komisi kateketik kaj modul app 2019 untuk bir · a) doa penutup allah bapa yang penuh kasih. kami...
TRANSCRIPT
1
KOMISI KATEKETIK KAJ
MODUL APP 2019 UNTUK BIR
Pertemuan I
BERHIKMAT DALAM KELUARGA
Tujuan : Remaja dapat membangun relasi yang tepat dan
seimbangdengan sesama, khususnya dengan lingkungan
keluarga
Kata kunci : Membangun Relasi
Sumber Bahan : Efesus 5:1-5
Metode : Permainan, Sharing, Aksi & Peneguhan
PROSES PERTEMUAN
1. Pengantar
Pada minggu pertama di pertemuan Aksi Puasa Pembangunan 2019 ini, Remaja
diajak untuk memahami arti kata berhikmat di dalam keluarga. Hikmat adalah
anugerah Allah bagi manusia yang takut akan Dia. Hikmat dalam Kitab Suci bukan
pertama tama soal akal budi, tetapi soal relasi. Dalam bacaan Kitab Suci, Remaja
2
diajak untuk hidup dalam kasih Allah, menjadi anak – anak terang yang hidup dalam
penyerahan diri sebagai persembahan kepada Allah
a) Lagu Pembuka
Keluarga
Saat hatiku resah dan sedih
Seperti mendung di siang hari
Namun mereka selalu hadir dan menghiburku
Buatku tenang buatku senang itu keluarga ku
Saat mereka diam dan termenung
Kucoba bertanya dan menghibur
Karena keluarga harus saling peduli
1 2 3 mari kawan semua sayang keluarga
Karena keluarga harus saling menyayangi
Menjaga dan bersikap peduli
Karena keluarga adalah segalanya
Harta terindah yang paling berharga
1 2 3 sayang keluarga ayah ibu adik kakak kita
123 mari kawan semua sayangi keluarga kita
Karena keluarga harus saling menyanyi menjaga dan bersikap peduli
Karena keluarga adalah segalanya, harta terindah dan paling berharga
Sumber: https://youtu.be/p7SKOf8YVkA (Queen – Keluarga)
b) Doa Pembuka
Allah Bapa yang maha baik, kami mengucap syukur atas berkat dan rahmat-Mu,
sehingga pada hari ini kami boleh berkumpul bersama untuk memulai pertemuan
perdana Aksi Puasa Pembangunan 2019 ini. Hadirlah di tempat ini, supaya kami
dapat lebih memahami hikmat di dalam keluarga kami, dan mendorong kami
untuk membangun relasi yang baik terhadap sesama dan terkhusus dalam
keluarga kami. Kami mohon juga penyertaan-Mu kepada teman-teman yang
masih dalam perjalanan menuju tempat ini semoga mereka dapat tiba dengan
selamat dan bergembira bersama kami. Sebab Engkaulah, Tuhan dan
pengantara kami. Amin
c) Pengantar Games
Pendamping memberikan pertanyaan terlebih dahulu tentang apa makna
keluarga bagi mereka, siapa saja atau sebutan apa saja yang ada di dalam
keluarga (ex: papa, mama, ayah bunda, oma, opa dll). Setelah itu pendamping
3
membagi peserta dalam beberapa kelompok.
Menggambar Bersama (durasi ± 15 menit)
1. Peserta dibagi dalam kelompok dan setiap anggota kelompok memiliki nomor
urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai seterusnya sesuai jumlah kelompok.
2. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk
menggambar.
3. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing
diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh
bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang
dimaui dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas
yang sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan
seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya
masing-masing untuk menggambar.
Bahan Diskusi :
Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?
Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu
memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan
(Sumber games: remaja sampit.blogspot.com)
d) Pengantar & makna games
Teman teman yang terkasih, senang rasanya hari ini kita dapat berkumpul kembali
di tempat ini. Hari ini kita akan mendengarkan sabda Tuhan dan mencoba menggali
pengalaman pengalam iman di kehidupan kita sehari hari. Dalam games yang tadi
telah kita mainkan, kita diajak untuk memahami kebersamaan walau diantara kita
memiliki perbedaan. Dalam games tadi kita bisa melihat bahwa setiap orang
memiliki keinginan untuk menggambarkan sesuatu yang diingini di kertas tersebut.
Dalam keluarga, kita diajak juga untuk melihat kebersamaan di dalam perbedaan itu
dan mensyukuri keberagaman yang ada.
2. Refleksi Kateketis
a) Inspirasi Kitab Suci
(Pendamping dapat meminta peserta untuk membacakan secara bergiliran tiap
satu ayat)
Bacaan Kitab Suci diambil dari Efesus 5: 1 -5
“Hidup dalam kasih (Sebagai Anak – anak Terang)”
4
Hidup Sebagai Anak – Anak Terang
5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut
sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang
kudus
5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono,
karena hal-hal ini tidak pantas, tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur
5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau
orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di
dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
b) Ulasan Bacaan
Kutipan dari Surat Efesus ini secara jelas meminta kita, para pembacanya, untuk
melakukan perbuatan kasih. Karena kita sudah dikasihi oleh Allah, maka kita
disebut “anak-anak terkasih” (ay.1). Sebagai anak, kita sebaiknya meniru dan
meneladani Allah, Bapa yang Maha kasih (ay.1). Bagaimana mungkin kita
sanggup meneladani Kasih Allah? Caranya: dengan meneladani Kristus. Ia telah
melakukannya terlebih dahulu dengan mengurbankan dirinya bagi kita sebagai
kurban semerbak kepada Allah.
Bagaimana Hidup dalam Kasih itu dijalankan secara konkret? Pertama-tama
dengan tidak melakukan hal hal negatif atau berhenti melakukan hal-hal tertentu
yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Keluarga-keluarga Katolik mempunyai
potensi untuk “tampil beda” dari pola hidup yang negatif dalam masyarakat
sekitar. Setiap anggota keluarga terpanggil untuk menjadi pelaku-pelaku
perubahan, yang dimulai dari keluarga, dengan melakukan perbuatan kasih.
Memiliki pengalaman dikasihi oleh Allah di dalam keluarga adalah kunci paling
dasar dalam hidup orang beriman.
c) Pengendapan
Dalam games yang tadi kita lakukan, kita diajak untuk memahami gambar apa
yang ingin kita selesaikan dalam kelompok. Hal ini tentu dapat membuat kita
menahan diri untuk menggambar sesuai keinginan kita, kalau kita ngotot
menggambar keinginan kita saja, maka gambar yang akan dihasilkan pasti tidak
sempurna dan buruk. Tuhan dalam bacaan injil tadi mengajak kita untuk menjadi
anak – anak terang yang mau menuruti Allah dengan berbuat kasih terhadap
sesama khususnya di dalam keluarga. Kasih artinya mau berbagi dan tidak egois,
dengan kasih kita mampu berhikmat dalam keluarga dan lingkungan kita.
5
3. Aksi dan Peneguhan
Pendamping mengajak peserta membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah
mendalami Inspirasi dan refleksi Kitab Suci. Hasil ditegaskan kembali sebagai
tindakan nyata (aksi) dari pertemuan
a. Aksi
Remaja membuat list perbuatan baik baik apa yang akan mereka lakukan secara
diam – diam untuk anggota keluarganya di rumah.
b. Peneguhan
Membuat resolusi pribadi, misalnya mau lebih terbuka terhadap perbedaan di
dalam keluarga dan mau mengasihi secara tulus kepada seluruh anggota
keluarga.
4. Penutup
Pendamping mengajak peserta menutup pertemuan dengan doa penutup dan
menyanyikan Lagu penutup
a) Doa Penutup
Allah Bapa yang penuh kasih. Kami mengucap syukur atas penyertaan-Mu
sepanjang pertemuan kami hari ini. Terima kasih karena Engkau telah
mengajarkan kami untuk menghargai keberagaman dan mengasihi keluarga
kami. Kami mohon agar kami dapat menjadi anak- anak terang yang dapat
memancarkan kasih-Mu terhadap sesama kami terlebih terhadap anggota
keluarga kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin
b) Lagu Penutup
Bintang Misioner
Siapa bintang-bintang misioner (SAYA..)
Siapa sobat-sobat Tuhan Yesus (KAMI..)
Siapa pewarta kabar gembira (KITA..)
berkat Tuhan melimpahi seluruh dunia.
di keluarga aku ada, di sekolah senyum cerah
di gereja siap sedia, cinta alam dan sesama
cerdas mencipta berkarya, rengkuh semua jadi saudara
dimana-mana… (dimana dimana dimana)
terlibat berbagi berkat
6
Pertemuan II
“BERHIKMAT DALAM LINGKUNGAN”
1. Pembuka
Pendamping mengajak peserta membuka pertemuan dengan doa pembuka dan
pengantar singkat
a. Doa Pembuka (+)
Allah Bapa yang maha pengasih. Terima kasih untuk anugerah yang boleh kami terima hingga saat ini. Kami berterima kasih karena Engkau memanggil kami menjadi murid-Mu. Terima kasih juga atas petunjuk dan teladan-Mu untuk hari-hari yang kami lalui bersama orang tua, guru, dan teman-teman kami. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami dapat membuka mata, pikiran dan hati kami sehingga kami dapat memperoleh pelajaran dari pertemuan ini. Doa ini kami sampaikan melalui perantaraan Tuhan, Guru dan Sahabat kami. Amin
b. Permainan pembuka (Ice Breaking)
PUZZLE
Langkah-langkah:
1. Peserta masuk dalam kelompok @ 5 orang.
2. Masing-masing kelompok menerima 1 amplop berisi 8 (delapan) segitiga. Jika
disusun dengan benar, delapan segitiga tersebut akan membentuk bujur
sangkar.
3. Langkah selanjutnya tiap kelompok tanpa berbicara satu sama lain berusaha
membentuk bujursangkar dari delapan segitiga tadi. Mereka diperbolehkan
mengambil segitiga milik teman kelompok lain atau memberikan segitiga milik
kelompoknya kepada kelompok lain. Mereka diberi waktu 5 menit.
4. Jika waktu yang ditentukan sudah habis, pembina memeriksa kelompok mana
yang berhasil menyusun bujur sangkar.
5. Permainan dilanjutkan, tetapi langkah selanjutnya mereka sudah boleh
berbicara. Kelompok pemenang adalah yang paling cepat membentuk bujur
sangkar.
7
Catatan: Puzzle yang akan disusun adalah gambar Logo Tahun Berhikmat.
Refleksi permainan:
Permainan ini menunujukkan bahwa dalam hidup ini kita saling membutuhkan.
Bujur sangkar tidak akan tersusun dengn baik, jika masing-masing
mempertahankan miliknya dan tidak ada kerelaan untuk memberikan kepada
orang lain. Selain itu, komunikasi dengn orang lain juga merupakan kebutuhan
mutlak. Tanpa ada komunikasi, kita akan kesulitan membentuk bujursangkar.
Tuhan telah menempatkan kita pada sebuh lingkungan sosial. Oleh karena itu,
kita tidak boleh mementingkan diri sendiri. Kebersamaan dalam sebuah relasi
adalah sesuatu yang mutlak. Mari kita menjalin relasi agar hidup saling
melengkapi.
c. Pengantar
Kita semua hadir di sini untuk belajar mendalami dan merenungkan pertemuan
APP ke 2 dengan tema “Berhikmat Dalam Lingkungan”.
Kita semua menyadari bahwa masa pra-paskah adalah masa persiapan untuk
menyambut Paskah puncak perayaan iman kita sebagai orang kristiani. Dalam
kehidupan umat Katolik, umat basis/lingkungan adalah Gereja yang lebih besar.
Persekutuan umat basis/lingkungan yang bermartabat hendaknya diwujudkan
dalam bentuk “gerakan kita bermartabat” misalnya kita dapat mengupayakan
kesejahteraan bersama, persaudaraan yang menggembirakan.
2. Inspirasi
a. Ilustrasi
Pendamping mengajak peserta untuk membaca berita, informasi dan
pemahaman, entah dari surat kabar, buku, artikel, film, dll. Ilustrasi dapat dicari di
berbagai media cetak atau internet.
Remaja diajak untuk membaca cuplikan berita dari BeritaTrans.com bertajuk
8
“Sahur Bersama Lintas Agama Di RT 01”
KOTA BEKASI (BeritaTrans.com) – Di jalan selebar lima meter itu, kursi dan
meja dipersiapkan sejak Minggu (4/6/2017) dini hari. Sekitar pukul 02.00,
sejumlah anak-anak remaja bergotong-royong mengangkut meja dan kursi dari
beberapa rumah, untuk ditata berformasi layaknya tempat pertemuan saling
berhadapan. Setengah jam kemudian, satu-persatu bapak-bapak berdatangan.
Disusul kemudian ibu-ibu membawa makanan dari rumah masing-masing. Ada
ikan bakar, sop ayam, mie goreng hingga telor dadar disajikan. Pagi itu memang
digelar kembali tradisi yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan yakni sahur
bersama warga RT 01 RW 14, Kompleks Pondok Hijau Permai, Kelurahan
Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi. Sebagian besar warga kumpul. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, sahur bersama ini digelar di jalan depan rumah
keluarga Agus Wahyudin. Uniknya sahur ini tidak hanya diikuti kalangan muslim,
tetapi juga non muslim. Contohnya, keluarga Ibu Magda dan Ibu Sugeng, yang
merupakan pemeluk agama Kristen. Sebelum makan bersama, acara diisi
dengan sambutan dari Ketua RT 01, Edi Sikumbang, dan doa oleh ustad
Triatna. Dalam sambutannya, Edi Sikumbang menyelipkan pesan tentang
menjaga kebersihan, keamanan dan kenyamanan lingkungan. “Kami sudah
bertahun-tahun sahur bersama seperti ini. Nanti menjelang Lebaran akan ada
sahur bersama lagi. Kami senang adanya sahur bersama seperti ini,” ungkap
Ibu Magda. Sahur menjelang Lebaran, tokoh warga yakni Harnoto
mengemukakan digelar sekaligus untuk mengingatkan warga tentang
pentingnya menitipkan rumah bagi yang mudik Lebaran. Begitu terdengar
pengumuman imsak dari masjid, warga bersalaman untuk membubarkan diri.
9
Mereka kembali ke rumah masing-masing. Sebagian di antaranya bersiap
menunaikan salat subuh di masjid. Begitulah warga RT 01. Jauh sebelum
bangsa ini berbicara mengenai keberagaman, NKRI dan toleransi, mereka
diam-diam menggelorakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka terbiasa
bergotong-rotong dalam setiap event bersama, termasuk ketika ada hajatan
atau mengurus perawatan warga yang sakit dan pemakaman warga yang
meninggal dunia. (dien).
b. Catatan dan Simpul
Remaja diajak berdiskusi singkat tentang perlunya kita bersikap, bertindak lebih
“keluar” tidak hanya di dalam lingkungan komunitasnya di Gereja tetapi mereka
hendaknya lebih berani untuk lebih terlibat dalam kegiatan sosial di
lingkungannya di luar gereja, misalnya dalam kegiatan RT RW lingkungan
tempat tinggalnya.
3. Refleksi Kateketis
a. Inspirasi Kitab Suci
Bacaan Kitab Suci diambil dari Galatia 6:1-10
Saling Membantulah Kamu
6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu
pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan
yang benar dalam roh lemah lembut , sambil menjaga dirimu sendiri,
supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus.
6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali
tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh
bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang
lain.
6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi
segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan
pengajaran itu.
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa
yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan
dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai
hidup yang kekal dari Roh itu.
10
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan
kita seiman.
Pendamping dapat meminta peserta untuk membacakan ayat secara bergantian,
misalnya ayat ganjil dibacakan putra, ayat genap dibacakan putri.
Pendamping membagi remaja dalam beberapa kelompok, diharapkan 1 kelompok
maksimal 5 orang saja agar diskusi kelompok efektif.
b. Pendalaman
Pendamping menayangkan dan membacakan pertanyaan refleksi, kemudian
pertanyaan dapat di dalami bersama-sama atau dalam kelompok masing-masing.
Pertanyaan refleksi
1) Apakah tindakan kita sebagai remaja bila ada teman di dalam
komunitasnya yang jatuh dalam dosa atau berbuat kesalahan?
2) Bagaimana “secara berhikmat/bijak” memperlakukan teman tersebut?
Setelah waktu sharing selesai, pendamping meminta beberapa orang
bergantian untuk mensharingkan secara umum pertanyaan refleksi.
Rasul Paulus berharap agar setiap jemaat menjadi orang yang berguna bagi
sesama, saling menolong, memperhatikan beban hidup sesama. Kita yang
sudah menerima banyak berkat dan anugerah hendaklah mau berbagi berkat
dengan sesama. Berkat yang terima dapat berupa waktu yang kita miliki.
Secara bijak kita harus menggunakan waktu sebaik-baiknya. Karena itu
selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada
semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Kita mau belajar hidup saling mengasihi? Mulailah dari yang terdekat: kasihi
keluarga kita, kasihi tetangga kita. Mulailah dari yang kecil, dari yang terdekat.
Sebab kalau yang kecil saja sudah sulit, kalau yang dekat saja sudah tidak
bisa, tidak usah mimpi bisa membuat perubahan dalam kehidupan kita.
Perubahan hanya akan terjadi ketika kita mau memulai sebuah langkah kecil.
Mulailah dari yang terkecil, yang terdekat, yang ada di depan mata kita.
c. Catatan Reflektif
Pendamping dapat menyampaikan point-point reflektif untuk memperkaya atau
melengkapi sharing peserta.
Pendamping menyaringkan beberapa point penting dari hasil pertemuan hari ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Kita mau belajar hidup saling mengasihi? Mulailah dari yang terdekat: kasihi
keluarga kita, kasihi tetangga kita ... Mulailah dari yang kecil, dari yang
11
terdekat. Sebab kalau yang kecil saja sudah sulit, kalau yang dekat saja
sudah tidak bisa, tidak usah mimpi bisa membuat perubahan dalam
kehidupan kita.
2. Perubahan hanya akan terjadi ketika kita mau memulai sebah langkah
kecil. Mulailah dari yang terkecil, yang terdekat, yang ada di depan mata
kita.
3. Apa yang kita tabur, itulah juga yang akan kita tuai.
4. Lebih baik kita berkaca pada diri kita sendiri dan berjuang untuk terus
menerus memperbaharui diri menjadi orang yang lebih baik, daripada
mengomentari kehidupan orang lain.
4. Aksi dan Peneguhan
Pendamping mengajak peserta membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah
mendalami Inspirasi dan refleksi Kitab Suci. Hasil ditegaskan kembali sebagai
tindakan nyata (aksi) dari pertemuan
Pendamping mengajak remaja untuk melakukan tindakan nyata (aksi) yaitu relasi
dan interaksi di lingkungan.
5. Penutup
Pendamping mengajak peserta menutup pertemuan dengan doa penutup dan
pengumuman
a. Doa Penutup
Allah Bapa yang maha baik, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam pertemuan kami hari ini. Semoga apa yang kami dengar dan yang kami alami dalam pertemuan ini akan menjadi pelajaran yang baik bagi kami. Dampingilah kami dalam kehidupan kami untuk menyatakan aksi nyata agar kami dapat hidup berhikmat sesuai dengan kehendakMu. Bantulah kami, agar kamipun dapat lebih mengenal Engkau, dan mengamalkan ajaran-Mu sehingga membuat lingkungan tempat tinggal kami menjadi lebih baik. Sebab Engkaulah Tuhan dan Guru kami. Amin.
12
Pembuka (10 menit)
Pertemuan III
BERHIKMAT DALAM MASYARAKAT
(SAYA DAN MEREKA)
Tujuan : 1. Remaja menyadari sejauh mana peran mereka dalam
masyarakat.
2 Remaja mampu menajdi duta-duta Kristus yang mewartakan
kebaikan dan kasih dalam hidub berbangsa dan bernegara.
Kata kunci : Peran dalam masyarakat
Sumber Bahan : Sirakh 4: 1-10
Metode : Permainan, fim pendek, Sharing, Aksi & Peneguhan
Pendamping mengajak peserta membuka pertemuan dengan Doa Pembuka dan
Pengantar singkat
Doa Pembuka
Pendamping meminta salah seorang remaja untuk memimpin doa. Remaja berdoa
sesuai panduan doa yang telah disiapkan oleh pendamping.
Doa : Allah Mahacinta, terima kasih untuk waktu bersama teman-teman yang boleh kami alami
saat ini. Dalam pertemuan APP yang ke-3 ini, kami mau melihat lebih dalam lagi hal-hal
yang perlu kami pertahankan dan tingkatkan untuk kehidupan bermasyarakat kami. Kami
mohon juga Engkau mau membimbing teman-teman kami yang masih dalam perjalanan
sehingga dapat tiba di tempat ini untuk berkumpul bersama kami. Sebab Engkaulah
Guru dan Sahabat kami. Amin
Pengantar
Pendamping membuka acara ini dengan bertanya mengapa mereka mau hadir di acara
ini. Tujuannya lebih agar mengetahui alasan remaja datang ke acara BIR. Setelah itu
pendamping Menginformasikan tema pertemuan hari ini adalah SAYA DAN MEREKA
Pendamping memberikan sedikit pengantar berkaitan dengan tema:
Tema pertemuan APP minggu ke-3 adalah Berhikmat dalam Masyarakat. Tema ini
dirangkum dengan judul “Saya dan Mereka”.
Kita sebagai remaja pasti akan berinteraksi dengan sekitar kita terutama orang-orang
sekitar lingkungan kita. “Mereka” yang dimaksud pada judul pertemuan adalah oang-
orang yang ada di sekitar kita seperti tetangga, teman, tukang buah, guru, pengemis,
13
Inspirasi (45 menit)
ojek online, dsb. Kita mencoba merenungkan bagaimana tindakan kita terhadap orang-
orang disekitar kita. Dengan semangat pertobatan, dalam masa Prapaskah ini, kita
bersama-sama akan memeriksa diri: sudah sejauh mana peran kita sebagai anggota
masyarakat, dengan bantuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan.
Semoga dengan menjawab pertanyaan itu, kita semakin sadar bahwa kita punya peran
penting dalam sistem hidup berbangsa; dan karenanya, pada akhir pertemuan ini, kita
mempunyai komitmen perubahan dalam bersikap dan berlaku sebagai anggota
masyarakat negara Republik Indonesia.
Pendamping mengajak peserta untuk membuka pikiran mereka dengan games dan
sumber-sumber bahan dari film. Peristiwa kehidupan yang nyata dalam sehari-hari.
Games Pengantar
Pendamping memberikan permainan pengantar yang berkaitan dengan tema yang
bertujuan agar remaja lebih mudah memahami tema dan remaja dapat menjadi rileks
dalam mengikuti pertemuan.
Permainan “Lebih Panjang Siapa”
Pendamping membagi seluruh remaja kedalam beberapa kelompok yang berisikan 10
orang per kelompok (jumlah dapat menyesuaikan, asalkan terbagi rata)
Pendamping minta setiap kelompok membuat barisan terpanjang dengan menggunakan
tubuh anggota kelompok. Alat bantu yang boleh digunakan adalah barang-barang yang
melekat di tubuh remaja (seperti baju, celana, slayer, sapu tangan, jam, dll)
Kelompok yang menang adalah kelompok yang terpanjang memakai tubuh mereka dan
barang –barang yang melekat di tubuh mereka.
Pesan moral games
Permainan ini menyadarkan remaja bahwa setiap dari kita pasti memiliki seseuatu yang
berguna dan bermanfaat untuk sekitar kita. Jangan pernah merasa bahwa kita tak
berguna ataupun merasa cuek dengan sekitar kita.
Pendalaman
Pendamping memutar film untuk di tonton remaja.
Film 1 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=3LcJj_0cVNI)
HATI YANG BERHIKMAT DALAM MEMBANTU SESAMA
14
Refleksi Katekis (45 menit)
Film 2 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Gxelhv3DBPA)
TOLONG MENOLONG
Video pertama dapat dimaknai bahwa ketika kita menyadari diri sebagai seorang Katolik
sejati, maka kita akan memberikan segala sesuatu yang ada dalam diri kita (berkorban
meskipun dalam kekurangan) dan tetap percaya dan bersyukur kepada Tuhan. Niscaya
yang kita lakukan akan berbuah hal yang positif.
Sedangkan melalui video kedua, remaja diharapkan memunculkan kepekaaan terhadap
orang-orang disekitarnya. Karena ketika kita menyebarkan kebaikan, maka kebaikan itu
akan menyebar dan mungkin suatu saat akan kembali kepada kita ketika dibutuhkan.
Inspirasi Kitab Suci (Sirakh4: 1-10)
Pendamping dapat meminta peserta untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat.
Ayat Ganjil dibacakan remaja cowok, ayat genap remaja cewek.
1:1 Anakku, jangan enggan memberikan nafkah kepada orang miskin, dan
jangan membuat orang papa rindu dendam.
1:2 Orang yang kelaparan jangan kausedihkan, dan janganlah memahitkan hati
orang yang kekurangan.
1:3 Jangan keras terhadap orang yang pahit hatinya, dan jangan kautunda
sedekah orang yang kekurangan.
1:4 Jangan kautolak permohonan orang yang susah dan jangan membelokkan
wajahmu dari orang miskin.
1:5 Dari yang kekurangan jangan palingkan matamu, jangan memberi orang
alasan untuk mengutuk dirimu.
1:6 Bila engkau dikutuk seseorang dalam duka nestapanya, niscaya
permohonannya didengarkan oleh Penciptanya.
1:7 Buatlah dirimu disayangi oleh umat, dan rendahkanlah dirimu di depan
pembesar.
1:8 Condongkanlah telinga kepada yang miskin, dan dengan ramah balaslah
salamnya.
1:9 Selamatkanlah orang tertindas dari tangan penindasnya, dan jangan segan
memberi keputusanmu.
1:10 Jadilah seperti seorang bapa bagi yatim piatu, dan sebagai suami bagi ibu
mereka. Maka engkau laksana anak dari Yang Mahatinggi, lalu engkau
akan dikasihi oleh-Nya lebih dari pada oleh ibumu.
15
Pendalaman
Pendamping memberikan pendalaman berkaitan dengan bacaan Kitab Suci.
Pendamping memberikan pengantar tentang kitab Sirakh yang terdapat di
Deuterokanonika. Bahwa kitab-kitab Deuterokanonika adalah kitab yang diakui oleh
Gereja Katolik Roma dan berisi ajaran moral dan menyebarkan kebaikan.
Kutipan dari Kitab Sirakh ini mengajak remaja menebarkan kebaikan bagi sesama dalam
situasi apapun, khususnya situasi kekurangan dan penderitaan (Seperti video pertama
yang ditonton sebelumnya). Dalam video tersebut, pemuda memberikan uang yang
tersisa di dompet kepada pengemis dan bahkan ayam untuk dia makan diberikan
kepada seekor anjing.
Masyarakat yang hidup dalam keterbatasan dan kekurangan masih dapat ditemui di
sekitar kita. Sebagai umat beriman, berbuat baik sudah menjadi kewajiban kita.
Dalam melakukan kebaikan, bersikap dan bertindaklah tanpa pamrih, tulus dan total
demi kebaikan sesama. Melakukan kebaikan tanpa perlu melihat status sosial, ras,
agama, warna kulit. Seperti video kedua, mereka menolong tidak memikirkan siapa yang
ditolong.
Sebagai murid Kristus, kita diajak untuk mengedepankan kepentingan umum dan
apapun yang kita lakukan sebaiknya selalu untuk kebaikan bersama. Langkahnya
dimulai dengan hidup berbaur dengan masyarakat yang bermacam-macam suku, ras,
agama dan keyakinannya.
Pertanyaan Refleksi
1. Apakah kamu mempunyai sahabat dari bermacam-macam suku, ras, agama dan
keyakinan? Jika ada, Ceritakan tentang sahabat anda yang berbeda dengan anda
tersebut namun tetap bersahabat.
2. Di sekitar lingkungan kamu tinggal, adakah sesama yang berbeda suku, ras, agama
dan keyakinan yang hidup dalam keterbatasan dan kekurangan? Apakah kita sudah
peduli dengan mereka? Sebutkan bentuk kepedulian anda.
Catatan Reflektif
Pendamping dapat menyampaikan poin-poin reflektif untuk memperkaya/melengkapi
sharing peserta.
Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang berbeda-beda, namun kita jangan takut
atau khawatir dengan perbedaan tersebut. Justru perbedaan itu memperkaya
kehidupan sosial kita.
16
Aksi dan Peneguhan (15 menit)
Penutup (5 menit)
Kita harus sadar akan orang-orang yang berkekurangan di sekitar kita, tanpa melihat
ras-agama-keyakinan, kita tulus memperdulikan mereka.
Pendamping mengajak peserta membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah
mendalami Inspirasi dan refleksi Kitab Suci. Hasil ditegaskan kembali sebagai tindakan
nyata (aksi) dari pertemuan
Aksi
Pendamping mengajak remaja untuk membuat suatu aksi nyata yaitu menjalin
komunikasi/pertemanan dengan remaja lain yang berbeda agama. Bisa pertemanan di
lingkungan sekolah ataupun lingkungan tempat tinggal. Pendamping dapat mendampingi
dan memberikan arahan tentang aksi yang akan dilakukan.
Rangkuman dan Peneguhan
Pertemuan hari ini mengajarkan kepada kita semua antara lain:
Melalui pertemuan hari ini, kita sebagai anak-anak Kristus diharapkan mengikuti
teladan Yesus yaitu yang selalu menolong orang-orang lemah. Meskipun kita
kekurangan, jangan menghambat untuk membantu sesama. Dengan menyebarkan
kebaikan, maka kebaikan tersebut akan dapat dinikmati oleh orang banyak.
Kepedulian juga tidak terbatas pada orang-orang tertentu saja, namun kita harus juga
peduli pada yang berbeda ras-agama-keyakinan. Karena Yesus menyebarkan Cinta
Kasih kepada semua orang tanpa membedakan.
Hikmat dalam masyarakat adalah bagaimana kita menyadari sebagai anak-anak
Yesus mengamalkan perintah-Nya untuk berbuat kebaikan kepada semua orang
terutama yang berada di sekitar lingkungan kita.
Pendamping mengajak peserta menutup pertemuan dengan doa penutup dan
pengumuman
Doa Penutup
Tuhan Yang Mahakasih, kami mohon ampun untuk ketidak-pedulian kami selama ini
terhadap orang-orang disekitar kami yang hidup berkekurangan. Kami menyadari bahwa
sebagai anak-anak-Mu, kami harus lebih peduli dan berbaur kepada mereka yang
membutuhkan. Kami bertekad untuk berubah, kami mohon rahmatMu ya Tuhan, agar
kami dapat melaksanakan perubahan tersebut dengan tekun dan setia. Tuhan, sebentar
lagi kami akan kembali ke rumah masing-masing, kiranya Engkau mau mendampingi
hidup kami selama-lamanya. Sebab Engkaulah Tuhan dan Guru kami. Amin
17
Pertemuan IV
DENGAN BERHIKMAT, BANGSA BERMARTABAT
Tujuan : Remaja dapat membangun relasi yang tepat dan seimbang
dengan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara
Kata kunci : Membangun Relasi berbangsa dan bernegara
Sumber Bahan : Markus 10: 42 - 45
Metode : Menonton Film, Sharing, Aksi & Peneguhan
PROSES PERTEMUAN 1. Pembuka
Pengantar
Pada minggu keempat di pertemuan Aksi Puasa Pembangunan 2019 ini, Remaja
diajak untuk memahami arti berbangsa dan bernegara. Dalam pertemuan terakhir
ini, Remaja diminta untuk lebih peduli terhadap tatanan kepemimpinan di Indonesia.
Remaja diajak untuk memahami pentingnya memilih pemimpin yang adil, jujur dan
melayani kebaikan bersama, sehingga pada saatnya nanti mereka dapat mengikuti
pemilihan umum dengan baik dan bertanggung jawab.
a) Lagu Pembuka
Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat
Kita satu saudara bangsa Indonesia,
bila berbeda pendapat kita memohon hikmat;
kepada Tuhan Maha Bijaksana,
mari mengamalkan Pancasila.
Reff:
Kita berhikmat, bangsa bermartabat,
bersatu bermusyawarah dan mufakat,
kita berhikmat, bangsa bermartabat
berdamai sejahtera bersama.
Kita berhikmat, bangsa bermartabat,
bersatu bermusyawarah dan mufakat,
kita berhikmat, bangsa bermartabat
berdamai sejahtera bersama
Sumber: https://youtu.be/lVl_3Dsun9k
18
b) Doa Pembuka
Allah Bapa yang maha baik, kami mengucap syukur atas berkat dan rahmat-Mu,
sehingga pada hari ini kami boleh berkumpul bersama untuk memulai pertemuan
pada Aksi Puasa Pembangunan 2019 ini. Kami mohon Roh Kudus-Mu untuk
menuntun dan membimbing kami dalam mewujudkan aksi nyata di tengah
kebhinnekaan masyarakat kami. Kami mohon juga penyertaan Mu kepada teman
teman yang masih dalam perjalanan menuju tempat ini semoga mereka dapat
tiba dengan selamat dan bergembira bersama kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami. Amin
c) Pemutaran Film Mgr Soegijapranata (durasi 1:50:43)
Link : https://youtu.be/SWZavUZrtxA
Dalam film ini, Remaja di kenalkan kembali dengan sosok Mgr Soegijapranata.
Jika film tersebut dirasa terlalu panjang, pendamping dapat menggantinya dengan
memutar video dari Metro TV yang membahas tentang Mgr Soegijapranata
Link: https://youtu.be/_MAWSosd4GE (durasi 23:49)
2. Refleksi Kateketis
a) Inspirasi Kitab Suci
(Pendamping dapat meminta peserta untuk membacakan secara bergiliran tiap
satu ayat)
Bacaan Kitab Suci diambil dari Markus 10: 42 – 45 & Roma 13:1 - 7
“Melayani bukan di layani & Kepatuhan terhadap pemerintah”
Permintaan Yakobus & Yohanes Bukan Memerintah Melainkan Melayani
10:42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka
yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan
tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka.
10:43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
10:44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah
ia menjadi hamba untuk semuanya.
19
10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.
Kepatuhan Kepada Pemerintah
13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab
tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-
pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah
13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah
dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya
13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah,
hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap
pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari
padanya
13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika
engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah
menyandang pedang . Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan
murka Allah atas mereka yang berbuat jahat
13:5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan
Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.
13:6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang
mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah
13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada
orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak
menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut
dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.
b) Ulasan Bacaan
Penulis Injil Markus menekankan prinsip melayani. Yesus datang ke dunia bukan
untuk menikmati pelayanan orang lain melainkan untuk melayani. Kerelaan-Nya
untuk melayani merupakan teladan yang harus diikuti oleh semua pengikut-
pengikutNya. Tuhan Yesus mengajarkan: barangsiapa ingin menjadi besar dan
terkemuka, hendaklah ia menjadi pelayan dan hamba untuk semuanya (bdk ay
43-44).
Pemerintah yang sudah terpilih melalui pemilihan yang baik, wajib dijunjung dan
ditaati. Roma 13:1 menekankan supaya setiap orang takluk kepada pemerintah
karena pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah. Artinya, karena kehendak
Allah saja, suatu pasangan pemimpin bisa terpilih oleh rakyatnya. Jikalau Allah
tidak berkenan kepada pasangan pemimpin itu, tentunya mereka tidak akan
terpilih. Dalam suratnya, Paulus mengajarkan jemaat di Roma untuk taat kepada
20
pemerintah/penguasa, jangan melawan pemerintah, jangan melanggar hukum,
taat membayar pajak dan cukai serta hormat kepada pemimpin. Sebaliknya
pemerintah harus dapat melindungi rakyatnya, karena pemerintah adalah hamba
Allah yang bekerja untuk kebaikan semua (bdk. Ay. 4)
c) Pengendapan
Remaja di bagi di dalam kelompok dengan didampingi oleh pendamping. Dalam
kelompok tersebut remaja diajak untuk berdiskusi bagaimana kesan mereka
terhadap Mgr Soegijapranata yang mengajak umat katolik di Indonesia untuk
menjadi 100% Katolik 100% Indonesia. Remaja diajak untuk lebih mengetahui
lagi pahlawan Katolik yang telah menjadi pemimpin dan memiliki nasionalisme
tinggi terhadap Indonesia.
3. Aksi dan Peneguhan
Pendamping mengajak peserta membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah
mendalami Inspirasi dan refleksi Kitab Suci. Hasil ditegaskan kembali sebagai
tindakan nyata (aksi) dari pertemuan
a) Aksi
Remaja mampu menjadi seorang katolik yang dapat menjaga keutuhan bangsa
dan Negara dengan tidak mengikuti atau membagi berita-berita provokatif, hoax
yang menyulut berdepatan negatif di media sosial.
b) Peneguhan
Membuat resolusi pribadi, misalnya mau lebih terbuka terhadap perbedaan, mau
menjadi pengguna media social yang positif.
4. Penutup
Pendamping mengajak peserta menutup pertemuan dengan doa penutup dan
menyanyikan Lagu penutup
a) Doa Penutup
Allah Bapa yang penuh kasih. Kami mengucap syukur atas penyertaan-Mu
sepanjang pertemuan kami hari ini. Terima kasih karena Engkau telah
mengajarkan kami untuk menghargai keberagaman dalam berbangsa dan
bernegara. Kami juga mengucapkan syukur atas pejuang-pejuang kemerdekaan
yang telah membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Kami
mengucap syukur pula atas teladan iman dari Mgr. Soegijapranata kepada kami
umat katolik di Indonesia. Berikanlah rahmat kasih-Mu agar kami dapat
meneladani Mgr. Soegijapranata untuk menjadi remaja yang 100% Katolik 100%
21
Indonesia. Curahkanlah rahmat kebijaksanaan-Mu kepada pemimpin bangsa
kami, agar dapat memimpin dengan penuh kasih dan kebijaksanaan. Semua ini
kami serahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin
b) Lagu Penutup
Bintang Misioner
Siapa bintang-bintang misioner (SAYA..)
Siapa sobat-sobat Tuhan Yesus (KAMI..)
Siapa pewarta kabar gembira (KITA..)
berkat Tuhan melimpahi seluruh dunia.
di keluarga aku ada, di sekolah senyum cerah
di gereja siap sedia, cinta alam dan sesama
cerdas mencipta berkarya, rengkuh semua jadi saudara
dimana-mana… (dimana dimana dimana)
terlibat berbagi berkat