kompetensi badan peradilan umum makalahdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/kompetensi badan...

13
i KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kekuasaan Pengadilan Dosen pengampu: Dr. H. Aden Rosadi, M. Ag Disusun oleh: Kelompok 3 Cep Rizwan 1163010022 Siti Khotimatus Safar 1163010096 Ulfa Ripatul Pirdaus 1163010105 JURUSAN HUKUM KELUARGA (PERADILAN ISLAM) VI-A FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2019M/1440H

Upload: others

Post on 29-Jul-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

i

KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kekuasaan Pengadilan

Dosen pengampu:

Dr. H. Aden Rosadi, M. Ag

Disusun oleh:

Kelompok 3

Cep Rizwan 1163010022

Siti Khotimatus Safar 1163010096

Ulfa Ripatul Pirdaus 1163010105

JURUSAN HUKUM KELUARGA (PERADILAN ISLAM) VI-A

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019M/1440H

Page 2: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, yang mana telah memberikan

kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah matakuliah

Kekuasaan Pengadilan yang berjudul “Kompetensi Badan Peradilan Umum”.

Meskipun dalam pengerjaan makalah ini, penulis selaku penyusun terkadang

mengalami kesulitan, namun banyak pihak yang membantu sehingga kesulitan yang

penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.Tidak lupa, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1) Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kemudahan-Nya kepada

penulis

2) Orang tua dan guru-guru kami yang telah mendoakan dan memberikan ilmunya kepada

penulis

3) Rekan-rekan yang telah memberikan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.

Penulis menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangan baik dalam materi

ataupun penulisannya dan dengan harapan semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi

kita semua. Oleh karena itu, penulis menerima dengan kelapangan dada atas segala saran

dan kritikan dari khususnya untuk perbaikan tugas ini.

Bandung, Mei 2019

Penyusun

Page 3: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. PengertiandanWewenangPeradilanUmum .............................................. 2

B. Pengadilan Negeri ................................................................................... 3

C. Pengadilan Tinggi.................................................................................... 6

BAB III KESIMPULAN................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9

Page 4: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalahnegara hukum sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Sebagai negara hukum, Indonesia

berusaha untuk menjamin keadilan dan ketertiban serta kepastian hukum warga

negaranya untuk mewujudkan suasana kehidupan yang sejahtera, aman, tenteram dan

tertib. Dalam upaya menjamin keadilan warganya, negara Indonesia memerlukan suatu

lembaga atau instansi yang mampu menegakkan kebenaran untuk mencapai keadilan,

ketertiban dan kepastian hukum yaitu badan-badan peradilan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang mana masing-masing mempunyai

kewenangan mengadili perkara atau sengketa di bidang tertentu.

Peradilanmerupakan segala sesuatu mengenai perkara pengadilan. Salah satulembaga

pengadilanadalah Peradilan Umum yang berada di bawah naungan Mahkamah Agung.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai Peradilan Umum yang mana

terdiri dari Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan wewenang peradilan umum?

2. Apa yang dimaksud dengan pengadilan negeri?

3. Apa yang dimaksud dengan pengadilan tinggi?

C. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui peradilan umum.

2. Untuk mengetahui peradilan negeri.

3. Untuk mengetahui peradilan tinggi.

4. Untuk memenuhi tugas terstruktur matakuliah Kekuasaan Pengadilan.

Page 5: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan WewenangPeradilan Umum

Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio, peradilan adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan tugas negara untuk menegakkan hukum dan keadilan. Sedangkan

pengadilan ditujukan kepada badan atau wadah yang memberikan peradilan. Menurut

Sjachran Basah, peradilan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dalam

memutus perkara dengan menerapkan hukum, menemukan hukum in concreto dalam

mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materil dengan menggunakan cara

prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal1.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, peradilan adalah segala sesuatu mengenai perkara

pengadilan2. Peradilan juga diartikan sebagai suatu proses pemberian keadilan di suatu

lembaga3. Dalam kamus Bahasa Arab, disebut dengan istilah qadha yang berarti

menetapkan, memutuskan, menyelesaikan, mendamaikan. Qadha menurut istilah adalah

penyelesaian sengketa antara dua orang yang bersengketa, yang mana penyelesaiannya

diselesaikan menurut ketetapan-ketetapan (hukum) dari Allah dan Rasul. Sedangkan

pengadilan adalah badan atau organisasi yang diadakan oleh negara untuk mengurus atau

mengadili perselisihan-perselisihan hukum.4

Peradilan umum merupakan lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan

juga sebagaimana Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986

tentang Peradilan Umum disebutkan bahwa, “Peradilan Umum adalah salah satu

pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya”.

Kemudian pada Pasal 3 undang-undang tersebut dijelaskan bahwa kekuasaan kehakiman

di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Tinggi.

Perkara-perkara yang menjadi wewenang badan peradilan umum ialah perkara-

perkara yang bersifat umum, dalam arti:

1 Sjachran Basah, Mengenal Peradilan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal.9.

2 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal.2.

3 Mohammad Daud Ali, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005), hal.278. 4 Cik Hasan Bisri, op.cit, hlm.3.

Page 6: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

3

1. Umum orang-orangnya, maksudnya orangnya yang berperkara bukanlah orang yang

tata cara pengadilannya harus dilakukan oleh suatu peradilan yang khusus, misalnya

militer, yang bersalah harus ditangani oleh badan peradilan militer.

2. Umum masalah atau perkaranya, maksudnya perkara yang menurut bidangnya

memerlukan penanganan yang khsusus oleh suatu badan peradilan tersendiri di luar

badan peradilan umum.

B. PengadilanNegeri

Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama untuk memeriksa,

memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata (non muslim)5.

Pengadilan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/ Kota dengan daerah hukum

meliputi wilayah kabupaten/ kota.

Semua Pengadilan Negeri di Indonesia berkedudukan sama, yakni sebagai pengadilan

tingkat pertama. Perbedaannya hanya terletak pada besar kecil daerah hukumnya yang

disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

mengenai tempat terjadinya tindak pidana (locus delicti) sedangkan dalam hukum acara

perdata mengenai pengajuan gugatan6.

Wewenang Pengadilan Negeri secara umum mencakup perkara pidana, perdata (bagi

non-muslim), dan pengangkatan anak. Dalam Pengadilan Negeri, terdapat pengadilan

khusus, yaitu sebagai berikut:

1. PengadilanAnak

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia

yang merupakan potensi dan penerus bangsa. Untuk melaksanakan pembinaan dan

memberikan perlindungan terhadap anak, diperlukan dukungan baik yang

menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum yang lebih baik dan memadai,

oleh karena itu ketentuan mengenai penyelenggaraan pengadilan bagi anak perlu

dilakukan secara khusus. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, anak adalah orang yang

dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum

mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin.Pengadilan anak adalah

pelaksana kekuasaan kehakiman yang berada di lingkungan peradilan umum7.

5 Aden Rosadi, Kekuasaan Pengadilan, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal.85.

6K. Wantjik Saleh, Kehakiman dan Peradilan. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977), hal.56.

7 Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Page 7: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

4

2. Pengadilan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara

hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia8. Dalam Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok

orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian

yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau

mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh

undang-undang ini dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak memperoleh

penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang

berlaku. Pengadilan Hak Asasi manusia adalah pengadilan khusus terhadap

pelanggaran hak asasi manusia yang berat9.

3. Pengadilan Niaga

Pengadilan niaga memiliki wewenang untuk memeriksa dan memutus

permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang, serta

memeriksa dan memutus perkara di bidang perniagaan10

yang mana dilakukan secara

bertahap dengan Keputusan Presiden, dengan memperhatikan kebutuhan dan kesiapan

sumber daya yang diperlukan.

4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pemberantasan tindak pidana korupsi perlu ditingkatkan secara profesional,

intensif, dan berkesinambungan karena korupsi telah merugikan keuangan negara,

perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional. Pengadilan tindak

pidana korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa,

mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi; tindak pidana pencucian uang

yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi; dan/ atau tindak pidana

yang secara tegas dalam undang-undang ditentukan sebagai tindak pidana korupsi11

.

8 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

9 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

Manusia. 10

Pasal 300 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang. 11

Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi.

Page 8: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

5

5. Pengadilan Hubungan Industrial

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, “perselisihan hubungan

industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara

pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/ buruh atau serikat pekerja/

serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan,

perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/ serikat

buruh dalam satu perusahaan”.Dalam era industrialisasi, masalah perselisihan

hubungan industrial menjadi semakin meningkat dan kompleks, sehingga diperlukan

institusi dan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang cepat,

tepat, adil dan murah. Pengadilan hubungan industrial adalah pengadilan khusus yang

dibentuk di lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan

memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial12

.

6. PengadilanPerikanan

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional berdasarkan wawasan

nusantara, pengelolaan sumber daya ikan perlu dilakukan sebaik-baiknya berdasarkan

keadilan dan pemerataan dalam pemanfaatannya dengan mengutamakan perluasan

kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup bagi nelayan, pembudi daya ikan, dan/

atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan perikanan, serta terbinanya kelestarian

sumber daya ikan dan lingkungannya.Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jo. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, “perikanan adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan

lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan

pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan”. Pengadilan

perikanan merupakan pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan

memutus tindak pidana di bidang perikanan13

.

Contoh salah satu kasus yang diselesaikan dalam Pengadilan Negeri adalah tentang

kasus kejahatan terhadap keamanan negara atau mungkin dapat dikatakan terorisme.

12

Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial. 13

Pasal 71 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Page 9: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

6

Kejahatan terhadap negara merupakan salah satu kasus yang diselesaikan

diPengadilanNegeri karena hal itu berhubungan dengan publik (negara) dan masuk dalam

ranah pidana. Dalam Peradilan Negeri yang diperiksa adalah fakta-fakta yang ada “judex

factie”beserta bukti dan juga para saksi, kemudian hakim akan memutuskan penjatuhan

pidana yang berdasar pada pelanggaran Undang-Undang, dan berdasarkan serentetan

acara dalam persidangan. Namun dalam Pengadilan Negeri juga menyelesaikan tentang

kasus perdata bagi non muslim.

C. Pengadilan Tinggi

Pengadilan Tinggi merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan

Umum sebagai pengadilantingkat banding untuk memeriksa perkara dan pidana yang

telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri. Keberadaan Pengadilan Tinggi merujuk pada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49

Tahun 2009 tentang Peradilan Umum. Jadi, yang dimaksud dengan Pengadilan Tinggi

disini adalah peradilan tingkat banding di lingkungan Peradilan Umum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan

Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 1999 dan sekarang Pasal 2 dan Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 200414

. Kedudukan Pengadilan Tinggi ialah di

Ibukota Provinsi dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi. Tugas dan wewenang

Pengadilan Tinggi yaitu15

:

1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding;

2. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili

antar pengadilan negeri di daerah hukumnya;

3. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada

instansi pemerintah di daerahnya apabila di minta16

.

4. Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah

hukumnya yang dimintakan banding17

.

14

M. Yahya Harahap, Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses Pemeriksaan Perkara Perdata dalam Tingkat

Banding. (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal.6. 15

Pasal 51 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. 16

A. Ridwan,Pokok-Pokok Peradilan Umum di Indonesia dalam Tanya Jawab, (Jakarta: PT Pradnya Paramita,

1987), hal.2-3. 17

Pasal 87 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana.

Page 10: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

7

Dalam Pasal 87 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, menegaskan bahwa

Pengadilan Tinggi berwenang mengadili perkara yang diputus Pengadilan Negeri dalam

daerah hukumnya yang memintakan banding. Kemudian dalam pasal 240 KUHAP

menyatakan jika pengadilan tinggi berpendapat bahwa dalam pemeriksaan tingkat

pertama ternyata ada kelalaian dalam penerapan hukum acara atau kekeliruan, atau ada

yang kurang lengkap, maka pengadilan tinggi dengan suatu keputusan dapat

memerintahkan pengadilan negeri untuk memperbaiki hal itu,atau pengadilan tinggi

melakukannya sendiri jika perlu pengadilan tinggi dengan keputusannya dapat

membatalkan penetapan dari pengadilan negeri18

.

Contoh kasus dalam Pengadilan Tinggi adalah Banding yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu kasus (misal pembunuhan) yang mana pihak penggugat tidak puas

dengan putusan hakim di Pengadilan Negeri, kemudian mereka melakukan banding

dengan mengajukan permohonan banding ke pengadilan Tinggi, di Pengadilan

Tinggiyang diperiksa adalah apakah putusan dari hakim yang ada di Pengadilan Negeri

sudah sesuai dengan undang-undang atau belum(judex juris). Namun jika dalam

pemeriksaan Pengadilan Tinggi ternyata bukti baru diketemukan, maka tidak menutup

kemungkinan dalam Pengadilan Tinggi juga akan dilakukan beberapa

peninjauan kembali atas bukti baru yang ada, dan hal itu bisa juga akan berpengaruh

pada putusan yang nantinya akan dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi. Jadi tidak selalu

dalam Pengadilan Tinggi hanya bersifat Judex Juris.

18

Sudarsono, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung dan Peradilan Tata Usaha Negara,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal.151-153.

Page 11: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

8

BAB III

KESIMPULAN

Peradilan Umum adalah peradilan yang mencakup Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Tinggi. Kemudian dalam Pengadilan Negeri terdapat pula pengadilan khusus diantaranya

Pengadilan Anak, Pengadilan Hak Asasi Manusia, Pengadilan Niaga, Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi, Pengadilan Hubungan Industrial, dan Pengadilan Perikanan.

Pengadilan Negeri merupakan pengadilan tingkat pertama untuk memeriksa,

memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata (non muslim).

Pengadilan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/ Kota dengan daerah hukum

meliputi wilayah kabupaten/ kota.

Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan di tingkat banding untuk memeriksa

perkara dan pidana yang telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri. Kedudukan

Pengadilan Tinggi ialah di Ibukota Provinsi dengan daerah hukum meliputi wilayah

provinsi

Page 12: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

9

DAFTAR PUSTAKA

Aden Rosadi. 2019. Kekuasaan Pengadilan. Depok: Rajawali Pers.

A. Ridwan. 1987. Pokok-Pokok Peradilan Umum di Indonesia dalam Tanya Jawab.

Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Cik Hasan Bisri. 2003. Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

K. Wantjik Saleh. 1977.Kehakiman dan Peradilan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

M. Yahya Harahap, 2006. Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses

PemeriksaanPerkara Perdata dalam Tingkat Banding. Jakarta: Sinar Grafika.

Mohammad Daud Ali. 2005. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di

Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sjachran Basah. 1995. Mengenal Peradilan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudarsono, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, MahkamahAgungdanPeradilan Tata

Usaha Negara, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal.151-153

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 20. Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3327).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

(Lembaran Negara ).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3. Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3668).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak

Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 6. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118. Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4433).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 13: KOMPETENSI BADAN PERADILAN UMUM MAKALAHdigilib.uinsgd.ac.id/32259/1/Kompetensi Badan Peradilan...disebut “kompetensi relatif” suatu pengadilan, seperti dalam hukum acara pidana

10

Tahun 2004 Nomor 131. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4443).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5073).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 155.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074).