komisi informasi pusat republik indonesia · pdf filebahwa biasroya l°',elah lunas...
TRANSCRIPT
KOMISI INFORMASI PUSATREPUBLIK INDONESIA
PUTUSANNomor: 199/VI/KIP-PS-M-A/2011
KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA
1. IDENTITAS
[1.1] Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia yang memeriksa, memutus, dan
menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik Nomor Registrasi: 199/VI/KIP-PS-
M-A/201 lyang diajukan oleh:
Nama : KarsonoAlamat : d/a Anindya Kairono, J1 Bukti 3 RT 11/RW 01,
Kelurahan/K ccemetan Makasar, Jakarta Timur
selanjutnya disebut sebagai Pemohon.Terhadap
Nama : Reme) .«.erian Kesehatan
Alamat : Jl. ri.R Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950.
selanjutnya disebut sebagai Termohon.
[1.2] TeP h membaca surat permohonan Pemohon;
'l e'au mendengar keterangan Pemohon;
PJah membaca keterangan Termohon;
Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon;
Telah memeriksa bukti-bukti dari Termohon;
1
2. DUDUK PERKARA
A. Pendahuluan
[2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa
informasi publik kepada Komisi Informasi Pusat pada tanggal 6 Juni 2011, yang diterima
dengan registrasi Sengketa Nomor: 199/VI/KIP-PS/2011.
Kronologi[2.2] Pada tanggal 7 Februari 2011, Pemohon menyampaikan permintaan informasi secara
tertulis kepada Termohon. Adapun informasi yang diminta oleh Pemohon adalah, falinan
Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan k" Nomor:
01S.R.PS.03.01.22.09.608 tanggal 26 Agustus 2009.
[2.3] Termohon memberikan jawaban tertulis melalui Surat Nomor: KM.02.02/3/576/2011
pada tanggal 25 Maret 201 lyang menyatakan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan Itjen belum
dapat diberikan mengingat dokumen tersebut termasuk informasi yang tidak untuk
dipublikasikan.
[2.4] Pada tanggal 15 April 2011, Pemohon menyampaikan keberatan atas jawaban dari
Termohon yang diterima pada tanggal 18 Apid 2011.
[2.5] Termohon tidak m e n a n g k e b e r a t a n sehingga pada 6 Juni 2011, Pemohon
mengajukan permohonan penyJesaian sengketa ke Komisi Informasi Pusat.
[2.6] Bahwa telah diadahan penyelesaian sengketa melalui mediasi di Komisi Informasi Pusat
pada tanggal 23 November 2011, namun mediasi dinyatakan gagal karena Termohon
menyataka:. info.miasi yang dimohon adalah informasi yang dikecualikan.
AL sao Pjrmohonanlnformasi atau Tujuan Penggunaan Informasi[2.Y1 Pemohon ingin mengetahui latar belakang yang mendasari keputusan auditor yang
menyimpulkan rumah tempat tinggal Pemohon berada di kompleks Rumah Sakit. Pemohon
membutuhkan informasi tersebut untuk memperjuangkan haknya atas tempat tinggal.
2
Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi
[2.8] Termohon tidak menanggapi keberatan atas permohonan informasi yang disampaikan
oleh Pemohon.
Petitum[2.9] Meminta Majelis Komisioner Komisi Informasi Pusat untuk menyatakan bahwa
informasi yang dimohon adalah informasi yang terbuka.
B. Alat Bukti Keterangan Pemohon[2.10] Menimbang bahwa di persidangan Pemohon menyatakan keterangan sebagi.i r^'ikut:
1. Bahwa pada tahun 1998, Pemohon mendapatkan izin untuk menempa, nmah rumah
negara golongan II di lingkungan Kementerian Kesehatan. Pemohon yang saat itu
sebagai pegawai Depkes mengajukan permohonan untuk membe’i. namun sebelum itu,
status rumah diajukan Depkes ke Kementerian PU untuk diubah statusnya menjadi
Rumah Negara Golongan III, karena Rumah Ne6ara Golongan III lah yang bisa
disewa-belikan kepada penghuni. Sewa beli in: '•da penjanjiannya dan diangsur selama
20 (dua puluh) tahun.
2. Bahwa pada September 2009 angsuran tersebut sudah lunas. Sesuai dengan perjanjian
sebelumnya, bagi yang telah mel onasi pembayaran akan mendapatkan pelepasan hak
atas rumah.
3. Bahwa di dalam perjanjian terebut, Pemohon adalah pihak pertama dan pihak kedua
adalah pemerintah yaitu Kementerian Pekerjaan Umum karena rumah tersebut adalah rumah golongan III.
4. Bahwa biasroya L°',elah lunas dan ada surat pengantar, tidak lebih sebulan sudah ada
SK, namun setelah lebih dari sebulan belum ada SK. Hal ini karena menurut
Ken.coterGn PU telah ada surat dari Kementerian Kesehatan (pada waktu itu
Dru^rtemen Kesehatan) dan KPK yang menyatakan bahwa rumah tersebut harus
dikembalikan negara sehingga SK tidak dapat diterbitkan.
0 Bahwa Pemohon masih memiliki dokumen izin menempati rumah tersebut.
6. Bahwa Pemohon ingin mengetahui latar belakang keputusan auditor yang
menyimpulkan 11 (sebelas) rumah itu berada di kompleks Rumah Sakit.
7. Bahwa Pemohon menyayangkan alasan KPK yang menyatakan bahwa surat tersebut
ditujukan dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pencegahan penyalahgunaan
3
wewenang. Sementara UU KPK tidak memberikan kewenangan kepada KPK untuk
membatalkan kebijakan.8. Bahwa urgensi Pemohon meminta LHP Khusus ini karena LHP Khusus ini dijadikan
KPK sebagai dasar pembatalan kepemilikan rumah.9. Sepengetahuan Pemohon, LHP dari Irjen tersebut telah digunakan oleh KPK untuk
pemeriksaan, artinya LHP ini telah kemana-mana.10. Bahwa Pemohon mengetahui di dalam LHP tersebut ada hasil pemeriksaan lain selain
kasus Pemohon, karena Pemohon akan membela semuanya.11. Bahwa Pemohon paling membutuhkan LHP yang terkait dengan Pemohon.12. Bahwa UU 15 Tahun 2006 ttg BPK Pasal 7 ayat (5) menyatakan LHP terbuka setelah
diserahkan BPK kepada DPR.
Surat-Surat Pemohon[2.11] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut:
Bukti P-l Salinan Kartu Tanda Penduduk, N.I.K ?2 7104.010844.0004 atas nama
Karsono.
Bukti P-2 Salinan Surat Permohonan Infonya'd Publik yang ditujukan kepada
Termohon pada tanggal 7 FebrwL I t 11
Bukti P-3 Salinan Surat Keberatan varg ditujukan kepada Termohon tertanggal 15
April 2011.
Bukti P-4 Penjelasan tertulL tenang kronologi sengketa informasi yang disampaikan
oleh Pemohca tei‘anggai 10 Februari 2012 dan diterima Komisi Informasi
Pusat pada tanggal 10 Februari 2012.
Bukti P-5 Salinan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.00.SJ.IV.0050 tentang Penetapan Status Golongan Rumah Dinas di
Daiam Lingkungan Departemen Kesehatan tanggal 20 Januari 1998 beserta
Lampirannya.
Pu'ti P 6 Salinan Surat Izin Penghunian Nomor: 031/STP/B.Perl/IV/II/98 tanggal 5
Februari 1998, yang berlaku dari tanggal 5 Februari 1998 sampai dengan
tanggal 5 Februari 2003.
Bukti P-7 Salinan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor: PL.00.SJ.IV.0341. perihal Usul
Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II (dua) menjadi Rumah Negara
Golongan III (tiga) tanggal 5 Mei 1998.
4
3ukti P-8 Salinan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor:
7815/KPTS/CK/RN/1998 tentang Pengalihan Status Golongan Rumah
Negara Golongan II (dua) Menjadi Rumah Negara Golongan III (tiga)
tanggal 8 Juli 1998.
3ukti P-9 Salinan Surat Perjanjian Sewa Beli Rumah Negara Nomor 012.4/SP-
15/CK/2000 Atas Nama Ir. Karsono, Jl. Dr. Sumeru Nomor 94A Menteng, Bogor, HD. Nomor: AA-47375, Tanggal 6 Maret 2000, yang ditandatangani
oleh Ir.H. Zainal Arifin Sastradipradja, Pembina Tk.I Sebagai Pihak Kesatu
dan Ir. Karsono Sebagai Pihak Kedua.
Bukti P-10 Salinan Amandemen Surat Perjanjian Sewa Beli Rumah Negara Nomor:
012.4/SP-33/DKR72009 tanggal 5 Agustus 2009 atas nama Ir. Xi>:?ono, Jl.
Dr. Semeru Nomor 94A Menteng, Kota Bogor, HD. Nomor a A.47 357
Bukti P-11 Salinan Surat Pimpinan KPK kepada Menteri Kesehatan RI Nomor: 3115/01-
12/08/2009 Perihal Penertiban Pengelolaan Rumah Negara tanggal 11
Agustus 2009.
Bukti P-12 Salinan Surat Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan RI kepada Menteri
Kesehatan RI Nomor: 01T.PS 20.03 22.09.3389 Perihal Penertiban
Pengelolaan Rumah Negara tanuga 3 September 2009.
Bukti P-13 Salinan Surat Keterangan Lunas Sewa Beli Rumah Negeri dari Kantor
Pelayanan Perbendahan an Negara Nomor: KET-031/WPb.l3/KP.0522/2009
tanggal 24 September 2009.
Bukti P-14 Salinan Sura» i'icu. r r i Kesehatan RI kepada Menteri Pekeqaan Umum
Nomor: PL.03.^1/111/0881/09 Perihal Permohonan Tanggapan Penertiban
Pengelolaan Rumah Negara tanggal 28 September 2009.
Bukti P-15
Bukti P-16
Salinan Surat Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Deapartemen Pekerjaan Umum Nomor: TN.0102-Cb/1225 Perihal Penyerahan Hak Milik
Rumah dan Pelepasan Hak Atas Tanah di Jalan Dr. Semeru Bogor tanggal 19
November 2009.Salinan Surat Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
kepada Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI Nomor: HK.04.01-
DC/687 tanggal 29 Desember 2009.
Salinan Surat Tanggapan Atas Pengaduan Masyarakat dari Deputi Bidang
Pengawasan Internal Pengawasan Masyarakat a.n Pimpinan KomisiBukti P-17
5
Pemberantasan Korupsi RI Nomor: R-267/40-43/01/2010 tanggal 28 Januari
2010.
Bukti P-18 Salinan Surat Pemohon kepada Menteri Kesehatan RI dan Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi Perihal 11 (sebelas) Rumah Negara Golongan III di
Jalan Semeru Bogor tanggal 30 Agustus 2010.
Bukti P-19 Salinan Surat Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kesehatan RI kepada Direktur
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekeijaan Umum Nomor:
PL.03.01/III/1367/2010 Perihal Tanggapan Penertiban Pengelolaan Rumah
Negara Menjadi Rumah Negara Golongan III di Lingkungan Departemen
Kesehatan tanggal 15 Oktober 2010.
Bukti P-20 Salinan Surat Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Te>.^nterian
Pekerjaan Umum kepada Sekretaris Jenderal Kementenan Kesehatan RI
Perihal Tanggapan Penertiban Pengelolaan Rumah Nega a Golongan II
Menjadi Rumah Negara Golongan III di Lingkungan /ementerian Kesehatan
tertanggal 29 Nopember 2010 (Pemohon menuliskan tanggal 22 Nopember
2010).
Bukti P-21 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 7002 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi.
[2.12] Bahwa berdasarkan dalil-dalil y;mg diuraikan di atas dan bukti terlampir, Pemohon
meminta kepada Majelis Komisionei ° gar memberikan putusan:
1. Primera. Mengabulkan permohonan Pemohon.b. Memerintahkan Termohon untuk menyerahkan salinan informasi yang diminta
Pemohon.
2. Subsir'erMen.berban putusan lain yang seadil-adilnya menurut rasa keadilan dan peraturan
pcretidang-undangan yang berlaku.
Keterangan Termohon[2.13] Menimbang bahwa di persidangan Termohon memberikan pernyataan sebagai berikut:
1. Bahwa banyak aset Kementerian Kesehatan yang masih belum jelas statusnya. Surat
KPK bertujuan untuk menertibkan aset Kementerian Kesehatan.
6
2. Bahwa data aset tersebut dimiliki oleh Termohon. Salah satunya adalah tanah yang di
Bogor.3. Bahwa benar Termohon menerima surat dari KPK yang pada pokoknya menyatakan
mengenai pengalihan rumah negara yang tidak sesuai dengan PP 40, Pasal 15 ayat 3
huruf b dan Pasal 1 ayat 6.4. Bahwa Termohon menguasai LHP Khusus sebagaimana yang diminta oleh Pemohon.
5. Bahwa LHP Khusus tersebut telah selesai prosesnya, yang belum itu adalah tindak
lanjutnya.6. Bahwa LHP yang sifatnya reguler boleh diketahui oleh satuan keija yang diperiksa,
namun kalau LHP Khusus tidak.7. Bahwa LHP terbuka itu disepakati oleh Termohon, tetapi terkait dengra' LHP yang
masih proses Termohon masih berkesimpulan dinyatakan tidak bisa dibuka.
8. Bahwa terkait dengan bahwa kesaksian Saksi yang menyatakan Sak i sebagai Ketua
Tim Penaksir pada saat itu dan benar telah meninjau lapangan atau lokasi tanah yang
ada di Bogor, layak dipertanyakan bukti-bukti peninjauannya.
9. Bahwa sampai hari ini SK pengecualian mp:ih ada di meja menteri untuk
ditandatangani. Di dalam SK tersebut disebutkan bahwa LHP ini masuk ke dalam
informasi yang dikecualikan.10. Termohon sepakat bahwa LHP yang suiai. diaudit adalah dokumen yang terbuka.
11. Bahwa LHP tersebut berada di drdam pengelolaan Biro Keuangan dan Perlengkapan.
12. Bahwa Termohon memegang pnnsip tidak akan menutup informasi di dalam
dokumen, jika memang Mvehs memandang LHP ini dokumen yang bisa dibuka
Termohon tidak kebeictan. Rekomendasi di dalam LHP ini masih berlanjut. Untuk
Pemohon yang mengalami kerugian, menjadi kekhawatiran Termohon harus
menyiapkan gai.L rugi dalam salah satu keputusan dalam penentuan golongan rumah
negare itu.13. Ba\:wa «LHP ini anggaran tahun 2009. Tiap tahun BPK punya kewajiban melaporkan
hu^il pemeriksaannya ke DPR. Selama 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun terakhir ini,
kementerian Kesehatan selalu disclaimed
Surat-Surat Termohon[2.14] Menimbang bahwa Termohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut:
Bukti T-l Surat jawaban dari Termohon atas Permohonan Laporan Hasil Pemeriksaan
7
Itjen, Nomor: KM.02.02/3/576/2011 tertanggal 25 Maret 2011.
Bukti T-2 Kesimpulan Termohon tanggal 28 Maret 2012, Nomor:
HK.05.01 /IV/510/2012.
[2.15] Menimbang bahwa dari seluruh dalil-dalil yang diuraikan di atas, Termohon pada
prinsipnya memohon kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan yang seadil-
adilnya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keterangan Saksi[2.16] Bahwa pada persidangan tanggal 19 Maret 2012 Pemohon mengajukan sak.'t Iswadi
pensiunan Kementerian Pekeijaan Umum. Saksi memberikan keterangan sebagai Ler^ ut:
1. Bahwa ada tahun 1980 Saksi menjadi PNS di Kementerian Pek^rj^n TJmum dan
bekeija di pengelolaan gedung dan rumah negara sampai per^iun. Selama bekeija,
Saksi menangani penjualan rumah negara. Proses penjualan iu' diawali dari usulan
instansi terkait yang mengajukan permohonan alih status.
2. Bahwa saksi tahu proses ini, usulan dari Menteri Kc^ehatun kepada Menteri Pekeijaan
Umum. Pada waktu itu, Saksi menjadi Ketua r'?nak'Tr DKI Jakarta pada tahun 1998.
3. Bahwa pada saat itu Departemen Kesehatan tr ^nyatakan mengubah golongan II ke
golongan III. Pada waktu itu pejabat lamanya adalah Bu Dyah dan Pak Cholid
Jauhari, sekarang Pak Cholid Jaut ari sudah pensiun.
4. Bahwa surat Pemohon ke Kementerian PU sudah tepat dan seharusnya selesai di
Kementerian PU. S eh am b a 'PK tidak memiliki kewenangan terkait dengan hal ini.
5. Bahwa Saksi menyaksikan peninjauan lapangan dan melihat bahwa rumah tersebut
tidak berada di dalam kompleks (lingkungan) rumah sakit.
6. Bahwa menjenai pengalihan rumah tersebut pada prinsipnya sudah disetujui oleh PU,
timnya Jari Depkeu, BPN, dan Pemda setempat.
7. Bahwa n _mah yang dapat dialihkan dari golongan II menjadi golongan III adalah
lunwh-rumah yang berada di luar lingkungan rumah sakit. Rumah Pak Karsono berada di luar pintu gerbang rumah sakit.
d. Bahwa setelah ada pengusulan dari PU Bandung barulah dikirim ke PU Jakarta untuk
diproses penerbitan SK oleh Diijen Cipta Karya. Setelah itu, surat izin penghunian
yang tadinya diterbitkan oleh Depkes ketika masih golongan II, kali ini diterbitkan
8
oleh PU. Setelah itu, penghuni dapat mengajukan permohonan sewa beli. Ada panitia
penaksir dan tim penilai. Setelah ada kesepakatan baru ada persetujuan sewa-beli.
9. Bahwa PU belum dapat memproses dokumen Karsono karena masih ada surat dari
Depkes kepada PU serta surat dari KPK.10. Bahwa seharusnya Depkes menghapuskan rumah itu dari daftar inventaris.
3. KESIMPULAN PARA PIHAK
[3.1] Menimbang bahwa di dalam persidangan tanggal 26 Maret 2012 Pemohon
menyampaikan kesimpulan tetap pada surat Pemohon tertanggal 10 Februari 20 U' ymg pada
pokoknya menyatakan:1. Bahwa pada tanggal 20 Januari 1998, terbit SK Mcnke; RI Nomor:
HK.00.SJ.IV.0050 tanggal 20 Januari 1998 tentang Penetapan Status Golongan 16
(enam belas) Rumah Dinas di Jl. Sumeru Bogor sebagai Rumah Negara Golongan II
(Instansi).2. Bahwa Pemohon menghuni Rumah Negara Golongan II (Instansi) di Jl. Sumeru 94A
Bogor berdasarkan SIP (Surat Izin Pengaman) Nomor: 031/SIP/B-Perl/IV/II/98
tanggal 5 Februari 1998 yang diterbitkan ok'h Departemen Kesehatan.
3. Bahwa Rumah Negara Golongar II Instansi) di Jl. Sumeru 94 A Bogor diusulkan
Pengalihan Statusnya menjav Pumah Negara Golongan III oleh Menteri Kesehatan
kepada Menteri PU, b e rd o ra n Surat Nomor: PL.00.Sj.IV.0341 tanggal 5 Mei 1998.
4. Bahwa berkenaan dengan usulan itu, Diijen Cipta Karya Departemen PU menerbitkan
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor: 7815/KPTS/CK/RN/1998 tanggal 8
Juli 1998 +entai.g Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II menjadi Rumah
Negar? Goiorgan III atas Rumah Negara di Jl. Sumeru 94A Bogor.
5. Bal' va tkmohon melakukan sewa-beli Rumah Negara Golongan III di Jl. Sumeru
?4A Bogor berdasarkan surat Perjanjian Sewa Beli Rumah Negara Nomor
0i2.4/SP/15/CK/2000 tanggal 6 Maret 2000, yang kemudian diamandemen
berdasarkan Amandemen Surat Perjanjian Sewa Beli Rumah Negara Nomor;
012.4/SP-3 3/DKR/2009 tanggal 5 Agustus 2009.6. Bahwa sewa-beli rumah negara tersebut telah dibayar limas oleh Pemohon
berdasarkan Surat Keterangan Lunas Sewa Beli Rumah Negara Nomor: KET-
9
031 /WPb-13/KP.0522/2009 tanggal 24 September 2009, yang dikeluarkan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tipe A-l Bogor.
7. Bahwa biasanya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak pelunasan Sewa-Beli
Rumah Negara maka Departemen PU telah menerbitkan SK Penyerahan Rumah dan
Pelepasan Tanah. Setelah Pemohon menanyakan tidak kunjung terbitnya SK itu
kepada Departemen PU maka Departemen PU menjawab melalui Surat Nomor
TN.0102 Cb/1225 tanggal 19 November 2009 yang menyatakan bahwa SK
Penyerahan Hak Milik Rumah dan Pelepasan Hak Tanah belum dapat diproses karena
Departemen PU menerima Surat Depkes RI Nomor: PL.03.01/III/0881/09 tanggal 28
September 2009 tentang Permohonan Tanggapan Penertiban Pengelolaan Rumah
Negara serta Surat KPK Nomor: 3115/01-122/08/2009 tanggal 11 Agitebw 2009
perihal Penertiban Pengelolaan Rumah Negara terletak di Jl. Sum t m Tcgor. Surat
Menkes RI tanggal 28 September 2009 itu telah dibalas oleh Depart e nen PU dengan
Surat No: HK.04.01-DC/687 tanggal 29 Desember 200° perihal Tanggapan
Penertiban Pengelolaan Rumah Negara Golongan III di Lingkungan Depkes RI, yang
menyatakan antara lain bahwa usul/permohonan p^ngai’ltan status atas 11 (sebelas)
Rumah Negara Golongan II (Instansi) di Jl. Semen: Bogor menjadi Rumah Negara
Golongan III telah memenuhi prosedur/ke'cutuan yang berlaku, maka berdasar usul
tersebut rumah-rumah ini ditetapkan sti tus”.ya menjadi Rumah Negara Golongan III
dengan Keputusan Diijen Cipta Karyu.8. Bahwa di samping itu Pen.ol m telah menanyakan kepada KPK mengapa KPK
menghalang-halangi hal. uz* i Pemohon untuk memiliki tempat tinggal. Pertanyaan
Pemohon dijawab mehlui surat nomor: R-267/40-43/01/2010 tanggal 28 Januari
2010, yang menyatakan bahwa: Pembatalan Pengalihan Rumah Negara di Jl. Sumeru
Bogor mpmpax^i rekomendasi Pimpinan KPK sesuai dengan Surat Nomor
R.3115/0i- l2/08/2009 tanggal 11 Agustus 2009 yang telah ditindaklanjuti dengan
pei'ierikMian khusus Inspektorat Jenderal Depkes RI Nomor:
0iS.R.PS.03.01.22.09.608 tanggal 26 Agustus 2009 yang menyimpulkan antara lain
bahwa 11 (sebelas) Rumah Negara di Jl. Sumeru Bogor berada dalam komplek
Rumah Sakit Dr. Marzuki Mahdi Bogor. Kesimpulan inilah yang merugikan Pemohon
karena dipakai oleh KPK untuk memperkuat rekomendasinya dalam pembatalan
pengalihan Rumah Negara di Jl. Sumeru Bogor.
10
9. Bahwa menurut Pemohon, kesimpulan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) itu keliru,
karena diduga tidak ada dasar hukumnya dan tidak pernah dicek silang dengan para
Pejabat Terkait pada saat itu (Tahun 1997-1999).
10. Bahwa Pemohon telah mengirim surat kepada Menkes RI dan KPK tanggal 30
Agustus 2009 perihal sanggahan atas kesimpulan itu, namun hingga kini tidak
ditanggapi. Oleh karena itu semua maka Pemohon sangat berkepentingan dan
sekaligus meminta fotokopi LHP tersebut, agar bisa melakukan pembelaan atas hak
azasi Pemohon untuk memiliki tempat tinggal.
[3.2] Bahwa dari seluruh dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir,
Pemohon memohon kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan scau-i-auilnya
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kesimpulan Termohon[3.3] Menimbang bahwa pada tanggal 28 Maret 2012, Termohon menyampaikan kesimpulan
tertulis sebagai berikut:1. Bahwa yang menjadi objek sengketa informasi mi adalah foto copy Laporan Hasil
Pemeriksaan Khusus (LHP) Inspektorat Jtude'al Nomor: 01.S.R.PS.03.01.22.09.608
tertanggal 26 Agustus 2009 tentang haJ.l pemeriksaan terhadap aset tanah dan
bangunan milik Kementerian Ke .eha'ar..2. Bahwa persidangan sengketa nformasi (sidang ajudikasi) antara Pemohon dengan
Termohon berproses bulan Februari 2011, sidang ajudikasi ini telah lebih
kurang dijalani sebanyak 8 kali pertemuan, yang diantaranya 2 kali proses mediasi
untuk menempuh upaya penyelesaian sengketa ini secara musyawarah, tetapi gagal.
3. Dalam proses persidangan baik Pemohon maupun Termohon telah memberikan keterangan-keterangan yang disampaikan dihadapan Majelis Komisioner yang
munerb sa dan mengadili perkara sengketa informasi ini.A Bchwa hasil dari pemeriksaan tersebut yang tertuang di dalam LHP Khusus
Inspektorat Jenderal Nomor: 01.S.R.PS.03.01.22.09.608 tertanggal 26 Agustus 2009
yang dimohon oleh Pemohon, Termohon tetap pada argumentasi dan/atau dalil yang
dikemukakan dalam sidang-sidang sebelumnya yang menjelaskan bahwa LHP
tersebut tetap merupakan dokumen yang dirahasiakan, karena masih dalam proses
penataan aset Kementerian Kesehatan berdasarkan perintah Komisi Pemberantasan
Korupsi.
11
5. Bahwa meskipun LHP tersebut di atas, sudah selesai dan telah menjadi dokumen
tetapi pelaksanaan atas hasil dari rekomendasi LHP tersebut masih ditindaklanjuti
penyelesaiannya, agar tidak menimbulkan masalah yang lebih rumit dan lebih luas,
karena LHP tersebut bukan hanya berisikan hasil temuan di tempat Pemohon,
melainkan ada temuan-temuan tempat lain yang terkait dengan aset Kementerian
Kesehatan.6. Oleh karena itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat, Termohon menyatakan bahwa
LHP Nomor: 01.S.R.PS.03.01.22.09.608 tertanggal 26 Agustus 2009 tetap tidak dapat
diberikan kepada Pemohon, karena LHP termasuk dokumen yang dikecualikan di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
[3.4] Bahwa dari seluruh dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-Vki* terlampir,
Termohon memohon kepada Majelis Komisioner agar memberikan Dutusan seadil-adilnya
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. PERTIMBANGAN HUKUM
[4.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan Devio^onan adalah mengenai permohonan
Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebngt im.\~ia diatur Pasal 35 ayat (1) huruf e, Pasal
36 ayat (2),dan Pasal 37 ayat (2) Unckng-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU I F ) June t o Pasal 3 ayat (2) huruf b dan Pasal 3 ayat (3)
huruf d Peraturan Komisi Infc. '.2°' Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian
Sengketa Informasi Publik (Pei’/i PPSIP).
[4.2] Menimbang hahw? sebelum memasuki pokok permohonan, Majelis Komisioner akan
mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
1. ke .enai gan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa, memutus, dan menjatuhkan
pu+usan terhadap permohonan a quo;
2. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon.
Ternadap kedua hal tersebut di atas, Majelis berpendapat sebagai berikut:
A. Kewenangan Komisi Informasi Pusat[4.3] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU KIP, Pasal 26 ayat (1) huruf a UU KIP, Pasal 27 ayat (1) huruf a, b, c, dan d UU KIP,Pasal 35 ayat (1) huruf e UU KIP'juneto
12
Pasal 3 ayat (2) huruf b dan Pasal 3 ayat (3) huruf d Perki PPSIP pada pokoknya mengatur
Komisi Informasi berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui ajudikasi.
[4.4] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan permohonan penyelesaian Sengketa
Informasi Publik yang menyangkut penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf e UU KIP juncto Pasal 3 ayat (3) huruf
d dan Pasal 3ayat (4) huruf b Perki PPSIP.
[4.5] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.3] dan [4.4] Majelis
berpendapat bahwa Komisi Informasi berwenang memeriksa, memutus, dan merja*uhkan
putusan terhadap permohonan a quo.
[4.6] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 26 ayat (2) huruf b, Pasal 27 a1 at (2) UU KIP
juncto Pasal 4 ayat (l)Perki PPSIP pada pokoknya mengatur bahwa k jmisi Informasi Pusat
berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik.
[4.7] Menimbang bahwa Termohon merupakan Bada*’ PuhUk Pusat Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
[4.8] Menimbang bahwa berdasarkan uriian [4.3] sampai dengan [4.7] Majelis berpendapat
bahwa Komisi Informasi Pusat berwajvng memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan
terhadap permohonan a quo.
B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon[4.9] Menimbang ahw<. berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf e, Pasal 36
ayat (1), Pasal 37 avut (1) dan ayat (2) UU KIP juncto Pasal 1 angka 8, Pasal 30 ayat (1)
huruf e, Pa^l 30 ayat (2), Pasal 35 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Stands Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) juncto Pasal 1 angka 6, Pasal 6, Pasal 7,
Pai al 2, T asal 11 Perki PPSIP, yang pada pokoknya Pemohon merupakan Pemohon Informasi
Pub’ik yang telah mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada
Komisi Informasi Pusat setelah terlebih dahulumenempuh upaya keberatan kepada
Termohon.
[4.10] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan:
13
1. Pemohon adalah warga negara Indonesia berdasarkan Salinan Kartu Tanda Penduduk,
N.I.K 32.7104.010844.0004 atas nama Karsono. (Bukti P-l)
2. Pemohon telah mengajukan Permohonan Informasi Publik yang ditujukan kepada
Termohon pada tanggal 7 Februari 2011 (Bukti P-2)3. Terhadap permohonan informasi publik Pemohon, Termohon memberikan jawaban
tertulis atas Permohonan Informasi Pemohon melalui surat No. KM.02.02/3/576/2011
tertanggal 25 Maret 2011. (Bukti T-l)4. Pemohon telah mengajukan Keberatan yang ditujukan kepada Termohon tanggal 15
April 2011.5. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan dari Termohon, -hingga
padatanggal 6 Juni 2011 Pemohon mengajukan permohonan penyelesau n ;°ngketa
informasi publik ke Komisi Informasi Pusat.
[4.11] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.12] dan [4 13] tersebut Majelis
berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing),
selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan pokok permohonai.
C. Tujuan Permohonan Informasi Publik[4.12] Menimbang bahwa berdasarkan :
1. Pasal 28 F Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD NRI Talmn 1945) juncto Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UU KIP
pada pokoknya mengata b-hwa setiap orang dijamin haknya atas informasi dan
berhak mengajukan permohonan informasi publik;
2. Pasal 4 ayat (3) UU KIP menyatakan bahwa setiap Pemohon Informasi Publik berhak
mengajukf’1 permohonan informasi publik disertai alasan;
3. Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU KIP yang pada pokoknya mengatur bahwa Badan
Pul v5 k b<- i wenang menolak permohonan informasi publik apabila:a. Informasi publik yang diminta termasuk informasi publik yang dikecualikan;
b. Permohonan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
+. Pasal 7 ayat (1) UU KIP juncto Pasal 14 PERKI SLIP yang pada pokoknya
menyatakan bahwa Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau
menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada
Pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan;
14
5. Pasal 9 huruf c PERKI SLIP menyatakan bahwa Badan Publik berwenang menolak
permohonan informasi publik secara tertulis apabila informasi publik yang dimohon
termasuk informasi publik yang dikecualikan/rahasia dengan disertai alasan serta
pemberitahuan tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk mengajukan keberatan
atas penolakan tersebut;6. Pasal 11 UU KIP juncto Pasal 13 PERKI SLIP mengatur mengenai jenis informasi
publik yang wajib disediakan setiap saat oleh Badan Publik;
7. Pasal 19 ayat (1) PERKI SLIP yang menyatakan bahwa setiap orang berhak
memperoleh informasi publik dengan melihat dan mengetahui informasi serta
mendapatkan salinan informasi publik;8. Pasal 22 PERKI SLIP yang menyatakan bahwa seluruh informasi publik yang berada
pada Badan Publik selain informasi yang dikecualikan dapat di?k'f*j oleh publik
melalui prosedur permohonan informasi publik.
[4.13] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan di dalam surat permohonan
informasi publik kepada Termohon, Pemohon telah mencat/umk n alasan permohonannya;
[4.14] Menimbang bahwa berdasarkan uraian [4.1..] don [4.13], Majelis berpendapat bahwa
permohonan informasi publik yang dilakukan < lei. Pemohon telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang beri tku.
D. Pokok Permohonan[4.15] Menimbang bahwa dan fakta hukum, baik dalil Pemohon, jawaban Termohon serta
bukti surat, Majelis menemukan fakta hukum yang diakui para pihak, sebagai berikut:
1. Fakta huk'-m u^i dalil-dalil permohonan Pemohon yang tidak dibantah oleh
Termohon, karenanya fakta hukum tersebut menjadi hukum bagi Pemohon dan
Ter ,'oho’'. sehingga hal tersebut tidak perlu dibuktikan lagi, yaitu: c Pemohon telah mengajukan permohonan Informasi Publik sebagaimana diuraikan
dalam Duduk Perkara;
b. Pemohon telah menempuh upaya keberatan kepada Termohon sebagaimana
diuraikan dalam Duduk Perkara;
c. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan dari Termohon
sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara;
15
2. Bahwa Pemohon telah menegaskan bahwa informasi yang diminta adalah informasi
sebagaimana dimaksud pada paragraf [2.2];
3. Bahwa selain fakta hukum atau hal-hal yang diakui para pihak, dalam persidangan
juga terdapat fakta hukum atau hal-hal yang menjadi pokok perselisihan, yaitu alasan
penolakan permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud para paragraf
sebelumnya.
E. Pendapat Majelis[4.16] Menimbang bahwa terhadap hal-hal yang menjadi perselisihan hukum di atas, Majelis
akan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap permasalahan hukum sebaga; berikut.
[4.17] Menimbang bahwa informasi yang dimohon adalah Salinan T apoian Hasil
Pemeriksaan Khusus Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomor:
01S.R.PS.03.01.22.09.608 tanggal 26 Agustus 2009.
[4.18] Menimbang bahwa di dalam jawaban atas permohonan informasi, Termohon
menyampaikan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan Itjen a quo belum dapat diberikan
mengingat dokumen tersebut termasuk informasi yanp i dak untuk dipublikasikan.
[4.19] Menimbang di dalam persidanga i Termohon menjelaskan bahwa LHP Itjen a quo
sudah selesai.
[4.20] Menimbang bahwa di da'am persidangan Termohon kembali menegaskan bahwa
salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Itjen atau LHP Khusus Itjen sebagaimana yang dimohon
oleh Pemohon tida’' daprt diberikan. Berdasarkan hasil rekomendasi KPK yang menyatakan
perlunya nenat'ran ase. Kementerian Kesehatan.
[4.211 M^idmbang bahwa aset Badan Publik merupakan informasi yang wajib tersedia setiap
s?ai berdasarkan Pasal 13 ayat (1) huruf h Perki SLIP yang menyatakan bahwa setiap Badan
pub)‘k wajib menyediakan informasi setiap saat yang sekurang-kurangnya; (h) data
perbendaharaan atau inventaris.
[4.22] Menimbang bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen LHP Khusus a quo, tidak ditemukan informasi pribadi di dalam LHP.
16
[4.23] Menimbang bahwa di dalam persidangan Termohon juga menegaskan bahwa alasan
lain tidak diberikannya salinan Laporan Hasil Pemeriksaan Itjen a quo atas kekhawatiran
dikarenakan belum adanya anggaran untuk ganti rugi kepada Pemohon dan pihak lain yang
telah membayar sejumlah uang untuk menempati rumah negara golongan III berdasarkan
perubahan kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan karena rekomendasi dari KPK.
[4.24] Menimbang bahwa pada tanggal 19 November 2009 Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum melalui surat Nomor: TN.0102.Cb/1225 perihal Penyerahan
Hak Milik Rumah dan Pelepasan Hak atas Tanah di Jalan Dr Sumeru Bogor (Bukv P-15),
pada pokoknya menyampaikan bahwa:1. Bahwa sesuai surat Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatin Njmor PL.
03.01 /III/O881/09 tanggal 28 September 2009 kepada Menten Pekerjaan Umum perihal permohonan tanggapan penertiban pengelolaan ru*r.m negara dan surat Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: 3115/01-122/08/21.% tanggal 11 Agustus 2009 perihal penertiban pengelolaan rumah negara terletak di Jalan Dr. Sumeru
2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Departemen Pekeijaan Umum belum dapat memproses penyerahan hak milik rumah dan pe.-pasan hak atas tanah yang diajukan oleh Karsono, dkk, sebelum ada kejelasan diu' Departemen Kesehatan.
[4.25] Menimbang bahwa tanggal 11 Agustus 2009 Pimpinan KPK menyampaikan Surat
kepada Menteri Kesehatan RI Nomor: 3115/01-12/08/2009 Perihal Penertiban Pengelolaan
Rumah Negara yang pada pokoknya merekomendasikan upaya pengembalian status rumah
negara yang telah dilunasi pemkvy?' m sewa-belinya oleh Karsono, dkk.
[4.26] Menimbang bahwa setelah ada rekomendasi dari KPK tersebut, Inspektorat Jenderal
Departemen KAseha+un juga menyampaikan LHP Khusus Itjen Nomor:
01S.R.PS.03.01./2 09.608 kepada Menteri Kesehatan yang pada pokoknya menyampaikan
hal setup,\ deraan KPK, yaitu merekomendasikan pengembalian status rumah negara yang
tela', ui'umsi pembayaran sewa-belinya oleh Karsono, dkk.
[4.27] Menimbang bahwa LHP Khusus Itjen Nomor: 01S.R.PS.03.01.22.09.608 sebagaimana
yang diminta Pemohon merupakan salah satu dasar atau dokumen pendukung dari terbitnya
surat Departemen Pekerjaan Umum tertanggal 19 November 2009 terkait dengan
penangguhan proses penyerahan hak milik rumah dan pelepasan hak atas tanah sebagaimana
dimaksud pada paragraf [4.24]
17
[4.28] Menimbang bahwa Pasal 11 ayat (1) huruf c UU KIP pada pokoknya menyatakan
bahwa Informasi Publik setiap saat yang wajib disediakan oleh Badan Publik antara lain: (c)
seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya.
[4.29] Menimbang bahwa Pasal 13 ayat (1) huruf b Perki SLIP menyatakan bahwa informasi
yang wajib disediakan setiap saat oleh Badan Publik antara lain: (b) informasi tentang
peraturan, keputusan dan/atau atau kebijakan Badan Publik yang sekurang-kurangnya
terdiri atas:1. dokumen pendukung seperti naskah akademis, kaiian atau pertimbanfdti yang
mendasari terbitnya peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut
2. masukan-masukan dari berbagai pihak atas peraturan, keputusan "tai kebijakan
tersebut3. risalah rapat dari proses pembentukan peraturan, keputusan atau Kebijakan tersebut
4. rancangan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut
5. tahap perumusan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut
6. peraturan, keputusan dan/atau kebijakan yang hdah diterbitkan.
[4.30] Menimbang bahwa alasan penolakan Ye1 mohon bukanlah berdasarkan atas pengujian
tentang konsekuensi sebagaimana yang d atui d, dalam Pasal 17 UU KIP.
[4.31] Menimbang salinan dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus Itjen a quo tidak
termasuk informasi yang dikecu?l:kan sebagaimana dimaksud Pasal 17 UU KIP.
[4.32] Menimbang keteiongan sebagaimana dimaksud pada paragraf [4.18] sampai dengan
paragraf [4.31 ], Majelis berpendapat bahwa dalil Termohon yang menyatakan menolak
memberikau informasi karena informasi a quo merupakan informasi yang dikecualikan
adalah udak berdasarkan hukum.
18
5. KESIMPULAN MAJELIS
Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di a ta s , Majelis Komisioner berkesimpulan:
[5.1] Komisi Informasi Pusat berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara
a quo.
[5.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing} untuk mengajukan permohonan
dalam perkara a quo.
6. AMAR PUTUSAN
Memutuskan,
[6.1]Mengabulkan permohonan Pemohon untuk selurunya.
[6.2] Menyatakan bahwa: Informasi yang diminta Pemohon berupa Salinan Laporan Hasil
Pemeriksaan Khusus Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomor:
01S.R.PS.03.01.22.09.608 tanggal 26 Agustus 2009 adalah inttnnasi terbuka.
[6.3] Memerintahkan Termohon untuk memberiku s.'Jinan dokumen sebagaimana dimaksud
dalam paragraf [6.2] dalam waktu selambaMtunitnya 10 (sepuluh) hari keija sejak salinan
putusan diterima oleh Termohon.
[6.4] Menetapkan biaya penggiv td?vn informasi dibebankan kepada Pemohon.
19
Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Henny S.
Widyaningsih selaku Ketua merangkap Anggota, Dono Prasetyo dan Amirudm masing-
masing sebagai Anggota, pada hari Jumat, 27 April 2012 dan diucapkan dalam Sidang
terbuka untuk umum pada hari Senin, 30 April 2012 oleh Majelis Komisioner yang nama-
namanya tersebut di atas, dengan didampingi oleh Ramlan Achmad sebagai Petugas
Kepaniteraan, serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon;
Petugas Kepaniteraan
(Ramlan Achmad)
20