pengadilan tata usaha negara jakarta...bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh sebuah mahkamah...
TRANSCRIPT
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAJL. SENTRA PRIMER BARU TIMUR PULO GEBANG JAKARTA TIMUR. 13950.
Telephone: ( 021 ) 4805256, Fax: ( 021 ) 4803856
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAJL. SENTRA PRIMER BARU TIMUR PULO GEBANG JAKARTA TIMUR. 13950.
Telephone: ( 021 ) 4805256, Fax: ( 021 ) 4803856
Website : http://www.ptun-jakarta.go.id
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTAPENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA JL. SENTRA PRIMER BARU TIMUR PULO GEBANG JAKARTA TIMUR. 13950.
Telephone: ( 021 ) 4805256, Fax: ( 021 ) 4803856
jakarta.go.id
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
JAKARTA
2011
FORMULIR PENETAPAN KERJA
SATUAN KERJA : PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
TAHUN : 2011
SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM
Terselesaikannya Penyelesaian Perkara
yang Sederhana, Tepat
Waktu, Transparan dan Akuntabel di Lingkungan
Peradilan Militer dan Tun.
KEGIATAN :
Peningkatan Manajemen
Peradilan Tata Usaha Negara.
Tersedianya Dukungan Manajemen dan Tugas
Teknis Dalam
Penyelenggaraan Fungsi Peradilan.
KEGIATAN :
Pembinaan Administrasi
dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan
Administrasi.
Prosentase (%) Peningkatan Jumlah Penyelesaian
Perkara.
Prosentase (%) Peningkatan Penyelesaian Proses
Administrasi Perkara.
Prosentase (%) Penyediaan
Dana Pelaksanaan Sidang Keliling (Hakim Terbang)
Untuk Memberikan Akses
Kepada Masyarakat Terhadap Keadilan.
Persentase (%) Penyerapan Anggaran Meningkat,
Tersusunnya Standart
Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran, Standart
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Anggaran,
Standart Pembinaan
Pengelolaan Anggaran, Monitoring, Pembinaan dan
Pengembangan Administrasi Keuangan.
Terselesaikannya Kerugian Negara, Tersusunnya,
Pedoman Pelaksanaan Tuntutan Ganti Rugi dan
Laporan TGR, Terlaksananya Bimbingan dan Supervisi.
Meningkatnya PNBP Mahkamah Agung,
Tersusunya Perencanaan, Pemantauan dan Penelaahan
Perkembangan dan
Penggunaan Kembali PNBP yang Tepat Sasaran.
Terselenggaranya
Pembayaran Gaji, Remunerasi Tepat Waktu,
Tersajinya Petunjuk
Perbendaharaan, Penilaian, Supervisi Ke Satker, Tertib
Administarsi Persuratan dan Kearsipan Keuangan,
Pembinaan dan
Pengembangan Administrasi Keuangan.
Tersedianya Operasional/
Pemeliharaan Perkantoran Badan Urusan Administrasi
dan Daerah.
PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN
MILITER DAN TUN.
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TUGAS
TEKNIS LAINNYA MAHKAMAH AGUNG.
Tersedianya Sarana dan
Prasarana Aparatur Pada Mahkamah Agung dan
Badan-Badan Peradilan
Dibawahnya.
KEGIATAN :
Pengadaan Sarana dan
Prasarana di Lingkungan Peradilan Tingkat Banding
dan Tingkat Pertama.
Persentase (%) Penyediaan
Sarana dan Prasarana yang Mendukung
Penyelenggaraan Peradilan.
Jumlah Pemenuhan
Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis dan Umum
Peradilan Tingkat Banding
dan Tingkat Daerah.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengadilan
Tipikor.
Tersedianya Infrastruktur
Teknologi.
PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA APARATUR MAHKAMAH
AGUNG.
MATRIK PENETAPAN KINERJA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN
1 Terselesaikannya Penyelesaian
Perkara yang Sederhana, Tepat
Waktu, Transparan dan Akuntabel di
Lingkungan Peradilan Militer dan
Tun.
Peningkatan Jumlah Penyelesaian Perkara. PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN
MILITER DAN TUN.
Peningkatan Penyelesaian Proses Administrasi
Perkara.
Peningkatan Manajemen Peradilan Tata Usaha
Negara.
Penyediaan Dana Pelaksanaan Sidang Keliling
(Hakim Terbang) Untuk Memberikan Akses
Kepada Masyarakat Terhadap Keadilan.
Tersedianya Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Dalam
Penyelenggaraan Fungsi Peradilan.
Tersajinya Kualitas Laporan Keuangan yang
Sesuai Dengan Sistem Akuntansi Pemerintah
(Sap) Tanggapan Atas Temuan Pemeriksa
Internal dan Eksternal, Rencana Tindak Lanjut
Temuan Pemeriksa Melakukan Bimbingan dan
Supervisi, Evaluasi dan Laporan Kegiatan.
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA MAHKAMAH
AGUNG.
Prosentase (%) Penyerapan Anggaran
Meningkat, Tersusunnya Standart Pelaksanaan
Pengelolaan Anggaran, Standart Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Anggaran, Standart
Pembinaan Pengelolaan Anggaran, Monitoring
, Pembinaan dan Pengembangan Administrasi
Keuangan.
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi.
Meningkatnya PNBP Mahkamah Agung,
Tersusunya Perencanaan, Pemantauan,dan
Penelaahan Perkembangan dan Penggunaan
Kembali PNBP yang Tepat Sasaran.
Terselenggaranya Pembayaran Gaji,
Remunerasi Tepat Waktu, Tersajinya Petunjuk
Perbendaharaan, Penilaian, Supervisi Ke
Satker, Tertib Administarsi Persuratan dan
Kearsipan Keuangan, Pembinaan dan
Pengembangan Administrasi Keuangan.
Tersedianya Operasional / Pemeliharaan
Perkantoran Badan Urusan Administrasi dan
Daerah.
Tersedianya Sarana dan Prasarana
Aparatur Pada Mahkamah Agung
dan Badan - Badan Peradilan
Dibawahnya
Prosentase (%) Penyediaan Sarana dan
Prasarana yang Mendukung Penyelenggaraan
Peradilan
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR MAHKAMAH AGUNG.
Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan
Prasarana Teknis dan Umum Peradilan Tingkat
Banding dan Tingkat Daerah.
Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan
Peradilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengadilan
Tipikor.
Tersedianya Infrastruktur Teknologi.
PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahidin, SH.MM.
Jabatan : Panitera/Sekretaris Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : H. YODI MARTONO WAHYUNADI, SH.MH.
Jabatan : Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Selaku atasan langsung pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua.
Pihak pertama pada tahun 2011 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian
target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan
memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
K e t u a Panitera/Sekretaris Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta H. YODI MARTONO WAHYUNADI, SH.MH. WAHIDIN, SH.MM. NIP 196303021987021001 NIP 195808111983031005
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
1 Terselesaikannya Penyelesaian Perkara
yang Sederhana, Tepat Waktu,
Transparan dan Akuntabel di
Lingkungan Peradilan Militer dan Tun.
Peningkatan Jumlah Penyelesaian Perkara.
Peningkatan Penyelesaian Proses
Administrasi Perkara.
Penyediaan Dana Pelaksanaan Sidang
Keliling (Hakim Terbang) Untuk
Memberikan Akses Kepada Masyarakat
Terhadap Keadilan.
Tersedianya Dukungan Manajemen dan
Tugas Teknis Dalam Penyelenggaraan
Fungsi Peradilan.
Tersajinya Kualitas Laporan Keuangan
yang Sesuai Dengan Sistem Akuntansi
Pemerintah (Sap) Tanggapan Atas Temuan
Pemeriksa Internal dan Eksternal, Rencana
Tindak Lanjut Temuan Pemeriksa
Melakukan Bimbingan dan Supervisi,
Evaluasi dan Laporan Kegiatan.
Prosentase (%) Penyerapan Anggaran
Meningkat, Tersusunnya Standart
Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran,
Standart Penyusunan Laporan Pelaksanaan
Anggaran, Standart Pembinaan
Pengelolaan Anggaran, Monitoring ,
Pembinaan dan Pengembangan
Administrasi Keuangan.
Meningkatnya PNBP Mahkamah Agung,
Tersusunya Perencanaan, Pemantauan,dan
Penelaahan Perkembangan dan
Penggunaan Kembali PNBP yang Tepat
Sasaran.
Terselenggaranya Pembayaran Gaji,
Remunerasi Tepat Waktu, Tersajinya
Petunjuk Perbendaharaan, Penilaian,
Supervisi Ke Satker, Tertib Administarsi
Persuratan dan Kearsipan Keuangan,
Pembinaan dan Pengembangan
Administrasi Keuangan.
Tersedianya Operasional / Pemeliharaan
Perkantoran Badan Urusan Administrasi
dan Daerah.
Tersedianya Sarana dan Prasarana
Aparatur Pada Mahkamah Agung dan
Badan - Badan Peradilan Dibawahnya
Prosentase (%) Penyediaan Sarana dan
Prasarana yang Mendukung
Penyelenggaraan Peradilan
Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan
Prasarana Teknis dan Umum Peradilan
Tingkat Banding dan Tingkat Daerah.
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pengadilan Tipikor.
Tersedianya Infrastruktur Teknologi.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Tahun 2011 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012. Selain dalam rangka
menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta DIKTUM KETIGA Instruksi Presiden
Nomor: 5 Tahun 2004 tentang Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja dengan berdasarkan
Indikator Kinerja Utama, yang dituangkan melalui Surat Edaran Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 11 Tahun 2011
(www.menpan.go.id), dan kemudian di tindaklanjuti dengan adanya surat edaran
Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 553/SEK/01/XII/2011 tertanggal 19 Desember 2011
perihal : Penyampaian LAKIP Th. 2011 dan Dokumen Penetapan Kinerja Th. 2012.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini merupakan perwujudan konkrit hasil
dari evaluasi pencapaian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun selama 1
(satu) tahun anggaran yang diharapkan mampu menjadi alat penilai kinerja kuantitatif yang
secara transparan menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsinya. Selain itu juga Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dan Dokumen Penetapan Kinerja
disusun guna meningkatkan motivasi kinerja pegawai untuk mewujudkan peningkatan
kualitas pelayanan publik yang efektif, efesien dan terpadu di bidang Peradilan dengan visi
dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yaitu “”.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tugas dan Fungsi
C. Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
D. Sistematika Penyajian
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. Rencana Strategis
B. Tujuan Strategis
C. Sasaran Strategis
D. Indikator Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
E. Rencana Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
F. Penetapan Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Realisasi Indikator Kinerja Utama
B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011
C. Analisis Kinerja di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
D. Analisis Capaian Akuntabilitas Keuangan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB V LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
2. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
3. SK Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan
4. Rencana Kinerja Tahun 2011
5. Penetapan Kinerja Tahun 2011
6. Pengukuran Kinerja Tahun 2011
7. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia terdapat tiga pilar kekuasaan, yaitu
Kekuasaan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif (Kehakiman). Berkaitan dengan Kekuasaan
Kehakiman, dalam Pasal 24 UUD 1945 (Perubahan) Jo. UU No. 4 Thn 2004, ditegaskan
bahwa Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) merupakan lingkungan peradilan yang terakhir
dibentuk, yang ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 5 tahun 1986 pada tanggal
29 Desember 1986, adapun tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN)
adalah untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman,
tenteram serta tertib yang dapat menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum dan
menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras antara aparatur di
bidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat.
Dengan terbentuknya PERATUN menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara hukum
yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kepastian hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1991 pada tanggal 14 Januari 1991
PERATUN resmi beroperasi, salah satunya adalah Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
yang berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota, dengan daerah hukumnya meliputi wilayah
kabupaten/Kota.
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mempunyai tugas dan wewenang: “memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara, yaitu suatu sengketa yang timbul
dalam bidang hukum TUN antara orang atau badan hukum perdata (anggota masyarakat)
dengan Badan atau Pejabat TUN (pemerintah) baik dipusat maupun didaerah sebagai akibat
dikeluarkannya suatu Keputusan TUN (beschikking), termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (vide Pasal 50 Jo. Pasal 1 angka 4
UU No. 5 tahun 1986 Jo. UU No. 9 Tahun 2004)”. Maka dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi subjek di Peratun adalah Seseorang atau Badan Hukum Perdata sebagai Penggugat,
dan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagai Tergugat. Sedangkan yang menjadi
objek di Peratun adalah Surat Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking). Subjek dan Objek
gugatan di Peratun ini lebih lanjut akan dijelaskan dalam pembahasan mengenai unsur-unsur
dari suatu Surat Keputusan TUN berikut ini.
Surat Keputusan TUN disebutkan dalam Pasal 1 angka 3, yaitu:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah Suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”
Adapun unsur-unsur dari suatu Keputusan TUN, terdiri dari:
1. Bentuk Penetapan Tertulis namun bentuk tertulis tidak selalu disyaratkan dalam bentuk
formal suatu Surat Keputusan Badan/Pejabat TUN, karena seperti yang disebutkan
dalam penjelasan pasal 1 angka 3 UU No. 5 tahun 1986, bahwa syarat harus dalam
bentuk tertulis itu bukan mengenai syarat-syarat bentuk formalnya akan tetapi asal
terlihat bentuknya tertulis, oleh karena sebuah memo atau nota pun dapat
dikategorikan, suatu Penetapan Tertulis yang dapat digugat (menjadi objek gugatan)
apabila sudah jelas:
1. Badan atau Pejabat TUN yang mengeluarkannya.
2. Maksud serta mengenai hal apa isi putusan itu.
3. Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan didalamnya jelas
bersifat konkrit, individual dan final.
4. Serta menimbulkan suatu akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum
Perdata.
2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN maksudnya adalah suatu Penetapan tertulis
merupakan salah satu instrumen yuridis pemerintahan yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat TUN dalam rangka pelaksanaan suatu bidang urusan pemerintahan.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Badan atau Pejabat TUN sebagai subjek Tergugat,
pasal 1 angka 2:
“Badan atau Pejabat Tata Usaha negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan
urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
3. Berisi Tindakan Hukum TUN, suatu Penetapan Tertulis adalah salah satu bentuk dari
keputusan Badan atau Pejabat TUN, dan keputusan yang demikian selalu merupakan
suatu tindakan hukum TUN, dan suatu tindakan hukum TUN itu adalah suatu keputusan
yang menciptakan, atau menentukan mengikatnya atau menghapuskannya suatu
hubungan hukum TUN yang telah ada berdasarkan Peraturan Per UU an yang Berlaku.
4. Keputusan TUN itu harus bersifat konkret, artinya objek yang diputuskan dalam
Keputusan TUN itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan.
Bersifat Individual artinya Keputusan TUN itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi
tertentu dan jelas kepada siapa Keputusan TUN itu diberikan, baik alamat maupun hal
yang dituju secara langsung. Bersifat Final artinya akibat hukum yang ditimbulkan serta
dimaksudkan dengan mengeluarkan Penetapan Tertulis itu harus sudah menimbulkan
akibat hukum yang pasti.
5. Menimbulkan Akibat Hukum Bagi Seseorang / Badan Hukum Perdata artinya
menimbulkan suatu perubahan dalam suasana hukum yang telah ada. Karena
Penetapan Tertulis itu merupakan suatu tindakan hukum, maka sebagai tindakan hukum
ia selalu dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
B. Tugas dan Fungsi
Tugas :
1. Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara
pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (PTUN Jakarta), dengan berpedoman
pada Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor : 9 Tahun
2004 dan ketentuan dan ketenuan peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan, serta petunjuk-petunjuk dari Mahkamah Agung Republik Indonesia
(Buku Simplemen Buku I, Buku II, SEMA, PERMA, dll).
2. Meneruskan sengketa-sengketa Tata Usaha Negara ke Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN) yang
berwenang.
3. Peningkatan kualitas dan profesionalisme Hakim pada Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta (PTUN Jakarta), seiring peningkatan integritas moral dan karakter
sesuai Kode Etik dan Tri Prasetya Hakim Indonesia, guna tercipta dan
diulahirkannya putusan-putusan yang dapat dipertanggung jawabkan menurut
hukum dan keadilan, serta memenuhi harapan para pencari keadilan
(justiciabelen).
4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Peradilan guna
meningkatan dan memantapkan martabat dan wibawa Aparatur dan Lembaga
Peradilan, sebagai benteng terakhir tegaknya hukum dan keadilan, sesuai tuntutan
Undang-Undang Dasar 1945.
5. Memantapkan pemahaman dan pelaksanaan tentang organisasi dan tata kerja
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, sesuai Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: KMA/012/SK/III/1993, tanggal
5 Maret 1993 tentang Organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara.
6. Membina Calon Hakim dengan memberikan bekal pengetahuan di bidang hukum
dan administrasi Peradilan Tata Usaha Negara agar menjadi Hakim yang
profesional.
7. Setiap Pengadilan dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua,
yang keduanya dinamakan pimpinan Pengadilan, bertugas dan bertanggung jawab
atas terselenggaranya Peradilan dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra dan
wibawa Pengadilan.
8. Mengingat luas lingkup tugas dan berat beban pekerjaan yang harus dilaksanakan
Pengadilan, maka dalam hal penyelenggaraan administrasi Pengadilan oleh
Undang-Undang dibedakan menurut jenisnya ke dalam administrasi Kepaniteraan
dan administrasi Kesekretariatan dengan maksud menjaga ketertiban dalam
penyelenggaraan administrasi dan kelancaran penyelenggaraan Peradilan.
Fungsi :
Pelaksanaan tugas sehari-hari Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta diukung oleh
sumber daya manusia Teknis Yudisial dan Non Teknis Yudisial.
I. TUGAS POKOK ( BIDANG YUSTISIAL )
Rencana Operasional dalam bidang tugas pokok meliputi :
A. Pelayanan Hukum
a. Pelayanan Hukum Kepada Pencari Keadilan
1. Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan semua sengketa
Tata Usaha Negara yang masuk pada Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta, dengan berpedoman kepada Undang-undang Nomor 5 Tahun
1986 jo. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 serta Peraturan
Perundang-undangan lain yang berkenaan, Buku I, Simplemen Buku I
dan Buku II, SEMA, PERMA dan lain sebagainya.
2. Meneruskan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara yang berwenang.
3. Menerima dan menyelesaikan permohonan Banding, mulai dari
pendaftaran sampai pengiriman ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Jakarta.
4. Menerima dan menyelesaikan permohonan Kasasi dan Peninjauan
Kembali (P.K.) mulai pendaftaran sampai pengiriman ke Mahkamah
Agung RI.
5. Menyampaikan/mengirimkan Putusan PTUN, PT.TUN, Putusan Kasasi,
Putusan Peninjauan Kembali (PK), berdasarkan tata cara yang diatur
oleh ketentuan yang berlaku,
6. Mengawasi Pelaksanaan Putusan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap berdasarkan ketentuan yang berlaku.
7. Memberi informasi tentang jalannya perkara melalui web-site maupun
layar sentuh (touch-screen) yang ada di kantor Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta.
b. Pelayanan Kepada Masyarakat Umum
1. Aktifitas dalam bentuk pemberian ceramah, tutorial, Narasumber,
penjelasan dan bentuk lain dalam rangka peningkatan kesadaran hukum
masyarakat, terutama yang berkenaan dengan tugas dan fungsi
Peratun.
2. Aktifitas terpadu dalam pembinaan Kadarkum.
3. Aktifitas lain bekerja sama dengan Penegak Hukum lain, Pemerintah
Daerah, Perguruan Tinggi, Ormas, Orsos dalam rangka Optimalisasi
pemahaman masyarakat terhadap eksistensi dan fungsi Peratun.
4. Memberikan informasi Pengadilan tentang perkara, pengawasan,
organisasi, administrasi, kepegawaian dan keuangan serta lain-lainnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Menyediakan sara informasi mengenai Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta melalui web-site dengan Home-Page : www.ptun-jakarta.go.id
B. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (Tenaga Teknis)
a. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (Tenaga Teknis)
1. Memahami dan melaksanakan dengan tertib pedoman kerja tertuang
dalam pola Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9
Tahun 2004, Bindalmindil TUN Buku I, Simplemen Buku I dan Buku II,
SEMA, PERMA dan aturan hukum lainnya.
2. Memperbaiki dan menindaklanjuti kekurangan-kekurangan hasil temuan
Hatiwasda, dan Pengawas.
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan membina Integritas
moral.
4. Mendorong/memberi kemudahan kepada tenaga fungsional untuk
mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan
pengetahuan/keterampilan terutama yang berkaitan/ me-nunjang
pelaksanaan tugas sehari-hari.
5. Melaksanakan ceramah-ceramah / diskusi antar para Hakim pada setiap
bulan kemudian Pejabat Kepaniteraan / Panitera Pengganti pada setiap
bulan, Pejabat Struktural dan seluruh Staf Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta pada setiap bulan.
6. Membentuk Majelis/Ketua Majelis yang baru.
7. Menugaskan Hakim secara bergilir untuk penceramah, Narasumber,
Tutor dan Moderator dilingkungan sendiri dan atas permintaan instansi
lain, lembaga sosial dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
8. Mengembangkan karir PNS yang telah memenuhi syarat dan dengan
memberhatikan formasi yang ada untuk ikut program kegiatan bagi
Panitera Pengganti, Pejabat Struktural dan Fungsional lainnya.
C. Pemantapan dan Peningkatan Tertib Administrasi Peradilan
a. Pemantapan Tertib Administrasi Peradilan (Hakim)
1. Menjadwalkan persidangan / penyelesaian perkara (court calendar).
2. Pelaksanaan minutering perkara dengan tertib.
3. Pengawasan secara berkala/berkesinambungan terhadap Administrasi
Peradilan oleh Hakim Pengawas.
4. Melengkapi sarana-sarana untuk efisiensi Administrasi Peradilan guna
memudahkan chek & re-chek oleh Pimpinan.
5. Membuat Laporan Kegiatan Persidangan secara berkala tiap bulan.
6. Menjadi Quality Controller dalam pengelolaan website dan
pengembangan Tekhnologi Informasi.
b. Pemantapan Tertib Administrasi Peradilan (Pejabat Kepaniteraan)
1. Pemantapan tertib prosedur penerimaan perkara yang dilaksanakan
menurut Sistem Meja-Meja, sebagaimana diatur dalam Bindalmindil dan
petunjuk pelaksanaan pola Bindalmin.
2. Pemantapan pemahaman dan penguasaan tata cara pengisian register
dan semua Register Bantu yang ada di Kepaniteraan Pengadilan TUN
sebagaimana diatur dalam pola Bindalmin dan petunjuk pelaksanaan
Bindalmin.
3. Pemantapan penguasaan/pemahaman dan pelaksanaan tata cara
Pengelolaan Keuangan Perkara, baik dalam Buku Bantu, Buku Jurnal,
maupun Buku Induk Keuangan Perkara.
4. Melaksanakan pemindahan kegiatan kedalam buku-buku Hak-Hak
Kepaniteraan (PNBP).
5. Melaksanakan Tertib Penutupan Buku Jurnal, maupun Buku Induk
Keuangan Perkara.
6. Pemantapan pelaksanaan/tertib penyetoran uang hak-hak Kepaniteraan
kepada Bendaharawan Penerima, untuk disetor ke Kas Negara.
7. Melaksanakan pemantapan/penguasaan pemahaman dan pelaksanaan
tentang tata cara pengelolaan kearsipan perkara.
8. Pemantapan pengelolaan arsip perkara berdasarkan tertib pembenahan
arsip berkas perkara Tahap I, Tahap II dan Tahap III serta dengan
Sistem Box.
9. Pemantapan dan penguasaan tata cara pembuatan laporan perkara.
10. Melaksanakan tertib penulisan Nomor Perkara.
11. Tertib pencatatan tanggal sidang pertama.
12. Tertib penulisan tanggal Putusan Perkara harus sesuai dengan buku
laporan.
13. Tertib penulisan Nomor Perkara yang belum diminutasi.
14. Menerima surat-surat masuk dan menjawab surat-surat yang perlu
(jawab) serta mengarsipkan surat-surat tersebut.
15. Tertib pembuatan/penyusunan statistik perkara.
16. Tertib pengisian Papan Jadwal Sidang.
17. Mendokumentasikan data-data Sub-Kepaniteraan perkara dalam
komputer.
18. Memelihara dan mengembangkan web-site Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta.
D. Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data Perkara
a. Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data Perkara
Pelaksanaan pengumpulan dan penyajian data perkara oleh Kepaniteraan
Muda Hukum berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia, Nomor: KMA/036/SK/VII/1993 tentang Pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Lingkungan Peradilan
Tata Usaha Negara dan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: KMA/225/IV/2004, tanggal 08 April 2004 perihal Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Selama Masa Peralihan serta Keputusan
Ketua Mahkamah Agung RI No. 144/KMA/SKIVIII/2007 Tgl. 28 Agustus tahun
2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi :
1. Laporan Bulanan menerangkan tentang keadaan perkara dalam
sebulan.
2. Laporan Catur Wulan / Kwartal menerangkan tentang keadaan perkara
dalam jangka waktu 4 (empat) bulan yang terdiri dari :
� Laporan Perkara Banding.
� Laporan Perkara Kasasi.
� Laporan Perkara Peninjauan Kembali.
� Laporan Perkara Eksekusi.
3. Laporan Semester / Kegiatan Hakim menerangkan tentang keadaan
perkara yang ditangani oleh Majelis Hakim PTUN Jakarta dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan.
4. Mengumpulkan, mengelola dan mengkaji (penyusunan dan
penyimpanan berkas perkara in aktif) telah disusun berdasarkan tahun
terdaftar dan digolongkan sesuai dengan klasifikasi perkara tersebut.
5. Menyajikan Statistik Perkara yang menerangkan gambaran jumlah
perkara yang masuk dalam perbulan disesuaikan dengan klasifikasinya.
6. Melakukan dokumentasi data-data secara komputerisasi (computerized).
7. Mendokumentasikan perkara-perkara yang menarik perhatian
masyarakat atau mempunyai nilai historis.
8. Up-loading data perkara dalam web-site Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta.
Penyusunan Alur Tupoksi
SUB KEPANITERAAN PERKARA
Berkas gugatan dari Penggugat /kuasanya
Meja I Meja II Pan Mud Perkara
- Menerima berkas ggt.
- Menerima panjar biaya perkara.
- Berkas di koreksi Pan Mud Perkara atas kelengkapan berkas.
- Berkas di nyatakan lengkap diserahkan pada penggugat bersama SKUM panjar biaya perkara
- Mencatat pada register induk.
- Memberi Nomor Gugatan yg didaftar.
- Menyerahkan berkas perkara pada Pan Mud Perkara.
- Membuat resume berkas perkara/ gugatan.
- Menyerahkan kepada Panitera
Panitera
- Menerima berkas dari Ketua
- Proses Dismissal/ lolos
- Menunjuk Panitera Pengganti.
- Menyerahkan berkas prk ke Pan Mud Perkara
Panitera
- Menerima berkas
yang sudah
diresume dari
Pan Mud
Perkara.
- Menyerahkan
pada Ketua.
Ketua Pengadilan
- Menerima berkas perka ra dari Panitera.
- Proses Dismissal/lolos.
- Penunjukan majelis Hakim.
- Menyerahkan berkas ke Panitera
Pan Mud Perkara/
meja II
- Mencatat penunjuk
an Majelis dan
Panite ra Pengganti
pada kolom register
induk.
- Menyerahkan ber
kas pada Majelis
Hakim
Majelis Hakim
Ketua Majelis Pem.Persiapan Sidang Terbuka Minutasi
- Menentukan hari sidang.
- Memerintah kan PP membuat surat Panggilan.
- Menyerahkan berkas pada Panitera PGT
- Mengarahkan Pgt untuk me nyempurnakan gugatan.
- Memastikan obyek gugatan pada tergugat
- Gugatan layak di sidangkan
Acara Singkat
Acara Cepat Acara Biasa - Pemberitahuan Putusan.
- Menyerahkan Berkas ( berita acara ,putusan) pada Kepanitaraan Muda Perkara.
- Perlawanan atas penetapan dismissal.
- Jawab menjawab.
- Bukti/Saksi
- Putusan.
- Jawab menjawab
- Bukti/Saksi.
- Pemeriksaan
setempat.
- Kesimpulan.
Musyawarah
- Putusan.
Daftar Gugatan
PROSES PENGAJUAN BANDING DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
PROSES PENGAJUAN KASASI DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
- Pernyataan Kasasi/ pendaftaran Kasasi 14 Hari setelah pemberitahuan putusan diterima.
- Membayar panjar biaya Kasasi.
Memori
Kasasi
(wajib)
Kontra
Memori
Kasasi.
( wajib)
Inzage - Berkas
dikirim ke
Mahkamah
Agung RI.i
PROSES PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) DI PENGADILAN TUN JAKARTA
PROSES EKSEKUSI DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
- Pernyataan/ Pendaftaran Banding 14 hari se telah putusan.
- Membayar panjar biaya Banding.
- Memori Banding (tidak wajib)
- Kontra Memori Banding (tdk wajib)
- Inzage - Berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
- Pernyataan/ Pendaftaran Banding 14 hari se telah putusan.
- Membayar panjar biaya Banding.
- Memori Banding (tidak wajib)
- Kontra Memori Banding (tdk wajib)
- Inzage - Berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
- Pernyataan
/pendaf taran
PK. Setelah di
ketemukan
novum atau
bukti baru.
- Membayar
panjar biaya PK
Memori PK
( wajib )
Kontra
Memori PK
( wajib )
Inzage Berkas dikirim
ke Mahkamah
Agung RI
- Pengajuan
permoho nan
eksekusi dari
pihak
Penggugat
(Amar Pasal 97
ayat 9 huruf b
dan c)
- Dikenakan
Uang paksa/
sanksi
administratif
- Diumumkan
pada Media
cetak
setempat.
Mengajukan
ke pada
Presiden
untuk
memerin
tahkan
pejabat
dimaksud
melaksanakan
putusan
Mengajukan
Kepada
Lembaga
Perwakilan
Rakyat untuk
menjalankan
fungsi
pengawasan.
90 hari kerja
Ps.116 (3)
Ps. 116 (4) Ps. 116 (5) Ps. 116 (6) Ps. 116 (6).
Administrasi Perkara
Proses Pelaksanaan Administrasi perkara (menurut pola Bindalmin) pada Peradilan Tata
Usaha Negara Jakarta sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin meliputi :
a. Prosedur penerimaan perkara (gugatan)
Sistem dalam prosedur penerimaan perkara dilakukan melalui meja-meja yang
telah ditentukan, dimana masing-masing meja telah ditentukan tugas dan
tanggung jawabnya. Meja-meja tersebut dikenal dengan nama ; Meja Pertama,
Meja Kedua, dan Meja Ketiga.
1) Tugas-tugas pada meja pertama, Menerima:
- Gugatan dan Perlawanan Dismissal.
- Permohonan Banding.
- Permohonan Kasasi.
- Permohonan Peninjauan Kembali (PK).
- Permohonan Eksekusi.
2) Tugas-tugas pada meja kedua:
- Mendaftar perkara pada buku Register Induk Perkara.
- Pendaftaran dilakukan setelah melunasi panjar biaya.
- Nomor Perkara pada buku Register Induk Perkara sama dengan nomor
Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan buku jurnal.
- Nomor Urut pada Register Induk setiap bulan dimulai dari nomor satu.
- Identitas para pihak sama dengan identitas pada gugatan.
- Pengisian Register Induk Perkara dilakukan sesuai dengan tahapan
penyelesaian perkara.
- Berkas perkara yang diterima dilengkapi dengan formulir penetapan
majelis hakim selanjutnya diserahkan kepada wapan untuk diserahkan
kepada ketua.
- Setelah penetapan majelis hakim berkas perkara dilengkapi dengan
formulir penetapan pemeriksaan persiapan dan formulir penetapan
persidangan dan selanjutnya diserahkan kepada majelis.
- Register Induk perkara ditutup oleh petugas register setiap akhir bulan.
Sedangkan Register Banding, kasasi dan PK ditutup hanya pada akhir
tahun.
- Penutupan Register induk dengan perincian berapa jumlah sisa bulan ini
- Baik Register Induk Banding dan Kasasi serta PK ditutup pada akhir
tahun yang ditandatangani oleh Panitera dan diketahui Ketua.
- Penutupan Register Induk, banding, kasasi, PK dan Eksekusi pada akhir
tahun dilakukan dengan rekapitulasi sbb: sisa perkara tahun lalu, masuk
tahun ini, diputus tahun ini, dan sisa perkara akhir.
3) Tugas-tugas pada meja ketiga:
- Mempersiapkan salinan putusan sesuai dengan adanya permintaan
pihak yang berkepentingan.
- Menerima dan memberikan tanda terima atas memori/kontra memori
banding, kasasi/kontra memori, jawaban/tanggapan atas alasan PK.
a. Prosedur penerimaan permohonan banding/kasasi
- Permohonan Banding dapat dilakukan dalam waktu 14 (empat belas) hari
setelah putusan diucapkan atau setelah putusan diberitahukan kepadanya
secara sah.
- Pembuatan Akta banding dan pencatatannya dalam register dilakukan pada
tanggal yang sama dengan pelunasan panjar biaya banding.
- Memberitahukan permohonan banding kepada pihak lawan.
- Menerima dan mencatat serta menyampaikan salinan memori banding
kepada pihak lawan.
- Memberi kesempatan kepada kedua balah pihak intuk mempelajari berkas
perkara, sebelum dikirim ke PT.TUN (inzage).
- Dalam waktu maksimal 60 (enam puluh) hari sejak pencatatan banding,
perkara sudah harus dikirim kep PT.TUN.
b. Prosedur penerimaan permohonan peninjauan kembali (PK)
- Permohonan PK dapat diajukan dalam waktu 180 hari.
- Membuat akte permohonan PK setelah pihak pemohon membayar biaya PK
kepada pemegang kas.
- Memberi dan mencatat no. urut permohonan PK secara berurutan, dalam
buku register PK.
- Mengisi buku register PK secara tertib dan lengkap.
- Membuat pemberitahuan kepada pihak lawan tentang adanya permohonan
PK.
- Membuat tanda terima memori PK yang ditandatangani oleh Panitera.
- Menyiapkan berkas perkara PK berupa bundel A dan B untuk dikirim ke
Mahkamah Agung RI.
- Mengirim biaya perkara PK melalui Bank BRI foto copy pengiriman
dilampirkan dalam berkas PK tsb.
- Membungkus perkara PK yang sudah lengkap diserahkan ke bagian umum
untuk diteruskan ke Mahkamah Agung RI.
- Membuat pemberitahuan tentang isi putusan PK apabila perkara PK telah
diputus Mahkamah Agung.
- Mengirimkan foto copy relas pemberitahuan putusan PK ke Mahkamah Agung
c. Keuangan Perkara
Biaya perkara terdiri dari:
- Biaya proses perkara, meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk
penyelenggaraan peradilan seperti biaya panggilan, pemberitahuan,
pemeriksaan setempat, sumpah, saksi, ahli, penerjemah, eksekusi dan lain-
lain.
- Hak-hak kepaniteraan, terdiri dari biaya materai, redaksi, leges, pencatatan
banding, pencatatan kasasi, pencatatan PK, dan lain-lain.
d. Pemberkasan dan kearsipan
- Pemberkasan terdiri dari Bundel A dan Bundel B :
1. Bundel A Merupakan himpunan surat-surat yang diawali dengan surat
gugatan dan semua kegiatan proses penyidangan/pemeriksaan perkara
tersebut yang selalu disimpan di Pengadilan TUN.
2. Bundel B Berkaitan dengan permohonan banding/Kasasi/PK adalah
merupakan himpunan surat-surat perkara yang diawali dengan
permohonan pernyataan banding/Kasasi/PK serta semua kegiatan yang
berkenaan dengan adanya permohonan banding/Kasasi/PK.
- Pengarsipan
Setelah putusan dikirim kepada para pihak, maka petugas meja ke tiga
menyimpan berkas perkara untuk keperluan arsip
Berkas perkara yang masih aktif dikelola pada kepaniteraan perkara/petugas
meja ke tiga, sementara arsip berkas perkara yang sudah tidak aktif
pengelolaannya dilakukan oleh kepaniteraan hukum.
f. Pelaporan
Pengadilan TUN wajib membuat laporan, dengan jenis laporan :
- Laporan keadaan perkara
- Laporan perkara yang dimohonkan banding
- Laporan perkara yang dimohonkan kasasi
- Laopran perkara yang dimohonkan PK
- Laporan perkara yang dimohonkan eksekusi serta pelaksanaannya
Administrasi Umum
Pengelolaan Administrasi Umum meliputi Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Umum dan
Sub Bagian Kepegawaian pada PTUN Jakarta dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi-fungsi
sehari-hari berpedoman pada uraian tugas kerja dan program kerja (job description) yang
direncanakan dan disusun setiap tahunnya. Pelaksanaan tugas dijajaran kesekretariatan atau
Administrasi adalah sebagai berikut :
I. Keuangan
Rumusan tugas: Melakukan urusan keuangan kecuali uang panjar perkara untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan perundang
undangan yang berlaku.
Pelaksanaan tugas sehari-hari pada Sub. Bag. Keuangan dilakukan oleh 7 (tujuh)
orang pegawai yang terdiri dari:
1.1. Kasub Keuangan
1. Menetapkan Rencana Kerja menggunakan aplikasi RKA-KL
2. Mengendalikan Pengeluaran Anggaran Pada DIPA
3. Mengawasi dan Meneliti pelaksanaan DIPA
4. Menentukan langkah-langkah pembinaan pegawai
1.2. Bendahara Pengeluaran
1. Melakukan Pengadministrasian Keuangan Bendahara
2. Bendahara Penerima
3. Melakukan Pengadministrasian pendapatan Negara
4. menyetor pendapatan ke BANK
5. membuat laporan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1.3. Pembuat Daftar Gaji
1. Membuat dokumen pembayaran gaji setiap bulan
2. Program Aplikasi GPP (Gaji Pokok Pegawai)
3. Pembuatan daftar usulan pelakasana pekerjaan lembur pegawai
4. Membuat rapel gaji pegawai
1.4. Pembuat Laporan SAI (Sistim Akuntansi Instansi)
1. Membuat Laporan Keuangan pada program Aplikasi SAI dan di kirimkan
Ke KPPN, Kantor Koordinator Wilayah yaitu: Kantor Pengadilan Tinggi
Agama Jakarta
2. Melakukan Rekonsiliasi tentang penyerapan anggaran ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta I (KPPN)
3. Melakukan Pengirimin Dokumen-dokumen Surat Permintaan
Pembayaran (SPM) ke KPPN Jakarta I.
1.5. Pembuat Catatan Pemotongan Gaji Pegawai
Permintaan gaji pegawai yang disetujui KPPN, akan dicatat kembali dalam
buku besar kemudian dikurangi potongan yang ada seperti potongan cicilan
bank, potongan koperasi dan lain-lain.
1.6. Pembuat Surat Perintah Membayar (SPM)
1. Membuat dokumen Surat Permintaan uang yang akan digunakan
kantor, pada Aplikasi SPM.
2. Petugas Pengadministrasian Surat.
3. Surat-surat masuk dan surat-surat yang telah selesai diproses yang
berhubungan dengan tugas-tugas keuangan di catat dan disimpan.
Pelaksanaan tugas-tugas tersebut diatas didukung oleh beberapa instrumen/bahan kerja
antara lain :
1. Program Aplikasi RKA-KL
Digunakan untuk membuat dokumen Rencana Kerja Anggaran Kantor tahun
depan.
2. Program Aplikasi GPP (Gaji Pokok Pegawai)
- Membuat Gaji Pokok Pegawai
- Membuat Gaji Susulan, Rapel Pegawai
- Membuat Lembur Pegawai
3. Program Aplikasi SAI (Sistim Akuntansi Instansi)
- Membuat Laporang Realisasi Anggaran Belanja
- Membuat Neraca
4. Program Aplikasi SPM
- Membuat Dokumen Surat Permintaan Membayar
5. Aplikasi Peran
- Digunakan untuk memperkirakan/rencana penarikan anggaran pada tahun
berjalan
6. Buku Kas Umum, Buku Kas Bantu, Buku Bank, Buku Pajak
- Digunakan oleh Bendahara Pengeluaran untuk pengadministrasian seluruh
pemasukan dan pengeluaran keuangan.
7. Buku Tabelaris
- Mencatat gaji bersih yang benar-benar diterima setiap Pegawai.
Tugas-tugas yang telah dilaksanakan Sub. Bag. Keuangan tahun anggaran 2011:
1. Membuat Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) untuk sebagai dasar
pengesahan DIPA tahun 2011.
2. Melaksanakan proses pembuatan dan pembayaran gaji pegawai, lembur pegawai, dan
rapel pegawai.
3. Melakukan Pengelolaan DIPA tahun 2010.
4. Mengkoordinir Pengendalian pengeluaran keuangan (pembayaran gaji cleaning servis,
satpam, pembayaran tagihan listrik, tagihan telfon, pembayaran perjalanan dinas).
5. Membuat laporan keuangan Anggaran.
6. Membuat Laporan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
7. Melakukan Pengadministrasian Surat masuk dan surat selesai proses’
8. Memproses pembuatan hingga pendistribusian/pembayaran uang makan dan
Remunerasi.
Umum
Sub Bagian Umum telah melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tupoksi sbb:
1. Meng-agenda-kan surat masuk maupun surat keluar
2. Mendistribusikan dan mengirimkan surat-surat
3. Pembuatan KIB
4. Pengurusan STNK kendaraan roda 4 dan roda 2
5. Pemeliharaan kendaraan roda 4 dan roda 2
6. Pemeliharaan barang inventaris kantor
7. Pemeliharaan rumah dinas dan gedung kantor
8. Melakukan perluasan gedung dgn pembangunan Musholla seluas 56 M2
9. Melakukan Pengecatan Gedung bagian depan
10. Perbaikan kamar mandi diseluruh lantai 2 dan lantai 3
11. Penambahan Daya Listrik sebesar 23.000 watt
12. Pemeliharaan Instalasi Air
13. Penggantian Keramik yang sudah rusak di lantai 2
14. Penambahan Septiktank baru dan pembuatan bak sampah yang lebih baik
15. Perbaikan/pembaharuan saluran-saluran air di sebagian besar kamar mandi.
16. Penggantian kunci-kunci pintu yang sudah tidak dapat dipakai baik pintu kamar mandi
maupun ruang kerja.
17. Pengadaan ATK
18. Pengadaan jasa konstruksi (rehab rumah dinas)
19. Pengadaan baju seragam
20. Pengadaan barang inventaris kantor
21. Pengembangan IT
22. Penataan perpustakaan
Petugas perpustakaan telah melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut :
- Menginventarisir buku-buku yang ada diperpustakaan ke dalam buku register
induk
- Membuat dan mengisi kartu peminjam
- Membuat kartu katalog
- Pelebelan buku-buku
- Penyampulan buku-buku
Kepegawaian
Sub bagian kepegawaian telah melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan Tupoksi sbb:
1. Daftar Urut Kepangkatan
2. Daftar hadir (absensi)
3. Laporan bulanan kehadiran
4. Kenaikan Pangkat
5. Kenaikan gaji berkala dan impassing
6. Pembuatan DP3, KP4 dan cuti
7. Usulan PNS/ karpeg
8. Permintaan KARIS/KARSU, ASKES, TASPEN
9. Bezetting
10. Sumpah PNS, Sumpah Jabatan dan Pelantikan
11. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan dan melaksanakan tugas
Administrasi pada Sub Bagian kepegawaian Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dilaporkan
melalui :
APLIKASI DATA BASE KEPEGAWAIAN
Melalui Sistem Informasi Kepegawaian (SIKEP).
BEZETING
Merupakan bentuk laporan berupa daftar urut berdasarkan jabatan, yang dibuat 6 ( enam)
bulan sekali, yaitu pada Bulan Juli dan Desember setiap tahunnya.
DAFTAR URUT KEPANGKATAN.
Merupakan bentuk laporan berupa daftar urut berdasarkan kepangkatan, yang memuat 19
kolom dan dibuat 1 ( satu ) kali setiap tahunnya dibuat pada Bulan Desember.
Pada tahun 2010 sesuai dengan program Badan Kepegawaian Negara yaitu program
penggantian Nomor Induk Kepegawaian, maka dari keseluruhan jumlah pegawai Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta sebanyak 92 orang, yang telah memiki Nomor Induk Pegawai
baru sebanyak 86 orang, sisanya 6 orang dalam proses penyesuaian.
III. P E N G A W A S A N
1. Pengawasan dilaksanakan dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku
baik berupa peraturan perundang-undangan, Surat Keputusan Ketua Mahkamah
Agung RI, Surat Edaran Mahkamah Agung, Keputusan Menteri Kehakiman RI dan
sebagainya antara lain :
a. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor KMA/006/SK/II/94 dan juklak
tentang Tata Cara Pengawasan dan Evaluasi atas Hasil Pengawasan.
b. Surat Ketua Mahkamah Agung RI tanggal 1 Agustus 1994 Nomor
MA/Kumdil/207/VIII/K/ 1994.
c. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Th. 1993 tanggal 11 Mei 1993
(tentang Pembinaan Personil dan Kepemimpinan Pengadilan).
d. Surat Ketua MA-RI Nomor: MA/KUMDIL/207/VIII/K/1994 tanggal 1 Agustus
1994 yang menginstruksikan penunjukan Hakim Tinggi Pengawas Daerah dan
Hakim Tinggi Pengawas Bidang (di Pengadilan tingkat Banding) dan
penunjukan Hakim Pengawas Bidang (di Pengadilan tingkat pertama).
e. Keputusan Ketua MARI Nomor: KMA/080/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan Tgl. 24 Agustus
2006.
2. Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mengkoordinasi Hakim-Hakim
Pengawas Bidang.
3. Penunjukan Hakim Pengawas bagi Sub Kepaniteraan Perkara, Sub Kepaniteraan
Hukum, Sub Bagian Keuangan, Sub Bag.Kepegawaian dan Sub Bagian Umum.
4. Pengawasan secara kontinyu dan berkala berupa permintaan laporan bulanan
ataupun triwulan kepada masing-masing sub bagian, Hakim dan Panitera
Pengganti.
5. Pengawasan pokok sesuai ketentuan yang ada terhadap bidang masing-masing
(Waskat oleh pejabat yang bersangkutan lebih diaktifkan) yaitu oleh
Panitera/Sekretaris, Wakil Panitera, Wakil Sekretaris, Panitera Muda Perkara,
Panitera Muda Hukum, Kepala Sub Bag. Kepegawaian, Kepala Sub Bag.Keuangan
dan Kepala Sub Bagian Umum.
C. Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Struktur organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta :
STRUKTUR ORGANISASI
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
WAPAN
Ket : Garis Komando
: Garis Koordinasi
KETUA
WAKIL KETUA
MAJELIS HAKIM
PANITERA /SEKRETARIS
WAPAN WASEK
SUB KEPANITERAAN
PERKARA
SUB KEPANITERAAN
HUKUM
SUB . BAG.
KEPEGAWAIAN
SUB. BAG.
KEUANGAN
SUB. BAG.
UMUM
KELOMPOK FUNGSIONAL
KEPANITERAAN
A. Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta seluruhnya berjumlah 91 (Sembilan
Puluh satu) orang, diluar tenaga honorer terdiri dari :
I. Pejabat Teknis
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim = 15 Orang
Panitera/Sekretaris = 1 Orang
Wakil Panitera = 1 Orang
Panitera Muda Perkara = 1 Orang
Panitera Muda Hukum = 1 Orang
Panitera Pengganti = 26 Orang
Juru Sita Pengganti = 4 Orang
II. Pejabat Struktural
Wakil Sektretaris = 1 Orang
Kepala Sub Bagian Umum = 1 Orang
Kepala Sub Bagian Kepegawaian = - Orang
Kepala Sub Bagian Keuangan = 1 Orang
III. Calon Hakim = 4 Orang
IV. Staf = 34 Orang
V. Pegawai Menurut Golongan :
Golongan I = 2 Orang
Golongan II = 11 Orang
Golongan III = 62 Orang
Golongan IV = 13 Orang
B. Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara yang merupakan Tenaga Honorer berjumlah 10
(sepuluh) Orang
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya laporan akuntabilitas kinerja ini untuk mengkomunikasikan pencapaian
kinerja Mahkamah Agung dalam tahun anggaran 2010, dengan bentuk sajian seperti berikut :
Bab I. Pendahuluan, menguraikan gambaran secara garis besar tentang Peradilan Tata Usaha
Negara (PERATUN) dan tentang LAKIP, yang berisikan antara lain: a. Latar Belakang,
b. Tugas dan fungsi, c. Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dan, d. Sistematika
Penyajian. Bab II, menguraikan Perencanaan dan Penetapan Kinerja serta Program Kerja
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam tahun anggaran 2011 yang berisikan antara
lain, a. Rencana Strategis, b. Tujuan Strategis, c. Sasaran Strategis dan d. IKU PTUN Jakarta,
e. Rencana Kinerja PTUN Jakarta Tahun 2011 dan f. Penetapan Kinerja PTUN Jakarta Tahun
2011. Bab III. Akuntabilitas kinerja, menguraikan tentang capaian kinerja PTUN Jakarta yang
terdiri dari, a. Realisasi IKU, b. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011, c. Analisis Kinerja di
PTUN Jakarta, dan d. Analisis Capaian Akuntabilitas Keuangan. Bab IV. Penutup,
menguraikan kesimpulan dari seluruh sajian laporan tentang kinerja (LAKIP) serta harapan
adanya koreksi untuk peningkatan kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta di masa
datang, yang berisikan antara lain: a. Kesimpulan dan b. Saran. Bab V. Lampiran, yang berisi
antara lain; 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, 2. Pengukuran
Pencapaian Sasaran Tahun 2011, 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2011, 4. Indikator
Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. Rencana Strategis
Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) dibentuk untuk menyelesaikan sengketa yang
timbul antara Badan/Pejabat Tata Usaha Negara (TUN) dengan warga masyarakat oleh akibat
pelaksanaan atau penggunaan wewenang pemerintahan yang dilakukan oleh Badan/Pejabat
Tata Usaha Negara (TUN) yang menimbulkan benturan kepentingan, perselisihan, atau
sengketa dengan warga masyarakat.
Sesuai dengan Undang Undang Nomor: 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor: 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peraturan Pemerintah
Nomor: 41 Tahun 1991 tentang Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Adapun tempat kedudukan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menurut Pasal 6
Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 2004 yaitu berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota, dan
daerah hukumnya meliputi wilayah kabupaten/Kota. Sebagai organisasi yang berada di
bawah naungan Mahkamah Agung, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta
mempunyai visi dan misi, yaitu :
V i s i : Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung agar Terwujudnya Pengadilan
yang Modern, Independen, Bertanggung jawab, Kredibel, Menjunjung Tinggi
Hukum dan Keadilan.
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menetapkan misi yang
menggambarkan hal-hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Menjaga Kepercayaan Penegakkan Hukum Kepada Badan Peradilan.
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Hukum Bagi Pencari Keadilan.
3. Meningkatkan Profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Peradilan.
4. Meningkatkan serta Menjaga Kredibilitas dan Tranparansi Badan Peradilan.
Oleh karena itu, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta menetapkan tujuan dan sasaran
terhadap visi dan misi yang terarah guna menghasilkan suatu rencana strategi yang tepat
dan efektif. Sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dapat mewujudkan terciptanya
lembaga peradilan yang bermartabat, berwibawa, dihormati dan tegaknya supremasi hukum.
B. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
1. Mewujudkan Keadilan bagi Pencari Keadilan.
2. Mewujudkan Sarana Pelayanan Hukum yang Terjangkau (Murah) dan Terpadu (Cepat &
Tepat).
3. Meningkatkan Profesionalitas melalui Pembinaan Pelatihan/Pendidikkan/Seminar.
4. Meningkatkan Mutu dan Kinerja Pelayanan Publik secara Prima.
5. Meningkatkan Keterbukaan Informasi Administrasi Hukum (Khusus Konsumsi Publik).
C. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis merupakan penjabaran (keseluruhan) dari tujuan yang akan dicapai
organisasi dalam waktu yang lebih pendek seperti tahunan, semesteran, triwulan dan
bulanan. Sasaran lebih bersifat nyata, jelas dan terarah karena berorentasi pada hasil periode
1 (satu) tahun.
1. Penyelesaian Perkara (Tunggakkan)
2. Kemandirian
D. Indikator Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
E. Rencana Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
F. Penetapan Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Realisasi Indikator Kinerja Utama
B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010
C. Analisis Kinerja di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
D. Analisis Capaian Akuntabilitas Keuangan
Terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat
utama bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai
tujuan serta cita-cita bangsa. Sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan nyata agar penyelenggaraan pemerintahan dapat
berdayaguna dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemerintah pun kini mulai
menggalakan penerapan pemerintahan yang baik (good governance), pelayanan publik dan
percepatan pemberantasan korupsi.
Adapun salah satu sistem dalam penerapan pemerintahan yang baik (good governance)
adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan kewajiban bagi individu/instansi yang
dipercayakan mengelola sumber daya untuk dapat mempertanggung jawabkan hasil
pencapaian pada pelayanan publik secara transparan. Sesuai dengan Instruksi Presiden No.7
Tahun 1999 yang mensyaratkan setiap Instansi Pemerintah untuk menyusun suatu laporan
akuntabilitas. Oleh karena itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta ini disusun guna mempertanggung jawabkan pencapaian hasil selama 1
(satu) tahun anggaran dan juga untuk mengevaluasi peningkatan kinerja organisasi secara
menyeluruh.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB V
LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
2. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
3. SK Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan
4. Rencana Kinerja Tahun 2011
5. Penetapan Kinerja Tahun 2011
6. Pengukuran Kinerja Tahun 2011
7. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2011