

Boyolali, yaitu guru; kepala sekolah dan siswa.

d) Menyusun proposal penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data (

daftar pertanyaan dan petunjuk observasi), dan juga menyusun jadual

kegiatan secara rinci.

e) Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat

mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanan penelitian ini Peneliti sebagai instrumen

utama dalam penelitian ini mengumpulkan data-data tentang ciri-ciri

Page 47: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabuten

Boyolali yang meliputi dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik.

3. Tahap Akhir

Dalam tahap akhir penelitian ini, peneliti ;

a) Melakukan analisis awal, bila unit data di SMK Negeri 1 Sawit Kabuten

Boyolali

b) Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matriks

bagi kepentingan analisis data lanjut.

c) Melakukan analisis di SMK Negeri 1 Sawit Kabuten Boyolali, dan

mengembangkan matrik antarkasus.

d) Melakukan verivikasi, pengayaan, dan pendalaman data. Bila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data kurang lengkap atau kurang

jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara lebih terfokus.

e) Melakukan analisis antarkasus. Semua hasil analisis di SMK Negeri 1

Sawit Kabuten Boyolali disatukan dalam proses analisis antarkasus, dan

dikembangkan struktur sajian datanya bagi sususunan laporan

f) Merumuskan temuan akhir sebagai temuan penelitian

g) Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir penelitian.

h) Penyusunan laporan penelitian awal

i) Reviu laporan: melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk

mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara

j) Perbaikan laporan, dan disusun sebagai laporan akhir

k) Perbanyak laporan sesuai dengan kebutuhan.

Page 48: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Prosedur Kegiatan Penelitian

Tahap

Awal

Gambar.3. Prosedur Kegiatan Penelitian

Pemilihan

Kasus

Protocol Penelitian Dan

Rancangan Pengumpulan

Data

Kerangka

Berfikir

Perumusan

Masalah

Mengumpulkan data-data tentang ciri-ciri

profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK

Negeri 1 Sawit Kabuten Boyolali

Menganalisis data-data tentang ciri-ciri

profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK

Negeri 1 Sawit Kabuten Boyolali

Menarik Kesimpulan,

Verifikasinya, dan Uji Validitas

Data

Penyususnan Laporan

Penelitian

Tahap

Pelaksanaan

Tahap Akhir

Proposal

Page 49: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Analisis Profesionalisme Guru Bersertikat Pendidik di

SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali dilakukan di SMK Negeri 1 Sawit

Boyolali pada tahun pelajaran 2011/2012,yang ber-status negeri dan kegiatan

pembelajaran dilakukan pada pagi hari.Beralamat di jalan Solo-Jogja Km 15

Bendosari Sawit Boyolali RT/RW:):02/1 di Desa Bendosari,Kecamatan Sawit,

Kabupaten/Kota Boyolali,Kode Pos 57374,Telp/Fax:(0271)7686920,No Statistik

Sekolah: 321030908027, Akreditasi Sekolah pada Tahun 2010 dengan Peringkat

B dengan program keahlian yaitu: a)Tehnik Kendaraan Ringan(TKR),b)Tehnik

Komputer dan Jaringan,c)Farmasi.

SMK Negeri 1 Sawit Boyolali dipimpin oleh Drs. Jasmanto dengan NIP

19600917 198603 1 011 menjabat sebagai kepala sekolah selama 2 tahun 8 bulan

dengan pangkat/golongan Pembina/IVa. Beliau lahir di Boyolali, 17 September

1960 beragama Islam bertempat tinggal di Gombang RT 09/RW II Desa

Gombang kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali.

1. Visi

Menurut Gaffer dalam Mulyasa (2006: 176) visi adalah daya

pandang yang jauh, mendalam dan meluas yang merupakan daya pikir

yang abstrak, yang memiliki kekuatan yang amat dahsyat dan dapat

menerobos segala batas-batas fisik dan tempat. Visi sekolah juga dapat

diartikan sebagai gambaran sekolah yang dicita-citakan di masa depan dan

merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan di masa

yang akan datang. Visi sekolah harus berorientasi pada tujuan pendidikan

dasar dan tujuan pendidikan nasional. Visi dari SMK Negeri 1 Sawit

Boyolali adalah:

Page 50: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Mempersiapkan SDM yang professional, mampu bersaing di era

globalisasi, menguasai iptek, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

2. Misi

Misi adalah suatu rumusan tugas, kewajiban dan wewenang

organisasi dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dan

pengembangan bidang ilmu serta dalam rangka pengabdian diri. Lebih

singkatnya misi sekolah merupakan tindakan strategi yang akan

dilaksanakan untuk mencapai visi sekolah. Misi SMK Negeri 1 Sawit

Boyolali adalah membekali murid agar menjadi warga negara yang :

a. Santun, beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia

b. Antusias belajar dalam menguasai iptek

c. Wawasan luas dan mampu berkompetisi

d. Inovatif, kreatif dalam berkarya

e. Tangguh dalam menghadapi tantangan global

3. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan menengah yaitu meningkatkan meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Mulyasa,

2006: 179). Tujuan sekolah yang dimiliki Negeri 1 Sawit Boyolali yang

tidak jauh dari tujuan pendidikan satuan pendidikan yaitu diantaranya.

a. Meningkatkan Status SMK Negeri 1 sawit dari SMK bertaraf daerah

menuju SMK bertaraf

b. Nasional dan menuju sekolah bertaraf Internasional.

c. Meningkatkan mutu tenaga kependidikan melalui penataran, magang

industri dan

d. kursus - kursus.

e. Meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran normatif, adaftif dan

produktif.

Page 51: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

f. Meningkatkan kualitan dan kuantitas sarana prasarana sekolah

g. Meningkatkan prestasi kegiatan kesiswaan melalui kegiatan

kesiswaan, ekstrakurikuler

h. Meningkatkan pemasaran Lulusan dilapangan kerja di dunia usaha dan

dunia industri

4. Struktur Organisasi

Setiap organisasi pada suatu lembaga pendidikan selalu mempunyai

struktur. Struktur ini menurut penggabungan kerja beberapa orang atau

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ada dua tujuan pada organisasi

ini, yaitu tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan

pada lembaga tersebut khususnya. Berikut ini disajikan bagan struktur

organisasi SMK Negeri 1 Sawit Boyolali.

Gambar 4

Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Sawit Boyolali

Komite Sekolah Kepala Tata Usaha Kepala Sekolah

Wakasek Urusan

Kurikulum

Wakasek Urusan

Sarana/Prasarana

Seluruh Siswa Kelas X, XI, dan XII

Guru-Guru Koordinator BP

Wakasek Urusan

Humas

Wakasek Urusan

Kesiswaan

Page 52: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Jalinan kuat

Pengaruh

Pengaruh timbal balik

Jalinan lemah

Keterangan:

1) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan

semua urusan di sekolah. Kepala sekolah berperan dalam pelaksanaan

kurikulum tingkat sekolah yang dipimpinnya, diantaranya melakukan

kegiatan-kegiatan menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal

pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat,

membuat statistik dan menyusun laporan.

2) Komite Sekolah

Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai

unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

3) Kepala Tata Usaha

Tugas dari tata usaha yaitu mengurusi segala bentuk administrasi yang

digunakan di sekolah, baik perencanaan, penyusunan sampai membuat

laporan.

4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Tugas dari Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan yaitu menerima

murid baru, kegiatan ekstra kurikuler, pembinaan OSIS dan tata tertib

5) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Tugas dari Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yaitu

pengelolaan sistem kredit, pembagian belajar mengajar, penilaian dan

kegiatan kurikuler.

6) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana / Prasarana

Tugas dari Wakil Kepala Sekolah Sarana / Prasarana yaitu

inventarisasi sarana / prasarana, pendayagunaan, pemeliharaan,

keuangan dan kelengkapan format kerja.

Page 53: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

7) Wakil Kepala Urusan Humas

Tugas dari Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas yaitu kerja sama

dengan komite sekolah, pengelolaan dan pengembangan program

Sekolah, serta peringatan hari-hari besar.

8) Guru

guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Fungsi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk

peningkatan mutu pendidikan tersebut maka tugas guru

dikelompokkan menjadi tiga jenis kegiatan yaitu tugas mengajar, tugas

pembinaan ekstra kurikuler dan tugas bimbingan belajar.

9) Koordinator BP

Tugas dari Koordinator BP adalah menyusun program BP / Bk,

monitor program BP / BK dan mengkonsulidasikan BP / BK. Peran

BP dalam mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa, baik

keluhan-keluhan yang kaitannya dengan pembelajaranya maupun

permasalahan-permasalahan pribadi siswa yang dapat menghambat

kegiatan belajar.

10) Siswa

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

5. Jumlah guru, karyawan, fasilitas dan siswa

Jumlah tenaga guru SMK Negeri 1 Sawit Boyolali 85 orang

dengan asumsi 47 orang guru PNS dan 38 orang guru tidak tetap komite,

dari jumlah ini telah membuktikan bahwa SMK Negeri 1 Sawit Boyolali

Page 54: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

memiliki mutu pendidikan yang unggul. Seluruh tenaga guru tersebut

tentunya telah memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang mendukung

profesi guru yang diemban. Tenaga guru dengan lulusan S1 berjumlah 55%

dari jumlah guru yang ada, dan keseluruhan tenaga guru ataupun karyawan

semuanya dalam kondisi yang cukup mendukung sesuai dengan jabatan

masing-masing.

Tabel 1

Perincian Jumlah Guru dan Karyawan

SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

No. Guru Jumlah

1. Kepala Sekolah 1

2. Wakil Kepala Sekolah 4

3. Guru Tetap 42

4. Guru Tidak Tetap 38

5. Tata Usaha (TU) (PNS) 4

6. PTT 14

Jumlah 103

Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar

mengajar di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali meliputi 1 ruang kepala

sekolah,1 ruang wakil kepala sekolah,1 ruang tata usaha (TU), 1 ruang guru

dan pengajaran, 25 ruang kelas/teori, 1 ruang laboratorium komputer, 2

ruang laboratorium otomotif,1 ruang laboratorium farmasi, 1 ruang meeting

practice room,1 ruang mushola,1 ruang wudhu, 1 ruang kantin, 2 ruang

tempat sepeda,1 ruang koperasi, 1 ruang OSIS, 1 ruang UKS, 1 ruang

BP/BK,16 ruang WC/kamar mandi, 1 ruang rumah penjaga, 1 ruang pos

jaga. Fasilitas belajar multimedia yang dimiliki meliputi 9 laptop, 29

komputer PC, 7 LCD,1 scanning komputer, 2 televisi, 3 OHP layar, 3

kamera digital, dan 1 handycam. Secara umum, seluruh fasilitas yang ada

dalam keadaan baik sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Page 55: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 2

Perincian Jumlah Prasarana

SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

No NamaRuang/Area Kerja Jumlah

Ruang

A RuangPembelajaranUmum

1. R. Kelas 25

2. R. Lab. Komputer 1

B RuangKhusus (Praktik)

1 R. PraktekTKJ 1

2 R. PraktekTKR 2

3 R. PraktekFarmasi 1

C RuangPenunjang

1. RuangKS&Wakil 2

2. Ruang Guru 1

3. RuangPelayananAdministrasi (TU) 1

4. BP/BK 1

5. Ruang OSIS 1

6. Koperasi 1

7. RuangIbadah 1

8. Ruang Toilet 16

9. RuangGudang 1

Peran siswa di sekolah sangat diutamakan, secara umum telah

memiliki kegiatan yang terprogram yaitu kegiatan pokok yang meliputi (a)

kegiatan intrakulikuler yang terdiri dari kegiatan belajar mengajar (KBM),

tambahan jam pelajaran kelas XII untuk mata pelajaran matematika, bahasa

Inggris, dan produktif. (b) kegiatan ekstrakulikuler yang merupakan

kegiatan penunjang prestasi siswa. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan

untuk menyalurkan bakat, ketrampilan serta membentuk watak dan sikap

sebagai manusia disiplin, berakhlak dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Kuasa.

Page 56: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 3

Keadaan Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Tahun Ajaran

2011/2012

No. Komp.

Keahlian

(KK)

Kelas Rombel Jumlah Mengulang

1. TKR X 4 144 5

XI 4 136 1

XII 4 135 --

2. TKJ X 4 144 2

XI 4 142 2

XII 3 106 --

3. Farmasi X 2 72 --

XI 2 72 --

XII -- -- --

Jumlah 27 951 10

Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali meliputi

pramuka, bola voli, peraturan baris berbaris (PBB) dan tata urutan upacara

bendera (TUB), patroli keamanan sekolah (PKS), bela diri, dan musik (band).

Manfaat kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah setidaknya banyak

membantu guna mengembangkan bakat dan kemampuan masing-masing

siswa. Apresiasi dari bakat siswa setidaknya mampu membantu prestasi

seseorang guna menunjukkan kemampuan diri baik dari segi pendidikan

ataupun unjuk kemampuan diri yang akan berdampak positif. Adanya prestasi

yang gemilang akan membawa nama baik sekolah, sehingga akan membawa

dampak yang baik terhadap keberadaan sekolah itu sendiri.

Page 57: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran.

SMK Negeri kabupaten Boyolali memiliki berbagai macam program

keahlian yang berbeda-beda antara SMK Negeri yang satu dengan SMK

Negeri yang lain. Berdasarkan wawancara, observasi di lapangan dan

dokumentasi, di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali memiliki tiga

program keahlian yaitu tehnik kendaraan ringan, farmasi, dan tehnik

computer dan jaringan.

Menurut dokumentasi yang ada, standar kompetensi lulusan (SKL)

setiap mata pelajaran yang harus dicapai oleh siswa berbeda pada masing-

masing program keahlian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang SKL untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam

menentukan kelulusan peserta didik. SKL tersebut meliputi SKL minimal

satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL minimal kelompok mata

pelajaran, dan SKL minimal mata pelajaran. Penguasaan guru bersertifikat

pendidik tentang materi pelajaran terkait dengan penguasaan guru tentang

SKL minimal mata pelajaran SMK pada masing-masing program keahlian.

Berdasarkan lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006,

perbedaan materi SMK pada setiap program keahlian terletak pada jumlah

kompetensi. Hal ini juga disampaikan oleh Informan 2, guru bersertifikat

pendidik SMK Negeri 1 Sawit dalam wawancara, beliau mengatakan:

Perbedaan materi matematika pada masing-masing program keahlian

terletak pada jumlah kompetensi. Untuk program keahlian teknik

kompetensinya lebih banyak, 18 standar kompetensi. Sedangkan

program keahlian akuntansi, penjualan dan administrasi perkantoran

kompetensinya lebih sedikit, 12 standar kompetensi. Kemudian untuk

program keahlian pariwisata dan teknologi kerumahtanggaan paling

sedikit standar kompetensinya dari pada program keahlian yang lain,

Page 58: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

hanya 10 standar kompetensi. Perbedaan materi dan kompetensi tersebut

sudah ada dalam Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang SKL.

Guru matematika bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

menguasai materi matematika pada masing-masing program keahlian.

Berikut hasil observasi di kelas X-Tkr.2 semester 2, guru matematika

bersertifikat pendidik, Informan 2 di SMK Negeri 1 Sawit. Observasi

dilakukan pada hari Senin tanggal 11 Juni 2012 pukul 12.15 – 13.30 WIB,

pada kompetensi Barisan dan Deret. Berdasarkan hasil observasi, guru

matematika bersertifikat pendidik, Informan 2 menguasai materi matematika

pada kompetensi barisan dan deret. Guru juga memberikan contoh aplikasi

penerapan konsep deret aritmatika dalam kehidupan sehari-hari seperti rapat

OSIS dan rapat RT. Pembelajaran matematika menjadi lebih hidup dan

bermakna bagi siswa dengan diskusi kelompok. Hasil diskusi masing-masing

kelompok tersebut dipresentasikan ke depan kelas kemudian ditanggapi oleh

kelompok lain, guru sebagai fasilitator selama pembelajaran matematika

berlangsung.

Salah satu kemampuan profesional guru adalah merancang,

merencanakan, dan mengembangkan program pembelajaran. Oleh karena

itu, penguasaan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

kabupaten Boyolali tentang materi pelajaran dapat diamati pada pembuatan

RPP. Berdasarkan wawancara, dokumentasi serta observasi di lapangan,

RPP di buat oleh guru agar pembelajaran terlaksana dengan baik dan sesuai

dengan rencana. Wawancara dengan seorang guru fisika bersertifikat

pendidik di SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3, mengatakan:

RPP kami buat tergantung pada kompetensi dasar yang akan kita

sampaikan, misalnya jika kompetensi dasar tersebut harus selesai dalam

tiga kali pertemuan maka satu RPP untuk tiga kali pertemuan.

Sementara itu, guru PKN bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1

Sawit, Informan 5, mengatakan:

Page 59: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

RPP kami buat bersama-sama per KD pada awal semester sehingga

dalam satu tahun ajaran kami buat dua kali, yaitu pada awal semester

gasal dan awal semester genap. RPP tersebut dirancang kemudian

dianalisis bersama rekan guru yang lain.

Senada dengan hal tersebut, Kepala SMK Negeri 1 Sawit, Informan 1

juga menyatakan:

Perangkat pembelajaran kami buat pada awal tahun ajaran baru sebelum

minggu efektif pelajaran dimulai, sehingga dalam satu tahun ajaran kami

buat dua kali, yaitu pada awal semester I dan II. Untuk RPP tidak kami

buat tiap kali pertemuan/sebelum mengajar, jadi memang harus

direncanakan terlebih dahulu dalam satu semester sebelumnya sehingga

sudah ada persiapan.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali menyampaikan SK dan KD pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, SK dan KD

disampaikan oleh Bapak/Ibu guru ketika mengajar matematika pada awal

materi untuk memotivasi siswa dalam belajar. Wawancara dengan seorang

guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 6

mengatakan:

Setiap pergantian materi pelajaran, pada awal materi saya

menyampaikan kepada siswa tentang SK dan KD serta tujuan dari

pembelajaran yang akan diberikan. Hal tersebut saya lakukan agar siswa

dapat mengetahui arah pembelajaran dan manfaat belajar matematika

sehingga siswa lebih serius belajar. Hal ini juga bisa memotivasi siswa

dalam belajar matematika.

Hal senada juga diungkapkan oleh Informan 7, siswi SMK Negeri 1

Sawit kelas X -TKJ, guru pengampu fisika (Informan 4), dia mengatakan:

Standar kompetensi dan kompetensi dasar disampaikan oleh beliau

ketika memulai materi baru. Beliau juga mengulang sedikit materi yang

telah disampaikan sebelumnya untuk menguji pemahaman siswa

sebelum beliau melanjutkan ke materi baru.

Sementara itu, guru fisika bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1

Sawit, Informan 3, mengungkapkan:

Page 60: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Untuk standar kompetensi dan kompetensi dasar saya sampaikan pada

waktu apersepsi sesuai dengan apa yang tertulis dalam RPP saya.

Berdasarkan wawancara, banyak keterkaitan antara mata pelajaran

satu dengan mata pelajaran lain. Misalnya dalam pembelajaran tingkat SMK

berkaitan dengan mata pelajaran, fisika, bahasa Indonesia dan sebagainya.

Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru menyampaikan kepada

siswa tentang hubungan mata pelajaran yang diampu dengan pelajaran yang

lain agar siswa lebih termotivasi dalam belajar karena mengetahui manfaat

belajar. Berkaitan dengan ini, guru matematika bersertifikat pendidik SMK

Negeri 1 Sawit, Informan 6, mengatakan:

Banyak sekali mata pelajaran yang terkait dengan mata pelajaran

matematika, sesuai dengan bidangnya misalnya, bidang keahlian bisnis

manajemen materi penyusutan dan hitung keuangan mengarah ke mata

pelajaran akuntansi. Kemudian bidang keahlian teknik komputer dan

jaringan misalnya, kita belajar tentang logika mengarah pada rangkaian

arus listrik, terkait dengan mata pelajaran fisika (and or not, rangkaian

seri, paralel).

Berkaitan dengan hal ini, guru fisika bersertifikat pendidik SMK

Negeri 1 Sawit, Informan 4 mengatakan:

Mata pelajaran yang terkait dengan mata pelajaran fisika yaitu

matematika, elektronika, dan bahasa Indonesia ketika kita membaca

grafik ataupun diagram bisa kita hubungkan dengan statistik. Hampir

semua mata pelajaran bisa kita kaitkan dengan mata pelajan lain.

Agar pembelajaran lebih bermakna, kami selalu berusaha untuk

mengaitkan mata pelajaran lain dengan kehidupan kita sehari-hari agar lebih

bisa dipahami oleh siswa tentang hakikat belajar. Berkaitan dengan ini, guru

PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 5 mengatakan:

Materi pelajaran PKN yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang

saya gunakan contoh dalam pembelajaran PKN misalnya kerukunan.

Misalnya, mengamati kerukunan antar masyarakat dan umat beragama,

dan bagaimana menghormati antar sesama.

Page 61: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sementara itu, Informan 6, guru matematika bersertifikat pendidik

SMK Negeri 1 Sawitmengatakan:

Setiap mengajar kita selalu berusaha untuk menerapkan metode CTL

(Contextual Teaching and Learning). Sebagai contoh, ketika kita

mengajar program linear bisa kita kontekstualkan dengan manajemen

dalam kehidupan sehari-hari. Seperti me-manage suatu perusahaan

untuk mencari laba maksimum. Kemudian belajar bilangan real itu

dikontekstualkan dengan menghitung rugi laba dan prosentasenya dalam

kehidupan sehari-hari.

Agar supaya siswa termotivasi dalam belajar, kami selalu memberikan

contoh-contoh manfaat belajar bagi kehidupan mereka. Berkaitan dengan ini,

guru bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 5 mengatakan:

Motivasi selalu saya tanamkan ke anak-anak sebenarnya kan PKN

sangat dekat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari, dengan cara saya

berikan contoh-contoh kecil seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya

tentang kerukunan, yang mana dengan ini diharapkan siswa dapat

memahami dalam artian yang luas nantinya.

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

Kabupaten Boyolali tentang Teknologi yang Mendukung Pembelajaran.

Sebagai guru bersertifikat pendidik, penguasaan tentang teknologi

yang mendukung pembelajaran sudah seharusnya dikuasai dan diaplikasikan

dalam kegiatan belajar. Berdasarkan wawancara dengan informan, teknologi

bisa dijadikan salah satu media pembelajaran untuk memotivasi siswa agar

lebih berminat belajar. Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi TIK dan penulisan karya ilmiah seperti PTK. Berikut ini hasil

wawancara dengan beberapa informan tentang penguasaan TIK guru di SMK

Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali. Wawancara dengan guru matematika

bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 6, mengatakan:

TIK yang mendukung pembelajaran matematika meliputi internet,

pemakaian LCD dan laptop. Ketika pembelajaran matematika saya

sudah pernah memanfaatkan TIK dalam bentuk slide presentasi power

point. Materi tersebut saya peroleh dari diklat peningkatan kompetensi

guru LPMP di Semarang.

Page 62: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kemudian, guru PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit ,

Informan 5; mengatakan:

Salah satu TIK yang mendukung pembelajaran PKN yaitu penggunaan

slide presentasi. Dengan media tersebut, kegiatan belajar siswa seperti

nonton film namun, sudah mewakili belajar PKN.

Hasil observasi di ruang sidang SMK Negeri 1 Sawit, guru

matematika bersertifikat pendidik Informan 6. Ruangan ini digunakan untuk

pembelajaran matematika kelas XI TKJ semester 2. Observasi ini dilakukan

pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 2012 pukul 10.15 – 11.45 WIB pada

kompetensi irisan kerucut. Berdasarkan hasil observasi, guru matematika

bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit, Informan 6 sudah

memanfaatkan TIK dalam mendukung pembelajaran matematika. Namun,

guru tersebut belum membuat sendiri slide presentasi power point pada

kompetensi irisan kerucut yang disampaikan kepada siswa dalam

pembelajaran matematika. Guru mendapatkan slide presentasi power point

ketika beliau mengikuti diklat peningkatan kompetensi guru di LPMP

Semarang.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, guru

dituntut lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga metode dan strategi

pembelajaran sudah seharusnya memanfaatkan TIK. Namun, fakta di

lapangan beberapa guru belum memanfaatkan TIK sebagai media

pembelajaran karena berbagai hal. Berdasarkan wawancara dan observasi,

kendala guru dalam memanfaatkan TIK yaitu kurangnya kompetensi guru

dalam hal tersebut dan masih terbatasnya sarana prasarana yang mendukung

kegiatan tersebut. Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, dalam

setiap ruang kelas SMK Negeri 1 Sawit belum terpasang.

Berkaitan dengan kurangnya kompetensi guru dalam penguasaan TIK,

guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3

mengatakan:

Page 63: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Saya belum memanfaatkan TIK dalam mendukung pembelajaran fisika

karena keterbatasan sarana dan prasarana. Beberapa LCD ada di

laboratorium produktif dan dipakai untuk mata pelajaran produktif pada

masing-masing program keahlian serta mata pelajaran ketrampilan

komputer dan pengolahan informasi (KKPi).

Kemudian, guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1

Boyolali, Informan 2 menambahkan, beliau mengatakan:

Media pembelajaran berbasis TIK yang ada di sekolah ini meliputi OHP

dan LCD hanya repot untuk membawanya ke kelas. Kami belum

menggunakan media tersebut dalam pembelajaran matematika karena

kurangnya kompetensi kami di bidang TIK. Kalau LCD itu harus

dibawa ke kelas, sementara waktu pelajaran hanya 2 jam pelajaran, ganti

jam ganti guru, belum lagi memasang kabel-kabelnya, sehingga repot

dan waktu pelajaran banyak yang hilang.

Sementara itu, guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1

Sawit, Informan 4 menyatakan:

LCD di setiap ruang kelas belum ada, namun di ruang utama sudah ada.

Ruangan tersebut sebagai ruang multimedia untuk melaksanakan rapat,

seminar maupun kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang sudah

memanfaatkan ruang ini meliputi pembelajaran fisika dan produktif pada

tiap-tiap program keahlian. Ruangan ini juga sudah dipakai untuk siswa

kelas XII dalam pembelajaran massal matematika menjelang Ujian

Nasional (UN).

Selain itu, pemanfaatan internet sebagai sumber informasi dalam

mendukung pembelajaran mata pelajaran hendaknya sudah menjadi budaya

dalam setiap sekolah khususnya SMK. Namun, realita yang terjadi di

lapangan belum seperti yang kita harapkan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa informan memberikan alasan yang sama tentang penyebab

hal tersebut. Tingkat perekonomian orang tua/wali siswa SMK rata-rata

menengah ke bawah menjadi kendala utama dalam pemanfaatan internet

untuk mendukung pembelajaran.

Page 64: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berkaitan dengan ini, guru Fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1

Sawit, Informan 3 mengatakan:

Tugas fisika belum memanfaatkan internet, tugas yang saya berikan

masih manual dari buku kemudian dikerjakan ditulis tangan dan

dikumpulkan. Pemberian tugas seperti membuat slide presentasi,

makalah fisika dari internet belum saya lakukan. Karena siswa banyak

yang belum mempunyai komputer di rumah dan kemampuan ekonomi

orang tua siswa yang masuk ke SMK rata-rata menengah ke bawah,

padahal kalau tugas dari internet banyak mengeluarkan uang. Jadi, kita

mempertimbangkan hal tersebut, kecuali kalau mereka bisa mengakses

di sekolah, padahal di sekolah ketersediaan alat juga terbatas.

Sementara itu, Informan 2, guru matematika bersertifikat pendidik

SMK Negeri 1 Sawit, menjelaskan:

Saya belum menggunakan teknologi seperti internet, laptop, LCD, OHP

dalam pembelajaran matematika. Karena siswa SMK yang tergolong

ekonomi menengah ke bawah, sehingga guru belum siap

mengimplementasikan internet dalam membantu pembelajaran

matematika. Selain itu, internet di SMK ini juga sangat terbatas, baru

digunakan oleh siswa program keahlian TKJ. Laptop, LCD, OHP yang

ada di SMK ini juga masih sangat terbatas, sehingga penggunaannya

pun masih sangat jauh dari optimal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Informan 9 , siswi SMK Negeri 1

Sawit program TKJ (guru pengampu matematika, Informan 2 ),

mengungkapkan:

Selama ini, penggunaan TIK seperti laptop, LCD belum dimanfaatkan

oleh Informan 2 dalam pembelajaran matematika. Saya lebih senang jika

pembelajaran matematika menggunakan multimedia karena lebih

menarik perhatian siswa untuk memperhatikan materi yang sedang

disampaikan. Namun, hal itu tidak harus setiap hari, kadang kala saja

untuk mengulang materi yang sudah disampaikan sebelumnya agar lebih

jelas lagi dalam memahaminya.

Pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa jika dalam kegiatan

belajar mengajar menggunakan media yang sesuai dengan materi yang sedang

disampaikan. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

Page 65: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Media yang digunakan dalam

pembelajaran tidak harus mahal dan menyulitkan guru serta siswa. Media

yang digunakan akan lebih bermakna bagi siswa jika kita hubungkan dengan

kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan ini, guru matematika bersertifikat

pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 2 menjelaskan:

Media itu paling cocok digunakan untuk memvisualkan, misalnya pada

kompetensi bangun ruang. Selama ini, media yang saya gunakan adalah

sesuatu hal yang tersedia disekitar kita, sebagai contoh ketika kita ingin

membahas bangun ruang, kita membawa kotak rokok, kotak kapur dan

bola pingpong, jarang sekali saya membuat yang betul-betul

dipersiapkan khusus untuk itu. Yang penting kita harus siap terlebih

dahulu dengan kompetensi yang ingin disampaikan dan harus siap

dengan contoh media yang mendukung kompetensi tersebut.

Sementara itu, Informan 4, guru Fisika bersertifikat pendidik SMK

Negeri 1 Sawit, mengatakan:

Saya belum menggunakan media belajar Fisika dalam kegiatan belajar

mengajar. Pembelajaran fisika masih bersifat konvensional seperti

ceramah dan menulis di papan tulis. Namun, kadang-kadang saya

membuat LKS untuk mempermudah pemahaman siswa dalam belajar

matematika.

Sebagai guru yang telah bersertifikat dituntut untuk selalu

meningkatkan profesionalisme dalam mengemban amanah sebagai seorang

guru. Sehingga guru yang belum menguasai TIK haruslah berusaha

meningkatkan penguasaan TIK sebagai penunjang profesionalismenya.

Berdasarkan wawancara dengan guru, beliau lebih merasa kesulitan dalam

belajar TIK karena sudah berkeluarga. Karena kesibukan rumah tangga,

sehingga waktu belajar TIK menjadi kurang maksimal. Berkaitan dengan ini,

guru PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 5

mengatakan:

Tugas seorang guru tidaklah sedikit, begitu pula dengan

administrasinya. Selain itu, guru SMK tidak hanya mengajar saja tetapi

banyak sekali tugas tambahan yang diberikan kepadanya. Hampir semua

guru SMK mempunyai tugas tambahan karena tidak ada karyawan

Page 66: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

khusus yang ditugaskan untuk itu. Sehingga untuk meningkatkan

penguasaan TIK sebagai penunjang profesionalisme masih banyak

kendala, apalagi kalau sudah di rumah banyak juga pekerjaan rumah

yang harus segera diselesaikan.

Sementara itu, guru Fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit,

Informan 3, mengatakan:

Penguasaan saya tentang TIK masih kurang, sebenarnya ada keinginan

dari diri pribadi untuk belajar komputer/TIK. Namun, masih banyak

kendala seperti adanya tugas tambahan sebagai WAKA dan bendahara

ujian sehingga banyak waktu yang tersita untuk menyelesaikan tugas

tersebut. Pada waktu diklat MGMD kabupaten Boyolali juga pernah

belajar TIK dan membuat blog guru secara bersama-sama di

laboratorium komputer SMK Negeri 1 Boyolali.

Selain TIK, teknologi lain seperti PTK juga harus dikuasai oleh

seorang guru profesional. PTK bermanfaat bagi guru, siswa dan kepala

sekolah, yaitu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai solusi dari

segala permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas. Diklat guru tentang PTK sudah banyak dilakukan, baik di tingkat

sekolah, kabupaten, maupun provinsi. Sehingga guru sudah tidak asing lagi

tentang bagaimana metode penulisan PTK serta pelaksanaannya. Berdasarkan

wawancara dan dokumentasi, guru bersertifikat pendidik kabupaten SMK

Negeri 1 Sawit Boyolali hanya ada dua guru yang sudah melaksanakan PTK

serta membuat laporannya. Berkaitan dengan ini, beberapa informan

memberikan komentar yang pada intinya sama.

Guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3,

mengatakan:

Saya sudah melakukan PTK yang berjudul “Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa dengan media animasi.” Penelitian dilakukan di sekolah

ini kelas X tahun 2005 dan kebetulan hasilnya meningkat. Motivasi saya

menulis PTK, saya ada rencana lagi membuat PTK untuk kenaikan

pangkat.

Page 67: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kemudian, Informan 6, guru matematika bersertifikat pendidik SMK

Negeri 1 Sawit mengatakan:

Saya membuat PTK yang berjudul “uapaya pemanfaatan alat peraga

bangun ruang untuk kreatifitas dan hasil belajar matematika konsep

dimensi tiga bagi siswa kelas XII semester 2 SMK Negeri 1 Sawit tahun

2010/ 2011.” Penelitian dilakukan di sekolah ini kelas XII tahun

2010/2011. dan kebetulan hasilnya meningkat. Motivasi saya menulis

PTK, saya ada rencana lagi membuat PTK untuk kenaikan pangkat.

Hal ini disampaikan juga oleh kepala SMK Negeri 1 Sawit, Informan

1, beliau mengatakan:

PTK untuk rekan-rekan guru ada yang sudah dan memang ada yang

belum, karena ada kesibukan lain. Bagi rekan-rekan guru, selain

mengajar ada banyak tugas tambahan. Memang seperti itulah guru

SMK, semuanya ada tugas tambahan seperti bendahara dan bagian

pengajaran sehingga hal ini menjadi kendala dalam melakukan PTK.

Kemudian, hal serupa juga disampaikan guru fisika bersertifikat

pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 4, dalam wawancaranya beliau

mengatakan:

Saya belum pernah melakukan PTK tetapi saya pernah membuat

proposal PTK pada waktu PLPG di UNS. Sebenarnya, saya ingin

melakukan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

Namun, hal itu tertunda karena banyak tugas tambahan di sekolah selain

mengajar.

Sebagai seorang guru bersertifikat pendidik sudah seharusnya

berusaha meningkatkan profesionalisme sebagai guru profesional. Hal

tersebut bisa dilakukan dengan cara meningkatkan minat membaca dan

menulis karya ilmiah terutama PTK sebagai solusi permasalahan

pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penguasaan tentang PTK harus

ditingkatkan dengan membaca referensi yang relevan, diskusi dengan teman

sejawat dan melaksanakan PTK serta menulis laporan penelitiannya.

Berkaitan dengan ini, berikut wawancara dengan beberapa guru bersertifikat

pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Page 68: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Wawancara dengan guru bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit,

Informan 6, mengatakan:

Untuk meningkatkan kualitas pribadi saya sebagai seorang guru yang

profesional, saya lakukan dengan membaca artikel-artikel dari internet

dan buku-buku yang relevan. Jika ada hal yang menarik saya tulis, pada

intinya saya ingin bisa mencurahkan apa yang saya dapatkan dari

kegiatan apapun dalam bentuk tulisan.

Sementara itu, guru PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1

Boyolali, Informan 5 mengatakan:

Sebagai guru PKN profesional karena sudah memiliki sertifikat

pendidik, saya selalu berusaha untuk kepuasan siswa sebagai pelanggan

kita. Sebenarnya sebagai guru profesional tanggung jawab kita tidak

hanya siswa tetapi kinerja kita di sekolah dengan tanggung jawab

terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan sebagai tanggung

jawab guru profesional. Profesional tidak hanya menyangkut itu saja

tetapi bagaimana sikap kita, hubungan kita dengan guru, siswa,

pimpinan dan seluruh warga sekolah yang lainnya.

Kemampuan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah terjalin dengan baik hal

ini bisa dilihat dari bagai mana guru mengajar didalam kelas, siswa sangat

aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Komunikasi ini tidak hanya terjadi didalam kelas saja tetapi juga diluar kelas,

hal ini terlihat bagai mana siswa mampu berdiskusi dengan guru tentang

program kerja untuk kegiatan osis salah satunya. Selain itu juga hubungan

komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala sekolah juga berjalan

dengan cukup baik, suasana yang kondusif memang sangat diperlukan

didalam lingkungan kerja khususnya disekolah, karena suasana yang

mendukung ini dapat meningkatkan dan juga memaksimalkan kinerja guru

untuk meningkatkan kemampuan diri dengan saling bertukar informasi dan

bekerjasama dalam satu visi dan misi untuk kemajuan sekolah. Hubungan

sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid dan masyarakat sekitar sudah

mulai terbentuk dengan baik, hal ini dapat ditunjukan dengan kerjasama yang

Page 69: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

terjalin baik dengan komite sekolah dalam mendukung program kerja sekolah

dan juga tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke

SMK Negeri 1 Sawit.

Guru yang bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit mempunyai

kepribadian yang baik dan mempunyai kedekatan dengan anak didiknya, guru

di SMK Negeri 1 sawit mampu menjadi panutan dan juga teladan bagi para

siswanya, hal ini ditunjukan dengan bagai mana guru menilai siswa, para guru

menilai siswa dengan obyektif dengan tampa membeda bedakan siswa selain

itu juga kepedulian para guru terhadap siswa kurang mampu dari segi

ekonomi khususnya dengan memberikan bea siswa. Menunjukan sikap dan

perilaku yang baik, dengan mengugunakan tutur kata yang baik dalam

berkomunikasi dan juga menggunakan pakain yang sopan dalam bekerja atau

mengajar di dalam kelas. Selain di dalam sekolah diluar sekolah pun para

guru dijadikan panutan oleh masyarakat sebagai contoh ada guru yang di

jadikan ketua RT dikampung dimana guru tersebut tinggal selain itu ada juga

guru yang dijadikan ketua majelis taklim. Hal ini menunjukan bahwa sikap

dan perilaku yang baik yang dimiliki guru bisa menjadi panutan masyarakat

sekitar.

C. Pembahasan

1. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran

Hasil observasi dan dokumentasi, guru bersertifikat pendidik di SMK

Negeri 1 Sawit. Masing-masing guru tersebut berlatarbelakang jurusan

pendidikan yang berbeda. Guru tersebut memiliki keahlian khusus dan

kemampuan/kompetensi dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu

yang diperoleh dari pendidikan akademis secara intensif. Guru tersebut juga

memiliki tanggung jawab terhadap kepuasan siswa sebagai pelanggan dan

berhubungan baik dengan semua warga sekolah.

Page 70: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Uraian di atas selaras dengan pendapat Uno (2007: 15), guru

merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang

di luar bidang pendidikan. Pernyataan di atas juga selaras dengan pendapat

Popa (2006), yang membedakan antara profesi dengan pekerjaan adalah

pengetahuan khusus, komitmen untuk melayani klien dan otonomi dalam

prakteknya. Hal tersebut diatas mendukung salah satu kode etik guru yang

dirumuskan oleh PGRI, yaitu guru memelihara hubungan baik dengan

masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk

kepentingan pendidikan.

Senada juga dengan Usman (2008: 15), mengemukakan bahwa tugas

dan tanggung jawab guru begitu kompleks, maka profesi ini memerlukan

persyaratan khusus antara lain sebagai berikut.

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu

pengetahuan yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan

bidang profesinya.

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

d. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya,

guru dengan muridnya.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali disebut profesi karena telah memenuhi persyaratan guru sebagai

suatu profesi. Guru bersertifikat pendidik ahli dalam bidang-nya dan memiliki

keterampilan pengetahuan. Siswa sebagai klien merupakan pelanggan yang

harus dilayani dengan penuh komitmen oleh guru bersertifikat pendidik.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, guru

bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menguasai

materi yang harus disampaikan dalam setiap semester pada masing-masing

program keahlian berdasar SKL mata pelajaran. Menurut Kunandar (2007:

Page 71: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

60), salah satu kriteria seorang guru profesional dalam menjalankan tugasnya

harus memiliki kemampuan dan sikap, yaitu menguasai kurikulum. Guru

harus mengetahui batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan

belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya

sesuai yang digariskan dalam kurikulum.

Senada dengan pendapat Kunandar di atas, guru profesional adalah

guru yang menguasai ilmu pengetahuan/materi pelajaran yang diajarkan dan

ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain, guru profesional

adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang

pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Agung, 2006).

Pernyataan di atas juga selaras dengan pendapat Usman (2008: 9-

12) mengemukakan bahwa peran guru yang dianggap paling dominan dalam

proses belajar mengajar adalah (a) guru sebagai demonstrator, sebagai

demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai

bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya serta senantiasa

mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu

yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai

oleh siswa; (b) guru sebagai pengelola kelas, sebagai pengelola kelas

(learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar menjadi

lingkungan yang baik sehingga kegiatan belajar mengarah pada tujuan

pendidikan.

Materi pada masing-masing program keahlian yang sesuai dengan

SKL mata pelajaran matematika sudah dikuasai dengan baik oleh guru

bersertifikat pendidik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi di kelas

ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, guru

mengembangkan materi pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh

nyata yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga mampu mengelola

kelas dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi belajar dalam kelas

Page 72: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sehingga lingkungan kelas belajar menjadi lebih hidup. Guru bersertifikat

pendidik menguasai materi pelajaran dan ahli dalam mengajarkannya kepada

peserta didik.

Penguasaan materi didukung oleh persiapan yang dilakukan guru

sebelum pembelajaran berlangsung. Salah satu persiapan guru tersebut adalah

pembuatan RPP. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

kabupaten Boyolali mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum

pembelajaran berlangsung agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

rencana. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam SI dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2007: 262).

RPP tersebut dibuat, direncanakan dan dianalisis bersama dengan guru yang

lain.

Berdasarkan hasil wawancara, guru bersertifikat pendidik di SMK

Negeri 1 Sawit membuat dan merencanakan RPP per KD pada awal semester

sehingga dalam satu tahun ajaran dibuat dan direncanakan selama 2 kali.

Menurut Kunandar (2007: 57-58), kemampuan profesional guru meliputi (a)

merancang dan merencanakan program pembelajaran, (b) mengembangkan

program pembelajaran, (c) mengelola pelaksanaan program pembelajaran, (d)

menilai proses dan hasil pembelajaran, dan (e) mendiagnosis faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum

mengajar. Persiapan disini dapat diartikan sebagai persiapan tertulis maupun

persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar

yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara

penuh. Tujuan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar dan

meningkatkan hasil proses belajar mengajar, selain itu dengan menyusun RPP

secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu

melihat, mengamati, menganalisis dan memprediksi program pembelajaran

Page 73: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Sementara itu, fungsi RPP

adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Guru bersertifikat

pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah mempersiapkan

RPP sebelum mengajar.

Salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP

adalah SK dan KD. Berdasarkan wawancara dan observasi, SK dan KD

disampaikan oleh guru matematika bersertifikat pendidik ketika pembelajaran

berlangsung agar siswa lebih termotivasi belajar. SK dan KD disampaikan

pada awal materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan

sebelum pembelajaran dimulai, disesuaikan dengan SI. Hal ini senada dengan

pendapat Kunandar (2007: 265) bahwa SK dan KD yang ditulis dalam RPP

disesuaikan dengan SI.

SK dirumuskan oleh pusat berdasarkan struktur keilmuan mata

pelajaran dan kompetensi lulusan sedangkan KD merupakan penjabaran atau

perincian dari SK. SK mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang

harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Sedangkan KD adalah

kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. SK

dan KD terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang SI.

Guru bersertifikat pendidik yang menguasai materi pelajaran

matematika sudah seharusnya menguasai pula mata pelajaran yang terkait

dengan mata pelajaran yang diampu. Menurut Anang (2009), ilmu yang ada di

dunia ini sesungguhnya saling berkaitan satu sama lain. Fisika, kimia,

ekonomi dan berbagai mata pelajaran dengan konsep-konsepnya bisa

diselesaikan dan menghasilkan solusi dengan menggunakan perhitungan

matematika. Bahasa Indonesia dan semua mata pelajaran pun bisa

bersinggungan dengan matematika melalui logika matematika.

Page 74: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tugas seorang guru dalam pembelajaran dituntut untuk membekali

peserta didiknya dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis

dan kreatif. Seorang guru matematika profesional sudah seharusnya

menguasai keterkaitan antara mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Guru

dapat memberikan motivasi siswa dengan menghubungkan materi yang

sedang diajarkan dengan mata pelajaran lain yang relevan. Pembelajaran

profesional harus bermakna bagi siswa sehingga dalam penyampaian materi

pelajaran perlu dikaitkan dengan mata pelajaran lain serta contoh dalam

kehidupan sehari-hari. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

kabupaten Boyolali sudah mengaitkan mata pelajaran yang diampu dengan

mata pelajaran lain yang relevan.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali menyampaikan materi pelajaran yang diampu dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari (kontekstual) agar pembelajaran lebih bermakna bagi

siswa. Dalam pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan mengajukan

masalah (soal) yang riil bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat

pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara

bermakna. Menurut Rosadi (2009), mengemukakan bahwa pembelajaran

kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab

lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan

siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang

akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret,

dan suasana menjadi kondusif.

Sementara itu, menurut Sudrajat (2008), pendekatan kontekstual

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

Page 75: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk

kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari

guru ke siswa. Menurut Ahmad (2009), kriteria guru matematika profesional

adalah apabila guru memahami hakikat siswa belajar matematika dan

menguasai metode pembelajaran matematika. Guru juga menguasai dan

menerapkan keterampilan serta strategi mengajar matematika.

Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep pendekatan pembelajaran

yang mengaitkan antara materi yang akan diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar

pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa, setidaknya

guru harus menggunakan model pendekatan kontekstual dalam kegiatan

pembelajaran. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali sudah cukup kreatif menggunakan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran mata pelajaran yang diampu.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali menguasai materi pelajaran/bahan ajar pada masing-masing program

keahlian sesuai dengan SKL mata pelajaran. Guru tersebut berlatarbelakang

pendidikan FKIP sehingga memiliki pengetahuan khusus tentang cara

mendidik dan mengajar. Guru bersertifikat pendidik juga memiliki komitmen

profesional untuk selalu berusaha demi kepuasan siswa sebagai pelanggan.

Menurut Simona Popa dan Clementina Acedo (2006), mengemukakan bahwa

profesionalisme guru didefinisikan kembali sebagai seorang yang mempunyai

status sosial tinggi, penghasilan tinggi, memiliki pengetahuan khusus,

memiliki otonomi dan komitmen profesional.

Pada kenyataannya, tak satupun profesionalisme guru tersebut bisa

diperoleh di sekolah umum di Rumania. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

lulusan universitas yang memilih pekerjaan selain guru untuk memperoleh

gaji yang lebih besar, bahkan banyak guru yang pindah profesi yang

Page 76: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menghasilkan gaji yang lebih besar. Tetapi dengan memberikan pengajaran

privat profesionalisme guru tersebut bisa diperoleh.

Berbeda dengan di Rumania, profesionalisme guru di Indonesia bisa

diperoleh tanpa harus memberikan pengajaran privat. Guru bersertifikat

pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah berpredikat

sebagai guru profesional karena lolos program sertifikasi guru, walaupun hal

tersebut bukanlah satu-satunya parameter guru profesional. Sertifikasi guru

merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan

martabat guru sebagai seorang guru profesional. Setelah lolos sertifikasi, guru

mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya satu kali gaji pokok sehingga

profesi guru memiliki penghasilan tinggi setara dengan profesi-profesi lain.

Berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi guru

bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menguasai

persamaan dan perbedaan materi setiap program keahlian sesuai SKL mata

pelajaran. Guru matematika bersertifikat pendidik sudah menguasai materi

pelajaran sebagai bidang ilmu yang disampaikan kepada siswa dalam

pembelajaran. Salah satu kompetensi profesional guru adalah menguasai

materi, struktur, dan konsep keilmuan yang mendukung pengembangan. Guru

bersertifikat pendidik yang menguasai materi pelajaran membuat siswa

termotivasi belajar dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih hidup.

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri Kabupaten

Boyolali tentang Teknologi yang Mendukung Pembelajaran.

Profesionalisme guru mengandung pengertian yang meliputi unsur-

unsur kepribadian, keilmuan dan keterampilan. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa kompetensi profesional guru tentu saja akan meliputi ketiga

unsur itu walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada unsur keterampilan

sesuai dengan peranan yang dikerjakannya (Hamalik, 2008: 42-43). Teknologi

Page 77: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu TIK dan PTK yang diamati menurut

Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang guru Bab II Pasal 3 ayat (7).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi TIK yang

mendukung pembelajaran di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali

meliputi internet, laptop dan LCD. Memasuki abad ke-21 TIK mengalami

perkembangan pesat, perkembangan TIK telah memberikan pengaruh

terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut

Salman (2008), interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui

hubungan tatap muka, tetapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan

media-media komunikasi seperti telepon, sms dan email. Guru dapat

memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa.

Demikian pula, siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas

dari berbagai sumber melalui internet.

Guru yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses

pembelajaran di sekolah sudah seharusnya mengoptimalkan pemanfaatan

TIK. Berbagai hasil penelitian menunjukkan masih banyak guru yang gagap

dalam pemakaian komputer dalam mengakses informasi dan pemanfaatannya

dalam proses pembelajaran (Sunarno, 2009). Berbagai hasil penelitian juga

mensinyalir ada sekitar 70% sampai 90% guru dalam pemanfaatan kemajuan

TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih gagap

teknologi. Jika kondisi ini benar demikian, alangkah menyedihkan dan bahkan

menyakitkan, sebab di tengah didengungkannya pembelajaran interaktif (e-

learning) yang juga harus melibatkan guru dalam bidang studi apapun,

alangkah ironis kalau gurunya sendiri tidak pernah sedikitpun menjamah

teknologi informasi yang kini telah merambah kesemua sisi kehidupan

manusia atau dengan kata lain sudah mendunia.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali belum semuanya memanfaatkan TIK untuk mendukung

pembelajaran. Ada guru matematika bersertifikat pendidik, Informan 6 di

Page 78: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

SMK Negeri 1 Sawit yang sudah memanfaatkan TIK dalam bentuk slide

power point. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sarana prasarana dan

kurangnya kompetensi guru dalam bidang tersebut. Sarana dan prasarana di

SMK Negeri kabupaten Boyolali yang mendukung pemanfaatan TIK.

Sementara itu, tiga guru bersertifikat pendidik, Informan 2, Informan 4

dan Informan 3 juga belum memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya kompetensi mereka dalam bidang TIK.

Informan 6, sudah menggunakan slide presentasi power point ketika

menyampaikan kompetensi irisan kerucut pada kelas XI. TKJ. Namun, beliau

belum membuat sendiri slide power point tersebut. Beliau hanya

menggunakan slide power point tersebut yang diperoleh dari diklat

peningkatan kompetensi guru di LPMP Semarang.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali bagi guru yang belum menguasai TIK dalam mendukung

pembelajaran. Berdasarkan wawancara, kurangnya penguasaan TIK tersebut

disebabkan oleh kurangnya kompetensi guru tentang TIK. Guru tersebut

mengaku kendala waktu menjadi alasan utama untuk belajar TIK. Namun,

guru tersebut bertekad kuat untuk meningkatkan penguasaan TIK dalam

mendukung pembelajaran dengan me-manage waktu antara tugas sebagai

pendidik dan pengajar, tugas tambahan dari kepala sekolah dan tugas di

rumah. Tugas guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali tidak hanya mengajar. Guru tersebut memiliki tugas tambahan dari

kepala sekolah seperti waka kurikulum, waka sarana prasarana, bendahara,

dan staf pengajaran.

Hal tersebut di atas bertentangan dengan pendapat Usman (2008: 6-8),

guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas

dalam bentuk pengabdian. Terdapat tiga jenis tugas guru yaitu tugas dalam

bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru

sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam

Page 79: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang

tua kedua. Sedangkan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru

dibutuhkan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan berbagai

persoalan.

Menurut Muhajirin (2009), TIK telah banyak digunakan sebagai alat

transformasi sosial dan persamaan gender. Sebagai contoh, program e-

governance atau pemerintahan melalui media elektronik telah menggunakan

TIK untuk membuat pelayanan pemerintahan yang dapat diakses semua warga

masyarakat, termasuk kaum wanita. Sementara itu, Bayu (2008)

mengemukakan bahwa pemanfaatan ICT ternyata berdampak pada budaya

kerja sehingga prosesnya harus dilakukan secara berkesinambungan. Guru dan

karyawan yang merespon positif, dengan indikasi mau belajar, berlatih

meningkatkan kemampuan dalam bidang ICT harus terus didorong lebih

optimal dengan memberi tantangan dan pekerjaan yang berdampak pada

lingkungan. Transaksi tugas dan pembelajaran harus didorong menggunakan

ICT sehingga mau tidak mau semua warga sekolah dapat harus bersentuhan

dengan ICT.

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru bersertifikat pendidik

SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali masih konvensional. Media yang

digunakan dalam pembelajaran. Ketersediaan sarana TIK sangat berpengaruh

pada guru dalam hal memilih variasi sumber pembelajaran yang dipilih.

Seperti yang dikemukakan oleh Sunarno (2009), mengatakan

ketidakvariatifan guru dalam memilih sumber belajar, diantaranya disebabkan

oleh minimnya pengetahuaan dan kemampuan menggunakan media

pembelajaran yang maju seperti penggunaan komputer. Terlebih lagi, sikap

guru yang kurang proaktif dalam menghadapi kemajuan ICT.

Seorang guru profesional yang telah bersertifikat pendidik sudah

seharusnya meningkatkan kualitas profesionalismenya. Guru harus proaktif

dalam menghadapi kemajuan IPTEK yang semakin pesat. Begitu pula dengan

Page 80: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali, beliau

harus membenahi kekurangan dirinya sendiri. Paling tidak guru harus

menguasai TIK sebagai pendukung pembelajaran agar pembelajaran

matematika lebih menarik minat siswa. Guru juga harus lebih variatif dalam

memilih metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi

yang disampaikan.

Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, guru

bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah

menguasai langkah-langkah pelaksanaan dan penulisan laporan PTK. Guru

bersertifikat pendidik sudah banyak mengikuti diklat PTK baik di tingkat

sekolah, kabupaten maupun provinsi. Menurut Direktorat Ketenagaan Dirjen

Dikti dan Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas dengan

modifikasi dalam Kunandar (2007: 77), kompetensi profesional merupakan

penguasaan struktur dan metode keilmuan yaitu penguasaan langkah-langkah

penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi

bidang studi.

Penguasaan langkah-langkah penelitian, dalam hal ini PTK penting

bagi guru guna menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Suyanto (1997,

dalam Sukayati, 2008), PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas

secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan

praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru. Sementara itu, Hopkins

(1993, dalam Wiriaatmadja, 2005) mengemukakan PTK adalah kajian

sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh

sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,

berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Page 81: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sukayati (2008: 12-13) mengemukakan bahwa tujuan dilaksanakannya

PTK adalah (a) meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang

seharusnya dilakukan oleh guru, (b) meningkatkan mutu pendidikan, dan (c)

menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada

persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas. Sedangkan

manfaat PTK dalam pembelajaran antara lain (a) inovasi, (b) pengembangan

kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, dan (c) peningkatan profesionalisme

guru (Sukayati, 2008: 13). Di Indonesia, PTK mulai digerakkan pada waktu

upaya perbaikan mutu pendidikan dimulai dengan renovasi di tingkat

pendidikan guru SD seperti PGSD, kemudian meluas ke kalangan guru-guru

SMP dan SMA (Wiriaatmadja, 2005: 24).

PTK merupakan salah satu cara guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran sehari-hari di kelas. Tujuan dari PTK adalah memperbaiki

proses pembelajaran di kelas, memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi

oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung, yang pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. PTK juga dapat mendukung

peningkatan kualitas guru sebagai tenaga profesional.

Guru bersertifikat pendidik yang sudah melaksanakan PTK ada 2 guru.

Kedua guru tersebut yaitu, Tatik Wirawati , S.Pd dan Informan 3. PTK yang

dilaksanakan oleh guru tersebut sesuai dengan permasalahan di kelas masing-

masing. Guru yang telah lolos sertifikasi dan berpredikat sebagai guru

profesional seharusnya lebih aktif, kreatif, inovatif serta produktif

dibandingkan dengan guru yang belum lolos sertifikasi. Berdasarkan

wawancara dan observasi, setelah lolos sertifikasi guru bersertifikat pendidik

di SMK Negeri kabupaten Boyolali lebih meningkatkan profesionalismenya.

Guru-guru tersebut aktif dalam pelatihan/diklat yang relevan terutama

MGMD tingkat kabupaten serta memiliki komitmen yang kuat terhadap

tugas-tugas yang diembannya. Salah satu kode etik guru yang telah

Page 82: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dirumuskan oleh PGRI adalah guru secara bersama-sama memelihara,

membina, dan meningkatkan organisasi profesi sebagai sarana pengabdian.

Guru bersertifikat pendidik SMK Negeri kabupaten Boyolali selalu

berusaha mengembangkan profesionalismenya dengan cara banyak membaca

dan menulis. Pengembangan profesionalisme guru diarahkan untuk penguatan

kompetensi guru berdasarkan standar kompetensi guru, (pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional). Cara pengembangan profesi tersebut

dapat dilakukan melalui forum MGMD, seminar/workshop, penerbitan

majalah ilmiah, lesson study, pelatihan dan studi lanjut. Keempat kompetensi

tersebut (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) perlu dilakukan

secara terus-menerus atau berkelanjutan agar profesionalisme guru terus

meningkat. Bila dalam pelaksanaan pengembangan profesi tersebut

menghadapi kendala, diperlukan adanya pendampingan atau advokasi

(perlindungan hukum) agar para guru mendapatkan kemudahan untuk

mengembangkan profesinya.

Usaha guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali dalam meningkatkan profesionalismenya, yaitu dengan membaca

berbagai macam referensi yang relevan, baik dari buku, internet, majalah,

surat kabar maupun blog dari rekan-rekan guru. Guru tersebut juga aktif

dalam diklat/pelatihan serta forum MGMD tingkat kabupaten. Selanjutnya,

guru yang belum melaksanakan PTK akan melaksanakannya untuk mengatasi

berbagai permasalahan dalam pembelajaran di kelas dengan me-manage

kembali waktu.

Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis karena

langkah dan tujuan melakukan sertifikasi guru untuk meningkatkan kualitas

guru sebagai guru profesional, memiliki kompetensi, mengangkat harkat dan

wibawa guru sehingga guru lebih dihargai dan pada akhirnya dapat

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal tersebut senada dengan

pendapat S.Michael Putman.et.al (2009), mengemukakan bahwa model

Page 83: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

INTENT (Intentional Teaching Model) di kota Muncie, Indiana dibuat untuk

memberikan sebuah metode pengembangan profesional yang bertujuan untuk

meningkatkan perubahan guru dalam praktek membaca. Model tersebut juga

efektif dalam mempromosikan perubahan profesional guru dan meningkatkan

prestasi siswa. Dengan menggunakan prinsip model INTENT, tujuan

kebijakan guru dapat berhasil dengan baik dan hasilnya akan meningkatkan

prestasi siswa, yang pada akhirnya juga meningkatkan kualitas bidang

pendidikan di Indiana.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali mengikuti program sertifikasi guru untuk meningkatkan

profesionalismenya, disamping ingin mendapatkan tunjangan profesi.

Menurut Connelly, et.al (2007) bahwa guru di Skotlandia yang mengikuti

program sertifikasi tidak hanya berorientasi pada kebutuhan materi tetapi juga

karena keinginan yang kuat untuk mengembangkan profesinya. Program

sertifikasi guru tersebut disebut dengan penghargaan/piagam guru yang

memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses pembelajaran karena

guru mengembangkan profesinya dengan kreatif.

Program sertifikasi guru di Indonesia dilaksanakan dengan dua jalur,

yaitu sertifikasi bagi calon guru dan sertifikasi guru dalam jabatan namun,

pelaksanaannya belum secara online. Hal ini berbeda dengan program

sertifikasi guru di Amerika Serikat yang sudah dilaksanakan secara online

bernama The Online Post Baccalaureate Program. Program ini berhasil

dengan baik dalam mencapai tujuan selama dua tahun pelaksanaannya.

Keberhasilan program sertifikasi online ini dapat dilihat dalam (a) pengaruh

yang signifikan terhadap pengaruh jumlah beragamnya calon guru yang

memasuki program itu termasuk etnis dan gender; (b) meningkatkan

jumlah calon guru yang disiapkan oleh University of North Texas (UNT)

dalam waktu singkat untuk matematika dan science; (c) mendapatkan sikap

calon guru yang setidaknya sama dengan program tradisional calon guru yang

Page 84: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

berkualitas dengan indikator meliputi ujian sertifikasi negara dan menilai

dokumen portofolio; dan (d) calon guru puas dengan program sertifikasi

online (Pamela Esprivalo Harrell and Mary Harris, 2006).

Sertifikasi guru bertujuan untuk (a) menentukan kelayakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, (b) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (c)

meningkatkan martabat guru, (d) meningkatkan profesionalitas guru (Team

Kreatif Pustaka Pendidikan, 2008). Program sertifikasi guru di Indonesia

merupakan salah satu gerakan reformasi bidang pendidikan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Guru matematika bersertifikat pendidik di

SMK Negeri kabupaten Boyolali lolos sertifikasi guru melalui jalur sertifikasi

guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi guru dalam jabatan ini dilaksanakan

dalam bentuk penilaian portofolio yang merupakan pengakuan atas

pengalaman profesional guru dalam bentuk dokumen. Penilaian dokumen

portofolio ini memiliki kelemahan, sebagai contoh pemalsuan dokumen oleh

peserta sertifikasi. Hal ini harus segera diantisipasi oleh pemerintah dengan

cara lebih keras lagi dalam menentukan syarat sertifikasi guru.

Hal ini senada dengan Joshua D. Angrist dan Jonathan Guryan

(2005), menjelaskan bahwa gerakan reformasi bidang pendidikan di Amerika

Serikat meliputi usaha untuk meningkatkan kualitas guru dengan cara lebih

teliti dalam menentukan syarat sertifikasi dan lisensi. Sebagian besar negara

bagian Amerika Serikat membutuhkan banyak guru sekolah negeri yang lolos

ujian terstandarisasi. Ujian rekrutmen guru memerlukan segala kemampuan

yang dapat diukur dengan ujian terstandarisasi tersebut, selain itu juga

memerlukan biaya yang mahal bagi para pelamar/calon guru. Sehingga

mahalnya biaya menjadi hambatan bagi guru yang berkualitas tinggi untuk

mengikuti ujian terstandarisasi dan mengajar di sekolah negeri. Berbeda

dengan pendapat tersebut diatas, bahwa sertifikasi guru di Indonesia tidak

Page 85: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

memerlukan biaya mahal sehingga hal ini bukanlah menjadi kendala bagi

guru yang ingin mengikuti program sertifikasi.

Profesionalisme guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri kabupaten

Boyolali belum sepenuhnya profesional sehingga masih ada banyak hal yang

perlu ditingkatkan dan dikuasai oleh guru tersebut. Hal tersebut meliputi

penguasaan guru bersertifikat pendidik tentang teknologi yang mendukung

pembelajaran seperti TIK dan PTK dalam mendukung pembelajaran.

Penilaian sertifikasi guru dalam bentuk dokumen portofolio hendaknya dikaji

ulang oleh pemerintah agar tujuan program ini dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia dapat terealisasi. Pemerintah juga harus mengadakan

evaluasi kinerja bagi guru-guru yang telah lolos sertifikasi agar tetap

komitmen menjaga dan mengembangkan profesionalismenya.

Kemampuan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah terjalin dengan baik hal

ini bisa dilihat dari bagaimana guru mengajar didalam kelas, siswa sangat

aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Selain itu juga hubungan komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala

sekolah juga berjalan dengan cukup baik, suasana yang kondusif memang

sangat diperlukan didalam lingkungan kerja khususnya disekolah, karena

suasana yang mendukung ini dapat meningkatkan dan juga memaksimalkan

kinerja guru untuk meningkatkan kemampuan diri dengan saling bertukar

informasi dan bekerjasama dalam satu visi dan misi untuk kemajuan sekolah.

Guru yang bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit mempunyai

kepribadian yang baik dan mempunyai kedekatan dengan anak didiknya, guru

di SMK Negeri 1 Sawit mampu menjadi panutan dan juga teladan bagi para

siswanya, hal ini ditunjukan dengan bagaimana guru menilai siswa, para guru

menilai siswa dengan obyektif dengan tanpa membeda-bedakan siswa selain

itu juga kepedulian para guru terhadap siswa kurang mampu dari segi

ekonomi khususnya dengan memberikan bea siswa. Menunjukan sikap dan

Page 86: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

perilaku yang baik, dengan mengugunakan tutur kata yang baik dalam

berkomunikasi dan juga menggunakan pakain yang sopan dalam bekerja atau

mengajar di dalam kelas. Selain di dalam sekolah diluar sekolah pun para

guru dijadikan panutan oleh masyarakat sebagai contoh ada guru yang di

jadikan ketua RT dikampung dimana guru tersebut tinggal selain itu ada juga

guru yang dijadikan ketua majelis taklim. Hal ini menunjukan bahwa sikap

dan perilaku yang baik yang dimiliki guru bisa menjadi panutan masyarakat

sekitar.

Page 87: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

SIMPULAN , IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

kabupaten Boyolali sudah menguasai materi pelajaran. Hal tersebut

dapat dilihat dari pengembangan dan penyampaian materi pelajaran

ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di kelas menjadi lebih

berarti bagi siswa karena guru menguasai materi pelajaran.

Manajemen pengelolaan kelas yang baik dengan membentuk

kelompok-kelompok diskusi membuat pembelajaran lebih kondusif.

Penyampaian materi pelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari (kontekstual) menjadikan pembelajaran lebih bermakna

bagi siswa.

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

Kabupaten Boyolali tentang Teknologi yang Mendukung

Pembelajaran

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten

Boyolali belum menguasai TIK dalam mendukung pembelajaran.

Hanya ada satu dari lima guru yang sudah memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran. Guru tersebut menyampaikan dengan slide presentasi

dengan menggunakan Power Point. Informan 6 memperoleh materi

tersebut dari diklat peningkatan kompetensi guru di LPMP Semarang.

Sedangkan keempat guru bersertifikat pendidik yang lain belum

memanfaatkan TIK karena keterbatasan sarana dan prasarana.

Sementara itu, keempat guru bersertifikat pendidik belum

menguasai TIK sehingga beliau belum memanfaatkan TIK dalam

mendukung pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan

sarana prasarana dan kurangnya kompetensi guru dalam bidang

Page 88: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tersebut. Keempat guru tersebut mengaku bahwa kendala waktu

menjadi alasan utama untuk meningkatkan penguasaan TIK dalam

mendukung pembelajaran.

Guru bersertifikat pendidik SMK Negeri kabupaten Boyolali

belum melaksanakan PTK. Hanya ada dua guru bersertifikat pendidik

yang sudah melaksanakan PTK sesuai dengan permasalahan yang ada

di kelas masing-masing. Sedangkan ke tiga guru bersertifikat pendidik

belum melaksanakan PTK karena kendala manajemen waktu.

Guru yang bersertifikat pendidik di smk negeri 1 sawit untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah baik,selain itu

juga hubungan komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala

sekolah juga berjalan dengan cukup baik sehingga mampu

menciptakan suasna lingkungan kerja yang kondusif. Hubungan

sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid dan juga masyarakat

sekitar berjalan dengan baik, hal ini dapat ditunjukan dengan

kerjasama yang terjalin baik dengan komite sekolah dalam mendukung

program kerja sekolah dan juga tingkat kepercayaan masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya ke SMK Negeri 1 Sawit.Dari aspek

kompetensi pribadi guru bersertifikat pendidik di smk negeri 1 sawit

bisa menjadi panutan dan tauladan bagi para siswa dan juga

masyarakat sekitar dimana guru tersebut tinggal, yang dapat dilihat

dengan peran serta guru dimasyarakat. Bagi siswa guru menunjukan

sikap dan perilaku yang baik, dengan mengugunakan tutur kata yang

baik dalam berkomunikasi dan juga menggunakan pakain yang sopan

dalam bekerja atau mengajar di dalam kelas.

B. Implikasi

Penguasaan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit

kabupaten Boyolali tentang materi pelajaran tentu bisa dipertanggung

jawabkan. Hal ini dikarenakan guru tersebut berlatar belakang pendidikan

sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh di universitas.Guru

Page 89: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah

menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi tersebut dapat diamati dari

pengembangan dan penyampaian materi pelajaran dengan manajemen

pengelolaan kelas yang baik. Selain itu, penyampaian SK dan KD ketika

awal pergantian materi, penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran,

penyampaian motivasi siswa ketika pembelajaran berlangsung serta

pembuatan RPP agar tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten

Boyolali belum sepenuhnya menguasai teknologi (TIK dan PTK) yang

mendukung pembelajaran. Hal ini disebabkan keterbatasan sarana

prasarana TIK, kurangnya kompetensi dan kurangnya manajemen waktu

yang baik bagi guru bersertifikat pendidik. Penguasaan PTK juga penting

bagi guru bersertifikat pendidik dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. PTK merupakan penelitian ilmiah yang sangat membantu

guru dalam memperbaiki proses pembelajaran dan menyelesaikan berbagai

permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Guru bersertifikat pendidik di

SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali belum melaksanakan PTK.

Hanya ada dua guru bersertifikat pendidik yang sudah melaksanakan PTK,

Sedangkan ke tiga guru bersertifikat pendidik belum melaksanakan PTK.

Guru yang belum menguasai TIK dan melaksanakan PTK tersebut

harus me-manage waktu dengan baik untuk meningkatkan penguasaan

TIK dan melaksanakan PTK. Misalnya, guru tersebut aktif dalam kegiatan

MGMD Kabupaten Boyolali, mengikuti diklat-diklat yang terkait dengan

pembelajaran dan memperbanyak membaca referensi yang relevan untuk

meningkatkan kualitas diri serta mengembangkan potensinya.

Guru yang bersertifikat pendidik di smk negeri 1 sawit untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah baik,selain itu juga

hubungan komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala sekolah juga

berjalan dengan cukup baik sehingga mampu menciptakan suasna

lingkungan kerja yang kondusif.Dari aspek kompetensi kepribadian guru

Page 90: ANALISIS PROFESIONALISME GURU BERSERTIFIKAT …/Analisis...Bersertifikat Pendidik Di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bersertifikat pendidik bisa menjadi panutan dan tauladan bagi para siswa

dan juga masyrakat sekitar dimana guru tersebut sebagai tauladan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka diajukan sejumlah saran.

Saran tersebut ditujukan kepada kepala sekolah, guru, dan peneliti

selanjutnya.

1. Kepada Kepala Sekolah

a. Sebaiknya Kepala Sekolah mengusahakan mengadakan seminar

maupun diklat tingkat sekolah maupun MGMD tingkat

Kabupaten tentang penguasaan TIK dan PTK untuk pembelajaran

bagi guru.

b. Sebaiknya Kepala Sekolah rutin melakukan kunjungan kekelas-

kelas dimana saat guru sedang mengajar dikelas, agar kepala

sekolah bisa melihat secara langsung kekurangan guru dalam

mengajar. Sehingga bias menjadi masukan bagi guru.

2. Kepada Guru

a. Guru bersertifikat pendidik harus bisa, me-manage waktu dengan

baik untuk belajar TIK dan melaksanakan PTK agar kualitas

pembelajaran meningkat;

b. Guru harus aktif dalam kegiatan MGMD tingkat Kabupaten,

mengikuti diklat-diklat yang terkait dengan pembelajaran dan

memperbanyak membaca referensi yang relevan untuk

meningkatkan kualitas diri serta mengembangkan potensinya.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan dapat melakukan penelitian yang memberikan

gambaran tentang profesionalisme guru bersertifikat pendidik

yang diamati pada kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, dan kompetensi sosial;

b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian yang

memberikan gambaran tentang profesionalisme guru bersertifikat

pendidik pada tiap mata pelajaran.